Anda di halaman 1dari 25

TA.

2019
METODE PELASANAAN PEKERJAAN

PENATAAN KAWASAN GEBANGREJO


KABUPATEN POSO (EKS. PASAR SENTRAL)
PENDAHULUAN

1. Umum
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak
perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan
serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh
karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja,
serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat
diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :
 Konsultan Pengawas proyek
 Koordinator dan para pelaksana
 Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
 Pihak perencana/Arsitek jika diperlukan

Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi :


 Kemajuan (Progress) pekerjaan di lapangan
 Masalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapangan
 Realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan dengan time schedule yang telah
direncanakan
 Masalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak
 Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan

Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat
oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis Material, dan dokumen
lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan
ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as built
drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir.
2. Deskripsi pekerjaan
Nama Kegiatan : Penataan Kawasan Strategis Perkotaan
Nama Paket Pekerjaan : Penataan Kawasan Gebangrejo Kabupaten Poso (Eks. Pasar Sentral)
Lokasi Pekerjaan : Kelurahan Gebang Rejo Kecamatan Poso Kota Kabupaten Poso
Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran : 2019
Jangka Waktu : 70 (Tujuh Puluh) Hari Kalender
Uraian Pekerjaan :

NO. JENIS PEKERJAAN VOLUME SAT.

(1) (2) (3) (4)


A PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pek. Pembersihan Lokasi 981,20 M2
2. Pembuatan Papan Nama Proyek 1,00 LS
3. Pek. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 392,48 M
4. Pek. Pembongkaran Paving Lama Pagar Beton Bertulang 235,49 M3
5. Penerangan, Air Kerja dan Keamanan 1,00 LS
6. Pek. Pembuatan Kantor Sementara 9,00 M2
7. Pek. Pembuatan Gudang Bahan dan Alat 27,00 M2
8. Pek. Rencana Keselamatan, Kesehatan, Kerja dan Konstruksi (RK3K) 1,00 LS
B PEKERJAAN HARDSCAPE AREA PARKIR
1. Pek. Pemasangan Paving Block tebal 8 cm K-250 4.269,23 M2
2. Pek. Pasir Urug 426,92 M3
3. Pek. Galian Tanah 196,24 M3
4. Pek. Urugan Kembali 65,41 M3
5. Pek. Pasangan batu kosong (Aanstamping) 47,10 M3
6. Pek. Pondasi Batu Kali 44,35 M3
7. Pek. Pasangan Bata 235,49 M2
8. Pek. Plesteran Kamprot 235,49 M2
9. Pek. Acian 196,24 M2
10. Pekerjaan Beton Sloof 15/20, Mutu Beton K-175
a. Pekerjaan Pengecoran Beton K-175 11,77 M
b. Pekerjaan Pembesian 1.043,45 KG
c. Pekerjaan Cetakan (Bekisting ) 117,74 M2
11. Pek. Pengecetan Pot 431,73 M2
12. Pekerjaan Beton Kursi Beton, Mutu Beton K-175 ( 11 Buah)
a. Pekerjaan Pengecoran Beton K-175 1,78 M
b. Pekerjaan Pembesian 2.137,78 KG
c. Pekerjaan Cetakan (Bekisting ) 38,72 M2
d. Pekerjaan Pengecatan 45,88 M2
13. Pemasangan Rambu Evakuasi 1,00 LS
NO. JENIS PEKERJAAN VOLUME SAT.

(1) (2) (3) (4)


C PEKERJAAN HARDSCAPE AREA TROTOAR
1. Pek. Canstin Beton (K-175) 1,67 M3
2. Pek. Keramik Texture Kasar 40x40 (warna terang) 209,15 M2
3. Pek. Pasir Urug 14,57 M3
4. Pek. Rabat Beton Tumbuk 8,22 M3
5. Pek. Timbunan Sirtu 101,98 M3
6. Pek. Batu Sikat 82,22 M2
7. Pek. Pengecetan Canstin Beton 11,66 M2
D PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Pekerjaan Pemasangan Lampu Tower HighMash 2,00 SET
2. Pekerjaan Pemasangan Lampu PJU Led 150W Solarcell All In One (Tiang Tinggi = 7m) 14,00 SET
3. Pekerjaan Pemasangan Lampu LED 25watt (Gazebo)+Fiting 10,00 TITIK
4. Pekerjaan Jaringan Kabel Tanam 2x2,5 NYA 500,00 M
5. Pekerjaan Saklar Ganda 1,00 BUAH
6. Pekerjaan Stop Kontak 10,00 BUAH
7. Instalasi Titik Lampu 10,00 TITIK

E PEKERJAAN SOFTSCAPE
1. Penanaman Pohon Ketapang Kencana 60,00 POHON
2. Penanaman Bunga Lamtana 59,99 M2
3. Timbunan Tanah Subur Pilihan Dalam Pot 83,00 M3
4. Penanaman Rumput Gajah Lokal 207,56 M2
F PEKERJAAN AKHIR
1. Laporan, As Build Drawing, dan Dokumentasi 1,00 LS
2. Pek. Pembersihan Akhir 1,00 LS

3. Pengendalian Proyek
Pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan dengan mengadakan rapat-rapat periodik yang
diselenggarakan setiap satu kali seminggu dan bertempat di kantor proyek (site office). Untuk memudahkan
kontrol pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan penjadwalan waktu kerja (time schedule) yang
dibuat sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja dilakukan agar waktu pelaksanaan
yang telah ditentukan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penjadwalan waktu kerja (Time Schedule) yang dibuat antara lain :

Master Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan
pekerjaan dari saat proyek dimulai hingga proyek selesai.Dengan Master
Schedule dibuat kurva-S Perencanaan dan kurva-S aktual.
Monthly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada minggu terakhir setiap
bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
Weekly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk dilaksanakan dalam
waktu satu minggu.
Daily Schedule : Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada weekly schedule.
4. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya merupakan salah satu point perhatian tersendiri, dimana disetiap tahapan pekerjaan
akan mengeluarkan biaya untuk melaksanakannya. Pengendalian biaya biasanya dilakukan dengan melalui
system pembayaran. Dalam hal ini sebelum dilakukan pembayaran harus dilakukan pengecekan dan
perhitungan bersama dengan pihak owner, Konsultan Pengawas, dan Konsultan Perencana. Hasil dari
perhitungan bersama yang disepakati dituangkan dalam bentuk Progress prestasi pekerjaan yang
dituangkan di setiap akhir minggu, dan di berita acarakan serta di tanda tangan bersama-sama.
Pengendalian Biaya di dalam internal pelaksana sangat penting terkait dengan tingkat prioritas, jumlah dan
jenis kebutuhan material yang sudah disepakati dalam forum rapat dan RKS yang ada.

5. Kesehatan dan Keselematan Kerja (K3)


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga K3 untuk setiap proyek
yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi
setiap proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time) untuk mengurus dan
menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan pekerja dengan
jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk
unit pembina K3.
c. Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit struktural dari organisasi
penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa.
d. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia pembina
keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta
bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
e. Penyedia jasa harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-fasilitas dalam
melaksanakan tugas mereka.
 Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja dalam segala hal yang
berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek.
 Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari panitia pembina
keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek mereka harus bekerja sama
membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas


Setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan
akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas yang ada di sekitar lokasi
pekerjaan. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan
pengguna jalan raya.

Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka Manajemen lalu
lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
b. Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.
c. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.

7. Analisa Dampak Lingkungan


Dampak yang terjadi dalam aspek lingkungan ini diperkirakan dalam tahapan sebelum pekerjaan dimulai
(Pra pelaksanaan) dan tahapan saat berjalannya pekerjaan.
a. Pra Pelaksanaan
Bahagian dari lingkungan pekerjaan yang diperkirakan terkena dampak pembangunan jalan saat Pra
Pelaksaan adalah : Pengguna Jalan.
b. Pelaksanaan
Bahagian dari lingkungan pekerjaan yang mengakibatkan terkena dampak lingkungan pada tahap
Pelaksanaan adalah :
 Akibat Utilitas, pemindahan milik PLN, Telkom dan PDAM, akan mengganggu aktifitas masyarakat
 Kegiatan Alat-alat berat yang sedang beroperasi
 Kegiatan pengangkutan material untuk pelaksanaan pekerjaan
 Suara alat-alat berat yang beroperasi menimbulkan kebisingan di sekitar lokasi pekerjaan.
 Meningkatnya volume lalu lintas alat pengangkutan dan alat berat mengakibatkan polusi debu di
sekitar lokasi pekerjaan.

6. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan terhadap kesesuaian material dengan
RKS yang direncanakan. Pengendalian mutu bahan/material dilakukan oleh Quality Control sebelum
tahapan pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harus diusulkan terlebih dahulu dan mendapatkan
persetujuan bersama konsultan pengawas, konsultan perencana dan owner. Bahan/material yang sudah
disetujui harus tersimpan dan didokumentasikan dengan benar, terawat dengan baik. Pengendalian disini
bersifat sebelum pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap
kedatangan material. Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan.

Tahapan atau proses di setiap pekerjaan harus dilakukan dengan metode yang benar sesuai yang
disyaratkan. Di setiap tahapan yang harus dilalui dilakukan pengawasan oleh pelaksana lapangan yang
mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan pelaksanaan akan berakibat pada hasil kualitas pekerjaan. Kualitas
hasil pekerjaan harus dituangkan dalam bentuk daftar checklist. Pekerjaan-pekerjaan yang mutu akhirnya
kurang sesuai standard harus dilakukan perbaikan sampai mendapatkan hasil sesuai dengan standard yang
diinginkan. Inti dari tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap pemakaian material, proses
tahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan.

Tahapan pekerjaan agar sesuai yang distandarkan sebelum pelaksanaannya harus dijelaskan dalam bentuk
metode pelaksanaan masing-masing pekerjaan. Metode pelaksanaan pekerjaan ini harus juga
mempertimbangkan faktor keselamatan pekerjaan dan lingkungan sekitarnya (termasuk orang yang
mungkin lalu lalang di sekitar pekerjaan). Rambu-rambu pengamanan harus dibuat sejelas-jelasnya agar
setiap orang dapat bersikap waspada dan hati-hati. Untuk penjelasan khusus perihal K-3 lihat lampiran
rencana program K-3. Sebagai gambaran, apabila bekerja di ketinggian harus perhatikan benar-benar
perancah kerja yang digunakan apakah benar-benar kuat dan memenuhi syarat atau tidak. Apakah
pengaman dari barang-barang jatuh sudah ada belum. Apakah sabuk pengaman untuk pekerja sudah ada
belum. Apakah rambu-rambu peringatan ada pekerjaan di bagian atas sudah ada belum. Pertanyaan
tersebut haruslah sudah terdeteksi dan terjawab sebelum pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini dibuat untuk panduan pelaksanaan pekerjaan PENATAAN KAWASAN
GEBANGREJO (EKS. PASAR SENTRAL) KABUPATEN POSO, sehingga dicapai target waktu dan
kualitas pekerjaan sesuai rencana. Hari kerja untuk pelaksanaan konstruksi dilaksanakan setiap hari kecuali
hari libur nasional. Pekerja, Tukang, mandor, Operator dan Supervisor pengaturan hari liburnya akan
disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Jam kerja efektif pada proyek ditetapkan sebagai berikut :


Hari Senin s/d Minggu : Jam 08.00 – 17.00 WIB
Waktu istirahat : Jam 12.00 – 13.00 WIB
Kecuali hari Jum’at : Jam 11.30 – 13.00 WIB
Over time : Jam 18.00 – 22.00 WIB

Bila pekerjaan mendesak untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan maka jam kerja dapat ditambah
sesuai kebutuhan (lembur). Metode kerja ini akan menjadi perhitungan dasar dalam estimasi biaya.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pembersihan lokasi dari material-material, semak-semak, pembongkaran
bangunan lama (jika ada), perataan permukaan tanah dasar.
b) Bahan :
c) Peralatan :
 Sekop, Gerobak dan Alat bantu lainnya
d) Pelaksanaan :
 Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan
 Pekerjaan dilakukan sesuai dengan patok penanda yang telah dipasang sebelumnya
 Semak-semak yang mengganggu area rencana kerja dibersihkan dengan menggunakan babat.
 Permukaan jalan yang tidak rata, diratakan menggunakan cangkul dan pacul

2. Pembuatan Papan Nama Proyek


Setelah SPMK diterbitkan maka segera dilakukan pembuatan Papan Proyek yang mana penempatan
posisinya sesuai dengan petunjuk dari direksi. Papan nama proyek sangat penting dibuat untuk
memberikan informasi tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Papan proyek harus memuat; Nama Proyek, Pemilik Proyek, Nilai/Harga Kontrak, Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Pengawas, Jangka waktu Pelaksanaan, dan Sumber Dana.
Papan Proyek yang terbuat dari rangka kayu balok dengan ukuran sebagaimana tersebut dalam gambar,
RKS atau petunjuk dan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas. Papan Nama Proyek bertuliskan
data-data pekerjaan dengan tulisan yang jelas,
ditempatkan di lokasi pekerjaan yang mudah dilihat umum dan tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
Tahapan pekerjaan :
Dalam Pekerjaan Papan Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
 Triplek 9 mm atau Plat Seng dengan ukuran yang ditentukan
 Kaso dengan ukuran 5/7 cm
 Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
 Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati

Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :


1. Triplek/Plat seng dicat dengan warna yang sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
2. Tulisan dibuat dengan menggunakan Cat warna yang sudah disepakati
3. Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang penyangga.
4. Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi suatu
proyek.

Gambar. Contoh Papan Proyek


3. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
a) Bersama-sama pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan pihak owner melakukan
pengukuran. Hasilnya akan digunakan untuk keperluan shop drawing dan perhitungan kuantitas
aktual volume pekerjaan.
Data-data yang dapat diperoleh :
 Situasi lokasi pekerjaan
 Elevasi eksisting
 Lokasi/koordinat encana Pekerjaan.
b) Pemasangan bouwplank sebagai acuan untuk elevasi dan dimensi konstruksi bangunan yang
dipasang untuk menandai batas dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tinggi bouwplank sama
dengan titik nol, bila dikehendaki lain harus mendapat persetujuan Direksi.

B. PEKERJAAN HARDSCAPE AREA PARKIR


1. Pekerjaan Pemasangan Paving Block tebal 8 cm K-250
a) Bahan : Paving Block T. 8 cm, K-225,
b) Peralatan : Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
c) Pelaksanaan :
 Volume Paving Block Natural 8 cm Biasa (Press) + Urug Pasir 5 cm yaitu 4.269,23 M2
 Pasir urug dihampar terlebih dahulu dengan ketebalan yang telah diseusaikan dengan gambar
dan spesifikasi.
 Setelah pasir urug dihampar, permukaan pasir urug diratakan dengan menggunakan Alat
pemadat Baby Roller.
 Setelah itu paving block tebal 8 cm disusun di atas permukaan urugan pasir, dan di selah
susunan paving block diberi pasir kembali.
 Setelah itu, paving block dipadatkan dengan Baby Roller

2. Pekerjaan Pasir Urug


a) Lingkup Pekerjaan
b) Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengurugan pasir urug dengan ketebalan 10 cm, untuk
meratakan permukaan jalan yang akan dicor.
c) Kuantitas Pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan Satuan Isi (M3). Total Volume Pekerjaan Pasir Urug adalah 426,92 M3.
d) Bahan :
 Pasir urug
e) Peralatan :
 Sekop, Gerobak dan Alat bantu lainnya
f) Pelaksanaan :
 Urugan Pasir berfungsi sebagai penahan supaya beton tidak langsung menyentuh tanah dan
membantu daya dukung permukaan tanah.
 Didalam Bestek disebutkan bahwa ketebalam rata-rata urugan pasir sebagai alas adalah 10 cm
atau atas arahan direksi lapangan.
3. Pekerjaan Galian Tanah
a) Bahan/Material : -
b) Peralatan : Linggis, cangkul, sekop, benang, dan alat bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan bowplank selesai terpasang
Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar
sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas lapangan.
 Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu,
kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus
dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
 Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap segera
dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.

4. Pekerjaan Urugan Kembali


 Pekerjaan ini dilaksankan setelah pekerjaan pasangan pondasi selesai dikerjakan
 Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan tanah kembali bekas tanah galian sesuai
dengan gambar kerja.
 Peralatan yg digunakan : Linggis, cangkul, skoop, dan alat bantu lainnya.
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.

5. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong (Aanstamping)


a) Bahan/Material : Batu gunung/batu belah (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
persetujuan direksi dan konsultan pengawas)
b) Peralatan : Palu, Gerobak, dan alat bantu lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan urugan pasir bawah pondasi selesai dikerjakan.
 Pasangan Pasangan batu kosong dengan tebal yang disesuaikan dengan gambar rencana.
 Pekerjaan penghamparan batu belah secara tegak lurus tebal disesuaikan petunjuk direksi,
ditimbris pasir atau batu belah hingga kokoh dan kuat.
 Penghamparan ini dilakukan dengan saling mendempetkan batu gunung dengan seminimal
mungkin space yang terjadi.
 Beri batu pengunci bila batu gunung tersebut sulit untuk didirikan.
 Bahan yang digunakan : Batu gunung/batu belah (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis
dan persetujuan direksi dan konsultan pengawas)
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.

6. Pasangan Pondasi Batu Kali


 Pekerjaan ini dilaksananakan setelah pekerjaan pasangan batu kosong selesai dikerjakan.
 Pondasi batu gunung dibuat dengan pasangan betu pecah dengan ukuran 15/20 cm dan
dipasang dengan campuran 1 pc : 4 ps dengan lebar dan tebalnya sesuai dengan gambar
rencana.
 Bahan yang digunakan : Batu gunung/batu belah, pasir pasang, semen dan bahan lain yang
dibutuhkan dalam pekerjaan ini (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dan persetujuan
direksi dan konsultan pengawas)
 Peralatan yg digunakan : Palu, Gerobak, cetok, skop, molen, ember, dan alat bantu lainnya.
 Pelaksanaan pekerjaan ini akan mengacu pada gambar rencana, spesifikasi teknik atau atas
petunjuk direksi pekerjaan.

7. Pekerjaan Pasangan Bata


a) Bahan/Material : Pasir pasang, batu bata, semen pc, air, paku, dll
b) Peralatan : Molen, waterpass, siku, lot, benang ukur, gerobak dorong, sekop, beton molen, tropol,
ayakan pasir, ember, palu, Slang air, drum air, pompa air & Alat Bantu Lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan dinding bata dilakanakan setelah pekerjaan pondasi dan beton sloof sudah
terpasang;
 Pekerjaan pasangan dinding bata disesuaikan dengan volume/luasan/tinggi dinding yang
tercantum dalam gambar;
 Untuk adukan campuran Dinding 1/2 Bata Camp. 1 Pc : 6 PP;
 Sebelum melaksanakan pasangan dinding bata terlebih dahulu mengukur batas maksimum
ketinggian;
 Untuk kerataan dan tegak lurus dilakukan dengan cara mengkur dan menggunakan lot dengan
bantuan benang sebagai dasar penentuan titik rencana;
 Pasir yang akan digunakan terlebih dahulu diayak/saringan yang telah dibuat khusus agar
terpisah dari kotoran, butiran2 kasar, dll;
 Air yang dipergunakan adalah air yang bersih bebas dari kotoran ataupun berupa minyak yang
dapat mengurangi kualitas campuran;
 Persiapan membuatan campuran, secara manual ataupun dengan menggunakan molen
pengaduk, jika dilakukan secara manual maka sebelumnya dibuatkan wadah/tempat untuk
mengaduk yang terbuat dari papan perge empat sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan
dipastikan campuran tidak keluar dari wadah [bocor];
 Cara melakukan campuran terlebih dahulu menuangkan pasir pasang yang sudah
disaring/ayak lalu semen pc diaduk dalam keadaan kering setelah itu dituangkan air sesuai
dengan kebututahan dan tidak encer. Takaran/ komposisi perbandingannya sesuai dengan
petunjuk teknis dalam hal ini 1 semen pc : 6 pasir;
 Agar perbandingann takarannya pas dan tidak kurang ataupun lebih maka terlebih dahulu
membuat takaran khusus dengan dimensi/ukuran yang sama sebagai u kuran dalam
melaksanakan perbandingan campuran;
 Batu Bata jika terlalu kering terlebih dahulu direndam air sampai jenuh, jika bata tingkat
kekeringannya tidak terlalu maka bata hanya cukup disiram;
 Berikutnya adalah Penempatan pasangan bata dengan jarak nak/spesi secara teratur agar
kelihatan rapi dan pasangan berikutnya bata berada duduk diatas nak dan begitu pula
selanjutnya. Bertujuan untuk kesatuan kekuatan pengikat.

8. Pekerjaan Plesteran Kamprot


a) Bahan/Material : Semen, Pasir pasang, air (mutu bahan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
persetujuan direksi dan konsultan pengawas
b) Peralatan : Molen, waterpass, siku, lot, benang ukur, gerobak dorong, sekop, beton molen, tropol,
ayakan pasir, ember, palu, Slang air, drum air, pompa air & Alat Bantu Lainnya.
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan Kansteen Batu bata
 Plasteran Biasa Camp. 1 : 4 adalah untuk menutup semua permukaan dinding pasangan
bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam gambar
kerja..
 Seluruh permukaan bidang yang akan diplester harus dibasahi dengan air sampai jenuh
merata.
 Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran yang disetujul
Direksi.
 Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.

9. Pekerjaan Acian
a) Umum :
Pekerjaan acian semen pada dinding tembok merupakan langkah akhir dari rangkaian pemasangan
dinding, dimulai dari pekerjaan pasangan dinding batu bata, batako atau selcon kemudian dilakukan
plesteran dan diakhiri dengan acian.setelah acian dilakukan maka bisa ditinggal begitu saja untuk
mendapatkan nuansa dinding bertekstur batu buatan atau dilapisi dengan cat agar dinding menjadi
berwarna sesuai selera. meskipun terkesan sederhana yaitu hanya mengoleskan dan
menghaluskan semen di permukaan dinding namun pekerjaan acian ini memerlukan keahlian
khusus agar finishing dinding bisa benar-benar bagus, oleh karena itu diperlukan tukang bangunan
yang telah profesional dalam mengaci dinding sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang baik
serta dapat selesai dalam waktu secepat mungkin.
b) Bahan : Semen PC, air kerja,
c) Perlaksanaan :
 Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak boleh diaduk
karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga tidak dapat
digunakan untuk bahan acian dinding.
 Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar nantinya
dinding tidak banyak menyerap air semen.
 Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan menggunakan
cetok.
 Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan benar-benar
rata dan halus.
 Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
 Karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding.
 Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu untuk melanjutkan ke
pengerjaan pengecatan.

10. Pekerjaan Beton Sloof 15/20, Mutu Beton K-175


a) Umum :
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan Pondasi selesai dikerjakan. Sloof merupakan
konstruksi beton yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur yang berada di atasnya seperti
Kolom, balok, pelat dan atap yang kemudian didistribusikan ke pondasi.
b) Bahan/Material : Semen, Pasir beton, Kerikil/Batu pecah, papan bekisting, baja tulangan, kawat
tulangan (Mutu bahan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan persetujuan Direksi dan Konsultan
Pengawas)
c) Peralatan : Molen, Cetok, skoop, benang, Gerobak, ember, gergaji, pemotong besi, meter dan alat
bantu lainnya.
d) Pelaksanaan :
 Pabrikasi bekisting, tulangan utama dan sengkang.
 Bekisting Sloof dibuat menggunakan papan berukuran 2/20 cm berjenis kayu kelapa, setiap
sisinya dirangkai dengankasau berukuran 5/7 cm. Untuk mencegah kebocoran, ditempelkan
kertas semen sehingga menutupi celah antar papan. Pabrikasi tulangan meliputi pemotongan
tulangan utama, pembengkokkan sengkang dan perakitan dengan ukuran dan jarak sesuai
dengan gambar kerja.
 Pemasangan bekisting .
- Melapisi permukaan bagian dalam bekisting dengan oli.
- Memasang bekisting pada tempat yang telah diberi tandadisekeliling tulangan kolom
menerus dengan badan/kolom pondasi.
- Menjepit bekisting dengan balok agar bekisting kuat menahan adukkan beton. Balok
dipasang dengan jarak antar sabuk 50 cm.
 Pelurusan bekisting
- Memasang penyangga berupa kasau 5/7 cm di salah satu sisi bekisting.
- Memasang paku pada sabuk kolom bagian atas yang diikatkan benangdengan diberi
pemberat unting-unting pada dua sisi bekisting kolom.
- Mengukur jarak dari bekisting ke tali pada bagian atas dan bawah. Bekisting telah lurus
setelah jarak keduanya telah sama.
- Memasang penyangga di sisi lain supaya posisi bekisting tidak berubah saat pengecoran.
 Pengecoran
- Adukan beton dibuat secara manual menggunakan molen beton (concrete mixer ) kapasitas
0,3 m3 dengan lama pengadukan 7 – 10 menit sampai material tercampur rata. Dari molen,
adukan dituang ke bak penampungan sementara berukuran 170 x 60 x 10 cm kemudian
diangkut ke atas oleh pekerja menggunakan ember. Pekerja di atas tangga menuang
adukan ke dalam bekisting kolom sampai batas tanda pengecoran.
- Tinggi jatuh dalam pengecoran sloof adalah 3,6 m, sedangkan maksimal tinggi jatuh bebas
yang disyaratkan sekitar 1,5 m. Untuk tinggi jatuh yang cukup tinggi harus digunakan talang
cor atau klep cor pada bekisting.
- Pemadatan beton dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran secara manual. Pekerja
yang berada di atas menusuk-nusuk adukan dengan menggunakan kayu dan pekerja
dibawah memukul-mukul bekisting menggunakan kayu supaya beton padat sehingga tidak
terjadi keropos.
- Beton yang digunakan untuk mengecor slof adalah beton dengan mutu K-175 sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan menggunakan molen beton (concrete mixer).
- Menuangkan adukan ke tempat adukan yang telah dibuat dari papan, namun pihak
kontraktor tidak memperhitungkan tinggi jatuh adukkan sehingga besar kemungkinan
penyebaran split berada di daerah paling bawah adukkan. Untuk menjaga agar tidak terjadi
segregasi, kontraktor mengontrol nilai slump.
- Adukkan beton dari bak tampungan dinaikkan ke atas oleh pekerjadengan menggunakan
ember cor. Pekerja yang menyambut dan menuangkan beton ke dalam sloof.
 Pembongkaran Bekisting
- Melakukan pembongkaran bekisting sloof setelah berumur 4 hari. Pemeliharaan beton
dilakukan dengan penyiraman setiap pagi dan soreuntuk mencegah terjadinya retak pada
kolom.
11. Pekerjaan Pengecatan
a) Bahan : Cat Dasar, Cat Tembok Eksterior, Thinner, Air
b) Peralatan : Kertas Koran/Semen, Amplas, Rol Cat, Kuas cat, Kapi, Spon basah/kain
c) Pelaksanaan :
 Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk, lapisan
organis atau kotoran lain yang dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pengecatan.
 Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai bila mana sudah bidang sudah benar-benar bersih
serta kering (tidak lembab), sehingga memenuhi ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik.
 Semua lubang retak dan lain kerusakan pada bidang akan dicat harus diperbaiki terlebih
dahulu hingga rata dan halus dengan menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan
dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi dari pabriknya.
 Prosedur dan tahapan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk
pelaksanaannya kontraktor diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari
pabrik atau perwakilannya di daerah setempat.
 Setiap lapis pengecatan harus dilaksnakan dengan tata cara dan dengan peralatan yang
direkomendasikan oleh pabriknya.
 Pelaksanaan pekerjaan pengecetan harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati dengan
mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pengecatan ini.
 Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh pabriknya, hingga
di dapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
 Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang di plester harus rata dalam warna dan halus dalam
tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang disekelilingnya sesuai dengan garansi waktu
yang berlaku.

12. Pekerjaan Bekisting


a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan, pemasangan dan pembongkaran bekisting untuk
Pengecoran Beton.
b) Kuantitas Pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan Satuan Luas Area (M2). Total luasan yang akan dipasang bekisting
adalah 405 M2.
c) Bahan :
Kayu Kelas III, Paku, Minyak Bekisting
d) Peralatan :
Meteran, Palu, Gergaji, dan Alat bantu lainnya.
e) Pelaksanaan :
 Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
 Pemasangan bekisting dikerjakan sesuai gambar rencana
 Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas terlebih dahulu
sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran atau
perbaikan terhadap bekisting yang dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun
ukuran – ukurannya.
 Bekisting digunakan untuk 4 (Empat) kali penggunaan.
 Bekisting akan dipasang kokoh dan tidak melendut.
 Bekisting dipasang per segmen dengan panjang maksimal per segmen adalah 5 meter.
 Permukaan bekisting yang akan bersentuhan langsung dengan beton diberikan minyak
bekisting agar tidak lengket pada saat pembongkaran bekisting.
 Pembongkaran bekisting ketika umur beton minimal 3 hari
 Pembongkaran akan kami lakukan dengan teliti agar tidak merusak beton yang telah dicor.
C. PEKERJAAN HARDSCAPE AREA TROTOAR
1. Pekerjaan Canstin Beton (K-175)
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan Pengecoran Canstin Beton (K-175).
b) Kuantitas Pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan Satuan Isi (M3). Total Volume Pekerjaan adalah 1,67 M3.
c) Bahan :
 Semen Portland
 Batu Pecah,
 Pasir Beton
 Air Kerja
 Bahan lainnya yang dianggap perlu
d) Peralatan :
 Concrete Mixer
 Gerobak Dorong
 Sekop
 Alat Pertukangan lainnya

e) Pelaksanaan :
 Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
 Membuat Dolak/Kotak Beton sebagai takaran agregat yang digunakan
 Membuat adukan beton K-175 menggunakan concrete mixer
 Adukan beton yang telah jadi dibawa ke area pengecoran dengan menggunakan gerobak
dorong
 Kanstin beton menggunakan bahan dengan bentuk, ukuran dan kualitas sesuai dengan yang
disyaratkan.
 Kanstin beton dipasang dengan menggunakan spesi dengan campuran sesuai yang
disyaratkan dan sesuai gambar
 Beton dihamparkan pada area yang telah dipasang bekisting,
 Permukaan pengecoran diratakan dengan menggunakan rushkam

2. Pekerjaan Keramik Texture Kasar 40x40 (warna terang)


a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan Pemasangan Keramik Texture Kasar 40x40
Warna Terang.
b) Kuantitas Pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan Satuan Luas (M2). Total Volume Pekerjaan adalah 209,15 M2.
c) Bahan :
 Keramik Texture Kasar 40x40 (Warna Terang)
 Semen Portland
 Pasir Pasang
 Air Kerja
 Semen Warna
 Bahan lainnya yang dianggap perlu
d) Peralatan :
 Concrete Mixer
 Gerobak Dorong
 Sekop
 Waterpass tangan
 Palu Karet
 Sendok tangan
 Sarung Tangan
 Lap
 Alat Pertukangan lainnya
e) Pelaksanaan :
 Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
 Tentukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan dengan mengukur persilangan
sudut ruangan yang satu ke sudut lainnya. Kemudian tandai pertengahan garis yang terukur.
Menemukan titik pusat merupakan prioritas utama, karena hal ini akan menentukan di mana
harus memasang keramik yang pertama dan berikutnya.
 Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat.
 Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik) secara merata pada
dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya jangan terlalu luas cukup 3-4 ubin keramik.
Dikhawatirkan perekat akan cepat mengering, sehingga rekatannya pada keramik tidak bagus.
 Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta ketok dengan palu karet
hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok keramik, pastikan Anda mengecek suara yang
timbul. Jika suara berdengung berarti ada perekat yang tidak merekat pada keramik. Segera
angkat keramik tersebut dan lakukan perbaikan pengadukan perekat hingga merata dan
tempelkan pada posisi semula.
 Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin berikutnya.
 Pakailah waterpass alumunium untuk mengepaskan ketinggian keramik sampai merata. Jika
terlihat ada permukaan yang tidak rata, maka bisa menambah atau mengurangi mortar perekat
keramik sampai rata.
 Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada keramik yang akan
dipotong dengan cara menempatkannya di atas keramik terakhir, serta dengan memberi ruang
untuk nat. Tandai dengan spidol pada keramik yang akan dipotong.
 Ulangi langkah nomer 2 hingga 7 untuk baris keramik berikutnya.
 Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik mengering.
 Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar (semen) yang digunakan untuk
mengisi kekosongan atau celah keramik.
 Bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spons basah.

3. Pekerjaan Pasir Urug


a) Lingkup Pekerjaan
b) Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengurugan pasir urug dengan ketebalan 10 cm, untuk
meratakan permukaan jalan yang akan dicor.
c) Kuantitas Pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan Satuan Isi (M3). Total Volume Pekerjaan Pasir Urug adalah 14,57 M3.
d) Bahan :
 Pasir urug
e) Peralatan :
 Sekop, Gerobak dan Alat bantu lainnya
f) Pelaksanaan :
 Urugan Pasir berfungsi sebagai penahan supaya beton tidak langsung menyentuh tanah dan
membantu daya dukung permukaan tanah.
 Didalam Bestek disebutkan bahwa ketebalam rata-rata urugan pasir sebagai alas adalah 10 cm
atau atas arahan direksi lapangan.
4. Pekerjaan Rabat Beton Tumbuk
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pengecoran Rabat Beton Tumbuk.
b) Kuantitas Pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan Satuan Isi (M3). Total Volume Pekerjaan adalah 8,22 M3.
c) Bahan :
 Semen Portland
 Batu Pecah,
 Pasir Beton
 Air Kerja
 Bahan lainnya yang dianggap perlu
d) Peralatan :
 Concrete Mixer
 Gerobak Dorong
 Sekop
 Alat Pertukangan lainnya
e) Pelaksanaan :
 Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
 Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran untuk menentukan leveling Rabat
Beton
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan
ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling Rabat yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan ketebalan.
Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai
kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam
sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok
level satu dengan yang lainnya.

4. Pekerjaan Timbunan Sirtu


a) Lingkup Pekerjaan
b) Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan Penimbunan Sirtu untuk meratakan permukaan lokasi.
c) Kuantitas Pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan Satuan Isi (M3). Total Volume Pekerjaan Pasir Urug adalah 101,98 M3.
d) Bahan :
 Sirtu
e) Peralatan :
 Sekop, Gerobak, Baby Roller dan Alat bantu lainnya
f) Pelaksanaan :
 Pada proses penimbunan, hal pertama yang dilakukan adalah menghamparkan Sirtu pada
daerah yang akan di timbun, setelah itu diratakan dengan menggunakan alat pemadat.
 Pada penggunaaan alat pemadat selain dapat memadatkan timbunan juga dapat memberikan
tekanan dan getaran terhadap material yang dipadatkan sehingga gelembung udara yang
masih terperangkap di dalam tanah dapat keluar secara berangsur-angsur. Selain itu
pemadataan juga bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah dan menghindarkan
pergeseran yang dapat menyebabkan keretakan serta dapat menaikkan daya tahan tanah
terhadap perubahan cuaca.
 Pekerjaaan timbunan sirtu harus diselesaikan sepenuhnya terlebih dahulu, kemudian dirapikan
secara manual oleh pekerja. Setelah itu timbunan tersebut dipadatkan dengan Baby Roller agar
bahan sirtu tertanam kuat pada tanah dasar dan tingkat kepadatan yang sesuai dapat tercapai.
5. Pekerjaan Batu Sikat
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan Pemasangan Batu Sikat.
b) Kuantitas Pekerjaan
Pekerjaan ini menggunakan Satuan Luas (M2). Total Volume Pekerjaan adalah 82,22 M2.
c) Bahan :
 Batu Sikat
 Semen Portland
 Pasir Pasang
 Air Kerja
 Coating
 Bahan lainnya yang dianggap perlu
d) Peralatan :
 Concrete Mixer
 Gerobak Dorong
 Sekop
 Waterpass tangan
 Palu Karet
 Sendok tangan
 Sarung Tangan
 Lap
 Alat Pertukangan lainnya
e) Pelaksanaan :
 Penyiapan Gambar Pola
Batu sikat dipasang dengan menyusunnya menurut barisan tertentu sehingga membentuk
suatu pola yang indah. Oleh sebab itu, Anda perlu mempersiapkan ide terlebih dahulu
mengenai bentuk dan desain pola yang ingin dibuat. Rencanakan pola tersebut sebaik mungkin
karena kalau salah dan tidak sesuai ekspektasi akan sulit untuk memperbaikinya. Jika misalnya
Anda belum percaya diri dengan ide sendiri, maka tirulah hasil karya orang lain. Anda bisa
mencari referensi gambar pemasangan batu koral di internet yang terlihat menarik.
 Pembuatan Rangka Pola
Kerangka ini berguna sebagai pembatas susunan batu koral sehingga terbentuk pola yang rapi
sesuai keinginan. Anda bisa memanfaatkan kayu reng atau besi hollow sebagai rangkanya.
Pasanglah kerangka tersebut sesuai pola yang ingin dibuat. Jika Anda ingin memasang batu
koral membentuk pola kotak-kotak, maka buatlah rangka yang berbentuk kotak-kotak.
Sedangkan untuk kerangka yang ukurannya lebih kecil, Anda bisa menggunakan styrofoam
sebagai pembatasnya.
 Penaburan Adukan Semen
Kita menggunakan adukan semen sebagai bahan perekat batu koral. Komposisi campuran
antara semen, pasir, dan air yang digunakan sama seperti adukan untuk lantai beton. Pastikan
Anda memakai pasir yang halus dan bebas kerikil. Adukan semen yang sudah jadi kemudian
bisa ditaburkan pada bidang yang akan dipasangi batu koral. Selanjutnya ratakan adukan
tersebut menggunakan roskam sampai permukaannya benar-benar rata. Perlu diperhatikan,
sebaiknya Anda jangan langsung menutupi seluruh bidang ini melainkan harus dilakukan
secara bertahap-tahap sesuai letak yang ingin dipasang batu koral pertama kali.
 Pemasangan Batu Koral
Pemasangan batu koral tidak boleh dikerjakan langsung semuanya, tetapi harus bertahap agar
hasilnya rapi. Anda bisa memulainya dari bidang yang terletak di tengah hingga menuju ke area
pinggir. Pilih batu koral dengan warna yang sesuai, lalu pasanglah pada adukan semen hingga
menutupi seluruhnya. Usahakan susunan batu koral ini jangan sampai bertumpuk karena akan
menjadi boros. Setelah dirasa batu koral sudah menutupi bidang tersebut dengan apik, kini
waktunya untuk meratakan permukaan dengan menekannya memakai roskam secara hati-hati.
Ulangi langkah ini untuk memasang batu koral di tempatnya masing-masing sesuai pola yang
telah direncanakan.
 Penyikatan dan Pembersihan
Ketika memasang batu koral pasti adukan semen akan mengotori permukaan batu tersebut.
Jadi Anda wajib menyikat dan membersihkan batu koral supaya pesonanya kembali muncul.
Tunggu kira-kira selama 1 jam terlebih dahulu sampai kondisi lapisan adukan semen setengah
kering. Setelah itu, lakukan penyikatan menggunakan sikat kawat untuk mengelupas lapisan
semen yang menutupi batu koral. Lalu dilanjutkan dengan penyikatan memakai sikat
plastik/sikat ijuk sebanyak beberapa kali sampai warna batu koral benar-benar terlihat. Proses
selanjutnya yakni membersihkan permukaan batu koral memakai busa/kain lap dan cairan
pembersih lantai.
 Penerapan Coating/Pernis
Coating berfungsi untuk mempertajam warna batu coral dan menimbulkan efek mengkilap.
Karena terbuat dari bahan kimia yang keras, penerapan coating berupa pernis juga secara
tidak langsung berguna untuk mencegah tumbuhnya jamur, kuman, dan bakteri di batu koral
serta melindunginya dari sengatan cahaya matahari dan air hujan. Anda perlu menunggu
minimal selama 2 x 24 jam sejak pemasangan batu koral sebelum dapat melakukan coating.
Jika Anda sudah yakin bahwa kondisi batu koral tersebut benar-benar kering, barulah Anda
bisa menerapkan pernis. Kami sarankan gunakan kain yang lembut untuk memoleskan cairan
coating pada permukaan batu coral sehingga hasilnya lebih merata.

6. Pekerjaan Pengecatan Canstin Beton


a) Bahan : Cat Dasar, Cat Tembok Eksterior, Thinner, Air
b) Peralatan : Kertas Koran/Semen, Amplas, Rol Cat, Kuas cat, Kapi, Spon basah/kain
c) Pelaksanaan :
 Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk, lapisan
organis atau kotoran lain yang dapat mempengaruhi daya lekat atau mutu kerja pengecatan.
 Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai bila mana sudah bidang sudah benar-benar bersih
serta kering (tidak lembab), sehingga memenuhi ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik.
 Semua lubang retak dan lain kerusakan pada bidang akan dicat harus diperbaiki terlebih
dahulu hingga rata dan halus dengan menggunakan bahan pengisi berupa dempul. Bahan
dempul yang boleh dipakai adalah bahan yang mendapat rekomendasi dari pabriknya.
 Prosedur dan tahapan harus menurut petunjuk yang dikeluarkan oleh pabriknya. Untuk
pelaksanaannya kontraktor diminta untuk meminta pengawasan/supervise tenaga ahli dari
pabrik atau perwakilannya di daerah setempat.
 Setiap lapis pengecatan harus dilaksnakan dengan tata cara dan dengan peralatan yang
direkomendasikan oleh pabriknya.
 Pelaksanaan pekerjaan pengecetan harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati dengan
mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai akibat kegiatan pelaksanaan
pekerjaan pengecatan ini.
 Perbaikan kerusakan harus dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan oleh pabriknya, hingga
di dapat hasil kerja yang rata, halus serta memenuhi syarat pada umumnya.
 Hasil pengecatan untuk bagian dinding yang di plester harus rata dalam warna dan halus dalam
tekstur, kuat dan tahan terhadap pengaruh yang disekelilingnya sesuai dengan garansi waktu
yang berlaku.
D. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Pekerjaan Pemasangan Lampu Tower HighMash
a) Bahan : Lampu Tower High Mash, Pasir Beton, Semen PC, Batu Pecah, air, dan bahan lainnya
b) Peralatan : Molen, Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
c) Pelaksanaan :
 Pengecekan lapangan sesuai dengan desain gambar yang sudah ada.
 Untuk lokasi yang tidak ada tiang bantu dapat segera ditarik jaringan kabel LVTC 3 x 10 mm
dengan memasang bracket pada tiap tiang PLN yang dilanjutkan dengan pemasangan J4
sebagai pengikat kabel LVTC.
 Pemasangan Box APP, Ground rod, Pipa inforing yang dilanjutkan pengukuran grounding dan
tahanan isolasi. Kemudian dilanjutkan dengan penyambungan ke jaringan TR(tegangan
Rendah) PLN. Setelah itu dilakukan pengetesan terhadap jaringan yang telah terpasang
 Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan stang lampu dan lampu induksi yang dilanjutkan
dengan penyambungan ke jaringan yang sudah ditarik.
 Jika diperlukan adanya tiang bantu, maka pertama-tama dibuat lubang dengan menggunakan
diger sesuai ukuran tiang dan pengecorannya. Setelah lubang siap, angkur dapat ditanam.
Untuk menjamin bahwa tiang benar-benar pada posisi tegak, diukur dengan menggunakan
water pas. Selanjutnya dilakukan pengecoran pada angkur.
 Pondasi ditetapkan menggunakan pondasi pracetak yang telah dilengkapi dengan tulangan
untuk menahan beban vertical dan beban momen tiang lampu. Pondasi ini dibuat ditempat
terpisah dari lokasi pemasangan tiang dan dibuat secara massal dengan beton readymix untuk
mempercepat waktu pelaksanaan. Pondasi pracetak yang telah matang secara teknis
kemudian diangkut ke lokasi pemasangan.
 Sementara itu sebelum beton pondasi diangkut ke lokasi, dibuat galian pondasi sesuai dengan
perencanaan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Galian pondasi ini dibuat dititik tiang
pembantu dan tiang PJU ditempatkan.
 Ditempat lain tiang2 lampu dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam gambar dan dokumen lelang. Tiang2 tersebut dibuat dalam jumlah yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan. Dibeberapa lokasi ada tiang yang
dipasang sebagai tiang pembantu sehingga tidak diperlukan stang. Di lokasi lain ditetapkan
sebagai tiang lampu PJU sehingga perlu dipasangi stang sesuai perencanaan (1 meter, 2
meter, 3 meter, satu sisi atau dua sisi sekaligus).
 Pada lokasi2 tertentu dibuat galian kabel untuk pemasangan kabel bawah tanah. Galian kabel
tersebut ada yang dibuat langsung dipermukaan tanah, tetapi ada pula yang dibuat
dipermukaan jalan beraspal sehingga perlu dilakukan perusakan permukaan aspal sebelum
digali dan kelak harus diperbaiki kembali setelah kabel terpasang.
 Setelah pengecoran benar-benar kering dan tiang dipasang pada base plate.
 Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan penarikan kabel udara yang
pada setiap tiang dilakukan pengikatan dikedua arahnya. Beberapa asesoris dan bahan
pembantu diperlukan untuk penyambungan dan pengikatan kabel. Penarikan kabel tersebut
dilakukan sesuai dengan jaringan kabel yang telah direncanakan .
 Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan dibeberapa lokasi setelah
tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan pipa PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel
tanah terpasang maka pekerjaan penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera
dilakukan untuk menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.
 Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel daya dari jaringan
PLN ke KWH Meter dan ke lampu2 yang telah ditetapkan spesifikasi dan besar dayanya.
 Kemudian dilakukan pemasangan KWH Meter yang sebelumnya harus dirakit dahulu sesuai
dengan bebannya. Untuk merakit KWH Meter ini dibutuhkan tenaga ahli dan ketrampilan. KWH
Meter diletakkan dalam kotak yang tahan cuaca pada tiang yang telah ditetapkan.
 Berdekatan dengan KWH Meter tersebut dilakukan pemasangan Power Electric Timer Switch
yang berfungsi menyalurkan dan menghentikan aliran listrik dari PLN ke lampu2 yang
dipasang. Alat ini sangat berguna untuk melakukan penghematan daya listrik untuk PJU yang
bekerja secara otomatis tergantung waktu yang ditetapkan pengelola.
 Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu pembongkaran ornament lama
dan perubahannya dengan ornament baru.
 Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan pemasangan lampu PJU
baru yang berupa Lampu Induksi untuk PJU baru dan Lampu LPS sesuai dengan jajaran PJU
disekelilingnya.
 Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU yang dipasang ke
PLN. Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan seawal mungkin karena memerlukan penghitungan
bersama antara PLN dengan Pemda.
 Setelah semua lampu, semua KWH meter, semua Timer-Switch terpasang, maka dilakukan
megger test, dan kemudian live-test. Setelah semua berfungsi dengan baik maka dilakukan
serah terima pekerjaan antara Kontraktor Pelaksana dengan Pemberi Tugas.

2. Pekerjaan Pemasangan Lampu PJU LED 150W Solarcell All In One (Tiang Tinggi = 7m)
a) Bahan : Lampu PJU LED 150W Solarcell All In One, Pasir Beton, Semen PC, Batu Pecah, air, dan
bahan lainnya
b) Peralatan : Molen, Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
c) Pelaksanaan :
 Pengecekan lapangan sesuai dengan desain gambar yang sudah ada.
 Untuk lokasi yang tidak ada tiang bantu dapat segera ditarik jaringan kabel LVTC 3 x 10 mm
dengan memasang bracket pada tiap tiang PLN yang dilanjutkan dengan pemasangan J4
sebagai pengikat kabel LVTC.
 Pemasangan Box APP, Ground rod, Pipa inforing yang dilanjutkan pengukuran grounding dan
tahanan isolasi. Kemudian dilanjutkan dengan penyambungan ke jaringan TR(tegangan
Rendah) PLN. Setelah itu dilakukan pengetesan terhadap jaringan yang telah terpasang
 Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan stang lampu dan lampu induksi yang dilanjutkan
dengan penyambungan ke jaringan yang sudah ditarik.
 Jika diperlukan adanya tiang bantu, maka pertama-tama dibuat lubang dengan menggunakan
diger sesuai ukuran tiang dan pengecorannya. Setelah lubang siap, angkur dapat ditanam.
Untuk menjamin bahwa tiang benar-benar pada posisi tegak, diukur dengan menggunakan
water pas. Selanjutnya dilakukan pengecoran pada angkur.
 Pondasi ditetapkan menggunakan pondasi pracetak yang telah dilengkapi dengan tulangan
untuk menahan beban vertical dan beban momen tiang lampu. Pondasi ini dibuat ditempat
terpisah dari lokasi pemasangan tiang dan dibuat secara massal dengan beton readymix untuk
mempercepat waktu pelaksanaan. Pondasi pracetak yang telah matang secara teknis
kemudian diangkut ke lokasi pemasangan.
 Sementara itu sebelum beton pondasi diangkut ke lokasi, dibuat galian pondasi sesuai dengan
perencanaan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Galian pondasi ini dibuat dititik tiang
pembantu dan tiang PJU ditempatkan.
 Ditempat lain tiang2 lampu dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam gambar dan dokumen lelang. Tiang2 tersebut dibuat dalam jumlah yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan. Dibeberapa lokasi ada tiang yang
dipasang sebagai tiang pembantu sehingga tidak diperlukan stang. Di lokasi lain ditetapkan
sebagai tiang lampu PJU sehingga perlu dipasangi stang sesuai perencanaan (1 meter, 2
meter, 3 meter, satu sisi atau dua sisi sekaligus).
 Pada lokasi2 tertentu dibuat galian kabel untuk pemasangan kabel bawah tanah. Galian kabel
tersebut ada yang dibuat langsung dipermukaan tanah, tetapi ada pula yang dibuat
dipermukaan jalan beraspal sehingga perlu dilakukan perusakan permukaan aspal sebelum
digali dan kelak harus diperbaiki kembali setelah kabel terpasang.
 Setelah pengecoran benar-benar kering dan tiang dipasang pada base plate.
 Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan penarikan kabel udara yang
pada setiap tiang dilakukan pengikatan dikedua arahnya. Beberapa asesoris dan bahan
pembantu diperlukan untuk penyambungan dan pengikatan kabel. Penarikan kabel tersebut
dilakukan sesuai dengan jaringan kabel yang telah direncanakan .
 Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan dibeberapa lokasi setelah
tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan pipa PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel
tanah terpasang maka pekerjaan penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera
dilakukan untuk menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.
 Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel daya dari jaringan
PLN ke KWH Meter dan ke lampu2 yang telah ditetapkan spesifikasi dan besar dayanya.
 Kemudian dilakukan pemasangan KWH Meter yang sebelumnya harus dirakit dahulu sesuai
dengan bebannya. Untuk merakit KWH Meter ini dibutuhkan tenaga ahli dan ketrampilan. KWH
Meter diletakkan dalam kotak yang tahan cuaca pada tiang yang telah ditetapkan.
 Berdekatan dengan KWH Meter tersebut dilakukan pemasangan Power Electric Timer Switch
yang berfungsi menyalurkan dan menghentikan aliran listrik dari PLN ke lampu2 yang
dipasang. Alat ini sangat berguna untuk melakukan penghematan daya listrik untuk PJU yang
bekerja secara otomatis tergantung waktu yang ditetapkan pengelola.
 Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu pembongkaran ornament lama
dan perubahannya dengan ornament baru.
 Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan pemasangan lampu PJU
baru yang berupa Lampu Induksi untuk PJU baru dan Lampu LPS sesuai dengan jajaran PJU
disekelilingnya.
 Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU yang dipasang ke
PLN. Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan seawal mungkin karena memerlukan penghitungan
bersama antara PLN dengan Pemda.
 Setelah semua lampu, semua KWH meter, semua Timer-Switch terpasang, maka dilakukan
megger test, dan kemudian live-test. Setelah semua berfungsi dengan baik maka dilakukan
serah terima pekerjaan antara Kontraktor Pelaksana dengan Pemberi Tugas.

E. PEKERJAAN SOFTSCAPE
1. Pekerjaan Penanaman Pohon Ketapang Kencana
a) Bahan : Pohon Ketapang Kencana
b) Peralatan : Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
c) Pelaksanaan :
 Penanaman harus benar-benar sesuai dengan pola desain/gambar detail baik untuk ukuran
lubang maupun jarak tanamnya. Pembungkus perakaran tanaman harus dibuang sebelum
penanaman. Tanamkan pohon dua minggu setelah penggalian lubang. Untuk tanaman semak
dan penutup tanah, sekam padi yang terdapat pada perakaran/polybag, dikurangi/dibuang
sebanyak 30 % sebelum tanaman ditanam.
 Pada saat penanaman diberikan Furadan 3 G dengan dosis kira-kira 5 gr/tanaman.
 Lubang tanaman yang sudah ditanam diurug dengan tanah dan pupuk yang sudah dicampur
dengan perbandingan sebagai berikut tanah lokal : tanah top soil : pupuk kandang = 1 : 1 : 1.
Masukan tanah secukupnya dan tidak dipadatkan agar urugan bebas dari kantong udara dan
air dapat mengalir ke dalam tanah. Perakaran harus tertanam penuh sebatas leher akar yang
tertimbun dalam tanah gembur yang telah dicampur pupuk. Pada tahap pekerjaan penanaman
tanaman dilaksanakan, penyiraman harus selalu dilakukan 2 kali setiap hari, bila terik matahari
dan dapat dikurangi pada saat hujan. Konsultan Pengawas berhak untuk memeriksa dan
menolak pekerjaan pemborong termasuk penggantian dan perbaikan bila dalam pelaksanaan
pekerjaan terjadi penyimpangan-penyimpangan dari persyaratan yang diminta. Setelah
penanaman pohon selesai maka dilakukan pemberian penopang (steiger) dengan tujuan agar
pohon tidak miring/tumbang ketika ditiup angin.
 Steiger ditanam sedalam 0,50 m dan yang muncul dipermukaan tanah1,5m. Pemasangan
steger tersebut tegak mengapit batang dan diikat dengan tali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar Standar Detail Penanaman.

2. Pekerjaan Penanaman Bunga Lamtana


a) Bahan : Bunga Lamtana
b) Peralatan : Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
c) Pelaksanaan :
 Penanaman Menyeleksi lagi bibit yang sesuai untuk kegiatan penanaman dengan spesifikasi
 Seleksi juga dilakukan terhadap bibit yang mungkin rusak pada saat pengangkutan bibit dari
lokasi persemaian ke lokasi penanaman. Pada kegiatan ini juga dilakukan pemeliharaan bibit
berupa penyiraman, terutama apabila penyimpanan di lapangan sebelum ditanam lebih dari 1
hari.
 Penyiraman lubang tanam yaitu penyiraman air secukupnya ke lubang tanam agar suhu di
sekitar lubang tanam turun. Apabila suhu lubang tanam telah turun, maka bibit siap untuk
ditanam. Hal ini diperlukan karena bibit akan mengalami stres bila akarnya langsung
menyentuh tanah yang panas. Pada saat musim hujan, tidak perlu dilakukan penyiraman.
 Penanaman dilakukan secara acak pada jalur tanam, usahakan agar setiap jalur ditanami
semua jenis bibit. Bibit yang ditanam adalah yang telah melewati proses seleksi.
 Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, untuk mengurangi tingkat stres
bibit akibat terik sinar matahari.
 Pindahkan tumbuhan muda dari kantong tanam dengan tetap menjaga gumpalan akar tetap
utuh.
 Memasukkan tanaman pada lubang yang telah dipersiapkan sebelumnya, dengan posisi bibit
yang masuk ke dalam tanah adalah sampai leher akar. Kemudian ruang kosong dalam lubang
diisi kembali dengan media tanah hasil galian, lalu tanahnya dipadatkan. Kriteria pemadatan
adalah sampai batang bibit yang ditanam tersebut tidak bisa lagi dicabut dengan tenaga yang
minimal, sedangkan posisi batang bibit diusahakan tegak lurus.
 Sebelum ditanam, polybag dilepas dengan cara mengguntingnya dari arah samping
menggunakan alat potong (gunting stek, cutter dan parang), dengan menjaga perakaran bibit
tetap kompak dengan media. Namun, pada lahan yang tergenang sebaiknya polybag tidak
dilepas sempurna akan tetapi dipotong bagian tepi bawah untuk pertumbuhan akar, hal ini
dimaksudkan agar tanaman tetap kompak dengan media tanam.
 Plastik polybag bekas bibit diletakkan atau ditancapkan pada ajir untuk memberikan tanda
bahwa lubang tanam pada jalur tersebut telah dilakukan penanaman.
 Untuk kondisi lahan yang tergenang air, sebelum dilakukan penanaman sebaiknya dibuatkan
gundukan lalu penanaman dilakukan di atas gundukan buatan tersebut.
 Saat ini kondisi iklim tidak dapat diprediksi dengan tepat, maka sebaiknya penanaman
dilakukan pada saat awal musim hujan atau akhir musim kemarau untuk menghindari
kekeringan.
 Penting juga memperhatikan kondisi hidrologi di lokasi penanaman, apakah pengaturan tata air
diperlukan untuk menjaga kondisi kelembaban dan menghindari kekeringan.

3. Pekerjaan Timbunan Tanah Subur Pilihan Dalam Pot


a) Bahan : Tanah humus
b) Peralatan : Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
c) Pelaksanaan :
 Pekerjaan timbunan tanah humus terdiri dari pekerjaan peninggian dan pemadatan tanah
merah untuk tanaman.
 Sebelum siap ditanami, lahan harus bersih dan bebas dari kotoran, terutama kerikil, batuan
dan bekas tanaman.
 Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pembersihan dan pembentukan lahan selesai
dikerjakan.
 Untuk mendapatkan lapisan subur tanah, maka lapisan tanah asli diurug dengan tanah humus
dengan ketebalan sesuai gambar, tanah humus ini terdiri dari lapisan tanah merah yang sudah
dicampur dengan pupuk kandang.
 Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan dan ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
 Untuk mendapatkan hasil penghamparan yang baik, tanah humus yang diangkut dengan 2 unit
dump truck kami tempatkan dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 20 cm dan diratakan
sebaik baiknya dengan penambahan air secukupnya dengan memakai 1 unit water tank
sehingga didapat pemadatan yang optimum.
 Pembentukan lahan dilaksanakan sehingga didapatkan kemiringan yang sesuai dengan
rencana antara 0,2% - 0,5 % sehingga diharapkan didapatkan pengaliran air permukaan. Bila
permukaan tanah akhir akan dibuat miring, maka kemiringan tanah diselesaikan secara rata
sebagaimana diminta oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

4. Pekerjaan Penanaman Rumput Gajah Lokal


d) Bahan : Rumput Gajah Lokal
e) Peralatan : Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
f) Pelaksanaan :
 Menyeleksi lagi bibit yang sesuai untuk kegiatan penanaman dengan spesifikasi
 Pertama harus menggemburkan media lahan rumput gajah lokal dengan menggunakan
cangkul yang secara efektif dapat dilakukan sedalam 5-10 cm. Jika sudah maka tanah dapat
diratakan kembali.
 Apabila media lahan tanah yang gersang maupun tandus maka diberikan pupuk kandang dan
tanah humus yang berfungsi untuk melindungi nutrisi yang terdapat di dalam tanah dengan
cara mendiamkannya selama 1 minggu pada saat sebelum penanaman dimulai.
 Proses menanam rumput gajah lokal ini dapat dilakukan pada waktu musim penghujan. Hal ini
dikarenakan supaya rumput yang baru dapat disuplay dengan menggunakan air yang
jumlahnya cukup banyak.
 Jalinan akar dan tanah juga dapat diperkuat dengan cara memukul rumput gajah lokal secara
pelan dan hingga benar benar melekat ke dalam tanah.
 Setelah itu, dapat meratakan bagian posisi rumput gajah lokal dengan menggunakan tanah,
caranya yaitu dengan menindihnya menggunakan balok kayu. Setelah semua rata maka balok
kayu dapat di ambil dari bagian permukaan tanah.
 Jika semua proses diatas dapat di lakukan dengan tepat maka langkah selanjutnya yaitu
menancapkan rumput gajah lokal dengan cara menancapkan bagian perakaran sehingga akar
dapat terikat dengan tanah. Agar tanaman tidak tergeser maka dapat mengurung bagian sela
sela tanaman menggunakan tanah.
 Jarak penanaman disesuaikan dengan spesifikasi atau atas petunjuk Konsultan
Pengawas/Direksi.
 Kemudian ditambahkan pupuk urea dan juga pupuk NPK yang dapat diberikan pada usia yang
sudah menginjak 2 minggu. Tujuan dari cara penanaman ini untuk merangsang proses tumbuh
kembang rumput menjadi lebih meningkat.
 Lakukanlah proses penyiraman secara rutin pada pagi dan juga sore hari. Hal ini sangat
berfungsi untuk proses pertumbuhan rumput. Dalam proses penyiraman ini dapat
menggunakan gembor, selang kecil atau juga semprotan halus.
 Menyiram rumput dilakukan setelah penanaman dan berlangsung terus secara rutin.
 Salah satu hal yang sangat penting pada proses penanaman rumput ini yaitu proses
pencahayaan. Apabila rumput tidak mendapatkan pasokan cahaya yang cukup maka rumput
tersebut dapat tumbuh menjadi panjang dan tentunya bukanlah hasil yang diharapkan.
 Proses berikutnya yaitu dengan memperhatikan keberadaan gulma yang dapat menyerang
tumbuh kembang rumput. Jika ternyata terdapat gulma maka dapat mencabutnya hingga tuntas
ke bagian akarnya.
 Usahakan untuk menghindari pejalan kaki yang melintas di area tanaman rumput gajah lokal ini
agar hasilnya menjadi maksimal. Karena apabila terinjak oleh kaki sangatlah jelas dapat
membuat pertumbuhan rumput menjadi terhambat. Hal ini harus dicegah hingga perakaran
rumput gajah lokal benar benar tumbuh sempurna. Apabila memang hal tersebut tidak dapat
dihindari maka Anda dapat menggunakan pijakan kaki yang dibuat dari batu sebagai solusi
agar tidak merusak rumput mini ini.
F. PEKERJAAN AKHIR
1. Laporan dan Dokumentasi
Kontraktor Pelaksana didalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh Konsultan Pengawas yang
bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana, dimana kontraktor diwajibkan
melaksanakan hal yang bersifat administratif dan dokumentatif sebagai berikut :
 Menyerahkan Struktur Organisai Proyek yang ditanda tangani direktur perusahaan.
 Membuat laporan harian.
 Mengajukan ijin kerja 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan di mulai.
 Mengajukan Approval Material.
 Melaksanakan Surat menyurat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proyek.
 Berita Acara.
 Menyerahkan Hasil Test uji material
 Mengajukan Addendum Pekerjaan bila ada.
 Menyerahkansurat-surat/perijinan dari lingkungan/pemerintah daerah setempat sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.

Gambar. Perlengkapan Administrasi dan Dokumentasi

2. Asbulit Drawing
 Kontraktor wajib membuat Backup Data, Shop Drawing dan (termasuk perubahan-perubahan yang
diusulkan).
 Perubahan-perubahan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Sistim penomoran Shop Drawing dan As Built Drawing harus sama dengan gambar rencana yang
diberikan serta diberi tanda pada kolom revisi yang tersedia.
 As Built Drawing tersebut diserahkan masing-masing sebanyak 1 (satu) Eksemplar atau sesuai
dengan instruksi Direksi dan Konsultan Pengawas.

3. Pembersihan Akhir
a) Bahan : Pasir urug, air
b) Peralatan : Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
c) Pelaksanaan :
 Urugan Pasir berfungsi sebagai penahan supaya paving blok tidak langsung menyentuh tanah
yang dalam pelaksanaan seringkali paving blok bersinggungan dengan tanah sehingga
permukaan tanah perlu diberi urugan pasir guna untuk membantu daya dukung permukaan
tanah.
 Didalam Bestek disebutkan bahwa ketebalam rata-rata urugan pasir sebagai alas paving blok
adalah 5 cm atau atas arahan direksi lapangan.

4. Pekerjaan Paving Block T. 8 cm, K-225


a) Bahan : Paving Block T. 8 cm, K-225,
b) Peralatan : Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
c) Pelaksanaan :
 Volume Paving Block Natural 8 cm Biasa (Press) + Urug Pasir 5 cm yaitu 3040,61 M2
 Pasir urug di hapar terlebih dahulu dengan ketebalan yang telah diseusaikan dengan gambar
dan spesifikasi.
 Setelah pasir urug dihampar, permukaan pasir urug diratakan dengan menggunakan alat bantu.
 Setelah itu paving block tebal 8 cm disusun diatas permukaan urugan pasir, dan diselah
susunan paving block di beri pasir kembali. Sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang
ada, serta disetujui oleh direksi

5. Pekerjaan Kansteen Beton 15x20


a) Bahan : Paving Block T. 8 cm, K-225,
b) Peralatan : Sekop, gerobak, cangkul dan Alat bantu lainnya
c) Pelaksanaan :
 Kanstin beton menggunakan bahan dengan bentuk, ukuran dan kualitas sesuai dengan yang
disyaratkan.
 Kanstin beton dipasang dengan menggunakan spesi dengan campuran sesuai yang
disyaratkan dan sesuai gambar

SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Sebelum serah terima pekerjaan, akan diadakan peninjauan bersama-sama ke lapangan. Serah Terima
Pekerjaan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu Serah Terima Pertama untuk memastikan bahwa semua
pekerjaan telah selesai dilaksanakan dengan baik oleh Kontraktor dan memenuhi syarat, dan Serah Terima
Kedua yang dilaksanakan setelah selesai masa pemeliharaan yang ditetapkan berakhir.
b. Jika dalam proses Serah Terima Pekerjaan tersebut masih membuat keseluruhan pekerjaan belum
baik/lengkap, maka Kontraktor memperbaiki pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya.

PENUTUP & KESIMPULAN

Metode pelaksanaan proyek ini merupakan acuan/k onsep pelaksanaan dalam pentahapan pekerjaan
sebagaimana.sesuai dengan kebutuhan kondisi di lapangan. Aturan ataupun syarat teknis pelaksanaan tidak
banyak disebutkan dalam metoda ini karena sudah ditetapkan dalam RKS yang telah diberikan.
Demikianlah metode pelaksanaan ini disajikan untuk menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dilapangan
dengan persyaratan/spesifikasi teknik sesuai dalam dokumen.

Sinjai, 17 September 2019

CV. BARU MITRA

SYAMSUL AKBAR
Direktur

Anda mungkin juga menyukai