Tentang :
KOTO TENGAH “
Disusun Oleh :
NPM : 20030009
PADANG 2023
HALAMAN PENGESAHAN
Tentang :
KOTO TENGAH “
Disusun Oleh :
NPM : 20030009
Telah disetujui :
Mengetahui
Ketua Prodi Pendidikan Geografi
Universitas PGRI
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini sebagai tugas akhir dari pelaksanaan magang berdasarkan pengalaman dan
kegiatan yang telah dilalui penulis selama 2 bulan, mulai dari tanggal 17 April – 17 Juni 2023
di Instansi Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat yang beralamat di Jl. Raden Saleh
No.8A,Ulak Karang Selatan,Kec. Padang Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan menuntun penulis selama melaksanakan magang
serta juga membantu menyelesaikan pembuatan laporan ini, yakni kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Kepada Kedua Orang tua yang penulis sayangi, terima kasih karena telah menjadi
motivasi dan penyemangat. Dan terimakasih atas kasih sayang berlimpah yang
diberikan kepada penulis yang tidak ternilai harganya.
3. Terimakasih kepada Ibu Dr. Neflinda,S.E,M.Si selaku ketua prodi Pendidikan
Geografi Universitas PGRI Sumatera Barat.
4. Terimakasih Kepada Bapak Nofrizal M,S.Hut Selaku Kepala Seksi Perencanaan Dan
Pemanfaatan Hutan sekaligus Pembina Magang .
5. Terimakasih kepada Ibuk Nila Afryansih, M.Pd selaku ketua pelaksanaan praktek
lapangan (magang)
6. Terimakasih kepada Ibuk, Dr. Neflinda,S.E,M.Si selaku dosen pembimbing yang
membimbing dan mengarahkan penulis selama kegiatan praktek lapangan (magang).
7. Terimkasih kepada semua pihak yang sudah membantu menyelesaikan laporan
magang ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan magang ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan,oleh sebab itu penyusun mengharapkan saran serta kritikan yang
bersifat membangun dalam perbaikan pada saat ini dan mendatang. Kami berharap semoga
laporan magang ini bermanfaat bagi mahasiswa/I lainnya serta bagi pembaca secara umum.
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………..….11
B. Saran …………………………………………………………………………….….11
Dokumentasi ……………………………………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Magang merupakan kegiatan mahasiswa dalam dunia kerja di mana mahasiswa tersebut
dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama duduk di bangku perkuliahan. magang
termasuk salah satu persyaratan kuliah yang memiliki bobot 2 SKS dan juga syarat untuk
membuat laporan akhir yang berpedoman pada hasil kegiatan magang tersebut. tujuan
kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk pengaplikasian ilmu-ilmu secara teoritis
yang telah didapat selama perkuliahan yang pengimplementasinya dilakukan dalam kegiatan
ini. kegiatan ini pula dapat memupuk disiplin kerja dan profesionalisme dalam bekerja agar
dapat mengenal dunia atau lingkungan kerja yang akan bermanfaat bagi mahasis wa pada
setelah menyelesaikan perkuliahan .selain itu, kegiatan magang ini juga penting untuk diikuti
oleh mahasiswa mengingat kebutuhan saat ini bukan hanya sekedar ilmu-ilmu yang sifatnya
teoritis ,melainkan juga diperlukan suatu kegiatan yang dapat menambah ilmu-ilmu yang
telah dipelajari sebelumnya pada saat kegiatan perkuliahan.
Program studi pendidikan geografi memiliki tujuan utama yaitu melahirkan alumni-alumni
yang memiliki keahlian dalam bidangnya, khususnya dalam bidang geografi tujuan keahlian
program studi pendidikan geografi akan menerapkan model pembelajaran magang .kegiatan
magang dilaksanakan di instansi/ BUMN /BUMD /konsultan kegiatan magang dilakukan
secara sistematis dengan melibatkan seluruh stakholder seperti ketua jurusan/ supervisordan
dosen pembimbing magang.
