Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN AKHIR MAGANG II

UPT. PENGEMBANGAN BENIH HOLTIKULTURA

DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN

JUWITA INDAH PERMATASARI 4183220048

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN MAGANG II

Nama : Juwita Indah Permatasari

NIM : 4183220048

Email : Juwitatambunan571@gmail.com

No Hp/WA : 081371135202

Instansi Magang : UPT Pengembangan Benih HoltikulturaDinas

Pertanian dan Perikanan

Alamat Instansi Magang : Jl. Kramat Indah No. 4 Selambo Ujung,

Kecamatan Medan Denai, Medan, Sumatera Utara

Dosen Pembimbing Magang : Aida Fitriani Sitompul, S.Pd., M.Si

Waktu Pelaksanaan : 19 Oktober – 13 November 2021

Menyetujui Medan, 13 Oktober 2021

Dosen Pembimbing Magang Mahasiswa Magang

Aida Fitriani Sitompul, S.Pd., M.Si Juwita Indah Permatasari

NIP.198307172008122004 NIM. 4183220048


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan anugerahnya sehingga penulis mampu melaksanakan Magang II di Dinas
Pertanian dan Perikanan Jl.Selambo Ujung Kecamatan Medan Denai, Kota Medan
,Sumatra Utara pada tanggal 19 Oktober sampai 13 November 2021.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa


dalam penyelesaian laporan magang ini tidak terlepas dari dukungan, semangat,
serta bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada :

1. Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes. selaku Rektor Universitas Negeri


Medan.
2. Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
3. Ahmad Shafwan S.Pulungan, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Medan.
4. Aida Fitriani Sitompul, S.Pd.,M.Si sebagai Dosen Pembimbing Magang II
yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Magang
ini.
5. Dan untuk semua pihak yang telah medukung dan membantu penulis, yang
tidak bisa disebutkan satu persatu namanya.

Medan,14 Desember 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program magang sangat diperlukan untuk persiapan ke jenjang pekerjaan

setelah lulus, agar memiliki kemampuan akademis dan profesional, maka

kewajiban yang dimiliki oleh perguruan tinggi tercantum dalam Undang-undang

Pendidikan Tahun 2012 adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

Dharma Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Pendidikan

yang diterapkan masih berupa teori-teori dan praktik dalam skala laboratorium,

sementara setelah lulus mahasiswa akan memasuki dunia kerja sehingga

diperlukan pengalaman bekerja yang selanjutnya dapat dijadikan bekal ketika

mereka masuk di dunia kerja yang sebenarnya. Magang adalah salah satu cara

yang bisa dipilih untuk dikembangkan.

Pada Undang Undang Nomor 2 tahun 1989, pasal 16 ayat (1) menyebutkan

pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang

diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat

yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Pelaksanaan Magang akan membawa mahasiswa pada sebuah pengalaman

nyata, yakni dunia kerja dengan profesi yang hendak Ia tempuh di Program Studi

Biologi. Proses magang yang dilakukan dengan terjun langsung kedalam

perusahaan, akan menciptakan suatu deskripsi pemikiran baru, karena disini teori

akan diimplementasikan dan dengan mudahnya mahasiswa akan cepat memahami


dan belajar. Sehingga pada saat mahasiswa duduk di meja kerja akan dengan

mudah beradaptasi.

Menurut Tupti (2009), magang adalah suatu kegiatan pembelajaran di

lapangan yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menumbuhkan kemampuan

mahasiswa dalam dunia kerja secara model nyata. Pembelajaran tersebut

dilaksanakan melalui hubungan yang intensif antara peserta program magang dan

tenaa pembinanya di instansi/perusahaan tempat magang dilaksanakan. Melalui

kegiatan magang mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman kerja,

peningkatan skill, membangun rasa tanggung jawab dan memiliki profesionalisme

dalam dunia kerja.

Mata Kuliah Magang di Program Studi Biologi FMIPA Universitas Negeri

Medan merupakan salah satu bagian dari proses pembinaan bagi mahasiswa agar

menjadi tenaga yang siap dan terserap dalam lingkungan pekerjaan baik di

perusahaan atau instansi maupun memiliki kontribusi dalam perbaikan

masyarakat. Dengan mengikuti magang ini maka mahasiswa akan mendapatkan

pengalaman, ilmu dan jejaring yang merupakan aspek penting dalam membangun

landasan untuk kesuksesan karir di kemudian hari. Bahkan jika peserta magang

dapat menunjukkan kinerja dan prestasi yang baik serta memuaskan, tidak

menutup kemungkinan perusahaan tersebut merekrut peserta magang dan

kemudian dijadikan pegawai setelah lulus nanti.


1.2 Tujuan Magang
a) Menguji kesiapan mahasiswa memasuki dunia kerja, industri, dan usaha

dengan melatih penguasaan keterampilan konseptual, teknikal, dan

relational yang sesuai dengan standart yang diharapkan

b) Mahasiswa mampu mengidentifikasi/menunjukkan faktor-faktor kunci

yang menentukan instansi tersebut memiliki kompetensi yang mendukung

mahasiswa biologi melakukan magang.

c) Memberikan kemampuan mahasiswa melalui kesepadanan pengetahuan

yang diperoleh dengan fenomena yang ada diinstitusi dan perusahaan

yang relevan dengan bidang Biologi.

1.3 Manfaat
a) Mahasiswa akan memperoleh pengalaman dan petualangan baru di dunia

kerja dengan tidak lupa menerapkan suatu kondisi sesuai dengan apa yang

telah dipelajari mahasiswa sebelumnya.

b) Mahasiswa jadi mampu melihat sebuah sisi lain betapa sulitnya bersaing

di dunia kerja sehingga mau tidak mau, mahasiswa memang dituntut

untuk terus mengembangkan ilmu dan keahliannya agar mampu bertahan

dalam situasi persaingan yang ketat didunia kerja.

c) Akan menjadi tenaga kerja yang siap mengaplikasikan ilmu, pengetahuan

serta keterampilannya.

d) Mahasiswa yang melaksanakan Magang bisa membantu dalam

pengerjaan tugas- tugas kantor di unit- unit kerja


BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Bentuk Penugasan (Task Assignment)

Bentuk penugasan yang akan dilakukan pada kegiatan magang di Dinas

Pertanian dan Perikanan Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara

adalah kegiatan budidaya dan pemanfaatan tanaman obat obatan di Dinas

Pertanian dan Perikanan. Dari definisi tersebut dapat di artikan bahwa dalam

kegiatan pengujian hematologi melakukan kegiatan seperti persyaratan bibit,

penyemaian bibit, pengolahan tanah, manfaat tanaman obat ataupun sebagainya

yang merupakan kegiatan yang berkaitan kegiatan budidaya dan pemanfaatan

tanaman obat obatan.

