Anda di halaman 1dari 7

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT ( RKS )

PEKERJAAN AIR BERSIH

I. GAMBARAN UMUM
1. Tujuan daripada Air Bersih adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan persediaan Air bersih bagi rumah tangga miskin
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air bersih
c. Meningkatkan intensitas pengolahan lahan pekarangan
d. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa dalam pembangunan jaringan air
bersih
2. Kriteria Umum sebagai berikut :
a. Air bersih yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
b. Sumber Mata Air memenuhi syarat kebutuhan Air bersih minimal 60 ltr/orang/hari
c. Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan dilaksanakan oleh kelompok Masyarakat
d. Merupakan usulan masyarakat desa.
e. Dapat merupakan bangunan baru, Rehabilitasi Jaringan air bersih, pengembangan
jaringan.
f. Tidak sedang dibiayai oleh sumber dana lain.
g. Pembangunan Air bersih baru harus memenuhi ketentuan :
 Ada sumber air yang cukup.
 Ada pemanfaat
 Kwalitas air memenuhi.
 Lokasi mata air masih milik desa
h. Beda tinggi yang cukup untuk mengalirkan air.
i. Tidak ada masalah ganti rugi tanah, bangunan dan tanaman.
Pengelolaan suatu bangunan air bersih pada dasarnya merupakan usaha bersama para
pemakai atau pemanfaat untuk mengoperasikan dan memelihara bersama agar dapat
berdaya guna dan berhasil guna setinggi-tingginya.
Pengertian operasi Air Bersih adalah proses kegiatan pengaturan, pengambilan air dari
sumber air, pengaliran air ke dalam jaringan perpipaan dan pembagian air secara rasional ke
seluruh Hidran Umum atau ke rumah pemanfaat yang diairi secara efektif, efisien, adil dan
merata.
II. PERSYARATAN BAHAN/SPESIFIKASI PEKERJAAN
1. Batu
Kriteria batu yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Batu belah yang digunakan haruslah batu alam hasil pecahan dengan muka minimal 3
sisi dan bukan batu blondos, harus bersih dari bahan organik dan keras, tahan lama,
serta tidak porous.
 Ukuran batu yang akan digunakan adalah 15-20 cm, sedangkan batu dengan ukuran
lebih kecil dapat digunakan sebagai pengisi.
 Batu – batu tersebut harus dapat saling mengunci.
2. Semen PC
 Sesuai standart SNI dan sesuai Spesifikasi Teknik yang ada, (PC / PCC KW1, setara
dengan Tiga Roda, Holcim & Gresik).
 Dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan kecuali dalam keadaan khusus.

1
 Semen harus didatangkan dalam Zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum dalam zak.
 Semen masih harus dalam keadaan segar (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang
mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10% berat. Jika ada bagian tidak dapat ditekan
hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada
campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama.
 Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat atau semen dalam kantong di
penyimpanan lokal (di penyalur) lebih dari 3 bulan perlu diuji sebelum digunakan, jika
sudah rusak harus ditolak
3. Pasir Pasang ( Agregat halus untuk adonan )
Kriteria pasir pasang yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kandungan lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 10%. Bila setelah pasir digenggam
(dengan tekanan) dibuka akan terurai lagi (tidak menggumpal).
 Pasir harus bersih dan bebas dari bahan organik dan anorganik
 Pasir harus dihindari dari hujan asam dengan cara ditutup dengan terpal/plastik kuat
yang bersih.
 Pasir yang digunakan untuk pasangan batu belah berasal dari sungai atau gunung, pasir
laut tidak dapat digunakan.
 Ukuran butiran 1 mm s/d 2,5 mm dan bergradasi.
4. Besi beton dan bendrat
 Menggunakan Besi Beton Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat
 Menggunakan tulangan pokok, tulangan susut dan begel sesuai dengan SNI Fu 4000
kg/cm2. Fy 2600
 Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40mm.
 Ukuran besi beton menggunakan ukuran standar.
 Besi Beton harus berasal dari satu pabrik. Tidak dibenarkan untuk menggunakan merk
besi beton yang berlainan dengan untuk pekerjaan ini. Rekomendasi merek KS, SII, HIJ
5. Agregat Kasar ( Split 2-3cm )
 Harus berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous / kropos), dengan tekstur permukaan
kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan bersudut.
 Ukuran maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 4 cm dan tidak lebih besar dari ¾
jarak bersih antar baja tulangan dengan cetakan dan tidak boleh lebih besar dari 1/3
tebal plat.
 Kadar Lumpur tidak boleh melebihi dari 1% berat kering dan tidak boleh mengandung
garam.
 Bersih dari debu, sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu dan setara dengan batu
pecah mesin.

6. Pipa dan perlengkapan


- Pipa distribusi yang ditanam di dalam tanah maupun pipa cabang untuk distribusi air
bersih ke setiap Hidran Umum dan Reservoir terbuat dari bahan PVC tipe AW merek
Wavin atau setara, sedangkan untuk yang tidak tertanam menggunakan Galvanizet Stell

2
Pipe(GSP) standar ASTM klas Medium A. Pipa setara dari merk : Bakrie, Radjin, Spindo,
ISTW
- Ukuran dan jumlah pipa merujuk pada perhitungan RAB
7. Air
 Air yang digunakan untuk bahan adukan pasangan, harus air tawar yang bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan
organik, garam, lumpur.
 Kadar lumpur yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam perbandingan
beratnya.
III. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Galian Tanah
 Dalamnya galian pondasi harus sesuai dengan gambar dan detail (Sebelum kedalaman
galian tanah terpenuhi, TPK tidak boleh memasang pondasi batu kali.)
 Harus sampai tanah asli yang keras (bila sulit dicapai bisa dilakukan perbaikan tanah).
 Dinding galian harus dijamin tidak longsor (dengan memperhatikan sudut lereng alam),
bila perlu dipasangi turap darurat.
 Untuk Galian pipa harus memiliki kedalaman yang cukup minimal 50 cm
 Sebelum pipa ditanam didahului dengan urugan pasir minimal 10 cm.
 Lebar dan panjang galian harus diperhitungkan sehingga memungkinkan tukang batu
dapat melaksanakan pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan pasangan dimulai, lubang galian harus benar – benar bersih dari sisa
galian.
2. Pekerjaan Pasangan Batu
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur ( bangunan ) menggunakan batu pilihan yang
disambungkan dengan adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai
bangunan penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar.
a. Semua pekerjaan pasangan boleh dikerjakan atau dimulai apabila galiannya telah
diperiksa dan disetujui ukurannya/kedalamannya serta kedudukan as-asnya oleh
Fasilitator Teknik.
b. Contoh : Suatu campuran adonan semen untuk pekerjaan pasangan batu dengan
menggunakan campuran 1 Semen PC : 3 Pasir, untuk menjaga kualitas campuran
sebaiknya menggunakan adukan molen. Serta menggunakan kotak ukur.
Perbandingan campuran 1 PC : 3 Psr,
Bila 1 zak PC = 50 kg maka ukuran kotak yang dibuat

40 cm

40 cm

20 cm 40 cm
60 cm

3
Untuk campuran 1 PC : 3 Psr, Jika 1 zak PC 50 kg dimasukan ke dalam molen berarti 3
kotak pasir dengan ukuran diatas dimasukan ke dalam molen.
c. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus juga dibasahi.
d. Pasir harus disaring terlebih dahulu sebelum dipakai sebagai campuran.
e. Nat antara batu tidak kurang dari 1 cm dan tidak lebih dari 1,5 cm.
f. Adonan campuran harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera.
g. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas
pondasi yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu – batu pada lapis
pertama. Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan di sudut –
sudut. Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya.
h. Pemasangan batu kali tidak boleh dijatuhkan dari atas, jadi harus diatur dengan baik
agar tidak berongga.
i. Tebal alas adonan untuk masing – masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-
batas antara 2 s/d 5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk
menjamin bahwa semua rongga antara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.
j. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan
yang terlihat batu harus diatur sejajar dengan permukaan dinding yang sedang
dibangun.
k. Pasangan batu harus terdiri batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar dan
berukuran sembarang, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu harus
berukuran minimun 15 cm, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai untuk pengisi.
l. Batu – batu harus dipasang satu persatu untuk menghindarkan penggeseran atau
gerakan batu yang sudah dipasang. Penggilasan atau memutar – mutar batu di atas
pekerjaan batu yang sudah terpasang tidak diizinkan.
m. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali
harus dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu – batu hanya
dipasang di atas adonan segar, jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau
tergeser sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari
adonan – adonan yang mengeras dan dipasang kembali dengan adonan segar.
n. Segera setelah semua batu muka dipasang dan sementara adonan masih segar
permukaan yang nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda – noda
adonan.
Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah
penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaiman
ditetapkan.
o. Jika pemasangan pondasi batu belah terpaksa dihentikan maka ujung penghentian
pondasi harus bergigi agar pada penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh
dan sempurna.
3. Bahan – Bahan Beton Dan Beton Bertulang
a. Mutu beton yang dikehendaki untuk semua pekerjaan beton adalah K 175 atau
dengan gambar campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr , ukuran beton dan penulangannya sesuai
dengan gambar.
b. TPK tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum begesting dan pasangan besi
beton diperiksa dan disetujui.
c. Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen, batu pecah
(split) dan Pasir sesuai ketentuan persyaratan bahan di atas (II.a s.d II.c).

4
d. Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk
tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain dalam gambar.
e. Admixtures Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran beton. Bahan campuran tambahan yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur, memperlambat atau
mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi atau
memenuhi standart Umum Bahan Bangunan Indonesia
f. Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar
(serta persayaratan lain sebagaimana persyaratan bahan II.d dia atas) dengan kadar
air secukupnya pada campuran sederhana, supaya beton tidak terlalu cair ( PBI
1971 / SNI 2008).
g. Pembongkaran papan begesting dapat dilaksanakan sesudah mendapat persetujuan
dari Fasilitator .
h. Pemasangan papan – papan begesting dipakai papan begesting tebal 2 cm disusun
secara rapat.
i. Setelah pekerjaan begesting dibongkar, semua bidang yang terlihat ada lubang –
lubang tidak rata, harus segera ditutup dengan spesi 1 pc : 1 ps.
j. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI 1971.
a. Penulangan Beton Bertulang
a. Ukuran dan gambar penulangan beton dapat disesuaikan dengan gambar yang ada
dan apabila gambar kurang jelas dapat digunakan penulangan sebagai berikut.
 Sloof 15 x 20 = 4  12 mm dan  8 mm – 15
 Kolom 15 x 15 = 4  12 mm dan  8 mm – 15
 Balok ring, 12x15 = 4  10 mm dan  6 mm – 15
 Dinding tebal min 10 mm =  10 mm - 150 dua lapis
b. Pelaksanaan Kegiatan
 Penyetelan dan pemasangan besi tulangan, semua tulangan harus dipasang
pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah dan bergeser pada waktu
adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan
tebal selimut beton terhadap ukuran yang ditentukan.
 Pengecoran :
 Sebelum pengecoran dilaksanakan, begisting harus dicek terhadap
kelurusan, baik arah vertikal maupun horizontal.
 Pada waktu pengecoran digunakan kayu reng untuk mengocok cor atau
alat bantu lainnya dan diselingi pengetukan begisting secara perlahan –
lahan .
 Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan,
adukan yang mengeras tidak boleh dipakai.
 Pembongkaran begisting diperbolehkan setelah beton mengalami periode
pengerasan sesuai dengan SKSNI T - 15 – 1991 atau seijin dengan
Pengawas.
 Kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar dan
diperbaiki oleh TPK
 Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan begisting harus bebas
dari segala macam kotoran dan harus tersiram dengan air secara merata

5
4. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan plesteran untuk digunakan dalam
pasangan batu dan lantai bak air...
Langkah – langkah untuk pekerjaan plesteran :
 Campuran adonan semen untuk plesteran pasangan batu menggunakan campuran 1 Pc :
3 Psr.
 Permukaan yang menerima adonan plesteran harus disiram dan dibersihkan dari
lumpur atau benda – benda lain sebelum adonan plesteran tersebut dipasang.
 Adonan plesteran harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera.
 Pekerjaan plesteran dikerjakan sesuai dengan gambar rencana.
 Pekerjaan plesteran dikerjakan dengan rapi.
5. Pipa
- Pipa harus diperlakukan sedemikian rupa agar terhindar dari kerusakan pada
pasangan semen atau lumuran luarnya, bila ada kerusakan segera diperbaiki
sebelum pemasangan. Bila pipa dengan diameter lebih dari 600 mm harus
mempunyai penguat dan kayu pada 4 titik ujung spigot guna menghindari
perubahan pada ujung pipa. Bantalan ini harus tetap pada pipa sampai saatnya siap
di pasang. Pipa harus di simpan di lapangan tanpa bertumpuk-tumpuk kalau tidak
ada bantalan di antara lapisan-lapisan pipa. Pipa di tutup dgn terpal, tidak
dibenarkan penumpukan lebih tinggi dari 60 cm.
- Pada pemasangan pipa hrs selalu di jaga agar tidak ada benda asing dlm pipa yg
sedang di pasang, selama pelaksanaan tidak boleh ada puing, perkakas, kain, atau
bahan lain di dalam pipa.
- Setiap pipa di pasang di dlm lubang parit, ujung spigot hrs satu garis sumbu dgn
ujung soket. Ditekan masuk serta di dudukkan tepat pada garis dan kemiringannya.
- Pada waktu pemasangan pipa berhenti, ujung pipa terhenti, ujung pipa terbuka
harus ditutup sementara untuk dilanjutkan kembali.

6. ACIAN
Menggunakan semen Portland dicampur dengan air sampai jenuh, lalu diaci pada seluruh
bidang dinding yang sudah di plester yang didahului dengan membasahi bidang dinding
yang akan di aci.
7. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Pengecatan Dinding dan Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekejaan ini, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pengecatan dinding dan lantai dilakukan pada bagian luar dan dalam serta
pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54
dan Peraturan NI-4
c. Syarat- syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).

6
2. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan.
4. Seluruh Bidang pengecatan dicat dengan cat khusus kolam dengan cat akhiran
tiga kali untuk mencapai hasil yang rata dan halus.
5. TPK harus mengajukan contoh cat yang digunakan kepada Fasilitator
6. Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah – pecah serta masih tipis
harus diulang dan diperbaiki atas biaya TPK

Anda mungkin juga menyukai