B. Tujuan
a. Mendapat bantuan pemikiran tenaga ilmu dan teknologi dalam penyelesaian tugas
pada unit kerja instansi magang tersebut
b. Menumbuhkan kerja sama yang saling menguntungkan dinamis dan pemanfaatan
dengan instansi pendidik di mana instansi dapat memperoleh informasi terkait
dengan perkembangan ilmu yang berkembang deskripsi instansi
D. Deskripsi Instansi
Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat terletak di Jl. Raden Saleh nomor 8A,
Ulak Karang Selatan, kec, Padang Utara, kota Padang, Sumatera Barat 25173 prov. Sumatera
Barat pada pasal 33 undang-undang dasar tahun 1945 yang merupakan landasan dasar bagi
penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Indonesia,menggariskan bahwa perekonomian
Indonesia didasarkan atas asas kekeluargaan. cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, serta bumi air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat ,
Untuk mewujudkan yang terkandung dalam landasan tersebut pada garis-garis besar haluan
negara tahun 1988 memberikan arahan bahwa hutan sebagai sumber kekayaan alam
Indonesia yang perlu dimanfaatkan secara rasional dan harus diusahakan agar memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan rakyat ,baik
material maupun spiritual dengan cara yang tidak merusak tatanan lingkungan hidup manusia
yang dilaksanakan dengan bijaksana dan menyeluruh dengan memperhatikan kepentingan
generasi yang akan datang secara lestari.
Selanjutnya untuk wilayah Sumatera instansi yang menguasai organisasi bidang kehutanan
sesudah Indonesia merdeka khususnya di Sumatera Barat belum ada, dan baru terbentuk
organisasinya pada tahun 1948 yaitu yang diberi nama organisasi Kantor Kehutanan
Sumatera yang berkedudukan dan berkantor pada waktu itu berada di kota Bukittinggi
dengan wilayah kerja bidang kehutanan berada di seluruh pulau Sumatera yang pada waktu
itu dipimpin oleh Ronggol Panutan Maloul
Pada tahun 1949 organisasi kantor kehutanan Sumatera dipecah menjadi beberapa kantor
dan salah satu kantor yaitu inspektur kehutanan Sumatera Tengah yang berkedudukan dan
berkantor di Bukittinggi yang dipimpin oleh Amir Hakim Siregar yaitu pada tahun (1949 s/d
1950 selanjutnya digantikan oleh Raja Min pada tahun (1950 s/d1953 ) pada tahun 1960
barulah organisasi dinas kehutanan provinsi Daerah tingkat 1 Sumatera Barat resmi berdiri
setelah adanya peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 64 tahun 1957 tentang
penyerahan sebagai dari urusan pemerintah pusat di lapangan perikanan laut kehutanan dan
karet rakyat pada daerah suasana Tingkat 1.
Tujuan dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat adalah meningkatnya kualitas
lingkungan hidup dan meningkatnya kinerja organisasi. Sasaran dari Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Barat adalah :
Salah satu bidang kajian penginderaan jauh sangat diperlukan untuk pemetaan wilayah
termasuk dalam upaya mitigasi bencana .data penginderaan jauh dan analisis spasial data
digunakan sebagai alat yang cukup efektif untuk mengurangi dampak bencana alam. melalui
penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memetakan kondisi
kerusakan pasca bencana, sehingga dalam kesempatan ini pelaksanaan magang kali ini
mahasiswa terkait untuk mendalami bidang ilmu hukum laut , untuk mengetahui keilmuan
mengenai penginderaan jauh yang mungkin tidak semua diperoleh mahasiswa dalam
perkuliahan, sehingga dalam kesempatan kali ini berkaitan dengan latar belakang di atas kami
selaku mahasiswa program studi pendidikan geografi angkatan 2020 fakultas ilmu sosial dan
humaniora,UNIVERSITAS PGRI SUMATRA BARAT maka kami berencana melaksanakan
magang pada kantor dinas kehutanan provinsi Sumatera Barat .
