SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS
1.1. PENDAHULUAN
1.1.1. LATAR BELAKANG
Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia. Air bersih digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Manusia tidak bisa terlepas dari
kebutuhan akan air, karena air bersih digunakan manusia mulai dari kebutuhan untuk
minum, air bersih untuk masak, air bersih untuk mandi dan kegiatan-kegiatan lain yang
ada hubungannya sama air. Akses Universal bidang Air Minum dan Sanitasi Tahun
2023diharapkan mencapai target 100% dalam hal ini di wilayah perdesaan di seluruh
Kabupaten Mojokerto.Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) telah menjadi Plat Form dan salah satu program andalan
terutama di daerah perdesaan di Kabupaten Mojokerto dan telah melaksanakan Program
Pamsimas mulai tahun 2014, 2015, 2017 dan 2020 dengan capaian akses Sarana Air
Minum dan pada saat diserahterimakan kepada masyarakat belum mencapai 100%
layanan Air Minum karena keterbatasan dana Pamsimas. Sehingga masyarakat belum
sepenuhnya dapat menikmati air secara merata.
Pengusulan DAK Fisik Bidang Air Minum dengan Sub Bidang Perluasan
SPAM Jaringan Perpipaan melalui pemanfaatan idle capacity SPAM terbangun akan
sangat mendukung pengembangan ekonomi lokal, pemenuhan dasar dan standar
pelayanan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai bentuk implementasi
Visi dan Misi Bupati Mojokerto.
Desa Perning Kecamatan Jetis merupakan salah satu Desa Pasca Pamsimas
yang pencapaian akses air minumnya belum sampai 100 % dan kondisi eksisting jaringan
perpipaannya banyak yang masih belum teratur dan kondisi pipa maupun sambungan
rumahnya dalam kondisi rusak berat. Selain belum mendapatkan distribusi air minum
secara maksimal dan merata, kualitas airnya dalam kondisi tertentu keruh dan tidak dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk itu melalui program DAK Fisik Bidang Air Minum
diharapkan dana yang diterima akan digunakan untuk perbaikan dan pengembangan
pelayanan air minumnnya.Pada tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Mojokerto sudah
melaksanakan pembangunan, penggantian maupun pengembangan jaringan perpipaan
sepanjang 21.852,20 m’ (terdiri dari Pipa Tranmisi dan Pipa Distribusi) dan 1.180
Sambungan Rumah. Sedangkan realisasi serapan anggaran tahun 2022 sebesar 95,54 %.
Adapun Dokumen Spesifikasi Teknis ini dibuat sebagai pedoman bagi Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan Pelaksana Pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga dapat tercapai kinerja yang tinggi dengan hasil sesuai dengan spesifikasi teknis
yang telah ditentukan, serta memberikan manfaat bagi masyarakat Kabupaten Mojokerto
khususnya masyarakat Desa Perning Kecamatan Jetis.
B. TUJUAN
Tujuan dari Pekerjaan Belanja Hibah Barang kepada Badan dan Lembaga Nirlaba,
Sukarela Bersifat Sosial Kemasyarakatan - Perluasan SPAM Desa Perning
Kecamatan Jetis (DAK) adalah;
a. Untukmemperbaiki, mengganti dan mengembangkan Sistem Penyediaan Air
Minum yang dapat dinikmati oleh seluruh warga masyarakat Desa Perning.
b. Agar semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini dapat
melaksanakan tugas dan kewajiban serta tanggung jawabnya dengan
baik,diselesaikan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu serta sesuai dengan
harapan yang diinginkan.
