Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plankton adalah organisme yang hidup melayang atau mengambang di
dalam air. Kemampuannya terbatas sehingga organisme tersebut selalu terbawa
oleh arus. Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton
adalah plankton yang menyerupai tumbuhan yang bebasmelayang dan hanyut
dalam perairan serta mampu berfotosintesis. Zooplankton adalah organisme
renik yang hidup melayang-layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari
jasad renik hewani.
Berdasarkan siklus hidupnya plankton dibagi menjadi dua yaitu
Holoplankton dan Meroplankton. Berdasarkan habitatnya plankton dibedakan
menjadi Ultraplankton, Ultranannopalnkton, Nannopalnkton, Mikroplankton,
Mesoplankton, Makroplankton, dan Megaloplankton.
Plankton tumbuhan disebut fitoplankton (phytoplankton) yang
mempunyai sifat seperti tumbuhan, yaitu dengan adanya pigmen fotosintesis
berupa khlorofil, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengubah zat
anorganik menjadi zat organik. Pada umumnya fitoplankton termasuk kedalam
tumbuhan golongan ganggang (algae), terutama ganggang hijau
(chlorophyceae), ganggang biru (cyanophyceae), dan ganggang kersik
(Diatomae).
Kondisi fisik yang mempengaruhi kehidupan plankton di sungai antara
lain: gerakan / arus air, temperatur air, kekeruhan / turbiditas air, penetrasi
cahaya matahari, dlsb.(Odum, 1971). Kondisi kimiawi yang mempengaruhi
plankton di sungai antara lain adalah oksigen terlarut (DO, dissolved oxygen),
karbon dioksida bebas dalam air, pH (derajad keasaman) air, kandungan alkali/
alkalinitas perairan, daya mengikat asam atau DMA) air (Sagala, 1983).
Kondisi lingkungan sekitar perairan yang mempengaruhi badan air dan
kemudian memberikan pengaruh terhadap kehidupan komunitas plankton
adalah berbagai vegetasi alami di daerah sempadan badan air dan kegiatan-
kegiatan yang ada baik aktifitas pemukiman, industri, pabrik dan aktifitas
lainnya.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan pratikum ini adalah untuk memahami cara pengamatan dan
Pengklasifiakasian Plankton waduk FPK.
Sedangkan manfaat dari pratikum ini adalah mahasiswa mampu mengamati
dan mengklasifikasikan Plankton di waduk FPK.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum telah dilaksanakan pada tanggal 23 April 2022, yang berlokasi
di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas
Riau. Dimana, kegiatan praktikum dilaksanakan pada hari yang sama dimulai
pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB, bertempat di Laboratorium
Biologi Perairan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.
2.2 Bahan dan Alat
Tabel 1. Bahan dan Alat Praktikum
Bahan Alat
Air Sampel Pipet Tetes
Objek Glass
Mikroskop
Cover Glass

2.3 Metode Praktikum


Metode yang digunakan saat Praktikum adalah Metode secara Langsung,
yakni mengamati secara langsung menggunakan mikroskop dan dengan
mengambil sampel secara langsung ke lokasi.
2.4 Prosedur Pratikum
Sampel yang telah di ambil pertama- tama teteskanlah menggunakan pipet
tetes ke objek glass sebanyak 1-2 tetes, lalu tutuplah objek glass menggunakan
cover glass, lalu amatilah sampel di bawah mikroskop dan catat dan
identifikasilah jenis plankton yang di temukan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 2. Identifikasi Plankton
No Klasifikasi Jenis Gambar Plankton Referensi Jumlah
1. Kingdom: Chromista 1

Divisi: Ochrophyta
Kelas: Bacillariophyceae
Ordo: Bacillariales
Family: Bacillariaceae
Genus: Pseudo-nitzschia
Spesies:Nitzschia pungens

2. Kingdom: Plantae 1
Phylum: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Chlorococcales
Family: Scenedesmaceae
Genus: Scenodesmus
Spesies: S. obliquus

3. Kingdom: Protista 1
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Chlorophyceales
Family: Oocystaea
Genus: Chlorella
Spesies:Chlorella sp
4. Kingdom: Bacteria 2

Divisi: Cyaobacteria
Kelas: Cyanophyceae
Ordo: Chroococcales
Family: Chroococcaceae
Genus: Chroococcus
Spesies: Chroococcus sp

Tabel 3. Perhitungan Plankton


Jenis Kelimpahan ni N Pi 𝑷𝒊𝟐 Ln PiL Ln H’/H’
Pi npi S max
Nitzschia
Pungens
Scenedesmus
Obliquus
Chlorella sp
Chrococcus
sp
Total

3.2 Pembahasan
a. Chlorella sp
Chlorella sp. merupakan jenis mikroalga yang memiliki kandung pigmen
dan klorofil untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Kata Chlorella berasal
dari bahasa latin yakni ”Chloros” yang memiliki arti hijau dan ”ella” yang
memiliki arti kecil. Chlorella sp. adalah pakan dasar biota yang ada di
perairan termasuk ikan. Chlorella sp. merupakan produsen dalam rantai
makanan makhluk hidup yang kaya akan gizi. Bentuk sel Chlorella sp. bulat
atau bulat telur, merupakan alga bersel tunggal (uniseluler) dan kadang-
kadang bergerombol (Merizawati, 2008). Warna hijau pada alga ini
disebabkan selnya mengandung klorofil a dan b dalam jumlah yang besar
selain itu juga mengandung karoten dan xantofil (Rostini, 2007)
Chlorella sp. mampu tumbuh dan berkembang pada semua tempat atau
lingkungan (kosmopolit), terkecuali pada tempat atau lingkungan yang
sangat ektrim atau kritis untuk kehidupan makhluk hidup. Mikroalga ini
dapat hidup pada salinitas 0-35 ppt. Pada salinitas 10-20 ppt adalah salinitas
optimum bagi pertumbuhan mikroalga ini. Chlorella sp. masih mampu hidup
pada suhu 40oC. Rentang suhu Chlorella sp. adalah diantara 25o –30oC
yang merupakan kisaran suhu optimum bagi pertumbuhannya. Chlorella sp.
melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara membelah sel serta
memisahkan autospora dari sel induknya (Merizawati, 2008).
Reproduksi Chlorella dengan cara aseksual, yakni dengan pembentukan
autospora yang mirip dengan dari sel induknya. Setiap satu sel induk akan
membelah diri menjadi 4, 8, atau 16 autospora yang nantinya akan menjadi
sel-sel anak, yang kemudian akan melepaskan diri dari induknya (Kawaroe
et al., 2010).
b. Chroococcus
Ciri-ciri Chroococcus Ukuran tubuh Chroococcus berkisar 1 mm – 60
mm, Memiliki dinding sel yang mengandung lapisan peptidoglikan yang
tipis, Bisa melakukan proses fotosntesis, Memiliki pigmen fikobilin, Dapat
ditemukan di tanah yang lembab atau air bersih Memiliki struktur sel
prokariotik.
system reproduksi pada cyanobacteria, diantaranya: Pembelahan Biner:
Pembelahan biner dapat terjadi pada Cyanobacteria uniseluler maupun
multiseluler yang berbentuk filamen (benang). Pada Cyanobacteria
uniseluler, sel-sel hasil pembelahan ada yang langsung memisah, dan ada
pula yang tetap bergabung sehingga membentuk koloni (misalnya
Gloeocapsa). Sel-sel hasil pembelahan pada Cyanobacteria yang berbentuk
filamen menyebabkan filamen menjadi bertambah panjang, Fragmentasi:
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh organisme. Bagian tubuh
yang terlepas akan tumbuh menjadi individu baru. Fragmentasi terjadi pada
Cyanobacteria yang berbentuk filamen. Pemutusan bagian tubuh dapat
terjadi di bagian-bagian tertentu pada sel-sel yang mati. Filamen hasil
pemutusan
disebut hormogonium. Hormogonium ini memiliki panjang filamen yang
berbeda-beda, dan bila terlepas dan filamen induk maka akan tumbuh
menjadi Cyanobacteria baru. Contoh Cyanobacteria yang mengalami
fragmentasi antara lain Oscillatoria sp. dan Plectonema boryanum,
Pembentukan Endospora: Pembentukan endospora terjadi bila kondisi
lingkungan kurang menguntungkan, misalnya pada kondisi kekeringan. Sel
yang mengandung endospora ini disebut akinet. Akinet berasal dari sel
vegetatif, berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya karena
mengandung cadangan makanan, dan berdinding tebal. Bila kondisi
lingkungan membaik, maka endospora akan tumbuh menjadi Cyanobacteria
baru, contohnya Nostoc sp.
c. Scenedesmus Obiliquss
Scenedesmus berbentuk silindris dan umumnya membentuk koloni
berukuran lebar 12-14 µm dan panjang 15-20 µm. Selnya berbentuk elips
hingga lanceolate (panjang dan ramping) dan beberapa spesies memiliki duri
atau tanduk (Irianto, 2011).
Scenedesmus dapat melakukan reproduksi aseksual maupun
seksual. Reproduksi aseksual terjadi melalui pembentukan autokoloni, yaitu
setiap sel induk membentuk koloni anakan yang dilepaskan melalui sel
induk yang pecah terlebih dahulu.
d. Nitzschia pungens
Nitzschia sp. adalah phytoplankton yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut yaitu merupakan diatom pennales perairan, alga bersel tunggal,
menghasilkan neuro mixim, raphe adalah rongga udara, katup terdiri dari 2
yaitu hipoteka dan apiteka, berwarna biru kehijauan, sel sel berbentuk
lonjong memanjang, ditengah-tengah panser terdapat celah yang membujur
yang dinamakan rafe hidup sebagai saprofit, organime ini
dapat merayap mundur. Dalam genus, spesies ini memiliki berbagai
macam ukuran, dari yang sangat kecil sampai yang sangat besar. Nitzschia
adalah genus yang sangat umum dengan sejumlah besar spesies yang
seringkali sulit untuk di identifikasi. Beberapa spesies Nitzschia mencapai
kelimpahan yang besar di perairan yang menyebabkan polusi organik yang
tinggi.
Nitzschia fonticola menunjukkan adanya reduksi seksualitas dengan
produksi “pedogamous” auxospora di gametangia yang tidak berpasangan.
Nitzschia longissima memiliki system perkembangbiakan yang
heterothallic. Sistem perkembangbiakan heterothalic yaitu sistem
perkembangbiakan dimana dalam satu individu hanya ada satu alat kelamin
saja. Misalnya hanya ada alat kelamin betina saja, atau hanya ada alat
kelamin jantan saja. Perkembangbiakan seperti ini juga disebut dengan
perkembangbiakan berumah dua.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mengenai plankton, didapatkan hasil
bahwa terdapat ada 4 jenis plankton yang di temukan di mikroskop, jenis
plankton yang di temukan yaitu Nitzschia pungens, scenedesmus obliquus,
chlorella sp dan chrococcus sp.
4.2 Saran
Marilah sama-sama menjaga alat-alat praktikum mohon
ditambahkan supaya praktikan bisa lebih leluasa melakukan praktikum dan
juga kepada praktikan tetap saling menjaga alat dan bahan yang dipakai
saat praktikum.

9
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Umas, Atika. 2018. Identifikasi Mikroalga pada Air Sumur di Daerah Kecamatan
Kota Kabupaten Kudus. Institut Agama Islam Negeri kudus. Jawa Tengah
Ariana, Dewi. Dkk. 2014. Komposisi Jenis Dan Kelimpahan Fitoplankton Perairan Laut
Riau. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru.
Ir. Suhandoyo,MS. Dkk. 2020. Plankton, Bioindikator Kualitas Air Di System Sungai
Bawah Tanah Bribin-Baron sebagai Penyuplai Utama Air Di Kawasan Karst
Gunung Semeru. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
Universitas Yogyakarta. Yogyakarta
Munira, Dkk. 2022. Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi Jenis Plankton di
Perairan Pantai Pasir Panjang Pulau Gunung Api Desa Nusantara Kecamatan
Banda. Ilmu Kelautan dan Masyarakat Pesisir. Banda
Sartika, Dewi. Dkk. 2017. Perbandingan Kelimpahan Fitiplankton Pada Bagian Hlu,
Tengah dan HIlir Di Perairan Sungai Carang Kota Tanjung Pinang Provinsi
Kepulauan Riau. Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH. Kepulauan Riau.

10

Anda mungkin juga menyukai