Anda di halaman 1dari 38

RUANG LINGKUP PROSES PEMBUATAN CUP MENGGUNAKAN

MESIN GABLER M91 DENGAN SISTEM THERMOFORMING

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Diajukan Untuk Memenuhi Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik

Disusun Oleh :

ALDI APRILIAN

212017016

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

POLITEKNIK SUKABUMI

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui dan Menyetujui Laporan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh :

ALDI APRILIAN
NIM : 212017016

PROGRAM STUDI (D3) TEKNIK MESIN


POLITEKNIK SUKABUMI
di
PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI

Telah disetujui oleh:

Pembimbing PKL, Mekanik Pemeliharan,


Mesin Thermoforming

Tri Kusworo Feriana E

Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,


Teknik Mesin

Drs. Mulyadi M.Eng Ir. Mahmud Yunus

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah

SWT, karena berkat rahmat dan karunianya penulis bisa menyelesaikan laporan praktek

kerja yang berjudul “ANALISA TERMOFORMING MENGGUNAKAN MESIN

GABLER M91 DI PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI” dengan kelancaran dan

kemudahan.

Kerja peraktek merupakan tugas dan kewajiban Mahasiswa di Politeknik Sukabumi

untuk memperaktikkan keahlian yang didapat dari politeknik dengan keadaan sebenarnya

di dunia usaha / industry secara terprogram dan lengkap sehingga mahasiswa diharapkan

mempunyai pengalaman kerja dan keahlian professional tertentu sesuai standar dunia

usaha /industry.

Laporan kerja praktik ini dapat tersusun dan terselesikan dengan baik berkat adanya

bantuan serta dukungan yang di berikan oleh berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan

ini saya selaku penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada berbagi pihak, terutama kepada :

1. Bapak Nonda Muldani, M.Kom selaku Direktur Politeknik Sukabumi.

2. Bapak Herny Nurhayah SE,MM,MSI.selaku pembantu Direktur II.

3. Bapak Ismail Goro MT selaku pembantu Direktur III.

4. Bapak Drs. Mulyadi, M.Eng selaku ketua jurusan Teknik Mesin Politeknik

Sukabumi.

5. Bapak Khadarisman selaku wali dosen TM2016B.

6. Bapak Ir Mahmud Yunus, Selaku Pembimbing dari Politeknik Sukabumi.

7. Bapak Tri Kusworo, Selaku Pebimbing dari perusahaan.


iii
8. Segenap karyawan PT.AQUA GOLDEN MISSISSIPPI yang telah membantu dan

memberikan bimbingan selama kerja praktek.

9. Kedua Orangtua yang telah memberikan dukungan moral, spiritual dan material

sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

10. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan kerja sama atas

Tersusunya laporan ini.

Semoga Allah S.W.T senantiasa meridhai usaha kita, AMIN.

Semoga laporan kerja peraktek ini bermanfaat bagi saya selaku penyusun juga

mahasiswa Politeknik Sukabumi, dan semoga pada pelaksanaan pada sidang seminar kerja

praktek dapat berlangsung dengan terarah dan hasil sangat memuaskan

Sukabumi, 30 September 2019

ALDI APRILIAN

iv
DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul Laporan PKL ............................................................................................ i


Lembar Pengesahan Laporan PKL .................................................................................. ii

Kata Pengantar ................................................................................................................. iii


Daftar Isi .......................................................................................................................... v
Daftar Simbol .................................................................................................................. vii
Daftar Gambar ................................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................... 2
1.2.1. Maksud ........................................................................................... 2
1.2.2. Tujuan ............................................................................................. 3
1.3. Metode Penelitian ....................................................................................... 3
1.4. Ruang Lingkup ........................................................................................... 4
1.5. Sistematika Penulisan ................................................................................. 4

BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN


2.1. Sejarah Umum PT. Aqua Golden Mississippi (PT Danone) ...................... 6
2.2. Visi dan Misi ............................................................................................... 10
2.2.1. Visi ................................................................................................. 10
2.2.2. Misi ................................................................................................. 10
2.3. Produk Perusahaan ..................................................................................... 11
2.4. Lokasi dan Tata Letak PT. Aqua Golden Missisippi Mekarsari ................. 13
2.5. Struktur Organisasi PT. Aqua Golden Missisippi Mekarsari ..................... 14
2.6. Ketenagakerjaan PT. Aqua Golden Missisippi Mekarsari ......................... 15
2.7. Pemasaran Produk PT. Aqua Golden Missisippi Mekarsari ...................... 15

v
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Thermoforming ........................................................................ 17
3.2. Mesin Gabler .............................................................................................. 18
3.3. Flowchart Mesin ......................................................................................... 19
3.3.1. Film Conveyor Unit ........................................................................ 19
3.3.2. Forming Station .............................................................................. 20
3.3.3. Staking Unit .................................................................................... 21
3.4. Ketidak Sesuaian Pada Proses Thermoforming ......................................... 22
3.5. Penyebab Ketidak Sesuaian Pada Proses Thermoforming ......................... 22
3.6. Penanggulangan Ketidak Sesuaian Pada Proses Thermoforming .............. 23

BAB IV PENUTUP
3.7. Kesimpulan ............................................................................................... 24
3.8. Saran ......................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
DAFTAR SIMBOL

A. Simbol Diagram Alir Data atau Data Flow Diagram

Kesatuan Luar (External Entity)

Digunakan untuk menggambarkan suatu sumber atau tujuan pada arus

data.

Arus Data (Data Flow)

Digunakan untuk menggambarkan suatu arus data.

Proses (Process)

Digunakan untuk menggambarkan suatu pemrosesan data.

Simpanan Data (Data Store)

Digunakan untuk menggambarkan suatu tempat untuk menyimpan atau

mengambil data.

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Gambar II.1 – Logo Aqua Danone Grup .................................................................. 6
2. Gambar II.2 – Kemasan 5 Galon ( 19 Liter) ............................................................ 11
3. Gambar II.3 – Kemasan Botol 1500 mL .................................................................. 11
4. Gambar II.4 – Kemasan Botol 750 mL .................................................................... 12
5. Gambar II.5 – Kemasan Botol 600 mL .................................................................... 12
6. Gambar II.6 – Kemasan Botol 450 mL .................................................................... 12
7. Gambar II.7 – Kemasan Botol 330 mL .................................................................... 12
8. Gambar II.8 – Kemasan Gelas 240 mL ..................................................................... 12
9. Gambar II.9 – Tata Letak Mata Air dan Perusahaan ................................................. 13
10. Gambar II.10 – Tata Letak PT. Aqua Golden Missisippi Mekarsari ........................ 13
11. Gambar II.11 – Susunan Organisasi PT. Aqua Golden Missisippi Mekarsari .......... 14
12. Gambar III.1 – Mesin Gabler .................................................................................... 18

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh

senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah

sebagai air minum. Air sangat erat hubungannya dengan manusia karena menjadi

sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak bahkan menjadi

sautu sarana utama untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Akan

tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, jika air

tidak dikemas secara baik.

Air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air baku yang telah diproses

dan dikemas serta aman untuk diminum. Pada dasarnya Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK) diproses melalui 3 tahap, yaitu penyaringan, disinfektsi, dan

pengisian. Penyaringan dimaksudkan untuk menghilangkan partikel padat dan gas-

gas yang terkandung dalam air. Disinfeksi bertujuan untuk membunuh bakteri

patogen dalam air. Pengisian merupakan tahap akhir proses produksi dimana air

dimasukan melalui sebuah peralatan yang dapat melindungi air tersebut dari

kontaminasi selama pengisian kemasan.

PKL merupakan keharusan bagi siswa khususnya tingkat akhir. Maksud

dari dilaksanakannya PKL yaitu untuk mengaplikasikan apa yang telah dipelajari

oleh penulis pada masa perkuliahan. Salah satunya dengan kemajuan teknologi

yang semakin berkembang pesat membuat pendidikan semakin maju dan dituntut

untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas terutama dalam bidang intelektual.

1
2

PKL adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron

antara program pendidikan di kampus dengan program penguasaan keahlian yang

diperoleh melalui kegiatan secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat

keahlian tertentu.

Oleh karena itu, untuk mempersiapkan tenaga-tenaga yang siap pakai di

bidang manajemen industri, perdagangan, pendidikan maupun instansi pemerintah

maka Politeknik Sukabumi mewajibkan pada siswa/i-nya yang akan menyelesaikan

studi untuk melaksanakan PKL dengan tujuan untuk memahami secara realita

kegiatan usaha dan dapat merealisasikan ilmu-ilmu yang telah didapat dibangku

kuliah dalam aktivitas nyata.

Selain itu juga, dengan diadakan Praktek Kerja Lapangan ini sangat besar

pengaruhnya disamping sebagai agenda akademik juga merupakan bagian dari

pendewasaan keahlian untuk menyusun Tugas Akhir sebagai syarat untuk dapat

lulus dari perguruan tinggi tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

Adapun maksud penulisan Praktik Kerja Lapangan ini adalah :

1. Penulis dapat mempraktekan kerja lapangan dan dapat mengambil

pengalaman untuk menjadi pembelajaran di masa yang akan datang dimana

penulis akan menghadapi dunia kerja yang tidak terdapat dalam mata kuliah

yang di dapatkan saat kuliah dengan penerapan di lapangan.

2. Merupakan salah satu mata kuliah yang harus di tempuh oleh siswa D-III

Teknik Mesin Politeknik Sukabumi.


3

1.2.2. Tujuan

Adapun Tujuan Umum pelaksanaan praktik lapang di PT. Aqua Golden

Mississippi Mekarsari meliputi:

1. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman mahasiswa

dalam menetapkan ilmu yang telah diperoleh dalam bidang ilmu pangan halal

sehingga dapat dipergunakan didunia kerja.

2. Membandingkan ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan dengan

keadaan di lapangan kerja yang sesungguhnya.

3. Melatih mahasiswa menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil dalam

memecahkan masalah didunia kerja.

Tujuan Khusus pelaksanaan Praktik Kerja Lapang di PT. Aqua Golden

Mississippi Mekarsari meliputi :

1. Menganalisa termoforming menggunakan mesin gabler M91 di PT. Aqua

Golden Mississippi Mekarsari.

2. Mengamati proses termoforming.

3. Mempelajari dan mengidentifikasi permasalahan yang mungkin terjadi dalam

proses termoforming menggunakan mesin gabler M91 di PT. Aqua Golden

Mississippi Mekarsari beserta cara penyelesaian masalah tersebut

1.3. Metode Penelitian

Untuk Mendapatkan data-data yang diperlukan dalam proses penyusunan

laporan ini penulis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara

mengumpulkan keterangan dan bahan-bahan secara keseluruhan, pengumpulan data

yang dimaksud sebagai berikut :


4

1. Observasi (Pengamatan)

Metode yang dilakukan adalah melakukan pengamatan langsung mengenai

kondisi dan keadaan tempat kerja.

2. Metode Interview (Wawancara)

Metode menanyakan langsung data dan informasi kepada pihak-pihak yang

bersangkutan sebagai masukan bagi penulis.

3. Metode Pustaka

Metode mancatat dan membaca literature baik berasal dari buku, jurnal,

maupun karya ilmiah yang berhubungan dengan laporan yang disusun.

4. Metode Dokumentasi

Melaporkan segala kegiatan dalam bentuk laporan yang dilakukan dari hasil

pengamatan di tempat praktek kerja.

1.4. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam penulisan laporan magang ini, penulis

membahas tentang Analisa Thermoforming menggunakan mesin gabler M91.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan laporan

Kuliah Kerja Praktek ini, maka digunakan sistematika penulisan yang bertujuan

untuk mempermudah pembaca menelusuri dan memahami laporan Kuliah Kerja

Praktek ini.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang secara umum,

maksud dan tujuan, uang lingkup yang membatasi permasalahan, metode

penelitian, serta sistematika penulisan secara keseluruhan.


5

BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang keadaan umum di PT.Aqua

Golden Mississippi Mekarsari. Terdapat sejarah perusahaa, visi, misi,

produk perusahaan, lokasi, ketenagakerjaan, dan pemasaran perusahaan.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas mengenai hal yang bersifat umum,tujuan

perusahaan dengan menguraikan sejarah perusahaan dan struktur organisasi

dan prosedur system berjalan, bab ini juga menguraikan tentang

permasalahan dan alternatif pemecahan masalah.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai kesimpulan serta saran yang

berhasil ditarik dari seluruh pembuatan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini.

Yang mungkin bermanfaat bagi PT.Aqua Golden Mississippi Mekarsari

dalam memutuskan kebijakan-kebijakan yang akan datang.


1
BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Gambar II.1
Logo AQUA DANONE Group

2.1. Sejarah Umum PT Aqua Golden Mississippi (PT Danone)

Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang

diproduksi oleh PT. Aqua Golden Mississiippi di Indonesia sejak tahun 1973.

Selain di Indonesia, Aqua juga dijual di Singapura.

Aqua adalah merek AMDK dengan penjualan terbesar di Indonesia dan

merupakan salah satu merek AMDK yang paling terkenal di Indonesia, sehingga

telah menjadi seperti merek generik untuk AMDK, yang mana setiap orang yang

pergi ke warung-warung untuk beli air minum dalam kemasan pasti selalu

menannyakan “pa/bu, beli aqua gelas/botol” yang belum tentu oleh penjual warung

diberikan merek Aqua.

Saat ini, terdapat 14 pabrik yang memproduksi Aqua dengan kepemilikan

berbeda-beda (10 pabrik dimiliki oleh PT Tirta Investama, 3 pabrik dimiliki oleh

PT Aqua Golden Mississippi, dan pabrik di Brastagi, Sumatera Utara dimiliki oleh

PT. Tirta Sibayakindo).

6
7

Sejak tahun 1998, Aqua sudah dimiliki oleh perusahaan multinasional

dalam bidang makanan dan minuman asal Perancis, Grup Danone, hasil dari

penggabungan PT Aqua Golden Mississippi dengan Danone.

Aqua Group didirikan oleh Almarhum Tirto Utomo, warga asli Wonosobo

pada tahun 1973. Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw (lahir di Wonosobo, 9 Maret

1930–meninggal 16 Maret 1994 pada umur 64 tahun) adalah pengusahaIndonesia.

Beliau merupakan Sarjana Hukum dariUniversitas Indonesia, beliau dikenal

sebagai pendiri Aqua Golden Mississipi pada tahun 1973. Pada 16 Maret 1994, ia

meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel

Kresna, Wonosobo.

Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai

pegawai pertamina pada awal tahun 1970-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu

delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika

istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang

tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari

negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi mereka

terbiasa meminum air yang telah disterilkan.

Awalnya masyarakat sinis dengan ide Tirto Utomo untuk menjual air

minum kemasan botol yang harga per botol awalnya sama dengan harga 1 liter

bensin Premium. Namun Tirto Utomo yakin, pada masa yang akan datang

Indonesia akan kekurangan air bersih yang siap untuk diminum, sehingga idenya

ini terus dia lanjutkan dan tidak memikirkan komentar sinis orang.

Pada awalnya market Aqua adalah orang-orang asing yang ada di Indonesia,

karena mereka yakin air kemasan lebih steril dan aman daripada air tanah dan air
8

PDAM. Dengan mendirikan pabrik air minuman yang menggunnakan mesin

canggih di Bekasi, sehingga orang asing lebih percaya dengan minuman air

kemasan ini. Tirto dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air

minum dalam kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di

Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di

Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris

mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci

botol serta pengisi air.

Awalanya Aqua bernama Puritas, kemudian seorang konsultan Tirto,

Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok

terhadap image air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Kemudian

ia setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas menjadi Aqua. Dua tahun

kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca

ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang

ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml.

Nama Aqua sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya air, pada awalnya

Aqua di jual untuk orang asing, tetapi kemudian Tirto Utomo melihat pasar

masyarakat Indonesia juga memiliki potensi, sehingga dia menjual air kemasan

botol ukuran kecil dan ditempatkan di terminal-terminal bus di Jakarta dan

sekitarnya, serta sepanjang jalan pantura Jawa Tengah.

Hal ini ternyata sukses, membuat Aqua diminati oleh para supir-supir bus

dan penumpang, serta masyarakat lainnya. Hal ini menunjukkan, bahwa masyarakat

Indonesia sangat membutuhkan air mineral botol yang bersih.


9

Kesuksesan Aqua, menarik beberapa perusahaan lain untuk membuat nama

di air mineralnya dengan nama Aqua. Bahkan jika kita berniat membeli air mineral

kemasan botol, selalu menyebut merek Aqua jika ingin membeli air minum,

padahal yang diberikan kadang kala bukan merek Aqua, oleh karena itulah Aqua

sudah menjadi brand image yang baik di mata konsumen.

Perkembangan Dan Akuisisi Oleh Danone pada tahun 1982, Aqua

mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke mata air

pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap

mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium,

magnesium, potasium, zat besi, dan sodium.

Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua, merupakan

orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi Aqua.Ia memulai dengan

menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem

pengiriman langsung Aqua.

Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon

menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua Secara

konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua mencapai dua triliun

rupiah pada tahun 1985.

Pada tahun 1994 pabrik PT Aqua Golden Mississippi dibangun di Mekarsari

– Sukabumi. Perusahaan ini mulai beroperasi pada November tahun 1994 dan

kapasitas pertama dari pabrik ini yaitu 200 juta liter per tahun.

Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan

lebih aman untuk di konsumsi. Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral

pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Dimana


10

pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem

in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di

ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.

Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-

pesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal

suaminya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Grup Danone pada 4 September

1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak

cukup kuat menyelamatkan Aqua dari ancaman pesaing baru. Langkah ini

berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai

produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Dan

pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan

produknya dengan berlabel Danone-Aqua.

2.2. Visi dan Misi

2.2.1. Visi

PT.Aqua Golden Mississippi Mekarsari menjadi pabrik dengan volume

terbesar dan performa SQCDME terbaik di Aqua Group pada tahun 2020.

2.2.2. Misi

Safety: Mencapai budaya safety interdependent, zero accident,zero penyakit

akibat kerja dan terwujudnya keseimbangan hidup.

Quality : Mencapai kualitas terbaik disetiap tahapan proses melalui peran aktif

setiap pemangku kepentingan.


11

Cost : Mencapai biaya operasional yang rendah di setiap tahapan proses

Delivery : Mencapai PSL 100% dengan pelayanan dan penyediaan produk yang

sesuai dengan harapan pelanggan

Motivation : Mencapai kinerja tim mandiri dan profesional melalui peningkatan

kompetensi semua pemangku kepentingan

Environtment : Mencapai proper gold melalui program comunity development

yang berkesinambungan.

2.2.3. Produk Perusahaan

Pada awalnya, PT. Aqua Golden Mississipi mengeluarkan produk air

minum mineral sejak tahun 1974, lalu sekitar tahun 2000 Aqua mengeluarkan

brand seperti biskuit dan bolu berlabel DANONE.

Berikut ini adalah beberapa produk yang diproduksi di PT. Aqua Golden

Mississippi Mekarsari, meliputi :

Gambar II.2 Gambar II.3


Kemasan 5 Galon (19 liter) Kemasan Botol 1500 mL
12

Gambar II.4 Gambar II.7


Kemasan Botol 750 mL Kemasan Botol 330 mL

Gambar II.5 Gambar II.8


Kemasan Botol 600 mL Kemasan Gelas 240 mL

Gambar II.6
Kemasan Botol 450 mL
13

2.3. Lokasi dan Tata Letak PT Aqua Golden Mississippi Mekarsari

Gambar II.9 - Tata Letak Mata Air dan Perusahaan


Sumber : PT Aqua Golden Mississippi Tbk

Gambar II.10 - Tata Letak PT. Aqua Golden Mississipi – Mekarsari Plant
Sumber : PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
14

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan PT Aqua Golden Mississippi Mekarsari

PT Aqua Golden Mississippi dikontrol oleh perusahaan induk dan hampir

seluruh kegiatan di kendalikan oleh perusahaan induk, baik itu produksi dan

distribusinya. Total Quality Control ( TQC ) diimplementasikan di seluruh

organisasi, setiap unit memiliki Group Quality Control Informal (GQCI) untuk

meningkatkan kualitas.

Struktur Organisasi PT.Aqua Golden Mississippi.Tbk

Gambar II.11 - Susunan Organisasi PT. Aqua Goolden Mississipi Mekarsari


Sumber : PT Aqua Golden Mississippi Tbk
15

2.5. Ketenagakerjaan PT Aqua Golden Mississippi Mekarsari

Pemeriksaan tenaga kerja dilakukan oleh PT. Aqua Golden Mississippi

Mekarsari untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang tepat dan sesuai. Tenaga

kerja yang ada di PT. Aqua Golden Mississippi Mekarsari terdiri dari 100%

karyawan tetap dimana 90% direkrut dari lingkungan warga seputar perusahaan dan

10% dari mutasi karyawan dari perusahaan lain. Perekutan dilakukan berdasarkan

seleksi dimana karyawan harus memenuhi syarat-syarat administrasi yang telah

ditentukan oleh perusahaan serta mengikuti tes diantaranya wawancara, psikotes,

tes penguasaan teori dan tes kesehatan. Ketika tes tersebut sudah terlewati dan

dinyatakan lulus maka selanjutnya akan diarahkan untuk melalui proses percobaan,

kurang lebih selama 6 bulan sampai pengangkatan menjadi karyawan tetap.

2.6. Pemasaran Produk PT Aqua Golden Mississippi Mekarsari

Dengan slogan awal bersih, bening dan bebas bakteri dan tahun 1979, Tirto

Utomo mengubah slogan menjadi air sehat setiap saat dan mendongkrak penjualan

menjadi 13 juta liter pada tahun 1983.Menggunakan semua media untuk iklan,

seperti bus, taksi, televisi, radio, surat kabar dan majalah dan juga aktif dalam

mensponsori kegiatan baik itu berhubungan dengan olah raga atau tidak.

Service atau pelayanan adalah hal yang sangat penting dalam bisnis air

minum, sehingga pelayanan seluruh Indonesia dilakukan oleh perusahaan-

perusahaan distribusi Aqua dengan nama PT. Wirabuana Intrent, sehingga

pelayanan dapat dilakukan di seluruh Indonesia. Untuk mengurangi biaya produksi

dan mempermudah jaringan pemasaran dibangun pabrik yang ada di Menado dan

Medan yang di lisensikan sesuai spesifikasi Aqua. Kemudian didirikan pabrik kecil
16

di Brunei Darusalam dengan menggunakan nama/merek SEHAT. Dan renacananya

akan didirikan pabrik yang lain di Filipina dan Vietnam.

Produksi dan distribusiSumber Aqua adalah air pegunungan, sehingga

pabriknya didirikan di dekat atau di kaki bukit gunung, karena air gunung

menghasilkan air yang jernih dan bersih, kemudian diolah kembali oleh pabrik agar

dapat lebih sterilisasi.Untuk pengontrolan mutu produksi, AGM memiliki

laboratorium yang modern dan memiliki staf peneliti yang terdiri dari ahli

mikrobiologi, kimia dan fisika. Aqua telah diterima oleh WHO dan terdaftar di U.S

Food and Drug Administration, Environmental Protection Agency dan

International Bottled Water Organization.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Thermoforming

Sesuai namanya, thermoforming adalah suatu proses manufaktur yang

membentuk lembaran atau film polimer menjadi produk jadi dengan menggunakan

panas dan tekanan.Produk yang dihasilakn dari proses ini sangant beragam mulai

dari produk yang berukuran kecil dan tipis seperti covers, displays, blister

pakaging, gelas, dan kemasan makanan.

Berikut adalah beberapa kelebihan dari thermoforming dibanding proses

pencetakan lainnya, yaitu:

1. Dapat membentuk produk dengan permukaan yang lebar, dengan biaya

cetakan dan mesin yang relatif rendah, sebab proses ini menggunakan

tekanan dan temperatur yang relatif rendah.

2. Mudah membentuk produk yang sangat tipis (yang sulit dicapai dengan

teknik lainnya), dengan kecepatan produksi tinggi dan investasi modal yang

rendah.

Pada proses forming, sheet hasil ekstrusi akan dipanaskan lagi secara

konveksi. Karena menggunakan proses konveksi, maka panas heater digunakan

berkisar 400–500oC. Sehingga degradasi material terutama terjadi pada tahap

ini. Kemudian lembaran panas ini (di atas Heat Deflection Temperature) akan

dibentuk dan didinginkan.

Hal yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan material untuk proses

ini adalah kemampuan pembekuan bahan dan juga sifat ketahanan panasnya.

Hal ini penting karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya proses ini

17
18

melibatkan fasa setengah jadi yaitu sheet dan kemudian digunakan ulang

setelah mengalami proses regrind, sehingga pada prosesnya virgin material

akan mengalami 4 kali proses pemanasan dan pendinginan pada 1 siklus proses.

Sehingga pemilihan anti oksidan juga perlu diperhatikan pada saat pemilihan

bahan untuk proses ini.

3.2. Mesin Gabler

Mesin gabler M91 yaitu mesin produksi yang menghasilakn suatu

produk cup 2400 ml yang cara prosesnya menggunakan sistem pemanasan.

Mesin ini memiliki berat total 6,9 t dengan Panjang sekitar 7 meter. Mesin ini

dibuat di jerman pada tahun 2000, tetapi sampai saat ini mesin jenis ini masih

banyak digunakan di industry karena sudah teruji kemampuannya.

Mesin gabler ini membutuhkan suplay energi listrik sekitar 360 Volt,

Apabila energi listrik kurang dari 360 volt mesin akan mengalami trip.

Frekuensi yang stabil digunaka oleh mesin ini yaitu sekitar 50Hz.

Gambar III.1
Messin Gabler
19

3.3. Flowchart Mesin Gabler M91

PNEMATICUNIT FILM CONVEYOR UNIT

FORMINGSTATION

CHILLER BALANCING STAKING UNIT


UNIT

3.3.1. Film Conveyor Unit

Film conveyor unit di dukung oleh sistem pneumatic adapun bagian -

bagiannya yaitu :

a. Film Feed in Side alat pendukungnya seperti motor, As rot spindle,

proximitiy sensor, sensor foto electric in line control. Fungsinya sebagai

tempat masuknya sheet dari rol kalender dan juga untuk mengatur lebar

atau kecilnya masuknya sheet. Cara kerjanya digerakan melebar dan

mengecil digerakan oleh motor

b. Fil Transpor Drive alat pendukungnya seperti oleh motor servo, rantai

spike chain, pendingin rantai dan sensor foto. Fungsinya sebagai

pembawa sheet yang akan masuk ke forming unit. Cara kerjanya

bergerak maju di Gerakan oleh motor servo


20

c. Film Streching alat pendukungnya seperti motor pneumatic, as rot

spindle, valev solenoid motor stretching. Cara kerjanya melebar dan

mengecil digerakan oleh motor pneumatic

d. Heater alat pendukungnya seperti Cyilinder pneumatic heater, solenoid

valve heater dan block heater (top heater dan button heater). Cara

kerjanya bergerak maju mundur di Gerakan oleh cyilinder.

3.3.2. Forming Station

Forming station di bagi menjadi dua bagian yaitu Upper Yok dan Lower

Yok.

1. Upper Yok

a. Assisting plug berfungsi sebagai pendorong sheet yang sudah lunak

pada saat proses forming. Cara kerjanya bergerak naik dan turun

digerakan oleh Cyilinder pneumatic.

b. Forming berfungsi sebagai pembentuk sheet yang sudah lunak

menjadi cup dengan cara di blowing. Cara kernya forming air

rongga upper tool masuk area mould pada saat holding press.

c. Holding Press berfungsi sebagai press sheet yang sudah lunak dan

peng cutting an (oleh cutting plate) pada proses forming.

d. Plug berfungsi sebagai pendorong sheet (STRECH) yang sudah

lunak pada saat proses forming. Cara kerjanya bergerak naik dan

turun digerakan oleh cyilinder pneumatic bersamaan dengan cutting

dan plug posisi stretch lalu blowing

e. Upper Tool berfungsi sebagai tempat terjadinya forming, proses

holding pres, proses cutting,proses plug stretch dan proses blowing.


21

2. Lower Yok

a. Lower Tool berfungsi sebagai tempat pembentukan sheet yang

sudah lunak menjadi cup pada proses forming air di dalam mould.

Cara kerjanya bergerak naik dan turun digerakan oleh motor gear

table lalu berputar dari 00 ke 800 digerakan oleh motor swivel table.

b. Ejector berfungsi mendorong plate bottom iniside setelah proses

forming dengan posisi swivel table 800 dan transfer cup ke stacking

plate 1. Cara kerjanya bergerak maju dan mundur digerakan oleh

cyilinder bila posisi swivel table 800.

c. Table Unit berfungsi untuk menaikan dan menurunkan swivel table

dan lower tool. Cara kerjanyaa naik dan turun digerakan oleh gear

box dan motor servo.

3.3.3. Staking Unit

Staking unit dibagi menjadi tiga bagian diantaranya;

1. Staking Plate 1 berfungsi sebagai penampung cup yang di transfer dari

lower tool. Cara kerjanya maju dan mundur digerakan oleh motor break.

2. Staking Plate 2 berfungsi sebagai tempat penampung yang di transfer

dari staking plate 1. Cara kerjanga maju dan mundur (horizontal)

digerakan oleh motor main drive bergerak naik dan turun digerakan oleh

motor pertikal.
22

3.4. Ketidak Sesuaian Pada Proses Thermoforming

1. Sheet Robek ketika menyentuh mould.

2. Cup menempel di Upper Tool (Cutting).

3. Ada gap atau celah pada permukaan cup.

4. Sheet mengerut ketika dipanaskan.

5. Cup gagal mempertahankan bentuk aslinya alias penyok atau kurang

penang.

6. Bentuk cup tidak sempurna atau cacat.

7. Sekeliling Cutting kotor atau berserambut.

8. Sisa avalan menempel pada film web.

9. Cup tidak ada yang tertumpuk atau berantakan.

10. Cup mudah regas atau rapuh.

11. Bottom atau pantat Cup terlalu tebal.

12. Bibir cup berdiri.

13. Forming tidak sempurna.

14. Bibir cup tidak sempurna.

15. Tidak ada mould content.

16. Ada garis atau tanda kearah samping pada sheet.

17. Permukaan cup tidak layak atau jelek.

3.5. Penyebab Ketidak Sesuaian Pada Proses Thermoforming

1. Sheet terlalu panas atau sheet terlalu dingin.

2. Bentuk plag tidak normal, terlalu lembut dan Cutting berlebihan.

3. Mould terlalu dingin saat transfer.


23

4. Temperatur mould terlalu panas.

5. Forming water pressure kurang.

6. Sheet bersentuhan dengan mould.

7. Pengurangan cycle number.

3.6. Penanggulangan Ketidak Sesuaian Pada Proses Thermoforming

1. Pengecekan pada material mesin.

2. Membentuk ulang plag.

3. Mengatur parameter Punchin depth.

4. Menaikan temperature mould di ganti dengan plag.

5. Menurunkan temperature mould.

6. Pengecekan pada viller balancing unit.

7. Pengecekan water suplay.


BAB IV

PENUTUPAN

4.1. Kesimpulan

Mesin thermoforming yang dihasilkan dapat mengatasi kelemahan

mesin thermoforming generasi 1 dan 2 sehingga dapat dimanfaatkan untuk

kebutuhan kemasan makanan yang costumized. Mesin dapat dioperasikan oleh

satu operator saja. Spesifikasi dari mesin thermoforming yang telah dirancang

memiliki dimensi rangka yaitu 550 x 350 x 955 mm, dimensi area forming 350

x 250 mm mengikuti dimensi maksimum plastik yang ada sebesar 400 x 300

mm, membutuhkan daya 2000 watt, tekanan vakum sebesar 7 -10 bar.

4.2. Saran

Mesin thermoforming ini telah dirancang dan digambarkan kedalam

pemodelan tiga dimensi yang sesuai dengan permintaan serta tuntutan fungsi

dari konsumen. apabila pada langkah berikutnya akan dilakukan penelitian

lanjutan, maka saran yang dapat disampaikan adalah ditambahkannya sistem

clamping tambahanyang dapat diatur dimensinya supaya konsumen bisa

menggunakan plastik dengan ukuran yang berbeda.

24
DAFRAT PUSTAKA

Modul Training Troubleshooting Gabler M-92 (Team Technical Trainer Aqua danon).

Modul Training Mesin Gabler M91 (Team Technical Trainer Aqua Danon).

Tesis Formulasi Poliprolena untuk aplikasi produk ringan thermoforming kecepatan

tinggi Universitas Indonesia.

25
LAMPIRAN - LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai