Anda di halaman 1dari 23

PHYLUM PORIFERA

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Zoologi Invertebrata
Dosen pengampu:
Ammi Syulasmi, Dra., M.S.
Rini Solihat, M.Pd.

oleh:
Kelas Biologi A 2015
Kelompok 7
Devi Karsiti Nur Solihat (1500562)
Fathimah Dini Hanifah (1507549)
Fira Luthfita Nirmala (1500085)
Jembar Galih Ramiati (1500255)
Naufal Ahmad Muzakki (1505601)
Vasca A. P. Sihombing (1504426)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
A. Judul Praktikum
Laporan praktikum berjudul Phylum Porifera
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 01 Maret 2016
Pukul : 07.00-09.30
Tempat : Laboratorium Struktur Hewan
C. Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum mengenai phylum Porifera adalah sebagai
berikut:
1. mengetahui contoh hewan yang termasuk ke dalam phylum porifera;
2. mengetahui ciri-ciri phylum porifera berdasarkan contoh hewan yang diamati;
3. dapat mengidentifikasi kelompok hewan berdasarkan kerangka tubuh;
4. mengetahui persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh tiap spesies yang
diamati;
5. mengetahui ciri-ciri khas tiap classis phylum porifera;
6. mengetahui fisiologi phylum porifera.
D. LANDASAN TEORI
Hewan spons (“sponges”) atau disebut juga sebagai kelompok Porifera
merupakan hewan multiseluler yang primitif. Tubuhnya tidak memiliki jaringan
maupun organ yang sesungguhnya. Semua hewn dewasa anggota dari phylum
porifera bersifat menempel atau menetap/sesil pada suatu dasar dan hanya
menunjukan sedikit gerakan.
Kata “porifera” berasal dari kata bahasa latin, porus + ferra, porus berarti
lubang kecil (dalam bentuk tunggal= porus sedangkan dalam bentuk jamak=
pori), sedangkan ferra berarti mengandung atau mengemban. Kata tersebut untuk
menunjukkan akan kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu hewan yang
memiliki banyak lubang kecil dan bila disingkat cukup disebut hewan berpori.
Bila dibandingkan dengan susunan tubuh Protozoa maka susunan tubuh
Porifera sudah lebih kompleks, sebab tubuhnya tidak terdiri atas satu sel
melainkan telah tersusun atas banyak sel. Walaupun sudah tersusun atas banyak
sel, tetapi sel-selnya masih cenderung bekerja secara mandiri (individual), artinya
belum ada koordinasi antara sel satu dengan yang lain. Dengan demikian Porifera
dimasukkan dalam golongan metazoan (hewan multiselluler) tingkat rendah,
karena jaringan tubuh yang dimilikinya masih dalam bentuk sederhana dan belum
mempunyai apa yang disebut organ tubuh, susunan syaraf serta saluran
pencernaan makanan.
1. Ciri Khusus
Dapat diperinci bahwa tubuh Porifera mempunyai ciri-ciri khusus sebagai
berikut:
a) tubuh porifera memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari sistem
kanal (saluran air) yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan
lingkungan internal;
b) tubuh porifera tidak dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks
(appendages) dan bagian tubuh yang dapat digerakkan;
c) tubuh porifera belum memiliki sistem saluran pencernaan makanan,
adapun perncernaannya berlangsung secara intraselular;
d) tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas
bentuk kristal dari spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari
bahan organik.
2. Struktur Tubuh
Ukuran tubuh hewan spons sangat bervariasi, kebanyakan spons kalkareus
berukuran kira-kira sebesar butir padi, tetapi sebuah spons yang besar bisa
memiliki tinggi dan diameter beberapa meter. Beberapa jenis hewan ini
bersimetri radial, tetapi kebanyakan tidak teratur atau asimetris, yang
menampakkan bentuk/pola masif (seperti sebongkah batu), tegak, pipih melebar
dan menempel (“encrusting”), atau bercabang-cabang.
Arsitekstur tubuh spons sangatlah unik berkaitan dengan sistem kanal atau
saluran air dan sifatnya yang sesil. Struktur dasar dan histologi dari spons dapat
dimulai dengan meneliti bentuk radial yang primitif. Struktur tipe yang
sederhana ini disebut askonoid. Tipe ini bentuknya menyerupai tabung dan
kecil. Spons askonoid umumunya tidak soliter, tetapi merupakan kumpulan dari
tabung yang bagian dasarnya fusi menjadi satu. Bagian permukaan tubuh spons
askon berlubang-lubang kecil (pori) yang disebut prosopil yang merupakan
tempat masuknya air dari luar. Pori masuk akan bermuara pada spongocoel
(rongga sentral) dan rongga sentral tersebut bermuara pada sebuah lubang besar
yang disebut oskulum.
Dinding tubuh Porifera relatif sederhana, bagian permukaan luar tertutupi
oleh sel-sel pipih yang disebut pinakosit, dan secara keseluruhan disebut
pinakoderm. Setiap pori dibentuk oleh porosit, sebuah sel yang bentuknya
seperti tabung pendek yang memanjang dari permukaan luar sampai ke
spongocoel. Lubang dari porosit sebagai lubang masuknya air, disebut ostium.
Kerangka tubuh relatif kompleks dan dapat menjadi penyokong bagi sel-sel
hidup pada tubuh hewan spons. Kerangka tubuh dapat tersusun dari spikula
kapur, spikula silika, serabut protein spongin, atau kombinasi dari dua jenis
dengan yang terakhir.
3. Habitat
Kira-kira hanya 150 spesies spons hidup di perairan tawar, sedangkan
sebagian besar kira-kira 5000 spesies hidup di laut. Hewan spons umumnya
hidup menempel pada substrat dasar pantai yang berupa bebatuan, cangkang,
koral dari karang potongan-potongan kayu yang terendam, bahkan beberapa
spesies dapat hidup pada dasar berpasir yang halus atau dasar yang berlumpur.
Sebagian besar berhabitat di laut dangkal tetapi beberapa kelompok, termasuk
spons kaca, hidup di laut dalam.
Kira-kira dari 5000 spesies hewan spons yang telah terdeskripsikan,
berdasarkan pembentuk rangkanya, Porifera dapat dikelompokkan menjadi 4
classis (Ruppert dan Barnes, 1994) atau 3 classis (Hegner dan Engemann,
1968). Classis-classis tersebut adalah; 1) Classis Calarea atau Calcispongia, 2)
Classis Hexactinellida atau Hyalospongiae, 3) Classis Demospongiae, dan satu
classis lagi menurut beberapa ahli, yakni classis Sclerospongiae.
E. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang Digunakan
No. Alat yang digunakan Jumlah
1. Mikroskop binokuler 2 buah
2. Pisau silet 8 buah
3. Cover glass 8 buah
4. Object glass 8 buah
5. Pipet tetes 2 buah
6. Cawan petri 8 buah
Tabel 2. Bahan yang Digunakan
No. Bahan yang digunakan Keterangan
1. Larutan HCl Secukupnya
2. Spesimen Porifera kering 8 buah
3. Awetan basah Porifera 7 buah
4. Larutan Aquades Secukupnya
F. Langkah Kerja
1. Awetan Basah Porifera

