Anda di halaman 1dari 59

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Bab

1
Tanggapan dan Saran Terhadap
KAK
GAMBAR
SISTEMATIKA PEKERJAAN

KRITISI MASUKAN PEMILIHAN ALAT

PEMAHAMAN TANGGAPAN
APRESIASI & METODOLOGI
TERHADAP TERHADAP
INOVASI PEKERJAAN
PEKERJAAN PEKERJAAN

• LATAR BELAKANG PEKERJAAN TUJUAN PEKERJAAN


• MAKSUD & TUJUAN PEKERJAAN
• SASARAN & OUTPUT PEKERJAAN Sasaran Pekerjaan
• MANFAAT PEKERJAAN
• RUANG LINGKUP PEKERJAAN Output Pekerjaan
• METODE PELAKSANAAN
• PELIBATAN TENAGA AHLI Lingkup Pekerjaan Pekerjaan

Pemahaman terhadap Kerangaka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan


pemahaman penyedia jasa (konsultan) dalam menyikapi kerangka- kerangka
kerja pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan oleh pemberi kerja. Selain
itu, penyedia jasa juga akan menguraikan pemahamannya terhadap materi
pekerjaan yang akan dihadapi dan pemahaman penyedia jasa terhadap
wilayah pekerjaan. Pemahaman terhadap KAK ini merupakan pemahaman
awal penyedia jasa dalam rangkaian kegiatan pekerjaan yang akan dilakukan.
Pemahaman terhadap materi pekerjaan menggambarkan sejauh mana
penyedia jasa menguasai materi dan literatur pekerjaan.
Pada dasarnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan untuk DED
Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar cukup jelas dan
dapat dimengerti, baik secara keseluruhan maupun disiplin ilmu yang
dibutuhkan.

1
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Secara umum dapat dikatakan bahwa pihak konsultan dapat memahami akan
setiap pokok-pokok pikir yang terkandung di dalam KAK tersebut, terutama
setelah pihak konsultan mempelajari dengan seksama uraian yang tertuang
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Demikian pula terhadap kerangka
pendekatan pekerjaan serta metodologi yang dituangkan dalam KAK, untuk
dipergunakan dalam penyelesaian DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh
di Kab. Aceh Besar ini. Walaupun demikian, masih dirasa perlu untuk
dikemukakan tanggapan konsultan atas beberapa hal yang dikemukakan
dalam KAK. Hal ini agar tercipta komunikasi dua arah dan bersifat timbal balik
antara pemberi pekerjaan dengan calon pelaksana pekerjaan ini, hal yang
perlu konsultan tanggapi yaitu produk yang akan di hasilkan dalam suatu
pekerjaan, sesuai potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh pihak terkait.
Terdapat suatu catatan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Kerangka
Acuan, yaitu memperhatikan metode pendekatan yang dipergunakan. Metode
pendekatan (Approach) ini haruslah sesuai atau paling tidak mendekati
dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai agar hasil yang diperoleh
kemudian dapat optimal dan berdaya guna bagi Pekerjaan DED Perbaikan
Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar ini.

A.1 Tanggapan Terhadap Latar Belakang

1. Vitalnya fungsi bendung karet Krueng Aceh yang berada pada


penampang basah melitang DAS Kr. Aceh, yang bertujuan untuk
mencegah intrusi air laut yang berasal dari muara desa lampulo, yang
dampaknya secara terus menerus secara signifikan mempengaruhi
kualitas penyediaan air baku pada PDAM Tirta Daroy yang merupakan
pengelolaan air minum domistik, selain itu bendung karet tersebut
berfungsi sebagai penampung air baku (long storage) untuk menaikkan
muka air sungai pada saat musim kering. Pendayagunaan SDA air
sungai Kr. Aceh tersebut selain pemanfatannya untuk PAB untuk air
minum dibeberapa titik (lokasi WTP) juga di gunakan sebagai
kebutuhan air untuk Daerah Bendung Kr. Aceh dengan luas areal tanam
± 7.800 Ha.

2
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

2. Semakin meningkatnya kebutuhan air baku dari tahun ketahun


seiring dengan populasi pertumbuhan penduduk, oleh karenanya
pelayanan WTP PDAM Tirta Daroy dalam rangka pelayanan air baku
terhadap masyarakat terutama kota banda aceh dan aceh besar dengan
kapasitas terpasang ± 660 liter/detik dan kapasitas produksi ± 653
liter/detik atau yang terlayani ± 218640 jiwa diperlukan pengelolaan
yang terpadu untuk mempertahankan keberlangsungan serta
keberadaannya agar tersedia dalam jumlah dan kualitas yang memadai
agar dapat digunakan hingga ditahun-tahun mendatang, untuk itu
sangat diperlukan koordinasi bersama lintas sektor terkait agar
perencanaan teknis sistem penyediannya dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat terutama di Kabupaten/Kota tersebut.

3. Secara lebih detail Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah menjelaskan


permasalahan maupun gambaran umum kondisi pekerjaan yang mana
sangat membantu pemahaman konsultan terhadap pekerjaan untuk
mendapatkan hasil perencanaan yang tepat seperti yang diharapkan,
sehingga dapat berhasil tepat guna ekonomis dan efisien sesuai harapan
yang diinginkan. Uraian tersebut antara lain ;
a. Permasalahan :
• Karet pada bendung telah beberapa kali mengalami kerusakan
phisik seperti terjadinya kebocoran pada karetnya hingga
terjadinya penurunan layanan hingga 30%;
• Pengaruh erosi DAS berupa lahan kritis hulu sungai (upstream)
yang saat ini ± 79.577,58 Ha, dengan tingkat bahaya erosi relatif
sangat tinggi mencapai ± 94,28 Ton/Ha/Thn (kajian PSDA), hal ini
dapat mengakibatkan pengaruh kualitas air dan pengoperasian
WTP ;
• Diperkirakan terjadinya penurunan dasar sungai (degradasi)
menyebabkan kemampuan intake tidak maksimal berfungsi
untuk pengambilan debit serta mengakibatkan pula penurunan
(setlement) struktur dinding tegak pada bagian hilir bendung;

3
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

b. Gambaran Umum Kondisi Bendung Karet


Mengingat kondisi bendung existing saat ini mengkhawatirkan dalam
penyedian air baku maka diperlukan pekerjaan rehabilitasi besar
yang dimulai dengan Desain Rehabilitasi dan/atau Re_desain secara
segmented sebagai dasar pelaksanaan untuk mengembalikan fungsi
dan kehandalan kinerjanya.
Agar didalam pelaksanaan kegiatan desain rehabilitasi ini tepat
dengan sasaran yang diharapkan maka penyedia jasa akan
melakukan tinjauan awal sebagai pendahuluan rencana kegiatan
diantaranya dengan melakukan tinjauan gambaran umum dan/atau
profil, sosial, ekonomi, teknis termasuk kelembagaan yang ada,
adapun beberapa tinjauan gambaran umum tersebut adalah sbb:
• Site bendung; menjelaskan analisa tata letak bendung karet
berdasarkan pengamatan lapangan dan Analisa data satelit
dan/atau drone
• Geografi; menjelaskan kondisi geologi regional untuk daerah
bendung tersebut berdasarkan peta geologi regional yang
dikeluarkan oleh Pusat Geologi Kementerian ESDM
• Topografi; menjelaskan kondisi topografi berdasarkan peta
topografi yang ada
• Kependudukan; menjelaskan komposisi dan pertumbuhan
penduduk yang ada dan yang akan datang.
• Administrasi; menjelaskan batas-batas wilayah administrasi
mulai dari provinsi, kabupaten/kota.

c. Gambaran umum Tata Guna Lahan


Rencana Detail Tata Ruang
• Menjelaskan Rencana Tata Ruang secara detail untuk tingkat
Kabupaten/Kota secara umum, yaitu tata ruang pada saat ini dan
untuk 5 (lima) tahun ke depan
• Menjelaskan kondisi peruntukan lahan pada saat ini dan untuk 5
(tahun) ke depan

4
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

d. Gambaran umum Kondisi dan Fungsi Bangunan Utama


• Menjelaskan kondisi bendung meliputi; jenis dan tingkat
kerusakan, penyebab kerusakan, usulan perbaikan, pada
bangunan utama beserta bangunan pelengkapnya.
• Menjelaskan fungsi bendung meliputi kemampuan bendung untuk
meninggikan muka air, mengalirkan debit sesuai dengan fungsi
dan tujuannya.

e. Gambaran umum Kondisi Hidrologi dan Neraca Air


• Sumber Air dan Ketersediaan Air
o Menjelaskan sumber air yang digunakan (sungai, waduk,
embung dan lainnya)
o Menjelaskan luasan dan kondisi tata guna lahan Daerah Aliran
Sungai (sumber air)
o Menjelaskan data curah hujan (intensitas hujan) dalam
mingguan, bulanan dan tahunan, evaporasi, evapotranspirasi,
perkolasi, kecepatan angin dan lainnya sesuai dengan
kebutuhan perhitungan hidrologi
o Menjelaskan perhitungan debit sumber air, debit andalan, debit
banjir rencana untuk berbagai periode kala ulang (Q2, Q5, Q10,
Q15, Q25, Q50 dan Q100)
• Kebutuhan Air
o Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan air eksisting yang berada di
DAS kr. Aceh (kebutuhan air minum existing dan prediksi
kedepan dan kebutuhan air lainnya)
o Menjelaskan posisi atau titik-titik pengambilan air
• Neraca Air
• Menjelaskan kondisi eksisting neraca air secara umum
berdasarkan kebutuhan air dan ketersediaan air. Neraca air
dianalisa berdasarkan kebutuhan air dan ketersediaan air
dengan membandingkan kondisi eksisting kekurangan air yang
terjadi dalam 3-5 tahun ke belakang berdasarkan data operasi
dan pemeliharaan eksisting.

5
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

f. Gambaran umum Pengelolaan SPAM


• Kondisi Manajemen/pengelolaan SPAM existing; melakukan
tinjauan kegiatan terkait dengan kemanfaatan fungsi prasarana
dan sarana SPAM terbangun yang meliputi pola operasi termasuk
pemeliharaan, perbaikan dan sumber daya manusia serta
organisasi dan/atau instansi terkait.

Uraian diatas telah memberikan pemahaman awal yang cukup baik


bagi konsultan terhadap pekerjaan ini, konsultan juga memahami
bahwa untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut di atas maka
pada tahun anggaran 2020 ini Kegiatan Perencanaan dan Program
Satker Balai Wilayah Sungai Sumatera-I akan melaksanakan
Pekerjaan DED Perbaikan Bendung Karet yang tentunya
mengharapkan adanya suatu hasil perencanaan yang memuaskan,
dan kepada Penyedia Jasa Konsultansi yang akan melaksanakan
kegiatan ini, diharapkan pula dapat melaksanakan pekerjaan ini
dengan penuh rasa tanggung jawab terkait dengan tanggung jawab
keilmuan serta profesi keahliannya sebagai pelayanan publik dibidang
layanan jasa perencanaan konsultansi. Untuk itu Konsultan akan
menyampaikan rencana program kerja serta melakukan koordinasi
dengan berbagai instansi terkait untuk mendapatkan hasil
perencanaan yan tepat seperti yang diharapkan, sehingga dapat
berhasil tepat guna ekonomis dan efisien sesuai harapan yang
diinginkan.

6
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

A.2 TANGGAPAN TERHADAP MAKSUD, TUJUAN DAN


SASARAN

Sebagaimana dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) maksud


kegiatan ini adalah melakukan kajian efektivitas kinerja bendung akibat
kerusakan oleh kondisi alam dan/atau kerusakan oleh umur teknis
terlampaui dengan melakukan investigasi, inventarisasi, dan identifikasi
serta optimasi fungsi teknis bendung.
Dengan tujuan Kegiatan sebagai berikut :
• Untuk mendapatkan suatu konsep upaya atau cara untuk
memperoleh hasil yang terbaik (optimasi) dalam upaya perbaikan
bendung sesuai dengan kondisi karakteristik sungai untuk kebutuhan
penyediaan air baku;
• Untuk mendapatkan gambar detail desain rehabilitasi dan/atau
Redesain bendung beserta pembiayaan yang sesuai;
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan ini adalah
mengembalikan dan mempertahankan kinerja PDAM Tirta Daroy dalam
rangka pelayanan air baku terhadap masyarakat terutama kota banda
aceh dan aceh besar.

Sebagai jaminan maksud, tujuan serta sasaran tersebut dapat tercapai


adalah dengan menempatkan Tenaga Ahli yang professional dan
berpengalaman dibidangnya serta koordinasi yang baik dengan semua
pihah dan/atau instansi terkait baik ditingkat provinsi maupun daerah.

Gambar A.3. Hubungan Tujuan dengan Sasaran Pekerjaan

SASARAN 1
SASARAN 2 OUTPUT 1
SASARAN 3 OUTPUT 2 TUJUAN
SASARAN 4 OUTPUT n
SASARAN n

7
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

A.3 TANGGAPAN TERHADAP LOKASI, SUMBER DANA


& ORGANISASI PPK
Dalam KAK sudah digambarkan terkait lokasi kegiatan pekerjaan yang
terletak di Kabupaten Aceh Besar dibagian timur Ibu Kota Banda Aceh
dan dapat tempuh melalui jalan darat.

Peta Lokasi Pekerjaan

Dalam KAK juga telah diuraikan terkait sumber dana untuk pelaksanaan
pekerjaan ini yaitu dari APBN melalui DIPA Satker Balai Wilayah Sungai
Sumatera I, dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp.
990.702.000,- (Sembilan Ratus Sembilan Puluh Juta Tujuh Ratus Dua
Ribu Rupiah) termasuk PPn melalui Kegiatan Perencanaan dan Program
Tahun Anggaran 2020. Adapun organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
yang membawahi pekerjaan ini adalah Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Sumatera-I Kegiatan Perencanaan dan Program.

8
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

A.4 TANGGAPAN TERHADAP STANDAR TEKNIS STUDI-


STUDI TERDAHULU

Dalam melaksanakan pekerjaannya konsultan akan senantiasa


mengikuti peraturan dan perundangan yang berlaku, adapun standar
dan pedoman yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah :
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
b. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun 1993 tentang
Sempadan Sungai
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air.
e. Permen PUPR 10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis
Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan.
f. Permen PUPR 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Sumber Air dan Bangunan Pengairan.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

Dalam melaksanakan pekerjaan konsultan juga akan mengikuti standar


teknis yang ada, seperti :
A. Persyaratan Teknis 1986 / 2010
1. PT-01 Persyaratan Teknis - Bagian Perencanaan Jaringan
Bendung
2. PT-02 Persyaratan Teknis - Bagian Pengukuran
3. PT-03 Persyaratan Teknis Bagian Penyelidikan Geoteknik;
4. PT-04 Persyaratan Teknis Bagian Penyelidikan Model Hidrolis

Dalam KAK dijelaskan pengumpulan data sekunder yang diperlukan


dalam perencanaan ini dapat diperoleh di Balai Wilayah Sungai
Sumatera-I serta instansi terkait lainnya yang melaksanakan kegiatan
bendung, perkebunan dan pertanian yang berupa data-data studi

9
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

terdahulu yang terkait dan yang pernah dilakukan untuk keperluan


kegiatan pendahuluan yang akan dilakukan.

A.5 TANGGAPAN TERHADAP REFERENSI HUKUM

Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak


terbatas pada:
a) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air;
b) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
c) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
d) Undang – Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara ;
e) Undang – Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara ;
f) Undang – Undang No. 32 Tahun 2010, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
g) Undang-undang No 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
h) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
14/PRT/M/2014 tentang kriteria dan penetapan Status Daerah
Bendung;
i) Peraturan Menteri PUPR no 30 tahun 2014 tentang Pengembangan
dan Pengelolaan Sistem Bendung;
j) Permen. PUPR No.12 tahun 2014 tentang Exploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Bendung;
k) Peraturan perundangan terkait lainnya.
l) Permen PUPR No. 17/PRT/M/2014 tentang Pedoman Komisi
Bendung
m) Permen PUPR No. 23/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Aset
Bendung
n) Permen Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;

10
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

o) Peraturan Menteri PU Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Pedoman


Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum beserta
lampiran-lampirannya.

Disamping peraturan perundang-undangan yang dijelaskan diatas,


konsultan merasa perlunya penerapan Peraturan Menteri PU Nomor 21
Tahun 2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta menyikapi
keadaan terkini terkait pandemi Covid-19 konsultan beranggapan
perulanya diterapkan Instruksi Menteri PUPR No.02/IN/M/2020 tentang
Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi, dalam proses pelaksanaan
pekerjaan ini.

A.6 TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan DED Perbaikan Bendung Karet Krueng


Aceh di Kab. Aceh Besar ini akan dilaksanakan melalui pendekatan dan
metodologi yang terarah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang
diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta dengan
menempatkan personil yang professional dan berpengalaman
dibidangnya sehingga tercapainya sasaran akhir pekerjaan berupa
keluaran produk detail perencanaan.
Agar lebih terarah, konsultan juga akan menjelaskan lingkup pekerjaan
dan tahapan pekerjaan secara detail pada BAB 3 Pendekatan dan
Metodologi.
Adapun ruang lingkup kegiatan Desain Rehabilitasi antara lain
mencakup beberapa kegiatan pokok adalah sebagaimana dijelaskan
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah sebagai berikut:

Kegiatan A: Pekerjaan Persiapan


1. Administrasi Kantor dan Lapangan;
2. Koordinasi, diskusi dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkait;

11
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

3. Orientasi Lapangan, Pengumpulan Data dan Peta;


4. Inventarsisasi, Identifikasi data, sumber data dan teknik
pengumpulan data;

Kegiatan B: Pekerjaan Lapangan


1. Pengumpulan data&peta Tata Guna Lahan (termasuk Perubahan
Tata Guna Lahan) 10 tahun terakhir;
2. Pengumpulan Peta Topografi lokasi pekerjaan skala 1 : 50.000 dan
atau peta skala tertentu diperoleh dari Bakosurtanal/BIG (pemetaan
topografi);
3. Pengumpulan data geologi permukaan;
4. Pengumpulan data/peta rencana tata ruang;
5. Pengumpulan data Hidrologi dan Klimatologi;
6. Pengumpulan data kejadian banjir, serta kerusakan/erosi tebing
sungai;
7. Pengumpulan data kelembagaan/organisasi pengelolaan sumber
daya air;
8. Pengumpulan data lokasi penambangan galian C DAS bersangkutan;
9. Penumpulan data pengelolaan SPAM (tata kelola operasi bendung
karet untuk pengambilan air Baku intake PDAM);
10. Survey Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya
Masyarakat/Kelembagaan;
11. Survey Topografi dan Penggambaran hasil pengukuran (PT-02);
12. Surver Penyelidikan Geoteknik (PT-03);
13. Data terkait lainnya yang diperlukan.

Kegiatan C: Pekerjaan Analisis / Evaluasi Data dan


Permasalahan
Kegiatan mencakup analisis data sekunder dan primer, termasuk
evaluasi sebab dan akibat maupun dugaan-dugaan sementara dari
permasalahan yang ada, terdiri dari:
1. Evaluasi kondisi Struktur Bendung terhadap fenomena erosi buluh
(piping);

12
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

2. Evaluasi kinerja Bendung berupa long storage untuk menaikkan


muka air pada saat musim kering;
3. Evaluasi pengelolaan SPAM terhadap operasi bendung karet untuk
pengambilan air baku intake PDAM;
4. Evaluasi perubahan tata guna lahan pada DAS mulai dari hulu
sampai ke hilir (lokasi bendung);
5. Analisis aspek lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat;
6. Analisis hidrologi (neraca air, hujan rancangan dan debit banjir
rencana berbagai periode kala ulang Q2, Q5, Q10, Q15, Q25, Q50
dan Q100)
7. Analisis sedimentasi termasuk agradasi dan degaradasi sungai;
8. Analisis erosi/longsoran tebing;
9. Analisis data hasil survey dan pengukuran topografi;
10. Analisis terhadap degradasi daerah aliran sungai (DAS) terutama
pada bagian hulu DAS (rusaknya daerah tangkapan air) yang dapat
menggangu neraca air;
11. Analisis hidraulik struktur bendung (kemampuan bendung menerima
debit banjir terhadap kapasitas penampang sungai);
12. Analisis tingkat kerusakan DAS (luas dan tingkat kerusakan) bagian
hulu yang berpengaruh terhadap terjadinya banjir bagian hilir
terutama banjir di lokasi bendung karet;
13. Analisis hasil Lab Geotek dan Mekanikan Tanah;
14. Analisis struktur bangunan utama dan pelengkap lainnya;
15. Analisis Kelayakan Ekonomi Proyek (AKEP)

Kegiatan D: Pekerjaan Detail Desain


1. Perencanaan Detail Desain/Rehabilitasi Bendung; (KP - Kriteria
Perencanaan)
2. Penggambaran Detail Desain Rehabilitasi Bendung; (KP-07Standar
Penggambaran)
3. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (BOQ);
4. Peyusunan Program Pelaksanaan konstruksi (Spesifikasi teknis dan
metode kerja);
5. Penyusunan Manual O&P Bendung Karet

13
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Kegiatan E : Penyusunan Laporan


1. Laporan RMK
2. Laporan Bulanan
3. Draft Laporan;
• Laporan Pendahuluan
• Laporan Antara
• Laporan Akhir
4. Final Laporan;
• Laporan Pendahuluan
• Laporan Antara
• Laporan Akhir
5. Laporan Pendukung;
• Laporan Kelayakan Air Baku
• Laporan Geoteknik/Mektan
• Laporan Hidrologi, Kualitas Air dan Sedimentasi
• Laporan Analisa Sosial Ekonomi
• Laporan Nota Desain
• Laporan Manual OP
• Laporan Ringkas
• Deskripsi BM/CP dan Laporan Pengukuran Topografi
• Laporan Buku Data Ukur dan Hitungan
6. Gambar Desain dan Peta (A3)
7. Gambar Desain dan Peta (A1)
8. Booklet/Leaflet
9. Dokumentasi/Album Foto
10. Box Kontainer (160 liter)
11. External Memory (1 Tb)

A.6.1 Uraian Lingkup

Kegiatan A: Pekerjaan Persiapan


Penyedia Jasa harus melakukan kegiatan pekerjaan persiapan dalam
rangka memobilisasi sumber daya yang terkait dengan pekerjaan sbb:

14
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

a. Menyusun rencana dan jadwal kerja


b. Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait
c. Koordinasi kegiatan di Pemerintahan Kabupaten
d. Koordinasi kegiatan di tingkat Kecamatan dan Desa

1. Administrasi Kantor dan Lapangan


Sebelum dimulainya kegiatan utama berupa; pengumpulan dan analisis
data-data sekunder maupun primer untuk kemudian disortir dan
dianalisis guna bahan analisis selanjutnya. Pengumpulan data sekunder
yang dimaksud adalah semua data dan hasil studi terdahulu yang ada di
kantor PPK Perencanaan dan Program BWSS I dan berbagai instansi
pemerintah /lembaga terkait lainnya yang berkaitan dengan studi ini
serta pelaksanaan Precontruction Meeting (PCM).

Administrasi Kantor
Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Konsultan harus menyiapkan dan menyerahkan Laporan Rencana Mutu
Kontrak (RMK) sebagai dasar untuk pedoman mutu kegiatan yang akan
dikerjakan sesuai dengan KEPMEN No. 04 Tahun 2009 Tentang Sistem
Manajemen Mutu Departemen Pekerjaan Umum, adapun beberapa
ketentuan yang harus dipenuhi dalam RMK ini adalah sbb:
• Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan mengenai nama
paket kegiatan, kode dan nomor kontrak, sumber dana, lokasi,
lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan dan penanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa;
• Sasaran Mutu yang menguraikan target pencapaian mutu yang
terukur sesuai dengan KAK/RKS;
• Struktur Organisasi yang berkaitan dengan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan dari pihak Organisasi Unit Pelaksana
Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) berikut organisasi konsultan pengawas
pekerjaan (bila ada pada pekerjaan konstruksi) yaitu bagan struktur
organisasi yang menjelaskan keterkaitan pihakpihak dalam
pelaksanaan kegiatan;

15
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

• Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa yaitu bagan struktur


organisasi penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan kontrak;
• Tugas, tanggungjawab dan wewenang yaitu uraian tugas,
tanggungjawab dan wewenang masing-masing kedudukan yang ada
dalam struktur organisasi seperti dalam butir d);
• Bagan alir pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan urutan proses
kegiatan dari tahap persiapan sampai dengan tahap penyerahan
akhir kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi, validasi, monitoring,
evaluasi, inspeksi dan pengujian (sesuai keperluannya);
• Jadwal pelaksanaan kegiatan yaitu menguraikan tahapan
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan waktu, termasuk
perencanaan bobot pekerjaan;
• Jadwal Peralatan yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
peralatan yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
• Jadwal Material yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
bahan/material yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
• Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan personil, tenaga
ahli dan staff pendukung dalam setiap kegiatan sesuai dengan
kompetensi yang dipersyaratkan;
• Jadwal Arus Kas yaitu menguraikan perencanaan penerimaan dan
pengeluaran Kas (keuangan) sesuai dengan nilai kontrak;
• Rencana terhadap metoda verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi,
inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria
penerimaannya.

Administrasi Lapangan
Pasca pelaksanaan administrasi kantor, Konsultan Penyedia Jasa harus
menyiapkan persiapan administrasi lapangan berupa; surat
pemberitahuan izin masuk kelokasi kegiatan, surat permohonan
penugasan (mobilisasi) Tenaga Ahli (T.A) serta Tenaga Pendukung (T.P)
yang nantinya akan melakukan kegiatan dan aktivitas pada instansi
terkait dan/atau dilapangan, penggunaan dan pemakian peralatan
terlebih dahulu diperiksa oleh Direksi Pekerjaan untuk mendapat

16
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

persetujuan termasuk penggunaan lembaran data format-format yang


digunakan.

2. Melakukan koordinasi, diskusi dengan pihak intitusi /


instansi / lembaga terkait
Konsultan Penyedia Jasa diharuskan melakukan koordinasi, diskusi
dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkait baik didaerah maupun di
pusat, koordinasi dimaksudkan untuk mendapatkan masukan, saran
klarifikasi terkait rencana, maupun hasil kajian yang akan dan/atau
yang telah dilaksanakan.

Didalam hal melakukan koordinasi serta diskusi tersebut Konsultan


diharuskan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan sebagai acuan
untuk didiskusikan serta mendokumentasikan dan menyiapkan
notulensinya pada setiap kali melakukan kegiatan koordinasi, diskusi
dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkait.

3. Melaksanakan Orientasi Lapangan, Pengumpulan Data dan


Peta;
Konsultan Penyedia Jasa melakukan Orientasi lapangan berdasarkan
hasil pengumpulan data dan peta terdahulu yang telah ada dan setelah
mendapat arahan dari Direksi Pekerjaan. Beberapa kegiatan persiapan
administrasi dan teknis yang harus segara dilakukan yaitu :
• Mobilisasi sumber daya yang meliputi, kegiatan mobilisasi
personil, peralatan dan mempersiapkan kebutuhan operasional
lapangan.
• Persiapan pekerjaan survei serta Laporan Pendahuluan.

Kegiatan B: Pekerjaan Lapangan


1. Inventarsisasi, Identifikasi data, sumber data dan teknik
pengumpulan data;
A. Inventarisasi
Penyedia Jasa melakukan invetarisasi kegiatan yang merupakan tahap
awal untuk memastikan para pihak yang terlibat. Hasil kegiatan

17
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

inventarisasi akan digunakan sebagai dasar gambaran Profil Sosio,


Ekonomi, Teknik dan organisasi / instansi / kelembagaan pengelolaan
SPAM. Pelaksanaan kegiatan ini dengan diskusi dan peninjauan bendung
dimaksud.
Inventarisasi merupakan kegiatan pendataan atau keterangan tentang
pola operasi dan perawatan bendung. Data atau keterangan yang
dikumpulkan meliputi :
Nama dan organisasi/kelembamgaan terkait pengelolaan bendung;
Nama dan organisasi pemanfaatan SDA pada DAS Kr. Aceh;
Sumber investasi baik pembangunan maupun pemeliharaan;
Sumber air dan teknis pengambilan air di bendung;
Struktur Organisisi pengelalaan bendung serta SPAM;
Tata kelola operasi dan pemeliharaan bendung;
Identifikasi kondisi fisik bendung dan bangunan pelengkap lainnya;
Kelembagaan meliputi aktifitas organisasi pengeloaan SPAM.

B. Identifikasi.
Pelaksanaan kegiatan identifikasi adalah melakukan penelusuran
terhadap permasalahan yang berdasarkan ruang lingkup kegiatan.
Dalam pelaksanaan penelusuran, selain mengukur panjang atau jarak
antara bangunan yang di data, juga melakukan pendataan kondisi
bangunan inteke PDAM. Untuk itu diperlukan ketelitian dan persiapan
yang cukup untuk memulai kegiatan penelusuran.

C. Jenis Data
Jenis data untuk kebutuhan analisa meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari lapangan, masyarakat
dan petugas pengelola bendung, sedangkan data sekunder yang
diperoleh dari studi / perbaikan yang pernah dilakukan dilokasi bendung
berada yang akan digunakan untuk mendapatkan Indikator Aspek
Teknis:
a. Data umum sesuai kebutuhan rencana analisa
b. Sejarah pembangunan infrastruktur
c. Sumber air

18
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

d. Ketersediaan air
e. Kondisi fisik bendung
f. Pelaksanaan Operasi Bendung
g. Pelaksanaan Pemeliharaan Bendung dan pemenfaatan oleh SPAM
h. Pelaksanaan Rehabilitasi Bendung pihak-pihak terkait

Tabel 1. Indikator Kuantitatif Kondisi Bangunan

Tingkat Kerusakan Kategori Kondisi


< 10% Baik
10% - 20 % Rusak Ringan
21% - 40% Rusak Sedang
>40% Rusak Berat

Dalam menentukan evaluasi kondisi fisik dan fungsi bendung ada 4


kriteria kualitatif yang dinilai antara lain:
a. Kondisi Fisik Bendung
• Baik;
• Rusak Ringan;
• Rusak Sedang; dan
• Rusak Berat

b. Fungsi Fisik Bendung


• Baik
• Kurang
• Buruk
• Tidak Berfungsi

Fungsi dan kondisi dari Bendung harus dibedakan. Hal tersebut karena
tidak selalu ada hubungan langsung kondisi dan fungsi suatu bendung.
Contoh : suatu bendung mengalami kerusakan yang cukup berat hingga
dapat dikategorikan RB (Rusak Berat), namun bendung masih bisa
beropersai mengambil debit yang sebagaimana diperlukan. Sebaliknya
bendung yang kondisinya masih baik tetapi endapan lumpurnya tinggi,
maka fungsinya telah banyak berkurang. Fungsi suatu bendung

19
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

tidak selalu diukur atas kemampuannya mengambil debit saja, tetapi


diukur atas kemampuan fungsionalnya dari seluruh aspek bendung.

Sebagai tolok ukur dibawah ini diberikan indikator untuk menentukan


kategori tingkatan fungsional bendung yang akan dievaluasi.

Tabel 2. Indikator Fungsi

Tingkat Kerusakan Kategori Kondisi

0% - 20% Baik
20% - 40 % Kurang

40% - 80% Buruk


80% - 100% Tidak Berfungsi

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (O&P) Bendung


• Indikator (tolak Ukur) Kesesuaian realisasi RPAB dengan rencana
yang ditetapkan dimaksudkan antara Rencana Penyedian Air Baku
dengan Rencana pengambilan air, apakah itu sudah sejalan atau
tidak mengalami perubahan waktu dan jumlah/debit yang diberikan.

D. Sumber Data
Berdasarkan jenis data yang dibutuhkan, maka sumber datanya dapat
diperoleh dari unit organisasi dan/atau instansi pengelola terkait
diantaranya seperti BWSS I (PJPA, PAB, O&P), PDAM Tirta Daroy,
Perpamsi, PKPAM (Dinas Karya), Dinas Kehutanan dan BPDAS Kr, Aceh.
Dengan melibatkan seluruh pihak yang terkait dalam memberikan akses
kebutuhan data dan informasi yang diperlukan, diharapkan nantinya
akan mampu menjawab bagi semua pihak dan dapat digunakan untuk
berbagai perencanaan program kegiatan pengelolaan pemanfaatan dari
fungsi bendungnya.

E. Teknik Pengumpulan data

20
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Teknik pengumpulan data dilakukan secara elektronik dan langsung


melalui penelusuran, observasi, dan wawancara bersama pengamat /
pengelola bendung serta pengurus/pengelola SPAM.

Kegiatan B: Pekerjaan Lapangan


Setelah perolehan data dasar atas persetujuan Direksi dan/atau
pengawas pekerjaan Konsultan Penyedia Jasa melakukan kegiatan
pekerjaan Lapangan sbb :
Penyedia Jasa melakukan pengumpulan data&peta Tata Guna Lahan
(termasuk Perubahan Tata Guna Lahan) 10 tahun terakhir; data ini
diperlukan untuk memastikan keberadaan penggunaan lahan saat
ini telah dan/atau mengalami perubahan dan data ini merupakan
inputing data evaluasi kondisi DAS.
Penyedia Jasa melakukan pengumpulan data&peta Topografi
dengan melaksanakan pengukuran langsung pada lokasi pekerjaan
skala 1 : 50.000 dan atau peta skala tertentu diperoleh dari
Bakosurtanal/BIG (pemetaan topografi);

Pengukuran Topografi;
Pengukuran Situasi, Penampang Memanjang, Penampang
Melintang Sungai Skala 1 : 2000, atau disesuaikan:
Kegiatan survei topografi dilakukan dengan alat ukur yang berupa
waterpass dan theodolit atau alat ukur lainnya yang
menghasilkan data pengukuran. Data pengukuran ini dianalisa
sehingga menghasilkan koordinat dan elevasi titik-titik yang bisa
menghasilkan gambar kontur dari daerah yang diukur.
Pengukuran dan pemetaan situasi dengan skala 1 : 2.000
adalah untuk keperluan perencanaan teknis. Peta tersebut harus
memuat data ketinggian planimetri dan keadaan topografi secara
rinci dengan benar dan jelas. Interval kontur 0,25 m untuk
daerah datar dan 0,50 m – 1.00 m untuk daerah berbukit.
Secara garis besar pengukuran dan pemetaan situasi meliputi :
• Pemasangan patok BM & CP.
• Kontrol horizontal dan vertikal.

