Anda di halaman 1dari 8

Tersedia Online di: https://www.IKL-B_UTM.

com
Jurnal Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura, Vol. 1, No. 1 (2021)

MIKROALGA DALAM AIR LAUT

Kelas B Seawater Properties

Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Jl. Raya Telang, Telang,
Kamal, Bangkalan

ABSTRAK
Indonesia memiliki zona pesisir yang kaya akan ekosistem laut tropis seperti pantai
muara, bakau, karang terumbu karang, lamun, alga, dan ekosistem pulau kecil yang merupakan
rumah bagi berbagai jenis komunitas yang hidup berbagai jenis asosiasi serta kekayaan
keanekaragaman spesies, Mikroalga atau ganggang adalah organisme perairan yang dapat
melakukan fotosintesis dan hidup dari nutrien anorganik dan menghasilkan zat-zat organik
melalui proses fotosintesis. Mikroalga memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan,
maka perlu adanya pengetahuan tentang definisi dari mikroalga secara luas yang meliputi
Reproduksi, Habitat, Bentuk Fisik, Siklus di Laut dan Jenis-jenis mikroalga, dengan
menggunakan metode studi literatur diketahui bahwa mikroalga merupakan organisme eukariot
dengan memiliki beberapa fase pertumbuhan yang dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
dan makanannya
Kata kunci: mikroalga, organisme laut, ganggang

ABSTRACT
Indonesia has a coastal zone that is rich in tropical marine ecosystems such as estuary beaches,
mangroves, coral reefs, seagrasses, algae, and small island ecosystems which are home to various types
of communities that live various types of associations as well as a wealth of species diversity, Microalgae
or algae are organisms. waters that can carry out photosynthesis and live from inorganic nutrients and
produce organic substances through the process of photosynthesis. Microalgae have various potentials
that can be developed, so it is necessary to have knowledge about the definition of microalgae in a broad
sense which includes Reproduction, Habitat, Physical Form, Cycle in the Sea and Types of Microalgae,
by using the literature study method it is known that microalgae are eukaryotic organisms with several
growth phase which can be influenced by environmental conditions and food.
Keywords: microalgae, marine organisms, algae

1. Pendahuluan hidup berbagai jenis asosiasi serta kekayaan


Indonesia adalah negara kepulauan, keanekaragaman spesies (Pratono et al.
wilayahnya membentang dari 6º LU sampai 2010).
10º LS dan dari 95º BT sampai 142º BT, Mikroalga adalah organisme perairan
meliputi sekitar 18.110 pulau dengan garis yang dikenal dengan fitoplankton. Mikroalga
pantai sekitar 108.920 km. wilayah Indonesia atau ganggang adalah organisme perairan
ditutupi oleh perairan laut dangkal di bagian yang dapat melakukan fotosintesis dan hidup
barat dan timur sekitar 78%. Indonesia dari nutrien anorganik dan menghasilkan zat-
memiliki zona pesisir yang kaya akan zat organik melalui proses fotosintesis.
ekosistem laut tropis seperti pantai muara, Mikroalga memiliki berbagai potensi yang
bakau, karang terumbu karang, lamun, alga, dapat dikembangkan sebagai sumber pakan,
dan ekosistem pulau kecil yang merupakan pangan dan telah dimanfaatkan dalam
rumah bagi berbagai jenis komunitas yang berbagai macam keperluan dibidang
perikanan sebagai makanan larva ikan, mempunyai kemampuan berfotosintesis,
organisme penyaring, industri farmasi, dan yaitu dengan bantuan sinar matahari
makanan suplemen dengan kandungan dapat menangkap dan mengubah
protein, lipid serta berbagai macam mineral
karbondioksida menjadi cadangan energi
(Hadiyanto et al. 2012). Ruang lingkup
telaah ilmiah dalam penulisan ini yaitu untuk kimia di tubuhnya. Mikroalga dapat
mengetahui definisi dari mikroalga secara ditemukan di berbagai tempat dimana
luas yang meliputi Reproduksi, Habitat, terdapat air dan sinar matahari.
