Anda di halaman 1dari 22

Contoh Laporan Las Listrik

1.
MERUSAK

16

Laporan Las Listrik


DAFTAR ISI

BAB I

1.1. Latar Belakang
1.2. Masalah Perumusan
1. 3 . Tujuan dan Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Las Listrik
2.2. Klasifikasi cara-cara pengelasan
2.3. Alat-alat Keselamatan (APD) Praktek Las Listrik
2.4. Alat-alat Pengelasan Las Listrik dan Alat Bantunya .................................... 9
2.5. Keselamatan Pada Diri
2.6. Keselamatan Pada Alat-alat Dan Bengkel Las
BAB III
Langkah Kerja
3.1. Buat garis pengelasan
3.2. Sambungan Pengelasan
3.3. Pengelasan Connection Dengan 45 ⁰
3.4. Pengelasan Connection Dengan 90 ⁰ (L Sharp)
    3.5. Sambungan Las T Tajam   ……………………………………………21
BAB I V
PENUTUP 23
4 .1. Kesimpulan
4 .2. Saran

BAB I
1.1. Latar Belakang

            Las adalah penyambungan besi dengan cara membakar. Dalam referensi-


referensi teknis, terdapat beberapa definisi dari Las, yakni sebagai berikut :
Berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk(1991:1),
mendefinisikan bahwa "las adalah metalurgi pada sambungan logam paduan yang
dilakukan dalam keadaan lumer atau cair". Sedangkan menurut Maman Suratman
(2001:1) mengatakan tentang pengertian mengelas yaitu salah satu cara menyambung
dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Sedangkan
Sriwidartho, Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan
mencairkannya melalui pemanasan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa kerja las adalah
menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas .
Untuk berhasilnya penyambungan yang diperlukan beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi, yakni:
-          bahwa antara benda-benda padat yang disambungkan tersebut terdapat kecocokan sifat
lasnya sehingga tidak dapat menggagalkan atau menggagalkan sambungan tersebut;
-          bahwa cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan
penyambungannya
-          bahwa benda padat tersebut dapat cair/lebur oleh panas;
.
Hingga saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan yang dibuat oleh
manusia. Dari keseluruhan jenis tersebut hanya dua jenis yang paling populer di
Indonesia, yakni pengelasan dengan busur nyala listrik (shielded metal arc
welding/SMAW), dan las karbit (oxy acetylene welding/OAW). Dibebrapa kegiatan
industri yang memanfaatkan teknologi canggih di Indonesia, telah pula dipakai
pengelasan jenis TIG (pengelasan gas inert tungsten), MIG (pengelasan gas logam atau
pengelasan CO2), las tahanan listrik (las tahanan listrik/ERW), las busur terbenam
(busur terendam) welding/SAW), dan kemungkinan las sinar laser untuk keperluan
pengobatan.
Teknik pengelasan semakin banyak digunakan baik untuk penyambungan
kontruksi bangunan maupun untuk proses perbaikan, kontruksi mesin-mesin pendukung
aktifitas perusahaan. Luasnya dan penggunaan teknologi pengelasan ini di sebabkan
karena proses pengoprasiannya lebih sederhana dan murah dibandingkan dengan
proses pembuatan. Selain itu untuk pembuatan, proses pengelasan dapat digunakan
untuk reparasi, misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan
keras pada peralatan, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam
reparasi lainnya.

1.2. Masalah Perumusan

Didalam laporan permasalahan di ambil pada saat praktek di bengkel dan


didukung juga dari bahan-bahan dari buku tentang cara pengelasan. Penelitian dan
penganalisaan secara umum dapat dilakukan dengan mudah dibengkel pada saat praktik
dan pengamatan secara langsung.
1. 3 . Tujuan dan Manfaat

Ø  Untuk mengetahui APA Yang Menjadi kendala hearts Proses pengelasan


Ø  Agar mahasiswa can mengelas DENGAN Baik Dan Benar
Ø  Agar mahasiswa tau alat-alat Keselamatan hearts Proses pengelasan
Ø  Agar mahasiswa tau alat-alat sayangnya pad LISTRIK

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Las Listrik

Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara


menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke
permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut
akan mencair, demikian juga elektroda yang busur listrik akan mencair pada ujungnya
dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan sebagian benda yang
akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung,
kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang
terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai keperluan dengan memperhatikan
ukuran dan jenis elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi suara
sampai mencairkan dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan
las. Mula-mula kontak yang terjadi antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi
aliran, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah
menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi
tempa dan baja lunak. biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat
ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks
membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak
diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan
dalam berbagai pengelasan komersil
Ada dua cara pengelasan yang dapat dilakukan di dalam pengelasan dan
pengelasan gas. Prinsip kedua proses ini pada dasarnya sama yaitu de n gan penemuan
prinsip logam. Hanya saja pad a las gas menggunakan panas yang di hasilkan dari nyala
api hasil pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam atau oksigen sebagai energi
nya. Sedangkan pad a las listrik penemuan logam dalam hal ini adalah elektroda
dilakukan setelah pertemuan antara terminal negatif (-) dengan terminal positif (+).

2.2. Klasifikasi cara-cara pengelasan

Secara k onvensional cara-cara pengkla si fikasi pengelasan dapat di bagi dalam


dua golongan yaitu, klasifikasi berdasarkan cara kerja dan energi yang
digunakan. Namun, yang paling sering digunakan adalah cara-cara klasifikasi
berdasarkan cara kerja. Jika dilihat dari klasifikasi berdasarkan cara kerja maka, di bagi
menjadi tiga kelas utama yaitu :
1.Pengelasan cair yaitu, cara pengelasan dimana sambungan di panaskan sampai
mencair dengn sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.
2.Pengelasan tekan adalah cara pengelasan di mana sambungan menjadi di panaskan
dan kemudian ditekan sehingga satu.
3.Pematrian adalah cara pengelasan di mana menggunakan sambungan rendah dan di
satukan dengan paduan logam yang memiliki titik cair. Pada cara ini, logam induk tidak
ikut mencair.

 
 
 
2.3. Alat-alat Keselamatan (APD) Praktek Las Listrik

Ø   Topeng Las (Welding Topeng)


Pelindung mata dan wajah pada las listrik berbeda dengan pelindung mata dana
wajah pada las gas, biasanya pelindung mata dan wajah pada las listrik lebih tebal atau
lebih gelap. Agar juru las dapat melihat busur nyala dan arah pengelasan tanpa merusak
mata, maka pada tameng dipasang kaca bewarna disebalah dalam kaca dan kaca jernih
sebelah luar .
Gambar :

Ø   Sebuah p ron Dada Dan Lengan


Digunakan PADA badan Dan Lengan , menyenangkan g sinya untuk review
melindungi dada Dan Lengan Dari Panas / Percikan api PADA Saat melakukan Proses
pengelasan, biasanya sebuah p ron Penyanyi Terbuat Dari Bahan Yang tidah Mudah
Terbakar contohnya kulit, kain asbes Dan sebagainya.
Pemeliharaan: Lipat dan tempatkanlah pakaian las (apron) dengan baik pada tempatnya,
bila tidak dipakai.
Gambar :  

Ø   Sarung Tangan (Gloves)
Digunakan saat pengelasan,gunanya sama dengan afron dada dan afron lengan
yaitu untuk melindungi sipengelas dari panas, dari sinar-sinar las maupun merusak-
percikan logam. Bahan sarung tangan terbuat dari kulit, terpal yang dicat dengan cairan
alumunium dan sebagainya. sarung tangan bersifat fleksibel(lemas), sukar terbakar,
bukan pengantar arus (besifat isolasi), dan kuat.
Gambar:

Ø   overall

Overaals atau baju bengkel yang digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari
buruk atau terak yang bisa saja terpental ke arah badan.
Gambar :
 

Ø   Keselamatan Boots

Safety boots atau sepatu pelindung yang digunakan untuk melindungi kaki dari benda
yang jatuh dan juga api las atau terak.

Gambar :

 
2.4. Alat-alat pengelasan las listrik dan alat bantunya

Ø   Mesin las listri k

Mesin las listrik berbeda-beda bentuknya, besar kecilnya mesin tergantung dari


tegangan yang akan kita perlukan. Mesin las Listrik Penyanyi ADA Yang Langsung using
Listrik tetapi ADA also Yang using mesin diesel cont o hnya Adalah mesin las Listrik
untuk review Membangun je m batan biasanya using mesin diesel Dan dinamo untuk
review get Listrik. Tetapi di bengkel kita menggunakan mesin las, yang listriknya
langsung kita ambil dari rumah listrik di dinding bengkel.

Gambar:

Ø   Meja Las
Meja yang digunakan untuk benda kerja pada saat akan dilakukan pengerjaan. Meja
las berperan untuk dialiri listrik positif dari mesin las, sehingga pada saat terjadi kontak
antara elektroda dan benda, maka akan terjadi pemanasan dan menimbulkan api dari
kontak listrik positif dan negatif.
Gambar :
Ø   Palu terak
Palu terak digunakan untuk melepaskan terak dari benda kerja setelah melakukan
pengelasan, bentuk dan ukuran palu terak berbeda-beda tergantung dari penggungaan
di bengkel pada saat mengelas:
Gambar:

Ø   Alat penjepit (Tang)
Digunakan PADA Saat meminda h kan ATAU untuk review merubah POSISI
Benda kerja PADA Saat pengelasan agar terhindar Dari Panas ATAU memudahkan
Proses pemindahan Benda kerja.
Gambar:
Ø   Elektroda
Elektroda untuk pengelasan las listrik memiliki ukuran yang berbeda-
beda. Elektroda harus disimpan pada suhu kamar yang pas agar tidak lembab, pada
saat pengelasan pililah elektroda yang sesuai dengan benda kerja yang akan kita las.
Gambar :

Ø   Tabung / Wadah elektroda
Digunakan untuk meletakan elektroda pada saat melakukan pengelasa, tabung
elektroda tidak boleh digunakan untuk menyimpan tetapi hanya untuk meletakan
elektroda pada saat pengelasan.
Gambar:
Ø   Sikat Kawat

Sikat kawat yang digunakan untuk membersihkan sisa terak dan bekas las yang
masih menempel pada benda kerja.

Gambar :

 
 

 
 
2.5. Keselamatan Pada Diri

Ø   Pakailah Pelindung mata PADA Saat melakukan pengelasan


Ø   Gunakanlah sebuah p ron dada, sebuah p ron Lengan Dan Sarung Tangan agar terhindar
Dari pa n sebagai.
Ø   Hidupkanlah kipas fentilasi Udara PADA sa a t pengelasan agar Udara can bersikulasi,
Dan secepatnya-secepatnya pengelasan Cepat Keluar .
Ø   Gunakanlah sepatu Keselamatan (s afety sepatu ) .
Ø   Ikatlah Rambut JIKA Rambut Andari Panjang ATAU memakai Penutup kepa l a .
Ø   Gunakanlah Penutup hidung agar racun secepatnya TIDAK terhirup .
Ø   Cucilah serbi Sesudah ATAU Penghasilan kena pajak BEKERJA .

2.6. Keselamatan Pada Alat-alat Dan Bengkel Las

Ø   Lipatlah sebuah p ron Dan sarung serbi Dan susun di differences lemari Peralatan.


Ø   letakan Dan susunlah alat-alat kerja di lemari Peralatan.
Ø   Matikanlah mesin las JIKA TIDAK sedang di gunakan .
Ø   Bersihkan alat-alat batu dan Mesin las Sesudah digunakan .

BAB III
Langkah Kerja

3.1. Buat Garis Pengelasan

KETERANGAN FOTO-FOTO PERALA


TAN

 Siapkan lembar makan 2-3 mm tebal - Hidroc


plat P = 110mm L = 100 mm . ut

- Baja
Pengua
sa

-
Penggo
res

Gambar 4 garis memanjang menggunakan kapu - Kapur
r untuk membuat
- Baja
pola dan memudahkan proses pengelasan.
Pengua
sa

W Elding lembaran logam yang sudah -Mesin


di garis dengan kapur untuk menyelesaikan den las
gan spiral pola .
- Ele ctr
ode

-
masker
las
Bagian pelat strike yang -Palu
telah dilas dengan menggunakan hammer slag 
- W ke
untuk membersihkan slag dari pelat .
maraha
n sikat

-Tang

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

3.2. Sambungan Pengelasan

N O KETERANGAN FOTO-FOTO PERALATAN


1 - Siapkan benda kerja          Penguasa Besi
ST - 37 dengan ukuran
         Penulis
1 10 x 50 x 4 ( mm ).
         Pukulan
- Letakkan benda kerja
di atas meja kerja          Palu

- Pengukuran dan          Kapur


penandaan pada
benda kerja seperti
pada gambar .

                   

      

2 - Pilih elektroda tepat          Masker las


adalah piring elektroda
         Sarung
tangan
dengan ketebalan RD-
pengaman
260 dan menggunakan
saat ini sekitar 80 -120          Palu 
A
         Kuas Baja
- Pengelasan benda
         Seorang pro
kerja dari kiri ke kanan
         Tang
- Jika selendang
pertama selesai          W elding peralatan
bersihkan terak. listrik

3 - Lakukan terus sampai          Masker las


benda kerja selesai
         Sarung
tangan
- Kemudian bersihkan pengaman
terak setelah
         Palu
pengelasan selesai.
         Sikat Baja

         Seorang pro

         Tang

         W elding peralatan
listrik
 
 
 
 
 
 
 
 

3.3. Pengelasan Connection wi t h 45 ⁰

N  KETERANGAN FOTO-FOTO PERALATAN


O

1 -   Siapkan benda kerja ST - - Masker las


37 dengan
- Sarung
ukuran 1 1 0x 5 0
x 4 (mm) sebanyak 2 buah tangan
pengaman
-   Buat sudut 45 derajat
seperti di gambar - Palu
- Sikat baja
-   Bersihkan terak
- Seorang pro
- Tang
- W elding
peralatan
listrik
2 -     Pilih elektroda yang - Masker
sesuai adalah pelat
- Sarung
elektroda dengan
tangan
ketebalan
- Masker Las
-     Dan kemudian mengelas
benda kerja. - Palu
- Sikat Baja
- Seorang pro
- Tang
- W elding
peralatan
listrik

3 -   Kemudian bersihkan - Masker las


terak jika pengelasan
- Sa sarung
selesai
tangan fety
- Palu
- Sikat baja
- celemek
- Tang
\
- peralatan
listrik las

3.4. Sambungan Pengelasan dengan 90⁰ (L sharp )

N  KETERANGAN FOTO-FOTO PERALAT


O AN
1 -   Siapkan benda kerja ST - 37 dengan - Masker
ukuran 1 1 0x 5 0x 4 (mm) sebanyak  las
2 buah
- Sarung
-   Letakkan benda kerja sebagai tangan
bentuk " L " 90 derajat seperti
- Palu
gambar
-   Pilih elektroda yang sesuai adalah - Sikat baja
pelat elektroda dengan - Apro
ketebalan RD-260 dan gunakan arus
sekitar 8 0-120 A - Tang

-  Pengelasan kedua ujungnya - W elding


peralatan
-   Bersihkan terak listrik

2 -    Putar benda kerja seperti gambar - Masker


seperti itu.
- Sarung
-     Dan kemudian mengelas benda tangan
kerja. - Masker
Las
- Palu
- Sikat Baja
- Apro
- Tang
- W elding
peralatan
listrik

3 -   Kemudian bersihkan terak jika - Masker


pengelasan selesai las
- Sasarung
tangan
fety
- Palu
- Sikat baja
- Apro
- Tang
- W elding
peralatan
listrik
 
 
 
 

Koneksi 3,5 T
PRO CESS GAMBAR AIDS

~ Siapkan ~ Hidrocut
piring tebal
~ Penguas
   2-3 mm L =
60 mm a Baja
   P = 160 mm ~ Penggor
kali 2 buah es
~ Siapkan ~ Alat
piring kedua bantu
   Bantuan
yang sedang
   Membentuk
huruf T

~ Kemudian ~ Penjepit
las berakhir
~ Mesin
   Piring dan
pindahkan ke Las
   meja las ~ Elektrod
a

~ Masker
Las

 
 
~ Mengelas
piring sampai ~ Elektrod
menyatu a
dengan
sempurna ~ Mesin
maka sisi ke Las
depan
~ Masker
Las
~ Pecahkan ~ Palu
terak dengan Terak
   Menggunak
an terak palu

 
 
 
 

BAB I V
PENUTUP
4 .1. Kesimpulan

Ø   PADA Saat pengelasan pililah plat Yang Sesuai DENGAN Kebutuhan


Ø   Aturlah tegangan Arus Listrik agar Benda kerja TIDAK Rusak
Ø   Keselamatan Serta Operator Keahlian pengelasan Yang merupakan Bagian Yang Paling
Penting.

4 .2. Saran

 Sebelum kita mengelas, kita harus mengetahui bahan-bahan apa saja yang akan
dilas, ataukah sama atau berbeda. Kontruksi untuk menahan beban, tekanan, punter,
basah serangan karat dan lain sebagainya.
Dari hal-hal tersebut di atas dapat ditentukan sebagai berikut:                         
1.       Prosedur pengelasan yang tepat .
2.       Cara pengelasan yang benar, efisien dan selamat .

3.       Ukuran dan bahan pokok atau tambahan yang memenuhi syarat dan ekonomis .
Diposting 16th Maret 2017 oleh Anonymous
 

Lihat komentar

1.

Anonim18 Juni 2020 pukul 22:43

Terima kasih
Membalas
Memuat

Anda mungkin juga menyukai