21
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

• Pengukuran dilakukan sepanjang 1,5 km yaitu 1000 m di


upstream dan 500 m di downstream rencana intake
• Pengukuran detail situasi.
• Pengukuran potongan memanjang dan melintang pada rencana
bangunan-bangunan dan jaringan
• Pengukuran penampang sungai dilakukan setiap interval 50 m
pada daerah sungai yang lurus dan 25 m pada daerah
sungai/drainase yang berbelok – belok;
• Pengukuran profil melintang (cross section) dari tebing ke
arah dalam sungai dilakukan dengan metode tachimetri apabila
tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan alat Echo
sounder. Pengukuran ke arah daratan dilakukan kiri dan kanan
badan sungai sepanjang ± 50 m – 100 m atau disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
• Pengukuran mulai dari rencana bangunan sampai dengan pipa
existing terdekat.
• Penggambaran.

Dasar Survey:
• Peta RBI sebagai acuan peta Lokasi
• Data untuk kontrol horizontal dan vertikal ditunjukkan dalam
catatan khusus
• Koordinat-koordinat dari Titik Triangulasi yang ada
• Sistim grid yang digunakan ialah system proyeksi UTM dan
Ellipsoid WGS 84.
• Titik referensi elevasi awal harus ditarik dari BM.TTG
BAKOSURTANAL terdekat (± 10.0 Km dari Lokasi Pekerjaan).

Lingkup Kegiatan Survey:


• Pengukuran Kerangka Utama
• Pengukuran Bangunan Utama dan Bangunan Pelengkap (Existing
dan Rencana)
• Pengukuran Jaringan existing dan rencana

22
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Titik Kontrol Geodesi:


• Titik kontrol geodesi yang merupakan kerangka dasar pemetaan
harus menggunakan titik kontrol yang ditarik dari BM.TTG
BAKOSURTANAL /Titik Tringulasi terdekatatau dari titik kontrol
(BM) yang telah terpasanghasil pengukuran terdahulu dan
dilakukan koreksi.
• Apabila memerlukan tambahan maka konsultan harus memasang
titik kontrol baru, Titik kontrol geodesi dibuat dari pilar beton
dengan ketentuan ukuran yang ada pada kriteria yang berlaku.

Umum:
a. Semua data penting yang digunakan untuk menentukan
koordinat bench mark diperoleh dengan cara pengukuran
langsung dilapangan.
b. Semua alat ukur yang digunakan harus dalam keadaan baik
setelah dilakukan pengecekan oleh tim teknis/Direksi dan
memenuhi syarat ketelitian yang diminta.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, konsultan menyerahkan program
kerja yang berisi jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar
personil, daftar peralatan dan rencana keberangkatan
untuk dibahas bersama dengan Direksi (berlaku juga untuk
survey lapangan lainnya seperti penelitian geologi/mekanika
tanah dan survey hidrometri)
d. Pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan program kerja
dan waktu pelaksanaan sesuai dengan jangka waktu yang
tersedia.
e. Pelaksanaan pengukuran topografi dibagi dalam beberapa
tahapan pekerjaan yaitu:
o Persiapan di lapangan.
o Pembuatan kerangka dasar pemetaan.
o Pelaksanaan pengukuran yang meliputi pengukuran horisontal,
pengukuran vertikal, pengukuran situasi detail, pengukuran
penampang memanjang dan melintang, pemasangan titik

23
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

kontrol (benchmark), dan pencatatan data pengukuran dalam


buku ukur.
o Perhitungan di lapangan.
o Penggambaran sketsa di lapangan.
1. Peralatan Survei:
Peralatan yang dipergunakan dalam survei topografi antara
lain:
- Theodolit
- Waterpass
- Rambu ukur
- Pita ukur 50 m
- Rol meter
- GPS
- Note Book

2. Pengamatan Azimut Astronomis:


Arah/azimut awal ditentukan melalui pengamatan matahari
dengan tujuan untuk menghilangkan kesalahan akumulatif
pada sudut-sudut terukur dalam jaringan polygon, untuk
menentukan azimut/arah titik-titik kontrol/polygon yang tidak
terlihat satu dengan yang lainnya, dan untuk penentuan
sumbu X dan Y untuk koordinat bidang datar pada pekerjaan
pengukuran yang bersifat lokal/koordinat lokal.
Azimut Target (T) dapat ditentukan dengan persamaan
berikut ini:

αT = αM + β atau αT = αM + (ιT - ιM)


di mana:

αT = azimut ke target

αM = azimut pusat matahari

(ιT) = bacaan jurusan mendatar ke target


(ιM) = bacaan jurusan mendatar ke matahari
β = sudut mendatar antara jurusan ke matahari dengan
jurusan ke target

24
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Pengukuran azimut matahari dilakukan pada jalur polygon


utama terhadap patok terdekat dengan titik pengamatan pada
salah satu patok yang lain.

3. Pemasangan Patok Bench Mark dan Control Point:


1) Pemasangan Bench Mark sepasang dengan Control Point
(CP), jarak Bench Mark dan CP antara 30 – 70 m dan
dilakukan sebelum dilaksanakan pengukuran sehingga
pada saat pengukuran dilaksanakan kedudukan Bench
Mark dan Control Point sudah stabil.
2) Bench Mark dipasang ditempat yang stabil dan aman
dari gangguan, baik gangguan manusia atau binatang,
serta tidak mengganggu aktifitas umum.
Lokasi Bench Mark ditempatkan pada tempat yang mudah
dicari.
3) Bench Mark dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil
dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Kerangka Bench Mark
dibuat dari besi tulangan berdiameter 8 mm, dan 6 mm.
Bagian tengah Bench Mark dipasang baut Ø 12 mm dengan
panjang 10 cm.
4) Control Point dibuat pipa Paralon PVC Ø 3” dan diisi dengan
campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1
: 2 : 3. Bagian tengah Control Point dipasang baut Ø 12
mm dengan panjang 10 cm.
5) Bench Mark dan CP diberi inisial / nomor. Khusus untuk
Bench Mark inisial/nomor dibuat dari marmer dengan
ukuran 12 cm x 12 cm, dengan sistem penomoran yang
telah ditentukan dan diberi cat minyak warna biru.
Pemasangan Bench Mark dan Control Point diberi tapak
pada permukaan tanah Asli agar lebih stabil dan kokoh.

25
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

6) Setiap benchmark dibuatkan deskripsinya, yang berisi


- Foto benchmark dari arah depan, sehingga inisial /
nomor pada marmer dan latar belakang dapat terlihat
foto diusahakan dapat terlihat dengan jelas sehingga
akan mempermudah dalam identifikasi.
- Sketsa disesuaikan dengan situasi sekitar benchmark.
- Sketsa detail disesuaikan dengan lokasi benchmark.
- Keterangan pemasangan, tanggal pemasangan, nama
desa, kecamatan dan kabupaten lokasi.
- Deskripsi seluruh BM dibuat dengan bentuk formulir
yang telah ditentukan oleh tim teknis/Direksi dan
selanjutnya dibuat tabel berikut.
No. No. mE mN mElev Elevasi BM Elevasi Ket
Urut BM (X) (Y) (Z) di Atas Muka
Tanah Tanah

- Pemasangan Bench Mark terlebih dahulu dimintakan


persetujuan tim teknis/Direksi.
- Deskripsi Bench Mark dijilid menjadi buku tersendiri.
- Ketinggian BM dan CP diikatkan dari BM.TTG
BAKOSURTANAL/Titik Tringulasi terdekat atau dari titik
kontrol (BM) yang telah terpasang hasil pengukuran
terdahulu atau ditentukan lain oleh tim teknis pekerjaan.
- Titik ikat referensi koordinat dan elevasi berjarak
maksimal 10 km.

26
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

- Setiap pengukuran horizontal poligon perlu dipasang 3


buah patok tetap untuk mempermudah pemeriksaan.
- Setiap Bench Mark (BM) harus diberikan tanda pengenal
(reference point), dan dipasang permanen agar tidak
mudah dicabut serta aman guna pelaksanaan konstruksi.
- Semua Bench Mark dan patok poligon harus ditunjukkan
pada peta situasi yang berskala 1 : 2.000 dan pada
situasi trase saluran berskala 1 : 2.000 Nama Bench
Mark/Control Point dan elevasinya harus dicantumkan
dengan jelas.

4. Kontrol Horizontal (Pengukuran Poligon):


Pengukuran kontrol horizontal dilakukan dengan cara poligon,
poligon harus tertutup dan melingkupi daerah yang
dipetakan, jika daerahnya cukup luas poligon utama dibagi
dalam beberapa kring tertutup. Jalur poligon utama atau
cabang diupayakan melalui rencana saluran atau saluran yang
sudah ada demikian juga jalur inspeksi atau drainage.

Maksud pengukuran poligon adalah untuk membuat titik tetap


yang mempunyai koordinat posisi bidang horizontal (x,y)
sebagai kerangka dasar dari pemetaan. Pengukuran poligon
ini diikatkan pada BM.TTG BAKOSURTANAL/Titik Tringulasi
terdekatatau dari titik kontrol (BM) yang telah
terpasanghasil pengukuran terdahuluminimal 2 yang telah
diketahui koordinat dan elevasinya sesuai petunjuk tim
teknis/Direksi.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah:


Pengukuran Kontrol Horizontal/poligon utama harus
diikatkan pada minimal 2 bench mark yang telah diketahui
koordinatnya. Metode pengukuran poligonutama dilakukan
secara close circuit (tertutup)dan dilakukan koreksi.

27
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Pengukuran Kontrol Horizontal/poligon cabang harus


diikatkan padatitik poligon tetap di awal dan di akhir
pengukuran dan dilakukan koreksi.
Pengukuran poligon sudut-sudutnya harus dilakukan secara
2 seri ganda (B, LB, B, LB) untuk tiap station dengan
ketelitian sudut <10“ ketelitian sudut harus lebih kecil dari
10√n.
Azimuth yang digunakan adalah azimuth hasil
pengamatan matahari, Pengamatan dilakukan setiap jarak
2,50 km dengan ketelitian sudut < 10” atau digunakan alat
GPS dilakukan dengan tiga kali pengamatan dengan waktu
yang berbeda pengamatan dilakukan pada titik tetap yang
sama, pembacaan sampai Accuracy terkecil. Pengamatan
dilakukan pada 2 titik tetap poligon dengan menggunakan
system proyeksi koordinat UTM dan Ellipsoid WGS 84.
Setiap titik poligon ditandai dengan patok kayu berukuran
5 cm x 5 cm x 60 cm. Patok ini diberi cat warna
merahuntuk memudahkan identifikasi.
Mengusahakan titik poligon seminimal mungkin.
Orientasi arah awal dan akhir pada pengukuran poligon
dengan melakukan pengamatan matahari atau pengamatan
dengan alat GPS.
Pengukuran Poligon utama menggunakan alat Total Station
pembacaan Jarak diukur minimal 2 kali ke muka dan ke
belakang dengan ketelitian linier polygon utama kesalahan
penutup jarak 1 : 10.000.
Pengukuran poligon cabang ketelitian linier poligon
kesalahan penutup jarak 1 : 5.000.
Pengukuran sudut poligon cabang harus menggunakan alat
theodolit Wild T2 atau yang sederajat dengan ketelitian
sudut minimal 10”, dan seijin tim teknis/Direksi.

5. Kontrol Vertikal (Pengukuran Sipat Datar):

28
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Maksud pengukuran kontrol vertikal/sipat datar adalah


membuat titik tetap yang mempunyai posisi vertical /
ketinggian sebagai kerangka dasar. Pengukuran sipat
datar ini harus diikatkan pada titik BM. TTG
BAKOSURTANAL / Titik Tringulasi terdekat atau dari titik
kontrol (BM) yang telah terpasang hasil pengukuran terdahulu
yang kondisinya masih baik dan dengan persetujuan tim
teknis/Direksi.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan
pengukuran ini adalah sebagai berikut :
Pengukuran Leveling harus diikatkan pada minimal 2 bench
mark yang telah diketahui elevasinya dan harus melalui
titik-titik poligon. Metode pengukuran leveling digunakan
cara pulang pergi atau double stand, dan apabila
dilapangan hanya ada 1 Bench Mark maka pengukuran
harus dilakukan secara close circuit (tertutup).
Pembacaan rambu harus dilakukan dengan pembacaan tiga
benang lengkap yaitu benang atas, benang tengah dan
benang bawah sebagai kontrol 2 BT = BA + BB.
Pengukuran dilakukan cara double stand maka selisih
setiap stand pada tiap slag tidak boleh melebihi 2 mm.
Alat yang digunakan adalah automatic level seperti zeiss
Ni2, (Wild NAK2) atau yang sederajat ketelitiannya dan
seijin tim teknis. Setiap slag diusahakan alat di tengah-
tengah dari dua titik yang diukur dengan jarak maksimum
60 m sedangkan alat terdekat dari alat ke rambu tidak
boleh lebih < dari 5 m ke rambu muka dan rambu
belakang.
Saat perpindahan rambu, rambu belakang dijadikan
sebagai rambu depan tetap pada posisi semula sebagai
rambu belakang dengan cara hanya memutar di atas
landasan rambu. Rambu landasan memakai logam yang
dapat tertancap di atas tanah. Rambu ukur harus
dilengkapi dengan nivo kotak yang terletak di belakang

29
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

rambu untuk mengetahui bahwa rambu benar-benar


vertikal pada saat pengukuran.
Ketelitian kesalahan penutup tinggi dari pengukuran pulang
pergi atau double stand pada pengukuran Waterpas Utama
tidak boleh melebihi 10√D dan waterpas cabang tidak lebih
30D, dimana D adalah jumlah jarak dalam satuan
kilometer.

6. Pengukuran Situasi:
Situasi diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan
vertikal yang telah dipasang, dengan melakukan pengukuran
keliling serta pengukuran didalam daerah survey. Bila perlu
jalur poligon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan
cabang untuk mengisi detail planimetris berikut spot height
yang cukup (untuk pengukuran situasi sungai dan muara),
sehingga diperoleh penggambaran kontur yang lebih
menghasilkan informasi ketinggian yang memadai. Titik-titik
spot height terlihat tidak lebih dari interval 2,50 cm pada peta
skala 1 : 2.000. Interval ini ekivalen dengan jarak 25 m tiap
penambahan satu titik spot height atau 10 – 15 titik spot
height untuk tiap 1 hektar diatas tanah.
Beberapa titik spot height bervariasi tergantung kepada
kecuraman dan ketidak teraturan terrain. Kerapatan titik-titk
spot height yang dibutuhkan dalam daerah pengukuran tidak
hanya daerah sungai, muara dan pantai tetapi juga
tambak, kampung, kebun, jalan setapak dan lain-lain.
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode Tachimetry
menggunakan Theodolit (T.2 dan Wild – T.0) atau yang
sejenis. Jarak dari alat ke rambu tidak boleh lebih dari 60
meter. Untuk penggambaran kontur dibuat apa adanya tetapi
teliti, dan bagian luar daerah sungai kontur diplot hanya
berdasarkan titik-titik spot height, efek artistik tidak
diperlukan. Interval garis kontur sebagai berikut.

30
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Kemiringan Tanah Interval Kontur


Kurang dari 2% 0,25 m
2% sampai 5% 0,50 m
Lebih dari 5 % 1.00 m

Pemberian angka kontur jelas terlihat, dimana setiap interval


kontur 0.50 m dan setiap kontur 1.00 m atau 5.00 m
digambarkan lebih tebal.
Pengukuran situasi pada rencana bangunan utama dilakukan
dengan jarak radius antara 400-500 m disesuaikan dengan
kondisi lapangan meliputi :
Pengukuran Bangunan-bangunan Existing
Jalan-jalan desa dan jalan setapak.
Batas kampung, rumah-rumah, jembatan dan saluran.
Diameter atau dimensi berikut ketinggian lantai semua
gorong-gorong, jembatan dan fasilitas umum lainnya.
Batas tata guna lahan (misalnya pohon bakau, belukar
berupa rerumputan dan alang-alang, sawah, rawa, ladang,
kampung, kebun, dan lain-lain).
Tiap detail topografi setempat (seperti misalnya tanggul
curam, bukit kecil dan lain-lain).
Batas pemerintahan (kecamatan, desa dan lain-lain).
Pemberian nama kampung, kecamatan nama jalan dan
lain-lain jika dirasakan perlu.

Pengumpulan data geologi permukaan;


Melakukan penyelidikan tanah (Geologi, Mekanika Tanah, Tanah
Pertanian);
1. Penyelidikan geoteknik
Adapun Penyelidikan Geoteknik yang dilakukan meliputi:
1) Pemboran Inti
2) Platform/Andangan
3) Standard Penetration Test (SPT)
4) Bor Tangan (Hand Auger)

31
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

5) Pengambilan Undisturbed sample


6) Sondir
7) Test Pit

Uraian Pekerjaan :
1) Pemboran Inti
• Pemboran inti dilaksanakan pada lokasi bending karet
sesuai dengan hasil pembahasan rencana kerja lapangan
dengan kedalaman 90 (Sembilan Puluh) meter
(tersebar).
• Setelah lokasi pemboran disetujui oleh Direksi, maka
selanjutnya memobilisasi alat dan personil ke lokasi
pekerjaan.
• Melakukan persiapan pembuatan andang (platform) untuk
pekerjaan pemboran inti di sungai.
• Setelah mesin bor dan three pot dan pompa air selesai
dipasang, maka pekerjaan dapat segera dimulai.
• Untuk kondisi soil dan batuan lunak, pemboran
dilaksanakan dengan pemboran kering menggunakan
tungsten bit. Untuk kondisi batuan keras, metodenya
dengan pemboran basah dan menggunakan diamond bit.
Memperhatikan perubahan warna air pembilas dan
mencatatnya di buku harian pemboran. Metode
pemborannya adalah dengan rotary drill, bukan dengan
percussion drilling (menumbuk).
• Memasang casing (pipa pelindung) di lokasi yang mudah
runtuh.
• Setiap selesai pemboran, coring dimasukkan ke dalam core
box dan meletakkannya sesuai dengan urutan awal
kedalaman. Memberi tanda batas pengambilan coring.
• Setelah 5 m kemajuan pekerjaan, core box ditutup dengan
papan. Memberi keterangan di papan penutup dengan
Nama Proyek, Nama Konsultan Pelaksana Proyek, No. Titik

32
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Pemboran, Lokasi Pemboran, Kedalaman Pemboran, No


Core Box. Menutup core box dengan gembok.
• Bahan-bahan seperti slime, cutting dan bahan-bahan lain
yang bukan bagian dari hasil pemboran tidak dapat
dimasukkan ke dalam core box.
• Juru bor harus mencatat setiap pelaksanaan pekerjaan
pemboran, waktu pekerjaan, proses pekerjaan, muka air
tanah, pekerjaan pengujian tes air, pengujian daya dukung
tanah dengan SPT, pengambilan contoh tanah tidak
terganggu dan lain-lainnya ke dalam buku lapangan.
• Surveyor harus memberikan data koordinat (x dan y) serta
elevasi lubang bor dan menyerahkan data tersebut ke juru
bor. Referensi untuk pengukuran di lokasi pemboran ini
diambil dari Benchmark dan koordinat-koordinat serta
elevasinya akan ditunjukkan oleh Direksi pekerjaan.

2) Standard Penetration Test (SPT)


• Uji Penetrasi Standar (SPT) dimaksudkan untuk
mengetahui kepadatan relatif dari tanah/batuan pada
kedalaman tertentu di lapangan sekaligus untuk
mendapatkan sampel yang representatif untuk
mendapatkan identifikasi tanah bersangkutan.
• SPT dilakukan pada lubang bor dengan penyebaran
dan interval titik uji ditentukan berdasarkan kebutuhan
desain dan kondisi geologi setempat. Dalam hal ini
konsultan akan meminta persetujuan dari Direksi Pekerjaan
atau sesuai TOR yaitu total 30 (Tiga puluh) test.
• SPT dilakukan dengan menggunakan hammer seberat 63,5
kg dengan tinggi jatuh 75 cm dengan jatuhan otomatis
serta menggunakan split spoon sampler.
• Setiap titik uji dilakukan sebanyak 3 (tiga) hitungan N,
yaitu N1, N2 dan N3 dimana N adalah suatu nilai yang
menunjukkan jumlah atau banyaknya pukulan hammer
untuk memasukkan sampler sedalam 15 cm. Contoh tanah

33
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

yang ter-ambil harus dideskripsi sebagaimana layaknya


core kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik
khusus dan disimpan di dalam core box.
• Jika dalam 5 (lima) kali pukulan sampler hanya masuk
kurang dari 2 cm atau membal maka SPT pada titik
tersebut bisa dihentikan namun harus dapat
diinterpolasikan nilai N-nya.
• Nilai N yang didapat akan dibuat grafiknya pada log bor.
• Untuk titik-titik lain dalam satu lubang bor yang tidak
dilakukan SPT, nilai N-nya diinterpretasikan dari jenis
dan sifat batuan dari hasil deskripsi dan hasil pengujian
SPT pada jenis dan batuan yang sama.
• Contoh tanah yang diperoleh dari tabung SPT, dimasukkan
dalam kantong plastik dan diberi label nama sesuai dengan
nilai/jumlah pukulan, kedalaman, dan nomor bornya.
Contoh tanah ini akan digunakan untuk pengujian
laboratorium yang disyaratkan.

3) Platform/Andangan
Terbuat dari kayu gelondongan atau papan. Tergantung pada
kondisi keadaan lapangan dan jenis alat yang digunakan.

4) Bor Tangan (Hand Auger)


• Cara pengeboran ini termasuk cara pengeboran yang paling
sederhana dalam pembuatan lubang didalam tanah dengan
menggunakan alat bor.
• Alat bor ini hanya dapat digunakan bila tanah mempunyai
kohesi yang cukup, sehingga lubang bor dapat stabil
disepanjang lubangnya dan alat jenis ini tidak dapat
digunakan pada pasir yang terendam air.
• Penetrasi mata bor terbatas pada kekuatan tangan yang
memutarnya, oleh sebab itu tanah harus tidak
mengandung batu atau lapisan tanah keras lainnya.

34
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

• Bor tangan dilakukan di 3 (tiga) titik hingga kedalaman 5


meter. Pada tiap titik pemboran diambil 1 (satu) sample
undisturbed.

5) Pengambilan Undisturbed Sample


Untuk melakukan penelitian sample tanah di laboratorium,
pengambilan contoh tanah ini sangat penting untuk
mengetahui sifat dan jenis tanahnya. Agar parameter sifat-
sifat tanah masih dapat digunakan (tidak terganggu), maka
hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan,
pengangkutan dan penyimpanan contoh-contoh tanah ini
adalah sebagai berikut :
• Undisturbed Sample, UDS (contoh tak terganggu) diambil
dari lubang pemboran/SPT dan bor tangan (hand auger).
• Jumlah pengambilan sampel, yaitu sebanyak 30 (tiga
puluh) sampel.
• Penentuan penyebaran dan interval titik pengambilan UDS
disesuaikan dengan kebutuhan desain dan kondisi geologi
setempat.
• Penentuan rencana penyebaran dan interval titik
pengambilan UDS diperhitungkan dengan cermat,
didiskusikan dan meminta persetujuan Direksi Pekerjaan.
• Untuk mendapatkan sample yang baik, Konsultan harus
menugaskan well site geologist yang selektif dan cermat
dalam menentukan kedalaman pengambilan sampel
tersebut.
• Pengambilan sampel harus menggunakan sampler tube
yang mampu mengambil sampel sepanjang 30 - 45 cm
(shelby tube).
• Tabung contoh yang telah terisi harus segera ditutup
rapat kedua ujungnya dengan lilin/parafin secara baik
dan benar serta diberi label/inisial yang mencantumkan
nama proyek, lokasi, nomor titik bor dan interval
kedalaman pengambilan.

35
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

• Sampel UDS yang sudah diambil harus segera di analisa di


laboratorium.
• Pengujian laboratorium dilakukan terhadap contoh
tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Pengujian
laboratorium Mekanika Tanah untuk contoh tanah tidak
terganggu (undisturbed sample) yang diambil meliputi
pengujian index properties dan structure/engineering
properties:

6) Sondir
Peralatan ini dipergunakan untuk mengukur tahan penetrasi
dengan cara menembus lapisan tanah dengan konus yang
ujungnya berbentuk kerucut dengan kemiringan 60⁰ dan
luasnya 10 cm² dengan kecepatan konstan1,5 - 2 cm/detik
perlapisan tanah dan variasi kedalaman pada lapisan yang
cukup keras.
Dengan menggunakan jenis konus ganda didapat besarnya
lekatan.Pembacaan pada setiap interval kedalaman 20 cm
dan hasil pengujiannya diplot dalam grafik dimana tekanan
sebagai absis dan kedalaman sebagai ordinatnya. Hasil sondir
dapat digunakan untuk memperkirakan konsisitensi
kepadatan dan berdasarkan grafik hasil penyondiran, maka
dapat diperkirakan letak bidang longsoran yang dinyatakan
dengan nilai tahanan konus yang paling kecil dan untuk
penentuan bidang longsoran sebaiknya dilakukan pembacaan
tiap interval 5 cm dengan
konus tunggal.
Penyelidikan Sondir/Cone Penetration test (CPT) Dutch
Cone dengan Biconus type Begemann. Pembacaan
tekanannya dilakukan dengan 2 (dua) buah Manometer
masing- masing dengan skala bacaan 200 Kg/Cm2, mata
sondir yang digunakan adalah Biconus sehingga akan
diperoleh hasil dari perlawanan konus dan nilai letaknya (local
friction). Pengujian tersebut dilakukan pada setiap interval 20

36
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

(dua puluh) cm melalui pembacaan tekanan konus dan


tekanan total yaitu tekanan konus ditambah gaya gesek
selimut konus. Pekerjaan sondir dilakukan sebanyak 3 (tiga)
titik hingga mencapai nilai Cone Resistant (Cr) > 200 kN/m2
atau kondisi lapisan tanah keras.

7) Test Pit
Pekerjaan sumur uji dilaksanakan untuk mengetahui kondisi
lapisan tanah dengan teliti dan dapat dilakukan pengambilan
contoh tanah tak terganggu (undisturbed) pada lapisan-
lapisan yang dikehendaki untuk keperluan compaction test.
Lokasi pembuatan sumur uji dan pengambilan contoh tanah
dilakukan pada 5 (lima) titik test pit harus mendapat
persetujuan dari pihak Direksi dan setiap titiknya musti
disertai dengan pengambilan photo. Pada saat pelaksanaan
juga perlu dicatat uraian-uraian jenis, dan warna tanah yang
disertai dengan memothoto dari arah samping juga arah dari
atas. Penyelidikan dilakukan dengan cara menggali tanah
permukaan secara langsung. Ukuran lubang sumur uji dibuat
paling tidak kira- kira 0,7 cm x 1,25 cm persegi atau 1 – 1,5 ,
yaitu untuk memungkinkan orang menggali didalamnya.
Kedalaman galian dapat bervariasi tergantung pada kondisi
tanah atau dengan petunjuk lain dari Direksi sehingga
pekerjaan ini dilakukan dapat memberikan informasi dari
kondisi lapisan tanah cukup terwakili. Pembuatan sumur uji
dihentikan bila:
• Telah dijumpai lapisan keras dan diperkirakan benar-benar
keras pada sekeliling lokasi tersebut
• Bila dijumpai rembesan air tanah yang cukup besar
sehingga sulit untuk diatasi
• Bila dinding galian mudah runtuh, sehingga pembuatan
galian mengalami kesulitan, tapi usahakan terlebih dahulu
dengan membuat papan-papan penahan di dinding galian.

37
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Pengujian index properties masing-masing 3 (tiga) test:


• Specific Gravity (ASTM.D854) : Nilai berat jenis butiran.
• Unit Weight : Nilai berat isi tanah basah maupun kering dan
perbandingan berat kandungan air terhadap berat tanah kering yang
dinyatakan dalam Persen (%) (WC)
• Grain Size Analysis : Analisa ukuran butiran tanah.
• Atterberg Limit (ASTM D.4318) : Batas Cair (LL), Batas Plastis
(PL) dan Indeks Plastis (PI).
Dari test ini juga diketahui klasifikasi tanah berdasarkan ketentuan
USCS (Unified Soil Classification System).

Pengujian Engineering properties masing-masing 4 (empat)


test (dikecualikan untuk compaction dengan total 100 test
berdasarkan sampel tanah yang diambil dari lokasi test pit):
• Consolidation (ASTM D.2166) : Untuk mendapatkan parameter
koefisien konsolidasi dan indeks konsolidasi untuk menghitung
penurunan pondasi bangunan.
• Triaxial CU (Consolidated Undrained) Test (ASTM D.2850) :
Bertujuan untuk mendapatkan nilai kohesi c’ dan sudut gelincir dalam
atau internal friction angel Φ’ dalam kondisi tidak teralir.
• Permeability : Bertujuan untuk mendapatkan nilai kelulusan air
(permeabilitas) pada sampel tanah asli.

Pra Survey
1. Pengurusan perizinan.
2. Melakukan overview ke seluruh daerah survey, sehingga dapat
dilakukan beberapa perbaikan pada peta wujud lahan dan peta
rencana rintisan.
3. Menyiapkan base camp dan tenaga kerja.
4. Mengumpulkan data sekunder agroklimatologi.

Survey Utama
A. Pengamatan Lapangan.

38
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

1. Pengamatan Identifikasi, bertujuan untuk mengenal satuan


taxonomi. Karakteristik yang diamati meliputi : warna, tekstur,
keadaan batuan, batuan singkapan, kelerengan, relief, elevasi,
macam vegetasi, dan penggunaan lahan.
2. Pengamatan detail, dilakukan mini pit, yaitu lubang pengamatan
dengan menggunakan skop/cangkul dengan ukuran 40 x 40 cm
dan kedalaman 50 cm.
3. Deskripsi profil penuh, dilakukan menurut pedoman yang
diterbitkan oleh FAO (1990), untuk mengetahui tingkatan tanah.

B. Pengamatan Daerah Kunci.


1. Harus dapat mewakili daerah yang luas
2. Harus dibuat pada daerah dimana hubungan antara tanah dengan
kenampakan bentang alam dapat dipelajari dengan mudah.
Daerah contoh tidak boleh terlalu kecil, untuk semi detil sekitar
10 %
Mencakup semua satuan peta
Aksesibilitas mudah

C. Pengambilan Sampel Tanah.


Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk melihat dan menilai
status kesuburan tanah, disesuaikan denagn keadaan fisiografi,
bahan induk dan satuan taxonomi tanahnya serta bahan uji lanjutan
di laboratorium.
Sampel tanah diambil sebanyak 30 (tiga puluh) titik, yang masing-
masing mewakili luasan antara 25 – 50 Ha. Sampel tanah mencakup
seluruh horison yang bersangkutan, dimasukkan ke dalam plastik
sebanyak 1 – 1,5 kg dan diberi label yang sesuai.

D. Analisis Laboratorium
Analisa yang dilakukan antara lain :
1. Analisa Kesuburan, meliputi : Tekstur, pH, bahan organik,
nitrogen, fosfat, kalium, kapasitas tukar kation, dan unsur mikro.
2. Analisa fisika, meliputi : Tekstur, bobot isi, dan permeabilitas.

39
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

3. Analisa Susunan mineralogi, meliputi : Mineral fraksi pasir dan


Mineral liat / debu.

Pengumpulan data/peta rencana tata ruang;


1. Pengumpulan data Hidrologi dan Klimatologi;
2. Pengumpulan data kejadian banjir, serta kerusakan/erosi tebing
sungai;
3. Pengumpulan data kelembagaan/organisasi pengelolaan sumber
daya air;
4. Pengumpulan data lokasi penambangan galian C DAS
bersangkutan;
5. Penumpulan data pengelolaan SPAM (tata kelola operasi
bendung karet untuk pengambilan air Baku intake PDAM);
6. Survey Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat /
Kelembagaan;
7. Survey Topografi dan Penggambaran hasil pengukuran (PT-02);
8. Surver Penyelidikan Geoteknik (PT-03);
9. Data terkait lainnya yang diperlukan.

A.7 TANGGAPAN TERHADAP TENAGA AHLI


Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), terdapat tenaga ahli dan
tenaga pendukung yang terlibat dalam kegiatan ini sesuai dengan
keahlian serta tugas dan tanggung jawab masing-masing personil. Kami
sebagai konsultan akan menugaskan tenaga ahli sesuai dengan
kebutuhan KAK dan termasuk personil yang berpengalaman
dibidangnya, sehingga dapat menghasilkan produk perencanaan yang
optimal. Untuk menunjang kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan tugas
dan tanggung jawab tenaga ahli akan diuraikan pada bagian Lampiran
Komposisi Tim dan Penugasan (Job Description).
Secara umum kebutuhan akan kualifikasi tenaga ahli dan jumlah
personil yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah
cukup sesuai dan memadai, namun konsultan beranggapan perlunya
pelibatan tenaga ahli Mekanikal Elektrikal yang bertugas melakukan

40
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

kajian dan investigasi terhadap manual operation mekanikal dan


elektrikal pada lokasi eksisting pekerjaan, untuk itu konsultan
menyarankan untuk dipertimbangkan kembali terhadap penugasan
tenaga ahli mekanikal elektrikal jika dibutuhkan. Dan sebagai jaminan
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan optimal Tenaga ahli yang akan
diusulkan oleh konsultan untuk menangani Pekerjaan DED Perbaikan
Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar merupakan tenaga-
tenaga ahli pilihan yang telah berpengalaman dalam menangani
pekerjaan-pekerjaan sejenis sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli yang
dikehendaki di dalam dokumen pengadaan jasa konsultan seperti
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Sebagaimana yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Tenaga
ahli Konsultan yang dipekerjakan untuk jasa konsultansi ini harus
memiliki kemampuan yang tinggi dibidangnya masing-masing dan
pemahaman yang baik atas pekerjaan. Setiap tenaga ahli yang
diajukan harus memiliki beberapa tahun pengalaman professional
dan pendidikan yang sesuai seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

1. Ketua Tim/Ahli Bendung


Merupakan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil/Pengairan/Hidro
lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah
terakreditasi. Memiliki Sertifikat Keahlian Ahli Sumber Daya Air yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi Himpunan Ahli Teknik Hidraulik
Indonesia (HATHI) atau Komite Nasional Indonesia untuk
Bendungan Besar (KNIBB) atau Asosiasi terkait lainnya dibawah
Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK). Berpengalaman
sebagai Ketua Tim diutamakan dalam kegiatan kelembagaan
bendung dan/atau perencanaan kebijakan pengelolaan sumber
daya air sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun Ahli Madya, didukung
referensi dari pengguna jasa.

Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Tim/Ahli Bendung


Melakukan persiapan administrasi kantor dan lapangan;
melaksanakan Expose Pendahuluan, Interim dan Draft Final;

41
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Mengarahkan jalannya keseluruhan kegiatan mulai dari awal


hingga akhir penyelesaian kegiatan;
Melakukan interpretasi system planning terdahulu terhadap
rencana kegiatan;
Melakukan evaluasi kemajuan pekerjaan (progres report)
secara berkala;
Melakukan koordinasi, diskusi dengan Tim, Direksi Pekerjaan,
serta pihak intitusi/instansi/lembaga terkait lainnya;
Mengendalikan jalannya Inventarisasi lapangan, pengumpulan
data, peta dan pengadaan Peta Digital
Bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan dan waktu
pelaksanaan sesuai Kontrak dan RMK;
Bertanggung jawab terhadap pengendalian risiko kesehatan
dan keselamatan kerja RK3;
Bertanggung jawab terhadap pengajuan progres report (termijn)
pekerjaan;
Bertanggung jawab atas dokumen Laporan Produk
Perencanaan yang diserahkan baik secara kualitas maupun
kuantitas;
Bertanggung jawab langsung kepada PPK Perencanaan dan
Program BWSS-I terhadap pengendalian waktu, mutu pekerjaan
dan waktu penugasan

2. Ahli Konservasi Sumber Air dan Lahan


Merupakan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil / Pengairan /
Kehutanan lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta
yang telah terakreditasi. Memiliki Sertifikat Keahlian Ahli Sumber
Daya Air yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi Himpunan Ahli
Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) atau Asosiasi terkait lainnya
dibawah Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK).
Berpengalaman di bidang Perencanaan Sistem Jaringan Bendung &
Drainage, sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun Ahli Muda, didukung
referensi dari pengguna jasa.

42
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Tugas dan Tanggung Jawab Ahli Konservasi Sumber Air dan


Lahan
Melakukan koordinasi, diskusi dengan Tim, Direksi Pekerjaan,
serta pihak intitusi/instansi/lembaga terkait lainnya;
Melaksanakan inventarisasi lapangan, pengumpulan data
hidroklimatologi;
Mengelaborasi data-data hidroklimatologi hasil studi terdahulu;
Menganalisis data Konservasi Sumber Air dan Lahan
Menganalisis perkiraan debit pada sumber air dengan cara
pengukuran hidrometri yang mengkombinasikan dari pengukuran
kecepatan dan pengukuran tampang lintang alur/sungai dan
pengamatan elevasi muka air;
Melakukan interpretasi kajian terhadap karakteristik/pola
sebaran hujan serta ketersedian dan kapasitas daya tampung
sumber air; berkoordinasi dengan ketua tim maupun dengan tim
Ahli lainnya didalam penyusunan detail desain perencanaan
dibidang bendung karet.
Menggali permasalahan sumber air dan lahan yang menjadi
kendala masyarakat petani pemakai air setempat atau sumber
lain; melakukan kajian aspek sumber air dan lahan
Bertanggung jawab atas dokumen Laporan Produk Perencanaan
yang diserahkan baik secara kualitas maupun kuantitas;
Bertanggung jawab terhadap waktu, mutu pekerjaan dan waktu
penugasan;
Bertanggung jawab langsung kepada Ketua tim.

3. Ahli Geologi/Mekanika Tanah


Merupakan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Geologi / Teknik Sipil
lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah
terakreditasi. Memiliki Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) atau
Asosiasi terkait lainnya dibawah Lembaga Pengembangan Jasa
Kontruksi (LPJK). Berpengalaman sekurang-kurangnya ahli muda

43
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

minimal 5 (lima) tahun dalam bidang geoteknik dan mektan,


didukung referensi dari pengguna jasa.

Tugas dan Tanggung Jawab Ahli Geologi/Mekanika Tanah


Melakukan evaluasi kondisi geomorfologi sungai dan kualifikasi
tanah.
Melakukan analisa hasil laboratorium serta menghitung
stabilitas konstruksi dan kelayakan bangunan dari aspek
geoteknik dan keamanan bangunan.
Harus berkoordinasi dengan ketua tim maupun dengan tim Ahli
lainnya didalam penyusunan detail desain, dalam pelaksanaan
pekerjaan sesuai jadwal secara penuh sampai dengan pekerjaan
selesai.

4. Ahli Hidrologi
Merupakan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil/Pengairan/Hidro
lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah
terakreditasi. Memiliki Sertifikat Keahlian Ahli Sumber Daya Air yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi Himpunan Ahli Teknik Hidraulik
Indonesia (HATHI) atau Asosiasi terkait lainnya dibawah Lembaga
Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK). berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan dibidang analisis kebutuhan air, kualitas air,
hidraulik, bangunan air, sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun Ahli
Muda, didukung referensi dari pengguna jasa.

Tugas dan Tanggung Jawab Ahli Hidrologi


Melakukan koordinasi, diskusi dengan Tim, Direksi Pekerjaan,
serta pihak intitusi/instansi/lembaga terkait lainnya;
Melaksanakan inventarisasi lapangan, pengumpulan data
hidroklimatologi;
Mengelaborasi data-data hidroklimatologi hasil studi terdahulu;
Melakukan interpretasi pemilihan lokasi kawasan lindung sungai
yang akan ditetapkan sebagai kawasan sumber air terhadap
kondisi hidrologis;

44
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Menganalisis perkiraan debit pada sungai dengan cara


pengukuran hidrometri yang mengkombinasikan dari pengukuran
kecepatan dan pengukuran tampang lintang alur/sungai dan
pengamatan elevasi muka air;
Melakukan interpretasi kajian terhadap karakteristik/pola sebaran
hujan serta ketersedian dan kapasitas daya tampung sungai;
Memberikan masukan/arahan pengukuran bersama Tim lainnya
dan menyiapkan konsep rencana penanganan Bendung Krueng
Aceh
Menyusun laporan hasil studi;
Bertanggung jawab langsung kepada Ketua Tim terhadap
penyelesaian kajian hidrologis di lokasi dan waktu penugasan.

Dalam melaksanakan tugasnya Tenaga Ahli Turut dibantu oleh beberapa


Tenaga Pendukung dan Tenaga Penunjang sebagai berikut :
A. Tenaga Pendukung
1. Ass. Ahli Konservasi Sumber Air dan Lahan
Minimal Sarjana Teknik Sipil /Hidro/Teknik Pengairan (S1),
dibuktikan dengan copy ijazah yang dilegalisir. Memiliki Keahlian
Konservasi Sumber Air dan Lahan. Berpengalaman dalam bidang
perencanaan Konservasi Sumber Air dan Lahan, sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun.

2. Chief Surveyor Topografi


Minimal D3 Geodesi lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah terakreditasi Memiliki keahlian dalam
pekerjaan pengukuran. berpengalaman dalam kegiatan survey
topografi dan survey pengukuran pada perencanaan dibidang
keairan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

3. Surveyor Topografi
Minimal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pengukuran. Memiliki
keahlian dalam pekerjaan pengukuran. berpengalaman dalam

45
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

kegiatan pengukuran pada perencanaan dibidang keairan sekurang-


kurangnya 3 (tiga) tahun.

4. Draftman AutoCAD
Minimal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Penggambaran.
Memiliki keahlian dalam mengoperasikan software CAD/ Gambar
Teknik. Memiliki keahlian dalam menggambar bangunan-bangunan
keairan. Berpengalaman dalam menangani gambar-gambar
bangunan keairan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

B. Tenaga Penunjang
1. Sekretaris/ Bendahara
Minimal Lulusan SMK atau sederajat Memiliki keahlian sebagai
tenaga administrasi dan keuangan.

2. Operator Komputer
Minimal Lulusan SMK atau sederajat Memiliki keahlian dalam
mengoperasikan komputer.

3. Tenaga Lokal Survey Topografi (3 Orang)


Mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk membantu surveyor
topografi seperti memegang rambu ukur dan membersihkan
tanaman yang menghalangi kegiatan pengukuran.

Tugas Tenaga Pendukung tersebut sepenuhnya membantu kegiatan


tenaga ahli pada masing-masing bidang keahlian dalam penugasannya,
mulai dari pekerjaan persiapan, pengambilan, dan analisa data serta
pembahasan sampai dengan penyusunan laporan.
Sedangkan tanggung jawabnya adalah melakukan penajaman analisa
teknis berdasarkan petunjuk serta arahan tenaga ahli, melakukan
koreksi serta perbaikan dan berdiskusi secara intensif bersama tenaga
dalam penyelesaian tugas yang diberikan oleh tenaga ahli secara tepat
dan akurat.

46
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

A.8 TANGGAPAN TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN


PEKERJAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 7 (tujuh) bulan kalender atau 210


(dua ratus sepuluh) hari kalender terhitung Sejak Surat Perintah Kerja.
Terkait dengan output DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di
Kab. Aceh Besar, konsultan menilai waktu yang tersedia cukup
memadai, tapi perlu kiranya diantisipasi keterbatasan waktu ini dengan
melakukan persiapan tim yang maksimal di awal pekerjaan, antara lain
dengan mendiskusikan dan merinci lebih jauh rencana-rencana kegiatan
secara mendetil yang perlu dilakukan baik oleh tim konsultan dan
tenaga ahlinya serta tim teknis agar tahapan dan sasaran (key-target)
untuk tiap tahapan dapat terjadwal dengan baik dan realistis.
Walau demikian, dalam Usulan Teknis ini, konsultan telah menyertakan
suatu jadwal pekerjaan yang paling mendekati dengan kondisi riil yang
telah diantisipasi berdasarkan pengalaman pekerjaan-pekerjaan sejenis
sebelumnya berdasarkan lingkup pekerjaan yang tertuang dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK). Beberapa tahapan bahkan dapat
dilakukan secara paralel dengan tahapan lainnya, sehingga akan
mempersingkat waktu pelaksanaannya, dan tenaga yang ada dapat
dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan lainnya. Efektifitas jadwal
dapat diukur melalui pencapaian sejumlah key-target yang telah
ditetapkan sebagai suatu sasaran antara (milestones).

A.9 TANGGAPAN TERHADAP SISTEM PELAPORAN

Konsultan memahami dan beranggapan bahwa keluaran berupa produk


laporan yang dihasilkan dari pekerjaan ini cukup memadai sebagai
pedoman pelaksanaan dan sebagai acuan manual operasi bendung,
sebagaimana penjelasan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jenis
laporan yang diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
adalah sebagai berikut :

47
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Rencana Mutu Kontrak


Rencana Mutu Kontrak merupakan dokumen jaminan mutu (quality
assurance) yang berisi rencana tindakan yang sistematis dan
terencana demi pencapaian tingkat mutu yang diinginkan.
Maksud penyusunan Rencana Mutu Kontrak adalah untuk
menguraikan secara rinci, lengkap dan jelas tentang tata cara
pelaksanaan kegiatan pembuatan desain yang disusun sesuai dengan
urutan tahapan kegiatan, mulai tahap persiapan, tahap pembuatan
sampai dengan tahap penerapan dokumen mutu desain.

Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi rincian garis besar rencana program kerja meliputi
mobilisasi tenaga dan peralatan, peralatan yang akan digunakan,
metode kerja yang akan diterapkan, data-data yang diperoleh, uraian
tugas personil dan hambatan-hambatan yang diperkirakan akan
timbul dalam menangani pekerjaan ini.

Laporan Bulanan
Secara umum Laporan Bulanan sebagai laporan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan setiap bulan dalam masa kontrak. Muatan
Laporan Bulanan tentang laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan beserta hambatan yang ada, catatan hasil
diskusi, perintah direksi/surat- menyurat, schedule pelaksanaan
pekerjaan, item pekerjaan yang telah dilaksanakan dan menjelaskan
program kerja yang akan dilaksanakan pada bulan berikutnya.
Laporan ini diserahkan setiap tanggal 25 dari bulan yang
bersangkutan.

Laporan Antara (Draft dan Final)


Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan: berisi
mobilisasi dan demobilisasi tenaga ahli dan staf konsultan,
pemakaian man-month, aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan
konsultan, kemajuan pekerjaan konsultan dan penyimpangannya

48
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

terhadap jadual semula, serta penyimpangannya terhadap jadual


semula, masalah-masalah yang ditemui dan penyelesaian yang
dilakukan dalam pekerjaan dan program

Laporan Nota Desain (Draft dan Final)


Laporan ini berisikan seluruh perhitungan dimensi bangunan/struktur
yang diusulkan dalam perencanaan detail desain.

Laporan Akhir (Draft dan Final)


Laporan Akhir akan menyajikan hasil akhir pelaksanaan pekerjaan,
termasuk kesimpulan dan rekomendasi mengenai tindak lanjutnya.
Laporan Akhir ini berisikan hasil pengumpulan data dan peta,
inventarisasi kondisi eksisting, analisis data hidrologi, analisis data
sosial ekonomi pertanian, dan penyajian informasi lainnya berupa
data perencanaan, peta, grafik dan gambar desain. Menjelaskan
tentang konsep dan rangkuman dari seluruh kegiatan desain yang
diusulkan berdasarkan metode dan analisis data. Laporan ini juga
disertai dengan rekapitulasi rencana anggaran biaya dan kesimpulan.

Laporan Kelayakan Air Baku


Laporan ini berisikan analisa kelayakan air baku sebagai persyaratan
untuk kelayakan pembangunan fisik.

Laporan Geoteknik/Mektan
Laporan ini berisikan tentang semua data-data penyelidikan
geoteknik/mektan seperti pengambilan sampel tanah, hasil pengujian
laboratorium dan sertifikat pengujian laboratorium.

Laporan Hidrologi, Kualitas Air dan Sedimentasi


Laporan ini berisikan tentang kaji ulang analisis hidrologi, neraca air,
kualitas air dan perhitungan sedimentasi (baik sedimen layang
maupun sedimen dasar)

Laporan Manual OP

49
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Berisikan pedoman operasi waduk dan pemeliharaan bendungan


serta sistem managemen pengelolaan

Laporan Ringkas
Laporan ini berisikan ringkasan kegiatan detail desain berikut dengan
hasil (summary) pekerjaan detail desain ini.

Deskripsi BM, CP dan Laporan Pengukuran Topografi


Laporan ini berisikan tentang deskripsi BM, CP, dan hasil pengukuran
topografi di lapangan

Buku Data Ukur dan Hitungan


Laporan ini berisikan tentang data lapangan hasil pengukuran
topografi dan perhitungan - perhitungannya.

Gambar Desain (Ukuran A3 dan A1)


Gambar ini merupakan gambar hasil detail desain.

Dokumentasi/Album foto kegiatan


Berisi foto-foto seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan mulai tahap
mobilisasi peralatan, survey /penyelidikan lapangan sampai dengan
penyelidikan laboratorium

Bookleft/Leaflet

External Memori 1 TB
Berisikan seluruh Processing Data termasuk di dalamnya peta - peta
(dalam *.shp) dan data - data excel atau software lainnya yang
terkait dengan perhitungan hidrologi dan analisa struktur, Gambar,
peta dan Laporan-laporan tersebut diatas, disajikan dalam bentuk asli
dan pdf.

Semua laporan tersebut diatas diserahkan kepada Pejabat Pembuat


Komitmen Kegiatan Perencanaan dan Program Provinsi Aceh cq.

50
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

Direksi Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan sebagai Koordinator Pengawasan


Pekerjaan. Jumlah masing-masing laporan sebagai berikut.

51
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

NO PRODUK A1 A3 A4 UNIT/ Ket


BUAH
1 Laporan Rencana Mutu Kontrak 2
2 Laporan Bulanan @ 1 bk 7
3 Draft Laporan;
- Laporan Pendahuluan 1
- Laporan Antara 1
- Laporan Akhir 1
4 Final Laporan;
- Laporan Pendahuluan 5
- Laporan Antara 5
- Laporan Akhir 5
5 Laporan Pendukung;
- Laporan Kelayakan Air Baku 5
- Laporan Geoteknik/Mektan 5
- Laporan Hidrologi, Kualitas Air dan 5
Sedimentasi
- Laporan Nota Desain 5
- Laporan Manual OP 5
- Laporan Ringkas 5
- Deskripsi BM CP dan Lap.Pengukuran 5
Topografi
- Buku Data Ukur dan Hitungan 5
6 Gambar Desain dan Peta (A3) 5
7 Gambar Desain dan Peta (A1) (Cetak 2
8 Plotter)
Bookleft/leaflet 25
9 Dokumentasi/Album Foto 2
10 Box Kontainer (160 Liter) 3
11 External Memory (1 TB) 1

A.10 TANGGAPAN TERHADAP PERALATAN DAN


MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI

Data dan fasilitas penunjang yang disediakan oleh pengguna jasa tidak
ada, tetapi fasilitas tersebut harus disediakan oleh penyedia jasa sendiri
dengan cara sewa seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Fasilitas tersebut berupa akomodasi dan perlengkapannya, sewa alat-

52
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

alat, dan operasional kantor serta biaya-biaya penggandaan laporan dan


gambar.
Fasilitas penunjang yang disediakan oleh penyedia jasa diperoleh
dengan cara sewa yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Guna menunjang kelancaran tugas-tugas Team Supervisi, selain
peralatan yang disediakan dalam bentuk sewa, dengan peralatan yang
dimiliki konsultan akan memback-up apabila dibutuhkan sehingga
pekerjaan ini dapat berjalan dengan efektif, baik operasional lapangan
maupun kantor adapun jenis Peralatan Penunjang namun tidak terbatas
adalah sebagai berikut Sebagaimana tertera dalam Tabel A.10.1 :

Tabel A.10.1
Data Peralatan Penunjang
NO URAIAN PERALATAN PENUNJANG STATUS
1 Theodolit Milik
2 Waterpass Milik
3 Roll Meter Milik
4 Kompas Milik
5 Komputer, Printer, Scaner dan Meja Komputer Milik
6 Felling Kabinet Milik
7 Photo Digital Milik
8 Alat Ukur Besi / Stehimat Milik
9 Kenderaan Roda 4 (Mobil) Milik
10 Kenderaan Roda 2 Milik

53
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

4.1 Alat Ukur / Theodolit, Waterpass


Untuk mengukur polygon, sifat datar, sudut maupun beda tinggi serta
pengolahan data hasil pengukuran di lapangan untuk mendapatkan
sudut maupun Elevasi Rencana yang akan diterapkan di lapangan kita
mengunakan Alat Ukur / Theodolit, waterpass dengan status
kepemilikan adalah milik.

4.2 Roll Meter


Sebagai alat penunjang yang akan digunakan pada pekerjaan
pengawasan adalah alat ukur Roll Meter Untuk mengukur dimensi
suatu bidang seperti panjang, tinggi, maupun lebar suatu objek yang
akan diterapkan di lapangan dengan status kepemilikan adalah milik.

54
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

4.3 Komputer, Printer, Scaner dan Meja Komputer


Untuk Menunjang Kegiatan Pekerjaan Pengawasan kami Konsultan
Supervisi Menyediakan Fasilitas Komputer, Printer, scaner dan
Perangkat lainya agar dalam pembuatan laporan-laporan dapat
berjalan efektif, efesien dn memudahkan proses Administari Pekerjaan
Pengawasan. adapun peralatan Komputer, Printer, dan Scaner ini
dengan status kepemilikan milik Perusahaan.

4.4 Felling Kabinet


Untuk Pengumulan Data-data dan pengarsipan agar memudahkan
pencarian File yang telah dijadikan produk kami menyiapkan satu
Felling Kabinet untuk Menunjang Kegiatan Pengarsipan, dengan
status kepemilikan adalah milik.

55
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

4.4 Photo Digital


Dalam pengambilan Photo-photo visual terhadap pekrjaan yang telah
dilakukan oleh Rekanan Kontraktor kami mengunakan Photo Digital
merk Cannon untuk memudahkan proses rekaman kegiatan pekerjaan
Konstruksi oleh Rekanan Kontraktor, dengan status kepemilikan adalah
milik

4.5 Alat Ukur Besi / Stehimat


Agar memudahkan dalam pengecekan besaran Diameter besi tulangan
yang digunakan dilapangan kami memilik alat ukur besi / Stehmat,
dengan status kepemilikan adalah milik.

56
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

4.6 Kenderaan Roda 4 (Mobil) & Kendaraan Roda 2


Transportasi yang digunakan oleh Team Leader beserta tenaga
Profesional Staff adalah Kendaraan Roda Empat dan Sub Profesional
Staff mengunakan kendaraan Roda dua Agar memudahkan dalam
mengakses semua kegiatan baik dilapangan/Proyek dengan status
kepemilikan adalah milik.

A.11 SARAN

Dari seluruh dokumen pelelangan yang sudah dipelajari termasuk


kerangka acuan kerja (KAK), dapat diambil kesimpulan bahwa secara
garis besar kerangka acuan yang diberikan sudah cukup memberikan
informasi dan penjelasan mengenai Pekerjaan DED Perbaikan Bendung
Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh besar.

Maksud dan tujuan serta lingkup pekerjaan yang disampaikan di dalam


kerangka acuan kerja telah cukup jelas dan lengkap dipahami oleh
Konsultan, dan Konsultan cukup optimis untuk menyelesaikan tugas

57
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

sesuai dengan arahan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) dalam waktu
7,0 (Tujuh) Bulan kalender sesuai dengan yang direncanakan.

Jenis dan lingkup pekerjaan konsultan perencana pada pelaksanaan


proyek Pekerjaan DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab.
Aceh besar, menyebabkan perlunya pengorganisasian waktu dan
sumber daya secara efektif dan efesien.

Ketepatan perencanaan lapangan dan pelaksanaannya akan sangat


menentukan keberhasilan proses kerja secara keseluruhan. Untuk
mendukung pengorganisasian yang mantap dan terarah, maka
Konsultan menyiapkan struktur organisasi yang mantap sesuai
kerangka acuan kerja, sehingga masing-masing personil yang terlibat
dapat bekerja dengan baik serta memahami tugas dan tanggung
jawabnya.

Dalam hal keterlibatan tenaga ahli konsultan menyarankan untuk


dilibatkannya tenaga ahli Mekanikal Elektrikal yang bertugas
melakukan kajian dan investigasi terhadap manual operation mekanikal
dan elektrikal pada lokasi eksisting pekerjaan jika dibutuhkan.

Konsultan juga menambahkan perlunya penerapan Permen PU No 21


Tahun 2019 tentang tentang pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) Sebagai Pengganti Peraturan Menteri PU Nomor
05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
dengan maraknya fenomena COVID-19 yang belakangan sangat
mengkhawatirkan, konsultan merasa perlu dibentuknya Satuan Tugas
Pencegahan COVID 19 sesuai dengan Instruksi Menteri PUPR
No.02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
yang merupakan bagian dari penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja, keselamatan publik dan keselamatan lingkungan dalam setiap
tahapan penyelenggaraan pekerjaan, yang bertujuan untuk mendukung

58
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
DED Perbaikan Bendung Karet Krueng Aceh di Kab. Aceh Besar

kebijakan pemerintah dalam rangka mencegah wabah COVID 19 yang


terjadi akhir-akhir ini.

Serta jika kita mengikuti perkembangan terkini situasi keamanan


kesehatan kerja terkait fenomena COVID-19, dalam melakukan rapat
koordinasi maupun presentasi kemajuan pekerjaan, jika diperlukan
konsultan menyarankan untuk penggunaan aplikasi seperti ZOOM,
GoToMeeting, dan sejenisnya untuk penyelenggaraan rapat online
terkait pelaksanaan pekerjaan sehingga koordinasi selama pekerjaan
dapat berjalan dengan baik.

59

Anda mungkin juga menyukai