2.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang II akan dilakukan selama kurang lebih satu bulan yang

dimulai dari tanggal 19 Oktober 2021 sampai dengan 13 November 2021, yang

bertempat di Dinas Pertanian dan Perikanan Jl. Kramat Indah No. 4 Selambo

Ujung, Kecamatan Medan Denai, Medan, Sumatera Utara

2.3 Peserta

Peserta magang berasal dari mahasiswa program studi Biologi angkatan

2018 yang telah lulus dari magang observasi. Berikut data peserta magang II yang

akan melaksanakan magang di Dinas Pertanian dan Perikanan Jl. Kramat Indah

No. 4 Selambo Ujung, Kecamatan Medan Denai, Medan, Sumatera Utara.


Tabel 2.1 Nama Mahasiswa Mengikuti Magang II Dinas Pertanian dan Perikanan

No. Nama NIM Jurusan Asal Kampus

1. Juwita Indah Permatasari 4183220048 Biologi Universitas Negeri Medan

2.4 Prosedur Kegiatan

Adapun prosedur pelaksanaan kegiatan magang yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Pertemuan dengan Dosen Pembimbing Lapangan dengan mahasiswa

(peserta magang) yang dilakukan secara daring (online) melalui zoom atau

google meet secara terjadwal seminggu sekali.

b. Dalam kegiatan pertemuan dengan dosen pembimbing lapangan, salah satu

kegiatan yang dilakukan adalah arahan dalam penyusunan proposal

magang.

c. Selain dilakukan pembimbingan penyusunan proposal magang, dilakukan

juga pembahasan serta persetujuan bentuk-bentuk penugasan yang akan

dilakukan oleh mahasiswa dalam kegiatan magang. Semua kegiatan yang

dilakukan antara mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan dilakukan

secara daring (online).

d. Pembekalan peserta magang terkait dengan penugasan-penugasan yang

akan dilaksanakan di tempat magang dilakukan secara online oleh dosen


pembimbing lapangan dengan mahasiswa, termasuk juga dalam hal

persetujuan dengan tempat magang

e. Sama dengan kegiatan bimbingan dengan dosen pembimbing lapangan,

Pemberangkatan peserta (mahasiswa) yang akan melaksanakan kegiatan

magang ke lokasi tujuan dilakukan secara online.

f. Orientasi dalam proses pengumpulan informasi lokasi magang dilakukan

secara online dan terjun langsung ke lapangan untuk melihat lokasi

setempat. selain untuk melihat lokasi, kegiatan ini juga dilakukan untuk

meminta izin langsung kepada Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan.

g. Karena Dinas Pertanian dan Perikanan fokus dalam hal tanaman, maka

bentuk penugasan yang dilakukan kepada peserta magang adalah

melakukan kegiatan budidaya dan pemanfaatan tanaman obat obatan di

Dinas Pertanian dan Perikanan.

h. Penjelasan singkat dari pembimbing lapangan tentang tugas yang harus

dijelaskan selama pelaksanaan magang.

i. Supervisi pembimbing lapangan atau pelaksanaan tugas yang akan

dilakukan.

j. Setelah kegiatan magang telah selesai dilaksanakan, maka dilakukan

evaluasi dari pembimbing lapangan atas kinerja yang dilakukan oleh

peserta magang.

k. Khusus terkait kemampuan konseptual, setiap peserta magang diharuskan

menghasilkan laporan secara individu yang akan disampaikan kepada

pembimbing lapangan masing-masing untuk memperoleh penilaian


tentang sejauh mana perkembangan kemampuan konseptual peserta

magang. Dalam hal ini peran pembimbing lapangan sangat diharapkan

untuk mempertajam kemampuan mahasiswa terkait kondisi aktual yang

ada di lokasi magang.

l. Monitoring dan Supervisi Kegiatan monitoring dilakukan oleh dosen

pembimbing berdasarkan laporan mingguan yang dikirimkan oleh

mahasiswa peserta magang untuk memastikan pelaksanaan magang

berjalan dengan lancer. Apabila dibutuhkan, dosen juga dapat melakukan

monitoring secara langsung ke tempat magang. Oleh karena itu, bantuan

dari pembimbing lapangan (tempat magang) sangat diharapkan terutama

dalam menyampaikan hal-hal penting terkait dengan kinerja, kesehatan

dan keselamatan peserta dalam pelaksanaan kegiatan magang.

m. Terakhir adalah evaluasi kegiatan magang II yang dilakukan untuk menilai

kinerja peserta magang dan proses penyelenggaraan magang, apakah

berjalan dengan baik atau tidak. Evaluasi kinerja peserta dapat didasarkan

atas beberapa hal berikut yaitu:

1) Proposal Magang

2) Laporan mingguan

3) Laporan akhir, dan

4) Presentasi hasil magang


BAB III

RENCANA KEGIATAN KERJA

Magang II dilaksanakan selama satu bulan dengan rencana kegiatan yang

tentunya berkaitan dengan program-program ataupun kegiatan yang ada di UPT.

Pengembangan Benih Holtikultura Dinas Pertanian dan Perikanan, seperti

kegiatan pengolahan tanah, penanaman hidroponik, pembuatan pupuk, pembuatan

ZPT tanaman, penanaman tanaman, pembuatan ekoenzim dan penanaman stek

tanaman

Adapun rencana kegiatan yang dilakukan magang II di UPT.

Pengembangan Bibit Holtikultura Dinas Pertanian dan Perikanan sebagai berikut.

Uraian Kegiatan Durasi Waktu (tanggal)


Minggu Ke
1 Pembuatan stek tanaman 08.00 – 12.00
21 Oktober 2021
2 Pembuatan pupuk NPK alami untuk tanaman 08.00 – 12.00
anggrek 26 Oktober 2021
3 Pembuatan ZPT pertumbuhan 08.00 – 12.00
2 November 2021
3 Pembuatan eko-enzim 08.00-12.00
2 November 2021
4 Pembuatan Hidroponik 08.00-12.00
8 November 2021
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil kegiatan magang II yang dilakukan di UPT. Pengembangan


Benih Holtikultura Dinas Pertanian dan Perikanan sebagai berikut.

4.1 Penanaman Stek Tanaman Khalifah


Berikut alat-bahan yang digunakan dalam pembuatan stek tanaman hias:
 Alat dan Bahan
 Gunting stek
 Poly bag
 Karung
 Grow tone
 Polybag yang telah diisi dengan tanah
 Entres/batang yang akan distek
 Tanah
 Plastic bening ukuran 7x4 m
 Sungkup

 Prosedur kerja
Langkah-langkah dalam melakukan stek sebagai berikut: Pertama,
menyiapkan media tanam dengan komposisi berupa tanah yang subur
dan di masukkan ke dalam polybag hingga penuh sebanyak 750 buah
dalam setiap tahap pada kedua tanaman yang akan di stek.
Selanjutnya, tahap stek dilakuakn dengan memilih dan memotong
batang yang akan distek dari tanaman induk, pilih batang yang sehat,
pertumbuhannya bagus dan tidak sedang tumbuh tunas/pupus/cabang
dorman, pilih yang agak tua yang ditandai dengan batang berwarna
kecoklatan. Pangkas sebagian daunnya yang lebih dekat kearah
batang, kemudian potong-potong batang/cabang yang telah dipilih
dengan panjang sekitar 20 cm. Masukkan bagian pangkal batang yang
akan ditanam pada grow tone yang telah disediakan sebelumnya dan
biarkan hingga kering, tujuannya agar akar yang nantinya tumbuh
akan lebih banyak karena tempat tumbuh akar adalah di antara kulit
batang dan kayu. Setelah grow tone pada batang tanaman tersebut
kering, lobangi tanah dalam polibag menggunakan kayu kecil dengan
kedalaman lebih kurang 2cm. Selajutnya, masukkan tanaman tersebut
kedalam lubang yang telah dibuat, dan tekan tanam dengan pelan
hingga tanaman kokoh. Tutup rapat tanaman menggunakan sungkup
dan plastic yang telah disediakan. Biarkan selama lebih kurang 40
hari.

 Pembahasan

Stek merupakan salah satu teknik perbanyakan secara vegetatif


yang tergolong mudah, sederhana, ekonomis serta dapat memproduksi
bibit dalam jumlah banyak (Subiakto, 2009). Stek memungkinkan
dilakukan sebagai salah satu metode perbanyakan vegetatif dari
jenisjenis yang sulit diperbanyak secara generatif dan mempunyai
keunggulan dimana seluruh karakter yang dimiliki pohon induk akan
diwariskan kepada keturunannya.
Penggunaan stek batang atau cabang lebih praktis dan mempunyai
banyak keuntungan dan menjanjikan karena bahan stek tersedia lebih
banyak, mudah diperoleh dan murah, tidak merusak rumpun asal,
waktu pengambilan lebih cepat, dan pembentukan rumpun lebih
mudah (Adriani,dkk, 2014).
Keberhasilan stek dipengaruhi oleh interaksi faktor genetik dan
faktor lingkungan (Danu, Subiakto, & Putri, 2011). Faktor genetik
meliputi kandungan cadangan makanan dalam jaringan stek,
ketersediaan air, umur tanaman (pohon induk) dan hormon endogen
dalam jaringan stek. Faktor lingkungan juga memengaruhi, antara lain
media perakaran, kelembaban, suhu, interaksi cahaya, dan teknik
penyetekan.

4.2 Pembuatan Pupuk NPK


Adapun Alat dan Bahan untuk membuat pupuk NPK Alami untuk tanaman
anggrek adalah :

 Alat dan bahan:


Adapun alat dan bahan pembuatan N yaitu:
1. Air kelapa 15 kg
2. Molase 1kg
3. EM 4 1kg
4. Alat tulis 1 buah
5. Gunting 1 buah
6. Kertas 1 buah
7. Timbangan 1 buah
8. Jeregen besar 1 buah
Alat Dan Bahan Pembuatan P
1. Parang 1 buah
2. Jeregen besar 1 buah
3. Timbangan 1 buah
4. Bonggol pisang 5kg
5. EM 4 1 L
6. Molase 1 kg
7. Air 10 L
Alat Dan Bahan Pembuatan K
1. Parang 3 buah
2. Tong / drum 1 buah
3. Gunting besar 4 buah
4. Sabut kelapa 30 kg
5. EM 4 3 L
6. Molase 3 L
7. Air 45 L
 Prosedur Kerja
 Pembuatan N Adapun prosedur kerja dalam pembuatan pupuk N
yaitu memasukkan air kelapa sebanyak 15 L kedalam jeregen.
Selanjutnya, ditambahkan EM 4 sebanyak 1 kg dan molase 1 kg.
 Pembuatan P Langkah kerja dalam pembuatan P yaitu: pertama,
cacah bongkol pisang sebanyak 5 kg. Kemudian, masukkan
kedalam jeregen atau wadah besar yang bisa tertutup rapat.
Selanjutnya, masukkan EM 4 sebanyak 1L, molase 1 kg, dan air
sebanyak 10L. Terakhir tutup rapat jeregen tersebut.
 Pembuatan K Pertama, potong sabut kelapa lebih kurang
berukuran 5cm menggunakan parang maupun gunting besar atau
alat pemotong sebanyak 30 kg. Kemudian, masukkan sabut
kelapa tersebut kedalam drum dengan menambahkan EM 4
sebanyak 3L, molase 3L dan air 45L. Terakhir, tutup rapat drum
tersebut menggunakan plastik besar. Ikat rapat menggunakan tali.
 Pembahasan

Menurut Minawati (2011) dalam Mulyadi (2013), air kelapa


merupakan salah satu bagian dari tanaman kelapa yang bermanfaat
bagi kesehatan dengan salah satu zat gizi dalam air kelapa yang
mempunyai kadar tinggi adalah Kalium yaitu 3120 mg/L. Air kelapa
adalah sumber hara bagi tanaman karena menyimpan unsur-unsur hara
seperti nitrogen, fosfor, kalium, Mg, Ca, dan sejumlah unsur makro
lainya sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanah dan hasil
produksi tanaman. Air kelapa tidak dapat langsung digunakan
melainkan harus dirombak atau dekomposisi agar dapat digunakan di
berbagai tanaman.
Sabut kelapa mengandung unsur karbon (C) sehingga dapat
dijadikan bahan karbon aktif. Sunarti (1996) melaporkan bahwa K2O
yang terkandung di dalam abu sabut kelapa adalah sebesar 10,25%.
Pupuk organik sudah lama dikenal para petani, jauh sebelum Revolusi
Hijau berlangsung di Indonesia pada tahun 1960-an. Namun sejak
Revolusi Hijau petani mulai banyak menggunakan pupuk buatan
karena praktis penggunaanya dan sebagian besar varietas unggul
memang membutuhkan hara makro (NPK) yang tinggi dan harus
cepat tersedia. Bangkitnya kesadaran sebagian masyarakat akhir-akhir
ini akan dampak penggunaan pupuk buatan terhadap lingkungan dan
terjadinya penurunan kesuburan tanah mendorong dan mengharuskan
penggunaan pupuk organik (Simanungkalit, 2006). Meurut Pertiwi
dan Herumurti, (2009) dalam Purwati (2017), sabut kelapa
mengandung unsur C sebagai bahan karbon aktif. Menurut Santoso
(2016), komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin,
pyroligneous acid, gas, arang, ter, tannin, dan kalium. Oleh karena itu,
sabut kelapa dapat dijadikan alternatif bahan pembuatan pupuk
organik cair.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2017),
Sabut kelapa mengandung unsur K yang berfungsi sebagai activator
enzim dan berperan dalam proses fotosintesis. Unsur K pada sabut
kelapa dapat meningkatkan pertumbuhan. Peranan unsur K dalam
pertumbuhan vegetatif tanaman adalah memperbaiki transportasi
asimilat, mengghemat penggunaan air melalui peraturan buka tutup
stomata. Fungsi lain dari K antara lain, mendorong produksi hidrat
arang, tanaman bengkoang dan bit, membantu proses fisiologis dan
metabolic dalam sel, mengurangi kepekaan tanaman terhadap
kekeringan, penyerapan air oleh akar tanaman dan mencegah
penguapan air dari daun.
Batang pisang merupakan limbah dari tanaman pisang yang hanya
dapat berbuah satu kali, sehingga batang pisang hanya akan menjadi
limbah yang menumpuk karena pemanfataannya masih belum
optimal. Batang pisang merupakan limbah pertanian yang dapat
dijadikan sebagai produkbermanfaat karena mengandung senyawa-
senyawa potensial. Menurut Santi (2012), 23 susunan kimiawi dalam
batang pisang meliputi protein 4,77%, bahan kering 30,85%, bahan
organik 76,76%, kecernaan bahan kering 46,53%, kecernaan bahan
organik 43,91%, pH cairan 6,74%, bau 1,40%, warna 1,50%, jamur
1,00%, tekstur 1,0%, dan kadar abu batang pisang sebanyak 25,12%.
Oleh karena itu, limbah batang pisang dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan pupuk. Proses fermentasi dalam pembuatan pupuk organik
cair merupakan proses penguraian atau perombakan bahan organik
yang dilakukan dalam kondisi tertentu oleh mikroorganisme
fermentatif yang disebut bioaktivator. Bioaktivator yang sering
digunakan adalah MOL (Mikro Organisme Lokal)dan EM4 (Effective
Micoorganism 4). MOL dapat dibuat dari larutan bahan-bahan alami
seperti kotoran hewan karena mengandung mikroorganisme tertentu
(Purwati, 2017).

4.3 Pembuatan ZPT Pertumbuhan (POC)

 Alat dan Bahan


1. Botol aqua uk 1,5 L 1 buah
2. Corong 1 buah
3. Pocari sweet 500Ml 1 botol
4. Yakult 1 botol
5. Telur 2 butir
6. Micin 2 sendok makan
7. Alat tulis 1 buah
8. Kertas label Secukupnya
 Prosedur kerja
Setelah menyiapkan semua alat dan bahan dalam tabel diatas,
berikut langkah kerja pembuatan pupuk organik cair (POC): Pertama,
pecahkan kedua telur dan masukkan kedalam botol aqua
menggunakan corong. Selanjutnya, masukkan yakult dan dikocok
hingga kalis atau rata sampai tidak ada kuning telur yang
menggumpal. Setelah warna telur dan yakult kalis, langkah
selanjutnya yaitu memasukkan pocari sweet dan 2 sendok micin
kedalam botol aqua tersebut. Kemudian, botol aqua ditutup dengan
rapat dan campuran semua bahann dikocok kembali supaya semua
bahan tersebut tercampur dengan sempurna. Campuran semua bahan
tersebut difermentasi selama lebih kurang 3 minggu. Sekali dalam
seminggu, botol dibuka untuk mengeluarkan gas yang berlebih.
 Pembahasan

Setiap minggu, tutup botol dibuka untuk mengeluarkan gas yang


berlebih. Hal ini terjadi karena yakult memiliki peranan hampir mirip
dengan pupuk EM 4 karna mengandung mikroorganisme fermentasi
dan sintetik yang terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus sp)
bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. Cairan
yang berupa bakteri fermentasi bahan organik yang terdiri dari
beberapa mikroorganisme yang menguntungkan. Diantaranya adalah
bakteri lactobacilus, Yeast, fotosintetik, pelarut fosfat. Semua bakteri
ini ialah bakteri baik yang berfungsi sebagai pengurai dan diyakini
dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman serta ramah
lingkungan.
Pupuk Organik Cair (POC) adalah salah satu perangsang bunga
pada tanaman. Telur dianggap sebagai salah satu sumber protein
terbaik, juga sumber vitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan
tanaman agar dapat berbunga. Yakult dalam pembuatan POC
merupakan sumber mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang
terdiri dari bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Sp) bermanfaat untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. Selanjutnya,
penggunaan pocari sweet sebagai ganti dari air kelapa yang
mengandung unsur hara dan mineral yang lengkap. Pocari sweet
mengandung banyak nutrisi mikro seperti magnesium, besi, kalsium,
mangan, dan boron yang diperlukan untuk metabolisme tanaman
(Oktavia, 2019).
Pupuk Organik Cair siap digunakan apabila setelah difermetasi
selama tiga minggu, dan selama masih mengeluarkan gas serta
beraroma tape dengan takaran 10cc/1 liter air. Menurut Hadisuwito
(2007) dalam Febrianna dkk (2018), pupuk cair lebih mudah terserap
oleh tanaman karena unsur unsur di dalamnya sudah terurai.
Kelebihan dari pupuk cair adalah kandungan haranya bervariasi yaitu
mengandung hara makro dan mikro, penyerapan haranya berjalan
lebih cepat karena sudah terlarut. POC merupakan bahan organik,
yang artinya pemberian POC pada tanah akan meningkatkan
kandungan bahan organik di dalam tanah.

