Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR KAPITA SELEKTA

KESESUAIAN IKLIM UNTUK PERTUMBUHAN TEH

DIKABUPATEN SIMALUNGUN

Dibuat Oleh Kelompok 2:

1. Ananda Qto paguno (21331006)

2. Fatia Rahma Aisyah (21331020)

3. Salsabila Putri Loviona (21331049)

4. Muhammad Farhan (21331033)

5. Jihan Azzahra (21331027)

Dosen Pembimbing : Dilla Anggraina S.Si, M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

LEMBAR PENGESAHAN
Nama Institusi : Universitas Negeri Padang

Judul Laporan : KESESUAIAN IKLIM UNTUK PERTUMBUHAN TEH DIKABUPATEN


SIMALUNGUN

Nama Mahasiswa : 1. Ananda Qto paguno (21331006)

2. Fatia Rahma Aisyah (21331020)

3. Salsabila Putri Loviona (21331049)

4. Muhammad Farhan (21331033)

5. Jihan Azzahra (21331027)

Nama Pembimbing : Dilla Anggraina S.Si, M.Pd

Tanggal pelaksanaan KKL : 5 – 9 Desember 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah- Nya kepada kita sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas akhir dari rangkaian kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) Prodi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis, Sekolah Vokasi,
Universitas Negeri Padang yang telah dilaksanakan di kawasan Kab Simalunggun, Sumatera
Utara. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini bersifat wajib bagi mahasiswa Prodi Penginderaan
Jauh Dan Sistem Informasi Geografis. Kegiatan KKL ini sangat besar peranannya dalam
mendukung pemahaman mahasiswa terhadap konsep Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi
Geografis. Pada kesempatan ini, Kami mahasiswa Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi
Geografis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak, khususnya
kepada:

1. Ibu Dilla Angraina, S.Si, M.Pd selaku Dosen pembimbing kelompok

Yang telah memberikan andil yang begitu besar dalam kegiatan KKL dan penyusunan
laporan ini.

Padang , 25 Maret
2022

Kelompok 2

Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program studi Penginderaan Jauh dan Informasi Geografi Universitas Negeri Padang
adalah salah satu program studi yang mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan kegiatan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Kuliah kerja lapangan ini dimasukkan sebagai mata kuliah wajib
pada Program studi Penginderaan Jauh dan Informasi Geografi Universitas Negeri Padang pada
semester V dengan bobot 2 SKS. Adapun kuliah kerja lapangan tersebut dimaksudkan untuk
memperkenalkan mahasiswa kepada realitas dunia kerja khususnya di bidang ilmu komunikasi.
Bagi mahasiswa, kegiatan KKL harus dirasakan sebagai pengalaman belajar yang baru untuk
menerapkan semua bekal ilmu yang telah diterima dalam berinteraksi dengan lingkungan kerja
agar memperoleh pemahaman bagaimana menempatkan diri sesuai dengan bidang kerja yang
dipilih.

Melalui program Kuliah Kerja Lapangan ini setiap mahasiswa memiliki kesempatan
untuk memahami serta merasakan bagaimana pekerjaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan.
Mahasiswa kemudian akan memadukan antara teori yang telah didapatkan selama masa
perkuliahan dengan praktek di lapangan. Perpaduan antara teori dan praktek di lapangan inilah,
yang akan memacu jiwa dan mental setiap mahasiswa untuk senantiasa siap menghadapi dunia
kerja yang dinamis dan kompetitif. Disamping dapat mempraktekkan pengetahuannya di
lapangan, mahasiswa juga dapat menimba pengalaman kerja dari para pegawai yang berada di
tempat kerja praktek baik secara teknis mauptm non teknis. Selain itu mahasiswa juga akan
mengalami proses perkembangan kemampuan berkomunikasi guna mempersiapkan diri
memasuki dunia kerja profesional. Dengan mengikuti Kuliah kerja lapangan ini mahasiswa
nantinya diharapkan akan siap dan mampu untuk menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

Setiap usaha pertanian menitik beratkan kepada tingginya produksi. Hal ini dapat dicapai
bila didasari atas pemahaman kondisi lahan dengan komoditi pertanian yang akan
dikembangkan. Oleh karena itu suatu lahan perlu dievaluasi sehingga komoditas yang akan
dikembangkan dapat memberikan hasil yang optimal. Kecamatan Pematang Sidamanik
merupakan satu dari 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun. Secara geografis terletak
antara 980 49’ - 980 58’ BT dan 20 52’ - 2 0 43’ LU, pada ketinggian 800-1400 diatas
permukaan laut dengan luas wilayah 137,80 km2 . Mata pencaharian penduduk Kecamatan
Pematang Sidamanik cukup bervariasi. Mayoritas pekerjaan mereka adalah di bidang pertanian
(56,54%) dan perkebunan (29.70%)dari tota keseluruhan jumlah penduduk yang bekerja yaitu
11.020 orang.

