BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan pekerjaan dibutuhkan suatu metode penanganan yang tepat
agar pelaksanaannya dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan
menggunakan metode pelaksanaan yang direncanakan sebelumnya dapat dijadikan
acuan dan gambaran sehingga dalam pelaksanannya nanti dapat dilakukan sesuai
urutan pekerjaan dan tidak terjadi tumpang tindih antara pekerjaan yang satu dengan
yang lainnya.
C. Lokasi
Ruas jalan yang akan dikerjakan tersebut adalah ruas JalanNasional pekerjaan meliputi
penanganan ruas jalan Jalan Gempol - Bangil - Pasuruan - Probolinggo total
panjang 115,450km.
D. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada paket tersebut adalah sebagai berikut :
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1.2.b Mobilisasi pemeliharaan Rutin
1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1.17 Pengamanan Lingkungan Hidup
1.21 Manajemen Mutu
DIVISI 2.DRAINASE
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2.2.(1)Pasangan Batu dengan Mortar
Skh.2.3.18Precast Box Culvert 1.000 x 1.000 - 1.200 ( Pabrikasi )
2.3.(12)Beton K-250 (fc’ 20) untuk struktur drainase beton minor
2.3.(13)Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor
DIVISI 7. STUKTUR
7.1 (6) Beton Mutu Sedang fc '25 Mpa
7.1.(7)aBeton Mutu Sedang fc '20 Mpa
7.1 (8) Beton Mutu Sedang fc '15 Mpa
7.1(10) Beton Mutu Rendah fc ’10 Mpa
7.3 (1) Baja Tulangan U 24 Polos
7.3 (2) Baja Tulangan U 32 Polos
7.3 (3) Baja Tulangan U 32Ulir
7.9 (1) Pasangan Batu
7.15 (1)Pembongkaran Pasangan Batu
7.15 (2)Pembongkaran Beton
7.16 (3)a Pipa Drainase PVC diameter 4 Inchi
Skh R.3.4.(1) Cairan perekat (epoxy resin)
Skh R.3.4.(2) Bahan penutup (sealant)
Skh R.3.4.(3) Alat penyuntik anti gravitasi
Skh R.3.4.(4) Alat penyuntik gravitasi
Skh R.3.5.(1) Penambalan (Patching) – Furnished
Skh R.3.5.(2) Perbaikan dengan Cara Grouting – Furnished
Skh-1.7.16.1.(1) Perbaikan dengan Cara Grouting – Furnished
Skh-1.7.16.1.(2) Perkerasan Jalan Beton untuk Pembukaan Lalu Lintas Umur Beton
>1 Hari, < 3 Hari
Skh-1.7.16.1.(3) Perkerasan Jalan Beton untuk Pembukaan Lalu Lintas Umur Beton
>3 Hari, < 7 Hari
Skh-1.7.18.(1) Shotcrete tebal =7,5 Cm
Skh-1.7.20.(1) Pengeboran Lubang
Skh-1.7.20.(2) Material Grouting
A. PERSIAPAN-PERSIAPAN
1. Pemberitahuan secara tertulis kepada PPK dan Konsultan Supervisi yang
bersangkutan.
2. Pembuatan / sewa Direksi Keet / barak-barak kerja beserta fasilitasnya.
3. Persiapan stock dan pengiriman material sesuai dengan kebutuhan.
4. Pengukuran lapangan bersama (Mutual Check) dengan pihak – pihak Pengawas /
Konsultan.
5. Menentukan titik-titik lokasi yang akan dikerjakan, inventori lapangan dan
konstruksi.
6. Menentukan titik lokasi yang akan dioverlay AC-WC, AC–WC Modf,AC-WC/L, AC–
WC/L Modf, AC-BC, AC-BC Modif, dan AC-BC/L, AC-BC/L Modif (Lapis Perata).
7. Persiapan rambu-rambu pengarah lalu lintas untuk keamanan dan keselamatan
kerja.
8. Memobilisasi semua peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan proyek ini.
9. Semua langkah / persiapan-persiapan tersebut kami selesaikan dibulan pertama
dan seterusnya siap melaksanakan pekerjaan konstruksi secara berurutan.