Pelaksanaan kegiatan magang di program studi pendidikan geografi yaitu pada semester VI
(enam) mahasiswa harus mengambil kegiatan magang ini apabila sudah lulus dalam tes pra
magang yang dilaksanakan oleh prodi pendidikan geografi, apabila mahasiswa dinyatakan
tidak lulus maka mahasiswa dapat mengambil program magang semester VII (tujuh).
K. Materi Magang
1. Orientasi dan sosialisasi dengan pimpinan dan staf di unit tempat magang
a. Pada saat melakukan kegiatan survey lapangan kondisi jalannya kurang memadai
b. Tempat survey lapangan agak sulit di cari karena tempatnya yang sangat terpelok
c. Ada beberapa pekerjaan yang agak kurang di mengerti dalam proses
pembuataannya.
a. Lebih banyak mahasiswa magang dalam bidang perencanaan dam pemanfaatan hutan
tersebut agar bisa mempermudah dalam menyelesaikan kegiatan dalam data spasial
baik secara lapangan maupun ruangan.
b. Melakukan komunikasi dengan pembimbing magang tentang tempat survey lapangan
c. Melakukan diskusi dengan pembimbing magang di tempat Kerja Praktek
( Magang ),terkait pekerjaan yang kurang di pahami.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hutan Lindung
Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok sebagai proteksi
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,mencegah banjir, mengendalikan
erosi ,mencegah intrusi laut, dan memelihara kesuburan tanah. wilayah hutan lindung bisa
berada pada wilayah hutan produksi, hutan rakyat ,hutan adat dan daerah yang berbatasan
dengan pemukiman masyarakat. hutan ini dapat dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah
Daerah ,atau komunitas yang peduli terhadap kelestarian hutan, misalnya adalah hutan
komunitas yang peduli terhadap kelestarian hutan misalnya adalah hutan larangan atau hutan
tutupan yang biasanya dikelola oleh masyarakat. hutan lindung merupakan wilayah hutan
yang luas dan berisi aneka ragam flora dan fauna yang bisa terbentuk secara alami maupun
buatan. manfaat perlindungan dari hutan ini berupa pepohonan yang berfungsi untuk
menahan laju erosi, longsor banjir dan sebagainya.
Serta hutan lindung juga difungsikan sebagai pencegah keteraturan air dalam tanah
menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur iklim dalam kurung fungsi
klimatologis sebagai penanggulangan pencemaran udara seperti CO2 (karbondioksida) dan
CO (karbon monoksida). hutan lindung sangat dilindungi dari perusahaan penebangan hutan
yang membabi buta yang pada umumnya terdapat di sekitar lereng dan bibir pantai,dalam
(anonymous 2016). hutan di Indonesia juga yang merupakan faktor tropika basah karena
pengaruh faktor geografi, hidrografi dan klimatologi memiliki bermacam-macam tipe hutan
dan jenis flora dan fauna yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan.
Dasar hukum ataupun peraturan perundangan yang ada di Indonesia berkaitan dengan
hutan lindung yang ada :
Sumber daya hutan merupakan penentu siklus alami sehingga hilangnya hutan berarti
hilang pula sumber daya alami, dan sumber dukungnya. peralatan sumber daya alam hutan
bila dilakukan sesuai dengan fungsi yang terkandung di dalamnya ,seperti adanya fungsi
lindung ,fungsi suaka, fungsi produksi, fungsi wisata, dan lain-lain dengan dukungan
pengembangan sumberdaya manusia,ilmu pengetahuan dan teknologi,akan sesuai dengan
hasil yang dicapai.
Faktor penyebab kerusakan hutan lindung menurut Sarjono (1998),dan silviani (2008 )
adalah faktor ekonomi masyarakat di sekitar hutan yang digambarkan sebagai masyarakat
petani miskin. Sarjono, (1998) menyatakan bahwa penyebab tingginya perambahan hutan
adalah motivasi petani untuk memiliki lahan di kawasan lindung .aspek pengembangan hutan
yaitu terbatasnya jumlah petugas pengawas kehutanan mendorong berkembangnya dan
pelaku ekonomi melakukan praktek sehingga menyebabkan masuknya perambahan hutan
(Rahman Effendi 2007). maraknya perambahan hutan menurut Andri (2002 )disebabkan
belum sinkronisasinya program antara sektor kehutanan dan pengembangan tanaman pangan
dan hortikultura yang ditunjukkan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat di sekitar
hutan lindung .
2. Hutan Produksi
Hutan produksi merupakan daerah hutan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat pada umumnya, khususnya untuk pembangunan, industri dan ekspor .
Indonesia sebagian besar hutan produksi juga merupakan hutan alam yang dieksploitasi
dalam rangka hak pengusaha hutan dan hutan buatan atau hutan tanaman, contohnya hutan
jatit,Tusan mahoni, damar, Jabon, bambu di daerah Jawa dan hutan tumbuhan kusam di
Sumatera Utara. hutan hutan produksi umumnya berlokasi pada daerah rendah ,sehingga
penebangannya tidak akan mengganggu tata air. selain nilai kayunya yang tinggi buat
penghara industry, seperti balok kayu lapisan, Dan lain-lain hutan produksi terdiri dari:
1. Hutan produksi tetap dalam kurung( HP) adalah hutan yang dapat dieksploitasi dengan
perlakuan cara tebang pilih maupun dengan cara tebang habis
2. Hutan produksi terbatas (HPT)adalah merupakan hutan yang hanya dapat dieksploitasi
dengan cara tebang pilih hutan terbatas merupakan hutan yang dialokasikan untuk
produksi kayu dengan intensitas rendah hutan produksi terbatas ini umumnya berada di
wilayah pegunungan dimana lereng-lereng yang curam dan sulit kegiatan pembalakan
3. Hutan produksi yang dapat dikonversi( HPK)
a. kawasan hutan dengan faktor kelas lereng jenis tanah dan intensitas hujan setelah
masing-masing dikalikan dengan angka penyumbang mempunyai nilai 124 atau
kurang di luar hutan suaka alam dan hutan pelestarian alam.
b. kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi pengembangan
transmigrasi permukiman pertanian dan perkebunan .
Alih fungsi lahan atau disebut juga sebagai konversi lahan merupakan perubahan sebagian
atau seluruh fungsi lahan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan memengaruhi
lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan terjadi karena manusia
memerlukan lebih banyak lahan untuk memenuhi kebutuhannya, seiring dengan
berkembangnya zaman dan populasi
Menurut (Setiawan, 2016) alih fungsi lahan atau konversi lahan adalah perubahan fungsi
sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan)
menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi
lahan itu sendiri.
Berdasarkan data dan informasi dari UPTD KPHL Bukit Barisan bahwa pada Tahun 2022
beberapa perubahan kawasan hutan dan tutupan lahan di Kota Padang sebagai berikut:
a. Pembukaan lahan dalam kawasan Hutan Lindung (HL) seluas 2,5 Ha di Aia Dingin
Kelurahan Balai Gadang, Kota Padang yang dilakukan oleh Yayasan ASA Charity
untuk pembangunan Pesantren Ma’haj Tahfizh Kampung Qur’an Madani.
b. Perubahan lahan dari hutan menjadi non hutan dalam kawasan hutan di wilayah kerja
resort Kota Padang KPHL Bukit Barisan antara lain perladangan seluas 43,76 Ha,
untuk wisata seluas 6,49 Ha, bekas kebakaran seluas 0,77 Ha dan perambahan
kawasan 3,01 Ha. Lokasi tersebut tersebar di setiap kecamatan yang ada di Kota
Padang dengan fungsi hutan lindung (HL), adapun perladangan di kawasan
konservasi (KSA/KPA) seluas 0,17 Ha.
