Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KEBUN PERCOBAAN TELUK DALAM FAKULTAS PERTANIAN

Disusun oleh :

Nama : Achmad Aryubi

NIM : 1703015109

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2021
Halaman Pengesahan

Laporan Hasil Praktik Kerja Lapangan

Nama : Achmad Aryubi

NIM 1703015109

Jurusan : Agroekoteknologi

Fakultas : Pertanian

Lokasi PKL : Kebun Percobaan Teluk Dalam Fakultas Pertanian


Universitas Mulawarman

Waktu : 4 Januari – 4 Februari 2021

Menyetujui

,
Dosen Pembimbing PKL Kepala Kebun Percobaan

Sofian.S.P.,M.Sc. Sofian, S.P., M.Sc.


NIP. 19800818 200501 1 004 NIP. 19800818 200501 1 004

Mengetahui,

An. Dekan, Ketua


Wakil Dekan I Bidang Akademik Jurusan Agroekoteknologi

Prof. Dr. Bernatal Saragih. S.P.,


Dr. Ir. H. A. Syamad Ramayana, MP
M.Si
NIP. 19610821 198503 1 004
NIP. 19720103 199702 1 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia-Nya dan kesempatan yang diberikan sehingga penyusunan Laporan Hasil Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Kebun Percobaan Teluk Dalam Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tujuan penyusunan laporan akhir kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah
untuk memenuhi syarat pengajuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai salah satu syarat
perkuliahan di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL).Penyusun menyadari bahwa laporan
akhir kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu
penyusun berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan membantu dalam perbaikan
pembuatan laporan akhir ini.

Samarinda, 22 Februari 2021


Penyusun,

Achmad Aryubi

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................2
B. Tujuan..................................................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................3
III. METODE PELAKSANAAN....................................................................................................5
A. Waktu.................................................................................................................................5
B. Tempat................................................................................................................................5
C. Program Kerja.....................................................................................................................5
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................7
V. KESIMPULAN......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................15

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 (Hortikultura)...................................................................................................17
Lampiran 2 (Perikanan).......................................................................................................18
Lampiran 3 (Pembuatan MOL)...........................................................................................21
Lampiran 4 (Perkebunan)....................................................................................................24
Lampiran 5 (Peternakan).....................................................................................................29
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perguruan Tinggi merupakan lembaga ilmiah yang berupaya untuk
menciptakan mahasiswa yang berkualitas dan memiliki kemampuan yang tinggi,
professional dan mempunyai kepekaan yang tajam dalam menangkap berbagai
perubahan yang terjadi di lingkungan.
Dalam era pemanfaatan sumber daya manusia yang berkualitas mahasiswa
sebagai penerus bangsa terutama dalam pembangunan dituntut untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia antara lain dengan meningkatkan intelektualitas
melalui pendidikan, penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat sehingga
diperlukan adanya kegiatan yang terencana untuk melatih dan mendidik mahasiswa
sehingga menjadi intelektual muda yang berkualitas dan tanggap terhadap
permasalahan yang timbul dalam kehidupan masyarakat.
Hal ini juga sebagai jawaban terhadap tantangan pembangunan masa depan
yang menuntut manusia Indonesia untuk meningkatkanprofesionalisme yang ada pada
dirinya agar mampu bersaing serta memanfaatkan peluang yang ada. Dengan
demikian diharapkan mahasiswa yang merupakan salah satu aset pembangunan
nasional tidak hanya berkecimpung di dunia pendidikan kampus, tetapi juga
berkiprah serta berperan aktif dalam mempraktekkan ilmunya dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal
tersebut perlu adanya suatu wadah pembinaan.