B. PEKERJAAN DRAINASE
1. Saluran berbentuk U Tipe DS 3 (100x100) + Cover
- Sebelum pelaksanaan pemasangan dimulai terlebih dahulu
mengajukanRequest kepada direksi teknis yang dilampiri dengan
gambar kerja.
- Rambu pengaman kerja dan pengarah lalu lintas dipasang pada lokasi
pekerjaan, dibantu oleh plegman untuk mengatur lalu lintas.
- Lokasi yamg dikerjakan diberi tanda / patok elevasi.
- Tanah digali sesuai dengan dimensi / rencana, material galian
dibersihkan dari lokasi pekerjaan dan diangkut dump truk
ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan.
- Setelah galian selesai tanah dasar diratakan untuk dudukan box culvert, dan
dipasang lantai kerja dari lean concrete.
- Box culvert dibuat dipabrik, pemasangan dilakukan dengan cren dan dibantu
tenaga manual.
C. PEKERJAAN TANAH.
1. Galian Biasa / Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
- Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu mengajukan Request Pekerjaan
kepada Direksi Teknis.
- Sebelum galian tanah ini dimulai (pelebaran badan jalan) terlebih dahulu
dipasang tanda / patok, rambu – rambu pengaman dan pengatur lalu lintas.
- Tanah digali dari satu sisi dulu, hingga selesai dan sesuai dengan dimensi yang
telah disetujui, lalu di padatkan dengan alat pemadat Babby Roller.
- Tanah hasil galian dimuat dalam Dump Truck dan ditempatkan pada lokasi
pembuangan yang telah ditentukan.
2. Galian Perkerasan Berbutir
- Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu mengajukan Request
Pekerjaan dan gambar rencana kepada Direksi Teknis.
- Sebelum galian dimulai terlebih dahulu dipasang tanda / Ploting, rambu –
rambu pengaman kerja dan pengatur lalu lintas.
- Galian untuk perbaikan badan jalan/Rekonstruksi mulai dilaksanakansesuai
degan dimensi dan tinkat kerusakan sesuai kondisi lapangan, material galian
dibersihkan dari lokasi pekerjaan diangkut dengan dump truck dibuang pada
lokasi yang telah ditentukan.
- Agar tepi galian tidak mengalami kerusakan yang menjalar pada perkeresan
jalan yang ada di potong dng asphalt cutter
- Dasar dan tepi galian dirapikan secara manual oleh sekelompok pekerja dan
dipadatkan dengan Babby Roller sampai tercapai kepadatan optimum
lapangan.
3. Galian Perkerasan Beraspal Dengan Cold Milling Machine
- Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu mengajukan Request Pekerjaan
kepada Direksi Teknis.
- Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengembalikan kondisi existing.
- Sebelum dilaksanakan pekerjaan galian dengan cold milling machine terlebih
dahulu dilaksanakan ploting lokasi dan diberi tanda, notasi untuk lokasi
sesuai dengan tingkat kerusakan yang ada di lapangan.
- Dipasang rambu-rambu pengaman kerja dan pengarah lalu lintaspada lokasi
pekerjaan.
- Waktu pelaksanaan galian dengan cold milling machine, galian tersebut /
bidang galian dibersihkan terlebih dahulu oleh tenaga manual dan
dibersihkan kembali dengan menggunakan air compressor.
- Material dari hasil galian Cold Milling Machine diangkut dengan Dum Truk
ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan.
- Dari hasil galian tersebut dibersihkan, langsung di tack coat dan dihampar
dengan AC–BC Mod tebal 5 cm.
- Penghamparan AC–BC Mod menggunakan Asphalt Finisher lalu dipadatkan
dengan Tandem Roller lalu dengan Pneumatic Tyre Roller dan di finishing
dengan Tandem Roller.
- Pada waktu penghamparan masing – masing alat disesuaikan dengan aturan
dan ketentuan-ketentuan yang berlaku mulai dari suhu dan lintasannya
sehingga dihasilkan kepadatan yang memenuhi persyaratan.
- Selama proses penghamparan dan pemadatan sekelompok orang pekerja
merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan alat Bantu yang
diperlukan.
4. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
- Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu mengajukan Request Pekerjaan
kepada Direksi Teknis.
- Dipasang rambu-rambu pengaman kerja dan pengarah lalu lintas pada lokasi
pekerjaan.
- Diadakan pengukuran dan tanda pada lokasi yang akan dikerjakan.
- Galian dilakukan dengan Jack Hammer
- Hasil material galian diangkut dengan dump truck dan dibawa ke tempat
penampungan yang telah ditentukan oleh Direksi Teknis.
- Galian dibersihkan dari debu dan material lepas dengan menggunakan alat
Air Compressor dan tenaga manual, galian ditutup dengan Hot mix sesuai
dengan jenis yang di bongkar.
5. Galian Perkerasan Beton.
- Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu mengajukan Request Pekerjaan
dan gambar rencana kepada Direksi Teknis.
- Sebelum galian dimulai terlebih dahulu dipasang tanda / Ploting, rambu –
rambu pengaman kerja dan pengatur lalu lintas.
- Galian ini dimaksudkan untuk perbaikan badan jalan/Rekonstruksi badan
Jalansesuai degan tingkat kerusakan dilapangan, dimulai dengan memotong
batas perkerasan yang akan bongkar dgn mesin pemotong beton atau Aspal,
ini untuk menghindari kerusakan semakin meluasnya kerusakan pada waktu
pembongkaran dilaksanakan yg menggunakan Breecker.
- Galian untuk perbaikan badan jalan/Rekonstruksi mulai dilaksanakansesuai
degan dimensi dan tingkat kerusakan sesuai kondisi lapangan, material galian
dibersihkan dari lokasi pekerjaan diangkut dengan dump truck dibuang pada
lokasi yang telah ditentukan.
- Agar tepi galian tidak mengalami kerusakan yang menjalar pada perkeresan
jalan yang ada di potong dengan asphalt cutter.
- Dasar dan tepi galian dirapikan secara manual oleh sekelompok pekerja dan
dipadatkan dengan Babby Roller sampai tercapai kepadatan optimum
lapangan.dan bila diperlukan dasar galian distabilisasi dengan agregat sesuai
dengan petujuk direksi lapangan.
6. Timbunan Pilihan.
- Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu mengajukan Request
Pekerjaan kepada Direksi Teknis.
- Sebelum urugan pilihan dikirim dan dihampar, terlebih dahulu dilakukan test
kepadatan tanah dasar.
- Material dikirim dari base camp dengan dump truck dan ditutup terpal ke
lokasi yang sudah ditentukan.
- Rambu-rambu pengaman kerja dan pengarah lalu lintas dipasang di lokasi
pekerjaan.
- Penghamparan dilakukan perlapis dengan motor grader dan dibantu oleh
tenaga manual
- Sebelum pemadatan ,dilakukan pengecekan kadar air optimum.
- Hamparan material disiram dengan truk tangki air lalu dipadatkan dengan
Vibro Roller lapis demi lapis sesuai petunjuk Direksi Teknis.
- Sekelompok pekerja merapikan, meratakan hamparan dengan alat bantu
selama proses penghamparan dan pemadatan yang berlangsung.
7. Penyiapan Badan Jalan.
- Lokasi dipersiapkan terlebih dahulu dari segala kotoran dengan manual sesuai
petunjuk teknis.
- Baby Roller memadatkan lokasi yang telah dibersihkan, sepanjang lokasi
pekerjaan yang disyaratkan .
- Sejumlah Pekerja merapikan sisa – sisa kotoran dengan alat Bantu.
8. Penebangan Pohon.
- Penyiapan personil dan peralatan penebangan.
- Pengamanan area sekitar penebangan.
- Pemotongan ranting-ranting pohon terlebih dahulu.
- Pemotongan batang pohon menjadi beberapa bagian.
- Pembersihan batang dan ranting pohon ke dalam dump truck pembuangan.
- Membuangan hasil penebangan ke lokasi yang Pesudah disediakan.
E. PERKERASAN BERBUTIR
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
- Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu mengajukan Request
Pekerjaan kepada Direksi Teknis.
