Anda di halaman 1dari 131

BAGIAN 2

METODOLOGI,
PENDEKATAN &
RENCANA KERJA

1 Pmahaman dan Saran Terhadap


Kerangka Acuan Kerja (KAK)
2 Pendekatan
3 Metodologi
4 Inovasi Pelaksanaan Pekerjaan
5 Rencana Kerja
6 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 1


1. Tanggapan Dan Saran Terhadap
Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Bab ini menjelaskan dan menguraikan tanggapan dan saran Konsultan


terhadap Kerangka Acuan Kerja berhubungan dengan penawaran Usulan Teknis
berkaitan dengan pekerjaan

Pemahaman Konsultan terhadap Latar Belakang


Kerangka Acuan Kerja Dari Pekerjaan Pengawasan
Pembangunan RSUD Panunggangan Barat sangat
2.1.1.
Pemahaman terpahami dan dimegerti, sesuai Latar Belakang dalam
Terhadap Latar Keranga Acuan kerja mempunyai tujuan hirarki
Belakang
pengawasan konstruksi bangunan adalah untuk
menjaga tercapainya tertib penyelenggaraan dan hasil
pekerjaan konstruksi baik fisik maupun non fisik meliputi aspek pengawasan pembangunan
konstruksi, penelitian biaya, mutu, dan waktu manajemen pelaksanaan pembangungan
konstruksi banguna dan pengendalian kontrak.

Hal dimaksud dalam latar belakang dari pekerjaan pengawasan Pembangunan RSUD
Panunggangan Barat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan adanya sarana dan
prasaran Gedung Layanan Keehatan Kesehatan di Kota Tangerang yang representatif dan
memiliki sarana dan prasarana layanan yang memadai.

Penentuan Latar Belakang kegiatan adalah perwujudan sasaran yang efektif dalam
pelaksanan pembangunan konstruksi bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sesuai
program Pemerintah Kota tangerang.

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana mutu, biaya, waktu
dan pemenuhan kinerja jalan yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 2


diperlukan adanya Tim Konsultan yang bertugas sebagai pengawas pekerjaan konstruksi
yang berperan membantu Dinas Perumahan Permukiman Dan Pertanahan di dalam
melaksanakan pengawasan teknis dan penjaminan mutu teknis pada lokasi kegiatan yang
sedang berlangsung.

Pemahaman Konsultan terhadap Maksud sesuai


dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat dimengerti
2.1.2.
Pemahaman oleh konsultan yaitu melaksanakan Pengawasan
Terhadap Pembangunan RSUD Panunggangan Barat dengan
Maksud Dan
Tujuan menitik beratkan serta memuat masukan, asas, kriteria,
keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan pengawasan pembangunan
konstruksi dari awal sampai dengan masa pemeliharaan pembangunan selesai.

Adapun pemahaman Tujuan dari pekerjaan Pengawasan Pengawasan Pembangunan RSUD


Panunggangan Barat adalah pengendalian pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk
mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan
spesifikasi dalam dokumen kontrak (tepat mutu), tepat biaya dan tepat waktu, yang terdiri
darai rankaian kerjanya adalah :

a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen didalam melakukan pengawasan pekerjaan


terhadap kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi.
b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering dihadapi oleh Penyedia Jasa
Konstruksi di lapangan dalam menerapkan desain yang memenuhi persyaratan
spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi telah memenuhi persyaratan mutu teknis
yang tercantum dalam dokumen kontrak.
d. Membantu PPK dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
e. Membantu menyelesaikan revisi desain/variasi kontrak, bilamana terdapat perbedaan
antara desain yang ada dengan kondisi dilapangan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 3


Pemahaman Konsultan terhadap lokasi
pekerjaan adalah lokasi yang sangat
2.1.3. Pemahaman terketahui oleh konsultan. Lokasi
Terhadap Lokasi
Pekerjaan pelaksanaan pembangunan konstruksi
beralamat di Jl. Baru, RT.002/RW.006,
Panunggangan Bar, Kec. Cibodas, Kota
Tangerang, Banten 15138 adalah lokasi
yang sngat terjangkau bila dihubungkan dengan lokasi domisili perusahan sehingga
koordinasi kerja antara kantor pust dengan kantor proyek akan terjaga dengan baik

Pemahaman terhadap Jangka Waktu pelaksanaan


pekerjaan Pengawasan Pembangunan RSUD
Panunggangan Barat dilaksanakan selama 180
(seratus delapan puluh) hari kalender atau 6 (enam)
2.1.4. Pemahaman
Terhadap Jangka bulan.
Waktu Pelaksanaan
Pemahaman Konsultan terhadap Jangka Waktu
pelaksanaan pekerjaan cukup dimengerti dan dan
tidak perlu adanya penambahan waktu pleaksanan pekerjaan, hal ini di sebabkan dalam hal
pelaksanaan pekerjaan pengawasan hal koordinasi antara penyedia Jasa, Pelaksana
pekerjaan penagawasan konstruksi (Kontraktor) dan konsultan merupakan kunci penentu
tercapainya waktu yang disediakan.

Data Dasar yang tercantum pada


Kerangka Acuan Kerja (KAK)
2.1.5.Pemahaman pekerjaan Pengawasan
Terhadap Data Dasar Pembangunan RSUD Panunggangan
Barat terpahami dan lengkap senagai
bentuk acuan dan dasar hukum dalam
pelaksanaan pengawasan
pembangunan konstruksi.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 4


Data dasar yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pemahaman konsultan
terhadap Data dasar dalam pengawasan pembangunan gedung adalah informasi dasar yang
diperlukan untuk melaksanakan pengawasan terhadap proses konstruksi dan memastikan
bahwa pembangunan gedung dilakukan sesuai dengan standar dan persyaratan yang
ditetapkan. Data dasar ini mencakup berbagai aspek yang relevan dengan pembangunan
gedung, seperti desain, material, perizinan, dan prosedur konstruksi. Berikut adalah beberapa
komponen yang termasuk dalam pengertian data dasar pengawasan pembangunan gedung.

Data dasar yang tercantum dalam Kerangka Acuan kerja adalah bagian-bagian informasi awal
yang harus diteliti oleh konsultan pengawas dalam pelaksanan pengawasan suatu bangunan
konstruksi. Data dasar dalam pengawasan pembangunan gedung penting untuk memastikan
bahwa konstruksi berjalan dengan baik, memenuhi standar keamanan dan kualitas yang
ditetapkan. Pengawas menggunakan data ini sebagai acuan untuk melakukan pengawasan.

Pemahaman Konsultan terhadap Standar Teknis


yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)
cukup jelas dan adalah merupak acuan teknis
2.1.6. Pemahaman konsutan untuk melakukan tahapan pelaksanaan
Terhadap Standar
Teknis pengawasan pembanguan konstruksi bangunan.

Standar teknis dalam pengawasan pembangunan


konstruksi merujuk pada seperangkat pedoman,
aturan, dan spesifikasi yang ditetapkan untuk memastikan bahwa pembangunan konstruksi
dilakukan dengan memenuhi standar keamanan, kualitas, dan fungsionalitas yang ditetapkan.
Pemahaman standar teknis sangat penting bagi para pengawas konstruksi karena mereka
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua tahapan konstruksi mematuhi standar
yang berlaku. Dalam acuan ketentuan yang berlaku khususnya Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan PU Nomor : 22/PRT/M/2018. sebagagai standar teknis dalam
pengawasan pembangunan konstruksi merupakan kunci untuk melaksanakan tugas
pengawasan dengan baik.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 5


Pemahaman Konsultan terhadap
2.1.7. Pemahaman Ruang Lingkup Pekerjaan
Terhadap Lingkup
Pengawasan Pembangunan RSUD
Pekerjaan
Panunggangan Barat cukup jelas dan
bisa dipahami dan dimengerti yaitu
melaksanakan kaidah kaidah
pelaksanaan dalam pengawasan
pembangunan konstruksi bangunan yang baik yaitu:

a. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun olehpelaksana


konstruksi, yang meliputi program-program pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan
penggunaan sumber daya berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan
bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance/Quality Control, dan program
kesehatan dan keselamatan kerja (K3);

b. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melaksanakan tugas dan kewajibannya


dalam mengendalikan pelaksanaan agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan
desain, persyaratan dan ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak
serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.

c. Menyiapkan rekomendasi/Pertimbangan Teknis sehubungan dengan perubahan


kontrak/addendum, sehingga perubahan kontrak/addendum dapat dibuat secara
optimum dengan mempertimbangkan ketersediaan anggaran dan kebutuhan lapangan.

d. Melaksanakan pengumpulan data di lapangan yang diperlukan untuk mendukung


peninjauan ulang desain (review desain), menyusun perhitungan volume pekerjaan,
membuat gambar desain dan menyiapkan instruksi – instruksi pelaksanan sehingga
perubahan desain dapat dilaksanakan.

e. Melaksanakan pemeriksaan secara cermat dan tepat terhadap semua aspek baik
kualitas, kuantitas, waktu serta biaya. Memeriksa perhitungan volume pekerjaan yang
akan digunakan sebagai dasar pembayaran pekerjaan konstruksi.

f. Melaksanakan monitoring dan pengecekan terus menerus terhadap segala kegiatan


yang berkaitan dengan pengendalian mutu, biaya dan waktu pelaksanaan serta
menandatangani Monthly Certificate (MC).

g. Melakukan pengecekan dan persetujuan (menandatangani) dokumen perhitungan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 6


quantity, dokumen perubahan/addendum, dokumen quality produk konstruksi serta
gambar pelaksanaan (shop drawing) maupun gambar terlaksana (As Built Drawing).

h. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menyusun laporan bulanan tentang


kegiatan- kegiatan pelaksanaan pekerjaan untuk dilaporkan ke intansi terkait.

i. Menyusun laporan triwulan yang mencakup laporan kemajuan pekerjaan/fisik dan


keuangan serta masalah-masalah / kendala yang ditemui dilapangan sekaligus saran dan
rekomendasi pemecahannya.

j. Bersama-sama Pejabat/Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PjPHP/PPHP) pekerjaan


konstruksi melaksanakan pemeriksaan administrasi pekerjaan dalam rangka serah
terima pertama (PHO).

k. Bersama-sama Pejabat/Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PjPHP/PPHP) pekerjaan


konstruksi melaksanakan Final Hand Over (FHO) terutama dalam menyusun daftar
kerusakan dan penyimpangan yang harus diperbaiki,

Pemahaman konsultan dalam pelaksanan akan teruai rengkap dalam bab Pendekatan dan
Metodologi dan

Pemahaman Keluaran yang dihasil dari


Pekerjaan Pengawasan Pembangunan RSUD

2.1.8.Pemahaman Panunggangan Barat sesuai dengan Kerangka


Terhadap Keluaran Acuan Kerjan (KAK) cukup terpahami dan
dimengerti.

Hasil keluaran yang menjadi tugas konsultan


adalpenyusunan laporan tahapan pembangunan
konstruksi, berata acara – berita acara kemajuan pekerjaan sebagai dukungan dalam proses
pencairan, Riview dan koreksi gambar serta laporan dan notulensi rapat terhadap kendala
dan pemecahan mpermasalahan yang terjadi pada tahap pelaksanaan konstruksi.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 7


Pemahaman Konsultan terhadap Tenaga ahli dan

2.1.9. Pemahaman tenaga pendukung yang tersusun dalam Kerangka


Terhadap Personil Acuan Kerja cukup jelas dan tidak perlu adanya
Yang dibutuhkan
penambahan tenaga ahli dan tenaga pendukung. Dan
sebagai konsultan yang sudah berpengalaman dalam
pelaksanaan pengawasan konsultan bersedia
menyediakan tenaga ahli dan pendukung sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan
dalam Kerangka Acuan Kerja.

Pemahaman Konsultan terhadap Tahapan


Pelaksanaan pekerjaan yang diharapkan dari

2.1.3. Pemahaman pekerjaan ini sesuai dengan Kerangka Acuan


Terhadap Tahapan Krja (KAK) sangat jelas dan terpahami sesuai
Pelaksanaan Pekerjaa
dengan hirarki pengertian pengawasan yang
bertujuan menghidari adanya :

➢ Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa dan/atau
penyedia jasa.
➢ Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan/atau keselamatan umum sebagai akibat penyedia jasa dan /atau pengguna
jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi

Harapan dari sasaran dari pengawasan pekerjaan konstruksi terciptanya penyelenggara


Konstruksi yang Berkualifikasi adalah penyelenggaraa konstruksi yang memahami kaidah
pekerjaan konstruksi antara lain : metode pelaksanaan (construction method), metode kerja
(work method), analisis pendekatan teknis (technical analysis) yang didukung sumber daya
yang memadai.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 8


Dari adanya keluaran kerjaan dari pekerjaan Pengawasan Pembangunan RSUD
Panunggangan Barat serta Pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan
Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan Barat ada beberapa saran-saran yang
disampaikan dalam rangka perbaikan dalam Kerangka Acuan Kerja dan keberhasilan dalam
pelaksanaan kerjaan sesuai waktu dan harapan keluaran yang baik yaitu:

1. Latar Belakang dari judul pekerjaan adalah dasar awal penjelasan dari suatu kebutuhan
dari pelaksanaan pekerjaan jadi hal dasar mengawali adanya kebutuhan pekrejaan
meliputi kebutuhan, dasar pekerjaan dan situasi kondisi kebutuhan harus di perjelas
2. Dalam penyusunan Latar Belakang proses perencanaan pekerjaan konstruksi sudah
dilakukan secara taat, lengkap dan benar sesuai ketentuan yang berlaku dengan
analisis yang menghasilkan perencanaan yang tepat (proper design);
3. Latar Belakang dari suatu kegiatan harus megurai proses pemilihan penyedia jasa
sudah dilakukan secara taat, lengkap dan benar sehingga menghasilkan penyedia jasa
yang berkualifikasi sesuai kebutuhan paket yang diadakan;
4. Dalam Latar Beakang Kegiatan Pengawasan harus terurai proses pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara taat, lengkap dan benar sehingga
menghasilkan produk pekerjaan konstruksi yang berkualitas, hemat/ekonomis dan
bermanfaat.
5. Dalam hal gambaran umum dari pekerjaan pengawasan pekerjaan tidak dijelaskan
secara rinci jenis pekerjaan supervisi Pengawasan Pembangunan RSUD
Panunggangan Barat sehingga akan mengakibatkan manajemen tindakan pengawasan
tidak akan terlaksana secara sempurna. Untuk hal tersebut konsultan akan
meningkatkan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen Peningkatan beserta
Team Teknis.
6. Dalam data penunjang data yang kebutuhan data dalam pelaksanaan pengawasan tidak
termunculkan secara jelas dalam Kerangka Acuan kerja dan hanya diserahkan kepada
Konsultan pengawas.
7. Keterkaitan dalam Kerangka Acuan Kerja dengan BOQ penawaran konsultan dirasakan
konsultan sangat kurang jelas hal ini mengakibatkan ada pengaruh dalam penyusunan
Jadwal Penugasan Tenaga Ahli Hal ini pada saat kalrifikasi dan negoisasi pada saat

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 9


dinyatakan sebagai penyedia jasa harus melaksanakan pemahaman jadwal penugasan
tenaga ahli
8. Hal-hal yang menjadi kekurangan dalam Kerangka acuan kerja perlu diperjelas dengan
melakukan koordinasi antara pelaksana, instansi daerah dan pejabat teknis Pejabat
Pembuat Komitmen Pelaksana tekni dan Kontraktor.
9. Dalam Kerangka Acuan tidak termuculkannya laporan yang didikeluarkan oleh
konsultan tetapi didalan BOQ termunculkan laporan yang dharus dihasilkan oleh
konsultan terdapat ketidak cermatan dalam penyusunan Kerangka Acuan Kerja
10. Juga dalam hal jangka waktu pelaksanaan kerja pengawasan konsultal didalam
Kerangka Acuan Kerja tida terjelaskan secara rinci tapi sebaliknya didalam BOQ jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan lebih terurai secara jelas, untuk itu pemahaman konsultan
terhadap jangka waktu pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada BOQ.
11. Dalam pelaksanaan waktu dalam pelaksanaan peker jaan dalam Kerangka acuan Kerja
tidak menjelaskan secara pasti terhadap watu, Konsultan Pengawas terikat adanya
jangka waktu berdasarkan PHO 1 dan PHO 2 sehingga dala Kerangka Acuan Kerja
harus dijelaskan adanya penjelasan waktu masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi
bangunan yang ditetapkan sesuai aturan selama 6 (enam) bulan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 10


2. Pendekatan

Bab ini menjelaskan dan menguraikan Pendekatan, yang ditawarkan oleh


konsultan dalam rangka menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja

Pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan hal yang cukup penting untuk
dilaksanakan guna memperoleh hasil yang optimal dari desain yang telah ditetapkan.

Pemerintah melaksanakan kebijakan dengan menyediakan konsultan supervisi yang akan


bertindak sebagai wakil direksi teknik sehingga akan rnendapatkan hasil pekerjaan
konstruksi yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Dalam hal pelaksanaan pekerjaan konstruksi, maka tanggung jawab Pemerintah dalam hal
ini DinasPe rumahan Dan Permukiman Dan Pertanahan Kota Tangerang sangat terkait
dengan tugas dalam menetapkan kebijakan mutu serta menetapkan sasaran mutu. Dalam
mengantisipasi hal tersebut, maka sangatlah penting pengawasan pelaksanaan pekerjaan
pada setiap tahapan untuk menjamin keberhasilan dan mutu pekerjaan keterkaitannya
dengan kegiatan ini, maka digunakan jasa konsultansi supervisi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, konsultan supervisi terikat pada metode dan
standar yang berlaku dalam lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya secara khusus dan
secara umum pada metode dan standar yang diakui di Indonesia.

Nama pekerjaan ini adalah Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan Barat

Lokasi dari kegiatan Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan Barat ini


berlokasi di Jl. Baru, RT.002/RW.006, Panunggangan Bar., Kec. Cibodas, Kota
Tangerang, Banten 15138. .

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 11


Maksud dan Tujuan Pekerjaan :

Kerangka Acuan Kerja ini merupakanpetunjuk bagi konsultan pengawas yang memuat
masukan, azas, kriteria, proses dankeluaran yang harus dipenuhi dandiperhatikan serta
diinterpretasikan dalampelaksanaan tugas pengawasan.

Dengan penugasan ini diharapkankonsultan pengawas dapat melaksanakantanggung


jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadasesuai kerangka
acuan kerja.

Untuk pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan Barat


disediakan waktu tidak lebih dari 180 (seratus delapan puluh) hari kalender atau 6
(enam) bulan, termasuk mobilisasi terhitung setelah ditetapkan Surat Perintah Mulai
Kerja oleh Kepala Satuan Kerja.

Pemakarsa dari pekerjaan ini adalah Satuan Kerja: Dinas Perumahan Permukiman Dan
Pertanahan Kota Tangerang.

Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut diataur dalam perjanjian, yang minimal meliputi:

1. Buku harian, yang memuat semua kejadian, kontraktor pelaksana, dan konsultan
pengawas.

2. Laporan harian, berisi keterangan tentang :

a. Tenaga kerja;

b. Bahan-bahan yang yang datang,diterima atau ditolak;

c. Alat-alat

d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan

e. Waktu pelaksanaan pekerjaan

3. 3. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 12


4. 4. Berita Acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran

5. Surat perintah perubahan pekerjaan berita acara pemeriksaan pekerjaan tambah


kurang

6. Gambar –gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings) dan manual
peralatan-peralatan yang dibuat kontraktor pelaksana

7. Laporan rapat lapangan (site meeting)

8. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan time schedule yang dibuat oleh
kontraktor pelaksana

9. Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan negara lengkap dengan lampiran-


lampirannya

10. Laporan akhir pekerjaan.

Hal yang sangat penting dalam melaksanakan Pengawasan Pembangunan RSUD


Panunggangan Barat adalah ikut menjaga pengendalian terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Adapun pengendalian tersebut dapat dibagi menjadi
beberapa poin yang menjadi keberhasilan suatu proyek yaitu Pengendalian Mutu, Biaya,
Waktu dan Administrasi, oleh karena itu Team Konsultan Pengawas harus menyediakan jasa
layanannya untuk membantu Pemberi Tugas agar pekerjaan dapat berhasil dengan baik yaitu
selesai tepat Mutu, Waktu, Biaya dan Administrasi.

❑ Pengendalian Mutu

Pengendalian Mutu akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas terhadap bahan dan hasil kerja
Kontraktor agar sesuai dengan persyaratan yang ada.

Sebagai dasar pengendalian mutu akan dipakai spesifikasi teknis yang ada dan setiap
material yang akan dikirim ke lapangan akan diminta contohnya untuk diuji di laboratorium,
bila tidak memenuhi syarat akan ditolak.

Begitu pula material yang dikirim ke lapangan (yang contohnya sudah disetujui) akan
diperiksa secara berkala untuk memastikan apakah material yang dikirim tersebut sesuai
dengan contoh yang ada.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 13


- Melakukan pengawasan terhadap metoda/cara kerja di lapangan agar sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada.

- Melakukan pengendalian terhadap hasil pekerjaan Kontraktor baik dengan test lapangan
maupun dengan test laboratorium.

- Membuat Trial Mix dan Job Mix Design untuk pekerjaan beton.

Pentingnya mutu hasil pekerjaan merupakan aspek penting yang akan menjadi perhatian
Konsultan Pengawas dalam melakukan pengawasan agar mutu hasil pekerjaan benar-benar
sesuai dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi.

Pada dasarnya pengawasan mutu akan meliputi :

- Pengawasan mutu bahan yang dipakai

- Pengawasan terhadap metoda pelaksanaan pekerjaan

- Melakukan test terhadap hasil pekerjaan

Konsultan Pengawas menerapkan pola spesifikasi pengendalian mutu mulai dari bahan baku,
hasil pengolahan dan hasil pekerjaan yang dapat diketengahkan sebagai berikut:

- Pola bertahap tiga yaitu pengendalian mutu untuk bahan dan pekerjaan jadi yang meliputi
:

• Tahap 1 adalah pengendalian mutu untuk bahan baku sebelum dipakai.

• Tahap 2 adalah pengendalian mutu untuk bahan olahan yaitu hasil olahan sebelum
menjadi hasil pekerjaan (pekerjaan jadi).

• Tahap 3 adalah pengendalian mutu untuk pekerjaan jadi.

Pengendalian mutu untuk ketiga tahap tersebut akan dilakukan agar semua bahan dan
pekerjaan jadi sesuai dengan semua persyaratan pada spesifikasi.

- Pola berlingkup dua yaitu pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi :

• Pengendalian kualitas untuk metoda pelaksanaan agar metoda pelaksanaan dapat


dilaksanakan dengan benar sehingga hasil pekerjaan dapat diharapkan sesuai
dengan spesifikasi.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 14


• Pengendalian dimensi untuk memenuhi semua persyaratan dalam gambar rencana.

- Pola berstruktur lima hal yaitu pengendalian mutu sehubungan dengan:

• Jenis pemeriksaan yang diperlukan sesuai dengan persyaratan spesifikasi

• Metoda pemeriksaan yaitu tata cara pemeriksaan sesuai jenis pemeriksaan

• Frekuensi pemeriksaan yaitu banyaknya pemeriksaan yang diperlukan sesuai


dengan persyaratan yang ada.

• Spesifikasi pemeriksaan yaitu batasan-batasan yang harus dipenuhi dari hasil


pemeriksaan untuk menentukan dapat diterima atau tidak bahan atau hasil pekerjaan
(pekerjaan jadi) tersebut.

• Toleransi hasil suatu kondisi dari hasil pemeriksaan yang masih dapat diterima
terhadap spesifikasi pemeriksaan.

Pengawasan mutu akan dilakukan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

- Konsultan Pengawas akan melakukan semua test material secara rutin dengan test
laboratorium maupun lapangan.

- Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan akan diperiksa
mutunya agar sesuai dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi.

- Program Pengawasan ini akan dilaksanakan untuk menjamin bahwa semua


operasi/kegiatan Kontraktor dapat dimonitor dan diawasi dengan baik oleh Team
Konsultan Pengawas agar hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang ada dan
hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat akan segera diberitahukan kepada
Kontraktor untuk segera diperbaiki.

Konsultan Pengawas akan mempersiapkan prosedur pengawasan yang harus diikuti dalam
setiap aktifitas lapangan yang meliputi prosedur pembuatan laporan, prosedur untuk
mengeluarkan instruksi tertulis kepada Kontraktor, prosedur ijin melaksanakan pekerjaan dan
lain-lain.

Konsultan Pengawas akan minta kepada Kontraktor untuk mempersiapkan metoda


pelaksanaan yang menjelaskan bagaimana Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan
tersebut termasuk peralatan yang diperlukan (jumlah dan jenisnya serta test yang harus

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 15


dilakukan). Kosultan Pengawas akan mengevaluasi dan kemudian menyetujui metoda
pelaksanaan tersebut yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar pengawasan.

Konsultan Pengawas juga akan membuat laporan harian yang berisi kegiatan pekerjaan,
masalah yang timbul dan rekomendasi jalan keluarnya, lokasi pekerjaan, kondisi iklim, jumlah
personil yang terlibat, jenis dan jumlah alat serta perkiraan kuantitas yang telah dikerjakan.

Konsultan Pengawas akan mengarahkan Kontraktor tentang kebutuhan tenaga kerja dan
peralatan untuk menunjang operasi pekerjaan dan secara periodik Konsultan Pengawas akan
memeriksa peralatan Kontraktor dan memberitahukan Kontraktor bila terdapat peralatan
yang rusak untuk segera diperbaiki/diganti. Hasil kerja Kontraktor akan dibandingkan
dengan progres yang diharapkan sehingga dapat diketahui apakah progres tersebut
dapat dicapai atau tidak.

Untuk setiap pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas akan
segera melakukan pemeriksaan, bila hasil pekerjaan tersebut telah sesuai dengan spesifikasi
yang ada maka Konsultan Pengawas akan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas
untuk dapat diterima.

Hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi akan ditolak dan Kontraktor akan diberi
alasan penolakan secara tertulis dengan tembusan kepada pihak Pemberi Tugas, Kontraktor
berkewajiban untuk memperbaiki pekerjaan tersebut.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 16


❑ Pengendalian Waktu

JADWAL

RENCANA TARGET REALISASI


KEMAJUAN KEMAJUAN KEMAJUAN

MONITORING
REALISASI TERHADAP
- HARIAN
- MINGGUAN
- BULANAN
REALISASI
YA
YA
TIDAK

- MENCARI
REALISASI
PENYEBAB
SESUAI
- MENGATASI
MASALAH

HASIL
PEKERJAAN
Gambar 2.1
Tahapan Pengendalian Mutu

Pengendalian Waktu terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor dapat
dijabarkan sebagai berikut :

- Konsultan Pengawas akan mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor, melakukan


penyempurnaan dan akhirnya menyetujui Rencana Kerja tersebut sebelum pekerjaan
dimulai.

- Evaluasi terhadap Rencana Kerja Kontraktor akan dilakukan untuk tiap item kegiatan
pekerjaan dengan mempersiapkan :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 17


• Waktu yang dialokasikan untuk tiap item pekerjaan adalah sudah sesuai dengan
volume pekerjaan yang ada.

Alat yang dipakai (jumlah dan kondisinya) dapat mencapai kapasitas yang sesuai agar waktu
yang dialokasikan dapat terpenuhi.

Berapa kebutuhan personil Kontraktor.

Membantu Kontraktor dalam mengatasi masalah yang timbul agar tidak terjadi keterlambatan.

Memberi peringatan kepada Kontraktor bila terjadi keterlambatan berikut usulan


penanganannya.

Memonitor progress yang telah dicapai oleh Kontraktor dan membandingkan dengan progres
rencana untuk mengetahui apakah terjadi keterlambatan atau tidak.

Banyaknya faktor yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan menjadikan


pengawasan kemajuan pekerjaan merupakan hal yang penting agar pekerjaan dapat selesai
tepat pada waktunya.

Konsultan Pengawas akan melakukan pengawasan kemajuan pekerjaan dengan


menggunakan metoda tertentu untuk menjadwalkan pekerjaan dan akan meng-update
secara periodik (satu bulan sekali) untuk mengetahui progres yang dicapai Kontraktor,
Pengendalian Waktu akan dilakukan dengan :

Persetujuan Jadwal Pelaksanaan

Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus me-nyerahkan detail jadwal pelaksanaan dan
jadwal ini akan diperiksa/dianalisa oleh Konsultan Pengawas dan bila jadwal tersebut cukup
memadai, maka akan diberikan persetujuan dan selanjutnya akan menjadi jadwal
pelaksanaan pekerjaan.

❑ Pengajuan Rencana Kerja

Rencana kerja Kontraktor yang dibuat berdasarkan jadwal pelaksanaan yang telah
disetujui harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas
sebelum dilaksanakan.

Rencana Kerja tersebut berupa Rencana Kerja Harian, Rencana Kerja Mingguan yang
menjelaskan tentang :

Jenis pekerjaan yang akan dikerjakan pada hari tersebut.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 18


Dimana (lokasi) Kontraktor akan bekerja pada hari tersebut.

Target prestasi yang diharapkan tiap hari atau pada minggu tersebut.

Konsultan Pengawas akan melakukan evaluasi terhadap Rencana Kerja Kontraktor


dengan mempertimbangkan kesiapan Kontraktor dalam pengadaan bahan, tenaga kerja
dan alat agar Rencana Kerja tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.

Persetujuan terhadap Rencana Kerja Kontraktor akan segera diberikan bila persiapan
Kontraktor dianggap cukup memadai dan Konsultan Pengawas akan melakukan
pengawasan dengan menempatkan personilnya ke lokasi dimana Kontraktor akan
bekerja sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.

❑ Monitoring Kemajuan Pekerjaan

Realisasi kemajuan pekerjaan Kontraktor akan dimonitoring dari waktu kewaktu oleh
Konsultan Pengawas untuk mengetahui apakah Realisasi Kemajuan Pekerjaan yang
dicapai sesuai dengan rencana kemajuan pekerjaan pada jadwal pelaksanaan.

Monitoring kemajuan pekerjaan akan dilakukan secara harian, mingguan dan bulanan
berdasarkan prestasi kerja Kontraktor yang dituangkan dalam laporan harian, mingguan
dan bulanan.

Dengan adanya monitoring harian, mingguan dan bulanan akan dapat diketahui
terjadinya hambatan pekerjaan beserta penyebabnya dan dapat segera diatasi sebelum
menyebabkan terjadinya.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 19


❑ Pengendalian Biaya

BIAYA PEKERJAAN

PERKIRAAN KUANTITAS
PEKERJAAN

PERUBAHAN PEKERJAAN
DAN KONDISI APANGAN

MONITORING
KUANTITAS PEKERJAAN

APAKAH KUANTITAS TIDAK


SESUAI DENGAN
PERKIRAAN

YA
KUANTITAS PERKIRAAN KUANTITAS PERKIRAAN
MASIH LEBIH BESAR MENJADI KURANG

KUANTITAS SESUAI
CHANGE ORDER
DENGAN PERKIRAAN

BIAYA PEKERJAAN TETAP

Gambar 2.2.
Tahapan Pengendalian Biaya

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 20


Pengendalian biaya akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas agar Biaya Konstruksi yang
ada tidak mengalami perubahan dan sesuai dengan Harga kontrak yang ada. Dari waktu
ke waktu Konsultan Pengawas akan mencatat volume pekerjaan yang telah diselesaikan
oleh Kontraktor. Apabila diperlukan akan dilakukan Change Order untuk
mempertahankan harga kontrak pekerjaan.

Pengawasan terhadap biaya pekerjaan akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas agar
harga kontrak tidak terlampaui dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi.

Untuk dapat mengamankan harga kontrak perlu diambil langkah-langkah tertentu yaitu
antara lain melakukan monitoring terhadap kuantitas pekerjaan dan perubahan-
perubahan pekerjaan yang terjadi yang tidak diduga sebelumnya.

❑ Monitoring Kuantitas Pekerjaan

Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam Bill Of Quantity adalah perkiraan yang dapat
berubah, oleh karena itu perlu dilakukan monitoring terhadap kuantitas pekerjaan
tersebut mencukupi atau tidak dan langkah-langkah apa yang harus diambil bila kuantitas
tersebut tidak mencukupi untuk mempertahankan harga kontrak

❑ Pengendalian Administrasi

Pengendalian administrasi dilakukan dengan cara melaksanakan pelaporan yang sebaik-


baiknya. Konsultan Pengawas akan menyiapkan dan melaporkan seluruh kejadian yang
ada melalui dokumen-dokumen sebagai berikut :

- Buku Harian

- Laporan Harian

- Laporan Mingguan

- Berita Acara Kemajuan Pekerjaan

- Laporan Hasil rapat Lapangan

- Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan

- Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan

- Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 21


Disamping dokumen-dokumen diatas, Konsultan Pengawas juga akan menyerahkan
Surat Perintah Perubahan Pekerjaan beserta Berita Acaranya bila hal ini perlu dilakukan.
Selain itu guna membantu kelancaran administrasi proyek konsultan Pengawas akan
membantu pembuatan As Built Drawings dan Penyiapan Dokumen Pelaporan Proyek
tersebut.

❑ Kegiatan Pada Masa Pemeliharaan

Selama masa pemeliharan Team Konsultan Pengawas akan membantu dan


mengarahkan Kontraktor untuk melakukan inventarisasi terhadap semua hasil pekerjaan
Kontraktor yang kurang sempurna. Inventarisasi akan meliputi jenis dan lokasi pekerjaan
yang perlu disempurnakan serta rekomendasi terhadap langkah-langkah perbaikannya.
Semua perbaikan dari hasil pekerjaan yang tidak sempurna harus sudah diselesaikan
oleh Kontraktor selama Masa Pemeliharaan. Keterlibatan Team Pengawas Lapangan
selain hal-hal tersebut diatas adalah penyelesaian administrasi dan dokumentasi hasil
pengawasan Konsultan Pengawas serta keikutsertaan untuk persiapan Serah Terima II
Pekerjaan (Akhir).

Secara umum Tujuan pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi adalah untuk


menjaga tercapainya tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan konstruksi baik fisik maupun
non fisik meliputi aspek perencanaan konstruksi, pengadaan, manajemen pelaksanaan dan
pengendalian kontrak di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.

Sasaran pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk memastikan bahwa:

1. Proses perencanaan pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara taat, lengkap dan
benar sesuai ketentuan yang berlaku dengan analisis yang menghasilkan perencanaan
yang tepat (proper design);

2. Proses pemilihan penyedia jasa sudah dilakukan secara taat, lengkap dan benar
sehingga menghasilkan penyedia jasa yang berkualifikasi sesuai kebutuhan paket yang
diadakan;

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 22


3. Proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara taat, lengkap dan
benar sehingga menghasilkan produk pekerjaan konstruksi yang berkualitas,
hemat/ekonomis dan bermanfaat.

Ruang lingkup pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi :

1. Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan untuk setiap tingkat risiko;

2. Pengawasan terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan atas SNI,


standar keteknikan yang ada dan value engineering serta manfaat pembangunan
terhadap masyarakat sesuai dengan perencanaan kelayakannya;

3. Pengawasan terhadap proses pemilihan penyedia jasa yang berkualifikasi, dengan harga
terendah, terevaluasi dan tanpa penyimpangan yang penting dan pokok;

4. Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak;

5. Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak;

6. Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan;

7. Pengawasan terhadap pencapaian manfaat dengan melakukan analisis terhadap fungsi


konstruksi setelah penyerahan kedua (FHO) serta keterpaduan program dengan sektor
lainnya;

8. Pengawasan terhadap risiko kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan. Pedoman


Pengawasan Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Pemeriksaan Keteknikan Konst

Tujuan umum layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan di lapangan adalah untuk
menjamin, bahwa :

a. Seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan standar dan ketentuan-ketentuan yang


tercantum di dalam Dokumen Kontrak.

b. Pelaksana pekerjaan berjalan didalam sekuen dan mengikuti jadual waktu yang
ditetapkan di dalam program kerja yang telah disetujui, dapat diselesaikan sesuai
perioda kontrak atau dengan keterlambatan yang sekecil mungkin dan diusahakan
gangguan kenyamanan terhadap pemakai jalan yang ada (existing road) maupun
terhadap penduduk setempat menjadi sekecil mungkin.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 23


c. Biaya konstruksi dapat dibuat minimum atau tidak melebihi dari perkiraan biaya yang
tercantum dalam Kontrak.

Adalah tidak mudah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, dan oleh karena
itu menjadi penting, untuk mencapai tujuan utama di atas, tenaga-tenaga pengawas harus
sesuai dengan jumlah yang diperlukan dan mempunyai pengalaman yang memadai.

Konsultan mampu dan mempunyai sumber daya yang baik untuk memenuhi kebutuhan dan
menangani masalah-masalah yang mungkin timbul di dalam pelaksanaan pekerjaan.

Pendekatan Teknis Layanan Jasa Konsultan Pengawas dalam proposal ini dibagi kedalam
dua kategori dasar yaitu :

a. Tinjauan Administrasi Kontrak.

b. Pengawasan Teknis.

Pendekatan penanganan di dalam bab ini ditujukan untuk tugas-tugas utama yang harus
dilaksanakan oleh Konsultan. Tugas-tugas tersebut tidak diartikan secara sendiri-sendiri, akan
tetapi dilihat secara menyeluruh. Selanjutnya tugas-tugas lain selama pelaksanaan pekerjaan
akan dileksanakan sesuaii dengan ketentuan dan batasan-batasan yang ada.

a. Administrasi Kontrak

Administrasi kontrak merupakan bagian penting dan menjadi satu kesatuan/integral dari
keseluruhan layanan jasa konsultansi pengawasan, dan tidak secara langsung
berhubungan dengan pekerjaan fisik, akan tetapi langsung berkaitan dengan masalah
proses pekerjaan, seperti misalnya ; dalam hal tindakan yang harus diambil berkaitan
dengan Kontrak antara Pemilik Pekerjaan dengan Kontraktor dan perjanjian antara
Pemilik Pekerjaan dengan Konsultan. Sebagai contoh, dalam hal Change Order/Variation
Order (CO/VO) diperlukan untuk mengubah kondisi kontrak yang berkaitan dengan
Kontrak antara Pemilik Pekerjaan dengan Kontraktor. CO/VO tersebut akan disiapkan
oleh Engineer Representative dengan bantuan atau bekerjasama dengan Kontraktor,
kemudian diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan formal
sesuai dengan kondisi yang termuat di dalam perjanjian konsultansi, sebelum diteruskan
kepada Kontraktor.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 24


Tujuan utama layanan jasa konsultansi pengawasan selanjutnya adalah untuk menjamin
bahwa kemajuan pekerjaan akan berjalan selancar mungkin, agar kegiatan Kontraktor
dapat sesuai dengan rencana tanpa gangguan, dan bersamaan dengan itu juga
mengembangkan hubungan-hubungan yang efektif dengan Pemberi Pekerjaan, agar
Pemberi Pekerjaan setiap saat memperoleh informasi secara lengkap terhadap
perkembangan pekerjaan sebagai masukan, sebelum Pemberi Pekerjaan menyetujui
pelaksanaan maupun perubahan-perubahannya.

b. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

Setelah Kontrak ditandatangani, Engineer Representative memberikan perintah kepada


Kontraktor secara tertulis untuk melaksanakan pekerjaan, sesuai tanggal efektif mulai
kerja yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Pemberi Pekerjaan. Tanggal ini adalah
penting, karena menyangkut saat dimulainya Perioda Kontrak, Perioda Mobilisasi,
Program Kerja dan Waktu Penyelesaian Pekerjaan

c. Penyerahan Lapangan (SPL)

Penyerahan daerah pekerjaan (site) secara keseluruhan atau sebagia kepada Kontraktor
sebagaimana disebutkan di dalam Dokumen Kontrak, harus segera dilaksanakan setelah
penandatanganan Kontrak dan (lebih baik) setelah penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja.

Apabila hanya sebagian daerah pekerjaan yang diserahkan kepada Kontraktor, perlu
diyakinkan, bahwa daerah tersebut telah memadai untuk dikerjakan dengan
mempertimbangkan “cost-effektive” terhadap pelaksanaan pekerjaan.

Agenda pertemuan mengenai penyerahan lapangan ini harus secara jelas menyatakan
tanggal terakhir penyerahan daerah berikutnya untuk dikerjakan oleh Kontraktor.

d. Hubungan Kerja

Kontrak pelaksanaan konstruksi adalah antara pihak Proyek sebagai Pemberi Pekerjaan
dengan Kontraktor. Konsultan Pengawas bukan merupakan bagian dari Kontrak tersebut,
meskipun demikian, diakui mempunyai tugas tertentu dan spesifik yang berhubungan
dengan pengawasan pekerjaan. Tugas-tugas ini didelegasikan oleh Pemilik Kerja
(Engineer) kepada Konsultan Pengawas (Engineer Representative)

Dalam tugas yang didelegasikan ini, Konsultan Pengawas bertanggung jawab untuk
semua aktivitas korespondensi harian yang berkenaan dengan Kontrak, dan biasanya

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 25


tidak ada masalah yang timbul, apabila selama korespondensi tersebut masih didalam
lingkup otoritas yang didelegasikan kepada Konsultan Pengawas.

Meskipun demikian, apabila subjek korespondensi sudah diluar otoritas yang diberikan,
harus ada mekanisme lain yang disetujui, untuk itu diusulkan, bahwa korespondensi yang
berkenaan dengan masalah-masalah diluar kewenangan yang diberikan kepada
Konsultan Pengawas akan dialamatkan kepada Pimpinan Proyek melalui Konsultan
Pengawas. Konsultan Pengawas akan memberikan Pemahaman atas isi surat-surat yang
dialamatkan secara langsung kepada Pemilik Pekerjaan/ Pemimpin Pelaksana Kegiatan,
menyiapkan rekomendasi, dan menyiapkan surat-surat Pemahaman tersebut akan
dikirimkan kepada Kontraktor melalui Konsultan.

Prosedur yang diusulkan ini dapat dilihat pada diagram terlampir dan sebagai tambahan
terhadap prosedur formal tersebut diatas, dusulkan adanya pertemuan (briefing) yang
diselenggarakan secara reguler antara Pemilik Pekerjaan/Pemimpin Pelaksana Kegiatan,
Konsultan dan Kontraktor:

hubungan antara pemimpin pelaksana kontraktor dan konsultan

1. Korespondensi didalam kewenangan yang didelegasikan kepada konsultan

Kuasa
Pengguna
Anggaran/Pej
abat Pembuat Copy dari seluruh Konsultan Kontraktor
Korespondensi
Komitmen/ korespondensi kepada Site General
secara langsung
Pejabat Pemimpin Pelaksana Engineer Superitendant
Pelaksana Kegiatan/Pemimpin Sub
Teknis Kegiatan
Kegiatan

2. Korespondensi didalam kewenangan yang didelegasikan kepada Konsultan

a. Kontraktor kepada Pemilik Pekerjaan

Korespondensi kepada Konsultan menyerahkan:


Kontraktor
Pemimpin Pelaksana Konsultan
General 1.Surat asli
Kegiatan/ Pemimpin Team
Superitentendant
Sub Kegiatan Leader 2.Tanggaoan & rekomendasi

b. Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor 3.Konsep Tanggapan

Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejab Kontraktor
at Pembuat Korespodensi Surat asli diberi surat pengantar General
Konsultan
Komitmen/ dialamatkan Konsultan kepada Kontraktor Superitendant
Team
Pejabat melalui Konsultan Leader
Pelaksana Teknis
Kegiatan

Kegiatan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 26


e. Kewenangan Pemimpin Tim di Lapangan

Kewenangan yang dilegasikan oleh Pemimpin Pekerjaan kepada Team leader, umumnya
telah didefinisikan secara jelas di dalam Dokumen Kontrak.

Penunjukan dan kewenangan team Leader harus dinyatakan secara tertulis, agar pihak-
pihak yang terlibat didalam pekerjaan memahami hal-hal yang harus menjadi tanggung
jawab/ kewenangan Team leader.

f. Program Kerja

Sebagaimana diatur dalam persyaratan kontrak (conditions of contract), Kontraktor harus


menyerahkan rencana kerja terinci dan cara atau metoda pelaksanaannya. Hal ini harus
diperlihatkan di dalam format Critical Path Network (CPN), dan didukung oleh jadwal-
jadwal sumber daya yang menjelaskan tentang jenis dan jumlah peralatan yang
dipergunakan, jumlah personil yang meliputi pekerjaan manajemen teknik (engineering
management) tenaga terampil dan semi terampil, buruh dan lain sebagainya yang akan
dipekerjakan. Begitu juga jadual untuk mengantisipasi pengiriman material-material
penting (critical materials), terutama untuk pengiriman jangka panjang dan akibat
pengaruh cuaca. Selain itu, memuat pula pola ketentuan metoda pelaksanaan kerja,
lokasi dan fasilitas untuk borrow pits, spoil tips, quarries, jalan-jalan untuk angkutan
material, stck piles, concrete dan atau batching plants.

Perlu dipertimbangkan faktor-faktor, seperti; kondisi geologis setempat, potensi dampak


lingkungan, metoda pelaksanaan kerja yang ekonomis, terutama yang berkaitan dengan
sumber-sumber material, agar supaya tidak terjadi pemborosan sumber-sumber alami.

Data-data yang dikirim Kontraktor, perlu dikaji ulang secara hati-hati oleh Engineer/
Konsultan Pengawas dan bila perlu didiskusikan dengan Kontraktor, agar supaya detail
program yang sudah diterima dan disetujui oleh Engineer dapat disepakati oleh kedua
belah pihak.

g. Jaminan Pekerjaan

Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Konsultan akan mengkaji ulang jaminan pekerjaan
yang diusulkan oleh Kontraktor. Hal ini sangat penting untuk melindungi Pemilik
Pekerjaan dari kerugian atau kerusakan dan untuk menghadapi tuntutan/claim dari
ketuga unsure pelaksana proyek terhadap kerusakan atau kecelakaan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 27


h. Sub Kontraktor

Persetujuan atas penggunaan Sub Kontraktor oleh Kontraktor Utama harus


dipertimbangkan secara hati-hati, terutama mengenai pengalaman kerja dan
keahliannya, Kontraktor harus memberikan penjelasan, serta alas an yang rinci dan jelas,
termasuk didalamnya pertanggungjawaban kontraktor terhadap setiap kegiatan sub
kontraktor.

Sub Kontraktor harus mempunyai kemampuan dan referensi untuk melaksanakan


pekerjaan yang akan diberikan.

i. Pengkajian Ulang Terhadap Usulan Kontraktor

Usulan yang diajukan oleh Kontraktor, baik berupa uraian kerja atau gambar-gambar
mengenai pekerjaan sementara atau pekerjaan permanen, akan dievaluasi secara hati-
hati.

Secara umum Kontraktor diberi keleluasaan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan


sumber daya dan metoda pelaksanaan kerja yang dipunyai, akan tetapi Konsultan akan
mengkaji ulang usualan tersebut, agar mengikuti standar-standar yang dicantumkan
dalam Dokumen Kontrak, sehingga tidak akan menimbulkan kesulitan pada
pemeliharaan jangka panjang.

Evaluasi yang dilakukan Konsultan meliputi ; kompetensi teknis dan biaya yang
komparatif atas proposal tersebut yang mencakup seluruh perhitungan pendukung
desain dan atau asumsi-asumsi yang mendasarinya. Persetujuan terhadap hal
inidiberikan secara tertulis oleh Engineer Representative (Team leader). Apabila usulan
menyangkut amandemen terhadap spesifikasi untuk pekerjaan permanen, sehingga
sudah diluar kewenangan Engineer Representative, maka Engineer Representative akan
sudah diluar kewenangan Engineer Representative, maka Engineer Representative akan
membuat laporan mengenai rekomendasi untuk menerima atau menolak usulan tersebut
dan diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan untuk dipertimbangkan.

j. Change Orders / Variation Orders

Apabila selama pelaksanaan pekerjaan menemui kesulitan-kesulitan atau apabila karena


adanya suatu alasan tertentu diperlukan suatu amandemen, maka Engineer
Representative akan mempersiapkan change / variation order. C.O/V.O ini akan
menerangkan alaman amandemen dibuat, lingkup dan detail variasi yang harus dibuat

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 28


untuk Dokumen Kontrak yang bersifat khusus, adanya implikasi biaya terhadap nilai
kontrak atau beberapa perubahan yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu Kontrak.

C.O/V.O kemudian akan diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan untuk dipertimbangkan,


dan apabila disetujui, C.O/V.O kemudian diserahkan kepada Kontraktor untuk
dilaksanakan.

k. Harga Satuan Baru.

Apabila dengan adanya C.O/V.O mengakibatkan adanya pekerjaan baru yang belum
mempunyai harga satuan di dalam Bill of Quantities (BOQ) yang tercantum dalam
Kontrak, maka akan ditetapkan harga satuan baru. Untuk pekerjaan baru yang
mempunyai karakter serupa, maka pekerjaan dilaksanakan dengan kondisi yang serupa
dengan detail pekerjaan tersebut dan harga baru ditentukan berdasarkan perbandingan
langsung dengan harga yang sudah ada.

Bilamana menurut pendapat Engineer Representative tidak ada harga yang memadai,
maka harga baru harus ditentukan oleh Engineer Representative melalui negosiasi
dengan Kontraktor. Negosiasi ini harus mempertimbangkan harga-harga elemen
pekerjaan yang sudah ada untuk mendapat harga baru. Apabila negosiasi gagal
mandapatkan kesepakatan, berdasarkan kondisi kontrak, harga baru akan ditentukan
oleh Engineer.

l. Perpanjangan Waktu

Perpanjangan waktu harus diberikan melalui pertimbangan yang teliti. Alasan yang
biasanya dicantumkan di dalam Dokumen Kontrak adalah :

• Keterlambatan yang muncul disebabkan karena keterlambatan penyerahan


(sebagian) lapangan kepada Kontraktor.

