Anda di halaman 1dari 31

NAMA

NIM

: ARI APRIZONI
: 710014252

DEFINISI 1
KONSTRUKSI TEROWONGAN
SHARING KNOWLEDGE PT. WASKITA KARYA (Persero)
KONSTRUKSI TEROWONGAN
I. DASAR TEORI
A. Pendahuluan
Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin
transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material lainnya
menembus rintangan alam dan aktifitas manusia. Terowongan dibuat
menembus gunung, di bawah sungai, laut, pemukiman, gedung- gedung atau
jalan raya. Berguna untuk sarana tranportasi, hidro power, jaringan listrik,
gas, saluran pembuangan dan lain-lain.
B. Klasifikasi Terowongan berdasarkan Fungsinya
1) Terowongan Lalu Lintas (Traffic)
Beberapa penggunaan terowongan untuk lalu-lintas diantaranya :
Terowongan Kereta api
Terowongan jalan raya
Terowongan navigasi
Terowongan tambang
2) Terowongan Angkutan
Terowongan pembangkit Tenaga Listrik (Hidro Power)
Terowongan Water Supply
Terowongan Sewerage water
Terowongan untuk utilitas umum

Terowongan yang dimaksud di sini adalah sebuah struktur bawah tanah


sehingga dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan tanpa boleh
mengganggu aktifitas/ kondisi di permukaan tanah atau dapat pula dilakukan
secara gali dan timbun (cut and cover).
C. Klasifikasi Terowongan berdasar Cara Pelaksanaannya
1) Micro Tunnel
Penggunaannya mayoritas untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan
air. Ukuran dari terowongan ini berkisar antara 60 cm s/d 100 cm dan
dikerjakan secara modern dengan cara otomatis dengan peralatan robot.
2) Terowongan Dongkrak (Jacking)
Teknik pelaksanaan ini dipilih sebagai alternative karena pengggalian biasa
terlalu mahal karena panjang yang terbatas, misalnya pembuatan underpass
dan sejenisnya. Secara umum pelaksanaannya dilakukan dengan
mendongkrak secara horizontal sebuah segmen beton precast atau baja
memotong tanah dan membuang keluar secara manual bagian volume tanah
yang terpotong segmen yang didongkrak tersebut.
3) Terowongan Batuan (Rock)
Terowongan ini dibuat menembus batuan masif yang relative keras dan
dapat dilakukan langsung dengan metode penggalian menggunakan
peralatan manual, mekanis maupun blasting. Masalah yang mungkin
dihadapai adalah yang berkaitan dengan air tanah, dan struktur penopang
pada zona patahan.
4) Terowongan melalui tanah lunak (soft ground)
Termasuk dalam kategoro ini adalah terowongan yang di buat melalui tanah
lempung, pasir dan batuan lunak (soft rock). Karena mudah runtuh maka
untuk pelaksanaan penggalian digunakan pelindung (shield). Sedangkan
lining tunnel harus segera dipasang bersamaan dengan kemajuan gerakan
Tunnel Boring Machine (TBM).
5) Terowongan Gali dan Timbun (Cut and Cover)
Terowongan ini dilaksanakan dengan menggali sebuah alur yang cukup
sampai kedalaman yang diinginkan, kemudian pengecoran lining tunnel atau

pemesangan lining precast dan melakukan penimbunan kembali (covering).


Metode ini cocok dilaksanakan jika tersedia areal yang cukup, tidak
mengganggu aktifitas dipermukaan dan letak jalur terowongan cukup dekat
dengan permukaan.
6) Terowongan Bawah air (Underwater)
Terowongan ini biasanya melewati jalur batuan atau tanah lunak. Hal yang
membedakan dengan terowongan tanah lunak adalah adanya tekanan air
yang sangat tingggi, sehingga diperlukan metode untuk membuat
terowongan menjadi kedap air. Salah satu metodenya yaitu dengan membuat
trench di dasar sungai atau laut lalu menempatkan precast tube lining dan
menerapkan teknik sambungan kedap air.
D. Terowongan Sipil dan Terowongan Tambang
Perbedaan mendasar antara terowongan Sipil dan terowongan tambang
adalah sebagai berikut :
1) Kebanyakan terowongan Sipil adalah permanen, sedangkan terowongan
tambang kebanyakan bersifat sementara (temporary). Beberapa terowongan
tambang ada yang dirancang untuk dapat digunakan beberapa puluh tahun.
2) Terowongan Sipil digunakan untuk melayani kepentingan umum
(transportasi, dll) sedangkan terowongan tambang digunakan untuk
kepentingan khusus (pekerja atau aktifitas tambang).
3) Panjang terowongan tambang biasanya cukup besar karena digunakan
untuk terowongan produksi tambang sedangkan terowongan Sipil
kebanyakan dibuat sependek mungkin dan dilaksanakan dengan standart
yang sangat ketat.
4) Jalur di mana terowongan tambang dibuat umumnya secara geologi telah
diketahui cukup rinci karena adanya survey yang mendalam bersamaan
dengan penyelidikan potensi material tambangnya. Sedangkan terowongan
Sipil biasanya dibangun pada lokasi yang baru sehingga memerlukan
penyelidikan geoteknik yang baru dan terperinci.
5) Kegiatan penambangan merupakan proses dinamis sehingga dapat
mengakibatkan perubahan kondisi (rock reinforcement).
6) Biaya penyelidikan terowongan Sipil jauh lebih besar karena tuntutan
masalah keamanan

E. Akses Terowongan dan Manajemen Material


1) Konstruksi Portal
Akses masuk ke areal bawah tanah secara umum disebut portal. Akses ini
dapat berupa sebuah shaft yang dikontruksi secara vertikal sampai
kedalaman tertentu sesuai elevasi rencana terowongan utama (horisontal),
atau berupa face terowongan yang bisa disiapkan secara horizontal karena
kondisi lahan memungkinkan.
2) Manajemen Material
Yang dimaksud dengan manajemen material yang memerlukan pengaturan
disini adalah:
Material hasil galian yang harus dibawa keluar terowongan.
Material supporting system dan elemen lining precast atau formwork dan
beton cair yang harus dibawa masuk dalam terowongan dan geraka alat
keluar masuk terowongan.
Air hasil dewatering di dalam terowongan yang harus dibuang keluar
terowongan.
F. Penyelidikan Geoteknik
Penyelidikan geoteknik adalah elemen yang sangat penting dalam
perencanaan dan pelaksanaan sebuah terowongan. Dengan data geologi yang
memadai dapat ditentukan desain terowongan yang sesuai, metode
pelaksanaan yang paling optimal, biaya pelaksanaan yang rasional serta
persiapan yang sebaik- baiknya direncanakan aspek keamanan pelaksanaan.
Biaya pelaksaan akan sangat berpotensi membengkak karena kurangnya
tersedianya data geologi.
Secara spesifik tujuan penyelidikan tersebut adalah untuk :
1) Menentukan stratifikasi tanah atau batuan pada jalur terowongan.
2) Menentukan sifat fisik batuan.
3) Menentukan parameter desain untuk batuan dan tanah.

4) Memberikan kepastian setinggi- tingginya bagi suatu proyek dan member


wawasan kepada engineer menegenai kondisi yang mungkin terjadi saat
pelaksanaan.
5) Mengurangi unsure ketidak pastian bagi kontraktor.
6) Meningkatkan keselamatan kerja.
7) Member pengalaman bekerja sehingga dapat memperbaiki kualitaskualitas keputusan di lapangan.
Pemboran teknik untuk pengambilan sampel batuan adalah cara yang paling
umum dipakai untuk pekerjaan terowongan. Dengan pengambilan sampel
(core) dapat diketahui sifat fisik batuan, variasi pelapisan tanah, satuan
batuan, dan informasi penting lainnya. Lokasi- lokasi yang memerlukan
pengeboran secara detail adalah :
1) Daerah portal.
2) Daerah yang secara topografi dekat as terowongan, karena biasanya
secara struktur lemah (overburden tipis).
3) Lokasi yang berpotensi mengalami pelapukan berat.
4) Daerah yang berpotensi air tanah tinggi dan adanya batuan porous.
5) Zona geser/ patahan
II. TEKNIK GALIAN DALAM PELAKSANAAN TEROWONGAN
Metode galian dalam banyak diterapkan untuk pembuatan shaft dan
stasiun pemberhentian bawah tanah. Dalam kondisi tertentu, membuat
terowongan dengan metode cut and cover akan lebih murah daripada
penggalian bawah tanah dengan mesin, kecuali jika dasar galian tempat jalur
terowongan sangat dalam.
Metode dengan prinsip galian dalam yang dapat diterapkan adalah:
1) Galian Bebas
Metode ini adalah yang paling ekonomis, yaitu dengan cara membuat galian
bebas tanpa perlu proteksi melainkan hanya dengan mendesain galian
dengan slope galian yang aman.

2) Galian dengan Turap dan Penopang


System ini dilakukan dengan cara menggali secra bertahap dan memasang
turap dan skur pada setiap tahap galian. Teknik ini umumnya diterapkan
pada tanah kohesif dengan muka air tanah dibawah dasar galian. Cara ini
terbatas untuk galian yang tidak terlalu lebar.
3) Dinding Berlin
Konstruksi dinding berlin dikerjakan dengan cara memancang batang baja
profil H atau I dengan jarak tertentu dan memasang panel- panel kayu atau
beton di antaranya. Jika galian cukup dalam, maka perkuatan dapat
ditingkatkan dengan pemasangan angkur dan skur penopang.
4) Dinding Diafragma
Metode ini diaplikasikan dengan menggali menggunakan alat khusus dan
galian dapat diisi dengan bentonite sehingga membentuk diafragma kedap
air.
5) Dinding Pracetak
Metode ini merupakan kelanjutan dari metode diafragma. Dimana lubang
galian yang sudah diisi bentonite kemudian dimasuki panel- panel pracetak.
6) Secant Pile
Secant pile adalah pembuatan tiang bor yang dikonstruksi secara rapat
sehingga membentuk seperti dinding kedap air. Kecuali cara pengeboran dan
cast insitu, metode dengan pemancangan langsung tiang beto pracetak juga
sangat dimungkinkan.
7) Soil Nailing
Soil nailing adalah metode memperkuat struktur tanah dengan memasukan
tulangan baja kedalam lubang bor yang disediakan dan kemudian dilakukan
grouting pada lubang tersebut. Pelaksanaannya sangat efektif jika ditunjang
dengan penggunaan shotcrete.
8) Angkur dan Skur
Jika ruang yang tersedia sangat terbatas maka perkuatan dapat menggunakan
system angkur dan skur, cara ini dipandang sangat sederhana dan praktis.

III. TEROWONGAN PADA TANAH LUNAK


A. Metode Pelaksanaan Terowongan pada Tanah Lunak
Pengertian tanah lunak adalah material yang dapat digali secara manual.
Material ini pada umumnya tidak dapat menahan berat sendiri dalam jangka
waktu yang panjang. Dalam teknologi terowongan, tanah dimasukan dalam
kategori soft ground.
Tanah yang kokoh dapat memberikan kondisi yang menguntungkan karena
atap terowongan dapat dibiarkan tanpa disokong untuk beberapa waktu.
Sebaliknya kondisi tanah yang lembek tidak mengunntungkan karena mudah
runtuh atau bergerak menutup lubang galian.
Tingkat kesulitan dan biaya pelaksanaan terowongan pada tanah amat
ditentukan oleh stand-up time dan posisi muka air tanah. Di atas muka air
tanah, stand-up time ditentukan oleh kuat geser dan kuat tarik material,
sedang dibawah muka air tanah, stand-up time ditentukan oleh nilai
permeabilitasnya. Terzahi membedakan tanah dengan : Firm Ground,
Ravelling Ground, Running Ground, Flowing Ground, Squezzing Ground,
Swelling Ground.
Pada kondisi tanah yang buruk, dapat terjadi squeezing atau penciutan
lubang galian, raveling yaitu tanah atau batuan yang rontok secara bertahap,
running yaitu keruntuhan massa tanah atau batuan, dan flowing atau tanah
mengalir (karena muka air tanah tingggi dan air cenderung membawa
material tanah mengalir ke lubang galian terowongan). Secara garis besar
ada dua metode yang applicable untuk tanah lunak yaitu metode gali timbun
(cut and cover) dan metode shield tunneling.
B. Tunnel Boring Machine (TBM)
Sebuah Tunnel Boring Machine (TBM) adalah suatu system yang tidak
dapat berdiri sendiri- sendiri. TBM yang lengkap bisa mencapai panjang 300
meter yang terdiri dari alat pemotong, alat penggali, system kemudi,
gripping, pengebor, pengontrol, dan penyokong tanah, pemasang lining, alat
pemindah material, system ventilasi serta sumber tenaga. Sedangkan
pekerjaan rel, pembangkit tenaga dan saluran ventilasi dikerjakan pada
bagian belakang TBM merupakan pekerjaan pendukung.

C. Konstruksi Lining
Beban yang dipikul oleh system penahan (supporting system) tergantung
pada kondisi tanah saat pemasangannya. Jika tanah telah mencapai
keseimbangan, maka lining tidak menahan beban yang berarti dan kondisi
sebaliknya akan terjadi jika saat pemasangan kondisi tanah masih belum
seimbang (labil).
Lining terowongan dapat sebagai suatu system pendukung yang bersifat
temporer atau permanen. Kita dapat menentukan hal ini dengan melakukan
perhitungan- perhitungan atau evaluasi terhadap apa yang dimungkinkan
bisa terjadi selama waktu pelaksanaan dan selanjutnya melakukan
penyelidikan untuk menentukan bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
Persyarakan pokok untuk lining yang bersifat permanen adalah kekuatan,
stabilitas, ketahanan, pengendalian rembesan dan deformasi sepanjang umur
terowongan. Dua kriteria yang menentukan keberhasilan pelaksanaan
terowongan pada tanah adalah kemampuan lining untuk menahan beban dan
deformasi dan penurunan tanah permukaan akibat pengggalian.
D. Masalah pada Pelaksanaan Terowongan pada Tanah Lunak
Penurunan tanah dipermukaan adalah akibat deformasi yang disekitar galian
dan tergantung cara pelaksanaan, kecepatan penggalian dan tegangan awal
pada tanah (Peck, 1969).
Secara umum ada lima tahapan deformasi dalam penggunaan metode shield
tunneling yaitu :
1. Penurunan awal
Yaitu penurunan yang terjadi akibat penurunan muka air tanah akibat proses
dewatering selama pelaksanaan, biasa terjadi pada tanah pasir.
2. Deformasi tanah pada bagian muka galian.
Deformasi ini akan terjadi seketika karena ketidak seimbangan tegangan
antara penyokong terowongan dengan tanah atau air tanah pada bagian muka
terowongan.
3. Penurunan di atas posisi shield bekerja
Penurunan terjadi jika rongga galian besar dan akibat problem control
alignment shield.

4. Penurunan setelah konstruksi rongga terbentuk, yaitu karena adanya


ronggga antara dimensi galian tanah dan posisi lining (tail void).
5. Penurunan jangka panjang yang terjadi akibat peningkatan air pori
sehubungan gerakan shield mendorong tanah.
Beberapa potensi masalah pada konstruksi terowongan diantaranya:
Penurunan dipermukaan tanah akibat adanya galian terowongan.
Masalah dewatering.
Keruntuhan di muka terowongan waktu penggalian.
Pergerakan dari struktur di bawah tanah.
Bocoran pada lining.
Beberapa metode perbaikan tanah yang serig digunakan dalam pekerjaan
terowongan antara lain : pengendalian air tanah dengan dewatering,
penggunaan udara bertekanan (compressed air), dan grouting.
IV. TEROWONGAN PADA BATUAN
A. Pendahuluan
Geologi adalah factor terpenting dalam menentukan jenis, bentuk dan biaya
terowongan, pelaksanaan terowongan akan menemui tingkat ketidak pastian
yang tinggi jika data kondisi batuan atau tanah disekitar terowongan tidak
lengkap.
Sebelum pelaksanaan terowongan, pada umumnya akan dilakukan
penyelidikan geologi teknik menggunakan metode pemboran, insitu testing,
adits maupun pilot tunnel. Adits untuk ekplorasi umumnya tidak dilakukan
kecuali suatu bagian terowongan dianggap berbahaya. Pada pemboran inti,
core sampel harus selalu disimpan untuk membantu jika ditemui masalah
geoteknik saat pelaksanaan.
Pilot tunnel adalah cara terbaik untuk menyelidiki lokasi terowongan dan
harus digunakan bila terowongan berukuran besar akan dilaksanakan pada
jalur yang mempunyai kondisi geologi yang kritis. Degan membuat pilot

tunnel maka berbagai masalah yang akan ditemui pada pelaksanaan


penggalian pada skala yang lebih besar dapat diantisipasi sedini mungkin.
Syarat utama untuk konstruksi suatu terowongan adalah :
1) Dapat dilaksanakan dengan aman.
2) Pelaksanaan tidak mengakibatkan kerusakan yang tidak dikehendaki pada
bangunan penting lainnya.
3) Konstruksi terowongan harus minim pemeliharaan.
4) Dalam jangka panjang harus dapat menahan segala gaya yang bekerja ,
terutama tekanan tanah dan aair tanah.
B. Kondisi Batuan
1) Terowongan pada Massa Batuan
Batuan kompeten adalah batuan intact yang keras sehingga tidak
memerlukan supporting namun kekerasannya harus menjadi pertimbangan
dalam pelaksanaannya. Sedangkan batuan tidak kompeten memiliki sifat
diskontinu berupa adanya joint, fault, zona fracture, sesar/ kekar, bidang
foliasi, dll. Batuan ini dapat bervariasi, mulai batuan lunak hingga keras
tergantung jenis mineral dan derajat pelapukannya.
2) Klasifikasi Massa Batuan
Berbeda dengan tanah dimana sifat- sifat lapisan tanah dapat dicerminkan
oleh sampel tanah yang diuji di laboratorium. Pada batuan sifat batuan intact
yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium ini tidak bisa mencerminkan
sifat masa batuan yang ada karena keberadaan joint. Maka umumnya
kemudian digunakan klasifikasi geomekanikatau Rock Mass Rating yang
menggunakan enam parameter yang diperoleh dari pengukuran dilapangan
dan laboratorium meliputi:
Kekuatan tekanan uniaksial dari batuan utuh (uniaxial compressive streght
of intact rock material).
Rock Quality Designation (RQD).
Jarak Diskontinuitas.
Kondisi Diskontinuitas.

Keadaan air tanah.


Arah dari Diskontinuitas.
C. Masalah pada Pelaksanaan Terowongan pada Batuan
Jalur Terowongan yang melewatri Zona Patahan atau sesar aktif dapat
membahayakan apabila elevasi terowongan dibawah muka air. Arah sesar
terhadap sumbu terowongan harus dipertimbangkan dengan seksama.
Untuk menentukan efek joint pada konstruksi terowongan, Bieniawski
(1974) mengelompokan massa batuan menjadi lima kelompok untuk
mengetahui metode yang cocok digunakan untuk pelaksanaan. Material
batuan dengan banyak joint dapat digali dengan menggunakan ripper.
Bidang permukaan joint yang lebar sering dijumpai dalam pelaksanaan
terowongan. Jika arahnya sejajar atau hampir sejajar dengan as terowongan
maka dapat menimbulkan masalah besar dalam pelaksanaannya.
Jangka waktu dimana masa batuan masih dalam kondisi stabil tanpa perlu
sokongan disebut dengan Stand-Up Time atau bridging capacity. Stand-up
time ini tergantung dari lebar bukaan, kekuatan batuan dan pola
diskotinuitas. Bila Stand-up time rendah berarti segera setelah dilakukan
pembukaan/ penggalian harus segera dilakukan proteksi atau supporting
terhadap massa batuan yang ada.
Penciutan pada lubang terowongan yang digali dapat terjadi sebagai akibat
perubahan kondisi tegangan, munculnya tegangan geser sesar dan adanya
lapisan lempung ekspansif.
Masalah serius yang terjadi pada saat penggalian terowongan adalah adanya
aliran air yang bersifat tiba- tiba dalam jumlah besar. Kondisi air tanah
adalah factor penyebab utamanya. Untuk terowongan yang berada dibawah
sungai atau laut, maka bocoran harus sama sekali dihindarkan, karena
jumlah air yang dapat memasuki lubang terowongan akan sulit terkontrol.
Pada terowongan sipil yang biasanya dangkal maka temperature tidak terlalu
berpengaruh pada pelaksanaannya namun demikian biasanya hal tersebut
dapat diantisipasi sepenuhnya dengan membuat sebuah ventilating system
yang baik, hal ini juga sangat berguna untuk mengantisipasi adanya gas- gas
berbahaya yang timbul dari massa batuan yang ada.
Getaran gempa adalah factor penting yang harus diperhitungkan dalam
perencanaan lining dan supporting system. Pengaruh gempa biasanya

relative lebih kecil dibandingkan pada struktur yang terdapat diatas


permukaan tanah.
D. Metode Pelaksanaan Terowongan pada Batuan
Metode galian secara manual dilakukan bila kondisi batuan relative lunak,
proteksi dilakukan secara konvensional dengan memasang penyokong
disekeliling terowongan.
Metode galian dengan peledakan diawali dengan pemboran untuk
penempatan bahan peledak. Peledakan dapat dilakuakn secara full face atau
secara bertahap sesuai kondisi batuan dan peralatan yang tersedia. Metode
blasting ini disamping cepat namun berdampak negatif karena dapat
merusak struktur batuan disekelilingnya, sehingga perlu dilakukan sokongan
yang lebih baik. Jenis- jenis supporting system yang bisa digunakan adalah
dengan pemasangan steel rib, rock bolt, shotcrete dan wire mesh. Penyokong
ini harus terpasang sebelum lining yang permanen dilaksanakan.
Metode terkini dalam penggalian terowongan pada kondisi batuan adalah
dengan menggunakan Tunnel Boring Machine (TBM), namun sistim ini
menjadi terlalu mahal untuk sebuah terowongan yang pendek.
V. TEKNOLOGI TUNNEL BORING MACHINE (TBM)
Pemilihan metode tunneling dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya
termasuk:
1. Kondisi Tanah, ini merupakan factor utama yang tidak hanya
mempengaruhi metode yang dipilih tetapi juga menjadi pembatas utama bagi
metode-metode tertentu.
(a) Tanah Lunak: clay, gravel, sand, weathered rock
(b) Batu: batu dengan rentang kekuatan dari yang relative lunak seperti
batuan sediment dengan UCS (unconfined compression strength) 10-40 MPa
sampai dengan batuan igneous kuat dengan UCS 150-300 MPa.
(c) Mixed face: tunneling pada lapisan bedrock sering menghadapi bagian
atas tunnel face berupa tanah atau heavily weathered rock sementara bagian
bawah berupa batu.

2. Ukuran Tunnel, microtunnel dengan diameter kurang dari 0,9 m sampai


dengan full face TBM (tunnel boring machine) dengan diameter sampai atau
lebih dari 12 m semuanya membutuhkan perhatian dan penyelidikan yang
komprehensif terhadap kondisi tanah. Meningkatnya diameter tunnel
menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap problem-probem khusus
dalam tunneling.
3. Aspek Lingkungan, pengoperaisan peledakan maupun drill mungkin tidak
dapat dilakukan didaerah perkotaan, perubahan muka air tanah dan
perubahan pola drainase akibat aktivitas pekerjaan tunneling dapat
mempengaruhi permukaan tanah.
4. Variabel Lokal, ketersediaan tenaga kerja yang menguasai tunneling,
lokasi phisik lapangan, kondisi infrastruktur setempat adalah factor-faktor
yang juga turut mempangaruhi pemelihan metode
Pada tulisan ini hanya akan dibahas metode tunneling yang menggunakan
alat Tunnel Boring Machine (TBM) yang disesuaikan dengan kondisi tanah.
A. TBM untuk Tanah Lunak
1. Open Shield
Struktur dasar dari open shield terdiri dari tiga bagian yaitu, shield body,
shield tail, dan cutting edge. Bentuk shield dibuat sama dengan dengan
bentuk potongan tunnel, meskipun dimensinya agak sedikit lebih besar dari
yang terakhir. Bentuk paling umum tunnel yang dibuat dengan TBM adalah
sirkular, sehingga menyebabkan adanya tendensi rolling ketika maju.
Shield body. Bagian ini berupa shell baja yang diperkuat dengan rib dan
bracing. Di bagian ini ditempatkan beberapa peralatan seperti hydraulic rams
dan peralatan pompa hidrolik untuk mendorong shield maju ke depan.
Panjang tipikal dari shield body ini sekitar 2 m, tergantung dari ukuran
diameter galian.
Shield tail. Bagian ini terletak di belakang shield body, dan berfungsi
sebagai penyedia ruangan untuk lining segments (precast lining) yang akan
dipasang selama proses pemasangan lining berlangsung. Lebar tail
umumnya sekitar satu setengah kali lebar unit lining. Biasanya antara lining
dan tail terdapat celah sebesar 25 mm untuk melakukan koreksi alinemen.

Cutting edge. Shield bagian ini merupakan ujung terdepan yang


membutuhkan perkuatan dengan plat baja. Seringkali bagian ini juga dilapis
dengan material abrasion-resistant ketika menghadapi tanah keras.
Compressed-air sering digunakan ketika tunneling dilakukan di bawah muka
air tanah di tanah pasir, disamping cara lain seperti menurunkan muka air
tanah, grouting, dan freezing. Kebutuhan seperti ini menyebabkan dibuatnya
alat TBM yang mampu melakukan tunneling untuk tanah non-cohesive baik
di atas maupun di bawah m.a.t tanpa membutuhkan compressed air, yaitu
dengan menggunakan bentonite shield.
2. Slurry Shield
Prinsip dasar dari metode operasi slurry shield adalah dengan menginjeksikan slurry mixture bertekanan kedalam ruang yang menutupi working
face. Akibatnya, tanah yang berada di depan tunnel face terpenetrasi dengan
slurry dan menjadi cukup padat (efek filter cake) sehingga dapat dipotong
oleh cutter head. Potongan material akan terkumpul di bagian bawah yang
kemudian dipompa keluar. Bentonite akan dimasukkan kembali ke bagian
face setelah dipisahkan dari partikel-partikel tanah.
3. Earth Pressure Balance (EPB) Shield
Shield bentuk ini digunakan pada tanah lunak di bawah m.a.t tanpa
menggunakan slurry. Sebuah cutter head yang berputar dan dilengkapi
dengan drag pick membentuk bagian depan dari shield machine tipe ini.
Material yang telah digali akan terkumpul dalam ruang khusus di belakang
cutter head dan membentuk sebuah plug yang memberikan daya dukung ke
bagian face dan mengontrol pengaruh air tanah terhadap stabilitas tunnel
face.
Debris yang terkompresi dikeluarkan menggunakan screw conveyor dan
dimasukkan ke dalam system pembuangan. Dengan pengoperasian yang
tidak membutuhkan slurry maupun air, maka pembuangan debris dapat
dilakukan dengan mudah dan relative bersih.
B. TBM untuk Hard Rock
Prinsip dasar operasi penggalian dengan TBM adalah penggunaan cutting
head yang dilengkapi dengan cutters yang sesuai di bagian tunnel face.
Cutting head diputar dengan kecepatan konstan dan dorongan ke tunnel face

yang dilakukan oleh system pendorong hidrolik yang dijangkarkan ke sisisisi tunnel dengan hydraulic rams.
C. Cutters
Bagian terpenting yang berfungsi untuk memotong tanah atau batu yang
ditempatkan pada bagian cutting head adalah cutters. Berbagai tipe cutters
digunakan dan dipilih sesuai dengan kondisi tanah setempat. Beberapa
macam cutters beserta fungsinya, yaitu:
1. Drag cutters (picks)
Digunakan untuk tunneling di tanah lunak, tersedia dalam berbagai ukuran
dan bentuk. Cara kerjanya adalah dengan memotong dalam gumpalan besar
tanah sehingga memungkinkan penggalian tanah lunak dan plastis dilakukan
secara efisien. Untuk penggalian batu drag cutter akan mudah aus bahkan
rusak jika menghadapi batuan massif.
2. Disc cutter
Disc cutter digunakan untuk memecahkan batu dengan cara rolling dan
menekan disc yang dipasang pada cutter head ke permukaan tunnel. Cutters
tersebut dipasang pada heavy capacity bearing. Konfigurasi disc ini dapat
berbentuk single, double, triple, atau multi disc. Prinsip kerjanya adalah
dengan membentuk groove pada batuan disamping juga memberikan gaya
geser untuk mematahkan puncak groove yang tersisa. Batuan dengan nilai
UCS sampai dengan 175 MPa dapat dipotong dengan disc tipe ini. Batu
dengan high abrasive akan menimbulkan kesulitan jika menggunakan disc
tipe ini, sehingga aplikasinya terbatas pada batu dengan UCS yang lebih
rendah. Pemasangan tungsten carbide disekeliling disc dapat meningkatkat
aplikasinya pada batuan yang lebih keras.
3. Roller cutter
Ada dua tipe roller cutter: milled-tooth dan tungsten carbide insert. Milledtooth menyebabkan pecahnya batuan akibat penetrasi lokal, hasilnya berupa
serpihan batuan disekitar cutter dengan keruntuhan kombinasi gaya geser
dan tarik. Tungsten carbide insert digunakan khusus jika karakter abrasive
batuan diluar kemampuan milled-tooth cutter. Galian batu dengan tungsten
carbide insert roller cutter menyebabkan disintegrasi batuan dengan cara
grinding dan pulverizing. Meskipun kecepatan penetrasinya relative lambat
karena diproduksinya butiran halus dalam jumlah besar, dan harga cutters

yang sangat mahal, cutter jenis ini mungkin merupakan tipe yang paling
mungkin berhasil jika menghadapi batuan paling kuat yang mungkin ditemui
saat penggunaan tunneling machine.
G. Konfigurasi Cutting Head
Pada kondisi tanah lunak, umumnya drag cutters digunakan pada seluruh
permukaan cutting head face, tetapi pada kondisi batu berbagai kombinasi
tipe cutter dan layout digunakan. Konfigurasi cutting head TBM terdiri dari
tiga zone yang berbeda, yaitu bagian centre, face, dan outside edge.
Centre cutters. Bagian pusat membutuhkan serangkaian cutter untuk
menghasilkan galian dengan cepat dan efektif pada kondisi kecepatan
pemotongan yang relative rendah. Beberapa desian cutting head
menggunakan cutters yang disusun dalam bentuk tricone untuk memecah
batuan. Jika hanya menggantungkan galian batuan dengan cara grinding dan
pulverizing pada posisi kunci ini, maka akan menyebabkan lambatnya
pergerakan maju dari tunneling.
Face cutters. Main face area umumnya digali dengan disc atau roller,
tegantung kekerasan batuan. Dalam beberapa situasi seperti pada batuan
yang lebih lunak juga digunakan drag cutter.
Gauge cutter. Bagian ini terletak di ujung luar dari cutting head, dan
bertujuan untuk membuat bukaan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Gauge cutter umumnya dari tipe disc atau roller yang ditingkatkan
kekuatannya agar mampu menahan aus lebih lama.

Definisi 2:

.PENGENALAN TEKNIK TEROWONGAN


1.1. PENGERTIAN
Dalam dunia pertambangan terowongan bukanlah merupakan hal yang baru,
istilah ini telah lama dikenal sejak dilakukannya penggalian lubang bukaan
untuk keperluan penambangan bijih atau batubara (ore/coal). Namun dengan
berkembangnya pengetahuan dan teknologi, terowongan bukan hanya dibuat
untuk kepentingan penggalian atau penambangan saja, tetapi juag dibuat
untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat, seperti terowongan untuk lalu
lintas dan penyaluran air sebagai pembangkit tenaga listrik (terowongan
berguna sebagai angkutan).
Secara umum istilah terowongan didefenisikan sebagai lubang bukaan yang
dibuat dengan dua lubang bukaan yang saling berhubungan langsung atau
dengan kata lain bawah kedua lubang bukaan tersebut harus menembus
bagian kerak bumi yakni ;
Perbukitan, sebagai media transportasi, drainase, penambangan dan
lain-lain,
Penggalian bawah tanah sebagai media transportasi, drainase,
penambangan dan lain sebagainya.
Dengan pengertian terowongan di atas, maka terowongan dapat berguna
sebagai ;
1.
Media lalu lintas ; untuk kereta api, jalan raya, pejalan kaki dan
transportasi tambang bawah tanah,
2.
Media angkutan ; angkutan air untuk pembangkit tenaga listrik
(PLTA), penyediaan air, saluran air kotor.
1.2. RUANG LINGKUP DAN APLIKASI
Terowongan merupakan bentuk galian bawah tanah yang dirancang
untuk maksud memenuhi transportasi. Ada dua hal penting yang
diharus dimengerti dalam istilah transportasi ini. Pertama transportasi
dalam pengertian untuk memenuhi kebutuhan dan tututan
masyarakat modern. Dan yang kedua adalah transpotasi dalam
operasi tambang bawah tanah.
Untuk masyarakat modern, terowongan merupakan akses lalu lintas
untuk memenuhi kebutuhan lalu-lintas. Seperti pembuatan

terowongan yang dilakukan pada daerah yang sulit di capai, misalnya


melewati pergunungan (perbukitan) dan sungai (laut), atau
membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang relatif mahal.
Harapan masyarakat modern terutama di kota-kota besar dari
negara-negara maju, kebutuhan akan lalu lintas untuk memenuhi
jaringan pekerjaan sangat penting, misalnya terowongan untuk
pejalan kaki dan penumpang. Untuk negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jepang terowongan merupakan
layanan umum untuk mengembangkan dan memperluas
pertumbuhan kehidupan dari populasi masyarakat yang berbeda.
Dalam tambang bawah tanah, terowongan merupakan transportasi
mineral-mineral bijih dari tempat penambangan ke tempat tumbukan
bijih atau langsung ke penggalian bijih yang umum disebut sebagai
penggalian lubang maju dalam tambang bawah tanah.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa ruang lingkup terowongan adalah
memberikan kemudahan transportasi langsung, efisiensi dan kontinuitas
operasi. Baik untuk kebutuhan masyarakat modern maupun untuk tambang
bawah tanah. Sehingga ruang lingkup Teknik Terowongan dapat dibuat
sebagai berikut :
Pengenalan teknik terowongan
Klasifikasi terowongan
Penyelidikan lapangan untuk pembuatan terowongan
Rancangan terowongan
Teknik penyanggaan dan penguatan terowongan.
Metoda dasar pembuatan terowongan.
1.3. PERKEMBANGAN TEROWONGAN DI INDONESIA
Salah satu pelaksanaan pekerjaan terowongan di Indonesia adalah
PT. Brantas Abipraya, yang bermula dari pengalaman pelaksanaan
pekerjaan pada proyek-prpyek yang ditangani oleh Proyek Induk
Pengembangan Sungai Kali Brantas. Dimana hanpir semua
bendungan besar yang dibangun oleh proyek Brantas terdapat
pekerjaan terowongan, diantaranya :
Terowongan pengelak (Diversion tunnel)
Terowongan spill way (Incline tunnel)
Terowongan Kereta api (Rail way tunnel)
Terowongan penghubung (Conection tunnel)
Terowongan Inspeksi (Inspection tunnel)
Terowongan pesat (Penctok tunnel)
Terowongan tekan (Pressure tunnel)

Pekerjaan terowongan yang dilaksanakan sebelum terbentuknya PT.


Brantas Abipraya ini dengan total panjang sekitar 5500 meter dengan
berbagai bentuk geometri terowongan (lingkaran, tapal kuda) dan
berbagai diameter terowongan (1,8 12 m).
Setelah PT. Brantaas Abipraya berdiri pada tahun 1980 pekerjaan
terowongan yang dikerjakan sudah banyak diluar Proyek Brantas,
diantaranya adalah :
Terowongan Pengelak Bendungan Kedung Ombo (Jawa
Tengah)
Terowongan Pengelak Bendungan Wadaslintang
Terowongan Pengelak Bendungan Palasari (Bali)
Terowongan Irigasi Proyek Irigasi Langkeme (Sulawesi
Selatan)
Terowongan PLTA Kracak (Jawa Barat)
Terowongan Pengelak Bendungan Koto Panjang (Riau)
Pelaksanaan pekerjaan terowongan yang masih dilakukan dalam
tahap finishing pada tahun 2004 adalah terowongan PLTA Renun
(Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara). pelaksanaan
terowongan ini adalah proyek PLN yang berkerjasama dengan
Jepang dan Korea.
.
Tujuan Intruksional Umum :
Mengenal secara umum tentang Teknik Terowongan dalam
dunia pertambangan.
Mengetahui pentingnya Teknik Terowongan dalam dunia
pertambangan.
Tujuan Intruksioanl khusus :
Memahami pengertian dan fungsi serta aplikasi Teknik
Terowongan.
Mengetahui sejarah Terowongan di Indonesia.
Mengetahui ruang lingkup Teknik Terowongan dalam dunia
pertambangan.
Sumber dari:

Definisi 3 :
Klasifikasi Terowongan
2.

Klasifikasi Terowongan
Berdasarkan Kegunaannya

Maksud dari dibuatnya terowongan adalah untuk menjamin


transportasi langsung dari penumpang atau barang terhadap
rintangan-rintangan yang ada. Rintangan tesebut dapat berupa
rintangan alam seperti gunung, sungai, laut, maupun rintangan
karena aktifitas manusia. Tergantung dari rintangan yang ada dan
tujuan dari transportasi, terowongan dapat diklasifikasikan kedalam
berbagai kelompok.
Rintangan mungkin berupa gunung, sungai, laut, penduduk yang
rapat, atau daerah industri (lalu lintas dan lain-lain). Terowongan
dibuat di bawah gunung, sungai, laut, penduduk yang rapat atau
daerah industri dan gedung-gedung dan jalan raya. Maksud
dibuatnya terowongan tersebut adalah untuk jalan kereta api dan
jalan mobil, pejalan kaki atau lalu lintas air untuk mengalirkan air,
menghasilkan tenaga listrik, saluran gas, saluran pembuangan,
tempat penambangan atau untuk kepentingan transportasi lokal di
dalam suatu daerah industri atau pabrik. Berdasarkan kegunaannya
terowongan dapat dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu:
1.
Terowongan lalu lintas (Traffic Tunnel)
Terowongan kereta api
Terowongan jalan raya
Terowongan pejalan kaki
Terowongan navigasi
Terowongan transportasi dibawah kota
Terowongan transportasi ditambang bawah tanah
2. Terowongan Angkutan.
Terowongan stasiun pembangkit listrik tenaga air
Terowongan penyediaan air
Terowongan untuk saluran air kotor
Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum.
Terowongan untuk angkutan di dalam daerah industri pabrik

Terowongan yang akan dibicarakan disini adalah merupakan struktur


bawah tanah (underground structure) sehingga untuk memenuhi
tujuannya maka terowongan tersebut harus dibuat dengan metoda
khusus tanpa mengganggu permukaan tanah.
Disamping itu terowongan juga dapat dibuat dengan penggalian
terbuka jika letaknya tidak begitu jauh dari permukaan tanah.
Sesudah konstruksi terowongan selesai maka ditimbun lagi dengan
tanah hasil galian sebelumnya, metode ini dikenal dengan istilahcut
and cover.
2.1.TEROWONGAN LALU LINTAS (TRAFFIC TUNNEL)
Terowongan lalu lintas berfungsi untuk mengangkut material tambang atau
barang dan manusia sebagai media transportasi.
2.1.1. Terowongan kereta api
Diantara terowongan lalu lintas, tidak dapat disangsikan lagi bahwa
yang terpenting adalah terowongan kereta api. Kebanyakan
terowongan kereta api ditemukan didaerah pegunungan, tetapi ada
juga yang dibangun dibawah sungai atau dibawah kota.
Terowongan Kereta Api Di Bawah Kota
Walaupun merupakan terowongan kereta api, terowongan kereta api
dibawah kota merupakan kelompok tersendiri dari terowongan kereta
api, berbeda dengan terowongan jalan raya dilihat dari sudut lokasi,
metode kontruksi, material dan kegunaannya. Terowongan jalan raya
bentuk penampangnya tapal kuda (horse shoes). Sedangkan
terowongan kereta api biasanya bentuk penampangnya bulat, empat
persegi panjang atau segi banyak (polygonal) tergantung dari
letaknya dibawah permukaan tanah. Yang menjadi rintangan untuk
terowongan dibawah kota adalah kerapatan dari bangunan diatas
tanah, jaringan jalan dan gedung-gedung. Syarat utama yang harus
dipenuhi oleh terowongan kereta api dibawah kota dibedakan dengan
terowongan kereta api lainnya, yaitu:
Menambah persyaratan keamanan yang diakibatkan oleh
rapatnya dan tingginya kecepatan dari lalu lintas (bebas
dari displacement dan deformasi dari rel dan dinding terowongan).
Hati-hati water sealing.
Standar yang tinggi dari kebersihan dan peranginan
(ventilation).

2.1.2. Terowongan Jalan Raya


Terowongan jalan raya dapat diklasifikasikan kedalam tiga macam
kelompok :
Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor
karena pesatnya pertambahan lalu lintas jalan raya bersamaan
dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor.
Terowongan interkoneksi, melewati daerah berbukit didalam
kota, berbeda dalam dimensi dengan kelompok pertama.
Terowongan ini biasanya merupakan lanjutan dari jalan raya
(jalan arteri) dan mempunyai bentuk penampang yang tinggi
untuk mendapatkan peranginan alam.
Terowongan yang melewati bawah sungai, didaerah
perkotaan. Terowongan ini dibangun untuk menggantikan
jembatan disungai yang lalu lintas kapalnya padat karena
seringnya jembatan tersebut diangkat pada saat kapal lewat yang
mengakibatkan lalu lintas terhenti.
2.1.3. Terowongan Pejalan Kaki
Terowongan ini termasuk kedalam kelompok terowongan jalan (road
tunnel) tetapi penampangnya lebih kecil, jari-jari belokannya pendek
dan kemiringannya besar (lebih besar dari 10%). Terowongan ini
biasanya digunakan dibawah jalan raya yang ramai atau dibawah
sungai dan kanal sebagai tempat menyeberang bagi pejalan kaki.
2.1.4. Terowongan Navigasi.
Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu lintas air di kanal-kanal
dan sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke
kanal lainnya. Disamping itu juga dibuat untuk menembus daerah
pegunungan untuk memperpendek jarak dan memperlancar lalu
lintas air. Hal yang khusus dari terowongan navigasi adalah dinding
(lining) terowongan yang kedap air (impermeable), sambungansambungan dibuat secara hati-hati dan diberi penutup/ penyekat dan
bentuknya dibuat melebar agar tahan air pada saat kapal lewat
sekecil mungkin.
Daerah-daerah yang mempunyai kemungkinan gerakan tektonik
serta formasi dan struktur batuannya banyak mengandung patahan

dan rekahan yang mempunyai kecendrungan akan bergeser maka


terowongan navigasi ini sebaiknya tidak dibuat pada daerah tersebut.

2.1.5. Terowongan Transportasi Di Tambang Bawah Tanah.


Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah
tanah yang digunakan untuk lalu lintas para pekerja tambang,
mengangkut peralatan tambang, mengangkut batuan, dan bijih hasil
penambangan. Pada umumnya terowongan ini dibuat pada massa
batuan yang sudah terganggu akibat kegiatan penambangan dan
umur terowongan adalah sampai kegiatan penambangan selesai.
Penyangga didalam terowongan dan kekuatan batuan disekitar
terowongan sangat diperlukan dan harus direncanakan sebaik
mungkin agar kegiatan pengangkutan tidak terhenti dan keamanan
para pekerja terjamin
2.2.

TEROWONGAN ANGKUT

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terowongan angkut


berfungsi sebagai media transportasi material atau barang dan
manusia yang berguna untuk kepentingan masyarakat banyak,
seperti media penyalur aliran air untuk tenaga listrik dan sebagainya.
2.2.1. Terowongan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air
Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan
sebagai pembangkit listrik di sebuah stasiun pembangkit yang
letaknya lebih rendah. Terowongan ini dapat dikatagorikan pada
suatu kelompok utama berdasarkan kegunaannya. Terowongan yang
penampangnya terisi penuh oleh air langsung dari reservoir ke turbin
disebut terowongan tekan (pressure tunnel). Karena perbedaan
ketinggian yang sangat besar maka terowongan akan mengalami
tekanan dari dalam yang sangat besar. Sedangkan terowongan yang
dibuat untuk mengalirkan air hanya dengan gravitasi dari suatu
tempat ke tempat lainnya dibalik gunung atau memindahkan aliran
sungai dengan kemiringan kecil disebut sebagai terowongan saluran
(discharge tunnel).
Perbedaan antara kedua jenis terowongan ini adalah dalam hal
beban yang diterima dan bentuk penampangnya. Terowongan tekan
menerima tekanan air dari dalam dan juga tekanan luar yang
diakibatkan oleh massa batuan dan air tanah. Untuk menahan

resultan dari tegangan tarik, yang paling baik dan paling ekonomis
adalah jika bentuk penampang terowongan bulat. Oleh karena itu
terowongan tekan dibuat dengan bentuk penampang bulat atau tapal
kuda.
Bentuk tapal kuda lebih cocok dengan metode pemboran yang
dilakukan pada saat penggalian. Untuk menahan gaya tarik maka
dinding terowongan tekan harus dibuat dari beton yang diperkuat.
Terowongan saluran biasanya
dirancang dengan bentuk
penampangnya tapal kuda sama dengan bentuk terowongan kereta
api. Tekanan dalam oleh air biasanya kecil dan dapat diabaikan,
dibandingkan dengan tekanan dari massa batuan.
Kedua terowongan ini tidak dapat dibangun didaerah yang massa
batuannya masih bergerak dan tidak solid. Terowongan tekan
sebaiknya tidak dibuat pada massa batuan yang mengandung
patahan atau crack yang saling berpotongan atau gerakan
tektoniknya masih ada.
2.2.2. Terowongan Penyediaan Air
Terowongan ini sama dengan terowongan saluran yang telah dibahas
sebelumnya, perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan
tersebut. Fungsi dari terowongan penyediaan air adalah menyalurkan
air dari mata air ketempat penyimpanan air didalam kota atau
membelokkan air ketempat penyimpanan tersebut. Perbedaan yang
utama adalah bahwa terowongan penyediaan air ini dibuat untuk
menyediakan air dari tempat penyimpanan ketempat pemungkiman
sehingga lokasi terowongan ini adalah pada lapisan aluvial yang
baru. Sedangkan terowongan tekan dibuat menembus daerah
pegunungan sehingga lokasinya adalah pada batuan yang lebih
solid. Disamping itu tekanan air dan head-nya juga berbeda.
2.2.3. Terowongan Untuk Saluran Air Kotor
Terowongan ini dibuat untuk pembuangan air kotor dari kota atau
pusat industri ketempat pembuangan yang telah disediakan. Oleh
karena itu hampir sama dengan terowongan penyediaan air. Aliran air
kotor ini karena pengaruh gaya gravitasi akan menggerus dinding
dari terowongan. Demikian juga apabila mengandung sisa-sisa
bahan kimia. Oleh karena itu bagian dalam dinding terowongan harus
dilindungi oleh satu material seperti keramik, bahan yang tahan
terhadap asam, aspal beton dan lain-lain. Biasanya terowongan ini

dibuat ditempat yang cukup dalam dan berukuran besar sehingga


metode pembuatan terowongan yang umum dapat diterapkan pada
saat pembuatannya. Pembuatan terowongan untuk saluran air kotor
perlu dibuat dibawah saluran-saluran air atau dibawah jalan-jalan
didalam kota, karena selain mengalirkan air kotor juga untuk
menampung/menerima air kotor kesaluran tersebut.
2.2.4. Terowongan yang digunakan untuk Kepentingan Umum
Terowongan ini biasanya dibuat didaerah perkotaan untuk
menyalurkan kabel listrik dan telepon, pipa gas dan air. Juga pipapipa lainnya yang penting dibuat dibawah saluran air, jalan raya, jalan
kereta api, blok bangunan untuk memudahkan inspeksi secara
kontinue, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu-waktu kalau ada
kerusakan. Terowongan ini berbeda dari terowongan-terowongan
yang sudah disebutkan sebelumnya oleh adanya sumuran (shaft)
vertikal untuk menghubungkan terowongan dengan permukaan
tanah. Keuntungan yang besar sekali dari terowongan ini adalah
kemungkinan pembuatannya dengan metode penerowongan,
sehingga penggalian terbuka yang dapat menggangu lalu lintas
dipermukaan dapat dihindari. Pemeliharaan dan inspeksi dapat
dilakukan bersamaan. Penampang terowongan ini dapat berbentuk
empat persegi panjang atau bulat, tergantung dari cara
pembuatannya. Lokasi dan dimensinya biasanya hampir sama
dengan terowongan pejalan kaki.
2.

Klasifikasi Terowongan
Berdasarkan Kegunaannya

Maksud dari dibuatnya terowongan adalah untuk menjamin


transportasi langsung dari penumpang atau barang terhadap
rintangan-rintangan yang ada. Rintangan tesebut dapat berupa
rintangan alam seperti gunung, sungai, laut, maupun rintangan
karena aktifitas manusia. Tergantung dari rintangan yang ada dan
tujuan dari transportasi, terowongan dapat diklasifikasikan kedalam
berbagai kelompok.
Rintangan mungkin berupa gunung, sungai, laut, penduduk yang
rapat, atau daerah industri (lalu lintas dan lain-lain). Terowongan
dibuat di bawah gunung, sungai, laut, penduduk yang rapat atau

daerah industri dan gedung-gedung dan jalan raya. Maksud


dibuatnya terowongan tersebut adalah untuk jalan kereta api dan
jalan mobil, pejalan kaki atau lalu lintas air untuk mengalirkan air,
menghasilkan tenaga listrik, saluran gas, saluran pembuangan,
tempat penambangan atau untuk kepentingan transportasi lokal di
dalam suatu daerah industri atau pabrik. Berdasarkan kegunaannya
terowongan dapat dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu :
1.
Terowongan lalu lintas (Traffic Tunnel)
Terowongan kereta api
Terowongan jalan raya
Terowongan pejalan kaki
Terowongan navigasi
Terowongan transportasi dibawah kota
Terowongan transportasi ditambang bawah tanah
2. Terowongan Angkutan.
Terowongan stasiun pembangkit listrik tenaga air
Terowongan penyediaan air
Terowongan untuk saluran air kotor
Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum.
Terowongan untuk angkutan di dalam daerah industri pabrik
Terowongan yang akan dibicarakan disini adalah merupakan struktur
bawah tanah (underground structure) sehingga untuk memenuhi
tujuannya maka terowongan tersebut harus dibuat dengan metoda
khusus tanpa mengganggu permukaan tanah.
Disamping itu terowongan juga dapat dibuat dengan penggalian
terbuka jika letaknya tidak begitu jauh dari permukaan tanah.
Sesudah konstruksi terowongan selesai maka ditimbun lagi dengan
tanah hasil galian sebelumnya, metode ini dikenal dengan istilahcut
and cover.
2.1.

TEROWONGAN LALU LINTAS (TRAFFIC TUNNEL)

Terowongan lalu lintas berfungsi untuk mengangkut material tambang atau


barang dan manusia sebagai media transportasi.
2.1.1. Terowongan kereta api
Diantara terowongan lalu lintas, tidak dapat disangsikan lagi bahwa
yang terpenting adalah terowongan kereta api. Kebanyakan

terowongan kereta api ditemukan didaerah pegunungan, tetapi ada


juga yang dibangun dibawah sungai atau dibawah kota.
Terowongan Kereta Api Di Bawah Kota
Walaupun merupakan terowongan kereta api, terowongan kereta api
dibawah kota merupakan kelompok tersendiri dari terowongan kereta
api, berbeda dengan terowongan jalan raya dilihat dari sudut lokasi,
metode kontruksi, material dan kegunaannya. Terowongan jalan raya
bentuk penampangnya tapal kuda (horse shoes). Sedangkan
terowongan kereta api biasanya bentuk penampangnya bulat, empat
persegi panjang atau segi banyak (polygonal) tergantung dari
letaknya dibawah permukaan tanah. Yang menjadi rintangan untuk
terowongan dibawah kota adalah kerapatan dari bangunan diatas
tanah, jaringan jalan dan gedung-gedung. Syarat utama yang harus
dipenuhi oleh terowongan kereta api dibawah kota dibedakan dengan
terowongan kereta api lainnya, yaitu:
Menambah persyaratan keamanan yang diakibatkan oleh
rapatnya dan tingginya kecepatan dari lalu lintas (bebas
dari displacement dan deformasi dari rel dan dinding terowongan).
Hati-hati water sealing.
Standar yang tinggi dari kebersihan dan peranginan
(ventilation).
2.1.2. Terowongan Jalan Raya
Terowongan jalan raya dapat diklasifikasikan kedalam tiga macam
kelompok :
Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor
karena pesatnya pertambahan lalu lintas jalan raya bersamaan
dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor.
Terowongan interkoneksi, melewati daerah berbukit didalam
kota, berbeda dalam dimensi dengan kelompok pertama.
Terowongan ini biasanya merupakan lanjutan dari jalan raya
(jalan arteri) dan mempunyai bentuk penampang yang tinggi
untuk mendapatkan peranginan alam.
Terowongan yang melewati bawah sungai, didaerah
perkotaan. Terowongan ini dibangun untuk menggantikan
jembatan disungai yang lalu lintas kapalnya padat karena
seringnya jembatan tersebut diangkat pada saat kapal lewat yang
mengakibatkan lalu lintas terhenti.

2.1.3. Terowongan Pejalan Kaki


Terowongan ini termasuk kedalam kelompok terowongan jalan (road
tunnel) tetapi penampangnya lebih kecil, jari-jari belokannya pendek
dan kemiringannya besar (lebih besar dari 10%). Terowongan ini
biasanya digunakan dibawah jalan raya yang ramai atau dibawah
sungai dan kanal sebagai tempat menyeberang bagi pejalan kaki.
2.1.4. Terowongan Navigasi.
Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu lintas air di kanal-kanal
dan sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke
kanal lainnya. Disamping itu juga dibuat untuk menembus daerah
pegunungan untuk memperpendek jarak dan memperlancar lalu
lintas air. Hal yang khusus dari terowongan navigasi adalah dinding
(lining) terowongan yang kedap air (impermeable), sambungansambungan dibuat secara hati-hati dan diberi penutup/ penyekat dan
bentuknya dibuat melebar agar tahan air pada saat kapal lewat
sekecil mungkin.
Daerah-daerah yang mempunyai kemungkinan gerakan tektonik
serta formasi dan struktur batuannya banyak mengandung patahan
dan rekahan yang mempunyai kecendrungan akan bergeser maka
terowongan navigasi ini sebaiknya tidak dibuat pada daerah tersebut.

2.1.5. Terowongan Transportasi Di Tambang Bawah Tanah.


Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah
tanah yang digunakan untuk lalu lintas para pekerja tambang,
mengangkut peralatan tambang, mengangkut batuan, dan bijih hasil
penambangan. Pada umumnya terowongan ini dibuat pada massa
batuan yang sudah terganggu akibat kegiatan penambangan dan
umur terowongan adalah sampai kegiatan penambangan selesai.
Penyangga didalam terowongan dan kekuatan batuan disekitar
terowongan sangat diperlukan dan harus direncanakan sebaik
mungkin agar kegiatan pengangkutan tidak terhenti dan keamanan
para pekerja terjamin.
2.2.

TEROWONGAN ANGKUT

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terowongan angkut


berfungsi sebagai media transportasi material atau barang dan

manusia yang berguna untuk kepentingan masyarakat banyak,


seperti media penyalur aliran air untuk tenaga listrik dan sebagainya.
2.2.1. Terowongan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air
Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan
sebagai pembangkit listrik di sebuah stasiun pembangkit yang
letaknya lebih rendah. Terowongan ini dapat dikatagorikan pada
suatu kelompok utama berdasarkan kegunaannya. Terowongan yang
penampangnya terisi penuh oleh air langsung dari reservoir ke turbin
disebut terowongan tekan (pressure tunnel). Karena perbedaan
ketinggian yang sangat besar maka terowongan akan mengalami
tekanan dari dalam yang sangat besar. Sedangkan terowongan yang
dibuat untuk mengalirkan air hanya dengan gravitasi dari suatu
tempat ke tempat lainnya dibalik gunung atau memindahkan aliran
sungai dengan kemiringan kecil disebut sebagai terowongan saluran
(discharge tunnel).
Perbedaan antara kedua jenis terowongan ini adalah dalam hal
beban yang diterima dan bentuk penampangnya. Terowongan tekan
menerima tekanan air dari dalam dan juga tekanan luar yang
diakibatkan oleh massa batuan dan air tanah. Untuk menahan
resultan dari tegangan tarik, yang paling baik dan paling ekonomis
adalah jika bentuk penampang terowongan bulat. Oleh karena itu
terowongan tekan dibuat dengan bentuk penampang bulat atau tapal
kuda.
Bentuk tapal kuda lebih cocok dengan metode pemboran yang
dilakukan pada saat penggalian. Untuk menahan gaya tarik maka
dinding terowongan tekan harus dibuat dari beton yang diperkuat.
Terowongan saluran biasanya
dirancang dengan bentuk
penampangnya tapal kuda sama dengan bentuk terowongan kereta
api. Tekanan dalam oleh air biasanya kecil dan dapat diabaikan,
dibandingkan dengan tekanan dari massa batuan.
Kedua terowongan ini tidak dapat dibangun didaerah yang massa
batuannya masih bergerak dan tidak solid. Terowongan tekan
sebaiknya tidak dibuat pada massa batuan yang mengandung
patahan atau crack yang saling berpotongan atau gerakan
tektoniknya masih ada.
2.2.2. Terowongan Penyediaan Air
Terowongan ini sama dengan terowongan saluran yang telah dibahas
sebelumnya, perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan

tersebut. Fungsi dari terowongan penyediaan air adalah menyalurkan


air dari mata air ketempat penyimpanan air didalam kota atau
membelokkan air ketempat penyimpanan tersebut. Perbedaan yang
utama adalah bahwa terowongan penyediaan air ini dibuat untuk
menyediakan air dari tempat penyimpanan ketempat pemungkiman
sehingga lokasi terowongan ini adalah pada lapisan aluvial yang
baru. Sedangkan terowongan tekan dibuat menembus daerah
pegunungan sehingga lokasinya adalah pada batuan yang lebih
solid. Disamping itu tekanan air dan head-nya juga berbeda.
2.2.3. Terowongan Untuk Saluran Air Kotor
Terowongan ini dibuat untuk pembuangan air kotor dari kota atau
pusat industri ketempat pembuangan yang telah disediakan. Oleh
karena itu hampir sama dengan terowongan penyediaan air. Aliran air
kotor ini karena pengaruh gaya gravitasi akan menggerus dinding
dari terowongan. Demikian juga apabila mengandung sisa-sisa
bahan kimia. Oleh karena itu bagian dalam dinding terowongan harus
dilindungi oleh satu material seperti keramik, bahan yang tahan
terhadap asam, aspal beton dan lain-lain. Biasanya terowongan ini
dibuat ditempat yang cukup dalam dan berukuran besar sehingga
metode pembuatan terowongan yang umum dapat diterapkan pada
saat pembuatannya. Pembuatan terowongan untuk saluran air kotor
perlu dibuat dibawah saluran-saluran air atau dibawah jalan-jalan
didalam kota, karena selain mengalirkan air kotor juga untuk
menampung/menerima air kotor kesaluran tersebut.
2.2.4. Terowongan yang digunakan untuk Kepentingan Umum
Terowongan ini biasanya dibuat didaerah perkotaan untuk
menyalurkan kabel listrik dan telepon, pipa gas dan air. Juga pipapipa lainnya yang penting dibuat dibawah saluran air, jalan raya, jalan
kereta api, blok bangunan untuk memudahkan inspeksi secara
kontinue, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu-waktu kalau ada
kerusakan. Terowongan ini berbeda dari terowongan-terowongan
yang sudah disebutkan sebelumnya oleh adanya sumuran (shaft)
vertikal untuk menghubungkan terowongan dengan permukaan
tanah. Keuntungan yang besar sekali dari terowongan ini adalah
kemungkinan pembuatannya dengan metode penerowongan,
sehingga penggalian terbuka yang dapat menggangu lalu lintas
dipermukaan dapat dihindari. Pemeliharaan dan inspeksi dapat
dilakukan bersamaan. Penampang terowongan ini dapat berbentuk
empat persegi panjang atau bulat, tergantung dari cara

pembuatannya. Lokasi dan dimensinya biasanya hampir sama


dengan terowongan pejalan kaki.

Anda mungkin juga menyukai