Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSAAN GUARDRAIL

I. Pengadaan Pagar Pengaman


Pagar pengaman / Guard Rail adalah rail (besi) penahan yang berfungsi sebagai pagar
pada jalan-jalan yang berbahaya seperti jalan bebas hambatan (Toll) pegunungan,
sungai, jurang, dan lain-lain.
Fungsinya adalah sebagai pelindung agar kendaraan yang melewati dari terjatuh ke
sungai, jurang, dan lain-lain. Komposisi barangnya terdiri dari Beam (lempengan).
Lempengan ini bisa disambung-sambung. Lempengan ini di tumpu oleh tiang yang
dinamakan post (kaki) dan sebagai penghubung ada yang dinamakan Bloking (antara
kaki dan beam) dan untuk penutup beam disebut Ending/ Terminal end. Semua terbuat
dari besi baja yang dilapisi galvanis anti karat. Jarak antar kaki adalah 2meter. Pada
pemasangan di daerah tertentu setiap 2m diberi reflektor merah atau kuning sebagai
penanda bila malam gelap agar dapat pantulan sinar.

Pengadaan
1. Penetapan jumlah kebutuhan guardrail.
2. Penyusunan dan penyiapan spesifikasi teknis guardrail.
3. Pengajuan dan persetujuan pimpinan unit kerja terhadap spesifikasi teknis
guardrail.
4. Khusus Jalan Nasional Pengajuan pengadaan guardrail jalan ke Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat C.q. Direktur Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
5. Pengadaan harus memenuhi ketentuan yang berlaku baik dari segi
adminitrasi maupun aspek teknis.

A. Ukuran Pagar Pengaman


Lempengan Besi (Beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan
memanjang, dimana pada ujungnya disambungkan dengan lempengan besi yang
melengkung yang bisa disebut terminal end.
Lempengan besi mempunyai ukuran-ukuran sebagai berikut :
1. Penampang melintang
a. Tebal : 2,70 mm
b. Lebar : 312 mm
c. Tebal Lekukan : 83 mm
d. Jari Jari Lekukan : 240 mm

2. Panjang Lempengan dengan ukuran minimal:


a. Panjang total lempengan : 4.300 mm
b. Panjang efektif lempengan : 4.000 mm
Lengan Lempengan besi ukurannya adalah:
1. Penampang melintang sesuai dengan ukuran lempeng besi (Beam)
2. Penampang memanjang dengan ukuran minimal:
a. Panjang Total : 725 mm
b. Panjang Efektif : 540 mm
c. Jari-jari lekukan luar : 240 mm
d. Jari-jari lekukan dalam : 580 mm
e. Tebal lekukan : 250 mm

Post adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter U” yang kokoh dengan ketebalan
penampang plat minimal 4,5 – 6 mm dan berfungsi untuk menegakkan dan memperkokoh
berdirinya lempengan besi.
Tiang penyangga dengan ukuran minimal sebagai berikut :
a. Panjang Total : 1800 mm
b. Tiang efektif diatas permukaan tanah terhadap lempengan besi : 655 mm
c. Lebar : 175 mm atau 178 mm
d. Ketebalan : 4,5 – 6 mm

Besi Pengikat (Blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan ketebalan
penampang plat 6 mm, panjang 352 mm lebar 180 mm dan ketebalan blocking 6 mm yang
berfungsi sebagai pengikat antar tiang penyangga dengan lempengan besi (Beam).

Baut, Mur dan Ring/Washer terbuat dari material yang sama dengan komponen utama.
Baut (bolot) pengikat berupa baut jenis payung dan mur (nut) diameter 16 mm untuk beam,
baut jenis payung dan mur diameter 16 mm untuk blocking dan baut dan mur jenis
hexagonal diameter 16 mm untuk tiang (post) serta besi pengikat yang berfungsi untuk
menyambung dan mengikat W Beam ke post dengan mempunyai bahan yang sama dengan
W Beam.

