Anda di halaman 1dari 12

BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

BENCANA DAERAH (RKS)


KABUPATEN GARUT

SYARAT - SYARAT TEKNIS


PEKERJAAN PEMBANGUNAN DRAINASE

Uraian Umum Pelaksanaan Pekerjaan


1. Rencana Kerja
1). Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana
harus menyusun rencana kerja secara terperinci termasuk
jadwal pelaksanaan (Time Schedulle) dan diajukan kepada
pemberi tugas/Direksi pekerjaan selambat-lambatnya satu
minggu setelah penunjukan pemenang untuk disetujui.
2). Setelah disetujui jadwal pekerjaan (time schedulle) tersebut
harus dicetak dan di cetakannya diserahkan kepada pemberi
tugas/Direksi pekerjaan, sedangkan cetakan lainnya harus
selalu terpampang/ditempelkan ditempat pekerjaan (Direksi
keet) dan juga pada lampiran dokumen kontrak.
3). Rencana kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas/Konsultan
pengawas sebagian dasar untuk menentukan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kemajuan, kelambatan dan
perpanjangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemborong.

2. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan


1). Pelaksana diwajibkan meneliti semua gambar dan RKS
sebelum pekerjaan dilaksanakan.
2). Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau
bila dilaksanakan akan menimbulkan bahaya, maka
pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara
tertulis kepada pemberi tugas/Direksi/Pengawas Pekerjaan.
3). Apabila ada perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar,
maka pemborong diwajibkan menyampaikan kepada direksi
pekerjaan untuk diadakan perbaikan.

Halaman 1 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

4). Pemborong diwajibkan mengenai semua keperluan yang


dibutuhkan untuk menuju penyelesaian pekerjaan secara
cepat, baik dan lengkap sesuai dengan gambar dan RKS.
5). Pihak Pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua
resiko yang mungkin terjadi akibat letak daerah Kegiatan dan
memperhitungkan harga satuan yang termuat dalam surat
penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan dan
alat.
6). Kepada pemborong akan diserahkan tanah bangunan/lapangan
pekerjaan dalam keadaan sebagaimana pada waktu diadakan
peninjauan lapangan, dan segala sesuatu yang berada ditanah
bangunan selama menyelesaikan pekerjaan menjadi tanggung
jawab pemborong.
7). Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan
dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga lingkungan
disekitarnya menjadi tertib.
8). Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan
baik dan sempurna pada pemberi tugas/direksi pekerjaan
termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan termasuk pembersihan lapangan pekerjaan dari
sisa bahan bangunan.
3. Ketentuan Ketentuan Lain
Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain
yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
1). Gambar
Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan
syarat-syarat ini.
2). Petunjuk-petunjuk
Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat
penjelasan (Aanwijzing), yang tercantum dalam Berita Acara
Rapat Penjelasan.

Halaman 2 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

3). Pembongkaran bekisting (cetakan) harus dengan cara yang


sedemikian rupa, sehingga menjamin keselamatan penuh atas
struktur-struktur yang dicetak.

BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Barak kerja/Gudang bahan/Kantor Lapangan


1). Pelaksana diwajibkan membuat/menyediakan Barak kerja,
gudang yang pantas dan cukup luas di lokasi pekerjaan, lengkap
dengan peralatan yang diperlukan antara lain
- Panel untuk menempel gambar kerja
- Meja untuk menggambar dan membeberkan gambar
- Satu set meja kursi
2). Harus tersedia penerangan (listrik, petromak)
3). Tempat dan luas dari bangunan ini ditentukan dengan
persetujuan Direksi.
4). Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan gudang dan
berikut perlengkapannya
1.2. Pembersihan Lahan

Halaman 3 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

1). Pembersihan lahan lokasi pekerjaan merupakan pembersihan


semak belukar yang harus ditebas.
2). Tidak diperkenankan menebang pohon dengan diameter batang
lebih besar dari 15 cm tanpa seizin Direksi, kecuali pohon tersebut
terletak dilokasi yang akan dibangun.
3). Sampah dan bahan buangan lainnya hasil dari pembersihan lahan
harus dibuang pada tempat pembuangan yang telah ditentukan.
4). Air yang dibuang tidak boleh menimbulkan gangguan pada
fasilitas umum yang sudah ada serta tidak boleh mengganggu
jalannya pekerjaan.
1.3. Pembuatan Papan Nama Proyek
1). Pembuatan papan nama harus mendapat persetujuan Direksi
untuk menentukan bahan, kata-kata, warna dan ukuran.
2). Pemasangan papan nama harus dapat terlihat oleh umum secara
jelas.
1.4. Menentukan Titik Nol, Ukuran-Ukuran dan Bouplank
1). Sebelum pekerjaan dimulai, Direksi menentukan terlebih dahulu
titik nol atau peil bangunan yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
2). Titik harus ditempatkan pada suatu tempat yang tidak akan
terganggu selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3). Ukuran pokok dapat dilihat pada gambar konstruksi, sedangkan
ukuran lainnya yang tidak tercantum dalam atau kurang jelas
akan ditentukan oleh Direksi.
4). Apabila tedapat perbedaan antara gambar dan persyaratan
teknis ini, maka sebelum dilaksanakan harus dikonsultasikan
terlebih daulu dengan Direksi.
5). Ukuran dalam detail lebih mengikat dari gambar lainnya.
6). Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong diwajibkan membuat
gambar kerja yang akan dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari Direksi.
1.5. Material

