Anda di halaman 1dari 4

AGROINTEK Volume 7, No.

2 Agustus 2013 99

KAJIAN POTENSI USAHA PEMBUATAN TERASI UDANG STUDI KASUS


DESA BANTELAN, KECAMATAN BATU PUTIH, KABUPATEN SUMENEP

Iffan Maflahah
Prodi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo
Korespondensi : Jln Raya Telang PO BOX II Kamal, Email: Pangky2004@yahoo.com

ABSTRACT

Bantelan is one of coastal village in the Batu Putih , Sumenep, known as shrimp
paste where made. More than 50 families (head of household ) has a side business for shrimp
paste made. Based on this fact, indicating in Bantelan has a potential area for the development
of shrimp paste made. Purposes these research were : 1) determine the potential of making
shrimp paste in Bantelan; 2) assessing manufacturing process and marketing distribution; 3)
assessing the potential of shrimp paste development. Research methodology is observation and
interviews with shrimp paste makers in Bantelan. Results showed : 1) Bantelan has the
potential to be business processing shrimp paste; 2) shrimp paste processing still using simple
technology; 3) product quality need improvements as technology, capital, marketing and quality
for the development of business scale.
Keyword : Bantelan, Shrimp paste
PENDAHULUAN desa pesisir, pembuatan terasi dilakukan
Latar belakang sebagai bentuk pengolahan hasil samping
Kawasan pesisir merupakan (by product). Lebih lanjut, usaha ini juga
kawasan yang memiliki sejumlah merupakan upaya untuk mendapatkan
pemanfaatan (multiple use zone). Beragamnya nilai tambah dari produk perikanan.
pemanfaatan di kawasan pesisir banyak
Desa Bantelan, merupakan desa
dipengaruhi oleh keberadaan sejumlah
pesisir di Kecamatan Batu Putih,
ekosistem penting seperti terumbu karang,
lamun dan mangrove yang mampu Kabupaten Sumenep, terkenal sebagai
menyediakan sejumlah sumberdaya untuk tempat pembuatan terasi. Tidak kurang 50
dimanfaatkan oleh manusia (Dahuri et al. KK (kepala keluarga) memiliki usaha
2003). Bagi masyarakat yang tinggal di sampingan berupa pembuatan terasi.
kawasan pesisir, keberadaan sumberdaya Banyaknya KK yang memiliki usaha
seperti sumberdaya perikanan berpengaruh pembuatan terasi, mengindikasikan di
terhadap pola mata pencaharian masyarakat. desa Bantelan merupakan wilayah yang
Hal ini juga terlihat dari keberadaan sejumlah berpotensi bagi pengembangan pembuatan
multiplier effect dari pemanfaatan sumberdaya terasi. Terkait dengan kondisi tersebut,
perikanan, seperti pengolahan hasil perikanan.
penilaian terhadap pembuatan terasi
Hasil perikanan, tergolong dalam
diperlukan untuk menilai dan mengetahui
perishable product, memiliki masa simpan
pendek dan cepat rusak. Salah satu usaha seberapa besar potensi pengembangan
pengolahan hasil perikanan berupa pembuatan yang dimiliki. Besaran potensi
terasi. Terasi (shrimp paste) merupakan pengembangan pembuatan terasi lebih
produk awetan ikan-ikan kecil atau rebon lanjut dapat dijadikan indikator awal bagi
yang telah diolah melalui proses pemeraman pengembangan skala usaha sekaligus
atau fermentasi, penggilingan atau peluang potensi peningkatan hasil daerah.
penumbukan, dan penjemuran (Sharif et al.
2008). Pembuatan terasi banyak dilakukan Tujuan
penduduk pada desa-desa pesisir. Pada desa – Adapun tujuan penelitian sebagai
berikut :
100 Kajian Potensi terasi..(Iffan M)

1. Mengetahui potensi pembuatan terasi di ukuran contoh setiap lapisan mengikuti


Desa Bantelan persamaan berikut :
2. Menilai proses pembuatan terasi
sekaligus distribusi pemasarannya
3. Menilai potensi
tensi pengembangan Dimana :
pembuatan terasi ni : Ukuran contoh lapisan ke i
Ni : Populasi lapisan ke i
METODE PENELITIAN N : Populasi
Penelitian dilakukan di Desa n : Jumlah sample yang diinginkan
Bantelan Kecamatan Batu Putih, Kabupaten
Sumenep, terletak di antara 113°32'54"-
113°32'54" Semua data yang diperoleh baik data
116°16'48" Bujur Timur dan di antara 4°55'-
4°55' primer maupun data sekunder akan dianalis
7°24' Lintang Selatan. secara deskriptif baik dalam bentuk narasi,
tabel, grafik dan diagram.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Potensi pembuatan terasi di Desa
Bantelan
Kondisi wilayah desa
Desa Bantelan , Kecamatan
Batuputih Kabupaten Sumenep merupakan
salah satu wilayah pesisir di Kabupaten
Gambar 1. Lokasi pelaksanaan
Sumenep. Mayoritas penduduk Desa
penelitian
Metode Pelaksanaan Bantelan mempunyai mata pencaharian
sebagai nelayan. Hasil tangkapan nelayan
Pelaksanaan penelitian dilakukan berupa beraneka ragam jenis ikan. Salah satu
untuk memperoleh gambaran dalam menilai jenis hasil tangkapan adalah udang. Wanita di
potensi pengembangan pembuatan terasi di Desa Bantelan mayoritas sebagai ibu rumah
Desa Bantelan.. Data yang digunakan berupa : tangga. Meskipun sebagai ibu rumah tanggatangga,
1) Dataata sekunder yang bersumber dari wanita Desa Bantelan mampu mengolah hasil
penelusuran studi pustaka, seperti, Badan tangkapan udang menjadi terasi. Produksi
Pusat Statistik Kabupaten Sumenep dan ikan olahan yaitu terasi mencapai 427,60 ton
laporan dinas terkait; 2) Data primer berupa (BPS, 2012).
hasil wawancara dan observasi lapangan. Produksi terasi yang dihasilkan di
Adapun metode
etode penelitian yang dilakukan, Desa Bantelan merupakan industri rumah
sebagai berikut : tangga. Hal ini dikarenakan proses
1. Observasi : dengan observasi akan pengolahan
golahan dan jenis peralatan yang
diperoleh data,, gambaran dan informasi digunakan sangat sederhana. Dalam
terkait pembuatan terasi di Desa pembuatan terasi, tenaga kerja yang
Bantelan. digunakan adalah anggota keluarga sendiri.
2. Wawancara : dilakukan baik secara Berdasarkan data BPS 2012, jumlah industri
langsung maupun melalui kuesioner kecil di Kecamatan Batuputih sebanyak 156
kepada para pembuat terasi di Desa industri, sedangkan industri
tri besar dan sedang
Bantelan sebanyak 3 industri. Industri terasi termasuk
dalam kategori industri kecil, hal ini
Penarikan contoh untuk penentuan disebabkan jumlah tenaga kerja yang terlibat
dan pemilihan responden guna mengetahui berkisar 5 – 19 tenaga kerja.
potensi pengembangan pembuatan terasi
dilakukan melalui acak berlapis. Adapun
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 101

Penilaian Proses Pembuatan Terasi Proses pemeraman atau fermentasi


Dan Distribusi Pemasaran dilakukan setelah proses penumbukan. Proses
pemeraman atau fermentasi selama kurang
Proses pengolahan terasi lebih 1 (satu) hari. Tahapan proses berikutnya
Tahapan proses pengolahan adalah penumbukan udang hasil fermentasi.
terasi dilakukan dengan cara sederhana. Proses penumbukan dilakukan dengan
Diagram alir tahapan proses pengolahan terasi menggunakan alat tumbuk tradisional. Pada
di Desa Bantelan Kecamatan Batuputih penumbukan tahap kedua ini sekaligus
Kabupaten Sumenep dapat dilihat pada dilakukan proses pencetakan. Proses
Gambar 2. pencetakan terasi berbentuk kotak dan
dibungkus dengan daun pisang. Pencetakan
dilakukan dengan cara manual, sehingga
bentuk kotak tidak sama. Tahapan terakhir
yaitu pengeringan. Pengeringan bertujuan
agar terasi tidak terlalu menyengat dan terasi
tidak terlalu asin. Rasa terasi Desa Bantelan
mempunyai ciri khas tersendiri, karena dalam
proses pembuatan tidak menggunakan bahan
campuran lain selain udang.
Hasil produksi terasi tidak pernah
dipasarkan di pasar setempat. Proses
pemasaran terasi dilakukan oleh pengepul.
Pengepul mengumpulkan terasi-terasi yang
dihasilkan oleh masyarakat Desa Bantelan,
kemudian di distribusikan ke Surabaya.
Orientasi pasar sudah mencapai luar wilayah
Kabupaten Sumenep, namun tidak dilakukan
sendiri oleh masyarakat. Hal ini kurang
menguntungkan bagi produsen terasi. Marjin
keuntungan terbesar diperoleh oleh pengepul.
Terasi yang dihasilkan dijual ke
pengepul dengan kisaran harga Rp 20.000,-
sampai dengan Rp 25.000,- per kilogram.
Untuk pembuatan satu kilogram terasi
dibutuhkan 3 kilogram udang. Harga per
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Terasi kilogram udang yang digunakan berkisar Rp
Udang 4000,- sampai dengan Rp 5.000,-Kemasan
Proses pembuatan terasi di awali yang digunakan untuk mengemas terasi di
dengan proses pencucian dan sortasi udang. Desa Bantelan hanyalah dikemas dengan daun
Proses pencucian dan sortasi bertujuan untuk pisang. Konsumen tidak mengetahui terasi
memisahkan kotoran. Tahapan selanjutnya yang dikonsumsi dihasilkan oleh daerah
adalah proses penjemuran udang. Proses tertentu. Kemasan yang seadanya kurang
penjemuran dilakukan hingga kadar air udang diminati konsumen. Selain itu, tidak
berkurang atau kondisi udang dalam setengah terdapatnya label pada kemasan, dapat
kering. Proses penumbukan dilakukan setelah dimanfaatkan oleh pihak lain dengan cara
udang setengah kering. Untuk menghaluskan mengemas ulang terasi – terasi tersebut.
udang mengunakan alat tumbuk tradisional. Potensi Pengembangan Potensi Terasi
Pada proses penumbukan udang juga Berdasarkan kondisi aktual yang
ditambahkan garam secukupnya. Penambahan
terdapat di Desa Bantelan, Kecamatan
garam tidak ada takarannya, tetapi
berdasarkan pengalaman pekerja. Batuputih Kabupaten Sumenep maka
potensi pengolahan terasi masih dapat
dikembangkan. Hal – hal yang dapat
102 Kajian Potensi terasi..(Iffan M)

dilakukan dalam pengembangan potensi berbahaya tersebut, perlu adanya jaminan


terasi ini dapat berupa : mutu dari produk yang dihasilkan. Jaminan
mutu dapat diperoleh dengan cara melakukan
Teknologi analisis laboratorium secara berkala dan
Teknologi yang dapat tahapan proses yang dilakukan harus tepat
dikembangkan dalam pengolahan terasi (Ernestina et al. 2008)
adalah teknologi pengemasan. Pengemasan
yang dapat digunakan yaitu dengan KESIMPULAN
menggunakan kemasan plastik sebagai Berdasarkan pembahasan yang telah
kemasan primer dan kemasan bahan kardus dilakukan dapat disimpulkan bahwa Desa
sebagai kemasan sekunder. Pada kemasan Bantelan memiliki potensi untuk
sekunder dilengkapi dengan identitas dikembangkan usaha pengolahan terasi,
penghasil terasi, tanggal kadaluarsa, proses pengolahan terasi masih mengunakan
kandungan yang terdapat pada terasi, dan teknologi yang sederhana, diperlukan
dilengkapi dengan merk. perbaikan kualitas produk untuk
Selain itu, dapat juga di buat pengembangan skala usaha yaitu dengan
standarisai ukuran terasi, mulai ukuran 100 memperbaiki teknologi, modal, sistem
gram, 200 gram, 500 gram dan 1.000 gram. pemasaran dan jaminan mutu terasi.
Standarisasi ukuran terasi bertujuan untuk
mencapai segmen pasar yang berbeda.
Segmentasi pasar diperlukan untuk DAFTAR PUSTAKA
memperluas jaringan pemasaran produk.Perlu Anonim. Sumenep Dalam Angka, [BPS].
adanya standarisari ukuran penggunaan bahan Badan Pusat Statistik.
baku udang dan garam yang tepat. Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting & M.J.
Standarisasi bahan diperlukan agar mutu Sitepu, 2004. Pengelolaan Sumber
terasi yang dihasilkan seragam. Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan
Modal Secara Terpadu. Gramedia Pustaka
Untuk memperkuat permodalan di Utama. Jakarta.
wilayah penghasil terasi, perlu dibentuk Ernestina M. Peralta , Hideo H, Daisuke K,
lembaga keuangan seperti koperasi dan Rui K, Shinji W, Tamami Y, Hisashi
lembaga keuangan lainnya. Hal ini M. 2008. Improving antioxidant
dimaksudkan untuk memberikan dan activity and nutritional components of
menambah modal usaha bagi produsen terasi Philippine salt-fermented shrimp paste
yang ingin mengembangakan usahanya. through prolonged fermentation. Food
Chemistry 111 : 72–77
Pemasaran
Imelda WY, Cheung, Eunice Li-Chan CY.
Pemasaran seharusnya dilakukan
2014. Application of taste sensing
sendiri oleh masyarakat. Hal ini agar margin
system for characterisation of
keuntungan lebih banyak didapat oleh
enzymatic hydrolysates from shrimp
produsen. Pemasaran dapat dilakukan dengan
processing by products. Food
mengikuti kegiatan – kegiatan pameran yang
Chemistry 145 : 1076–1085.
dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.
Sharif, R., Ghazali, A. R., Rajab, N. F.,
Pemasaran juga perlu komitmen dari
Haron, H., & Osman, F. (2008).
pemerintah agar produk khas Kabupaten
Toxicological evaluation of some
Sumenep tidak di akui oleh pihak lain.
Malaysian locally processed raw food
Jaminan Mutu Terasi products. Food and Chemical
Konsumen membutuhkan keamanan Toxicology, 46, 368–374.
terhadap produk pangan yang dikonsumsi. Zanariah CW, Ngah CW, Yahya MA. 2012.
Produk hasil olahan perikanan termasuk juga Optimisation of digestion method for
terasi rentan terhadap kandungan logam determination of arsenic in shrimp paste
berbahaya (Zanariah et al. 2012) dan sample using atomic absorption
salmonela (Imelda et al. 2014) Untuk spectrometry. Food Chemistry. 134
mengantisipasi terasi yang mengandung bahan 2406–2410

Anda mungkin juga menyukai