Bentuk Fisik, Siklus di Laut dan Jenis-jenis Mikroalga merupakan dasar dari rantai
mikroalga. Penulisan ini diharapkan dapat makanan di laut. Oleh karena itu,
bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan dan mikroalga digunakan dalam usaha
pengembangan untuk penulisan selanjutnya
komersial budidaya biota laut sebagai
2. Metode sumber pakan antara lain pada tahap
pertumbuhan organisme di laut
Metode yang digunakan dalam penulisan ini
( Noerdjito 2017). Secara ekologis,
adalah studi literatur. Studi literatur
merupakan cara yang dipakai untuk mikroalga merupakan organisme yang
menghimpun data-data atau sumber-sumber menjadi dasar dari jaring makanan di
yang berhubungan dengan topik yang laut dan berkontribusi setidaknya 30%
diangkat dalam suatu penelitian. Data-data dalam fiksasi CO2 di seluruh dunia,
yang telah diperoleh kemudian dianalisis yang sangat berdampak pada siklus
dengan metode analisis deskriptif. Metode biogeokimia global (Purbani et al. 2019).
analisis deskriptif dilakukan dengan cara
3.2 Reproduksi dan pertumbuhan mikroalga
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian
disusul dengan analisis dan juga memberikan dilaut
pemahaman dan penjelasan secukupnya Mikroalga tumbuh secara fototropik,
(Hepner et al. 2008). Pada metode studi meskipun terdapat beberapa jenis yang
literatur, penulis pada umumnya akan mampu tumbuh secara heterotrofik.
mengumpulkan karya tulis dari karya penulis Pertumbuhan mikroalga terdiri dari
lainnya yang akan digunakan sebagai bahan beberapa fase yaitu fase lag, fase
untuk dikaji oleh penulis (Syukwansyah
eksponensian, fase stasioner dan fase
2016). Dengan melakukan studi literature
para penulis mempunyai pendalaman yang kematian. Menurut Astiani et al (2016)
lebih luas dan mendalami terhadap dalam penelitiannya terhadap mikroalga
permasalahan yang hendak diteliti. Spirullina sp menyebutkan bahwa
Melakukan studi literature ini dilakukan oleh pertumbuhan mikroalga terdiri dari
peneliti antara setelah mereka menentukan beberapa fase dan fase pertama yaitu
topik penelitian dan ditetapkannya rumusan fase lag (adaptasi) dimana pada fase ini
masalah, sebelum mereka terjun ke lapangan
mikroalga akan beradaptasi dengan
untuk mengumpulkan data yg diperlukan
(Hepner et al 2008). lingkungannya dan terjadi dari hari ke-0
hingga hari ke2, kemudian fase
3. Hasil dan Pembahasan ekponensial yang ditandai dengan
3.1 Definisi Mikroalga meningkatnya biomassa atau kepadatan
Mikroalga adalah organisme mikroalga karena pada fase ini terjadi
eukariot yang berukuran mikro. proses pembelahan sel yang cepat dan
Organisme ini mempunyai struktur terjadi pada hari ke-2 hingga ke-3,
sangat sederhana, dan dapat terdiri dari setelah itu terjadi fase stasioner atau fase
satu atau banyak sel. Mikroalga puncak populasi yang terjadi pada hari
ke-4, kemudian akan terjadi fase  pH atau derajat keasaman.
kematian dimana nutrient pada media
kultur akan habis sehingga tidak ada 3.4 Peranan / Manfaat mikroalga dilaut
nutrient yang dapat dimanfaatkan oleh Mikroalga berperan sebagai
mikroalga dan mengakibatkan mikroalga produsen pada rantai makanan di
mengalami kematian. Microalga ekosistem laut. Peran mikroalga sebagai
bereproduksi dengan membelah sel yang produsen di ekosistem laut memiliki
ditandai dengan meningkatnya jumlah kontribusi setidaknya 30% dalam fiksasi
koloni microalga. Microalga juga CO2 di seluruh dunia yang sangat
bereproduksi secara aseksual dengan berdampak pada siklus biogekimia
cara fragmentasi dan reproduksi spora. global (Platt et al. 2003). Mikroalga juga
Reproduksi spora disebut zoospore jika memiliki potensi yang dapat
terjadi pada microalga flagellata dan dimanfaatkan sehingga memiliki peran
disebut alpanospora atau hipnospora jika yang cukup baik. Beberapa contoh
terjadi pada microalga non flagellata mikroalga yang memiliki peranan bagi
(Richmond 2004). kehidupan:
3.3 Faktor yang mempengaruhi ketersediaan  Nannochloropis oculata
Mikroalga di laut Nannochloropis oculata memiliki peran
Menurut Kawaroe et al (2012) faktor penting dalam siklus karbon dan mineral
yang mempengaruhi pertumbuhan global karena mengandung kaya akan
mikroalga yaitu sebagai berikut: protein, pigmen dan asam lemah tak
 Suhu, Suhu optimal untuk jenuh ganda yang tinggi. Pembakaran
pertumbuhan mikroalga yaitu 24- Nannochloropis oculata dapat
300C,namun sebagain besar mikroalga dimanfaatkan sebagai bahan baku kaca,
dapat mentoleransi suhu16-350C. elektronik, air mani Portlad, batu bata
 Nutrient, unsur hara yang dibutuhkan tahan api dan pupuk (Platt et al. 2003).
mikroalga yaitu micronutrient dan  Isochrysis Galbana
makronutrient. Makronutrient antara Mikroalga jenis Isochrysis Galbana
lain C,H,N,P,K,SMg dan Ca memiliki kandungan karbohidrat, protein
sedangkan mikronuyrient yaitu dan lemak yang dapat dimanfaatkan
Fe,Cu,Mn,Zn,Co,Mo,Bo,Vn dan Si. sebagai biofuel padat. Biomassa
 Intensitas Cahaya, cahaya digunakan Isochrysis Galbana setara dengan
mikroalga untuk fotosintesis dan mikroalga yang lain sehingga nilai
semakin tinggi densitas mikroalga porposionalitas yang sama dengan
maka semakin tinggi intensitas ganggang lainnya (Platt et al. 2003).
cahaya yang dibutuhkan.  Tetraselmis chuii
 Aerasi, aerasi dibutuhkan untuk Mikroalga ini memiliki potensi yang
mencegah mikroalga mengalami besar dan dapat dimanfaatkan sebagai
sedimentasi pada sistem kultivasi bahan pangan fungsional karena
mikroalga dan untuk memastikan mengandung unsur hara dan senyawa
semua sel mendapatkan cahaya fitokimia. Tetraselmis chuii memiliki
matahari. kandungan nutrisi yang cukup tinggi
 Salinitas, mikroalga laut memiliki yaitu protein 48,42%, karbohidrat
toleransi salinitas sebesar 20-24%o 12,10%, lemak 9,70%, kisaran aktivitas
antioksidan 2,55-31,29 mg / mL dan namun alga ini memiliki sistem pigmen
kisaran klorofil total 3,65-19,20 mg / g. yang lebih kompleks. Mikroalga dari
Tetraselmis chuii mengandung senyawa kelas Chrysophyceae bisa muncul
fitokimia alkaloid, flavonoid dan dengan warna kuning, cokelat, dan
glikosida flavonoid (Sani et al. 2013). jingga. Mikroalga dari kelas diatom
Berbagai hasil penelitian memiliki ukuran 20 µm dan selnya
menunjukkan bahwa mikroalga juga dilindungi kapsul seperti gelas dan
memiliki potensi besar sebagai sumber pergerakannya tidak jelas (Amini dan
bahan bakar terbarukan karena Rini 2010).
mengandung minyak bumi yang dapat 3.6 Siklus Mikroalga Dilaut
digunakan sebagai bahan bakar biodiesel Siklus mikoralga merupakan salah
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber satu siklus utama yang ada dilaut.
