Oleh:
Oleh:
Oleh:
“Dengan ini Saya Alfandy Putra Anugrah menyatakan bahwa Laporan PKL
berjudul “PEMETAAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A
MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT LANDSAT 8 DI PERAIRAN GILI
RAJA” merupakan karya pribadi saya kecuali yang disebutkan sumbernya dan
belum pernah diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
Strata Satu (S1) dari Universias Trunojoyo Madura. Semua isi Laporan Praktik
Kerja Lapang ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis”.
Bangkalan, 2021
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, berkat
limpahan rahmat-Nya sehingga Praktik Kerja Lapang ini dapat diselesaikan sesuai waktu
yang bertempat di Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional, dengan judul “PEMETAAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN
KLOROFIL-A MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT LANDSAT 8 DI
PERAIRAN GILI RAJA”. Laporan ini merupakan hasil penelitian yang telah penulis
lakukan sejak tanggal 1 Februari 2021 sampai dengan tanggal 28 Februari 2021.
Selama penelitian hingga penyusunan laporan Praktik Kerja Lapang, tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun berkat bimbingan dan petunjuk serta
dorongan dari berbagai pihak, tulisan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga selalu
diberikan kesehatan untuk menyelesaikan laporan PKL ini,
2. Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman
terang benderang,
3. Orang tua, sahabat serta teman-teman yang senantiasa memberikan motivasi baik
dalam menjalani kuliah maupun dalam mengerjakan laporan praktik kerja lapang ini,
4. Ibu Ary Giri Dwi Kartika, S. Kel., M, Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Kelautan,
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura,
5. Bapak Zainul Hidayah, S.Pi, M.App.Sc selaku dosen pembimbing, atas semua
bantuan yang telah diberikan baik masukan atau motivasi selama penulisan laporan
dan pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang,
6. Ibu Pinkan selaku pembimbing lapang yang sudah membimbing, memberi ilmu baru
dan pengalamannya selama Praktik Kerja Lapang berlangsung,
7. Semua dosen Ilmu Kelautan yang telah memberikan ilmu kepada penulis,
8. Teman seperjuangan Praktik Kerja Lapang Rahma Safitri, Muzdalifah dan
Iswahyuningsih di Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional
Penulis menyadari bahwa adanya keterbatasan pengetahuan dalam membuat tulisan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian penulis mengharapkan tulisan ini dapat
bermanfaat bagi setiap pembaca. Tiada harapan selain ridha Allah SWT atas segala jerih
payah dan jasa baik kita semua serta limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya senantiasa
tercurah kepada kita semua. Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya
masukan berupa kritik atau saran yang berguna. Terima kasih.
Bangkalan, .. 2021
Penulis,
1. Mengetahui cara memetakan suhu permukaan laut dari citra satelit Landsat 8
2. Mengetahui cara memetakan klorofil-a dari citra satelit Landsat 8
3. Mengetahui nilai suhu permukaan laut di perairan Pulau Gili Raja
4. Mengetahui nilai klorofil-a di perairan Pulau Gili Raja
1. Dapat mengetahui cara memetakan suhu permukaan laut dari citra satelit Landsat 8
2. Dapat mengetahui cara memetakan klorofil-a dari citra satelit Landsat 8
3. Dapat mengetahui nilai suhu permukaan laut di perairan Pulau Gili Raja
4. Dapat mengetahui nilai klorofil-a di perairan Pulau Gili Raja
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Peta
Peta merupakan gambaran dari kenampakan yang konkret dan ataupun abstrak.
Kenampakan tersebut merupakan fenomena geografis yang sengaja dipilih dan
digeneralisir. Fenomena geografis tersebut terdapat pada atau mempunyai hubungan
dengan permukaan bumi atau suatu benda langit. Penggambaran kenampakan
biasanya dilakukan pada medium yang datar, dengan memperhatikan skala
(Pramono, 1987).
Peta yang biasanya ditampilkan dalam bentuk grafis maka perlu adanya
keterangan - keterangan yang berhubungan dengan isi peta tersebut. Keterangan-
keterangan ini merupakan perlengkapan peta agar pembaca peta dapat memahami
maksud dari pembuat peta sehingga seperti berkomunikasi antara pembuat peta
dengan pembaca peta. Semakin lengkap dan jelas isi keterangan suatu peta, maka
semakin baik kualitas peta tersebut (Pramono, 1987).
Sebagai pertanggung jawaban dalam pembuatan peta maka pembuat peta wajib
menyebutkan identitasnya di dalam lembar peta yang dibuatnya, selain itu agar
pembaca mengetahui siapa yang membuat peta tersebut (Pramono, 1987).
Suhu air laut merupakan parameter vital dalam mengetahui peranan laut sebagai
tempat terakumulasinya panas. Perubahan suhu menyebabkan variasi dalam sifat air laut
dan kehidupan yang ada di dalamnya. Suhu air laut merupakan faktor yang banyak
mendapat kajian-kajian, terlebih lagi dengan adanya masalah kenaikan suhu laut secara
global. Suhu permukaan laut juga dipengaruhi oleh kondisi meteorologi, seperti curah
hujan, penguapan, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan intensitas radiasi
matahari. Oleh karena itu, suhu permukaan laut biasanya bervariasi menurut musim
walaupun perbedaannya cukup kecil. Selain faktor tersebut suhu permukaan laut juga
dipengaruhi waktu dalam satu hari, sirkulasi udara, tutupan awan dan aliran, serta
kedalaman air (Insanu et al., 2019).
Sinar matahari secara langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi nilai
suhu di perairan. Secara perlahan suhu panas di perairan akan mengalami perubahan
antara siang dan malam serta dari musim ke musim. Proses fisika, biologi, dan kimia di
lingkungan perairan sangat dipengaruhi oleh nilai suhu yang terkandung di perairan.
Meningkatnya suhu perairan dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan evaporasi,
reaksi kimia, dan menurunnya kadar gas dalam air seperti: O 2, CH4, N2, CO2, dan
sebagainya. Meningkatnya suhu perairan juga dapat menyebabkan kematian pada biota
perairan. Pertumbuhan ikan dapat berlangsung secara normal pada perairan tropis apabila
suhu perairan berkisar antara 25 - 32 °C (Hatta, 2014).
II.3 Klorofil – a
II.4 Landsat 8
Satelit landsat 8 memiliki sensor operational land imager (OLI) yang serupa
dengan sensor ETM+ dari Landsat 7, mempunyai band 10 (thermal infrared 1
dengan λ: 10.20 – 11.19 μm) dan band 11 (thermal Infrared 2 dengan λ: 11.50 –
12.51 μm), dengan resolusi 100 m yang diresampling menjadi 30 m. Kedua band
tersebut, secara spasial memberikan informasi suhu permukaan laut atau suhu
permukaan tanah yang lebih detil (Tanto, 2020).
Pemetaan suhu permukaan laut dan klorofil-a dilakukan dengan data multi temporal
yaitu bulan Maret – Oktober 2020 pengumpulan data citra satelit Landsat 8 diperoleh
melalui website https://earthexplorer.usgs.gov/ dengan cara men-download data citra.
Pemetaan dilaksanakan pada perairan sekitar pulau Giliraja dengan penampakan lokasi
sebagai berikut:
No Bulan Tanggal
1. Maret 25/03/2020
2. April 26/04/2020
3. Mei 12/05/2020
4. Juni 13/06/2020
5. Juli 31/07/2020
6. Agustus 16/08/2020
7. September 17/09/2020
8. Oktober 03/10/2020
Stacking
Masking
Algoritma SPL
Cropping Citra
Layouting Peta
a. Stacking
Stacking dilakukan untuk mengkombinasikan beberapa band dari citra
untuk memperoleh data yang diperlukan, dalam pengolahan data untuk
memperoleh nilai suhu permukaan laut menggunakan kombinasi band 2 (Blue),
band 5 (NIR), band 10 (TIRS 1) dan band 11 (TIRS 2). Gelombang dari band 10
dan 11 dapat menangkap gelombang thermal atau suhu, sedangkan kombinasi
band 2 dan 5 digunakan untuk membedakan antara daratan dengan lautan.
Berikut merupakan langkah melakukan stacking menggunakan Er Mapper 7.1:
1. Klik Duplicate Layer
2. Duplicate layer diberi nama sesuai band yang akan di stack dan masukkan
data band dengan klik Load Dataset
b. Masking
Masking dilakukan untuk memisahkan antara daratan pulau Gili Raja dan lautan
sekitarnya. Berikut merupakan langkah melakukan masking menggunakan Er
Mapper 7.1
1. Load data hasil stacking dan buat Duplicate Layer
Stacking
Koreksi Radiometrik
Masking
Masking
Layouting Peta