LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biosistematika Hewan
Dosen pengampu:
Prof. Yayan Sanjaya, M.Si., Ph.D.
Dr. Any Aryani, M.Si.
Dr. Hernawati, S.Pt., M.Si.
Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd.
oleh:
Fairuz Mumtaz Firdaus 1909520
Indri Hardianti 1902039
Ira Nurhasanah 1901838
Luthfiah Zaakiyah Khuzaimah 1908193
Narti Nurhatifah 1906110
Nicky Firdaus Emitio Tiswana 1908190
Vannia Dewi Hartono 1903394
Yuni Yulis Setiawati 1901124
B. DASAR TEORI
Protozoa merupakan hewan dengan keanekaragaman yang banyak. Filum protozoa
merupakan hewan bersel satu (uniseluler). Kata protozoa berasal dari bahasa latin yang
terdiri dari dua kata (Proto= awal, dan zoon= hewan) (Kastawi et. al., 2003, hlm. 18).
Filum Protozoa memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Bersifat uniseluler dan umumnya bersifat mikroskopik,
2. Bentuk sel umumnya tetap kecuali rhizopoda,
3. Hidup hampir dalam semua habitat yang memungkinkan,
4. Umumnya hidup secara individual tetapi ada yang berkoloni, ada yang hidup bebas dan ada
yang melakukan simbiosis dengan organisme lain,
5. Bergerak dengan menggunakan alat gerak dapat berupa flagel, silia, atau pseudopodia,
6. Reproduksi aseksual umumnya dengan pembelahan biner, dapat juga pembelahan ganda.
Reproduksi seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan betiana, konjugasi atau
autogami,
7. Beberapa spesies dapat bertahan di lingkungan yang buruk dengan membentuk kista pada
beberapa spesies,
8. Cara memperoleh makanan ada yang bersifat saprozoik (memakan organisme yang telah
mati), holofitrik atau autogami (membuat makanannya sendiri melalui fotosintesis), saprofitik
(menyerap zat yang ada pada ingkunganya), holozoik (memakan organisme yang masih
hidup).
1. Struktur Tubuh
Bentuk protozoa bermacam-macam. Ada yang berbentuk tetap seperti bulat, oval,
lonjong bahkan adapula yang ukurannya berubah-ubah. Protozoa berbentuk tetap telah
memiliki kulit yang disebut pelliculus. Sitoplasma ada yang berwarna maupun transparan.
Struktur nukleus pada protozoa ada yang berbentuk bulat ada juga yang berbentuk oval.
Protozoa memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna makanan yang masuk
ke dalam tubuh protozoa, vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator, dan
vakuola stationari yang berisi cairan seperti minyak. Mitokondria pada protozoa berfungsi
sebagai suplai energi dalam pergerakannya.
2. Klasifikasi
Protozoa merupakan filum pertama dalam dunia hewan. Berdasarkan alat geraknya,
jenis-jenis protozoa dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:
a. Rhizopoda
Kelompok ini merupakan protozoa yang paling sederhana. Kelas Rhizopoda memiliki
organel yang kurang berkembang. Ciri khusus kelas ini adalah alat geraknya yang berupa
kaki semu (pseudopodium). Kaki semu merupakan penjuluran protoplasma sel. Kelas ini
terbagi menjadi 4 kelompok yaitu Amoeba, Foraminifera, Radiolaria, dan Heliozoa (Kastawi
et. al., 2003, hlm. 27).
b. Mastigophora
Kelas mastigophora (flagellata) merupakan kelas yang memiliki alat gerak berupa
flagel (bulu cambuk) sebagai alat gerak dewasa. Berdasarkan bentuknya flagellata
mempunyai 2 bentuk yaitu:
a) Fitoflagellata (berbentuk seperti tumbuhan) yang mengandung klorofil dan bersifat
fotosintetik. Contoh : Euglena viridis,
b) Zooflagellata (berbentuk seperti hewan) yang tidak mempunyai klorofil dan bersifat
heterotrof. Contoh : Trypanosoma & Leismania.
c. Ciliata
Ciri-ciri Ciliata yaitu :
1) Bergerak menggunakan rambut getar (silia).
2) Tubuhnya diperkuat oleh perikel, lapisan luar yang disusun oleh sitoplasma padat.
3) Mempunyai dua tipe inti sel (nukleus), yaitu makronukleus dengan mikronukleus.
4) Contoh hewan ciliata : Paramecium, Stylonychia, Didinium, Vorticella, Stentor,
Colpidium, Colpoda.
d. Sporozoa
Ciri-ciri Sporozoa yaitu :
1) Tidak memiliki alat gerak khusus,
2) Bersifat parasit dan memperoleh makanan secara saprofitik,
3) Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga skizogoni dan secara generatif
(seksual) disebut sporogoni,
4) Contoh: Plasmodium malariae, Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Monocystis.
C. ALAT DAN BAHAN
Tabel C.1. Daftar Alat
No. Nama Alat Jumlah Alat
1. Mikroskop Sederhana 2 buah
2. Object glass 5 buah
3. Cover glass 5 buah
4. Pipet tetes 5 buah
5. Kamera handphone 2 buah
6. Pinset 5 buah
7. Gunting bedah 1 buah
8. Jarum pentul 10 buah
9. Cawan petri 1 buah
10. Papan bedah 1 buah
11. Pisau bedah 1 buah
12. Tisu Secukupnya
13. Sarung tangan karet 2 buah
D. LANGKAH KERJA
Tabel D.1. Langkah kerja pembuatan air kultur jerami
Kemudian diamati di
mikroskop sederhana.
Air yang sudah diambil
perlakuan yang sama
diteteskan diatas object
diklakukan untuk air
glass.
kolam dan air sawah.
2 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Hymenestomatida
Familia : Parameciidae
Genus : Paramecium
Species : Paramecium putrinum
Gambar E.3
(Dok. Kelompok 1, 2021) Gambar E.4
(youtube.com)
3 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Flagellata
Ordo : Euglenida
Familia : Euglenaceae
Genus : Euglena
Species : Euglena intermedia
Gambar E.5
(Dok. Kelompok 1, 2021) Gambar E.6
(mikro-tuemplerforum.at)
4 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Sporozoa
Ordo : Eugragarinida
Familia : Monocystidae
Genus : Monocystis
Species : Monocystis lumbrici
Gambar E.7 Gambar E.8
(Dok. Kelompok 1, 2021) (workforce.calu.edu)
5 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Hymenostomatida
Familia : Cinetochilidae
Genus : Cinetochilum
Species : Cinetochilum
margaritaceum
6 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Hypotrichida
Familia : Oxytrichidae
Genus : Stylonychia
Species : Stylonychia mytilus
Gambar E.11
(Dok. Kelompok 1, 2021) Gambar E.12
(protist.i.hosei.ac)
7 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Flagellata
Ordo : Euglenida
Familia : Euglenaceae
Genus : Euglena
Species : Euglena deses
8 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Flagellata
Ordo : Euglenida
Familia : Euglenidae
Genus : Phacus
Species : Phacus pleuronectes
Gambar E.15 Gambar E.16
(Dok. Kelompok 1, 2021) (protist.i.hosei.ac)
9 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Holotrichida
Familia : Tetrahymenidae
Genus : Urotrichia
Species : Urotrichia fareta
Gambar E.17 Gambar E.18
(Dok. Kelompok 1, 2021) (Kushiro Hokkaido, 2005)
10 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Flagellata
Ordo : Volvocales
Familia : Volvocaeae
Genus : Volvox
Species : Volvox aureus
11 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Hypotrichida
Familia : Urostylidae
Genus : Urostyla
Species : Urostyla viridis
Gambar E.21
(Dok. Kelompok 1, 2021) Gambar E.22
(Ellicott Creek, 2003)
12 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Flagellata
Ordo : Euglenida
Familia : Phacaceae
Genus : Lepocinclis
Species : Lepocinclis steini
13 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Cilliata
Ordo : Holotrichida
Familia : Tetrahymenidae
Genus : Colpidium
Species : Colpidium colpoda
Gambar E.27
(Dok. Kelompok 1, 2021) Gambar E.28
(http://protist.i.hosei.ac.jp)
15 Regnum : Animalia
Phylum : Protozoa
Classis : Rhizopoda
Ordo : Tubulinea
Familia : Amoebidae
Genus : Amoeba
Species : Amoeba proteus
F. PEMBAHASAN
1. Classis Flagellata
A. Euglena deses
Euglena deses adalah spesies air tawar yang dominan dengan banyak varietas
morfologis yang ditandai dengan bentuk sel silinder memanjang, metaboly yang kuat,
banyak kloroplas diskoid dengan pirenoid telanjang dan biji-bijian paramylon
rodshaped di sitoplasma. Spesies ini ditandai dengan tubuh sel seperti cacing silindris
memanjang dan banyak diskoid kloroplas dengan pirenoid telanjang (Eric W. Linton,
2016).
B. Phacus pleuronectes
Phacus pleuronectes memiliki struktur yang datar dan berbentuk daun, dan
cytoskeleton kaku yang dikenal sebagai pellicle. Eukariota ini berwarna hijau, dan
memiliki flagelum tunggal yang memperpanjang panjang tubuh mereka. Mereka
secara morfologis sangat datar, kaku, berbentuk daun, dan mengandung banyak
kloroplas diskoid kecil. Phacus pleuronectes umumnya ditemukan di habitat air
tawar. Lingkungan planktonik Phacus pleuronectes umumnya ditemukan termasuk
rawa, parit, parit, kolam dan bahkan sawah diseluruh Amerika Utara dan di dunia
(Kim, Jong Im, 2014).
C. Volvox aureus
Volvox aureus selnya berbentuk tunggal, ovoid atau bulat yang berisi dua flagella
dan muncul seperti bola mengambang menit dengan ukuran pinhead. Pangkal flagella
memiliki kloroplas berbentuk cangkir tunggal. Setiap sel melekat satu sama lain
dengan untaian sitoplasma. Setiap sel memiliki eyespot merah di permukaannya. Sel-
sel anterior dari koloni tertentu Volvox memiliki kemampuan fototatik sementara sel
posterior melakukan reproduksi. Ukuran koloni Volvox berkisar antara 100-6000 μm.
Volvox lebih suka hidup di badan air kaya nutrisi seperti danau, kolam renang, kanal,
selokan, dll. Setiap sel koloni Volvox menghasilkan lendir yang membuat koloni
berbeda atau tidak mencolok. Mereka menunjukkan gerakan flagellar. Dalam hal ini,
flagella dari semua sel koloni melakukan tindakan simultan di mana seluruh koloni
berguling di atas permukaan air. Selain itu, eyespot mengontrol pergerakan flagella
karena mereka adalah organ fotoreceptive. Mereka bereproduksi baik secara aseksual
maupun seksual (M. Nazrul Kabir, 2021).
D. Lepocinclis steini
Lepocinclis steini memiliki tubuh kurang lebih ovo-silindris; kaku dengan
pellicle yang disindir spiral; seringkali dengan proyeksi spinous posterior pendek;
stigma kadang-kadang hadir; kromofor diskodal banyak dan marjinal; tubuh
paramylum biasanya besar dan berbentuk cincin, dibuang secara lateral; tanpa
pirenoid; air tawar. Kloroplas banyak dan diskoid, dan tubuh paramylum biasanya
dua, besar dan berbentuk cincin. Memiliki vakuola makanan dan vakuola berdenyut,
untuk mencerna dan mengeluarkan sisa makanannya. Mempunyai inti, kloroplas,
bintik mata, dan cytostoma serta tidak mempunyai cangkang (Anonim, 2005).
E. Euglena intermedia
Euglena intermedia merukapakan organisme bersel tunggal dengan susunan sel
eukariot. Sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel
berprotein, yang berada didalam plasmalema. Pada dasarnya euglenoid memiliki dua
buah flagel tipe cambuk berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang
terletak pada satu barisan sepanjang flagel (Anonim, 2013).
2. Classis Rhizopoda
Amoeba proteus memiliki pseudopodia. Selain pseudopodia, Amoeba proteus
dapat digambarkan sebagai uniseluler, tidak berwarna, atau transparan. Amoeba
proteus memiliki sifat amorf dan terus berubah bentuk dan bentuk. Amoeba proteus
adalah organisme hetereotrof karena tidak memiliki klorofil. Vakuola makanan
terletak di endoplasm. Vakuola makanan pada tubuh amoeba proteus bukanlah
organel sesungguhnya dikarenakan sifatnya yang ada dan tidak ada. Hal ini dikarekan
saat makan, terjadi lekukan pada tubuh Amoeba dan membentuk vakuola yang
kemudian akan dirombak oleh enzim pada amoeba. Setelah perombakan, vakuola
akan menghilang dan terbentuk kembali. Amoeba juga memiliki vakuola kontraktil.
Menurut Patry (2011), Amoeba proteus lebih suka berada di habitat kolam yang
bersih dari air tawar. Hal ini ditemukan dalam ekosistem makanan berselaput besar
yang banyak mengandung ganggang dan tanaman sehingga cahaya yang masuk
sedikit dan akan berlindung di bawah sesuatu yang memberikan keteduhan, biasanya
bantalan lilly.
3. Classis Cilliata
A. Paramecium caudatum
Paramecium caudatum mempunyai bentuk yang sisi ujung depannya
tumpul, serta sisi belakangnya meruncing, hingga nampak seperti bentuk telapak
kaki atau sepatu. Badannya terbagi dalam satu sel, sisi luarnya ada selaput
pembungkus yang diberi nama pelikel, selaput ini pastinya amat elastis.
Badannya diselimuti oleh beberapa ratus silia. Memiliki dua vakuola yaitu
vakuola kontraktil sebagai osmoregulasi serta pembuangan sampah, serta
vakuola makanan untuk mengolah makanan. Mempunyai dua nukleus yakni
makronukleus serta mikronukleus.
Menurut Anonim (2011), Ukuran badannya sekitar pada 120 hingga 300
mikron. Bagian ektoplasma mempunyai trikosit atau alat pertahanan tubuh. Di
samping bawah bagian interior ada celah mulut (oral groove) yang masuk ke arah
dalam jadi mulut sel atau sitostoma. Lalu berlanjut ke kerongkongan atau
sitofaring gulet. Di belakang celah mulut ada anus atau sitopige yang bakal
mengeluarkan hasil pencernaan serta bekas makanan. Reproduksi dijalankan
dengan vegetatif serta generatif. Reproduksi secara vegetatif yaitu dikerjakan
lewat cara pembelahan biner. Mikronukleus alami pembelahan secara mitosis
jadi dua, lalu makronukleus membelah juga. Lalu sitoplasma membelah secara
tranversal (sitokinesis) serta terbentuk dua sel Paramecium yang mempunyai sisi
yang sama. Paramecium bisa melakukan pemisahan hingga empat kali sehari.
B. Paramecium putrinum
Paramecium putrinum adalah cilliata berbentuk sandal yang ditemukan
di lingkungan air beroksigen, Paramecium putrinum makan di dekat bahan
vegetatif. Organisme ini cukup umum dan dapat dengan mudah diperoleh dari
perairan dangkal Sungai Connecticut. Ini adalah yang terkecil dari Paramecium,
mencapai panjang 70-140 um. Meskipun ukurannya kecil, Paramecium putrinum
yang paling lincah dari species Paramecium yang lainnya, mampu membungkuk
kembali pada dirinya sendiri dan berkontorting dengan cara yang meniru cairan,
gerakan ameboid. Paramecium putrinum adalah organisme kosmopolitan dan
telah ditemukan di habitat yang cocok di seluruh Amerika Serikat dan Kanada.
Distribusi lokal dibantu oleh transportasi di air banjir, bulu basah mamalia dan
aktivitas manusia. Distribusi global spesies serupa diyakini sebagai hasil dari
putusnya Pangea benua super lebih dari 200 juta tahun yang lalu. Benua ini
adalah rumah bagi paramecia leluhur yang kemudian dipisahkan oleh hanyut
kontinental. Paramecium fosil tertua yang dilaporkan ditemukan dalam sepotong
amber yang berasal dari periode Kapur, lebih dari 65 juta tahun yang lalu.
C. Cinetochilum margaritaceum
Cinetochilum margaritaceum bentuk tubuhnya oval ke ellipsoid, cillia
hanya ada pada permukaan ventral, 3 atau 4 silia ekor; rongga buccal di bagian
posterior kanan sel, membran yang terletak di kedua tepi rongga buccal, yang
kanan membentuk saku; 1 macronucleus bulat dan 1 mikronukleus di bagian
tengah sel; 1 uap kontraktil dekat dengan ujung posterior kiri; trichocysts hadir di
seluruh tubuh. Terdapat di dalam air segar dan payahan (Perty, 1852).
D. Urotrichia fareta
Urotrichia fareta ditemukan pada air kultur jerami, bergerak dengan
menggunakan silia. Mempunyai vakuola makanan dan vakuola berdenyut, untuk
mencerna dan mengeluarkan sisa makanannya. Mempunyai inti dan cytostoma
serta tidak mempunyai cangkakng, kloroplas, dan bintik mata.
E. Urostyla viridis
Urostyla viridis ditemukan pada air kultur jerami, bergerak dengan
menggunakan silia. Mempunyai vakuola makanan untuk mencerna dan
mengedarkan makanan dan vakuola berdenyut untuk mengeluarkan sisa
makanannya. Mempunyai inti dan cytostoma serta tidak mempunyai cangkakng,
kloroplas, dan bintik mata.
F. Stylonychia mytilus
Stylonychia mytilus adalah ciliate di mana silia menyatu menjadi cirri,
yang digunakan untuk berenang dan sebagai kaki ketika merangkak di sekitar
puing-puing. Anda dapat melihat pemandangan sisi datar dan "kaki" saat ia
menjelajahi sedikit kotoran (Anonim).
G. Colpidium colpoda
Colpidium colpoda adalah cilliata hidup bebas yang biasa ditemukan di
banyak lingkungan air tawar termasuk sungai, sungai, danau, dan kolam di
seluruh dunia. Colpidium colpoda juga sering ditemukan menghuni pabrik
pengolahan air limbah. Spesies ini digunakan sebagai indikator kualitas air dan
kinerja pabrik pengolahan limbah (Anonim, 2017).
H. Nassula gracilis
Nassula gracilis bentuknya lonjong dengan vestibulum yang menjorok.
Adapun ciri-ciri dan sifat-sifatnya antara lain memiliki vakuola makanan,
vakuola berdenyut, dan memiliki inti sel. Nassula gracilis tergolong ke dalam
Kelas Ciliata dan Ordo Holotrichida yang bergerak menggunakan rambut getar.
4. Classis Sporozoa
Monocystis lumbrici merupakan jenis sporozoa yang hidup di dalam vesicula
seminalis cacing tanah baik secara intraselular maupun ekstraselular. Siklus hidup
Monocystis lumbrici awalnya dengan peleburan antara makrogamet dan mikrogamet
membentuk zigot. Setelah itu zigot berkembang untuk membentuk spora dan
membentuk dinding yang keras. Bentuk sporanya seperti gelendong yang di
dalamnya mengandung delapan sporozoit. Bila spora itu pecah maka masing-masing
sporozoit akan tersebar ke luar dan masuk ke dalam sel induk sperma dari hospesnya.
Di tempat ini sporozoit akan menjadi matang dan dewasa. Sporozoit yang sudah
dewasa ini disebut dengan trophozoit. Trophozoit lalu akan mencari pasangannya.
Trophozoit yang sudang berpasangan akan dibungkus dengan dua lapisan dinding.
Dinding luar ini disebut epicyst, sedangkan dinding dalamnya disebut endocyst.
Setelah itu masing-masing trophozoit akan membelah, membentuk sel-sel kecil yang
sama besarnya yang disebut makrogamet dan mikrogamet. Makrogamet dan
mikrogamet ini akan melebur lagi menjadi zigot dan proses pembentukan spora
hingga menjadi zigot lagi pun akan terus berulang membentuk siklus.
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap species tersebut sehingga
dimasukkan pada classis yang berbeda? Tulislah perbedaan-perbedaan
Jawaban :
● Flagellata: bergerak dengan flagellum, memiliki inti, bintik mata, dan kloroplast
● Rhizopoda: dinding tubuh plasmolemma dan bentuknya berubah- ubah, bergerak
dengan pseudopodium.
● Cilliata: dinding tubuh berupa pellicle, bentuk relatif tetap, bergerak dengan
cillia, inti lebih dari satu.
● Sporozoa: tidak memiliki alat gerak, bergerak dengan sel itu sendiri.
4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari species-species protozoa yang anda temukan:
- Paramaecium caudatum, resisten terhadap logam tembaga yang tinggi di perairan, karena
itu dapat digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan serta sebagai pengendali
populasi bakteri tanah dan membantu penyuburan tanah.
- Tokyo telah mulai memasarkan produk makanan dan minuman berbasis Euglena mulai
tahun 2005.
- Volvox aureus, sebagai pakan alami serta sebagai sumber vitamin dan imunospinulla
senyawa yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan.
- Amoeba, berperan penting dalam kehidupan sebagai pengendali populasi bakteri, sebagai
pemangsa atau predator.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenaik Filum Protozoa,
Lengkapilan tabel berikut ini :
Filum Protozoa
H. KESIMPULAN
• Protozoa terbagi ke dalam empat kelas yaitu, Kelas Ciliata, Flagellata,
Rhizopoda, dan Sporozoa. Karakteristik pada Ciliata, Flagellata dan Rhizopoda
adalah sama sama memiliki vakuola kontraktil, nukleus, endoplasma dan
ektoplasma. Mereka sama sama uniseluler.
• Protozoa merupakan organisme yang paling sederhana yang hanya memiliki
satu sel, tidak memiliki organ ataupun jaringan. Umumnya hidup bebas di
dalam air atau bersifat parasit pada hewan lain secara individu, tetapi ada
juga yang berkoloni. Cara mengambil makanannya pun ada yang saprozoik,
holozoik, dan holofitik. Perbedaan antara Rhizopoda, Ciliata dan Flagellata
adalah perbedaan dalam alat geraknya, cara bergeraknya, eyespot yang hanya ada
pada Flagellata, vakuola makanan yang hanya ada pada Rhizopoda dan Ciliata,
kloroplas pada Flagellata dan sitostoma yang ada hanya pada Ciliata.
• Dari setiap species yang ditemukan memiliki kesamaan, antara lain
memiliki inti sel, terdapat vakuola makanan dan vakuola kontraktil, seta alat
gerak yang memang tiap kelasnya berbeda alatnya, bahkan ada yang tidak
memiliki alat gerak layaknya sporozoa. Selain memiliki kesamaan, setiap spesies
memiliki perbedaan juga, yang paling jelas bisa dilihat dari alat geraknya,
dari kelas Ciliata yang memiliki alat gerak silia, kelas Flagellata yang
memiliki flagel, kelas Rhizopoda/Sarcodina yang memiliki kaki semu dan kelas
Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak. Pada penelitian yang telah dilakukan
terdapat beberapa species yang sudah teridentifikasi antara lain :
1. Classis Flagellata ; Euglena deses, Phacus pleuronectes, Volvox
aureus, Lepocinclis steini, Euglena intermedia,
2. Classis Cilliata ; Paramecium caudatum, Cinetochilum
margaritaceum, Urotrichia fareta, Paramecium putrinum,
Urostyla viridis, Stylonychia mytilus, Colpidium colpoda, Nassula
gracilis.
3. Classis Rhizopoda ; Amoeba proteus
4. Classis Sporozoa ; Monocystis lumbrici
Anonim. 2005. (Online). Diakses dari : Lepocinclis Morphology (nies.go.jp) (27 Februari 2021).
Dr. A. K. M. Nazrul Kabir. 2021. Volvox : Characteristics, Structure, and Reproduction. Online :
Volvox : Characteristics, Structure, and Reproduction | Biology EduCare (27 Februari
2021).
Eric W. Linton. 2016. Morphological and genetic diversity of Euglena deses group
(Euglenophyceae) with emphasis on cryptic species. Department of Biology, Central
Michigan University, Mt. Pleasant, MI 48859, USA
Kim, Jong Im; Shin, Woongghi (2014-10-01). "Molecular Phylogeny and Cryptic Diversity of the
Genus Phacus (Phacaceae, Euglenophyceae) and the Descriptions of Seven New Species".
Journal of Phycology. 50 (5): 948–959.
Perty. (1852). (Online). Diakses dari : Cinetochilum Morphology (nies.go.jp) (27 Februari 2021).
R, HADI WIDJAYA. (1998). UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN NIMBA (Azadirachta indica A.
Juss) TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN POPULASI Paramecium caudatum
Ehrenberg. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Airlangga
Surabaya.
Vitalocha, Galuh A.D., dkk. (2012). Resistensi Paramaecium caudatum terhadap Logam
Tembaga (Cu) dengan Pemberian Pakan Pseudomonas fluorescens pada Media Jerami.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
Gambar E.20. Volvox aureus. (20 Februari 2021). Volvox aureus Ehrenb. | Nordic Microalgae.
Gambar E.22. Urostyla viridis. (20 Februari 2021). Urostyla - Droplet Photo Gallery (pirx.com)
Gambar E.24. Lepocinclis steini. (20 Februari 2021). Protist Images: Lepocinclis (hosei.ac.jp)
Gambar E.26. Colpidium colpoda. (25 Febuari 2021).
https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Colpidium_colpoda
&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search
Gambar E.28. Nassula gracilis. (25 Febuari 2021).
http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Images/Ciliophora/Nassula/sp_5.html
Gambar E.30. Amoeba proteus. (25 Febuari 2021). https://fineartamerica.com/