PTPN IV menempatkan areal perkebunan dan pengolahan komoditi teh di daerah


Kabupaten Simalungun.Hal ini di sebabkan karena Kabupaten Simalungun terletak di daerah
dataran tinggi, dimana tanaman teh tumbuh cukup subur di daerah ini.Selain itu, menurut
sejarah, sejak zaman penjajahan Belanda daerah Simalungun telah di jadikan kawasan
perkebunan teh. Ada 5 kawasan di Kabupaten Simalungun yang dijadikan perkebunan dan
pengolahan komoditi teh, yaitu perkebunan teh Marjandi, Bah-Birong Ulu, Sidamanik, Bah-
Butong dan Tobasari. Sidamanik adalahsebuah kecamatan di Kabupaten Simalungun, Sumatera
Utara, Indonesia.Sidamanik dikelilingi oleh perkebunan raksasa milik PTPN IV sebuah
perkebunan milik negara, yang hasil komoditinya banyak diekspor ke luar negeri. Ada Teh,
kakao dan Kelapa Sawit. Sidamanik adalah daerah perkebunan Teh terbesar di Sumatera. Di
kecamatan ini berdiri 4 pabrik teh yang mempekerjakan ribuan karyawan antara lain Pabrik Teh
Sidamanik, Bah Butong, Toba Sari dan Bah Birong Ulu. Sekarang ini telah banyak karyawan
yang di PHK (pemutusan hari 3 kerja), pensiun dini, dan ada yang dipindahkan ke kebun lain di
daerah Kerinci Riau. Dahulu kebun Teh banyak menyerap tenaga kerja pemetik teh karena masih
memetik teh secara manual yaitu memetik dengan tangan ataupun gunting teh namun sekarang
untuk memetik Teh sudah mempergunakan mesin, untuk menyemprot pupuk dan pembasmi
hama juga sudah menggunakan mesin.

1. Alasan memilih lokasi KKL


PT Perkebunan Nusantara IV disingkat PTPN IV didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 9 tahun 1996, merupakan hasil peleburan 3 (tiga) Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yaitu PT Perkebunan VI (Persero), PT Perkebunan VII (Persero), dan PT
Perkebunan VIII (Persero) sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pendirian Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV No. 37 tanggal 11 Maret 1996 yang dibuat
dihadapan Notaris Harun Kamil, SH, Notaris di Jakarta, yang anggaran dasar telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Surat Keputusan Nomor: C2-8332.HT.01.01.Th.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Oktober 1996 Nomor 81 dan
Tambahan Berita Negara No. 8675.
Alasan kami memilih PTPN IV ini sebagai lokasi KKL karena kami ingin melakukan
penelitian terhadap kesesuaian lahan perkebunan teh milik PTPN IV ini yang sangat menarik
untuk diteliti dan ingin melakukan uji akurasi klasifikasi penggunaan lahan yang akan didukung
dengan perubahan lahan yang terjadi setiap tahun nya di perkebunan teh milik ptptn ini

1.2 Tujuan KKL

Tujuan dilaksanakan nya KKL.

• Mahasiswa lebih mengenal secara langsung bagaimana keadaan fisik kebun teh PTPN 4
yang akan di teliti.
• Mahasiswa mengetahui dan mendalami ilmu Ground Truthing dengan melakukan
praktek lapangan dan pengamatan secara langsung.
• Mahasiswa mampu mengolah data yang ada di lapangan sampai menjadi data yang padu
• Mahasiswa Mampu Menentukan Kesesuaian Iklim Untuk Pertumbuhan Tanaman The
• Mahasiswa mampu mengetahui dan menentukan nilai korelasi dari data yang diperoleh
Menerapkan Pengetahuan Mata Kuliah Dalam Pengamatan Nyata

1.3 Ruang Lingkup KKL

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kesesuaian Iklim Untuk Tanaman|

