Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KONSTRUKSI BANGUNAN

METODE PADA PENGGALIAN DAN SISTEM


PROTEKSI/PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA

DISUSUN OLEH :

DENA EKA PUJIWISANTI PUTRI

0519040079

K3-4C

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2021
RESUME

Pendahuluan
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital
untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan kemajuan
dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan dengan ketersediaan
infrastruktur diantaranya adalah pembangunan gedung–gedung untuk perkantoran
dan tempat tinggal khususnya di kota-kota metropolitan (Prasetyo, Suwarno, &
Indryani, 2020). Pada proses pembangunan infrastruktur tak terlepas dari segala
risiko kecelakaan yang ada dalam kegiatan pekerjaan seperti : jatuh dari ketinggian,
terjebak reruntuhan bangunan, tertabrak oleh kendaraan proyek/alat berat, terkena
aliran listrik, tertimpa benda jatuh, paparan api, dsb. Menurut Kurniawan &
Bhaskara (2021) pekerjaan fondasi juga berisiko tinggi karena berhubungan dengan
karakteristik tanah galian. Kecelakaan kerja pada pekerjaan galian cenderung
menyebabkan kematian, umumnya akibat tertimbun tanah, tersengat aliran listrik
bawah tanah, terhirup gas beracun, dan lain-lain. Dimana risiko ini dapat
mengakibatkan kecelakaan dan kerugian baik secara langsung maupun tidak
langsung bagi perusahaan.
Sebuah galian atau lubang besar di permukaan tanah adalah bukan situasi
yang alami yang biasanya ditunjukkan dengan bentuk kemiringan permukaan
tanahnya yang hampir vertikal atau bahkan vertikal. Kondisi alamiah biasanya
menciptakan kemiringan yang cukup landai karena tergerus oleh aliran air hujan
dari bagian atas ke bawah yang membawa partikel tanah di bagian atas ke bawah
sehingga membentuk permukaan yang miring (slope) (Ashari, 2018). Maka dari itu
pada pembahasan kali ini yaitu tentang pentingnya pemberian sistem proteks dan
macam-macam metode yang digunakan pada proses penggalian tanah.
PEMBAHASAN
A. Penggalian Tanah
Menurut Sain & Quinby (1996), pekerjaan galian tanah adalah sebuah
proses pemindahan suatu bagian permukaan tanah dari satu lokasi ke lokasi lainnya,
dan akhirnya terbentuk sebuah kondisi fisik permukaan tanah yang baru. Sehingga
didapatkan bentuk atau desain konstruksi yang sesuai dengan elevasi yang
direncanakan. Pekerjaan penggalian dengan kedalaman lebih dari enam meter
ditetapkan sebagai pekerjaan galian dalam. Pada umumnya, pekerjaan galian dalam
membutuhkan suatu sistem proteksi tanah berupa struktur penahan tanah
berdasarkan kondisi geologi dan lingkungan setempat, muka air tanah, waktu
pelaksanaan penggalian, anggaran biaya, serta peralatan yang digunakan.
Pekerjaan galian tanah merupakan hal yang harus menjadi perhatian lebih
pada saat perencanaan sebuah konstruksi bangunan sipil. Hampir seluruh
konstruksi bangunan sipil akan melibatkan pekerjaan galian. Galian tanah dapat
menyebabkan perubahan tegangan dan regangan pada tanah yang kemudian dapat
berdampak deformasi pada tanah. Beberapa metode penggalian dalam yang biasa
dipergunakan diantaranya adalah: full open cut methods, braced excavation
methods, anchored excavation methods, island excavation methods, top-down
construction methods, dan zoned excavation methods (Rustiani & Lyman, 2017).
B. Klasifikasi Tanah
Bab ini menjabarkan metoda mengklasifikasikan tanah dan deposit batuan
berdasar kondisi lingkungan setempat, komposisi dan struktur deposit bumi. Bab
ini juga membahas test yang digunakan untuk mengklasifikasikan tanah. Setiap
tanah dan deposit batuan dapat diklasifikasikan sebagai kelas A, kelas B, atau kelas
C sebagaimana yang akan didefinisikan di bawah ini (Ashari, 2018).
• Tanah Kelas A
Tanah Kelas A adalah tanah kohesif dengan kekuatan tekan sebesar 1,5
ton/ft2 (tsf) (144 kPa) atau lebih besar. Tanah Kelas A meliputi tanah liat,
tanah liat rawa, tanah liat berpasir. Tanah- tanah yang bersemen seperti
caliche dan hardpan juga dianggap tanah kelas A. Tanah tidak bisa
digolongkan sebagai kelas A jika tanah tersebut retak / pecah-pecah.
• Tanah Kelas B
Tanah Kelas B adalah tanah kohesif dengan kekuatan tekan yang lebih besar
0,5 tsf (48 kPa) tetapi kurang dari 1,5 tsf (144 kPa). Tanah Kelas B meliputi
tanah yang tak berperekat dan berbentuk granular (berbutiran) seperti batu
kerikil (sama dengan batu yang telah hancur lebur) , lempung berpasir, dan
kadang-kadang lempung liat berlumpur, lempung berlumpur, dan lempung
liat berpasir.
• Tanah Kelas C
Tanah Kelas C adalah tanah kohesif dengan kekuatan tekan yang tidak lebih
dari 0,5 tsf (48 kPa) atau kurang. Tanah Kelas C meliputi: Tanah berbutiran
seperti tanah kerikil, pasir, dan pasir lempung, Tanah yang terendam oleh
air, tanah yang airnya bebas merembes, batuan di bawah air yang tidak
stabil.
C. Metode Penggalian Tanah
Pemilihan metode penggalian yang tepat, harus mempertimbangkan
beberapa faktor seperti biaya dan waktu konstruksi, pekerjaan penggalian lainnya
yang berdekatan, kemampuan peralatan, kondisi bangunan serta tipe pondasi
bangunan yang berdekatan, material yang akan digali dan lain-lain. Adapun
beberapa metode penggalian yang biasa digunakan akan dibahas dibawah ini.
a) Open Cut Methods

Metode ini biasa disebut juga metode konvesional dan merupakan


metode yang paling sederhana. Pada metode ini, dilakukan penggalian dari
permukaan tanah hingga ke dasar galian dengan sudut lereng galian tertentu
(slope angel) dan tanpa menggunakan retaining wall. Selanjutnya pekerjaan
konstruksi basement akan dikerjakan dari dasar galian berlanjut ke atas
(bottom-up). Setelah pekerjaan basement selesai, maka lubang galian dapat
ditimbun atau diurug kembali (back fill). Metode ini biasanya digunakan
pada proyek yang mempunyai lahan yang cukup luas, dimana galian
basement terletak ditengah-tengah site, sehingga tidak berbatasan langsung
dengan bangunan tetangga (existing building) dan jumlah lantai basement
kurang dari dua lantai atau semi basement. Metode ini juga disarankan
untuk dilakukan di wilayah perkotaan atau galian basement yang berbatasan
langsung dengan bangunan tetangga.
b) Braced excavation methods

Braced excavation adalah penggalian yang menggunakan sistem


penopang/sistem penahan tanah (bracing). Pada galian tanah braced
excavation, tepi-tepi galian dapat digali secara vertikal (sudut 900)
walaupun kedalaman galian cukup besar, hal ini bisa dilakukan dan tidak
longsor karena tepi-tepi galian tersebut diatahan oleh sistem penahan/brace
yang sudah dipersiapkan untuk mencegah longsornya tepi-tepi galian yang
digali secara vertical (Yonathan, 2013).
c) Anchored Excavation Methods

Pada prinsipnya metode anchored excavation atau galian dengan


angkur hamper sama dengan metode braced excavation. Metode ini
menggantikan strut atau penyokong dengan angkur yang ditancapkan pada
tanah untuk melawan gaya lateral yang ditimbulkan oleh dinding galian
dalam (Wadino, Sentosa, & Iskandar, 2018).
D. Sistem Proteksi Terhadap Pekerja
Sistem proteksi adalah suatu metode untuk melindungi pekerja dari bahaya
dari risiko kecelakaan pada tempat kerja yaitu bahaya tertimbun tanah, tersengat
aliran listrik bawah tanah, terhirup gas beracun, dan lain-lain. Perusahaan memiliki
kewajiban untuk melindungi pekerja dari segala bahaya yang ditimbulkan di area
kerja. Maka dari itu Sistem proteksi yang disediakan juga harus memadai dan
dirancang sesuai dengan standard OSHA. OSHA merupakan peraturan keselamatan
dan kesehatan kerja yang berlaku di Amerika, di dalam OSHA juga terdapat
peraturan yang mengatur tentang peraturan keselamatan dan kesehatan kerja pada
galian tanah secara khusus.
Berikut peraturan keselamatan kerja pada pekerjaan galian tanah menurut
OSHA subpart P :
a) Pelerengan/kemiringan (sloping) pada pinggir-pinggir penggalian.
b) Penopang/penyangga kayu (timber shoring) atau penopang aluminium yang
mendukung/menahan pinggir-pinggir tanah galian.
c) Kotak perisai/ pelindung (box shielding) di antara sisi tanah galian dan area
kerja.
d) Sistem benching suatu metode untuk melindungi pekerja dari bahaya
kelongsoran dengan menggali sisi galian dengan membentuk satu atau
serian level horizontal seperti anak tangga.
e) Menggunakan pakaian/perlengkapan yang dapat memantulkan cahaya bagi
pekerja yang melakukan penggalian.
f) Mengharuskan kontraktor untuk memasang rambu-rambu peringatan,
penghalang, atau lampu signal untuk membatasi jarak kendaraan terhadap
tepi galian.
g) Menguji keadaan udara dalam galian, dari supply oksigen yang cukup dan
kemungkinan adanya gas-gas yang berbahaya yang dapat membahayakan
pekerja pada saat sebelum pekerja memasuki galian tanah dengan
kedalaman lebih dari 4 feet.
h) Tidak memperbolehkan pekerja bekerja pada lokasi di mana akumulasi
Muka Air Tanahnya (MAT) melebihi batas/syarat yang diijinkan.
i) Melakukan inspeksi harian pada lokasi-lokasi berbahaya.
j) Harus disediakan jalan untuk melintasi galian apabila dibutuhkan.
Dalam keamanan kegiatan penggalian penyedia jasa bertanggung jawab atas
keselamatan pekerja yang menyelesaikan kegiatan galian. Selama pelaksanaan
pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus :
1. Mempertahankan lereng sementara galian yang stabil agar tetap mampu
menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya,
2. Memasang penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai
untuk menopang permukaan lereng galian yang mungkin tidak stabil.
3. Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa harus menyokong atau mendukung
struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak
stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
E. Sruktur Pertahanan Tanah
Pemasangan struktur penahan tanah pada setiap pengerjaan galian dalam
adalah sebuah kewajiban. Semakin dalam sebuah galian, maka resiko keruntuhan
struktur galian akan semakin besar.
F. Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah merupakan sebuah struktur yang digunakan untuk
memberikan kestabilan tanah dan mencegah tanah untuk mencapai kemiringan
alaminya sendiri. Biasanya dipergunakan untuk sistem penahan tanah dangkal.
Secara umum terdapat beberapa jenis dinding penahan tanah, antara lain (Anonim,
2021):
• Cantilever Wall
Merupakan dinding penahan tanah yang terbuat dari beton bertulang yang
terpasang dengan footing atau bagian yang melebar dibawahnya.
• Gravity Wall
Merupakan dinding penahan tanah yang bergantung pada massanya sendiri
untuk melawan gaya lateral tanah. Dinding penahan tanah jenis ini
menggunakan material dari batu atau semen sehingga bisa mempunyai
massa yang besar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2021, 09 12). Diklat Spesifkasi Umum Pekerjaan Jalan dan Jembatan
Kementrian Pekerjaan Umum. Retrieved from bpsdm.pu.go.id:
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/01/77db2_MO
DUL_4.pdf

Ashari, M. L. (2018, 02 20). Modul K3 Konsbang 1 Penggalian. Retrieved from


Moch. Luqman Ashari PPNS SHIPS (Shipbuilding Institute of Polytechnic
Surabaya: http://lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-
content/uploads/sites/60/2018/02/MODUL-K3-KONSBANG-1-
PENGGALIAN.pdf

Kurniawan, R. R., & Bhaskara, A. (2021). Identifikasi Risiko Menggunakan IBPRP


dan JSA Berdasarkan PERMEN PUPR NO. 21 Tahun 2019. Jurnal Ilmiah
Rekayasa Sipil Vol . 18 No. 1 , 64-75.

Prasetyo, D., Suwarno, & Indryani, R. (2020). Perencanaan Konstruksi Penahan


Tanah dan Pondasi yang Efisien pada Apartemen X dengan Memperhatikan
Penjadwalan Mobilisasi Material. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2,
D263-D270.

Rustiani, S., & Lyman, R. A. (2017, Desember). Perancangan Proteksi Galian


Dalam Dengan Solder Pie. Retrieved from lpdsc60_Siska_Perancangan
proteksi galian-p.pdf:
https://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/6932/lpdsc60_S
iska_Perancangan%20proteksi%20galian-
p.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Sain, C.H. & Quinby , G.W. (1996). Earthwork. In J.T. Ricketts, M.K. Loftin and
F.S. Merritt (Eds.). Standard Handbook for Civil Engineers (5th ed.)
chapter 13. McGraw-Hill, New York.

Wadino, F., Sentosa, G. S., & Iskandar, A. (2018). Analisis Deformasi Dinding
Basement Pada Salah Satu Proyek di Sudirman Menggunakan Metode Back
Analysis dari Hasil Monitoring. Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 1, No. 1, 251-
260.

Yonathan, A. A. (2013). Kecelakaan Kerja dan Analisis Penerapan Peraturan


Keselamatan Kerja Galian Tanah Pada Proyek Konstruksi di Surabaya.
Tugas Akhir Universitas Petra Surabaya Program Studi Teknik Sipil.

Anda mungkin juga menyukai