Satu diantara wadah pembinaan yang dapat dijadikan kerangka dasar


peningkatan pengetahuan mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Pertanian
adalah kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) melalui Instansi atau lembaga-
lembaga terkait.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana mahasiswa untuk melihat serta
mengetahui perkembangan dunia luar setelah belajar di bangku kuliah yang diperoleh
dalam perkuliahan. Format kegiatan yang menuntut mahasiswa turun langsung
kelapangan. Sehingga mendapatkan kenyataan- kenyataan dalam memadukan serta
mengaplikasikan ilmu teori dan praktek agar dapat memberikan solusi yang terbaik
dilapangan. Dari sinilah mahasiswa akan mendapatkan pengalaman terbaru sebagai
bekal terjun ke dunia kerja yang ada di luar, yang semakin maju dengan perkembangan

1
teknologinya di setiap zaman.

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah
sebagai berikut :
1. Memperluas wawasan dan kemampuan mahasiswa dalam bidang ilmunya
masing-masing.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat serta dapat
memberikan solusi secara langsung masalah yang dihadapi di lapangan serta
nantinya dapat membandingkan dengan ilmu yang telah di dapat di bangku
kuliah.

C. Manfaat

Manfaat yang didapatkan dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini,


1. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sebagai bekal dalam
menghadapi permasalahan yang bersifat keilmuan dan praktis yang terjadi di
masyarakat.
2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang
terdapat di masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Kebun Percobaan Teluk Dalam terletak di Kecamatan Tenggarong Seberang yang


merupakan wilayah tengah Kutai Kartanegara yang terletak pada posisi antara 116 O 58’
BT – 117O 08’ BT dan 0O 07’ LS – 0O 27’ LS.

Kebun Percobaan Teluk Dalam adalah salah satu laboratorium yang dimiliki oleh
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Kebun Percobaan Teluk Dalam memiliki
fungsi sebagai lokasi praktek dan penelitian bagi mahasiswa dan staf pengajar Fakultas
Pertanian Unmul. Lahan Kebun Percobaan Teluk Dalam diperoleh dari hibah Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 1980-an. Sarana dan Prasarana Kebun Percobaan
Teluk Dalam mulai dibangun pada tahun 2000 menggunakan dana bantuan dari lembaga
Overseas Economic Cooperation Fund (OECF), berupa gedung Diklat, Workshop, dan
guest house. Pada tahun 2008, Fakultas Pertanian mendapat bantuan dari Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur untuk membangun fasilitas kandang ayam dan kandang sapi
untuk Program Studi Peternakan. Selain berfungsi sebagai sebagai lokasi praktek dan
penelitian, kebun percobaan teluk dalam juga berfungsi sebagai lokasi pelestarian nutfah,
khususnya tanaman buah-buahan dan tanaman obat tropika basah.

Kebun Percobaan Teluk Dalam juga dimanfaatkan sebagai lokasi pelatihan dan
penyuluhan dibidang pertanian, sehingga sangat membantu bagi staf pengajar Fakultas
Pertanian Unmul untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat. Beberapa
kegiatan pelatihan dan penyuluhan dilaksanakan oleh Fakultas Pertanian Unmul di Kebun
Percobaan Teluk Dalam, baik yang bekerja sama instansi pemerintah maupun swasta.
Kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang dapat dilaksanakan di Kebun Percobaan Teluk
dalam diantaranya:

 Pelatihan budidaya tanaman (semusim dan tahunan)

 Pelatihan penerapan teknologi pertanian (mekanisasi)

 Pelatihan pembuatan pupuk organic

 Pelatihan pembuatan pestisida nabati

 Pelatihan pengendalian hama terpadu

 Pelatihan teknologi pasca panen (pertanian dan peternakan)

 Pelatihan pembuatan pakan ternak


Rencana Pengembangan Kebun Percobaan Teluk Dalam akan terus
dikembangkan, baik dari segi sarana dan prasarananya maupun dari segi fungsinya sesuai
dengan kebutuhan pengembangan keilmuan di bidang pertanian.
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini berlangsung pada tanggal 4 Januari
hingga 4 Februari 2021