Hubungan Iklim dan Tanaman Pengertian iklim Untuk membahas bagaimana unsur-unsur
iklim mempengaruhi tanaman kita mulai dulu dengan merefresh pengertian iklim. Iklim
merupakan statistik dari kondisi cuaca (Prawirowardoyo, 1996) sehingga unsur-unsur iklim
merupakan unsur-unsur cuaca pula. Unsur-unsur cuaca sendiri merupakan pernyataan atau
pengukuran kondisi fisis atmosfer (Tjasyono, 1992). Menurut Aguado dan Burt (2001) iklim
juga lebih dari sekedar nilai rata-rata atau statistik cuaca, namun juga merupakan variabilitas
unsur-unsur iklim itu sendiri. Sebagai contoh apabila dua tempat, walaupun mempunyai curah
hujan tahunan yang sama tetapi apabila variasi curah hujan bulanannya berbeda, maka iklim
kedua tempat tersebut dinyatakan berbeda.

Timbal balik iklim dan tanaman Iklim mempengaruhi sebaran tanaman sehingga beberapa
klasifikasi iklim yang ada didasarkan pada dunia tumbuh-tumbuhan (Tjasyono, 1992).
Misalnya kopi hanya tumbuh pada daerah yang dingin dan padi memberikan hasil maksimal
pada daerah yang paparan sinar mataharinya tinggi. Sebaliknya tanaman dapat pula
mempengaruhi iklim. Semakin banyak tutupan vegetasi maka suhu udara akan semakin dingin.
Tentunya karena sinar matahari yang datang sebagian besar dipantulkan oleh tajuk vegetasi.
Juga keberadaan vegetasi akan meningkatkan kelembapan udara di sekitarnya. Hubungan yang
kompleks antara iklim, tanaman dan faktor tanah sebagaimana terlihat pada gambar di bawah
ini.|

Unsur Iklim dan Pengaruhnya Pada Tanaman Pengaruh iklim terhadap tanaman dapat kita
uraikan berdasarkan peran masing-masing unsur iklim. Di antaranya yang signifikan
mempengaruhi tanaman antara lain:

1. Hujan
Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi, yaitu jatuhan hydrometeor yang sampai ke
bumi dalam bentuk cair. Bentuk presipitasi lainnya ialah salju dan es. Di wilayah tropis seperti
Indonesia presipitasi lebih dikenal sebagai hujan karena sangat jarang terjadi presipitasi dalam
bentuk jatuhan keping es. Hujan memegang peranan penting pertumbuhan dan produksi
tanaman pangan. Hal ini disebabkan air sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke akar dan
dilanjutkan ke bagian-bagian lainnya. Fotosintesis akan menurun apabila 30% kandungan air
dalam daun hilang, kemudian proses fotosintesis akan berhenti apabila kehilangan air mencapai
60% (Griffiths, 1976 dalam Kartasapoetra, 1993). Pertanian dapat dilaksanakan pada daerah-
daerah yang mendapat curah hujan tahunan lebih dari 450 mm (Sosrodarsono dan Takeda,
2003). Apabila curah hujan kurang dari 300 mm maka pertanian hanya mungkin dilakukan
dengan bantuan pengairan dari sungai. Curah hujan menyatakan ketinggian air hujan yang
terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah
hujan 1 (satu) milimeter berarti bahwa pada luasan satu meter persegi pada tempat yang datar
tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Prawirowardoyo
(1996) menyebutkan bahwa curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang paling sering
digunakan dalam klasifikasi iklim di suatu tempat. Hal ini karena curah hujan merupakan
faktor penentu sekaligus faktor pembatas pada kegiatan pertanian. Oleh karena itu klasifikasi
iklim di Indonesia dan juga di wilayah Asia Tenggara lainnya menggunakan curah hujan
sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002).

2. Radiasi Matahari
Radiasi matahari berperan pada proses fotosintesis yang menjadi bahan utama dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman pangan serta mempercepat proses pembungaan dan
pembuahan (Kartasapoetra,1993). Tanaman menggunakan klorofil untuk menangkap,
menyerap dan mengubah energi cahaya surya PAR pada spektrum 0.38 -0.74 mikron menjadi
energi kimia melalui proses fotosintesis. Dalam proses ini CO2 dari atmosfer dan H2O dari
perakaran diubah menjadi glukosa, yaitu karbohidrat sederhana (C6H12O6) dan O2 dilepas ke
atmosfer. Melalui proses metabolisme di dalam sel tanaman, C6H12O6 diproses menjadi
berbagai bahan karbohidrat (CH2O)n yang molekulnya lebih besar dengan kandungan energi
kimia lebih tinggi. Bahan-bahan tersebut disimpan di berbagai organ seperti daun, batang, akar,
umbi, biji, seluruh jaringan dan sistem organ lainnya.