c. Pengecekan lapangan dilakukan di Aia Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan
Koto Tangah Kota Padang, dimana dilapangan memang dijumpai adanya
pembangunan Pesantren dalam Kawasan Hutan Lindung bahkan sudah beroperasional
dan memiliki santriwan/wati untuk belajar tahfidz Qur’an. Pada saat tersebut dijumpai
adanya aktivitas penambahan bangunan pesantren dimana berdasarkan petugas
penjaga bangunan tersebut untuk asrama putri. Secara administrasi pihak Pesantren
berada di bawah naungan Yayasan ASA Charity dan pihak yayasan telah melakukan
pengurusan terkait penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan ke Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
a. Tujuan Umum
- Mendirikan pendidikan pesantren yang berbasis pada nilai-nilai keislaman dan tradisi
budaya minang kabau.
- Meningkatkan akses masyarakat terhadap lembaga pendidikan pesantren yang tetap
mempertahankan tradisi minang kabau.
b. Tujuan Khusus
- Meningkatkan kapasitas pesantren dalam mewujudkan kewajiban pelayanan publik di
bidang pendidikan untuk masyarakat luas.
- Meningkatkan partisipasi pesantren dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat dan
bangsa.
- Meningkatkan kapasitas pesantren dalam penyelesaian keilmuan agama dan dakwah
terhadap berbagai persoalan masyarakat dan bangsa baik aspek sosial, moral, tradisi
budaya maupun keagamaan.
- Meningkatkan kapasitas pesantren dalam meningkatkan angka partisipasi pesantren
bagi masyarakat luas
Dalam kegiatan proses magang yang dilakukan dalam jangka 60 hari kerja, penulis
mendapat beberapa kegiatan. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pratikan :
1. Mengikuti apel pagi setiap hari senin pagi pada pukul 07.30 sampai 08.00 wib
4. Mengantar surat undangan ke Dinas Prasarana jalan tata ruang dan permukiman Prov.
Sumatera Barat
5. Merekap tabel permintaan data NSDH
6. Mendigitasi Peta Penggunaan Lahan Pesisir Selatan menggunakan Aplikasi Geogle Eart
C. Metode Magang
Metode yang digunakan dalam laporan ini untuk Bidang Perencanaan Dan Tata Hutan
yaitu dengan mentadangi langsung lokasi Pesantren Ma’haj Tahfizh Kampung Qur’an
Madani di kec, Koto Tangah dan menentukan titik-titik koordinat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca mengenai perubahan lahan dari hutan menjadi Pesantren Ma’haj Tahfizh Kampung
Qur’an Madani di kec, Koto Tangah. Di dalam laporan ini masih banyak terdapat kesalahan
baik dari segi isi dan penyusunannya. Untuk itu kritik dan saran pembaca sangat saya
harapkan demi sempurnanya laporan ini dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Dasar Tahun 1945 pasal 33
Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun1988
Undang-Undang Pokok Kehutanan Nomor 5 Tahun 1967
Peraturan Daerah yaitu Nomor 3 Tahun 1984 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi
Dan tata kerja Dinas Kehutanan Dati I Provinsi Sumatera Barat
Peraturan Daerah No.3 Tahun 1784 organisaasi Dinas Kehutanan Provinsi Dati I Sumatera
Barat
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 362/1977, Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 363/1977 dan Keputusan Menteri Dalam negeri Nomor 274/1982 tentang
Pedoman pembentukan susunan Organisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas Kehutanan
Daerah Tk.I, maka struktur organisasi KPH dilebur dan tidak ada lagi dan instansi
Kehutanan yang berada didaerah Tk II dinamakan Cabang Dinas Kehutanan
Kehutanan berkedudukan di Daerah Tk. II yang bersangkutan
Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah provinsi Sumatera Barat dengan kedudukan dan organisasi Dinas Kehutanan
Dan mempunyai kedudukan
KRITERIA PENILAIAN MAGANG
Nofrizal M,S.Hut
(NIP.198311052010011013)
LAPORAN MINGGUAN MAGANG
Eart
Nofrizal M,S.Hut
(NIP.198311052010011013)
DOKUMENTASI PELAKSANAAN MAGANG