1 PEKERJAAN UMUM
PENGADAAN DAN
2
PEMASANGAN PIPA DISTRIBUSI
Vinilon, Supralon,
Vinilon, Supralon,
Vinilon, Supralon,
Vinilon, Supralon,
End Cap HDPE 2" Standart SNI
Rucika
Vinilon, Supralon,
Tee HDPE PE-100 Uk. 2"
Standart SNI Rucika
Vinilon, Supralon,
Flange Spigot PVC S-12,5 Uk. 2"
Standart SNI Rucika
Mur baut -
Standart SNI
Vinilon, Supralon,
Ball valve HDPE PE-100 Uk. 2 "
Standart SNI Rucika
Include coupler
NILAI TKDN 45.07%
Vinilon, Supralon,
End Cap HDPE 2"
Standart SNI Rucika
PEKERJAAN SAMBUNGAN
5
RUMAH DARI PIPA DISTRIBUSI
Clamp Saddle PVC S-12,5 Uk. 3" Standart SNI Vinilon, Supralon,
Vinilon, Supralon,
Male Adaptor HDPE 1/2"
Standart SNI Rucika
Water Meter Dia 1/2" Kuningan Kuningan, Standart SNI Onda, Barindo, Itron
include coupling Multimag II
Stop Kran Air Dia. 1/2" Kuningan Kuningan, Standart SNI Barindo
Sealtape
Standart SNI -
Vinilon, Supralon,
Elbow 90˚ HDPE 1/2"
Standart SNI Rucika
V. SATUAN UKURAN
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standar metric ( m’ , m2, m3 ) dan berat ( kg, ton ).
VII. LAPORAN
Penyedia jasa konstruksi berkewajiban membuat laporan sebanyak 5 (Lima) rangkap
tanpa biaya tambahan yang diserahkan kepada Konsultan Pengawas antara lain :
1. LAPORAN HARIAN
Kontaktor harus membuat Laporan Harian terdiri dari :
- Kondisi Cuaca
- Material ( dibuktikan dengan Tiket Pengiriman )
- Tenaga Kerja
- Peralatan
2. LAPORAN MINGGUAN
Kontaktor harus membuat Laporan Mingguanterdiri dari :
- Rangkuman dari Laporan Harian
- Kemajuan fisik pekerjaan
- Backup Data Perhitungan
- Foto dokumentasi pada titik yang sama (0%, 50%, 100%, pelaksanaan kegiatan dan
kondisi khusus)
- Kurva S
3. LAPORANBULANAN
Penyedia jasa konstruksi harus membuatLaporan Bulanan yang berisi sebagai
berikut :
- Rangkuman dari Laporan Mingguan
- Kemajuan fisik pekerjaan
- Backup Data Perhitungan
- Kurva S
4. BUKU DIREKSI
Pihak Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan satu buku Direksi di Direksi Keet
(Kantor di Lokasi Proyek), buku direksi berisi nomor, tanggal, nama, jabatan, uraian
perintah, tanggapan penyedia jasa konstruksi dan tanda tangan.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia jasa konstruksi harus
melaksanakan pematokan dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas Pekerjaan.
b. Papan bouwplank dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7 atau setara,
tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 2 meter satu sama lain, tidak rusak dan hilang selama pelaksanaan
pekerjaan.
c. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti atau setara, dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
d. Tinggi sisi atas papan patok ukur, harus sama satu dengan yang lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas Pekerjaan dan dipasang sejauh 300 cm
dari as pondasi terluar.
e. Setelah pemasangan papan bouwplank, Penyedia jasa konstruksi harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas Pekerjaan.
f. Papan bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat
selebar ukuran pondasi saluran.
g. Papan bouwplank bangunan harus dibuat sejajar dengan dinding tepi bangunan
sejarak tertentu di luar galian pondasi.
h. Elevasi yang tercantum dalam papan bouwplank dan patok akan menjadi
dasar pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar pondasi, tinggi pondasi
maupun pasangan dan konstruksi lainnya.
i. Untuk pengukuran Panjang pipa yang akan dikerjakan, menggunakan roll meter.
j. Sebelum pengukuran Panjang, harus disiapkan patok stationic dan pilox untuk
menandai Stationic.
k. Pengukuran panjang dilakukan per 25 – 50 m sampai keseluruhan Panjang yang
akan dikerjakan.
1. Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah adalah pengurugan kembali tanah bekas galian
sampai mencapai permukaan yang ditentukan termasuk pula pemadatannya sesuai
dengan gambar kerja.
1. Spesifikasi ini meliputi semua pekerjaan beton bertulang dan beton tidak bertulang.
Semua pekerjaan ini harus mengikuti Peraturan beton Bertulang (PB’71) sepanjang
tidak diatur lain dalam spesifikasi ini.
2. Beton bertulang struktural memakai mutu beton K. 200 dan untuk pekerjaan rabat
beton lantai sambungan rumah menggunakan mutu beton rendah K. 100.
1. Semen
Semua semen yang di pakai harus Semen Portland klas I yang sesuai dengan
pengarahan yang ditetapkan dalam standar NI-8 atau ASTM C-150 type I. Dalam hal
ini yang digunakan adalah Semen PC Gresik atau merk lain sesui dengan syarat-syarat
ini yang telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
a. Penyimpanan
Penyedia jasa konstruksi harus membuat gudang-gudang semen yang baik dan
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Harus menjamin semen terlindungi dari pengaruh iklim dan kelembaban, gudang
harus cukup ventilasi.
2. Lantai harus di buat paling sedikit 30 cm di atas tanah dan betul-betul kedap air
dan tidak terjadi kelembapan.
3. Ukuran gudang harus di buat cukup besar untuk menyimpan stock yang
menjamin kontinuitas pekerjaan.
4. Semen-semen di atas harus di atur sedemikian rupa sehingga semen-semen yang
datang terlebih dahulu dalam gudang dapat di pakai lebih dahulu dan mudah
diperiksa.
5. Semen jangan ditumpuk lebih tinggi dari 2.00 M.
6. Tidak diijinkan lebih dari satu macam/type semen untuk suatu jenis pekerjaan.
b. Agregat Kasar :
Yang akan dipakai dapat terdiri koral atau batu pecah. Agregat kasar harus bersih
dan bebas dari bagian yang halus, mudah pecah, tipis, bersih dari bahan-bahan yang
rusak. Banyaknya bahan-bahan yang merusak tersebut, tidak boleh melebihi
persyaratan maksimum, tidak boleh melebihi persyaratan maksimum yang diatur
oleh PBI-1971 atau SK SNI. Agregat yang dipakai hendaknya berbentuk baik,
keras, padat awet dan tidak berpori-pori.
Agregat kasar harus mempunyai gradasi yang baik jika di saring dengan saringan
standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk beton (PBI) 1971 atau SK SNI.
Ukuran Maksimum agregat kasar tidak melebihi yang ditetapkan Direksi. Jika
4. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan yang dipakai harus baru, bebas karat.
b. Mutu baja tulangan yang dipakai adalah U-24 sesuai dengan standar Indonesia NI
2 PBI-1971 atau SK SNI dan mendapat persetujuan dari Direksi Pemakaian dari
setiap jenisnya lihat gambar.
c. Jika baja-baja Penyedia jasa konstruksi harus dapat memberikan sertfikat dari baja
tulangan yang dipakai, dari laboratorium Pengujian Bahan atau Pabrik yang
bersangkutan. Sebelum baja-baja tulangan tidak sesuai dengan contoh-contoh yang
dimaksudkan, Konsultan Pengawas mengafkir besi-besi tersebut. Segala kerugian
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa konstruksi.
d. Baja tulangan harus dibengkokan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar-gambar beton.
e. Sebelum di pasang, baja tulangan harus bersih dari serpihan-serpihan karat, minyak,
gemuk yang dapat mengurangi daya lekat.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan, besi beton diikat pada
tempatnya dengan kawat-kawat pengikat, klem-klem yang khusus diganjal blok-
blok atau sisi-sisi besi, spacer atau gantungan-gantungan sehingga dijamin tidak
terjadi pengeseran-pengeseran pada waktu pengecoran beton.
g. Penyambungan tulangan harus mengikuti ketentuan-ketentuan pasal : “Ketentuan-
Ketentuan Khusus Pekerjaan Konstruksi” ; Penyambungan tulangan tidak boleh
dilakukan pada satu tempat melebihi sepertiga jumlah tulangan yang ada.
5. Komposisi/Campuran Beton
Untuk campuran ini harus diadakan suatu rencana campuran (Mix Design) untuk
mendapatkan keyakinan akan tercapainya mutu beton yang diharapkan yaitu K.200
dan K 100 pemakaian air semen agar dibatasi seminimum mungkin.
6. Pengujian Beton
Banyak air yang dipakai harus diatur sedemikian rupa dan disesuikan dengan kadar air
dan gradasi dari agregat, sehingga kubus-kubus percobaaan harus dibuat dan diuji
dengan PBI-1971 atau SK SNI.
Penyedia jasa konstruksi harus melakukan pemeriksaan mutu beton pada laboratorium
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan menyediakan peralatan-peralatan
yang diperlukan untuk pembuatan contoh-contoh benda uji dan pembuatannya harus
dilakukan oleh petugas-petugas yang terlatih. Frekwensi pemeriksaan disesuaikan
dengan PBI-1971 atau SK SNI atas petunjuk Konsultan Pengawas.
8. Pengangkutan Beton
a. Beton harus diangkut dari mixer ke tempat pengecoran dalam container-container
yang kedap air dengan secepatnya dan dituangkan pada bekesting secara hati-hati
tanpa menimbulkan pemisahan-pemisahan bagian-bagian campuran.
b. Beton dapat diangkut dalam gerobak-gerobak dorong dan lain-lain atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
10. Bekesting
a. Acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga beton dapat dengan baik
ditempatkan, dipadatkan dan tidak terjadi perubahan bentuk acuan selama
pengerasan beton berlangsung.
b. Rencana (design) seluruh cetakan/acuan menjadi tanggung jawab Penyedia
jasa konstruksi dan untuk acuan tertentu terlebih dahulu harus diajukan ke
Spesifikasi Teknis Perluasan SPAM Desa Perning Kecamatan Jetis (DAK)
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum rencana acuan
dilaksanakan.
c. Sesuai dengan persyaratan beton, bahan acuan dapat menggunakan : untuk
papan-papan bekesting digunakan papan dan kayu yang baik sejenis kayu
hutan/campuran dengan ukuran 3/20 dengan penguat dari kayu/balok ukuran
4/6 atau 5/7 dan galam 10 cm, atau cetakan dari plat baja yang dapat
dipergunakan secara berulang-ulang.
d. Permukaan cetakan harus dibasahi terlebih dahulu dengan air kemudian diberi
lapisan minyak (form oil). pertama agar tidak terjadi penyerapan air semen
pada beton yang baru dituangkan dan kemudian untuk mencegah lekatnya
beton pada cetakan.
e. Acuan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kubus yang
cukup untuk memikul 2 x Berat sendiri. Perlu ditekankan bahwa tanggung
jawab keamanan konstruksi selama pelaksanaan adalah Penyedia jasa
konstruksi. Penyedia jasa konstruksi harus meminta ijin kepada Konsultan
Pengawas bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan.
Segala ijin yang diberikan Pengawas/Direksi sekali-sekali tidak menjadi bahan
untuk mengurangi/membebaskan tanggung jwab penyedia jasa konstruksi dari
adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan
tersebut. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton,
tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.
11. Pengujian
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
a. Pada Beton K.200 dan K. 100 untuk waktu pelaksanaan dibuat minimal 6 benda
uji. Pengujian dilakukan oleh Penyedia jasa konstruksi dan Konsultan
Pengawas. Segala sesuatunya dapat berpedoman dengan PBI 1971.
b. Untuk pemeriksaan langsung mutu beton-beton yang berada di lapangan
pekerjaan setiap harinya penyedia jasa konstruksi harus menyiapkan alat
Hammer Test untuk dipergunakan Konsultan Pengawas selama masa
pelaksanaan.
c. Benda uji digunakan berbentuk kubus dengan ukuran (15 x 15) cm atau (20 x
20) cm atau silinder 16 x 32 cm.
d. Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari PBI 1971/SK SNI-T.151991-03.
b. kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan adalah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos,
ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan dan bergeraknya cetakan dan
sebagainya.
PEKERJAAN PIPA
LINGKUP PEKERJAAN
1. Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah penyedian tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini
sehingga mendapat hasil yang baik.