Amati setiap awetan basah Gambar dan tulis keterangan


dengan seksama mengenai klasifikasi dari awetan basah
bagian dan bentuk tubuhnya. yang telah diamati.

Lakukan lagi pengamatan


dengan cara yang serupa
untuk awetan basah lainnya.
2. Spesimen Porifera Kering

Siapkan mikrioskop
Siapkan object glass
binokuler sebanyak dua
dan cover glass.
untuk setiap kelompok.

Letakkan 8 buah spesimen


Iris tipis bagian tubuh
kering ke atas cawan petri
spesimen kering dengan
yang berbeda satu sama lain.
menggunakan pisau silet.

Tetesi irisan tersebut dengan


Letakkan hasil
aquades sebanyak 1-2 tetes dengan
irisan ke atas object
menggunakan pipet tetes.
glass.

Lakukan pengamatan mengenai


Tutupi preparat
kerangka tubuh preparat di bawah
dengan cover glass.
mikroskop binokuler.

Setelah menemukan bentuk Lakukan pengamatan di


kerangka dari preparat yang bawah mikroskop
diamati, tetesi preparat mengenai meluruh atau
dengan larutan HCl tidaknya kerangka tubuh.
sebanyak 1-2 tetes.

Catat hasil pengamatan


di buku laporan.
G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Klasifikasi Awetan Basah Porifera
No Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Referensi
1 Kingdom: Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Halichondrida
Family : Halichondridae Gambar 1.1 a Halichondria Gambar 1.1 b

Genus : Halichondria sp Halichondria sp

Species : Halichondria sp (Dokumentasi A 7, 2016) (Adams, 2005)

2 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Family : Spongiidae Gambar 1.2 a Hippospongia Gambar 1.2 b

Genus : Hippospongia sp Hippospongia sp

Species : Hippospongia sp (Dokumentasi A 7, 2016) (Raffles, 2016)

Kingdom : Animalia
3 Phylum : Porifera
Classis : Calcarea
Ordo : Leuconsolenida
Family : Sycettidae Gambar 1.3 a Scypha sp Gambar 1.3 b Scypha sp

Genus : Scypha (Dokumentasi A 7, 2016) ( Heyymichelle, 2016)

Species : Scypha sp
4 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Haplosclerida
Family : Spongillidae Gambar 1.4 a Spongilla sp Gambar 1.4 b Spongilla sp

Genus : Spongilla (Dokumentasi A 7, 2016) (Blake Barron, 2008)

Species : Spongilla sp
5 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Haplosclerida
Family : Chalinidae Gambar 1.6 a Halichona sp Gambar 1.6 b

Genus : Halichona (Dokumentasi A 7, 2016) Halichona sp

Species : Halichona sp (Tanpa Nama, 2015)

6 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Haplosclerida
Family : Chalinidae Gambar 1.7 a Haliclona sp Gambar 1.7 b Haliclona

Genus : Haliclona (Dokumentasi A 7, 2016) sp

Species : Haliclona sp (Jason Gregory,2015)


Tabel 4. Preparat Segar Hasil Kerikan Kering Porifera

Gambar Pengamatan
Sebelum Setelah
No Klasifikasi Awetan
Direaksikan Direaksikan
Kering
HCl HCl
1 Kingdom : Animalia
Phyllum : Porifera
Classis : Demo-
spongiae
Gambar 2.1 a Gambar 2.1 b Gambar 2.1 c
Cawan Petri: A
Cawan Petri A Cawan Petri A Cawan Petri A
(Dokumentasi (Dokumentasi (Dokumentasi
A, 2016) A, 2016) A, 2016)
2 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demo-
spongiae
Gambar 2.2 a Gambar 2.2 b Gambar 2.2 c
Cawan Petri: B
Cawan Petri B Cawan Petri B Cawan Petri B
(Dokumentasi (Dokumentasi (Dokumentasi
A, 2016) A, 2016) A, 2016)

3 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Calcarea
Cawan Petri: C
Gambar 2.3 a Gambar 2.3 b Gambar 2.3 c
Cawan Petri C Cawan Petri C Cawan Petri C
(Dokumentasi (Dokumentasi (Dokumentasi
A, 2016) A, 2016) A, 2016)
4 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Hexac-
tinellida
Gambar 2.4 a Gambar 2.4 b Gambar 2.4 c
Cawan Petri: D
Cawan Petri D Cawan Petri D Cawan Petri D
(Dokumentasi (Dokumentasi (Dokumentasi
A, 2016) A, 2016) A, 2016)
5 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Calcarea
Cawan Petri: E
Gambar 2.5 a Gambar 2.5 b Gambar 2.5 c
Cawan Petri E Cawan Petri E Cawan Petri E
(Dokumentasi (Dokumentasi (Dokumentasi
A, 2016) A, 2016) A, 2016)
6 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demo-
spongiae
Gambar 2.6 a Gambar 2.6 b Gambar 2.6 c
Cawan Petri: F
Cawan Petri F Cawan Petri F Cawan Petri F
(Dokumentasi (Dokumentasi (Dokumentasi
A, 2016) A, 2016) A, 2016)