4.4 Pembuatan Eko-enzim


 Alat dan Bahan
1. Parang 3 buah
2. Ember 1 buah
3. Timbangan 1 buah
4. Plastik besar 1 buah
5. Bahan ( kacang panjang, kacang, kangkung, sawi, daun singkong,
kulit nenas, kulit jeruk, kulit pisang 6 kg
6. Molase 2 kg
7. Air 20 kg
 Prosedur Kerja
Langkah-langkah dalam pembuatan ekoenzim yaitu: Pertama, bahan
yang akan digunakan seperti kacang panjang, kacang, kangkung, sawi,
kulit nenas, daun singkong, kulit jeruk dan kulit pisang di cacah.
Kemudian bahan tersebut ditimbang dan dimasukkan kedalam ember
besar. Selanjutnya, tambahkan molase dan air. Terakhir bahan diaduk
dan ditutup rapat selama tiga bulan, dan sekali sehari dibuka. Untuk
pembuatan ekoenzim menggunakan perbandingan 1:3:10 yang artinya,
1kg molase: 3 kg bahan (limbah rumah tangga): 10 kg air. Pada
pembuatan ekoenzim ini, menggunakan 2 kg molase, 6 kg bahan dan
20 kg air.
 Pembahasan

Ekoenzim akan siap setelah tiga bulan. Setelah tiga bulan,


ekoenzim yang berhasil akan berwarna cokelat tua dengan bau seperti
cuka. Jika warna cairannya hitam, tambahkan gula untuk melanjutkan
proses fermentasi. Jika ekoenzim sudah jadi, saring dan simpan dalam
suhu ruang untuk digunakan dalam beragam keperluan. Materi padat
sisa organik dapat dijadikan pupuk untuk tanah. Sisa organik memang
bukan sampah yang mesti langsung dibuang.
Menurut Win (2011), dalam Dewi dkk (2017), menyatakan bahwa
ekoenzim merupakan enzim yang dihasilkan dari proses fermentasi
bahan-bahan alami, seperti protein tumbuhan, mineral dan hormone.
Fungsi dari ekoenzim yang telah dibuktikan manfaatnya yaitu, dapat
membantu pertumbuhan tanaman organik, membuat ternak tetap
sehat, membersihkan saluran dan air, mengurangi sampah, sebagai
sabun pencuci piring. Dalam bidang farmasi, ekoenzim dapat
dimanfaatkan untuk mengobati borok di kaki pada pasien yang telah
menderita diabetes selama berpuluh-puluh tahun dan sebagai obat
jerawat.
Sampah rumah tanggga seperti kulit pisang, nenas, dan kacang
merupakan bahan baku yang sangat berpotensi untuk produksi
bioetanol sebab buah buahan mengandung gula dan pati. Pengolahan
sampah buah-buahan menjadi bioetanol adalah memanfaatkan bahan
yang tidak berharga menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai
ekonomi. Menurut Gaman dan Sherrington, (1994) dalam Hidayati
dkk (2016), bahwa senyawa gula dalam buah-buahan biasanya berupa
campuran glukosa dan fluktosa. Buah-buahan juga mengandung
berbagai asam organik, terutama asam sirat, malat, dan tartat. Asam
ini berperan pada rasa masam buah muda. Selama pemeraman,
konsentrasi asam tersebut akan turun, sedang konsentrasi gula naik.
karena buah-buahan mengandung karbohidrat, glukosa, dan fruktosa
maka buah-buahan sangat berpotensi untuk menjadi bahan baku
bioetanol. Bioetanol adalah etanol (C2H5OH) yang diproduksi dari
bahan baku berupa biomassa yang mengandung komponen pati, gula,
atau selulosa, dan juga dari limbah biomassa. Bioetanol diproduksi
dengan teknologi biokimia melalui proses hidrolisis dan fermentasi
bahan baku, kemudian etanol yang dihasilkan dipisahkan kandungan
airnya dengan proses distilasi dan dehidrasi.
Kandungan air kelapa muda adalah sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07
mg/l dan sedikit giberelin. Oleh karena itu penggunaan air kelapa
muda dalam diharapkan dapat merangsang pertumbuhan tunas dan
akar. Pemberian air kelapa dengan interval dan dosis air cucian beras
yang tepat diprediksi dapat memperbaiki kondisi medium dan
mencukupi ketersediaan hara untuk memacu pertumbuhan bibit
tanaman (Purniawati, 2015).
Air leri adalah air yang dihasilkan dari air pencucian beras yang
sebelum dimasak. Air leri ini masih banyak masyarakat yang belum
memanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan karena kurang
pengetahuan masyarakat tentang kandungan dan manfaat yang
terdapat didalam air leri. Kandungan yang terdapat dialam air leri
seperti: mineral, vitamin, dan unsur-unsur lainnya. Selain itu juga air
leri banyak mengandung vitamin seperti: vitamin B12 dan vitamin B1
(Thiamin). Hal tersebutlah yang menyebabkan penggunaan air cucian
beras dalam pembuatan ekoenzim. Air cucian beras mempunyai
kandungan karbohidrat yang dapat digunakan oleh bakteri
Acetobacter xylinum yang menjadi salah satu syarat untuk media
pertumbuhannya. Acetobacter xylinum ini yang akan berperan dalam
proses fermentasi (Septina, 2019).

4.5 Pembuatan Hidroponik


Berikut ini alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk NPK

Alami bagi tanaman anggrek adalah :

 Alat dan Bahan

1. Rockwoll

2. Penggaris /cutter / mata gergaji

3. Bibit sawi / bibit bayam

4. Air

5. Nametag / kertas label

6. Pulpen

7. Sumpit / lidi

 Prosedur Kerja

Langkah pertama adalah potong dadu rockwoll sebanyak 18 potongan dalam

1 loyang rockwoll dengan penggaris / cutter / mata gergaji (perlu diingat rockwoll
tidak boleh dipotong sampai patah/lepas). Selanjutnya, beri air pada rockwoll,

pastikan rockwoll terkena air dengan rata (jangan terlalu lembab). Lubangi setiap

kolom dadu dengan lidi atau sumpit namun proses pelubangan tidak perlu terlalu

dalam agar cahaya dapat masuk dan bibit dapat tumbuh dengan baik. Setelah itu

masukan tiap bibit pada lubang tadi. Pada bibit sawi cukup diberi 1 bibit di setiap

lubang. Pada bayam dapat diberi 5 – 10 biji bibit per lubangnya. Setelah rockwoll

terisi dengan bibit, beri tanda penjelasan nama bibit serta tanggal penanaman pada

papan penanda.

A. Pengertian Tanaman Hidroponik


Hidroponik(Inggris:hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu
hydro yang berarti air dan ponos yang artinya pengerjaan atau bercocok
tanam. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya
tanaman tanpa tanah. Jadi, hidroponik adalah budidaya tanaman yang
memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau
soilless. Sistem hidroponik dapat menjadi salah satu solusi bagi
pengembangan tanaman buah dan sayur dengan berbagai kelebihan
dibandingkan sistem pertanian konvensional. Budidaya selada dengan
hidroponik lebih efisien dalam penggunaan air dan tanah daripada
pertanian konvensionalsehingga menghemat biaya produksi. Berdasarkan
perkembangan skor PPH, untuk mencapai keberagaman ketersediaan
pangan yang ideal dan memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) tingkat
ketersediaan yang dianjurkan, ketersediaan kelompok pangan hewani
serta sayuran dan buah perlu ditingkatkan.Hal ini yang mendasari
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura membuat
beberapa program antara lain Peningkatan produksi dan budidaya
hortikultura dan bimbingan teknis budidaya untuk kelompok wanita
dalam pemanfaatan pekarangan (Lakin BKP, 2017).
Sistem hidroponik dapat menjadi salah satu solusi bagi
pengembangan tanaman buah dan sayur dengan berbagai kelebihan
dibandingkan sistem pertanian konvensional. Budidaya selada dengan
hidroponik lebih efisien dalam penggunaan air dan tanah daripada
pertanian konvensionalsehingga menghemat biaya produksi.
B. Sistem Budidaya Hidroponik
Menurut Kazzaz (2017) dalam Swastikas dkk (2017), ada beberapa tipe
sistem budidaya tanpa media tanah yaitu:sistem Hidroponik, Akuaponik
dan Aeroponik.Hidroponik menggunakan media tanam seperti batuan
atau sabut kelapa yang diberi larutan campuran nutrisi primer, sekunder
dan mikro. Akuaponik adalah sistem budidaya dengan memanfaatkan
hidroponik sebagai media tanam untuk tanaman dikombinasikan
akuakultur dengan hewan air
BAB V
REKAYASA IDE

5.1 Originalitas Ide dan Konteks Sosial


Didalam dunia pertanian, sangat banyak bagian yang perlu kita
perhatikan dan penginovasin agar produk untuk dapat disebar dan
digunakan dengan baik oleh masyarakat. Salah satunya kegiatan yang ada
di bidang pertanian adalah hidroponik. Hidroponik adalah lahan budidaya
pertanian tanpa menggunakan media tanah sehingga kegiatannya
dijalankan dengan menggunakan air sebagai media (Roidah, 2014). Sistem
hidroponik dapat menjadi salah satu solusi bagi pengembangan budidaya
tanaman buah dan sayur dengan berbagai kelebihan dibandingkan sistem
pertanian konvensional. Semua jenis tanaman bisa ditanam dengan sistem
hidroponik, namun masyarakat banyak menanam tanaman semusim
(Roidah, 2014). Budidaya selada dengan hidroponik lebih efisien dalam
penggunaan air dan tanah daripada pertanian konvensional sehingga
menghemat biaya produksi.
Faktor -faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yaitu zat pengatur tumbuh (ZPT) atau hormon, air,
suhu, kelembaban, oksigen, dan cahaya (Hartanto et al., 2009). Setiap
tanaman atau tumbuhan sebenarnya memiliki hormon pertumbuhan alami
sendiri, namun dengan jumlah yang sedikit. Dalam kondisi tertentu
tanaman tidak mampu memproduksi hormon secara maksimal, untuk itu
diperlukan zpt atau hormon tambahan serta pupuk. Pembuatan ZPT dan
pupuk tertunya perlu memperhatikan sumber bahan baku pembuatannya.
Pupuk dan ZPT sintetik telah banyak beredar dimasyarakat, dengan
perbandingan tertentu biasanya pupuk dan ZPT tersebut ditambahkan ke
tanaman. Ancaman muncul dari penggunaan bahan kimia terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk dan ZPT
anorganik akan merusak kondisi dan kesuburan tanah. Penggunaan
sampak organik menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi pupuk dan
ZPT anorganik. Aplikasi pupuk organik ke dalam tanah dimaksudkan
sebagai sumber hara makro, mikro, dan asam organik yang dapat
memperbaiki kesuburan tanah dalam jangka panjang (Siwanto dan Melati,
2015). Ide pembuatan pupuk dan ZPT organik merupakan suatu peluang
besar dalam bidang pertanian sederhana. Ide tersebut tentunya akan
mengajak petani untuk lebih menggunakan bahan organik daripada
anorganik. Biaya produksinya yang murah dan mudahnya sampah organik
didapat menjadi salah satu alasan kuat perlunya pengembangan terhadap
ide tersebut. Petani-petani sederhana yang tidak memiliki cukup biaya
produksi kemudian dapat beralih ke pupuk dan ZPT organik untuk
menyuburkan lahan yang ditanamnya.

5.2 Perangkat yang dibutuhkan


Dalam membuat eko-enzim, pupuk NPK, ZPT pertumbuhan, dan
penanaman stek tanaman khalifah dibutuhkan perangkat untuk melakukan
inovasi ini. kita perlu menyiapkan bahan bahan dan alat yang harus
memadai. Perangkat yang dibutuhkan adalah :
Alat dan bahan yang dibutuhkan pembuatan ekoenzim :
1. Parang 3 buah
2. Ember 1 buah
3. Timbangan 1 buah
4. Plastik besar 1 buah
5. Bahan ( kacang panjang, kacang, kangkung, sawi, daun singkong,
kulit nenas, kulit jeruk, kulit pisang 6 kg
6. Molase 2 kg
7. Air 20 kg
Alat dan bahan yang dibutuhkan pembuatan ZPT Pertumbuhan:
1. Botol aqua uk 1,5 L 1 buah
2. Corong 1 buah
3. Pocari sweet 500Ml 1 botol
4. Yakult 1 botol
5. Telur 2 butir
6. Micin 2 sendok makan
7. Alat tulis 1 buah
8. Kertas label Secukupnya
Alat dan bahan yang dibutuhkan pembuatan N
1. Air kelapa 15 kg
2. Molase 1kg
3. EM 4 1kg
4. Alat tulis 1 buah
5. Gunting 1 buah
6. Kertas 1 buah
7. Timbangan 1 buah
8. Jeregen besar 1 buah
Alat Dan Bahan Pembuatan P
1. Parang 1 buah
2. Jeregen besar 1 buah
3. Timbangan 1 buah
4. Bonggol pisang 5kg
5. EM 4 1 L
6. Molase 1 kg
7. Air 10 L
Alat Dan Bahan Pembuatan K
1. Parang 3 buah
2. Tong / drum 1 buah
3. Gunting besar 4 buah
4. Sabut kelapa 30 kg
5. EM 4 3 L
6. Molase 3 L
7. Air 45 L
Alat dan bahan penanaman stek
1. Gunting stek
2. Poly bag
3. Karung
4. Grow tone
5. Polybag yang telah diisi dengan tanah
6. Entres/batang yang akan distek
7. Tanah
8. Plastic bening
5.3 Ide Turunan dan Konteks Sosial
Peluang keterwujudan pada kegiatan magang II ini sangat berhasil
dan dapat diaplikasikan ke masyarakat. Nilai nilai inovasi pada setiap
produk pembuatan pupuk NPK, ZPT Pertumbuhan, Eko-enzim,
Penanaman stek dan pembuatan hidroponik sangat bermanfaat dan baik
dilakukan karena dapat menguntungkan bagi masyarakat sekitar dan
mampu memproduksi lebih banyak serta biaya produksi lebih hemat.
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan dan dituliskan
kedalam laporan ini maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam melakukan tugas kuliah dengan mata kuliah magang,
mahasiswa diharuskan melakukan praktik langsung ke lokasi untuk
menambah dan meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa
dalam melakukan langsung materi yang diterima selama masa kuliah
serta langsung melakukan pembelajaran tentang pembuatan pupuk
organic cair, NPK, hidroponik, dan budidaya tanaman hias.
2. Pemberdayaan teknik pembuatan pupuk organic yang menggunakan
mikroorgaisme limbah atau menggunkan sisa hasil konsumen rumah
tangga dengan menambahkan EM 4 dan molase.
3. Kegiatan magang ini dapat dijadikan sebagai cara yang paling efektif
untuk mempelajari tentang segala bidang didalam budidaya tanaman
hias maupun tanaman obat, apalagi didukung dengan peralatan yang
lengkap . dengan mempelajari dan melakukan praktek langsung akan
lebih memudahkan mahasiswa dalam menerima materi yang
diberikan.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari laporan ini adalah diharapkan
kedepannya seluruh mahasiswa yang melaksanakan magang agar dapat
lebih mengembangkan dan mencari hal-hal baru yang belum diteliti
sebelumnya agar dapat mengembangkan budidaya tanaman ketingkat yang
lebih baik dan modern.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Winarni.W.W, Prehaten.D , Nawangsih. D . 2009.

PERTUMBUHAN STEK CABANG BAMBU PETUNG

(Dendrocalamus asper) PADA MEDIA TANAH, ARANG

SEKAM, DAN KOMBINASINYA. Jurnal Ilmu Kehutanan. Vol. 8

(1) : 34 -41

Danu, Subiakto, A., & Putri, K. P. (2011). Uji stek pucuk damar (Agathis
loranthifolia Salisb.) pada berbagai media dan zat pengatur
tumbuh. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8(3), 245–
252.
Subiakto, A. (2009). Aplikasi Koffco untuk produksi stek jenis pohon
indigenous. Bogor: Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam.

Arif, M., Murniati., Ardian. (2016). Uji Beberapa Zat Pengatur Tumbuh
Alami Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea Brasiliensis
Muell Arg) Stum Mata Tidur. Jom Faperta. Vol 3(1).
Aditya, E. N. R., Purwito, A., Sukma, D. (2009). Budidaya Tanaman
Anggrek: Pengelolaan Pembibitan Anggrek Phalaenopsis di Pt
Ekakarya Graha Flora, Cikampek, Jawa Barat (Orchids
Cultivation: Management of Phalaenopsis Orchid’s Nursery at PT
Ekakarya Graha Flora, Cikampek, West Java). Makalah Seminar
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2017). Pemanfaatan Sabut
Kelapa Sebagai Sumber Kalium Organik. Warta Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Industri. Vol 23 (1). ISSN: 0853-8204.
Deselina., Hidayat, M. F., Wiratama, G. (2015). Keragaan Stek Pucuk
Syrygium oleina terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh
Rootone-F dan Komposisi Media Tanam. Jurnal Akta Agrosia.
Vol 18 (2).
Dewi, M. A., Anugrah, R., Nurfitri, Y. A. (2017). Uji Aktivitas Antibakteri
Ekoenzim Terhadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae.
Seminar Nasional Farmasi 2 UNJANI. 970-602-73066-2-8.
Febrianna, M., Prijono, S., Kusumarini, N. (2018). Pemanfaatan Pupuk
Organik Cair untuk Meningkatkan Serapan Nitrogen Serta
Pertumbuhan Dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Tanah
Berpasir (The use of Liquid Organic Fertilizer to Increase Nitrogen
Uptake and Growth and Yield of Mustard (Brassica juncea L.) on
Sandy Soil). Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.Vol 5 (2) :
1009-1018.
Gemasih, M. I. S., Zalmi, H., Rahmadani, A. 2019. Jenis-jenis Pupuk dan
Industri Pupuk yang Berada di Indonesia. Fakultas FMIPA,
Universitas Negeri Padang, Indonesia. E-mail:
iqbalgemasih@gmail.com.
Hanum, C. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
PendidikanNasional. ISBN : 978-979-060-057-7.
Hartatik, W., Husnain., Widowati, L. R. (2015). Peranan Pupuk Organik
dalam Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman (Role of
Organic Fertilizer to Improving Soil and Crop Productivity). Jurnal
Sumberdaya Lahan. Vol. 9 (2). Hal: 107-120.
Hidayati, R. N., Qudsi, P., Wicakso, D. R. (2016). Hidrolisis Enzimatis
Sampah Buah-Buahan menjadi Glukosa sebagai Bahan Baku
Bioetanol. JurnalKonversi. Vol 5 (1).
Jainni, H. Pupuk Organik Cair Dan Pupuk Organik Padat Bagi Budidaya
Pisang Barangan. Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe.
email:halimzaini60@gmail.com.
Kurniati, F., Sudartini, T., Hidayat, D. (2017). Aplikasi Berbagai Bahan ZPT
Alami untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Kemiri Sunan
(Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw (Aplication Of Various
Natural Pgrs To Increase The Growth Of Candlenut (Reutealis
trisperma) Cv Sunan Seedling). Jurnal Agroteknologi. Vol 4 (1).
Kuswandi, P. C. (2012). Budidaya Tanaman Anggrek. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Marpaung, A. E., Karo, B., Tarigan, R. (2014). Pemanfaatan Pupuk Organik
Cair dan Teknik Penanaman Dalam Peningkatan Pertumbuhan dan
Hasil Kentang (The Utilization of Liquid Organic Fertilizer and
Planting Techniques for Increasing the Potato Growth and
Yielding). Jurnal Holtikultura. Vol 24 (1).
Mulyadi, Y., Sudarno., Sutrisno, E. (2013). Studi Penambahan Air Kelapa
Pada Pembuatan Pupuk Cair Dari Limbah Cair Ikan Terhadap
Kandungan Hara Makro C, N, P, dan K. Jurnal TA.
Nisa, E. C. (2015). Integrasi Tema Pragmatik dengan Nilai Keislaman pada
Perancangan Arboretum Tanaman Hias di Kota Batu. Jurnal
Arboretum.
Nur, T., Noor, A. R., Elma, M. (2016). Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari
Sampah Organik Rumah Tangga Dengan Penambahan
Bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms). Jurnal Konversi.
Vol 5 (2).
Oktavia, N. (2019). Cara Mudah membuat Pupuk Perangsang dari
Yakult.

http://cybex.pertanian.go.id.

Purwati, A. D. (2017). Uji Kandungan N dan P Pupuk Organik Cair


Kombinasi Batang Pisang dan Sabut Kelapa dengan Penambahan
Kotoran Ayam Sebagai Bioaktivator. Skripsi. Pendidikan Biologi,
UniversitasMuhammadiyah Surakarta: Surakarta.

Purwanto, A. W. (2016). Budidaya dan Perbanyakan Anggrek. Yogyakarta:


LPPM UPN Veteran Yogyakarta.
Rajiman. (2018). Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Alami terhadap
Hasil dan Kualitas Bawang Merah. Seminar Nasional Dalam
Rangka Dies Natalis UNSKe 42. Vol 2(1). E-ISSN: 2615-7721, P-
ISSN: 2620-8512.

Santoso, B. B. (2013). Manajemen Produksi Tanaman Holtikultura Tanaman


Hias. Fakultas Pertanian UNRAM: Mataram.

Septina, M. (2019). Pemanfaatan Air Cucian Beras Organik Sebagai Bahan


Dasar Pembuatan Nata De Leri Dengan Penambahan Ekstrak Kulit
Buah Naga Merah ( hylocereus polyrhizus). Skripsi, Pendidikan
Biologi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Lampung.

Simanungkalit, dkk. (2006). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai
Penelitian Tanah.

Sinaga, R., Elimasni. Nurwahyuni, I., Sofyan, M. Z. (2009). Tanaman


Hias. Insentif Staf Pemutakhiran Bahan Ajar PHKI USU: Medan.

Susilawati. (2019). Dasar-Dasar Bertanam Secara Hidroponik. Palembang:


UPT. Penerbitan dan Percetakan Universitas Sriwijaya.

Swastika, S., Yulfida, A., Sumitro, Y. (2017). Budidaya Sayuran Hidroponik


(Bertanam Tanpa Media Tanah). Riau: Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian.

Widiastoety, D. Budidaya Anggrek. Jawa Barat: Balai Penelitian Tanaman


Hias. Widyastuti, E. (2008). Peran Ipteks Dalam Agribisnis
Tanaman Hias. Jurnal Agroteknologi. Vol X (2) : 71 – 81.

Widyastuti, T. (2018). Teknologi Budidaya Tanaman Hias


Agribisnis. Yogyakarta : CV Mine
LAMPIRAN MAGANG
1. Pembuatan Zat Pertumbuhan Tanaman POC

2. Pembuatan Pupuk N,P,K

3. Pembuatan Stek
4. Pembuatan Eko-Enzim

5. Pembuatan Hidroponik
LAPORAN MINGGUAN PESERTA MAGANG II

Nama Mahasiswa : Juwita Indah Permatasari


NIM : 4183220048
Instansi Magang : UPT. Pengembangan Benih Holtikultura
Dosen Pembimbing : Aida Fitriani Sitompul, S.Pd., M.Si
Pembimbing Lapangan : Herlina Sembiring, S.P PENATA TK. I

Uraian Durasi Waktu Hasil Yang Paraf Dosen


Minggu Ke
Kegiatan (tanggal) Diperoleh Pembimbing
1 Pembuatan stek 08.00 – 12.00
tanaman 21 Oktober 2021

2 Pembuatan pupuk 08.00 – 12.00


NPK alami untuk 26 Oktober 2021
tanaman anggrek

3 Pembuatan ZPT 08.00 – 12.00


pertumbuhan 2 November 2021

3 Pembuatan eko-enzim 08.00-12.00


2 November 2021

4 Pembuatan 08.00-12.00
Hidroponik 8 November 2021

Anda mungkin juga menyukai