3. Suhu Udara
Kartasapoetra (1993), menyebutkan bahwa suhu udara berperan hampir pada semua proses
pertumbuhan. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum dan
maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya. Suhu optimum ialah suhu
di mana tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan maksimal. Suhu paling
rendah yang masih memungkinkan suatu tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum
sedangkan suhu tertinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu
maksimum. Suhu udara merupakan faktor dalam menentukan tempat dan waktu penanaman
yang cocok, bahkan suhu udara dapat juga sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi
tanaman. Misalnya kentang di daerah bersuhu rendah sebaliknya padi di daerah bersuhu tinggi.

4. Kecepatan Angin
Angin secara tidak langsung mempunyai efek penting pada produksi tanaman pangan. Energi
angin merupakan perantara dalam penyebaran tepung sari pada penyerbukan alamiah. Akan
tetapi angin juga dapat menyebarkan benih rumput liar dan melakukan penyerbukan silang
yang tidak diinginkan. Angin yang terlalu kencang juga akan menggangu penyerbukan oleh
serangga (Kartasapoetra, 1993). Angin didefinisikan sebagai gerak udara nisbi terhadap
permukaan bumi pada arah horzontal (Prawirowardoyo, 1996). Gaya penggerak angin yang
terjadi karena perbedaan tekanan antara dua tempat atau disebut juga gaya gradien tekanan.

5. Kelembapan Udara
Kelembapan menyatakan jumlah uap air di udara. Fenomena cuaca seperti hujan, salju ataupun
hujan es dihasilkan oleh adanya air dalam atmosfer (Neiburger et al, 1995). Kadar air dalam
udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab
menguntungkan bagi tumbuhan dimana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta
berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
2.2 Enso dan Iod
Curah hujan di Indonesia memiliki tiga tipologi yang berbeda yaitu monsunal, equatorial,
dan lokal. Fenomena regional seperti ENSO dan IOD akan mempengaruhi curah hujan dimasing-
masing tipologi tersebut. ENSO adalah salah satu fenomena global yang terjadi di Samudera
Pasifik yang ditandai dengan adanya penyimpangan (anomali) SST di pantai Barat Ekuador dan
Peru yang lebih tinggi dari batas normalnya. ENSO dibagi menjadi dua yaitu El Niño dan La
Niña. IOD adalah gabungan dari fenomena lautan dan atmosfer yang mirip dengan ENSO tetapi
berada di wilayah Samudra Hindia. IOD juga dibagi menjadi dua yaitu IOD Positif dan IOD
Negatif. Oleh karena itu menarik untuk melihat bagaimana pengaruh fenomena ENSO dan IOD
di masing-masing tipologi curah hujan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis curah
hujan saat keadaan Normal, ENSO dan IOD terjadi, membandingan pengaruh fenomena ENSO
dan IOD terhadap tiga tipologi curah hujan, menganalisis tipologi curah hujan di wilayah mana
yang lebih dipengaruhi oleh fenomena ENSO, IOD atau keduanya di Surabaya, Pontianak dan
Ambon. Data yang digunakan adalah data curah hujan, data anomali SST di Samudera Pasifik
(Indeks Nino 3.4) dan data anomali SST di Samudera Hindia (Indeks Dipole Mode). Metode
yang digunakan adalah dengan mengolah data curah hujan menggunakan Microsoft Excel untuk
mengetahui anomali. Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa besar pegaruh fenomena ENSO
dan IOD terhadap curah hujan dilakukan korelasi pearson menggunakan SPSS. Hasil penelitian
berupa nilai rata-rata curah hujan pada El Niño dan IOD Positif lebih rendah dan nilai curah
hujan La Niña dan IOD Negatif lebih tinggi dari kondisi normal. Jika tidak terjadi demikian,
maka tahun tersebut bertepatan dengan fenomena lainnya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh
fenomena ENSO lebih berpengaruh di Pontianak (equatorial), sedangkan fenomena IOD lebih
berpengaruh di Surabaya (monsunal).

BAB III
METODOLOGI

3.1 Deskripsi Wilayah

Kab Simalungun adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Kabupaten ini merupakan rumah bagi masyarakat Batak Simalungun. Pusat pemerintahan atau ibu
kota dari kabupaten ini telah resmi berpindah ke kecamatan Raya pada tanggal 23 Juni 2008 dari
Kota Pematangsiantar yang telah menjadi daerah otonom, setelah tertunda selama beberapa waktu.
Pada tahun 2021, penduduk Kabupaten Simalungun berdasarkan Kementerian Dalam Negeri 2021
berjumlah 1.038.120 jiwa, dengan kepadatan 237 jiwa/km²

Kabupaten ini memiliki 32 kecamatan dengan luas 438.660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah
Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Hatonduhan dengan luas
33.626 ha, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dengan luas
3.897 ha. Keseluruhan kecamatan terdiri dari 386 desa/nagori dan 27 kelurahan (2021). Kota
Pematangsiantar merupakan enklave dari kabupaten ini

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara


yang terletak di bagian Timur Pesisir. Secara geografis, Simalungun terletak pada 02°36’05’’-
03°18’14’’ Lintang Utara dan 98°32’03’’- 99°35’03’’ Bujur Timur. Adapun Ibu Kota Kabupaten
Simalungun secara resmi dipindahkan pada tanggal 23 juni 2008 dari kota Pematang Siantar ke
Kecamatan Raya. Batas-batas wilayah Kabupaten Simalungun, adalah : 1. Sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. 2. Sebelah timur berbatasan dengan daerah
Kabupaten Asahan. 3. Sebelah selatan berbatasan dengan daerah Kabupaten Samosir dan Toba
Samosir. 4. Sebelah barat berbatasan dengan daerah Kabupaten Karo. Dengan luas wilayah
4.372,50 Km2 atau 6,12 persen dari Luas wilayah Propinsi Sumatera Utara, dan merupakan
wilayah terluas ketiga setelah mandailing natal dan langkat. Kabupaten Simalungun memiliki 31
kecamatan termasuk 9 kecamatan merupakan pemekaran dengan 17 kelurahan dan 294
desa.Kecamatan yang terdapat di kabupaten ini, adalah: Kecamatan Siantar, Kecamatan Dolok
Pardamean, Kecamatan Panei, Kecamatan Tanah Jawa, Kecamatan Hutabayu Raja, Kecamatan
Jorlang Hataran, Kecamatan Dolok Panribuan, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kecamatan
Purba, Kecamatan Raya, Kecamatan Silimakuta, Kecamatan Dolok Silau, Kecamatan Raya
Kahean, Kecamatan Silau Kahean, Kecamatan Bandar, Kecamatan Pematang Bandar, Kecamatan
Bosar Maligas, Kecamatan Ujung Padang, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kecamatan Tapian
Dolok, Kecamatan Sidamanik, Kecamatan Gunung Malela, Kecamatan Gunung Maligas,
Kecamatan Bandar Masilam, Kecamatan Bandar Huluan, Kecamatan Jawa Maraja, Kecamatan
Hatonduhon, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kecamatan Panombeian Pane, Kecamatan
Haranggaol Horisan, Kecamatan Pematang Silimakuta. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan
Hatonduhon dengan luas 33.626 Ha, sedangkan yang paling kecil luasnya adalah Kecamatan Jawa
Maraja Bah Jambi dengan luas 3.897 Ha.

Dikabupaten simalungun terdapat salah satu kecamatan yang akan diteliti yaitu kecamatan
sidamanik, sidamanik merupakan salah satu kecamatan yang berada di kab simalungun, sumatera
utara,Indonesia yang berdiri dari hasil pemekaran pada kamis tanggal 16 januari 2003 oleh Bupati
Simalungun Ir.John Hugo Silalahi. Wilayah sidamanik sangat identik dengan perkebunan dan di
dominasi oleh perkebunan teh terutama padawilayah bahbutong. Lokasi dan Keadaan Geografis
Kecamatan Pamatang Sidamanik merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun
dengan luas wilayah 137,80 km2. Berada pada 20 48’20’LU dan 980 49’,06’ BT. 1205 meter dari
permukaan laut yang dibagi menjadi 10 wilayah terdiri dari 9 desa dan 1 kelurahan. Selain itu,
Kecamatan Pamatang Sidamanik juga memiliki 43 dusun yang mana Desa Sait Buttu Saribu
merupakan desa yang paling banyak memiliki dusun dan Bisa dikatakan sebagai Kelurahan Tetapi
yang menjadi kelurahan adalah Sipolha Horison. Berdasarkan kondisi luas wilayah,desa yang
menjadi potensi saat ini adalah desa sait buttu saribu dimana desa tersebut desa yang
menggunakan pasar tradisional yang disebut dari kata sehari hari adalah pasar pecan Sebagian
besar pertanian yang yang di Kecamatan Pamatang Sidamanik adalah lahan kopi dengan dan
sebagian lagi merupakan lahan yang digunakan untuk tanaman pangan seperti cabai,bawang,tomat
dan sayur sayuran. Seperti Di Desa Pematang Tambun Raya dan Kelurahan Sipolha Horison yang
menggunakan lahan kering seperti tanaman cengkeh sama tanaman andaliman dan ada juga
tanaman kopi atau tanaman pangan lainnya seperti tanaman padi.

Wilayah Administrasi Pemerintahan Kecamatan Pamatang Sidamanik tahun 2021 terdiri


dari 9 desa dan 1 kelurahan terbagi dalam 43 dusun. Dari 43 dusun ada di Kecamatan Pamatang
Sidamanik, ada 2 Desa yang daerah Perkebunan yaitu Desa Sarimattin dan Desa Simattin.Desa
yang memiliki Dusun terbanyak Yaitu Desa Sait Buttu Saribu sebanyak 7 Dusun.
3.2 Alat dan Bahan

 Microsoft Excel/Word
 Arcgis 10.8
 Data curah hujan
 Data suhu permukaam laut
 Data syarat tumbuh teh
 Data produksi teh
 Data curah hujan dikebun the
3.3 Prosedur Pelaksanaan KKL

1. Menyusun data data yang akan di cari ke lapangan.


2. Mencari data data yang tersedia di website instansi.
3. Mengolah data yang didapat dari lokasi KKL
4. Melakukan survey ke lokasi KKL.
5. Melakukan presentasi dan pembuatan laporan hasil survey kelompok KKL

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kabupaten Simalungun
Simalungun adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia.pusat pemerintahan atau ibukota dari kabupaten Simalungun adalah
kecamatan Raya yang sudah di resmi kan pada tanggal 23 juni 2008 dari kota
Pematang Siantar yang telah menjadi daerah otonom, setelah tertunda selama
beberapa waktu. Pada tahun 2021, Penduduk kabupaten berdasarkan Kementrian
Dalam Negeri 2021 sejumlah 1.038.120 jiwa dengan kepadatan 237 jiwa/km² .
Kabupaten ini memilki 32 kecamatan dengan luas 438.660 ha atau 6,12% dari
luas wilayah Provinsi Sumatera Utara yang paling luas adalah Kecamatan
Hatonduhan dengan luas 33.622 ha, sedangkan yang paling kecil adalah
kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dengan luas 3.987 ha. Keseluruhan kecamatan
terdiri dari 386 desa/nagori dari 27 keluruhan pada tanhun 2021.

Batas- batas wilayah Kabupaten Simalungun meliputi:


 Letak Geografis kabupaten simalungun
1. Letak kabupaten simalungun : 2° 36` – 3° 18` Lintang Utara dan 98° 32`-
99° 35` Bujur Timur
2. Luas Wilayah : 438.660 Ha
3. Letak diatas Permukaan Laut : 0-1.400 m
4. Luas Hutan : 138.838,46 Ha
 Wilayah Administrasi
1. Jumlah Kecamatan : 32 Kecamatan
2. Jumlah Desa : 386 Desa/ Nagori
3. Jumlah Kelurahan 27 Kelurahan
 Batas – batas wilayah
1. Sebelah Utara : Kabupaten Serdang bedagai dan Kebupaten Batubara
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Toba samosir dan Danau Toba
3. Sebelah Barat : Kabupaten Karo
4. Sebelah Timur : Kabupaten Asahan

BAB V
Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

No Dokumentasi Lokasi
1 Kebun teh Bah
Butong

2 Kebun Teh
PTPN IV
3 Toba Samosir

Anda mungkin juga menyukai