Halaman 4 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

1). Semen
Semen yang dipakai adalah Semen Portland (PC) berkualitas
sesuai dengan Standar Industri Indonesia (SII). Semen yang
digunakan harus semen yang baru dan tidak ada bagian
membatu, semen yang membatu dalam kantong baik sebagian
maupun seluruhnya sama sekali tidak boleh digunakan.
2). Batu untuk pasangan berasal dari batu kali/batu gunung, keras,
padat dan bersih dari segala kotoran. Batu diperoleh dari tempat
pengambilan yang telah disetujui Direksi.
3). Koral/krikil (agregat kasar)
Koral atau kerikil untuk pekerjaan beton yang akan dipakai harus
sesuai dengan persyaratan PBI 71 atau ASTM. Koral atau kerikil
harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpasir, tidak
mengandung lumpur melebihi dari 1 % (satu persen).
4). Pasir pasangan harus berbutir tajam, keras dan bersih serta tidak
mengandung debu, lumpur atau kotoran sesuai dengan PBI 71,
tidak diperkenankan memakai pasir urug.
5). Pasir dengan kadar garam tinggi (berasal dari laut) untuk adukan
tidak diperkenankan sama sekali.
6). Besi Beton
Besi beton yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI
71, ukuran-ukuran besi beton harus sesuai dengan yang tertera
dalam gambar. Besi beton harus bersih dari kotoran-kotoran
karat, minyak dan tidak boleh mempunyai cacat seperti serpih,
retak dan gelembung.
7). Kawat Beton
Kawat pengikat besi beton harus terbuat dari baja lunak dengan
diameter 1 mm.
8). Air yang digunakan untuk pekerjaan adukan harus bebas dari
lumpur dan tifak mengandung bahan organik, alkali, garam
maupun hal-hal yang tidak baik, jika meragukan Direksi berhak
memerintah untuk memeriksa air yang dipakai ke laboratorium.

Halaman 5 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

9). Penggunaan bahan-bahan yang tidak tercantum dalam


persyaratan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi.
BAB II
PEKERJAAN DRAINASE

Pasal 1
Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan


termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
Perataan (cut / fill)
Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau
Konsultan Pengawas.
1.1. Macam Galian.
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :
1.1.1. Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu,
galian konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
1.1.2. Galian batu.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-
batuan pada daerah galian yang menurut pendapat Konsultan
Pengawas harus dilakukan pembongkaran.
1.1.3. Galian konstruksi / obstacle.
Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian
tanah dan galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam
spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana.
Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari
galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian
perkerasan jalan / halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa gas,
saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang
disebutkan pada spesifikasi ini.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi
untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja
yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak,

Halaman 6 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana


atau petunjuk Konsultan Pengawas.
1.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok
Ukur terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan
bentuk telah diperiksa seta disetujui Konsultan Pengawas.
1.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan
bersih dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
1.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti
petunjuk- petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak / site atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24
jam.
1.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang
tidak padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir
yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis demi
lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
1.7. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi
kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor /
Pemborong wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan
urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5
cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian
yang diinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong
dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
1.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai
dengan Gambar Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam
kotoran.

Halaman 7 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

1.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam


tapak / site konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian
harus bebas dari timbunan tanah.
1.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak
longsor / runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memasang konstruksi
penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50
atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan
kayu-kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi
tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian.
1.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor /
Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk
menyedot air yang menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh
permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
Pondasi beton setempat dan Sloof beton
Pondasi Batu Kali.
Pengurugan dan pemadatan.
1.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 1.11. dan 1.12. di atas
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 2
Pekerjaan Adukan dan Campuran

2.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan adukan pasangan batu kali
b. Pekerjaan adukan pasangan batu bata dan batako press
c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.
2.2. Persyaratan Bahan
2.2.1. Semen.

Halaman 8 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku


Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Struktur.
2.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-
butir yang tajam, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak
mengandung bahan-bahan organis.
2.2.3. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam,
basa, garam, bahan organik dan kotoran lainnya dalam jumlah
yang dapat merusak.

2.3. Persyaratan Pelaksanaan


2.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam
volume. Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3
(tiga) menit.
2.3.2. Jenis adukan.
a. Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc: 5ps.
Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel
serta untuk menutup semua permukaan dinding
pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan
tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Aduk plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada
bagian luar / tepi luar bangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding
pasangan yang disyaratkan harus kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150
cm. dari permukaan lantai.
Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah
hingga ketinggian sampai 20 cm. dari permukaan lantai,
kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

Halaman 9 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

2.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan


sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih
segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
2.3.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu
antara waktu pencampuran adukan dengan pemasangan
tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.

Pasal 3
Pekerjaan Batu Bata

Pekerjaan pemasangan bangunan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga


dan sarana lainnya seperti:
1.1. Pasangan batu bata 1 pc : 2 pc (Trasraam).
Pasangan dinding batu bata 1 pc : 2 ps, dilakukan pada pekerjaan :
1). Pasangan dinding trasram yang dilaksanakan diatas sloof
setinggi 30 cm diatas peil lantai.
2). Bagian-bagian dinding lainnya yang ditetapkan dalam gambar
3). Pada Pembuatan saluran air hujan.
1.2. Pasangan Batu Bata 1 pc : 4 ps.
Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps, dilaksanakan pada seluruh dinding
bangunan, kecuali yang disebutkan dalam point 1 diatas dan pada
pasangan dinding bangunan.
1). Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom
beton harus dipasang angkur besi 10 mm, panjang angkur
minimal 30 cm dan dipasang dengan jarak 50 cm.
2). Pasangan batu bata setiap bangunan yang dikerjakan harus
waterpas lapis demi lapis , setip pertemuan sudut harus
membentuk sudut siku (90).
3). Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus
memenuhi persyaratan dari masing-masing pekerjaan atau
menurut petunjuk direksi.
Pasal 4
Pekerjaan Plesteran

Pekerjaan plesteran dinding bangunan ini meliputi pengadaan bahan,


tenaga dan sarana lainnya seperti :

Halaman 10 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

1). Untuk dapat menghasilkan plesteran yang kuat, maka setelah


pasangan dinding bata seluruh pekerjaan selesai dan sebelum
dilakukan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu seluruh permukaan
dinding tersebut agar disemprot dengan air semen + Pasir.
2). Plesteran kedap air dengan adukan 1 Pc : 2 Ps, dilaksanakan untuk
plesteran dinding pasangan trasram dan pada pekerjaan yang
dipersyaratkan harus menggunakan adukan ini.
3). Plesteran dilakukan pada seluruh permukaan dinding bata atau
permukaan lainnya yang akan diplester sesuai dengan Gambar
Rencana.
4). Pekerjaan plesteran boleh dilakukan pada pasangan dinding yang
sudah keras/kuat. Dengan terlebih dahulu harus membuat plesteran
kepala yang mana macam dan ketebalan dari plesteran sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar Rencana dan Konsultan
Pengawas.
5). Yang selanjutnya plesteran kepala akan digunakan untuk pedoman
agar didapat permukaan plesteran yang rata. Oleh sebab itu dalam
membuat plesteran kepala harus diatur sedemikian rupa, sehingga
didapat plesteran kepala yang rata dan jarak antara plesteran
kepala tidak boleh terlalu jauh.
6). Plesteran yang telah selesai dikerjakan agar terus menerus dibasahi
selama paling sedikit 7 (tujuh) hari, sehingga tidak mengalami
retak-retak yang berarti sebelum dilakukan pengacian dengan pasta
semen.
7). Untuk bagian yang bentuk akhirnya akan dicat, maka permukaan
dinding harus diperhalus/diaci dengan pasta semen yang disapukan
tipis-tipis lalu digosok hingga licin dan mengkilap. Pekerjaan
tersebut harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan terbiasa
melakukan pekerjaan plesteran dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Konsultan Pengawas berhak meminta Kontraktor untuk
mengganti tukang yang dinilai tidak cakap.
8). Setelah dinding diplester dilanjutkan dengan acian dan
menggunakan semen yang berkualitas baik dan mendapat
persetujuan dari direksi dengan ketebalan 1,5 mm dengan daya

Halaman 11 dari 10
BADAN PENANGGULANGAN Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
BENCANA DAERAH (RKS)
KABUPATEN GARUT

sebesar + 20 m2/40 kg, atau pelaksanaan sesuai dengan petunjuk


pabrik pembuat.

BAB III
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Semua pekerjaan yang ada pada bagian ini dikerjakan harus sesuai
dengan yang ada di RAB dan gambar, jenis maupun bentuk pekerjaan
tersebut
2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua
bagian pekerjaan yang beum sempurna dan harus diperbaiki, semua
barang yang tidak berguna harus disingkarkan dari proyek.
3. Meskipun telah ada pengawasan atau unsur-unsur lainnya, seua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar enjadi tanggung
jawab pelaksana untuk itu pelaksanaan harus menyelesaikan
pekerjaan sebaik mungkin
4. Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib merawat,
mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga
sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah
sempurna.
5. Semua yang belum tercantum dalam peratuan ini (RKS) akan
ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan (Aanwijzing)
6. Seluruh pelaksanaan pekerjaan agar diusahakan menggunakan

pekerja/tenaga setempat sejauh yang dapat dikerjakan.

Halaman 12 dari 10

Anda mungkin juga menyukai