bahan bakar terbarukan (Gultom 2018). Mikroalga disini berperan sebagai
3.5 Sifat Fisik Mikroalga produsen utama kehidupan di laut yang
Mikroalga berbeda dengan mendukung pertumbuhan organisme
tumbuhan tingkat tinggi, dimana laut. Mikroalga merupakan
mikroalga tidak memiliki akar, batang mikroorganisme unisellular maupun
maupun daun. Bentuk dan ukuran multisellular yang memiliki sifat autotrof
mikroalga berbeda-beda tergantung pada karena mampu memproduksi
spesies mikroalga (Assadad et al. 2010). makanannya sendiri melalui proses
Mikroalga pada umumnya memiliki fotosintesis. Dalam kehidupannya
diameter 3-30 µm dan belum ada mikroalga berperan aktif sebagai
pembagian fungsi organ yang jelas pada produsen sedangkan ketika sudah mati
sel-sel komponennya. Mikroalga mikroalga ini akan tersedimentasi dan
diklasifikasikan menjadi empat lama kelamaan dalam jumlah yang
kelompok yaitu, diatom cukup banyak dapat dimanfaatkan
(Bacillariophyceae) alga hijau sebagai bahan bakar pengganti fossil
(Chlorophyceae), alga emas (Purbani et al 2019). Siklus mikroalga
(Chrysophyceae) dan alga biru menurut Giovannoni dan Kevin (2012)
(Cyanophyceae). Mikroalga dari dapat dimulai dari:
kelompok alga hijau memiliki  Proses fotosintesis mikroalga dibantu
kandungan klorofil (zat hijau daun) ± 1,5 oleh adanya sinar matahari yang
– 2,8% yang terdiri dari klorofil a, b,dan masuk ke perairan dan memanfaatkan
c, sehingga di permukaan perairan CO diudara. Mikroalga banyak
tampak berwarna hijau-coklat ditemukan pada kedalaman yang
kekuningan. Inti sel alga hijau berukuran masih mampu ditembus sinar
± 15-20 µm. Terdapat empat matahari. Keberadaan mikroalga
karakteristik yang digunakan untuk disuatu perairan yang berlebihan juga
membedakan divisi mikroalga yaitu tipe tidak baik bagi lingkungan laut atau
jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe sering dikenal dengan istilah
komponen fotosintesa, dan jenis pigmen blooming. Blooming ini biasa terjadi
sel.Mikroalga dari kelompok alga emas ketika peralihan dari musim dingin ke
(Chrysophyceae) memiliki warna tubuh musim semi dibelahan bumi bagian
yang hampir sama dengan diatom, utara.
 Hasil fotosintesis dari mikroalga utama dalam ekosistem perairan karena
kemudian akan dimanfaatkan penyusun dari fitoplankton yang
organisme tingkat tinggi diatasnya memiliki klorofil sehingga efektif untuk
secara berurutan. melakukan fotosintesis (Fauziah dan
 Mikroalga atau organisme lain yang Laily 2014). Mikroalga dari divisi
sudah mati diperairan kemudian akan Chlorophyta juga sudah dikembangkan
tersedimentasi dalam kurun waktu menjadi bahan makanan, misalnya
yang lama akan menghasilkan minyak Chlorella sp. (Rasyid, 2009).
yang dapat dimanfaatkan oleh 3. Chrysophyta
manusia sebagai pengganti bahan Chrysophyta digolongkan ke
bakar. dalam 3 kelas, yaitu Bacillariophyceae,
3.7 Jenis jenis mikroalga Xantophyceae, dan Chrysophyceae.
Chrysophyta mempunyai ciri-ciri antara
Mikroalga diklasifikasikan menjadi 8
lain dinding sel diperkuat dengan bahan
filum yaitu Cyanobacteria, Chlorophyta,
silikat, berflagel yang tidak sama
Chrysophyta, Diantomae, Rhodophyta,
panjangnya dan tidak sama bentuknya
Euglenphyta, Crysophyta dan
(Heterokontae) Sel terdiri dari dua
Phyrrophyta (Suharno dan Daniel 2010).
bagian, tutup (epiteka) dan wadah
1. Cyanobacteria
(hipoteka). Pigmen terdiri dari karotin
Cyanobacteria merupakan bakteri
dan xanthofil yang berwarna kuning.
