Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI MIKROALGA DARI BERBAGAI CARA HIDUPNYA

Oleh:
Nama : Diah Nanda Utari
NIM : B1A015092
Kelompok :4
Rombongan : II
Asisten : Halimatus sadiyah

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah perairan Indonesia memiliki luas sekitar 2/3 dari luas seluruh
wilayah dan memiliki panjang garis pantai sekitar 81.000 km dengan luas perairan
pantai sekitar 5,8 juta km persegi. Potensi lahan pengembangan budidaya laut di
Indonesia juga cukup besar yaitu 80,929 ha, dengan potensi produksi mencapai
46.734.300 ton/tahun. Alga merupakan organisme yang dianggap sebagai nenek
moyang tumbuhan saat ini. Alga memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki
oleh tumbuhan saat iniseperti pigmen klorofil. Alga secara morfologi dapat terbagi
menjadi dua golongan yaitu mikroalga (alga dengan ukuran mikroskopis) dan
makroalga (alga yang berukuran makro). Namun, secara spesifik bentuk tubuh
beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya
sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang
(Panggabean, 2007).
Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam
lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungia ada di sekitar kita.
Sebagian besar mikroalgae bersifat fotosintetik, mempunyai klorofil untuk
menangkap energi matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organik yang
berguna sebagai sumber energi bagi kehidupan konsumer seperti kopepoda,
larvamoluska, udang dan lain-lain. Selain perannya sebagai produser primer, hasil
sampingan fotosintesa mikroalgae yaitu oksigen juga berperan bagi respirasi biota
sekitarnya. Pengetahuan tentang fikologi telah berkembang pesat setelah beragam
jenis alga dengan karakteristiknya masing-masing berhasil dikultur. Berbagai
institusi di dunia telah menyimpan koleksi kultur mikroalgaa yang potensial dapat
dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi (Panggabean, 2007).
Ganggang atau alga merupakan penduduk alam yang hidupnya di lingkungan
perairan. Kehidupan alga cenderung dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu faktor fisik, faktor kimia dan faktor lingkungan air. Alga memiliki siklus hidup
yang sangat singkat dan reproduksi yang cepat, oleh karena itu mereka sering
ditemukan di kolam untuk mendeteksi adanya berbagai polutan. Alga atau
fitoplankton dapat berperan sebagai salah satu parameter ekologi yang dapat
menggambarkan kondisi suatu perairan. Kelimpahan ganggang dapat menjadi
indikasi apakah air itu tercemar oleh polutan atau tidak ( Kshirsagar et al, 2012).
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah mengetahui keanekaragaman mikroalga


ditinjau dari berbagai cara hidupnya di alam.
C. Tinjauan Pustaka

Identifikasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui jenis mikroalga


berdasarkan morfologinya. Identifikasi dilakukan dnegan mengamati sampel alga
yang telah tumbuh setiap hari. Sel mikroalga memiliki karakteristik khas yang
dgunakan sebagai pengenalan atau identifikasi henis, yaitu meliputi bentuk talus
(uniseluler, koloni, filamen), susunan sel dalam koloni, selubung gelatin dalam
filamen, percabangan filamen, dan keberadaan akinet. Beberapa genus pengukuran
morfometri (panjang dan lebar sel atau suatu ornamen) harus dilakukan (Whitton et
al., 2002).
Mikroalga adalah organisme fotosintetik yang memiliki rentang habitat
sangat beragam. Habitat dari laut es, air laut, salju, perairan dalam tanah. Selain itu
mikroalga merupakan sumber yang bermanfaat sebagai biomaterial untuk
bioteknologi aplikasi dan kepentingan komersial (Yong et al., 2016). Mikroalga
merupakan mikroorganisme aquatik fotositetik yang memiliki ciri-ciri berukuran
mikroskopik, yang dapat ditemukan di dalam air tawar dan air laut, paling tidak
terdapat pada lokasi yang lembab, serta melakukan proses fotosintesis untuk
membuat makanannya sendiri karena termasuk ke dalam jenis makhluk hidup
fotoautotrof. Mikroalga merupakan jenis sel tunggal yang terpisah menyendiri atau
berkelompok. Tergantung pada jenisnya, ukuran mereka dapat terbentang beberapa
mikrometer (m) hingga beberapa ratus mikrometer. Tidak sama dengan tumbuhan
lain, mikroalga tidak mempunyai akar, batang dan daundaun. Mikroalga mampu
untuk melakukan fotosintes, mereka menghasilkan oksigen dimana pada waktu yang
sama mereka mengambil karbondioksida di lingkungannya sehingga mengurangi
efek rumah kaca dan meminimalisasi terjadinya global warming (Winahayu et al.,
2013).
Keanekaragaman mikroalga sangatlah tinggi, diperkirakan terdapat 200.000-
800.000 spesies mikroalga yang ada di Bumi. Dan baru sekitar 35.000 spesies saja
yang telah terindentifikasi oleh manusia, seperti Spirulina, Nannochloropsis sp,
Botryococcus braunii, Chlorella sp, dan Tetraselmis suecia. (Borowitzka, 1988).
Mikroalga yang sering dijumpai pada perairan air tawar dengan penyebaran yang
sangat luas pada umumnya adalah mikroalga divisi Chlorophyta, sedangkan pada
perairan yang ekstrem banyak dijumpai mikroalga divisi Cyanophyta (Hariyati,
1974).
II MATERI DAN METODE

A Materi

Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, object glass,
cover glass, pipet, botol kultur, dan tissue.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air sampel dari kolam D3 .
B. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :

1. Sampel mikroalga yang ada di kolam diambil dengan ember sebanyak 10x.
2. Disaring dengan plankton net.
3. Sampel dimasukkan ke dalam botol sampel.
4. Sampel diambil menggunakan pipet tetes sebanyak 1-2 tetes.
5. Diamati di bawah mikroskop.
6. Diidentifikasi dan difoto.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1. Hasil identifikasi spesies mikroalga rombongan II


Kelompok Nama Spesies
Chlorella sp.
1 Crucigenia sp.
Botryococcus sp.
2 Chlorella sp.
3 Chlorella sp.
Chlorella sp.
4 Eremosphaera viridis
Oedogonium sp.
5 Chlorella sp.

Tabel 3.2. Gambar hasil identifikasi spesies mikroalga kelompok 3

Gambar 3.1 Chlorella sp. Gambar 3.2 Oedogonium sp.

Gambar 3.2 Eremosphaera viridis


B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum Identifikasi mikroalga, pada kelompok 1 spesies yang


didapat yaitu Chlorella sp., Crucigenia sp., dan Botryococcus sp. Pada kelompok 2,
3, dan 5 spesies yang didapat yaitu Chlorella sp. Dan pada kelompok 4 spesies yang
didapat yaitu Chlorella sp., Eremosphaera viridis, dan Oedogonium sp. Hasil pada
praktikum kali ini menunjukkan ada beberapa mikroalga yang ditemukan dari
kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 merupakan spesies yang sama hal tersebut disebabkan
karena air sampel yang digunakan diambil dari tempat asal yang sama. Oleh sebab
itu populasi mikroalga yang berkembang cenderung spesies yang sama. Mikroalga
tumbuh di sebagian besar lingkungan alam termasuk air, batuan tanah, tetapi
menarik juga tumbuh dan dalam organisme lain. Habitat utama mereka adalah air
tawar, payau dan ekosistem laut. Mikroalga dapat ditemukan dan dikumpulkan tidak
hanya dalam ekosistem perairan umum seperti danau, sungai dan lautan, tetapi juga
di lingkungan yang ekstrim seperti air vulkanik dan garam perairan (Duong et al.,
2012).
Nama Chlorella berasal dari zat bewarna hijau (chlorophyll) yang juga
berfungsi sebagai katalisator dalam proses fotosintesis. Chlorella sp. oleh Bold dan
Wynne (1985) dikategorikan ke dalam kelompok alga hijau yang memiliki jumlah
genera sekitar 450 dan jumlah spesies lebih dari 7500. Nama alga hijau diberikan
karena kandungan zat hijau (chlorophyll) yang dimilikinya sangat tinggi, bahkan
melebihi jumlah yang dimiliki oleh beberapa tumbuhan tingkat tinggi. Klasifikasi
Chlorella sp. menurut Bold dan Wynne (1985) adalah sebagai berikut:
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Oocystaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella sp.
Bentuk umum sel-sel Chlorella adalah bulat atau elips (bulat telur), termasuk
fitoplankton bersel tunggal (unicellular) yang soliter, namun juga dapat dijumpai
hidup dalam koloni atau bergerombol. Diamater sel umumnya berkisar antara 2-12
mikron, warna hijau karena pigmen yang mendominasi adalah klorofil. Chlorella sp.
merupakan organisme eukariotik (memiliki inti sel) dengan dinding sel yang
tersusun dari komponen selulosa dan pektin sedangkan protoplasmanya berbentuk
cawan (Isnansetyo & Kurniastuty, 1995).

