Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKRBIOLOGI

KARAKTERISTIK PROTISTA
ACARA III

Disusun Oleh:
Nama : Dwi Tri Alyani
NPM : E1C023079
Shift/Kelompok : 1(satu)/4(empat)
Hari/Tanggal : Kamis/6 Maret 2024
Dosen : 1. Dr.Ir. Hendri Bustamam, M. Sc
2. Dr.Ir. Tunjung Pamekas, M. Sc
Co-Ass : Hittah Murniati (E1K020020)

LABORATORIUM PROTEKSI TANAMAN


JURUSAN PERLINDUNAN TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protista beranggotakan organisme unisel, tipe selnya eukariotik, dan mendapatkan
sumber karbon dengan lebih dari dua cara, yaitu: absorbsi dan fotosintesis pada algae
atau absorbsi dan ingesti pada protozoa. Keduanya kita kenal sebagai plankton.
Protozoa adalah protista yang mirip dengan hewan. Protozoa hampir semuanya
protista bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan cara fagositosis, walaupun ada
beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5 mm sehingga secara umum
terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop. Protoza dapat ditemukan
di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya mampu bertahan pada
periode kering sebagai kista atau spora, dan termasuk beberapa parasit penting.
Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi: Flagellata yang bergerak
dengan flagella (rambut cambuk). Contoh: Euglena. Amoeboida yang bergerak dengan
pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu yang berarti setiap kali ia akan bergerak harus
membentuk kaki semu sebelum dapat bergerak dan pembentukan kaki ini dinamakan fase
gel. Contoh: Amoeba. Cilliata yang bergerak dengan silia (rambut getar). Contoh:
Paramaecium Sporozoa yang tidak memiliki alat; beberapa mampu membentuk spora.
Contoh: Toxoplasma.
Protozoa biasanya merupakan organisme bersel tunggal yang mendapatkan energi
menggunakan cara absorbsi dan pencernakan(ingesti), tetapi banyak protozoa terdapat
dalam bentuk kelompok yang disebut koloni protozoa. Protozoa sudah kita kenal sebagai
zooplankton. Penggolongan kelas protozoa lebih didasarkan pada alat berpindah tempat.
Amoeba berpindah tempat menggunakan pseudopodia, ciliata berpindah tempat
menggunakan rumbai (cillia), flagelata berpindah tempat menggunakan flagela, dan
sporozoa berpindah tempat dengan cara meluncur. Protozoa berperan sebagai konsumen
primer dalam rantai makanan untuk komunitas lingkungan aquatik. Beberapa protozoa
menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Membedakan antara Protoza dengan Algae berdasarkan beberapa karakter pembeda protista.

