menggambarkan penguasaan penawaran untuk melaksanakan Revitalisasi Pasar Cibodas (PAS-03) yang
berlokasikan di Kota Tangerang yang memenuhi persyaratan pelaksanaan, antara lain :
Page |1
METODE PELAKSANAAN
BAB – I
KETENTUAN UMUM & ADMINISTRASI
1. DATA KEGIATAN/PEKERJAAN
MAKSUD
Membuat metode pelaksanaan yang efisien sehingga waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan dapat
dicapai sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.Memberikan gambaran tentang manajemen dan tata
cara pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
TUJUAN
1. KUANTITAS
2. KUALITAS
3. WAKTU
SASARAN
Dicapai metode kerja yang efisien dalam mengantisipasi waktu yang singkat dan diperoleh bangunan
dengan sistem yang andal,mudah dan efisien.
MUTU
Didapatkan hasil pelaksanaan yang memuaskan yang tercapai dengan dilakukannya proses QC (Qualty
Control) yang memadai.
Page |2
METODE PELAKSANAAN
BAB – II
KETENTUAN UMUM TEKNIS
BAGIAN PERTAMA
PERATURAN DAN KETENTUAN
1. Melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung jawab dan penuh ketelitian sesuai dengan
kontrak. Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semuanya harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi.
2. Disamping rencana kerja dan syarat-syarat, gambar-gambar pelaksanaan serta penjelasan-penjelasan lain
yang termasuk dalam Dokumen Surat Perjanjian, maka ketentuan-ketentuan umum yang berlaku adalah:
1. Semua bahan bangunan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini terlebihdahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi, dandisimpan atau ditimbun sedemikian rupa sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis sesuai syarat pengamanan yang berlaku.
2. Penimbunan, penyimpanan dan pengerjaan bahan bangunan tidak bolehdilakukan di luar lapangan.
3. Pengangkutan bahan - bahan bangunan dari luar ke lapangan kerja agardilaksanakan pada jam-jam
kerja , jika seandainya ada pengiriman bahanbahanpada malam hari, harus seizin Konsultan
Pengawas/Direksi.
Page |3
METODE PELAKSANAAN
4. Proyek yang bersangkutan diatur serta ditertibkan sedemikian rupasehingga tidak mengganggu
keindahan dan kebersihan lingkungansekitar, antara lain dengan penggunaan pagar penutup
sertapengaturan pembuangan bahan sisa.
5. Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditetapkan olehPemerintah Daerah setempat, Instansi
Pemerintah lain yang berwenang.
6. Melaksanakan pekerjaan secara lengkap denganpembuatannya; antara lain membuat atau
menyediakan segala sesuatuyang berkaitan dengan pekerjaan seperti steger, stoot werk, cetakandan
lain-lain kecuali yang nyata-nyata disediakan oleh Pemberi Tugas.
7. Pada saat pekerjaan dimulai, mengetahuiserta bertanggung jawab atas setiap ketentuan di atas.
BAGIAN KEDUA
RENCANA KERJA PELAKSANAAN
a. Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan, bersama - sama dengan perencana, pengawas teknis, instansi terkait
dan instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
surat perjanjian / kontrak.
b. Menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
diterbitkan SPMK.
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan adalah :
Organisasi kerja
Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan
Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja.
Penyusunan program mutu proyek.
2. Program Mutu
a. Membuat penjelasan mengenai metode keselamatan kerja pada setiap item pelaksanaan pekerjaan
secara lengkap dan terperinci sebagai berikut :
Mencerminkan usaha keselamatan kerja pada setiap kegiatan secara berkesinambungan
Kesesuaian penggunaan alat keselamatan
Mencerminkan usaha keselamatan tenaga kerja dan pihak lain di lingkungan kerja; serta
Kesesuaian Program K3 yang dibuat dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Membuat penjelasan mengenai program mutu pada setiap jenis pekerjaan secara lengkap dan
terperinci sebagai berikut:
Informasi Umum
Organisasi / Struktur Organisai
Uraian tugas dan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan
Prosedur pelaksanaan pekerjaan
Prosedur instruksi dan inspeksi kerja; serta
Bagan alir kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
Page |4
METODE PELAKSANAAN
1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak,
membuat organisasi pelaksanaan lapangan, dengan pembagian tugas, fungsi dan wewenang yang
jelas tanggung jawabnya masing-masing.
2. Penempatan personil yang proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing -
masing sedangkan untuk tenaga - tenaga ahli telah memenuhi ketentuan peraturan dan perundang -
undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi.
3. Untuk pelaksanaan pekerjaan / proyek menunjuk penanggung jawab lapangan, yang dalam
penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
4. Tidak memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para penanggung jawab lapangan, diluar
pekerjaan / proyek yang bersangkutan.
5. Selama jam - jam kerja tenaga ahli / wakil atau para penanggung jawab lapangan harus berada
dilapangan pekerjaan kecuali berhalangan / sakit maka menunjuk / menempatkan penggantinya
apabila yang bersangkutan berhalangan.
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan,
maka Pengguna Anggaran berhak memerintahkan supaya segera mengganti dengan orang lain yang
ahli dan berpengalaman.
1. Memperkerjakan tenaga kerja yang trampil dan berpengalaman, sesuai keahliannya dalam jumlah
yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
2. Melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan lokasi / pekerjaan, dengan
menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja memadai.
3. Menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak mengganggu lingkungan, untuk para tenaga
kerja yang tinggal sementara dilokasi pekerjaan / proyek.
4. Melaporkan kepada pengguna barang / jasa, dalam bentuk tenaga kerja yang dilampiri identitas diri
dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.
1. Bahan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat
perjanjian / kontrak , akan disediakan sesuai dengan kebutuhan dilapangan yang dikirim secara
bertahap.
2. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku di Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat / perjanjian / kontrak, RKS, gambar dan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan / dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan peralatan
tersebut untuk mendapat persetujuan dari pengguna barang / jasa.
d. Pengguna barang / jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan peralatan
yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang ditetapkan.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang / jasa harus segera disingkirkan dari lokasi /
lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan / dipasang belum atau telah mendapat
persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan maka
wajib mengganti / memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi dipasaran, maka segera
mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan tertulis dari
Page |5
METODE PELAKSANAAN
pengguna barang / jasa. Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
dan perundangundangan yang berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas tidak dapat dijadikan alasan
keterlambatan pekerjaan
7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi / lapangan proyek, adalah menjadi
tanggung jawab kami termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu
mobilisasi kerja dilapangan.
Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule) diperlukan untuk pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana
mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah
kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.
Pengajuan
a. menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu yang disepakati yang telah ditentukan. Jadwal
pelaksanaan itu diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang
diusulkan dalam melaksanakan Pekerjaan.
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari kerja setelah
penandatanganan surat perjanjian / kontrak, untuk diperiksa / disetujui oleh pengawas teknis dan
disahkan oleh pengguna barang / jasa.
c. Setiap akhir setiap bulan, melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat
kemajuan pekerjaan (progress) aktual.
d. Setiap interval mingguan, menyerahkan pada setiap hari Senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang
menunjukkan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.
e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada dilokasi / lapangan selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan salah satunya ditempel diruangan rapat proyek, sebagai acuan patokan kemajuan bobot
pekerjaan.