Divisio : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Oedogoniales

Famili : Oedoniaceae

Genus : Oedogonium

Spesies : Oedogonium sp.

Oedogonium banyak ditemukan pada perairan yang permanen seperti kolam


atau kubangan air, jarang pada air yang mengalir deras. Filament ada yamng
melayang atau epifit( menempel) pada daun atau batang tanaman air. Sel- sel yang
menyusun filamen berbentuk silindris panjang. Sel basal mengalami modifikasi
menjadi semacam batil hisap untuk menempel pada subtrat. Sedangkan sel
apical( ujung) biasanya ujungnya membulat. Pembelahan sel terjadi tidak pada
bidang tengah sel tetapi agak ke ujung sel sehingga dinding sel yang diwariskan pada
kedua sel anak tidak sama. Sel berinti tunggal dan memiliki satu kloroplas berbentuk
anyaman (reticulate) yang menyelubungi protoplasma. Kloroplas biasanya memiliki
banyak pirenoid. Pembiakan vegetative dapat dengan pemutusan benang koloni
tetapi tidak sampai terjadi koloni terputus- putus menjadi banyak fragmen kecuali
pada waktu pembentukan zoospore. Pembiakan aseksual dengan pembentukan sel
spora yang jumlahnya selalu satu setiap sel. Bentuk zoospora lonjong sampai
piriform dengan ujung anterior transparan. Biasanya tidak memiliki bintik mata
meskipun kadang- kadang ada satu. Pembiakan seksual secara oogami tipe
nannandrous atau tipe macrandrous (Prasetyo, 1987).

Divisio : Chlorophyta

Kelas : Trebouxiophyceae

Ordo : Chlorellales
Famili : Eremosphaeraceae

Genus : Eremosphaera

Spesies : Eremosphaera viridis.

Eremosphaera viridis merupakan mikroalga divisi chlorophyta yang memiliki ukuran


tubuhnya 35 60 mikron, Memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk
berfotosintesis, banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hijau
pada air kolam. Hal in disebabkan mikroalga tersebut memiliki kloroplas didalam
tubuhnya (Prasetyo, 1987).
Menurut Sze (1993), berdasarkan cara hidupnya, mikroalga dibedakan
menjadi 4 tipe yaitu :
a) Fitoplankton, hidup bebas terapung-apung di permukaan air. Bergerak pasif
mengikuti arus air. Terdapat bentuk aktif yang disebut neuston.
b) Fitobentos, merupakan mikroalga yang melekat pada substrat atau sesuatu yang
terdapat di perairan. Bergantung pada tipe substrat, tumbuhan/ rumput air dan
arus air.
c) Alga simbiotik, hidup bersama dan saling berasosiasi dengan organisme lain.
Keuntungannya yaitu inang mendapatkan makanan sedangkan alga mendapatkan
perlindungan atau lingkungan tetap dan zat-zat makanan.
d) Alga permukaan, tumbuh pada bagian permukaan substrat, misalnya permukaan
tanah, daun, kulit pohon, dan salju.
Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai tumbuhan
dan dikenal sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil)
yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen
dalam air. Bentuk sel mikroalga beragam, ada yang berbentuk bulat, lonjong,
memanjang seperti benang, bercabang atau tidak, hingga berbentuk tidak beraturan
yang hidup berkelompok dan tersebar diperairan (Becker, 1994).
Baru-baru ini, pentingnya alga sebagai sumber zat bioaktif baru berkembang
pesat dan berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa alga laut berasal senyawa
menunjukkan berbagai aktivitas biologis. Dewasa ini, banyak penelitian yang
membuktikan bahwa produk laut memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang,
seperti nutraseutikal, farmaseutikal, maupun kosmeseutikal. Kosmeseutikal
merupakan produk kosmetik yang memiliki efek medis sehingga dapat
mempengaruhi fungsi biologis kulit dikarenakan jenis zat bioaktif yang
dikandungnya. Alga laut berpotensi tinggi sebagai sumber bahan baku
kosmeseutikal. Kandungan senyawa bioaktif dalam alga laut yang berpotensi dalam
bidang kosmesetikal diantaranya MAA, fenol, fukoidan, fosfolipid, -Karoten,
derivat phlorotannin, fukosantin, DPHC, oxysterol, polisakarida, astaxanthin, dan
lutein. Kandungankandungan tersebut dapat berfungsi sebagai antioksidan, protektor
terhadap radiasi UV (UV filter), sintesis kolagen, regenerasi kulit, pelembab, serta
menghambat pembentukan melanin (Lestari & Mita, 2016).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpukan sebagai berikut :