Alat Pemantul Cahaya (Reflektor) terbuat dari material pelat yang sama dengan
komponen utama dan dilapisi dengan bahan retroreflektif dari bahan microprismatic
berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter minimal 80 mm dengan nilai retroreflektif
minimal American Standart Testing and Material (ASTM) minimal Type IV.
Bentuk dan ukuran alat pemantul cahaya berupa pelat baja yang dilapisi bahan
retroreflektif microprismatic sama dengan alur penampang melintang W Beam. Pelat alat
pemantul cahaya dan Base Plater nya memiliki ketebalan yang sama dengan ketebalan
pelat W Beam.
B. Bahan Pagar Pengaman Jalan
1. Lempengan besi
Terbuat dari tipe Pelat Baja Gelombang Lapis Seng Pagar Pengaman.

2. Lengan lempengan besi (Sleeve Beam) mempunyai bahan yang sama dengan
lempengan besi (Beam)
3. Ukuran baut
Baut yang digunakan untuk sambungan plat baja gelombang lapis seng harus memenuhi
:
4. Besi pengikat (Bracket)
adalah berupa baut dan mur diameter 16 mm untuk beam, 16 mm untuk blocking dan 16
mm untuk tiang serta besi pengikat yang berfungsi untuk menyambung dab melekatkan
lempengan besi ke tiang penyangga dengan mempunyai bahan yang sama dengan
lempengan besi.
5. Pada bagian belakang lempengan besi (beam) dan terminal end dibubuhi Stiker
perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU
Nomor 22/ 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
6. Setiap bahan pagar pengaman yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium
dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau Internasional.
7. Warna Pagar Pengaman Jalan
a. Pagar pengaman Jalan (Post, Blocking Post, Beam) tetap menggunakan warna asli
(zinc coated).
b. Pada setiap lempengan beam pagar pengaman dilekatkan bahan yang sifatnya
memantulkan cahaya (reflektor) ATM tipe IV dengan jarak per 4 meter ditengah
beam, dengan ketentuan :
1. Sebelah kana arus lalu lintas berwarna putih.
2. Sebelah kiri arah lalu lintas berwarna merah.

II. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaannya sebagai berikut :


I. Survey
1. Tahap pertama yang kami lakukan adalah survey lapangan berdasarkan gambar apakah
lokasi tersebut perlu untuk dipasang pagar pengaman atau tidak apabila lokasi tersebut
tidk perlu dipasang pagar pengaman maka perlu dilaporkan pengawas untuk dibuatkan
gambar baru khususnya lokasi pemasangannya.
2. Dan hasil survey tersebut maka kita dapat menghitung berapa jumlah masing-masing
material seperti : Post beam, blocking piece, baut, T end, reflector. Untuk setiap lokasinya
dan untuk menentukan base camp tempat menaruh material guardrail.

II. Pengukuran
Untuk pengukuran akan disesuaikan dengan gambar rencana seperti jarak post, bentuk
lengkungan apabila lokasi atau jalan berbelok dan ketinggian pagar pengaman dari
permukaan jalan.
III. Persiapan Material
Menghitung kembali jumlah material yang diperlukan untuk masing-masing lokasi
seperti sebagai berikut :
1. Beam

2. Post

3. Blocking Piece

4. Reflektor

5. Terminal End
6. Mur baut dan Ring

7. Angkur Besi siku 30 x 30 x 3 mm

8. Logo Perhubungan

9. Stiker Perlengkapan Jalan


10.Material Cor

Pasir, batu koral dan semen

IV. Persiapan Tenaga Kerja


1. Mandor
2. Pekerja

V. Persiapan Peralatan
Sebelum pemasangan dilakukan kita akan mempersiapkan peralatan agar dalam
pelaksanaan tidak ada kendala yang berarti. Adapun peralatan yang yang akan kami
siapkan adalah sebagai berikut :
1. Moeln Cor atau Mobil Molen
2. Linggis besar
3. Linggis kecil
4. Blincong
5. Gerobak Dorong
6. Benang / tali
7. Meteran
8. Palu berat 5 kg
9. Peralatan cor
10.Kunci-kunci baut
11.Mesin las
VI. Pengangkutan ke Lokasi
Setelah semua material dan bahan siap, selanjutnya semua akan di angkut ke lokasi
pemasangan guardrail, pengangkutan material menggunakan dump truck atau mobil
pickup

VII. Pemasangan Pagar Pengaman


Setelah dilakukan survey, pengukuran dan persiapan barang selanjutnya dilakukan
pemasangan.
a. Pekerjaan pemasangan pagar pengaman jalan di awali dengan pekerjaan
pembersihan lokasi pekerjaan.
b. Setelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran dan penentuan titik
awal dan titik akhir pemasangan tiang pagar pengaman jalan, termasuk penentuan
jarak guardrail dari garis tepi jalan minimal 600 mm dan sejajar dengan sumbu jalan.
Titik titik penentuan posisi tiang pagar pengaman jalan sangat diperlukan untuk
menentukan galian pondasi tiang mengikuti lengkungan jalan.
c. Pagar pengaman semi kaku ditempatkan dan dipasang dengan pondasi berupa cor
apabila :
I. Panjang pemasangan pagar pengaman tidak lebih dari 12 meter.
II. Terdapat utilitas bangunan di belakang pagar pengaman dengan jarak ruang
bebas paling besar 2,5 m.
III. Dipasang pada tepi jurang dengan kedalaman lebih dari 3,5 m.
d. Pagar pengaan semi kaku ditempatkan dan dipasang dengan pemancang apabila :
I. Lobang galian pondasi berukuran kedalaman 1150 mm dan lebar 700mm x 700
mm
II. Dasar lobang galian pondasi ditimbun dengan pasir dan dipadatkan setinggi 100
mm
III. Ukuran penampang pondasi pada bagian atas adalah 500 mm x 500 mm dan
pada bagian bawah 600 mm x 600 mm
IV. Mutu beton pondasi adalah K-250
e. Pemasangan tiang penyangga merupakan pekerjaan pemasangan pagar pengaman
yang harus dilakukan secara cermat, teliti, dan akurat. Pekerjaan pemasangan tiang
penyangga pada pondasi cor beton dilakukansebagai berikut
f. Tinggi total tiang pagar pengaman (Post) yang yang dipasang pada pondasi cor beton
adalah 1.800 mm. Bagian tiang penyangga yang dicor di dalam beton adalah setinggi
1150 mm. Bagian tiang yang dicor beton dilas denganangkur sebanyak 3 (tiga) batang
sebagaimana gambar desain
I. tiang penyangga harus dipasang pada posisi tegak lurus
II. jarak pemasangan antar tiang paling jauh 2.000 mm
III. Dasar lobang galian pondasi ditimbun dengan pasir dan dipadatkan setinggi 100
mm
g. Lempengan besi (W Beam) direntangkan antara 3 (tiga) tiang (post) dan lubang
tempat penyambungan diletakan sesuai dengan pemasangannya. Bila menggunakan
besi siku penyambung (bracket), besi ini diletakan padatempatnya sesuai gambar
h. Permukaan sisi atas harus rata antara tiang dan besi pengikat (blocking piece), beam
tidak diperbolehkan menutupi besi pengikat (blocking piece), serta berada di bawah
ujung permukaan besi pengikat (blocking piece) dengan jarak 10 mm (sepuluh
milimeter)
i. Pada bagian sambungan antar-beam yang berupa sambungan mur baut, beam yang
dipasang di sisi luar merupakan beam yang ujungnya searah arus lalu lintas
j. Baut, mur, dan ring/washer sambungan antar-beam berjumlah 8 (delapan)buah
k. Baut, mur, dan ring/washer sambungan antar-beam dan besi pengikat (blocking
piece) berjumlah 2 (dua) buah
l. Baut, mur, dan ring/washer pengikat sambungan antara besi pengikat (blocking
piece) dengan tiang paling sedikit berjumlah 2 (dua) buah;
m. Terminal end dipasang di ujung awal dan di ujung akhir pagar pengaman dan dapat
dilekukan sampai permukaan tanah atau diberi pengaman untuk keselamatan
pengguna jalan;
n. Apabila pada kondisi di mana penempatan Pagar Pengaman Jalan menikung agar
menggunakan lempengan besi (Beam) yang melengkung.
o. Jika terdapat ruang untuk pemasangan rambu pengarah tikungan, maka dipasang
secara tersendiri;
p. Semua baut yang terpasang harus dimatikan dengan cara dibengkokkan atau dilas
(tack welding) sehingga tidak bisa lepas.
q. Pada setiap lempengan/beam pagar pengaman dipasang alat pemantul cahaya
(reflektor) ASTM tipe IV jenis microprismatic atau high intensity prismatic.
r. Base plate alat pemantul cahaya diikat dengan bolt dan nut minimal berjumlah 2
(dua) buah. Jarak pemasangan alat pemantul cahaya mengikuti ketentuan sebagai
berikut :
I. Jarak 4 m (empat meter) untuk jalan menikung dengan radius tikungan kurang
dari 50 m (lima puluh meter)
II. Jarak 8 m (delapan meter) untuk jalan menikung dengan radius tikunganlebih dari
50 m (lima puluh meter)
III. Jarak 12 m (dua belas meter) untuk jalan lurus dengan kecepatan antara60 km/jam
(enam puluh kilometer per jam) sampai dengan 80 km/jam (delapan puluh
kilometer per jam); dan
IV. Jarak 20 m (dua puluh meter) untuk jalan lurus kecepatan di atas 80 km/jam
(delapan puluh kilometer per jam).
Tipe dan Warna
V. Warna alat pemantul cahaya:
1. Sebelah kanan arah arus lalu lintas, berwarna putih.
2. Sebelah kiri arah arus lalu lintas, berwarna merah
VI. Lembaran Reflektif
1. Berupa lembar stiker retroreflektif yang di pasang pada W beam;
2. Reflector ASTM Tipe IV.

Dengan ketentuan:
✓ nilai sudut pengamatan yang digunakan 0.2° dan 0.5°, sedangkan sudut
datang yang digunakan -4°.
✓ khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan warna dasar putih dan
tulisan warna merah, nilai retroreflektif untuk warna merah harus lebih
tinggi daripada nilai retroreflektif warna putih. Nilai retroreflektif warna
putih minimal ASTM Tipe IV.
✓ permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang
dilengkapi dengan perekat
✓ permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang
dilengkapi dengan perekat berjenis precoated adhesive
s. Setelah posisi tiang – tiang pagar pengaman jalan telah ditentukan maka dilakukan
pekerjaan galian pondasi tiang pagar pengaman. Dimensi galian pondasi tiang pagar
pengaman mengikuti dimensi yang telah ditetapkan dalam gambar teknis
perencanaan.
t. Setelah galian pondasi tiang pagar pengaman siap maka dilakukan perakitan pagar
pengaman jalan. Perakitan dilakukan dengan kondisi baut – baut pada posisi longgar
untuk memudahkan penyetelan dan penyesuaian struktur pagar pengaman.
u. Selanjutnya dilakukan penyetelan pagar pengaman mengikuti posisi kaki pagar
pengaman. Dan setelah posisi struktur pagar dianggap sesuai maka dilakukan
pekerjaan pengecoran kaki pagar pengaman. Selanjutnya ditunggu sampai cor
pondasi tiang pagar pengaman benar benar kering dan kuat.
v. Setelah pondasi tiang pagar pengaman benar – benar telah kering dan kuat maka
dilakukan pengencangan dan pengelasan baut baut pengikat untuk menjaga
kekokohan pagar pengaman dan menjaga komponen pagar pengaman dari pencurian.
w. Pekerjaan selanjutnya adalah memasang reflektor pagar pengaman untuk
memberikan tanda peringatan bagi kendaraan yang melintas.
x. Terakhir tempelkan stiker logo perhubungan dan tahun anggaran di ujung terminal
end.
y. Selama pekerjaan dilakukan dokumentasi pekerjaan sebagai bahan pendukung
laporan.

IIustrasi Pamasangan Guardrail


1. Setelah melakukan pembersihan lokasi, kami akan mulai lakukan galian untuk pondasi
guardrail, ukuran galian sesuai dengan gambar rencana.

2. Pada tiang post guardrail, pasang angkur besi siku dengan cara di las
3. Setelah angkur terpasang pada post guardrail, kami akan melakukan pemasangan bloking pada
tiang post

4. Sebelum pemasangan post/ tiang guardrail, galian diberi lapisan pasir urug kemudian pasang
bekisting lalu dilakukan pengecoran, kemudian kita chek kelurusan dan ketinggiannya sesuai
gambar setelah itu baru kita cor sesuai tahapannya sebagai berikut :
• Dasar pondasi diurug pasir
• Memasang bekitsting pada bagian atasnya
• Mengecor dengan adukan 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil
• Finishing pondasi.
5. Setelah pondasi benar-benar kering maka selanjutnya dilakukan perakitan

6. Karena sebelumnya bloking sudah terpasang selanjutnya dilakukan pemasangan beam, sama
dengan pemasangan bloking, pemasangan beam juga dikencangkan dengan cara di baut, pada
proses pemasangan beam, dilakukan juga pemasangan reflektor.

7. Terakhir pasang terminal end pada setiap ujung guardrail, pada terminal end diberi stiker logo
perhubungan dan stiker perlengkapan jalan.
Contoh Guardrail Terpasang

VIII. Pengukuran Dan Pengujian


Pengukuran dimensi dilakukan terhadap setiap parameter teknis yang diatur di dalam
Spesifikasi Teknis, sebagai berikut:
a. Pengukuran ketebalan pelat dan pipa;
b. Pengukuran ketebalan pelat W Beam, Blocking Piece, Tiang Penyangga (post),
Terminal End dilakukan sebelum fabrikasi;
c. Verifikasi ketebalan zinc coating (galvanized) W Beam, Blocking Piece, Tiang
Penyangga (post), Terminal End;
d. Pengukuran ketebalan pelat alat pemantul cahaya (reflector);
e. Pengukuran dimensi pondasi.

Pengujian material dan komponen dilakukan terhadap:


a. Mutu beton pondasi dengan metode Non Destructive Test (NDT) hammer
test atau speciment test (kubus atau silinder);
b. Kekuatan tarik pelat W Beam, Blocking Piece, Tiang Penyangga (post), Terminal
End dilakukan (uji laboratorium);
c. Retroreflektivitas alat pemantul cahaya;

Pengujian laboratorium dilakukan oleh lembaga yang terakreditasi untuk semua


komponen yang dipersyaratkan pengujian laboratorium dalam Spesifikasi Teknis
ini.
IX. Pemeliharaan
Pemeliharaan pagar pengaman jalan dilakukan dengan :
1. Menghilangkan atau menyingkirkan segala benda – benda yang ada di sekitar pagar
pengaman yang dapat mengakibatkan berkurangnya arti dan fungsi.
2. Membersihkan sehingga tampak jelas.
3. Meluruskan kembali pagar pengaman yang bengkok.
4. Mengganti atau memperbaiki pagar pengaman yang hilang atau rusak

Anda mungkin juga menyukai