Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Dosen Pebimbing :

Dr. Uun Yanuhar S.pi.M.Si

Mikroalgae

Disusun oleh :

Amin Muslimin (185080100111038)

Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

2019

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
   
                                                                              
        Malang,14 September 2019   
                                                                                          Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………2

Daftar Isi…………………………………………………………………….3

1.Pendahuluan

A. Latar Belakang……………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………4
C. Tujuan………………………………………………………………..5
D. Manfaat………………………………………………………………5

2. Pembahasan

1. Pengertian microalga…………………………………………………6
2. Klasifikasi mikroalga berdasarkan cara hidupnya….………………..7
3. Manfaat Mikroalga……………………………….…………………..8
4. Bila terjadi blooming mikroalga……………….…………………….11

3.Penutup

A. Kesimpulan…………………………………………………………..12
B. Saran………………………………………………………………....12

Daftar Pustaka……………………………………………………….……....13

3
1.Pendahuluan

A. Latar Belakang

Mikroalga meupakan kelompok tumbuhan berukuran renik, baik sel tunggal maupun
koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan air tawar dan laut. Mikroalgae biasanya
disebut fitoplankton.

Mikroalga saat ini menjadi salah satu alternative sumber energy baru yang sangat
potensial. Makanan utama microalgae ialah karbondioksida. Ia mampu tumbuh cepat dan
dipanen dalam waktu singkat yakni 7-10 hari. Kegiatan kultivasi tumbuhan produsen
primer ini menghemat ruang (save space),memiliki efisiensi dan effektifitas tinggi. Panen
mikroalga minimal 30 kali lebih banyak dibandingkan tumbuhan darat. Mikroalgae juga
dapat dikombinasikan untuk pengelolaan lingkungan (recycling nutrient,konservasi air,
dan biofiksasi karbondioksida atau reduksi emisi gas rumah kaca), serta efisien dalam
penyerapan tenaga surya (Isnansetyo dan Kurniastuty,1995).

Keberadaan mikroalga atau kelimpahan mikroalga di lingkungan sangat bervariasi


terutama di areal yang lembap. Kelimpahan mikroalga di alam yang begitu luas belum
sepenuhnya dimanfaatkan oleh manusia. Hal ini dikarenakan kurangnya identifikasi dari
mikroalga. Sampai saat ini kurang lebih 20.000 jenis mikroalga telah teridentifikasi dan
hanya sedikit yang telah dapat diisolasi dan dikultur. Beberapa mikroalga tidak dikultur
karena belum ada yang mencoba untuk mendapatkannya. Beberapa juga belum dapat
dikultur karena perkembangan metode isolasi dan kultur mikroalga belum begitu baik.
Berbagai jenis mikroalga merupakan organisme fotosintetik, kebanyakan uniseluler, dan
struktur reproduksinya kurang berkembang baik (Labeda, 1990).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud mikroalga?


2. Bagaimana kalsifikasi microalgae berdasarkan hidupnya?
3. Apa manfaat mikroalga?
4. Apa yang terjadi jika terjadi blooming microalgae?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari microalgae.

4
2. Mengetahui klasifikasi mikroalga berdasarkan hidupnya
3. Mengetahui manfaat mikroalga
4. Mengetahui yang terjadi jika terjadi blooming mikroalga

D. Manfaat

A. Memahami tentang kehidupan mikroalga


B. Memahami Manfaat mikroalga

2.Pembahasan

1. Pengertian mikroalga

Menurut Yanuhar et al(2019), Mikroalga adalah keanekaragaman hayati yang


sangat besar dimana sekitar 40.000 telah dijelaskan atau dianalisis . Mikroalga dibagi
menjadi 10 (sepuluh) divisi dan delapan dari mereka adalah bentuk uniseluler. Dari

5
delapan divisi, enam telah digunakan sebagai pakan alami untuk budidaya ikan.
Setiap divisi alga tidak hanya memiliki fungsi khusus yang memberikan kontribusi
untuk karakter kelompok tetapi juga merupakan spesies yang juga membedakan
nomor dari spesies lain. Chlorophyta adalah mikroalga keturunan kuno memiliki
beragam taksonomi dan sudah dijelaskan sekitar 8.000 spesies dan tetap belum
terdeskripsikan setidaknya 5.000 spesies, dalam memperkirakan nilai, terutama di
daerah tropis dan subtropics. Eksploitasi alga sebagian besar terbatas untuk
digunakan sebagai pakan alami bagi ikan budidaya. Namun, mikroalga dapat
digunakan sebagai suplemen makanan bergizi tinggi. Alga merupakan sumber
komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kehidupan. Misalnya, Chlorella sp. banyak
digunakan sebagai suplemen karena mengandung asam lemak tak jenuh (omega 3, 6,
dan 9), serat, vitamin, protein, dan mineral. Chlorella sp. dan Spirulina juga dapat
digunakan sebagai antioksidan untuk potensi dan sifat dari N. oculata mikroalga
menunjukkan kelayakan sebagai bahan baku untuk biofuel.

Potensi pengembangan mikroalga lebih tinggi dibandingkan dengan


tumbuhan tingkat tinggi, sebab :

1. Ukuran lebih kecil dengan luas permukaan untuk masa yang sama lebih
tinggi, sehingga kemampuan berfotosintesis lebih baik dikarenakan kerapatan
klorofil lebih tinggi yang berpengaruh kepada laju fotosintesis.
2. Dapat dikultur dalam dimensi volume sehingga pemanfaatan luas lahan sama
hasil akan lebih efisien dan lebih besar.
3. Daur hidup yang pendek mampu berkembang dengan cepat dalam waktu yang
singkat (3 – 7 hari setelah inkubasi).
4. Kandungan nutrisi, kandungan proksimat mikroalga lebih lengkap dan nilai
nutrisi dapat dimanipulasi dengan cara manipulasi genetik.

Keberadaan mikroalga atau kelimpahan mikroalga di lingkungan sangat


bervariasi terutama di areal yang lembap. Kelimpahan mikroalga di alam yang begitu
luas belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh manusia. Hal ini dikarenakan kurangnya
identifikasi dari mikroalga.

Sampai saat ini kurang lebih 20.000 jenis mikroalga telah teridentifikasi dan
hanya sedikit yang telah dapat diisolasi dan dikultur. Beberapa mikroalga tidak
dikultur karena belum ada yang mencoba untuk mendapatkannya. Beberapa juga
belum dapat dikultur karena perkembangan metode isolasi dan kultur mikroalga
belum begitu baik. Berbagai jenis mikroalga merupakan organisme fotosintetik,
kebanyakan uniseluler, dan struktur reproduksinya kurang berkembang baik (Labeda,
1990).
Pertumbuhan suatu jenis mikroalga sangat dipengaruhi oleh ketersediaan zat
hara makro, zat hara mikro dan kondisi lingkungan pertumbuhan. Faktor lingkungan

6
yang berpengaruh meliputi cahaya, suhu, pH, medium dan aerasi. Selain faktor
tersebut, pertumbuhan mikroalga juga dipengaruhi oleh faktor internal berupa sifat
genetik.

2. Klasifikasi mikroalga berdasarkan cara hidupnya

Berdasarkan cara hidupnya mikroalga dapat diklasifikasikan menjadi (Graham,2000):

1. Fitoplankton

Hidup bebas mengambang/ melayang di air. Cara bergerak terbawa bebas


mengikuti arus air (pasif). Ada yang aktif disebut neuston.

2. Fitobentos

Hidup melekat pada substrat/ sesuatu di dasar perairan. Berdasarkan ukuran


dibedakan menjadi makroalga bentos dan mikroalga bentos. Tergantung tipe substrat,
rerumputan/ tumbuhan air dan arus air. Tipe substrat: stabil misalnya batu dan tidak
stabil misalnya pasir.

3. Alga simbiotik

Hidup bersama dan saling berasosiasi dengan organisme lain. Keuntungan


adanya simbion adalah inang mendapat makanan sedangkan alga mendapat
perlindungan/ lingkungan tetap dan zat-zat makanan. Kerugiannya daerah penyerapan
hara/ sinar untuk inang berkurang/ sempit.

a. Lichen a Alga (phycobion)

Chlorophyta : Trebouxia, Pseudotrebouxia

Cyanobacteria : Nostoc, Chroococcus

b. Binatang à di atas rambut-rambut mati, cangkang siput, dan di dalam kerangka

serangga/ laba-laba. Contoh: zoochlorella pada cangkang siput, Cladophora pada sel


kura-kura laut.

4. Aerial algae

7
Tumbuh di permukaan tanah yang lembab dan cukup sinar matahari untuk
fotosintesis. Contoh:

1. alga hijau di tanah asam, Cyanobacteria di tanah netral.

2. Permukaan batu, di antara batu dan banyak (endolitic), bentuk coccoid.

Contoh: Cyanobacteria

3. Manfaat Mikroalga

 Sebagai energy terbaharukan

energi terbarukan dan bersih telah diteliti untuk menggantikan bahan bakar
fosil untuk kepentingan energi berkelanjutan dan lingkungan global. Mikroalga
sebanding dengan sumber energi terbarukan lainnya dalam hal tingkat kelimpahan
dan produksi. Per satuan luas, energi yang dihasilkan oleh mikroalga adalah 30-100
kali lebih besar dari tanaman terestrial. Aplikasi mikroalga dalam energi dapat
memiliki CO bersih nol 2 emisi karena karbon yang berupa CO 2 adalah tetap melalui
fotosintesis selama pertumbuhan mikroalga. Sekitar 1,83 ton CO 2 dikonsumsi oleh 1
ton biomassa alga selama budidaya karenanya, produksi besar-besaran dari biomassa
mikroalga secara signifikan akan memberikan kontribusi untuk mitigasi pemanasan
global, dan pemanfaatan biomassa mikroalga di pembangkit listrik yang ada sangat
menarik (Sukarni et al 2018).

Baik untuk bahan baku biofuel adalah Nannochloropsis oculata (N. Oculata).
mikroalga ini milik Eustigmatophyceae kelas, dan uniseluler alga hijau kecil yang
ditandai oleh bentuk-bentuk coccoid dengan diameter 2-5 um. Spesies ini tidak
mengandung klorofil b atau pigmen xantofil seluler. Dinding sel yang hadir, terdiri
dari komponen fibrillar dan amorf. Selulosa, polimer dari 1,4 terkait D-glukosa,
merupakan komponen fibril yang paling umum. Bagian urat saraf tertanam dalam
materi mucilaginous amorf terdiri dari polisakarida, protein, dan lipid. Kadang-
kadang, kalsium karbonat, silika, atau sporopollenin, yang luar biasa bahan tahan,
juga hadir sebagai encrusting zat. Ada kloroplas tanpa korset lamella dan kloroplas
luar membran retikulum endoplasma dengan koneksi membran langsung ke membran
amplop nuklir luar. Spesies ini umumnya dibudidayakan di industri akuakultur untuk
hewan air belakang, terutama hidup organisme makanan seperti rotifera.

8
Menurut Sukarni et al (2014),Di luar potensi mikroalga untuk bahan bakar
dalam waktu yang disebutkan di atas, memanfaatkan energi dari mikroalga harus
diperhatikan dalam transparansi penuh sifat fisik dan kimia. sifat ini adalah parameter
penting untuk bahan baku bahan bakar biomassa karena mereka akan mempengaruhi
karakteristik pembakaran dan mode penanganan yang tepat dalam tungku. Kadar air
properti yang sangat penting yang mempengaruhi karakteristik pembakaran
biomassa,Terutama karena yang diperlukan energi untuk melepaskan sebelum proses
pembakaran berlangsung. Oleh karena itu, akan mengurangi suhu di dalam ruang
bakar. Untuk memastikan proses pembakaran berkelanjutan, parameter ini harus tepat
terkenal. konten materi yang mudah menguap juga telah ditunjukkan untuk
mempengaruhi perilaku termal dari bahan bakar padat. Tingkat rilis stabil dan
kuantitas menentukan flame pengapian, stabilitas, dan suhu pro fi le di bagian radiasi
dari tungku. Sifat kimia dari biomassa juga parameter kritis karena mereka
menentukan jumlah energi yang terkandung dalam biomassa. Demikian juga,
kehadiran komponen anorganik dalam biomassa di memengaruhi dalam pembentukan
abu,deposito terak, korosi komponen boiler, dan aerosol. Umumnya konstituen
anorganik biomassa adalah Si, Ca, K, Na, Mg, S, Fe, Mn, dan Al dan konsentrasi
setiap elemen dalam biomassa bervariasi sesuai dengan jenis spesies dan lingkungan
tumbuh.

 Plankton bisa menjadi peneduh yang melindungi biota air karena dapat merasa
aman dari sifat kanibalisme.
Semua biota air memakan fitoplankton sebagai produsen primer. Jika fitoplankton
berjumlah sedikit atau sama sekali tidak ada, maka konsumen di perairan akan
menjadi kanibalisme. Kehidupan plankton yang mengambang bisa meneduhkan 
perairan karena sinar matahari sebagian terserap oleh fitoplankton yang akan
digunakannya untuk berfotosintesis.
 Fitoplankton dapat menambah kadar oksigen terlarut dalam air (DO) yang
diberikan melalui proses fotosintesis, sehingga kadar oksigen terlarut
bertambah.
Namun hal itu hanya terjadi pada siang hari. Pada saat malam hari proses fotosintesis
tidak terjadi karena tidak adanya cahaya matahari sehingga suplai oksigen berkurang.
Dalam kondisi ini bakteri  pengurai bekerja secara anaerob. Zat yang dihasilkan
bersifat toksik yang  berakibatkan buruk bagi organisme perairan. Namun pada siang
hari pun terdapat kemungkinan proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik karena
nilai TDS (ukuran zat terlarut baik bahan organic maupun anorganik yang terdapat
pada sebuah larutan) yang tinggi. Jika nilai TDS tinggi maka penetrasi cahaya akan
berkurang akibatnya proses fotosintesis juga akan berkurang. Beberapa plankton dapat

9
menurunkan zat beracun. Dengan cara mengikat zat - zat  beracun juga timbal logam
yang terkandung di perairan tersebut lalu mengendapkannya di bawah.

 Plankton dapat menjaga kestabilan suhu air.


Menurut Lobban et al (1994), Plankton hidup mengambang dan juga 
plankton tersebut menutupi permukaan di perairan sehingga biota laut yang ada di
dalamnya terlindungi karena fitoplankton membutuhkan sinar matahari untuk 
berfotosintesis, sehingga sinar matahari tidak langsung masuk ke
dalam air, jadi suhunya dapat distabilkan. Plankton sebagai katalisator penyerap
karbon. Phytoplankton berada dalam berbagai  bentuk dan simbion, sehingga
perannya sangat vital dalam kehidupan dan rantai energi di laut.
Misalnya,phytoplankton jenis zooxanthellae melakukan simbiosis dengan binatang
karang dan mampu menyerap CO2  menjadi karbonat yang selanjutnya tersimpan
dalam  bentuk kerangka kapur. Sebagian besar phytoplankton akan segera mati dan
tergantikan oleh proses reproduksi. Jika bisa dikendalikan, sejumlah besar
phytoplankton yang sudah menyerap CO2,  bisa dikirim ke dasar laut sebagai karbon.
Saat ini banyak penelitian para ahli untuk mengembangkan cara menampung CO2
melalui phytoplankton dan menyimpan di dasar laut.
 Mengobati penyakit pada ikan
C.vulgaris ekstrak dengan dosis 33 mg / mL dapat lebih meningkatkan
ekspresi HSP70. Bila dibandingkan dengan pengobatan AV1 yang sama, menginfeksi
VNN dan memberikan C.vulgaris Ekstrak yang sama, dalam pengobatan AV2 ini
nilai DAB lebih tinggi, adalah mungkin bahwa administrasi C.vulgaris ekstrak
dengan dosis 33 mg / mL memiliki efek lebih baik dalam meningkatkan ekspresi
HSP70 dalam tubuh Kerapu clumpy. Nilai ini meningkat dibandingkan dengan enam
perlakuan sebelumnya, seperti hasil pengobatan K, V, A1, A2, A3, namun menurun
dibandingkan dengan AV1 dan AV2. Hal ini disebabkan adanya infeksi VNN dan
administrasi C.vulgaris ekstrak dalam perawatan ini, yang dapat mengaktifkan
ekspresi HSP70. Namun, jika dibandingkan dengan nilai-nilai DAB AV1 dan AV2,
dalam pengobatan ini penurunan ekspresi HSP70, adalah mungkin penambahan
C.Vulgaris ekstrak dengan dosis 17 mg / mL dan 33 ug / mL lebih baik dibandingkan
dosis 50 ug / ml (Yanuhar et al,2019).
Dua jenis respon imun yang dikembangkan pertahanan host terhadap infeksi
virus adalah tubuh yang dimediasi antibodi (kekebalan antibodi dimediasi, AMI) dan
sel-dimediasi kekebalan (imunitas seluler dimediasi, CMI). Sistem AMI melibatkan
antibodi yang disintesis oleh sel plasma yang berasal dari sel B Untuk mengaktifkan
sel B antibodi sintesis, antigen memasuki tubuh disajikan oleh APC (sel antigen
menyajikan) melalui molekul MHC II bagi sel-sel CD4 + T (sel T helper). Sel Th

10
maka akan mensekresikan sitokin yang memberikan sinyal ke sel B untuk melakukan
proliferasi dan diferensiasi menjadi sel plasma dan sel memori B sedangkan CMI
dimaksudkan untuk antigen yang terdapat di dalam sel. Antigen akan dipecah oleh
protease menjadi molekul yang lebih kecil kemudian terikat dengan molekul MHC
saya untuk presentasi ke permukaan sel untuk sel CD8 + T (sel T sitotoksik). sel Tc
yang diaktifkan akan mencari sel target yang ditandai dengan ekspresi permukaan sel
MHC saya di antigen asing ini. sel Tc akan mengikat sel target melalui Fas dan Fas
ligand dan mensekresi perforin dan granzim yang menginduksi apoptosis pada sel
target (Yanuhar et al 2017).

4. Bila terjadi blooming mikroalga

Menurut Lobban et al (1994), jumlah mikroalga yang tingi akan


mengakibatkan terjadi hal seperti dibawah ini:
 Mikroalga ini dapat membuat pernafasan ikan menjadi tersendat karena plankton ini
menempel di insang.
 Mengandung hydrogen peroksida yang mempengaruhi insang ikan dan menutup pada
respirasi mereka sehingga menghalangi oksigen yang masuk kedalam insang ikan.
 Fitoplankton menyebabkan blooming. Blooming merupakan fenomena yang terjadi
akibat ledakan perkembangan yang begitu cepat dari sejenis fitoplankton. Biasanya
dari kelompok dinoflagellata (phyrropyta). Blooming mengakibatkan penurunan
produktivitas  perairan dan kematian pada ikan.

C. Penutup

A. Kesimpulan

11
Mikroalga meupakan kelompok tumbuhan berukuran renik, baik sel tunggal maupun
koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan air tawar dan laut. Mikroalgae biasanya
disebut fitoplankton. Mikroalga memiliki banyak manfaat yang bisa kita dapatkan namun
akan memberikan kerugian jika jumlahnya di perariran terlalu banyak.

B. Saran

Masih banyak jenis mikroalga yang belum teridentifikasi, yang sebenernya memiliki
manfaat yang besar bagi kehidupan manusia,kedepannya diharapkan akan lebih banyak
lagi manfaat yg diketahui dari mikroalga bagi kehidupan manusia.

Daftar Pustaka

Graham, L.W. Wilcox. 2000. Algae. Prentice Hall, Inc., New Jersey.

12
Hamidi.N.,U.Yanuhar, Dan ING.Wardana.2014. Potential And Properties Of Marine
Microalgae Nannochloropsis Oculata As Biomass Fuel Feedstock.
International Journal Of Energy And Environmental Engineering.5(4): 279-
290.
Isnansetyo.A dan Kurniastuty.  1995.  Teknik Kultur Phytoplankton dan
Zooplankton.  Kanisius.  Yogyakarta.

Labeda, D. P. 1990. Isolation of Biotechnological Organism from Nature. McGraw-


Hill Publishing Company, New York.

Lobban, C.S and P.J Harisson. 1994. Seaweed Ecology and Physiology. Cambridge
University Press. USA.

Sukarni.S., U.Yanuhar., ING.Wardana, S.Sudjito,N.Hamidi., W.Wijayanti.,


Y.Wibisono, S.Sumarli.,IM.Nauri Dan H.Suryanto.2018. Combustion Of
Microalgae Nannochloropsis Oculata Biomass: Cellular Macromolecular And
Mineralogical Content Changes During Thermal Decomposition.
Songklanakarin Journal Of Science & Technology. 40(6).

Yanuhar.U, I.Al-Hamidy Dan N.R.Caesar.2019. Treatment Of Chlorella Sp. Extract


On Heat Shock Cluster (Hsc) Response From The Tissue And Bloodcells
Proliferation Of Epinephelus Fuscoguttatuslanceolatus Infected By Viral
Nervous Necrosis. IOP Conference Series: Earth And Environmental
Science.236(1).

Yanuhar.U.,D.T.Rahyau.,M.Musa dan D.Arfiati.2017.The Identification Of Plankton


Water Quality,Blood Cell, And Histology In Culture Pond Of Tilapia
Oreocromis Niloticus Which Infected By Viral Nervous Necrosis(VNN).IOP
Coference Series:Eart and Eviromental Science.137(1).

Yanuhar.U.,N.R.Caesar dan M.Musa.2019.Identification Of Local Isolate Of


Microalgae Chlorella Vulgaris Using Ribulose-1,5-Bisphospate
Carboxylase/Oxygenase Large Subunit(Rbcl) Gene.IOP Coference Series:
Material Science And Engineering.546(2).

13

Anda mungkin juga menyukai