Pengelolaan dan pengembangan sumber daya air dilaksanakan sebagai upaya dalam terus meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan peningkatan kegiatan ekonomi produktif, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus berupaya dalam mendorong dan
memajukan infrastruktur sumber daya air untuk seluruh rakyat Indonesia melalui salah satu kegiatannya adalah
Pengamanan Pantai yang bertujuan untuk mengamankan wilayah pantai yang ada di Indonesia.
Lokasi pekerjaan proyek terletak di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Kondisi
yang terjadi sekarang pada Pantai Kampung Pasir di Kota Meulaboh sudah sangat memprihatinkan, infrastruktur
yang telah ada baik yang telah dilaksanakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR NAD-Nias, 2005-
2006) maupun PEMDA setempat dan instansi yang terkait lainnya. Permasalahan erosi di pantai Meulaboh akhir-
akhir ini telah mendapat perhatian luas dan serius dari pemerintah maupun masyarakat karena dampak yang
ditimbulkan berakibat langsung pada kehidupan masyarakat antara lain kerusakan infrastruktur, permukiman,
transportasi dan tempat wisata.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada Juli 2022, telah terjadi kembali fenomena genangan pasang air
laut atau pasang purnama (ROB) yang naik ke daratan dan menggenangi jalan negara dan sebahagian rumah
penduduk, dikarenakan wilayah permukiman padat penduduk tersebut berdekatan dengan pesisir pantai.
Kejadian serupa juga pernah terjadi pada Tahun 2007, Tahun 2010, Tahun 2014, Tahun 2015, Tahun 2016, Tahun
2017, Tahun 2018, Tahun 2019, Tahun 2020 dan Tahun 2022.
Oleh karena itu, Balai Wilayah Sungai Sumatera – I memandang perlu dilaksanakannya pekerjaan ini sebagai
langkah menanggulani bencana yang terjadi, dan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi pengaman pantai.
“Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir) di Kabupaten Aceh Barat”
ini melanjutkan pekerjaan yang sudah dikerjakan pada tahun 2020 dan 2021 yang mana sebagai satu kesatuan
dari DED Pengamanan Pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir) pada Tahun Anggaran 2017 dan dilanjutkan
dengan penyusunan AMDAL Pengamanan Pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir) pada Tahun Anggaran
2019. Total keseluruhan panjang konstruksi pengaman pantai yang harus dibangun adalah ± 1,65 (satu koma
enam puluh lima) kilometer di pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir). Pada Tahun Anggaran 2023 Rencana
Pengamanan Pantai yang akan ditangani sepanjang 0,65 km.
1. Gambaran Umum.
Kegiatan pengawasan/supervisi dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi Pembangunan Prasarana
Pengaman Pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir) di Kabupaten Aceh Barat merupakan hal yang cukup
penting untuk dilakukan guna untuk mendapatkan serta memperoleh hasil yang optimal dan sesuai
sebagaimana desain yang telah ditetapkan.
Pemerintah Cq. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Balai Wilayah Sungai
Sumatera I, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera – I Kegiatan Sungai dan Pantai III
melaksanakan kebijakan, dengan menyediakan suatu kegiatan pengawasan/supervisi terhadap pelaksanaan
konstruksi kepada Penyedia Konsultan Supervisi yang akan bertindak sebagai wakil direksi teknik dalam
memenuhi pencapaian kualitas dan kuantitas dari suatu bangunan/ konstruksi sesuai ketentuan serta
persyaratan yang telah ditetapkan.
Dalam hal pelaksanaan kegiatan konstruksi, maka tanggung jawab Pemerintah dalam hal ini Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah Sungai
Sumatera – I pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera – I Kegiatan Sungai dan Pantai III,
sangat terkait dengan tugas dalam menetapkan kebijakan mutu serta sasaran mutu, untuk mengantipasi
hal tersebut, diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk setiap
tahapan dari seluruh kegiatan pekerjaan guna menjamin keberhasilan dan mutu bangunan/konstruksi
pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan ini, maka dibutuhkan Jasa Penyedia Konsultan
Supervisi/Pengawasan.
Pada pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi, Penyedia Konsultan Pengawasan/Supervisi terkait pada
metode dan standar yang ditetapkan dan yang berlaku dilingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
secara umum maupun secara khusus terhadap metode dan standar yang diakui dan diberlakukan di negara
Republik Indonesia, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Sungai dan Pantai III, SNVT Pelaksana
Jaringan Sumber Air Sumatera-I, Balai Wilayah Sungai Sumatera – I, akan melakukan kegiatan pekerjaan
“Supervisi Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir) di
Kabupaten Aceh Barat”.
Tujuan layanan penyedia jasa adalah membantu Balai Wilayah Sungai Sumatera I dan Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Sumatera-I dalam melakukan pengawasan teknik
dan pengadministrasian pekerjaan agar dapat dicapai hasil pelaksanaan pekerjaan dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan persyaratan ketentuan yang ada dalam Dokumen Kontrak.
4. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan proyek terletak di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Untuk
mencapai lokasi pekerjaan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dengan jarak tempuh melalui jalan
darat ± 240 Km selama 4,5 Jam dari Ibukota Provinsi Aceh (Banda Aceh) atau 10 menit dari Pusat Kota
Meulaboh.
Provinsi Aceh
5. Masa Pelaksanaan
Jangka waktu Pelaksanaan Kegiatan ini selama 300 (Tiga ratus) Hari Kalender atau 10 (Sepuluh) Bulan.
B. PENERIMA MANFAAT
Manfaat hasil dari pembangunan proyek diutamakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air serta
untuk melindungi dari bahaya daya rusak air yang bisa menyebabkan kerugian, dengan dilaksanakannya proyek
ini maka kegiatan produktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diharapkan berjalan dengan lancar. Melalui
kegiatan proyek ini akan diperoleh Pengamanan Garis Pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir) di
kabupaten Aceh barat sepanjang 0,65 km, dan diharapkan dapat menambah garis pantai di sekitar bangunan
pengaman pantai tersebut.
C. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari SBSN yang dibebankan pada DIPA TA 2023 SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Sumatera I, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dengan total biaya sebesar Rp. 2.000.000.000 (Dua Miliyar Rupiah).
1. Ketentuan Dasar
2) Pemeriksaan (inspeksi) kesesuaian personil dan peralatan Konsultan Supervisi dilakukan setiap waktu
oleh Pengguna (Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis).
3) Tenaga kerja yang disediakan adalah tenaga ahli dan tenaga pendukung yang harus dapat bekerja penuh
waktu (full time) setiap hari kerja, baik di site kegiatan (lapangan) maupun di kantor. Jadwal penugasan
personil, matriks keterlibatan personil terhadap semua kegiatan, Jadwal Rencana Kerja (Kurva-S) dan
struktur organisasi dibuat dan harus disesuaikan dengan pelaksanaan pekerjaan fisik konstruksi.
4) Hasil review, termasuk didalamnya saran teknis penyempurnaan, perbaikan dan perubahan; disampaikan
kepada Penyedia Konstruksi dan kepada Direksi Pekerjaan.
5) Penyedia Konsultan Supervisi harus menyediakan kantor, mess, kendaraan dan perlengkapan kantor
lainya (meja & kursi kerja, meja & kursi rapat, papan tulis dan lemari dokumen) yang mendukung
pekerjaan Supervisi Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir)
di Kabupaten Aceh Barat yang kesemuanya harus selalu dalam kondisi terbaik sehingga siap untuk
dipakai/digunakan kapanpun.
2. Ketentuan Umum
Konsultan supervisi bertugas membantu Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis pada kegiatan fisik pembangunan
Prasarana Pengaman Pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir) di Kabupaten Aceh Barat, dalam hal :
1) Sebelum pelaksanaan dimulai, konsultan supervisi harus memahami semua data dan dokumen yang
telah disusun yang berkaitan dengan perencanaan (desain) serta dokumen kontrak pekerjaan supervisi
dan pekerjaan konstruksi yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Laporan Program
Mutu, Laporan Program Mutu yang telah disusun/dibuat digunakan sebagai kendali dalam pelaksanaan
pekerjaan supervisi/pengawasan konstruksi.
2) Melakukan review gambar desain (bila diperlukan), spesifikasi teknis, kuantitas pekerjaan, metode
pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dibuat dan diserahkan oleh Penyedia Konstruksi.
3) Hasil review, termasuk didalamnya saran teknis penyempurnaan (justifikasi teknis), perbaikan dan
perubahan; disampaikan kepada Penyedia Konstruksi dan kepada Pengguna (Direksi Pekerjaan).
4) Sesudah direview, selanjutnya konsultan menyetujui gambar kerja, kuantitas, metoda pelaksanaan dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan dari Penyedia Konstruksi.
5) Penyedia Konsultan Supervisi harus mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan Penyedia
Konstruksi sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah disetujui. Dalam pelaksanaannya,
konsultan juga harus selalu memberikan masukan/saran/ide yang dapat memperlancar dan mempercepat
proses pelaksanaan fisik yang dilaksanakan oleh Penyedia Konstruksi.
6) Pelaksanaan pengawasan oleh konsultan termasuk didalamnya mengawasi kuantitas (volume) dan
kualitas (mutu) pekerjaan dari penyedia konstruksi yang dilaksanakan secara terus-menerus setiap saat.
7) Membantu kegiatan pemeriksaan terhadap hasil kerja penyedia konstruksi yang mencakup hasil
pengukuran, perhitungan volume pekerjaan yang akan digunakan sebagai dasar pembayaran
berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
8) Memberikan saran sehubungan dengan Contrac Change Order (CCO) dan adendum, sehingga
perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan
dana dan waktu pelaksanaan yang tersedia.
9) Memberikan saran/rekomondasi secara tertulis kepada penyedia konstruksi dan ditembuskan kepada
Pengguna/Direksi Pekerjaan melalui Direksi Teknis tentang manajemen konstruksi agar pekerjaan dapat
dilaksanakan secara efisien, baik dari segi mutu, waktu dan biaya sesuai ketentuan yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
10) Bila kondisi dilapangan memerlukan penyesuaian/perubahan desain, maka konsultan wajib mengadakan
revisi desain yang dilengkapi dengan perhitungan/analisis teknis, gambar dan volume. Perubahan desain
tersebut dapat digunakan apabila telah disetujui oleh Pengguna (Direksi Pekerjaan) dan apabila
perubahan tersebut sangat mendasar maka harus mendapat persetujuan dari Tim Teknis yang ditunjuk
oleh Kepala Satuan Kerja SNVT PJSA Sumatera - I.
11) Konsultan supervisi menyetujui progres fisik penyedia konstruksi sesuai dengan hasil pelaksanaan fisik
di lapangan dalam rangka pembayaran prestasi pekerjaan.
12) Konsultan melaporkan secara terus-menerus (berkala) sesuai ketentuan dan standar format isian yang
telah ditetapkan (baku), mulai dari laporan harian, laporan mingguan dan bulanan serta laporan-laporan
lainnya sesuai Kerangka Acuan Kerja. Laporan pelaksanaan fisik lapangan tersebut harus ditandatangani
oleh Pihak Konsultan, Pihak Penyedia konstruksi dan diketahui Pihak Pengguna (Direksi Pekerjaan).
13) Melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan penyedia konstruksi yang ditembuskan kepada
Pengguna (Direksi Pekerjaan) tentang semua permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan fisik maupun keterlambatan pencapaian target dan upaya penanggulangan dan tindak lanjut
yang diperlukan untuk mengatasi hal tersebut.
14) Konsultan bersama-sama dengan Pihak Penyedia konstruksi dan Pihak Pengguna (Direksi Pekerjaan)
melaksanakan pengukuran akhir pelaksanaan pekerjaan. Penyedia konstruksi selanjutnya membuat
gambar purna laksana (as built drawing), dan konsultan bertanggung jawab untuk memeriksa dan
mengkoreksi seluruh gambar purna laksana (as built drawing) yang dianggap perlu yang telah disiapkan
oleh Penyedia konstruksi.
15) Gambar purna laksana (as built drawing) yang telah diperiksa dan dikoreksi selanjutnya disetujui oleh
konsultan supervisi.
Konsultan Supervisi harus melaksanakan tugas-tugas supervisi pada pelaksanaan kontruksi secara
keseluruhan dan memberi masukan, nasehat dan saran-saran (advis) teknis dalam pelaksanaannya,
diantaranya meliputi :
1) Konsultan Supervisi harus mengadakan penilaian rencana kerja pekerjaan (work package) yang
diusulkan oleh Penyedia Konstruksi. Evaluasi dan penilaian meliputi urutan-urutan kerja, metode kerja,
rencana alokasi waktu, alokasi bahan/material, alokasi tenaga kerja dan peralatan kerja.
2) Setelah diadakan koreksi dan masukan seperlunya oleh Penyedia Konsultan Supervisi, konsultan
supervisi memberikan persetujuan rencana kerja pada butir di atas.
3) Selanjutnya konsultan supervisi melakukan pengawasan dan pengendalian agar kegiatan dari pekerjaan
yang sudah disetujui pada butir 2, bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana.
4) Melakukan pengawasan atas tepatnya waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan rencana
yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian/Kontrak.
5) Menyediakan formulir request untuk pengajuan atas pelaksanaan setiap item pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
6) Tim konsultan supervisi harus berada di site (lapangan) tiap hari untuk mengawasi jalannya pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berdasarkan tugas dan keahlian yang dimiliki. Penyedia konstruski tidak boleh
melaksanakan pekerjaan tanpa ada keberadaan konsultan supervisi di site. Setiap akan melaksanakan
pekerjaan kontraktor harus harus mendapat ijin tertulis dari konsultan supervisi.
7) Memeriksa, mengevaluasi dan menyetujui usulan penyedia konstruksi tentang : metode kerja, Schedule
(curve-S), network planning, format laporan harian, mingguan, bulanan dan harus mengetahui oleh Pihak
Pengguna/pihak proyek (disertai tanggal, tandatangan, nama dengan jelas dan distempel).
8) Memberi perintah tertulis kepada Penyedia konstruksi dan tembusannya kepada Pengguna (PPK) dalam
hal penambahan tenaga kerja, peralatan dan lain-lain yang diperlukan apabila terjadi ketidak sesuaian
dengan jadwal semula.
9) Memeriksa, mengevaluasi dan menyetujui usulan Penyedia konstruksi tentang : jenis dan jumlah
peralatan, jumlah tenaga kerja dan SDM Penyedia, bahan dan spesifikasi material yang akan digunakan.
10) Memberi persetujuan dan pengarahan untuk pengadaan dan kuantitas dari bahan konstruksi seperti :
baja, kayu, semen, batu, bahan timbunan dan bahan lainnya untuk mendapatkan hasil yang sesuai
spesifikasi teknis.
11) Konsultan supervisi harus menolak bahan/material, peralatan dan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan
ketentuan. Khusus untuk pengawasan bahan/material harus dipahami betul karakteristik dan metode
pengawasan dan pengujiannya sepeti tertuang dalam persyaratan bahan/material pada Rencana Kerja
dan Syarat-syarat pekerjaan.
12) Memeriksa, mengevaluasi dan menyetujui usulan Penyedia konstruksi tentang : hasil setting out, besaran
volume, gambar kerja, lokasi spoil bank, borrow area, standar material yang akan digunakan dan lain-
lainnya.
13) Bersama-sama Pelaksana Fisik (kontraktor) dan Direksi yang mewakili melakukan pengukuran dan
menyepakati hasil pekerjaan sesuai dengan yang tercantum didalam kontrak pelaksanaan fisik.
14) Mencatat semua hasil pengukuran besaran/volume pekerjaan yang diperlukan untuk pembayaran dengan
menggunakan formulir yang lazim dan disetujui oleh Direksi.
15) Melaporkan kepada Direksi atas setiap persoalan yang timbul dan potensial sehubungan dengan kontrak
dan memberikan pilihan/alternatif cara penyelesaian persoalan/ permasalahan yang terjadi dapat berupa
kemungkinan anggaran yang tidak mencukupi, kemungkinan terlambat, kualitas yang tidak dipenuhi.
16) Mengawasi setiap kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan penyedia konstruksi, mengontrol
kemajuan pekerjaan, kualitas, kuantitas, volume yang dicapai dan biaya konstruksi yang berhubungan
dengan spesifikasi dan gambar kerja yang telah disepakati sebelumnya (yang telah disetujui konsultan
supervisi dan Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis).
17) Meneliti, mengawasi dan memberikan persetujuan tentang hasil tes bahan material (tes laboratorium)
yang dilakukan penyedia konstruksi secara tertulis. Apabila dalam waktu pelaksanaan terdapat
perbedaan dari hasil tes yang telah dilakukan, maka Konsultan Supervisi berhak memerintahkan penyedia
konstruksi untuk mengadakan tes ulang secara tertulis.
18) Membuat laporan inspeksi, tes bahan dan aktivitas kegiatan supervisi.
19) Mengadakan rapat dengan Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan / SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Sumatera-I dan Penyedia Konstruksi setiap bulan tentang evaluasi pekerjaan baik
mengenai administrasi maupun teknis pekerjaan dan dilengkapi berita acara serta membahas kegiatan
yang akan dilaksanakan selanjutnya.
20) Memeriksa dan menyetujui gambar as built drawing, volume pekerjaan, anggaran biaya yang dibuat
penyedia konstruksi sebagai dasar pembayaran pekerjaan. Dalam pengajuan termijn harus dilengkapi :
as built drawing, volume, foto progress pekerjaan yang telah dicapai dan dijilid rapi dengan rangkap yang
telah disepakati. Pejabat Pembuat Komitmen tidak akan membayar apabila belum mendapat persetujuan
tertulis dari penyedia konsultan supervisi.
21) Memberi persetujuan tentang komposisi jumlah volume bahan dan mengawasi teknis pelaksanaannya.
Konsultan supervisi harus mencatat jumlah material yang digunakan, memberi tanda (tanda tangan dan
tanggal penggunaan pada material) dan menghimpunnya dalam gudang.
22) Melakukan inspeksi ke pabrik penyalur bahan konstruksi (pintu, besi, beton, geotextile, dan sebagainya)
jika dibutuhkan.
23) Mencatat dan menghimpun data curah hujan harian dan data tinggi muka air sungai/air laut tiap hari dan
juga menghumpin data-data sebelumnya untuk dijadikan satu fase data base.
24) Menelaah semua tuntutan pembayaran tambahan dan perpanjangan waktu yang diajukan oleh Penyedia
konstruksi dan memberikan saran/pendapat kepada Direksi.
25) Konsultan Supervisi menyiapkan sertifikat pembayaran prestasi pekerjaan yang diperlukan Penyedia
Konstruksi untuk mengajukan permintaan angsuran pembayaran hasil kerja termasuk penyediaan
material. Angsuran pembayaran ini harus didasarkan pada jumlah yang disetujui dalam rapat yang
diselenggarakan setiap akhir bulan antara Konsultan Supervisi, Penyedia Konstruksi dan Direksi.
Sertifikat pembayaran prestasi pekerjaan ini harus diserahkan kepada Direksi guna untuk pelaksanaan
pemeriksaan terakhir.
26) Melakukan pemeriksaan dan memberikan saran/pendapat atas pekerjaan Pelaksanaan Fisik yang telah
selesai secara lengkap untuk dapat dinyatakan diterima oleh Direksi, guna menetapkan dimulainya masa
pemeliharaan.
27) Membuat surat teguran kepada Penyedia konstruksi, apabila tidak mematuhi/mengikuti persyaratan-
persyaratan, spesifikasi teknis atau perintah-perintah dari Konsultan Supervisi yang harus
dilakukan/dipenuhi dan atau yang telah disepakati bersama secara tertulis. Surat teguran tersebut
tembusannya minimal kepada Kasatker SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera-I dan PPK
Kegiatan Sungai dan Pantai III.
28) Hal-hal yang berupa bentuknya laporan, surat-surat teguran, notulen rapat dan lain sebagainya harus
disampaikan, dilaporkan secara tertulis atau tembusannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
Sungai dan Pantai III.
Keluaran yang dihasilkan adalah laporan pelaksanaan kegiatan Supervisi p a k e t : Supervisi Pembangunan
Prasarana Pengaman Pantai Kota Meulaboh (Desa Kampung Pasir) di Kabupaten Aceh Barat, sesuai
pada tabel dibawah ini :
No JUDUL PRODUK/LAPORAN K A1 A3 KW
1. Laporan Program Mutu 4
2. Laporan RKK Pengawasan 4
3. Laporan Pendahuluan 4
4. Laporan Mingguan @ 3 bk 120
5. Laporan bulanan @ 3 bk 30
6. Laporan Hasil Kerja Tenaga Ahli 3
7. Draft Laporan Akhir 3
8. Laporan Akhir 3
9. Laporan Hasil Pengukuran MC 3
10 Dokumentasi/ Album Foto 3
11 Cetak Bookleft 30
12 Box Container (150 Liter) 2
13 External Memory 1 TB (Berisi Laporan, File 2
Foto/Video Dokumentasi Lapangan, Gambar dan
Video Drone)
Sejalan dengan kemajuan dalam pekerjaan, konsultan harus menyiapkan dan menyampaikan laporan-laporan
kepada Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera-I Kegiatan Sungai
dan Pantai III Provinsi Aceh, laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut:
▪ Rangkuman dari kontraktor : kemajuan pekerjaan kontraktor, kendala-kendala yang ada, foto
copy berita acara rapat dan daftar hadir, surat teguran, surat keluar/masuk, foto pelaksanaan
pekerjaan, gambar bangunan yang telah dikerjakan, gambar-gambar perubahan, perhitungan
stabilitas konstruksi beserta volume, rangkuman jumlah dan jenis peralatan yang digunakan,
jumlah tenaga kerja yang digunakan, kondisi cuaca/curah hujan harian dan lain-lain.
▪ Konsultan Supervisi : schedule pekerjaan, jadual penugasan personil, daftar absensi (time
sheet) tim konsultan, jumlah peralatan yang digunakan, uraian pekerjaan yang telah dilakukan
dan lain-lain.
▪ Rekomendasi atas prestasi bobot yang telah dicapai serta penyerapan anggaran biaya baik
untuk kontraktor maupun konsultan supervisi, berkaitan dengan rencana tagihan/penarikan
termijn.
▪ Berita acara perubahan pekerjaan tambah dan kurang, termasuk menyiapkan usulan
addendum kontrak dan analisa perubahan pekerjaan tambah kurang.
▪ Berita acara perubahan waktu pelaksanaan (bila ada) termasuk menyiapkan usulan addendum
kontrak.
▪ Revisi schedule (bila ada) dan network planning.
▪ Quality control antara lain:
– Hasil uitzet;
– Cek dimensi;
– Cek kemiringan;
– Test material (beton, besi beton, batu, dan lain-lain);
– Test material timbunan dan pemadatan;
▪ Laporan pemeriksaan baik persyaratan fisik ataupun administrasi berkaitan dengan rencana
serah terima pekerjaan (PHO) yang diusulkan oleh kontraktor;
▪ Rencana kerja untuk bulan berikutnya;
▪ Saran, usulan dan tanggapan tentang pekerjaan;
▪ As built drawing yang dibuat sebelum penyerahan I oleh pihak kontraktor.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya hari terakhir pada bulan yang bersangkutan setiap
interval waktu 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
13. External Memory 1 Terra Byte pada kegiatan tahun 2023 (Berisi Laporan, File Foto dan Video
Dokumentasi Pekerjaan Lapangan, Video Drone dan Gambar) sebanyak 2 (dua) unit.
1. Peralatan;
PPK Sungai dan Pantai III SNVT PJSA Sumatera - I tidak menyediakan peralatan yang digunakan
untuk pekerjaan supervisi, peralatan yang digunakan penyedia jasa dalam bentuk sewa dan harus
dipelihara dengan baik oleh penyedia jasa. Dalam hal penyedia jasa melakukan diskusi dan pemaparan
bahan presentasi, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera I menyediakan peralatan yang
dibutuhkan.
3. Personil
Personil yang disediakan oleh PPK Sungai dan Pantai III SNVT PJSA Sumatera-I adalah
Pengawas/Pendamping (Pengguna akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping/counterpart, dan/atau project officer) dalam rangka pengawasan
pelaksanaan Jasa Konsultan Supervisi sejak diterbitkan SPMK sampai pelaksanaan kontrak selesai.
4. Fasilitas dari PPK Sungai dan Pantai III SNVT PJSA Sumatera-I
PPK Sungai dan Pantai III SNVT PJSA Sumatera-I tidak menyediakan fasilitas penunjang, penyedia jasa
menggunakan fasilitas dalam bentuk sewa dan menjamin setiap fasilitas terpelihara dengan baik.
1. Semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadi kecelakan, pelaksanaan pekerjaan,
serta pekerja-pekerja untuk pelaksanakan pekerjaan kontrak atas segala risiko yaitu kecelakaan,
kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga dan pihak ketiga sebagai
akibat kecelakaan di tempat kerjanya, harus di asuransikan.
2. Hal-hal lain yang ditentukan berkaitan dengan asuransi dan besarnya asuransi sudah diperhitungkan
dalam penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
F. PERSONIL
KUALIFIKASI
JUMLAH
No. POSISI ORANG
PENDIDIKAN PENGALAMAN KEAHLIAN
BULAN
(OB)
TENAGA AHLI
1. Team Leader berpendidikan Berpengalaman Memiliki Sertifikat 10 Bulan
sarjana teknik Melaksanakan pekerjaan Keahlian Ahli (1 org)
sipil/teknik pengairan bidang jasa konsultansi Teknik Sumber
(S1), lulusan pengawasan Daya Air (SDA)
perguruan tinggi pelaksanaan konstruksi Madya, yang
negeri atau pengaman pantai dikeluarkan oleh
perguruan tinggi dan/atau sumber daya air Asosiasi Profesi
swasta yang telah paling kurang 6 (Enam) terkait.
diakreditasi tahun.
dibuktikan dengan
salinan/copy ijazah
yang dilegalisir oleh
perguruan tinggi
KUALIFIKASI
JUMLAH
No. POSISI ORANG
PENDIDIKAN PENGALAMAN KEAHLIAN
BULAN
(OB)
2. Water berpendidikan Berpengalaman Memiliki Sertifikat 5 Bulan
Resources sarjana teknik Melaksanakan pekerjaan Keahlian Ahli (1 org)
Engineer sipil/teknik pengairan bidang jasa konsultansi Teknik Sumber
(S1), lulusan pengawasan Daya Air (SDA)
perguruan tinggi pelaksanaan konstruksi Muda, yang
negeri atau pengaman pantai dikeluarkan oleh
perguruan tinggi dan/atau sumber daya air Asosiasi Profesi
swasta yang telah paling kurang 5 (Lima) terkait.
diakreditasi tahun.
dibuktikan dengan
salinan/copy ijazah
yang dilegalisir oleh
perguruan tinggi
4. HSE (Health Safety Engineer) 1. Melakukan pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan aspek
keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
untuk mendukung terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
2. Melakukan pengawasan terhadap penerapan Dokumen SMKK;
3. Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap penyusunan dan
pemutakhiran dokumen penerapan Keselamatan Konstruksi;
4. Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dalam mengidentifikasi dan memetakan
potensi bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan kerja, termasuk
membuat tingkatan dampak dari bahaya (impact) dan kemungkinan
terjadinya bahaya tersebut (probability);
5. Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi dalam menyusun rencana program
keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi upaya preventif dan
upaya korektif, untuk mengurangi terjadinya bahaya/kecelakaan
dan menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja;
6. Memonitoring implementasi pengelolaan dan pemantauan
lingkungan dengan berkoordinasi bersama HSE Engineer Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi dalam memastikan dampak
lingkungan akibat pembangunan proyek dapat diminimalisir;
7. Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi atau pejabat lain dalam penyiapan
pengendalian dan keselamatan lalu lintas yang terlibat di area
proyek atau proyek lain yang berkaitan;
8. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan
keselamatan kerja, termasuk merancang prosedur baku
dan memelihara borang atau catatan terkait kesehatan dan
keselamatan kerja; dan
9. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta
menganalisis akar masalah termasuk tindakan preventif dan korektif
yang diambil.
