Kelompok
: 28
Aggota Kelompok
: Rheza Hanif R.
13114103
Eric Putra T.
13114108
13114115
Christian Angga J.
13114144
Rezha Adrian T.
13114151
Tanggal Praktikum
: 15 Oktober 2016
: 18 Oktober 2016
Nama Asisten
NIM Asisten
: 13113058
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manufaktur
merupakan
suatu
cabang
mesin, perkakas, dan tenaga kerja dengan medium proses untuk mengubah bahan
mentah menjadi bahan jadi. Proses manufaktur memiliki hubungan yang erat
dengan produksi suatu barang dengan menggunakan mesin maupun perkakas.
Salah satu proses yang digunakan dalam proses manufaktur adalah proses
penyambungan .
Proses penyambungan adalah proses yang umum digunakan dalam proses
manufaktur.
menggabungkan dua atau lebih benda kerja menjadi satu kesatuan. Proses
penyambungan sangat penting karena tidak mungkin membuat suatu produk
single component baik dari segi ekonomis maupun kerumitan proses.. Beberapa
proses penyambungan yang banyak digunakan adalah brazing, soldering, dan
keling.
Pengaplikasian proses brazing, soldering, dan keling sangat luas sehingga
mahasiswa dirasa perlu untuk memahami proses-proses in baik dari tahapan
pelaksanaan maupun perbedaan dan persamaannya.
1.2.
Tujuan Praktikum
BAB 2
TEORI DASAR
2.2. Soldering
Soldering merupakan proses dimana logam pengisi (solder) meleleh pada
suhu yang relatif rendah. Sama seperti mematri, solder mengisi celah pada
permukaan komponen. Dua karakteristik penting dari solder adalah tegangan
permukaan rendah dan kemampuan pembasahan yang tinggi. Sumber panas
untuk melakukan proses ini biasanya berasal dari seterika, obor, atau oven.
Biasanya solder terbuat dari timah alloy dengan komposisi bervariasi. Berikut
merupakan jenis-jenis konstruksi pada proses soldering :
3. Iron Soldering
4. Induction Soldering
5. Resistance Soldering
6. Dip Soldering
7. Infrared Soldering
8. Ultrasoni Soldering
9. Ultrasonic Cavitation
10. Reflow Soldering
11. Wave Soldering
Metode yang biasa digunakan untuk penyambungan permanen dan semipermanen dalam penyambungan mekanik adalah paku keling. Riveting
dilakukan pada temperatur kamar atau pada suhu tinggi. Paku keling dapat
berbentuk padat maupun tubular. Cara untuk memasang paku keling padat
meliputi dua langkah; pertama menempatkan paku keling pada lubang, kedua
mendeformasi sisi lain paku keling. Untuk paku keling berongga, bahan
peledak dapat ditempatkan dalam rongga paku keling dan diledakkan untuk
memperluas
daerah ujung paku keling. Selain itu, proses ini juga dapat
paku
keling
ini
dibandingkan
dengan
sambungan
las
BAB 3
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Gambar selama proses
Pada praktikum kali ini, kami melakukan penyambungan dengan proses
brazing,solder dan keling. Prosesnya beserta gambar prosesnya yaitu :
Gambar selama Proses Brazing:
a. membuka regulator tabung gas untuk mengaliri gas
2. cekam die pada ragum kemudian letakkan benda kerja yang sudah
masukki paku keling kedalam lubang plat lalu pukul dengan
menggunakan palu hingga paku berdeformasi
3. proses keling dengan riverter (1 sisi) diawali dengan melubangi pelat pada
mesin gurdi
4. lalu masukkan paku keling kedalam lubang pada plat tersebut sekaligus
dimasukkan pada riverter lalu tekan gagang riverter hingga pake tertarik
BAB 4
ANALISIS
Prosedur Praktikum
Brazing
1. Menyiapkan satu set alat brazing(torch bersama tabung gas), flux,filler
tembaga perak, pemantik api, alas gypsum dan benda kerja(karbida).
2. Menaruh benda kerja diatas alas gypsum.
3. Memutar katup regulator pada tabung gas.
4. Memutar katup pada torch brazing.
5. Memantik api di depan torch brazing.
6. Mengatur katup pada torch brazing hingga menghasilkan api yang
besar.
7. Mengarahkan api dari torch brazing ke benda kerja.
8. Memanaskan benda kerja hingga berwarna kemerahan.
9. Melapisi filler dengan flux.
10. Memanaskan filler hingga filler meleleh dan mengisi celah benda
kerja.
11. Memastikan seluruh permukaan sambungan pada benda kerja tertutup
filler.
Soldering
1. Menyiapkan solder, powersupply, air raksa, sikat kawat, filler timah
50/50, dan benda kerja (dua lembar plat seng).
2. Menghubungkan power supply ke sumber listrik.
3. Menyambungkan solder ke power supply dan menunggu hingga solder
panas.
4. Melipat dua plat seng, untuk digabungkan.
5. Menggabungkan dua plat seng dengan saling memasukkan ujungnya
dan memadatkannya agar celah semakin sedikit.
benda kerja dengan temperatur lebih tinggi akan membuat filler berada
dalam fase cair lebih lama.
Soldering
Hasil dari proses soldering pada benda kerja terlihat bahwa filler
menyambung kedua lempengan dengan baik, di sepanjang permukaan
sambungan. Hasil pelelehan filler yang di sambungan terlalu banyak dan
cukup tebal sehingga terlihat kurang rapih dan tidak merata, karena cukup
cepat juga mengering. Lalu pada bagian samping sambungan terlihat
perbedaan warna dengan lempengan, dikarenakan oleh penggosokan
dengan sikat dan diolesi oleh air raksa. Kekuatan hasil sambungan pun
cukup baik karena filler mengisi permukaan sambungan dengan baik.
Riveting
Bentuk kepala yang terbentuk pada paku keling tidak sempurna
pada proses manual. Hal ini dikarenakan gaya yang diberikan pada saat
memalu kurang dan juga puncher yang bergoyang saat dipukul dengan
palu. Pada proses keeling dengan riveter, hasil praktikum cukup baik.
Soldering
Parameter proses pada soldering adalah kebersihan permukaan dan
temperature alat. Permukaan yang tidak bersih akan membuat soldering
tidak sempurna, dan membuat hasil proses yang tidak optimal. Semakin
tinggi temperature alat solder, maka filler akan cepat meleleh dan proses
lebih cepat.
Riveting
Parameter proses pada riveting adalah gaya yang diberikan saat proses.
Gaya tekan saat melakukan riveting manual akan mempengaruhi bentuk
hasil riveting, gaya tekan yang besar disertai pemegangan puncher yang
baik akan membuat hasilyang lebih baik.
Fenomena yang Terjadi Selama Praktikum
Brazing
Fenomena umum terjadi adalah nyala api yang terlihat berwarna hijau, hal
ini terjadi karena reaksi gas antara api dan benda kerja. Lalu benda kerja
yang berubah menjadi warna merah saat dipanaskan.
Fenomena khusus yang terjadi adalah fluks akan menggelembung besar
saat terbakar bila terlalu banyak dan filler yang tidak meleleh dengan baik.
Soldering
Fenomena umum terjadi adalah saat benda kerja diberi air raksa, warna
permukaan benda kerja berubah. Dan jika daerah kerja tidak diolesi
dengan raksa, lelehan filler metal tidak akan melekat pada benda kerja
karena pada benda kerja masih terlapisi lapisan stainless.
Riveting
Fenomena umum terjadi adalah batang sisa paku keeling sering tersangkut
dalam riveter sehingga harus didorong keluar dengan batang lainnya.
Fenomena khusus yang terjadi adalah bentuk kepala rivet tidak sempurna
seperti bentuk puncher.
BAB 4
ANALISIS
Prosedur Praktikum
Berikut adalah hal-hal yang dilakukan selama praktikum:
Pada praktikum kali ini, kami melakukan penyambungan dengan proses brazing
,soldering dan keling:
1. Proses brazing:
a. regulator tabung gas dibuka sehingga gas mengalir menuju brazing
torch
c. Panaskan metal filler hingga meleleh pada bagian pelat yang akan
disambung. Proses ini disertai dengan pemberian flux yang bertujuan
untuk mencegah oksidasi serta mengeluarkan oksida yang
terperangkap bertujuan agar tidak terjadi karat setelah proses
penyambungan
2. Proses soldering:
3. Proses keling
2. cekam die pada ragum kemudian letakkan benda kerja yang telah
masukki paku keling kedalam lubang plat lalu letakkan puncher
diatasnya kemudian pukul dengan menggunakan palu hingga paku
berdeformasi
berpusat ke satu titik. Plat karbida jadi benar tersambung dengan kuat hal ini
dikarenakan adanya penggunaan flux yang menyebabkan tidak terbentuknya
oksida. Warna bagian yang disambungkan menjadi abu-abu setelah
temperaturnya sama dengan temperatur ruangan.
Pada proses Soldering, benda kerja memiliki sambungan yang tidak rapi
karena pada saat melipat plat masih terdapat celah. Plat seng dibersihkan
dengan sikat kawat dan menggunakan air raksa sehingga sambungannya lebih
kuat karena plat menjadi lebih bersih.. Warna sambungan pada plat seng
berwarna putih keabu-abuan setelah temperaturnya sama dengan temperatur
ruangan.
Pada proses Riveting, benda kerja dengan proses keling memiliki
sambungan yang kuat dan permanen. Proses keling menggunakan riverter
bentuk ujung rivet tidak sama dengan kepala karena memiliki dimensi
ketebalan yang berbeda . proses keeling dengan metode palu secara manual
bentuk paku keling tidak rapi karena gaya pukul palu yang terlalu besar.
BAB 4
ANALISIS
Prosedur praktikum
Berikut adalah prosedur yang dilakukan pada praktikum ini :
a. Brazing
1. Menyiapkan dan memastikan tabung gas, alat torch brazing, saluran gas,
logam pengisi, batu gypsum, pemantik, fluks, dan benda kerja dalam kondisi
baik.
2.
b. Soldering
1. Menyiapkan dan memastikan alat solder, power supply, batu bata, benda
kerja, palu, logam pengisi, air raksa, kuas, sarung tangan karet, sikat
kuningan, dan benda kerja dalam kondisi baik.
2. Menunggu alat solder panas.
3. Membuat lekukan pada benda kerja yang ingin disambung dengan ragum dan
palu.
4. Menyambung kedua benda kerja yang sudah dibuat lekukan, menekan
dengan palu.
5. Membersihkan permukaan benda kerja dengan sikat
6. Membersihkan permukaan benda kerja dengan air raksa dan kuas.
7. Setelah solder panas, menyambung benda kerja dengan menggunakan logam
pengisi.
c. Riveting
1. Menyiapkan dan memastikan palu, ragum, paku keling, pencetak, riveter,
dan benda kerja dalam kondisi baik.
2. Membuat dua lubang pada beda kerja dengan mesin drilling
3. Memasukkan paku keling jenis pertama pada lubang.
4. Mencekam salah satu pencetak dengan ragum. Kemudian benda kerja, lalu
pencetak paku keling yang lainnya.
5. Memukul cetakan dengan palu sehingga terbentuk paku keling hasil
deformasi.
6. Meletakan paku keling jenis kedua pada lubang yang lain.
7. Menggunakan riveter untuk menarik paku keling sehingga terbentuk hasil
deformasi paku keling.
Analisis hasil benda kerja
a. Brazing
Hasil sambungan dari proses ini lumayan rapi. Logam pengisi masuk ke
celah-celah sambungan antara benda kerja yang disebabkan gaya dorong dari
tekanan gas akibat suhu yang tinggi. Terdapat sedikit logam pengisi yang
mengumpul di luar sambungan karena logam pengisi yang digunakan terlalu
banyak. Kemudian benda kerja mengalami perubahan warna, hal ini disebabkan
adanya perubahan fasa dari material.
b. Soldering
Hasil sambungan dari proses ini tidak rapi. Pertama disebabkan karena
kurang rapatnya benda kerja satu dengan yang lain sehingga celahnya cukup
besar. Kedua karena kurang ahlinya praktikan. Ketiga karena logam pengisi yang
digunakan terlalu banyak. Sehingga terdapat gumpalan logam pengisi di sekitar
sambungan. Pada benda kerja ini tidak terjadi perubahan warna karena
temperatur prosesnya tidak terlalu tinggi.
c. Riveting
Proses ini menggunakan dua jenis paku keling, yaitu satu sisi dan dua
sisi. Untuk jenis yang dua sisi, hasil penyambungan tidak rapi. Hal ini disebabkan
ukuran jari-jari cetakan yang terlalu besar sehingga saat cetakan dipukul cetakan
bisa bergerak-gerak. Penyebab lain karena gaya pukulan yang tidak sejajar paku
keling sehingga terjadi buckling. Untuk yang jenis satu sisi, hasil sambungan
lebih rapi karena gaya yang diberikan merupakan gaya tarik, sehingga mencegah
terjadinya buckling. Selain itu profil kepalanya memiliki diameter yang mengecil
diatas. Hal tersebut karena bentuk geometri awal paku keling.
Analisis parameter proses
a. Brazing
Hasil sambungan dipengaruhi temperatur, kebersihan permukaan, dan
waktu brazing. Semakin tinggi temperatur, semakin cepat juga proses
berlangsungnya brazing karena logam pengisi lebih cepat meleleh. Bersihnya
permukaan akan memengaruhi kekuatan sambungan nantinya. Kalau tidak bersih,
maka kekuatan akan menurun. Kemudian semakin lama waktu brazing,
perubahan struktur mikro material akan semakin banyak.
b. Soldering
Hasil sambungan dipengaruhi temperatur dan kebersihan permukaan.
Semakin tinggi temperatur, semakin cepat waktu yang dibutuhkan. Semakin
bersih permukaan, semakin kuat sambungan.
c. Riveting
Hasil sambungan dipengaruhi besarnya gaya yang diberikan. Semakin
besar gaya yang diberikan, semakin cepat waktu yang diperlukan. Tetapi jika
gaya terlalu besar, khusus untuk yang menggunakan gaya dorong dapat
menyebabkan hasil kurang rapi karena terjadi buckling.
Fenomena yang Terjadi Selama Praktikum
Pada proses brazing terlihat adanya nyala api yang berwarna hijau. Hal
itu disebabkan karena terjadinya pembakaran benda kerja yang terbuat dari
tembaga. Selain itu benda kerja mengalami perubahan warna yang disebabkan
perubahan struktur mikro. Selain itu jika fluks yang digunakan terlalu banyak,
maka akan menimbulkan gumpalan yang besar pada waktu proses. Tetapi dengan
seiring dengan berjalannya waktu gumpalan tersebut akan hilang.
Pada proses soldering permukaan benda kerja yang diolesin raksa
berubah warna. Hal ini karena raksa disini digunakan untuk menghilangkan
korosi dari benda kerja.
BAB 4
ANALISIS
Prosedur Praktikum
Prosedur Praktikum
a. Persiapan
1. Menyiapkan
peralatan
keamanan
wajib
untuk
praktikum seperti
mengisi daftar
praktikum.
3. Mengambil benda kerja berupa 2 pelat baja, 2 pelat tembaga, dan 2
pelat seng pada lemari.
4. Memastikan pembagian peralatan untuk melakukan brazing, soldering,
riveting yang digunakan bersama asisten dan mengecek kondisi
peralatan.
5. Mempelajari
cara
pengoperasian
masing-masing
peralatan
yang
digunakan.
6. Menyambungkan kabel pada solder ke catu daya. Hidupkan catu daya
dan atur tegangan agar arus listrik mengalir pada hambatan di ujung
solder. Mulai memanaskan solder karena membutuhkan waktu untuk
menunggu panas pada ujungnya.
b. Pengoperasian
i.
Brazing
pada
disambungkan.
8. Flux akan berubah menjadi gas. Filler akan terbakar dan akan meleleh
menjadi cairan dan mengisi ruang antara sambungan.
9. Setelah filler mengisi sambungan, matikan api pada torch dengan
memutar katup kontrol gas berlawanan jarum jam. Putar regulator
tabung searah jarum jam untuk menutup aliran gas keluar.
10. Tunggu lelehan filler mendingin dan dua lempeng tersebut akan
tersambung.
ii.
Soldering
7. Letakkan lempengan di atas batu bata agar meja tidak rusak akibat
deformasi panas.
8. Ambil timah kemudian letakkan ujung kawat timah pada daerah yang
ingin disambungkan kemudian ujung solder disentuhkan ke kawat agar
meleleh kemudian mengisi rongga. Oleskan pada sambungan
9. Matikan aliran listrik menuju solder dengan menekan switch off pada
catu daya. Tunggu timah mendingin dan akhirnya menyambung antara
dua lempengan.
iii.
Riveting
c. Perawatan Mesin
dalam
permukaan
paku
memosisikan
keling
kepala
sehingga
lubang
saat
tang
mandrel
menyentuh
ditarik
terjadi
sangat
berpengaruh
mencegah
terjadinya
oksidasi
yang
dapat
mempercepat
seperti pada tabel typical filler metal for brazing di buku Kalpakijan.
Hal ini disebabkan karena adanya kesesuaian sifat kimia yang dapat
memperkuat sambungan.
diisi
secara
optimal
sehingga
membutuhkan
kelonggaran
pada sambungan.
kekuatan yang lebih besar. Material paku keling dengan kekuatan tarik
dan geser yang tinggi akan meningkatkan kekuatan sambungan.
BAB 4
ANALISIS
Prosedur Praktikum
Brazing:
1. Membersihkan permukaan benda kerja.
2. Memposisikan benda kerja (plat tembaga) secara overlap di atas batu
brazing.
3. Membuka katub tabung gas dan torch.
4. Menyalakan tortch dengan pemantik dan mengatur nyala api dengan
memutar katub torch.
5. Memanaskan benda kerja hingga memerah, memanaskan filler .
6. Mengoleskan filler pada bubuk flux.
7. Mulai proses soldering dengan memanaskan filler dan flux hingga
meleleh.
Soldering:
1.
2.
3.
4.
Riveting:
1.
2.
3.
4.
5.
kerja
hasil
proses
soldering
memiliki
permukaan
proses brazing berwarna kehitaman dan tidak lagi rata, ini disebabkan oleh
api torch yang tidak fokus sehingga untuk melelehkan filler membutuhkan
waktu yang lama dan benda kerja terpapar panas untuk waktu yang lama.
Pada proses keling 2 sisi, kepala paku keling yang dibentuk dengan
puncher terkadang miring karena arah pemukulan tidak tegak lurus. Pada
proses keling 1 sisi, terdapat lubang pada kepala paku karena ada bagian
dari paku keling yang dipotong. Bagian kepala yang lain tidak rata
bentuknya dan masih bisa dirapikan lagi dengan menggunakan palu dan
puncher.
semakin
penyambungan
cepat
semakin
filler
metal
singkat.
akan
meleleh
sehingga
Untuk
proses
keling
waktu
2
sisi,
yang
digunakan
pada
riveter
semakin
cepat
pula
proses
penyambungan.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
1.
2.
Pada proses keeling dengan riveter, hasil proses lebih baik, rapi dan
seragam. Ketimbang dengan hasil proses yang menggunakan puncher.
3.
membuat
lipatan
pada
kedua
benda
kerja,
5.2 Saran
Torch yang digunakan tidak fokus dalam pembentukan apinya oleh karena
itu sebaiknya dilakukan pemeriksaan torch lebih dahulu sebelum melakukan
proses brazing. Jangan terlalu banyak memberi fluks pada filler agar tidak
mengganggu proses pelelehan filler. Pemeriksaan alat terlebih dahulu, agar semua
alat dapat dicoba oleh praktikan.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
Dari analisis yang telah dijelaskan di atas adapun simpulan yang dapat
diambil yaitu :
Persamaan dari proses Brazing, Soldering, dan Riveting terletak pada
prosesnya yaitu merupakan proses penyambungan. perbedaan proses brazing
dan soldering terletak pada suhu pelelehan filler dimana pada proses brazing
suhu yang digunakan tinggi yaitu diatas 450 oC
soldering
suhu
yang
digunakan
untuk
melelehkan
filler
lebih
rendah
disbanding suhu pada proses brazing yaitu dibawah 450 oC. Perbedaan antara
proses brazing dan soldering dengan proses reveting tertelak pada sifat
penyambungan dimana pada proses brazing dan soldering sambungan dapat
dihilangkan
dengan
cara
memanaskan
kembali
filler
hingga
meleleh
Aturlah katup kontrol gas untuk mengatur besarnya api yang dikeluarkan
brazing torch sebaiknya api yang dikeluarkan brazing torch fokus ke satu titik
sehingga proses pelelehan dapat maksimal, Panaskan metal filler hingga
meleleh pada bagian pelat yang akan disambung. Proses ini disertai dengan
pemberian flux yang bertujuan untuk mencegah oksidasi serta mengeluarkan
oksida yang terperangkap bertujuan agar tidak terjadi karat setelah proses
penyambungan, lakukan proses brazing hingga kedua pelat menyambung
seutuhnya. Pastikan filler metal yang meleleh mengalir pada bagian plat yang
akan disambung sehingga semua bagian dapat melekat sempurna. Tahapan
proses solder diawali dengan Melipat kedua ujung pelat menggunakan palu
usahakan ketika dipukul tidak terdapat celah pada plat, menghidupkan power
supply untuk memanaskan solder proses ini sebaiknya dilakukan sebelum
praktikum di mulai agar ketika solder digunakan sudah dalam keadaan panas,
Bersihkan bagian pelat yang akan disambung dengan menggunakan sikat
kawat kemudian lumuri dengan air raksa bertujuan agar bagian yang akan
disambung benar benar bersih dari kotoran, proses riveting menggunakan palu
manual (2 sisi) diawali dengan melubangi pelat dengan mesin dril. Ukuran
pahat drill adalah 10 mm, cekam die pada ragum kemudian letakkan benda
kerja yang telah masukki paku keling kedalam lubang plat lalu letakkan
puncher diatasnya kemudian pukul dengan menggunakan palu hingga paku
berdeformasi. proses keling dengan riverter (1 sisi) diawali dengan melubangi
pelat pada mesin gurdi menggunakan pahat 10 mm, lalu masukkan paku
keling kedalam lubang pada plat tersebut sekaligus dimasukkan pada riverter
lalu tekan gagang riverter hingga pake keling tertarik dan kedua pelat menyatu
5.2.Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa saran yang perlu
diperhatikan agar benda kerja yang dihasilkan memiliki sambungan yang baik:
Pada saat melakukan penyambungan dengan proses brazing pastikan flux
digunakan bertujuan agar tidak terbentuk oksidasi dan menhilangkan oksida
yang sudah terbentuk sehingga tidak akan terbentuk karat. Pastikan api
berfokus pada satu titik bertujuan agar filler cepat meleleh agar dapat
menggalir di setiap celah sehingga hasil penyambungan baik
Pada saat memukul tepi plat yang akan di solder pastikan tidak terbentuk
celah sehingga hasil penyambungan akan lebih baik,Sebelum melakukan
penyambungan dengan proses soldering, pelat harus dibersihkan dengan sikat
kawat dan raksa bertujuan untuk membersihkan bagian yang akan disambung
dari kotoran-kotoran sehingga hasil penyambungan lebih kuat. power supply
dinyalakan terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum agar ketika akan
melakukan penyambungan brazing torch sudah dalam keadaan panas agar
filler metal dapat meleleh dengan cepat sehingga bentuk sambungan akan
lebih rapid an kuat.
Pada saat penyambungan dengan proses rivet. Pukul puncher dengan gaya
tekan yang disesuaikan tidak terlalu besar dan kecil bertujuan agar bentuk
sambungan tidak penyot
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
1. Persamaan dari brazing, soldering, dan keling adalah fungsinya adalah
menyambung dua komponen atau lebih menjadi satu. Perbedaannya
adalah
kalau
keling
menggunakan
prinsip
mekanik,
yaitu
dengan
brazing
proses
brazing,
Saran
Pada praktikum ini alat torch brazing yang digunakan tidak bisa
memfokuskan api supaya waktu yang diperlukan lama. Dalam proses soldering
perlu dibersihkan terlebih dahulu dengan raksa untuk menghilangkan karat.
Kemudian agar hasil keling dengan menggunakan palu rapi, gaya yang diberikan
pada puncher harus sejajar dengan paku keling.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
1. Persamaan dari proses brazing, soldering, dan keling adalah proses
penyambungan yang dilakukan tanpa melelehkan benda utama. Terdapat
beberapa perbedaan antara ketiga proses. Pada proses brazing, temperatur
kerja yaitu 470 1190 C, sedangkan soldering pada temperatur kerja 60
440
C,
pengerjaan
menggunakan
api
yang
menyala,
soldering
permukaan dengan sikat kawat lalu diberi raksa, melelehkan timah dan
mengoleskan pada sambungan, matikan aliran listrik pada solder.
Tahapan proses riveting terdiri dari dua. Benda kerja dilubangi dengan
proses penggurdian,
5.2. Saran
1. Proses pengelingan dengan pneumatik perlu dilakukan setelah alat kerja
pneumatik telah diperbaiki
2. Material filler sebaiknya berbeda agar dapat melihat perbedaan hasil
penyambungan
3. Perlu melakukan pembersihan ujung solder terlebih dahulu
4. Perlu adanya variasi bentuk rivet yang tersedia untuk melihat perbedaan
hasil penyambungan
5. Perlu penggunaan dies dalam pengelingan dua sisi
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
1.
bawah
Pada proses keling dua sisi kepala paku yang terbentuk pejal sedangkan
pada proses keling satu sisi kepala paku yang terbentuk ada lubangnya dan
lebih tidak beraturan bentuknya.
3.
5.2
Saran
Saat melakukan proses brazing, jangan menggunakan fluks terlalu banyak karena
akan lengket pada benda kerja dan filler metal. Saat melakukan proses soldering,
usahakan filler metal merata dan tidak menumpuk di satu titik karena akan
menyebabkan permukaan yang tidak rata. Saat melakukan proses keling dua sisi,
usahakan pemukulan palu tegak lurus permukaan benda kerja agar kepala paku
yang terbentuk tidak miring.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
1. Tuliskan nama dan fungsi dari peralatan brazing yang digunakan pada
praktikum
dengan
lengkap!
- Torch brazing sebagai alat pemanas filler metal dan tempat bereaksi antara
oksigen
dan
gas
pada
tabung
gas.
- Tabung gas sebagai penyuplai gas untuk pembakaran pada torch brazing
-
Selang
gas untuk
- Katup kontrol gas sebagai pengatur besar kecil api yang keluar dari torch
brazing
-
Filler
untuk
mengisi
celah
sambungan.
2. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada brazing secara singkat
saja!
Benda kerja berupa 2 plat tembaga ditumpuk kedua ujungnya di atas gypsum
sebagai alas mencegah kerusakan pada meja karena deformasi pemanasan.
Putar regulator pada tabung gas agar gas mengalir. Hidupkan api dari pematik
api di depan torch dan atur besarnya api yang keluar dari torch brazing dengan
memutar katup kontrol gas. Arahkan torch ke filler metal dan dekatkan ke area
tumpukan benda kerja. Panaskan filler metal sampai meleleh membentuk
tetesan lalu panaskan tetesan filler metal pada benda kerja dan arahkan filler
metal dengan torch saat filler metal mengalir. Alirkan filler metal pada seluruh
area penyambungan. Putar katup dan matikan regulator gas selesai brazing.
3. Tuliskan nama dan fungsi dari peralatan soldering yang digunakan pada
praktikum dengan lengkap!
a. Batu bata
Berfungsi sebagai alas saat proses soldering berlangsung
b. Palu
Berfungsi untuk membentuk lipatan pada benda kerja
c. Ragum
Berfungsi untuk menjepit benda kerja
d. Kuas
Berfungsi untuk mengoleskan raksa pada permukaan benda kerja
e. Solder
Berfungsi untuk melelehkan filler berupa timah
f.
Filler
Berfungsi untuk menyambung antar permukaan benda kerja
g. Raksa
Untuk menghilangkan lapisan anti korosi pada permukaan benda
kerja
h. Catu daya dan Stabilizer
Berfungsi untuk
4. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada soldering secara singkat
saja!
Pertama, bentuk lipatan pada benda kerja seperi gambar dibawah ini dengan
bantuan ragum dan palu. Sambungkan antar lipatan benda kerja. Pasang catu
daya dan stabilizer dan hidupkan alat solder agar ujung solder panas.
Dilakukan terlebih dahulu karena butuh waktu cukup lama. Bersihkan
permukaan sambungan dengan menyikat menggunakan sikat kawat. Olesi
permukaan benda kerja yang akan disambung dengan raksa. Dekatkan solder
yang sudah panas kemudian lelehkan filler didekat sambungan benda kerja
seperti gambar dibawah. Ratakan lelehan timah pada sepanjang sambungan.
5. Tuliskan nama dan fungsi dari peralatan keling yang digunakan pada
praktikum dengan lengkap!
mesin gurdi.
Puncher
sebagai
media
untuk
membuat
bentuk
cekungan
dan
6. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada keling secara singkat
saja!
Siapkan benda kerja berupa 2 logam yang akan disambungkan. Melubangi
benda kerja sesuai dengan diameter rivet yang digunakan, dengan proses
gurdi. Pada praktikum ini menggunakan 2 jenis pemasangan rivet, yang
pertama
pemukul. Dengan riveter, yaitu dengan menekan pegangan riveter hingga rivet
terpotong dan nanti akan terpasang. Proses memukul dengan palu dilakukan
dengan memasang rivet pada lubang yang telah dibuat lalu dipukulkan hingga
kedua benda kerja tersambung dengan baik.