• Keterlambatan yang muncul karena terlambatnya persetujuan program kerja yang


dibuat Kontraktor akibat lamanya klarifikasi terhadap gambar-gambar kerja atau data
konstruksi.

• Kondisi fisik atau hambatan-hambatan artificial yang tidak dapat diperkirakan


sebelumnya.

• Aktifitas Kontraktor tertunda sementara atau kuantitas pengganti untuk pekerjaan


tambah, lama diperoleh.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 29


• Pekerjaan-pekerjaan yang telah rusak atau kemajuan terlambat karena faktor-faktor
luar diluar kendali/kemampuan Kontraktor.

Meskipun penundaan muncul karena sebab-sebab di atas, perpanjangan waktu harus


tetap mempertimbangkan pengaruh penundaan terhadap program kerja yang disetujui,
dan meskipun penundaan tersebut tidak dapat dihindari, harus diupayakan agar
penundaan tersebut tidak mempengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Dalam hal penundaan tidak terhindarkan, maka jadual baru harus dibuat dan laporan
secara menyeluruh perihal penundaan diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan.

m. Evaluasi Terhadap Tuntutan Kontraktor.

Untuk keperluan evaluasi terhadap tuntutan (claim) dari Kontraktor, diperlukan catatan
data kegiatan harian sejak awal proyek. Catatan ini meliputi : peralatan (plant) Kontraktor,
Kegiatan Pekerja, catatan pengiriman dan penerimaan material, waktu datangnya
masing-masingmasing peralatan (plant), dan sebagainya. Seluruh Inspector akan
diinstruksikan untuk memasukkan di dalam laporan hariannya, pendayagunaan dari
sumber-sumber daya tersebut, terutama pekerja dan peralatan yang ada dibawah
pengawasannya.

Pencatatan meliputi juga peralatan yang ada, tapi tidak digunakan, yang disebabkan oleh
kerusakan teknis maupun kelebihan dari yang dibutuhkan.

Tuntutan/claim yang diajukan oleh Kontraktor harus diajukan secara tertulis dan rinci.

n. Penyerahan Sementara Pekerjaan. (PHO)

Berdasarkan kondisi kontrak, Kontraktor dapat menerima penyerahan pekerjaan, baik


sebagian maupun keseluruhan pekerjaan yang telah diselesaikan kepada Pemilik
Pekerjaan. Untuk itu, Konsultan yang menginspeksi pekerjaan dan penyiapan daftar
perincian kerusakan yang ada, bersama dengan daftar pekerjaan yang belum
diselesaikan.

Tambahan waktu penyelesaian pekerjaan setelah penyerahan awal/pertama atau


Provisional Hand Over/PHO yang direkomendasikan oleh Konsultan, biasanya dipakai
sebagai Tanggal Penyelesaian Kontrak, dan mulai dari tanggal tersebut dihitung Masa
Pemeliharaan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 30


Konsultan akan membuat sertifikat penyelesaian pekerjaan berdasarkan tanggal
penerimaan resmi oleh Pemilik Pekerjaan.

a. Tujuan Utama Jasa Pengawasan.


Tujuan utama layanan jasa pengawasan telah disebutkan pada bab sebelumnya yaitu
untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang tercantum di
dalam Dokumen Kontrak Fisik, diselesaikan dalam Perioda Kontrak dan di dalam Nilai
Kontrak yang telah disepakati.

Yang pertama dari ketiga tujuan tersebut adalah dibawah pengendalian langsung
Engineer Representative, dan karena itu harus selalu diupayakan. Dua yang terakhir akan
sering tergantung pada hal-hal diluar pengendaliannya, seperti misalnya kondisi fisik
yang tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat menyebabkan terlambatnya kemajuan
pekerjaan dan/atau tambahan biaya pelaksanaan.

Dalam hal kedua terakhir tersebut di atas, Konsultan mempunyai tanggung jawab untuk
mengurangi dan bila mungkin meniadakannya.

b. Tujuan Tambahan Jasa Pengawasan.


Meskipun bukan tujuan utama, akan tetapi tujuan tambahan mempunyai tingkat
kepentingan yang sama terhadap aspek layanan pekerjaan pengawasan, yaitu untuk
menjamin standar-standar keselamatan di lapangan setiap saat, dan mengurangi sekecil
mungkin kecelakaan yang terjadi selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
Keselamatan yang dimaksud adalah untuk keselamatan umum dan keselamatan tenaga
kerja, baik dari Kontraktor, Konsultan maupun Pemilik Pekerjaan. Tempat-tempat yang
peka akan dipantau dan mendapatkan penjagaan khusus, seperti tempat penyimpanan
yang mudah meledak/terbakar, areal tempat penyimpanan minyak dan oli, fasilitas
pembangkit tenaga, jalur transmisi tegangan tinggi, tempat galian terbuka yang dalam,
dan lain-lain yang dirasa perlu dijaga.

Kontraktor akan diberi secara tertulis, agar supaya peralatan dioperasikan secara benar
dan agar Operator memahami bahaya yang dapat ditimbulkan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 31


c. Model Quality Assurance

Check
Check
Check
Check
Check

Olahan
Bahan Produk
Baku Proses Proses

Gambar 2.3
Pengendalian Proyek Dengan Metode Quality Assurance

Pada pengendalian proyek dengan Metode Quality Assurance ini, maka pengendalian
dilakukan ketika usulan bahan baku yang akan digunakan, proses dari bahan baku untuk
menjadi olahan dicheck dan seterusnya.

d. Sasaran Utama

Aktifitas-aktifitas lapangan yang terutama untuk dilaksanakan meliputi :

❑ Kantor Lapangan

Sasaran awal Tim Lapangan Konsultan (Field Team) adalah menyediakan kantor
lapangan sesegera mungkin, agar dapat mengadakan hubungan yang cepat dengan
Kontraktor dan pemeriksanan lapangan.

❑ Pemeriksaan Data Survai

Patok Beton Tetap (Bench Mark) dan data kontrol lain yang dibuat dan dipasang
pada waktu perencanaan teknik akan diperiksa bersama-sama dengan Kontraktor,
agar ketepatan dan kebenaran data dapat secara resmi dikonfirmasikan antara
Konsultan dan Kontraktor.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 32


❑ Pemeriksanaan Data Topografi

Semua elevasi tanah asli yang dipergunakan untuk perhitungan kuantitas, seperti
volume harian dan lain sebagainya, akan diperiksa oleh Konsultan disertai dengan
Kontraktor dan ditandatangani bersama.

❑ Instalasi Kontraktor.

Instalasi dan fasilitas Kontraktor, seperti lapangan untuk peralatan (plant yard),
lapangan/gudang penyimpanan, areal tempat tiang pancang, camp/barak pekerja
dan kantor akan diperiksa terlebih dahulu, agar sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
Selain itu, akan diperhatikan mengenai tata letak dan penggunaan, kesesuaiannya
dengan tujuan atau penggunaannya, keberhasilan untuk keselamatan dan
kebersihan, serta kesehatan kantor maupun barak/camp pekerja.

❑ Prosedur

Prosedur untuk melaksanakan pekerjaan, pengajuan, serta persetujuan terhadap


pengajuan bagian pekerjaan, diupayakan sejak awal mengikuti jalur hubungan kerja
sebagaimana disebutkan pada Sub Bab sebelumnya.

❑ Gambar Kerja

Konsultan akan memeriksa Kontrak dan Gambar Kerja Kontraktor untuk meyakinkan,
bahwa hasil perencanaan dapat dilaksanakan, efektif didalam pembiayaan (cost
effective), dan akan mengeluarkan atau membuat tambahan gambar yang
diperlukan untuk meyakinkan, bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa
penundaan.

❑ Setting Out

Setting Out yang dibuat Kontraktor akan secara terus menerus diperiksa sesuai
dengan kemajuan pekerjaan dan sesuai dengan Gambar Kerja yang ada. Apabila
ada koreksi, klarifikasi atau perintah-perintah lebih lanjut, akan ditertibkan secara
tertulis oleh Engineer Representative sesuai dengan kebutuhan.

❑ Raw Material (Material Yang Belum Diolah)

Raw Material dasar, seperti ; material embankment, agregat untuk lapisan


perkerasan, produk beton, dan lain sebagainya, sebelumnya harus diperiksakan di

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 33


laboratorium lapangan dan dikontrol oleh Konsultan. Seluruh laporan laboratorium
akan diarsipkan untuk mendapatkan catatan yang menerus.

❑ Material Olahan

Seluruh material yang diolah di lapangan, seperti ; beton insitu, timbunan padat,
beton aspal dan lain sebagainya, sebelumnya harus diperiksa di laboratorium
lapangan sesuai dengan spesifikasi. Material-material yang tidak memenuhi
persyaratan dan tidak dapat dimodifikasii sesuai dengan spesifikasi, harus dibuang,
kecuali bila menurut pendapat Engineer, material tersebut masih dapat digunakan
untuk pekerjaan sementara.

❑ Sertifikat Uji

Kualitas seluruh material untuk pekerjaan permanen yang dibuat di luar lapangan
seperti; bitument, semen, baja tulangan, baja struktur, cat dan lain sebagainya,
sebelumnya harus sudah mempunyai sertifikat uji atau suatu laporan hasil pengujian
yang dibuat oleh laboratorium independen yang berkualitas.

e. Inspecsi Pekerjaan.

Staff dari Konsultan akan berada di lapangan setiap saat pada waktu Kontraktor bekerja
dan seluruh pelaksanaan aktifitas lapangan, terutama yang harus memperoleh
pengawasan khusus, akan dilaksanakan dibawah observasi langsung dari staff
Konsultan.

Konsultan akan meyakinkan Pemilik Proyek, bahwa Kontraktor melaksanakan seluruh


pekerjaan sesuai dengan persyaratan, spesifikasi material dan ketenaga kerjaan, dan
mencatat seluruh detail metoda pelaksanaan, serta perlengkapan-perlengkapan
peralatan dan tenaga kerja.

Kegagalan Kontraktor dalam melaksanakan (beberapa) pekerjaan akan dibicarakan oleh


anggota/staff Konsultan dan diikuti dengan konfirmasi tertulis sesegera mungkin.

Cakupan pekerjaan yang diawasi oleh Konsultan Pengawasan meliputi pekerjaan


Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan Barat. Secara garis bersar, pekerjaan-
pekerjaan konstruksi:

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 34


➢ Masa Konstruksi

Dalam masa konstruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan dan pemantauan


terhadap pencapaian program fisik proyek secara menerus dilapangan dan
pengendalian proyek secara sistematis dengan menggunakan metode-metode yang
sudah baku, adalah sebagai berikut :

Membuat analisa, prediksi dan rekomendasi terhadap kendala-kendala yang


berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek.
Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas didalam menyusun kebijakan
dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada
saat ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen
kontrak, pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, test pengawasan mutu, dan
masalah lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan
pekerjaan.
Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas, menghadiri
dan mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemimpin Proyek,
dan instansi terkait lainnya serta menyediakan bantuan teknis apabila
diperlukan didalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan masalah-
masalah kontrak.

Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara
garis besar akan meliputi :

✓ Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu dan biaya.


✓ Pengendalian atas proses koordinasi terkait.
✓ Pengendalian administrasi proyek.
✓ Evaluasi rencana proyek.
✓ Pelaporan.
➢ Pengendalian Pelaksana

Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi
“Preaudit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”.

Lingkup pengendalian antara lain meliputi :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 35


- Aspek mutu hasil pekerjaan.
- Aspek volume pekerjaan.
- Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.
- Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.
Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam
kontrak pemborongan.

1. Rentang Kendali Pre-audit

Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-


audit” adalah seluruh kegiatan Konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang
terdiri dari :

▪ Pengumpulan dan analisa terhadap data.

▪ Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi


lapangan.

▪ Pemeriksaan terhadap kesipan Pelaksana Kegiatan, yang meliputi


material, peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.

a. Pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan


akan menghasilkan catatan mengenai seluruh kegiatan antara lain :

✓ Jenis Pekerjaan.

✓ Kuantitas Pekerjaan.

✓ Kualitas yang dipersyaratkan.

✓ Schedule pelaksanaan

✓ Schedule pembayaran.

b. Review Design

Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa


hasil perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil
perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.

Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai


dengan kondisi lapangan, Konsultan Coordination tim akan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 36


membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada Pemberi
Tugas.

c. Persiapan Konstruksi

Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan


akan diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti


terlebih dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan
yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang
akan mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila
menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja
dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka Konsultan
akan menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan
tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bias selesai tepat
pada waktunya.

Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya


pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan
pertambahan volume pekerjaan

Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan


mengusulkan menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan
pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi dan
tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut
memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen atau Bagian Pelaksana Kegiatan Fisik.

Dalam hal ini, Konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah,


justru mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi
teknis dan biaya memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.

d. Pre Construction Meeting (PCM)

Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre


Construction Meeting (PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan
dimuka.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 37


2. Rentang Kendali Monitoring

Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan


yang dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun Konsultan
Pengawas telah melakukan “pre-audit” namun setiap langkah pelaksanaan
pekerjaan akan terus dimonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera
diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama
periode ini Konsultan akan selalu melakukan evaluasi terhadap progress dan
kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan.

Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga
sebaik- baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan
cepat, sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan
biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya.
Selain mengawasi pekerjaan fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek
lingkungan sekitar proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut
tukang-tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang
ada.

Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan


memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.

3. Rentang Kendali Post-audit

Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi


Pelaksana Kegiatan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan
pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun Pelaksana Kegiatan tidak akan bisa
mengajukan permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari
Konsultan Pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan
teknis atau tidak.

➢ Koordinasi Dengan Instansi Terkait

Konsultan Pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut


diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh
pihak lain (khususnya oleh Pemberi Tugas).

Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 38


✓ Dinas PU Provinsi setempat
✓ Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik.
✓ Konsultan lain yang terkait.
✓ Instansi terkait lainnya.
➢ Pengendalian Administrasi Proyek

Dalam hal ini Konsultan Pengawas akan merancang, memberlakukan serta


mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek yang diawasinya,
yaitu mencakup antara lain : surat, memoramdum, risalah, laporan, contoh barang,
foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak dan addendum dan lain-lain yang
dianggap perlu.

Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk


maksud diatas adalah :

▪ Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas


maksud dari surat masuk maupun keluar.

▪ Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan


tugas konsultan.

▪ Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan


yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.

▪ Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.

▪ Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar sebelum


maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.

▪ Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.

➢ Evaluasi Rencana

Konsultan Pengawas terus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang


akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian
rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan
tujuan proyek dengan sebaik- baiknya.

➢ Verifikasi Hasil Pekerjaan Pelaksana Kegiatan

Konsultan Pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan


bahwa hasil pekerjaan Pelaksana Kegiatan telah memenuhi segala persyaratan untuk

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 39


proses selanjutnya yaitu persetujuan Pemberi Tugas. Verifikasi ini berupa sertifikasi
pada saat Pelaksana Kegiatan mengajukan pembayaran. Rekomendasi-rekomendasi
persetujuan, penundaan ataupun penolakan hasil kerja dilakukan saat tersebut
berdasarkan hasil penelitian mutu dan volume yang diproduksi.

➢ Kontrol Sistematik Terhadap Kegiatan Lapangan

Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol
manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa
dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah
atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang
tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang
sistematik. Pengawas lapangan perlu menerapkan sistem kontrol yang baik di
lapangan.

Kontrol yang sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan yaitu :

▪ Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bila mana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus
dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk
mengantisipasinya.

▪ Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga


peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.

▪ Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak


dilampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak.

Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan
dilapangan yaitu :

▪ Pencapaian target kemajuan fisik.

▪ Pencapaian target keuangan.

▪ Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.

▪ Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi
kerja lapangan.

▪ Pemantapan kerja sama pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 40


▪ Hubungan dengan pihak pemilik.

Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang


memadai atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.

Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-
langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.

➢ Kunjungan Lapangan/ Site Visit

Frekuensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan,


sifatnya dapat secara harian atau mingguan. Frekuensi kunjungan juga dapat
tergantung pada tahapan dari Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik yang mengelolanya
beserta para timnya sesuai urgensinya.

➢ Pengendalian Waktu

Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Karena itu network / s-curve chart
yang telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau
sesuai kondisi dicheck kembali :

▪ Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.

▪ Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan / atau.

▪ Nantinya akan ditepati (jangka panjang).

Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek
seperti yang dikehendaki.

1. Jarak Waktu Kontrol

Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :

▪ 1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.

▪ 2 – 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis.

2. Cara Mengontrol

Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :

▪ Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara


mengontrol seperti flow chart Gambar E.2

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 41


▪ Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan
langkah-langkah cara mengontrol seperti flow chart

▪ Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-


langkah cara mengontrol seperti flow chart

Ya
Dapatkah Pekerjaan
Dimulai?

Alasannya?
Ada keterlambatan?

Tidak

Alasannya?
Ada keterlambatan?

OK Diperlukan
Penanganan

Gambar : 2.4.
flowchart langkah-langkah cara mengontrol untuk aktivitas yang akan dimulai

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 42


Pekerjaan Yang Seharus
Sudah di Mulai

Apakah pekerjaan ini Kenapa tidak dimulai ? Berapa lama ditangguhkan ?


sesuaischedul Tidak apa penangguhannya Tidak Apa ada Float
mulanya ?

Ya ya

OK Ok Tangani

Berapa lama terlambat ?


Kenapa ? Ya
Apa prestasinya sampai
waktu control tercapai ?

Ya

Ok
Apa prestasinya
bisa dikejar ? Tidak

Ok Berapa lama ditangguhkan ?


apa ada float

Tangani

Gambar 2.5
Flowchart langkah-langkah cara mengontrol Pekerjaan yang seharusnya
sudah dimulai

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 43


Pekerjaan yang seharusnya Ya
selesai

Ya
Sisa Waktu

Ok

Perlu Penangnan

Gambar 2.6
Flowchart langkah-langkah cara mengontrol
Untuk aktivitas sudah selesai

Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan sistem informasi pengendalian
proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer. Monitoring dan
pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :
Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network planning
atau precedence Diagram Methode.
Schedule Control.
Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual, perhitungan
pembayaran progress pekerjaan.
Unsur-unsur tersebut merupakan informasi dasar untuk memonitoring, pengendalian, analisis
dan manajemen proyek.
Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data proyek (project data
entry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam monitoring dan pengendalian
pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data tersebut disimpan didalam database di kantor
proyek, dan selalu di up-date untuk keperluan pelaporan dan analisa secara periodik.
Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan sebelumnya maka dapat dilakukan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 44


analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam aspek skedul, progress dan pembiayaan
proyek. Dari analisa masalah tersebut dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program
proyek kembali ke rencana semula. Gambar 2.7. Skematika aliran kerjanya adalah
sebagai berikut :

PELAPORAN
MONITORING SKEDUL, PERIODIK
PROGRES DAN BIAYA RINGKASAN
KONSTRUKSI PROGRES
PEKERJAAN
PELAPORAN
PELAKSANAAN Pelaporan Periodik
Analisa Komputer PEKERJAAN Manajemen Proyek
• Schedule
• Progres
• Pembiayaan

Pelaporan Periodik
Analisa Komputer Ringkasan
Pembiayaan

Gambar 2.7.
Skema Pengendalian Proyek

Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di jadikan
bahan dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan
dibuat dengan format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan
efisiensi, efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja, sehingga unsur pelaksana teknis
setempat dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan
yang lebih baik. Manfaat utama lainnya dari sistem ini antara lain adalah :

Satuan Kerja/Pejabat membuat Komitmen dapat memonitor dan mengendalikan


kegiatan secara terintegrasi dengan sistem yang ada di Biro Logistik Polda Jabar.

Memberikan tambahan kapasitas kepada Dinas Perumahan Dan Permukiman Dan


Pertanahan Kota Tangerang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanannya.

Metodologi Pengontrolan Proyek

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 45


Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis,
makaKonsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :

Tahapan Initialisasi

Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek


(workBreakdown Structurel WBS) sampai ke level yang terendah yang mencerminkan
keterkaitan antar aktifitas. Tahapan ini dimulai dari pendeskripsian dan penggolongan
aktifitas proyek yang ada, menentukan volume dan bobot dari masing-masing aktifitas,
pengurutan pekaksanaan aktifitas (network planning – predecessor dan successor
dari setiap aktifitas detail) dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS-Start to
Start, SF – Start to finish, FS – finish to Start atau FF – Finish to Finish.

Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya


yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga
pekerja, administrator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.

Setiap aktuifitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (persentase


perbandingan antar volume pekerjaan dengan nilai nominal – rupiah). Hasil dari
tahap ini akan digunakan sebagai base line/dasar untuk pemgendalian proyek pada
saat pelaksanaan

Tahapan Pelaksanaan

Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan


proyek. Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil
pelaksanaan proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara
umum, mengawasi aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan
pengawasan terhadap resource yang terlibat dengan menambah atau mengurangi
jumlah resource (tenaga, bahan dan alat) apabila perlu.

Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek
pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas
yang tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi
kritis yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas
tersebut tidak boleh mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan
kondisi kritis dari suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada
tampilan barchart, yaitu sebagai berikut :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 46


Total Float = 0, digambarkan dengan warna merah;

1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning;

Sedangkan total Float >=6, digambarkan dengan warna hijau.

Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu
acuan bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek,
seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau
merubah metode pelaksanaannya.

Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan proyek


actual di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas / pemilik proyek untuk mendapatkan
gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis
yang di peroleh dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan
dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek
secara tabular, pelaporan kemajuan proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-
Curve; yang membandingkan pencapaian actual dengan baseline proyek.

Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar
tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,
tenaga dan biaya.

Schedule Pelaksanaan Kegiatan

Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan


yang dibuat Pelaksana Kegiatan.

Apakah rencana kerja Prosress pekerjaan yang di targetkan sudah layak dan realistis.
Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada
musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk kondisi kerja yang
sama. Kemudian juga construction method, urutan Kerja Pelaksanan Kegiatan apakah
sudah sistematis, konsepsional dan benar.

Selanjutnya berdasarkan schedule Pelaksana Kegiatan yang sudah disetujui,


Konsultan Pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 47


Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap
hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume
tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk
schedule hari berikutnya.

Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa
diselesaikan “on schedule”.

Peralatan

Untuk mengerjakan pekerjaan jalan, diperlukan peralatan dengan


kombinasi/beberapa jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi. Sedemikian hingga
volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.

Tenaga Kerja

Demukian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai
dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa
diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja
lembur/overtime.

Jumlah Jam Kerja

Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah
jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari pada bila per
hari jam kerjanya lebih banyak.

Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga
volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa
diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/overtime.

Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara


optimal maka Konsultan memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning”
yang umumnya telah dibuat oleh Pelaksana Kegiatan dengan metode lintas kritis
(Critical Path Method/CPM).

Mengingat sangat pentingnya time schedule ini didalam suatu pekerjaan pengawasan,
maka Konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule dari Pelaksana

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 48


Kegiatan dan akan membantu Pelaksana Kegiatan dalam mereview dan menyusun
kembali time schedule tersebut bila memang diperlukan.

Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart/S-Curve”


yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik/cocok untuk
pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule
ini, pada arah “absis” menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah “ordinat”
menggambarkan waktu

Pengendalian Mutu

Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan,


arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Pelaksana Kegiatan guna
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualias untuk
semua jenis pekerjaan baik untuk konstruksi-konstruksi pokok maupun
perlengkapan jembatan, untuk itu akan di uraikan disini.

Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan


konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada :

✓ Peralatan laboratorium.
✓ Penyimpanan bahan/material Cara pengakutan material / campuran ke lokasi
kerja.
✓ Pengujian material yang akan diginakan
✓ Penyiapan job mix formula campuran.
✓ Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
✓ Test lapangan.
✓ Administrasi dan formulir-formulir.
✓ Pengendalian kualitas tersebut di atas seperti di uraikan berikut ini :
✓ Peralatan Laboratorium dan Personil
✓ Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama (major
work).
✓ Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup
berpengalaman dan mengenal dengan baik tentang testing laboratorium
maupun lapangan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 49


Penyimpanan Bahan/Material

Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.

Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat
diperiksa oleh Konsultan.

Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan dan puing, harus


mempunyai drainase yang lancar.

Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telag dipersiapkan dan diberi lapisan atas
dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.

Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah
segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air. Tinggi
maksimum tumpukan 5 m.

Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan dengan
papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.

Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan agregat
yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.

Cara Pengukuran Material / Campuran

Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk perlindungan


terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek.

Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan bahan tebal guna mempertahankan suhu
campuran. Walaupun pekerjaan ini kelak bukan pekerjaan utama tetapi perlu
ditekankan karena akan mempengaruhi kinerja jembatan nantinya.

Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, Konsultan akan


mempunyai wewenang untuk memerintahkan Pelaksana Kegiatan dan untuk
menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian
seluruh proyek.

Pengujian Material Yang Akan Digunakan

Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksi oleh Konsultan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 50


Setiap saat Konsultan akan menginspeksikan material yang akan digunakan
berdasarkan atas jadwal Kerja Pelaksana Kegiatan.

Walaupun bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat
diperiksa ulang dan ditest kembali oleh Konsultan.

Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat


persetujuan dari Konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.

Job Mix Formula

Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi,


sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu job Mix Formula yang
disetujui Konsultan, antara lain untuk pekerjaan Beton.

Pengujian Rutin Laboratorium

Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau


campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan
berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan.

Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

Pengujian Hasil Kerja / Test Lapangan (Uji Terima)

Sertelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan


pengujian/test lapangan guna memastikan kwalitas pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 51


Gambar 2.8
Flowchart pengendalian Mutu

Pengawas Peoyek Kontraktor

Survey Lokasi Sumber Bahan

Penentuan Sumber Bahan

Permohonan Pemakaian Bahan

Pemeriksaan Mutu Bahan

Pemeriksaan Mutu Bahan Proses Pengelolaan Material

Proses Penyiapan Rumusan Kerja

JMF

Pelaksanaan Pekerjaan

Pengujian Mutu

Mutu Sesuai Spec

Persetujuan Mutu Hasi Penanganan Perbaikan


Pekerjaan

Administrasi Dan Formulir-Formulir

Dokumentai Mutu Hasil


Pekerjaam

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 52


Gambar 2.8 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum digunakan.
Dokumen kontrol diperlukan proyek anatara lain sebagai berikut dibawah ini:

• Buku direksi

• Time schedule

• MCA (Mutual Check Awal)

• Request & shop drawing

• Laporan harian

• Laporan mingguan

• Risalah Rapat

• Berita acara opname pekerjaan

• Record cuaca

• Photo dokumentasi

• Change order

• Addendum

• Monthly certificate (MC)

• PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)

• Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.

➢ Pengendalian Kualitas

Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan


atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang. Secara umum
terdapat 2 jenis pemeriksaan kuantitas yaitu :

• Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan sebagai material saja.

• Pemeriksaan terhadap hasil kerja.

Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran


berdasarkan atas :

• Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 53


• Metode Perhitungan

• Lokasi kerja.

• Jenis Pekerjaan

• Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume
pekerjaan dengan teliti/akurat

yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar di ukur
dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat persetujuan
Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil pengukutan kuantitas ini Harus dalam suatu Berita
Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek.

Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam
kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.

➢ Pengendalian Biaya Pelaksanaan Proyek

Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :

• Biaya proyek.

• Estimated quantity /volume pekerjaan.

• Harga satuan pekerjaan

Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :

• Pengukuran hasil pekerjaan, harus dilakukan dengan akurat dan benar-benar


sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan
demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang
dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.

• Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah
benar- benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 54


• Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontark dan
harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga
biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.

➢ Pemeriksaan Monthly Certificate (MC)

Pelaksanaan kegiatan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang
dilaksanakan kepada Team leader pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang
selanjutnya disebut sebagai “Sertifikat bulanan (Monthly Certificate – MC)”. Format
sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau di usulkan oleh Konsultan dan
disetujui oleh Pemberi Tugas.

Team leader akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan yang diajukan pada


sertifikat bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan volume (Chief Inspector) dan hasil
pemeriksaan mutu (Quality Engineer). Apabila telah dianggap sesuai dengan
sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk
menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana Kegiatan, Konsultan, dan Kepala
Satuan Kerja Proyek Fisik.

➢ Pemeriksaan Pembayaran Akhir

Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat
dikoreksi pada pembayaran berikutnya.

Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah
dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam
pembayaran akhirmerupakan final quantity yang benar.

➢ Prosedur Perubahan (Contract Change Order)

Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik
atau Pelaksana Kegiatan dan harus disetujui dengan suatu Perintah perubahan yang
ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam
suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga
Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah
Kontrak, Maka Perintah Perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu
Addendum.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 55


➢ Sertifikat Penyelesaian Akhir

Bila Pelaksanaan Kegiatan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua


kewajiban dalam Periode Jaminan, maka Pelaksana Kegiatan harus membuat
permohonan untuk serah terima pertama.

➢ Addendum Penutup

Berdasarkan pada rincian Pernyataan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik mengenal
Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditanda tangani Pelaksana Kegiatan, Kepala
Satuan Kerja Proyek Fisik akan menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada
Pemberi Tugas untuk ditanda tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan
Akhir yang disetujui.

➢ Dokumen Catatan Proyek

Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua perubahan
dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan pekerjaan

Cakupan pekerjaan dalam pelaksana kegiatan ini mensyaratkan bahwa aktivitas tertentu
diselesaikan secara berurutan menurut tonggak-tonggak yang telah ditetapkan sebelumnya.
Diagram yang menjelaskan lingkup dan urutan aktivias dalam pekerjaan ditampilkan pada
diagram berikut.

a. Rapat Mingguan.

Pertemuan yang diadakan secara mingguan akan dihadiri oleh Kontraktor, Engineer
Representative dan bila mungkin oleh Pemilik Pekerjaan, untuk mengkaji ulang dan
memecahkan kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul, terutama yang berkaitan dengan
pencapaian kemajuan nyata/actual di lapangan, agar sesuai dengan jadual/program kerja
yang telah disepakati.

Agenda pertemuan yang dibuat sesuai dengan catatan yang ada dan ditandatangani oleh
seluruh peserta.

b. Laporan Kemajuan Pekerjaan.

Konsultan akan mempersiapkan laporan untuk diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan,


yaitu :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 56


❑ Laporan Mingguan

Memuat ringkasan pekerjaan selama perioda tersebut dan masalah/problem yang


muncul atau yang dapat ditangani. Laporan ini juga memuat catatan-catatan
pertemuan yang diselenggarakan.

❑ Laporan Bulanan, meliputi :

- Penjelasan seluruh pekerjaan yang dilaksanakan selama perioda tersebut.


Laporan ini dibagi ke dalam bagian-bagian sesuai dengan yang ada dalam Bill
of Quantities.

- Garis besar masalah yang ditemukan oleh Kontraktor atau Engineer


Representative, bersama dengan cara penanganan yang diambil dan indikasi,
serta implikasi-implikasi yang dapat terjadi terhadap kemajuan pekerjaan atau
biaya pelaksanaan.

- Hal-hal yang berhubungan dengan penempatan staf di proyek.

- Bar Chart yang memperlihatkan Jadual Kemajuan Pekerjaan yang dibuat sejak
tanggal dimulainya periode laporan untuk seluruh komponen utama pekerjaan.

- Ringkasan hasil uji laboratorium yang dilaksanakan selama perioda laporan.

- Foto-foto kemajuan pekerjaan.

Laporan tersebut diserahkan berikut dengan laporan keuangan, sepertii :

- Bagan Cash Flow yang memperlihatkan pemakaian biaya sampai akhir perioda
laporan dan antisipasi pemakaian biaya akhir.

- Ringkasan claim sampai dengan hari yang bersangkutan dan antisipasinya yang
berkaitan dengan implikasi terhadap keuangan.

- Ringkasan change/variation orders dan pengaruhnya terhadap perkiraan biaya


akhir.

- Ringkasan sertifikat yang diterbitkan.

c. Pengukuran Lapangan dan Sertifikat Pembayaran

Pengukuran lapangan adalah penting untuk dilakukan sejalan dengan kemajuan


pekerjaan, sehingga nilai pekerjaan untuk masing-masing pembayaran dapat disertifikasi
dengan lebih akurat oleh Kontraktor dan Engineer Representative.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 57


Sertifikat Pembayaran (Payment Certificate) dibuat kumulatif pada bulan berikutnya dan
pembayaran bulan berikutnya diberikan sebesar jumlah kumulatif dikurangi jumlah
pembayaran sebelumnya. Cara ini akan dapat mengoreksi kesalahan perhitungan yang
mungkin terjadi pada bulan sebelumnya. Seluruh sertifikat sementara akan diperiksa
secara rinci oleh Konsultan, segera setelah diserahkan oleh Kontraktor, dan oleh Team
leader dan Pemimpin Pelaksana Kegiatan kemudian diserahkan kepada Pemilik
Pekerjaan untuk dibayar.

d. Laporan Akhir Pelaksanaan Pengawasan

Laporan Akhir pelaksanaan dari Konsultan akan diserahkan, segera setelah sertifikat
lengkap ditertibkan, dan mencakup secara lengkap ringkasan seluruh aspek utama
pekerjaan, meliputi; perencanaan, metoda pelaksanaan, kemajuan pelaksanaan, biaya
konstruksi, keperluan pemeliharaan khusus atau claim.

Laporan ini juga berisi Pemahaman atas kesesuaian spesifikasi, kondisi kontrak, dan
Dokumen Kontrak, serta dokumen-dokumen lain yang muncul dari pengalaman selama
pelaksanaan proyek. Rekomendasi akan dibuat berkenaan dengan aplikasi terhadap
teknologi baru yang menguntungkan untuk diterapkan pada proyek serupa dikemudian
hari.

e. Gambar Terpasang (As Built Drawing )

Konsultan akan memeriksa seluruh Gambar Terlaksana (as-built drawing) yang dibuat
oleh Kontraktor, untuk memeriksa keakuratan dan untuk meyakinkan, bahwa gambar
tersebut memuat informasi yang utama, seperti; elevasi pondasi, modifikasi yang
disetujui atas desain awal dan pengaruh dari beberapa change/variation orders.

f. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan

Ringkasan dari pelaksanaan pekerjaan dan prosedur dapat dilihat pada gambar berikut :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 58


Gambar 2.9
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan

Pre Contruction Meeting

Supervisi Pekerjaan Persiapan Kontraktor

1. Tim PHO
2. Inspeksi PHO
3. Berita Acara PHO

1. Masa Pemeliharaan
2. Inspeksi FHO
3. Berita Acara FHO

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 59


Gambar 2.10
Bagan Pengawasan pekerjaan Konstruksi

GAMBAR KERJA, METODE KERJA


BIAYA / WAKTU DOKUMEN KONTRAK/SPESIFIKASI

PERINTAH
PENYESUAIAN/
BIRO LOGISTIK
PENGGANTIAN/PERUBAHAN REKAYASA LAPANGAN
(CHANGE ORDER )
Ya
Ya
PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PERIODE PENGAWASAN
KUALITAS
Ya KEADAAN
TUNTUTAN
MEMAKSA

PENGUKURAN HASIL
NEGOSIASI
PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PEMBAYARAN

PERIODE PENGAWASAN GAMBAR TERPASANG


KUANTITAS
DOKUMEN PELAKSANAAN

SERAH TERIMA PERTAMA (PHO)

PEKERJAAN PEMELIHARAAN

PEMERIKSAAN PEKERJAAN
PEMELIHARAAN

SERAH TERIMA KEDUA (FHO)

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 60


KOORDINASI/DUKUNGAN TEKNIS PEKERJAAN TIM:

61
Membantu Bina Marga Pemimpin Pelaksana/Pemimpin Bagian Pelaksana: Meninjau dan Memeriksa
Pekerjaan Teknis di Lapangan dan hasil Pengukuran Perhitungan Untuk Sertifikat Pembangunan –Membuat
Rigngkasan hasil Kendali Mutu (Quality Control), -Mengurus Laporan Berkala, Laporan Teknis, dan Laporan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA


Akhir, -Membina Koordinasi kerja antar Konsultan Pengawasan dengan Sattuan Kerja

Bagan Alir Tahapan Awal Sampai akhir Pengawasan Konstruksi


MASUKAN DATA
RIVIEW
KONSTRUKSU TIM
PENGAWAS
DISAIN
KONSTRUKSII

Gambar 2.11
MEMBANTU BINA MEMBANTU BINA
MARGA UNTUK MARGA UNTUK FIELD
AANWIJZING, MENAKSIR BIAYA DAN ENGINEERING
ORIENTASI PEMBUATAN KONTRAK PEKERJAAN
LAPANGAN, MAJOR JALAN
ANTARA LAIN
TERHADAP: EVALUASI
- Pengendalian Kualitas, - PENGAWASAN
MEMBANTU
Kuantitas, Jadual Kerja, PEKERJAAN
PENYELENGGARAAN
PROVISIAL HAND - Sertifikasi.
OVER (PHO)
- Pelaporan
- Perintah -
MENELITI PRAKUALIFIKASI PRAKUALIFIKASI
Penggantian/Perubahan
GAMBAR KONTRAKTOR KONTRAKTOR
TERPASANG
PELAKSANAAN
PENGAWASAN
KONSTRUKSI
PEKERJAAN
BANGUNAN DAN
GEDUNG
3. Metodologi

Bab ini menjelaskan dan menguraikan Metodologi, yang ditawarkan oleh


konsultan dalam rangka menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja

Penjelasan mengenai metodologi yang akan diterapkan di lapangan nanti dijelaskan


sebagaimana di bawah ini, yang dimaksudkan agar supaya pihak Pekrejaan Pengawas
Pembangunan RSUD Panunggangan Barat bahwa tugas-tugas yang akan diberikan kepada
Konsultan tidak akan bias dari apa yang tertuang dalam KAK, maka berikut di bawah ini akan
disajikan dan diuraikan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan teknis pelaksanaan
dengan penuh tanggung jawab sesuai kebijakan dan ketentuan yang telah ditentukan.

Dengan demikian, secara umum Konsultan akan memberikan kepastian kepada pihak Proyek
selaku Pemberi Tugas, bahwa pekerjaan akan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam Dokumen Kontrak Fisik.

Pada dasarnya aktifitas pembinaan dan pengawasan teknis jalan maupun jembatan dapat
dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu; tahap awal (masa mobilisasi Kontraktor), tahap
pelaksanaan (masa konstruksi) dan tahap penyelesaian.

Pada bagian ini Konsultan ingin lebih menekankan/menjelaskan secara rinci kegiatan paad
Masa Mobilisasi Kontraktor ini yang paling penting, yaitu terutama mengenai kegiatan
rapat/pertemuan sebelum konstruksi (Pre Construction Meeting/PCM) dan kegiatan rekayasa
lapangan (field engineering/FE).

Kegiatan lain diantaranya adalah sebagai berikut:

▪ Memeriksa data survei yangakan digunakan tersebut

▪ Menyediakan untuk Kontraktor titik data survei tesebut.

▪ Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas didalam tahapan kegiatn pelaksanaan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 62


▪ Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang mungkin
akan muncul, untuk mencegah claim dari Kontraktor.

▪ Memeriksa dan menyetujui daftar bahan/material, peralatan dan personil yang akan
didatangkan, fasilitas base camp dan lokasi penempatan peralatan.

▪ Memeriksa dan merekomendasikan kepada Pemberi Tugas mengenai polis dan batas
lingkup asuransi bagi Kontraktor.

▪ Memeriksa dan mempersiapkan cara perhitungan kualitas dan prosedur pemeriksaan


mutu (quality control)

▪ Memeriksa pemasangan patok garis tengah jalan dan Damija (ROW)

▪ Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengarus lalu lintas di dalam proyek.

▪ Memeriksa dan menyetujui jumlah dan mutu bahan/material yang disediakan oleh
Kontraktor.

▪ Memeriksa dan menyetujui Jadual Pelaksanaan Pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor.

▪ Memeriksa dan menyetujui Gambar Kerja dan stake out yang disiapkan oleh Kontraktor.

Tugas Konsultan Pengawas pada kegiatan rapat/pertemuan sebelum konstruksi (Pre


Construction Meeting) dan kegiatan rekayasa lapangan (field engineering) dijelaskan sebagai
berikut :

Sebelum memulai kegiatan/pekerjaan, perlu sekali diadakan terlebih dahulu pertemuan


antaraunsur Proyek, Dinas terkait, Kontraktor dan Konsultan. Hal ini dilakukan, agar
semua pihak dapat menyamakan persepsi terhadap bagian-bagian yang tertuang di
dalam Dokumen Kontrak Fisik, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaannya nanti tidak
akan terjadi penafsiran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik berbeda
penafsiran daru segi administrasi maupun segi teknisnya. Tugas Konsultan Pengawas
dalam rapat tersebut adalah sebagai berikut:

▪ Mengkaji Dokumen Kontrak Fisik, dikaitkan dengan target fisik yang mesti dicapai
antara lain:

- Pasal-pasal Dokumen Kontrak Fisik

- Cakupan/Isi Dokumen Kontrak Fisik

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 63


- Ketentuan Umum/Syarat-syarat Umum

- Ketentuan Khusus/Syarat-syarat Khusus

- Sertifikasi Umum/Serifikasi Khusus

- Daftar Kuantitas, harga satuan (dan analisa harga satuan) dan harga pekerjaan.

- Gambar Rencana

▪ Memberi sran/masukan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan/Pemimpin Bagian


Pelaksana Kegiatan (Pinbaglak) Fisik terhadap penyempurnaan Dokumen Kontrak
(bila perlu)

▪ Mengkaji usulan rencana kerja dan program mobilisasi yang diajukan oleh
Kontraktor, termasuk usualan perubahan.

▪ Memberikan saran dan masukan guna penyempurnaan rencana kerja dan program
mobilisasi.

▪ Menandatangani Berita Acara Pre Construktion Meeting (BA_PCM).

▪ Menandatangani Jadual Pelaksanaan yang telah dibuat/disempuenakan


Kontraktor.

Berita Acara hasil rapat pra konstruksi (BA_PCM) dan Jadual Pelaksanaan akan dijadikan
sebagai pegangan oleh unsur-unsur yang terkait.

Kontraktor belum biisa memulai kegiatan/pekerjaannya sebelum rekayasa lapangan


dilaksanakan.

Maksud dari kegaitan rekayasa lapangan adalah untuk meninjau kembali (review design)
secara menyeluruh dan melengkapi rencana rinci (detail design) yang telah tertuang
dalam Dokumen Fisik, didasarkan atas hasil survai yang mendetail dilapangan oleh
Kontraktor dan diawasi oleh Konsultan, serta didampingi/dipantau oleh pihak Proyek.

Secara garis besar kegiatan rekayasa lapangan dibagi dalam 3 (tiga) kegiatan, yaitu:

1) Survai

2) Evaluasi hasil survai (menjadi field design)

3) Perhitungan kuantitas dan biaya yang dibutuhkan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 64


Sistem pengawasan dan pengendalian proyek, disamping memerlukan perencanaa yang
matang dan realistis, dilengkapi dengan metode pemantauan yang dapat memberikan
petunjuk atau mengungkapkan adanya penyimpangan dan kesalahan dalam
pelaksanaan.

Metode dan teknik yang dipakai adalah :

1. Mengidentifikasi adanya varian

2. Grafik “S“ (S Curve)

3. Menggunakan konsep nilai hasil (earned value)

4. Menganalisiskecenderungan dan membuat prakiraan

5. Tonggak kemajuan (milestone)

6. Rekayasa nilai (value engineering)

1. Mengidentifikasi varian

Mengidentifikasi varian berarti melakukan analisis data-data laporan


pelaksanaan pekerjaan pada kurun waktu tertentu dan membandingkannya
dengan anggaran atau jadual yang telah ditentukan. Ini dikerjakan misalnya
dengan mengukur/menghitung jumlah unit yang diselesaikan kemudian
membandingkannya dengan perencanaan, atau melihat catatan penggunaan
sumber daya misalnya jam-orang dan membandingkannya dengan anggaran.
Langkah ini dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut :

o Varian pada jadual, berarti penyimpangan waktu/jadual pelaksanaan


terhadap jadual yang telah ditentukan/rencana

o Varian pada biaya, berarti penyimpangan antara biaya pelaksanaan


terhadap anggaran

Macam-macam varian yang sering dijumpai dalam pelaksanaaan proyek untuk


waktu tertentu adalah sebagai berikut :

o Biaya pelaksanaan terhadap anggaran

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 65


o Waktu pelaksanaan terhadap jadual

o Tanggal mulai pelaksanaan terhadap rencana

o Tanggal akhir pekerjaan terhadap rencana

o Angka kenyataan pemakaian tenaga kerja terhadap angka anggaran

o Jumlah penyelesaian pekerjaan terhadap rencana.

2. Grafik “S“ (S Curve)

Adanya suatu varian sering lebih jelas terlihat bila disajikan dalam bentuk grafik
antara nilai kumulatif biaya atau jam-orang yang telah digunakan atau
persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Ini berarti
menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang
berlangsungnya proyek atau bagian dari proyek. Bila grafik tersebut
dibandingkan dengan grafi serupa yang disusun berdasarkan perencanaan
dasar (kumulatif pengeluaran berdasarkan anggaran uang/jam-orang) maka
akan segera terlihat bila terjadi penyimpangan. Dengan memiliki sifat tersebut
diatas dan pembuatannya yang relatif cepat dan mudah, maka metode
pengendalian dan grafik “S“ dapat dijumpai secara luas dalam penyelenggaraan
proyek.

3. Menggunakan Konsep Nilai Hasil (Earned value consept)

Disamping menunjukan prestasi pekerjaan, metode ini dapat dipakai untuk


memperkirakan keadaan masa depan dengan proyek, misalnya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :

o Dapatkah proyek diselesaikan dengan dana yang tersisa

o Berapa besar perkiraan biaya penyelesaian proyek

o Berapa besar proyeksi keterlambatan pada akhir proyek

Perkiraan ini berdasarkan asumsi bahwa kecenderungan yang ada dan


terungkap pada saat pelaporan terus berlangsung. Keterangan semacam ini,
yaitu yang memberitahuan proyeksi masa depan hasil penyelenggaraan proyek,
merupakan masukan sangat berguna bagi pengelola maupun pemilik proyek
karena dengan demikian jauh sebelumnya telah dapat disusun langkah-langkah
yang perlu untuk menghadapinya.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 66


Analisis dengan metode nilai hasil memerlukan 3 indikator :

a) ACWP, yaitu jumlah biaya yang sesungguhnya terpakai untuk pekerjaan


yang telah terlaksana dalam kurun waktu tertentu (actual cost of work
performed).

b) BCWP, yaitu jumlah bagian anggaran yang senilai untuk pekerjaan yang
telah terlaksana (budgeted cost of work performed). Ini sama dengan nilai
hasil.

c) BCWS, yaitu anggaran untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah


direncanakan (budgeted cost of work scheduled).

4. Tonggak Kemajuan (Milesone)

Tongkak kemajuan menandai suatu peristiwa/kejadian yang dianggap cukup


pentng dalam rangkaian pelaksanaan pekerjaan proyek. Peristiwa ini dapat
berupa saat mulai atau berakhirnya pekerjaan. Arti penting ini misalnya
dihubungkan dengan keterkaitan pekerjaan tersebut dengan pekerjaan lain
yang tidak dapat dimulai atau dilanjutkan bila pekerjaan pertama belum sampai
pada saat tonggak kemajuan. Sebagai contoh adalah pekerjaan pembuatan
pondasi pada pembangunan reservoar, yaitu sebelum pondasi dapar
diselesaikan maka pekerjaan lain seperti pembangunan tiang-tiang kolom,
dinding, pemasangan instalasi belum dapat dimulai. Maka akhir dari pekerjaan
pembuatan pondasi dapat merupakan tonggak kemajuan. Titik tonggak
kemajuan merupakan hasil perencanaan dasar yang dimasukan sebagai salah
satu tolok ukur kegiatan pengendalian kemajuan kegiatan proyek.

5. Rekayasa Nilai (Value Engineering)

Suatu kegiatan nilai yanbermaksud mengendalikanbiaya proyek dikenal sebagai


rekayasa nilai (value engineering). Didalam kegiatan ini, pendekatan yang
diadakan adalah dengan menganalisa nilai terhadap fungsinya atau
kegunaannya. Pengertian dapat dibedakan dengan biaya karena hal-hal sebagai
berikut :

o Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaan/faedahnya, sedangkan


harga atau biaya ditentukan oleh substansi barangnya atau harga
komponen-komponen yang membentuk barang tersebut.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 67


o Ukuran nilai condong ke arah subyektif dan sebagian besar tergantung
kepada seberapa jauh pemlik dapat memanfaatkannya, sedangkan biaya
bagi pemilik adalah beberapa pengeluaran yang telah dilakukan untuk
mendapatkan barang tersebut.

Rekayasa nilai adalah evaluasi secara sistematis atas desain auatu proyek untuk
mendapatkan nilai yang paling tinggi bagi setiap rupiah yang dikeluarkan. Yaitu
dengan cara mengkaji aspek biaya seperti penyediaan material, metoda
konstruksi, biaya pengapalan/transportasi, dan perencanaan/pengaturan dan
lain-lain yang berhubungan dengan biaya dan kegunaan, sehingga akan dicapai
perbaikan proyek secara keseluruhan.

Lebih lanjut, perumusan yang digunakan adalah sebagai berikut :

𝐾𝑒𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = =
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐶𝑜𝑠𝑡

Dari rumus diatas dapat dinaikan dengan cara :

a) Menambah atau memperbaiki kegunaan dengan tidak menambah biaya

b) Berusaha mengurangi biaya dengan mempertimbangkan kegunaannya


tetap seperti semula

c) Kombinasi 1 dan 2

Didalam pelaksanaan pengawasan pekerjaan ini metode-metode diatas akan


dicoba diterapkan untuk mencapai sasaran pokok proyek yaitu pengendalian
anggaran, waktu dan mutu proyek.

Pengendalian kemajuan pekerjaan konstruksi akan menggunakan metode CPM


(Critical Path Method). Dengan CPM, jadual akan diperbaharui xperbulan
dengan menggunakan personal komputer dan akan tersaji jadual rencana dan
jadual real. Jika ditemukan bahwa Critical Path terlambat, konsultan akan segera
mengadakan rapat khusus dengan kontraktor untuk mendiskusikan item
pekerjaan yang menjadi masalah, memberi pengarahan bagaimana mencari
jalan keluarnya dan menginstruksikan kontraktor untuk mengambil tindakan
segera. Langkah ini harus diambil sebelum Critical Path terlambat.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 68


Sebelum pekerjaan pelaksanaan dimulai, konsultan akan melakukan evaluasi terhadap
rencana kerja yang disusun kontraktor yang memperlihatkan metode kerja dan prosedur
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Rencana kerja terseut menggambarkan secara detail
mobilisasi, jadual pelaksanaan, faktor keamanan, metode pelaksanaan program
pengendalian mutu, metode penyediaan dan penyimpanan material, penggunaan
peralatan kerja, organisasi kerja, sub-sub kontraktor (jika ada) dan lain-lainnya.

Konsultan akan memberikan perhatian khusus atas aspek berikut :

o Metode pelaksanaan guna mendapatkan mutu kerja yang sesuai dengan


spesifikasi dan syarat- syarat kontrak.

o Jadual pelaksanaan secara detai dengan pertimbangan semua kegiatan yang


saling berkaitan

o Perhitungan pengendalian keselamatan kerja

o Mobilisasi dan personil yang memadai.

Berdasarkan evaluasi, konsultan dapat memberikan masukan kepada kontraktor guna


penyempurnaan rencana kerja yang disusun untuk selanjutnya akan menjadi pegangan
kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan. Selama masa konstruksi,
pelaksanaan rencana kerja terbuka terhadap input baru sebagai bahan umpan balik
penyempurnaan rencana kerja.

Metode yang efektif melihat kemajuan pekerjaan adalah rapat koordinasi yang diadakan
seminggu sekali antara konsultan dan kontraktor. Rapat ini harus dihadiri oleh personil
dari kedua pihak untuk merumuskan rencana kerja selanjutnya. Kontraktor disarankan
mempersiapkan bar chart yang memperlihatkan langkah pekerjaan selanjutnya yang
direncanakan pada minggu yang akan datang.

Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar pelaksanaan kepada konsultan untuk


sisetujui, dimana diperlihatkan secara lengkap dan terinci seluruh bangunan/struktur dan
perpipaan yang harus dibangun. Konsultan dan kontraktor akan menyusun proses jadual
penyiapan gambar pelaksanaan untuk disetujui dengan memberikan prioritas kepada

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 69


item-item pekerjaan yang mempengaruhi critical path. Konsultan akan memeriksa
gambar dan mengembalikan kepada kontraktor untuk dilakukan koreksi jika ada,
kemudian gambar tersebut dikirim kembali kepada konsultan untuk mendapat
persetujuan akhir.

Pengendalian biaya proyek penting dilakukandari tahap permulaan hingga akhir tahap
konstruksi. Salah satu untuk melakukan hal ini yakni penggunaan sistem komputer
hingga pengolahan data pembiayaan. Cara lain adalah mengendalikan biaya operasi
lapangan, menyiapkan sertifikat pembayaran secara teliti dan meyakinkan kontraktor utk
menyiapkan perkiraan pekerjaan sisa secara berkala dan perkiraan jadual
penyelesaiannya, dan menjamin bahwa yang diterima sudah sesuai dengan spesifikasi.

Berikut ini uraian singkat tentang penggunaan personal komputer untuk mengendalikan
biaya proyek, pengolahan dan pengeluaran rekening kontraktor dan memeriksa
keseimbangan jumlah bahan yang tersisa selama pelaksanaan.

a) Sistem Mikro Komputer Untuk Pengolahan Data Pembiayaan Proyek

Menjaga data biaya tetap mutakhir adalah bagian yang terpenting dari supervisi
konstruksi tetapi kegiatan ini sangat sulit dan memerlukan waktu. Untuk proyek
ini konsultan akan menggunakan sistem personal komputer yang dapat
dioperasikan mengolah semua data yang berhubungan dengan pengontrolan
biaya proyek dengan cara cepat dan teliti.

b) Persiapan dan Pemrosesan Tagihan Kontraktor

Konsultan akan memeriksa dan menentukan pengukuran material yang


diterima data pekerjaan sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak. Metode
pengukuran dan perhitungan yang dipakai dalam menentukan jumlah material
terpasang dan pekerjaan yang diterima akan dilakukan sesuai dengan
Dokumen Kontrak. Karena pentingnya, konsultan memeriksa pengukuran hasil
pekerjaan yang diterima pada setiap akhir bulan.

Konsultan akan memeriksa hasil pengukuran pekerjaan kontraktor yang sudah


siap dan yang akan diterima hanya jumlah pekerjaan yang benar dan sesuai
spesifikasi. Konsultan kemudian akan menyiapkan Sertifikat Pembayaran
Bulanan atas pekerjaan yang sudah selesai dan disetujui. Blangko yang

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 70


digunakan untuk sertifikat pembayaran bulanan harus disetujui oleh Kepala
Pengawas Lapangan Proyek. Jumlah pembayaran secara bertahap akan
dihitung sebagaimana mestinya sesuain dengan harga satuan dan jumlah
pekerjaan yang sudah disetujui oleh konsultan. Sertifikat bulanan
ditandatangani oleh wakil dari konsultan dan kontraktor dan diteruskan ke
Pemimpin Proyek secepatnya untuk pemeriksaan akhir dan persetujuan
pembayaran.

c) Pemeriksaan Jumlah Material Sisa dan Perkiraan Biaya Secara Berkala.

Konsultan akan mengkaji ulang dan memeriksa secara berkala pekerjaan sisa
sehingga dapat menyusun perkiraan biaya untuk semua item pekerjaan yang
masih akan dilaksanakan dan melaporkannya secara berkala kepada Pemimpin
Proyek. Untuk hal ini konsultan akan menyiapkan jadual pembayaran
berdasarkan kemajuan pekerjaan yang diperkirakan dan akan diperbaharui
secara berkala sejalan dengan kemajuan pekerjaan.

Keselamatan kerja penting dipertimbangkan dalam pekerjaan konstruksi. Konsultan akan


meminta kontraktor untuk mengambil tindakan pencegahan kemungkinan terjadi
kecelakaan pekerja.

Segera setelah kontraktor melakukan mobilisasi dan peralatan, akan diadakan rapat
dengan dihadiri oleh wakil dari pihak Proyek. Konsultan akan meminta kontraktor untuk
menunjuk salah seorang personilnya sebagai Project Safety dan secara resmi akan
bertanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan program keselamatan kerja.
Kontraktor akan diberi waktu 30 hari untuk menyerahkan program keselamatan kerja
secara rinci kepada konsultan untuk selanjutnya dikaji ulang dan disetujui dan akan
diserahkan ke Pihak Proyek untuk diminta Pemahaman dan rekomendasinya.

Untuk melindungi keselamatan dan Kesehatan karyawan kami telah menerapkan system
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam melaksanakan kegiatan
konstruksi. Lihat tabel Pra Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (Pra-
RK3K).

 Pengawasan K-3

a. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Pengawasan Konstruksi jalan,

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 71


Tabel 2.2
Identifikasi bahaya saat pelaksanaan Pengawasan Konstruks Jalan

IDENTIFIKASI JENIS
JENIS/TIPE PENGENDALIAN
No. BAHAYA DAN RESIKO
PEKERJAAN RESIKO K3
K3
Jenis Bahaya : - Memasang Rambu
- Tertabrak Kendaraan Secukupnya
Pelaksanaan
- Jatuh - Memakai Sepatu Boot
1. Pengukuran
Resiko : - Memakai APD
Topografi
- Luka Berat
- Meninggal
Jenis Bahaya : - Memasang Rambu
- Tertabrak Kendaraan Secukupnya
- Jatuh - Memakai Sepatu Boot
2. Galian Pekerjaan
Resiko : - Memakai APD
- Luka Berat
- Meninggal
Jenis Bahaya : - Memasang Rambu
- Tertabrak Kendaraan Secukupnya
Pelaksanaan - Jatuh - Memakai Sepatu Boot
3
Konstruksi Jalan Resiko : - Memakai APD
- Luka Berat
- Meninggal

b. Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya.

Daftar perundang – undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi
dalam melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :

a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.

d. Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

e. Undang-undang No. 11 Tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi.

f. Undang-undang No. Tahun 1982 tentang Lingkungan Hidup.

 Sasaran Program K-3

1. Sasaran K3.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 72


a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal
Accident)

b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80 %

c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko
pekerjaannya masing-masing

2. Program K3
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD,
Rambu-rambu, Spanduk, Poster, pagar pengaman, dsb) secara konsisten

b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya

c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah


ditetapkan.

 Organisasi K3

Menyediakan Petugas K3 sesuai dengan Struktur Organisasi yang diusulkan

Gambar 2.12
Organisasi K-3 Tim

 Rencana Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)


Konstruksi

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolaannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap
proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting
sasaran keselamatan kerja, mengingat risiko bahayanya adalah penerapan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 73


teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja
adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan
untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya.
Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

- Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan


untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.

- Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

- Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja dinilai


sebagai berikut :

1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat


dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik
adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja.

2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas


dasar wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya dewasa ini seolah-olah
relative rendah dibandingkan banyaknya jam kerja tenaga kerja.

3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor


kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasikan, misalnya sektor industri disertai
bahaya-bahaya potensial seperti keracunan-keracunan bahan kimia,
kecelakaan-kecelakaan oleh karena mesin, kebakaran, ledakan-ledakan, dan
lain-lain.

4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang


tidak menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu
tinggi.

5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada factor


penyebabnya. Sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan
lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Sebanyak 85 % dari sebab-sebab
kecelakaan adalah factor manusia.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 74


Didalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, Konsultan selalu melakukan monitoring
terkait dengan keselamatan kerja bagi semua pihak yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dilapangan, adapun pelaksanaan monitoring tersebut meliputi :

1. Ketersediaan Peralatan K3 antara lain :

Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti


a. Kepala : Helm (Helmet)

b. Mata : Kacamata (Safety Glasses)

c. Wajah : Face shield

d. Tangan : SarungTangan (Safety Gloves)

e. Kulit : Cream pelindung

f. Kaki : Sepatu Pelindung (Safety Shoes)

g. Pernapasan : Masker, Pengatur Pernapasan (respirator)

h. Telinga : Penutup Telinga (Ear Plug)

2. Alat Pemadam Kebakaran (APAR) dan Hydrant seperti :

a. Jenis : Foam (busa), Gas (CO2 dan BCP/hallon)


Dry Chemical (Powder), Alat Pemadam Api
dengan air

b. Rambu pelengkap : Papan Petunjuk, Free Area

c. SOP : Penggunaan APAR dan Hydrant.

3. Petugas penyelenggara program Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3);

4. Panitia Pembina K3 unit structural penyedia jasa;

5. Penyediaan Manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

6. Ketersediaan fasilitas Kantor Lapangan, Tempat Tinggal Pekerja (Barak), Lahan,


Gudang, Bengkel, Laboratorium dan sebagainya;

7. Pemasangan Rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

8. Peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) : obat-obat, peralatan


medis;

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 75


9. Kendaraan Ambulance atau kendaraan pengganti ambulance;

10. Kerjasama dengan instansi kesehatan setempat (Klinik, Puskesmas, Rumah


Sakit);

11. Kebersihan dan keteraturan lingkungan kerja;

12. Catatan K3 para pekerja.

Rangkuman rencana penerapan sistim manajemen keselamatan kesehatan kerja konstruksi


tersebut dapat dilihat pada Bagan Alir sebagai berikut :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 76


Rujukan
Dokumen
Kontrak
Interaksi Tenaga Penyedia Jasa : Kontraktor
kerja dalam kegiatan Konsultan
proyek Penguna Jasa : Pemilik Proyek

Peralatan
Pelaksanaan proyek Keselamatan Kerja
(mutu, waktu, biaya)

Aspek
hak Keselamatan
Kerja
tenaga
Perlu perwujudan
perlindungan tenaga
kerja
Keselamatan
Kerja

Tidak
Pelaksanaan
pekerjaan Untuk menghindarkan dan memperkecil kemungkinan
lancar ? terjadinya :
- Kec elakaan kerja (kejatuhan peralatan kerja dari tempat
yang tinggi, jatuh karena terpeleset dari tempat yang
Ya tinggi, dan lain sebagainya.
- Penyakit akibat kerja (mis : gangguan pernafasan
pada pekerja pemecah batu)

Prospek
pencapaian
sasaran proyek Peralatan Keselamatan / Kesehatan Kerja :
potensial dapat - Tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan
- Perlu perlengkapan pakaian kerja mis. : Topi keras,
Kacamata Hitam (Tukang Las), Sabuk Pengaman (Jika
bekerja ditempat yang tinggi) baju keras, sarung
tangan, sepatu pengaman dan lain-lain.
- Buku pedoman pengoprasian peralatan bagi
operator (mencegah kecelakaan karena
kecerobohan pengguna peralatan).

Gambar 2.13
Alur sistem manajemen keselamatan kesehatan konstruksi
 Konsep Manajemen K3 Terhadap Pengendalian Covid 19

Pandemi COVID-19 sekali lagi menunjukkan peran penting K3 untuk pekerjaan yang
layak. Memastikan bahwa tempat kerja aman dan sehat sangat penting untuk
membatasi penyebaran virus, melindungi kesehatan pekerja dan penduduk yang
lebih besar.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 77


Dalam menghadapi krisis COVID-19, tindakan pencegahan dan pengendalian kerja
yang efektif memiliki efek positif pada kelangsungan usaha dan pekerjaan. Untuk
mengaktifkan kembali dan melanjutkan produksi, perusahaan perlu mengelola risiko
K3, karena hal tersebut membantu mencegah atau menghindari wabah yang lebih
parah, yang dapat menyebabkan lebih banyak gangguan ekonomi dan sosial. dan
mematuhi persyaratan hukum. Ini mungkin memerlukan pengaturan teknik dan
administrasi khusus (misalnya, memastikan jarak fisik). Wabah di tempat kerja baru
dapat menyebabkan gangguan tambahan dengan efek serius pada ekonomi dan
lapangan kerja. Selama pandemi seperti COVID-19 saat ini, kerja sama sangat
penting, di tingkat internasional dan nasional. Semua lembaga internasional, masing-
masing dalam bidang khusus yang spesifik, memainkan peran penting dalam
memastikan kerja sama antar negara. Secara khusus, WHO dan ILO memberikan
panduan internasional tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan pekerja
untuk mengidentifikasi solusi jangka pendek, menengah dan panjang yang
berkelanjutan bagi individu, pekerja, masyarakat dan negara. Organisasi dan forum
internasional juga dapat mendukung dalam mengidentifikasi dan mengadopsi
langkah-langkah responsif gender untuk mengatasi dampak kesehatan, ekonomi,
ketenagakerjaan dan sosial dari pandemi bagi pekerja di semua sektor, termasuk
pekerja mandiri, pekerja lepas dan informal, terutama mereka yang berada dalam
usaha kecil dan menengah (UKM), baik di perkotaan maupun perdesaan. Pandemi
memaksa pemerintah untuk membuat pilihan sulit, yang dapat berakibat keras tidak
hanya pada sektor kesehatan tetapi juga pada sektor ekonomi dan tenaga kerja.
Konsultasi dengan mitra sosial sangat penting untuk memungkinkan implementasi
keputusan yang diambil secara layak dan realistis. Selain itu, pemerintah harus
berkonsultasi dan berkoordinasi dengan lembaga teknis dan para ahli, termasuk
komunitas ilmiah di tingkat nasional dan internasional.

Konsep Pelaksanaan Pencegahan dan Mitigasi COVID-19 di Tempat Kerja .

Daftar Pencegahan dan Mitigasi COVID-19 di Tempat Kerja sebagai upaya


menyediakan tindakan praktis yang dapat mengurangi penyebaran pandemi COVID-
19 di tempat kerja. Daftar ini menyediakan langkah yang berbeda-beda dalam
menangani masalah-masalah berikut:

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 78


1. Jarak fisik. Misalnya: Menilai risiko interaksi antara pekerja, kontraktor,
pelanggan dan pengunjung dan langkah-langkah penerapan untuk
mengurangi risiko ini; pengorganisasian kerja dengan cara yang
memungkinkan jarak fisik antara orang-orang; ketika memungkinkan harus
menggunakan sandi dan kode kerja dibandingkan dengan pertemuan tatap
muka; memperkenalkan jadwal kerja untuk menghindari konsentrasi besar
pekerja di tempat kerja pada satu waktu tertentu.

2. Higienitas. Sebagai contoh: Menyediakan desinfektan untuk tangan termasuk


penyanitasi tangan dan tempat-tempat yang mudah diakses untuk mencuci
tangan dengan sabun dan air; mempromosikan budaya mencuci tangan;
mempromosikan higienitas pernapasan yang baik di tempat kerja (misalnya
menutup mulut dan hidung dengan siku yang menekuk atau dengan tisu saat
batuk atau bersin).

3. Kebersihan. Misalnya: Mempromosikan budaya untuk membersihkan


permukaan meja dan tempat kerja secara teratur, gagang pintu, telepon,
papan tombol dan benda kerja dengan disinfektan dan harus secara rutin
memberikan disinfektan untuk area umum seperti kamar kecil.

4. Pelatihan dan Komunikasi. Misalnya: Melatih manajemen, pekerja dan


perwakilan mereka tentang langkah-langkah yang dapat diadopsi untuk
mencegah risiko pajanan terhadap virus dan tentang bagaimana bertindak
dalam kasus infeksi COVID-19; pelatihan tentang penggunaan, pemeliharaan,
dan pembuangan alat pelindung diri yang benar; memelihara komunikasi yang
teratur dengan pekerja untuk memberikan informasi terkini terkait situasi di
tempat kerja, wilayah atau negara; menginformasikan pekerja tentang hak
mereka untuk menyingkir dari situasi kerja yang menimbulkan bahaya serius
bagi kehidupan atau kesehatan, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan
segera memberi tahu atasan langsung terkait situasi tersebut.

5. Alat pelindung diri (APD). Bila perlu, berikan APD yang memadai dan
sediakan tempat pembuangan tertutup untuk membuang bahan-bahan
tersebut secara higienis.

6. Pemahaman. Misalnya: Sejalan dengan panduan pemerintah setempat,


mendorong pekerja dengan gejala yang dicurigai COVID-19 agar tidak datang

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 79


ke tempat kerja dan memperluas akses untuk cuti sakit, tunjangan sakit, dan
cuti orang tua/perawatan/ pengasuhan dan memberikan informasi kepada
semua pekerja; mengatur isolasi siapa saja yang mengidap gejala COVID-19
di tempat kerja seraya menunggu pemindahan ke fasilitas kesehatan yang
sesuai; cukup melakukan disinfektasi tempat kerja; menyediakan pengawasan
kesehatan terhadap orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan
pekerja yang terinfeksi tersebut (ILO, 2020i)

Walaupun perintah tambah-kurang tidak diinginkan karena akan mengakibatkan


pertambahan biaya dan waktu, konsultan harus menyiapkan kemungkinan timbulnya
pekerjaan tambah-kurang. Konsultan akan mengambil langkah menekan biaya agar
seminimum mungkin.

Pertama-tama, sebelum membuat keputusan untuk merubah beberapa jenis pekerjaan,


konsultan akan memberi catatan kepada Kepala Pengawas Lapangan Proyek yang
memuat data penunjang, kuantitas pekerjaan, kebutuhan tenaga/peralatan, waktu yang
secara langsung akan mempengaruhi seluruh kegiatan proyek.

Data ini akan diserahkan kepada Pemimpin Proyek Untuk direview dan disetujui. Jika
diputuskan untuk memerintahkan perubahan maka Konsultan akan menyiapkan surat
perintah kepada kontraktor supaya menyiapkan perubahan tersebut.

Pekerjaan tambah kurang akan dinilai pada harga satuan yang tercantum di dalam
Dokumen Kontrak. Dalam kasus kontrak tidak memuat harga satuan yang dapat
digunakan untuk pekerjaan tambah kurang, Konsultan akan merekomendasikan harga
satuan baru dan akan membantu pihak Proyek untuk bernegosiasi dengan kontraktor.

Pekerjaan tambah kurang ini akan mengubah volume pekerjaan secara keseluruhan.
Konsultan akan membantu kontraktor memandu pekerjaan baru dengan pekerjaan yang
sedang berjalan guna mendapatkan cara penyelesaian yang efektif dan effisien.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 80


a) Klaim

Klaim dan perselisihan dapat ditanggulangi seminimal mungkin atau dihilangkan,


jika di dalam proyek yang diawasi tetap menjaga hubungan yang harmonis antara
kontraktor, konsultan dan pemberi tugas.

Jika klaim diajukan oleh kontraktor, konsultan akan memberikan evaluasi mengikuti
prosedur klaim yang ada didalam daftar perjanjian kontrak. Evaluasi dimulai
dengan mereview sisa dari klaim dan seluruh data pendukung. Data pendukung ini
sangat penting dengan demikian kontraktor perlu menyerahkan data-data yang
detail.

Konsultan juga akan melihat acuan data yang digunakan seperti surat menyurat,
data-data laporan, hasil test labolatorium, catatan survei, laporan harian, jadual
dokumen kontrak, dan acuan sertifikat pembayaran, perhitungan lalu lintas, foto
dan sebagainya.

Dari seluruh data yang didapat, konsultan akan merumuskan pendekatan setiap
kejadian yang berkaitan dengan klaim dan menyiapkan laporan detail termasuk
data-data pendukung, biaya/jadual (network), dan temuan-temuan serta
rekomendasi. Keputusan akan diambil, disetujui atau ditolak sebagian/ seluruhnya.
Konsultan akan memberikan kepada kontraktor detail dan keputusan ini.

b) Perselisihan

Jika perselisihan timbul, Konsultan akan (sama dengan garis besar pada metode
proses klaim diatas), menerima alasan-alasan perselisihan secara tertulis dari
kontraktor termasuk data-data penunjang yang akan mendukung timbulnya
perselisihan tersebut serta mereviewnya. Petunjuk umum dalam kontrak akan
diikuti untuk menyelesaikan perselisihan.

Sering terjadi aktifitas kontraktor terlambat peda akhir masa konstruksi. Pada saat tangal
akhir kontrak tercapai, ternyata masih ada beberapa item pekerjaan yang belum
terselesaikan (biasanya dihubungkan dengan kejadian-kejadian alam yang tidak begitu
mengganggu). Untuk membantu penyelesaian konstruksi agar tepat waktu, kontraktor

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 81


disarankan menyiapkan dan menyerahkan rencana demobilisasi sekurang-kurangnya 30
hari sebelum akhir kontrak. Demobilisasi yang tidak sesuai tidak diperbolehkan.

Sekitar empat minggu sebelum akhir kontrak, konsultan akan melakukan pemeriksaaan
pendahuluan untuk mendapatkan daftar item-item pekerjaan yang belum terselesaikan.
Metode ini akan memungkinkan inspeksi yang bebas dari kekurangan. Pada waktu
Kontraktor telah menyelesaikan seluruh pekerjaan yang kurang, konsultan akan
melakukan inspeksi akhir untuk meyakinkan bahwa seluruh pekerjaan telah di selesaikan
sesuai kontrak. Setelah inspeksi akhir dilakkan, konsultan akan memberikan
rekomendasi ke Pihak Proyek untuk menerima proyek.

Dalam melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek metodologi yang akan digunakan
oleh konsultan supervisi dalam melakukan penilaian terhadap tingkat keberhasilan dan
tidaknya program pengendalian dengan indikator sebagai berikut :

Indikator-indikator yang akan dievaluasi adalah :

o Jenis komponen fisik terbangun

o Spesifikasi komponen fisik terbangun

o Kualitas konstruksi

o Ketepatan waktu penyelesaian pembangunan

Penilaian

No. Indikator Tolok Ukur Nilai

1. Komponen fisik Dokumen Kontrak

Nilai :

o Ada, lengkap = 2

o Ada, kurang lengkap = 1

o Tidak ada = 0

No. Indikator Tolok Ukur Nilai

2. Spesifikasi Komponen fisik Dokumen Kontrak

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 82


Nilai :

o Memenuhi = 1

o Tidak memenuhi = 0

No. Indikator Tolok Ukur Nilai

3. Kualitas konstruksi Dokumen Kontrak

Nilai. :

o Sesuai = 2

o Kurang sesuai = 1

o Tidak sesuai = 0

No. Indikator Tolok Ukur Nilai

Ketepatan waktu
4. Dokumen Kontrak
penyelesaian pekerjaan

Nilai :

o Tepat waktu = 2

o Tidak tepat waktu, dalam batas toleransi = 1

o Tidak tepat waktu, melebihi batas toleransi = 0

Nilai tingkat keberhasilan :

100 % = Berhasil

80 – 90 % = Cukup berhasil

60 – 79 % = Kurang berhasil

< 60 % = Tidak / Belum berhasil

Hasil dari evaluasi merupakan rekomendasi akan dilaporkan kepada pemberi tugas dan
merupakan rujukan untuk program pembangunan selanjutnya.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 83


Pada akhir pelaksanaan pekerjaan, konsultan membuat dan menyerahkan laporan akhir yang
menyangkut seluruh kegiaatan termasuk perubahan-perubahan yang terjadi selama
pelaksanaan pekerjaan, addendum, change order.

Diserahkan pada periode menjelang berakhirnya masa pelayanan jasa konsultan, yaitu
segera setelah pelaksanaan serah terima, konsultan menyerahkan kepada pihak proyek
laporan akhir yang mencakup laporan tentang :

o Metode pelaksanaan fisik

o Pelaksanaan pengawasan teknis

o Saran-saran untuk pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan

o Semua masalah-masalah teknis yang ditemui

o Masalah yang mungkin akan timbul serta saran-saran penanggulangannya

Dalam penyusunan dokumen proyek lengkap ketua tim dan tenaga ahli akan melakukan data
lapangan dari pengawas lapangan sejak awak proyek sampai dengan akhir proyek terdiri dari
; laporan harian, mingguan, bulanan, notulensi rapat-rapat koordinasi baik dengan pemberi
tugas maupun dengan kontraktor.

Laporan Akhir, yang berisi :

1. Time Schedule pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh
Konsultan supervisi dan direksi teknis

2. Kumpulan Laporan Bulanan dari bulan ke 1 (satu) sampai dengan bulan ke 7 (tujuh)
lengkap dengan perubahannya sesuai spesifikasi teknis dan kontraktual.

3. Mengevaluasi serta Pemahaman pelaksanaan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh


kontraktor selama penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan
kontraktual.

4. Gambar-gambar pelaksanaan serta perubahannya dan As-Built Drawing (yang dibuat


oleh kontraktor) yang telah disetujui oleh konsultan supervisi dan direksi teknis.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 84


Pada perioda ini ada tiga bagian yang akan mendapat perhatian konsultan pengawas, yaitu
tahap persiapan, tahap pekerjaan rutin dan tahap pemantauan (monitor).

Dalam tahapan ini Konsultan Pengawas akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

▪ Memeriksa data titik survai lapangan

▪ Menyelenggarakan pengawasan serta terus menerus dilapangan untuk mendapatkan


kepastian, bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan di dalam
Dokumen Kontrak, Pengiriman, sebab-sebab yang menimbulkan keterlambatan data-
data curah hujan dan sebagainya.

▪ Menyelenggarakan uji coba laboratorium dan lapangan untuk pekerjaan tanah,


bahan/material yang digunakan dan metoda kerja untuk mendapatkan kepastian bahwa
pekerjaan sudah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.

▪ Menjaga rencana kemajuan pekerjaan yang terbaru berupa bar chart dan metoda lain
yang digunakan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disepakati.

▪ Menjaga dan memperbaharui secara berkala daftar tenaga kerja dan peralatan
kontraktor dengan dasar daftar yang sudah disetujui oleh pemilik pekerjaan saat
pengajuan penawaran.

▪ Mengawasi dan mengevaluasi semua instansi, rumah, laboratorium, klinik, gudang


peralatan dan barang-barang lain, agar sesuai dengan acuan dan kondisi dari Dokumen
Kontrak.

▪ Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan oleh
Kontraktor, penyesuaian design (bila diperlukan), agar sesuai dengan kebutuhan teknis.

▪ Memberikan laporan secara tetap semua pengukuran kuantitas pekerjaan yang sudah
diuji termasuk penggunaan bahan/material dengan menggunakan bentuk yang sudah
disetujui oleh pemberi tugas.

▪ Memberikan laporan mingguan atau kalau diperlukan bila terjadi masalah yang timul, dan
memberikan rekomendasi pemecahan permasalahan.

▪ Mempersiapkan semua perubahan (change order) dan membantu pemberi tugas pada
saat negosiasi harga satua dan biaya konstruksi setiap perubahan 2 bulan kedepan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 85


▪ Mengevaluasi dan membuat rekomendasi bagi pembaei tugas atas claim terhadap
kontrak, perselisihan, penambangan linkup pekerjaan kontrsk dan perubahan-perubahan
lain diluar lingkup pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak.

▪ Rancanagansertifikat pembayaran bulanan yang akan disertifikatkan oleh Team leader


untuk mendapatkan persetujuan Pemimpin Pelaksana Kegiatan, termasuk perkitraan
biaya akhit untuk konstruksi dan pengawasan.

▪ Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi Kontraktor didalam
memecahkan semua masalah yang timbul dan ada hubungannya dengan Dokumen
Kontrak, pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, pengawasan uji mutu dan masalah
lain yang berhubungan dengan dipenuhinya Kontrak dan kemajuan pekerjaan.

▪ Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap, semua jaminan yang
diperlukan dibawah syarat-syarat yang tercantum di dalam Dokumen Kontrak, untuk
material dan peralatan yang digunakan di proyek.

▪ Semua bahan/material yang digunakan di proyek, termasuk sumbernya, harus disetujui


terlebih dahulu.

▪ Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas, menghadiri dan mencatat
semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemilik Pekerjaan dan instansi pemerintah
lain, serta menyediakan bantuan teknis, bila dan kapan diperlukan dalam kaitannya
dengan pelaksanaan proyek dan masalah Kontrak.

▪ Mencatat kondisi cuaca harian, kondisi diluar normal di lapangan, peralatan Kontraktor
dan personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang dapat mengakibatkan
keterlambatan, dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah keterlambatan
tersebut.

▪ Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas dalam menyusun kebijakan dan langkah-
langkah untuk mencegah dan mengurangi claim.

▪ Membuat Laporan Bulanan, Triwulan, Laporan Teknis dan Laporan Akhir, seperti yang
dikehendaki oleh Pemberi Tugas untuk masalah-masalah konstruksi, geoteknik,
pengaturan lalu lintas dan lain-lain, beserta pemecahan/ penanggulangannya.

▪ Perjanjian/perwasitan untuk claim dari Kontraktor.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 86


▪ Pemeriksaan Serah Terima Sementara, termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara
Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).

▪ Memeriksa dan menyetujui Gambar Terlaksana (as built drawings) yang disiapkan oleh
Kontraktor.

▪ Pemeriksaan Serah Terima Akhir, termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara Serah
Terima Akhir yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat Penerimaan Akhir (Certificate
of Final Acceptence).

Secara rinci disajikan tugas-tugas Konsultan Pengawas pada tahap konstruksi ini, antara
lain adalah :

a. .

Mempersiapkan pertimbangan teknis (Technical Justification) terhadap review design


yang diajukan, antara lain menyangkut :

▪ Penambahan/pengurangan volume yang tercantum dalam Kontrak

▪ Dihapusnya suatu jenis pekerjaan

▪ Perubahan spesifikasi untuk suatu jenis pekerjaan

▪ Mengubah peil, ukuran, letak dari suatu jenis pekerjaan

▪ Memunculkan suatu jenis pekerjaan baru

▪ Memeriksa dan melakukan koreksi yang diperlukan terhadap Gambar Kerja yang
diajukan oleh Kontraktor

▪ Memberikan masukan kepada Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan (Pinbaglak)


Fisik tentang penyesuaian yang diperlukan dalam bentuk Technical Justification

▪ Menyampaikan pertimbangan teknis kepada Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan


(Pinbaglak) Fisik secara tertulis

▪ Menendatangani Gambar Kerja sebagai bukti telah diperiksa

▪ Membuat konsep Change Contract Order/ADDENDUM

▪ Melaporkan kemajuan pelaksanaan mobilisasi Kontraktor secara tertulis

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 87


▪ Memberikan masukan kepada Pemimpin Bagian Kegiatan (PBK) Fisik tentang
perkembangan kemajuan pelaksanaan mobilisasi yang telah dilaksanalkan
Kontraktor.

▪ Memberikan masukan secara berkala tentang perkembangan pelaksanaan, berikut


permasalahan yang ada alternatif pemecahannya. Disini produknya adalah laporan
berkala (harian, mingguan s/d bulanan)

▪ Melakukan pengujian terhadap hasil pekerjaan Kontraktor yang mana akan


dituangkan di dalam laporan hasil pengujian mutu.

▪ Memberikan masukan ke Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan (Pinbaglak) Fisik


tentang penyesuaian yang diperlukan

▪ Memeriksa dan melalukan koreksi yang diperlukan terhadap Gambar Kerja yang
diajukan oleh Kontraktor

▪ Memberikan rekomendasi kepada Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan (Pinbaglak)


Fisik tentang perpanjangan waktu yang layak diberikan

▪ Memberikan masukan kepada Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan (Pinbaglak)


Fisik tentang alternatif pemecahan masalah

▪ Memberikan masukan kepada Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan (Pinbaglak)


Fisik tentang alternatif tindakan yang sebaiknya dilakukan.

Memeriksa kebenaran Pengajuan termin dan data pendukungnya yang diajukan oleh
Kontraktor dan menandatangani Doukumen termin sebagai tanda sudah selesai
diperiksa, termasuk:

1) Perhitungan-perhitungan:

- Kuantitas dan jumlah harga telah selesai dilaksanakan oleh Kontraktor dan
telah disetujui Direksi dalam bulan yang bersangkutan

- Jumlah nilai prestasi terhadap Nilai Kontrak

- Pembayaran lain sementara, bila ada seperti Material On Site (MOS).

2) Jumlah nilai total yang menjadi hak Kontraktor dikurangi :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 88


- Pengembalian uang muka (advance payment)

- Retention money (sesuai presentase)

- Hal-hal lain bila ada.

3) Pembayaran netto menurut butir 1 dan 2

4) Denda (bila ada).

Selain akibat kesalahan Kontraktor, maka bila ada:

▪ Pekerjaan extra/tambah

▪ Kelambatan yang ditunjuk pada Kontrak

▪ Cuaca yang sangat merugikan

▪ Situasi khusus

Konsultan Pengawas memberi rekomendasi kepada Kuasa Pengguna


Anggaran/Pejabat Pembuat komitmen atau Pejabat Pelaksna Teknis Kegiatan Fisik
tentang perpanjangan waktu yang layak diberikan (dalam bentuk technical
Justification).

▪ Mengevaluasi sebab-sebab timbul keterlambatan ditinjau dari semua aspek antara


lain :

- Manajemen (termasuk aspek finansial)

- Pelaksanaan

- Teknis

- Administrasi

- Logistik/mobilisasi

▪ Memberikan usul/saran jalan keluar, khususnya terhadap aspek yang


menyebabkan timbulnya keterlambatan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 89


▪ Memberikan masukan kepada Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan (Pinbaglak)
Fisik tentang alternatif penyelesaian terbaik (dalam bentuk laporan kajian alternatif
penyelesaian)

Pada tahap penyelesaian ini point-point yang perlu diperhatikan adalah membantu Pemimpin
Bagian Kegiatan Fisik dalam hal :

▪ Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over/PHO)

▪ Gambar Terpasang/Terlaksana (As Built Drawing)

▪ Sertifikat Akhir (final Certificate)

▪ Inspeksi terakhir

▪ Laporan PHO

▪ Laporan Akhir

Contoh tugas-tugas Konsultan Pengawas pada waktu PHO adalah:

1) Memberikan rekomendasi kepada Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan (Pinbaglak)


Fisik atas usulan yang diajukan Kontraktor, bahwa prestasi pekerjaan sudah memenuhi
syarat dengan melampirkan laporan hasil pemeriksaan lapangandengan perkiraan
tanggal masa akhir pelaksanaan pekerjaan akan dapat selesai 100%.

2) Membantu panitia PHO menyediakan data pendukung yang diperlukan seperti :

▪ Kumpulan Laporan Harian

▪ Kumpulan Laporan Hasil Pengukuran

▪ Kumpulan Laporan Hasil Pengujian.

▪ Data-data tambahan yang diminta Panitia

▪ Surat-menyurat yang diperlukan.

3) Memeriksa perhitungan akhir yang diajukan Kontraktor, setalah dilakukan Berita Acara
Serah Terima Pertama (PHO) yang meliputi :

▪ Harga yang tercantum dalam Kontrak

▪ Perhitungan kuantitas dan nilai akhir :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 90


- Masing-masing mata pembayaran

- Semua tambahan/perubahan yang tercakup dalam perintah perubahan

▪ Perhitungan tambah/kurang/denda (bila ada)

▪ Penyesuaian

Pemotongan :

▪ Seluruh uang muka yang telah diterima

▪ Uang retensi

▪ Pembayaran lain (bila ada), seperti material on site dan sebagainya.

4) Memeriksa sisa perhitungan akhir

5) Menandatangani Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO).

6) Menyelesaikan Serah Terima Terakhir/Final Hand Over (FHO).

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 91


Gambar 2.13
Bagan Alir Prose

PELELANGAN KONTRAK

MOBILISASI PERSONIL

RAPAT PRA-PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan :


➢ Mempelajari Data dn Dokumen
➢ Review dan Evaluasi pengendalian mutu
➢ Review schedule pengerahan peralatan
TAHAP PRA kontraktor
PELAKSANAAN ➢ Persiapan Job Mix formula
➢ Review daftar personil kontraktor
➢ Review rencana penggunaan sub kontraktor
➢ Review kebijakan asuransi kontraktor
➢ Review rencana kerja kontraktor
➢ Review desain dan rekayasa lapangan

Ada DISKUSI DENGAN KONTRAKTOR


Peubahan MENGENAI PELAKSANAAN
? PEKERJAANPERSIAPAN

PERBAIKAN

SUPERVISI PEKERJAAN
MOBILISASI
PERSIAPAN KONTRAKTOR

SUPERVISI / INSPEKSI HARIAN DAN KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT


PENGENDALIAN MUTU UNTUK SEHUBUNGANA DENGAN REKOLASI
MATERIAL DAN HASIL KERJA JALUR UTILITAS

RAPAT BULANAN
PENGAWASAN TIM SURVEY
KONTRAKTOR UNTUK TUGAS
PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN YANG
TELAH DISELESAIKAN

TAHAP PEMERIKSAAN SERTIFIKAT


PELAKSANAAN PEMBAYARAN BULANAN YANG
DIAJUKAN KONTRAKTOR

RAPAT LAPANGAN SEPERLUNYA

PENGANANAN PERINTAH PERUBAHAN


PENYIAPAN LAPORAN-LAPORAN
DAN / ATAU PEKERJAAN
BULANAN DAN TRIWULAN
TAMBAH-KURANG

PELAKSANAAN PERMINTAAN
PEMERIKSAAN DARI KONTRAKTOR

LAPORAN DAN USULAN PADA TIM PHO


TENTANG TANGGAL PEMERIKSAAN
UNTUK PHO

PROSES
INSPEKSI PHO
SERAH
TERIMA PERTAMA
PERSIAPAN PROSES VERBAL
KONTRAK

PERSIAPAN TERHADAP PEKERJAAN


REMEDIAL

PEMERIKSAAN TAHAP SERTIFIKAT


F.H.O MASA PEMELIHARAAN
AKHIR PEMELIHARAAN

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 92


4. Inovasi Pelaksanaan Pengawasan

Bab ini menjelaskan dan inovsi terhada[ pelaksanan pekerja yang ditawarkan
oleh konsultan dalam rangka Percepatan pelaksanaan pekerjaan

Pemahaman dari inovasi dalam pelaksanan pengawasan pekerjaan pada pekerjaan


Penagawasan Pembangunan RSUD Panungangan Barat dalam rangka percepatan
pekerjaan dan menghindari adanya gagal pelaksanaan pelaksanaan pembangunan
konstruksi atau sampai terjadi adanaya gagal kotrak terhadap pelaksana / Penyedia jasa
konstrukis konsultan akan memahami devinisi – devinisi yang merupakan acuan konsultan
pengawas dalam pelaksanaan pengawasan konstruksi yang terdiri dari :

1. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian


kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata
lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan
suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
2. Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Tinggi mencakup pekerjaan
konstruksi yang pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan.
3. Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Sedang mencakup pekerjaan
konstruksi yang pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan
keselamatan umum, harta benda, dan jiwa manusia.
4. Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Kecil mencakup pekerjaan
konstruksi yang pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan
umum dan harta benda.
5. Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi adalah
pengawasan melekat oleh penyelenggara pekerjaan konstruksi terhadap

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 93


penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang sarana dan prasarana
pekerjaan umum baik fisik maupun non fisik dengan penekanan terhadap
tertib penyelenggaraan dan hasil pekerjaan konstruksi yang meliputi aspek
perencanaan pekerjaan konstruksi, pengadaan, manajemen pengendalian,
pelaksanaan kontrak.
6. Tertib Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi adalah pemenuhan
persyaratan ketentuan pasal 30 Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan konstruksi.
7. Pengadaan adalah rangkaian kegiatan mulai dari persiapan, pemilihan
penyedia jasa, penandatanganan kontrak, pelaksanaan kontrak sampai
dengan penyerahan akhir pekerjaan (FHO).
8. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.
9. Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang
tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam
kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun keseluruhan sebagai
akibat kesalahan pengguna jasa dan/atau penyedia jasa.
10. Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan yang tidak berfungsi,
baik secara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat,
keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum sebagai
akibat penyedia jasa dan /atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir
pekerjaan konstruksi.
11. Value Engineering adalah cara efektif yang berorientasi teknis dengan
melakukan improvisasi (pengembangan) desain dan/atau pelaksanaan
konstruksi dan/atau mengefektifkan biaya dalam berbagai pengadaan
pekerjaan konstruksi.
12. Penyelenggara Konstruksi adalah Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.
13. Penyelenggara yang Berkualifikasi adalah penyelenggara yang
memahami kaidah pekerjaan konstruksi antara lain : metode pelaksanaan
(construction method), metode kerja (work method), analisis pendekatan
teknis (technical analysis) yang didukung sumber daya yang memadai.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 94


14. Metode Pelaksanaan (Construction Method) adalah cara pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berdasarkan urutan kegiatan yang logik, realistik dan
dapat dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya secara efisien.

15. Metode Kerja (Work Method) adalah cara pelaksanaan kegiatan


pekerjaan dengan susunan bahan, peralatan dan tenaga manusia yang
menghasilkan produk pekerjaan dalam bentuk satuan volume dan biaya.

16. Analisis Pendekatan Teknis (Technical Analysis) adalah perhitungan


pendekatan teknis atas kebutuhan sumber daya material, tenaga kerja,
dan peralatan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
konstruksi.

17. Peralatan adalah peralatan berat (heavy equipment) yang digunakan


secara individual atau kelompok alat (fleet).

18. Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah sistem pengendalian


pelaksanaan kegiatan terhadap 8 (delapan) unsur yaitu: pengorganisasian,
personil, kebijakan, perencanaan, prosedur, pencatatan, pelaporan,
supervisi dan review intern.

19. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa
atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

20. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan


hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui.

21. Pemeliharaan Kesehatan adalah upaya penanggulangan dan


pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan, dan/atau perawatan.termasuk kehamilan dan persalinan.

22. Penyelenggaraan Asuransi Tenaga Kerja adalah upaya untuk


memberikan perlindungan kepada tenaga kerja melalui program jaminan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 95


sosial tenaga kerja yang pengelolaannya dapat dilaksanakan dengan
mekanisme asuransi.

Sasaran pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk memastikan


bahwa:

1. Proses perencanaan pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara taat,


lengkap dan benar sesuai ketentuan yang berlaku dengan analisis yang
menghasilkan perencanaan yang tepat (proper design);

2. Proses pemilihan penyedia jasa sudah dilakukan secara taat, lengkap dan
benar sehingga menghasilkan penyedia jasa yang berkualifikasi sesuai
kebutuhan paket yang diadakan;

3. Proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi sudah dilakukan secara taat,


lengkap dan benar sehingga menghasilkan produk pekerjaan konstruksi
yang berkualitas, hemat/ekonomis dan bermanfaat.

Ruang lingkup pengawasan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi :

1. Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan untuk setiap tingkat


risiko;

2. Pengawasan terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi


berdasarkan atas SNI, standar keteknikan yang ada dan value
engineering serta manfaat pembangunan terhadap masyarakat sesuai
dengan perencanaan kelayakannya;

3. Pengawasan terhadap proses pemilihan penyedia jasa yang


berkualifikasi, dengan harga terendah, terevaluasi dan tanpa
penyimpangan yang penting dan pokok;

4. Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak;

5. Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak;

6. Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan;

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 96


7. Pengawasan terhadap pencapaian manfaat dengan melakukan analisis
terhadap fungsi konstruksi setelah penyerahan kedua (FHO) serta
keterpaduan program dengan sektor lainnya;

8. Pengawasan terhadap risiko kegagalan konstruksi dan kegagalan


bangunan. Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan dan Pelaksanaan
Pemeriksaan Keteknikan Konst

Dalam pelaksanaan Pengawasan / supervisi pelaksanaan suatu [royek


pembangunan peraturan-peraturan dan kebijakan pemerintah yang
berhubungan dengan pembangunan sarana dan prasarana umum akan menjadi
pedoman umum pelaksanaan pekerjaan ini di samping peraturan pemerintah
setempat serta kriteria-kriteria yang terkait dengan lingkup pekerjaan ini.

Agar pelaksanaan pekerjaan mencapai sasaran dan tujuan yang maksimal,


maka selama pekerjaan diharapkan terdapat komunikasi yang kontinyu antara
pelaksana – konsultan – pemberi tugas.

Dalam pelaksanaan pekerjaan, konsultan tidak terlepas dari hubungan


instansional baik di tingkat provinsi, maupun tingkat kabupaten / kota. Oleh
karena itu diharapkan tercipta koordinasi yang baik antara pihak pemberi tugas
serta instansi terkait yang erat hubungannya dengan pekerjaan ini. Dalam
rangka koordinasi dengan instansi terkait dengan pekerjaan ini, konsultan akan
membantu pemberi tugas dengan memberikan masukan berupa informasi dan
peraturan teknis yang terkait dengan pekerjaan ini.

Secar garis besar, kegiatan Pengawasan/Supervisi ini terdiri dari


persiapan/tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap pasca konstruksi.
Penjabaran masing-masing tahap akan dijelaskan pada bagian-bagian berikut:

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 97


✓ Tahap Persiapan Kegiatan Supervisi

Pada tahap ini, konsultan lebih banyak mempelajari dan aspek teknis
berkaitan dan persiapan pelaksanaan pekerjaan supervisi. Persiapan yang
diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan
dengan berkoordinasi dengan pemberi tugas seperti evaluasi dokumen
perencanaan dan jadual pekerjaan lapangan, persiapan sistem
administrasi pekerjaan lapangan dan lain sebagainya. Secara garis besar,
kegiatan konsultan pada tahap ini adalah sebagai berikut :

▪ Mempelajari dan mengevaluasi perencanaan teknis dan gambar-


gambar detail sesuai dengan kondisi lapangan.

▪ Bersama kontraktor pelaksana menyusun rencana pelaksanaan


pekerjaan.

▪ Melakukan koordinasi dengan instansi terkait menyangkut kegiatan


lapangan.

✓ Tahap Pelaksanaan Supervisi Kegiatan Lapangan

Secara umum, beban kerja konsultan pada tahap ini adalah diawali
dengan langkah-langkah kosultan memulai persiapan di lapangan sampai
dengan penyerahan pekerjaan oleh kontraktor kepada pemberi tugas.

Pengawasan dan pengendalian kegiatan lapangan memiliki peranan


penting dalam siklus pelaksaan kegiatan pemasangan jaringan pipa air
bersih di lapangan. Pengawasan dititikberatkan pada kesesuaian
pelaksanaan dengan jadual perencanaan, sedangkan pengendalian
kegiatan lapangan adalah memantau, mengkaji, mengadakan koreksi,
dan membimbing agar kegiatan lapangan dapat menuju ke arah sasaran
yang telah ditentukan. Sasaran tersebut dilihat dari komponen rencana
anggaran biaya, rencana jadual pelaksanaan pekerjaan dan standar mutu
yang telah disusun dan ditetapkan pada tahap perencanaan. Dalam hal
ini, perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksaan kegiatan
lapangan dalam hal penggunaan sumber daya untuk melaksanakan
kegiatan, sedangkan pengawasan dan pengendalian dimaksudkan untuk

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 98


mengkaji apakah hasil yang telah dikerjakan sesuai dengan rencana dan
standar mutu yang telah ditentukan, dan mengadakan tindakan-tindakan
perbaikan jika diperlukan.

Fungsi pengendalian mempunyai arti penting, karena meskipun sasaran


telah ditetapkan dengan jelas, disertai organisasi kepemimpinan yang
kuat dan motivasi yang tepat, namun kecil kemungkinan untuk sesuai
dengan perencanaan jika tidak disertai dengan tindakan pengawasan dan
pengendalian yang baik.

Proses pengawasan dan pengendalian secara umum dapat diuraikan


menjadi langkah-langkah berikut :

o Menentukan sasaran yang diinginkan. Sasaran pokok kegiatan


adalah ketepatan anggaran, jadual kerja dan mutu pekerjaan.

o Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka


mencapai sasaran. Terdapat beberapa macam standar dan kriteria
dalam penyelenggaraan kegiatan lapangan, diantaranya adalah
anggaran per satuan unit pekerjaan, pengawasan alat per unit per
jam, jadual berupa tonggak kemajuan (milestone) atau jadual
penyelesaian per unit pekerjaan, dan sebagainya.

o Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan dan


pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan. Pada akhir kurun waktu
tertentu yang dipakai pada saat pelaporan diadakan pemeriksaan,
pengukuran dan penyampaian data informasi hasil pelaksanaan
pekerjaan lapangan. Pelaporan dilakukan secara teratur, yaitu
harian, mingguan dan bulanan.

o Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar,


kriteria dan sasaran yang telah ditentukan. Di sini diadakan analisis
atas indikator yang diperoleh dan mencoba membandingkan
dengan kriteria dan standar yang ditentukan. Hasil analisis ini akan
digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan perbaikan jika
dipandang perlu dilakukan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 99


o Mengadakan tindakan perbaikan. Apabila hasil analisis
menunjukkan adanya indikasi penyimpangan yang cukup berarti,
maka perlu diadakan langkah-langkah perbaikan. Tindakan
perbaikan dapat berupa realokasi sumber daya, menambah tenaga
kerja, mengubah metode, cara atau prosedur kerja dan peralatan
yang digunakan.

Untuk lebih jelasnya pekerjaan konsultan pada tahap pelaksanaan


lapangan adalah melaksanakan pengendalian/pengawasan konstruksi
sesuai jenis pekerjaan. Melaksanakan ketentuan administrasi kegiatan
fisik di lapangan dan melaksukan pengawasan terhadap kualitas dan
kuantitas sesuai dengan spesifikasi teknis dan dokumen kontrak.

1) Pengawasan Teknis

Pengawasan teknis mencakup pekerjaan-pekerjaan :

a. Menyetujui dan memberikan arahan-arahan untuk peralatan


dan metode kerja kontraktor.

b. Memeriksa bahan-bahan yang akan dipakai dalam kegiatan


fisik lapangan, baik kualitas maupun kuantitas.

c. Memeriksa dan menyetujui ketepatan pelaksanaan


pekerjaan sesuai gambar kerja dan spesifikasi teknis.

d. Memeriksa dan menyetujui sarana penunjang pelaksanaan


pekerjaan lapangan.

e. Mengawasi dan menyetujui hasil uji coba pekerjaan oleh


kontraktor.

2) Administrasi Kontrak dan Kegiatan Fisik Lapangan

a. Memeriksa kemajuan pekerjaan fisik di lapangan oleh


kontraktor.

b. Memberikan masukan pada pengguna jasa mengenai


pekerjaan lapangan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 100


c. Mempersiapkan Berita Acara tiap Kegiatan.

d. Pembuatan laporan-laporan sebagaimana yang disyaratkan


dalam KAK.

e. Mengadakan uji coba sistem dan mengevaluasi hasilnya.

Kegiatan konsultan pada tahap konstruksi secara keseluruhan


terdiri dari :

a. Pengawasan Kualitas

Konsultan akan melakukan pengawasan agar metode


pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah disepakati dalam dokumen
kontrak. Semua bahan/material yang digunakan dalam
proyek akan diteliti dan baru dapat dipakai setelah
mendapatkan persetujuan tenaga pengawas lapangan.
Tenaga pengawas lapangan akan membuat catatan mengenai
semua kejadian di lapangan.

b. Pengawasan Kuantitas

Konsultan mengawasi agar kuantitas pekerjaan yang


dikerjakan oleh kontraktor sesuai dengan volume yang
terdapat dalam Bill of Quantity dan kemungkinan-
kemungkinan pekerjaan tambah kurang. Di samping itu,
laporan mengenai kuantitas masing-masing pekerjaan secara
akumulatif yang telah dikerjakan kontraktor merupakan dasar
untuk pembayaran kontraktor.

c. Pengawasan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Konsultan akan mengawasi secara terus menerus kemajuan


prestasi fisik kontraktor terhadap jadual rencana dan
mengambil langkah-langkah yang perlu bilamana terjadi
keterlambatan untuk memacu kembali agar dapat mengejar
kemajuan pekerjaan sesuai dengan jadual yang telah

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 101


direncanakan. Sarana yang digunakan untuk keperluan ini
adalah analisa Net Working Planning dengan metode lintasan
kritis.

d. Kegiatan Administrasi

Konsultan akan mengelola kegiatan-kegiatan administrasi


serta recording system yang baik, sistematis dan efisien di
lapangan maupun di kantor. Konsultan mempersiapkan
berita acara yang menyangkut rapat-rapat, uji coba dan serah
terima pekerjaan lapangan.

e. Pemeriksaan Akhir/Serah Terima Pekerjaan

Bilamana pekerjaan hampir berakhir, konsultan akan


mengadakan pemeriksaan pendahuluan untuk persiapan
serah terima pekerjaan yang pertama dan membuat daftar
dari kekurangan-kekurangan dan perbaikan yang harus
diserahkan kontraktor. Selama masa pemeliharaan,
konsultan akan mengadakan monitoring dan mencatat
perbaikan-perbaikan yang harus dikerjakan dalam rangka
persiapan serah terima yang kedua.

f. Pemeriksaan As Built Drawing

Kontraktor harus telah menyerahkan as built drawing


sebelum serah terima pekerjaan yang pertama, dan bila perlu
mengadakan revisi/perbaikan sesuai petunjuk konsultan,
serta diserahkan kembali sebelum penyerahan pekerjaan
yang kedua untuk diperiksa dan mendapat persetujuan
konsultan.

g. Konsultasi

Pada tahap pelaksanaan konstruksi apabila terjadi


permasalahan-permasalahan baik teknis maupun non teknis
di lapangan, konsultan akan melakukan konsultasi dengan
pemberi tugas untuk membahasnya.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 102


✓ Tahap Pasca Pelaksanaan Kegiatan Fisik Lapangan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses pengawasan/pengendalian


mutu dan waktu pelaksanaan pekerjaan, dimana konsultan akan
melakukan evaluasi hasil pelaksanaan proyek, evaluasi ini diperlukan
untuk perbaikan-perbaikan program pelaksanaan kegiatan kedepan,
dalam evaluasi ini konsultan akan mencoba melakukan pendekatan teknis
dan non teknis.

a. Pendekatan Non Teknis

Tinjauan ini lebih pada hambatan yang timbul pada proses lelang,
proses pembuatan perizinan dan koordinasi yang melibatkan
instansi terkait, proses penyerahan lapangan dari pemberi tugas
kepada rekanan dan proses kesiapan rekanan dalam melaksanakan
pekerjaan.

b. Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis yang dilakukan dalam melakukan evaluasi


proses pelaksanaan konstruksi adalah jejak rekam seluruh aktivitas
pelaksanaan kegiatan fisik lapangan berupa laporan harian, laporan
mingguan, notulensi rapat koordinasi yang bersifat rutin maupun
rapat koordinasi pemecahan masalah yang timbul.

Proyek adalah suatu urutan dan peristiwa yang dirancang dengan baik dari
suatu permulaan sampai suatu akhir yang diarahkan untuk mencapai suatu
tujuan yang jelas. Proyek berbeda dengan yang dilakukan sehari-hari karena
tujuan proyek adalah tertentu, bukan peristiwa yang rutin. Karena nya proyek
memerlukan perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan.

Manajemen proyek lebih menekankan penjadwalan dan pengendalian untuk


mencapai tujuan yang telah ditentukan secara cepat, tepat dan efektif maka
penjadwalan dan pengendalian proyek harus dilakukan dengan seteliti dan
seoptimal mungkin.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 103


Permasalahan utama yang sering timbul dalam menangani suatu proyek adalah
:

1. Sulitnya menyelesaikan proyek tepat waktu.


2. Seringnya pelaksanaan proyek membutuhkan biaya yang lebih besar dari
rencana.
3. Sulitnya menggunakan sumberdaya se-efisien mungkin.

2.5.4.1. Penjadwalan Proyek.

Dalam banyak hal dari kasus yang ada, penjadwalan merupakan alay yang
diperlukan guna menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek kecil dengan
beberapa kegiatan, tahap pelaksanaan umumnya dapat dibayangkan sehingga
penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan. Akan tetapi berbeda masalahnya
pada proyek berskala besar dimana selain jumlah kegiatan yang sangat besar
dan rumitnya ketergantungan antar kegiatan tidak mungkin lagi hanya diolah
didalam pikiran. Penjadwalan dan kontrol menjadi rumit dan sangat penting
agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien.

Unsur utama dari penjadwalan adalah peramalan (forecasting), walau pun perlu
disadari bahwa perubahan-perubahan dapat saja terjadi dimasa mendatang dan
akan mempengaruhi pola rencananya sendiri.

Penjadwalan itu sendiri adalah berpikir secara mendalam melalui berbagai


persoalan-persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, menyusun berbagai macam
tugas yang menghasilkan suatu kegiatan lengkap yang menuliskan macam-
macam kegiatan dalam kerangka yang logis dan rangkaian waktu yang tepat.

2.5.4.2. Tujuan Dan Manfaat Perencanaan Jadwal proyek.

Jadwal bagi proyek bagaikan peta dalam perjalanan. Tanpa peta yang baik
perjalanan dapat menyasar ke sana-sini sehingga menghabiskan banyak waktu,
biaya bahan bakar, atau bahkan tidak sampai dengan yang dituju karena
habisnya bahan bakar (proyek gagal). Untuk itu sebelum proyek dimulai terlebih
dahulu merencanakan jadwal proyek. Tujuan perencanaan jadwal adalah:

1. Mempermudah perumusan masalah proyek.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 104


2. Menentukan metode atau cara yang sesuai.
3. Agar lebih terorganisirnya kelancaran kegiatan.
4. Mendapatkan hasil yang optimun.

Manfaat dari hasil perencanaan tersebut bagi proyek adalah :

1. Diketahuinya keterkaitan antar kegiatan.


2. Kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegiatan kritis).
3. Kapan memulai dan harus selesainya kegiatan dapat diketahui dengan
jelas.

2.5.4.3. Unsur-Unsur Penyusun Kegiatan.

Penyusunan kegiatan secara logis menurut waktu tertentu, akan menghasilkan


rencana formal yang mencantumkan:

• Kegiatan atau tugas.


• Waktu.
• Sumberdaya.
• Biaya sebagai target dalam pelaksanaan nantinya.

Mengingat perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan


maka beberapa faktor harus diperhatikan untuk membuat jadwal proyek yang
cukup efektif yaitu :

1. Secara teknis jadwal tersebut bisa dipertanggungjawabkan (technically


feasible).
2. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat (reliable estimate) dimana
perkiraan waktu, sumber daya serta biayanya berdasarkan kegiatan
tersebut pada proyek sebelumnya.
3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
4. Sesuai dengan penjadwalan proyek lain yang mempergunakan sumber
daya yang sama.
5. Feksible terhadap perubahan-perubahan, misalnya perubahan pada
spesifikasi proyek.
6. Mendetail dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan
pengendalian kemajuan proyek.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 105


7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis.

2.5.4.4. Metode Kontrol Pengendalian Proyek.

Sistem pengawasan dan pengendalian proyek, disamping memerlukan


perencanaa yang matang dan realistis, dilengkapi dengan metode pemantauan
yang dapat memberikan petunjuk atau mengungkapkan adanya penyimpangan
dan kesalahan dalam pelaksanaan.

Metode dan teknik yang dipakai adalah :

1. Mengidentifikasi varian

Mengidentifikasi varian berarti melakukan analisis data-data laporan


pelaksanaan pekerjaan pada kurun waktu tertentu dan
membandingkannya dengan anggaran atau jadual yang telah ditentukan.
Ini dikerjakan misalnya dengan mengukur/menghitung jumlah unit yang
diselesaikan kemudian membandingkannya dengan perencanaan, atau
melihat catatan penggunaan sumber daya misalnya jam-orang dan
membandingkannya dengan anggaran. Langkah ini dapat menghasilkan
hal-hal sebagai berikut :

• Varian pada jadual, berarti penyimpangan waktu/jadual


pelaksanaan terhadap jadual yang telah ditentukan/rencana
• Varian pada biaya, berarti penyimpangan antara biaya pelaksanaan
terhadap anggaran

Macam-macam varian yang sering dijumpai dalam pelaksanaaan proyek


untuk waktu tertentu adalah sebagai berikut :

• Biaya pelaksanaan terhadap anggaran


• Waktu pelaksanaan terhadap jadual
• Tanggal mulai pelaksanaan terhadap rencana
• Tanggal akhir pekerjaan terhadap rencana
• Angka kenyataan pemakaian tenaga kerja terhadap angka
anggaran
• Jumlah penyelesaian pekerjaan terhadap rencana

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 106


2. Grafik “S“ (S Curve)

Adanya suatu varian sering lebih jelas terlihat bila disajikan dalam bentuk
grafik antara nilai kumulatif biaya atau jam-orang yang telah digunakan
atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Ini berarti
menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau bagian dari proyek. Bila grafik
tersebut dibandingkan dengan grafi serupa yang disusun berdasarkan
perencanaan dasar (kumulatif pengeluaran berdasarkan anggaran
uang/jam-orang) maka akan segera terlihat bila terjadi penyimpangan.
Dengan memiliki sifat tersebut diatas dan pembuatannya yang relatif
cepat dan mudah, maka metode pengendalian dan grafik „S“ dapat
dijumpai secara luas dalam penyelenggaraan proyek.

3. Menggunakan Konsep Nilai Hasil (Earned value consept)

Disamping menunjukan prestasi pekerjaan, metode ini dapat dipakai


untuk memperkirakan keadaan masa depan dengan proyek, misalnya
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

• Dapatkah proyek diselesaikan dengan dana yang tersisa


• Berapa besar perkiraan biaya penyelesaian proyek
• Berapa besar proyeksi keterlambatan pada akhir proyek

Perkiraan ini berdasarkan asumsi bahwa kecenderungan yang ada dan


terungkap pada saat pelaporan terus berlangsung. Keterangan semacam
ini, yaitu yang memberitahuan proyeksi masa depan hasil
penyelenggaraan proyek, merupakan masukan sangat berguna bagi
pengelola maupun pemilik proyek karena dengan demikian jauh
sebelumnya telah dapat disusun langkah-langkah yang perlu untuk
menghadapinya.

Analisis dengan metode nilai hasil memerlukan 3 indikator :

a. ACWP, yaitu jumlah biaya yangsesungguhnya terpakai untuk


pekerjaan yang telah terlaksana dalam kurun waktu tertentu
(actual cost of work performed).

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 107


b. BCWP, yaitu jumlah bagian anggaran yang senilai untuk pekerjaan
yang telah terlaksana (budgeted cost of work performed). Ini sama
dengan nilai hasil.
c. BCWS, yaitu anggaran untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah
direncanakan (budgeted cost of work scheduled).

4. Tonggak Kemajuan (Milesone)

Tongkak kemajuan menandai suatu peristiwa/kejadian yang dianggap


cukup pentng dalam rangkaian pelaksanaan pekerjaan proyek. Peristiwa
ini dapat berupa saat mulai atau berakhirnya pekerjaan. Arti penting ini
misalnya dihubungkan dengan keterkaitan pekerjaan tersebut dengan
pekerjaan lain yang tidak dapat dimulai atau dilanjutkan bila pekerjaan
jpertama belum sampai pada saat tonggak kemajuan. Sebagai contoh
adalah pekerjaan pembuatan pondasi pada pembangunan reservoar, yaitu
sebelum pondasi dapar diselesaikan maka pekerjaan lain seperti
pembangunan tiang-tiang kolom, dinding, pemasangan instalasi belum
dapat dimulai. Maka akhir dari pekerjaan pembuatan pondasi dapat
merupakan tonggak kemajuan. Titik tonggak kemajuan merupakan hasil
perencanaan dasar yang dimasukan sebagai salah satu tolok ukur
kegiatan pengendalian kemajuan kegiatan proyek.

5. Rekayasa Nilai (Value Engineering)

Suatu kegiatan nilai yanbermaksud mengendalikanbiaya proyek dikenal


sebagai rekayasa nilai (value engineering). Didalam kegiatan ini,
pendekatan yang diadakan adalah dengan menganalisa nilai terhadap
fungsinya atau kegunaannya. Pengertian dapat dibedakan dengan biaya
karena hal-hal sebagai berikut :

• Ukuran nilai ditentukanoleh fungsi atau kegunaan/faedahnya,


sedangkan harga atau biaya ditentukan oleh substansi barangnya
atau harga komponen komponen yang membentuk barang
tersebut.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 108


• Ukuran nilai condong ke arah subyektif dan sebagian besar
tergantung kepada seberapa jauh pemlik dapat memanfaatkannya,
sedangkan biaya bagi pemilik adalah beberapa pengeluaran yang
telah dilakukan untuk mendapatkan barang tersebut.

Rekayasa nilai adalah evaluasi secara sistematis atas desain auatu proyek
untuk mendapatkan nilai yang paling tinggi bagi setiap rupiah yang
dikeluarkan. Yaitu dengan cara mengkaji aspek biaya seperti penyediaan
material , metoda konstruksi, biaya pengapalan/transportasi, dan
perencanaan/pengaturan dan lain-lain yang berhubungan dengan biaya
dan kegunaan, sehingga akan dicapai perbaikan proyek secara
keseluruhan.

Lebih lanjut, perumusan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Indeks nilai= Kegunaan/biaya = (Utility )/Cost

Dari rumus diatas dapat dinaikan dengan cara :

1. Menambah atau memperbaiki kegunaan dengan tidak menambah


biaya
2. Berusaha mengurangi biaya dengan mempertimbangkan
kegunaannya tetap seperti semula
3. Kombinasi 1 dan 2

Didalam pelaksanaan pengawasan pekerjaan ini metode-metode diatas


akan dicoba diterapkan untuk mencapai sasaran pokok proyek yaitu
pengendalian anggaran, waktu dan mutu proyek.

Pengendalian kemajuan pekerjaan konstruksi akan menggunakan metode


CPM (Critical Path Method). Dengan CPM, jadual akan diperbaharui
xperbulan dengan menggunakan personal komputer dan akan tersaji
jadual rencana dan jadual real. Jika ditemukan bahwa Critical Path
terlambat, konsultan akan segera mengadakan rapat khusus dengan
kontraktor untuk mendiskusikan item pekerjaan yang menjadi masalah,
memberi pengarahan bagaimana mencari jalan keluarnya dan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 109


menginstruksikan kontraktor untuk mengambil tindakan segera. Langkah
ini harus diambil sebelum Critical Path terlambat.

2.5.4.5. Hubungan Kerja Konsultan Pengawas

Diagram dibawah ini menunjukan hubungan segitiga antara Pemberi


Tugas/Pengelola Teknis, Konsultan Perencana dan Pengawas serta Kontraktor
Pelaksana.

Gambar 2.14.
Hubungan Kerja Konsultan Dan Pengawas

Hubungan antara Konsultan Pengawas dan Pihak Pemberi Tugas mencakup hal-
hal antara lain:

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 110


o Konsultan Pengawas membantu Pemberi Tugas dalam bidang pengawasan
teknis.

o Bertanggung jawab kepada Pemberi Tugas terhadap terlaksananya


pekerjaan terutama dalam kaitannya dengan mutu hasil pekerjaan.

o Terikat kontrak dengan Pemberi Tugas.

Hubungan Kerja Konsultan Pengawas dan Kontraktor meliputi hal-hal :

o Konsultan akan mengarahkan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan


dalam hal teknis pelaksanaan.

o Bekerja sama dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan dan mencari


jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan masalah yang timbul.

2.5.4.6. Diagram Alir

Pada dasarnya pengawasan teknis yang akan dilakukan oleh konsultan dalam
rangka mencapai tujuan pekerjaan agar dapat selesai tepat waktu sesuai jadwal
pekerjaan yang telah ditetapkan, juga diupayakan agar tepat mutu sesuai yang
tercantum dalam spesifikasi teknis dan gambar rencana, maka aktivitas
pengawasan pelaksana pekerjaan terdiri dari :

• aktivitas masa mobilisasi kontraktor

• aktivitas masa konstruksi

• aktivitas masa pemeliharaan

• aktivitas pelaporan.

2.5.4.7. Kegiatan pada Masa Mobilisasi Kontraktor

Selama masa ini Konsultan akan melaksanakan semua lingkup layanan jasanya
dan bila dianggap perlu akan mengadakan Pre Construction Meeting (Rapat
Sebelum Masa Konstruksi) dengan Pemberi Tugas dan Kontraktor yang
akan membahas tentang :

• Review semua data dan dokumen yang ada

• Penjelasan terhadap Dokumen Kontrak

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 111


• Penjelasan terhadap Prosedur Kerja Pengendalian

• Evaluasi Rencana Kerja Kontraktor

a. Review Semua Data dan Dokumen Yang Ada

Semua data dan dokumen untuk pelaksanaan pekerjaan yang


disediakan oleh Pemberi Tugas akan direview dan dianalisa oleh
Konsultan agar Konsultan dapat mengerti semua data dan isi
dokumen tersebut dan dapat menerapkan dengan baik sesuai
dengan persyaratan yang ada dalam Dokumen Kontrak.

Konsultan akan memberikan rekomendasi dan usulan dari hasil


review tersebut yang berupa revisi terhadap data dan dokumen
yang ada untuk menyempurnakan data dan dokumen tersebut, hal
tersebut akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak
Pemberi Tugas.

Semua hasil review dan penyempurnaan data/dokumen (bila ada)


akan disampaikan kepada Kontraktor pada Pre Construction
Meeting.

b. Penjelasan Terhadap Dokumen Kontrak

Pengawas Lapangan akan memberikan pengarahan kepada


Kontraktor agar personil mereka yang ditugaskan untuk menangani
pekerjaan ini memahami semua ketentuan yang ada dalam
Dokumen Kontrak terutama pemahaman terhadap Spesifikasi
teknis dan Gambar Rencana yang menjadi perhatian utama bagi
Pengawasan Lapangan agar pekerjaan dapat dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang ada.

Pemahaman terhadap Spesifikasi Teknis dan Gambar Rencana oleh


Personil Kontraktor merupakan hal yang sangat penting agar dapat
melaksanakan tugas pelaksanaan pekerjaan Kontraktor sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana tersebut.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 112


Pemahaman terhadap Dokumen Kontrak meliputi Aspek
Administrasi Kegiatan, Aspek Biaya Kegiatan dan Aspek Teknis
Kegiatan seperti terlihat pada Gambar dibawah ini menunjukan
Bagan Alir Pemahaman Dokumen Kontrak.

Gambar E.2.
Bagan Alir Pemahaman Dokumen Kontrak

c. Penjelasan Terhadap Prosedur Kerja Pengendalian

Pengawas Lapangan akan memberikan penjelasan kepada


Kontraktor untuk hal-hal sebagai berikut :

• Bagaimana Pengawas Lapangan akan menjalankan tugas


pengawasan teknis terhadap metoda pelaksanaan pekerjaan
Kontraktor.

• Bagaimana Pengawasan Lapangan akan melakukan


pengawasan terhadap Kontraktor dalam hal Pengendalian
Mutu bahan dan hasil pekerjaan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 113


d. Evaluasi Rencana Kerja Kontraktor

Rencana Kerja Kontraktor akan dievaluasi oleh Konsultan Pengawas


yang meliputi :

• Rencana Jadwal Pelaksanaan Kontraktor

• Rencana Jadwal Mobilisasi Peralatan Kontraktor

• Rencana Jadwal Mobilisasi Personil Kontraktor

• Rencana Jadwal Pengadaan Material

Konsultan dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas akan


melakukan penyempurnaan terhadap jadwal pelaksanaan
Kontraktor dan jadwal pelaksanaan yang telah disempurnakan
serta disetujui oleh Konsultan akan menjadi dasar dalam
pelaksanaan pekerjaan.

2.5.4.8. Kegiatan Pada Masa Konstruksi

Kegiatan Pengawas Lapangan pada Masa Konstruksi dimaksudkan untuk


memastikan apakah Gambar Rencana, Spesifikasi Teknis dan Dokumen Kontrak
lainnya dapat dilaksanakan secara baik dan mengantisipasi kondisi lapangan
agar tidak terjadi hambatan yang berarti.

Dalam masa konstruksi, Pangawas Lapangan melakukan pengawasan terhadap


Kontraktor agar mendapatkan suatu yang baik, yaitu :

• Pekerjaan selesai dengan mutu sesuai yang disyaratkan

• Pekerjaan selesai tepat waktu

• Pekerjaan selesai tepat biaya

• Pekerjaan selesai dengan administrasi yang baik.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Konsultan akan melakukan Pengendalian


Mutu, Pengendalian Waktu dan Pengendalian Biaya atas pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 114


Kepentingan Pengawas Lapangan tidak hanya pada Pengendalian Mutu saja
tetapi keberhasilan suatu kegiatan tidak lepas dari Pengendalian Waktu dan
Biaya, oleh karena itu Pengawas Lapangan harus menyediakan jasa layanannya
untuk membantu Pemberi Tugas agar pekerjaan dapat berhasil dengan baik
yaitu selesai tepat Mutu, Waktu, Biaya dan Administrasi.

a. Pengendalian Mutu

Pengendalian Mutu akan dilakukan oleh Konsultan terhadap bahan dan


hasil kerja Kontraktor agar sesuai dengan persyaratan yang ada.

Sebagai dasar pengendalian mutu akan dipakai spesifikasi teknis yang


ada dan setiap material yang akan dikirim ke lapangan akan diminta
contohnya, bila tidak memenuhi syarat akan ditolak.

Begitu pula material yang dikirim ke lapangan (yang contohnya sudah


disetujui) akan diperiksa secara berkala untuk memastikan apakah
material yang dikirim tersebut sesuai dengan contoh yang ada.

• Melakukan pengawasan terhadap metoda/cara kerja di lapangan


agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.

• Melakukan pengendalian terhadap hasil pekerjaan Kontraktor baik


dengan test lapangan maupun dengan test laboratorium (bila
diperlukan).

Pentingnya mutu hasil pekerjaan merupakan aspek penting yang akan


menjadi perhatian Konsultan dalam melakukan pengawasan agar mutu
hasil pekerjaan benar-benar sesuai dengan persyaratan yang ada dalam
spesifikasi.

Pada dasarnya pengawasan mutu akan meliputi :

• Pengawasan mutu bahan yang dipakai

• Pengawasan terhadap metoda pelaksanaan pekerjaan

• Melakukan test terhadap hasil pekerjaan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 115


• Konsultan menerapkan pola spesifikasi pengendalian mutu yang
baku yaitu pola Bertahap Tiga, Berlingkup Dua dan Berstruktur Lima
Hal sebagai berikut :

Pola bertahap tiga yaitu pengendalian mutu untuk bahan dan


pekerjaan jadi yang meliputi :

❖ Tahap 1 adalah pengendalian mutu untuk bahan baku


sebelum dipakai.

❖ Tahap 2 adalah pengendalian mutu untuk bahan


olahan yaitu hasil olahan sebelum menjadi hasil
pekerjaan (pekerjaan jadi).

❖ Tahap 3 adalah pengendalian mutu untuk pekerjaan


jadi.

Pengendalian mutu untuk ketiga tahap tersebut akan


dilakukan agar semua bahan dan pekerjaan jadi sesuai
dengan semua persyaratan pada spesifikasi.

Pola berlingkup dua yaitu pengendalian mutu selama


pelaksanaan pekerjaan yang meliputi :

❖ Pengendalian kualitas untuk metoda pelaksanaan agar


metoda pelaksanaan dapat dilaksanakan dengan
benar sehingga hasil pekerjaan dapat diharapkan
sesuai dengan spesifikasi.

❖ Pengendalian dimensi untuk memenuhi semua


persyaratan dalam gambar rencana.

Pola berstruktur lima hal yaitu pengendalian mutu


sehubungan dengan:

❖ Jenis pemeriksaan yang diperlukan sesuai dengan


persyaratan spesifikasi

❖ Metoda pemeriksaan yaitu tata cara pemeriksaan


sesuai jenis pemeriksaan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 116


❖ Frekwensi pemeriksaan yaitu banyaknya pemeriksaan
yang diperlukan sesuai dengan persyaratan yang ada.

❖ Spesifikasi pemeriksaan yaitu batasan-batasan yang


harus dipenuhi dari hasil pemeriksaan untuk
menentukan dapat diterima atau tidak bahan atau
hasil pekerjaan (pekerjaan jadi) tersebut.

❖ Toleransi hasil suatu kondisi dari hasil pemeriksaan


yang masih dapat diterima terhadap spesifikasi
pemeriksaan.

Pengawasan mutu akan dilakukan dengan kegiatan-kegiatan sebagai


berikut :

Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan


akan diperiksa mutunya agar sesuai dengan persyaratan yang ada
dalam spesifikasi.

Program Pengawasan ini akan dilaksanakan untuk menjamin


bahwa semua operasi/kegiatan Kontraktor dapat dimonitor dan
diawasi dengan baik oleh Pengawas Lapangan agar hasil
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang ada dan hasil pekerjaan
yang tidak memenuhi syarat akan segera diberitahukan kepada
Kontraktor untuk segera diperbaiki.

Konsultan akan mempersiapkan prosedur pengawasan yang harus diikuti


dalam setiap aktifitas lapangan yang meliputi prosedur pembuatan
laporan, prosedur untuk mengeluarkan instruksi tertulis kepada
Kontraktor, prosedur ijin melaksanakan pekerjaan dan lain-lain.

Konsultan juga akan membuat laporan harian yang berisi kegiatan


pekerjaan, masalah yang timbul dan rekomendasi jalan keluarnya, lokasi
pekerjaan, kondisi iklim, jumlah personil yang terlibat, jenis dan jumlah
alat serta perkiraan kuantitas yang telah dikerjakan.

Konsultan akan mengarahkan Kontraktor tentang kebutuhan tenaga


kerja dan peralatan untuk menunjang operasi pekerjaan dan secara

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 117


periodik Konsultan akan memeriksa peralatan Kontraktor dan
memberitahukan Kontraktor bila terdapat peralatan yang rusak untuk
segera diperbaiki/diganti. Hasil kerja Kontraktor akan dibandingkan
dengan progres yang diharapkan sehingga dapat diketahui apakah
progres tersebut dapat dicapai atau tidak.

Untuk setiap pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor,


Konsultan akan segera melakukan pemeriksaan, bila hasil pekerjaan
tersebut telah sesuai dengan spesifikasi yang ada maka Konsultan akan
membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas untuk dapat diterima.

Hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi akan ditolak dan
Kontraktor akan diberi alasan penolakan secara tertulis dengan tembusan
kepada pihak Pemberi Tugas, Kontraktor berkewajiban untuk
memperbaiki pekerjaan tersebut.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 118


5. Rencana Kerja

Bab ini menjelaskan dan menguraikan Rencana Kerja yang ditawarkan oleh
konsultan dalam rangka menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimum, maka rencana kerja ini disusun
berdasarkan kebutuhan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh konsultan sesuai dengan
ruang lingkup yang tercantum dalam kerangka acuan kerja dan metodologi yang digunakan
dalam pelaksanaan Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan Barat.

Jangka waktu pelaksanaan Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan BaratTahun


Anggaran 2023 sesuai dengan KAK adalah selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender atau 6 (enam) bulan setelah diterbitkannya SPMK dari pemberi tugas dan
Tahap. Rencana kerja yang disusun oleh konsultan berdasarkan metodologi sesuai dengan
interpretasi konsultan terhadap KAK dan hasil aanwijzing.

Untuk menyusun rencana kegiatan jasa layanan Pengawasan/supervisi, konsultan mencoba


melakukan pendekatan terhadap beberapa faktor, yaitu lingkup kegiatan pengawasan dan
keluaran yang diinginkan. Rencana tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
konsultan adalah sebagai berikut :

a. Persiapan Pengawasan Pekerjaan Fisik Lapangan

b. Pelaksanaan Pengawasan

c. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Fisik Lapangan

Pada tahap ini konsultan melakukan persiapan-persiapan supervisi untuk pekerjaan


fisik di lapangan sebagai berikut :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 119


▪ Koordinasi dengan pemberi tugas.

▪ Konsolidasi dengan tim pengawasan.

▪ Pengumpulan data sekunder (Dokumen Perencanaan, Dokumen Lelang,


Dokumen Kontrak, dan lain sebagainya).

▪ Mengevaluasi dan mengkaji dokumen-dokumen yang ada.

▪ Menyusun Rencana Kegiatan.

Jangka waktu penugasan Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan


Baratadalah 180 (seratus delapan lima) hari kalender atau 6 (enam) bulan kalender.
Adapun wewenang, tugas, kewajiban dan pelaporan meliputi :

1. Wewenang, Tugas dan Kewajiban

a) Wewenang Konsultan

▪ Konsultan bekerja di bawah koordinasi, bimbingan dan pengawasan


pemberi tugas dan bertanggung jawab kepada pemberi tugas.

▪ Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan baik


kualitas maupun kuantitas yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan fisik lapangan.

▪ Memeriksa gambar usulan perubahan kontraktor untuk disetujui oleh


pemberi tugas.

▪ Memeriksa As Built Drawing (gambar terpasang) untuk disahkan oleh


pemberi tugas.

▪ Memeriksa kebenaran prestasi fisik pelaksanaan pekerjaan.

▪ Mengadakan pertemuan berkala dan mengkoordinir seluruh kegiatan


kontraktor demi tercapainya unjuk kerja yang baik.

▪ Melakukan teguran lisan/tertulis terhadap penyimpangan pekerjaan


kontraktor baik berkaitan dengan spesifikasi teknis maupun jangka
waktu pelaksanaan.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 120


▪ Memeriksa dan mensahkan laporan mingguan dari kontraktor.

▪ Mengadakan pemeriksaan akhir pada saat kegiatan fisik lapangan telah


selesai, baik fisik maupun administrasi sampai masa pemeliharaan
pekerjaan berakhir dan menandatangani berita acara pemeriksaan.

b) Tugas Konsultan

Bidang Teknik :

▪ Memeriksa, mengukur dan menghitung ulang seluruh produk rencana


detail terinci (detail engineering design) dan melakukan review design
guna menyempurnakan gambar kerja sebagai bahan acuan untuk
melakukan pekerjaan fisik lapangan.

▪ Memeriksa dan mengevaluasi dokumen perencanaan untuk persiapan


pelaksanaan pekerjaan di lapangan secara teknis maupun administrasi.

▪ Membuat program kerja dan rencana seluruh kegiatan fisik di lapangan


termasuk membuat jadual kegiatan tenaga pengawas (inspector).

▪ Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan kontraktor


sesuai dengan perjanjian dalam dokumen kontrak.

▪ Membuat laporan kegiatan teknis secara periodik setiap hari, minggu,


dan bulanan yang meliputi kegiatan teknis dan hambatan-hambatan
yang ada serta usulan pemecahannya.

▪ Memberi petunjuk kepada kontraktor dalam pengawasan serta


pengujian agar pelaksanaannya sesuai dengan jadual yang
direncanakan.

▪ Membuat revisi teknis bila diperlukan setelah dikonsultasikan dengan


pihak direksi.

Bidang Administrasi

▪ Mengawasi dan mengevaluasi buku harian kontraktor mengenai keluar-


masuknya material hasil pengawasan secara periodic kepada direksi.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 121


▪ Menyiapkan format-format pelaporan antara lain : laporan inspeksi,
laporan pengetesan bahan, blanko pengecekan pengukuran topografi,
blangko pengukuran volume pekerjaan, blangko rekaman pengiriman
dan pemakaian peralatan serta bahan/material.

▪ Menyiapkan dokumen-dokumen pendukung untuk penertiban izin


perpanjangan waktu, perubahan pekerjaan dan serah terima pekerjaan.

Kewajiban Konsultan

▪ Mengikuti dan mematuhi peraturan tata kerja kegiatan yang berlaku.

▪ Menempatkan petugas lapangan dan menyediakan tenaga ahli yang


diperlukan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

▪ Konsultan dan direksi tidak diperkenankan merubah/menambah,


mengurangi pekerjaan tanpa ijin dari pemberi tugas.

▪ Membuat laporan hasil pemeriksaan material baik kualitas maupun


kuantitas sesuai dengan dokumen kontrak dan melakukan evaluasi
terhadap material dan peralatan yang masuk.

2. Pelaporan

Pelaporan kegiatan ini yang harus dikerjakan oleh konsultan adalah sebagai
berikut :

▪ Laporan Pendahuluan yang berisikan rencana seluruh kegiatan yang akan


dilakukan mulai dari persiapan pelaksanaan, metoda pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan kerangka acuan kerja, jadwal penugasan pengawas lapangan.

▪ Laporan Mingguan, dan Laporan Bulanan selama kegiatan fisik lapangan


berlangsung yang berisikan :

• Membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

• Membuat laporan bulanan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh


kontraktor dan permasalahan yang terjadi dilapangan serta
pemecahannya.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 122


• Membuat evaluasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
kontraktor.

▪ Laporan Akhir kegiatan yang berisikan:

• Time Schedule pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh kontraktor dan


disetujui oleh konsultan supervisi dan direksi teknis.

• Laporan seluruh kegiatan pelaksanaan pengawasan yang dilengkapi


dengan foto dokumentasi.

• Mengevaluasi serta Pemahaman pelaksanaan pekerjaan yang telah


dilaksanakan oleh kontraktor selama penyelesaian pekerjaan yang
sesuai dengan spesifikasi teknis dan kontraktual.

• Gambar-gambar pelaksanaan serta perubahannya dan As Built


Drawing (yang dibuat Kontraktor) yang telah disetujui oleh konsultan
supervisi dan direksi teknis.

Pada tahap ini, tugas dan tanggung jawab konsultan adalah sebagai berikut :

1. Membuat evaluasi atas pelaksanaan kegiatan fisik lapangan.

2. Menyusun seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan fisik lapangan, berita acara


serah terima pekerjaan, laporan evaluasi dan semua arsip yang diperlukan untuk
kemudian dikumpulkan menjadi sebuah dokumen kegiatan yang lengkap.

Laporan yang dijhasilkan dari pelaksanaan pekerjaan Konsultan harus membuat laporan
yang baik untuk kegiatan pekerjaan maupun hasilpekerjaan yang harus disusun dalam
Bahasa Indonesia, yang meliputi :

Buku harian, yang memuat semua kejadian, kontraktor pelaksana, dan konsultan
pengawas.

Laporan Harian berisi keterangan tentang :

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 123


a. Tenaga kerja;

b. Bahan-bahan yang yang datang,diterima atau ditolak;

c. Alat-alat

d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan

e. Waktu pelaksanaan pekerjaan

4. Berita Acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran


5. Surat perintah perubahan pekerjaan berita acara pemeriksaan pekerjaan tambah
kurang
6. Gambar – gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings) dan manual
peralatan-peralatan yang dibuat kontraktor pelaksana
7. Laporan rapat lapangan (site meeting)
8. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan time schedule yang dibuat oleh
kontraktor pelaksana
9. Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan negara lengkap dengan lampiran-
lampirannya

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 124


6. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Bab ini menjelaskan dan jadwal pelaksanan pekerja yang ditawarkan oleh
konsultan dalam rangka menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja

Untuk mendukung kelancaran dalam proses penyelesaian setiap tahapan pekerjaan


Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan Barat, kami sebagai konsultan
penyedia jasa layanan akan memberikan semua kemampuan yang dimiliki dengan didukung
oleh tenaga ahli yang kami sediakan sesuai dengan bidang serta keahlian yang dimiliki serta
sesuai dengan KAK yang telah disusun oleh pengguna jasa, disamping itu untuk
menghasilkan pekerjaan yang diinginkan oleh pihak pemberi pekerjaan kami menyusun
program rencana pelaksanaan pekerjaan sehinga dalam pelaksanaannya tidak akan
menyimpang dari apa yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga dengan perancangan
program rencana kerja tersebut semua pekerjaan akan terselesaikan dengan sangat baik.
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada tabel
berikut.

Dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan konsultan menyusun rencana kerja yang
terdiri dari :

Pada Tahapan Persiapan yang dilaksanakan :

a. Pemahaman KAK serta perumusan rencana kerja pengawasan

Memahami isi dari Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan oleh pihak pemberi
tugas untuk kemudian diakomodir oleh Konsultan Pengawas segala keinginan
yang dimuat dalam KAK tersebut.

b. Mobilisasi Personil dan membuat time schedule

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 125


Menempatkan semua tenaga pengawasan sesuai tugasnya dan melakukan rapat
internal tim pengawas mengenai segala pekerjaan yang berkaitan untuk memulai
pekerjaan.

c. Koordinasi dengan Instansi teknis Terkait

Melakukan rapat awal yang biasa disebut dengan Pre Meeting Construction
dengan semua elemen pekerjaan yaitu Pemberi Tugas, Pengelola Teknis,
Konsultan Perencana serta Kontraktor Pelaksana untuk menyatukan visi dalam
pelaksanaan Pengawasan Pembangunan RSUD Panunggangan Barat.

d. Tahap Evaluasi Dokumen Pekerjaan Pengawasan

- Memeriksa Gambar Kerja & Teknis Pekerjaan:

Melakukan pemeriksaan terhadap produk perencanaan yang berupa gambar


kerja untuk kemudian dikoordinasikan kembali dengan pihak perencana
apabila ditemukan hal-hal yang kurang jelas.

- Memeriksa Dokumen Rencana Kerja & Syarat-syarat

Melakukan pemeriksaan terhadap produk perencanaan yang berupa


Rencana Kerja dan Syarat-syarat untuk kemudian dikoordinasikan kembali
dengan pihak perencana apabila ditemukan hal-hal yang kurang jelas.

- Memeriksa Harga Bahan & Upah serta Volume Pekerjaan

Melakukan pemeriksaan terhadap produk perencanaan yang berupa


Rencana Anggaran Biaya untuk kemudian dikoordinasikan kembali dengan
pihak perencana apabila ditemukan hal-hal yang kurang jelas.

Pada Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan yang dilaksanakan :

1. Pekerjaan Persiapan

Mengawasi kegiatan awal yang dilakukan oleh pihak Kontraktor Pelaksana


dalam mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan teknis pekerjaan di
lapangan seperti pembuatan direksi keet dan los kerja (bila ada), pengadaan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 126


listrik kerja, pengadaan air kerja, pembersihan area kerja dan lain-lain termasuk
mengenai keselamatan pekerja.

2. Pelaksanaan Pengawasan Kostruksi Gedung dan Bangunan

- Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun


oleh kontraktor, yang meliputi program-program pencapaian sasaran
konstruksi, penyediaaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan
perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program quality assurance
/ quality control, dan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

- Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program


pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi,
pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,
pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.

- Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial


yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta
melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.

- Membantu pemilik proyek memeriksa tanggung jawab kontraktor dalam


masalah keselamatan/keamanan proyek termasuk masalah peralatan dan
sarana penunjang untuk pelaksanaan.

- Melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan baik dengan pihak-pihak


yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik.

- Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :

• Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi


yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan

• Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan,


serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.

• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,


kuantitas dan laju mencapai volume/realisasi fisik.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 127


- Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

- Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan


mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-
rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi
yang dibuat oleh kontraktor.

- Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran


angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua
pekerjaan konstruksi.

- Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan


oleh kontraktor.

- Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan (As


Built Drawing) sebelum serah terima pertama.

- Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, dan


mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.

- Menyusun laporan akhir pekerjaan pengawasan konstruksi untuk


disampaikan dan disetujui pemberi tugas.

1. Lapran Harian

Laporan harian akan dibuat oleh konsultan pengawas merupakan hasil riveuw
dari laporan harian yang diserahkan dari kontraktor. Laporan harian ini berisikan
kejadian, kontraktor pelaksana, dan konsultan pengawas

2. Laporan Mingguan berisi resume laporan harian

Laporan Mingguan yang akan dibuat oleh konsultan Pengawas merupakan


resume dari Laporan Harian ditambah dengan progres yang sudah dicapai oleh
Kontraktor pada minggu tersebut. Laporan mingguan juga akan dilampiri
dengan berita rapat koordinasi yang diselenggarakan pada minggu tersebut.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 128


3. Laporan Bulanan berisi resume laporan mingguan

Dari kegiatan Laporan Bulanan ini yang akan diperhatikan oleh Konsultan
Pengawas adalah kegiatan dan penyerahan laporan tersebut sesuai dengan
jadwalnya. Laporan Bulanan ini akan berisi antara lain kemajuan pekerjaan
sampai bulan yang bersangkutan dan masalah yang timbul di lapangan.

Laporan ini penting bagi pihak Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas untuk
dapat mengikuti kemajuan pekerjaan tiap bulan dan mengantisipasi serta
mengambil langkah terhadap keterlambatan yang terjadi.

4. Laporan Akhir

Laporan Akhir terdiri dari Laporan Akhir Umum dan Laporan Akhir Teknis.

Laporan Akhir Umum maupun Teknis akan dibuat pada akhir masa layanan
Konsultan untuk masing-masing paket segera setelah dilakukannya Penyerahan
Pertama Pekerjaan. Draft Laporan Akhir Teknis akan diserahkan ke Pemberi
Tugas untuk dilakukan penyempurnaan dan koreksi.

Adapun teknik pelaporan pekerjaan dibuatkan oleh Konsultan Manajemen


Konstruksi dalam bentuk format yang baku, seperti terdapat dalam lampiran.

1. Pembuatan Berita Acara Perubahan Pekerjaan As Built Drawing (bila ada


perubahan baik volume pekerjaan serta bahan & upah).

2. As Built Drawings adalah gambar mengenai pekerjaan yang sudah dilaksanakan


oleh Kontraktor. Pembuatan As Built Drawings merupakan kewajiban Kontraktor
dimana Konsultan Pengawas akan membantu dalam hal keakuratan ukuran dan
posisi.

3. Semua Perubahan Pekerjaan (change order) akan dibuat laporan detailnya dan
diserahkan ke Konsultan Pengawas dan diberitahukan kepada Pemberi Tugas.

4. Laporan ini berisi antara lain :

• Data asli sebelum dilakukan review design

• Data design yang dipakai untuk review design;

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 129


• Data dari As Built Drawing pada lokasi yang akan di desain ulang,

• Copy dari Surat Perintah Perubahan Pekerjaan yang sudah disetujui;

• Copy penawaran Kontraktor termasuk harga satuan lelang dan analisa


harga satuan;

• Gambar design asli (sebelum dirubah) dan gambar design


perubahannya.

5. Pembuatan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pengawasan

Berita Acara Penyerahan I Pekerjaan dibuat sebagai persetujuan bahwa Kontraktor


telah benar-benar selesai melaksanakan pekerjaan dan hanya perlu melakukan
pekerjaan perbaikan yang dilaksanakan pada masa pemeliharaan. Sebagi lampiran
dari Berita Acara ini akan disampaikan Check List dari pekerjaan-pekerjaan yang
belum sempurna dilaksanakan oleh Kontraktor.

Berita Acara Penyerahan II Pekerjaan dibuat bilamana seluruh item pekerjaan yang
menjadi kewajiban Kontraktor termasuk pekerjaan pada masa pemeliharaan telah
selesai dilaksanakan sepenuhnya sebagai tanda telah berakhirnya seluruh kegiatan
proyek.

Dengan tersusunnya rencana kerja tersebut diataskami seaku penyejia layanan jasa
konsultansi yang sangat berminat dalam dalam melaksanakan Pekerjaan Pengawasan
Pembangunan RSUD Panunggangan Baratberharap dapat menyajikan atau
mengahsilkan suatu pekerjaan yang baik dan bermanfaat bagi penyelenggaraannya,
seperti tercantum di tabel 2.3 dibawah ini.

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 130


Tabel 2.3.
Jadwal Pelaksanan Pekerjaan
Bulan Ke
MASA PENGAWASAN KONSTRUKSI FISIK
NO URAIAN Keterangan
I II III IV V VI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I TAHAP PERSIAPAN PROYEK


1 Persiapan
2 Konsolidasi tim mobilisasi awal
3 Penyusunan rencana kerja
Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop
4
drawings)
5 Review Desain
6 Persiapan Mobilisasi Team Pengawas
7 Pengerahan Pengawasan Kosntruksi
Penyerahan Laporan Pendahuluan dan Hasil Review
8
Desain
2 TAHAP PENGAWASAN PELAKSANAAN PROYEK
TAHAP PENGAWASAN LAPANGAN
1 Mobilisasi Team
Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi Fisik
2
Banguna Gedung Teridi Dari:
- Waktu
- Biaya
- Kualitas dam kuantitas fisik
- Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan Laporan
Penyerahan Laporan Pelaksanaan Pengawasan Mingguan
3
Terdiri Dari : Diserahkan Setiap
- Laporan Mingguan Hari Ke 5 Tiap
- Laporan Bulan Ke 1
- Laporan Bulan Ke 2
Laporan Bulanan
- Laporan Bulan Ke 3
Dan Dokumentasi
- Laporan Bulan Ke 4
Diserahkan Setian
- Laporan Bulan Ke 5
Awal Bulan
- Laporan Bulan Ke 6
- Laporan Dokumentasi
TAHAP PASCA PENGAWSASN
1 Penyusunan Administrasi Pekerjaan Laporan Akhir
2 Pembuatan Laporan Hasil Kerja Pengawasan Diserahkan 180
3 Penyelesaian gambar-garbar pelaksanaan Kerja (Seratus delapan
4 Evaluasi dan Tanggapan Pelaksanaan Kerja puluh) hari
5 Penyusunan laporan akhir setelah SPMK
6 Penyerahan Laporan akhir diterbitkan

METODOLOGI, PENDEKATAN DAN RENCANA KERJA 131

Anda mungkin juga menyukai