7 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demo-
spongiae
Gambar 2.7 a Gambar 2.7 b Gambar 2.7 c
Cawan Petri: G
Cawan Petri G Cawan Petri G Cawan Petri G
(Dokumentasi (Dokumentasi (Dokumentasi
A, 2016) A, 2016) A, 2016)
8 Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demo-
spongiae
Gambar 2.8 a Gambar 2.8 b Gambar 2.8 c
Cawan Petri: H
Cawan Petri H Cawan Petri H Cawan Petri H
(Dokumentasi (Dokumentasi (Dokumentasi
A, 2016) A, 2016) A, 2016)

H. Pembahasan
a. Awetan Basah
1. Halichondria sp
Spesies ini dapat ditemukan pada saat air surut yang menempel pada
bebatuan di laut. Spesies ini terlihat seperti pinggiran roti yang tebal dan
memiliki pori seperti lubang gunung berapi, yang mana pori tersebut
merupakan pori ekskresi. Cara reproduksinya seksual yaitu dengan
melepaskan sel telur dan sperma ke dalam air, dan juga aseksual dengan
cara melepaskan diri dan membiarkan bagian tubuh yang terpisah tersebut
terbawa air hingga menempel di satu tempat dan tumbuh disana.
Sebagaimana hewan porifera lainnya Halichondria sp. memiliki pori dan
rongga di seluruh tubuh. Secara spesifik berbentuk tabung bercabang.
Halicondria sp memiliki osculum yang berfungsi untuk pembuangan sisa
hasil metabolisme. Halicondria sp memiliki kerangka yang terbentuk dari
serabut spongin, dilihat dari tubuhnya yang berongga dan terlihat rapuh.
Spesies ini termasuk classis Demospongiae.
2. Hippospongia sp
Spesies ini memiliki warna abu-abu keunguan dan sekilas terlihat
seperti daging. Spesies ini memiliki osculum yang tersebar dipermukaan
atas dan juga spongocoel sebagai salurannya. Memiliki kerangka yang
terbentuk dari serabut spongin dan spikula silikat menjadikannya
termasuk kedalam classis Demospongiae. Secara spesifik, memiliki
bentuk yang terlihat padat dan seperti daging.
3. Scypha sp
Scypha, juga disebut sycon, salah satu genus dari spons laut dari
classis Calcarea, ditandai dengan bentuk tubuh menjari dikenal sebagai
tipe syconoid struktur. Dalam spons syconoid, masing-masing "jari," yang
dikenal sebagai kanal radial, dilubangi dengan banyak pori-pori kecil di
mana air masuk ke dalam rongga pusat tunggal. Air keluar melalui
osculum, atau bukaan besar, di ujung. Air didorong melalui spons dengan
pemukulan banyak mirip rambut silia yang melapisi rongga pusat. Spesies
Scypha tumbuh hanya sekitar 2 atau 3 cm (sekitar 1 inci) panjangnya.
Sebagaimana classis Calcarea lainnya, kerangka tubuhnya tersusun dari
spikula kapur.
4. Spongilla sp
Spesies ini termasuk classis Demospongiae yang hidup air tawar
biasanya ditemukan di bawah batu. Spongilla bereproduksi secara
vegetatif dengan membentuk tunas luar (archeocyte) dan reproduksi
secara generatif dengan membentuk tunas dalam/gemule. Gemule ini
dibentuk oleh beberapa buah archeocyte yang melebur dan membentuk
dinding tebal sehingga tahan terhadap kondisi lingkungan merugikan.
Apabila kondisi lingkungan membaik gemule dapat tubuh menjadi
individu baru. Adapun bentuk tubuhnya mirip daun tumbuhan.
5. Halicondrina sp
Spesies ini hampir mirip dengan spesies Halichondria sp. Spesies ini
memiliki lubang pori sebagai organ ekskresi. Cara reproduksinya seksual
yaitu dengan melepaskan sel telur dan sperma ke dalam air, dan juga
aseksual dengan cara melepaskan diri dan membiarkan bagian tubuh yang
terpisah tersebut terbawa air hingga menempel di satu tempat dan tumbuh
disana. Spesies ini termasuk classis Demospongiae dan memiliki bentuk
tubuh yang berongga serta kerangka tubuhnya tersusun dari spongin.
6. Halichona sp
Halichona sp merupakan salah satu spesies dari familia yang sama
dengan Haliclona sp. Spesies ini memiliki bentuk tubuh yang hamper
mirip dengan Haliclona sp sehingga terkadang sulit menemukkan
perbedaan di antara keduanya. Lubang porinya tidak terlihat karena
ukurannya yang kecil. Kerangka tubuh Halichona sp tersusun dari silikat
yang membentuk struktur tubuh yang padat.
7. Haliclona sp
Dikenal sebagai sponge biru, Haliclona sp merupakan spesies yang
terkenal sebagai hiasan akuarium karena tubuhnya yang berwarna biru-
ungu. Haliclona sp hidup di terumbu dangkal di seluruh Samudera
Hindia. Meskipun begitu, Haliclona sp yang kami amati tidak berwarna
biru maupun ungu, lebih seperti kuning-hijau berlumut. Lubang porinya
tidak terlihat karena ukurannya yang kecil. Kerangka Haliclona sp
tersusun dari serabut spongin dan silikat, dilihat dari tubuhnya yang
terlihat padat.
b. Awetan Kering
1. Cawan Petri A
Spesies pada cawan petri A merupakan salah satu hewan dari classis
Demospongiae. Pada spesies setelah mendapat perlakuan penambahan
HCl, kerangka tubuh spesies tidak mengalami peluruhan. Spesies juga
memiliki spongin dan tidak membentuk spikula saat diamati di bawah
mikroskop.
2. Cawan Petri B
Spesies pada cawan petri B merupakan salah satu hewan dari classis
Demospongiae. Pada spesies setelah mendapat perlakuan penambahan
HCl, kerangka tubuh spesies tidak mengalami peluruhan. Spesies
memiliki spongin dan juga silikat dimana silikat ini membentuk spikula
dengan bentuk monokson.
3. Cawan Petri C
Spesies pada cawan petri C merupakan salah satu hewan dari classis
Calcarea. Pada spesies setelah mendapat perlakuan penambahan HCl,
kerangka tubuh spesies mengalami peluruhan karena kerangka tubuh
terbuat dari zat kapur. Spesies memiliki bentuk spikula monokson.
4. Cawan Petri D
Spesies pada cawan petri D merupakan salah satu hewan dari classis
Hexactinellida. Kerangka tubuh spesies ini terbuat silikat dan memiliki
bentuk spikula amphidis, yaitu bentuknya seperti barbel.
5. Cawan Petri E
Spesies pada cawan petri E merupakan salah satu hewan dari classis
Calcarea. Kerangka tubuh spesies ini terbuat zat kapur sehingga ketika
ditambahkan HCl kerangka tubuh spesies ini mengalami peluruhan.
Bentuk spikula spesies ini adalah monoakson.
6. Cawan Petri F
Spesies pada cawan petri F merupakan salah satu hewan dari classis
Demospongiae. Kerangka tubuh spesies ini terbuat spongin dan tidak
memiliki bentuk spikula.
7. Cawan Petri G
Spesies pada cawan petri G merupakan salah satu hewan dari classis
Demospongiae. Kerangka tubuh spesies ini terbuat spongin dan
tidakmemiliki bentuk spikula.
8. Cawan Petri H
Spesies pada cawan petri H merupakan salah satu hewan dari classis
Demospongiae. Kerangka tubuh spesies ini terbuat spongin dan memiliki
zat kapur sehingga saat ditambahkan dengan larutan HCl mengalami
peluruhan. Spesies ini memiliki bentuk spikula triakson.
I. Hasil Diskusi
Lembar Pengamatan spesimen porifera
Bentuk Luban
No. Nama Species Osculum Spongocoel Kerangka
Tubuh g Pori
1. Halichondria sp Tabung √ √ √ √
bercabang
, berongga
2. Hippospongia sp Padat, √ √ √ √
mirip
daging
3. Scypha sp Tidak √ √ √ √
padat,
banyak
serabut
4. Spongilla sp Mirip √ √ √ √
daun
tumbuhan
5. Halicondrina sp Banyak √ √ √ √
rongga,
longgar
6. Halichona sp Padat, √ √ √ √
bentuk
irisan
mirip
koral
7. Haliclona sp Padat √ √ √ √
Identifikasi porifera berdasarkan kerangka tubuh
Kerangka Tubuh
Cawan Classis/ Sub
No Zat Bentuk
Petri Spongin Silikat classis
Kapur Spikula
Tanpa Demospongiae
1. A √ - -
Spikula
2. B √ - √ Monoakson Demospongiae
3. C - √ - Monoakson Calcarea
4. D - - √ Amphidis Hexactinellida

5. E - √ - Monoakson Calcarea
Tanpa Demospongiae
6. F √ - -
Spikula
Tanpa Demospongiae
7. G √ - -
Spikula
8. H √ √ - Triakson Demospongiae
Setelah melakukan pengamatan pada hewan-hewan Porifera, lengkapilah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik, apabila anda belum bisa
menjawabnya, lakukan lagi pengamatan terhadap hewan-hewan Porifera tersebut:
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang
Anda temuka? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawab:
a. Setiap spesies memiliki pori-pori
b. Setiap spesies memiliki ostia (jamak: ostium) di bagian sisi tubuhnya
c. Terdapat spongocoel
d. Memiliki kerangka tubuh yang dapat diamati
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut
sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan perbedaan-
perbedaannya!
Jawab:
a. Ada yang memiliki struktur tubuh berongga, ada yang memiliki struktur
tubuh yang padat
b. Kerangka penyusun tubuh ada yang tersusun dari zat kapur, spongin, silikat,
dan campuran spongin dan silikat
c. Bentuk tubuh spesies bervariasi
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut:
No. Classis Ciri Khas
1. Calcarea Kerangka tubuh terbuat dari zat kapur, spikula
(calcispongiae) bertipe monoakson, triakson, atau tetraakson,
umumnya hidup di laut atau sekitar pantai, tipe
saluran air bisa ascon, sicon, atupun leucon.
2. Hexactinellida Kerangka tubuh terbuat dari silikat, warna tubuh
(Hyalospongiae) pucat, ukuran tubuh 10-30 cm, tipe saluran air
umumnya sicon, bertipe heksaakson.
3. Demospongiae Kerangka tubuh terbuat dari spongin, silikat, atau
campuran keduanya, warna tubuh cerah, sekitar
90% hewan Porifera masuk dalam classis ini, tipe
saluran air leucon.

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Porifera yang anda


temukan!
Jawab:
1. Beberapa jenis spesies dapat digunakan sebagai spons untuk membersihkan
tubuh
2. Dapat menjadi obat untuk penyakit kanker dan penyakit lainnya
3. Sebagai hiasan untuk akuarium
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai Phylum
Porifera, lengkapilah tabel berikut ini:
Phylum Pencernaan Eksresi Pernapasan Sistem Syaraf Reproduksi
Makanan
Porifera Makanan Hasil/sisa Porifera tidak Tidak terdapat Terdapat
tersuspensi metabolis mempunyai sistem syaraf. dua cara
dalam air. m tubuh organ Masing- reproduksi
Sel-sel diikutkan pernapasan masing sel yaitu: 1.
pinakosit dalam khusus. penyusun Aseksual,
memfagosit aliran air Oksigen tubuh porifera dengan
partikel dan berdifusi mengadaan membentuk
makanan dibawa melalui sel reaksi yang kuncup atau
yang masuk keluar epidermis (sel bersifat benih, 2.
melalui melalui pinakosit) independen Seksual
saluran air oskulum untuk bagian terhadap
masuk luar dan sel rangsangan.
(inhalant) leher
(koanosit)
untuk bagian
dalam.
Oksigen
diedarkan ke
seluruh tubuh
oleh
amoebosit
J. Kesimpulan
1. Ada beberapa contoh hewan yang termasuk dalam Phylum Porifera antara lain,
Halichondria sp, hippospongia sp, Scypha sp, Spongilla sp, Halicondrina sp,
Halichona sp, dan Haliclona sp.
2. Porifera memiliki ciri-ciri umum yang dapat diamati yaitu memiliki lubang pori
di permukaan tubuhnya, terdapat osculum (lubang besar), kerangka tubuh ada
yang padat dan ada yang berongga, kerangka tubuh ada yang tersusun dari zat
kapur, sponging, silikat, maupun campuran sponging dan silikat, serta ada yang
memiliki bentuk spikula dan ada yang tidak.
3. Berdasarkan penyusun kerangka tubuhnya, classis hewan phylum Porifera
dikelompokkan menjadi tiga, antara lain Calcarea yang tersusun dari zat kapur,
Hexactinellida yang tersusun dari silikat, dan Demospongiae yang tersusun dari
sponging, silikat, ataupun campuran keduanya.
4. Persamaan dari setaip spesies phylum Porifera adalah memiliki lubang pori,
ostia (jamak: ostium), memiliki spongocoel, dan kerangka tubuh yang dapat
diamati. Adapun perbedaan dari setiap spesies antara lain memiliki bentuk
tubuh yang berbeda, penyusun kerangka tubuh setiap spesies berbeda
bergantung pada zat penyusunnya, dan memiliki struktur tubuh yang berbeda.
5. Phylum Porifera memiliki tiga classis. Setiap classis memiliki ciri khas yang
berbeda-beda, antara lain:
a. Calcarea, Kerangka tubuh terbuat dari zat kapur, spikula bertipe monoakson,
triakson, atau tetraakson, umumnya hidup di laut atau sekitar pantai, tipe
saluran air bisa ascon, sicon, atupun leucon.
b. Hexactinellida, Kerangka tubuh terbuat dari silikat, warna tubuh pucat,
ukuran tubuh 10-30 cm, tipe saluran air umumnya sicon, bertipe heksaakson.
c. Demospongiae, Kerangka tubuh terbuat dari spongin, silikat, atau campuran
keduanya, warna tubuh cerah, sekitar 90% hewan Porifera masuk dalam
classis ini, tipe saluran air leucon. Mengetahui ciri-ciri khas tiap classis
phylum Porifera
6. Porifera pada umumnya belum memiliki sistem syaraf dan sistem pernapasan
khusus. Porifera mencerna makanannya menggunakan sel-sel pinakosit yang
kemudian diolah dan dialirkan ke sel seluruh tubuh melalui sel amoebosit.
Osculum berfungsi sebagai organ eksresi dan bereproduksi melalui dua cara
yaitu aseksual (membentuk tunas dan gemule) dan seksual (membentuk gamet).
DAFTAR PUSTAKA

Kaswati, H. Y., dkk. (2003). Zoologi Invertebrata. Malang: FMIPA Universitas


Negeri Malang.
Sutarno, Nono. Tanpa Tahun. [Online] Diakses dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR_PEND_BIOLOGI/194808181974
121-
NONO_SUTARNO/POWER_POINT_ZOOIN/PORIFERA_DAN_COLEN
TERATA.pdf [04 Maret 2016]
Tanpa Nama. Tanpa Tahun. [Online] Diakses dari:
http://www.waterwereld.nu/sponge.php [04 Maret 2016]
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 b Halichondria sp.

Adams.2005.Halichondria sp. (Breadcrumb sponge). [Online].Diakses dari


http://soundwaterstewards.org/ezidweb/animals/Halichondriasp..htm
[2 Maret 2016].

Gambar 1.2 b Hippospongia sp

Tanpa nama. (T.T). Hippospongia equine. [Online]. Diakses dari


http://www.amnh.org/education/resources/rfl/web/marine/marinecoll.MA20.ht
ml [02 Maret 2016].

Gambar 1.3 b Scypha sp

Heyymichelle.2016.Invertebrate Diversity. [Online].Diakses dari


http://www.easynotecards.com/notecard_set/38244 [2 Maret 2016]

Gambar 1.4 b Spongilla sp

Barron.2008.Biological Sciences 102-Animal Biology.[Online].Diakses dari

http://www.biosciweb.net/animal/practicum/porifera/spongilla.htm
[2 Maret 2016]

Gambar 1.6 b Halichona sp

Tanpa Nama.2015.Halichona sp.[Online].Diakses dari

http://dnatecosistemas.es/halichona-esponja-de-mar-tienda-de-peces-marinos-
online-peces-por-internet-mundo-marino-acuario-skimmer-filtro-comida-
alimento-vivo-seco-congelado-luces-termocalentador.html
[2 Maret 2016]
Gambar 1.7 b Haliclona sp

Jason Gregory.2015. British Marine Life Pictures. [Online].Diakses dari

http://www.britishmarinelifepictures.co.uk/haliclona-sp-2#photo
[2 Maret 2016]

Anda mungkin juga menyukai