I. GAMBARAN UMUM
Uraian Lapis Rabat Beton merupakan lapisan struktur utama di atas lapis perkerasan tanah
(Pasir, sirtu yang dipadatkan) (LPB). Pembangunan lapis Rabat beton terdiri atas,
penghamparan, pemasangan dan pemadatan, pengecoran beton.
II. PERSYARATAN BAHAN
1. Batu
Kriteria batu yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Batu berwarna hitam, keras ( bukan batu putih / gombong ).
Batu pejal / padat tidak berongga ( tidak poreus )
Batu bersih dari bahan - bahan organic.
Batu gebal dipecah mempunyai minimal tiga sisi pecah (bukan batu blondos)
Untuk tanah dasar yang lembek pakai ukuran batu minimal 15/20 dan batu tepi 20/25
sedang untuk tanah dasar yang keras pakai batu pokok 10/15 dan batu tepi 15/20 .
Sisa pemecahan batu pokok digunakan untuk batu kunci dengan minimal ukuran 5/7.
3. Pasir Urug
Kriteria pasir urug yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pasir urug bersih dari bahan – bahan organik.
Pasir urug tidak mengandung lempung terlalu banyak.
Warna hitam kecoklatan.
Bergradasi bagus ( butiran tidak seragam ).
Pasir laut tidak boleh digunakan.
4. Sirtu
Kriteria Sirtu yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Komposisi sirtu terdiri dari pasir, batu agregat, tanah lempung ( clay ) bersih dari bahan
– bahan organik.
Perbandingan campuran pasir dengan batu yang ideal 50% pasir : 40% batu : 10% clay.
Ukuran batu maksimal 3 cm.
Tebal minimal 5 cm.
1
5. Semen
Semen yang digunakan adalah semen sesuai SII 0013-81 jenis PC / PCC KW1.
Dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan kecuali dalam keadaan khusus.
Semen harus didatangkan dalam Zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum dalam zak.
Semen masih harus dalam keadaan segar (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang
mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10% berat. Jika ada bagian tidak dapat ditekan
hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada
campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama.
Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat atau semen dalam kantong di
penyimpanan local (di penyalur) lebih dari 3 bulan perlu diuji sebelum digunakan, jika
sudah rusak harus ditolak.
6. Air
Air Jernih atau bening Tidak mengandung Lumpur atau benda melayang lainnya lebih
dari 2 gram/liter.
Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organic lainnya)
lebih dari 15 gram/liter.
Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
2
3. Pemasangan Patok Stasioning
Patok yang diberi nomor (kode) dipasang di tepi jalan dengan jarak 50m’ sepanjang jalan
4. Penentuan As Jalan.
Patok bantu As jalan dengan jarak 10m’.
5. Pemasangan Patok Tepi Badan Jalan.
Pemasangan patok bantu tepi badan jalan dengan jarak 10m’.
6. Pembentukan Badan Jalan.
Dari patok tepi dihubungkan ke patok as dengan benang dengan kemiringan 2-3%.
Untuk lebar perkerasan Rabat Beton 3 m dengan kemiringan 2-3% beda tingginya
ketemu 6 cm.
Badan jalan diratakan dengan beda tinggi 4,5 cm, sehingga badan jalan berbentuk
punggung sapi ( bagian tengah lebih tinggi 4,5 cm ).
Setelah tanah diratakan dan dibentuk punggung sapi lalu dipadatkan.
7. Penghamparan Pasir Urug .
Pasir urug/Sirtu bawah dihampar dengan tebal 5 cm dan diratakan.
Pasir urug/sirtu yang sudah dihampar lalu dipadatkan.
8. Pemasangan Pondasi Tepi
Pondasi Tepi rabat yang dipakai adalah Pondasi Staal menggunakan pasangan batu kali.
Untuk pondasi pasangan batu kali ketentuan mengenai dimensi harus sesuai gambar
rencana dan dilaksanakan sebagai berikut :
Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi harus sesuai spesifikasi yang telah
ditentukan yaitu 1 Pc : 5 Ps
Batu – batu pondasi tidak saling bersentuhan langsung dan selalu ada perekat ( adonan
spesi ) diantaranya hingga rapat.
Celah – celah yang besar antar batu harus diisi dengan batu yang lebih kecil atau kricak
yang dikocok padat.
3
Bahu Jalan.
a. Fungsi Bahu Jalan :
Sebagai pelindung perkerasan jalan.
Sebagai perantara antara aliran air hujan yang ada di permukaan jalan menuju
saluran tepi.
Dan sebagai tempat pemberhentian sementara/ simpangan kendaraan.
b. Persyaratan teknis bahu jalan sebagai berikut :
Dibuat disebelah kiri dan atau kanan sepanjang jalan, dengan lebar 1 m minimum
0,5 m.
Harus dibuat dengan kemiringan yang lebih miring dari permukaan jalan, biasanya
6-8 % .
Tanah pada bahu jalan harus dipadatkan.
Urugan bahu jalan disarankan pakai tanah sekitar (untuk yang jenis tanahnya baik),
kecuali tanah sekitar berupa lumpur atau lempung.
c. Pemadatan Awal.
Menggunakan Walles dengan kapasitas 6 – 8 ton, atau secara manual
Setelah beberapa kali lintasan tanah yang diinjak alat pemadat sudah padat
Apabila dalam alat pemadat tanah tetap bergerak maka harus dilakukan pemadatan
lagi.
d. Penghamparan Sirtu/Pasir Urug.
Sirtu di hampar dengan tebal 5 cm.
Sirtu/pasir urug diratakan sesuai dengan ketebalan rencana.
4
Pertimbangan untuk pemilihan tipe perlindungan saluran pinggir adalah :
Kemiringan saluran dan kecepatan air.
Jenis tanah.
Perubahan arah aliran pada belokan.
Debit air.