Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya teknologi di bidang industry khususnya industry
perkapalan, sangat banyak sekali perubahan dari masa ke masa, salah satunya di
bidang pengeasan kapal. Jadi sangat membutuhkan tenaga pengelasan yang
terampil.Oleh sebab itu, para mahasiswa dilatih bagaimana cara pengelasan yang baik
dan benar, agar dapat dipakai didalam dunia pekerjaan.
Praktikum ini merupakan lanjutan mata kuliah Pengelasan pada Semester 2,
dimana para mahasiswa diajarkan tentang teori pengelasan yang benar.Oleh sebab itu,
di semester 3 mahasiswa melaksanakan praktikum las dari penerapan mata kuliah di
semester 2. Agar mahasiswa dapat mengerti langsung bagaimana cara mengelas yang
baik dan benar. Sehingga mahasiswa tidak hanya mengerti bagaimana teorinya saja
tetapi mengerti juga bagaimana penerapannya yang benar di lapangan.
B.
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan pengelasan?
Bagaimanakah klasifikasi proses pengelasan?
Apa saja jenis sambungan las?
Apa itu las busur listrik

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana proses pengelasan yang benar
2. Agar mahasiswa mengerti bagaimana klasifikasi proses pengelasan
3. Agar mahasiswa mengerti bagaimana klasifikasi bentuk sambungan pengelasan
4. Agar mahasiswa mengetahui apa itu las busur listrik dan jenis jenisnya

D. Waktu dan Tempat


Tanggal

: 13, 14, dan 15 September 2016 Jam 13.00 17.00

Tempat: Workshop

BAB II
1

LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan
pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang
disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan
kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis.Namun
kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang
dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang dilas.
Pada zaman sekarang pemanasan logam yang akan disambung berasal dari
pembakaran gas atau arus listrik. Beberapa gas dapat digunakan, tetapi yang sangat
popular adalah gas Acetylene yang lebih dikenal dengan gas Karbit. Selama
pengelasan, gas Acetylene dicampur dengan gas Oksigen murni. Kombinasi campuran
gas tersebut memproduksi panas yang paling tinggi diantara campuran gas lain.

Gambar 2.1 Proses Pengelasan

2. Klasifikasi Proses pengelasan


Sambungan las adalah ikatan dua buah logam atau lebih yang terjadi karena
adanya proses difusi dari logam tersebut. Proses difusi dalam sambungan las dapat
dilakukan dengan kondisi padat maupun cair. Dalam terminologi las, kondisi padat
disebut Solid state welding (SSW) atau Presure welding dan kondisi cair disebut
Liquid state welding (LSW) atau Fusion welding.
Proses SSW biasanya dilakukan dengan tekanan sehingga proses ini disebut
juga Presure welding Presure welding. Proses SSW memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya adalah dapat menyambung dua buah material atau lebih yang tidak sama,
proses cepat, presisi, dan hampir tidak memiliki daerah terpengaruh panas (heat
affected zone / HAZ). Namun demikian SSW juga mempunyai kelemahan yaitu
persiapan sambungan dan prosesnya rumit, sehingga dibutuhkan ketelitihan sangat
tinggi.
2

LSW merupakan proses las yang sangat populer di kalangan masyarakat kita,
sambungan las terjadi karena adanya pencairan ujung kedua material yang
disambung. Energi panas yang digunakan untuk mencairkan material berasal dari
busur listrik, tahanan listrik, pembakaran gas, dan juga beberapa cara lain diantaranya
adalah sinar laser, sinar electron, dan busur plasma. Penyambungan material dengan
cara ini mempunyai persyaratan material harus sama, karena untuk mendapatkan
sambungan yang sempurna suhu material harus sama, jika tidak proses
penyambungan tidak akan terjadi. Kelebihan metode pengelasan ini adalah proses dan
persiapan sambungan tidak rumit, beaya murah, pelaksanaannya mudah.
Kelemahannya adalah memerlukan juru las yang terampil, terjadinya HAZ yang
menyebabkan perubahan sifat bahan, dan ada potensi kecelakaan dan terganggunya
kesehatan juru las.

3. Klasifikasi sambungan las

Ada beberapa bentuk dasar sambungan las yang biasa dilakukan


dalam penyambungan logam, bentuk tersebut adalah butt joint, fillet joint,
lap joint edge joint, dan out-side corner joint.

Gambar 2.2 Bentuk sambungan las

4. Las Busur Listrik

Gambar 2.3 las busur listrik

Las busur listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las dengan las busur
listrik ini adalah merupakan sambungan tetap/permanen.
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan
nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian
yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan
busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari
elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari
kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam
tersebut.
a. Penggolongan macam proses las listrik
1. Las listrik dengan elektroda karbon
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua
ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan
dilas.Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang
berselaput fluksi.

Gambar 2.4 las listrik dengan elektroda karbon

2. Las listrik dengan elektroda berselaput ( SMAW )

Las listrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah.Busur listrik
yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung
elektroda dan sebagian bahan dasar.Selaput elektroda yang turut terbakar akan
mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah las, busur
listrik dan daerah las di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar.Cairan
selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan las yang juga berfungsi
sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Gambar dibawah ini adalah sirkuit las listrik dengan elektroda berselaput dimana G
adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif
sedang bahan ke terminal positif.

Gambar 2.5 sirkuit las listrik


3. Las listrik TIG

Menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah.Busur listrik


yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah merupakan
sumber panas untuk pengelasan.Titik cair dari elektroda wolfram sedemikian
tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur
listrik.Tangkai las dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung
yang melindungi daerah las dari pengaruh luar pada saat pengelasan.Sebagai bahan
tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur
listrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.Sebagai gas
pelindung dipakai argon, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang
pemakaiannya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.Tangkai las TIG biasanya
didinginkan dengan air yang bersirkulasi.Proses las listrik TIG ditunjukkan pada
gambar dibawah ini

Gambar 2.6 las listrik TIG


4. Las listrik MIG

Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh
busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya arus
listrik.Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang
gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan.Tangkai las
dilengkapi dengan nosel logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan
dari botol gas malalui selang gas.Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja
lunak dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium
dan baja tahan karat.
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik.Semi otomatik
dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan di
mana seluruh pekerjaan las dilaksanakan secara otomatik.Proses las MIG ditunjukkan
pada gambar di bawah ini, dimana elektroda keluar melalui tangkai las bersama
dengan gas pelindung.

Gambar 2.7 las listrik MIG


5. Las listrik submerged

Las listrik submerged yang umumnya otomatik atau semi otomatik menggunakan
fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar.Busur listrik diantara ujung
elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak
terjadi sinar las keluar separti biasanya pada las listrik lainnya.
Dalam hal ini operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm
las).Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup
lapisan las.Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah
dibersihkan dari terak-terak las.Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput
berbentuk gulungan (rol) digerakkan maju oleh pasangan roda gigi, pasangan roda
gigi yang diputar oleh motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan
kebutuhan pengelasan .

Gambar 2.8 las listrik submerged

b. Arus listrik
a) Arus searah (DC)
Pada jenis arus ini, elektron-elektron bergerak sepajang penghantar hanya dalam satu
arah.

Gambar 2.9 arus searah ( DC )


b) Arus bolak-balik (AC)

Arah aliran dari arus bolak-balik adalah merupakan gelombang sinusoida yang
memotong garis nol pada interval waktu 1/100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50
Hz.Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setengah
gelombang.Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan
pengubah arus (rectifier).

Gambar 2.10 arus bolak-balik ( AC )

c) Tegangan dan arus listrik pada mesin las

Volt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat diukur dengan suatu alat
voltmeter.Tegangan diantara elektroda dan bahan dasar menggerakkan elektronelektron melintasi busur.Ampere adalah jumlah arus listrik yang mengalir yang dapat
diukur dengan amperemeter.Lengkung listrik yang panjang akan menurunkan arus
dan menaikkan tegangan.

Gambar 2.11 tegangan dan arus listrik


d) Pengkutuban
1) Pengkutuban langsung

Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan
kabel massa pada terminal positif.Pengkutuban langsung sering disebut sebagai
sirkuit las listrik dengan elektroda negatif (DC-)

Gambar 2.12 pengkutuban langsung


2) Pengkutuban terbalik

Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan
kabel massa dipasang pada terminal negative.Pengkutuban terbalik sering disebut
sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)

Gambar 2.13 pengkutuban terbalik

Pengaruh Pengkutuban Pada Hasil Las:


Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pengelasan bergantung kepada jenis
bahan dasar yang akan dilas, dan jenis elektroda yang dipergunakan.Pengaruh pengkutuban
pada hasil las adalah pada penembusan lasnya.Pengkutuban langsung akan menghasilkan
penembusan yang dangkal sedangkan pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya.Pada
arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

BAB III
HASIL PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Tanggal
: 13, 14, dan 15 September 2016
Jam
: 13.00 17.00
Tempat
: Worksop DIII Teknik Perkapalan Tembalang
B. Alat Dan Bahan
1. Alat
MESIN LAS DAN PERLENGKEPANNYA
Pesawat arus bolak-balik (Mesin Las AC) pada dasarnya merupakan suatu
transformator step-down yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik
permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus besar
yang sesuai untuk pekerjaan mengelas.

Gambar 3.1 Mesin las

SMEET TANG
Tang atau penjepit panas digunakan untuk menjepit benda kerja yang dalam keadaan
masih panas setelah selesai pengelasan.

Gambar 3.2 Smeet Tang

PALU TERAK
10

Palu ini digunakan untuk membersihan terak hasil pengelasan pada benda kerja.

Gambar 3.3 Palu Terak

SIKAT LAS
Sikat las biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran sisa las-lassan yang masih
ada. Bulu sikat ini terdiri dari kawat yang berdiameter kecil.

Gambar 3.4 Sikat las

MEJA LAS
Digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di las.

Gambar 3.5 Meja las

2.

Bahan
o Pelat baja
11

Benda kerja yang akan digunakan sebagai media pengelasan plat baja ukuran
10x4 cm.

Gambar 3.6 Pelat Baja


o

Elektroda
Elektrode fungsinya untuk memberikan lelehan cairan yang akan digunakan untuk
pengelasan.Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan miring 60 0700 untuk menghasilkan alur las-lasan yang baik. Elekrod yang digunakan ukuran
3,2x350 mm

Gambar 3.7 Elektroda

3. Alat Pelindung Diri


1. HELM
Helm las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra
violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Helm las ini
dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra
merah tersebut.Ukuran kaca las yang dipakai, tergantung pada pelaksanaan
pengelasan.

12

Gambar 3.8 Helm las


2.

GLOVESS
Sarung tangan dibuat dari kain, kulit, karet dan asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda.Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang
sarung tangan supaya tangan kita tetap aman.

Gambar 3.9 Sarung tangan


3.

APRON / OVERALL/WEARPACK
Apron adalah alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit
atau dari asbes. Ketentuan memakai sebuah apron pelindung, harus dibiasakan
diluar baju kerja. Apron terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar.

Gambar 3.10 Wearpack

13

4.

SAFETY BOOTS
Sepatu pengaman dipakai untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan benda
tajam atau terbakar oleh zat kimia.Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang sesuai
dengan kebutuhan kita bekerja.Sepatu pengaman ini, pada ujungnya selalu dilapisi
baja.

Gambar 3.11 Sepatu safety

C. Proses pengelasan
1. Pertama-tama, pakailah pakaian standar kerja las, yaitu : helm las, kaca mata las,
wearpack, apron, sepatu pengaman, dan sarung tangan.
2. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan seperti smeet tang, palu terak dan
sikat las.
3. Potong pelat dengan ukuran 10 cm menggunakan mesin pemotong. Potong sebanyak
dua potong.

Gambar 3.12 Proses pemotongan pelat baja

4. Periksa mesin las dengan baik dan menyeluruh. Pastikan semuanya aman.
5. Letakkan kedua potongan plat tersebut diatas meja las, dengan posisi keduanya
berhimpit.

14

6. Pasangkan elektroda di holder mesin las. Kemudian, nyalakan mesin las dan putar
ampere sesuai keinginan Anda.
7. Lakukanlah penitikan di kedua ujung yang berhimpit dari kedua potongan plat
tersebut,
8. Sebelum mengelas, alangkah baiknya lakukan latihan terlebih dahulu. Dalam
mengelas yang baik, gerakan saat mengelas adalah zig-zag. Serta, jangan terlalu cepat
dan jangan terlalu pelan dalam mengelas.
9. Setelah Anda siap, lakukanlah pengelasan pada benda kerja dengan baik dan benar.

Gambar 3.13 Proses pengelasan

10. Setelah itu, ambillah hasil kerja Anda menggunakan smeet tang. Lalu dinginkan
dengan cara merendamnya di dalam air.

Gambar 3.14 Proses Pendinginan


11.

Kemudian, ambil palu terak dan sikat pembersih. Bersihkanlah benda kerja tersebut
dari terak-terak sisa hasil pengelasan.

Gambar 3.15 Proses Pembersihan

15

Lihat hasilnya! Apakah bersih ataukah masih kurang. Usahakan hasil pengelasan tidak
ada jerawat, bersih, dan mengkilap.
13. Setelah semua proses pengelasan selesai, matikanlah mesin las, kemudian kembalikan
semua alat pada tempatya dan bersihkanlah tempat kerja las yang Anda gunakan.
12.

D. Hasil
a. 13 september 2016 ( hari Pertama)
Pelatihan PENGELASAN

Gambar 3.16 Hasil percobaan

14 September 2016 (hari kedua)


Mengelas pelat dengan sambungan tumpul

Gambar 3.17 Hasil las sambungan tumpul

15 September 2016 (hari ketiga)


Mengelas pelat dengan sambungan bentuk T

Gambar 3.18 Hasil las dengan sambungan bentuk T

16

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan pada
prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang disambung.
Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi,
mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis.
B. Saran
Diharapkan agar mahasiswa selalu mengikuti proses pengelasan yang baik dan benar
serta menggunakan alat perlengkapan diri yang lengkap agar terhindar dari kecelakaan
kerja serta diharapkan dengan adanya praktek las ini mahasiswa mampu menerapkan
teori- teori pengelasan itu dengan baik pada saat praktek.Karena pengelasan sangat
penting di dunia kerja nanti.

DAFTAR PUSTAKA
17

http://www.anneahira.com/cara-pengelasan.htm
diambil 16 Oktober 2015 jam 21.15

Smith, F.J.M. (1992). Basic fabrication and welding engineering, Hong Kong: Wing
Tai Cheung Printing Co. Ltd.
tehnik-pengelasan.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-pengelasan.html

18

Anda mungkin juga menyukai