fotosintetik yang memiliki pigmen
Divisi Chrysophyta mempunyai sifat
klorofil-a, karatenoid, dan
yang kosmopolit dan banyak ditemukan
fikobiliprotein, sehingga memungkinkan
di perairan tawar. Chrysophyta
untuk melakukan fotosintesis sendiri
merupakan ganggang keemasan karena
(Wahyudi 2016). Divisi Cyanobacteria
mengandung pigmen kuning keemasan
terdiri dari beberapa mikroalga hijau-
(chrysos). (Ambarwati et al. 2014).
biru dan bersifat unisesuler, berfilamen
4. Phaeophyta
atau berkoloni, tidak memiliki membran
Pertumbuhan mikroalga
internal, tidak memiliki organel/nukleus,
Phaeophyta sangat dipengaruhi oleh
dan warna alga ini hijau-biru, hijau-
musim. Wilayah yang menghasilkan
hijau, ungu, cokelat, merah-jingga
individu baru yang melimpah biasanya
tergantung pada konsentrasi pigmen
ditemukan pada daerah intertidal dan
klorofil (Pratiwi, 2008). Divisi
sebagian juga dapat tumbuh pada daerah
Chyanobacteria merupakan sel
substrat berbatu. Phaeophyta termasuk
eukariotik, memiliki membran inti dan
bangsa mikroalga Fucales dan
nukleus, memiliki dinding sel yang tebal
Dictyotales. Phaeophyta secara umum
(peptidoglikan), lentur, dan sel-selnya
terdiri dari holdfast yang memiliki
tidak memiliki flagel (Kasrina et al.
bentuk cakram serta lempeng, stipe
2012).
pendek, dan blade yang memiliki bentuk
2. Chlorophyta
lembaran dan silindris (Kumalasari et al
Chlorophyta memiliki ciri
2018).
kloroplas yang berwarna hijau,
5. Rhodophyta
mengandung klorofil-a dan b serta
Rhodophyta atau bisa disebut
karatenoid (Ferial dan Salam 2016).
sebagai alga merah merupakan salah satu
Chlorophyta berperan sebagai produsen
kelompok alga yang memiliki warna Mikroalga ini memiliki pigmen
merah akibat dari pigmen fikobilin fotosintetik klorofil a, klorofil c, alpha-
berupa allofikosianin, fikoeritrin dan karoten, dan pigmen phycobilin.
fikosianin sehingga karakter warna dari Cryptophyta merupakan organisme yang
klorofil tertutup oleh pigmen tersebut. mudah dikenali, namun sulit untuk
Rhodophyta memiliki bentuk filamen, menentukan spesiesnya. Mikro alga jenis
bercabang, berbentuk bulu, serta ini sering ditemukan dan tersebar luas di
lembaran. Alga merah ini menyimpan lingkungan perairan laut dan perairan
banyak cadangan makanannya dan tidak tawar. Biasanya cryptophyta
memiliki flagella. Dinding sel pada dimanfaatkan zooplankton kecil sebagai
bagian dalam alga merah disusun oleh sumber nutrisinya (Purbani et al. 2019).
selulosa, sedangkan untuk dinding sel 8. Pyrrophyta
luarnya disusun oleh mukopolisakarida, Pyrrophyta adalah alga
carrageenan dan porphyron (Oryza et al. uniseluler atau bersel satu dengan dua
2017). flagelata yang berlainan, berbentuk pita
6. Euglenophyta keluar dari sisi perut dalam saluran
Euglenophyta merupakan salah mengandung pigmen (klorofil a,C2 dan
satu mikroalga yang termasuk kedalam piridinin, semetara yang lain memiliki
mikroalga uniseluler. Mikroalga ini klorofill A,C1,C2 dan fucosatin.
bergerak secara aktif atau berenang Mikroalga jenis Phyrrophyta bisa
bebas dengan menggunakan satu atau bermanfaat sebagai pakan alam bagi
dua flagel. Euglenophyta memiliki ikan. Mikroalga jenis ini banyak
bentuk yang panjang dan dapat ditemukan di perairan laut dan memiliki
ditemukan yang berbentuk spindel atau kelimpahan yang tinggi dan bisa
bengkok, atau periplast fleksibel. merugikna organisme akuatik
Mikroalga ini dapat tumbuh pada kemampuan untuk berkembang biak
perairan yang dangkal dan kolam, dengan cepat dan mati dalam waktu
reproduksi yang terjadi juga dilakukan yang singkat, sehingga menyebabkan
secara pembelahan biner yang memiliki kondisi perairan menjadi terancam
sista dorman dan bintik mata yang jelas. (Purbani et al. 2019)
Kondisi lingkungan agar mikroalga ini
dapat tumbuh yaitu pada suhu optimum 4. Kesimpulan
20-30°C dan memiliki nilai pH berkisar Mikroalga adalah organisme
4-11 (Harmoko dan Sepriyaningsih eukariot yang berukuran mikro.
2017). Organisme ini mempunyai struktur
sangat sederhana, dan dapat terdiri dari
7. Cryptophyta satu atau banyak sel. Pertumbuhan
Mikroalga jenis cryptophyta mikroalga terdiri dari beberapa fase yaitu
merupakan sekelompok ganggang kecil fase lag, fase eksponensian, fase
stasioner dan fase kematian. Faktor yang
ekuatik yang anggotanya terdiri dari
mempengaruhi pertumbuhan mikroalga
organisme uniseluler yang asimestris, di suatu perairan adalah suhu, nutrient,
datar dan umumnya berbentuk hati atau intensitas cahaya, aerasi, salinitas dan
daun. Mikroalga cryptophyta sebagian pH. Peranan mikroalga di lautan adalah
besar berwarna coklat zaitun biru hijau sebagai produsen di ekosistem laut yang
dan terkadang berwarna merah. memiliki peran yang cukup besar dalam
siklus biogeokimia, selain itu mikroalga Bahagia., Dan Vera, V. 2019. Analisis
juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber Co2 Pertumbuhan Mikro Alga Hijau
bahan bakar terbarukan. Bentuk fisik Dengan Menggunakan Fermentor
dari mikroalga ini adalah tidak memiliki Dalam Tanki Tertutup.Serambi
akar, batang maupun daun dan memiliki Enginering. 4:464-470.
kandungan klorofil. Siklus dari Fauziah, S.M., Dan Laily,A.N. 2015.
mikroalga sendiri adalah sebagai Identifikasi Mikroalga Dari Divisi
produsen sedangkan ketika sudah mati Chlorophyta Di Waduk Sumber Air
mikroalga ini akan tersedimentasi dan Jaya Dusun Krebet Kecamatan
lama kelamaan dalam jumlah yang Bululawang Kabupaten Malang.
cukup banyak dapat dimanfaatkan Bioedukasi, 8(1): 20-22.
sebagai bahan bakar pengganti fossil. Ferial, E.W., Dan Salam, M.A. 2016.
Mikroalga diklasifikasikan menjadi 8
Fikologi. Jakarta: Erlangga.
filum yaitu Cyanobacteria, Chlorophyta,
Chrysophyta, Diantomae, Rhodophyta, Giovannoni,S.J., And Kevin, L.V.2012.
Euglenphyta, Crysophyta dan Seasonality In Ocean Microbial
Phyrrophyta Communities. Science.335: 671-
676.
Daftar Pustaka Gultom, S. O. (2018). Mikroalga:
Ambarwati, R., Widyastuti, E., dan Sumber Energi Terbarukan Masa
Depan. Jurnal Kelautan:
Widyartini, D. S. 2014. Kelimpahan Indonesian Journal Of Marine
Chrysophyta Pada Media Budidaya Science And Technology. 11 (1): 95-
103.
Ikan Nila Yang Diberi Pakan Hadiyanto., Widayat., and Kumoro, A.
Fermentasi Dengan Penambahan C. 2012. Potency of Microalgae as
Biodiesel Source in Indonesia.
Tepung Kulit Ubi Kayu Dan Journal of Renewable Energy
Probiotik. Scripta Biologica. 1(1): Development.1 (1): 23-27.
Harmoko., Dan Seperiyaningsih. 2017.
68-72.
Keanekaragaman Mikroalga Di
Amini, S., dan Rini, S. 2010. Produksi
Sungai Kati Kota Lubuklinggau.
Biodiesel Dari Mikroalga
Scripta Biologica. 4(3): 201-205.
Botryococcus Braunii. Squalen.
Hepner, P.P., Wampold, B.E Dan
5(1):23-32. Kivlinghan, D.M. 2008. Research
Assadad, L., Bagus, S.B.U., dan Rodiah, Desain In Counseling. California:
Thomson Brooks/Cole.
N.S. 2010. Pemanfaatan Mikroalga Kasrina, Irawati, S., Dan Jayanti, W. E.
Sebagai Bahan Baku Bioetanol. 2012. Ragam Jenis Mikroalga Di Air
Rawa Kelurahan Bentiring Permai
Squalen. 4(2):51-58. Kota Bengkulu Sebagai Alternatif
Astiani,F.,Irma,D.,Siska,M.2016.Penga- Sumber Belajar Biologi Sma. Jurnal
ruh Media Kultur Yang Berbeda Exacta, 10(1): 36–44.
Terhadap Laju Pertumbuhan Dan Kawaroe, M., Prartono, T., Rachmat, A.,
Biomassa Mikroalga.Jurnal Ilmiah Sari, D. W., Dan Augustine, D. 2012.
MahasiswaKelautan Dan Perikanan Laju Pertumbuhan Spesifik Dan
Unsiyah.1 (3):441-447 Kandungan Asam Lemak Pada
Mikroalga Spirulina Platensis,
Isochrysis Sp. Dan Porphyridium
Cruentum. Ilmu Kelautan, 17(3): Laut Tetraselmis Chuii. Jurnal
125–131. Pangan Dan Agroindustri. 2 (2):
Kumalasari, D, E., Hari, S., Dan Dwi, S. 121-126.
Suharno, S., Dan Daniel,L. 2010.
2018. Komposisi Jenis Alga
Keragaman Jenis Plankton Di
Makrobentik Divisi Phaeophyta Di Perairan Laut Kota Jayapura,
Papua. Jurnal Biologi Papua. 2(1):
Zona Intertidal Pantai Pancur Taman
1-6.
Nasional Alas Purwo. Berkala Syukwansyah, D. 2016. Pengembangan
Bisnis Joeragan Dengan
Sainstek. 6(1): 28-30.
Menggunakan Pendekatan Prinsip
Noerdjito, D.R. 2017. Perkembangan, Intelektual. Performa : Jurnal
Produksi, Dan Peran Kultur Manajemen Dan Start-Up Bisnis. I
Mikroalga Laut Dalam Industri. (2): 152-161.
Oseana. 42 (1): 18 – 27. Wahyudi, A. 2016. Peran Bakteri
Oryza, D., Susriyati, M Dan Mumi, S,S.
Fotosintetik Synechococcus Sp. Dan
2017. Identifikasi Rhodophyta
Ekstrak Rumput Laut Dalam
Sebagai Bahan Ajar Di Perguruan
Meningkatkan Pertumbuhan
Tinggi. Jurnal Pendidikan. 2(3): 309-
Tanaman Kedelai Pada Berbagai
314.
Komposisi Nutrisi Di Lahan
Platt, T., C. Fuentes-Yaco And K. T.
Tegalan. Skripsi. Universitas
Frank. 2003. Marine Ecology: Spring
Algae Bloom And Larval Fish Jember.
Survival. Nature. 423 (6938): 549-
399.
Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
Jakarta: Erlangga.
Pratono, T., Kawaroe, M., Sari, D.W., and
Augustine, D. 2010. Fatty Acid
Content of Indonesian Aquatic
Microalgae. HAYATI Journal of
Biosciences. 17 (4) :196-200.
Purbani, D. C., Wiwik, A., Aradea, B.K.,
Dan Nurlaila, E.H. 2019.
Identifikasi Mikroalga Laut Dari
Tambrauw, Papua Barat. Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Kelautan
Tropis. 11 (3):777-790.
Rasyid, A. 2009. Berbagai Manfaat
Algae. Oseana, 29(3): 9-15.
Richmond,A.2004. Microalgal Culture:
Biotechnology And Applied
Phycology. Australia : Blackwell
Publishing Company.
Sani, R. N., Nisa, F. C., Andriani, R. D.,
Dan Maligan, J. M. 2013. Analisis
Rendemen Dan Skrining
Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga

Anda mungkin juga menyukai