Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

METODE PENGGALIAN DAN SISTEM PROTEKSI TERHADAP


PEKERJA

Clarissa Addikko Febryantie Yasmine

K3-5C

0519040094

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2021
2.1 Pengertian Penggalian
Penggalian adalah suatu kegiatan yang meliputi pengambilan segala jenis
barang galian. Menurut Nunnally (2007), pekerjaan galian tanah merupakan
proses pemindahan tanah dari tempat penggalian tanah menuju tempat
pembongkaran sehingga dapat memenuhi persyaratan lokasi, elevasi, densitas, dan
kelembaban. Sedangkan terdapat arti lain dari pekerjaan galian tanah adalah
pekerjaan tanah yang sifatnya permanen sebagai struktur (Asiyanto, 2008).
Dimana pekerjaan ini dikerjakan dan dibantu oleh tenaga manusia dan alat-alat
berat. Biasanya pekerjaan penggalian tanah ini dikerjakan untuk membuat gorong-
gorong, terowongan, basement, pondasi, tendon air bawah tanah, dan lain
sebagainya.

2.2 Klasifikasi Tanah


Untuk menentukan metode apa yang sesuai untuk melakukan penggalian,
hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui jenis/tipe tanah terlebih
dahulu. Sehingga dapat menentukan metode apa yang cocok. Berikut klasifikasi
tanah secara umum :
a) Tipe A : Tanah kohesif dengan kekuatan 155 ton/ft2, relatif stabil
contohnya adalah clay (tanah liat), tanah liat rawa, tanah liat berpasir.
Tanah- tanah yang bersemen seperti caliche dan hardpan juga dianggap
tanah kelas A.
b) Tipe B : Tanah kohesif dengan kekuatan 0,5 – 1,5 ton/ft2, kurang stabil
daripada tipe A. Meliputi tanah seperti batu kerikil (sama dengan batu
yang telah hancur lebur), lempung berpasir, dan kadang-kadang lempung
liat berlumpur, lempung berlumpur, dan lempung liat berpasir.
c) Tipe C : Tanah kohesif dengan kekuatan <0,5 ton/ft2, kurang stabil
daripada tipe B. Contohnya kerikil dan pasir
2.3 Metode Penggalian Tanah
Menurut Puller (1996), pelaksanaan penggalian tanah dapat dilakukan
dengan 2 (dua) sistem yaitu sistem terbuka (open excavation) dan sistem penopang
(braced excavation). Berikut penjelasannya dari kedua metode tersebut.
a) Penggalian dengan sistem terbuka (open excavation)

Gambar 2.1 Open Excavation


Open excavation atau penggalian dengan sistem terbuka adalah
penggalian yang dilakukan dengan kemiringan tertentu yang
diperhitungkan terhadap stabilitas lereng tanpa bantuan bracing. Pada
sistem galian ini biasanya tepi-tepi galian membentuk kemiringan tertentu
yang tergantung pada jenis tanahnya (dengan sudut <90˚C). Kemiringan
galian biasanya dinyatakan dengan H dan V, dimana H adalah horizontal
dan V adalah vertical).
b) Penggalian dengan sistem penopang (braced excavation)

Gambar 2.2 Braced Excavation


Braced excavation atau penggalian dengan sistem penopang adalah
penggalian yang menggunakan sistem penopang (bracing). Pada galian ini
tepi-tepi galian digali secara vertical (sudut 90˚C). walaupun galian cukup
besar, penopang (bracing) bertujuan untuk menahan agar tidak longsor.

2.4 Keselamatan Kerja


UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah Undang-
Undang yang mengatur tentang keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik
di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Pada undang-
undang tersebut juga disebutkan mengatur hal-hal umum tentang keselamatan
kerja antara lain :
1. Memberi pertolongan pada kecelakaan
2. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
3. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
4. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

2.5 Sistem Proteksi


Sistem proteksi adalah suatu metode untuk melindungi pekerja dari bahaya
kelongsoran, kejatuhan material, atau struktur kolaps. Sistem proteksi yang
disediakan juga harus memadai dan dirancang sesuai dengan standard OSHA.
Sistem proteksi sesuai dengan standard OSHA Subpart P meliputi antara lain :
a. Pelerengan/kemiringan (sloping) pada pinggir-pinggir penggalian.
b. Penopang/penyangga kayu (timber shoring) atau penopang aluminium
yang mendukung/menahan pinggir-pinggir tanah galian.
c. Kotak perisai/ pelindung (box shielding) di antara sisi tanah galian dan area
kerja.
d. Sistem benching suatu metode untuk melindungi pekerja dari bahaya
kelongsoran dengan menggali sisi galian dengan membentuk satu atau
serian level horizontal seperti anak tangga.
e. Menggunakan pakaian/perlengkapan yang dapat memantulkan cahaya bagi
pekerja yang melakukan penggalian.
f. Mengharuskan kontraktor untuk memasang rambu-rambu peringatan,
penghalang, atau lampu signal untuk membatasi jarak kendaraan terhadap
tepi galian.
g. Menguji keadaan udara dalam galian, dari supply oksigen yang cukup dan
kemungkinan adanya gas-gas yang berbahaya yang dapat membahayakan
pekerja pada saat sebelum pekerja memasuki galian tanah dengan
kedalaman lebih dari 4 feet.
h. Tidak memperbolehkan pekerja bekerja pada lokasi di mana akumulasi
Muka Air Tanahnya (MAT) melebihi batas/syarat yang diijinkan.
i. Melakukan inspeksi harian pada lokasi-lokasi berbahaya.
j. Harus disediakan jalan untuk melintasi galian apabila dibutuhkan.

Sedangkan sistem proteksi atau perlindungan terhadap pekerja terdapat


hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan galian tanah secara umum
berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS 1986 yaitu :
a. Sebelum penggalian pada setiap tempat dimulai, stabilitas tanah harus diuji
terlebih dahulu oleh orang yang ahli.
b. Melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas segala instalasi di bawah
tanah.
c. Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti:
 Setelah pekerjaan terputus yang melebihi satu hari lamanya;
 Setelah setiap peledakan;
 Setelah reruntuhan/longsoran tanah yang tidak terduga;
 Setelah ada kerusakan yang berarti pada konstruksi penyangga;
 Setelah hujan lebat.
d. Jalan keluar masuk yang aman harus disediakan di setiap tempat.
e. Dilarang bekerja di atas tanah yang lepas apabila kemiringannya terlalu
terjal.
f. Tanpa konstruksi penyangga yang cukup dilarang menggali tanah di bagian
bawah.
g. Para pekerja dilarang bekerja di bawah tonggak pohon, dinding atau
bangunan lainnya yang sedang menggantung atau sedang digali di
bawahnya.
h. Dinding galian dan timbunan bahan galian harus diberi penerangan.
i. Kayu dan bahan penahan lainnya harus ditempatkan, dipasang,
dipindahkan atau dibongkar di bawah pengawasan seorang yang ahli atau
para pekerja yang ahli.

2.6 Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kejadian yang menyebabkan seseorang mendapat kesulitan. Sedangkan menurut
Hinze (1997) kecelakaan kerja adalah sebuah kejadian yang tidak direncanakan.
Sebuah kecelakaan tidak selalu berakibat cedera, namun juga dapat berakibat
kerusakan material dan alat. Kecelakaan kerja biasanya diakibatkan oleh perilaku
tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition). Pada
pekerjaan galian tanah sebagian besar dapat mengakibatkan luka ringan, luka
berat, cacat, atau bahkan meninggal. Menurut OSHA (1997) jenis-jenis kecelakaan
kerja yaitu sebagai berikut :
a. Terperangkap di dalam galian.
b. Tertimpa beban/material.
c. Terperosok dalam galian.
d. Kekurangan oksigen.
e. Menghirup kandungan gas beracun di dalam tanah.
f. Tersengat aliran listrik.
g. Alat berat terguling ke dalam galian.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Luqman. 2018. Modul K3 Konsbang 1 Penggalian. Surabaya: Politeknik


Perkapalan Negeri Surabaya.
Asiyanto. 2008. Metode Konstruksi Proyek Jalan. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.

Heinrich, H. W., Petersen, Dan, Roos, N. 1980. Industrial Accident Prevention 5 th Ed.
McGraw-Hill: New York
Hinze, J.W. 1997. Construction Safety. Prentice Hall: New York.
ILO (International Labour Organization). 1998. Statistics of Occupational Injuries.
Geneva: International Labour Office Geneva.
KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
http://kbbi.web.id/pusat, (Diakses tanggal 10 Septemper 2021).
Nunnally, S.W. 2007. Construction Methods and Management, Seventh Edition.
Prentice Hall, Inc.
OSHA. 1997. Working Safety with Video Display Terminals. Department of Labor
Occupational Safety and Health Administration: US.
Puller, M. 1996. Deep Excavation. Thomas Telford Services Ltd, London.
Sain, C.H. & Quinby , G.W. 1996. Earthwork. In J.T. Ricketts, M.K. Loftin and F.S.
Merritt (Eds.). Standard Handbook for Civil Engineers (5th ed.) chapter 13.
McGraw-Hill, New York.
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS 1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


Universitas Kristen Petra. 2013. Keselamatan Kerja Chapter 2. URL:
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/sip4/2013/jiunkpe-is-
s1-2013-21409004-27477-keselamatan_kerja-chapter2.pdf (Diakses tanggal
10 Septemper 2021).
Yonathan, Andreas, dan Andi. Kecelakaan Kerja dan Analisis Penerapan Peraturan
Keselamatan Kerja Pekerjaan Galian Tanah pada Proyek Konstruksi di
Surabaya. URL: https://media.neliti.com/media/publications/82894-ID-
kecelakaan-kerja-dan-analisis-penerapan.pdf (Diakses tanggal 10 Septemper
2021).

Anda mungkin juga menyukai