Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELASAN LAS JALUR

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Kaka Almayda

Nim.

22539141022

PROGRAM STUDI TEKNIK MANUFAKTUR

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK

MESIN UNIVERSITAS NEGERI

YOGYAKARTA

2023
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i

PENDAHULUAN....................................................................................................................3

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................4

1.3. Tujuan Penulisan Laporan...................................................................................................4

DASAR TEORI..........................................................................................................................5

2.1. Pengertian............................................................................................................................5

2.2. Informasi Praktikum............................................................................................................6

2.3. Parameter pengelasan..........................................................................................................7

METODE PRAKTIKUM.........................................................................................................10

3.1. Alat dan Bahan..................................................................................................................10

3.2. Langkah Kerja...................................................................................................................13

HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................15

4.1. Hasil Benda Kerja..............................................................................................................15

4.2. Analisis Benda Kerja.........................................................................................................15

PENUTUP................................................................................................................................18

5.1. Kesimpulan........................................................................................................................18

5.2. Saran..................................................................................................................................18

DAFTAR PUSAKA................................................................................................................19

2
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengelasan merupakan suatu proses penting di dalam dunia industri dan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari pertumbuhan industri, karena memegang peranan utama
dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Pengelasan adalah suatu proses penyambungan
logam menjadi satu akibat panasdengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga
didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.
Definisi las berdasarkan DIN (DeutcheIndustrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Secara umum pengelasan dapat didefinisika n sebagai penyambungan dari beberapa
batang logam dengan memanfaatkan energi panas µ

Saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Akan tetapi jenis pengelasan yang akan kita
bahas pada laporan ini adalah pengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik (Shielded
metal are welding/ SMAW). Metode SMAW melibatkan penggunaan elektroda pelapis yang
dilapisi dengan fluks untuk melindungi daerah pengelasan dari kontaminasi udara serta
menghasilkan busur listrik yang panas untuk melelehkan logam induk dan elektroda,
membentuk sambungan yang kuat setelah mendingin. Laporan praktik jalur las metode
SMAW ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang proses
pengelasan SMAW kepada para praktikan, terutama dalam hal teknik-teknik dasar, persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi hasil pengelasan. Melalui pelaporan ini, praktikan diharapkan
dapat mengembangkan keterampilan mereka dalam menjalankan proses pengelasan SMAW
dengan benar dan efisien.
µ

3
1.2. HO Rumusan Massalah

a. Apa saja alat dan perlengkapan untuk proses pengelasan

b. Bagaimana keselamatan kerja dalam proses pengelasan (termasuk APD)

c. Bagaimana pengerjaan jobsheet nya (proses pengelasan)

d. Bagaimana mengevaluasi hasil pengelasan

1.3. Tujuan Penulisan laporan

a. Mahasiswa mengetahui alat dan Perlengkapan pada mesin las busur listrik
Shielded metal arewelding (SMAW)
b. Mahasiwa mengetahui tentang keselamatan kerja dalam proses pengelasan
(termasuk APD)
c. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin las busur
listrik (Shielded metal are welding (SMAW)
d.Mahasiswa mampu memahami apa saja kendala dalam melakukan praktik
pengelasan menggunakan mesin las busur listrik Shielded metal are welding (SMAW)
e.Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah terkait pengelasan mesin las busur listrik
Shielded metal are welding (SMAW)

4
Dasar Teori

2.1. Pengertian

Proses pengelasan yang mana busur listrik muncul dari adanya sentuhan elektroda
dengan logam dan panas yang dihasilkan kemudian meleleh pada permukaan logam induk
untuk membentuk logam lelehan, yang nantinya akan membeku bersama. Fungsi elektroda
sebagai penghantar arus listrik dan sebagaibahan pengisi (filler) terbuat dari kawat logam,
kawat untuk elektroda ini dibungkus oleh fluks. Pada saat pengelasan fluks berperan untuk
mencegah terjadinya oksidasi yang pada saat pengelasan juga ikut mencair bersama kawat.
Fluks ketika ikut mencair pada saat pengelasan akan mengapung diatas metal. Hal itu terjadi
karena berat jenisnya lebih ringan dari bahan metal yang dicairkan. Arus listrik tinggi
berkisar antara 10-500 A dengan potensial rendah antara 10-50 V umumnya digunakan pada
pengelasan SMAW (Suharno, 2012).

Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara
setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las. Elektroda yang dipakai berupa
kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan ini maka
kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk.
terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak
(slag)

5
2.2. Informasi Praktikum

Gambar 1. Contoh rangkaian listrik proses SMAW dengan polaritas DCEP

Gambar 2. Posisi Elektroda terhadap benda kerja

Gambar 3. Gambar Kerja pembuatan las SMAW posisi down hand

6
2.3. Parameter Pengelasan
A. Arus Pengelasan
Arus mempunyai menjadi salah satu aspek yang penting dalam baik atau buruknya hasil
pengelasan, maka dari itu berikut hal hal yang harus diperhatikan .
a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan besar arus pengelasan :
1. Diameter Elektroda.
Semakin besar diameter elektroda maka semakin besar arus yang digunakan.
2. Jenis Material.
Setiap material mempunyai titik lebur yang berbeda beda, semakin rendah titik lebur
material tersebut maka arus yang digunakan semakin kecil dan juga sebaliknya.
3. Tebal Material
Semakin tebal metrial yang akan digunakan maka semakin besar pula arus
yang digunakan.
4. Bagian yang di Las.
Dalam mengelas suatu produk terdapat tiga daerah yaitu root atau akar las, hot pass
atau pengisian dan reinforcement atau mahkota las. Untuk daerah akar mempunyai
ukuran arus yang paling kecil, kemudian pengisian mempunyai ukuran arus paling
besar dan saat melakukan finishing arus sedikit dikecilkan lagi untuk mengurangi
terjadinya undercut pada permukaan benda kerja.

b) Akibat arus pengelasan terlalu kecil :


1) Dapat menyebabkan cacat las porosity.
2) Penetrasi pengelasan kurang.
3) Dapat menyebabkan cacat incomplete fusion.
4) Dapat menyebabkan terjadinya Slag Inclusion.

c) Akibat srus pengelasan terlalu besar :


1) Menyebabkan terjadinya Undercut.
2) Dapat terjadi over spatter.
3) Menyebabkan material lubang, jika mengelas material tipis.
4) Dapat terjadi cacat las Burn Through.
5) Penetrasi pengelasan

7
Gambar Pengaruh parameter las terhadap bentuk dan penetrasi las
2. Arc Voltage
Arc Voltage atau tegangan busur ini sangat erat kaitannya dengan panjang busur las
atau jarak elektroda dengan benda kerja saat proses pengelasan berlangsung. Saat melakukan
pengaturan pada voltase maka dapat mempengaruhi hasil dari pengelasan baik kedalaman
atau lebarnya.
3. Kecepatan Pengelasan
Arus dan kecepatan harus seimbang agar didapat profil pengelasan yang baik,
penetrasi, serta sambungan las yang sesuai acceptance criteria. Semakin tinggi arus las maka
kecepatan las juga meningkat, karena arus yang tinggi akan menyebabkan elektroda juga
semakin cepat mencair sehingga travel speed juga ditingkatkan agar lebar lasan tidak
berlebih.

8
4. Hasil Dari Parameter Pengelasan yang Tepat

a. Parameter las yang sesuai.


Pada gambar A menunjukkan parameter pengelasan yang digunakan sudah sesuai
baik dari besar arus, voltase dan kecepatan las. Hal tersebut dapat dilihat dari ketinggian dan
lebar lasan yang rata dan seimbang.
b. Ampere terlalu rendah.
Gambar B menunjukkan hasil las yang menggunakan arus terlalu rendah, hasilnya
menyebabkan lebar lasan kurang sedangkan tinggi atau tebal lasan berlebih. Biasanya lebar
lasan sangat kecil dan tidak sesuai dengan ketinggian lasan.
c. Arus las terlalu tinggi.
Gambar C menunjukkan hasil pengelasan dengan arus terlalu tinggi, hasilnya lebar
lasan berlebih sedangkan ketinggian atau tebal lasan kurang. Biasanya juga terdapat beberapa
cacat las undercut pada daerah base metal.
d. Travel speed terlalu cepat.
Kecepatan pengelasan yang berlebih mengakibatkan fusion dan penetrasinya kurang,
pada gambar D pengelasan rigi rigi terlihat jika lebar lasan sangat kecil dan tidak berimbang
dengan ketebalan lasannya.
e. Kecepatan las terlalu rendah.
Pengelasan yang terlalu lambar mengakibatkan hasilnya terlalu tinggi dan terlalu lebar.
Karena terlalu lambat ini mengakibatkan filler metal mencair menumpuk.
f. Busur las terlalu panjang.
Jarak elektroda dengan benda kerja yang terlalu jauh saat proses pengelasan
menyebabkan panjang busur terlalu panjang. Hal ini mengkibatkan panas pengelasan juga
meningkat dan konsentrasi dari busur kurang terfokus, sehingga hasil pengelasan akan lebih
lebar dan biasanya terjadi banyak spatter.

9
Metode Praktikum
3.1. Alat dan Bahan

a. Alat :

1. Mesin Las

Mesin las terdiri dari dua macam yaitu: mesin las arus bolak balik (mesin las AC) dan mesin
las arus searah (mesin las DC). Pada mesin las AC terdapat transformator atau trafo yang
berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan, kebanyakan trafo yang digunakan
pada peralatan las adalah jenis trafo step-down, yaitu trafo yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan. Sedangkan pada mesin las DC terdapat receifer atau penyearah arus yang berfungsi
untuk mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC).

2. Pemegang Elektroda

Pemegang Elektroda (Stick Elektrode) berfungsi untuk menjepit/memegang ujung elektroda


yang tidak berselaput. Alat ini dirancang supaya bisa memudahkan penggantian elektroda las
dan mampu mengalirkan arus listrik dengan baik, sehingga arus yang mengalir dari kabel ke
elektroda dapat berjalan sempurna. Pemegang elektroda dibungkus oleh bahan penyekat,
biasanya terbuat dari ebonit. Bagian terpenting dari pemegang elektroda adalah bagian
mulutnya (bagian memegang/menjepit), bagian ini harus bersih agar hambatannya kecil
sehingga baik untuk mengalirkan arus.

10
3. Tang Massa

Tang massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja atau ke
meja kerja. Tang massa juga berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan arus listrik dari kabel
massa ke benda kerja atau meja kerja. Oleh karena itu, tang massa harus dijepitkan pada
bagian yang bersih dan mampu menghantarkan arus listrik dengan baik

4. Kabel Las

Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke mesin las
atau dari mesin las ke elektroda dan penjepit benda kerja. Kabel penghantar arus ini
dirancang khusus untuk pengelasan, dan harus mampu mengalirkan arus listrik yang besar
dengan baik dari mesin las ke pemegang elektroda maupun ke penjepit benda kerja. Inti dari
kabel ini terbuat dari kawat tembaga yang dipintal, dibungkus dengan isolator dan diberi
penguat agar tidak mudah patah dan terkelepas. Kabel ini harus fleksibel, tidak kaku supaya
gerakan tangan operator tidak terganggu

10
\

5. Elektroda

Bagian yang sangat penting dalam las busur listrik adalah elektroda las. Selama proses
pengelasan elektroda akan meleleh dan akhirnya habis. Jenis elektroda yang digunakan akan
sangat menentukan hasil pengelasan, sehingga sangat penting untuk mengetahui jenis dan
sifat-sifat masing-masing elektroda sebagai dasar pemilihan elektroda yang tepat. Macam dan
jenis elektroda sangat banyak. Berdasarkan selaput pelindungnya dibedakan menjadi dua
macam, yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput. Elektroda berselaput terdiri dari
bagian inti dan zat pelindung atau fluks. Pelapisan fluks pada bagian inti dapat dilakukan
dengan cara destursi, semprot atau celup. Selaput yang ada pada elektroda jika terbakar akan
menghasilkan gas CO2 yang berfungsi untuk melindungi cairan las, busur listrik, dan
sebagian benda kerja dari udara luar.

b. Bahan : Plat strip baja karbon rendah 10 mm X 100 mm X 50 mm dan elektroda


AWS 6013 Ǿ 3,2 mm.

10
c. Alat dan Keselamatan Kerja :
1. Topeng las (Head Shield)
Topeng las digunakan untuk melindung kepala dan kudu operator dari
percikan- percikan api las dan benda-benda panas lainnya. Berfungsi juga untuk
melindung muka operator las terhadap sinar ultraviolet, infra merah, dan gas-gas. Jendela
kaca dari topeng las terdiri dari tiga lapisan kaca berwarna diapit oleh kaca yang netral.

2. Pelindung dada (Apron)


Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada bagian badan operator
dari percikan-percikan api las dan pancaran sinar las yang mempunyai intensitas tinggi
maka pada bagian badan perlu dilindungi menggunakan jaket atau apron kulit.

3. Sarung tangan
Pekerjaan mengelas selalu berhubungan dengan panas dan tegangan listrik,
kontak dengan panas dan listrik sering terjadi yaitu melewati kedua tangan, contoh:
penggantian elektroda atau memegang sebagian dari benda kerja yang memperoleh panas
secara konduksi dari proses pengelasan. Untuk melindungi tangan dari percikan-percikan
api las dan benda-benda panas maka operator las harus menggunakan sarung tangan.

11
d. Alat Bantu Perlengkapan Las
1. Palu Las
Palu las digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses
pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya. Pada waktu membersihkan
terak, gunakan kacamata terang untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan terak.
Ujung palu yang runcing digunakan untuk memukul pada bagian sudut rigi-rigi. Palu las
sebaiknya tidak digunakan untuk memukul benda-benda keras, karena akan
mengakibatkan kerusakan pada bentuk ujung-ujung palu sehingga palu tidak bisa
berfungsi sebagaimana mestinya

2. Sikat Baja
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan
sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak. Bahan tersebut
terbuat dari kawat-kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis, dengan tangkai dari
kayu yang dapat mengisolasi panas dari bagian yang disikat.

12
3. Tang Jepit
Tang Penjepit digunakan untuk menjepit/memindahkan benda-benda yangpanas yang
memperoleh panas dari pengelasan.

4. Meja Las
Meja Las digunakan sebagai alas benda kerja pada saat proses pengelasanberlangsung.

3.2. Langkah Kerja

13
Proses Pengelasan :

1. Isi terlebih dahulu identitas mahasiswa pada formulir yang telah disediakan
2. Ukur dimensi bahan praktik yang akan digunakan yaitu menggunakan dimensi 10 mm
X 150 mm X 50 mm
3. Isikan posisi pengelasan yang akan digunakan
4. Isikan parameter pengelasan yang akan digunakan
5. Siapkan alat dan bahan serta menggunakan APD yang lengkap
6. Bersihkan bahan dengan sikat baja
7. Rapikan setiap tepi benda kerja dengan menggunakan kikir atau mesin gerinda
8. Buatlah garis sejajar sebanyak tiga buah sepanjang 80 mm dan jarak keduanya
10 mm dengan mistar baja dan penggores
9. Perjelas garis tersebut dengan penitik
10. Letakkan benda kerja di atas meja las
11. Pasang kabel masa pada meja las
12. Pasang elektroda AWS 6013 Ǿ 3,2 mm pada holder las
13. Atur arus listrik pada 60 ampere
14. Buatlah jalur las pertama pada benda kerja dengan teknik stringer bead (tanpa
ayunan) tepat di atas garis yang dibuat
15. Bersihkan terak pada daerah yang baru dilas dengan palu terak dan sikat baja
16. Atur arus listrik pada 90 ampere
17. Buatlah jalur las kedua pada benda kerja dengan teknik stringer bead (tanpa
ayunan) tepat di atas garis yang dibuat

18. Bersihkan terak pada daerah yang baru dilas dengan palu terak dan sikat baja
19. Atur arus listrik pada 110 ampere
20. Buatlah jalur las ketiga pada benda kerja dengan teknik stringer bead (tanpa
ayunan) tepat di atas garis yang dibuat
21. Bersihkan seluruh terak dengan palu terak
22. Bersihkan seluruh spatter dengan pahat tangan
23. Bersihkan seluruh kotoran lain dengan sikat baja

14
Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Benda Kerja

4.2. Analisis Benda Kerja


1. Jalur 1 – Arus 60A

Hasil Analisa ;
a. Hasil jalur las pada jalur 1 dengan arus 60 A memiliki ukuran lebar jalur yang
lebih kecil dibandingkan dengan jalur las lainnya yang menggunakan arus listrik
diatas 60 A. ini dikarenakan arus listrik yang dialirkan tergolong kecil sehingga
mempengaruhi dalam mencairnya elektroda yang berpengaruh juga pada lebar
jalur. Karena arus yang dialirkan yakin 60A tergolong kecil, ini membuat
elektroda lebih lama mencair dan membuat jalur menjadi lebih kecil.
b. Pada pengelasan menggunakan arus listrik 60A menyebabkan sulitnya penyalaan
pada elektroda Ketika akan memulai pengelasan pada benda kerja. Ini
dikarenakan panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan
dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta
penembusan kurang dalam.
c. Pada pengelasan menggunakan arus 60A ini disarankan untuk mengatur
kecepatannya lebih pelan untuk mendapatkan hasil pengelasan dan penetrasi
yang baik.

15
2. Jalur 2 – Arus 90A

Hasil Analisa ;
a. Hasil jalur las pada jalur 2 dengan arus 90A memiliki ukuran jalur yang lebih lebar
dibandingkan jalur las dengan arus 60A. ini dikarenakan arus las yang mengalir
lebih besar yang membuat elektroda lebih meleleh yang menyebabkan ukuran pada
jalur las menjadi lebih lebar.

b. Pada pengelasan menggunakan arus 90A ini disarankan untuk mengatur


kecepatannya lebih cepat dibandingkan pengelasan menggunakan arus 60A untuk
mendapatkan hasil pengelasan dan penetrasi yang baik. Dikarenakan apabila
kecepatan pengelasan sama atau lebih lambat dibandingkan pengelasan dengan
arus 60A dapat menyebabkan benda kerja meleleh.

3. Jalur 3 – Arus 110A

Hasil Analisa ;

a. Hasil jalur las pada jalur 3 dengan arus 110A memiliki ukuran jalur yang lebih
lebar dibandingkan jalur las dengan arus 60A dan 90A. Ini dikarenakan arus
las yang mengalir lebih besar yang membuat elektroda lebih meleleh yang
menyebabkan ukuran pada jalur las menjadi lebih lebar.

b. Pada pengelasan menggunakan arus 110A ini disarankan untuk mengatur


kecepatannya lebih cepat dibandingkan pengelasan dengan arus 60A dan 110A
untuk mrndapatkan hasil pengelasan dan penetrasi yang baik. Dikarenakan
apabila kecepatannya tidak menyesuaikan dengan besarnya arus, benda kerja
lebih rentan untuk meleleh.

16
4. Analisa kekurangan pada hasil pengelasan

Hasil Kekurangan Solusi

Terdapat kesaalahan Saat pengelasan kestabilan


undercut yang terjadi dapat mengurangi resiko
karena terlalu tingginya terjadinya undercut. Jadi
ampere las dan terlalu kita tidak boleh terburu-
pendek ayunan elektroda buru saat melakukan
saat proses pengelasan. finishing pengelasan.

Lebar hasil pengelasan Mengatur kestabilan


yang lebih kecil pada jalur. kecepatan dalam
Ini disebabkan karena melakukan pengelasan
kecepatan dalam supaya mendapatkan hasil
pengelasan tidak stabil dan yang baik dan rapih
cenderung lebih cepat.

Terdapat timbulan pada Sebaiknya pengelasan


hasil pengelasan. Hal ini dilakukan dengan sekali
terjadi karena me-ngeblock proses dan stabil agar hasil
hasil pengelasan las tidak menimpa hasil las
sebelumnya atau menimpa sebelumnya yang
hasil las sebelumnya menyebabkan las menjadi
sehingga menyebabkan las timbul dan tidak rata,
menjadi timbul dan rata.

Terdapat bintik bitnik pada Mengatur jarak yang tepat


benda kerja. Hal ini antara elektroda dengan
dikarenakan jarak antara benda kerja
elektroda dan benda kerja
cenderung jauh sehingga
menyebabkan percikan
bitnik bitnik yang
menyebar pada benda kerja

17
Penutup
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan diatas, dapat disimpulkan bahwa besarnya arus yang
digunakan pada pengelasan SMAW dapat mempengaruhi lebar dari pada jalur las dan
kecepatan yang diperlukan dalam pengelasan juga berbeda tergantung penggunaan arus yang
digunakan. Penggunaan arus dan jenis elektroda yang akan digunakan juga harus
menyesuaikan dengan jenis material dari benda kerja. Serta perlu memperhatikan parameter
dalam pengelasan seperti sudut dari elektroda, kecepatan pengelasan, kestabilan elektroda
dan tekanan yang diterapkan pada elektroda. pengelasan SMAW harus dilakukan dengan
mematuhi standar keselamatan yang ketat. Ini termasuk penggunaan APD yang lengkap
seperti alat perlindungan mata, tangan, dan tubuh yang sesuai, serta pemahaman tentang
bahaya yang terkait dengan pengelasan.

5.2. Saran
Sebelum memulai pengelasan, pastikan Anda memahami spesifikasi pekerjaan yang
meliputi jenis logam, ketebalan logam, jenis elektroda yang digunakan, dan parameter
pengelasan yang diperlukan. Serta selalu memperhatikan standar keselamatan kerja yang
berlaku dengan penggunaan APD yang lengkap seperti helm pengelasan, baju pelindung,
sarung tangan, dan kacamata pengaman untuk melindungi diri Anda dari bahaya radiasi dan
percikan logam. Dan juga selalu perhatikan kebersihan baik sebelum atau sesudah melakukan
pengelasan.

18
Daftar Pustaka
 https://id.scribd.com/document/427380514/LAPORAN-PRAKTIKUM-
PENGELASAN

 https://pembelajaranteknikpengelasan.com/2023/02/08/teknik-
pengelasan-busur-manual-smaw/

 http://digilib.unila.ac.id/6826/12/II.%20tinjauan%20pustaka.pdf
 https://www.pengelasan.net/parameter-pengelasan/

19

Anda mungkin juga menyukai