B. Tempat

Lokasi pelaksaan PKL adalah Kebun Percobaan Teluk Dalam yang berlokasi di
Desa Karang Tunggal Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara
Kalimantan Timur 75119.
Kebun Percoban Teluk Dalam merupakan salah satu laboratorium yang dimiliki
oleh Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman dengan luas ±18 Ha. Lahan Kebun
Percobaan Teluk Dalam diperoleh dari hibah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
pada tahun 1980-an. Selain berfungsi sebagai lokasi praktek dan penelitian, Kebun
Percobaan Teluk Dalam juga berfungsi sebagai pelestarian plasma nutfah, khususnya
tanaman buah-buahan dan tanaman obat tropika basah.

C. Program Kerja

Program kerja yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan di Kebun


Percobaan Teluk Dalam Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman sebagai berikut:
1. Pertemuan dan Pengarahan dari staf Kebun Percobaan Teluk Dalam

2. Penyusunan Program Kerja.

3. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan

4. Penyusunan Laporan

Januari Februari
No Uraian Kegiatan Minggu ke-
I II III IV I II
Pertemuan dan
1 Pengarahan
Penyusunan Program
2 Kerja
3 Pelaksaan Kegiatan
4 Penyusunan Laporan

Januari Februari

No. Uraian Kegiatan Minggu Ke-

I II III IV I II
1 Peternakan
X
2 Perkebunan
X X
3 Hortikultura
X
4 Perikanan
X
5 Penyusunan Laporan
X
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebun Percobaan Teluk Dalam Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman


memiliki 4 bidang pengembangan diantaranya Peternakan, Perkebunan, Hortikultura, dan
Perikanan. Hal ini sejalan dengan penjelasan yang dikutip dari website resmi Universitas
Mulawarman yang menjelaskan bahwa Kebun Percobaan Teluk Dalam dimanfaatkan
sebagai lokasi penyuluhan dan pelatihan di bidang pertanian, sehingga sangat membantu
bagi staf pengajar dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman untuk
melaksanakan pelatihan serta pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pelatihan dan
penyuluhan yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Teluk dalam diantaranya Pelatihan
budidaya tanaman (semusim dan tahunan), pelatihan penerapan teknologi pertanian
(mekanisasi), pelatihan pembuatan pupuk organik, pelatihan pengendalian hama terpadu,
pelatihan teknologi pasca panen (pertanian dan peternakan), dan pelatihan pembuatan
pakan ternak.
Kegiatan PKL meliputi kegiatan pembelajaran serta kegiatan pelatihan yang
dilakukan di setiap unit pengembangan (perikanan, peternakan, hortikultura, dan
perkebunan).
A. Kegiatan pada bidang perikanan
Kegiatan pada bidang tersebut dilaksanakan pada minggu pertama
pelaksanaan PKL. Kegiatan pada bidang ini berupa merintis/ menebas dan juga
menyemprot gulma-gulma yang ada disekitar kolam dengan pestisida agar kolam-
kolam ikan tidak tertutupi dan tidak terganggu oleh keberadaan gulma, adapun
kegiatan membuat jamu lele menggunakan bahan-bahan berupa rempah- rempah
seperti lengkuas, jahe, kunyit, kemiri, temulawak, dan kencur. Dari semua bahan
tersebut dibersihkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan dengan menggunakan
mortar. Setelah dihaluskan, bahan tersebut dicampur kembali dengan EM-4 ikan,
ragi, yakult, dan gula merah. Yakult berfungsi sebagai bakteri baik bagi usus ikan
sedangkan temulawak memiliki manfaat untuk meningkatkan nafsu makan ikan
dan ragi sendiri berfungsi untuk fermentasi rempah-rempah. Jamu lele
memberikan manfaat bagi ikan diantara menjaga imunitas ikan untuk daya tahan
tubuh ikan terhadap penyakit, untuk meningkatkan nafsu makan ikan, dan sebagai
pengurai kotoran ikan yang mengendap di dasar kolam yang berbentuk amoniak
sehingga bisa dimanfaatkan kembali.
Selain membat jamu lele, dibuat juga MOL menggunakan bahan-bahan seperti
kelapa muda, buah nanas, gula merah dan air beras. Mikroorganisme local adalah
larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang
tersedia. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro, makro, dan mengandung
bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organic, perangsang tumbuhan
dan juga sebagai agen pengendali hama penyakit tanaman, sehingga larutan MOL
dapat digunakan sebagai decomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organic
terutama sebagai fungisida. Larutan MOL dibuat dengan sangat sederhana yaitu
dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman disekitar
lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang, rebung bambu,
buah nanas, dan lain-lain. Menurut (Purwasasmita, 2009) bahan utama dalam
pembuatan MOL terdiri dari 3 jenis komponen yaitu karbohidrat yang berasal dari
cucian beras, glukosa yang berasal dari gula merah dan cairan gula pasir, dan juga
air kelapa.
Penggunaan pupuk cair dengan memanfaatkan jenis Mikroorganisme
Lokal (MOL) menjadi alternatif penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah.
Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro, dan mengandung
mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organic, perangsang
pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik
digunakan sebagai decomposer dan pupuk organic (Purwasasmita, 2009).
Ciri-ciri MOL yang berhasil adalah warna dari MOL tersebut tidak berubah serta
berbau seperti tape. Fermentasi dari MOL sendiri belangsung sekitar 14 hari.
Pengaplikasian pada tanaman yakni dengan dosis 1 L / tangki knapsack sprayer
(16 L air). Pada dasarnya, pengaplikasi MOL dilakukan pada tanaman sayuran
seperti sawi dan buah-buahan atau diaplikasikan pada tanaman yang memiliki
nilai ekonomis yang tinggi.

B. Kegiatan pada bidang peternakan


Kegiatan di bidang peternakan tersebut dilakukan pada minggu pket
kegiatan pelaksanaan PKL. Pelaksanaan kegiatan berupa pelatihan pembuatan
pupuk kompos. Kompos merupakan sisa bahan organic yang berasal dari
tanaman, hewan, dan limbah organic yang telah mengalami proses dekomposisi
atau fermentasi. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos
diantaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas.
(Susetya, 2016).
Menurut Soeryoko 2011, kompos adalah hasil penguraian, pelapukan dan
pembusukan bahan organic seperti kotoran hewan, daun maupun bahan organic
lainnya. Bahan kompos tersedia disekitar kita dalam berbagai bentuk. Beberapa
contoh bahan kompos adalah batang, akar tanaman, serta segala sesuatu yang
dapat hancur.
Pembuatan pupuk kompos menggunakan bahan-bahan seperti sekam padi,
kotoran sapi yang diperoleh dari hewan-hewan ternak yang berada di tempat
tersebut yang sebelumnya telah difermentasi, cocopeat, EM4, gula, dan juga air.
Disamping itu alat yang digunakan yaitu terpal, balok, dan ember. Pembuatan
pupuk kompos dilakukan dengan beberapa tahap seperti tahap pertama yakni
sekam padi ditabur dengan ketebalan sekitar 15 cm. Setelah itu ditaburkan
cocopeat diatas sekam padi secara merata. Cocopeat merupakan salah satu media
tumbuh yang dihasilkan dari proses penghancuran sabut kelapa, proses
penghancuran sabut dihasilkan serat atau fiber, serta serbuk halus atau cocopeat
(Irawan dan Hidayah, 2004). Setelah cocopeat ditaburkan secara merata
selanjutnya diberikan kotoran hewan yang juga ditaburkan secara merata diatas
cocopeat. Setelah pemberian kotoran hewan, selanjutnya ditaburkan dolomit dan
disiram dengan air yang telah dicampur dengan EM4.
Kotoran sapi berpotensi dijadikan kompos karena memiliki kandungan kimia
diantaranya Nitrogen 0,4-1 %, Posfor 0,2-0,5 %, Kalium 0,1 – 1,5 %, kadar air 85-
92 %, dan beberapa unsur-unsur lain (Ca, Mg, Mn, Fe, Mn, Fe, Cu, Zn). Namun,
untuk menghasilkan kompos yang baik memerlukan bahan-bahan tambahan,
karena pH kotoran sapi sekitar 4,0 – 4,5 atau terlalu asam sehingga mikroba yang
mampu hidup terbatas. Bahan tambahan tersebut dapat berupa serbuk gergaji,
sekam, dan rumput. Bahan tambahan pada pembuatan kompos berbahan baku
kotoran sapi memiliki fungsi sebagai penyedia rongga udara, sehingga proses
pengomposan dapat berlangsung secara optimal.
Kompos mengandung sejumlah besar mikroorganisme seperti populasi
aktinomicetes, fungi dan bakteria. Keberadaannya di dalam tanah tidak hanya
meningkatkan jumlah mikrobia tanah tetapi juga menstimulasi pertumbuhan
mikroba yang sudah ada di tanah. Aplikasi kompos membantu mikroorganisme
untuk memproduksi substansi yang lengket yang membantu pembentukan struktur
tanah yang baik. Kompos juga merangsang mikoriza yang hidup bersimbiosis
dengan akar tanaman dan memainkan peranan penting dalam transfer beberapa
nutrient dari tanah ke tanaman.
Dalam pembuatan pupuk kompos terdapat beberapa kendala yang ditemui.
Pembuatan pupuk tersebut tidak bersamaan dengan waktu musim panen tanaman
padi, sehingga bahan untuk pembuatan pupuk kompos seperti sekam padi sangat
sulit untuk didapatkan. Hal ini membuat terjadinya penundaan dalam pelatihan
pupuk kompos.

