Anda di halaman 1dari 6

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT ( RKS )

PEKERJAAN JALAN RABAT BETON

A. GAMBARAN UMUM
Jalan rabat beton merupakan konstruksi perkerasan jalan dengan menggunakan beton tidak
bertulang. Beton dihasilkan oleh campuran material yang terdiri dari agregat ( pasir + krikil ), air dan
semen Portland ( PC ).
Sifat – sifat beton antara lain:
 Menghasilkan permukaan yang keras, tahan terhadap gerusan
 Mempunyai kuat takan yang tinggi
 Tahan terhadap cuaca dan bebas korosi
 PERSYARATAN BAHAN
1. Pasir Beton
Kriteria pasir yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Pasir dengan mutu yang baik, tidak mudah hancur.
 Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % dari total yang digunakan.
 Pasir harus bebas dari bahan organik.
2. Pasir Urug, Kriteria pasir urug yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Pasir urug bersih dari bahan – bahan organik.
 Pasir urug tidak mengandung lempung terlalu banyak.
3. Krikil, Kriteria Krikil yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Krikil yang dimaksud adalah batu pecah 2/3
 Krikil mempunyai minimal 3 sisi
 Krikil tidak boleh mudah pecah.
 Krikil tidak boleh mengandung bahan organik.
 Krikil harus bersih dari lumpur.
4. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bebas dari unsur – unsur minyak dan bahan
organik yang dapat merusak beton.
5. Portland Cement ( PC ), Semen yang digunakan harus menggunakan standar SNI, dan berkualitas
baik, serta mutu terjamin.
6. Batu pecah 5/7, Kriteria Batu Pecah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Batu Pecah tidak boleh mudah pecah.
 Batu Pecah tidak boleh mengandung bahan organik.
 Batu Pecah harus bersih dari lumpur.
B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Badan Jalan.
 Badan jalan yang akan dipasangi rabat beton harus memiliki daya dukung tanah yang kuat.
 Bila badan jalan memiliki daya dukung yang rendah ( seperti tanah lempung ) maka perlu
dilakukan perbaikan tanah ( yaitu mengganti tanah yang kurang baik dengan tanah urug yang
baik lalu dipadatkan ).
 Badan jalan harus bersih dari rumput dan bahan organik lainnya.
2. Penentuan As Jalan, Patok bantu As jalan dengan jarak 2m’.
3. Pemasangan Patok Tepi Badan Jalan, Pemasangan patok bantu tepi badan jalan dengan jarak
2m’.
4. Pembentukan Badan Jalan.
 Dari patok tepi dihubungkan dengan benang dengan kemiringan 4%.
 Untuk lebar perkerasan Jalan beton 2,5 m dengan kemiringan 4% beda tingginya ketemu 5 cm,
antara tepi badan jalan dengan as badan jalan.
 Badan jalan diratakan dengan beda tinggi 5 cm, sehingga badan jalan berbentuk punggung sapi (
bagian tengah lebih tinggi 5 cm ).
 Pada permukaan badan jalan yang kurang keras ( lembek ) perlu dilakukan perbaikan tanah yaitu
mengganti tanah yang kurang baik dengan tanah yang baik lalu dipadatkan.
 Setelah tanah diratakan dan dibentuk punggung sapi lalu dipadatkan
5. Hampar Pasir Urug Bawah.
 Bahan harus berupa material yang porous ( mudah mengalirkan air sebagai contoh pasir ).
 Lapisan podasi paling bawah adalah lapisan pasir yang berfungsi untuk memudahkan
pemasangan batu permukaan dengan rapi dan rata dan berfungsi sebagai drainase.
 Pasir bawah dihampar dengan tebal 5 cm.
 Pasir yang sudah dihampar lalu dipadatkan.
6. Pemasangan Cetakan beton
 Cetakan beton dibuat dari bahan kayu papan dengan tebal 3 – 5 cm yang berkualitas baik, lurus
dan permukaan harus dihaluskan ( diserut ).
 Tinggi cetakan harus disesuaikan dengan tebal konstruksi.
 Cetakan dibuat dengan bentuk kotak – kotak dan menjadi satu kesatuan yang disesuaikan
dengan panjang siar yaitu 1 meter serta lebar konstruksi yaitu 0.80 meter
 Pemasangan cetakan harus tegak, lurus dan rapi, terutama pada daerah sambungan.
7. Pekerjaan Beton
 Mutu beton yang dikehendaki untuk semua pekerjaan beton adalah B0 atau dengan ketentuan
campuran 1 pc : 3 ps : 5kr.
 TPK tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum begesting diperiksa dengan benar.
 Untuk pekerjaan konstruksi beton harus memakai semen PC dari gresik atau setara (Semen
diproduksi dalam Negeri) dan harus memakai satu jenis merk pabrik dengan jenis dan kwalitas
yang sama.
 Kerikil untuk semua pekerjaan beton / beton bertulang dapat memakai kerikil ukuran 2/3 cm.
Padat bersih dan tidak keropos, bersih dari debu dan sebelumnya dipakai harus dicuci terlebih
dahulu.
 Pasir cor harus dipakai pasir khusus untuk beton berbutir tajam, bersih dari kotoran dan tidak
boleh tercampur dengan bahan - bahan lain.
 Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar dengan kadar air
secukupnya pada campuran sederhana, supaya beton tidak terlalu cair ( PBI 1971 ).
 Pembongkaran papan begesting dapat dilaksanakan sesudah mendapat persetujuan dari
pengawas .
 Pemasangan papan – papan begesting dipakai papan begesting tebal 3 cm disusun secara rapat.
 Setelah pekerjaan begesting dibongkar, semua bidang yang terlihat ada lubang – lubang tidak
rata, harus segera ditutup dengan spesi 1 pc : 2ps.
 Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI 971.
8. Bahu Jalan.
a. Fungsi Bahu Jalan :
 Sebagai pelindung permukaan jalan,
 Sebagai perantara antara aliran air hujan yang ada di permukaan jalan menuju saluran tepi,
 Dan sebagai tempat pemberhentian sementara.
b. Persyaratan teknis bahu jalan sebagai berikut :
 Dibuat disebelah kiri dan atau kanan sepanjang jalan, dengan lebar minimum 1m
 Harus dibuat dengan kemiringan yang lebih miring dari permukaan jalan, biasanya 6-8 cm (sama
dengan turun 3-4 cm per 50 m’)
 Material penyusunnya seharusnya terdiri dari tanah yang dapat ditembusi air, sehingga pondasi
jalan dapat dikeringkan melalui proses perembesan.
 Tanah pada bahu jalan harus dipadatkan.
9. Saluran Pinggir Jalan, Saluran yang berdekatan dengan bahu jalan diperlukan disebelah kanan dan
kiri jalan, kecuali :
 Jalan dibuat di punggung bukit ( bentuk seperti Punggung Sapi ).
 Jalan dibuat dilereng bukit, tidak perlu saluran di sebelah bawah.
 Badan jalan diurug lebih dari 50 cm.
Untuk keadaan biasa dimensi saluran harus berukuran minimal 50 cm (dalam) dan 30 cm (lebar
dasar), dengan lebar atas 50 cm (bentuk trapesium).
Syarat saluran pinggir jalan :
 Saluran dibuat sejajar dengan jalan.
 Dasar saluran dibuat kemiringan yang rendah untuk menghindari erosi tanah dasar saluran /
plesteran dasar, namun tidak datar.
 Ketinggian dasar saluran harus lebih rendah dibanding lapisan pasir dibawah pondasi jalan untuk
proses perembesan dan pengeringan pondasi jalan.
 Untuk saluran yang mudah erosi, perlindungan terdiri dari perkuatan talud dan dasar saluran
serta pemberian bangunan drop struktur. Jenis perlindungan saluran antara lain dengan
menggunakan rumput (gebalan), turap, batu kosong, atau pasangan. Bronjong dapat digunakan
terutama pada tikungan di tanah yang peka erosi.
Pertimbangan untuk pemilihan tipe perlindungan saluran pinggir adalah :
1) Kemiringan saluran dan kecepatan air.
2) Jenis tanah.
3) Perubahan arah aliran pada belokan.
4) Debit air.
10. Batu pecah 5/7 ditengah badan jalan.
 Merupakan batu pengisi antar rabat beton kanan kiri.
 Sebelum di pasang batu tlasah 5/7, permukaan harus digelar tanah urug (tras) dengan ketebalan
rata-rata 5 cm.
 Batu dipasang berdiri dengan tinggi 7 cm dan dipasang yang rata di bagian atas (tlasah)
C. PENGENDALIAN LALU LINTAS
 TPK harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di atas
permukaan jalan telford selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut
bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternative) atau dengan
pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
 Bangunan – bangunan, pohon – pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut harus
dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu karena lalu
lintas.
 Bahan – bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan
tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.
D. KESALAHAN YANG SERING TERJADI DALAM MEMBUAT JALAN
 Tidak menggunakan bahan yang berstandar SNI.
 Dasar badan jalan tidak dibuat miring seperti PUNGGUNG SAPI.
 Tidak menggunakan siar / alur/deletasi retak pada rabat beton.
 Tidak dibuat saluran drainase jalan / saluran tepi jalan.
 Dalam memasang papan begisting tidak di waterpas atau diselang, sehingga posisi miring.
 Kemiringan jalan dibuat dengan memasang batu tengah lebih tinggi dari pada batu tepi.
 Menggunakan batu kosong sebagai begisting samping.
 Pada ruas yang sama lebar perkerasan dibuat tidak sama.
 Tidak ada bahu jalan.
 Penggunaan air terlalu banyak
 Satu Tabung molen biasanya di perlukan air 5 sampai 6 timba, tergantung dari kadar air di pasir
dan bahan lainnya.
 Ukuran campuran yang tidak sesuai.
 Ukuran campuran tidak di gunakan, mencampur seenaknya.
 Jalan Rabat beton, campuran belum cukup umur sudah di lewati.
E. URUTAN PEKERJAAN
 Pembersihan dan perataan lokasi pekerjaan
 Menyiapkan kebutuhan alat dan bahan.
 Memasang patok dan menyiapkan tempat material agar tidak ada imbal bahan.
 Melakukan pengukuran ulang dan bouwplank.
 Setelah di lakukan pmbersihan dan rata kemudian di hampar pasir urug dan di ratakan,
kemudian pasang begisting dan kemudian plastikdi gelar selebar rencana jalan sebagai alas dan
pencegah air semen meresap ke tanah.
 Membuat cor beton dengan alat pengaduk/molen
 Air kira kira 4 sampai 6 timba untuk satu tabung molen satu kali campur.
 Urutan pencampuran, air - semen – pasir kemudian kerikil/koral.
 Ukuran campuran 1 bak/ember/kotak semen : 3 bak/ember/kotak pasir : 5
bak/ember/kotak kerikil atau koral
 Bila campuran sudah tercampur rata; tidak terlalu banyak air dan tidak terlalu kering.
Kemudian di tuangkan ke kereta dorong dan di angkut ke lokasi yang sudah siap untuk di
cor.
 Campuran beton di ratakan dan di tumbuk tumbuk agar padatnya merata, setelah rata
setebal begisting/tebal yang di rencanakan campuran diratakan dan di pukul pukul dengan
untuk membuat alur permukaan kasar dan air semen dan pasir melapisi permukaan agar
tidak cepat aus.
 Hasil cor di tutuk plastik di atasnya untuk mengurangi penguapan yang sepontan dan terlalu
cepat.
 Dilakukan pembuatan berm/ bahu jalan agar jalan tidak cepat rusak.
 Umur jalan baru bsa di lewati setelah berumur minimal 15 hari setelah pengecoran.lebih
afdol umur 28 hari baru boleh di lewati karana pada umur 28 hari campuran beton sudah
kering normal/benar- benar kering.(PWA)

Anda mungkin juga menyukai