Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN MATA KULIAH METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

METODE
PELAKSANAAN
BANGUNAN BAWAH

Nama Kelompok:
Ziad Al Rasyid
Azwar Annas
James Tapangrara
Novema Dwi Saputra
Hasriadi Hasbullah
Anugrah Silviyanti
Mira Anjar Gita
Mawarda Wara Iffahni
Ayun Fitria Dwi Marta
Cindy Rara Meris

31131050
3113105013
31131050
31131050
31131050
3113105016
3113105029
3113105030
3113105037
3113105055

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

GALIAN
Sebelum proses penggalian dilaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Kondisi lahan galian, Survey posisi dan kondisi lahan existing. (bila memungkinkan
pagar seng bisa dipindahkan sementara)
2. Lokasi Penimbunan atau Stock Pile
3. Pemilihan, jumlah dan komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan waktu
pelaksanaan dan lokasi proyek.
4. Jalan kerja yang memenuhi syarat.
5. Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas material galian, dll)
Proses penggalian :
1. Penggalian dilakukan Backhoe dan material langsung di dumping ke Dump Truck dan
dibuang ke Stock urugan kembali.

2. Jika hujan dan memungkinkan lereng tergerus, diproteksi dari gerusan air hujan dengan
menggunakan terpal plastik dan proses galian dapat dilaksanakan kembali.
3. Hasil galian tanah sebagian dibuang di Stock area Urugan kembali, dan sisanya
dibuang ke lokasi disposal area, (diusahakan jarak disposal dicari jarak terdekat) dan
yang perlu diperhatikan diusahakan tanah galian tidak berjatuhan di jalan dengan cara
menutup bak dump truck dengan terpal.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

TIMBUNAN
Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
timbunan biasa, timbunan pilihan, timbunan pilihan di atas tanah rawa biasa dan gambut.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar (improve subgrade)
untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi
serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga
digunakan untuk meningkatkan kestabilan lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika
diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan
timbunan lainnya dimana kestabilan timbunan adalah faktor yang kritis.
Timbunan pilihan digunakan di atas tanah rawa atau dataran yang selalu tergenang oleh air,
yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan cara
yang diatur dalam Spesifikasi ini.
Ketentuan kepadatan untuk timbunan tanah :
1

4
5

Lapisan tanah yang lebih dalam dari 20 cm di bawah elevasi dasar perkerasan dan tanah
dasar timbunan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan timbunan dengan ketebalan
maksimum 20 cm dan tidak boleh kurang dari 10 cm, sampai 95% dari kepadatan kering
maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung
lebih dari 5% bahan yang tertahan pada ayakan inci , kepadatan kering maksimum yang
diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) sesuai SNI 031976-1990. Untuk ganular material harus dipadatkan sampai 93% dari kepadatan kering
maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1743-1989.
Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai
dengan 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 031742-1989. Untuk granular material kepadatan lapisan harus minimum mencapai 95%
kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-1743-1989.
Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang
dari yang disyaratkan maka Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan sesuai dengan
Butir 3.2.2.5) dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada
lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 50 m
untuk setiap lebar hamparan. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau pada
galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk
satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan.
Untuk setiap sumber bahan timbunan, satu rangkaian pengujian yang lengkap harus
dilakukan.
Perlindungan Terhadap Air
Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang disetujui
Konsultan Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat
mengganggu/ merusak semua pekerjaan galian atau urugan.
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan atau
bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Persyaratan untuk Tolerasi Dimensi


1
2
3

Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (subgrade), toleransi elevasi permukaan tidak
boleh lebih dari 20 mm dan toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan
mistar panjang 3 m secara memanjang dan melintang.
Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

TURAP
Dinding turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah, juga
berfungsi untuk menahan masuknya air kedalam lubang galian. turap banyak digunakan pada
pekerjaan seperti: penahan tebing galian sementara, bangunan-bangunan di pelabuhan,
dinding penahan tanah, bendungan elak dan lain-lain. Dinding turap tidak cocok untuk
menahan tanah yang sangat tinggi dan pada tanah yang mengandung banyak bebatuan karena
akan memerluka luas tampang bahan turap yang besar.
Tipe-tipe turap
menurut bahannya turap dibedakan menjadi tiga, yaitu: kayu, beton bertulang dan baja
a. Turap kayu: turap kayu digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara dan untuk dinding
yang tidak terlalu tinggi. turap kayu tidak kuat menahan bebean lateral yang besar dan tidak
cocok digunakan pada tanah kerikil karena cenderung pecah bila dipancang.

