Anda di halaman 1dari 6

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

BAB I
SPESIFIKASI TEKNIK

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Talud Sungai 2 Sisi Sepanjang 55 M¹

2. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mendatangkan segala bahan bangunan, peralatan dan
tenaga kerja, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya yang ada kaitannya dengan yang dimaksud
dengan butir 1 di atas.

Pasal 2
BESTEK DAN GAMBAR

1. Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek mengenai pekerjaan ini.

2. Bila ternyata ada perbedaan antara gambar dan RKS, antara gambar satu dengan gambar
lainnya maka yang berlaku adalah :
2.1. B e s t e k ( RKS )
2.2. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail)

3. Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin menimbulkan kekeliruan atau
bahaya dikemudian hari, Kontraktor wajib menanyakan terlebih dahulu kepada direksi untuk
mendapatkan ketegasan.

Pasal 3
RENCANA KERJA

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun suatu rencana kerja (jadwal
waktu pelaksanaan sebanyak empat rangkap yang diajukan paling lambat dalam satu minggu
setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja, untuk diketahui dan disetujui oleh Direksi.

2. Setelah rencana kerja distujui Direksi, 3 (tiga) salinan untuk Direksi 1 (satu) salinan ditempel
pada ruang Direksi Keet.

3. Kontraktor harus mengikuti rencana kerja tersebut yang menjadi dasar bagi Direksi untuk
menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelambatan
pekerjaan.

Pasal 4
PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan pembersihan dari segala sesuatu
yang tidak diperlukan yang dapat mengganggu jalannya pekerjaan.

2. Pembersihan dilaksanakan sesuai dengan gambar bestek.

CV. USFA WULDIA Engineering Consultant 1


RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Pasal 5
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pengukuran dan pemasangan


bouwplank untuk memastikan Lokasi yang tepat di dalam menentukan komponen-komponen
pekerjaan yang tepat seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Sebelum dipasang papan untuk bouwplank harus diserut rata dan lurus.

Pasal 6
TINGGI TITIK DUGA (PEIL)

1. Ukuran tinggi titik duga (peil) 0,00 yang dinyatakan dalam gambar disesuaikan dengan
keadaan site.

2. Ukuran tinggi titik duga (peil) dinyatakan dengan suatu tanda tetap dan dipasang pada tempat
yang tidak mudah terganggu.

3. Pembuatan/pemasangan tanda tetap ini dikerjakan oleh Kontraktor dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi/Pengawas Teknik.

Pasal 7
GAMBAR DAN UKURAN

1. Denah, tampak-tampak dan potongan-potongan dinyatakan dalam gambar-gambar rencana


arsitektur dan struktur, dan dijelaskan pula dalam gambar detail lengkap dengan ukuran-
ukurannya.

2. Apabila terdapat ketidakjelasan dalam ukuran pada gambar, maka Kontraktor wajib meminta
penjelasan dan petunjuk kepada Direksi/ Pengawas Teknik sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Pasal 8
PENGADAAN BAHAN BANGUNAN

1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam kompleks pekerjaan hanyalah bahan-bahan


yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar-gambar.

2. Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi syarat atau menurut
petunjuk Direksi/ Pengawas Teknik.

3. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas serta dimensi
yang dsyaratkan dalam RKS maupun gambar.

4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat di pasaran, sebelum diganti Kontraktor
harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/ Pengawas Teknik, dan penggantian bisa
dilakukan setelah ada persetujuan secara tertulis.

5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan bahan bangunan lain
harus setara/setingkat kualitasnya.

CV. USFA WULDIA Engineering Consultant 2


RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

6. Bahan bnagunan yang dinyatakan afkeur oleh Direksi/ Pengawas Teknik karena cacat atau
tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan harus segera dipindahkan dan dikeluarkan
dari kompleks pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

Pasal 9
STANDAR YANG DIPAKAI

Semua pekerjaan yang ditentukan dalam dokumen ini mengacu dan harus mengikuti pesyaratan
tersebut pada Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar Konsep Nasional Indonesia (SK SNI),
Normalisasi Indonesia seta peraturan-peraturan Nasional dan International lain yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini, seperti :
1. SNI 1728-1989, SKBI 1.3.53
Apabila suatu persyaratan disebutkan secara khusus didalam persyaratan ini, maka ketentuan itu
yang harus diutamakan.

Pasal 10
PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS

1. Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan (yang


disebut sebagai kegiatan) termasuk seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan
lainnya satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku untuk
seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan ini, disesuaikan dengan gambar-gambar,
keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah-perintah direksi/pengawas.

3. Standar-standar utama yang dipakai adalah standar-standar yang dibuat dan berlaku resmi di
negara RI, apabila tidak terdapat standar yang dapat diberlakukan terhadap pekerjaan
tersebut, maka harus digunakan Standar International yang berlaku atas pekerjan-pekerjaan
tersebut atau setidak-tidaknya standar dari negara produsen bahan yang menyangkut
pekerjaan tersebut yang diberlakukan.

Pasal 11
PEKERJAAN GALIAN

1. Lingkup Pekerjaan ;
Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan galian tanah untuk, pondasi menerus harus
memperhatikan penjelasan sesuai gambar rencana terkecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Pengawas.

2. Pelaksanaan ;
2.1. Galian tanah pondasi dimensi minimal sama dengan gambar atau maksimal sampai
mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali dimensi yang
telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk
merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi kekuatan.
2.2. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1 meter dari
tepi lubang galian.
2.3. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka kelebihan
pada galian harus diurug kembali dengan pasir, biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi
beban Kontraktor.

CV. USFA WULDIA Engineering Consultant 3


RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Pasal 12
PEKERJAAN URUGAN

1. Lingkup Pekerjaan ;
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan pasir bawah pondasi,
urugan di bawah lantai dan pekerjaan urugan lainnya yang tertera dalam gambar.

2. Pelaksanaan ;
2.1. Pada tempat-tempat tertentu untuk lokasi bangunan yang menurut Direksi perlu
ditimbun, maka Kontraktor harus menimbun sampai mencapai ketinggian yang
ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dai rumput,
akar-akar dan lain-lain serta harus mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam
hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk Pengawas Teknik.
2.2. Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga minimal sama
dengan keadaan tanah sebelum digali.
2.3. Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm setiap lapis.
2.4. Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air, sehingga mendapatkan
angka kepadatan maksimal.
2.5. Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut dengan persyaratan bahwa pasir
harus dalam keadaan bersih dari Lumpur, tanah dan tidak mengandung garam atau
mineral lainnya.

Pasal 13
PASANGAN BATU KALI

1. Lingkup Pekerjaan ;
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali yang dibuat untuk pondasi dibawah
sloof, pasangan batu kali sebagaimana dinyatakan dalam gambar, dan sebelumnya di bawah
pasangan pondasi harus diberi urugan pasir dan batu kosong.

2. Material ;
2.1. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras yang tidak keropos, serta mempunyai
gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.
2.2. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 Pc : 5 Pasir.
2.3. Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih dari
Lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
2.4. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas izin Direksi.

3. Pelaksanaan ;
3.1 Pekerjaan pasangan batu kali dilaksnakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk
yang ditunjukkan dalam gambar.
3.2. Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan dietok ditempatnya hingga
penuh.
3.3. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu, untuk mendapatkan massa
yang kuat dan integral.

Pasal 14

CV. USFA WULDIA Engineering Consultant 4


RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

PEKERJAAN PLESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan ;
Bagian ini meliputi semua plesteran dan acian dinding bata, beton dan lain-lain sebagaimana
dinyatakan dalam gambar.Kebutuhan persyaratan adukan sebagai berikut :
1.1. Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 Pc : 5 Ps
1.2. Plesteran kedap air (transram) menggunakan adukan 1 Pc : 2 Ps
1.3. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan 1 Pc : 3 Ps.

2. Material
2.1. Pasir yang akan digunakan harus pasir halus (ayak), bebas dari segala kotoran tidak
mengandung lumpur tanah dan garam.
2.2. Semen yang digunakan harus baru, tidak terdapat bagian yang mengeras (membatu) dan
dalam kemasan standard pabrik dan terlindung .
2.3. Air yang digunakan dalam pengecoran beton harus bersih, dalam arti tidak mengandung
lumpur, garam dan bahan kimia lainnya.

3. Pelaksanaan
3.1. Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, semua bidang yang akan diplester harus
terlebih dahulu disiram air hingga jenuh, dan siar-siarnya harus telah dikeruk sedalam +
1 cm.
3.2. Untuk semua plesteran dinding biasa menggunakan campuran 1 bagian semen dan 5
bagian pasir.
3.3. Plesteran yang kedap air (trasram) dipasang setinggi 20 cm dari lantai, plesteran beton
dan dinding bagian dalam septick tank menggunakan campuran 1 bagian semen 2
bagian pasir.
3.4. Tebal plesteran dinding ditentukan + 1,5 cm, dan dikerjakan dengan lurus dan rata.
Bidang-bidang yang retak/berombak harus dibongkar dan diperbaiki.
3.5. Semua bidang plesteran harus diaci dengan menggunakan adukan 1 bagian dan 7 bagian
kapur, terkecuali plesteran pada kaki pondasi dan beton yang digunakan air semen.

Pasal 15
DOKUMENTASI

Untuk kelengkapan laporan, kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi yang dibuat
sebelum pekerjaan dimulai ( 0 % ), tahap pelaksanaan hingga selesai ( 25%, 50%, 75% dan 100%),
foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak
depan,samping dan belakang) dan setiap bagian pondasi dan lain-lain. Foto-foto tersebut
dimasukkan kedalam album dan diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen atau Direksi/
Pengawas sebanyak 2 (dua) set.

Pasal 16
GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

1. Setelah selesainya pekerjaan, kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (As Built
Drawing) dari seluruh sistem, termasuk apabila terjadi perubahan letak, denah maupun
konstruksi.

2. Pada As Built Drawing harus tercantum ukuran-ukuran jarak, kedalaman tinggi-tinggi bagian
dari sistem terhadap bagian dari gedung atau struktur lainnya.
Pasal 17

CV. USFA WULDIA Engineering Consultant 5


RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

PENGAWASAN

1. Pengawasan stiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh


Direksi/Pengawas.
2. Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa,
atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralata. Untuk itu kontraktor harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila
diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk keperluan/kepentingan
pemeriksaan.
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang resmi., maka segala
biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor, permohonan untuk
mengadakan pemeriksaan tersebut dengan surat yang disampaikan kepada Direksi/Pengawas.

Pasal 18
PEKERJAAN AKHIR DAN LAIN-LAIN

1. Pada akhir pekerjaan, seluruh bagian yang terdapat pada pekerjaan tersebut dan sebagainya
harus bersih dari sisa-sisa semen, dan kotoran lainnya.

2. Kerusakan lain akibat dari pembongkaran menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
memperbaiki kembali.

Pasal 19
P ENUTUP

1. Pekerjaan-pekerjaan yang belum / tidak tercantum / dijelaskan dalam RKS ini dapat dilihat
pada gambar atau ditanyakan pada saat rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).

2. Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat rapat penjelasan pekerjaan
akan dibuat suatu berita acara penjelasan pekerjaan yang mengikat, dan merupakan satu
kesatuan dengan RKS ini.

Palu, Maret 2017

Dibuat Oleh,
CV. USFA WULDIA
Engineering Consultant

ADI SUPRIADI, ST
Direktur

CV. USFA WULDIA Engineering Consultant 6

Anda mungkin juga menyukai