Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan dengan
lancar dan baik. Dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan
mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu praktek dan teori yang didapat di bangku
kuliah kedalam dunia indrustri, kegiatan ini juga merupakan syarat untuk memenuhi
kelulusan dari sistem pembelajaran Politeknik Negeri Malang.
Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang telah
kami lakukan di PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan yang dilaksanakan
mulai tanggal 1 Juli 2021 dan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2021. Laporan ini
membahas tentang profil, sejarah, serta proses pemecahan kulit luar biji kopi dengan
menggunakan mesin vis pulper.
1. Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kesehatan sehingga kami dapat
melaksanakan Program Kerja Lapangan.
2. Bapak, Ibu, dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik doa,
motivasi, arahan, serta dukungan baik moral maupun material.
3. Bapak Drs. Awan Setiawan, M.MT., M.M ., selaku Direktur Politeknik
Negeri Malang.
4. Bapak Ir. Pipit Wahyu Nugroho, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Malang.
5. Bapak Dr. Muhammad Akhlis Rizza, S.T., M.T. selaku koordinator PKL di
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang
6. Pembimbing PKL Bu Windy Nurdiansyah di PT Perkebunan Nusantara
Kebun Bangelan
7. Staf dan karyawan yang banyak membantu dalam kelancaran PKL di PTPN
XII Kebun Bangelan..
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan PKL ini masih
banyak kekurangan serta kesalahan. Dengan demikian kritik dan saran sangat
berharga agar laporan ini bisa menjadi lebih baik dan dapat memberi manfaat bagi
semua pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa Politeknik Negeri Malang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.3 Manfaat
PROFIL PERUSAHAAN
PT. Perkebunan Nusantara XII yang biasa disebut PTPN XII adalah Perseroan
Terbatas dengan komposisi kepemilikan sahamnya meliputi Negara 10% dan PTPN
III (Persero) 90%. PTPN XII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 1996 tentang peleburan PT Perkebunan Nusantara XXIII
(Persero), PT Perkebunan Nusantara XXVI (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara
XXIX (Persero) yang dalam Akta Pendirian NO. 45 tanggal 11 Maret 1996, dibuat di
hadapan Harun Kamil, SH, Notaris di Jakarta dan telah disahkan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia berdasarkan keputusan Nomor C2.8430 HT.01.01.Th 96 tanggal
8 Agustus 1996.
Saar ini di Kebun Bangelan masih terdapat kebun koleksi tanaman kopi yaitu
sekitar 154 klon tanaman kopi. Sedangkan jenis kopi yang dibudidayakan secara
komersial hingga saat ini adalah kopi robusta. Sebelum menjadi bagian PT.
Perkebunan Nusantara XII (Persero) saat ini, Kebun Bangelan beberapa kali
mengalami perubahan organisasi induk, yaitu :
Wilayah 1
Wilayah 3
NO Kantor Tempat
1. Kantor Direksi Surabaya
Kantor Wilayah
2. Jember
I
Kantor Wilayah
3. Jember
II
Kantor Wilayah
4. Malang
III
Tabel 2.4 Kantor PT. Perkebunan Nusantara XII
Anak Perusahaan
1. Manager Kebun
Rincian tugas Manager Kebun adalah sebagai berikut:
1. Mengontrol dan melaporkan capaian produksi, mutu, dan rendemen.
2. Mengajukan permintaan modal kerja dan mengendalikan penggunaannya.
3. Menyusun rencana kerja bulanan.
4. Menyusun Rencana Kerja Triwulan (PPAP), Rencana Kerja Tahunan (RKAP),
dan Rencana Jangka Panjang (RJP).
5. Melaporkan kegiatan kerja dalam bentuk laporan manajemen.
6. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan community development di
wilayahnya.
medis di kebun dengan terencana dan berjalan dengan lancar. Rincian tugas
perusahaan.
4. Mengadakan kegiatan posyandu bulanan bagi anak balita karyawan
kebun.
bawahanya.
Keamanan
Tek. Bangunan
Tek. Mesin
Kendaraan
Mandor 1 Gerbus
Astekpol
Giling
Pengeringan
Sortasi
Krani
Tabel 2.6 Struktur Organisasi Pabrik PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun
Bangelan
Pada Pabrik PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan terdapat struktur
organisasi agar memudahkan pekerjaan dan pertanggung jawaban pada masing-
masing sub unit bagian, yang dikepalai oleh ASTEKPOL (Asisten Teknik dan
Pengolahan). Berikut tugas dari masing-masing sub unit:
1. ASTEKPOL :
- Menyusun dan mengusulkan anggaran sesuai pedoman yang telah
ditetapkan perusahaan.
- Menyusun kebutuhan tenaga kerja sesuai rasio tenaga yang efektif dan
efisien.
- Melaksanakan pekerjaan teknik sesuai pedoman yang telah disetujui.
- Membina, membimbing, dan memberikan petunjuk serta mengevaluasi
hasil kerja bawahan.
- Menja konsistensi mutu produk, guna menciptakan kepuasan pelanggan.
2. Mandor 1 :
- Memeriksa dan memimpin proses produksi.
- Menguasai semua kegiatan produksi.
- Membantu ASTEKPOL dalam mencapai target perusahaan.
3. Keamanan :
- Menjaga wilayah pabrik agar tetap kondusif.
- Menjaga barang-barang yang ada di pabrik.
4. Tek. Bangunan :
- Memelihara bangunan yang ada di pabrik.
- Mengecek kekuatan bangunan, agar bangunan selalu aman digunakan.
5. Tek. Mesin :
- Merawat mesin yang ada di Pabrik Kebun Bangelan.
- Memastikan mesin produksi bisa digunakan sesuai kapasitas.
6. Kendaraan :
- Mengambil biji kopi dari kebun menuju ke pabrik.
- Menjemput buruh petik kopi di titik kumpul.
7. Gerbus :
- Melakukan pengambilan biji kopi berdasarkan ukuran, kemudian
dimasukan ke karung.
- Menjaga jalannya proses gerbus dari huller sampai ke tahap pengarungan
berdasarkan ukuran.
8. Giling :
- Menghidupkan mesin giling seperti Vis Pulper dan Raung Washer.
- Menjaga proses penggilingan agar berjalan lancar.
9. Pengeringan :
- Memastikan Mason Drying dapat berfungsi seperti mengecek suhu panas
dalam mason.
- Memastikan bahan bakar untuk Mason Drying selalu ada.
- Melakukan pengecekan terhadap kadar air kopi baik di Mason Drying
atau Sun Drying.
10. Sortasi :
- Bertanggung jawab atas kegiatan sortasi
- Mengkoordinir buruh sortasi, agar sortasi berjalan efektif dan efisien.
11. Kemas & Kirim :
- Melakukan pendataan barang yang akan dikirim.
- Melakukan pengemasan berdasarkan mutu kopi dan ukuran kopi.
12. Krani :
- Melakukan peendataan dalam hal administrasi.
1. Proses Panen
Proses panen dilakukan secara manual oleh buruh petik dengan
toleransi 95% buah merah. Untuk mencapai tahap matang, waktu yang
dibutuhkan dari kuncup bunga sampai siap dipetik adalah 8-11 bulan
untuk kopi robusta. Keluarnya bunga tidak terjadi secara serempak
sehingga buah pun tidak matang secara rata dan serempak. Oleh karena
itu, buah kopi dipetik secara bertahap. Tahap pemetikan ada 3 yaitu:
a) Petik hama bubuk buah dilakukan pada awal masa panen sekitar bulan
mei-juni, buah kopi yang dipanen merupakan buah kopi yang terserang
hama.
b) Petik normal dilakukan pada saat panen raya yaitu sekitar bulan Juni-
September.
c) Petik Leles merupakan panen kopi gelondong yang tersisa di pohon
pada saat panen yang jatuh di tanah. Pada saat proses panen kopi yang
dilakukan setelah periode panen raya.
Panen kopi berlangsung kurang lebih 100 – 120 hari dengan putaran petik
10 – 15 hari sekali. Sistem pemanenan di Kebun Bangelan yakni dengan
sistem gilir, dimana untuk setiap harinya kopi yang dipanen berasal dari 1
blok saja untuk setiap afdeling sebanyak 12 blok.
2. Sortasi Kebun
3. Pengangkutan
Setelah melakukan sortasi kebun, kopi yang telah masuk kriteria panen
akan diangkut dari kebun ke pabrik untuk dilakukan pengolahan,
pengangkutan hasil petik kopi ini dilakukan menggunakan truk sistem
curah (tanpa kemasan) dengan kapasitas sekali angkut berkisar 6-7 ton.
4. Penimbangan
Penimbangan bertujuan untuk mengetahui kopi gelondong yang dating
dari kebun ke pabrik, penimbangan ini dilakukan di jembatan timbang.
Prinsip dari penimbangan ini ialah pengurangan berat awal yaitu berat
truk dengan berat akhir truk yang datang ketika truk sudah berisi kopi
hasil panen.
5. Penerimaan
Merupakan proses penerimaan kopi glondong dari truk yang telah
selesai ditimbang kemudian ditaruh di 4 bak penerimaan untuk masing-
masing jenis kopi. Penerimaan kopi glondong pada 4 lokal untuk
membedakan kopi glondong merah, kopi bangcuk, kopi glodong warna
hitam, serta kopi glondong hijau. Sebelum dimasukan ke bak penerimaan
akan dilakukan uji petik dahulu untuk memeriksa standart mutu kopi dari
kebun. Standar analisa bahan baku di pabrik menurut pendemikum
pengolahan kopi robusta adalah sebagai berikut:
Merah normal = 95%
Bangcuk =3%
Over ripe, kismis, keriput, hijau, hitam = 2%
6. Perambangan
Perambangan merupakan proses pemisahan kopi rambangan dari kopi
glondong merah. Tujuan proses ini yaitu unntuk memisahkan kopi yang
tenggelam dengan kopi yang mengambang, serta digunakan untuk
mencuci kopi glondong baru datang agar terpisah dari kotoran. Nantinya
ketika dilakukan proses rambangan kopi yang tenggelam akan
dikategorikan kopi dengan kualitas yang baik, sedangkan kopi yang
mengapung dapat dikategorikan kopi dengan kualitas buruk, biasanya
kopi yang dikategorikan buruk memiliki biji kopi yang berlubang, tutul,
atau tidak ada isinya.
Proses perambangan menggunakan tekanan air sehingga air bersama
glondong mengalir dari bak penerimaan ke bak siphon. Kemudian di
dalam bak siphon kopi yang berat jenisnya sama atau lebih berat dari
berat jenis air akan tenggelam, sedangkan yang kurang dari berat jenis air
akan mengapung. Kopi yang mengapung inilah yang disebut kopi
rambangan, selanjutnya kopi rambangan akan ditampung sementara
dalam bak penampungan kopi rambangan untuk menunggu proses
selanjutnya menuju mesin Kneuzer. Sedangkan Kopi yang tenggelam
akan dialirkan menuju mesin Vis Pulper.
7. Penggilingan
Penggilingan merupakan proses pengupasan buah kopi yang bertujuan
memisahkan kulit buah dari biji kopi terutama untuk menghilangkan
bagian eksokarp dan mesokarp buah kopi. Untuk kopi glondong merah
dilakukan penggilingan menggunakan mesin vis pulper, sedangkan pada
kopi glondong hijau penggilingan akan menggunakan mesin knuezer.
8. Pencucian
Setelah melakukan penggilingan, buah kopi yang sudah lepas dari
kulitnya masih terdapat lender yang menempel di permukaan biji kopi
maka dari itu dilakukan pencucian biji kopi yang bertujuan untuk
menghilangkan lender yang menempel pada biji kopi. Proses pencucian
ini diawali dengan biji kopi yang telah digiling dari mesin vis pulper atau
knuezer akan dialirkan melalui pipa-pipa ke mesin raung washer. Air
hasil cucian yang tercampur lender akan mengalir ke bawah menuju
saluran limbah sedangkan kopi hasil cucian akan dialirkan menuju proses
selanjutnya.
9. Pencucian Ulang
Kopi HS basah dari raung washer akan dilakukan pencucian ulang.
Hal ini dilakukan untuk memastikan lender yang masih menempel pada
biji kopi benar-benar tidak ada. Pencucian ulang ini dilakukan
menggunakan mesin rewasher. Kemudian kopi HS basah ditampung pada
bak HS basah.
10. Penampungan Sementara
Penampungan biji kopi HS dilakukan untuk mengumpulkan biji HS
hingga sesuai dengan kapasitas mesin mason dryer. Tumpukan kopi HS
basah diberi air agar tidak terjadi kontak dengan oksigen. Selain itu, air
digunakan sebagai media pembawa kopi menuju mason dryer serta
sebagai pembilas kopi.
11. Pengeringan
Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang
terkandung pada kopi HS basah, dimana batas maksimal kadar air yang
diizinkan sebesar 10,5% (bk). Pada pengeringan menggunakan mesin
mason dryer membutuhkan waktu ± 18 jam. Tujuan dari pengeringan
adalah untuk mengurangi kadar air kopi. Pengecekan kadar air dilakukan
pada waktu jam ke 14 dari proses pengeringan untuk memantau tingkat
kekeringan kopi HS. Apabila kopi telah mencapai kadar air yang
diizinkan pengeringan dapat dihentikan dengan mematikan mesin
pemanas dan menutup katup saluran blower dengan menggunakan tromol
mason agar tidak ada lagi udara yang masuk ke dalam tromol mason,
sedangkan katup yang ada pada pemanas akan dibuka untuk mengurangi
panas sehingga suhu akan turun.
Setelah dilakukan pengeringan, biji kopi kemudian harus melalui
proses tempering dengan tujuan untuk mengatur kadar air kopi HS kering,
sehingga nantinya kadar airnua tidak melebihi persyaratan yaitu 12% b/b
dan juga tidak terlalu rendah supaya tidak mengalami susut bobot yang
tentunya akan merugikan secara finansial. Dengan adanya hal itu akan
memudahkan proses hukking yang berarti biji tidak akan mudah pecah
ketika masuk huller. Prinsip kerja tempering pada dasarnya sama dengan
pengeringan bedanya hanyalah pada proses tempering tidak ada udara
panas yang masuk ke tromol.
12. Penggerbusan
14. Sortasi
15. Pencampuran
i. Jembatan Timbang
Jembatan timbang digunakan untuk mengukur berat biji kopi
gelondong dari kebun. Jembatan timbang mempunyai kapasitas sebesar 10
ton.
v. Kneuzer
Kneuzer hanya memiliki satu silinder rol yang terbuat dari batu alami
yang keras, berbeda dengan Vis Pulper yang memiliki tonjolan pada bagian
silindernya. Pada Kneuzer silinder rol justru tidak memiliki bagian yang
bertonjol. Di Pabrik Kebun Bangelan ini mesin Kneuzer yang digunakan
adalah type 165 sebanyak 1 unit dengan kapasitas 1 ton/jam dan tenaga
sebesar 5 hp, kecepatan 940 Rpm yang terdiri dari pisau kecil yang terbuat
dari beton nizer dengan ketebalan 10 mm yang dipasang zig zag.
Gambar 2.5 Kneuzer
ix. Rewasher
Rewasher terdiri dari screen plate dad lintasan rol berulir yang terbuat
dari karet baja. Rewasher diletakkan pada saluran menuju Bak HS basah
dengan posisi alar miring 45º, hal ini dimaksud agar pencucian ulang
berlangsung lebih maksimal dan dipastikan benar-benar bersih.
x. Bak HS Basah
xiii. Huller
Huller terdiri dari pisau yang terbuat dari plat baja, screen plate,
blower yang berfungsi untuk menghisap sekam dari huller. Prinsip
kerja dari huller adalah memanfaatkan gesekan antar niji kopi
dengan plat baja. Jumlah huller ada dua unit, 1 unit untuk kopi WP
dan 1 unit untuk kopi DP. Hal ini berujuan mempermudah proses
selanjutnya dengan artian pekerja tidak haruas mengubah system
huller lagi. Kapasitas huller unit adalah 500 kg/jam dengan
kekuatan tenaga 15 HP.
xiv. Katador
xv. Grader
A. Pengusaha
Kerusakan peralatan atau mesin yang ada di perusahaan.
Hilangnya waktu kerja, sehingga produksi akan berkurang.
Biaya pengobatan dan perawatan.
Hilangnya pelanggan/konsumen.
B. Tenaga Kerja
Penderitaan seperti cidera, cacat, atau kematian.
Hilangnya pekerjaan.
Penderitaan keluarga.
PEMBAHASAN
Vis Pulper merupakan sebuah alat yang digunakan untuk proses pengupasan buah
kopi yang bertujuan untuk memisahkan kulit buah dari biji kopi. Kulit yang diutamakan
untuk dihilangkan ialah kulit bagian eksokarp dan mesokarp buah kopi. Jenis mesin Vis
Pulper yang digunakan di pabrik PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan adalah
type 220 V dengan kapasitas 5 ton/jam. DI dalam Vis Pulper terdapat 2 buah silinder yang
berputar, silinder tersebut memiliki tonjolan-tonjolan di permukaannya sehingga biasa
disebut Buble Plate. Jumlah tonjolan pada silinder pertama sebanyak 54 tonjolan tiap 10
cm2, sedangkan pada silinder kedua terdapat 64 tonjolan tiap 10 cm2. Prinsip kerja dari
Mesin Vis Pulper adalah menggunakan tekanan terhadap biji kopi melalui putaran Buble
Plate sehingga kopi akan tertekan dan biji kopi terpisah dari kulit buahnya. Pada proses di
Mesin Vis Pulper ini air juga dibutuhkan sebagai media untuk mempergerak biji kopi dan
kulit kopi yang sudah terpisah, sehingga tidak terjadi penumpukan di Buble Plate. Mesin
Vis Pulper ini digerakan oleh elektro motor dengan kapasitas dayasebesar 15 HP serta
putaran sebesar 965 RPM. Fungsi-Fungsi bagian Vis pulper adalah sebagai berikut ini:
1. Corong Pemasukan : Sebagai tempat masuknya buah kopi setelah melalui proses
pemisahan denga buah kopi rambangan di bak siphon.
2. Klep : Sebagai alat untuk mengatur jumlah biji kopi yang masuk.
3. Pisau Baja : Sebagai alat untuk memeccah biji kopi.
4. Saluran Air : Sebagai alat untuk membantu memisahkan kulit buah dengan bantuan air.
5. Buble Plat : Untuk memisahkan kulit kopi dengan biji kopi.
6. Pisau Karet : Sebagai alat untuk memisahkan biji kopi dengan kulit sehingga kulit akan
terpisah.
7. Silinder Pertama : Sebagai alat untuk memutar buble plat.
8. Silinder Kedua : Sebagai alat untuk memutar buble plat.
9. Lubang Pengeluaran : Sebagai tempat pengeluaran biji kopi.
Standar Operasional Prosedur atau yang disingkat SOP merupakan suatu pedoman
atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai fungsi dan alat penilaian kinerja
berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural sesuai tata kerja,
prosedur kerja, dan sistem kerja pada unit yang bersangkutan. Tujuan dari adanya SOP
adalah untuk menjelaskan perincian atau standard yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan
yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu kegiatan. SOP yang baik adalah
SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan
baru, memudahkan pengawasan, serta mengakibatkan koordinasi yang baik. Dalam hal ini
Mesin Vis Pulper juga mempunyai SOP-nya sendiri, hal tersebut digunakan untuk
memastikan Mesin Vis Pulper dapat dijalankan dengan aman dan efektif. Berikut Standar
Operasional Prosedur pada Mesin Vis Pulper :
Perawatan mencakup dua hal kegiatan yaitu perbaikan dan perawatan. Perbaikan
merupakan suatu kegiatan yang bermaksud sebagai tindakan untuk menghilangkan serta
memperbaiki kerusakan, sedangkan perawatan merupakan kegiatan pencegahan kerusakan.
Jenis-jenis perawatan ada beberapa macam, yaitu :
Mesin Vis Pulper merupakan suatu alat yang sangat penting dalam proses produksi
kopi di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Bangelan, dikarenakan mesin ini digunakan
untuk proses tahap awal pengolahan biji kopi. Jenis Perawatan pada mesin Vis Pulper dapat
dilakukan dengan beberapa macam seperti Perawatan Pencegahan, Perawatan Darurat,
Perawatan Berhenti, dan Perawatan Menyeluruh. Perawatan-perawatan ini dapat dilakukan
saat masa giling dan tidak giling. Di bawah ini merupakan perawatan-perawatan yang
dilakukan di Mesin Vis Pulper :
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perawatan Mesin Vis Pulper merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan secara
rutin baik saat masa giling maupun tidak giling. Tujuan dilakukan perawatan pada mesin ini
ialah untuk menjaga kinerja dari mesin itu sendiri, agar dapat beroperasi secara optimal dan
efisien serta tidak mengganggu proses produksi dikarenakan Mesin Vis Pulper merupakan
suatu peralatan yang penting dalam keseluruhan proses produksi kopi.