Gambar 1. Turap kayu


b. Turap beton: bentuk turap beton terlebih dahulu dicetak sebelum dilakukan pemasangan
dan dibuat saling mengkait satu sama lain. ujung bawah turap dibentuk runcing agar
mempermudah pemancangan

Gambar 2. Turap beton


c. Turap baja : cenderung lebih mudah pemasangannya sehingg baik digunakan untuk
bangunan permanen maupun sementara. keuntungan dari turap baja yaitu cenderung kuat
menahan gaya-gaya benturan saat pemancangan, bahan tidak begitu berat, dapat digunakan
berulang-ulang, cenderung lebih awet dan penyambungan lebih mudah.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 3. Turap baja


Tipe-tipe dinding turap
tipe dinding turap di bagi menjadi 4 jenis, yaitu:
a. dinding turap kantilever : cocok untuk menahan tanah dengan ketinggian sedang karena
luas penampang bahan turap yang dibutuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang
ditahan.
b. dinding turap diangker : cocok untuk menahan tebing galian yang dalam. dinding turap
menahan beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang
terpancang kedalam tanah dan dibantu angker yang dipasang dibagian atas. ketinggian tanah
lebih dari 11m maka di perlukan turap dengan 2 angker.

Gambar 4. Turap kantilever dan turap diangker


c. dinding turap dengan landasan : menahan tanah lateral dibantu dengan tiang-tiang yang
dibuat dengan landasan dibagian atasnya. tiang landasan berfungsi untuk mengurangi beban
lateral pada turap.

Gambar 5. Turap tiang dengan landasan


d. bendungan elak seluler : turap yang berbentuk sel-sel yang diisi oleh pasir. dinding ini
menahan tekanan tanah dengan mengandalkan berat sendiri.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 6. Bendungan elak seluler


Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Metode
Karena adanya berbagai cara pemasangan turap, maka sebelum melakukan
perencanaan, keadaan lapangan harus benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri topografi,
kondisi geologi, susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang telah ada, serta
besarnya gaya luar seperti tekanan air, juga berpengaruh besar dalam memilih cara yang
dipakai, bersama-sama dengan ukuran dan jenis konstruksi, serta syarat-syarat konstruksinya.
Hal-hal tambahan yang perlu diperhatikan adalah :
1. Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau tekanan air.
2. Ketahanan dinding halang (cut-off).
3. Ruang yang cukup untuk pembangunan konstruksi yang besar (penggunaan balok
penopang yang secukupnya).
4. Kesulitan relatif dalam pembangunan.
5. Kesulitan relatif dalam pemindahan pekerjaan.
6. Pengaruh terhadap daerah sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah
pondasi).
7. Syarat-syarat pekerjaan pembangunan yang diijinkan.
8. Biaya pekerjaan.
Pada waktu melakukan perencanaan dan pembangunannya, penting sekali
untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin
kestabilan dalam menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut, berikut
ini akan diberikan penjelasannya.
1. Ciri-ciri topografis di lapangan : Dengan mengadakan penyelidikan yang menyeluruh
atas ciri-ciri topografis di sekitar lokasi, maka tinggi rendah dan dalamnya dasar sungai
atau dasar laut harus dapat diketahui benar-benar. Selanjutnya, cara dan jalur pengankutan
alat-alat penggali atau bahan-bahannya ke lokasi, juga dipelajari.
2. Tanah Pondasi : Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi
dan penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat penyelidikannya
sedikit berbeda antara bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan
sebagainya. Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh
tentang konstruksi yang telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari.
a) Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama
penggalian dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

