Anda di halaman 1dari 49

MS 3160 PROSES MANUFAKTUR 2

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2


MODUL PM-03 BRAZING, SOLDERING, KELING

Kelompok

: 28

Aggota Kelompok

: Rheza Hanif R.

13114103

Eric Putra T.

13114108

Fernando Sanjaya S.H.

13114115

Christian Angga J.

13114144

Rezha Adrian T.

13114151

Tanggal Praktikum

: 15 Oktober 2016

Tanggal Penyerahan Laporan

: 18 Oktober 2016

Nama Asisten

: Riki Tri Prasetyo

NIM Asisten

: 13113058

Laboratorium Teknik Produksi


Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Manufaktur

merupakan

suatu

cabang

industri yang mengaplikasikan

mesin, perkakas, dan tenaga kerja dengan medium proses untuk mengubah bahan
mentah menjadi bahan jadi. Proses manufaktur memiliki hubungan yang erat
dengan produksi suatu barang dengan menggunakan mesin maupun perkakas.
Salah satu proses yang digunakan dalam proses manufaktur adalah proses
penyambungan .
Proses penyambungan adalah proses yang umum digunakan dalam proses
manufaktur.

Secara umum proses penyambungan merupakan suatu proses

menggabungkan dua atau lebih benda kerja menjadi satu kesatuan. Proses
penyambungan sangat penting karena tidak mungkin membuat suatu produk
single component baik dari segi ekonomis maupun kerumitan proses.. Beberapa
proses penyambungan yang banyak digunakan adalah brazing, soldering, dan
keling.
Pengaplikasian proses brazing, soldering, dan keling sangat luas sehingga
mahasiswa dirasa perlu untuk memahami proses-proses in baik dari tahapan
pelaksanaan maupun perbedaan dan persamaannya.

1.2.

Tujuan Praktikum

1. Menentukan persamaan dan perbedaan antara proses brazing, soldering,


dan keling
2. Membandingkan hasil keling dengan dua metode
3. Menentukan tahapan pelaksanaan proses brazing, soldering, dan keling.

BAB 2
TEORI DASAR

2.1. Mematri (Brazing)


Brazing merupakan proses penyambungan menggunakan logam pengisi
yang ditempatkan di antara permukaanya yang akan disatukan. Panas
diberikan untuk mencairkan logam pengisi saja, sedangkan logam dasar tidak.
Suhu pada proses mematri ini biasanya di atas 450C, yang berada di bawah
titik leleh dari logam yang disambung. Logam pengisi ditempatkan di
sekeliling komponen yang akan dismabung. Aplikasi utama dari proses ini
adalah pada proses perbaikan produk-produk yang terbuat dari baja atau besi
cor. Kekuatan dari proses ini dipengaruhi oleh clearance sambungan, area
sambungan, dan ikatan permukaan antara komponen dan lgam pengisi.

Beberapa jenis metode pada brazing:


1. Torch Brazing : Sumber panas berasal dari gas oxyfuel dengan api
yang karburasi.
2. Furnace Brazing : Komponen akan dibersihkan terlebih dahulu, lalu
dipanaskan secara merata di sebuah tungku.
3. Induction Brazing : Sumber panas merupakan panas induksi yang
dihasilkan arus AC berfrekuensi tinggi.
4. Resistance Brazing : Sumber panas adalah resistansi listrik dari
komponen yang dipatri.
5. Dip Brazing : Komponen dipatri dicelupkan ke dalam logam pengisi
cair pada temperatur diatas temperatur leleh logam pengisi.

6. Infrared Brazing : Sumber panas adalah lampu quartz berintensitas


tinggi.
7. Diffusion Brazing : Dilakukan di tungku dimana dengan kontrol suhu
dan waktu, logam pengisi akan berdifusi pada permukaan komponen
yang akan dipatri
8. High-energy Beams : Untuk

aplikasi dengan kepresisian tinggi

menggunakan tembakan laser atau elektron untuk memberikan panas.


9. Braze Welding : Mematri dengan cara di las.

2.2. Soldering
Soldering merupakan proses dimana logam pengisi (solder) meleleh pada
suhu yang relatif rendah. Sama seperti mematri, solder mengisi celah pada
permukaan komponen. Dua karakteristik penting dari solder adalah tegangan
permukaan rendah dan kemampuan pembasahan yang tinggi. Sumber panas
untuk melakukan proses ini biasanya berasal dari seterika, obor, atau oven.
Biasanya solder terbuat dari timah alloy dengan komposisi bervariasi. Berikut
merupakan jenis-jenis konstruksi pada proses soldering :

Berikut adalah berbagai metode proses soldering yang mirip proses


mematri :
1. Torch Soldering
2. Furnace Soldering

3. Iron Soldering
4. Induction Soldering
5. Resistance Soldering
6. Dip Soldering
7. Infrared Soldering
8. Ultrasoni Soldering
9. Ultrasonic Cavitation
10. Reflow Soldering
11. Wave Soldering

Paku Keling (Riveting)

Metode yang biasa digunakan untuk penyambungan permanen dan semipermanen dalam penyambungan mekanik adalah paku keling. Riveting
dilakukan pada temperatur kamar atau pada suhu tinggi. Paku keling dapat
berbentuk padat maupun tubular. Cara untuk memasang paku keling padat
meliputi dua langkah; pertama menempatkan paku keling pada lubang, kedua
mendeformasi sisi lain paku keling. Untuk paku keling berongga, bahan
peledak dapat ditempatkan dalam rongga paku keling dan diledakkan untuk
memperluas

daerah ujung paku keling. Selain itu, proses ini juga dapat

dilakukan dengan tangan atau menggunakan prinsip mekanik termasuk robot.


Sambungan

paku

keling

ini

dibandingkan

dengan

sambungan

mempunyai keuntungan yaitu :


1. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.

las

2. Pemeriksaannya lebih mudah


3. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku
keling tersebut.

BAB 3
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Gambar selama proses
Pada praktikum kali ini, kami melakukan penyambungan dengan proses
brazing,solder dan keling. Prosesnya beserta gambar prosesnya yaitu :
Gambar selama Proses Brazing:
a. membuka regulator tabung gas untuk mengaliri gas

b. memutar katup kontrol gas untuk mengatur besarnya api yang


dikeluarkan brazing torch

c. mengambil metal filler kemudian di lelehkan diatas bagian yang akan


disatukan disertai dengan flux

d. lakukan proses brazing hingga kedua pelat menyambung seutuhnya.


Gambar selama proses soldering:
1. melipat kedua ujung pelat menggunakan palu

2. menghidupkan power supply untuk memanaskan solder

3. bersihkan bagian pelat yang akan disambung dengan menggunakan


sikat kawat kemudian lumuri dengan air raksa

4. lakukan proses soldering dengan cara melelehkan filler metal


menggunakan solder

Gambar selama proses keling:


1. Proses keling menggunakan palu manual (2 sisi) diawali dengan
melubangi pelat dengan mesin dril

2. cekam die pada ragum kemudian letakkan benda kerja yang sudah
masukki paku keling kedalam lubang plat lalu pukul dengan
menggunakan palu hingga paku berdeformasi

3. proses keling dengan riverter (1 sisi) diawali dengan melubangi pelat pada
mesin gurdi

4. lalu masukkan paku keling kedalam lubang pada plat tersebut sekaligus
dimasukkan pada riverter lalu tekan gagang riverter hingga pake tertarik

3.2 Gambar Benda Kerja Awal dan Akhir


Benda awal Brazing

Benda akhir Brazing

Benda awal Soldering

Benda akhir Soldering

Benda awal Riveting

Benda akhir Riveting

3.3 Parameter Proses yang Ada


Parameter proses yang ada pada modul ini:
Pada brazing parameter prosesnya adalah kebersihan permukaan serta suhu dan
laju pembakaran.
Pada soldering parameter prosesnya adalah kebersihan permukaan dan besarnya
daya listrik yang digunakan.
Pada riveting parameter prosesnya adalah gaya tarik atau tekan yang diberikan
pada rivet.

Nama : Rheza Hanif R.


NIM : 13114103

BAB 4
ANALISIS
Prosedur Praktikum
Brazing
1. Menyiapkan satu set alat brazing(torch bersama tabung gas), flux,filler
tembaga perak, pemantik api, alas gypsum dan benda kerja(karbida).
2. Menaruh benda kerja diatas alas gypsum.
3. Memutar katup regulator pada tabung gas.
4. Memutar katup pada torch brazing.
5. Memantik api di depan torch brazing.
6. Mengatur katup pada torch brazing hingga menghasilkan api yang
besar.
7. Mengarahkan api dari torch brazing ke benda kerja.
8. Memanaskan benda kerja hingga berwarna kemerahan.
9. Melapisi filler dengan flux.
10. Memanaskan filler hingga filler meleleh dan mengisi celah benda
kerja.
11. Memastikan seluruh permukaan sambungan pada benda kerja tertutup
filler.
Soldering
1. Menyiapkan solder, powersupply, air raksa, sikat kawat, filler timah
50/50, dan benda kerja (dua lembar plat seng).
2. Menghubungkan power supply ke sumber listrik.
3. Menyambungkan solder ke power supply dan menunggu hingga solder
panas.
4. Melipat dua plat seng, untuk digabungkan.
5. Menggabungkan dua plat seng dengan saling memasukkan ujungnya
dan memadatkannya agar celah semakin sedikit.

6. Menggosok permukaan yang akan di solder dengan menggunakan


sikat.
7. Mengoleskan air raksa pada permukaan yang telah digosok. Tunggu
beberapa saat.
8. Memosisikan solder sedikit diatas permukaan yang akan di solder.
9. Menempelkan filler ke mata solder dan menunggu hingga filler
meleleh.
10. Memosisikan tetesan filler yang meleleh hingga mengenai permukaan
yang akan di solder.
11. Meratakan lelehan filler diatas permukaan yang di solder.
Riveting
1. Menyiapkan logam induk, paku keling, puncher, riveter pneumatik,
riveter manual, palu, satu set tool-box untuk penggurdian counter-sink.
2. Membuat dua buah lubang pada dua logam induk.
3. Memasang paku keling pada kedua lubang di logam induk yang
bertumpukan.
4. Untuk proses manual:
a. Memasang puncher pada ragum proses kerja bangku.
b. Memosisikan kepala paku keling pada puncher tersebut.
c. Menempelkan puncher yang lain ke sisi paku yang lain.
d. Memukul puncher tersebut dengan palu hingga paku keeling
terpasang dengan benar.
5. Untuk proses dengan bantuan riveter:
a. Memasang keling ujung tanpa kepala kepala ke mulut riveter.
b. Menekan tuas pada riveter beberapa kali hingga batang paku keling
terlepas.

Analisis Hasil Benda Kerja


Brazing
Pada hasil benda kerja brazing, dua benda kerja tidak menyambung
dengan baik, filler hanya meleleh pada setengah benda kerja, sisa
setengahnya filler tidak meleleh. Pada filler yang meleleh, penyambungan
dua benda kerja cukup baik dan lebih rapih. Kekuatannya juga baik. Saat
sebelum melelehkan filler, kami memanaskan benda kerja terlebih dahulu
sampai kemerahan. Hal ini membuat efek kapilaritas semakin berlaku,

benda kerja dengan temperatur lebih tinggi akan membuat filler berada
dalam fase cair lebih lama.

Soldering
Hasil dari proses soldering pada benda kerja terlihat bahwa filler
menyambung kedua lempengan dengan baik, di sepanjang permukaan
sambungan. Hasil pelelehan filler yang di sambungan terlalu banyak dan
cukup tebal sehingga terlihat kurang rapih dan tidak merata, karena cukup
cepat juga mengering. Lalu pada bagian samping sambungan terlihat
perbedaan warna dengan lempengan, dikarenakan oleh penggosokan
dengan sikat dan diolesi oleh air raksa. Kekuatan hasil sambungan pun
cukup baik karena filler mengisi permukaan sambungan dengan baik.

Riveting
Bentuk kepala yang terbentuk pada paku keling tidak sempurna
pada proses manual. Hal ini dikarenakan gaya yang diberikan pada saat
memalu kurang dan juga puncher yang bergoyang saat dipukul dengan
palu. Pada proses keeling dengan riveter, hasil praktikum cukup baik.

Analisis Parameter Proses


Brazing
Parameter proses pada brazing adalah kebersihan permukaan, temperature,
dan laju pembakaran. Permukaan yang tidak bersih akan membuat brazing
tidak sempurna, dan membuat hasil proses yang tidak optimal. Semakin
tingginya temperature api dan semakin fokus serta sesuai jarak api torch,
maka benda kerja akan semakin cepat panas dan filler semakin cepat
meleleh. Maka proses akan lebih cepat pengerjaannya.

Soldering
Parameter proses pada soldering adalah kebersihan permukaan dan
temperature alat. Permukaan yang tidak bersih akan membuat soldering

tidak sempurna, dan membuat hasil proses yang tidak optimal. Semakin
tinggi temperature alat solder, maka filler akan cepat meleleh dan proses
lebih cepat.
Riveting
Parameter proses pada riveting adalah gaya yang diberikan saat proses.
Gaya tekan saat melakukan riveting manual akan mempengaruhi bentuk
hasil riveting, gaya tekan yang besar disertai pemegangan puncher yang
baik akan membuat hasilyang lebih baik.
Fenomena yang Terjadi Selama Praktikum
Brazing
Fenomena umum terjadi adalah nyala api yang terlihat berwarna hijau, hal
ini terjadi karena reaksi gas antara api dan benda kerja. Lalu benda kerja
yang berubah menjadi warna merah saat dipanaskan.
Fenomena khusus yang terjadi adalah fluks akan menggelembung besar
saat terbakar bila terlalu banyak dan filler yang tidak meleleh dengan baik.

Soldering
Fenomena umum terjadi adalah saat benda kerja diberi air raksa, warna
permukaan benda kerja berubah. Dan jika daerah kerja tidak diolesi
dengan raksa, lelehan filler metal tidak akan melekat pada benda kerja
karena pada benda kerja masih terlapisi lapisan stainless.

Riveting
Fenomena umum terjadi adalah batang sisa paku keeling sering tersangkut
dalam riveter sehingga harus didorong keluar dengan batang lainnya.
Fenomena khusus yang terjadi adalah bentuk kepala rivet tidak sempurna
seperti bentuk puncher.

Nama : Eric Putra T.


NIM : 13114108

BAB 4
ANALISIS
Prosedur Praktikum
Berikut adalah hal-hal yang dilakukan selama praktikum:
Pada praktikum kali ini, kami melakukan penyambungan dengan proses brazing
,soldering dan keling:
1. Proses brazing:
a. regulator tabung gas dibuka sehingga gas mengalir menuju brazing
torch

b. Aturlah katup kontrol gas untuk mengatur besarnya api yang


dikeluarkan brazing torch sebaiknya api yang dikeluarkan brazing
torch fokus ke satu titik sehingga proses pelelehan dapat maksimal.

c. Panaskan metal filler hingga meleleh pada bagian pelat yang akan
disambung. Proses ini disertai dengan pemberian flux yang bertujuan
untuk mencegah oksidasi serta mengeluarkan oksida yang
terperangkap bertujuan agar tidak terjadi karat setelah proses
penyambungan

d. lakukan proses brazing hingga kedua pelat menyambung seutuhnya.


Pastikan filler metal yang meleleh mengalir pada bagian plat yang
akan disambung sehingga semua bagian dapat melekat sempurna

2. Proses soldering:

1. Melipat kedua ujung pelat menggunakan palu usahakan ketika dipukul


tidak terdapat celah pada plat

2. menghidupkan power supply untuk memanaskan solder proses ini


sebaiknya dilakukan sebelum praktikum di mulai agar ketika solder
digunakan sudah dalam keadaan panas

3. Bersihkan bagian pelat yang akan disambung dengan menggunakan


sikat kawat kemudian lumuri dengan air raksa bertujuan agar bagian
yang akan disambung benar benar bersih dari kotoran

4. lakukan proses soldering dengan cara melelehkan filler metal


menggunakan solder. Pastikan filler yang meleleh mengalir diantara
celah plat yang akan disambung

3. Proses keling

1. Proses keling menggunakan palu manual (2 sisi) diawali dengan


melubangi pelat dengan mesin dril. Ukuran pahat drill adalah 10 mm

2. cekam die pada ragum kemudian letakkan benda kerja yang telah
masukki paku keling kedalam lubang plat lalu letakkan puncher
diatasnya kemudian pukul dengan menggunakan palu hingga paku
berdeformasi

3. proses keling dengan riverter (1 sisi) diawali dengan melubangi pelat


pada mesin gurdi menggunakan pahat 10 mm

4. lalu masukkan paku keling kedalam lubang pada plat tersebut


sekaligus dimasukkan pada riverter lalu tekan gagang riverter hingga
pake keling tertarik dan kedua pelat menyatu

Analisis Hasil Benda Kerja


Berikut adalah analisis pada benda kerja setelah dilakukan proses pengerjaan:
Pada proses Brazing, benda kerja memiliki sambungan tidak rapi karena
kurang keterampilan dari pengguna serta titik fokus pengapian yang tidak

berpusat ke satu titik. Plat karbida jadi benar tersambung dengan kuat hal ini
dikarenakan adanya penggunaan flux yang menyebabkan tidak terbentuknya
oksida. Warna bagian yang disambungkan menjadi abu-abu setelah
temperaturnya sama dengan temperatur ruangan.
Pada proses Soldering, benda kerja memiliki sambungan yang tidak rapi
karena pada saat melipat plat masih terdapat celah. Plat seng dibersihkan
dengan sikat kawat dan menggunakan air raksa sehingga sambungannya lebih
kuat karena plat menjadi lebih bersih.. Warna sambungan pada plat seng
berwarna putih keabu-abuan setelah temperaturnya sama dengan temperatur
ruangan.
Pada proses Riveting, benda kerja dengan proses keling memiliki
sambungan yang kuat dan permanen. Proses keling menggunakan riverter
bentuk ujung rivet tidak sama dengan kepala karena memiliki dimensi
ketebalan yang berbeda . proses keeling dengan metode palu secara manual
bentuk paku keling tidak rapi karena gaya pukul palu yang terlalu besar.

Analisis Parameter Proses


Berikut adalah analisis parameter proses pada modul 3:
Pada proses Brazing paramaeter prosesnya adalah suhu dan laju
pembakaran yang berpengaruh pada seberapa cepat proses brazing
berlangsung. Jika laju pembakaran tinggi maka temperatur naik lebih cepat
dan dapat melelehkan filler dengan mudah namun brazing torch pada
laboratorium sudah tidak dapat menghasilkan api dengan satu titik fokus
sehingga penyambungan yang dilakukan tidak sempurna. Kebersihan
permukaan,berpengaruh pada seberapa kuat benda kerja akan saling
melekat. .oleh karena itu ketika dilakukan proses penyambungan disertai
dengan pemberian flux bertujuan agar tidak terbentuk oksidasi ataupun
mengeluarkan oksida yang telah terbentuk sehingga pada sambungan tidak
akan terbentuk karat

Pada proses Soldering paramater prosesnya adalah energi listrik


yang,berpengaruh pada seberapa cepat proses soldering berlangsung.
Semakin besar energi listrik yang diatur dari power supply maka solder
akan semakin cepat panas dan melelehkan filer. Kebersihan permukaan,
berpengaruh pada seberapa kuat benda kerja akan saling melekat. Jika
tingkat kebersihannya kecil maka kekuatan penyambungan akan buruk.
Oleh karena itu dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat kawat dan air
raksa maka penyambungan yang terjadi akan buruk karena masih terdapat
kotoran yang menempel
Pada proses Riveting parameter prosesnya adalah gaya penekanan atau
penarikan yang berpengaruh pada kekuatan sambungan. Jika gaya
penarikan pada riverter atau penekan palu yang tidak kuat maka
sambungan tidak akan baik.
Fenomena yang Terjadi
Beberapa fenomena yang terjadi selama praktikum berlangsung yaitu:
Pada proses brazing adanya perubahan warna pada karbida menjadi
memerah karena ikut terbakar. Adanya perubahan warna api menjadi biru
saat pemanasan benda kerja bila aliran gas diperbesar. Serta filler metal
tidak akan terasa panas ketika dipegang karena memiliki konduksivitas
yang rendah
Pada proses soldering adanya proses pelekatan antara 2 permukaan seng
yang diolesi oleh air berubah warna menjadi agak hitam dan timbul asap
hal ini karena reaksi antara raksa dan pelat .
Pada proses riveting dengan menggunakan palu paku keling menjadi
berdeformasi hal ini disebabkan kaarena adanya gaya pukul dari palu yang
besar.

Nama : Fernando Sanjaya


NIM : 13114115

BAB 4
ANALISIS

Prosedur praktikum
Berikut adalah prosedur yang dilakukan pada praktikum ini :
a. Brazing
1. Menyiapkan dan memastikan tabung gas, alat torch brazing, saluran gas,
logam pengisi, batu gypsum, pemantik, fluks, dan benda kerja dalam kondisi
baik.
2.

Memosisikan benda kerja diatas batu gypsum.

3. Membuka regulator tabung gas brazing.


4. Menyalakan api dengan pemantik sambil mengatur katup kontrol gas.
5. Memanaskan benda kerja sampai merah menyala
6. Mengambil fluks dengan logam pengisi dan memanaskannya di dekat
sepanjang sambungan.

b. Soldering
1. Menyiapkan dan memastikan alat solder, power supply, batu bata, benda
kerja, palu, logam pengisi, air raksa, kuas, sarung tangan karet, sikat
kuningan, dan benda kerja dalam kondisi baik.
2. Menunggu alat solder panas.
3. Membuat lekukan pada benda kerja yang ingin disambung dengan ragum dan
palu.
4. Menyambung kedua benda kerja yang sudah dibuat lekukan, menekan
dengan palu.
5. Membersihkan permukaan benda kerja dengan sikat
6. Membersihkan permukaan benda kerja dengan air raksa dan kuas.
7. Setelah solder panas, menyambung benda kerja dengan menggunakan logam
pengisi.

c. Riveting
1. Menyiapkan dan memastikan palu, ragum, paku keling, pencetak, riveter,
dan benda kerja dalam kondisi baik.
2. Membuat dua lubang pada beda kerja dengan mesin drilling
3. Memasukkan paku keling jenis pertama pada lubang.
4. Mencekam salah satu pencetak dengan ragum. Kemudian benda kerja, lalu
pencetak paku keling yang lainnya.
5. Memukul cetakan dengan palu sehingga terbentuk paku keling hasil
deformasi.
6. Meletakan paku keling jenis kedua pada lubang yang lain.
7. Menggunakan riveter untuk menarik paku keling sehingga terbentuk hasil
deformasi paku keling.
Analisis hasil benda kerja
a. Brazing
Hasil sambungan dari proses ini lumayan rapi. Logam pengisi masuk ke
celah-celah sambungan antara benda kerja yang disebabkan gaya dorong dari
tekanan gas akibat suhu yang tinggi. Terdapat sedikit logam pengisi yang
mengumpul di luar sambungan karena logam pengisi yang digunakan terlalu
banyak. Kemudian benda kerja mengalami perubahan warna, hal ini disebabkan
adanya perubahan fasa dari material.
b. Soldering
Hasil sambungan dari proses ini tidak rapi. Pertama disebabkan karena
kurang rapatnya benda kerja satu dengan yang lain sehingga celahnya cukup
besar. Kedua karena kurang ahlinya praktikan. Ketiga karena logam pengisi yang
digunakan terlalu banyak. Sehingga terdapat gumpalan logam pengisi di sekitar
sambungan. Pada benda kerja ini tidak terjadi perubahan warna karena
temperatur prosesnya tidak terlalu tinggi.
c. Riveting
Proses ini menggunakan dua jenis paku keling, yaitu satu sisi dan dua
sisi. Untuk jenis yang dua sisi, hasil penyambungan tidak rapi. Hal ini disebabkan
ukuran jari-jari cetakan yang terlalu besar sehingga saat cetakan dipukul cetakan
bisa bergerak-gerak. Penyebab lain karena gaya pukulan yang tidak sejajar paku
keling sehingga terjadi buckling. Untuk yang jenis satu sisi, hasil sambungan
lebih rapi karena gaya yang diberikan merupakan gaya tarik, sehingga mencegah

terjadinya buckling. Selain itu profil kepalanya memiliki diameter yang mengecil
diatas. Hal tersebut karena bentuk geometri awal paku keling.
Analisis parameter proses
a. Brazing
Hasil sambungan dipengaruhi temperatur, kebersihan permukaan, dan
waktu brazing. Semakin tinggi temperatur, semakin cepat juga proses
berlangsungnya brazing karena logam pengisi lebih cepat meleleh. Bersihnya
permukaan akan memengaruhi kekuatan sambungan nantinya. Kalau tidak bersih,
maka kekuatan akan menurun. Kemudian semakin lama waktu brazing,
perubahan struktur mikro material akan semakin banyak.
b. Soldering
Hasil sambungan dipengaruhi temperatur dan kebersihan permukaan.
Semakin tinggi temperatur, semakin cepat waktu yang dibutuhkan. Semakin
bersih permukaan, semakin kuat sambungan.
c. Riveting
Hasil sambungan dipengaruhi besarnya gaya yang diberikan. Semakin
besar gaya yang diberikan, semakin cepat waktu yang diperlukan. Tetapi jika
gaya terlalu besar, khusus untuk yang menggunakan gaya dorong dapat
menyebabkan hasil kurang rapi karena terjadi buckling.
Fenomena yang Terjadi Selama Praktikum
Pada proses brazing terlihat adanya nyala api yang berwarna hijau. Hal
itu disebabkan karena terjadinya pembakaran benda kerja yang terbuat dari
tembaga. Selain itu benda kerja mengalami perubahan warna yang disebabkan
perubahan struktur mikro. Selain itu jika fluks yang digunakan terlalu banyak,
maka akan menimbulkan gumpalan yang besar pada waktu proses. Tetapi dengan
seiring dengan berjalannya waktu gumpalan tersebut akan hilang.
Pada proses soldering permukaan benda kerja yang diolesin raksa
berubah warna. Hal ini karena raksa disini digunakan untuk menghilangkan
korosi dari benda kerja.

Nama : Cristian Angga Jumawan


NIM : 13114144

BAB 4
ANALISIS
Prosedur Praktikum
Prosedur Praktikum
a. Persiapan
1. Menyiapkan

peralatan

keamanan

wajib

untuk

praktikum seperti

masker, google glass, jas lab, sarung tangan. Semua peralatan


keamanan dipakai sebelum praktikum dimulai.
2. Mengambil dan

mengisi daftar

alat-alat yang digunakan dalam

praktikum.
3. Mengambil benda kerja berupa 2 pelat baja, 2 pelat tembaga, dan 2
pelat seng pada lemari.
4. Memastikan pembagian peralatan untuk melakukan brazing, soldering,
riveting yang digunakan bersama asisten dan mengecek kondisi
peralatan.
5. Mempelajari

cara

pengoperasian

masing-masing

peralatan

yang

digunakan.
6. Menyambungkan kabel pada solder ke catu daya. Hidupkan catu daya
dan atur tegangan agar arus listrik mengalir pada hambatan di ujung
solder. Mulai memanaskan solder karena membutuhkan waktu untuk
menunggu panas pada ujungnya.

b. Pengoperasian
i.

Brazing

1. Letakkan lempengan di atas gypsum.


2. Membuka regulator tabung gas berlawanan arah jarum jam. Lalu putar
katup kontrol gas pada tee searah jarum jam.

3. Pastikan gas mengalir keluar nozzle pada ujung torch dengan


mendengarkan suara atau merasakan dengan tangan aliran gas yang
keluar.
4. Hidupkan api dari pemantik gas portable dekat dengan ujung torch
yang mengeluarkan gas. Arahkan dengan baik pada posisi yang benar.
5. Mengatur katup kontrol gas untuk mengatur api yang keluar dari torch
6. Dekatkan api agar lempengan tembaga dapat panas
7. Ambil filler dan celupkan pada bubuk-bubuk flux kemudian panas
keduanya

pada

api di dekat daerah antarlempeng yang ingin

disambungkan.
8. Flux akan berubah menjadi gas. Filler akan terbakar dan akan meleleh
menjadi cairan dan mengisi ruang antara sambungan.
9. Setelah filler mengisi sambungan, matikan api pada torch dengan
memutar katup kontrol gas berlawanan jarum jam. Putar regulator
tabung searah jarum jam untuk menutup aliran gas keluar.
10. Tunggu lelehan filler mendingin dan dua lempeng tersebut akan
tersambung.

ii.

Soldering

1. Jepit lempengan seng pada ragum dengan menyisakan panjang yang


ingin ditekuk.
2. Pukul lempengan yang timbul dengan menggunakan palu untuk
membengkokkan lempengan.
3. Lepaskan

dari pencekam kemudian memukul hingga menyentuh

sejajar bidang permukaan. Jangan terlalu kuat memukulnya agar


mudah dibuka
4. Lakukan hal yang sama pada lempeng yang satunya
5. Sambungkan lipatan antara kedua lempeng kemudian dipukul lagi
dengan palu untuk menghindari celah terlalu besar.
6. Bersihkan permukaaan seng yang akan disolder alias lipatan yang
bersambung dengan sikat kawat dan diolesi dengan raksa. Hati-hati
dalam penggunaan raksa, diperlukan kuas.

7. Letakkan lempengan di atas batu bata agar meja tidak rusak akibat
deformasi panas.
8. Ambil timah kemudian letakkan ujung kawat timah pada daerah yang
ingin disambungkan kemudian ujung solder disentuhkan ke kawat agar
meleleh kemudian mengisi rongga. Oleskan pada sambungan
9. Matikan aliran listrik menuju solder dengan menekan switch off pada
catu daya. Tunggu timah mendingin dan akhirnya menyambung antara
dua lempengan.

iii.

Riveting

1. Pertama kali melakukan pengelingan dua sisi.


2. Melubangi dua lempengan baja yang diambil dengan melakukan gurdi.
Sediakan pahat gurdi dan pasang pada chuck mesin gurdi. Jepit benda
kerja pada pencekam.

Lakukan penggurdian hingga membentuk

lubang yang menembus dua lempengan tersebut. Lubangi sebanyak


dua lubang.
3. Cekam dies pada ragum. Masukkan paku keling jenis pertama pada
lubang. Letakkan bagian kepala paku keling yang telah dimasukkan
pada lubang di atas dies yang mempunya bagian berbentuk lembah.
4. Letakkan cekungan puncher pada bagian atas paku keling. Pukul dies
hingga memenuhi lubang pertama pada benda kerja
5. Untuk lubang satu lagi akan dilakukan pengelingan satu sisi. Pilih jenis
paku keling yang mempunya dua sisi dengan diameter berbeda.
6. Masukkan bagian paku keling dengan diameter lebih besar pada
lubang di benda kerja.
7. Masukkan bagian paku keling dengan diameter lebih kecil pada lubang
di riveter.
8. Tarik pegangan riveter hingga terjadi proses penyambungan dan
memutuskan mandrel

c. Perawatan Mesin

1. Bersihkan peralatan praktikum dan mesin gurdi. Periksa kondisi


peralatan
2. Masukkan peralatan yang dipinjam pada lemari awal kemudian
centang pengembalian alat.

Analisis Hasil Benda Kerja


1. Benda kerja hasil brazing yaitu dua lempeng tembaga mengalami
perubahan warna dan terjadi hampir di seluruh permukaan dan bagian
ketebalan dari lempengan. Hal ini terjadi karena lempengan cukup tipis
dan luas permukaan yang tidak terlalu besar. Perubahan warna yang
terjadi yaitu menjadi warna hitam, merah, biru, dan ungu. Spektrum
warna yang berbeda ini menunjukkan gradien temperatur yang terjadi
akibat perlakuan pemanasan yang berbeda posisinya. Hasil sambungan
dari proses ini lebih kuat dibandingkan proses soldering, tetapi jumlah
filler yang mengisi sambungan terlalu banyak karena pemanasan pada
titik yang salah di filler sehingga kerataan permukaan yang dihasilkan
buruk.
2. Benda kerja hasil soldering yaitu dua lempeng seng mengalami
perubahan warna yang tidak terlalu signifikan dibandingkan proses
brazing. Timah sebagai filler yang dilelehkan terlalu banyak dan tidak
menyebar secara merata di arah panjang sambungan sehingga terdapat
bagian yang tidak tertutupi dan ada bagian dengan lelehan timah yang
tebal. Alhasil kerataan permukaan sambungan buruk. Pelelehan timah
yang tidak merata ini disebabkan ujung solder mengalami oksidasi
sehingga terdapat karat yang menyebabkan panas yang dipindahkan
tidak efektif.
3. Terdapat dua hasil benda kerja dari proses pengelingan karena
diperlakukan dengan dua cara berbeda. Pertama yaitu hasil benda kerja
dengan pengelingan dua sisi menggunakan pukulan dengan palu.
Sumbu benda kerja tidak sesumbu dengan sumbu cekungan pada dies
dan ditambah pemukulan yang tidak berimpit dengan sumbu paku

keling menyebabkan hasil pangelingan yang tidak simetri sehingga


kepala hasil pukulan berada di dekat ujung lempeng. Kedua yaitu hasil
benda kerja dari proses pengelingan menggunakan tang rivet. Terdapat
kesulitan

dalam

permukaan

paku

memosisikan
keling

kepala

sehingga

lubang

saat

tang

mandrel

menyentuh

ditarik

terjadi

kelonggaran, tetapi hasil permukaan keling lebih simetri dibanding


yang pertama.

Analisis Parameter Proses


1. Proses penggurdian seharusnya diletakkan pada ragum yang dapat
membuatan permukaan yang akan dilubangi mempunyai normal yang
berimpit dengan sumbu pahat gurdi. Karena praktikan meletakkan
pada bidang yang tidak rata, lubang hasil gurdi miring.
2. Temperatur kerja. Temperatur api pada brazing atau panas di ujung
solder

sangat

berpengaruh

dalam mempengaruhi kecepatan dan

distribusi pelelehan filler untuk mengisi celah pada sambungan, namun


temperatur ini tidak boleh melebihi temperatur leleh benda kerja.
Temperatur tinggi juga dapat menyebabkan daerah getas akibat kondisi
Heat Affected Zone akan semakin apabila benda cukup tipis dan
pemukaan cukup kecil.
3. Fluks pada proses brazing saat berpengaruh pada kekuatan sambungan.
Fluks

mencegah

terjadinya

oksidasi

yang

dapat

mempercepat

terjadinya pengkaratan karena pengoperasian terjadi pada temperatur


tinggi dan mengangkat lapisan oksida yang sudah terbentuk pada
benda kerja.
4. Kesesuaian antara material filler dan material benda kerja sangat
berpengaruh untuk

menghasilkan kekuatan sambungan yang baik

seperti pada tabel typical filler metal for brazing di buku Kalpakijan.
Hal ini disebabkan karena adanya kesesuaian sifat kimia yang dapat
memperkuat sambungan.

5. Kebersihan alat kerja dari oksida akan mempengaruhi kecepatan


penyambungan. Ujung solder pada praktikum ini tidak dibersihkan
sehingga laju perpindahan panas rendah.
6. Kelonggaran pada sambungan sangat berpengaruh pada kekuatan tarik
dan geser pada sambungan karena filler harus memiliki daerah kosong
untuk

diisi

secara

optimal

sehingga

membutuhkan

kelonggaran

optimal sesuai kebutuhan.

7. Gaya pemukulan sangat berpengaruh pada proses pengelingan dua sisi.


Apabila gaya yang diberikan tidak terlalu besar dan tidak simetris,
akan menimbulkan konsentrasi tegangan pada hasil benda kerja. Selain
itu, apabila gaya yang diberikan tidak berimpit dengan sumbu paku
keling dengan asumsi sumbu paku keling berimpit dengan sumbu
lubang, akan terjadi kemiringan sehingga menimbulkan tegangan yang
tidak merata pada sambungan dan membuat kekuatan sambungan
menurun.
8. Bentuk, ukuran, dan material paku keling sangat berpengaruh pada
kekuatan sambungan. Bentuk akan membuat kekuatan tarik dan geser
yang baik

pada sambungan.

Diameter lebih besar memberikan

kekuatan yang lebih besar. Material paku keling dengan kekuatan tarik
dan geser yang tinggi akan meningkatkan kekuatan sambungan.

Fenomena yang Terjadi Selama Praktikum

1. Terjadinya perubahan warna saat seng dioleskan dengan raksa yaitu


menjadi berwarna hitam. Hal ini terjadi karena raksa mengangkat geramgeram hasil sikat kawat
2. Tidak dapat melakukan pengelingan dengan pneumatik atau gas karena
tekanan gas yang kurang sehingga mandrel tidak dapat ditarik hingga
putus.
3. Timbul api berwarna hijau yang mempunyai spektrum energi yang lebih
tinggi. Hal ini menyebabkan panas lebih tinggi
4. Terjadi pemuaian pada benda kerja yang dilakukan brazing dan soldering
akibat panas sehingga lempengan terlihat melengkung.
5. Api yang digunakan pada brazing harus dinaikkan temperaturnya karena
filler lama meleleh
6. Timah pada proses soldering sangat lama meleleh karena ada lapisan
oksida yang menghambat laju perpindahan panas pada ujung solder.

Nama : Rezha Adrian Tanuharja


NIM : 13114151

BAB 4
ANALISIS

Prosedur Praktikum
Brazing:
1. Membersihkan permukaan benda kerja.
2. Memposisikan benda kerja (plat tembaga) secara overlap di atas batu
brazing.
3. Membuka katub tabung gas dan torch.
4. Menyalakan tortch dengan pemantik dan mengatur nyala api dengan
memutar katub torch.
5. Memanaskan benda kerja hingga memerah, memanaskan filler .
6. Mengoleskan filler pada bubuk flux.
7. Mulai proses soldering dengan memanaskan filler dan flux hingga
meleleh.
Soldering:
1.
2.
3.
4.

Mempersiapkan benda (plat aluminum), Membengkokkan benda kerja.


Memanaskan solder.
Membersihkan permukaan benda kerja dengan mengoleskan air keras.
Setelah solder panas. Mulai proses soldering dengan melelehkan filler.

Riveting:
1.
2.
3.
4.
5.

Lubangi benda kerja yang akan disambung menggunakan mesin gurdi.


Masukkan rivet pada lubang.
Posisikan dies pada kaki rivet, kemudian pukul dengan palu.
Ulaingi langkah 1 dan 2.
Gunakan tang riveter (pengungkit) untuk mengencangkan rivet.

Analisis Hasil Benda Kerja


Benda

kerja

hasil

proses

soldering

memiliki

permukaan

sambungan yang tidak rata. Ketidakrataan permukaan sambungan ini


disebabkan oleh kurangnya keterampilan praktikan. Benda kerja hasil

proses brazing berwarna kehitaman dan tidak lagi rata, ini disebabkan oleh
api torch yang tidak fokus sehingga untuk melelehkan filler membutuhkan
waktu yang lama dan benda kerja terpapar panas untuk waktu yang lama.
Pada proses keling 2 sisi, kepala paku keling yang dibentuk dengan
puncher terkadang miring karena arah pemukulan tidak tegak lurus. Pada
proses keling 1 sisi, terdapat lubang pada kepala paku karena ada bagian
dari paku keling yang dipotong. Bagian kepala yang lain tidak rata
bentuknya dan masih bisa dirapikan lagi dengan menggunakan palu dan
puncher.

Analisis Parameter Proses


Pada proses brazing dan soldering, semakin tinggi temperatur
maka

semakin

penyambungan

cepat
semakin

filler

metal

singkat.

akan

meleleh

sehingga

Untuk

proses

keling

waktu
2

sisi,

ketegaklurusan gaya pemukulan menentukan apakah kepala paku yang


terbentuk akan miring atau tidak. Untuk proses keling 1 sisi, semakin besar
gaya

yang

digunakan

pada

riveter

semakin

cepat

pula

proses

penyambungan.

Fenomena yang Terjadi Selama Praktikum


Pada proses soldering, permukaan benda kerja yang diolesi dengan
air raksa berubah warna menjadi agak kehitaman. Saat air raksa dioleskan,
ada zat yang menguap dan menimbulkan bau yang menyengat. Pada
proses brazing, jika fluks yang digunakan terlalu banyak maka akan
meleleh dan melekat pada benda kerja dan filler metal. Pada saat
pelaksanaan proses ini, timbul api yang berwarna hijau. Pada proses
keling, jika gaya pemukulan tidak tegak lurus maka kepala paku akan
miring. Saat menggunakan riveter tangan, setelah dua kali menekan,
bagian dari paku akan terpotong. Saat menggunakan pneumatic riveter,
bagian dari paku keling tidak tertarik sehingga proses ini tidak bisa
dilakukan.

Nama: Rheza Hanif R.


NIM : 13114103

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Simpulan

1.

Persamaan antara proses brazing dan soldering salah satunya adalah


fungsinya, fungsi kedua proses ini adalah penyambungan. Kedua proses
ini juga membutuhkan filler metal untuk menyambungkan dua komponen.
Kedua proses ini juga memiliki temperature yang lebih rendah daripada
las. Perbedaan antara dua proses ini adalah pada brazing menggunakan
panas dari api akibat pembakaran gas, tetapi soldering menggunakan panas
yang dihasilkan oleh listrik. Lalu temperature kerja kedua proses ini
berbeda, temperature saat brazing lebih tinggi daripada soldering. Serta
kekuatan hasil proses brazing juga akan lebih kuat daripada proses
soldering.

2.

Pada proses keeling dengan riveter, hasil proses lebih baik, rapi dan
seragam. Ketimbang dengan hasil proses yang menggunakan puncher.

3.

Proses brazing, tahapan pelaksanaan prosesnya adalah menyiapkan alat


yang akan digunakan, memanaskan benda kerja hingga benda kerja
berubah warna, melelehkan filler metal dan fluks pada benda kerja yang
akan disambungkan, menunggu proses hingga benda kerja menyambung.
Proses soldering, tahapan pelaksanaan prosesnya adalah menyiapkan alat
yang akan digunakan, menyambungkan alat solder ke power supply dan
memanaskannya,

membuat

lipatan

pada

kedua

benda

kerja,

menyambungkan kedua benda kerja, membersihkan permukaan dengan


sikat dan dibersihkan dengan air raksa, melelehkan filler metal dengan alat
solder yang sudah panas pada benda kerja, dan meratakan lelehan filler
metal agar menyambung dengan baik.

Proses riveting, tahapan pelaksanaan prosesnya adalah membuat lubang


pada plat yang akan disambungkan, memasukkan keling pada lubang, lalu
melakukan proses riveting dengan menggunakan puncher dan riveter.

5.2 Saran
Torch yang digunakan tidak fokus dalam pembentukan apinya oleh karena
itu sebaiknya dilakukan pemeriksaan torch lebih dahulu sebelum melakukan
proses brazing. Jangan terlalu banyak memberi fluks pada filler agar tidak
mengganggu proses pelelehan filler. Pemeriksaan alat terlebih dahulu, agar semua
alat dapat dicoba oleh praktikan.

Nama : Eric Putra T.


NIM : 13114108

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Simpulan
Dari analisis yang telah dijelaskan di atas adapun simpulan yang dapat

diambil yaitu :
Persamaan dari proses Brazing, Soldering, dan Riveting terletak pada
prosesnya yaitu merupakan proses penyambungan. perbedaan proses brazing
dan soldering terletak pada suhu pelelehan filler dimana pada proses brazing
suhu yang digunakan tinggi yaitu diatas 450 oC
soldering

suhu

yang

digunakan

untuk

sedangkan pada proses

melelehkan

filler

lebih

rendah

disbanding suhu pada proses brazing yaitu dibawah 450 oC. Perbedaan antara
proses brazing dan soldering dengan proses reveting tertelak pada sifat
penyambungan dimana pada proses brazing dan soldering sambungan dapat
dihilangkan

dengan

cara

memanaskan

kembali

filler

hingga

meleleh

sedangkan penyambungan pada proses riveting adalah permanen dimana jika


kita ingin melepaskan sambungan maka benda yang disumbung harus dirusak
Pada praktikum ini proses riveting dilakukan dengan 2 metode. Metode
pertama yakni dengan menggunakan riverter. Prinsip kerja riverter adalah
menarik paku keling lalu memotongnya bentuk sambungan dengan metode ini
akan lebih rapi dan bagus . metode kedua yang digunakan adalah dengan
menggunakan palu yang di pukul secara manual, metode ini akan memberikan
bentuk sambungan yang kurang rapi dimana bentuk kepala bagian atas plat
berbeda dengan bentuk kepala bawah plat hal ini terjadi karet ketika dipukul
menggunakan palu puncher ikut bergerak serta gaya penekanan yang terlalu
besar membuat paku keling menjadi penyok.
Tahapan proses brazing diawali dengan menyiapkan segala perlatan yang
dibutuhkan kemudian buka regulator tangki gas untuk mengalirkan gas,

Aturlah katup kontrol gas untuk mengatur besarnya api yang dikeluarkan
brazing torch sebaiknya api yang dikeluarkan brazing torch fokus ke satu titik
sehingga proses pelelehan dapat maksimal, Panaskan metal filler hingga
meleleh pada bagian pelat yang akan disambung. Proses ini disertai dengan
pemberian flux yang bertujuan untuk mencegah oksidasi serta mengeluarkan
oksida yang terperangkap bertujuan agar tidak terjadi karat setelah proses
penyambungan, lakukan proses brazing hingga kedua pelat menyambung
seutuhnya. Pastikan filler metal yang meleleh mengalir pada bagian plat yang
akan disambung sehingga semua bagian dapat melekat sempurna. Tahapan
proses solder diawali dengan Melipat kedua ujung pelat menggunakan palu
usahakan ketika dipukul tidak terdapat celah pada plat, menghidupkan power
supply untuk memanaskan solder proses ini sebaiknya dilakukan sebelum
praktikum di mulai agar ketika solder digunakan sudah dalam keadaan panas,
Bersihkan bagian pelat yang akan disambung dengan menggunakan sikat
kawat kemudian lumuri dengan air raksa bertujuan agar bagian yang akan
disambung benar benar bersih dari kotoran, proses riveting menggunakan palu
manual (2 sisi) diawali dengan melubangi pelat dengan mesin dril. Ukuran
pahat drill adalah 10 mm, cekam die pada ragum kemudian letakkan benda
kerja yang telah masukki paku keling kedalam lubang plat lalu letakkan
puncher diatasnya kemudian pukul dengan menggunakan palu hingga paku
berdeformasi. proses keling dengan riverter (1 sisi) diawali dengan melubangi
pelat pada mesin gurdi menggunakan pahat 10 mm, lalu masukkan paku
keling kedalam lubang pada plat tersebut sekaligus dimasukkan pada riverter
lalu tekan gagang riverter hingga pake keling tertarik dan kedua pelat menyatu

5.2.Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa saran yang perlu
diperhatikan agar benda kerja yang dihasilkan memiliki sambungan yang baik:
Pada saat melakukan penyambungan dengan proses brazing pastikan flux
digunakan bertujuan agar tidak terbentuk oksidasi dan menhilangkan oksida
yang sudah terbentuk sehingga tidak akan terbentuk karat. Pastikan api

berfokus pada satu titik bertujuan agar filler cepat meleleh agar dapat
menggalir di setiap celah sehingga hasil penyambungan baik
Pada saat memukul tepi plat yang akan di solder pastikan tidak terbentuk
celah sehingga hasil penyambungan akan lebih baik,Sebelum melakukan
penyambungan dengan proses soldering, pelat harus dibersihkan dengan sikat
kawat dan raksa bertujuan untuk membersihkan bagian yang akan disambung
dari kotoran-kotoran sehingga hasil penyambungan lebih kuat. power supply
dinyalakan terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum agar ketika akan
melakukan penyambungan brazing torch sudah dalam keadaan panas agar
filler metal dapat meleleh dengan cepat sehingga bentuk sambungan akan
lebih rapid an kuat.
Pada saat penyambungan dengan proses rivet. Pukul puncher dengan gaya
tekan yang disesuaikan tidak terlalu besar dan kecil bertujuan agar bentuk
sambungan tidak penyot

Nama : Fernando Sanjaya


NIM : 13114115

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Simpulan
1. Persamaan dari brazing, soldering, dan keling adalah fungsinya adalah
menyambung dua komponen atau lebih menjadi satu. Perbedaannya
adalah

kalau

keling

menggunakan

prinsip

mekanik,

yaitu

dengan

mendeformasi bagian paku keling. Sedangkan brazing dan soldering


menggunakan panas untuk melelehkan logam pengisi. Bedanya kalau
suhu pemanasan diatas 450o C, sedangkan soldering suhu

brazing

pemanasannya dibawah 450o C.


2. Hasil keling dengan menggunakan palu dan cetakan (dies dan puncher)
kurang rapi, sedangkan hasil keling dengan menggunakan riveter lebih
rapi.
3. Pada

proses

brazing,

tahapan prosesnya adalah menyiapkan alat,

memanaskan benda kerja dengan mengatur katup gas, mendekatkan logam


pengisi dan fluks pada sambungan, memanaskan logam pengisi sampai
meleleh, dan proses selesai. Pada proses soldering, tahapan prosesnya
adalah menunggu alat solder panas membuat lekukan pada benda kerja,
menyisipkan lekukan satu dengan yang lain, membersihkan permukaan
dengan sikat dan air raksa, melelehkan logam pengisi dengan alat solder
didaerah yang ingin disambung, dan proses selesai. Pada proses keling,
tahapan prosesnya adalah membuat lubang pada benda kerja, memasukkan
keling pada lubang, dengan menggunakan riveter atau palu dan cetakan
untuk memberikan gaya sehingga paku keling terdeformasi.
5.2

Saran
Pada praktikum ini alat torch brazing yang digunakan tidak bisa

memfokuskan api supaya waktu yang diperlukan lama. Dalam proses soldering
perlu dibersihkan terlebih dahulu dengan raksa untuk menghilangkan karat.

Kemudian agar hasil keling dengan menggunakan palu rapi, gaya yang diberikan
pada puncher harus sejajar dengan paku keling.

Nama : Cristian Angga Jumawan


NIM : 13114144

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Simpulan
1. Persamaan dari proses brazing, soldering, dan keling adalah proses
penyambungan yang dilakukan tanpa melelehkan benda utama. Terdapat
beberapa perbedaan antara ketiga proses. Pada proses brazing, temperatur
kerja yaitu 470 1190 C, sedangkan soldering pada temperatur kerja 60
440

C,

pengerjaan

dan pengelingan pada temperatur kerja ruangan. Proses


brazing

menggunakan

api

yang

menyala,

soldering

menggunakan disipasi panas pada ujung solder, pengelingan menggunakan


palu pemukul yang dilandaskan pada dies-puncher dan menggunakan
riveter. Material untuk menyambungkan juga berbeda, antara lain pada
brazing menggunakan filler perak dengan paduannya dan tambahan flux,
pada soldering dengan menggunakan filler timah dan paduannya seperti
bismuth, indium, perak, dll, pada riveting menggunakan paku keling
dengan berbagai bentuk yang tersedia.
2. Proses pengelingan dengan riveter lebih simetri hasil penyambungannya
jika dilihat dari geometri dibandingkan dengan pukulan palu yang hasilnya
miring, hanya saja sambungan riveter lebih longgar apabila prosesnya
tidak rapat. Bentuk kepala hasil pukulan palu lebih bulat karena ada
cekungan pada puncher.
3. Tahapan proses brazing yaitu mengalirkan gas dengan memutar regulator
dan katup kontrol gas, menghidupkan api pada ujung torch dan mengatur
nyala api dengan katup, memanaskan filler yang telah diberi flux agar
meleleh dan mengisi rongga sambungan, dan terakhir mematikan api dan
aliran gas.
Tahapan proses soldering yaitu mengalirkan arus ke ujung solder sehingga
terjadi disipasi panas, membentuk sambungan antarpelat, membersihkan

permukaan dengan sikat kawat lalu diberi raksa, melelehkan timah dan
mengoleskan pada sambungan, matikan aliran listrik pada solder.
Tahapan proses riveting terdiri dari dua. Benda kerja dilubangi dengan
proses penggurdian,

Pertama dengan pemukulan palu, kepala paku

dilandaskan pada dies dan ujungnya dilandaskan pada puncher lalu


dipukul hingga tersambung. Kedua dengan menggunakan riveter, mandrel
ditarik dengan menekan pegangan riveter, hingga putus dan paku keling
menyambung benda kerja.

5.2. Saran
1. Proses pengelingan dengan pneumatik perlu dilakukan setelah alat kerja
pneumatik telah diperbaiki
2. Material filler sebaiknya berbeda agar dapat melihat perbedaan hasil
penyambungan
3. Perlu melakukan pembersihan ujung solder terlebih dahulu
4. Perlu adanya variasi bentuk rivet yang tersedia untuk melihat perbedaan
hasil penyambungan
5. Perlu penggunaan dies dalam pengelingan dua sisi

Nama : Rezha Adrian Tanuharja


NIM : 13114151

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan

1.

Proses brazing, soldering, dan keling sama-sama merupakan proses


penyambungan. Proses brazing dan soldering menyambungkan benda
kerja dengan melelehkan filler metal yang saat kembali membeku akan
menggabungkan benda kerja. Proses brazing dilakukan pada temperatur di
atas

sedangkan proses soldering dilakukan pada temperatur di

bawah

. Proses keling menyambungkan benda kerja dengan cara

mendeformasi paku membentuk kepala sehingga benda kerja tertahan oleh


kepala paku itu.
2.

Pada proses keling dua sisi kepala paku yang terbentuk pejal sedangkan
pada proses keling satu sisi kepala paku yang terbentuk ada lubangnya dan
lebih tidak beraturan bentuknya.

3.

Pada proses brazing, tahapan pelaksanaanya adalah membuka regulator


tabung gas, lalu mengatur katup kontrol gas, lalu menyalakan api dengan
pemantik, dan melakukan proses brazing.
Pada proses soldering, tahapan pelaksaannya adalah melipat ujung benda
kerja dengan palu, lalu membersihkan permukaan benda kerja dengan
mengoleskan air raksa, lalu melakukan proses soldering.
Pada proses keling, tahapan pelaksanaanya adalah melubangi benda kerja
dengan mesin gurdi, lalu memasukkan paku keling ke dalam lubang, lalu
melakukan pemukulan dengan palu dan puncher atau menarik bagian paku
dengan menggunakan riveter.

5.2

Saran

Saat melakukan proses brazing, jangan menggunakan fluks terlalu banyak karena
akan lengket pada benda kerja dan filler metal. Saat melakukan proses soldering,
usahakan filler metal merata dan tidak menumpuk di satu titik karena akan
menyebabkan permukaan yang tidak rata. Saat melakukan proses keling dua sisi,
usahakan pemukulan palu tegak lurus permukaan benda kerja agar kepala paku
yang terbentuk tidak miring.

Daftar Pustaka

Kalpakjian, Serope. 2009. Manufacturing Engineering and Technology, 6 th


Editon in SI Units. Prentice Hall : Singapore

LAMPIRAN
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
1. Tuliskan nama dan fungsi dari peralatan brazing yang digunakan pada
praktikum

dengan

lengkap!

- Torch brazing sebagai alat pemanas filler metal dan tempat bereaksi antara
oksigen

dan

gas

pada

tabung

gas.

- Tabung gas sebagai penyuplai gas untuk pembakaran pada torch brazing
-

Selang

gas untuk

mengalirkan gas dari tabung ke torch brazing

- Katup kontrol gas sebagai pengatur besar kecil api yang keluar dari torch
brazing
-

Regulator sebagai katup untuk mengalirkan gas ke ujung alat.

Flux untuk mencegah terjadinya oksidasi dan mengangkat lapisan oksida

Filler

untuk

mengisi

celah

sambungan.

2. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada brazing secara singkat
saja!
Benda kerja berupa 2 plat tembaga ditumpuk kedua ujungnya di atas gypsum
sebagai alas mencegah kerusakan pada meja karena deformasi pemanasan.
Putar regulator pada tabung gas agar gas mengalir. Hidupkan api dari pematik
api di depan torch dan atur besarnya api yang keluar dari torch brazing dengan
memutar katup kontrol gas. Arahkan torch ke filler metal dan dekatkan ke area
tumpukan benda kerja. Panaskan filler metal sampai meleleh membentuk
tetesan lalu panaskan tetesan filler metal pada benda kerja dan arahkan filler
metal dengan torch saat filler metal mengalir. Alirkan filler metal pada seluruh
area penyambungan. Putar katup dan matikan regulator gas selesai brazing.

3. Tuliskan nama dan fungsi dari peralatan soldering yang digunakan pada
praktikum dengan lengkap!
a. Batu bata
Berfungsi sebagai alas saat proses soldering berlangsung
b. Palu
Berfungsi untuk membentuk lipatan pada benda kerja

c. Ragum
Berfungsi untuk menjepit benda kerja
d. Kuas
Berfungsi untuk mengoleskan raksa pada permukaan benda kerja
e. Solder
Berfungsi untuk melelehkan filler berupa timah
f.

Filler
Berfungsi untuk menyambung antar permukaan benda kerja

g. Raksa
Untuk menghilangkan lapisan anti korosi pada permukaan benda
kerja
h. Catu daya dan Stabilizer
Berfungsi untuk

memberikan sumber listrik

bagi solder dan

menstabilkan tegangan yang masuk pada alat solder

4. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada soldering secara singkat
saja!
Pertama, bentuk lipatan pada benda kerja seperi gambar dibawah ini dengan
bantuan ragum dan palu. Sambungkan antar lipatan benda kerja. Pasang catu
daya dan stabilizer dan hidupkan alat solder agar ujung solder panas.
Dilakukan terlebih dahulu karena butuh waktu cukup lama. Bersihkan
permukaan sambungan dengan menyikat menggunakan sikat kawat. Olesi
permukaan benda kerja yang akan disambung dengan raksa. Dekatkan solder
yang sudah panas kemudian lelehkan filler didekat sambungan benda kerja
seperti gambar dibawah. Ratakan lelehan timah pada sepanjang sambungan.

5. Tuliskan nama dan fungsi dari peralatan keling yang digunakan pada
praktikum dengan lengkap!

Rivet : digunakan untuk menyambungkan 2 benda kerja

Benda kerja : benda yang ingin disambungkan

Riveter : digunakan untuk memasang rivet dan menarik mandrel agar

terbentuk kepala rivet pada lubang yang dibuat.

Mesin Gurdi : digunakan untuk melubangi benda kerja yang digunakan.

Mata pahat gurdi : digunakan untuk melubangi benda kerja menggunakan

mesin gurdi.

Palu : digunakan untuk memukul rivet.

Dies : digunakan untuk alas kepala paku keling

Puncher

sebagai

media

untuk

membuat

bentuk

cekungan

dan

mentransmisikan gaya pukulan ke paku keling

6. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada keling secara singkat
saja!
Siapkan benda kerja berupa 2 logam yang akan disambungkan. Melubangi
benda kerja sesuai dengan diameter rivet yang digunakan, dengan proses
gurdi. Pada praktikum ini menggunakan 2 jenis pemasangan rivet, yang
pertama

menggunakan riveter dan yang selanjutnya menggunakan palu

pemukul. Dengan riveter, yaitu dengan menekan pegangan riveter hingga rivet
terpotong dan nanti akan terpasang. Proses memukul dengan palu dilakukan
dengan memasang rivet pada lubang yang telah dibuat lalu dipukulkan hingga
kedua benda kerja tersambung dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai