Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )


Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
( Teknologi Hasil Pertanian)
Fakultas Teknologi Pertanian

UNIVERSITAS SEMARANG

Program Studi Teknologi Hasil Pertanian


( Teknologi Hasil Pertanian )
Jl. Soekarno – Hatta, Tlogosari, Semarang 50196
T e l p .( 0 2 4 ) 6 7 0 2 7 5 7 p s t . 2 2 9 F a x : ( 0 2 4 ) 6 7 0 2 2 7
2

PROPOSAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh :
1. Ahmad Febri Susilo Nugroho NIM : D.111.17.0012
2. Muhammad Nur Hidayat NIM : D.111.17.0058
3. Yuliana Dwi Setiawan Putra NIM : D.111.17.0059

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2019
3

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Kegiatan : Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Nama Instansi : PT. Marimas Putera Kencana
Waktu Pelaksanaan : Tahun 2020 (Menyesuaikan Perusahaan)
Pelaksana I : Yuliana Dwi Setiawan Putra (D.111.17.0059)
Pelaksana II : Muhammad Nur Hidayat (D.111.17.0058)
Pelaksana III : Ahmad Febri Susilo (D.111.17.0012)
Program Studi : S - 1 Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Semarang

DISETUJUI dan DISAHKAN


Untuk diajukan sebagai Proposal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Program Studi S-1 Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Semarang

Mengetahui
Dekan Sekretaris Jurusan
Fakultas Teknologi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
USM USM

Ir. Haslina Ika Fitriana, STP, MSc


NIS. 196508201994032002 NIS. 06557002101011

Dosen pembimbing
Fakultas teknologi pertanian
USM
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia untuk mengembangkan pengetahuan, menambah wawasan,
membentuk sikap, kecakapan, keterampilan serta mengasah kemampuan secara
profesional seseorang untuk mampu mengahadapi dunia kerja yang nyata.
Proses pembelajaran dalam menempuh pendidikan merupakan salah satu aspek
yang penting dalam kehidupan manusia, yang didapat tidak hanya melalui
teori, studi pustaka dari berbagai literatur maupun dari dosen atau pengajar,
melainkan juga dapat diperoleh dari berbagai pengalaman. Oleh karena itu,
untuk dapat turun langsung ke masyarakat menghadapi berbagai permasalahan
yang ada, tidak hanya dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi dengan
prestasi yang memuaskan, namun juga diperlukan suatu keterampilan dan
pengalaman yang mendukung untuk lebih mengerti dan memahami bidang
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki, khususnya dalam bidang
penanganan dan pengolahan pangan.
Dalam rangka upaya mewujudkan cita-cita sebuah perguruan tinggi
yang berorientasi pada penciptaan sarjana yang intelektual, profesional, mampu
berbicara secara teoritis maupun dalam bentuk prakteknya, maka perlu adanya
kajian-kajian yang diaplikasikan dalam bentuk praktek kerja baik di
perusahaan swasta maupun instansi pemerintah. Praktek Kerja Lapangan
(PKL) merupakan kegiatan akademik yang dilaksanakan oleh mahasiswa,
disusun atas dasar visi dan misi yang termuat dalam tujuan Universitas
Semarang dan merupakan perpaduan antara kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL), penelitian dan pengabdian masyarakat dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan dengan prinsip belajar berkelanjutan yang memberikan dampak
positif bagi mahasiswa.
Menghadapi era globalisasi dan perkembangan zaman yang terus
berlangsung, mahasiswa dituntut untuk dapat menjadi tenaga yang terampil
pada bidang yang ditekuninya. Adanya pelaksanaan PKL dimaksudkan untuk
5

membantu mahasiswa agar lebih mengenal tentang dunia keprofesiannya,


mengetahui kondisi lingkungan kerja dengan mengamati dan ikut serta secara
langsung yaitu khususnya pada bidang teknologi pangan, sehingga akan
meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan teori ilmu yang telah
diperoleh sebelumnya. Dan mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga
profesional dengan membekali pengalaman kerja sesuai dengan bidang
profesinya.
Telah diketahui bahwa dalam menempuh pendidikan pada jenjang
strata pertama di perkuliahan, harus didukung oleh adanya kemampuan dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh pada praktek dunia kerja. Meskipun
kegiatan ini hanya bersifat orientasi dari pengenalan namun memberikan
motivasi dan pengalaman yang baru, yang nantinya dapat dijadikan sebagai
bekal dalam dunia kerja. Dengan pengalaman Praktek Kerja Lapangan (PKL)
diharapkan mahasiswa dapat mengambil manfaat dan memahami arti
pentingnya keahlian atau keprofesionalan dalam penerapan dunia kerja yang
setiap tahunnya mengalami perubahan. Selain itu menjadi nilai tambah untuk
berkompetisi dibidangnya.
Berkaitan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
selaku mahasiswa S1 Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan),
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang, memilih industri atau
perusahaan PT. Marimas Putera Kencana sebagai tempat Praktek Kerja
Lapangan (PKL) atau Magang. PT. Marimas Putera Kencana merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan marimas, maka
penulis mohon agar diberi kesempatan untuk dapat bergabung, menimba ilmu,
serta belajar lebih lagi mengenai proses dan pengolahan di PT. Marimas Putera
Kencana.

1.2 Tujuan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam kegiatan PKL ini ialah, sebagai berikut:
a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
6

b. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja


sehingga secara langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada
dalam kegiatan di bidang pengolahan hasil pertanian.
c. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan teori
yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang dilakukan di
lapangan.
d. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori
dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa
untuk terjun ke masyarakat.
e. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi,
pemerintah, dan perusahaan.

2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui, melihat, dan memahami proses pengolahan PT. Marimas
Putera Kencana.
b) Mengetahui berbagai jenis mesin atau instrumentasi dan mekanisme
kerjanya secara umum yang digunakan dalam proses pengolahan khusunya
proses produksu di PT. Marimas Putera Kencana

1.3 Manfaat Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Adapun manfaat yang diperoleh mahasiswa dari pelaksanaan PKL ini
ialah, sebagai berikut:
a) Memperoleh informasi dan gambaran tentang perusahaan dari segi proses
produksi PT. Marimas Putera Kencana.
b) Memperoleh wawasan atau pengetahuan dan pengalaman kerja secara
langsung sehingga dapat digunakan sebagai modal dan bekal bagi
mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja setelah selesai menempuh
pendidikan pada jenjang strata pertama.
c) Memperoleh suatu keterampilan dalam mengembangkan kompetensi dan
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh sebelumnya untuk diterapkan pada
dunia kerja, sehingga mampu mengatasi berbagai masalah riil yang terjadi
di dalam dunia kerja.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minuman Serbuk

Minuman serbuk instan merupakan produk pangan yang berbentuk


butir-butiran yang disebut sebagai serbuk yang dalam penggunaannya mudah
larut dalam air dingin atau air panas. Salah satu keunggulan sediaan dalam
bentuk serbuk adalah umur simpannya yang lebih lama daripada bentuk
segarnya. Pembuatan minuman serbuk instan secara umum terdiri dari dua
tahapan, yaitu tahapan ekstraksi dan tahapan pengeringan. Ekstraksi dilakukan
untuk mendapatkan sari atau bahan aktif yang diinginkan sedangkan
pengeringan adalah tahapan selanjutnya yang bertujuan untuk menghilangkan
kadar air dalam bahan.Minuman serbuk dihasilkan dengan cara pengeringan
yang prinsipnya adalah dehidrasi, dapat dilakukan dengan teknologi dan alat
yang canggih seperti spray dryer. Minuman instan fungsional adalah minuman
yang berbentuk serbuk atau tepung yang dalam penggunaanya mudah larut
dalam air dan memberikan efek fungsional bagi kesehatan. minuman
fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah diproses,
mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian – kajian ilmiah
dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi
kesehatan. mutu minuman serbuk instan yang dihasilkan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor atau aspek

Minuman serbuk instan adalah minuman yang berupa serbuk 
yang terbuat dari bahan buah-buahan, rempah-rempah, biji
bijian dan daun yang dapat langsungdiminum dengan cara diseduh dengan air 
matang baik dingin maupun panas. Produk ini memiliki sifat porus, sehing
ga mudah direhidrasi dalam air dingin, hangat atau panas. Rehdirasi me
rupakan suatu peristiwa penyerapan air oleh suatu bahan setelahmengalami deh
idrasi sehingga bahan kembali ke bentuk semula.Proses pembuatan serbuk i
8

nstan dapat dilakukan dengan cara tradisionala t a u p u n   c a r a   m o d e r n
.   s e b u k   i n s t a n   d e n g a n   c a r a   t r a d i s i o n a l   d i p e r o l e h   d e n g a n melak
ukan proses pengeringan sederhan dengan penjemuran dibawah sinar mataharia
tau dengan pemasakan larutan bahan yang disertai dengan
p e n g a d u k a n   h i n g g a diperoleh serbuk kering. teknik yang sering digunakan 
pada industri adalah dengan pengering semprot. keuntungan dari cara ini adala
h waktu pengeringan yang angatsingkat, dan jika dikerjakan dengan tepat 
dapat mempertahankan cita rasa, warna,dan nilai gi&i produk pangan ya
ng dikeringkan.

Serbuk minuman aneka rasa Ada berbagai varian rasa yang diciptakan
produsen minuman bubuk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan
pelanggan akan rasa yang baru. Umumnya ada 5 kategori rasa utama yang bisa
dibreakdown menjadi aneka macam rasa. Berikut ini tabulasi rasa minuman
dengan berbagai variannya. Minuman serbuk instan, Minuman instan atau
cepat saji dalam bentuk serbuk memang makin diminati pembeli. Dengan
hanya menyeduh racikan bubuk dalam kemasan sachet tersebut, customer
sudah bisa menikmati minuman yang enak.
Salah satu kelebihan minuman serbuk adalah kepraktisan dalam
penyajiannya. Misalnya saja minuman instan berbagai rasa buah. Jika
dibandingkan dengan harus mencari buah kepasar, menambahkan gula air dan
memblendernya, maka customer tinggal menyobek kemasan dan menaruhnya
di dalam gelas. Kelebihannya adalah soal rasa. Ada kalanya, rasa buah instan
bubuk lebih disukai oleh pelanggan. Hal ini karena, rasanya telah
disosialisasikan dengan baik oleh produsen dan diterima masyarakat.

2.2 Gambaran Perusahaan Minuman Serbuk

Persaingan bisnis di era globalisasi ini menjadikan suatu peluang dan


tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu
sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan
di sisi lain keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik
9

antara perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Fenomena


persaingan di era globalisasi ini semakin mengarahkan sistem perekonomian
negara ke mekanisme pasar sehingga memposisikan pemasar untuk selalu
mengembangkan dan merebut market share (pangsa pasar), melalui pemberian
pelayanan yang maksimal pada konsumen. Preferensi dan loyalitas
pelangganadalah kunci kesuksesan perusahaan dalam kondisi pasar yang
semakin kompetitif. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk bersaing secara
kompetitif dalam hal menciptakan dan mempertahankan konsumen yang loyal
dan salah satunya melalui persaingan antar merek. Saat ini perusahaan
menyadari bahwa merek merupakan aset perusahaan yang terbesar dan bernilai
karena merek yang prestisius memiliki ekuitas merek yang kuat yang dapat
mempengaruhi perilaku beli konsumen.

Pangsa pasar minuman serbuk buah instan di Indonesia mencapai 38,6


ton per tahun. Terbukanya peluang besar untuk mengambil bagian dan meraup
keuntungan di pasar serbuk buah instan ini menarik banyak pebisnis untuk
melakukan investasi. Minat tersebut dibuktikan dengan beredarnya berbagai
minuman serbuk buah instan di pasar seperti Nutrisari, Marimas, Jas jus,
Florida Orange, Hore dan Tang Orange. Jumlah pemain yang banyak di pasar
menyebabkan tingginya tingkat persaingan diantara para pemain. Untuk bisa
tetap mempertahankan pangsa pasar dan mempertahankan loyalitas
konsumennya maka pihak manajemen produk serbuk buah instan dari
Nutrisari, Marimas dan lainnya perlu mengetahui kekuatan ekuitas merek
melalui riset elemen-elemen brand equity. Berdasarkan paparan tersebut, maka
tujuan penelitian ini adalah menganalisis tanggapan konsumen terhadap
elemen-elemen brand equity produk minuman serbuk buah instan merek
Nutrisari dan Marimas.

2.3 Tahap Pengolahan Pembuatan Minuman Serbuk


Dalam penyusuna tahap pengolahan seluruh tahapan telah
dipersiapkan berdasarkan kategori produk dan proses produksi. PT. Marimas
Putera Kencana melaksanakan kegiatan produksi melalui beberapa tahap. Dan
10

setiap tahap pengolahan memiliki titik kritis masing- masing sehingga diagram
alir yang telah dibuat akan mengevaluasi kemungkinan bahaya keamanan yang
mungkin timbul maupun masuk serta terjadi peningkatan pada bahaya
kemanan pangan yang ada.
1. Transfer Gula
Proses produksi di PT. Marimas Putera Kencana dimulai dari proses
transfer gula. Pada proses ini meliputi tahap penimbangan gula, kemudian
dilanjutkan dengan tahap penggilingan gula dan pengayakan gula. Tahap
penggilingan gula merupakan proses yang digunakan untuk memperkecil
ukuan partikel gula. Up upPada proses ini terjadi proses granulasi untuk
memperbesar luas permukaan dari gula. Proses transfer gula menggunakan
sistem seperti gravitasi bumi. Kemudian dilakukan penimbangan gula terlebih
dahulu. Setelah itu, gula yang telah ditimbang dimasukan ke dalam bak
konveyor yang berbentuk jaring – jaring. Kemudian dibawa menuju vibrator
yang dilengkapi dengan ayakan dan dua saringan yang berukuran 12 mesh dan
14 mesh. Fungsi dari saringan tersebut yaitu untuk memisahkan benda – benda
asing yang terdapat dalam gula seperti tali, benang maupun plastik yang
berasal dari karung gula. Selain itu, di dalam vibrator terjadi proses
pengayakan gula yang berperan untuk memisahkan gula kasar yang masih
berbentuk bongkahan – bongkahan dengan gula serbuk. Gula serbuk hasil
ayakan vibrator ditampung sementara di dalam hopper bucket elevator yang
selanjutnya ditransfer dengan menggunakan bucket elevator, sedangkan gula
kasar yang tertahan serta benda – benda asing dipisahkan dari proses dan
ditampung dalam kantong, selanjutnya ditampung di dalam silo yang
mempunyai kapasitas 2000 kg gula. Di dalam silo terdapat rotary valve pada
bagian keluaran silo yang berfungsi untuk mengatur tumpahnya gula dan
mengatur kecepatan gula yang keluar. Gula yang keluar dari silo selanjutnya
diayak kembali serta dilakukan pengecilan ukuran menggunakan disk mill.
Hasil dari proses tersebut yaitu gula halus. Selanjutnya, gula halus tersebut
ditampung sementara di intermediet disk. Kemudian gula yang terdapat dalam
intermediet disk disalurkan ke filler mixer menggunakan screw conveyor.
11

2. Mixing
Gula halus hasil dari proses penggilingan dan pengayakan yang
ditampung pada intermediet disk selanjutnya akan ditransfer pada proses filler
mixer dengan screw convenyor untuk dilkukan proses pencampuran. Pada
proses ini gula halus akan dicampur dengan bahan non gula dengan
menggunkan mixer. Pada saat discharge pada filler mixer dibuka gula halus
akan masuk ke filler mixer hingga berat gula mencapai 190 kg dan akan
menutup secara otomatis. Selanjutnya dilakukan penuangan powder ke filler
mixer dan terjadi pencampuran gula halus dengan powder. Hasil pencapuran
ini akan ditransfer ke mixer yang berada di lantai 2. Mesin mixer yang
digunakan ada 2 jenis yaitu Ribon Mixer dan Super Mixer. Dari setiap jeis
mesin ini memiliki kapasitas yang berbeda. Ribon Mixer memiliki kapasitas
sebesar 200 kg dan Super Mixer memiliki kapasitas 100 kg. Meskipun Super
Mixer kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan Ribon Mixer namun
kecepatan putarnya sama yaitu sebesar 1500 rpm dengan waktu pengadukan 4
menit. Setelah proses mixing berakhir, hasil olahan Marimas dikeluarkan dari
mixer dan ditampung pada moving hopper yang akan dilanjutkan dengan
proses filler untuk dilakukan pengisian ke dalam pengemas.
3. Filler
Hasil olahan dari mixer yang ditampung dalam moving hopper akan
dibawa ke area filler. Proses filler dilakukan dengan moving hopper
ditempatkan tepat diatas lubang penghubung mesin pengemas primer yang
berupa pipa. Pada setiap rungan memiliki titik yang berbeda. Untuk pipa
penghubung akan terhubung dengan mesin pengemas multi lane yang berada
dilantai 1 sedangan untuk jumlah 12 titik pipa pengubung ke mesin pengemas
primer single lane.
4. Pengemasan
Pengemasan yang dilakukan oleh PT. Marimas Putera Kencana dalam
memproduksi Marimas dilakukan dengan 2 tahap pengemasan yaitunprimer da
sekunder. jenis pengemasan dilakukan dengan menggunakan mesin single lane
dan multi lane.
12

Pada proses pengemasan yang menjadi faktor yang mempengaruhi


kualitas mutu produk yaitu mesin dan etiket. Mesin yang beroperasi setiap hari
apabila tidak dilakukan pembersihan pada seal ataupun bagian lainnnya akan
menyebabkan menurunnya kualitas produk. Etiket yang digunakan tidak boleh
mengalami kerusakan, semakin banyak etiket yang digunakan makan tingkat
riject akan semakin besar oleh sebab itu diadakan pengendalian mutu produk
oleh QC supaya segera mengetahui kendala dan segera melakukan perbaikan.
Rentengan ini kemudian di kemas dengan menggunkan plastik ball, hal ini
merupakan pengemasan sekunder. Mesin pengemas sekunder ini memiliki
kapasitas 60 pak/menit. Setelah dikemas kemudian dimasukkan dalam karton
untuk disimpan dalam gudang.
5. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu produk dilakukan pada proses pengemasan untuk
mencegah terjadinya produk yang riject. Pengendalian ini dilakukan dengan uji
timbang dan rimbang untuk melihat ketahan kemasan terhadap produk. Dalam
pengendalian mutu yang berperan penting adalah QC. Uji timbang dilakukan
dengan menimbang berat sampel produk hasil dari mesin pengemas. Berat
sampel yang ditimbang 1 renteng tidak boleh kurang ataupun lebih. Jika hal itu
terjadi QC akan memberitahu kendala tersebut dan akan segera dibenahi untuk
meminimalisir produk yang tidak sesuai. Sedangkan uji rimbang dilakukan
dengan cara merendam etiket pada air di bawah cahaya lampu untuk medeteksi
adanya kebocoran pada produk. Apabila ditemukan adanya kebocoran makan
kemungkinan tercemarnya produk menjadi lebih besar.
2.4 Sanitasi Perusahaan Minuman Serbuk
A. Kondisi Lingkungan Perusahaan
1. Kebersihan Perusahaan
Dalam memilih suatu lokasi pabrik hendaklah memperhatikan
bagaimana kondisi lingkungan sekitarnya apakah ada kemungkinan
terjadinya suatu pencemaran yang berasal dari lingkungan. Sebaiknya
dipilih lokasi dimana tidak ada resiko pencemaran lingkungan. Aturan
tersebut berisi sebagai berikut :
a) Lokasi Pabrik. Pabrik harus terletak di lokasi yang jauh bebas dari
pencemaran yang mengakibatkan pada kesehatan serta lingkungan pabrik tidak
menimbulkan cemaran terhadap produk yang dihasilkan, sehingga kebersihan
pabrik sangat penting.

b) Bangunan dan Ruangan. Perancangan bangunan dan ruangan pabrik harus


memenuhi persyaratan teknis dan hygiene yang sesuai dengan jenis makanan yang
diproduksi suatu perusahaan. Akibatnya, ketika dilakukan pembersihan dapat
memudahkan serta mudah dipelihari maupun dirawat. Hal – hal yang perlu
diperhatikan meliputi, tata ruang, lantai, dinding, atap dan langit – langit, pintu,
jendela, penerangan, ventulasi serta pengatur suhu.

c) Fasilitas sanitasi. Pabrik makanan wajib dilengkapi fasilitas – fasilitas


yang berkaitan dengan sanitasi. Fasilitas tersebut harus dibuat berdasarkan
persyarayan teknik dan hygiene. Fasilitas sanitasi diperlukan oleh suatu pabrik
atau industri makanan. Fasilitas sanitasi yang harus ada di setiap pabrik atau
industri makanan adalah sarana toilet, sarana cuci tangan dan saran pembuangan.

d) Alat dan perlengkapan produksi. Alat – alat dan perlengkapan yang


digunakan selama proses produksi harus disesuaikan dengan jenis bahan baku
pada proses produksi. Alat dan perlengkapan yang langsung kontak dengan
produk harus memiliki kriteria halus, tidak berkarat, tidak menyerap air, tidak
berlubang ataupun bercelah dan tidak mengelupas. Kriteria – kriteria tersebut
memiliki tujuan untuk menghindari kontaminasi pada produk. Alat dan
perlengkapan yang di dipakai harus mudah dibersihkan.
e) Proses pengolahan. Pada setiap proses pengolahan yang dilakukan harus
menetapkan persyaratan dasar. Selain pelaksanaan persyaratan dasar juga
melakukan pengawasan mengenai bahan yang akan diolah, jumalah bahan yang
akan diolah pada satu kali pengolahan

f) Karyawan. Karyawan maupun operator harus dalam kondisi sehat,


terutama operator mesin yang secara langsung kontak dengan produk. Seluruh
karyawan memakai pakaian khusus selama proses produksi berlangsung dan
karyawan harus dapat menahan diri untuk tidak merokok serta tindakan
mengunyah baik makan atau minum. Setiap karyawan wajib melakukan kegiatan
mencuci tangan di bak cuci atau wastafel saat sebelum maupun sesudah bekerja.

Kondisi lingkungan dan kebersihan PT. Marimas Putera Kencana sangat


begitu diperhatikan. Kebersihan lingkungan diantaranya menyapu,
mengepel, serta membersihkan jendela, sedangka untuk kebersihan diri
maka diadakan penyediaan tempat cuci tangan dan kamar mandi. Bukan
hanya kebersihan, namun kerapian juga sangat dijaga. Dimana telah
disediakan tempat-tempat khusus seperti area parkir, area istirahat,
tempat sandal, dan loker.

BAB III
METODOLOGI
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

1) Observasi dan Partisipasi Aktif


Observasi dan partisipasi aktif adalah melakukan pengamatan
secara langsung berkaitan dengan proses produksi cokelat serta
berpartisipasi aktif pada semua kegiatan yang dilakukan selama proses
produksi.
Wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang
perusahaan dan topik yang berkaitan dengan proses produksi cokelat
dengan cara menanyakan langsung kepada pihak-pihak dari industri
atau perusahaan, baik supervisor, instruktur atau petugas di lapangan.
2) Bimbingan
Melakukan konsultasi dan bimbingan dalam mendokumentasikan
bidang keilmuan yang diperoleh selama melakukan kegiatan PKL.
Bimbingan ini dilakukan oleh pembimbing dari pihak industri atau
perusahaan terkait yaitu dari pihak PT. Marimas Putera Kencana dan
oleh pembimbing dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (Ilmu
dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Semarang.
3) Studi Pustaka
Melakukan analisis lebih lanjut mengenai data yang diperoleh
melalui kegiatan PKL dengan data yang sudah ada secara teori dari
berbagai literatur atau pustaka.
4) Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan pendokumentasian untuk melengkapi
data berupa foto – foto kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan
PKL sebagai bukti fisik.

BAB IV
TATA PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

A. Nama Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa S1 Teknologi Hasil Pertanian
(Ilmu dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Semarang.
B. Bentuk Kegiatan
1. Mengadakan survey baik di dalam pabrik maupun di luar PT. Marimas
Putera Kencana
2. Mengumpulkan data-data terutama mengenai diskripsi proses dengan
spesifikasi peralatan yang sesuai dengan teori-teori yang diberikan di
perkuliahan dan penerapannya sesuai dengan yang ada di PT.
Marimas Putera Kencana
3. Melakukan praktik di lapangan sesuai dengan teori yang telah
diberikan oleh PT. Marimas Putera Kencana.
4. Melakukan konsultasi dengan pihak yang berwenang dari PT. Marimas
Putera Kencana.

C. Ruang Lingkup Kegiatan


1. Kegiatan PKL ini diikuti oleh Mahasiswa S1 Teknologi Hasil
Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Semarang.
2. Mahasiswa peserta kegiatan PKL diwajibkan bekerja secara fulltime,
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.
3. Kegiatan PKL ini dapat diambil untuk masa kegiatan PKL selama ± 1
bulan.
4. Peserta kegiatan PKL diwajibkan untuk membuat laporan akhir
kegiatan PKL yang terkait dengan hal – hal yang telah dihadapi,
didapat, dipelajari dan dilaksanakan selama proses PKL di industri
atau perusahaan yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Perusahaan di PT. Marimas Putera Kencana
2. Manajemen dan Organisasi PT. Marimas Putera Kencana
3. Proses Produksi PT. Marimas Putera Kencana
4. Pengolahan Limbah di PT. Marimas Putera Kencana
5. Pengendalian Mutu di PT. Marimas Putera Kencana
6. Memahami Peralatan dan Mesin Pembuatan di PT. Marimas
Putera Kencana
7. Mengetahui Lokasi Perkebunan dan Pabrik di PT. Marimas
Putera Kencana

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Dalam hal ini, penulis mengajukan waktu pelaksanaan PKL sebagai
berikut :
Waktu : Tahun 2020 (Menyesuaikan Perusahaan)
Tempat : PT. Marimas Putera Kencana
Kawasan Indutri Candi Gatot Subroto Jln. Candi /
Blok D21, Purwoyoso, Kec. Ngaliyan, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50146
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan sudah diuraikan secara
teoritis diatur oleh Fakultas/Program Studi dan ditentukan selama kurang
lebih 30 hari kerja. Oleh karena itu, kami mohon ijin untuk melaksanakan
Praktik Kerja pada tahun 2020 atau sesuai dengan kebijakan di perusahaan
Bapak / Ibu. Untuk tempat Praktik Kerja, kami bersedia ditempatkan
sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
Mahasiswa yang mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) / Magang ini adalah mahasiswa S1 program studi Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang, dengan
identitas sebagai berikut :

Peserta 1 :
Nama Lengkap : Yuliana Dwi Setiawan Putra
NIM : D.111.17.0059
No. Telp. / HP : 085866230916
Alamat Asal :Krajan Rt 05 / Rw 01, Ds. Ringinpitu, Kec.
Tanggungharjo, Kab. Grobobogan, Jawa Tengah
Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian
Universitas : Universitas Semarang
Alamat : Jl. Soekarno - Hatta, Tlogosari, Semarang, 50196
Email : ydwi4808@gmail.com
Peserta II :
Nama Lengkap : Muhammad Nur Hidayat
NIM : D.111.17.0058
No. Telp. / HP : 085726413726
Alamat Asal :Dukoh Rt 08/Rw 01, Ds. Brabo, Kec.
Tamggumgharjo, Kab. Grobogan, Jawa Tengah
Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian
Universitas : Universitas Semarang
Alamat : Jl. Soekarno - Hatta, Tlogosari, Semarang, 50196

Peserta III :
Nama Lengkap : Ahmad febri susilo nugroho
NIM : D.111.17.0012
No. Telp. / HP : 089668233554
Alamat Asal :Jalan Bugen Utara Rt 07 Rw 03, Genuk, Jawa
Tengah
Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian
Universitas : Universitas Semarang
Alamat : Jl. Soekarno - Hatta, Tlogosari, Semarang, 50196
Email : ahmadfebri0602@gmail.com

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2006. Gula Kristal-Bagian 2 : Rafinasi


(Rafined Sugar). Standar Nasional Indonesia SNI 01-3140.2-2006.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 23/MEN-KES/SK/1978 tentang Pedoman


Cara Produksi Yang Baik Untuk Makanan. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.

N. Azahra Arum. 2017. PELAKSANAAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL


POINT (HACCP) PADA SISTEM KEAMANAN PANGAN DAN
PENERAPAN SANITATION OPERATING PROCEDURE (SSOP) AREA
PENGEMASAN MULTI
LINE.http://repository.unika.ac.id/14540/1/14.11.0013%20Azahra%20Arum
%20N.pdf. [26-10-2017].

Wisnu Aleksander Boli. 2014. PENGAWASAN MUTU PENGEMASAN


PRIMER PADA MESIN SINGLE LINE.12.70.0154-KP.
http://repository.unika.ac.id/1717/1/12.70.0154-KPAleksander%20Boli
%20Wisnu%20P.L.pdf. [07-09-2017].

Anda mungkin juga menyukai