pondasi yang kohesif dan lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam pada
tanah pondasi yang kohesif dan keras. Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan
kohesi tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan pertama, syarat berikut ini harus
dipenuhi.
Di sini, : Kekuatan geser unconfined dari tanah kohesif (t/ )
: Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian
b) Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar, atau bila
didekat permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan siasia belaka.
c)
Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air
cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air
memasuki lapisan yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang
kedap air karena panjang tiang pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala
bahaya akibat rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian
ini harus dipelajari sebaik-baiknya.
Prosedur Perencanaan
Pada waktu merencanakan turap, mula-mula harus ditentukan syarat-syarat
perencanaannya berdasarkan data survei di lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan
penyelidikan tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang cocok.
Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki dalamnya pemancangan,
diperiksa daya heaving (pemuaian) dan tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus
dihitung pula.
Beban Yang Dipakai Untuk Perencanaan
Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum aadalah tekanan
air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban mati dan
beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu melakukan perencanaan
bagian-bagian konstruksi.
Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya
ikut diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap, sampai saat ini masih
banyak masalah yang harus dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi dan Peck,
atau Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau Institut Arsitektur Jepang.
Setiap saran ini membahas tekanan tanah rencana bagi setiap tanah yang sesuai dengan jenis
tanah tersebut. Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara dimana tekanan tanah dan
tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah, berdasarkan prinsip tegangan efektif,
dan suatu cara dimana kedua tekanan tersebut dihitungkan sebagai tekanan total.
Dengan mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan sifat-sifat
pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi proyek, sulit sekali untuk menentukan
mana yang benar dari semua saran-saran diatas.
Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran dimana tekanan tanah
dan tekanan air dihitung sendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara dimana
kedua tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula akan diuraikan
menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian akan diuraikan pula cara yang dianut oleh
Institut Arsitektur Jepang.
a) Tekanan Tanah
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

.
Ini adalah pedoman dari Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan sebagai refrensi, tekanan tanah
rencana yang didasarkan pada kriteria perencanaan struktur pondasi arsitektural yang diajukan
oleh Institut Arsitektur Jepang akan diperlihatkan pula disini. Menurut kriteria tersebut,
tekanan tanah yang berkerja pada dinding turap, tanpa mengindahkan tekstur tanah, dianggap
akan menambah kedalaman tanah dan koeffisien tekanan lateral dianggap sesuai, sehubungan
dengan tekstur tanah dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya, kriteria mengenai tekanan tanah
dapat diganti dengan tekanan tanah seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.4 bila
menghitung penampang tiang hasil-hasil yang diukur dari tekanan sel tanah yang dipasang
pada semacam dinding turap yang kekuatan dan kekakuannya menyerupai dinding beton.
Penyebaran tekanan tanah seperti yang menunjukan bagaimana distribusi tekanan tanah yang
diperoleh berdasarkan tekanan tanah menurut Terzaghi dan Peck (Terzaghi dan Peck : Soil
Mechanism in Engineering Practice 1960) dan dengan menyesuaikannya dengan-hasil-hasil di
Jepang.
Dengan memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan tanah
pondasi yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas antara kedua jenis tanah
tersebut. Ada beberapa kriteria untuk menentukannya. Salah satu kriteria tersebut
menyebutkan, bila indeks plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan bila
lebih kecil dari batas indeks, dianggap sebagai tanah berpasir. Suatu kriteria lainnya
menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika
tanah adalah lebih besar dari 40%, maka tanah pondasi dianggap sebagai lempung, dan bila
lebih kecil dari 20%, dianggap sebagai tanah berpasir, dan bila hasilnya menunjukan harga
pertengahan antara kedua hal tersebut, dan kurang begitu jelas, maka penentuan jenis tanah
pondasi diambil berdasarkan keadaan lapangan.
Biasanya tanah pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan
jarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform). Biasanya lapisan tanah
berpasir dan lapisan tanah kohesif tersusun berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil
penyelidikan tanah dilapangan harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan
kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk perencanaan harus benar-benar
diperiksa agar hasilnya tidak terlalu kecil.
Perhitungan Panjang Pemancangan
Turap : Pertama-tama akan dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian tiang
yang dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu galian dilakukan.
Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang pemancangan tiang harus cukup supaya tekanan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