1 Hasil praktikum identifikasi mikroalga didapatkan spesies, yaitu pada
kelompok 1 Chlorella sp., Crucigenia sp., dan Botryococcus sp. Pada
kelompok 2, 3, dan 5 spesies yang didapat yaitu Chlorella sp. Dan pada
kelompok 4 spesies yang didapat yaitu Chlorella sp., Eremosphaera viridis,
dan Oedogonium sp .
2 Mikroalga berdasarkan cara hidupnya dibedakan menjadi fitoplankton,
fitobentos, alga simbiotik, dan aerial alga.
B. Saran

Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya data dari setiap kelompok
diupload atau dituliskan dipapan tulis saat akhir acara praktikum agar mempermudah
dalam pencarian data.
DAFTAR REFERENSI

Becker, E. W. 1994. Microalgae Biotechnology and microbiology. New York:


Cambridge University Press.
Bold, H.C. & Wynne, M.J., 1985. Introduction to the Algae. Structure and
Reproduction. New Jersey: Englewood Cliffs.
Borowitzka, M.A., & L.J. Borowitzka. 1988. Micro-algae Biotechnology. New
York: Cambridge University press.
Duong, V. T., Yan Li, E. Nowak., & P. M. Schenk. 2012. Microalgae Isolation and
Selection for Prospective Biodiesel Production. Energies 5: 1835-1849.
Hariyati, R. 1974. Kelimpahan dan Keanekaragaman Mikroalga di Sumber Air Panas
Gonoharjo Kendal. Majalah Penelitian Lembaga Penelitian UNDIP. 7 (24):
46-50.
Isnansetyo., & Kurniastuty.1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton.
Jogjakarta: Kanisius.
Kshirsagar, A.D., Mahendra L.A., & V.R Gunale. 2012. Phytoplankton diversity
related to polution from mula river at pune city. Journal Terrestrial and
Aquatic Environmental Toxicology, 6(2), pp: 136-142.
Lestari, I.L., & Mita, S. R. 2016. Potensi Alga Laut dan Kandungan Senyawa
Biologisnya Sebagai Bahan Baku Kosmeseutikal. Jurnal Farmaka, 4(3). pp.
1-15.
Prasetyo, T. I. 1987. Beberapa Genus Alga Air Tawar. Malang: UMPRESS.
Sze, P. 1986. A Biology of the Algae. Wm. C. Iowa: Brown Publishers.
Whitton, B.A. 2002. The Freshwater Algal Flora of The British Isles : An
Identification Guide to Freshwater and Terrestrial Algae. London:
Cambridge University Press.
Winahayu, D.A., Anggraini, Y., Rustiati, E.L., Master, J., & Setiawan, A. 2013. Studi
Pendahuluan Mengenai Keanekaragaman Mikroalga di Pusat Konservasi
Gajah, Taman Nasional Way Kambas. Prosiding Semirata FMIPA
Universitas Lampung.
Yong, W. K., Tan, H. Y., Poong, S. W., & Lim E. P. 2016. Response of Microalgae in
A Changing Climate Environment. Malaysian Journal of Science, 35(2). pp.
167-187.

Anda mungkin juga menyukai