C. Kegiatan pada bidang hortikultura


Kegiatan pada bidang tersebut dilakukan pada minggu ketiga pelaksanaan PKL.
Kegiatan pada bidang ini berupa penyemain tanaman sawi di green house kebun
percobaan teluk dalam Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Sebelum
penyemaian dilakukan, terlebih dahulu lahan yang akan menjadi tempat
penyemaian di bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan pengendalian
secara fisik maupun mekanik. Setelah itu lahan yang menjadi media tanam
ditaburkan cocopeat. Cocopeat merupakan salah satu media tumbuh yang
dihasilkan dari proses penghancuran sabut kelapa. Kelebihan cocopeat sebagai
media tanam adalah karena karakteristiknya yang mampu mengikat dan
menyimpan air dengan kuat, serta mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti
kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P)
(Muliawan, 2009). Cocopeat yang digunakan mempunyai komposisi yaitu
cocopeat yang dicampur dengan NPK Agroblen serta Furadan, dengan kata lain
selain dapat digunakan sebagai media tanam, cocopeat juga dapat berfungsi
sebagai insektisida karena adanya kandungan furadan yang dimilikinya.
Sebelumnya, lahan yang termasuk dalam green house tersebut diberi dolomit serta
pupuk kandanga ayam. Pemberian dolomit tersebut karena pH pada lahan tersebut
masam. Pemberian dolomit sebesar 0,5 kg per m2 sedangkan untuk kandang ayam
sebesar 1 kg per m2. Tiga hari setelah penyemaian, terjadi kerusakan pada benih
yang telah tumbuh karena adanya hujan yang sangat deras sehingga bibit yang
baru saja tumbuh mengalami kerusakan. Hal ini juga dikarenakan atap dari green
house yang telah rusak sehingga tidak dapat menahan air hujan.
D. Kegiatan pada bidang perkebunan
Kegiatan di bidang pengembangan tersebut dilakukan pada minggu
keempat pelaksanaan PKL. Kegiatan pada bidang ini berupa persiapan lahan
untuk penanaman tanaman jagung serta teknik pemupukan secara sederhana pada
tanaman jagung. Persiapan lahan diawali dengan pengolahan lahan dengan
membersihkan sisa-sisa tanaman sebelumnya. Sisa-sisa tanaman dibersihkan
secara fisik dengan cara penebasan. Penebasan dilakukan menggunakan parang
atau arit pada waktu 1 minggu sebelum tanam. Selain menggunakan metode
penebasan, pengolahan lahan juga menggunakan cangkul. Pengolahan lahan
menggunakan cangkul bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, sehingga
tanah menjadi gembur dan aerasi serta drainase tanah menjadi lebih baik. Selain
itu, pengolahan lahan menggunakan cangkul juga bertujuan untuk mengendalikan
gulma. Gulma akan mati karena terpotong-potong, terinjak, serta tertimbun pada
saat membalikkan tanah. Disisi lain pengolahan lahan juga dilakukan agar
tanaman yang ditanam di tanah tersebut tumbuh dengan baik dan dapat
berproduksi dengan maksimal. Pengolahan lahan secara fisik tidak dilakukan
secara maksimal karena luasnya lahan yang akan di olah serta topografi lahan
yang berbukit. Sehingga dilakukan juga pengendalian gulma secara kimiawi.
Herbisida yang digunakan yakni parakuat diklorida sebagai bahan aktifnya dan
merk dagang CENTATOP. CENTATOP merupakan herbisida kontak berbentuk
larutan dalam air yang digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar dan
gulma berdaun sempit pada lahan tanpa tanaman. Penyemprotan gulma dilakukan
saat gulma tumbuh subur dan tidak ada hujan 4-6 jam setelah penyemprotan.
Setelah pengolahan lahan telah selesai dan gulma yang berada di areal pertanaman
telah mati, maka selanjutnya dilakukan penanaman benih jagung. Penanaman
benih jagung dilakukan dengan jarak tanam sekitar 30 cm x 70 cm. Penanaman
benih jagung dilakukan dengan sistem tugal dengan kedalaman sekitar 3 cm dan
waktu pengerjaan sekitar 2 hari. Setelah penanaman jagung memasuki waktu 3
minggu dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK dengan dosis 3-5 gram per
tanaman.
Adapun kegiatan memperbanyak anakan pisang Cavendish (Musa
acuminate L.) dengan menggunakan cara membelah bonggol pisang sesuai
dengan jumlah mata tunas yang ada, hal ini sama seperti kutipan Cahyono (1995),
memperbanyak anakan pisang dengan cara membelah-belah bonggol dari tanaman
pisang sesuai dengan jumlah mata tunas yang ada. Adapun caranya siapkan
bonggol pisang yang akan dijadikan perbanyakan anakan pisang setelah itu belah
bonggol tanaman pisang sesuai dengan jumlah mata tunas yang ada, lalu
bersihkan bonggolnya dengan air bersih setelah itu rendam bonggol pisang
tersebut menggunakan Mipcinta, Antrakol, dan Prepaton, siapkan air 16 liter lalu
masukkan 6 g/L Antrakol, 8 g/L Mipcinta dan satu tutup prepaton, setelah itu
diaduk secara merata, lalu masukkan bonggol pisang dalam wadah yang berisi
larutan tersebut sekitar 3-5 menit agar bonggol tersebut bebas dari hama, jamur
dan juga virus. Setelah itu tanam bonggol tersebut di lahan yang telah disiapkan,
bonggol akan mengeluarkan anakan pisang dalam 2-3 minggu di atas permukaan
tanah setelah tanam.
Setelah itu, Kegiatan yang dijalani di lapangan adalah Stek pohon lemon
dengan menggunakan gel dari lidah buaya untuk merangsang pertumbuhan akar
lemon. Penggunaan gel daun lidah buaya sebagai bioregulator telah dicoba pada
beberapa jenis tanaman. Sundahri (1994) menyatakan bahwa pemberian gel lidah
buaya (Aloe vera L.) secara linier cenederung meningkatkan pertumbuhan akar
stek kumis kucing pada konsentrasi 0-12 % dengan perendaman 10 jam. Hal ini
diduga karena gel lidah buaya mengandung zat pengatur tumbuh terutama auksin,
asam amino, vitamin dan mineral yang mampu mendorong pertumbuhan stek
(Sundahri, 1994). Selain menggunakan gel daun dari lidah buaya, kegiatan ini
juga menggunakan bawang merah sebagai perangsang pertumbuhan akar lemon
dikarenakan bawang merah mempunyai zat pengatur tumbuh yaitu auksin.
Wibowo (1998) menyatakan bawang merah mengandung hormone auksin yang
dapat memamcu pertumbuhan akar pada stek tanaman, dan bawang merah yang
telah di hancurkan akan terbentuk senyawa allithiamin, senyawa tersebut dapat
berfungsi memperlancarmetabolisme pada jaringan tumbuhan dan dapat bersifat
fungisida dan bakterisida. Cara penyetekannya yaitu, siapkan bahan seperti bibit
lemon, 1 siung bawang merah, 1 batang daun gel lidah buaya, dan juga polybag
dan tanah sebagai media tanamnya. setalah itu potong bagian batang lemon, dan
potong bagian batang lidah buaya seperti bentuk persegi, satukan batang lemon
bagian bawah yang telah diiris dan batang daun lidah buaya yang telah diiris
seperti persegi, lalu tanam di media tanam polybag. Untuk lemon yang
menggunakan Ekstrak bawang, caranya dengan menggunakan batang lemon yang
telah diiris, kemudian hancurkan hingga halus 1 siung bawang, lalu bagian batang
bawah lemon yang telah diiris tadi, campurkan dengan bawang yang telah
dihaluskan tadi dengan waktu 3-5 menit, setelah itu tanam pada media tanam
dengan menggunakan tanah dan polybag.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan dilaksanakannya praktik kerja lapangan ini mahasiswa dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan cara terjun langsung
ke lapangan.
2. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini sangat menambah wawasan serta
pengalaman mahasiswa dalam kegiatan bercocok tanam yang dilakukan
dilapangan.
3. Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan di kebun percobaan teluk dalam
mampu melatih mahasiswa bagaimana cara pengambilan keputusan yang benar.
4. Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan telah memberikan gambaran
mengenai bahwa teori yang telah diperoleh diperkuliahan mampu menambah
wawasan serta kinerja pada saat dilapangan, seperti bagaimana cara pemupukan
yang baik, cara pengolahan tanah yang baik, dan bagaimana cara mengatasi hal-
hal yang terjadi di lapangan.
5. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan di Kebun Percobaan Teluk
Dalam mampu memberikan gambaran serta wawasan yang luas kepada
mahasiswa terkait bagaimana mengembangkan serta meningkatkan ilmu
pengetahuan yang didapatkan untuk kemajuan tahap berfikir bagi mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, D, 1995, Kultur Jaringan, Penerbit Swadaya, Jakarta.


Irawan, A. dan Hidayah, H. N. 2014. Kesesuaian Pengguna Cocopeat sebagai Media
Sapih Pada Politube dalam Pembibitan Cempaka (Magnolia elegans). Jurnal
Wasian 1(2): 73-76.
Muliawan, L. 2009. Pengaruh Media Semai Terhadap Pertumbuhan Pelita (Eucalyptus
pellita F. Muell) Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 104 hlm.
Soeryoko H. 2011. Kiat Pintar Memproduksi Kompos. Yogyakarta : Andi Offset
Sundahri. 1994. Efektivitas Gel Lidah Buaya Terhadap Perakaran Stek Kumis
Kucing. Laporan Penelitian, FAPERTA UNEJ. 11 h.
Sundahri, H.B. Setyawan, dan S.Kardi. 1996. Efektivitas Gel Lidah Buaya sebagai Zat
Perangsang pada Distribusi Sifat Pertumbuhan Stek Pendek Panili. Laporan
Hasil Penelitian PPSLPT ± ADB. 28 h.
Susetya, D. 2016. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Purwasasmita M, 2009. Mikroorganisme Lokal sebagai Pemicu Siklus Kehidupan Dalam
Bioreaktor Tanaman. Seminar Nasional teknik Kimia, Bandung 19-20 Oktober
2009.
Wibowo, S. 1988. Budidaya Bawang: Bawang Putih, bawang Merah, dan Bawang
Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta. 201 hlm.
LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Nama : Achmad Aryubi

NIM 1703015109

Tempat, Tanggal Lahir : Long Mahli, 13 Juli 1999

Agama : Islam

Alamat Rumah : Lestari 01, PT. REA KALTIM PLANTATIONS, Kec.


Kembang janggut, Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan
Timur
Nomor Handphone 081237788217

Alamat e-mail : achmadaryubi7@gmail.com

Status : Belum menikah

Jurusan : Agroekoteknologi

Program Studi : Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Mulawarman

Riwayat Pendidikan :

SD : SDS REAKAP Lestari Estate (2006 - 2010)


SDN 015 SAMARINDA (2010-2011)

SMP : SMP Negeri 2 Kembang Janggut (2011 - 2014) SMA :

SMK Negeri 1 Kota Bangun Filial Kembang Janggut (2014- 2017)


LAMPIRAN
 Lampiran 1 (Hortikultura)

Proses penyemaian benih sawi.

Penutupan benih sawi yang telah disemai secara tipis dengan


cocopeat
Pemberian cocopeat pada media tanam sebelum penyemaian

 Lampiran 2 (Perikanan)

Bahan pembuat jamu lele

Bahan pembuat jamu lele


18
Proses penghalusan rempah-rempah bahan pembuat jamu lele

Bahan-bahan yang telah dihaluskan

19
Bahan yang telah halus ditambahkan air sekitar 1.5 L

Proses penyaringan rempah-rempah yang telah dicampur dengan


air, agar sisa-sisa dari rempah tersebut tidak ikut kedalam jamu.
Hasil akhir dari pembuatan jamu lele.

 Lampiran 3 (Pembuatan MOL)

Bahan-bahan pembuat MOL


Bahan-bahan pembuat MOL

Air sebagai penetral hasil fermentasi


yang berupa gas.
Hasil setelah semua bahan-bahan
pembuat MOL dicampurkan.

\
Hasil Akhir Dari Pembuatan MOL

 Lampiran 4 (Perkebunan)

Herbisida yang digunakan saat


pengolahan lahan. Herbisida
tersebut digunakan untuk membasmi
gulma secara kimiawi.
Pembentangan tali pada areal
pertanaman agar benih yang
ditanam dapat sejajar dan lurus

Pembuatan lubang tanam dengan sistem


tugal.
Penanaman benih jagung pada lubang
tanam.

Persiapan
Persiapan lahan untuk perbanyakan
lahan untuk perbanyakananakan
anakanpisang
pisang
Penanaman bonggol pisang

Stek lemon menggunakan batang daun lidah buaya


Stek lemon menggunakan ekstrak bawang merah

Penanaman lemon yang telah di stek di polybag yang telah berisi tanah
 Lampiran 5 Peternakan (Pembuatan Pupuk Kompos)

Kotoran sapi sebagai bahan pembuat pupuk


kompos

Sekam padi sebagai bahan pembuat pupuk kompos.


EM4 sebagai bahan pembuat pupuk kompos.

Seluruh bahan-bahan pembuat kompos.


Hasil akhir dari pembuatan pupuk kompos setelah 14 hari.

Anda mungkin juga menyukai