2. Pekerjaan pemasangan pipa meliputi penggalian, pengurugan, pembuatan semua
konstruksi perlintasan pipa, pemasangan kran, tiang penyangga, jembatan pipa,
pembuatan media saringan dan memperbaiki keadaan lokasi pemasangan pipa sesuai
dengan gambar rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.
1. Semua pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari material yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Pemasangan pipa akan dibuat pada lokasi seperti yang ditunjukkan dalam gambar
rencana. Lokasi akhir pemasangan pipa akan diputuskan oleh Konsultan Pengawas di
lapangan dan penyedia jasa konstruksi harus melakukan survey tambahan
sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas untuk menentukan persyaratan
pemasangan pipa mengenai ketinggian dan lokasinya.
PERSYARATAN BAHAN/MATERIAL
1. Menggunakan bahan – bahan yang disesuaikan dengan kebutuhan gambar rencana dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
2. Pipa transmisi menggunakan Pipa HDPE PE-100 PN-10 dengan diameter sesuai
dengan gambar rencana.
3. Pipa distribusi menggunakan Pipa HDPE PE-100 PN-10 dan Pipa PVC SNI S-12,5
RRJ dengan diameter sesuai dengan gambar rencana.
Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri maka harus
melampirkan surat dari pabrik untuk izin penggunaan SII/SNI yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian dan dapat menunjukkan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
Bahan pipa yang digunakan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang digunakan mempunyai kualitas
keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini.
Seluruh pipa dan fitting yang digunakan harus dapat digunakan didaerah tropis dengan
temperatur air yang mengalir antara 15 – 35OC dan pH antara 6 sampai dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk hal-hal khusus
yang membutuhkan lain.Semua material yang dikirim harus seratus persen baru
(bukan material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis
yang ditentukan. Barang atau peralatan yang diproduksi didalam negeri atau berasal
PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Galian Tanah
1.1. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pipa dan peralatannya, serta
bangunan pelengkapnya
1.2. Pekerjaan penggalian dilaksanakan, sehingga memungkinkan pipa dapat dipasang
dengan posisi yang baik. Pekerjaan penggalian tanah untuk pipa harus segera diikuti
dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan perlengkapannya, selanjutnya diikuti
dengan penimbunan kembali dengan segera.
1.3. Bila dijumpai sarana di atas permukaan tanah atau di bawah tanah, maka harus
diadakan pengamanan terhadapnya agar tidak terjadi kerusakan. Perbaikan atas
kerusakan yang terjadi sebagai akibat pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab
Penyedia jasa konstruksi.
1.4. Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan pipa berikut
perlengkapannya serta bangunan – bangunan yang nyata-nyata termasuk dalam
pekerjaan ini harus dibuat sesuai Gambar Kerja.
1.5. Patokan yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas pipa sampai
permukaan jalan/ tanah asal, ditambah diameter luar pipa dan tebal lapisan pasir
dibawah pipa.
1.6. Parit pipa harus digali dengan kedalaman yang dikehendaki sehingga terdapat
pembebanan yang merata dan meneruskan pada dasar galian ( yang tidak terganggu
antara 2 sambungan pipa )
1.7. Bila tidak dinyatakan lain, lebar parit galian disesuaikan dengan besarnya pipa yang
akan dipasang dan lebar galian tersebut harus menjamin pekerjaan penyambungan
pipa dengan baik sehingga kebocoran – kebocoran pada sambungan pipa dapat
dihindarkan.
1.8. Bila pada bagian galian parit terdapat galian berlumpur atau penggalian terlalu dalam
maka dapat diurug dengan pasir dan dipadatkan untuk memperoleh permukaan yang
rata pada tempat pemasangan pipa.
1.9. Batu-batu dengan diameter lebih besar dari 40 mm harus dibuang dari parit galian.
1.10. Pada tempat-tempat parit galian yang mudah longsor harus diberi turap-turap
pengaman.
1.11. Galian hendaknya dijaga tetap kering sampai konstruksi yang harus dipasang atau
pipa yang harus dipasang selesai dilaksanakan.
3. Penyambungan Pipa
3.1. Penyambungan pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan pipa dari
pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk dari Konsultan Pengawas.
3.2. Penyambungan pipa dilaksanakan adalah sebagai berikut :
3.3. Pipa Galvanis dengan sambungan Flange.
3.4. Pipa Galvanis dengan sambungan ulir
3.5. Pipa HDPE dengan menggunakan Aksesoris Pipa HDPE
3.6. Pipa PVC dengan sambungan Rubber Ring Joint
3.7. Penyambungan pipa dengan sambungan Flange dipasang dengan menggunakan baut
dan diberi rubber packing yang sesuai, baut-baut sebelum dipasang diberi gemuk
dengan sempurna dan harus diputar dengan kunci yang sesuai,
3.8. Penyambungan pipa dengan ulir dipasang dengan kunci-kunci yang sesuai sehingga
menjamin kesamarataan sehingga terdapat tekanan yang sama pada seluruh
permukaan ulir.
3.9. Penyambungan pipa HDPE dengan menggunakan Aksesoris Pipa HDPE mengikuti
petunjuk dan cara penyambungan yang ditentukan sesuai dengan pemakaian mesin
penyambung.
3.10. Penyambungan pipa PVC dengan Rubber Ring Joint, posisi kedua pipa harus sejajar
dan rapat.
5. Pengurugan/ Penimbunan
5.1. Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan tidak langsung kebagian pipa atau
struktur, urugan baru dapat dilaksanakan setelah pemasangan pipa selesai.
5.2. Bahan urugan tidak boleh mengandung benda-benda, seperti rumput-rumputan, akar-
akar pohon dan lain sebagainya dan tidak merupakan bahan yang melar serta tidak
mengandung benda keras/ batu dengan diameter lebih besar dari 2 cm.
5.3. Semua galian parit bawah pipa harus diurug dengan pasir dari bagian bawah parit
sampai sekeliling pipa, urugan pasir kemudian dipadatkan
5.4. Sistem Pengurugan adalah selapis demi selapis maksimum 20 cm dan dipadatkan,
bahan urugan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pipa distribusi Sambungan Rumah (SR) dihubungkan dengan pipa induk jalur distribusi
dan dikerjakan sesuai spesifikasi teknis :
1. Pemasangan dimulai dari pemasangan clamp sadle pada jalur pipa distribusi pada
pekerjaan ini.
2. Pemasangan pipa dalam halaman rumah (HDPE ½” dan GI ½”) yang menghubungkan
pipa distribusi dengan water meter.
3. Persiapan dudukan meter air dengan pondasi rabat beton tebal 15 cm.
4. Pemasangan water meter ( ½” ) dari bahan kuningan dan ber SNI.
5. Box penutup water meter dari bahan hard plastik
1. Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu memegang teguh disiplin, keras dan perintah
yang baik antar pekerjanya dan tidak memperkerjakan orang yang tidak sesuai dengan
bidangnya atau keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
2. Penyedia Jasa Konstruksi menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan
yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan akan
berkwalitas baik bebas dari cacat.
3. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap ditolak. Dalam
pengajuan penawaran Penyedia Jasa Konstruksi harus mempertimbangkan biaya - biaya
pengujian / pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Di luar jumlah tersebut Penyedia
Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab atas biaya - biaya pengiriman yang tidak
memenuhi syarat -syarat yang dikehendaki.
4. Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Normalisasi Indonesia (SNI). Apabila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada standard
Indonesia, maka dapat dipakai British Standard, JIS, ACI yang sesuai dengan spesifikasi
ini.
1. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang di terima menurut
ketentuan dalam kontrak dan menurut gambar - gambar detail yang telah disahkan oleh
pengawas melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian - bagian menurut
persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan tambah kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari pengawas. Selanjutnya penambahan / pengurangan pekerjaan dilakukan atas
dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum daftar harga
upah dan satuan pekerjaan.
3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin direksi secara tertulis, adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi sepenuhnya.
a. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalarn kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan
waktu sesuai dengan addendum kontrak pembororong harus segera menyerahkan hasil
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak Kepada pemimpin proyek secara
tertulis dan pengawas berkewajiban :
1. Membuat evaluasi tentang seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak Penyedia Jasa
Konstruksian.
2. Menengani atau melaporkan kepada pernimpin proyek tentang hasil pekerjaan
Penyedia Jasa Konstruksi tersebut Secara tertulis.
b. Pemimpin proyek akan mengadakan rapat koordinasi mengenai pekerjaan tersebut
diatas berdasarkan :
1. Kontrak Penyedia Jasa Konstruksi
2. Surat penyerahan pekerjaan kepada Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan dari pekerjaan
tersebut.
a. Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga
360 (tiga ratus enam puluh) hari kalender adalah pemeliharaan yang masih menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi sepenuhnya antara lain :
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan
3. Pembersihan.
b. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan
kontrak, maka penyerahan pekeriaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata
cara penyerahan yang pertama.
2) Ketentuan Administrasi
1. Penyedia Jasa Kontraktor berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikan rupa sehingga
tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakan.
2. Penyedia Jasa Kontraktor mejamin bahwa mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat
lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan Keselamatan
Kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara umum.
3. Penyedia Jasa Kontraktor turut mengadakan :pengawasan terhadap tenaga kerja,
agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan
sehat.
4. Penyedia Jasa Kontraktor menunjuk petugas Keselamatan Kerja yang karena
jabatannya di dalam organisasi kontraktor, bertanggung jawab mengawasi
kordinasi pekerjaan yang dilakukan. untuk menghindarkan resiko bahaya
kecelakaan.
5. Penyedia Jasa Kontractor memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja
sesuai dengsn keahlian umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa semua
tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya demi pekerjaannya masing-
masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Pengurus atau kontraktor dapat
memasang papan-papan pengumuman, papan-papan PERNINGatan serta sarana-
sarana pencegahan yang dipandang perlu.
7. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja
dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8. Hal-hal yang rnenyangkut biaya yang timbal dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Pengurus dan
Kontraktor.
4) Laporan Kecelakaan
1. Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Depnaker dan Departemen Pekerjaan Umum.
2. Laporan tersebut harus meliputi statistic yang akan :
- Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing-
masing clan,
- Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
2. Masalah Umum
- Adanya perlengkapan keselamatan kerja yang tidak melalui pengujian
laboratorium, sehingga tidak diketahui derajat perlindungannya atau tidak
memenuhi ketentuan keselamatan.
- Pekerja merasa tidak nyaman dan kadang-kadang pemakai merasa terganggu.
- Terdapat kemungkinan menimbulkan bahaya baru atas penggunaan
perlengkapan keselamatan kerja
- Pengawasan terhadap keharusan penggunaan perlengkapan keselamatan kerja
sangat lemah.
- Kewajiban untuk memelihara perlengkapan keselamatan kerja yang menjadi
tanggung jawab perusahaan sering dialihkan kepada pekerja.
5. Pengawasan
− Pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan
dengan maan dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah
ditentukan
− Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat
risiko tugas.
− Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi bahaya dan membuat upaya
pengendalian.
− Pengawas didikutsertakan dalam pelaporan dan penyelidikan penyakit akibat
kerja dan kecelakaan dan wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada
pengurus.
9. Pemantauan Kesehatan
− Kesehatan tenaga kerja yang bekerja di tempat kerja yang mengadung bahaya
harus dipantau.
− Peruashaan telah mengidentifikasi keadaan dimana pemeriksaan Kesehatan
perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan
ini.
− Pemeriksan Kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
− Catatan mengenai pemantauan Kesehatan dibuat sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
10. Pencatatan Data dan Pelaporan Catatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
− Perusahaan mempunyai prosedur untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengarsipkan, memelihara dan menyimpan catatan keselamatan dan Kesehatan
kerja.
− Undang-undang, peraturan. Standar da pedoman tekni yang relevan dipelihara
pada tempat yang mudah didapat.
− Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan untuk menjaga kerahasiaan
catatan.
− Catatan mengenai meninjauan ulang dan pemeriksaan dipelihara.
− Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan rehabilitasi Kesehatan
dipelihara.
KEGIATAN : Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Daerah Kabupaten/Kota
SUB KEGIATAN : Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perdesaan
PEKERJAAN : Belanja Hibah Barang kepada Badan dan Lembaga Nirlaba, Sukarela Bersifat Sosial Kemasyarakatan - Perluasan SPAM Desa Perning Kecamatan Jetis (DAK)
LOKASI : Desa Perning Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto
- Galian Tanah Tergores alat gali Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
menyebabkan luka tangan dan tangan dan sepatu
kaki, Tertabrak kendaraan
pengguna jalan
2) Pasang rambu 2 1 2
peringatan
- Pekerjaan Urugan Tanah Kembali Tergores cangkul, gancu / Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
linggis menyebabkan luka tangan
tangan/kaki
2) Pasang rambu 2 1 2
peringatan
- Pengadaan dan Pemasangan Pipa Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
HDPE PE-100 PN-10 dia. 2" pengguna jalan, Tergores alat tangan, rompi dan
gali sepatu
2) Pasang rambu 2 1 2
peringatan
2 Accessories Pipa HDPE PE-100
dia. 2"
- Coupler HDPE PE-100 Uk. 2" Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- Elbow 90° HDPE PE-100 Uk. 2" Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- End Cap HDPE PE-100 Uk. 2" Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- Tee HDPE PE-100 Uk. 2" Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- Tee PVC Uk. 3" Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- Reducer PVC, Dia. 3" x 2" Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- Flange Socket PVC S-12,5 Uk. 2" Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- Flange Adaptor HDPE PE-100 Uk. Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
2" + (Coupler) pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- Karet flange Ø 2" Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- Mur baut Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
- Ball Valve 2" HDPE include Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
coupler pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
II Pekerjaan Wash Out
1 Galian Tanah Tergores alat gali Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
menyebabkan luka tangan dan tangan dan sepatu
kaki, Tertabrak kendaraan
pengguna jalan
2) Pasang rambu 2 1 2
peringatan
2 Ball Valve 2" HDPE include Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
coupler pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
3 End Cap HDPE 2" Tertabrak kendaraan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pengguna jalan, Tergores tangan, rompi dan
peralatan pendukung sepatu
4 Pembuatan 1 m3 Beton Mutu f’c = Tergores cangkul, gancu / Luka Ringan 1) Pasang rambu 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
16,9 Mpa (K200) linggis menyebabkan luka peringatan
tangan/ kaki, kaki terkena
adukan beton menyebabkan
luka
2) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
tangan, rompi dan
sepatu
5 Pembesian Tulangan Polos Tergores peralatan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
menyebabkan luka tangan/ tangan dan sepatu
kaki, tangan terkena besi
tulangan menyebabkan luka
6 Bekisting Terkena palu dan peralatan Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
pendukung pekerjaan yang tangan dan sepatu
bisa menyebabkan luka
tangan/ kaki, tangan terkena
paku dan kayu menyebabkan
luka
III Pekerjaan Crossing Jalan
1 Pembongkaran beton Tergores cangkul, gancu / Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
menggunakan alat linggis, drill beton tangan dan sepatu
menyebabkan luka tangan/
kaki
2 Pembuatan 1 m3 Beton Mutu f’c = Tergores cangkul, gancu / Luka Ringan 1) memakai sarung 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
16,9 Mpa (K200) linggis menyebabkan luka tangan, rompi dan
tangan/ kaki, kaki terkena sepatu
adukan beton menyebabkan
luka
3 Pipa Galvanis Medium A; Dia. 3 " / Terkena las, tersengat listrik Luka Ringan 1) Pasang rambu 2 1 2 Kecil Administratif 2 2 2 2
3 mm menyebabkan luka peringatan
tangan/kaki, kejatuhan pipa GI
2) memakai sarung 2 1 2
tangan, rompi dan
sepatu
Demikian Dokumen Spesifikasi Teknis ini kami buat dengan harapan pekerjaan ini dapat
dilaksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan tidak
bertentangan dengan hukum. Sehingga dapat memperoleh hasil pekerjaan yang maksimal, tepat
waktu, tepat biaya dan tepat mutu serta dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat.