Anda di halaman 1dari 6

BIO1102 BIOLOGI DASAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun Oleh:
Tim Pengajar Biologi Dasar
Departemen Biologi - FMIPA - IPB
Semester Genap TA 2023/2024

1
Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar:
Yohana C. Sulistyaningsih

Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar:


Achmad Farajallah
Anja Meryandini
Aris Tjahjolaksono
Aris Tri Wahyudi
Dorly
Ence Dharmo Jaya Supena
Hamim
Iman Rusmana
Ivan Permana Putra
Jepri Agung Priyanto
Kanthi Arum Widati
Miftahudin
Nampiah
Nina Ratna Djuita
Nisa Rachmania Mubarik
Nunik Sri Ariyanti
Puji Rianti
Rika Indri Astuti
Rika Raffiudin
RR Dyah Perwitasari
Sri Budiarti
Sri Listiyowati
Sulistijorini
Tatik Chikmawati
Tri Atmowidi
Tri Heru Widarto
Triadiati
Windra Priawandiputra
Yohana C. Sulistyaningsih
Yulin Lestari

2
Keanekaragaman Organisme Mikroskopis
Pendahuluan
Makhluk hidup secara luas dikategorikan pada tiga domain kehidupan, yaitu Bakteria,
Arkhaea, dan Eukarya. Domain Eukarya terdiri atas Protista, Cendawan, Hewan, dan
Tumbuhan (Gambar 1). Semua sel organisme di domain Eukarya memiliki nukleus sehingga
sebagai sel eukariot yang unisel ataupun multisel. Beberapa anggota protista dan cendawan
tidak kasat mata, sehingga perlu alat bantu pembesar untuk melihatnya, di antaranya dengan
mikroskop cahaya.

Gambar 1 Domain dari dunia kehidupan: Bakteria, Archaea, dan Eukarya


Protista
Protista merupakan kumpulan beragam organisme eukaryota uniseluler, berkoloni,
hingga multiselular. Dahulu Protista merupakan sebuah kingdom, namun data molekuler
menunjukkan dalam protista terdapat beberapa kingdom dari domain Eukarya. Sampai saat ini
pengetahuan tentang hubungan evolusioner di antara kelompok-kelompok dalam protista
tersebut belum lengkap, sehingga protista masih digunakan sebagai istilah yang tepat untuk
menyebut eukariota yang bukan tumbuhan, hewan, ataupun cendawan. Protista mendapatkan
nutrisinya melalui berbagai cara, yaitu autotrof, heterotrof dan miksotrof. Contoh protista yang
autotrof ialah alga. Protista lainnya adalah heterotrof, antara lain protista yang secara informal
disebut protozoa dan memakan bakteri dan protista lainnya. Contoh anggota protista
heterotrofik, yaitu anggota cendawan semu yang mendapatkan molekul organik melalui
absorpsi, dan beberapa ada yang parasit.
Protista uniseluler melimpah di lingkungan tanah, air tawar, payau, dan laut. Selain itu
juga umum di saluran pencernaan hewan dan di jaringan pembuluh tumbuhan. Tidak semua

3
protista berukuran mikroskopis. Beberapa memiliki sel makroskopis yang besar, seperti
plasmodia (amuba raksasa), cendawan lendir Myxomycetes dan alga hijau laut (Caulerpa)
dapat memiliki sel tunggal yang ukurannya bisa beberapa meter. Beberapa protista bersifat
multiseluler, seperti alga merah dan coklat.
Protista dari kelompok Ciliata, seperti Paramecium, berukuran 10-3.000 ⴗm. Ciliata
dapat mengkoordinasikan gerakan terarah dan menelan makanan yang berupa partikel. Ciliata
tertentu memiliki struktur berbasis silia yang berfungsi seperti dayung, corong, atau sirip.
Genus Paramecium termasuk protista yang telah mengatur silia mereka menjadi mulut primitif
yang disebut sitosom.
Cendawan
Cendawan termasuk dalam kingdom Fungi dan merupakan organisme heterotrof, namun
tidak seperti hewan cara memperoleh makanannya. Cendawan memperoleh bahan organik dari
tempat tumbuhnya melalui absorpsi oleh massa hifa (miselium). Bahan organik tersebut dapat
berasal dari organisme yang masih hidup (hidup sebagai parasit), ataupun di antaranya dapat
berasal dari organisme mati, tanah, serasah, dan batang kayu yang tumbang (hidup sebagai
saprofit). Cendawan memiliki dinding sel, sehingga molekul berukuran kecil yang dapat masuk
ke dalam sel. Dengan demikian, cendawan mencerna makanannya secara eksternal, melalui
enzim yang dikeluarkan oleh selnya. Molekul berukuran kecil akan diserap oleh miselium
untuk mendukung kehidupannya.
Tubuh cendawan ada yang unisel (mikroskopis), contohnya kelompok khamir, dan ada
pula yang multisel, contohnya kapang tempe, kapang oncom, kapang pelempar topi, jamur
merang, jamur tiram dan jamur lingzi. Dengan demikian, cendawan multiseluler dapat
berukuran renik dan berukuran besar, bergantung pada jenis cendawannya. Hifa cendawan
multisel dapat berupa hifa aseptat dan septat.
Cendawan dapat melakukan reproduksi seksual dan atau reproduksi aseksual dengan
membentuk spora. Spora merupakan struktur reproduksi yang akan berkecambah pada kondisi
substrat yang sesuai, terutama dalam kondisi lembap, menghasilkan hifa yang bercabang-
cabang membentuk miselium. Hifa/miselium dikenal sebagai struktur somatik cendawan.
Rhizopus yang sering disebut dengan kapang tempe, hifa somatiknya (tubuh) berupa hifa
senosit (hifa aseptat). Jika Anda beruntung akan dapat melihat aliran sitoplasma dalam hifa
aseptat. Pada hifa akan tumbuh struktur tempat pembentukan sporangiospora, yaitu
sporangium. Struktur penyangga sporangium adalah sporangiofor yang bagian ujungnya
menggelembung. Ujung sporangiofor yang menggelembung dan berada dalam kantung
(sporangium) dikenal dengan sebutan kolumela. Pada Rhizopus dapat ditemukan hifa yang
mengalami modifikasi untuk melekat pada subtrat, yaitu rizoid. Rhizopus terdiri atas beberapa
spesies. Kapang tersebut anggota dari Mucorales.

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan mengamati morfologi kultur segar Paramecium dan Rhizopus
pada tempe kedelai

Alat dan Bahan

4
Alat utama yang diperlukan dalam praktikum ini yaitu mikroskop majemuk (compound
microscope), komputer ataupun hand phone dan fasilitas internet. Jika tersedia mikroskop
stereo (dissecting microscope) akan lebih baik untuk pengamatan 3 dimensi. Adapun bahannya
terdiri atas kultur segar Paramecium, dan cendawan Rhizopus pada tempe kedelai

Prosedur Kerja
A. Pengamatan Paramecium
1. Sebelum masuk ke laboratorium (gunakan waktu di luar jam parktikum), silakan amati
Paramecium melalui video pada https://www.youtube.com/watch?v=vo_AQVrjS04
2. Amati morfologi Paramecium sp. pada mikroskop melalui pembuatan sediaan segar
sebagai berikut:
- Letakkan sedikit saja (± 0,5 - 1 tetes) kultur segar Paramecium sp. pada permukaan
kaca objek dan jangan ditutup terlebih dahulu dengan kaca penutup
- Amati pada mikroskop dengan perbesaran paling lemah (lensa objektif 4x atau 10x)
- Apakah morfologinya mudah diamati dengan spesimen yang sedang bergerak?
- Jika masih mudah diamati morfologinya maka tutuplah tetesan kultur segar tersebut
dengan gelas penutup
- Amati pada mikroskop dengan menggunakan lensa objektif perbesaran lemah terlebih
dahulu (4x atau 10x). Jika hasil pengamatan tampak spesimennya, maka perbesaran
dapat ditingkatkan menggunakan lensa objektif 40x (pembesaran 10x40 = 400 kali)
- Jika morfologinya sukar diamati karena spesimen masih aktif bergerak, maka buatlah
sediaan baru dan perlu ditambahkan sedikit (1 tetes) larutan kanji 1% sebelum
ditutup dengan gelas penutup untuk menghambat pergerakannya
- Amati pada mikroskop dengan diawali penggunaan lensa objektif paling lemah (lensa
objektif 4x atau 10x)
- Amati bentuk sel, makro dan mikro nukleus, vakuola kontraktil, vakuola makanan,
sitosom, dan silia.
3. Gambar hasil pengamatan anda dan beri keterangannya! Buatlah foto dokumentasi
menggunakan kamera handphone Anda (untuk diupload di class.ipb.ac.id)
B. Pengamatan Cendawan:
1. Sebelum masuk ke laboratorium (gunakan waktu di luar jam parktikum), silakan
amati Rhizopus melalui video pada
https://www.youtube.com/watch?v=2NvrL_zekqw
2. Amati morfologi Rhizopus sp. secara langsung pada mikroskop cahaya dengan cara
sebagai berikut:
- Ambil sekelumit koloni Rhizopus dengan menggunakan tusuk gigi dari tempe yang
telah dilembapkan semalam
- Letakkan pada kaca objek yang telah diberi 1 tetes akuades
- Uraikan sedikit massa Rhizopus yang menggerombol dalam air tersebut secara
perlahan menggunakan 2 tusuk gigi, yaitu dengan ditarik ke arah berlawanan secara
bersamaan (kanan dan kiri, atas dan bawah)
- Letakkan kaca penutup diatas permukaan massa Rhizopus secara perlahan untuk
menghindari timbul gelembung udara

5
3. Amati dengan mikroskop, diawali menggunakan lensa objektif perbesaran paling lemah,
setelah tampak morfologinya, maka ditingkatkan perbesarannya.
4. Gambar bagian-bagian yang tampak, yaitu sporangium yang berisi massa sporangiospore
(spora aseksual), sporangiofor (penyangga sporangium) dengan kolumelanya, somatiknya
yang berupa hifa senosit dan modifikasi hifa yang berupa rizoid. Buatlah foto dokumentasi
menggunakan kamera handphone Anda (untuk diupload di class.ipb.ac.id)

Pertanyaan
Hasil pengamatan pada Paramecium:
1. Apa fungsi makro dan mikro nukleus Paramecium sp.?
2. Jelaskan cara Paramecium dalam memperoleh nutrisi dari tempat hidupnya
3. Apa perbedaan vakuola kontraktil dan vakuola makanan?
4. Jelaskan fungsi penambahan larutan kanji

Hasil pengamatan pada Rhizopus:


1. Sebutkan warna sporangiospora
2. Mengapa sporangium yang tua tampak berwarna gelap
3. Sebutkan fungsi rizoid
4. Apakah hasil pengamatan menemukan stolon?
5. Sebutkan fungsi stolon pada Rhizopus (cari dari Pustaka)
6. Sebutkan jenis somatik Rhizopus
7. Jelaskan cara Rhizopus memperoleh nutrisi dari subtrat tempat hidupnya

Laporan Praktikum
1. Penyusunan laporan dikerjakan di BUKU LAPORAN
2. Format isi laporan:
Identitas mahasiswa (nama, nomor mahasiswa, kelompok)
Nama asisten penanggung jawab materi
Judul praktikum
Tujuan praktikum
Hasil pengamatan
Gambar dan beri keterangan gambar sesuai hasil pengamatan
Jawab pertanyaan pada penuntun praktikum
3. Laporan dikumpulkan pada saat praktikum berakhir (TIDAK ADA LAPORAN
SEMENTARA) dan tidak perlu disubmit di class.ipb.ac.id
4. Perwakilan kelompok mengupload (submit) foto hasil pengamatan mikroskop ke
class.ipb.ac.id, batas terakhir submit foto adalah satu minggu setelah praktikum
berakhir.

Anda mungkin juga menyukai