Oleh:
Nama : Diah Nanda Utari
NIM : B1A015092
Kelompok :4
Rombongan : II
Asisten : Halimatus sadiyah
A. Latar Belakang
Wilayah perairan Indonesia memiliki luas sekitar 2/3 dari luas seluruh
wilayah dan memiliki panjang garis pantai sekitar 81.000 km dengan luas perairan
pantai sekitar 5,8 juta km persegi. Potensi lahan pengembangan budidaya laut di
Indonesia juga cukup besar yaitu 80,929 ha, dengan potensi produksi mencapai
46.734.300 ton/tahun. Alga merupakan organisme yang dianggap sebagai nenek
moyang tumbuhan saat ini. Alga memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki
oleh tumbuhan saat iniseperti pigmen klorofil. Alga secara morfologi dapat terbagi
menjadi dua golongan yaitu mikroalga (alga dengan ukuran mikroskopis) dan
makroalga (alga yang berukuran makro). Namun, secara spesifik bentuk tubuh
beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya
sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang
(Panggabean, 2007).
Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam
lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungia ada di sekitar kita.
Sebagian besar mikroalgae bersifat fotosintetik, mempunyai klorofil untuk
menangkap energi matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organik yang
berguna sebagai sumber energi bagi kehidupan konsumer seperti kopepoda,
larvamoluska, udang dan lain-lain. Selain perannya sebagai produser primer, hasil
sampingan fotosintesa mikroalgae yaitu oksigen juga berperan bagi respirasi biota
sekitarnya. Pengetahuan tentang fikologi telah berkembang pesat setelah beragam
jenis alga dengan karakteristiknya masing-masing berhasil dikultur. Berbagai
institusi di dunia telah menyimpan koleksi kultur mikroalgaa yang potensial dapat
dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi (Panggabean, 2007).
Ganggang atau alga merupakan penduduk alam yang hidupnya di lingkungan
perairan. Kehidupan alga cenderung dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu faktor fisik, faktor kimia dan faktor lingkungan air. Alga memiliki siklus hidup
yang sangat singkat dan reproduksi yang cepat, oleh karena itu mereka sering
ditemukan di kolam untuk mendeteksi adanya berbagai polutan. Alga atau
fitoplankton dapat berperan sebagai salah satu parameter ekologi yang dapat
menggambarkan kondisi suatu perairan. Kelimpahan ganggang dapat menjadi
indikasi apakah air itu tercemar oleh polutan atau tidak ( Kshirsagar et al, 2012).
B. Tujuan
A Materi
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, object glass,
cover glass, pipet, botol kultur, dan tissue.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air sampel dari kolam D3 .
B. Metode
1. Sampel mikroalga yang ada di kolam diambil dengan ember sebanyak 10x.
2. Disaring dengan plankton net.
3. Sampel dimasukkan ke dalam botol sampel.
4. Sampel diambil menggunakan pipet tetes sebanyak 1-2 tetes.
5. Diamati di bawah mikroskop.
6. Diidentifikasi dan difoto.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Divisio : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Oedogoniales
Famili : Oedoniaceae
Genus : Oedogonium
Divisio : Chlorophyta
Kelas : Trebouxiophyceae
Ordo : Chlorellales
Famili : Eremosphaeraceae
Genus : Eremosphaera
A. Kesimpulan
Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya data dari setiap kelompok
diupload atau dituliskan dipapan tulis saat akhir acara praktikum agar mempermudah
dalam pencarian data.
DAFTAR REFERENSI