Page |6
METODE PELAKSANAAN
Menyediakan Analisa Jaringan yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan
sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat diperoleh jadwal untuk
menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal pelaksanaan.
Waktu : Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan bilamana kemajuan aktual
berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan rencana atau bilamana terdapat perubahan kuantitas
yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.
Laporan : Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka harus melengkapi laporan ringkas yang
memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang harus meliputi :
a. Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan cakupan, revisi dalam
kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi
jadwal.
b. Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat yang sedang
berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.
c. Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.
c. Buku Harian Lapangan ( BHL ) disiapkan dan diisi, dan diperiksa oleh pengawas teknis dan dilengkapi
catatan instruksi - instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu dan disetujui oleh pengguna
barang/jasa.
d. Mentaati dan melaksanakan terhadap instruksi, arahan dan petunjuk yang diberikan pengawas teknis
dalam Buku Harian Lapangan (BHL).
e. Jika tidak dapat menerima / menyetujui pendapat / perintah pengawas harus mengajukan keberatan -
keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
f. Memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, tidak sempurna
dalam pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri atau yang diperintah oleh pengawas teknis maupun
Pengguna Anggaran.
2. Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hal
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal yang penting yang perlu dilaporkan.
3. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hal
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal yang penting yang perlu dilaporkan.
Page |7
METODE PELAKSANAAN
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
1. Membuat Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan sebagai resume dari Laporan Harian selama masa
pelaksanaan pekerjaan yang akan diperiksa dan ditandatangani oleh Konsultan Pengawas/Direksi yang
memuat hal-hal :
a. Jumlah tenaga menurut jenis / jabatan,
b. Jumlah dan jenis bahan yang diterima,
c. Jumlah dan jenis bahan yang disetujui,
d. Jumlah dan Jenis Peralatan yang dipakai.
e. Kegiatan pekerjaan secara terperinci,
f. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain.
2. Laporan Harian dibuat dalam rangkap 3 (Tiga) serta bentuk maupun tata cara pengisian Form tersebut
harus sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
LAPORAN BULANAN
Adalah wewenang dari Pengawas Teknis
SEMUA FOM.YANG DIPERLUKAN TERLEBIH DAHULU DISERAHKAN UNTUK PERSETUJUAN.
8. PERBEDAAN UKURAN
1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan skala, maka
ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
2. Jika merasa ragu - ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau Perencana.
1. Membuat / mendirikan bangunan sementara seperti los kerja bangsal / direksi keet yang cukup luas dan
lain - lain yang diperlukan. Menyediakan perlengkapan ruang kerja Pengguna Anggaran dan Pengawas
Teknis dengan jumlah sesuai kebutuhan
2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya serta terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
3. Sarana Penunjang Direksi keet / gudang / bedeng sementara pagar pengaman dan perlengkapannnya serta
pompa kerja adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang
dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.
4. Menyediakan peralatan kerja bantu yaitu : air, aliran listrik, pompa air, alat - alat pemadam kebakaran,
dll.
5. Untuk segala kebutuhan / keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak disebut dan
dinyatakan dalam peraturan dan syarat - syarat ( RKS ) maupun dalam gambar.
6. Segala kerusakan yang terjadi diatas tanah / halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran / got,
tanaman dan lain sebagainya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan penyedia
barang / jasa yang bersangkutan.
7. Mendapat batas - batas daerah kerja sebagaimana dimaksud, bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu
yang ada didaerahnya meliputi :
Page |8
METODE PELAKSANAAN
a. Kerusakan - kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang disengaja maupun tidak
disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah / keliru.
c. Kehilangan - kehilangan.
8. Untuk mencegah kejadian - kejadian tersebut diatas, menyediakan jasa pengamanan pelaksanaan proyek
pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.
9. Mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas - bekas bongkaran dan alat - alat
lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis / Pengguna Anggaran.
1. Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus dilaksanakan.
Apabila karena sesuatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat dikerjakan oleh rekanan dengan
pertimbangan yang bisa dipertanggung jawabkan, maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
Kepala Unit / Satuan Kerja yang bersangkutan, Pengawas Teknis dan Perencana Teknik
2. Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat oleh Perencana
yang didasarkan atas Berita Acara Peninjauan Lapangan yang dibuat oleh Pengawas Teknis serta
Perencana. Adapun Berita Acara Perubahan tersebut ditanda tangani bersama rekanan, Unit / Satuan
Kerja, dan Pengawas Teknis serta Perencana.
3. Jika dimungkinkan item atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan untuk tidak
dilaksanakan dapat dilakukan pengalihan pekerjaan. Item dan volume pekerjaan baru ditetapkan bersama
dan dituangkan dalam Berita Acara tambah Kurang dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2)
diatas.
1. Bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan - ketentuan dalam RKS dan
Gambar Kerja.
2. Kehadiran Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi
saran tidak mengurangi tanggung jawab tersebut diatas.
3. Bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan dan berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan baik dan benar.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, berkewajiban memberikan
saran - saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, akan
bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
5. Bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab kami.
7. Selama pembangunan berlangsung, menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, Pengawas
dan milik Pihak ketiga yang ada di lapangan, dan keamanan yang dilaksanakannya sampai dengan tahap
serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan - bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun
belum, adalah tanggung jawab kami dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8. Apabila terjadi kebakaran, bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang - barang maupun
keselamatan jiwa.
9. Apabila pekerjaan telah selesai, segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa - sisa bahan bangunan yang
sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
BAGIAN KE TIGA
PERSYARATAN UMUM LAPANGAN
Page |9
METODE PELAKSANAAN
1. PERSYARATAN UMUM
2. Pemeriksaan Pekerjaan
a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi karena bahan / material ataupun
komponen jadi, maupun mutu pekerjaan sendiri ditolak oleh Pengawas / Pemilik / Pengguna harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar dalam waktu yang ditetapkan oleh Pengawas / Pemilik.
P a g e | 10
METODE PELAKSANAAN
b. Untuk jenis - jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis pekerjaan lain yang
tidak dapat diperiksa / tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka wajib meminta pada Pengawas secara
tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan tertutup itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutup
tersebut dinyatakan baik, baru diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya atas persetujuan
Pengawas.
c. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas tidak dijawab oleh Pengawas, dalam waktu 2 x
24 jam sejak jam diterimanya permohonan tersebut ( tidak terhitung hari libur resmi ) pekerjaan tersebut
dapat dilanjutkan. Kecuali apabila Konsultan Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan.
d. Apabila ketentuan - ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka Pengawas menyuruh bongkar bagian -
bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya untuk keperluan pemeriksaan atau
perbaikan.
3. Kemajuan Pekerjaan
a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan demikian pula metode / cara
pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas /
Pemilik / Pengguna.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Pengawas
telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah - langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan.
Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang disebutkan dalam
persyaratan teknis ini untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis
dan sebagainya, dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (Merek) yang mengikat.
Mengusulkan merek-merek dagang lainnya yang setaraf kepada Konsultan engawas/Direksi. Dalam hal ini
disebutkan 3 (Tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan yang sama, menyediakan salah satu
dari merek dagang sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi/Konsultan Perencana
P a g e | 11
METODE PELAKSANAAN
BAB – III
KETENTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN
1. Semua bahan bangunan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi, dan disimpan atau ditimbun sedemikian rupa sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis sesuai syarat pengamanan yang berlaku.
2. Penimbunan, penyimpanan dan pengerjaan bahan bangunan tidak boleh dilakukan di luar lapangan.
3. Pengangkutan bahan - bahan bangunan dari luar ke lapangan kerja agar dilaksanakan pada jam-jam
kerja, jika seandainya ada pengiriman bahanbahan pada malam hari, harus seizin Konsultan
Pengawas/Direksi.
4. Proyek yang bersangkutan diatur serta ditertibkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
keindahan dan kebersihan lingkungan sekitar, antara lain dengan penggunaan pagar penutup serta
pengaturan pembuangan bahan sisa.
5. Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat, Instansi
Pemerintah lain yang berwenang.
6. Setiap pelanggaran terhadap ketentuan di atas akan diambil tindakan sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku, antara lain meninjau kembali izin kerja Kontraktor ataupun penyitaan bahan-bahan
bangunan yang dimaksud.
7. Melaksanakan pekerjaan secara lengkap dengan pembuatannya; antara lain membuat atau menyediakan
segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan seperti steger, stoot werk, cetakan dan lain-lain kecuali
yang nyata-nyata disediakan oleh Pemberi Tugas.
8. Pada saat pekerjaan dimulai, Kontraktor dianggap telah mengetahui serta bertanggung jawab atas setiap
ketentuan di atas.
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta Gambar-gambar kerja yang dikeluarkan oleh Konsultan
Perencana adalah satu-satunya Pedoman Dasar Ketentuan pekerjaan pelaksanaan ini.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar-gambar Kerja beserta seluruh lampirannya tidak
diperkenankan diberikan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan dan izin tertulis dari Pemberi Tugas
dan Konsultan Pengawas/Direksi.
3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar-gambar Kerja serta Gambar-gambar Detail merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan hingga tidak dapat ditafsirkan atau diartikan sendiri-sendiri.
4. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar-gambar Kerja serta Gambar-
gambar Detail; maupun perbedaan dengan keadaan di lapangan pada waktu pelaksanaan, maka meminta
pendapat Konsultan Pengawas/Direksi serta melaksanakan keputusan tersebut.
5. Jika selama berlangsungnya pekerjaan ini terjadi perubahan teknis, membuat Gambar Revisi dari
perubahan tersebut untuk dimintakan persetujuan dari Pengawas/Direksi lapangan, Gambar-gambar
revisi tersebut tidak boleh dilaksanakan sebelum disetujui tertulis oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan
direksi lapangan.
6. Jika terjadi kekurang jelasan dalam Gambar-gambar Kerja atau Gambar-gambar Detail, membuat
Gambar-gambar Tambahan atas petunjuk dan disahkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi. Gambar-
gambar ini akan berlaku sebagai Gambar Pelengkap, sah dan mengikat.
P a g e | 12
METODE PELAKSANAAN
7. Membutuhkan Gambar atau bahan penjelas lainnya melebihi dari yang ditentukan, mengajukan
permintaan secara tertulis pada Konsultan Pengawas/Direksi dengan menyebutkan penggunaanya,
dimana tanpa ada penambahan biaya dari pihak Pemberi Tugas..
8. Klausal Yang Disebutkan, Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang
lain maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi malah untuk
lebih menegaskan masalahnya.
9. Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar perencanaan atau terhadap spesifikasi teknis,
maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai dampak bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi / Besar terhadap rencana anggaran biaya.
3. SHOP DRAWING
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum maupun yang sudah tercakup lengkap dalam gambar kerja untuk disetujui pelaksanaannya oleh
Pengawas/Direksi / Perencana.
2. Dalam shop drawing harus jelas dicantuPengawas/Direksian dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan , keterangan produk ,cara pemasangan dan atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap
didalam gambar kerja/dokumen kontrak didalam buku ini.
3. Mengajukan 4 (Empat) set shop drawing dan persetujuan material yang dilengkapi dengan 1 (Satu) set
brosur / catalog asli guna disetujui untuk dilaksanakan.
4. Semua Shop Drawing yang pelaksanaannya memerlukan koordinasi dengan Kontraktor lain yang terlibat
akan dikoordinasikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
4. AS BUILT DRAWING
1. Dokumen gambar terlaksana (as built drawing) ini harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas/Direksi.
2. As built drawing memuat seluruhnya secara detail dari hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
yang telah dilaksanakan lengkap dengan data, dan keterangan lainnya.
3. As built drawing diserahkan dalam bentuk cetakan dan dijilid sebanyak 3 (Tiga) set.
4. As Built Drawing terdiri dari ;
2 (set) Set ukuran kertas A3
5 (Lima) set Fotocopy half size
Diserahkan secara bertahap setelah pekerjaan terlaksana untuk diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan Direksi Lapangan.
Memberi laporan setiap kegiatan pekerjaan berupa photo progress, dimana pengambilan photo tersebut bisa
menggambarkan dari kegiatan awal sampai dengan selesainya pekerjaan. Dibuat dalam (3) set album,
diperuntukan bagi : Pemberi Tugas & Pengawas/Direksi.
6. KOORDINASI PELAKSANAAN
1. Pada waktu pengadaan dan pemasangan material oleh pihak Supplier / Kontraktor lain, memberi tahukan
kepada Pengawas/Direksi.
2. Apabila terdapat bagian pekerjaan yang pemasangannya harus diselesaikan oleh Kontraktor lain, maka
Kontraktor tersebut wajib menyiapkan / menyerahkan bahan lengkap dengan penjelasan untuk
pemasangannya.
3. Dalam pelaksanaan, koordinasi kerja dengan pekerjaan lain.
P a g e | 13
METODE PELAKSANAAN
dengan lingkup pekerjaan dan mampu mewakili segala petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi untuk
diteruskan pada pelaksananya.
2. Jika ternyata hal tersebut di atas tidak sebagaimana mestinya, maka Konsultan Pengawas/Direksi berhak
meminta pada Kontraktor untuk mengganti Personil lapangan tersebut dengan yang lebih baik.
3. Penempatan personil lapangan adalah SDM yang berkompeten dalam bidangnya dan memliki latar
belakang pendidikan yang setingkat Sarjana Teknik dan telah berpengalaman pada pembuatan proyek
sejenis, sedangkan untuk tenaga teknis pendukung dari masing-masing Jenis Pekerjaan yang memiliki
pendidikan Akademi atau Sekolah Teknik Menengah yang sudah berpengalaman pada bidangnya masing-
masing.
1. Bertanggung jawab sepenuhnya atas keamanan di daerah lapangan kerjanya dari pencurian maupun
pelanggaran-pelanggaranketertiban lain.
2. Menempatkan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dengan lingkup kerjanya serta mengurangi
resiko terjadinya kebakaran pada lapangan dengan peraturan-peraturan dan pengaturanpengaturan tata
kerja dan peralatan kerja.
1. Menyediakan fasilitas - fasilitas kesejahteraan buruh berupa penyediaan air minum, penyediaan tempat
mandi, pemondokan, serta tempat beribadat.
2. Menyediakan fasilitas pengaman kerja, seperti Safety Belt, Safety Shoes, Helm, dan lain-lain.
3. Mengatur fasilitas-fasilitas tersebut termasuk warung atau kios makanan di dalam areal kerjanya dengan
mematuhi syarat-syarat kesehatan, keselamatan, keindahan, kebersihan dan ketertiban.
4. Bertanggung jawab sepenuhnya atas biaya pengobatan ataupun pemakaman dari pekerjanya atau siapapun
yang terlibat langsung pada pekerjaan jika mengalami musibah yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
Pengadaan peralatan-peralatan P 3 K, peralatan pencegahan terhadap bahaya kebakaran dan yang sesuai
dalam anjuran Perusahaan Asuransi terhadap pekerjaan / Proyek yang sedang berjalan.
Pembuatan jalan masuk / jalan sementara untuk kebutuhan kelancaran proyek, Dari Jalan yang telah ada ke
lokasi proyek harus dibuat oleh kontraktor. Lokasi pembuatan jalan sementara tersebut akan ditunjukan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi langsung dilapangan. Memelihara seluruh jalan-jalan yang dilaluinya mulai
masuk dari Jalan Raya sampai ke lokasi. Atas perintah Konsultan Pengawas/Direksi, andai kata Proyek
tersebut telah selesai, jalan - jalan yang rusak yang diakibatkan oleh kendaraan-kendaraan Proyek, harus
diperbaiki kembali sesuai dengan keadaan semula.
Menempatkan peralatan - peralatan kerja yang lengkap serta alat-alat kelancaran pelaksanaan pekerjaan
termasuk pemeliharaan dan memindah-mindahkan dalam lokasi pekerjaan serta mengeluarkan setelah
penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang telah dicantuPengawas/Direksian dalam Dokumen Pelelangan
serta mematuhi petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan yang berkaitan dengan jenis pekerjaan /
proyek tersebut .
1. Semua bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan, minimal harus dari jenis dan mutu yang sesuai
dengan kontrak.
2. Semua contoh bahan yang akan digunakan harus diajukan kepada Konsultan Pengawas/Direksi sebanyak
3 set untuk disetujui dan dicantuPengawas/Direksian tanda-tanda.
P a g e | 14
METODE PELAKSANAAN
3. Bilamana Konsultan Pengawas/Direksi menganggap perlu, Kontraktor harus menyediakan surat
keterangan dari Instansi yang ditunjuk (Balai Penelitian Bahan Bahan), dan menjamin bahwa bahan-
bahan yang digunakan telah memenuhi Persyaratan.
4. Semua bahan atau perlengkapan yang akan diolah atau akan dipasang pada bangunan, sebelum
dipergunakan, dibeli atau dikirim jika diperlukan oleh konsultan Pengawas/Direksi harus diuji atau dites,
maka bahan/material yang akan dipakai tersebut harus diperiksa dan dinyatakan lulus dengan hasil baik
oleh laboratorium yang diakui.
5. Segala pembiayaan / ongkos-ongkos pengujian bahan, biaya atas pengujian tersebut adalah tanggung
jawab kami.
1. Semua pekerjaan yang dianggap kurang/belum baik dan ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi karena
tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak, akibat disengaja atau tidak oleh Kontraktor, harus segera
diperbaiki dan ditanggung biayanya oleh Kontraktor.
2. Apabila suatu pekerjaan telah ditutup tetapi bertentangan dengan permintaan dan dianggap tidak baik
oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka pekerjaan tersebut harus dibuka/dibongkar untuk diperiksa dan
ditutup kembali atas biaya Kontraktor.
3. Apabila suatu pekerjaan telah ditutup dan Konsultan Pengawas/Direksi tidak secara khusus diminta untuk
memeriksa sebelumnya, dan bila Konsultan Pengawas/Direksi menghendaki pekerjaan tersebut harus
dibuka/dibongkar untuk diperiksa, makan pekerjaan yang dibongkar tersebut harus ditutup kembali tanpa
ada penambahan biaya dari Pihak Pemberi Tugas.
4. Pemasangan dan penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan persyaratan, petunjuk dan perintah
Konsultan Pengawas/Direksi atau contoh yang telah disetujui maka bahan tersebut ditolak, dan harus
dibongkar dan dikeluarkan atas perintah Konsultan Pengawas/Direksi dengan segala resiko sepenuhnya,
tanpa ada penambahan biaya dari Pihak Pemberi.
1. Semua Resiko Baik mengenai salah hitung terhadap harga maupun jumlah satuan Volume yang diajukan
dan biaya-biaya lain yang tak terduga adalah tetap menjadi tanggung jawab perusahaan kami..
2. Memperhitungkan / mempertimbangkan semua kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dilapangan
dalam pelaksanaannya nanti, yang berhubungan dengan adanya pemborong-pemborong lain (Sub-
Kontrak) untuk pelaksanaan proyek tersebut.
3. Perhitungan Bill of Quantity yang diberikan kepada seluruh peserta lelang sifatnya tidak mengikat, yang
artinya boleh ditambah maupun dikurangi, tergantung dari pada hasil perhitungan terhadap gambar
rencana yang diterima, BQ hanyalah sebagai pedoman / Acuan.
4. Untuk keseragaman dalam penyajian Setiap peserta akan mendapatkan masing-masing satu buah copy
disket lengkap mengenai BQ, bentuk susunan, maupun formatnya tidak boleh dirubah, terkecuali pada
Item : Nama Perusahaan, Tanggal, dan Hal pekerjaan.
5. Andaikata ada penambahan item / Volume pekerjaan yang terlewatkan, hendaklah dibuat dilembar / file
lain Dengan diberi judul : Penambahan Item pekerjaan / BQ.
6. Penambahan tersebut harus disusun / disesuaikan menurut Sub-Sub pekerjaan yang ada pada BQ,
maksudnya untuk mempermudah pada waktu evaluasi pemenang tender nanti.
7. Setelah disket BQ diisi dan dilengkapi menjadi RAB (Penawaran), juga harus dilengkapi / dibuat pada
disket tersebut antara lain file-file sebagai berikut :
a. Daftar Harga Satuan Bahan / Material Lengkap;
b. Daftar Harga Satuan Upah Pekerja Lengkap;
c. Daftar Harga Satuan Alat Yang Disewa lengkap;
d. Daftar Analisa Harga Satuan lengkap.
1. Pekerjaan tambah kurang adalah pekerjaan lain dari yang dimaksudkan dalam RKS dan gambar-gambar,
berupa penambahan, perubahan bentuk, pengurangan dan peniadaan suatu bagian pekerjaan.
P a g e | 15
METODE PELAKSANAAN
2. Suatu pekerjaan hanya dapat dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang, apabila ada perintah/
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi ataupun dari Pemberi Tugas. Dan Kontraktor wajib
melaksanakan sejauh bagian pekerjaan yang ada hubungannya dengan ruang lingkup kontrak.
3. Ketidak lengkapan uraian jenis pekerjaan dalam Surat Penawaran tidak dapat dianggap sebagai pekerjaan
tambah kurang apabila jenis pekerjaan tersebut telah disebutkan dalam Dokumen Kontrak atau salah satu
bagian dari padanya.
4. Pekerjaan tambah kurang dinilai atas dasar harga satuan bahan dan upah yang diajukan / tercantum dalam
kontrak. Dalam hal tidak adanya jenis pekerjaan tersebut dalam kontrak, maka harga satuannya dinilai
berdasarkan permufakatan harga analisa satuan pekerjaan, sedangkan keputusan terakhir tetap berada
dipihak Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/Direksi.
5. Penyusunan Pengajuan Anggran Biaya pekerjaan tambah-kurang, harus dibuat dalam suatu Berita Acara,
dan disyahkan dalam rapat Berkala mingguan, ditanda tangani oleh Pihak Kontraktor dan Konsultan
Pengawas/Direksi.
6. Pembayaran Biaya pekerjaan tambah kurang dilaksakanan setelah penyerahan kedua seluruh pekerjaan,
dan diterima oleh Konsultan Pengawas/Direksi / Pemberi Tugas.
19. PEMELIHARAAN
Pengujian yang dilaksanakan sebagaimana disyaratkan dalam kontrak harus menyediakan tempat kerja,
bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pemalkasanakn pengujian
yang diperlukan. Melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan baku, campuran
dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan
dari pemadatan. Daftar Peralatan Laboratorium yang digunakan dalam pengujian terhadap pekerjaan ini.
P a g e | 16
METODE PELAKSANAAN
BAB – IV
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Manajemen Konstruksi
Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu
dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu
hasil dalam bentunk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang
termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik
industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan
penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen
tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan
sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan
pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu
pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaanpengawasan mutu ( Quality Control
), pengawasan biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap
P a g e | 17
METODE PELAKSANAAN
- tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap -
tahap proyek sebagai berikut :
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem MK,
disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan
yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai
dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek
dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai,
apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau
pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan
pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai
koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan
MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya
total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai
dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan
jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan
tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada
sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan
Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab
terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan
Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM
tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu.
Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap
para kontraktor (sub kontraktor).
P a g e | 18
METODE PELAKSANAAN
BAB – V
TAHAPAN DAN URAIAN PEKERJAAN
BAGIAN PERTAMA
PEKERJAAN PERSIAPAN
A. ADMINISTRASI
Dokumentasi Pengadministrasian
Dokumentasi tersebut sangat relevan untuk diingat ketika kita memimpin suatu proyek. Salah satu tugas
penting seorang manajer proyek adalah mempersiapkan dokumentasi. Tanpa dokumentasi yang memadai,
proyek akan terbengkalai. Kebutuhan dokumentasi akan berubah seiring dengan kemajuan pelaksanaan
proyek. Pada tahap persiapan (initiation), kita memerlukan dokumen yang menguraikan tujuan,
batasan dan syarat-syarat / kriteria keberhasilan proyek. Salah satu dokumen penting dalam tahap ini
adalah Project Charter. Setelah tahap persiapan dilalui, kita masuk pada tahapan perencanaan (planning).
Manajer proyek beserta tim, mulai melakukan pendalaman akan hasil akhir yang diinginkan serta langkah-
langkah untuk mewujudkan hasil akhir tersebut. Dokumen tersebut akan berisi hal-hal seperti :
(1) Definisi produk atau jasa yang dihasilkan proyek (project delivarables)
(2) daftar aktifitas untuk menghasilkan project deliverables, urutan pelaksanaan dan durasi untuk setiap
aktifitas (project schedules)
(3) rencana sumber daya yang dibutuhkan, perkiraan biaya, dan alokasi sumber daya ke setiap aktifitas
(project cost management).
(4) Tingkat kualitas project deliverables yang dikehendaki, langkah-langkah untuk menjamin kualitas dan
rencana untuk pengendalian kualitas.
Selain tentang project scope, schedule, cost dan quality, project plan juga mengandung informasi tentang
struktur organisasi tim proyek (human resources), rencana komunikasi tim dan progress report (project
P a g e | 19
METODE PELAKSANAAN
communication), daftar resiko dan menanggulangannya (project risk) dan rencana kerjasama dengan
vendor untuk pengadaan barang/jasa (project procurement).
Ketika proyek memasuki tahap pelaksanaan (execution), terdapat dua jalur dokumentasi.
1. Jalur pertama adalah untuk melaksanakan project tracking – yaitu memantau kemajuan proyek apakah
ada simpangan dari rencana yang telah ditetapkan, sehingga kita dapat menjaga agar proyek tetap `on
the right track' (controlling). Dokumen yang biasa digunakan untuk ini adalah Dokumen Project
Progress Report. Jalur kedua adalah untuk melacak keputusan dan dampaknya terhadap pelaksanaan
proyek.
2. Jalur kedua ini, Lesson Learned Document tentang : Bagaimana kita memetik pengalaman dari masalah
dan peluang yang dihadapi? Apa keputusan, ketika menghadapinya , Bagaimana cara kita memutuskan ?
Solusi apa yang dihasilkan? Bagaimana kita tahu kalau solusi yang dipilih itu akan berhasil?
Dua jalur dokumen harus tetap dipertahankan walaupun intensitas proyek menurun. Hal ini penting karena,
(1) kita perlumendokumentasi proses yang berlangsung selama proyek dan pelajaran yang telah didapat,
baik untuk kemajuan pribadi maupun untuk dibagi dengan orang lain.
(2) lota perlu dokumen untuk mencatat berbagai perubahan yang terjadi – baik dari sisi lingkup kerja,
waktu, biaya maupun kualitas. Sebagai manajer proyek, tidak hanya sekedar pemimpin tim proyek,
dalam porsi tertentu, berperan sebagai manajer operasional perusahaan. Karena itu, dalam hal
dokumentasi ada beberapa kiat yang diperhatikan :
Jenis dokumen yang harus dipelihara secara berkala – arsip karyawan,dokumen kontrak, pesanan
pembelian, anggaran, actual cost dan sebagainya.
Dokumen (document retention). Sebagian dokumentasi hanya digunakan selama proyek
berlangsung seperti notulen rapat tim dan lain-lain. Dan ada yang digunakan terus walaupun
proyek telah usai seperti peta proses, standard operating procedure baru, kode hasil revisi dan lain-
lain. Dokumentasi jenis pertama, dapat dibuat dalam format yang menurut kita terbaik, akan tetapi
untuk dokumentasi kedua, kita perlu memikirkan kebutuhan dan standard yang dimiliki/dipahami
oleh Pengguna Jasa.
1. Membuat foto kegiatan yang termasuk dalam laporan proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan
meliputi tiga phase (pada saat 0 %, 50 % dan 100 %), dipotret pada 4 titik pada setiap profil tahapan
pekerjaan. Pemotretan dilakukan pada titik pengambilan dan arah yang sama, disusun dalam album,
dibuat tiga rangkap, dilengkapi dengan keterangan gambar foto dan gambar titik Pengambilan/
pemotretan pada sket/situasi lapangan atau denah bangunan.
2. Jenis dan mutu barang yang dipakai adalah foto berwarna, ukuran postcard dan dicetak jelas.
3. Foto-foto tersebut dilampirkan pada waktu mengajukan tagihan pembayaran/ termyn sesuai dengan
tahapnya.
4. Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat foto
yang menunjukan proses dan kemajuan pekerjaan :
a) Keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
b) Keadaan lapangan pada saat pekerjaan persiapan
c) Keadaan lapangan pada saat setiap tahapan pekerjaan
d) Keadaan lapangan tiap - tiap minggu / bulan
e) Keadaan lain-lain menurut kebutuhan Konsultan Perencana.
5. Foto harus berwarna, ukuran 4R atau 5R sebanyak 4 set, berikut negativenya. Pembuatan foto
menggunakan foto digital dan atas ijin atau permintaan pemberi tugas, Konsultan Pengawas / MK
6. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi berikut albumnya menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan & dilakukan sampai penyerahan pertama.
Bahan ;
Roll Film
P a g e | 20
METODE PELAKSANAAN
Bateray
Album Foto
Tenaga Kerja ;
Personil Kerja
Peralatan ;
Kamera
2.
Pembuatan dan Pemasangan papan nama kegiatan dengan bentuk, ukuran, isi tulisan dan warna harus
dibuat sesuai sesuai ketentuan, sebagai berikut :
Papan nama dibuat dari bahan multiplek tebal 4 mm, panjang 240 cm, lebar 120 cm, dengan tiang
kaso ukuran 5 x 7.
Jenis tulisan memakai huruf, tulisan dan garis warna hitam.
Untuk Kegiatan Dana Pembangunan Provinsi seluruh bagain dasar (A & B) warna Putih.
Untuk Kegiatan Dana Daerah lainnya dasar Bagian (A) warna Putih dan dasar bagian (B) warna
orange.
Penempatan Papan Nama Kegiatan, di dalam lokasi kegiatan pada tempat yang mudah terlihat umum
dan dipasang saat mulainya pelaksanaan pekerjaan
Papan Nama Kegiatan tersebut dicabut setelah penyerahan kedua (Final Hand Over/ FHO).
Bahan ;
1. Triplek tebal 3 mm
2. Kayu Meranti uk.2x30x400 cm
3. Paku
4. Cat Warna (kayu) glotex
5. Beton tanpa tulang 1pc : 3psr : 5krl
Material No. 5 ( Pasir Beton, Semen (PC), Koral Beton/Split, Air Bersih)
Tenaga Kerja ;
1. Pekerja
2. Tukang
3. Mandor
Peralatan Kerja :
1. Gergaji kayu
2. Palu Martil
3. Penggaris
4. Pensil
5. Kuas
6. Meteran
7. Waterpass /lot
8. Benang
9. Cangkul
10. Ember
11. Sendok Semen
12. Dan peralatan bantu lainnya
P a g e | 21
METODE PELAKSANAAN
5. DIREKSI KEET
Membangun, menyediakan, memelihara dan menjaga kantor proyek / Direksi Keet yang cocok dan
memenuhi kebutuhan proyek untuk pengelolaan dan pengawasan proyek selama berlangsungnya
pekerjaan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Pada saat selesainya Kontrak semua bangunan/ kantor darurat tersebut harus dibongkar atau dibersihkan
dari lokasi.
Mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.
Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah
disetujui dan merupakan bagian dari Program, dimana penempatannya harus diusahakan sedekat
mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan
dilengkapi obat-obatan P3Kserta memenuhi syarat kesehatan.
Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari
polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.
Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai
yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya, semua jenis bahan dan peralatan yang dipakai tidak diijinkan
menggunakan bahan/ barang bekas pakai.
Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan
yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
Menyediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi syarat agar material-material
yang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran/ tabung apar (alat
pemadam api ringan)
Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi
dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak untuk
ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan
jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir.
Mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selama kegiatan berlangsung.
Bangunan yang diuraikan dalam pembangunan ini akan dibayar menurut pembayaran Lump Sum sesuai
yang tertera dalam penawaran RAB, sedangkan untuk Mobilisasi dimana dianggap kompensasi penuh
untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua
bangunan tersebut setelah Pekerjaan selesai.
Menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek selama
kelangsungan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari:
1. Meja dengan kursinya.
2. 1 set meja dan kursi tamu.
3. Lemari/ rak untuk penyimpanan dokumen-dokumen.
4. Papan tulis beserta pelengkapannya.
5. Panel untuk gambar.
6. Lemari Obat-obatan dan P3K
7. Gambar kerja sesuai dengan lokasi lingkup kerja.
Kantor Direksi keet dibuat dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 6 m, dengan jenis dan mutu bahan dipakai
adalah sebagai berikut :
a) Atap : Seng gelombang
b) Dinding : Papan triplek
c) Rangka : Kayu borneo
d) Lantai : Beton dengan tebal 6 cm ad. 1 pc : 3 pasir : 5 split
e) Jendela : Kaca nako
f) Pintu : rangka kayu borneo
g) Peralatan : disesuaikan dengan kebutuhan kantor kerja
P a g e | 22
METODE PELAKSANAAN
Tenaga Kerja :
1. Pekerja
2. Tukang
3. Mandor
Peralatan Kerja :
1. Gergaji kayu
2. Palu/Martil
3. Pensil
4. Kuas
5. Meteran
6. Waterpass /lot
7. Benang
8. Cangkur
9. Ember
10.Sendok Semen
11. Dan peralatan bantu lainnya
6. KEAMANAN PROYEK
Menempatkan 4 (dua) orang keamanan proyek yang terbagi dalam 2 (dua) Shif, yaitu :
Shif 1 : 2 (dua) orang yang bertugas dari Jam 08.00 – 18.00 WIB
Shif 2 : 2 (dua) orang yang bertugas dari Jam 18.01 – 07.59 WIB
7. PEMBERSIHAN LOKASI
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan,
kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa
bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus
disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang Nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam
kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
P a g e | 23
METODE PELAKSANAAN
Pembersihan Selama Pelaksanaan
Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara,
tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang
diakibatkan oleh operasi-operasi ditempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih
setiap saat.
Menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan berada
dalam kondisi operasional pada setiap saat.
Menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama atau yang barudikerjakan dan pada talud samping
dipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm.
Menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan
lainnya.
Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum
dibuang.
Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan
Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk
dipakai Pemilik. mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam
Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur saluran harus diperiksa ulang untuk mengetahui
kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat
kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus
disikat sampai bersih.
Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul kemudian dibuang.
P a g e | 24
METODE PELAKSANAAN
DIVISI 1. UMUM
Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh
personil yang terkait.
Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.
Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.
Rambu peringatan
Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau
terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan
cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.
MOBILISASI
P a g e | 25
METODE PELAKSANAAN
1. Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan, tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus
dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan dibagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak dan secara umum
harus memenuhi berikut :
2. Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan dalam Kontrak.
3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran,
dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut kontrak ini.
4. Pemeliharaan base camp, termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya.
5. Ketentuan mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan, dimana kebutuhan ini
menjadi tanggung jawab kami.
6. Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan
harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan bersama dengan peralatan
laboratorium lapangan.
7. Kegiatan Demobilisasi untuk semua Pembongkaran tempat kerja pada saat akhir Kontrak, termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian
kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
8. Menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasi menurut detil dan waktu yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Bilamana perkuatan jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat
atau pembuatan timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek, diperlukan untuk
memperlancar pengangkutan peralatan, instalasi atau bahan milik Kontraktor, detil pekerjaan darurat ini
juga harus diserahkan bersama dengan program mobilisasi sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini.
9. Program mobilisasi, waktu harus ditetapkan untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dalam
Pasal ini dan harus mencakup informasi tambahan berikut :
a. Lokasi base camp dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang menunjukkan lokasi
kantor Kontraktor, gudang dan instalasi laboratorium
b. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan tercantum dalam
Daftar Peralatan, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di
lapangan.
c. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan harus memperoleh persetujuan dari
Direski Pekerjaan.
d. Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat
berat, usulan metode pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap
struktur.
e. Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap
kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan
mobilisasi
DEMOBILISASI
DEMOBILISASI ;
Demobilisasi Tenaga kerja, Peralatan & material dilaksanakan setelah pekerjaan sudah selesai
dilaksanakan secara bertahap dimana tidak dibutuhkan lagi dilapangan untuk pelaksanaan pekerjaan,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi terkait.
Tenaga Kerja ;
Supir dan Kernet
P a g e | 26
METODE PELAKSANAAN
Peralatan ;
1. Truck Kap
2. Dump Truck kap
3. Pick Up
4. Minibus (Pengangkut Para Personil & Tenaga Kerja)
DIVISI 2. DRAINASE
P a g e | 27
METODE PELAKSANAAN
Air : Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi pekerjaan ini, Air tawar yang dipakai harus
bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan
mutu beton/ mortar
P a g e | 28
METODE PELAKSANAAN
- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
B. Tenaga:
- Pekerja Biasa
- Tukang
- Mandor
C. Bahan:
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Bekisting
- Paku
D. Peralatan:
- Batching Plant
- Truck Mixer
- Conc. Vibrator
- Water Tanker
- Alat Bantu
P a g e | 29
METODE PELAKSANAAN
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
Galian Biasa
Meliputi pekerjaan galian yang mana setelah dilakukan bouplank tanah digali sesuai dengan gambar kerja. Untuk
pekerjaan galian tanah menggunakan excavator dan tanah hasil galian di buang atau ditempatkan dengan alat
angkut berupa dump truk dan ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu jalanya lalu lintas dan proses
kegiatan proyek. Area penggalian sebelumnya dipetakan terlebih dahulu sesuai dengan perhitungan rekayasa
lapangan dan diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan area pada saat melaksanakan pekerjaan.
a. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk di dalamnya sistem
pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi pelebaran jalan
dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan pengupasan top soils.
b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui.
c. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, makaakan
dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi galian tersebut.
P a g e | 30
METODE PELAKSANAAN
DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN
DAN BAHU JALAN
P a g e | 31
METODE PELAKSANAAN
Perkerasan Beton Semen
. Tahap pelaksanaan:
- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.
- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda
lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan
mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
B. Tenaga:
- Pekerja Biasa
- Tukang
- Mandor
C. Bahan:
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar (Kerikil)
- Katu Perancah
- Paku
D. Peralatan:
- Conc. Mixer
- Conc. Vibrator
- Water Tanker
- Alat Bantu
DIVISI 7. STRUKTUR
Pasangan Batu
Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor
Pemakaian Bahan : Batu Belah, Semen, Pasir
Pemakaian Alat : Concrete Mixer, Water Tanker, Alat Bantu
Prosedur Pelaksanaan :
Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus
dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang
akan dipasang.
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum
penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.
Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan
muka dinding dari batu yang terpasang.
P a g e | 32
METODE PELAKSANAAN
Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan
yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua
orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
Spesifikasi Teknis:
1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu,
batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-
sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm,
lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
2) Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari dari Spesifikasi.
3) Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus
memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi.
P a g e | 33
METODE PELAKSANAAN
- Yang dimaksud dengan Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan yang meliputi
peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang,garis serong serta lambang lainnya yang
berfungsi untuk mengarah arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas
- Pekerjaan ini meliputi pengecatan marka jalan baik pada permukaan perkerasan lama maupun yang selesai di-
overlay, pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan
- Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi marka jalan dan detil pelaksanaan semua bentuk marka jalan
yang tidak terdapat di dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan
setelah Penyedia Jasa menyelesaikan laporan hasil survei lapangan.
c. Persyaratan Bahan
- Cat untuk Marka Jalan Pada pasal ini kata “cat” sering dikonotasikan sebagai bahan marka jalan jenis
termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dan
memenuhi Spesifikasi berikut ini :
- Marka Jalan Termoplastik : SNI 06-4826-1998 (jenis padat, bukan serbuk)
- Butiran Kaca, Butiran Kaca haruslah memenuhi Spesifikasi sesuai SNI 15-4839-1998
2. Persyaratan
a. Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan data pendukung
untuk setiap jenis cat berikut ini harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan :
Komposisi (analisa dengan berat)
Jenis penerapan (panas atau dingin)
Jenis dan jumlah maksimum bahan pengencer.
Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)
Pelapisan yang disarankan
Ketahanan terhadap panas
Detil cat dasar atau lapis perekat yang diperlukan
Umur kemasan (umur dari produk)
Batas waktu kadaluarsa
b. Jadwal Pekerjaan
- Marka jalan harus dilaksanakan pada permukaan jalan lama sedini mungkin dalam Periode Pelaksanaan.
- Untuk pengecatan marka pada permukaan perkerasan lama, Direksi Pekerjaan akan menerbitkan detil dan
lokasi.
- Untuk ruas-ruas perkerasan lama yang dirancang untuk di-overlay (pelapisan ulang) tetapi telah diberi marka
jalan maka marka jalan tersebut harus diulang setelah pekerjaan pelapisan ulang selesai dikerjakan dalam batas
waktu yang disyaratkan.
3. Pelaksanaan
a. Penyiapan Permukaan Perkerasan.
- Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa
permukaan perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang
bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir
halus) setiap marka jalan lama baik termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan cat
baru
b. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
- Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus dicampur terlebih dahulu
menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan agar suspense pigmen merata di dalam cat
P a g e | 34
METODE PELAKSANAAN
- Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang dari 3 bulan setelah
pelaksanaan lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan Selama masa tunggu yang
disebutkan di atas, pengecatan marka jalan sementara (pre-marking) pada permukaan beraspal harus dilaksanakan
segera setelah pelapisan
- Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada permukaan perkerasan dengan dimensi
dan penempatan yang presisi sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan
- Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross dengan bantuan
sebuah mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau penghamparan
otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus
(tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi Pekerjaan. Mesin yang
digunakan tersebut harus menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38
milimeter untuk “cat bukan termoplastik” dan tebal minimum 1,50 mm untuk “cat termoplastik” belum termasuk
butiran kaca yang juga ditaburkan secara mekanis, dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar ran-
cangan yang sesuai. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat termoplastik harus
dilaksanakan pada temperatur 204°C - 218°C.
- Bila mana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka dapat meminta izin Direksi Pekerjaan pengecatan
marka jalan dengan cara manual, dikuas, disemprot dan dicetak dengan sesuai dengan konfigurasi marka jalan dan
jenis cat yang disetujui untuk penggunaannya
- Butiran kaca harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah pelaksanaan penyemprotan atau
penghamparan cat. Butiran kaca harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua jenis cat, baik untuk
“bukan termoplastik” maupun “termoplastik”
- Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa
adanya bintik-bintik atau bekas jejak roda serta kerusakannya lainnya
- Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan memenuhi ketentuan baik siang maupun
malam hari harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri
- Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti sedemikian sehingga menjamin keamanan umum
ketika pengecatan marka jalan sedang dilaksanakan
- Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan menurut ketentuan pabrik pembuat sesaat
sebelum dipakai agar menjaga bahan pewarna tercampur merata di dalam suspense
Patok Kilometer
Patok Kilometer dipasang pada titik yang sudah ditentukan dan harus terlihat jelas oleh pengguna jalan.
Alat yang dikerahkan:
1. Dump Truck
2. Alat bantu
Material:
1. Beton K-125
2. Baja Tulangan
3. Cat dan material lainnya
P a g e | 35
METODE PELAKSANAAN
BAB – XIII
PEKERJAAN UTAMA TERHADAP
DAMPAK LINGKUNGAN
Umum
Untuk menghindari kerugian dan gangguan terhadap masyarakat sekitar, dan untuk meminimalkandampak‐
dampak terhadap lingkungan selama konstruksi, dokumen‐dokumen berikuttelah dipersiapkan untuk diikuti oleh
semua Konsultan, Kontraktor dan karyawannya:
1. Rencana Pengelolaan Lingkungan (EMP)
2. Spesifikasi Lingkungan untuk Kontraktor
Tujuan
Menyediakan jasa‐jasa teknis professional untuk memastikan implementasiyang efektif untuk Rencana
Pengelolaan Lingkungan (EMP), dan untuk SpesifikasiLingkungan Kontraktor selama konstruksi (termasuk
tahap‐tahap sebelum konstruksi).
Untuk mencapai tujuan meminimalkan dampak‐dampak lingkungan negatif proyek, EMP telah diadopsimenjadi
dokumen spesifikasi teknis dan kontrak. Hal‐hal yang harus dengan teliti diikuti dandiimplementasikan.
1. Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kontraktor (SEO) bertanggung jawabuntuk
mengimplementasikan EMP dan kegiatan yang berkaitan dengan masalah‐masalahkeamanan dan lingkungan
lainnya.
2. Pengawas Teknis Konstruksi (CSE) bertanggung jawab untuk mengawasi dan memantau segalakegiatan
konstruksi dan memastikan kontraktor memenuhi tuntutan‐tuntutan kontrak dan EMP.
3. CSE akan memuat Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SES).
UNIT/INSTANSI/USER
PANEL INDEPENDEN
Mereview dan Memberi S
Saran Aspek Lingkungan u
dan Sosial P p
e e
l r
a v
KONSULTAN SUPERVISI
p i
o s
r i
P a g e | 36 a
METODE PELAKSANAAN n
KONTRAKTOR
SUB-KONTRAKTOR
Pencemaran tanah
Gejala pencemaran tanah dapat diketahui dari tanah yang tidak dapat digunakan untuk keperluan fisik manusia.
Tanah yang tidak dapat digunakan, misalnya tidak dapat ditanami tumbuhan, tandus dan kurang mengandung air
tanah. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah antara lain pembuangan bahan sintetis
yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen
tidak bisa meresap ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah
dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah. Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya.
Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah, antara lain sebagai berikut.
1. Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan
dibakar.
2. Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan proses daur ulang, seperti kaca, plastik,
kaleng, dan sebagainya.
3. Membuang sampah pada tempatnya.
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in situ (atau on site) dan ex situ (atau off site).
1. Pembersihan on site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
2. Pembersihan off site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman.
Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah.
P a g e | 37
METODE PELAKSANAAN
Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak
osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan
elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai
derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.
BAB – Xv
PEKERJAAN AKHIR
P E N U T UP
Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus per sen), mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
penyerahan pekerjaan.Penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diserahkan kepada Pemberi Tugas. Apabila
terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan pada saat evaluasi akhir, maka akan
memperbaiki/menyelesaikannya sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak/SPK.
A. As Built Drawing
1. Dokumen gambar terlaksana (as built drawing)
2. As built drawing memuat seluruhnya secara detail dari hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
yang telah dilaksanakan lengkap dengan data, dan keterangan lainnya.
3. As built drawing diserahkan dalam bentuk cetakan dan dijilid sebanyak 3 (Tiga) set.
4. As Built Drawing terdiri dari ;
2 (set) Set ukuran kertas A3
5 (Lima) set Fotocopy half size
B. PHOTO PROGRESS
Laporan setiap kegiatan pekerjaan berupa photo progress, dimana pengambilan photo tersebut bisa
menggambarkan dari kegiatan awal sampai dengan selesainya pekerjaan. Foto visual kemajuan pekerjaan
(sekurang-kurangnya 0%, 50% dan 100%).
Dibuat dalam (3) set album
P a g e | 38
METODE PELAKSANAAN
C. Semua Dokumen Lainnya yang dibutuhkan (Laporan Harian;Mingguan;Bulanan, Berita Acara
Tahapan Pelaksanaan, dan lain-lainnya)
Menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima per seratus) dari nilai kontrak.
Penandatanganan BERITA ACARA PEKERJAAN PERTAMA (PHO) yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang
bersangkutan.
MASA PEMELIHARAAN ;
Memilihara Bangunan yang telah selesai diserah terimakan yang masa waktu nya sebagaimana telah ditentukan
dalam Surat Perjanjian Pemborongan / SPK. Memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga
kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
Setelah masa pemeliharaan berakhir masa waktunya, mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
penyerahan pekerjaan kedua.
Penandatanganan BERITA ACARA PEKERJAAN KEDUA (FHO) yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang
bersangkutan.
HARYANTO
Direktur
P a g e | 39
METODE PELAKSANAAN