1. Asisten PENDUKUNG
Quality Engineer 1. Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus pada
semua lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan
memberitahukan dengan segera kepada Quality Engineer tentang
semua pekerjaan yang tidak memenuhi/ sesuai Dokumen Kontrak.
2. Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat ringkasan/ risalah
tentang kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material,
jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah
pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran dilapangan, kejadian-
kejadian khusus dan sebagainya dengan menggunakan formulir
laporan standar (Laporan Harian) yang harus diserahkan/ dikirim
kepada Quality Engineer dan PPK setiap hari setelah selesai kerja.
3. Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap
semua pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan
mengenai peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan
pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan harian tersebut.
4. Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Pelaksana dan
evaluasi hasil pekerjaan (performa pekerjaan) diapangan.
5. Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil pekerjaan.
6. Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut dilaporkan secara
tertulis kepada Quality Engineer sebagai bahan masukan yang
disampaikan kepada PPK.
7. Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil pekerjaan,
perhitungan bobot pekerjaan terkait dengan usulan pembayaran serta
menjamin bahwa pembayaran terhadap Pelaksana sudah benar dan
sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
8. Membantu Quality Engineer mengadakan pengukuran akhir secara
keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan dan
mutunya memenuhi syarat.
2. Inspektur 1. Tugas utamanya adalah mengawasi setiap hari pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan kontraktor, mengontrol kemajuan
pekerjaan, kualitas, kuantitas, volume yang dicapai sesuai jadual
pelaksanaan konstruksi, mengawasi mutu konstruksi berdasarkan
Laporan Program Mutu konstruksi, mengoptimalkan pelaksanaan
konstruksi sesuai jadual pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
3. Juru ukur 1. Melakukan pengukuran, pengambilan data ukur di lapangan
pekerjaan topografi / uitset maupun gambar hasil review desain
5. Operator Computer 1. Membantu tenaga ahli dan team leader dalam menyusun laporan-
laporan supervisi dan surat- menyurat.
G. PENDAYAGUNAAN TENAGA AHLI DAN PRODUKSI DALAM NEGERI
1. Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang mengutamakan tenaga ahli dalam negeri
dengan melampirkan kertu identitas sebagai warga negara Indonesia;
2. Semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri seperti jasa asuransi,
angkutan, ekpedisi, perbankan dan pemeliharaan;
3. Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang mengutamakan barang dalam negeri.
H. PERSYARATAN KERJASAMA
Dalam hal peserta akan melakukan kerjasama operasi (KSO)/kemitraan maka disyaratkan sebagai berikut:
1. Wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat kemitraan dan perusahaan
yang mewakili kemitraan tersebut;
2. Penilaian kualifikasi dilakukan terhdap seluruh peserta yang tergabung dalam Kerja Sama
Operasi/kemitraan;
3. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO tertentu;
4. Menunjuk 1 nama peserta sebagai perusahaan utama (leading firm) untuk kemitraan/ KSO dan mewakili
serta bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO;
5. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara bersama-sama
atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak;
6. Perjanjian secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila seleksi tidak dimenangkan oleh
perusahaan kemitraan/KSO.
I. ALIH PENGETAHUAN
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka Konsultan supervisi harus mengadakan pelatihan, kursus
singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf PPK Sungai dan dan Pantai III dan SNVT PJSA Sumatera - I.
J. JADWAL PELAKSANAAN
Kurun waktu pencapaian keluaran adalah waktu pelaksanaan kegiatan selama 300 (Tiga ratus) hari kalender
atau selama 10 (Sepuluh) bulan.