2. Melihat gerakan alami dari Protozoa.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nama Protista secara harfiah berarti “yang paling pertama”. Kemunculan kingdom
protista dilatarbelakangi adanya penemuan begitu banyak organisme. Misalnya suatau
organisme memiliki ciri-ciri mirip tumbuhan, tetapi juga memiliki karakter mirip hewan atau
jamur. Kingdom protista mudah dibedakan dari organisme prokariot (bakteri), namun agak
sukar digolongkan pada organisme eukariot karena bentuknya yang sederhana. Anggota
protista sendiri juga berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dalam hal morfologi
maupun cara hidupnya (Kimball, 2019).
Protista yang menyerupai jamur merupakan jamur parasit dan predator yang
menghasilkan spora. Jamur parasit merupakan jamur air pengurai uniseluler (bersel satu) yang
hidup di perairan, sedangkan jamur predator atau fagosit merupakan jamur lendir yang hidup
menyerupai Amoeba. Sel- sel jamur lendir juga merupakan kumpulan sel-sel yang bermigrasi
(bergerak) bersama-sama membentuk struktur seperti spora. Protista yang menyerupai sifat
hewan mencakup protozoa non fotosintetik (tidak melakukan fotosintesis) dan mempunyai
alat gerak. Misalnya kelompok Rhizopoda dan Sporozoa. Protozoa ini merupakan predator
uniseluler dan parasit. Protozoa bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia),
cillia, atau flagelata (Suwignyo et al., 2015).
Protista yang menyerupai hewan lebih dikenal dengan istilah Protozoa (Yunani, proto
= pertama, zoa = hewan). Disebut protista menyerupai hewan karena uniseluler, heterotrofik,
dan merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks. Protozoa adalah hewan pertama yang
hidup di permukaan bumi, yang selanjutnya akan kita sebut hewan bersel satu karena seluruh
tubuhnya hanya terdiri dari satu sel saja. Protozoa yang hidup bebas diperkirakan ada 22.000
spesies dan yang hidup sebagai parasit ±10.000 spesies. Protozoa sangat berperan sebagai
mata rantai makanan untuk komunitas lingkungan aquatik, yaitu sebagai konsumen primer
(Djuanda, 2019).
Ukuran dan bentuk protozoa sangat beragam. Beberapa bentuk lonjong atau membola
ada yang memaanjang dan ada yang polimorfik atau mempunyai berbagai bentuk morfologi
pada tingkat-tingkat yang berbeda dalam siklus hidupnya. Ukuran protozoa berbeda-beda,
mulai dari berdiameter 1 μm sampai beberapa mm. Amoeba proteus hanya berukuran ±1 μm,
Ciliata ±2 mm. Sel protozoa khas terbungkus oleh membran sitoplasma, beberapa dilapisi lagi
dengan membran ektoplasma yang dapat dibedakan dari sitoplasma bagian dalam
(endoplasma). Lapisan yang membungkus membran sitoplasma dikenal sebagai pelikel.
(Purnomo, 2015).
Sel protozoa terdiri dari protoplasma yang dibungkus membran sel
(plasmalemma) yang berfungsi sebagai “dinding sel”. Protoplasma terdiri dari dua
komponen utama yaitu inti sel (nukleus) ada isi sel atau cytoplasma. Dengan
menggunakan mikroskup akan terliihat bahwa ctytoplasma terdiri atas dua bagian.
Bagia terluar tampak homogen dan jernih (hyalin) disebut ektoplasma, dan bagian
dalam disebut endoplasma. Dalam endoplasma terdapat benda-benda seperti butir-
butir kecil dan serabut benang halus yang ternyata adalah materi yang mengandung
protein, karbohidrat, lemak, garam mineral, serta organel. Protozoa tidak memiliki
organ sejati seperti alat pencernaan dan alat reproduksi, akan tetapi bahwa protozoa
yang berukuran mikroskopis dan terdiri dari satu sel mampu melakukan semua
kegiatan biologis seperti bergerak, makan, bernafas, dan bereproduksi. Proses-proses
tersebut dilakukan oleh bagian di dalam sel yang disebut organel seperti vakuola
kontraktil (Suwignyo et al, 2017).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut :
3.1.1 Alat
 Air rendaman jerami
 Air rawa
 Air laut
 100 ml alkohol

3.1.2 Bahan
 2 buah gelas objek cekung
 2 buah gelas penutup
 2 buah pipet karet
 Mikroskop

3.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum ini sebagai berikut :
1. Gelas obyek dibersihkan dengan menggunakan alkohol 90% sampai bebas debu dan
lemak
2. Air air rendaman jerami diteteskan pada permukaan gelas obyck (obyect glass)
3. Gelas dibalik, sedemikian rupa sehingga tetesan air tepat menggantung di atas
cekungan.. Sediaan ini disebut preparat tetes bergantung
4. Preparat tetes bergantung diamatı dengan mikroskop pada pembesaran lemah (10 x 4)
pembesaran sedang (10 x 10)
5. Protista yang teramati digambar dan diberi keterangan gambar tentang berapa jenis,
karakter khas, cara bergerak, struktur dalam sel, dan ciri-ciri lain yang saudara anggap
penting
6. Ulangi prosedur mulai dari poin 1 sampai 5 untuk air laut dan air rawa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Mikroskopis Mikroskopis Keterangan
(Klasifikasi)
1. Air jerami Klasifikasi protozoa
(Protozoa) Kingdom:
Amoebazoa
Filum: Tubulinea
Class:
Ordo: Tubulinida
Family: Amoebidae
Genus: Amoeba
Spesies: Proteus,
dubla, animalcule,
dll.

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini mengamati protista. Protista adalah mikroorganismeeukariota yang
bukan hewan, tumbuhan, atau fungus. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung
air. Protista lain bisa menelan bakteri dan mencernanya secara internal, dengan memanjangkan
dinding selnya di sekitar makanannya, untuk membentuk sebuah vakuola makanan. Sebagian protista
berkembang biak secara seksual (konjugasi), sementara lainnya secara aseksual (fisi biner). Salah satu
contoh protista adalah protozoa. Protozoa memiliki habitat di air tawar, kloroplas seperti pita spiral
dan sebuah inti. Reproduksi generatif dengan carafragmentasi dan generatif dengan cara konjugasi.

Protista
Kingdom Protista merupakan kingdom yang mencangkup organisme Eukariot (intinya mempunyai
selaput/membran inti) yang tidak termasuk ke dalam jamur, tumbuhan, dan hewan. Protista terdiri dari
organisme tingkat rendah yang pada dasarnya memiliki kesamaan struktur yang sederhana walaupun
daur hidup, organisasi sel, dan pembelahan selnya berbeda-beda. Protista dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar :
a.Protista mirip hewan (protozoa)
Protozoa merupakan organisme bersel satu yang bersifat eukariotik (memiliki membran inti) dengan
ukuran 3 m – 1.000 m ( 1 m = 10-6 m). Protozoa memiliki bentuk yang bervariasi, seperti oval, bulat,
atau memanjang. Bentuk sel ini berubah-ubah bergantung pada kondisi lingkungannya.
Protozoa merupakan organisme kosmopolitan, artinya dapat ditemukan dimana-mana. Beberapa dari
genus ini mampu bertahan hidup di lingkungan yang kurang menguntungkan dengan membentuk
dinding pelindung (kista). Sifat-sifat protozoa dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya antara lain: 1.

Saprofitik Menyerap makanan hasil dari pembusukan zat organic yang ada di sekelilingnya 2.

Saprozoik Mengambil makanan dari organisme mati yang telah mengalami pembusukan 3.

Holozoik Memakan mikroorganisme lain, seperti bakteri, alga, dan jamur (bersifat hewan) 4.

Holofitik Membentuk makanan sendiri atau mampu berfotosintesis (bersifat tumbuhan)


Protozoa bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual dengan pembelahan
dan pembentukan tunas, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi. Berdasarkan cara
pergerakannya dengan cara makannya protozoa di klasifikasikan menjadi 6 filum, yaitu: 1) Filum
Rhizopoda 2) Filum Actinopoda 3) Filum Foraminifera 4) Filum Apicomplexa (Sporozoa) 5) Filum
Zoomastigophora (Zooflagellata) 6) Filum Ciliophora

Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)


Protista yang mirip tumbuhan adalah alga. Alga disebut juga rumput air karena alga biasanya
hidup berlimpah di air. Alga merupakan vegetasi yang dominan pada kolam, air, mengalir, dan laut.
Bentuk dan ukuran tubuh alga beraneka ragam, tubuh alga ada yang bersel satu (uniseluleri) dan ada
pula yang bersel banyak (multiseluler). Tubuh alga tidak memiliki jaringan atau organ yang khusus
seperti akar, batang dan daun sejati. Oleh karena itu, alga disebut tumbuhan talus (Thallophyta).


Penyebaran Alga Penyebaran alga sangat dipengaruhi oleh cahaya, temperature air,
kandungan oksigen, kandungan karbondioksida, dan kandungan mineral. Beberapa jenis alga
ditemukan di batang pohon atau di lapisan tanah yang lembab. Alga tidak merusak dan merugikan
tumbuhan yang ditempatinya.

Reproduksi Alga Alga dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
alga berlangsung dengan pembelahan sel sederhana, Zoospora, dan Fragmentasi. Pembelahan sel
sederhana, yaitu pembelahan biner, umumnya terjadi pada alga uniseluler. Fragmentasi biasanya
terjadi pada alga multi seluler. Reproduksi Zoospora dilakukan oleh banyak jenis alga.
Reproduksi seksual terjadi melalui peleburan gamet jantan dan gamet betina. Reproduksi
seksual dapat di bedakan menjadi Isogami dan Heterogami. Gamet yang dihasilkan laga yaitu: a)
Isogamet gamet dengan ukuran yang sama b) Anisogamet gamet yang berukuran berbeda dan
berflagel c) Oogamet gamet yang sudah dapat dibedakan jantan dan betinanya Berdasarkan dominasi
pigmennya, protista mirip tumbuhan dikelompokkan menjadi 7 Fillum, yakni: 1.

Euglenophyta 5. Rhodophyta 2.

Chysophyta 6. Phaeophyta 3.
Bacillariophyta (Diatom) 7. Dinoflagellata 4.

Chlorphyta (Alga Hijau)


c.

Protista mirip jamur (jamur lendir/dan jamur air)


Disebut mirip jamur karena struktur tubuh dan cara reproduksinya mirip fungi. Pada saat
zygotnya, protista ini bergerak mirip Amoeba atau disebut juga Amoeboid. Protista mirip jamur terdiri
atas filum Mycomycota, Acrasiomycota, dan Oomycota.

Myxomycota
Myxomycota biasa disebut jamur lendir Plasmodial. Sebagian besar spesies Myxomycota
memiliki ciri berpigmen terang, umumnya berwarna kuning atau orange dan semuanya heterotrofik.
Tahapan memperoleh makanan merupakan suatu masa Amoeboid yang disebut Plasmodium.
Plasmodium merupakan suatu massa tunggal sitoplasma yang tidak dibagi oleh membran dan
mengandung banyak nukleus. Plasmodium dapat tumbuh hingga diameternya mencapai beberapa
sentimeter. Meskipun berukuran besar, Plasmodium tidaklah multiseluler. Contoh dari jamur lendir
Plasmodial adalah Physarium. Yang memiliki ciri yang khas, yaitusebelum terjadi singami
(penggabungan) terdapat sel-sel haploid yang menyerupai sel berflagel dan amoeba (sel amoeboid)
Jika habitat duatu jamur lendir plasmodial mengering atau tidak ada makanan yang tersisa,
Plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi suatu tahapan siklus hidupnya
berfungdi dalam reproduksi seksual.
Acrasiomycota
Jamur lendir seluler berbeda dengan jamur lendir palsmodial karena jamur lender seluler
merupakan organisme haploid (hanya zigot saja yanh diploid). Adapun pada jamur lendir Plsmodial,
kondisi diploid lebih dominan dalam siklus hidupnya. Jamur lendir seluler memiliki tubuh buah
(fruiting body) yang berfungsi dalam reproduksi aseksual. Sebagian besar jamur lendir seluler tidak
memiliki tahapan berflagel. Contoh spesiesnya adalah Dyctyostelium.

Oomycota Oomycota contohnya adalah jamur air (water mold), karat putih (white rust), dan
jamur berbulu halus (downy mildew). Oomycota berasal dari kata, Oo = telur dan mycota = jamur.
Istilah
ini lebih dikenal dengan “fungi telur”. Sebagian besar jamur air
merupakan pengurai yang tumbuh seperti kumpulan kapas. Jamur air biasanya terdapat pada
hewan atau alga yang mati, terutama di air tawar. Oomycota merupakan pengurai yang penting dalam
ekosistem air. karat putih, jamur berbulu halus umumnya hidup di tanah sebagai parasit pada
tumbuhan. Contoh spesies Oomycota adalah Saprolegnia. Berdasarkan cara memperoleh makanan,
protista dikelompokkan atas:

Protista autototrof
, yaitu protista yang mempunyai klorofil sehingga dapat membuat makanan sendiri melalui
fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan senyawa organik dari senyawa anorganik
menggunakan energi cahaya. Contohnya :
Alga/ganggang

Protista heterotrof
, yaitu protista yang tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga memerlukan makanan
organik dari lingkungannya. dengan cara : 1.

Fagositosis
, yaitu proses memakan makhluk hidup lain (misal : bakteri) dengan cara memasukkan
makhluk hidup yang dimakan tersebut ke dalam sel. Contohnya:
Protozoa
Protista saprofit dan parasit
, saprofit artinya mencerna makanan organik di luar sel dari sisa-sisa makhluk hidup yang
telah mati dan parasit artinya menyerap sari- sari makanan dari makhluk hidup inangnya. Contoh:
jamur
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil pengamatan
Protista mirip hewan atau juga disebut Protozoa adalah organisme uniseluler (bersel
satu), eukariotik (memiliki inti sel yang terbungkus oleh membran), tidak memiliki dinding
sel, heterotrof, dan pada umumnya dapat bergerak (motif). Protozoa dapat bergerak dengan
menggunakan alat geraknya, yaitu pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), atau flagela
(bulu cambuk). Protozoa hidup bebas di air tawar dan air laut sebagai komponen biotik.
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, Protista lain, dan sampah
organisme. Sebagai pemangsa bakteri, Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah
bakteri di alam. Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan
pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan inti yang diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Sebagian Protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan
sel generatif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan
penyatuan inti vegetatif disebut konjugasi.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, para praktikan harus lebih paham mengenai
teori materi ajarnya. Untuk jumlah siswa tertentu, sebaiknya di gunakan tempat yang lebih
memadahi lagi. Sebaiknya penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium itu lebih seksama
agar bisa fasih dalam penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda. (2019). Buku Siswa Biologi SMA/MA Kelas 10. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kimball. (2019). Avertebrata Air.

Suwignyo. (2017). Analysis of Water Quality In Sebangau River Kereng Bengkiray Port
Based On Phytoplanktons Diversity and Composition. Jurnal Ilmu Alam dan
Lingkungan, 9(1).

Suwignyo. (2015). Analisis kualitas air sungai sebangau pelabuhan kereng bengkiray
berdasarkan keanekaragaman dan komposisi fitoplankton. Jurnal Ilmu Alam dan
Lingkungan, 9(17), 48-58.

Purnomo. (2019). Modul Ajar Biologi Sel Dan Peranannya Dalam Kehidupan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai