(13114040)
(13114044)
Yudhistira
(13114071)
Samuel A. Siahaan
(13114083)
Ameirza Divanto
(13114121)
Tanggal Praktikum
: 15 Oktober 2016
: 18 Oktober 2016
Nama Asisten
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, pada praktiknya kita sering menemui
barang yang sulit dibuat jika hanya memanfaatkan sekali proses pembuatan.
Contohnya adalah sambungan pipa dan pagar. Maka dari itu, diperlukan
adanya proses penyatuan atau penyambungan komponen-komponen yang
tadinya
terpisah
tersebut
agar
menjadi satu
produk
utuh.
Metode
penyambungan yang sering kita temui adalah metode las titik atau disebut juga
spot welding.
Pengelasan titik adalah jenis pengelasan yang memanfaatkan tekanan
dan panas yang timbul dari resistansi benda kerja terhadap arus listrik yang
mengalir. Dalam industri, kita juga banyak menjumpai las titik seperti pada
komponen body mobil. Pengelasan titik banyak digunakan karena waktu
pengelasannya yang relatif singkat serta HAZ (Heat Affected Zone) yang
dihasilkan tidak besar sehingga dianggap tidak merubah sifat material yang
bersangkutan secara keseluruhan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
BAB 3
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Gambar Proses
Dimensi Awal
Dimensi Akhir
Setelah proses pengelasan dilakukan terjadi penyambungan dua
benda kerja yang geometrinya identic. Secara keseluruhan tidak
terjadi perubahan dimensi, tetapi hanya sebatas menggabungkan
kedua benda kerja.
Nama
NIM
: 13114040
BAB 4
ANALISIS
4.1
Prosedur Praktikum
a. Peminjaman dan persiapan alat dan benda kerja berupa pelat baja.
b. Menggunakan peralatan keamanan seperti sarung tangan.
c. Membersihkan permukaan benda dari lapisan oksida (karat) dengan
proses gerinda, tetapi tidak semua benda kerja dibersihkan
permukaannya.
d. Menghubungkan mesin las titik dengan sumber listrik.
e. Angkat tuas di mesin las titik agar benda kerja dapat diposisikan
diantara dua elektroda.
f. Posisikan benda kerja pada bagian yang akan di las.
g. Tekan tuas sekuat mungkin hingga benda kerja terjepit.
h. Nyalakan switch pada mesin las titik agar listrik dapat mengalir dari
elektroda yang satu ke elekroda lainnya.
i.
Matikan switch dan beri gaya lebih pada tuas untuk menenkan benda
kerja.
j.
k. Lakukan langkah e-j untuk benda kerja yang masih terlapisi oleh karat
(tidak di gerinda)
4.2
4.3
energi panas yang dihasilkan akan lebih besar = 2 . Hal tersebut akan
berpengaruh pada banyaknya benda kerja yang meleleh akibat panas.
Sehingga kekuatan sambungan akan semakin besar. Namun jika switch
ditekan terlalu lama akan meusak benda kerja dan elektroda.
Besarnya gaya penekanan jika gaya tekan yang diberikan terlalu kecil
maka kemungkinan masih ada celah antar benda kerja, bukannya timbul panas
namun percikan api yang akan timbul karena adanya beda potensial. Semakin
besar dan lama gaya penekanan maka penyambungan antara benda kerja
akan semakin kuat. Tetapi besar gaya tekan yang besar dan terlalu lama akan
mengakibatkan deformasi pada benda kerja dan bisa merusak elektroda.
Kebersihan permukaan adanya pengotor pada permukaan akan
mengakibatkan tidak adanya arus yang mengalir pada benda kerja sehingga
tidak ada energi panas yang muncul. Meskipun arus listrik dapat mengalir
namun pengotor juga akan menurunkan tahanan kontak antar benda kerja
sehingga energi panas yang dihasilkan akan semakin kecil.
Ketebalan benda kerja semakin tebal benda kerja maka benda kerja
tersebut akan semakin sulit disambungkan. Selain itu semakin tebal benda
kerja maka resistansi listrik akan semkin besar dan energi panas yang
dihasilkan di bagian tengah benda kerja. Sehingga benda kerja meleleh bukan
pada sambungannya.
4.4
Adanya perubahan warna benda kerja pada sekitar bagian benda kerja
yang dikenai elektroda. Perubahan warna tersebut terjadi karena
adanya energy panas, daerah tersebut disebut dengan HAZ (Heat
Affected Zone)
Nama
NIM
: 13114044
BAB 4
ANALISIS
ii
Bekas sambungan
HAZ
iv Lama pengelasan
Sesuai dengan persamaan W = I2xRxt, kalor yang di terima oleh
benda kerja akan semakin tinggi apabila proses pengelasan
dibuat lebih lama. Apabila kalor yang diterima semakin tinggi,
temperatur benda kerja akan semakin tinggi juga. Lama
pengelasan biasanya disesuaikan dengan titik leleh dan tebal
material. Namun, pengelasan dengan waktu yang lama dapat
membuat HAZ yang lebih luas karena terjadi perpindahan panas
dengan mode konduksi.
v
ii
iii Benda kerja yang baru saja di las langsung fail ketika dijatuhkan
Sambungan las yang fail ketika benda kerja dijatuhkan ke lantai
menunjukkan bahwa las titik memang memiliki kekuatan yang
sangat rendah, sehingga umumnya dalam menghubungkan dua
benda kerja dengan las titik, dibuat puluhan hingga ratusan titik
sambung.
Nama
: Yudhistira
NIM
: 13114071
BAB 4
ANALISIS
4.1 Prosedur yang dilakukan pada saat melaksanakan praktikum
pengelasan titik diantaranya adalah :
a. Mempersiapkan peralatan seperti sarung tangan untuk safety
dan benda kerja.
b. Melakukan pengampelasan pada benda kerja yang akan
dipakai dengan menggunakan gerinda duduk.
c. Menyalakan mesin yang akan digunakan.
d. Melakukan pengaturan posisi benda kerja yang akan
digunakan.
e. Menjepitkan benda kerja diantara dua elektroda.
f. Menekan tuas penekan pada mesin kemudian melepaskan
benda kerja sehingga terpegang oleh mesin.
g. Menekan switch pengelasan selama sekitar dua detik.
h. Penekanan pada tuas tetap dilakukan sekitar 6 detik.
i.
j.
4.2 Analisis hasil benda kerja yang dihasilkan dari proses pengelasan
titik
Tahanan listrik
Waktu pengelasan
Pada proses kali ini yang kita bisa variasikan adalah waktunya,
sehingga apabila terlalu lama kita mengelas maka panas yang
diterima akan semakin besar dan bisa melelehkan logam benda
kerja keseluruhannya.
Gaya penekanan pada benda kerja yang terlalu tinggi bisa saja
merusak benda kerja apabila tekanannya melebisa ultimate tensile
strength nya benda kerja.
4.3 Parameter proses yang terjadi pada proses pengelasan ini adalah :
Nama
: Samuel A. Siahaan
NIM
: 13114083
BAB 4
ANALISIS
karena adanya tahanan kontak antara dua pelat tersebut. Kemudian, kekuatan dari benda
kerja yang mengalami proses pengelasan 3 titik juga masih belum kuat. Terbukti saat
dibanting, maka sambungan lepas lagi. Hal ini mungkin dikarenakan adanyab oksida yang
belum hilang dari permukaan yang membuat penghantaran listrik tidak terjadi dengan
sempurna sehingga panas yang ditimbulkan kurang membuat kedua plat menyatu dengan
kuat.
yang kedua adalah pada daerah yang berkarat, pada saat akan dilas, daerah yang menyatu
justru daerah sekitarnya yang tidak terdapat oksida dan lasannya tidak sempurna sehingga
hasil lasannya tidak kuat sama sekali.
Nama
: Ameirza Divanto
NIM
: 13114121
BAB 4
ANALISIS
o Prosedur
1. Mempersiapkan alat dan benda kerja.
2. Membersihkan benda kerja dengan menggunakan gerinda.
3. Menyalakan saklar mesin las titik.
4. Menjepit benda kerja pada elektroda di mesin las titik.
5. Sambil tetap memberi tekanan pada benda kerja, nyalakan switch arus
untuk memberikan arus listrik ke benda kerja sekitar 1-3 detik.
6. Matikan switch arus, tetap beri tekanan ke benda kerja untuk
menyambung benda kerja.
7. Lepas benda kerja dari elektroda.
o Analisis Hasil Benda Kerja
Terlihat adanya bekas proses pengelasan pada benda kerja berupa titik
indentasi dengan perubahan warna. Perubahan warna ini disebabkan oleh
panas yang dihasilkan oleh elektroda sehingga mengubah struktur mikro
dari benda kerja dan memunculkan perubahan warna pada permukaan
tempat proses pengelasan dilakukan.
Pada saat benda kerja yang sudah disambung diuji dengan dijatuhkan dari
ketinggian, ternyata sambungan hasil proses pengelasan mudah rusak
sehingga benda kerja mudah terlepas, meski sudah diberikan 4 titik
pengelasan pada benda kerja. Hal ini disebabkan oleh permukaan elektroda
yang tidak rata. Ukuran sambungan bergantung pada luas permukaan dari
elektroda yang menyentuh benda kerja. Karena permukaan elektroda yang
tidak rata, maka luas permukaan elektroda yang menyentuh benda kerja
juga kecil, sehingga ukuran sambungan juga kecil.
o Analisis Parameter Proses
Proses pengelasan titik ini sangat bergantung pada panas yang dihasilkan.
Besar panas ini harus disesuaikan agar dapat membentuk sambungan yang
kuat namun tidak merusak material. Panas ini dipengaruhi oleh beberapa
parameter, dimana parameter ini dapat dilihat pada rumus berikut :
= 2
H merupakan panas yang terbentuk pada proses pengelasan, dipengaruhi
oleh besar arus yang mengalir pada elektroda dan benda kerja (I), tahanan
listrik pada proses pengelasan (R), waktu pengelasan (t), dan koefisien
pengelasan (K).
Besar arus dipengaruhi oleh besarnya daya mesin las titik. Lalu besar
tahanan listrik dipengaruhi oleh jenis material elektroda, jenis material dan
ketebalan benda kerja, dan kontak antara elektroda-benda kerja dan antar
benda kerja. Besar nilai K dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor dari
elektroda dan benda kerja, dengan nilai K ini berkisar antara 0 sampai 1.
o Fenomena
Pada praktikum ini, kami mencoba untuk melakukan pengelasan tanpa
membersihkan dahulu benda kerja dari karat dan oksida. Ternyata selama
proses pengelasan terlihat kalau arus listrik tidak mengalir ke titik yang
sesuai dengan posisi elektroda pada benda kerja, dan setelah proses
pengelasan selesai dilakukan, ternyata benda kerja tidak tersambung satu
sama lain. Hal ini disebabkan oleh karat dan oksida yang bersifat isolator
sehingga arus listrik tidak bisa mengalir pada permukaan yang berkarat dan
beroksida, sehingga tidak terbentuk sambungan pada benda kerja. Jika ada
sambungan pun ukurannya sangat kecil.
Nama
NIM
: 13114040
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah
melakukan
praktikum
ada
beberapa
parameter
yang
Prinsip kerja las titik adalah dengan mengalirkan listrik ke benda kerja
yang mempunyai tahanan kontak listrik. Saat arus dialirkan maka akan
muncul panas pada sambungan benda kerja yang akan menaikan
temperatur hingga titik lelehnya. Saat sebagian benda kerja meleleh,
benda kerja diberikan gaya lebih agar bagian yang meleleh dapat saling
menempel. Dari prinsip kerja tersebut terlihat bahwa tidak semua benda
kerja dapat melalu proses las titik, yang paling utama adalah benda
kerja tersebut konduktor listrik. Selain itu ada parameter yang dijelaskan
pada bab 4.
5.2 Saran
Nama
NIM
: 13114044
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
i
ii
iii Prinsip kerja dari proses las titik adalah menyatukan benda kerja
saat dia meleleh (karena energi panas yang berasal dari proses
konversi energi listrik yang memanfaatkan tahanan) dengan
memberi gaya agar saling menekan satu sama lain.
B. Saran
i
ii
Nama
: Yudhistira
NIM
: 13114071
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Dari hasil proses praktikum pengelasan titik disimpulkan bahwa
proses ini memiliki beberapa parameter kerja yakni, kondisi permukaan benda
kerja, besar daya mesin las, tebal benda kerja yang ingin dilas, lama
pengelasan, gaya tekan yang diberikan, serta diameter ujung elektroda.
Dari beberapa parameter yang terjadi terdapat beberapa efek
samping pada benda kerja. Pengelasan titik tidak memiliki kekuatan join yang
besar sehingga agar lebih kuat dibutuhkan banyak spot pengelasan titik pada
dua buah pelat yang disambung. Pengelasan tidak boleh terlalu lama agar
benda tidak terbakar, gaya penekanan tidak boleh terlalu besar agar benda
kerja tidak gagal, selain itu permukaan harus bebas dari lapisan minyak, cat,
dan karat agar aliran arus listrik dapat mengalir.
Prinsip kerja dari pengelasan titik adalah mengalirkan listrik arus
tinggi dan tegangan rendah untuk memperbesar tahanan listrik. Tahanan pada
proses ini selain terjadi karena karakteristik dari material itu sendiri, juga
dipengaruhi oleh kontak dengan benda kerja yang lainnya. Aliran listrik yang
terhambat akan menimbulkan panas, terutama terjadi pada bagian kontak
antar benda kerja. Panas akan melelehkan sebagian material, kemudian
dengan gaya penekanan akan memperkuat ikatan las tersebut sehingga benda
tersambung.
5.2
Saran
Pada pelaksanaan praktikum ternyata pada prosesnya kita tidak
Nama
: Samuel A. Siahaan
NIM
: 13114083
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dalam praktikum pengelasan titik, parameter proses yang berpengaruh
antara lain besar alus listrik yang mengalir pada bend kerja, waktu
pengelasan, kebersihan permukaan benda kerja, dan lama penekanan
tuas penekan yang terdapat pada mesin las titik.
2. Pengaruh las titik pada benda kerja adalah peningkatan temperature
benda kerja sehingga harus diperhatikan berapa besar arus yang harus
dialirkan pada benda kerja agar perubahan panas yang terjadi tidak
terlalu besar sehingga membuat sifat mekanik benda kerja berubah. Las
Titik akan menimbulkan bekas berupa perubahan warna dan tekstur
bulat pada daerah lasan.
3. Prinsip kerja las titik adalah benda kerja ditekan dan dijepit dengan
elektroda, kemudian arus dialirkan melalui elektroda menuju benda
kerja. Arus yang mengalir pada benda kerja dikombinasikan dengan
resistansi antara kontak kedua permukaan akan menimbulkan panas
sehingga daerah yang ingin dilas akan melelelh dan menyatu melalui
penekanan. Setelah semuanya selesai, benda kerja didinginkan dengan
cara didiamkan beberapa saat.
5.2 Saran
1. Parameter proses sebaiknya divariasikan sehingga dapat melihat
perbandingan dari parameter-parameter proses yang berbeda.
2. Hati-hati saat memegang hasil pengelasan karena panas.
Nama
: Ameirza Divanto
NIM
: 13114121
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
o
Simpulan
1. Proses pengelasan titik sangat bergantung pada panas yang
dihasilkan, dimana panas ini dibentuk oleh beberapa parameter, yaitu
besar arus listrik, tahanan listrik, lama pengelasan, dan koefisien
pengelasan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
= 2
2. Pada benda kerja akan terbentuk indentasi dengan perubahan warna
setelah diberikan proses pengelasan. Hal ini terjadi karena panas yang
terbentuk pada proses pengelasan mengubah struktur mikro pada
benda kerja sehingga ada perubahan warna pada titik pengelasan.
3. Secara garis besar, proses pengelasan titik adalah menjepit benda
kerja pada sepasang elektroda, lalu mengaliri listrik ke benda kerja agar
terbentuk panas dan dapat melelehkan benda kerja, sehingga pada
proses pembekuan kembalinya dapat menyatukan kedua benda kerja.
Saran
Untuk kedepannya, mungkin bisa dicoba proses pengelasan titik dengan
plat yang memiliki ketebalan yang bervariasi, agar bisa lebih terlihat efek
ketebalan plat terhadap proses pengelasan titik.
LAMPIRAN
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
1) Tuliskan nama dan fungsi dari komponen mesin las titik yang digunakan
pada praktikum dengan lengkap!
a) Hand lever
Hand lever berfungsi sebagai tuas penerus gaya dari operator yang
menggerakkan elektroda untuk menjepit benda kerja.
b) Power supply
Power supply berfungsi sebagai sumber daya dari mesin las titik.
Mesin las yang digunakan pada praktikum menggunakan listrik untuk
memanaskan kontak antar benda kerja yang ingin disatukan. Power
supply akan menghubungkan mesin las titik ke stop kontak.
c) Electrodes (tongs)
Elektroda berfungsi sebagai penjepit benda kerja sekaligus
penghantar arus yang akan melelehkan benda kerja pada bagian di
mana benda kerja saling kontak satu sama lain. Bagian dari elektroda
yang akan mengalami kontak dengan benda kerja sebaiknya rata,
halus, dan bersih agar berfungsi dengan baik dalam menghantarkan
arus.
d) Start switch
Start switch berfungsi sebagai saklar yang akan memutussambungkan arus yang ingin dilewatkan ke elektroda.
e) Frame
Frame berfungsi sebagai rangka dasar tempat komponen-komponen
di atas disatukan.
2) Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada las titik, secara
singkat saja!
Pertama, kami mengambil benda kerja dan mengondisikan
(menghaluskan serta membersihkan) permukaan dari sebagian benda
kerja dengan menggunakan mesin gerinda duduk. Kami sengaja tidak
mengondisikan permukaan semua benda kerja yang kami miliki untuk
memvariasikan parameter proses las titik yang akan kami lakukan. Setelah
itu, kami menyalakan switch pada stop kontak sumber power las titik dan
kami mengampelas bagian ujung dari elektroda yang akan mengalami
kontak dengan benda kerja.
Kemudian kami meletakkan sepasang benda kerja di antara dua
elektroda dan menjepitnya dengan menekan tuas. Lalu, kami menggeser
switch pada mesin las titik selama satu hingga satu setengah detik. Kami
mengulangi tiga proses di atas dengan memvariasikan parameter proses
(termasuk lamanya kami menggeser switch) dan jumlah benda kerja yang
kami las pada saat yang bersamaan. Terakhir, kami mematikan switch
pada stop kontak dan merapikan kembali tempat kerja.
PUSTAKA
Miller. 2010. MSW-41, MSW-41T, LMSW-52, and LMSW-52T Portable
Resistance Spotwelders Users Manual. USA: Miller.