PENDAHULUAN
1
BAB II
A. LAS LISTRIK
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu
akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom atom
tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang
terserap atau oksida-oksida.
Las listrik juga biasa disebut las busur listrik, yaitu proses penyambungan logam
dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi sumber panas pada las listrik
ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Pada bagian
yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan
mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan
tersambunglah kedua logam tersebut. Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik
cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang
terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan
memperhatikan ukuran dan type elektrodanya. Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas
yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda
atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga
terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga
terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik
diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C. Ada tiga jenis
elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal.
Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak.
Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan
memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan
mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis
merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.
2
Las listrik dapat digolongkan menjadi :
a. Las listrik dengan elektroda logam, misalnya :
• Las listrik submarged
• Las listrik dengan elektroda berselaput
• Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MI
NB : Dan las listrik yang digunakan pada saat praktek las adalah las listrik dengan elektroda
karbon tunggal.
Sebagai perekat atau bahan tambah pada proses pengelasan yang dipasang atau dijepit
pada holder / pemegang elektroda
3
Gbr.2.2 elektroda
3. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi
Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
kabel elektroda
kabel massa
kabel tenaga
4. Pemegang Elektroda
4
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang
elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat.
Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan
kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
5. Palu Las
7. Sikat Kawat
Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
5
8. Klem Massa
9. Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih
panas
6
10. Meja kerja las
7
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las
(sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata,Helm las ini
dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah
tersebut.
Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak
16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat
menahan sinsar las dengan kaca las.
2. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang
elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.
3. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari
asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :
8
apron lengan
apron dada
apron lengkap :
9
4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu
las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
5. Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah
masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
10
6. Gurinda Pemotong
Digunakan untuk memotong bahan material las agar proses pemotongan lebih cepat
dan tepat.
.
Gbr. 2.17 gurinda potong
7. Jaket las
Jaket pelindung badan+tangan yang tebuat dari kulit/asbes
11
Penggunaan keselutruhan dari perlengkapan keselamatan kerja
Beberapa lagkah yang dilakukan pada saat melakukan praktek las yaitu sebagai berikut:
Dosen yang memngajar mata kuliah inspeksi las membagi kelompok las 1 team 5
orang
mahasiswa menunggu giliran praktek las sesuai jadwal yang ditentukan oleh dosen
setelah jadwal praktek tiba mahasiswa masuk ke bengkel las untuk praktek dengan
perlengkapan las yang sesuai dengan prosedur/aturan inspeksi
sebelum melakukan praktek pengelasan pertama mahasiswa di beri instrupsi oleh
dosen pembimbing lab las (keselamatan kerja)
memulai pemilihan bahan serta pemotongan dengan ukuran yang telah ditentukan
menyalakan mesin las dan persiapan las lainya dipandu oleh dosen pembimbing lab
las
memulai pengelasan dilakukan 2x untuk 2 bahan yang berbeda unruk penyambungan
2 pelat yaitu las melingkar dan zig-zag (uji
pertama ) dan dilanjutkan pengelasan material yang ke 2 dengan cara yang sama.
setiap anggota kelompok di beri tugas masing-masing seperti:
inspeksi,dokumentasi,pengelas,dll.
12
1.proses praktek pengelasan bahan pertama
13
Pemotongan pelat dilakukan dengan menggunakan gurinda pemotong dibutuhkan 4 pelat
dengan ukuran yang sama dilakukan secara bergantian setiap anggota kelompok .
Dari empat material pada gambar di atas 2 digunakan untuk pengelasan pertama dan 2
selanjutnya digunakan untuk pengelasan yang kedua .
Pengelasan pertama dilakukan dengan cara meletakkan kedua material sejajar di atas
meja las diberi jarak sekitar 2 mm agar pada saat melakukan pengelasan ada ruang untuk
penetrasi bahan material .
14
Di bawah ini adalah foto pengelasan zig-zag pengelasan dilakukan dengan cara
menggerakkan elektroda kekiri dan kekanan (secara zig-zag).
Dibawah ini adalah hasil pengelasan pertama zig-zag di bersihkan dengan cara di pukul
dengan martil membuang terak las dan disikat dengan sikat kawat agar hasil las dapat terlihat
dengan jelas.
15
f.praktek pengelasan pertama las melingkar
dibawah ini adalah bahan material yang di balik setelah permukaan bahan yang
satunya di las dengan pengelasan zig-zag ,
16
Dibawah ini adalah hasil pengelasan melingkar
17
b.pengukuran bahan
dibawah ini adalah proses pengukuran bahan sebelum dipotong
18
e. proses praktek pengelasan kedua (zig-zag)
Pengelasan kedua dilakukan dengan cara meletakkan satu material sebagai alas
kemudian bahan yang satunya diletaktan tepat di atas material alas di bagian tengah sehingga
ke dua bahan tersebut membentuk profil T seperti pada gambar di bawah ini
Di bawah ini adalah proses pengelasan zig-zag pengelasan dilakukan dengan cara
menggerakkan elektroda kekiri dan kekanan (secara zig-zag).
Dibawah ini adalah hasil pengelasan kedua zig-zag di bersihkan dengan cara di pukul
dengan martil, membuang terak las dan disikat dengan sikat kawat agar hasil las dapat
terlihat dengan jelas.
19
Gbr. 2.36 hasil las zig-zag praktek ke 2
dibawah ini adalah bahan material yang di balik setelah permukaan bahan yang
satunya di las dengan pengelasan zig-zag ,
20
Gbr.2.38 proses pengelasan melingkar bahan pratek kedua
21
Inspeksi Elektroda
NO ASPEK YANG DIPERIKSA SPESIFIKASI HASIL
1 KLASIFIKASI ELEKTRODA JIS : z3211E4916
2 TYPE ELEKTRODA AWS: A.51 E7016
3 LAPISAN FLUKS ELEKTRODA High Titania
4 JENIS BAHAN UNTUK PENGELASN Plat ST – 37 ( 8 x 23 cm)
5 DIAMETER ELEKTRODA 4 mm
6 PANJANG ELEKTRODA 400 mm
7 POSISI LAS DATAR
8 ARUS LAS 45 – 95 AMPER
9 POLARITAS ELEKTRODA AC ATAU DC ±
Inspeksi Peralatan Dan Perlengkapan Keselatan Kerja
22
UKURAN KABEL LAS (
mm )
STANG LAS (
mm )
KLEM ARDE (
mm)
PERLENGKAPAN LAS
TANG JEPIT
3 HUMMER Ada
PALU LAS
BRUSS LORRE STEEL
SIKAT BAJA
LOS
UKURAN PANJANG ( P ) 15 CM
23
2 UKURAN LEBAR ( B ) 8 CM
UKURAN TEBAL ( T ) 0.8 cm
KAMPUH LAS (I)
Celah Las (C ) 0.5 mm
3 TANDA LAS Ada
TOTAL NILAI INSPEKSI SEBELUM PENGELASAN ada
24
Pemakaian Perlengkapan Keselamatan Kerja Dan Peralatan Kerja Las
25
2. Inspeksi Sesudah Pengelasan
Inspeksi Ukuran Hasil Las
26
IDEAL 35 10
STANDARD 35 Masuk Standard ( 70 7
I 90 7
35
1
8 CELAH LAS (GAP)
IDEAL 2 – 3 mm Masuk Standard
STANDARD 2 - 4 mm 7 1
HASIL 5 mm 2 mm < GAP > 4 mm
1
27
Inspeksi Tampilan Las
28
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Inspeksi Las
nspeksi adalah suatu ilmu untuk menentukan kondisi atau keadaan suatu benda,
proses fabrikasi atau pengolahan, serta lingkungan. Inspeksi merupakan gabungan antara
ilmu Engineering (ilmu ke-teknik-an), management, process dan craftmenship (keahlian
kejuruan) yang hanya dapat dilaksanakan setelah melalui beberapa tahap yaitu tahap
persiapan, pelaksanaan fisik, pelaporan, sertifikasi dan recording atau pendataan.
Perlindungan Mata
Proses hasil pengelasan dalam penciptaan sinar ultraviolet, yang bisa sangat
merusak mata manusia. Paparan sinar ultraviolet dapat menyebabkan peradangan
pada kornea. Hal ini juga dapat menyebabkan pembakaran dari retina, yang
dapat mengakibatkan kebutaan. Karena itu, sangat penting bahwa langkah-
langkah harus diambil untuk melindungi mata dari tukang las dan mata orang-
orang dekat atau di sekitar lokasi pekerjaan
29
Memepersiapkan semua perlengkapanya dengan benar dan menggunakanya
sebelum melakukan proses pengelasan agar terhindar dari bahaya yang akan
terjadi atau mengutamakan K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja).
Mesin Las
Secara garis besar, mesin las dibagi menjadi 2 jenis yaitu mesin las
arus searah (DC Welding Machine / Direct Current) dan mesin las
arus bolak-balik (AC Welding Machine / Alternating Current).
Kabel Las
Ada 2 kabel yang digunakan pada mesin las yaitu kabel primer dan
kabel sekunder atau biasa disebut kabel las. Kabel primer (Primary
Powe Cable) merupakan kabel yang berfungsi untuk menghubungkan
mesin las dengan sumber tenaga. Phasa pada mesin las berbeda-beda
dan jumlah phasa pada mesin las harus disesuaikan dengan jumlah
kawat inti yang terdapat pada kabel primer ditambah satu kawat yang
berfungsi sebagai penghubung mesin las dan masa tanah (grounding).
Tang Las
Klem Masa
30
Klem masa/penjepit digunakan untuk menghubungkan meja
kerja/benda kerja ke kabel masa. Sebaiknya bahan yang digunakan
untuk klem masa/penjepit sama dengan bahan yang digunakan pada
tang elektroda
31
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengelasan listrik dengan menggunakan elektroda RB-26
2. Saat mengelas sebaiknya menggunakan alat pelindung seperti : kacamata,baju
pelindung,sarung tangan agar tidak terjadi hal yabg tidak diinginkan.
3. Tebal benda kerja las 4mm
4. Untuk las SMAW generator diatur 70-80 A pada plat atau benda kerja
5. Usahakan jangan sampai lengket dan jangan terlalu cepat pada las SMAW
B. Saran
1. Penambahan pada elektroda dan kawat las yang disediakan agar proses
pemberlajaran las akan lebih maksimal.
2. Perlunya tambahan asisten atau staf laboratorium las untuk mendampingi proses
pengelasan.
3. Perlunya penambahan kelengkapan alat-alat las. Agar mahasiswa tidak saling
menunggu untuk menggunakan alat tersebut.
4. Pengarahan untuk setiap proses dari asisten lab agar pengelasan bisa sempurna
sesuai yang diharapkan
5. Pada saat proses pengelasan janganlah terlalu terburu buru, agar pengelasan tidak
menimbulkan cacat yang berlebihan
32
DAFTAR PUSTAKA
- http://laskarbit.blogspot.com/2009/03/pengelasan-dengan-oksi-asetilin.html
[Diakses tanggal 27 November]
- https://www.academia.edu/8717102/las_listrik[Diakses tanggal 27 November]
- Dokumentasi Data Pribadi [Diakses tanggal 12 desember 2016]-Institut Teknologi
Nasional Malang 2
- http://lasmarkazuna.blogspot.com/2012/07/makalah-las-listrik-las-gas.html
- http://teknikmes.blogspot.com/2012/11/pengertian-las-listrik.html
- http://yohan46.blogspot.com/2012/03/pengertian-las-listrik.html
- http://idincvt.wordpress.com/2011/10/22/artikel-tentang-peralatan-las-listrik/
33
LAMPIRAN
Lamp.1.1
Lap.1.2
Lamp.1.3
34
Lamp.1.3
Lap.1.4
Lap.1.5
35
lamp.1.6
Lamp.1.7
Lamp.1.8
36
Lamp.1.9
Lamp.1.10
lamp.1.11
37