Anda di halaman 1dari 5

SPESIFIKASI TEKNIS

RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN (RPPJ)

A. FUNGSI RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN


Rambu lalu lintas merupakan bagian dari perlengkapan jalan berupa lambang,
huruf, angka, kalimat dasar atau perpaduannya, yang berfungsi sebagai peringatan,
larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.

B. UKURAN DAN BAHAN


1. Plat Alumunium Composite
Plat alumunium Composite memiliki ketebalan minimal 3 mm (termasuk reflective
sheeting)
2. Bahan logam lainnya
Bahan logam lainnya merupakan bahan logam tertentu selain alumunium dengan
syarat :
a. Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat, termasuk bagian
berlubang untuk baut
b. Mempunyai tebal minimal 0,8 mm
3. Bahan Non Logam
Bahan non logam merupakan bahan non logam tertentu dengan syarat-syarat bahan
a. Mempunyai ketahanan terhadap :
- cuaca, dengan metode uji setara ASTM G.53-88:
- kelembapan nisbi, dengan metode uji setara ASTM D.2247-87:
- asam, dengan metoda uji setara ASTM D.1308-87
- kelapukan
- uji mekanik meliputi, daya lengkung dan patah.
b. Mempunyai tebal minimal 2,0 mm
4. Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi tulisan sumber pendanaan, tahun
anggaran dan tanggal pemasangan yang dicat dengan warna hitam,contoh :

TGL. 13 JULI 2019


APBD T.A. 2019

5. Bentuk, ukuran dan warna di sesuaikan dengan Keputusan Menhub No. KM. 61
Tahun 1993 dan lampirannya tentang Rambu Lalu Lintas di Jalan.
C. LEMBARAN REFLEKTIF
Lembaran reflektif memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Minimal jenis ENGINEERING GRADE yang mempunyai sifat retro reflektif sesuai
AASHTO M.268-77 atau standard lain yang diakui secara internasional sepertiJIS
(Japan) BSI (Inggris) dan ESC (Jerman), untuk membuktikan kualitas disarankan
menggunakan water mark pada lembaran reflektifnya.
2. Permukaan lembaran reflective rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi
dengan perekat (precoating adhesive);
3. Proses pewarnaan lembaran reflektif menggunakan sablon/screen printing dengan
tinta yang sesuai dengan lembaran reflektifnya yang dapat bersenyawa secara teknis
dengan lembaran reflektif yang digunakan.

D. TIANG RAMBU
1. Bahan Tiang Rambu
a. Bahan logam dengan syarat :
1) Berbentuk pipa bulat
2) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat;
3) Harus berbentuk batangan utuh atau tidak bersambung
2. Jenis konstruksi tiang rambu dengan bahan logam terdiri dari :
a. Bentuk huruf F (tiang 6’):
1) Jenis dan ukuran:
Pipa bulat diameter minimal 150 mm (6”) dengan tebal minimal 2,8 mm.
2) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 12
mm lalu dilas ke tiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk penegak
yang dilas secara penuh ke tapakan dan tiang, dipasang dengan angkur
baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah angkur baut dengan besi
beton ukuran 19 mm dan panjang 600 mm. Struktur rangka beton pondasi
sebagaimana gambar.
3) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku
minimal 3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada tiang
rambu secara bersilangan
4) Ketinggian rambu (dari bagian daun rambu paling bawah sampai ke
permukaan aspal) minimal 4,8 m dan tidak terpengaruh oleh kerataan
(countur) permukaan tanah.
E. TATA CARA PENEMPATAN
Penempatan rambu lalu lintas jalan harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Daerah
Daerah tempat dipasangnya rambu dihitung dengan cara mengaitkan jarak
kebebasan pandangan terhadap waktu alih gerak (manuver) kendaraan yang
diperlukan. Kecepatan yang digunakan dapat berupa kecepatan rencana, batas
kecepatan atau jika suatu masalah yang bersifat praktis telah diidentifikasikan maka
berdasarkan survai dapat ditetapkan kecepatan setempat atas dasar presentile ke
85.
2. Penempatan
Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar jarak tertentu
dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi
lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki serta dapat dilihat dengan jelas oleh pemakai
jalan. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalu
lintas, rambu dapat ditempatkan di sebelah kanan atau di atas daerah manfaat jalan.
Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi paling luar bahu
jalan atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60 meter, sedangkan rambu yang
dipasang pada pemisah jalan (median) ditempatkan dengan jarak 0,30 m dari bagian
paling luar dari pemisah jalan. Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau di atas
daerah manfaat jalan harus mempertimbangkan faktor – faktor antara lain geografis,
geometris jalan, kondisi lalu lintas, jarak pandang dan kecepatan rencana.

3. Tinggi
Bagian sisi rambu yang paling rendah harus minimal 1,75 m dan tinggi
maksimum 2,65 m diatas titik pada sisi jalan yang tingginya diukur dari permukaan
jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian
bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan, sedangkan rambu yang
dipasang pada fasilitas pejalan kaki tinggi minimum 2,00 m dan maksimum 2,65 m
dari sisi daun rambu yang paling bawah atau papan tambahan. Khusus untuk rambu
peringatan ditempatkan dengan ketinggian 1,20 m dan rambu yang ditempatkan di
atas daerah manfaat jalan ketinggian 1,20 m dan rambu yang ditempatkan di atas
daerah manfaat jalan ketinggian 1,20 m dan rambu yang ditempatkan di atas daerah
manfaat jalan minimum 5,00 m.

4. Orientasi
Pemasangan rambu lalu lintas jalan berorientasi (mengarah) tegak lurus
terhadap arah perjalanan (sumbu jalan) untuk jalan yang melengkung/belok ke
kanan. Untuk jalan yang lurus atau melengkung/belok ke kiri pemasangan posisi
rambu harus digeser minimal 30 searah jarum jam dari posisi tegak lurus sumbu jalan
kecuali rambu petunjuk seperti tempat penyeberangan, pemberhentian bis, tempat
parkir dan petunjuk fasilitas, pemasangan rambusejajar dengan bahu (tepi) jalan, dan
arah dari rambu harus mengarah kepadaarah yang tepat. Posisi rambu tidak boleh
terhalang oleh bangunan, pepohonan dan atau benda–benda lain yang dapat
mengakibatkan mengurangi atau menghilangkan arti rambu yang terpasang.

5. Khusus RPPJ yang menunjukkan lokasi/tempat (warna dasar hijau, warna huruf
putih) harus memperhatikan hal-hal berikut :
a. Menunjuk lokasi yang umum dan perlu bagi masyarakat seperti bandara,
rumah sakit, nama kota, situs, dan lain-lain yang sejenis.
b. Lokasi yang ditunjuk bersifat tetap atau tidak berubah-ubah dalam waktu
panjang.
c. Untuk RPPJ yang menunjuk 2 (dua) atau lebih tempat/kota yang letaknya
berurut berlaku ketentuan tempat/kota yang paling dekat dituliskan paling atas
diikuti tempat/kota yang lebih jauh dibawahnya dan yang paling jauh
dibawahnya lagi.
d. Sedangkan untuk RPPJ yang ditempatkan di jalan Nasional.

F. TATA CARA PEMASANGAN


Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
1. Peletakan daun rambu pada tiang rambu;
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang
rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan. Daun rambu harus tetap rata
(tidak melengkung).
2. Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang tunggal Pembuatan
pondasi dan peletakan rambu dengan syarat :
a. Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap tiang
masing-masing berukuran :
1) Pengecoran
- Sisi bagian atas = 600 mm
- Sisi bagian bawah = 600 mm
- Kedalaman = 1100 mm
b. Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 600 mm;
c. Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan dengan
ketebalan 100 mm;
d. Pondasi beton dibuat dari campuran semen, pasir dan batu kerikil/split dengan
perbandingan 1:2:3;
e. Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 100 mm.

Anda mungkin juga menyukai