- Rambu-rambu pengaman kerja dan pengarah lalu lintas dipasang di lokasi
pekerjaan.
- Lokasi yang akan dikerjakan sebelumnya sudah dibersihkan dari kotoran-
kotoran / bahan yang tidak diperlukan.
- Material dikirim/dipersiapkan dari base camp dilokasi yang sudah
ditentukan dengan menggunakan dump truck.
- Material dihampar dan diratakan dengan cara mekanikal menggunakan
motor grader sesuai dengan elevasi yang sudah ditentukan
- Sebelum pemadatan dilakukan, terlebih dahulu dilaksanakan pengecekan
kadar air optimum.
- Hamparan yang sudah rata dipadatkan dengan Vibro Roller.
- Penyiraman dilakukan dengan water tank truck.
- Untuk mendapatkan kepadatan yang optimum dan sesuai dengan petunjuk
direksi, dilakukan penghamparan dan pemadatan lapis demi lapis.
- Selama penghamparan dan pemadatan sekelompok pekerja merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan alat bantu yang diperlukan.
- Bila Proses pemadatan sudah selesai segera dilaksanakan test kepadatan
lapangan.
- Untuk mecapai kepadatan lapangan secara merata pada sepanjang lokasi
pekerjaan perlu diadakan prorolling ters.
2. Perkerasan Beton Semen
- Perkerasan beton semen (rigid pavement)suatu struktur perkerasan yang
umumnya terdiri dari tanahdasar, lapis pondasi bawah dan lapis beton semen
dengan atautanpa tulangan.
- Perkerasan beton dapat menanggung beban dari pejalan kaki hingga runway
pesawat terbang 175 ton, dan dapatbertahan sampai 5,10,20 sampai 50 tahun.
- Secara histori perkerasan dibagi menjadi dua jenis yaituperkerasan lentur dan
perkerasan kaku, yg dapatdipermudah dengan membedakan bagaimana
perkerasanbereaksi terhadap beban dan lingkungannya
- Konstruksi ini dilaksanakan dengan pertimbangan dari beban traffic yang
tinggi dan berat.
- Komposisi campuran Beton yang dipakai haruslah mutu tinggi, agar bias
dilalui kendaraan dengan waktu yang singkat.
3. Lapis Pondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) (CTB)
- Lapisan Perata (Leveling). Bila lean concrete ini ditentukan untuk lapis perata
(leveling course), maka sebelum dilaksanakan, permukaan dasar harus bersih
dari kotoran, lumpur, batu lepas, atau bahan asing lainnya.
- Lapis Pondasi Bawah (Subbase) dan Lapisan Alas Pasir (Sand Bedding)
Pelebaran.
- Material. Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan Pasal S10.01(2)
dalam Spesifikasi ini. Ukuran maksimum agregat harus dipilih oleh
Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian lean concrete, dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Perbandingan Campuran. Perbandingan jumlah semen dan agregat dalam
kondisi permukaan kering jenuh (saturated surface dry condition) harus
memadai untuk memenuhi ketentuan kuat tekan beton menurut Pasal ini, dan
untuk menjaga konsistensi campuran. Perbandingan itu tidak boleh kurang
dari 1 : 24.
- Cetakan (acuan). Lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam
cetakan baja atau kayu secara cut-off screeding, dengan landai dan elevasi
tertentu.
- Sambungan. Sambungan longitudinal harus berjarak sekurang-kurangnya 20
cm dari sambungan longitudinal perkerasan beton yang akan dihampar di
atasnya.
- Finishing. Setelah pemadatan dan diratakan sampai bidang dan elevasi yang
benar, lean concrete harus dilepa (floating) sampai permukaan rata dan tak
ada permukaan yang lebih rendah atau pun tekstur yang terbuka.
- Perawatan beton (Curing). Lean concrete harus segera dirawat, setelah
finishing selesai, untuk jangka waktu tidak kurang dari 7 hari.
- Pengujian Kekuatan. Jika diperlukan dan jika ada biaya.
- Ketentuan kuat pecah beton (crushing strength)
- Pemeliharaan. Peralatan atau pun kendaraan lalu lintas, termasuk kendaraan
untuk keperluan pelaksanaan, tidak boleh memasuki permukaan yang sudah
selesai, selama 7 hari pertama masa perawatan.
5. Lapis CTRB
- Perkiraan cuaca, CTRB tidak boleh dihampar pada waktu hari ujan.
- Menyiapkan kebutuhan material & peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
- Cetakan dan penghamparan
- Pencampuran, CTRB harus dicampur di mixing plant sentral, dapat sistem
batching maupun menerus. Perbandingan agregat dapat berdasarkan berat
ataupun volume.
- Penempatan, CTRB harus dibuat secara berlapis lapis dengan ketebalan
sesudah dipadatkan tidak lebih dari 250 mm.
- Pemadatan, Segera sesudah dihampar material base harus dipadatkan dan
tenggang waktu antara penghamparan dan penyelesaian rolling terakhir tidak
boleh lebih dari 45 menit agar dapa dicapai kepadatan optimum.
- Pre-cracking, pemecahan lapisan CTRB dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya pecah susut yang tidak terkendali.
- Sambungan konstruksi, setiap hari pada akhir penghamparan, sambungan
konstruksi melintang harus dibuat dengan suatu header atau memotong
kembali material yang sudah dipadatkan untuk membentuk potongan
melintang vertikal.
- Proteksi dan curing, sesudah lapisan CTRB selesai dilaksanakan sesuai
spesifikasi, maka konstruksi ini harus dilindungi dari pengeringan selama 7
hari dengan cara membasahi dengan air. Bahan yang dapat menahan air atau
karung goni dapat digunakan untuk keperluan ini.
- Pengetesan tes kuat desak lapangan.
F. PERKERASAN ASPAL
1. Lapis Resap Pengikat / Lapis Perekat - Aspal Cair / Aspal Emulsi
- Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu mengajukan Request Pekerjaan
kepada Direksi Teknis.
- Rambu-rambu pengaman kerja dan pengarah lalu lintas dipasang di lokasi
pekerjaan.
- Aspal Emulsi Produksi dari pabrikasi dikirim Suplayer ke base Camp
- Stok Asphalt Emulsi dari base Camp kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan.
- Material dari drum dituangkan ke Aspal Sprayer.
- Lokasi pekerjaan dibersihkan dari debu dan material lepas dengan compressor
dan dibantu tenaga manual.
- Penyemprotan/penghamparan menggunakan aspal sprayer dengan ketebalan
sesuai dgn yang disyaratkan dalam spesifikasi
- Lokasi yang telah di tack coat harus jagadari trafik sampai dengan kondisi
setting.
G. STRUKTUR
1. Pekerjaan Beton
Beton Mutu Sedangfc '25 Mpa
Beton Mutu Sedang fc '20 Mpa
Beton Mutu Sedang fc '15 Mpa
Beton Mutu Rendah fc '10 Mpa
A. Pekerjaan Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod), Laston Lapis Aus
Modifikasi Perata (AC-WC/L Mod),Laston Lapis Antara (AC-BC),Laston Lapis
Antara Perata (AC-BC / L).
- Temperatur dalam produksi :
Suhu Agregat = 140 – 150o C
Suhu Aspal = 140 – 150o C
Suhu Pencampuran di dalam AMP = < 160o C
- Pemadatan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan dengan berpedoman pada Trial
Lapangan dan persetujuan Direksi.
Pemadatan Pertama (Breakdown Rolling), dilakukan dengan alat pemadat
dari roda baja ( Tandem Roller )
Pemadatan Antara (Intermadiete Rolling), dilakukan dengan alat pemadat dari
roda karet ( Phenumatic Tire Roller )
Pemadatan Akhir (Finishing Rolling), dilakukan dengan alat pemadat dari
roda baja ( Tandem Roller )
- Tahapan pekerjaan
Survey lokasi pekerjaan dan memberi tanda-tanda pada lokasi yang akan
dikerjakan.
Mempersiapkan peralatan dan tenaga kerja.
Mempersiapkan material Hotmix di Base Camp.
Memproduksi Hotmix sesuai dengan Job Mix yang dipersyaratkan di Asphalt
Mixing Plant
Hotmix tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan Dump Truck ke
lokasi penghamparan. Untuk mempertahankan suhu Hotmix, maka Dump
Truck ditutup dengan menggunakan terpal.
Sesampainya di lokasi penghamparan, Hotmix dihampar dengan
menggunakan alat Asphalt Finisher.
Sebelum penghamparan Hotmix dimulai permukaan existing yang akan
dilapisi dibersihkan, dan diberi Lapis Perekat terlebih dahulu.
Campuran hotmix yang telah dihampar, setelah beberapa saat kemudian
dipadatkan (pemadatan awal) dengan Tandem, banyaknya lintasan /passing
(berpedoman pada hasil Trial Lapangan yang telah dilaksanakan)
Setelah jangka waktu tertentu dilanjutkan dengan pemadatan antara dengan
Pneumatic Tire Roller,banyaknya lintasan (berpedoman pada hasil Trial
Lapangan yang telah dilaksanakan)
Pemadatan akhir digunakan Tandem, banyak lintasan/ passing (berpedoman
pada hasil Trial Lapangan yang telah dilaksanakan)
Diskripsi
Pembersihan lokasi dengan air compressor
Penyemprotan Prime Coat / Tack Coat
Hotmix dituang ke dalam Asphalt Finisher
Pemadatan dilakukan dengan Tandem Roller, dilanjutkan dengan Tyre Roller dan diakhiri dengan tandem
Roller dengan jumlah masing‐masing passing sesuai denga n trial lapangan
B. Pekerjaan Aggregat.
- Tahapan pekerjaan
Survey lokasi pekerjaan dan memberi tanda-tanda pada lokasi yang akan
dikerjakan.
Mempersiapkan peralatan dan tenaga kerja.
Mempersiapkan material Aggregat di Base Camp.
Memproduksi Aggregat sesuai dengan Mix Design yang dipersyaratkan.
Aggregat tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan Dump Truck ke
lokasi penghamparan dan ditutup terpal.
Sesampainya di lokasi penghamparan, Aggregat dihampar secara mekanikal.
Dilokasi penghamparan Aggregat permukaan dipadatkan terlebih dahulu.
Pemadatan digunakan Virbro Roller sampai mencapai kepadatan yang
optimum.
C. Pekerjaan Beton
- Mempersiapkan material CTB di Batching Plant/Base Camp
- Tahapan pekerjaan
Survey lokasi pekerjaan dan memberi tanda-tanda pada lokasi yang akan
dikerjakan.
Mempersiapkan peralatan dan tenaga kerja.
Mempersiapkan material di Batching Plant.
Memproduksi CTB sesuai dengan Mix Design yang dipersyaratkan.
CTB tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan Dump Truck ke
lokasi penghamparan dan ditutup terpal.
Sesampainya di lokasi penghamparan, CTB dihampar dengan Paver Screed.
Sebelum pemadatan dilakukan pengecekan kadar air optimum.
Perawatan/Curring material CTB dengan aspal emulsi (prime coat).
Tahap Pelaksanaan.
- Mengajukan reques dan gambar kerja ( shop drawing ) ke Direksi Teknik.
- Pemasangan rambu – rambu kerja dan pengarah lalu lintas pada lokasi
pekerjaan.
- Permukaan jalan dibersihkan dari debu dan segala kotoran.
- Cat Marka Thermoplastic dihampar secara mekanis dengan alat cat katupyang
dilengkapi pemanas dan pengaduk mekanis, dengan ketebalan 3,8 mm’.
- Glass Bit diberikan secara bersamaan pada waktu pengecatan
- Sejumlah kelompok pekerja merapikan dan membersihkan bila ada percikan
material pada perkerasan aspal.
- Cat marka Thermoplastic pada Perkerasan aspal untuk beberapa saat dijaga
jangan langsung terkena trafic kendaraan sampai kondisi cat betul betul
sudah dingin.
E. Kerb Pracetak
- Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu mengajukan Request Pekerjaan
- Kerb dibuat / diproses dipabrik
- Kerb dimuat ke lokasi pekerjaan.
- Rambu pengaman kerja dan pengarah lalu-lintas dipasang pada lokasi
pekerjaan.
- Galian disesuaikan dengan dimensi kerb, material galian dibersihkan dari likasi
pekerjaan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan.
- Galian diberi pasir dan atasnya diberi mortar.
Kerb dipasang diberi jarak (nat ) dan diberi spesi, antara satu dengan yang
lainnya.
METHODOLOGI KERJA PENYEDIA JASA
Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Pasca
Konstruksi
Review ManajemenLalu
Pre Construction
Meeting Pelaksanaan PHO
Pengendalian Mutu
Pengendalian Waktu
Investigasi Lapangan
& Pemeliharaan hasil
Muthual Check penyelesaian
Pengendalian Kuantitas dan pekerjaan
Biaya
B. Pemeriksaan Peralatan
- Mesin Penghampar (asphalt finisher) meliputi :
Kebersihan alat
Berfungsi atau tidak berfungsinya setiap bagian penting
Pemeliharaan dilakukan juga pada saat menghentikan suatu operasi.
- Alat penggilas roda besi (tandem roller), meliputi pemeriksaan :
Permukaan roda besi
Keausan atau goresan-goresan
Scrapeers
Sistim transmisi, rem dan kemudi
- Alat penggilas roda karet (pneumatic tire roller), meliputi pemeriksaan :
Sistim transmisi, rem dan kemudi
Tekanan angin roda, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
Jumlah roda dan ukuran serta konstruksinya
- Asphalt Distributor, meliputi pemeriksaan :
Pompa dan pemanas aspal
Batang penyemprot aspal
- Dump truck, meliputi pemeriksaan :
Bak pengangkut
Harus bersih, rata, halus
E. Penghamparan
- Mesin penghampar dilengkapi dengan alat pemanas (heaters) yang berfungsi
untuk memanaskan batang perata (screed) sampai pada temperatur yang
diperlukan untuk meletakkan campuran sedemikian rupa tanpa menggusur atau
merusak permukaan campuran.
- Penghamparan campuran panas dilakukan dengan mesin penghampar (asphalt
finisher) dapat menjamin penyelesaian (finishing) tepat pada garis, kelandaian
dan penampang melintang sesuai dengan gambar rencana.
- Garis pedoman penghamparan yang digunakan oleh operator dibuat dalam
bentuk garis yang sejajar dengan center line jalan dan terletak sepanjang pinggir
atau dekat longitudinal joint dari lajur yang telah dipadatkan sebelumnya.
- Garis pedoman tersebut ditarik sekurang-kurangnya 200 m dan atau dipatok
setiap 25 m atau pada jalan lurus atau setiap 5 m pada tikungan (curve). Selain
garis pedoman yang ditentukan sebelumnya, juga kerb atau tepi perkerasan bisa
juga dijadikan pedoman bagi operator mesin penghampar sesuai dengan gambar
rencana.
Kerataan Hamparan :
- Penggunaan penggaruk (rake) tidak dilakukan kecuali sangat diperlukan.
- Memasukkan kembali campuran yang telah mengalami segredasi dan tercecer di
luar lajur hamparan tidak diperbolehkan karena justru akan menimbulkan
keadaan tekstur permukaan yang kasa (segredasi).
- Operator mesin penghampar akan bekerja dengan baik mengikuti garis pedoman,
agar diharapkan titak diperlukannya pekerjaan hand raking di belakang mesin
tersebut.
Kemiringan Melintang :
- Kemiringan melintang dapat dilakukan dengan mengatur screed sedemikian rupa
sesuai denga kemiringan yang dikehendaki dalam desain.
- Pada jalan dimana lapis aspal beton digelar diatas lapis pondasi berbutir,
pembentukan kemiringan telah dibuat sebelumnya pada lapis pondasi sehingga
bentuk kemiringan telah terbentuk sebelumnya.
- Pada pelapisan ulang (overlay) jalan lama, maka perlu sekali diberi perhatian
karena sering kemiringan jalan lama tidak sesuai dengan kemiringan yang
dikehendaki dalam desain.
- Pengaturan kemiringan screed harus dilakukan dengan hati-hati agar diperoleh
performance lapisan baru yang baik.
- Pada sambungan memanjang dengan lapisan telah padat (cold joint), perlu
dilakukan teknik penghamparan untuk memperoleh sambungan yang rata dan
tidak kasar sebagai berikut :
- Material hamparan diletakkan sampai terjadi tumpang tindih dengan lapisan yang
telah dipadatkan dengan lebar 2.5 – 5 cm dengan ketebalan 0.25 dari tebal lapisan
yang diinginkan.
- Untuk menghindari sambungan yang kasar dan tidak rata maka material kasar
(coarse anggregate) dikeluarkan dari lapisan overlap tadi dengan hati-hati.
- Kemudian material overlap ini ditarik kembali dan diletakkan persis disepanjang
sambungan memanjang pada sisi material yang akan dipadatkan. Lalu pemadatan
dimulai dengan sambungan memanjang.
- Teknik lain yang sering digunakan adalah yaitu memotong dengan sekop yang
ujungnya persegi dan rata material overlap yang tercecer di atas lapisan yang
telah dipadatkan persis dibelakang paver.
- Pada sambungan hot joint yaitu penghampara n yang dilakukan oleh dua paver
bergerak maju secara simultan dalam jarak yang dekat, sangat perlu diperhatikan
ketebalan material hamparan dengan tepat karena tidak akan dilakukan overlap.
Sambungan Melintang :
- Sambungan melintang ini terjadi antara lajur yang telah dipadatkan pada hari
operasi sebelumnya dan lajur hamparan baru.
- Untuk memperoleh hasil yang baik maka diharuskan menggunakan balok
sepanjang lebar melintang dari lajur hamparan dengan tebal yang diletakkan di
atas lapisan lama sama dengan tebal yang diinginkan untuk lapis aspal beton
yang baru, kemudian digelar material disebelah balok tadi yang berfungsi sebagai
oprit bagi penggilas.
- Penggunaan balok ini dilakukan pada akhir dari hari operasi dan pada operasi
hari berikutnya akan diperoleh permukaan joint dan lajur yang telah dipadatkan
yang berbentuk vertikal dan rata setelah balok tersebut diangkat.
- Kemudian penghamparan baru dimulai dari akhir permukaan yang rata tersebut.
BAB V
PENUTUP
Ringkasan dari Metode Pelaksanaan ini adalah sebagai berikut :
- Pada masa mobilisasi kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Pembuatan / sewa Direksi Keet / barak-barak kerja beserta fasilitasnya.
2. Mempersiapkan stock dan pengiriman material sesuai dengan kebutuhan.
3. Pengukuran bersama (Rekayasa Lapangan) dengan pihak – pihak Pengawas /
Konsultan.
4. Menentukan titik-titik lokasi yang akan dilebarkan dan inventori konstruksi.
5. Menentukan titik lokasi yang akan dioverlay AC –WC Modif ( Lapis Aus ), AC-BCL
(Lapis Perata Levelling), dan AC-BC( Lapis antara).
6. Persiapan rambu-rambu pengarah lalu lintas untuk keamanan.
7. Memobilisasi semua peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan proyek ini.
- Sebelum melakukan kegiatan pekerjaan di lapangan langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengajukan Request Pekerjaan kepada Direksi Teknis.
2. Memasang rambu-rambu pengaman kerja dan pengarah lalu lintas di lokasi
pekerjaan.
3. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum melaksanakan pekerjaan.
4. Membersihkan lokasi pekerjaan dari dari debu, kotoran dan material lepas
dengan Air Compressor dibantu tenaga manual sebelum pelaksanaan
penghamparan aspal dimulai.
5. Melakukan pengukuran dan pemberian tanda pada lokasi yang akan dikerjakan.
6. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknik yang berlaku.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami buat dengan harapan apa yang telah kami
rencanakan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan yang berarti.
Surabaya, 15 Januari 2018
PT.TECTONIA GRANDIS