tanah pasif dapat berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan, perhitungan
stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut Cara Kesetimbangan Batas,
dimana pemancangan dapat diperoleh dengan menyelidiki keseimbangan antara momen
akibat tekanan tanah aktif dan akibat tekanan tanah pasif , diukur dari penopang yang paling
bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan diperoleh pada kedalaman dari dasar
penggalian sampai ke kedudukan di mana sama besarnya dengan perhitungan dalamnya
keseimbangan harus dilakukan sebelum penopang yang terbawah dipasang, dan setelah
penggalian selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman yang terbesar. Panjang
pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya keseimbangan. Tekanan tanah
yang dipakai untuk mendapatkan dalamnya keseimbangan diperoleh dari persamaan diatas.
Dibawah dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke tiang diperkirakan selebar tiang, baik
untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif, dan tahan dinding akibat tanah yang kohesif
juga harus ditambahkan pada arah tekanan pasif. Panjang pemancangan ini minimum 1,5
meter, juga walaupun tanahnya cukup baik.
(b.) Perhitungan yang sama seperti di atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja
dengan tiang tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya tekanan air
tidak bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat tekanan air harus diperhitungkan. Berat
volume tanah pada persamaan yang dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan
tanah, bila muka air rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila sebaliknya,
dipakai berat dengan memperhitungkan daya apungnya.
Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya
keseimbangan, tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya,
bila pemancangan turap baja menjadi lebih dalam dari 1,8 kali dalamnya galian, lebih
baik dipilih tipe struktur yang lain.
Perhitungan Penampang
1.
Tiang Turap : Penampang tiang direncanakan sedemikian rupa sehingga aman
terhadap lenturan akibat tekanan tanah. Perhitungan penampang ini tidak berkaitan
langsung dengan perhitungan stabilitas sebelumnya, yang dipakai untuk menentukan
dalamnya pemancangan.
Hal-hal yang penting dalam perhitungan penampang tiang turap ini dapat diringkas
sebagai berikut :
Panjang bentang untuk momen lentur dianggap sebagai jarak antara penopang
terbawah setelah penggalian selesai, atau penopang terbawah tepat sebelum pemasangan
dilakukan, dan merupakan titik perkiraan belaka untuk setiap keadaan.
Perhitungan momen lentur dalam beberapa hal juga dapat dilakukan untuk setiap
tahap pelaksanaan, tetapi momen lentur dengan kondisi seperti yang disebutkan diatas
merupakan harga maksimum pada umumnya. Bila jarak penopang sangat besar, panjang
bentang sebaiknya juga diperiksa. Tiang dianggap tertumpu biasa pada kedua
tumpuannya, dan titik tumpuan perkiraan ini dianggap sebagai titik kerja gaya resultante
tekanan tanah pasip. Tahanan dinding tiang pada bagian tekanan tanah pasip bekerja bila
dalamnya keseimbangan telah diperoleh dari perhitungan stabilitas untuk menentukan
panjang pemancangan tiang. Dalam hal ini beban adalah tekanan tanah yang dipakai untuk
menghitung stabilitas seperti yang telah diuraikan di muka.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Titik tumpuan yang diperkirakan, akibat adanya tanah yang baik sehingga
pemancangan tidak menjadi terlalu dalam, dianggap sebesar setengah dari panjang
pemancangan, yakni 75 cm di bawah galian, karena dalam galian minimum untuk
diperkirakan sebesar 1,5 meter.
2.
Turap Baja : Perhitungan penampang turap baja prinsipnya sama dengan perhitungan
untuk papan turap seperti yang diuraikan diatas.
Perbedaannya dengan turap dengan tiang tegak dan papan turap adalah bahwa
tekanan air bekerja sebagai beban. Tekanan tanah yang bekerja pada bagian turap baja
yang terpancang di dalam tanah, tidak boleh diabaikan, karena tekanan ini sangat besar.
Juga dalam arah tekanan tanah aktif, tekanan tanah ini, termasuk pada bagian bawah
galian, bekerja sebagai tekanan tanah pada bagian yang terpancang. Untuk arah tekanan
tanah pasip, tekanan tanah seperti yang telah diuraikan dengan persamaan pada (a)
Tekanan Tanah, dianggap bekerja.
Kedudukan di mana penampang turap baja ditentukan, adalah sama dengan
keadaan untuk turap biasa, dan kedua-duanya sesuai dengan kenyataan bahwa titik
tumpuan yang diperkirakan merupakan kedudukan kerja dari tekanan tanap pasip bila
dalamnya keseimbangan telah didapat, asalkan titik tumpuan yang diperkirakan yang
dipakai untuk menghitung penampang turap baja ini adalah 5 meter di bawah dasar galian
maksimum, walaupun kedudukan keseimbangan yang diperkirakan sebenarnya lebih
dalam.
Momen inersia luas dan modulus penampang yang dipakai untuk menghitung
tegangan dan lendutan turap baja diperkirakan sebesar 60 % dari harga per meter lebar,
dengan mempertimbangkan kekakuan turap.
Sebagai tambahan, bila ukuran penampang turap baja sudah dianggap benar,
namun harus diperiksa lagi berdasarkan besarnya pergeseran akibat galian, sebab ada
suatu batas besarnya pergeseran untuk mencegah terjadinya longsoran tanah di depan dan
di belakang turap baja, walaupun tegangan turap baja ini sudah memenuhi syarat.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

PONDASI TIANG PANCANG


Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang
ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang
yang diperlukan melebihi dari biasanya.
Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan,
penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat
pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm
dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton
tidak boleh kurang dari 75 mm.
Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 1.
Mengatur lalu lintas dan jalan akses
untuk mobilisasi alat pemancang

Mengatur posisi tiang

Produksi tiang pancang

Membawa tiang pancang


ke lokasi

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang
Bagan 1. Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang
Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :
1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat
menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah
permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh
penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

2. Persiapan Alat Pemancang


Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk
pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan,
tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih
dahulu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat
palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi
pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah
jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

Gambar 7. Alat Pemancang


3. Penyimpanan Tiang Pancang
Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang
pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan
dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.

Gambar 8. Penyimpanan Tiang Pancang


4. Pemacangan

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang
pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang
pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 9. Tiang Pancang Ditarik dengan Sling

Gambar 10. Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 11. Tiang Pancang Diluruskan

Gambar 12. Kemiringan Dicek Dengan Waterpass


Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan
menjatuhkan palu pada mesin pancang.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 13. Pemancangan Tiang Pertama


Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu
batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu
dengan pengelasan.

Gambar 14. Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

PILE CAP
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai
dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik
berikutnya dengan langkah yang sama.
Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan
dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur
atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan.
Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
berlaku. Adapun pekerjaan pile cap ini meliputi :
1. Penulangan pile cap
2. Bekisting pile cap
3. Pengecoran pile cap
4. Pembongkaran bekisting pile cap
Penulangan Pile Cap
Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap maka terlebih dahulu
akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum. Penulangan
adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton
sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi
tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang
timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton
yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan
pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang
telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :
a. Ukuran diameter baja tulangan.
b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.
c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini
antara lain:
1. Pabrikasi Besi
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang
tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai
perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter. Pembengkokan
dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi
kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan
kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat
pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan
Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran. Sebelum mengerjakan proses
pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan
berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan
adalah :
a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang
momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja
tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak
terpakai didapat seminimal mungkin.
b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam
pelaksanaan di lapangan.
2. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan
untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan
pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan
tersebut dipasang.
b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan
geser diatur sesuai gambar.
c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama
dengan menggunakan kawat bendrat.
d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan
panjang penjangkaran.
e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut
beton yang akan dicor.
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian
pile cap.
Langkah-langkah pembesian pile cap :
1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan
jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah
tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.
2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas
kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat
sebagai lekatan antar tulangan.
3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap
yang telah ditentukan.
4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah
dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap
tampak benar-benar kuat dan kokoh.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 15. Penulangan Pile Cap


Bekisting Pile Cap
Setelah pembesian pile cap selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya memasang bekisting
untuk pile cap. Bekisting dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat.
Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap
adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang
dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang
menahannya.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana digunakan kayu
multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada
waktu. pembongkaran bekisting.
4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian
bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan
paku secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami
goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan.

Gambar 16. Bekisting Pile Cap


Pengecoran Pile Cap
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Untuk pengecoran pile cap dalam proyek ini menggunakan beton ready mix, dengan mutu
beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap
pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.
Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan
menggunakan pompa air.
2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran
baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam
3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka
digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton
tersebut dapat memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan
menggunakan alat pertukangan manual / plester.

Gambar 17. Membersihkan tulangan dan bekisting dengan Water Pump

Gambar 18. Pengecoran Pile Cap dan Tie beam dengan beton readymix

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 19. Pengecoran lewat talang untuk menjangkau poer yang jauh

Gambar 20 Pemadatan pengecoran dengan Concrete Vibrator

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

SLOOF
Sloof merupakan komponen bangunan yang termasuk konstruksi beton bertulang yang
dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi bangunan selesai. Sloof diletakkan atau diposisikan
secara horizontal di atas pondasi dan berfungsi untuk meratakan beban yang bekerja pada
pondasi dan pengikat struktur bawah ujung dasar kolom.

Gambar 21 potongan melintang dan tampak samping sloof


Pekerjaan sloof dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi telah selesai dikerjakan. Pada
proyek biasanya sistem sloof yang dipakai adalah konvensional. Semua perkerjaan sloof
dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan
bekisting, pengecoran sampai perawatan.
1) Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian sloof. Pada
pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting sloof dilakukan di atas tanah bangunan dan biasanya diberi lapisan
pasir dengan tebal 10 cm untuk memisahkan antara tanah dan beton sloof. Pembuatan
panel bekisting sloof harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood
harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan sloof yang akan
dibuat. Pekerjaan sloof dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material
utama antara lain: kaso, balok kayu, papan plywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk sloof, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan
bar cutter dan bar bending. Pembesian sloof ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di
los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi.
2) Tahap Pekerjaan Sloof
a. Pembekistingan sloof
Tahap pembekistingan sloof adalah sebagai berikut :
1. Memperhitungkan ketinggian sloof, agar semua tinggi/elevasi sloof sama rata.
2. Setelah itu, dipasang dinding bekisting sloof dan dikunci dengan siku.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

3. Setelah bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.
b. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting sloof dianggap selesai selanjutnya sekali lagi dilakukan
pengecekan tinggi level pada bekisting sloof dengan waterpass, jika sudah selesai
maka bekisting untuk sloof sudah siap.
c. Pembesian sloof
Tahap pembesian sloof adalah sebagai berikut :
1. Untuk Pembesian sloof dilakukan langsung di tempat yang akan di cor.
2. Besi tulangan sloof yang sudah dibuat di dalam bekisting ujungnya dimasukkan ke
tulangan kolom.
3. Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping sloof lalu
diikat.
d. Pengecekan
Setelah pembesian sloof dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk
tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian sloof adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton
decking.
3). Tahap Pengecoran Sloof
a) Administrasi pengecoran
1. Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona
yang akan dicor
2. Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke
konsultan pengawas
3. Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat
cor.
4. Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
5. Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
b) Proses Pengecoran Sloof
Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran sloof diantaranya yaitu : pipa untuk
mengalirkan beton, truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses
pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak
beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di
lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor
sampai benar benar bersih
3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari
perusahaan penyedia jasa ready mix menyerahkan bon penyerahan barang yang
berisi waktu keberangkatan, kedatangan, waktu selesai, volume.
4. Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel dan
test slump yang diawasi olah engineer dan pihak pengawas.
5. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

6. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung,


7. Setelah pipa sudah diletakkan di atas sloof yang akan dicor, selanjutnya concrete
pump mengeluarkan beton segar ke area pengecoran yang sudah ditentukan.
8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke seluruh bagian sloof. Satu
pekerja memasukan alat vibrator kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap
bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga
udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
9. Setelah dipastikan sloof telah terisi beton semua, permukaan beton segar tersebut
diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan
batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya.
10.Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam
4). Pembongkaran Bekisting
Untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai
penunjang sampai pelat benar benar mengeras.
5). Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

Gambar 22. perspektif detail penulangan sloof

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 23. Ilustrasi posisi pertemuan antara kolom dengan sloof di tepi bangunan

Gambar 24. Penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tepi bangunan

Gambar 25. Penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tengah bangunan

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSI


KELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 26. penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tengah bangunan

Gambar 27. Sloof dengan fondasi pasangan batu kali

Gambar 28. Sloof dengan fondasi telapak

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya

Anda mungkin juga menyukai