NIM
: ARI APRIZONI
: 710014252
DEFINISI 1
KONSTRUKSI TEROWONGAN
SHARING KNOWLEDGE PT. WASKITA KARYA (Persero)
KONSTRUKSI TEROWONGAN
I. DASAR TEORI
A. Pendahuluan
Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin
transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material lainnya
menembus rintangan alam dan aktifitas manusia. Terowongan dibuat
menembus gunung, di bawah sungai, laut, pemukiman, gedung- gedung atau
jalan raya. Berguna untuk sarana tranportasi, hidro power, jaringan listrik,
gas, saluran pembuangan dan lain-lain.
B. Klasifikasi Terowongan berdasarkan Fungsinya
1) Terowongan Lalu Lintas (Traffic)
Beberapa penggunaan terowongan untuk lalu-lintas diantaranya :
Terowongan Kereta api
Terowongan jalan raya
Terowongan navigasi
Terowongan tambang
2) Terowongan Angkutan
Terowongan pembangkit Tenaga Listrik (Hidro Power)
Terowongan Water Supply
Terowongan Sewerage water
Terowongan untuk utilitas umum
C. Konstruksi Lining
Beban yang dipikul oleh system penahan (supporting system) tergantung
pada kondisi tanah saat pemasangannya. Jika tanah telah mencapai
keseimbangan, maka lining tidak menahan beban yang berarti dan kondisi
sebaliknya akan terjadi jika saat pemasangan kondisi tanah masih belum
seimbang (labil).
Lining terowongan dapat sebagai suatu system pendukung yang bersifat
temporer atau permanen. Kita dapat menentukan hal ini dengan melakukan
perhitungan- perhitungan atau evaluasi terhadap apa yang dimungkinkan
bisa terjadi selama waktu pelaksanaan dan selanjutnya melakukan
penyelidikan untuk menentukan bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
Persyarakan pokok untuk lining yang bersifat permanen adalah kekuatan,
stabilitas, ketahanan, pengendalian rembesan dan deformasi sepanjang umur
terowongan. Dua kriteria yang menentukan keberhasilan pelaksanaan
terowongan pada tanah adalah kemampuan lining untuk menahan beban dan
deformasi dan penurunan tanah permukaan akibat pengggalian.
D. Masalah pada Pelaksanaan Terowongan pada Tanah Lunak
Penurunan tanah dipermukaan adalah akibat deformasi yang disekitar galian
dan tergantung cara pelaksanaan, kecepatan penggalian dan tegangan awal
pada tanah (Peck, 1969).
Secara umum ada lima tahapan deformasi dalam penggunaan metode shield
tunneling yaitu :
1. Penurunan awal
Yaitu penurunan yang terjadi akibat penurunan muka air tanah akibat proses
dewatering selama pelaksanaan, biasa terjadi pada tanah pasir.
2. Deformasi tanah pada bagian muka galian.
Deformasi ini akan terjadi seketika karena ketidak seimbangan tegangan
antara penyokong terowongan dengan tanah atau air tanah pada bagian muka
terowongan.
3. Penurunan di atas posisi shield bekerja
Penurunan terjadi jika rongga galian besar dan akibat problem control
alignment shield.
yang dilakukan oleh system pendorong hidrolik yang dijangkarkan ke sisisisi tunnel dengan hydraulic rams.
C. Cutters
Bagian terpenting yang berfungsi untuk memotong tanah atau batu yang
ditempatkan pada bagian cutting head adalah cutters. Berbagai tipe cutters
digunakan dan dipilih sesuai dengan kondisi tanah setempat. Beberapa
macam cutters beserta fungsinya, yaitu:
1. Drag cutters (picks)
Digunakan untuk tunneling di tanah lunak, tersedia dalam berbagai ukuran
dan bentuk. Cara kerjanya adalah dengan memotong dalam gumpalan besar
tanah sehingga memungkinkan penggalian tanah lunak dan plastis dilakukan
secara efisien. Untuk penggalian batu drag cutter akan mudah aus bahkan
rusak jika menghadapi batuan massif.
2. Disc cutter
Disc cutter digunakan untuk memecahkan batu dengan cara rolling dan
menekan disc yang dipasang pada cutter head ke permukaan tunnel. Cutters
tersebut dipasang pada heavy capacity bearing. Konfigurasi disc ini dapat
berbentuk single, double, triple, atau multi disc. Prinsip kerjanya adalah
dengan membentuk groove pada batuan disamping juga memberikan gaya
geser untuk mematahkan puncak groove yang tersisa. Batuan dengan nilai
UCS sampai dengan 175 MPa dapat dipotong dengan disc tipe ini. Batu
dengan high abrasive akan menimbulkan kesulitan jika menggunakan disc
tipe ini, sehingga aplikasinya terbatas pada batu dengan UCS yang lebih
rendah. Pemasangan tungsten carbide disekeliling disc dapat meningkatkat
aplikasinya pada batuan yang lebih keras.
3. Roller cutter
Ada dua tipe roller cutter: milled-tooth dan tungsten carbide insert. Milledtooth menyebabkan pecahnya batuan akibat penetrasi lokal, hasilnya berupa
serpihan batuan disekitar cutter dengan keruntuhan kombinasi gaya geser
dan tarik. Tungsten carbide insert digunakan khusus jika karakter abrasive
batuan diluar kemampuan milled-tooth cutter. Galian batu dengan tungsten
carbide insert roller cutter menyebabkan disintegrasi batuan dengan cara
grinding dan pulverizing. Meskipun kecepatan penetrasinya relative lambat
karena diproduksinya butiran halus dalam jumlah besar, dan harga cutters
yang sangat mahal, cutter jenis ini mungkin merupakan tipe yang paling
mungkin berhasil jika menghadapi batuan paling kuat yang mungkin ditemui
saat penggunaan tunneling machine.
G. Konfigurasi Cutting Head
Pada kondisi tanah lunak, umumnya drag cutters digunakan pada seluruh
permukaan cutting head face, tetapi pada kondisi batu berbagai kombinasi
tipe cutter dan layout digunakan. Konfigurasi cutting head TBM terdiri dari
tiga zone yang berbeda, yaitu bagian centre, face, dan outside edge.
Centre cutters. Bagian pusat membutuhkan serangkaian cutter untuk
menghasilkan galian dengan cepat dan efektif pada kondisi kecepatan
pemotongan yang relative rendah. Beberapa desian cutting head
menggunakan cutters yang disusun dalam bentuk tricone untuk memecah
batuan. Jika hanya menggantungkan galian batuan dengan cara grinding dan
pulverizing pada posisi kunci ini, maka akan menyebabkan lambatnya
pergerakan maju dari tunneling.
Face cutters. Main face area umumnya digali dengan disc atau roller,
tegantung kekerasan batuan. Dalam beberapa situasi seperti pada batuan
yang lebih lunak juga digunakan drag cutter.
Gauge cutter. Bagian ini terletak di ujung luar dari cutting head, dan
bertujuan untuk membuat bukaan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Gauge cutter umumnya dari tipe disc atau roller yang ditingkatkan
kekuatannya agar mampu menahan aus lebih lama.
Definisi 2:
Definisi 3 :
Klasifikasi Terowongan
2.
Klasifikasi Terowongan
Berdasarkan Kegunaannya
TEROWONGAN ANGKUT
resultan dari tegangan tarik, yang paling baik dan paling ekonomis
adalah jika bentuk penampang terowongan bulat. Oleh karena itu
terowongan tekan dibuat dengan bentuk penampang bulat atau tapal
kuda.
Bentuk tapal kuda lebih cocok dengan metode pemboran yang
dilakukan pada saat penggalian. Untuk menahan gaya tarik maka
dinding terowongan tekan harus dibuat dari beton yang diperkuat.
Terowongan saluran biasanya
dirancang dengan bentuk
penampangnya tapal kuda sama dengan bentuk terowongan kereta
api. Tekanan dalam oleh air biasanya kecil dan dapat diabaikan,
dibandingkan dengan tekanan dari massa batuan.
Kedua terowongan ini tidak dapat dibangun didaerah yang massa
batuannya masih bergerak dan tidak solid. Terowongan tekan
sebaiknya tidak dibuat pada massa batuan yang mengandung
patahan atau crack yang saling berpotongan atau gerakan
tektoniknya masih ada.
2.2.2. Terowongan Penyediaan Air
Terowongan ini sama dengan terowongan saluran yang telah dibahas
sebelumnya, perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan
tersebut. Fungsi dari terowongan penyediaan air adalah menyalurkan
air dari mata air ketempat penyimpanan air didalam kota atau
membelokkan air ketempat penyimpanan tersebut. Perbedaan yang
utama adalah bahwa terowongan penyediaan air ini dibuat untuk
menyediakan air dari tempat penyimpanan ketempat pemungkiman
sehingga lokasi terowongan ini adalah pada lapisan aluvial yang
baru. Sedangkan terowongan tekan dibuat menembus daerah
pegunungan sehingga lokasinya adalah pada batuan yang lebih
solid. Disamping itu tekanan air dan head-nya juga berbeda.
2.2.3. Terowongan Untuk Saluran Air Kotor
Terowongan ini dibuat untuk pembuangan air kotor dari kota atau
pusat industri ketempat pembuangan yang telah disediakan. Oleh
karena itu hampir sama dengan terowongan penyediaan air. Aliran air
kotor ini karena pengaruh gaya gravitasi akan menggerus dinding
dari terowongan. Demikian juga apabila mengandung sisa-sisa
bahan kimia. Oleh karena itu bagian dalam dinding terowongan harus
dilindungi oleh satu material seperti keramik, bahan yang tahan
terhadap asam, aspal beton dan lain-lain. Biasanya terowongan ini
Klasifikasi Terowongan
Berdasarkan Kegunaannya
TEROWONGAN ANGKUT