3. LANGKAH KERJA
Langkah kerja praktikum bakteri Rhizobium
1. Ambil nodule dari akar Leguminosae.
2. Letakkan pada gelas objek, kemudian ditindih dengan gelas objek yang lain sampai
nodul tersebut hancur.
3. Tambahkan aquades satu sampai dua tetes kemudian ditutup dengan gelas penutup
dan diamati dibawah mikroskop.
4. Gambarlah bentuk bakteri yang Nampak, serta buat klasifikasinya
5. Jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut pada buku pekerjaan
Langkah kerja praktikum Cyanophyta
1. Buat preparat dari bahan tersebut di atas.
2. Amati satu per satu dibawah mikroskop.
3. Gambar hasil pengamatan
4. Tuliskan ciri-ciri dari jenis-jenis Cyanophyta yang ditemukan.
5. HASIL PENGAMATAN
1 Kingdom: Bakteria
Filum: Protobakteria
Kelas: Alpha Protobakteria
Ordo: Rhizobiales
Family: Rhizobiaceae
Genus Rhizobium
Species: Rhizobium sp.
2 Divisio : Cyanophyta
Classis : Cyanophyceae
Ordo : Hormogenales
Familia : Nostocaleae
Genus : Anabaena
Specie:Anabaena cicadae
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
3 Fillum: Cyanobacteria
Classis: Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Familia: Curculionoidea
Genus: Anabaena
Species:Anabaena azollae
5. HASIL PENGAMATAN:
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
4. LANGKAH KERJA:
Langkah kerja praktikum kelas Chlorophyta
1. Buatlah preparat dari air kolam, air sawah, dan bahan-bahan lain yang tersedia.
2. Amati satu persatu bahan tersebut di bawah mikroskop dan perhatikan bentuk
selnya, bentuk kloroplas dengan pirenoidnya. Untuk yang berbentuk lembaran,
buatlah penampang melintang dan amatilah lembaran tadi terdiri dari beberapa
lapis sel dan amati letak kloroplasnya.
3. Buatlah identifikasi dari seluruh Chlorophyta yang diamati
4. Tulislah tanda-tanda dari bahan yang diidentifikasi
Langkah kerja praktikum kelas Phaeophyta & Rhodophyta
1. Ambil bahan yang telah disediakan dan amati sau persatu
2. Amati bentuk thallus, adanya filoid, gelembung udara, reseptakel, serta
dimanakah letak masing-masing bagian tersebut
3. Tulislah sifat dan ciri dari bahan yang diamati
4. Buat identifikasi disertai dengan klasifikasinya.
Langkah kerja praktikum Chrysophyta
1.
2. HASIL PENGAMATAN:
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
3. DAFTAR PUSTAKA:
Dwimayasanti, Rany.2015.Komunitas Makroalga di Perairan Tayando-Tam, Maluku
Tenggara Community of Macroalgae in Tayando-Tam Waters, Southeast Maluku.
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 2018 3(1): 39-48
Kasim,Ma’ruf.2018.Studi Kepadatan dan Keanekaragaman Makroalga pada Terumbu
Karang Buatan dari Sampah Plastik di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan,
3(2): 93-103
Adi, Suroso. 1992.Pengantar Cryptogamae. Bandung. Tarsito
Tjitrisoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press
Ayhuan, Hendrik. 2017. Analisis Struktur Komunitas Makroalga Ekonomis Penting di
Perairan Intertidal Manokwari, Papua Barat. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan
Vol. 8 No. 1 Mei 2017: 19-38
Bunga, Ulya.2015. Struktur Komunitas Makroalgae di Kawasan Pesisir Pantai
Cigebang Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat. Makalah dalam : Laporan
Penelitian Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Cagar Alam Bojonglarang Jayanti dan
Desa Karangwangi Cianjur, Jawa Barat 10 – 17 Mei
5. HASIL PENGAMATAN:
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
6. DAFTAR PUSTAKA:
Noverita,dkk.2019.Keanekaragaman dan Potensi Jamur Makro di Kawasan Suaka
Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling(SMBRBB) Provinsi Riau, Sumatera. Jurnal
Pro-Life Volume 6 Nomor 1: 26-45
Tjitrisoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press
Utomo, Budi.2012. Keanekaragaman Jamur Makroskopis di Hutan Pendidikan
Universitas Sumatera Utara Desa Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera
Utara.Vol(1):176-182
Suciatmih,dkk. 2008. Keanekaragaman dan Daya Degradasi Selulosa Jamur Tanah di
Hutan Bekas Terbakar Wanariset-Semboja Kalimantan Timur. Berita Biologi 9(2):169-
173
Rahmadani, Ayu.2019.Karakteristik Jamur Makroskopis di Stasiun Penelitian Soraya
Kawasan Ekosistem Leuser Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi
Fungi[skripsi].Banda Aceh (ID): Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
3. HASIL PENGAMATAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
NO KLASIFIKASI GAMBAR KETERANGAN
4. DAFTAR PUSTAKA:
Solle,Hartini.2017. Keanekaragaman Jamur di Cagar Alam Gunung Mutis Kabupaten
Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Biota Vol. 2 (3): 105-110, Oktober 2017
Purwanto, Bimo,dkk.2017. Inventarisasi Jamur Makroskopis di Cagar Alam
Nusakambangan Timur Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Proceeding Biology
Education Conference. Vol 14(1): 79 – 82
Adi, Suroso. 1992.Pengantar Cryptogamae. Bandung. Tarsito
Tjitrisoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press
Syafrizal, Saptiansyah. 2014. Inventarisasi Jamur Makroskopis di Hutan Adat Kantuk dan
Implementasinya Dalam Pembuatan Flipbook. Jurnal Penelitian. Halaman 3-14
Hanna, Priskila.2018.Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis di Kawasan Hutan
Sekunder Areal IUPHHK-HTI PT. Bhatara Alam Lestari Kabupaten Mempawah.Jurnal
Hutan Lestari.Vol 6 (3):569-582
Frekuensi =
Ĥ= ln
Keterangan:
s = jumlah jenis
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah individu semua jenis
Semakin besar nilai Ĥ menunjukkan semakin tinggi keanekaragaman jenis suatu
komunitas tumbuhan dalam sebuah ekosistem tersebut. Besarnya nilai
keanekaragaman jenis Shannon
didefinisikan sebagai berikut: