Anda di halaman 1dari 90

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

DIVISI 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

PASAL 01.
PENJELASAN UMUM

1.1 Pemberian pekerjaan meliputi :


Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan
semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk
didalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan
lengkap.
Juga dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun tidak
disebutkan didalam bestek tetapi masih berada didalam lingkungan pekerjaan haruslah dilaksanakan
sesuai petunjuk Direksi.

1.2 Persyaratan Teknis Umum ini meliputi persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk
seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk Pekerjaan Desain Landskap
Embung Politeknik PU Semarang

1.3 Semua jenis pekerjaan harus sesuai dengan PERSYARATAN TEKNIS.

SPESIFIKASI TEKNIS.

1). Pekerjaan persiapan : Direksi keet, barak kerja, air kerja, kelengkapan direksi
keet, pembersihan lapangan dan SMK3.
2). Pekerjaan beton struktur : Batu pecah mesin/split, pasir Cor, besi beton. Beton mutu
K-250 dan dilapisi Zat additive untuk mencegah korosi
tulangan, perancah/scaffolding, cetakan beton, plat baja,
vibrator.
3). Pekerjaan Beton bukan : Batu pecah mesin/split, pasir cor,besi beton. beton fc’ =
Struktur/praktis 14,5 Mpa

1.4 Kecuali disebut di atas secara khusus dalam dokumen-dokumen, lingkup pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja
b. Pengadaan bahan/material
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan.

PEKERJAAN PERSIAPAN - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

d. Biaya mob demob dibayarkan hanya minimum kebutuhan alat di lapangan sesuai daftar
dokumen lelang, apabila nanti penyedia jasa menambah alat, biaya mob demob tidak
diperhitungkan.
e. Koordinasi dengan pejabat pembuat komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas yang
berhubungan dengan pekerjaan .
f. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan area kerja.
g. Pembuatan as built drawing (gambar terlaksana)
h. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan persyaratan Teknis Pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan segi teknisbagi seluruh pekerjaan
sebagaimana tertulis dalam dokumen-dokumen berikut ini:
 Gambar-gambar penunjukan pelaksanaan
 Persyaratan teknis umum/pelaksanaan pekerjaan /bahan
 Rincian volume pekerjaan/rincian penawaran
 Bilamana ada bagian dari persyaratan Teknis Umum yang tidak dapat diterapkan pada
bagian pekerjaan, maka bagian dari persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.
 Struktur bawah dengan kontrak unit price.
 Pekerjaan Cut & Fill dengan kontrak unit price.
 Kontraktor berkewajiban melakukan pengukuran kembali dan penyelidikan tanah sesuai
dengan kebutuham lapangan.
 MK/Pengawas berkewajiban melakukan evaluasi & review desain terhadap kondisi lapangan
terbaru.

1.5 Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan, ketidakjelasan, ketidak sesuaian baik
ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya yaitu :
a. Pada Gambar Kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah gambar yang
skalanya kecil-kecil
b. Antara Gambar Kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS
c. Bila pada Gambar Kerja tertulis, sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka Gambar Kerja yang
mengikat
d. Bila dalam RKS disebutkan, sedang dalam Gambar Kerja tidak dituliskan, maka yang mengikat
adalah RKS
e. Penentuan bagian yang mengikat/ berlaku diatas harus mendapatkan persetujuan Pengawas
Kegiatan/ Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan.

Referensi

PEKERJAAN PERSIAPAN - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-


persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI),Standar Nasional
Indonesia (SNI) dan peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat
lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain:
 Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-1990
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)
 Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)1987
 Standard Normalisasi Jerman (D.I.N)
 American Concrete Institute (A.C.I)
 American Socicty for Testing and Material (ASTM),JIS,AISC
 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013)
 Tata Cara Perhitungan Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung (SNI 03-1726-2019)
 Peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3(1970)
 Persyataran umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
 PPI ( Pedoman Perpipaan Indonesia )
 BS ( British Standard )
 ASME ( American Society of Mechanical Engineer )
 FM (Factory Manual )
 NPC ( National Plumbing Codes )
 AV 1941 (Algelemene Voorwaarden Voor de Uvitvoe ring bijaaneming van openvare
werken)
 Peraturan-peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia (PUBB)
1956
 Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan keselamatan kerja
 Peraturan semen Portland Indonesia NI -8 (1972)
 Mutu dan cara uji semen portland (SII 0013-81)
 Agregat beton (SNI 8321:2016)
 Baja tulangan beton (SNI 03-1726-2017)
 Air (AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974)
 Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton (SII 0784-83)
 Kayu (SII 0458-81)
 Cat ( NI-4 )
 Standard Nasional Indonesia 03-6197-2000
 Petunjuk dari pabrik produk/pembuat peralatan

PEKERJAAN PERSIAPAN - 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat


 Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
pengguna jasa/konsultan pengawas/tim teknis
 Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerja
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang disebut di atas
maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart internasional
yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-
standart persyaratan teknis dari Negara asal pembuat bahan/produk yang bersangkutan dan
produk yang ditentukan pabrik pembuatnya .

2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknis umum/ khususnya maupun
salah satu dari ketentuan yang di sebutkan dalam pasal 01 Ayat 2 point a dan b di atas, maka
bagian pekerjaan tersebut penyedia jasa harus mengajukan salah satu dari persyaratan-
persyaratan berikut ini:
a. Standart/ normal /kode/ pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan bersangkutan
yang diterbitkan oleh instansi/institusi/Asosiasi profesi/Asosiasi produsen/lembaga pengujian
atau badan-badan lain yang berwenang/ berkepentingan atau badan-badan yang bersifat
internasional ataupun nasional dari negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh
persetujuan dari PPK/Tim Teknik/Konsultan Pengawas
b. Brosur teknik dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga penguji yang diakui
secara nasional/ internasional

PASAL 02.
TEMPAT PROYEK

Pekerjaan ini dilaksanakan di Kota Semarang, Jawa Tengah, yaitu PEKERJAAN DESAIN LANDSKAP
EMBUNG POLITEKNIK PU SEMARANG.

PEKERJAAN PERSIAPAN - 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PASAL 03.
SHOP DRAWING DAN AS-BUILT DRAWING

3.1 Gambar Shop Drawing


1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Pelaksanaan/ shop drawing untuk
pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang gambar
detailnya tidak dijelaskan dalam gambar for construction (forcon).
2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan shop drawing ditentukan oleh Konsultan Pengawas/
Manajemen Konstruksi (MK) dalam masa konstruksi
3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan sebelum shop drawing yang
menjadi kewajibannya di setujui oleh Konsultan Pengawas/MK
4. Shop drawing tidak boleh merubah/merevisi gambar forcon kecuali atas persetujuan
Konsultan Perencana
5. Shop drawing tidak boleh merubah memperbesar dan memperkecil kuantitas maupun kualitas
pekerjaan
6. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set gambar forcon/gambar dalam format

dilokasi pekerjaan

3.2 Gambar As Built Drawing


1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat gambar hasil Peaksanaan/As Built Drawing
yang sesuai dengan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan sebelum serah terima tahap
pertama diakukan
2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan As Built Drawing adalah pekerjaan struktur, arsitektur,
mekanikal dan ektrikal, site Plan Lanseka dan pekerjaan-pekerjaan lain yang ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/MK
3. As B wing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui olehKonsultan
Pengawas/MK, Konsultan Perencana dan Owner
4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set as built drawing yang telah disetujui
kepada Konsultan Pengawas/Owner dan Konsultan Perencana kepada Owner
5. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang baik pada
bangunan oleh Owner atau pengguna bangunan.

PASAL 04.
SITE MANAGEMENT

Penyedia jasa/Kontraktor harus merencanakan site management yang baik yang efektif dan efesien
dalam pelaksanaan pekerjaan, mulai dari pengaturan site untuk kantor direksi keet, kantor proyek, lokasi

PEKERJAAN PERSIAPAN - 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

gudang, stock yard, parkir alat berat dan hal lainya yang terkait dengan site management, kontrakor
diminta untuk membuat penjelasan dan dokumen terkait hal ini pada waktu Pre Construction Meeting
(PCM)

PASAL 05.
DOKUMENTASI PROYEK

Penyedia Jasa/Kontraktor berkwajiban membuat dokumentasi proyek yang merekam kegiatan


pelaksanaan proyek mulai dari dimulai pekerjaan sampai dengan selesainya pekerjaan, dokumentasi ini
dilbuat dalam bentuk laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

PASAL 06.
PEKERJAAN PERSIAPAN

6.1 Sarana Kerja


6.1.1 Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja untuk semua pekerjaan yang
dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta jadual
kerjanya.
6.1.2 Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan
kerja sehingga memudahkan dan melancarkan pekerjaan.
6.1.3 Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala
kerusakan/kehilangan, dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang
berjalan.
6.1.4 Kecuali ditentukan lain,Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan fasilitas-fasilitas lain
yang dianggap perlu, misalnya air minum, toilet yang memenuhi syarat-syarat kesehatan
dan fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan perlengkapan PPPK.
6.1.5 Segala biaya atas pekerjaan tersebut adalah beban Kontraktor.

6.2 Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja


6.2.1 Kontraktor harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan tenaga kerja,
pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas.
Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja, dalam
pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku.
6.2.2 Kontraktor harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan dan harus
mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan-
bangunan lain yang berdekatan, dan harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
ingin memasuki tempat pekerjaan.

PEKERJAAN PERSIAPAN - 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

6.2.3 Untuk pekerjaan ini bila diperlukan maka Kontraktor harus menambah jam kerja/lembur dan
menambah jumlah tenaga kerja dikarenakan waktu yang mendesak, untuk itu kontraktor
wajib menyediakan sarana prasarananya yang memadai bagi semua pihak yang terlibat.

6.3 Pekerjaan Penyediaan Air dan daya Listrik untuk Bekerja


6.3.1 Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
kegiatan atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak
dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Tim Teknis.
6.3.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat atau jaringan eksisting selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
ataspersetujuan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas. Daya
listrik ini juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.
6.3.3 Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air diatas adalah beban Kontraktor.

6.4 Pembuatan 1 m2 pagar sementara dari seng gelombang


Pemagaran keliling proyek setinggi 2.00 m dengan seng BJLS 30 yang baru dengan rangka kayu
5/7 atau dolken, agar tetap kuat hingga berakhirnya masa pemeliharaan. Dan sebagai pertanda saja
maka 30% permukaan seng supaya di cat dengan warna yang menyolok.

6.5 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


6.5.1 Pengukuran Tapak Kembali
- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah diuji kebenarannya.
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim
Teknis/Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
- Kontraktor harus menyediakan Theodolite/waterpass beserta petugas yang melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan
Pengawas.
- Segala biaya pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab Kontraktor.
- Tugu Patokan Dasar (Bench Mark) dibuat minimal 2 titik BM atau menggunakan titik BM
yang sudah ada pada pekerjaan tahap 1, hal itu perlu dikonsultasikan (harus seijin) ke

PEKERJAAN PERSIAPAN - 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Konsultan Pengawas. BM (Bench Mark) / titik duga adalah titik tetap yang ditentukan
berdasarkan pengukuran dan dijadikan acuan pengukuran rencana bangunan.
- Letak dan Jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Tim
Teknis/Konsultan Pengawas, Tugu Patokan dasar dibuat dari beton bertulang
berpenampang sekurang-kurangnya 20x20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam
minimal satu (1) meter dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya
untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di
atas tanah.
- Tugu patokan dasar dibuat permanen, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya
sampai ada instruksi tertulis dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen /Tim Teknis/Konsultan
Pengawas untuk membokarnya.
- Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangannya termasuk tanggung jawab Kontraktor.
- Pada setiap tugu patok dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat dan ketinggian
(elevasi) nya.
- Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan.
Kontraktor harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak/ kedudukan
bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah ditentukan dengan memakai alat
waterpass instrument/theodolite. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai,
plafond dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku. Untuk mendapatkan titik peil
harap diperhatikan notasi-notasi Gambar lay out dengan kondisi lapangan. Kontraktor
harus melapor pada Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan
Pengawas/Konsultan Perencana apabila terjadi ketidaksesuaian gambar dengan kondisi
lapangan.

6.5.2 Bouwplank
- Pemasangan bouwplank
 Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran pemasangan
bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan Bench
Mark diberikan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/ Konsultan Pengawas
secara tertulis, serta kontraktor bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi
serta kelurusan bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang
diperlukan.
 Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal
keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor
serta kontraktor wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali
bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN PERSIAPAN - 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim
Teknis/ Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab
Kontraktor menjadi berkurang. Kontraktor wajib melindungi semua Bench Mark, dan
lain-lain atas seluruh referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
- Bahan dan Pelaksanaan
 Tiang bouwplank menggunakan kayu klas IV ukuran 4/6 dipasang setiap jarak 1,00 m,
sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 dari kayu meranti diketam halus dan lurus
bagian atasnya dan dipasang dasar (waterpass)
 Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m dari atas
tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouwplank tidak boleh
dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga dapat
dimanfaatkan untuk referensi.

6.6 Sewa Direksi Keet


Sewa Direksi Keet harus ditempatkan ditempat strategis sehingga mudah dalam mengawasi pekerja
bangunan. Bangunan Direksi Keet berukuran kurang lebih 200 M2 terdiri ruang kerja Pemborong
Pekerjaan/Kontraktor/sub Kontraktor, Konsultan Manajemen Konstruksi dan ruang rapat dengan
daya tampung 20 orang. Ruang-ruang tersebut harus dilengkapi antara lain:
1. Meja rapat dan kursi
2. White board beserta alat tulis kantor
3. Meja kerja dan satu komputer untuk Konsultan Manajemen Konstruksi
4. Rak file dan contoh material
5. Listrik kerja
6. AC ditiap ruang
7. Toilet
8. Peralatan dan perlengkapan keamanan kerja lapangan

6.7 Gudang dan Los kerja


Pembuatan gudang dan los kerja harus tidak mengganggu kegiatan pekerjaan kontruksi dan barang-
barang yang berada didalamnya terhindar dari kerusakan akibat dari panas matahari, hujan dan
lainnya. Ukuran gudang kerja dan los kerja dapat disesuikan dengan kebutuhan dan pemakaian.
sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi dengan
menggunakan bahan antara lain:
Lantai : Plester aci
Dinding : Struktur Kayu dan Multi Plex 6 mm
Pintu : Kusen kayu & daun pintu rangka kayu lapis multiplex
Plafond : Expose, Tampa Plafond

PEKERJAAN PERSIAPAN - 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Atap : Plat metal bergelombang/ Asbes

6.8 Papan Nama Proyek


Papan nama proyek ditempatkan pada posisi depan lahan sehingga dapat terlihat dan terbaca dari
lingkungan luar site. Bahan dan bentuk papan nama dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku
dan semua bahan dan penempatannya harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas dan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

6.9 Mobilisasi dan Demobilisasi


Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan
volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain
dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut:
1. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Penyedia
Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
2. Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana
yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja yang diperlukan
dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak termasuk, tetapi tidak
terbatas,
3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum
dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut
akan digunakan menurut Kontrak ini.
4. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu termasuk kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta peralatan ujinya,
dan sebagainya.
5. Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.
6. Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan mobilisasi
peralatan utama dan personel terkaitnya dan harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu
saat tahap pengadaan jasa pemborongannya. Pengaturan mobilisasi secara bertahap ini
tidak menghapuskan denda sesuai akibat keterlambatan mobilisasi setiap tahapannya
sesuai jadwal yang disepakati dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari Kontrak.
7. Setiap tahapan Mobilisasi Peralatan Utama harus terlebih dulu diajukan permohonan
mobilisasinya oleh Penyedia jasa kepada Direksi pekerjaan paling sedikit 30 hari sebelum
tanggal rencana awal mobilisasi setiap peralatan utama tersebut. Direksi pekerjaan perlu
melakukan monitoring/ harian atas rencana mobilisasi hingga terlaksananya mobilisasi
peralatan utama beserta personil operator terkait dengan lengkap dan baik.
8. Dalam segala hal, mobilislasi personil dan peralatan utama yang dilakukan secara bertahap
dan terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga periode pelaksanaan konstruksinya.

PEKERJAAN PERSIAPAN - 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

9. Ketentuan Mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu


Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan di lapangan
harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
10. Kegiatan Demobilisasi untuk Semua Kontrak
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak, termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah
dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan
dimulai.

PEKERJAAN PERSIAPAN - 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

DEVISI 2

PEKERJAAN BETON

PASAL 01
PEKERJAAN RABAT BETON

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantú yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Pekerjaan Rabat beton ini dilakukan di bawah sloof serta sesuai detail yang disebutkan
/ditunjukkan dalam gambar.

1.2. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil produk yang
disetujui Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, serta memenuhi syarat-syarat dalam NII-8, SII
003-81
b. Agregt beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 8321:2016 (ASTM
C33/C33M – 13, IDT)
c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam SNI
2847:2013,NI-8, dan PUBI 1982

1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pasangan rabat dilakukan di atas pasir urug, maka sebelum pasangan rabat dilaksanakan
terlebih dahulu lapisan urug dibawahnya harus dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaanya dan telah mempunyai daya dukung maksimal
b. Pekerjaan Rabat beton merupakan campuran antara PC, pasir beton, dan Split dengan
campuran 1:3:5 atau sesuai dengan analisa pekerjaan.

PEKERJAAN BETON - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PASAL 02.
PEKERJAAN BETON BERTULANG

2.1 UMUM
2.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
a. Penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan
perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan,
bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/ keahlian lain yang ada hubungannya dengan
itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
b. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung- selubung
dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku
penuh SNI 2847:2013 Pesyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
c. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-
gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran
yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi
beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran
yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau "pengawas
yang ditunjuk" guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
d. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan
maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat
lainnya yang termuat dalam SNI 2847:2013. Dalam hal ini "pengawas yang ditunjuk" harus
segera diberitahukan untuk persetujuannya.
e. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang berlangsung
dicor ditempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang dowel ditanamkan di
dalam beton seperti terlihat dan terperinci didalam gambar atau seperti petunjuk "pengawas yang
ditunjuk" dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
f. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua desain campuran
betondan test-test untuk menentukan kecocokan dari vahan dan proporsi dari bahan-bahan
terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/
berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang
diijinkan oleh "pengawas yang ditunjuk". Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai
Test Laboratorium.
g. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci diluar ini
- Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
- Mengatur benda-benda yang ditanam d idalam beton, kecuali tulangan beton

PEKERJAAN BETON - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

- Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian


- Landasan beton untuk peralatan M/E
- Penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata
dengan kolom/ dinding beton structural dan dinding bata dengan pelat beton structural
seperti yang ditunjukkan oleh "pengawas yang ditunjuk".
h. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan yang tercantum
dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan : Beton Bertulang Struktur bangunan
(pile cap, tie beam, kolom, balok, plat, tangga) dengan mutu beton rencana minimal K-250.

2.1.2 Referensi dan Standar-Standar


Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau diperinci,
harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini:
- SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan
- SNI 1726-2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Nongedung
- PUBI–1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
- ACI-304 ACI304.IR-79, Preplaced Aggregate Concrete for Structural and Mass Concrete, Part 2
- ACI304.2R-71, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
- ACI304,304-71, High Density Concrete : Meansuring, Mixing, Transporting and
Placing, Part2
- ASTM-C94 Standard Specification for Ready - Mixed Concrete
- ASTM-C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
- ACI-318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
- ACI-301 Specification for Structural Concrete of Building
- ACI-212 ACI212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
- ACI212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
- ASTM-C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
- ASTM-C231 Standard Test Methodfor Air Contentof Freshly Mixed Concreteby the
Pressure Method
- ASTM-C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
- ASTM-C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
- ASTM-C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimensin
the Field
- ASTM-C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete
- ASTM-C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming Compounds for
Curing Concrete

PEKERJAAN BETON - 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

- ASTM- D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubber and Cork
Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction
- ASTM- D1751 StandardSpecificationforPerformedExpansionJointFillersfor Concrete
Pavingand Structural Construction (Non-extrudingand Resilient
BituminousTypes)
- SII Standard Industri Indonesia
- ACI-315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
- ASTM-A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for Concrete
Reinforcement.
- ASTM-A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for
Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars,
Grade 40, for stirrupsandties.
- Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

2.1.3 Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada "pengawas yang
ditunjuk" sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera
sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan
kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor kepada
"pengawas yang ditunjuk" untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7(tujuh) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton.

2.1.4 Percobaan Bahan dan Campuran Beton


a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test
berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk
menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
b. Semen: berat jenis semen
c. Agregat:
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban dari
agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan design mix masing-masing untuk umur 7,
14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih
sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh "pengawas yang di tunjuk".

PEKERJAAN BETON - 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3 minggu
sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu beton pun harus sesuai dengan mutu
standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa "pengawas yang
ditunjuk" tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan
lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda
atau supplier beton yang lain.
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap agregat
berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau
perbandingan yang harus disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari berat
normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen
yang berbeda-beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton
diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, atau ACI 304-73, ACI Committee - 304,
ASTM C 94-78a.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada hari
yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-
rata tidak lebih dari 5 m3.
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28
hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi pengecoran
dan harus disaksikan oleh "pengawas yang ditunjuk". Apabila digunakan metoda pembetonan
dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam
jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa
"concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standard
Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh "pengawas
yang ditunjuk".
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan dengan baik
oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai
dilaksanakan.
e. Pengujian Slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam
batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971, kecuali ditentukan lain oleh "pengawas yang
ditunjuk".

PEKERJAAN BETON - 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Kontraktor harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu dan
kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos,
ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor"
bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan
penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa,
bukan di truk mixer. Maximum slump harus 100 mm sampai 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :

Slump pada (cm)

Konstruksi Beton Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak 12.50 10.00


bertulang.

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan 9.00 7.50


konstruksi di bawah tanah.

Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.

f. Percobaan tambahan
Kontraktor tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan percobaan
laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain
adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat
mencapai kekuatan spesifikasi.
Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan
dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah/
acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan
kepada "pengawas yang ditunjuk" dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah
pengujian dilakukan.

2.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang dipergunakan pada pekerjaan pembuatan beton bertulang harus memenuhi
ketentuan - ketentuan yang tercantum didalam Bab 3 PBI 1971.
Kontraktor diwajibkan untuk mematuhi setiap petunjuk yang diberikan oleh petugas ahli dan Direksi
Lapangan dan Kontraktor berkewajiban untuk membantu penuh Direksi Lapangan dan pengawas
ahli didalam melaksanakan pemeriksaan bahan-bahan.
2.2.1 Portland Cement
a.Mutu semen

PEKERJAAN BETON - 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau Spesifikasi


Bahan Bangunan - Bagian A : Bahan Bangunan bukan Logam SNI 3-6861.1-2002 atau
sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan
tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan
dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh pihak "pengawas yang
ditunjuk".
 Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan bahan
pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji
Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
 Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas jenis
semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis semen yang
digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu.
b. Penyimpanan Semen
 Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar
semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah
rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain,
tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus
dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi
secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah
disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
 Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk melindungi
terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
 Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan sertifikat
test dari pabrik.
 Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
 "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui untuk
seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama pelaksanaan
dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari "pengawas yang ditunjuk".
2.2.2 Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu dan Cara Uji
Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat
untuk beton
a. Agregat halus (Pasir)
 Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih, dan
tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.

PEKERJAAN BETON - 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang ditentukan di
pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan
0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus dicuci. Sesuai
PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
 Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat; sisa
di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus
berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
 Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh
bahan-bahan lain.
b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
 Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-
batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih dari
5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
 Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih
maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca.
 Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang diartikan
lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur melalui
1 % maka agregat kasar harus dicuci.
 Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
 Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4 mm,
harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan
yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
 Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan
beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
o tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
o tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin
pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 % sesuai SII
0087-75, atau PBI-71
o Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengotoran bahan-bahan lain.
c. Air Kerja
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam
alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja

PEKERJAAN BETON - 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh "pengawas yang
ditunjuk".
2.2.3 Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh "pengawas yang
ditunjuk". Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
2.2.4 Besi beton (lihat spesifikasi pasal 3).
2.2.5 Penyimpanan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan
urutan pelaksana.
b. Cement harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh) tidak terdapat kekurangan berat
dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan disimpan dalam gudang yang
kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari
tanah.
c. Cement harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras) jika ada bagian yang
mulai mengeras bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas dan
jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat; dan kepada campuran tersebut diberi tambahan
cement baik dalam jumlah yang sama.
d. Semuanya dengan catatan kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
e. Besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan bantalan kayu dan bebas
dari lumpur atau zat-zat asing lainya (misal : minyak dan lain lain).
f. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasi nya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan
tanah.
2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pengawas dan pelaksana harus memastikan sudah membuat Mix Design jauh hari sebelum
pekerjaan dimulai . Sample material yang diambil adalah material yang akan dipakai untuk
pengecoran. Pembuatan Mix Design lebih cepat dilakukan untuk mengantisipasi jika material
yang akan digunakan tidak layak secara kualitas, sehingga dapat dicari material dari tempat
lain. Tidak semua material alam di suatu daerah layak dipergunakan sesuai kualitas material
yang disyaratkan.
b. Lokasi pengambilan material akan mempengaruhi schedule pelaksanaan pekerjaan.
Terkadang pelaksanaan pengecoran bisa tertunda karena stock material tidak ada, harga
terlalu tinggi atau jarak transportasi yang cukup jauh. Untuk itu pengawas harus
mendiskusikannya lebih awal dengan pihak pelaksana
c. Pengawas harus memeriksa spesifikasi dan kualitas material yang masuk ke lokasi, antara lain
: Semen ( dipastikan menggunakan Portland Semen Type1 ), Pasir Cor (ukuran dan gradasi
butir standar, pasir bersih dari kandungan lumpur dan bahan organik), Split/ Koral ( batu

PEKERJAAN BETON - 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

pecah ukuran ½ – 2/3, bukan batu bulat, gradasi butir standar, bersih dari lumpur dan bahan
organik).
d. Pengawas dan Pelaksana harus memeriksa jumlah material yang masuk disesuaikan dengan
Volume Beton yang akan dikerjakan. Kekurangan material sering akan mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
e. Pengawas harus mengingatkan pelaksana jangan sampai menambah/mengurangi campuran
beton sehingga mempengaruhi kekuatan beton yang direncanakan. Setiap pengawas harus
dapat mengestimasi volume beton, volume semen, pasir dan kerikil untuk beton yang
dikerjakan.
f. Jika material semen masuk jauh hari sebelum pelaksanaan pengecoran maka penyimpanan
material semen diusahakan terhindar dari hujan. (Disimpan diruang tertutup).
g. Pengawas dan pelaksana harus memeriksa ketersediaan air untuk pengecoran. Pengawas
menegaskan ke pelaksana bahwa air yang dipakai harus bersih dan bebas dari lumpur dan
minyak. Jika tidak ada persedian air dilokasi tersebut maka pelaksana harus membuat sumur
bor atau melakukan pembelian dari luar.
h. Pelaksana harus menyiapkan bak ukur (Dolak), dibuat sesuai dengan ukuran berdasarkan
perhitungan Mix Design. Pengawas harus memastikan ukuran dan jumlah bak ukur sesuai.
Bak ukur ini akan dipergunakan sebagai takaran pada proses pencampuran material beton.
i. Pelaksana harus mengatur penempatan material (Semen, pasir dan kerikil) dan juga
penempatan Mesin Molen sehingga memudahkan mobilisasi material campuran beton saat
pengecoran.
j. Pengawas dan Pelaksana memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan layak pakai,
seperti : mesin molen, ember cor, kereta sorong, concrete vibrator, mesin pompa, alat Slump
Test, cetakan Benda Uji. Kondisi mesin molen akan mempengaruhi kecepatan pelaksanaan
pengecoran. Pelaksana harus memastikan mesin molen berfungsi dengan baik untuk
mendapatkan kualitas beton yang baik dan waktu pengecoran yang tidak terlalu lama.
k. Pengawas mengingatkan pihak pelaksana untuk mempersiapkan jumlah pekerja sebaik
mungkin, diatur menurut fungsionalnya , antara lain : Tenaga pekerja untuk mobilisasi material,
Tenaga pekerja untuk pengisian material pasir, Tenaga pekerja untuk pengisian material kerikil
,Tenaga pekerja untuk pengisian semen, Operator mesin molen, Tenaga pekerja untuk
mobilisasi distribusi beton, Tukang untuk pengatur penempatan campuran beton , Operator
vibrator dan pompa air (jika diperlukan) dan Tenaga bantu (cadangan) lainnya.
l. Jika pekerjaan harus menggunakan penuangan dengan sistem penalangan, maka
pelaksana harus mempersiapkan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Talang yang baik
adalah talang yang dapat mengalirkan campuran beton dengan lancar, salah satunya dengan
dilapisi seng. Harus dipastikan penempatan talang beton tidak melebihi jarak jatuh maksimum
sebesar 60 cm.

PEKERJAAN BETON - 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

m. Sebelum pengecoran dimualai, pengawas dan pelaksana harus memeriksa ukuran besi dan
sistim penulangan yang akan dikerjakan sudah sesuai dengan gambar kerja . Semua area
yang akan di cor harus bersih dari kotoran, minyak dan genangan air. Khusus untuk pekerjaan
pondasi dimana kondisi galian pondasi penuh dengan air maka dilakukan pemompaan.
Sebaiknya pengecoran juga jangan dilaksanakan saat hujan.
n. Ketika pengadukan beton sudah dimulai, pengawas dan pelaksana memerintahkan dan
mengingatkan secara tegas ke pekerja komposisi campuran material yang harus dituangkan
ke molen beton. Harus ditegaskan bahwa tidak boleh mengurangi volume komposisi material
apalagi mengurangi volume semen.
o. Setelah pengadukan pertama selesai lakukan pemeriksaan slump trest. Dari nilai pemeriksaan
slump test akan diketahui komposisi air optimal untuk campuran tersebut. Nilai Slump test yang
disyaratkan. Jika nilai slump test dibawah syarat, berarti adukan terlampau kering maka air
harus ditambah. Jika nilai slump test diatas syarat berarti adukan terlampau encer, maka
jumlah air harus dikurangi.
p. Lakukan pengujian slump test saat pengadukan kedua, jika sudah memenuhi syarat maka
dijadikan standar jumlah air dalam adukan. Jika belum dilakukan lagi pemeriksaan di
pengadukan ke tiga. Selanjutnya pengambilan nilai slump test dapat dilakukan dalam
beberapa tahap atau diacak jika dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton
dianggap kurang layak.
q. Pengawas berhak memerintahkan pelaksana untuk membuat Benda Uji Kubus/Silinder untuk
uji kekuatan tekan beton. Pengambilan campuran beton Benda Uji diambil dari adukan
secara acak dari beberapa pengadukan.
r. Kadangkala untuk mempercepat pengadukan, pekerja sering menambahkan air. Hal ini harus
secara tegas dilarang oleh pengawas.
s. Pengawas harus memerintahkan dan mengawasi pemakaian concrete vibrator. Setiap
penuangan campuran beton harus dilakukan pemadatan menggunakan concrete vibrator
sesuai standar pemakaiannya.
t. Jika pengecoran dilakukan secara bertahap oleh volume yang cukup besar , misalnya
pengecoran plat lantai maka penghentian pengecoran diatur pada posisi yang diisyaratkan.
Untuk penyambungan pengecoran selanjutnya terlebih dahulu harus dituangkan lem beton
(Cold Joint). Pemakaian cold joint harus mendapatkan persetujuan pengawas dimana sebelum
pekerjaan dimulai pelaksana harus memberitahukan jenis cold joint yang akan dipakai.
u. Pengawas harus memeriksa pelaksanaan pengecoran berjalan baik dan pastikan semua
bagian terisi oleh beton. Khusu elevasi ketinggian batas atas pengecoran di angkur harus
diperiksa jangan sampai melebihi batas pengecoran. Karena jika lebih harus dilakukan
pembobokan.

PEKERJAAN BETON - 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

v. Setelah pengecoran selesai, semua perkakas dan peralatan harus dibersihkan dan dicuci
supaya tidak terjadi pengikatan beton terhadap peralatan dan perkakas sehingga tidak bisa
terpakai lagi.
2.4 Pengukuran Pembayaran
Pekerjaan beton diukur berdasarkan jumlah meter kubik yang didasarkan atas realisasi yang
terpasang di lapangan yang disetujui Pemimpin Proyek setelah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas. Kuantitas meter kubik beton yang terpasang dilapangan merupakan dasar pengukuran
hasil pekerjaan beton.
2.5 Dasar pembayaran
Kuantitas beton yang diukur menurut ketentuan seperti uraian diatas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukan dalam daftar kuantitas harga untuk masing-masing mata
pembayaran yang terdaftar di bawah ini yang merupakan kompensasi penuh untuk seluruh proses
untuk penyelesaian pekerjaan beton termasuk pengadaan pekerja, peralatan, dan pengujian serta
pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan
seperti yang diuraikan dalam gambar dan spesifikasi ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


Cor Beton K-250 m3
Cor Beton K-100 m3

PASAL 3
PEKERJAAN BAJA TULANGAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Yang dimaksud dengan Baja Tulangan adalah bahan baja polos atau baja ulir yang digunakan
sebagai tulangan suatu konstruksi beton bertulang;
b. Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja
tulangan coated dan tidak coated sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

3.2. Persyaratan Rujukan


a. Standar Nasional Indonesia (SNI) :
 SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Canay Dingin untuk
Tulangan Beton
 SNI 07-2529-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton Jaring Kawat
 SNI 07-2052-2017 : Baja Tulangan Beton

PEKERJAAN BETON - 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

b. AASHTO
 ASHTO M 284-03 : Epoxy-CoatedReinforcing Bar
 AASHTO M 31M-03 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete
Reinforcement
 A.C.I. 315 : Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced Concrete
Structures, American Concrete Institute
c. Toleransi
 Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315
 Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar
baja tulangan adalah sebagai berikut :
- 35 mm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah
atau terhadap bahaya kebakaran;
- Untuk beton yang terendam/tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau
timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan;
- 75 mm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai, atau untuk
beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat
menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan
langsung di atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan
kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya.

3.3. Persyaratan Bahan


a. Baja Tulangan
 Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar dan
memenuhi Tabel berikut ini :
Tegangan Leleh Karakteristik atau Tegangan
Mutu Sebutan
Karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2%
BJ 24 Baja Lunak MPa
240
BJ 32 Baja Sedang 320
BJ 39 Baja Keras 390
BJ 48 Baja Keras 480

 Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang
di las yang memenuhi SNI 07-0663-1995 tentang jaring kawat baja las untuk tulangan beton
dapat digunakan.
b. Tumpuan untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak
dengan mutu > fc' 21,7 MPa (K-250) seperti yang disyaratkan dari Spesifikasi ini, terkecuali

PEKERJAAN BETON - 13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak boleh digunakan
sebagai tumpuan.

c. Pengikat untuk Tulangan


Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI 076401-
2000.

3.4. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Perlindungan Terhadap Korosi Struktur Beton
Pada lingkungan yang korosif atau lingkungan laut, perlindungan terhadap beton harus
ditingkatkan sesuai dengan keperluan, dengan cara meningkatkan mutu beton, menambah
kepadatan serta kerapatan dan kekedapannya terhadap air, dengan cara mengurangi nilai rasio
air-semen yang digunakan, menambah tebal selimut beton, melapisi beton dengan material
proteksi beton.

Pada baja tulangan non prategang, untuk mencegah proses korosi pada tulangan beton
prategang, perlu diberikan tebal selimut beton yang cukup tebal. Tebal selimut minimum
ditentukan berdasarkan SNI 07-2052-2017 sebagai berikut:

 Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah : 75 mm
 Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca:
- Batang D-19 hingga D-56 : 50 mm
- Batang D-16 dan yang lebih kecil : 40 mm
b. Beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah atau cuaca:
 Pelat, dinding dan pelat berusuk;
- Batang D-44 dan D-56 : 40 mm
- Batang D-36 dan yang lebih kecil : 25 mm
 Balok dan kolom:
- Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral : 40 mm
 Komponen struktur cangkang dan pelat:
- Batang D-19 dan yang lebih besar : 25 mm
- Batang D-16 dan yang lebih kecil : 20 mm
Tebal Selimut Beton Dari Baja Tulangan Untuk Beton Yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
Diameter Tebal Selimut
(mm) (mm)
< 16 35
19 - 22 50
> 25 60

PEKERJAAN BETON - 14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Cara lain dari perlindungan korosi boleh dilakukan dengan tulangan yang dilindungi dengan
epoxy (epoxy coated) harus sesuai dengan AASHTO M 284-03, pelapisan ulang beton, atau
membran rapat, atau suatu kombinasi dari cara-cara tersebut di atas.

c. Pengajuan Kesiapan Kerja


 Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan harus
disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan,
dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum daftar tersebut dan diagram
pembengkokan disetujui;
 Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja yang memberikan berat satuan nominal
dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang
akan digunakan dalam pekerjaan
d. Penyimpanan dan Penanganan
 Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label, dan
ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang, mutu, dan
informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan;
 Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian untuk
mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan lainnya.
e. Pembengkokan
 Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315, menggunakan batang
yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-bengkokan atau
kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu
banyak berubah;
 Batang tulangan dengan diameter lebih besar dari 20 mm harus dibengkokkan dengan
mesin pembengkok.
f. Pemotongan
Baja tulangan tidak boleh dipotong dengan proses panas kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Pekerjaan secara tertulis.

g. Penempatan dan Pengikatan


 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi
atau merusak pelekatan dengan beton;
 Tulangan harus ditempatkan secara akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan dalam spesifikasi ini, atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan;

PEKERJAAN BETON - 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak
tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup)
terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan;
 Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar,
tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan
yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan
tarik minimum;
 Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang tindih
minimum harus 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada
ujungnya;
 Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam Gambar atau
secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana Direksi Pekerjaan
menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka sambungan dalam hal ini adalah
sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan dari AWS D 2.0.
Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan;
 Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga
tidak akan terekspos;
 Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan bagian
tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman. Anyaman harus
dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus dihentikan pada
sambungan antara pelat;
 Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama,
maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian
(semen dan air saja) atau cara lain sehingga tulangan dapat terhindar dari bahaya korosi;
 Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul
perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban
konstruksi lainnya.
3.5. Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/
memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus
sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan dalam spesifikasi ini

b. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
 Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala hal tidak
membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk memastikan ketelitian dari

PEKERJAAN BETON - 16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuai dengan daftar dan
diagram, untuk memenuhi rancangan dalam Gambar, menjadi tanggung jawab dan atas
biaya Penyedia Jasa;
 Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam pekerjaan :
- Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi pembuatan yang
disyaratkan dalam ACI 315;
- Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau Gambar Kerja Akhir
(Final Shop Drawing);
- Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh sebab
lain.
 Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang tulangan tidak
boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan atau
yang sedemikian sehingga akan merusak atau melemahkan bahan. Pembengkokan
kembali dari batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain
oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan
kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada
Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan kembali, atau
bilamana pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki
dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan
dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan dan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa

3.6. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
 Baja tulangan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang, atau
luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat dalam kilogram per meter panjang
untuk batang atau kilogram per meter persegi luas anyaman. Satuan berat yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik
baja, atau bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang
dilakukan Penyedia Jasa pada contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan;
 Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau
pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk
pembayaran;
 Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau struktur lain di
mana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam Seksi lain
dari Spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini.

PEKERJAAN BETON - 17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

b. Dasar Pembayaran
Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar
pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini, dan
terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,
perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan.

Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
Baja Tulangan BJ 24 Polos Kilogram
Baja Tulangan BJ 32 Ulir Kilogram

PEKERJAAN BETON - 18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PASAL 4
PEKERJAAN CETAKAN DAN ACUAN/BEKISTING

4.1. Umum

Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan Perancah untuk
pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar


rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan "pengawas yang ditunjuk" sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-
sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan
untuk struktur yang aman.

4.2. Referensi pekerjaan bekisting

− PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971

− SII Standard Industri Indonesia

− ACI-301 Specification for Structural Concrete Building

− ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete

− ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

4.3. Penyerahan

Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan jadwal yang telah
disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya
sendiri maupun dari kontraktor lain

− Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)

"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang berpengalaman dalam hal
cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk
ditinjau.

− Data Pabrik

Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada "pengawas yang
ditunjuk" dalam waktu 30 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja, juga harus

PEKERJAAN BETON - 19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

diserahkan instruksi pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-


pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.

− Gambar kerja

Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang, metode dari
kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.

Gambar kerja harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" sekurang-kurangnya empat
minggu hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa. Hanya gambar kerja untuk cetakan
beton ekspose yang perlu persetujuan dari arsitek.

− Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.

4.4. Bahan

Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan penunjang
pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan
terperinci

4.5. Perancangan Perancah

Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor
harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh
"pengawas yang ditunjuk". Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.

4.5.1. Perancangan/Desain

− Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang
bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.

− Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-347.

− Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah, beban-
beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan
untuk penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan
baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa
konsentrasi berlebihan.

4.5.2. Acuan

− Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi
komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat
teknis pelaksanaan.

− Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.

PEKERJAAN BETON - 20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

− Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan mampu
mempertahankan kedudukan dan bentuknya.

− Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang
sudah selesai dikerjakan.

− Jangan memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak dari beton.

4.5.3. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose

− Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian dengan Cat/Smooth


Finish and Painted Finish).

o Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus seragam dan
simetris.

o Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan- pertemuan
bidang, harus disetujui dahulu oleh "pengawas yang ditunjuk" untuk pola sambungannya.

− Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-panel cetakan harus
dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus
dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan
yang berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang sama.

o Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan panel-
panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir halus dari adukan beton
baru ke permukaan campuran beton sebelumnya.

o Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.

4.5.4. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan

− Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven dengan lebar
nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar,
takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.

− Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari papan
haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang
sama tanpa sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut
dan perubahan bidang.

− Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk
mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang plywood
dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.

− Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

PEKERJAAN BETON - 21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

4.5.5. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)

− Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan lain yang
disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak-
tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya.

− Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana beton
diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran

4.5.6. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)

Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil dan
mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan

4.5.7. Jalur Kayu

Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer

4.5.8. Melapis Cetakan

− Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus tanpa urat kayu dan
noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang
merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan
dipakai untuk permukaan beton.

− Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan minyak/gemuk (bahan untuk melepaskan
beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi
perusahaan sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.

4.5.9. Pengikat Cetakan

− Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat, atau model
yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian
sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai
penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.

− Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat kontraktor

− Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis dengan
kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada
permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah
lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat pada gambar atau
seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

4.5.10. Penyisipan Besi

Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan beton
haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan

PEKERJAAN BETON - 22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

− Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.

Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

− Pemasangan langit-langit (ceiling).

Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung langit-langit,


konstruksi penggantung haruslah digalvanise, atau type yang diijinkan oleh "pengawas yang
ditunjuk".

− Pengunci Model Ekor Burung.

Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih baik/tebal, dibentuk
untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.

Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk mengeluarkan
gangguan dari mortar/adukan.

4.5.11. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis penggunaannya, dan
harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan untuk
pengeringan udara (alamiah).

4.5.12. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton

Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton :

− Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan


struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.

− Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur beton bila
tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang selongsong pada
tempat-tempat yang dilewati pipa.

− Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak dibenarkan untuk
menanam saluran listrik di dalam struktur beton.

− Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton
dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera
mengkonsultasikan hal ini dengan "pengawas yang ditunjuk".

− Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya


untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari
"pengawas yang ditunjuk".

PEKERJAAN BETON - 23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

− Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

− Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan


diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.

− Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk
memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.

− Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda/peralatan yang
akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi
dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

4.6. Pelaksanaan
4.6.1. Umum

a. Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya
kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap
pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya
sentuhan yang mungkin ada.

b. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu


sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa
hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan
kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.

c. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk.
Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama
pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan yang
berlebihan sehingga menurut pendapat "pengawas yang ditunjuk" hal ini akan menyebabkan
kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau
dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka "pengawas yang ditunjuk" dapat
memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan
mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup
kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

d. Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail
(termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk
disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut
disetujui.

e. Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung untuk
melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selama

PEKERJAAN BETON - 24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang dan pekerjaan perancah


memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan,
diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah diperkuat seperlunya
untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh.

f. Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran untuk


mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.

g. Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama dimana
diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.

4.6.2. Pemasangan

a. Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari beton
seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings), celah-celah,
pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.

b. Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan
serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.

c. Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab
untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat
dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.

d. Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah
mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti
diperlihatkan lain pada gambar.

e. Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1, Tolerances
for Reinforced Concrete Building.

f. Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton
yang diekspose.

g. Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak
mengalami kerusakan pada permukaan.

h. Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari
balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri.
Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai
dibawahnya bekerja penuh.

i. Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-benar
yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai "plumbness"/kemiringan
lebih atau kurang dari 10 mm.

PEKERJAAN BETON - 25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

4.6.3. Pengikat Cetakan

Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya memegang/menahan
cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.

4.6.4. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)

a. Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya
seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil dan
permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku
untuk batang- batang kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada
permukaan beton dengan suatu cara tertentu.

b. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk
melepaskan.

4.6.5. Chamfers

Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek saja

4.6.6. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)

c. Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang.
Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan
sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan beton yang diperkeras dimana beton
basah akan dicor/dituangkan.

d. Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima
penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan

4.6.7. Pekerjaan Sambungan

a. Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton
ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints.

b. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja.

c. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan


perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran

4.6.8. Pembersihan

a. Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari beton yang
dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada bagian bawah
dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas
pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran
beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan "pengawas
yang ditunjuk".

PEKERJAAN BETON - 26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

b. Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan pada
lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa
persetujuan "pengawas yang ditunjuk".

c. Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan


permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-bagiannya
dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

d. Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose, lokasi
harus disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

e. Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai dengan


metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan selama operasi
pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi,
perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang
berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan bila suatu
perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus menerus
melampaui yang dimungkinkan dari peraturan

f. Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-tulangan,


bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam/merata
dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang
tercantum. Buanglah kelebihan dan jangan ijinkan pelapisan pada tempat dimana beton
ekspose akan dicor.

g. Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada "pengawas yang ditunjuk" setidaknya 24 jam


sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.

4.6.9. Penyisipan dan Perlengkapan

a. Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-


perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan sisipan di dalam beton.

b. Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda. Tempatkan
expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.

4.6.10. Dinding-dinding

a. Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti diperlihatkan
pada gambar-gambar.

b. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-


cetakan untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan.

c. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke


dalam cetakan-cetakan dari dinding.

PEKERJAAN BETON - 27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

d. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-
lantai beton

4.6.11. Waterstops

a. Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih dari 4
(empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan tanah atau air di bawah
lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan
waterstop

b. Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang


sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe waterstop
dapat digunakan produk Sika, Fosroc atau sejenisnya yang setara.

4.6.12. Cetakan untuk Kolom

a. Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada
gambar-gambar.

b. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari semua cetakan- cetakan kolom
untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat
sebelum pengecoran beton.

4.6.13. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok

a. Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan
tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.

b. Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-
dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak dan untuk
mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran
dari beton.

4.7. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)

Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.

a. Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa
menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-bukaan
(reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan
beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan.
Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan
dari desain.

b. Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk


mencegah kerusakan pada bidang kontak.

PEKERJAAN BETON - 28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

c. Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan, topang/tunjang


kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai
dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap tinggal ditempatnya sampai beton
mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan
test silinder dengan biaya kontraktor.

d. Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus balok-balok


dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang sementara
sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari beton basah.

e. Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton dan


selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja. Perancah
harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang mencukupi.

4.8. Pemakaian Ulang Cetakan

a. Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan baik dan
dalam kondisi yang memuaskan bagi "pengawas yang ditunjuk". Cetakan-cetakan yang
tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila
pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk", bagian pembersihan
cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaran-lembaran
yang rusak.

b. Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan
lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang plywood yang
mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada
permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian
permukaan.

c. Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan membersihkan
secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan
pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan yang lepas atau rusak.

d. Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh
perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat hanya boleh
dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang identik.

e. Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada bagian
permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari
plywood yang robek atau lepas seratnya.

f. Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung oleh
struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang
berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah.

PEKERJAAN BETON - 29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

4.9. Hal Lain-lain

a. Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan
dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara
terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.

b. Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut diperlihatkan
pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.

4.10. Pengukuran dan Pembayaran

Kuantitas bekisting diukur berdasarkan jumlah meter persegi terpasang dilapangan, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukan dalam daftar kuantitas harga untuk mata
pembayaran yang terdaftar di bawah ini yang merupakan kompensasi penuh untuk seluruh proses
untuk penyelesaian pekerjaan bekisting termasuk pengadaan pekerja, peralatan, serta pekerjaan
lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti
yang diuraikan dalam gambar dan spesifikasi ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

Bekisting m2

PEKERJAAN BETON - 30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

DEVISI 3

PEKERJAAN PENGECATAN

PASAL 01

PEKERJAAN PENGECATAN

1.1 Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel vernis, sealer sement-emulsion filter dan
pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
b. Pekerjaan finishing duco dilakasanakan sesuai dengan yang tertera pada gambar denga
mennggunakan cat duco kwalitas I.
c. Cat besi menggunakan merk Seiv atau yang setaraf. Untuk cat kayu menggunakan produk SEIV,
AVIAN atau Pinotex, Danapaint atau yang setaraf.
d. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang diencerkan.
e. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan MK/ Direksi.

1.2 Lingkup Pekerjaan


a. Mengecat dengan cat besi/duco semua bidang permukaan besi atau bidang sesuai yang tertera
pada gambar
b. Mengecat dengan cat meni besi semua profil-profil baja yang digunakan sebagai unsur
struktural bangunan.
c. Warna dari semua jenis cat akan ditentukan kemudian oleh Konsultan MK/ Direksi .
1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Permukaan besi/baja/alumunium harus bersih dan bebas dari karat, retak dan kotoran lain.
b. Pembersihan dengan Blat Cleaning adalah cara yang terbaik. Jika kerak (mill scales) dibiarkan
untuk beberapa lama pada permukaannya, maka pembersihan dengan sikat baja atau secara
mekanis boleh juga dipakai.
c. Pengerokan dengan sikat baja hanya dilakukan bila keadaan mendesak, serta disetujui Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
d. Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain. Baja yang sudah
terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan
lain.
e. Bila terjadi kerusakan, Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
kualitas pekerjaan. seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Pemborong.

PEKERJAAN PENGECATAN - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1.4 Pengukuran dan Pembayaran


Kuantitas pengecatan diukur berdasarkan jumlah meter persegi terpasang dilapangan, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukan dalam daftar kuantitas harga untuk mata
pembayaran yang terdaftar di bawah ini yang merupakan kompensasi penuh untuk seluruh proses
untuk penyelesaian pekerjaan pengecatan termasuk pengadaan pekerja, peralatan, serta pekerjaan
lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti
yang diuraikan dalam gambar dan spesifikasi ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

Pengecatan m2

PEKERJAAN PENGECATAN - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

DEVISI 4
PEKERJAAN SANITASI

PASAL 01
PEKERJAAN SANITASI

1.1 Bahan
a. Toilet yang ditunjuk pada gambar menggunakan merk setara Toto
- Kloset duduk CW 600 J
- Paper Holder TX 703 AM
- Jet washer THX 20 NB
- Floordrain type TX 1B
b. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan dipasaran, kecuali bila
ditentukan lain.
c. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan
yang telah di sediakan oleh pabrik.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku ini.

1.2 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pengadaan dan pemasangan Sanitary Fixtures lengkap accessories

1.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum memulai pelaksanaan, Pelaksana wajib membuat Shop Drawing minimal skala 1:5
yang memperlihatkan :
 Hubungan konstruksi dengan dinding dan lantai
 Hubungan dengan pola lantai dan dinding
 Hubungan dengan pemipaan air bersih dan air kotor ( plumbing )
b. Pelaksanaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam pemasangan
sanitair dan pekerjaan pemipaan ( plumbing )
 Pelaksanaan pemasangan sanitair ini harus sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat
terutama dalam hal jarak dan elevasi terhadap pemipaan air bersih dan air kotor.
 Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada tempat-tempat yang
sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur baut yang sesuai.

PEKERJAAN SANITASI GEDUNG - 1


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode pelaksanaan yang


ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja.
 Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari dari benturan-benturan,
serta dalam keadaan terpasang harus benar-benar bersih dari goresan-goresan maupun
kotoran-kotoran.
 Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran dan tiles dilaksanakan.
c. Pengukuran dan Pembayaran
Kuantitas item sesuai jenis pekerjaan diukur berdasarkan jumlah sesuai volume terpasang
dilapangan, akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukan dalam
daftar kuantitas harga untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini yang merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh proses untuk penyelesaian seluruh item pekerjaan
termasuk pengadaan pekerja, peralatan, serta pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti yang diuraikan
dalam gambar dan spesifikasi ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


Kloset duduk CW 600 J Unit
Paper Holder TX 703 AM Buah
Jet washer THX 20 NB Buah
Floordrain type TX 1B Buah

PEKERJAAN SANITASI GEDUNG - 2


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

DEVISI 5
PEKERJAAN SIGNAGE

PASAL 01
PEKERJAAN SIGNAGE

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan signage ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Konsultan MK/Perencana.

1.2. Persyaratan Bahan


a. Stainless Steel
Stainless steel yang digunakan pada signge adalah stainless steel yang mempunyai
ketahanan terhadap korosi (SS 316)

1.3. Pelaksanaan Pekerjaan


1.3.1. Huruf Stainless Steel
Pasang huruf stainless steel sesuai dengan gambar kerja sebaiknya diserahkan kepada tenaga
ahli yang profesional dibidangnya dan disetujui oleh Konsultan MK/Direksi

1.4. Pengukuran Pembayaran


Pengukuran hasil pekerjaan huruf stainless steel adalah jumlah panjang dalam satuan
centimeter yang didasarkan atas realisasi yang terpasang di lapangan yang disetujui
Pemimpin Proyek setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas. Kuantitas panjang dalam satuan
centimeter persegi huruf stainless steel yang terpasang dilapangan merupakan dasar
pengukuran hasil pekerjaan.

1.5. Dasar pembayaran


Kuantitas pekerjaan huruf stainless steel yang diukur menurut ketentuan seperti uraian diatas,
akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukan dalam daftar kuantitas
harga untuk masing-masing mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini yang merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh proses untuk penyelesaian pekerjaan termasuk pengadaan
pekerja, peralatan, dan pengujian serta pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian

PEKERJAAN SIGNAGE - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

pekerjaan yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti yang diuraikan dalam gambar dan
spesifikasi ini.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran

Huruf Stainless Steel cm’

PEKERJAAN SIGNAGE - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

DEVISI 6

PEKERJAAN HARDSCAPE

PASAL 01
PEKERJAAN STREET FURNITURE

1.1. Pekerjaan street furniture meliputi

a. Bench type 1
b. Bench type 2
c. Bench type 3
d. Bench type C
e. Bench type D
f. Totem
g. Signage
h. Lampu tipe A
i. Lampu tipe B
1.2. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan street furniture yang sifatnya fabrikasi Penyedia Jasa diharapkan mengajukan
brosur pekerjaan tersebut dan spesifikasi kepada Konsultan MK/ Direksi.
b. Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap metode pelaksanaan dan
jaminan dari pabrik.
1.3. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pembuatan street furniture harus sesuai gambar kerja.


b. Penyedia Jasa harus membuat shop drawing sebelum memulai pekerjaan dan memberitahu
pada Konsultan MK/ Direksi setiap kali akan memulai pekerjaan untuk dicek terlebih dahulu.
c. Persyaratan pembuatan street furniture masing-masing code harus sesuai dengan gambar
rencana. Dengan hasil akhir betul-betul baik dan disetujui Konsultan MK/ Direksi.
d. Penyedia Jasa sebelumnya harus menunjukkan bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan street furniture dan disetujui Konsultan MK/ Direksi.
e. Penggunaan bahan untuk pembuatan street furniture tidak diperkenankan menggunakan
bahan bekas, semua bahan harus baru.
f. Dalam pembuatan street furniture, Penyedia Jasa harus mengambil ukuran-ukuran yang tepat
dari dalam gambar kerja maupun diukur disesuaikan di lapangan untuk masing – masing
bentuk code street furniture, perubahan ukuran di lapangan yang tidak sesuai, karena tidak

PEKERJAAN STREET FURNITURE - 1


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

dilakukannya pengukuran terlebih dahulu, menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa


sepenuhnya.
g. Street furniture yang dibuat di lapangan harus difinishing sesuai petunjuk Konsultan MK/
Direksi.
h. Street furniture yang memerlukan pekerjaan beton mengacu RKS DEVISI 2 PEKERJAAN
BETON
i. Untuk menjaga kualitas pembuatan street furniture sebaiknya diserahkan kepada tenaga ahli
yang profesional dibidangnya dan disetujui oleh Konsultan MK/ Direksi.
1.4. Pengukuran Dan Pembayaran
Kuantitas pekerjaan street furniture diukur berdasarkan jumlah unit terpasang dilapangan, akan
dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukan dalam daftar kuantitas harga
untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini yang merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh proses untuk penyelesaian pekerjaan street furniture termasuk pengadaan pekerja,
peralatan, serta pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi
ketentuan dari pekerjaan seperti yang diuraikan dalam gambar dan spesifikasi ini.

Nomor dan Nama Mata Material Satuan Pengukuran


Pembayaran
Besi cor
Bench 1 Unit

WPC kayu + rangka hollow


Bench 2 Unit

Plat besi finish efek tembaga + WPC


Bench 3 kayu Unit

Plat besi finish efek tembaga + pipa


Bench C blacksteel 1” fin efek tembaga Unit

“Rak Sepeda” rangka plat besi + WPC


Bench D kayu finish melamic Unit

kayu motif ukir


Totem Unit

Hollow + akrilik
Signage Unit

Armature lampu klasik + tiang lampu batu


Lampu tipe A kali dalam bronjong tinggi 0,7 m Unit

Armature lampu klasik + tiang lampu batu


Lampu tipe B kali dalam bronjong + plat besi cutting Unit
laser tinggi 2,5 m

PEKERJAAN STREET FURNITURE - 2


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

DEVISI 7

PEKERJAAN LANSKAP

BAB I
UMUM

1.1 URAIAN PEKERJAAN


1.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah penanaman Lanskap Embung
Politeknik PU Semarang dengan rincian secara garis besar sebagai berikut:
a. Pekerjaan persiapan lahan tanam dan
b. Pekerjaan penanaman.

1.1.2 Sarana Pekerjaan 



Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor menyediakan:
a. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja yang terampil dan cukup
jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan pengalaman untuk pekerjaan lanskap
dan prasarana bangunan.
b. Bahan-bahan pekerjaan lanskap dan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah
yang cukup dan kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.
1.1.3 Cara Pelaksanaan:

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat-syarat (RKS),
gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas
Lapangan dan Direksi Teknis.
1.2 JENIS DAN MUTU BAHAN
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi lokal dan dalam negeri sesuai dengan
Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpen.
No.: 472/Kop/XII/80, No.: 813/Menpen/1980, No.: 64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember 1980.
1.3 GAMBAR – GAMBAR
RKS ini dilampiri:
a. Gambar Kerja Lanskap
b. Gambar Kerja Pelengkap dan Detil Khusus

1.4 PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan

PEKERJAAN LANSKAP - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya:
a. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
b. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat
pula:
a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Perencana dan sudah disahkan, termasuk juga gambar-
gambar detil yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.

1.5 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak sesuai dengan gambar yang lain,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitu pula apabila
dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.

1.6 JADWAL PELAKSANAAN


1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan kurva bahan/tenaga.
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, paling lambat dalam waktu 15
(lima belas) hari kalender setelah SPPBJ diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, akan disahkan
oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, satu salinan Rencana Kerja

PEKERJAAN LANSKAP - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan
grafik kemajuan (prestasi kerja).
4. Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan
Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

1.7 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal SMK atau sederajat dengan
pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang
memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan.

1.8 TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA


1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak,
kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon di
lokasi kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
2. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan. Bila
terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secar tertulis.

1.9 PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN


1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek,
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan milik pihak ketiga yang ada
di lapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, baik yang telah dipasang maupun yang belum,
menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa

PEKERJAAN LANSKAP - 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

barang- barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-
alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan
ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

1.10 JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan, untuk
mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat bagi
semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan
untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.
4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.

1.11 ALAT-ALAT PELAKSANAAN


Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan olek Kontraktor, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain:
1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.
2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.

1.12 SITUASI DAN UKURAN


a. Pekerjaan tersebut dalam Bab III adalah pekerjaan lanjutan, sesuai dengan gambar.
b. Ukuran – ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan.
c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan luas pekerjaan,
dan hal – hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
d. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
menggagalkan tuntutan.

1.13 SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


a. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan
pada 1.2 dan spesifikasi yang ditentukan dalam RKS serta gambar kerja.
b. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu kepada
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan
persetujuan.
c. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus

PEKERJAAN LANSKAP - 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
terhitung dari jam penolakan.
d. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.

1.14 PEMERIKSAAN PEKERJAAN


1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,
Kontraktor diwajibkan meminta kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan.
2. Kemudian jika Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan telah menyetujui
bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya
permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya diperiksakan dianggap telah disetujui
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan. Hal ini dikecualikan bila
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan meminta perpanjangan waktu.
4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola
Teknis Kegiatan berhak memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi tanggungan
Kontraktor.

1.15 KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEUR


1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat
nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai
topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian
tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.
1.16 PEKERJAAN TAMBAH/KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku
harian oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan serta persetujuan
Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan atas persetujuan Pemberi

PEKERJAAN LANSKAP - 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan bersama-
sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan bersama-sama Kontraktor
dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan
dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.
1.17 DOKUMENTASI
Kontraktor harus menyimpan, menyediakan, dan membuat dokumentasi pekerjaan secara
lengkap, termasuk segala perubahan yang terjadi sejak awal sampai berakhirnya pekerjaan.
a. Dokumen kerja
Kontraktor harus menyimpan dokumen kontrak yang terdiri atas CCO, Addendum Kontrak
dan Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) beserta lampiran-lampirannya.
b. Bahan-bahan
Semua material: sampel tanaman, media tanam, pupuk, obat-obat tanaman, dan material
lain harus memperoleh persetujuan dari Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas. Seluruh
contoh material tersebut harus tetap disimpan di tempat kerja.
c. Foto-foto
Kontraktor harus membuat foto-foto pelaksanaan mulai dari 0% sampai dengan selesai
100 %. Dokumentasi ini merupakan lampiran laporan dan harus sudah diserahkan paling
lambat saat Serah Terima Sementara hasil pekerjaan.
Laporan tersebut diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk mendapatkan
persetujuannya. Persetujuan laporan tersebut akan digunakan sebagai persyaratan untuk
dokumen faktur.

1.18 PEMBAYARAN HASIL PEKERJAAN


Pembayaran diadakan secara proporsional setiap bulannya atas pelaksanaan ketentuan pasal
ini. Biaya-biaya yang timbul atas pelaksanaan ketentuan pada pasal ini harus sudah
diperhitungkan sejak masa penawaran sampai dengan ditandatanganinya kontrak.

PEKERJAAN LANSKAP - 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1 UMUM
Untuk menjamin mutu pekerjaan (seperti ketepatan ukuran, kerapian pelaksanaan pekerjaan),
Kontraktor harus menempatkan tenaga-tenaga yang berkualitas, berpengalaman dan memahami
permasalahan teknis sesuai dengan tugasnya dalam pekerjaan. Tenaga-tenaga tersebut bila
diperlukan, harus melakukan pengukuran, menetapkan titik-titik tetap pada staking out,
melakukan penelitian/pengujian material, menggambar, penyusunan laporan dan dokumentasi
pekerjaan.

2.1.1 Persiapan
a. Kontraktor harus mempelajari gambar-gambar sebelum memulai pengukuran. Kontraktor
dan Konsultan Pengawas bersama-sama mengadakan penyesuaian dan koreksi terhadap
kenyataan di lapangan, terutama pada dimensi pekerjaan, lokasi pekerjaan serta
persesuaian dan kesepakatan atas hal tersebut di atas.
b. Kontraktor harus mempunyai informasi yang jelas tentang letak, lokasi, jenis pekerjaan,
gambar dan ukuran dari yang akan dikerjakan. Hasil pemeriksaan harus diukur dalam
buku ukur standar. Buku tersebut harus dijilid dan tidak berupa lembaran yang terlepas.
c. Kontraktor harus memeriksa letak patok koordinat dan station. Bila diperlukan, Kontraktor
dapat meletakkan pada lokasi yang benar (dipindahkan).
d. Pada tempat-tempat dimana terdapat lokasi pekerjaan, harus dibuat gambar-gambar
kondisi asli (misal profil melintang dari jalan yang asli).

2.1.2 Pengendalian Mutu Bahan


a. Saat Pengadaan
Kontraktor bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan dari suatu material / barang

PEKERJAAN LANSKAP - 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

yang diperlukan dalam pekerjaan ini apakah memenuhi persyaratan mutu, atau melebihi
dari yang disyaratkan.

b. Saat Pelaksanaan
1. Konsultan Pengawas berhak untuk menolak material, barang, pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan minimum yang disyaratkan.
2. Kontraktor bertanggungjawab untuk menyampaikan bukti-bukti yang diperlukan baik
bahan maupun hasil pekerjaan atau kedua-duanya yang diminta oleh Konsultan
Pengawas, atau disyaratkan dalam dokumen kontrak, bahwa bahan atau pekerjaan
tersebut memenuhi atau melampaui persyaratan standar yang diperlukan. Bukti
tersebut harus dalam bentuk tertulis dalam bentuk copy laporan hasil pengujian yang
disahkan.

3. Untuk pengendalian mutu bahan dan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus


menempatkan seorang tenaga teknisi laboratorium yang berpengalaman serta
mampu untuk melaksanakan pengujian, penelitian serta membuat campuran tanah
tanam bila hal tersebut diperlukan. Hasil pengujian, pemeriksaan mutu lapangan dan
rencana campuran harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas.

2.1.3 Pengangkutan
a. Transportasi dan muatan lebih
1. Konsultan Pengawas akan mengatur batas muatan kendaraan yang diizinkan dalam
lingkungan pekerjaannya. Hal tersebut diperlukan demi keamanan terhadap
kerusakan struktur jalan dan jembatan dalam wilayah kerjanya.
2. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan jalan maupun jembatan yang
disebabkan oleh kegiatan transportasi yang dilakukannya. Untuk itu Kontraktor harus
memelihara dan memperbaiki kerusakan tersebut atas beban Kontraktor.
3. Bila menurut pandangan Konsultan Pengawas kegiatan pengangkutan yang
dilakukan oleh Kontraktor akan mengakibatkan kerusakan jalan, maka Pemimpin
Proyek / Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk menggunakan
jalan alternatif. Penggunaan jalan alternatif ini tanpa adanya pembayaran kompensasi
dan Kontraktor tidak mempunyai hak untuk menuntut kompensasi tersebut.
4. Kontraktor harus membuat rencana pengaturan pengangkutan materialdan alat-alat
yang digunakan serta jalur jalan yang akan dilalui. Rencana tersebut harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.

b. Tempat pembuangan material tidak terpakai


1. Kontraktor harus mengatur pembuangan material tidak terpakai (disposal material)

PEKERJAAN LANSKAP - 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

keluar lapangan pekerjaan atas biaya Kontraktor.


2. Kontraktor wajib menjaga dan mengatur kerapihan tempat pembuangan material
(disposal area) tersebut sehingga memuaskan Konsultan Pengawas.

2.1.4 Jadwal / Rencana Kerja


a. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk membuat rencana pelaksanaan pekerjaan serta
pengendalian pekerjaan.

b. Jadwal Keuangan
Jadwal keuangan diperlukan untuk membuat cash flow keuangan untuk penyelesaian
pekerjaan.

c. Analisa Jaring (net work planning) atau Precedence Diagram. Kontraktor wajib membuat
analisa jaring yang memperlihatkan awal mulai (early start) dan akhir penyelesaian
(latest finish) dari masing-masing kegiatan, dan ditunjukkan lintasan kritisnya (critical
path). Kontraktor juga wajib membuat secara terpisah, grafik atau diagram dari program
pelaksanaan pekerjaan kritisnya.

d. Jadwal Lainnya
Apabila diminta oleh Pemimpin Proyek atau Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib
membuat jadwal, gambar, denah (peta), lokasi dan lain-lain informasi yang diperlukan oleh
Pemimpin Proyek atau Konsultan Pengawas.

2.1.5 Pembersihan Lapangan


a. Umum
Kontraktor wajib menjaga kebersihan daerah pekerjaan dari material sisa, sampah, yang
disebabkan oleh pelaksana pekerjaan. Pada saat selesainya pekerjaan, Kontraktor wajib
membongkar material sisa, sampah perkakas, peralatan, dan material yang berlebih, serta
membersihkan seluruh permukaan jalan dan median yang tampak kotor. Sehingga
meninggalkan pekerjaan dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai.

b. Selama Pelaksanaan
Pembersihan harus dilaksanakan untuk menjamin lokasi pekerjaan dipelihara, bebas dari
timbunan material sisa, dan dan kotoran lainnya.
 Material yang kering serta sampah harus dilembabkan dengan air tidak terbawa
angin.

PEKERJAAN LANSKAP - 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Selama pekerjaan, tempat umum, dan tempat kerja harus selalu terjaga
kebersihannya. Material sisa dan sampah harus dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
 Kontraktor harus menyediakan drum penampung untuk mengumpulkan material sisa
dan sampah, kemudian dibuang dari lokasi pekerjaan. Material sisa, kotoran dan
sampah harus dibuang pada tempat penimbunan yang ditunjuk.
 Barang-barang yang disimpan harus disusun secara teratur sehingga mudah untuk
digunakan, tidak mengganggu lalu lintas dan drainase serta menyediakan
perlindungan yang memadai terhadap barang tersebut.
 Kontraktor wajib mengurug kembali seluruh lubang dan galian yang dibuat selama
pekerjaan. Kontraktor harus membuang dan membersihkan sampah serta material
yang sudah tidak dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.

c. Akhir Pelaksanaan
Pada akhir pelaksanaan Kontraktor harus meningggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan
bersih dan siap untuk digunakan oleh Pemilik Proyek.
 Kontraktor harus mengembalikan ke keadaan semula bangunan tempat kerja yang
tidak ditetapkan untuk diubah.
 Sebelum penyelesaian pekerjaan, jalan dan seluruh tempat yang telah digunakan
sehubungan dengan pekerjaan, harus dibersihkan dari sisa material dan sampah.
 Tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan yang rapi, bersih dengan kelandaian
serta ketinggian yang baik. Seluruh sisa perkakas, material, sampah dan kotoran
harus dibawa ke luar dari tempat kerja.
 Kontraktor harus mempekerjakan pekerja yang berpengalaman untuk pembersihan
akhir dan untuk penyiapan penyerahan pekerjaan kepada Pemilik Proyek. Kontraktor
wajib melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan dari kerusakan dan kotoran sebelum
pembersihan akhir.

2.2 KANTOR LAPANGAN, GUDANG DAN NURSERY


2.2.1 Umum
Apabila ditentukan pada Daftar Kuantitas dan Harga, dengan cara menyewa, kontraktor harus
menyediakan, memelihara, membersihkan dan menjaga kantor lapangan sementara, gudang
penyimpanan material, dan penyimpanan tanaman (nursery) selama periode pelaksanaan
pekerjaan. Pada saat selesainya pekerjaan, Kontraktor harus mengembalikan kepada pemiliknya
dalam keadaan minimal seperti sediakala.

2.2.2 Kantor Lapangan dan Gudang Penyimpanan Material


a. Pelaksanaan

PEKERJAAN LANSKAP - 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Apabila kantor lapangan berada di dalam wilayah jalan, Kontraktor harus memperhatikan
dan mentaati peraturan lalu lintas yang berlaku serta melaporkan kepada Permimpin
Proyek sebelum menetapkan lokasi dan melaksanakan pemasangan instalasi / bangunan.
Drainase pada komplek pusat kegiatan tersebut harus berfungsi dengan baik. Kontraktor
harus mengambil tindakan pengamanan yang memadai untuk pencegahan kebakaran
selama periode penanaman maupun periode pemeliharaan.

b. Persyaratan Bangunan
Kantor lapangan harus baik secara struktur, kedap terhadap cuaca, dengan lantai lebih
tinggi dari permukaan tanah. Luas dan dimensi bangunan mencukupi kebutuhan
Kontraktor. Pada saat selesainya pekerjaan, Kontraktor harus membongkar kantor
lapangan / sementara dan gudang sehingga kondisi lokasi kembali seperti semula

c. Perlengkapan dan Utilitas


Seluruh peralatan untuk masa konstruksi dan masa pemeliharaan disediakan oleh
Kontraktor. Kontraktor wajib menyediakan obat-obatan (P3K). Atas biaya sendiri,
Kontraktor harus melaksanakan pemasangan utilitas dan perlengkapan sesuai kebutuhan
Kontraktor.

d. Bila untuk suatu keadaan yang tidak terelakkan, dimana saluran air minum / pembuangan,
aliran listrik dan sebagainya yang sifatnya digunakan oleh umum menjadi terganggu oleh
pekerjaan ini, maka Kontraktor wajib mengusahakan suatu cara penyelesaian sehingga
fasilitas-fasilitas umum tersebut tetap berjalan lancar sebagaimana mestinya.
2.2.3 Nursery
a. Umum
1. Nursery adalah lokasi yang cukup luas berbentuk bidang yang aman. Area ini
digunakan untuk memelihara dan mempersiapkan tanaman sehingga tanaman siap
dipindahkan ke tempat yang benar. Fungsinya termasuk menyimpan semua
peralatan, pupuk dan bahan pembantu pemeliharaan yang berkaitan dengan kegiatan
pertanaman, berbentuk bidang yang aman. Semua tanaman harus diletakkan pada
tempat yang teduh dengan keadaan tanah datar dan bersih.
2. Nursery dibangun oleh kontraktor dengan ukuran 500 m2 dengan persetujuan
konsultan pengawas. Nursery menggunakan konstruksi bambu dan dilengkapi
dengan paranet, instalasi selang penyiraman dan pompa air. Pada nursery juga
terdapat kantor dan gudang kontraktor. Kantor dilengkapi dengan ruang kerja dan
ruang rapat serta penginapan pekerja, sedangkan gudang digunakan untuk
penyimpanan peralatan kerja, peralatan perlindungan/pengaturan lalu lintas dan
material serta bahan lainnya sesuai dengan kebutuhannya dan ketentuan dalam

PEKERJAAN LANSKAP - 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

dokumen kontrak.
3. Peralatan dan bahan yang digunakan kontraktor diperiksa oleh konsultan pengawas,
untuk memastikan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan dalam kontrak. Bahan
dan material berupa pupuk, pestisida dan obat-obatan lainnya dalam keadaan kering
dan bersih. Kekurangan peralatan, bahan dan material harus dilengkapi agar tidak
menghambat pelaksaan pekerjaan dilapangan.
4. Aplikasi Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) seperti Rootane/Atonik dengan dosis 2-3
cc/liter dapat diaplikasikan pada bola akar tanaman pada saat tanaman distok di
Nursery. Selama tanaman disimpan di nursery tetap disiram rutin dan dirawat dengan
baik.
5. Tanaman yang disimpan di nursery diperiksa spesifikasinya oleh Konsultan
Pengawas. Pemeriksaan meliputi tinggi tanaman, diameter batang, kondisi bola akar,
percabangan dan daun serta dipastikan tanaman dalam keadaan instant. Tanaman
juga diperiksa jumlahnya dan selanjutnya diberi label tanaman. Tanaman yang ditolak
harus dikeluarkan dari nursery.
6. Tanaman di nursery disusun dengan rapi dikelompokkan per jenis tanaman dan
dilengkapi dengan ajir bambu utuh agar memudahkan dalam pemeriksaan, teratur
dan nursery dalam kondisi bersih (tidak berantakan).
7. Kontraktor harus mengantisipasi musim kemarau yang ekstrem dengan
menggunakan alcosorb dengan takaran 50-100 gram perpohon. Alcosorb ditanamkan
pada area sekitar akar tanaman. Kontraktor juga dapat memberikan mulsa dari
irisan/cacahan pelepah batang pisang yang atau dapat pula menggunakan tanaman
apu-apu dari empang. Aplikasi mulsa lainnya juga dapat diberikan apabila sudah
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. Antisipasi musim kemarau yang
ekstrem juga dapat dilakukan dengan mengintensifkan atau menambah armada
penyiraman.
8. Aplikasi Pupuk Kandang dengan takaran 5-10 kg per pohon dapat dilaksanakan pada
musim kemarau. Aplikasi pupuk kandang diharapkan dapat membantu penyerapan
air dalam tanah serta memperbaiki stuktur tanah. Pupuk Kandang dari kotoran sapi
dan atau ayam yang sudah matang atau jenis pupuk kandang lainnya yang sudah
mendapat persetujuan konsultan pengawas. Pupuk kandang diaplikasikan pada awal
penanaman dan pada masa perawatan, khususnya pada musim kemarau.
9. Dalam rangka perbaikan struktur tanah, kontraktor dapat melakukan aplikasi
EM4/BOKASHI dengan dosis 3-10 cc/liter. Aplikasi ini ditujukan untuk memperbaiki
struktur tanah dan menguntungkan bagi tanaman. Aplikasi dapat dilaksanakan pada
saat penanaman dan pada masa perawatan. Aplikasi EM4/BOKASHI dilaksanakan
setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
10. Aplikasi pupuk NPK/PHONSKA 15-15-15 dapat diaplikasikan pada masa perawatan

PEKERJAAN LANSKAP - 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

dengan takaran 50-100 gram perpohon. Pemupukan NPK dapat dilaksanakan pada
sore hari dan dipendamkan ke dalam tanah sekitar akar tanaman. Setelah
pemupukan segera dilakukan penyiraman untuk mengoptimalkan fungsi pupuk bagi
tanaman.
11. Pemangkasan tunas air dilakukan khususnya pada pohon seperti Tembusu, Meranti
dan putat agar daun mengumpul pada bagian tajuk tanaman dan tanaman terlihat
ideal, estetik dan proposional.
b. Lokasi
1. Terletak pada area yang cukup datar dan tidak dengan permukaan/lapisan batuan.
2. Mudah dicapai dari jalan
3. Dekat dengan kantor proyek / tidak jauh dari Pos/ gerbang proyek
4. Terdapat / dekat dengan sumber air
Di area nursery harus disediakan cukup air untuk penyiraman. Sumber air dari sumur
atau air sungai yang mutunya memenuhi syarat. Semua tanaman yang berada di
nursery harus disiram 2 (dua) kali sehari pada pagi dan sore hari.
5. Seluruh area nursery harus bebas dari genangan air / banjir.
c. Persyaratan
1. Harus memiliki keteduhan dengan cara:
 Menggunakan pelindung paranet dengan kerapatan 50 %
 Tiang penyangga dari bambu diameter 8 – 10 cm, tinggi 3 m dari permukaan
tanah, dipancang tegak lurus ke dalam tanah, dengan perkuatan dibuat pada
setiap sambungan
2. Luas cukup memadai
3. Maksimalisasi penggunaan material sehingga menghasilkan modul yang maksimal
(misal: memperhitungkan ukuran paranet, bambu yang ada di pasaran)
4. Harus mempunyai sirkulasi udara yang baik.

d. Fasilitas Perlengkapan Utilitas


1. Sumur / sungai sebagai sumber air
Untuk menjaga ketersediaan air, maka di lokasi nursery harus disediakan bak
penampung air sebagai berikut:
 Bak penampung air terbuat dari bahan fiberglass dengan kapasitas 1000 - 3000
liter, dilengkapi dengan pompa dan selang untuk penyiraman.
 Bak penampung air ditanam dalam tanah, agar memudahkan pengisian dan
pengambilan air saat penyiraman.
2. Generator sebagai sumber listrik
3. Rumah jaga

PEKERJAAN LANSKAP - 13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

4. Penyimpanan pupuk & peralatan.


Untuk menunjang kegiatan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan gudang /
bedeng di area nursery yang dapat digunakan untuk menyimpan alat-alat, pupuk dan
lain-lain.
5. Petugas harus disediakan sebuah tempat peturasan yang memenuhi syarat
kesehatan.
Kontraktor bertanggungjawab atas keamanan wilayah nursery selama proyek
berlangsung dan masa pemeliharaan.

2.2.4 Pengukuran Hasil Pekerjaan


Pengukuran hasil pekerjaan kantor lapangan dan gudang didasarkan atas realisasi yang telah
disetujui Konsultan Pengawas. Penetapan nilai prestasi sesuai daftar kuantitas dan harga
adalah merupakan dasar pengukuran hasil kerja. Pembayaran untuk pekerjaan menurut pasal ini
sebagaimana ditentukan dalam pasal SL 1.6 Mobilisasi.

2.3 PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN DARI KONTRAKTOR


a. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya kepada
Konsultan Pengawas tentang tempat-tempat asal material yang didatangkan ke lokasi
untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Konsultan Pengawas. Penyerahan harus dalam jangka waktu yang cukup sebelum
dimulainya pelaksanaan bagian pekerjaan tersebut. Agar Konsultan Pengawas
mempunyai waktu yang cukup apabila diperlukan mengadakan penelitian dan pengujian
terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

2.4 PENGATURAN DAN PENGAMANAN LALU LINTAS


2.4.1 Umum
a. Agar lalu lintas tetap berjalan lancar dan aman, Kontraktor harus mengusahakan dan
memelihara pada tempat-tempat yang tepat di dalam maupun di sekeliling daerah
pekerjaan: tanda-tanda lalu lintas, lampu-lampu, papan-papan peringatan, rintangan-
rintangan dan perlengkapan lainnya yang perlu sesuai dengan petunjuk Pemimpin Proyek
/ Konsultan Pengawas untuk mengarahkan dan keselamatan lalu lintas.
b. Pengaturan lalu lintas pada jalan (yang tidak disediakan jalur pemisah /median) di mana
pekerjaan sedang dikerjakan, harus dilaksanakan untuk panjang tertentu dan lebar jalur
paling sedikit 3,50 m pada bagian atau badan jalan. Pengaturan menggunakan rubber
cone dan sarana pengatur lalu lintas lainnya yang diperlukan sesuai dengan gambar.

PEKERJAAN LANSKAP - 14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

c. Pengaturan lalu lintas pada jalan (dengan jalur pemisah/median) harus dilaksanakan
untuk panjang tertentu dan menyediakan sarana pemisah jalur berupa rubber cone dan
sarana pengatur lalu-lintas lainnya sesuai dengan gambar.
d. Kontraktor harus selalu mengusahakan agar hambatan-hambatan, kesulitan-kesulitan dan
kelambatan-kelambatan lalu lintas dihindari.
Bila diperlukan, Konsultan Pengawas menghendaki, Kontraktor harus menyediakan
tenaga / pekerja untuk memastikan kontrol dan mengelola lalu lintas baik penggunaan
seketika maupun sepanjang pekerjaan

2.4.2 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sarana
Kontraktor harus menyediakan sarana pengatur lalu lintas sebagaimana disebutkan dalam
gambar dan Daftar Kuantitas dan Harga. serta memelihara dan membongkar setelah
pekerjaan selesai. Pada akhir periode konstruksi, sarana pengatur lalu lintas tersebut
menjadi milik Kontraktor.
b. Pelaksanaan pengaturan lalu lintas
Pengaturan lalu lintas (traffic management) dilakukan selama periode konstruksi, untuk
kenyamanan dan keamanan pemakai jalan.
Pengaturan dan penempatan sarana pengatur lalu lintas harus mengikuti prosedur /
ketentuan Pemimpin Proyek. Pelaksanaan pengaturan lalu lintas tersebut, harus
dikoordinasikan dengan pihak Pemimpin Proyek.
c. Perlengkapan
Untuk melindungi pekerjaan, Kontraktor harus memasang rambu-rambu dan alat-alat
pengaman lalu-lintas yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, agar terjamin kelancaran
serta keamanan lalu-lintas di jalur pekerjaan tersebut.
d. Tenaga Pengatur
Tenaga pengatur lalu lintas harus ditempatkan pada area kerja yang terganggu
kelancaran lalu-lintasnya. Petugas ini mengatur dan mengelola kelancaran dan
keamananan lalu-lintas tetap terjamin dan kegiatan pekerjaan tidak terganggu.

2.4.3 Pengukuran Hasil Pekerjaan


Pengukuran terhadap pengaturan dan pengamanan lalu-lintas didasarkan atas realisasi di
lapangan sebagai sarana pengganti lalulintas, dengan syarat bahwa pelaksanaan pengaturan
dan penanganan lalu-lintas itu menenuhi ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal di atas.

2.4.4 Dasar Pembayaran


Pembayaran atas prestasi pekerjaan di atas, dibayar sesuai dengan harga borongan yang telah
disepakati dengan tahapan pembayaran sebesar jumlah biaya keseluruhan dibagi dengan jumlah

PEKERJAAN LANSKAP - 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

bulan untuk setiap kali permohonan pembayaran. Jumlah pembayaran terdapat pada Daftar
Kuantitas dan Harga untuk pekerjaan Pengaturan dan Pengamanan lalulintas.

Pembayaran berdasarkan mata pembayaran ini harus sudah mencakup biaya Kontraktor untuk
upaya memenuhi kewajibannya dalam Pasal ini beserta butir-butir pembayaran lain yang
diuraikan dalam Spesifikasi Khusus yang dinyatakan tercakup dalam pembayaran dalam Pasal
ini.

Harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk tenaga, material, peralatan dan
hal-hal lain yang perlu dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan sebaik-baiknya.

Apabila ternyata kebutuhan sarana pengatur lalu lintas tidak sesuai dengan ketentuan yang ada
(kebutuhan nyata di lapangan kurang), maka Kontraktor wajib memenuhi kekurangan tersebut
tanpa adanya tambahan biaya.

Bila Kontraktor gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini, maka Pemimpin Proyek / Konsultan
Pengawas melalui pihak lain dapat mengambil alih pekerjaan ini untuk pelaksanaannya, dan
kepada Kontraktor akan ditagihkan seluruh biaya pelaksanaannya ditambah 10 % dari seluruh
biaya tadi.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


Pemeliharaan dan Perlindungan
1.5 Lump sum
Lalulintas

Pembayaran akan dilakukan dalam 3 (tiga) kali angsuran, sebagai berikut:


- 25 % (dua puluh lima persen) pada Sertifikat Bulanan Pertama
- 50 % (lima puluh persen) pada Sertfikat Bulanan dengan angsuran yang sesuai dengan
harga pekerjaan yang telah dikerjakan
- 25 % (dua puluh lima persen) pada Sertifikat Akhir.

2.5 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


2.5.1 Umum
a. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi yang dimaksudkan dalam kontrak ini ialah
pekerjaan mobilisasi kantor, gudang, nursery dan peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini. Pekerjaan mobilisasi ini mencakup pula pekerjaan demobilisasi
(pembongkaran/pemulangan/pengiriman kembali), bila kontrak telah berakhir dan atau

PEKERJAAN LANSKAP - 16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

peralatan tidak diperlukan lagi


b. Ukuran, bentuk, kapasitas dan hasil produksi peralatan hendaknya disesuaikan dengan
jenis, macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dalam mengajukan
penawaran dan atau dalam kontrak, Kontraktor harus membuat rincian peralatan, yang
akan dimobilisasi dan demobilisasi.
c. Kontraktor diperbolehkan untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki susunan alat-
alat, perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut tanpa mempengaruhi biaya. Dengan
syarat Konsultan Pengawas tidak berkeberatan untuk setiap waktu dalam masa
pelaksanaan tersebut.
d. Biaya mobilisasi dan demobilisasi tersebut harus termasuk biaya pembongkaran alat-alat,
perlengkapan, instalasi-instalasi itu sedemikian rupa sehingga bekas tempat alat-alat,
perlengkapan, dan instalasi-instalasi tersebut kembali seperti semula.

2.5.2 Program Mobilisasi


a. Persiapan
Segera setelah surat perintah kerja diterbitkan oleh Pemberi Tugas, Kontraktor harus
segera membahas rencana pelaksanaan mobilisasi bersama Pemimpin Proyek dan
Konsultan Pengawas. Pembahasan ini mencakup semua hal dan rencana lengkap. Hasil
pembahasan ini kemudian dikoordinasikan dengan pekerjaan lain yang menyangkut
pekerjaan struktur, mekanikal, elektrikal. Terutama dalam melakukan pekerjaan
pembentukan tanah dan penyelesaian tanah agar tidak terjadi kesalahan, pembongkaran,
pengrusakan yang tidak diinginkan terhadap pekerjaan yang lain yang telah selesai
dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.
Pada saat pembahasan, Kontraktor harus sudah mempersiapkan secara tertulis semua
persiapan untuk mobilisasi, serta pelaksanaan pekerjaan. Semua saran atau ketetapan
hasil pembahasan tersebut, harus diserahkan kembali dalam waktu 7 hari setelah tanggal
pembahasan tersebut.

b. Rencana Mobilisasi
Rencana mobilisasi harus dilengkapi dengan:
- lokasi pusat-pusat kegiatan seperti: kantor, tempat-tempat penyimpanan bahan,
nursery disertai denahnya.
- Rencana pengangkutan alat dari dan kemana, jadwal pengiriman serta tahapan
menurut prioritasnya, cara pengiriman dan sebagainya.
- Perubahan yang terjadi, yang menyimpang dari hasil pembahasan, harus dilaporkan
dan mendapat persetujuan Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas.

c. Periode Mobilisasi

PEKERJAAN LANSKAP - 17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan program mobilisasi kepada Pemimpin Proyek


dan Konsultan Pengawas untuk diketahui dan disetujui.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, semua peralatan yang diperlukan harus sudah berada di
lapangan. Peralatan harus dalam kondisi baik dan siap pakai.

2.5.3 Pengukuran Hasil Pekerjaan


Pengukuran hasil pekerjaan mobilisasi didasarkan atas realisasi di lapangan yang disetujui
Pemimpin Proyek setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
Peralatan dan lain-lain yang tercantum pada rincian Daftar Kuantitas dan Harga yang ternyata
tidak dimobilisasi tidak akan dibayarkan.
Penetapan nilai prestasi pembayaran mobilisasi dan demobilisasi sebagaimana telah disepakati
dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan dasar pengukuran hasil kerja mobilisasi dan
demobilisasi.

2.5.4 Dasar Pembayaran


Pembayaran-pembayaran dalam Pasal ini akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali angsuran untuk
setiap mata pembayaran sebagai berikut:
- 30 % (tiga puluh persen) setelah selesai kantor, ruang laboratorium, gudang tempat
penyimpanan bahan dan fasilitas lainnya untuk kepentingan kontraktor
- 50 % (lima puluh persen) setelah pelaksanaan pekerjaan mencapai kemajuan 75 %
- 20 % (dua puluh persen) pada Sertifikat Akhir setelah selesainya seluruh pembersihan dan
pemulihan tempat kerja sebagaimana mestinya.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


1.6 Mobilisasi Lump sum

2.6 PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA


Kontraktor harus mengusahakan, atas tanggungannya, langkah-langkah dan peralatan yang
perlu untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak oleh cuaca.

2.7 PENGUKURAN ATAS PEKERJAAN LEBIH


a. Pada keadaan dimana Kontraktor diperkirakan akan mengerjakan pekerjaan lebih, baik
dalan bentuk pekerjaan maupun material, dan dikehendaki untuk mendapat pembayaran,
maka sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai, kontraktor harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pemimpin Proyek setelah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.

PEKERJAAN LANSKAP - 18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

b. Pengukuran hasil pekerjaan lebih tersebut harus dikerjakan, dicatat dan diperiksa oleh
Konsultan Pengawas serta disetujui oleh Pemimpin Proyek pada saat pekerjaan tersebut
selesai dilaksanakan. Pengukuran yang dilakukan oleh Kontraktor tidak akan dianggap sah.
c. Pemimpin Proyek dan Konsultan Pengawas akan membuat catatan tentang pelaksanaan
pekerjaan lebih tersebut, dan dicocokkan dengan catatan Kontraktor. Catatan untuk
menyelesaikan pekerjaan lebih tersebut meskipun telah disetujui, tidak akan membuat
Pemimpin Proyek terikat dalam menentukan nilai pekerjaan lebih. Nilai pekerjaan lebih
tersebut ditentukan dengan hasil pengukuran yang dilakukan sesuai dengan ketentuan di
atas.

2.8 GAMBAR RENCANA


a. Gambar Rencana merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Kontrak.
Harus disadari bahwa revisi-revisi pada gambar perencanaan dan detail-detail gambar
mungkin akan diadakan dalam masa pelaksanaan.
b. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi. Kontraktor tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-
kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan dan isi
spesifikasi pekerjaan.
c. Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan gambar-gambar
rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi. Dimana
dimensi-dimensi dalam gambar dapat dihitung dengan teliti, tidak dibenarkan untuk
menganggap bahwa gambar-gambar tersebut dibuat pada skala yang benar. Ada
kemungkinan bahwa rencana gambar yang muncul berbeda dengan kondisi yang ada.
Oleh karena itu, pengukuran lain harus diambil atau memberikan soft file untuk
memfasilitasi pekerjaan di lapangan.
d. Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana yang ada akan ditentukan
selanjutnya oleh Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas dan akan disampaikan kepada
Kontraktor secara tertulis. Kondisi hasil pekerjaan yang telah selesai harus sesuai dengan
kedataran, kemiringan, bentuk penampang dan dimensi seperti yang tercantum dalam
gambar rencana, kecuali bila Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas menentukan lain.

2.9 GAMBAR KERJA (SHOP DRAWINGS)


2.9.1 Umum
Pekerjaan ini meliputi pengukuran, penggambaran, penggandaan atas pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawings) tersebut untuk
menyediakan informasi seluruh aspek dari pekerjaan, baik yang tampak maupun yang tidak,
untuk memungkinkan pengendalian pelaksanaan oleh Pemimpin Proyek/Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN LANSKAP - 19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.9.2 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Kontraktor harus melakukan pengukuran dan penggambaran atas kondisi lapangan
pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan. Gambar Kerja (shop drawings) tersebut harus
sudah disampaikan kepada Konsultan Pengawas untuk dievaluasi dan ditelaah ulang
untuk mendapat persetujuannya. Konsultan Pengawas akan memberikan rekomendasi
atas Gambar Kerja tersebut.
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja tersebut di atas kertas ukuran A-1 atau ukuran
yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Gambar-gambar kerja yang diserahkan
kepada Konsultan Pengawas dengan tembusan kepada Pemimpin Proyek cukup copy
dari Asli yang telah disetujui. Gambar Kerja tersebut harus memuat garis-garis
penampang akhir dan rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2.9.3 Pengukuran Hasil Pekerjaan dan Dasar Pembayaran


Tidak diadakan pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini. Biaya-biaya yang
mungkin timbul atas pelaksanaan tersebut harus sudah diperhitungkan sejak penawaran sampai
dengan pelaksanaan kontrak oleh Kontraktor.
Apabila Kontraktor lalai untuk melaksanakan ketentuan pada pasal ini dimana pekerjaan tersebut
dinilai memerlukan shop drawings, maka Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas dapat
menghentikan pekerjaan yang sedang/akan dilaksanakan sampai dengan ketentuan pasal ini
dipenuhi.

2.10 AS BUILT DRAWINGS (GAMBAR TERLAKSANA/TERPASANG)


2.10.1 Umum
Pekerjaan ini meliputi pengukuran dan penggambaran atas pekerjaan yang benar-benar
dilaksanakan. Kontraktor harus membuat gambar hasil pelaksanaan (as built drawings) untuk
menyediakan informasi yang berdasarkan fakta perihal seluruh aspek dari pekerjaan, baik yang
tampak maupun yang tidak, untuk memungkinkan modifikasi dimasa mendatang.

2.10.2 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Kontraktor harus melakukan pengukuran dan penggambaran atas kondisi lapangan
pekerjaan sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan yang nyata-nyata dilaksanakan.

b. Gambar terlaksana / terpasang (as built drawings) harus mendapat persetujuan dari
Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas. Seluruh gambar terlaksana tersebut harus
sudah disampaikan kepada Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas pada saat proses
serah terima sementara hasil pekerjaan.

PEKERJAAN LANSKAP - 20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

c. Kontraktor harus membuat gambar hasil pelaksanaan di atas kertas ukuran A-1 atau
ukuran yang lain sesuai perintah Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas. Gambar hasil
pelaksanaan pekerjaan penananam pohon terdiri dari gambar denah tanaman yang
menunjukkan juga jenis tanaman dan jumlahnya.

d. Gambar-gambar hasil pelaksanaan yang diserahkan kepada Pemimpin Proyek /Konsultan


Pengawas adalah Asli yang telah disetujui. Gambar hasil pelaksanaan tidak dijilid disertai
3 (tiga) cetak (copy) dari masing-masing gambar yang diberi sampul dan dijilid, serta CD
ROM yang berisi soft copy seluruh file gambar-gambar tersebut dalam format AutoCAD.

e. Seluruh data dalam gambar terlaksana harus benar-benar akurat dan lengkap dengan
rincian sesungguhnya seperti:
- Perubahan yang dibuat oleh "Change Order" atau Perintah Lapangan
- Rincian yang tidak ada pada kontrak yang semula
- Dimensi tanaman dan dibedakan sesuai jenis tanamannya
Gambar hasil pelaksanaan ini harus disetujui oleh Pemimpin Proyek / Konsultan
Pengawas.

f. Biaya pengukuran dan penggambaran termasuk tenaga dan peralatan agar


diperhitungkan pada pekerjaan asli as built drawings, sedangkan copy (penggandaan) dan
penjilidan dihitung terpisah.

2.10.3 Pengukuran Pekerjaan


Pengukuran terhadap pekerjaan as built drawings, didasarkan atas lembar asli dan lembar
copy serta penyelesaian seluruh gambar hasil pelaksanaan dengan syarat harus memenuhi
ketentuan serta telah disetujui Pemimpin Proyek/ Konsultan Pengawas.

2.10.4 Dasar Pembayaran


Tidak diadakan pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini. Biaya-biaya yang
mungkin timbul atas pelaksanaan ketentuan pada pasal ini harus sudah diperhitungkan sejak
penawaran sampai dengan pelaksanaan kontrak oleh Kontraktor.

Bila Kontraktor gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini, maka Pemimpin Proyek / Konsultan
Pengawas melalui pihak lain dapat mengambil alih pekerjaan ini untuk dilaksanakannya, dan
kepada kontraktor akan ditagihkan seluruh biaya pelaksanaannya ditambah 50 % dari seluruh
biaya tadi.

PEKERJAAN LANSKAP - 21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAB III
PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH

3.1. PEKERJAAN PERSIAPAN TANAH


a. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran / pemindahan / pembersihan di area
kerja dari benda / bekas bangunan / struktur bangunan yang tidak berguna lagi, yang dapat
mengganggu terlaksananya kelancaran kerja di tempat tersebut dan dibuang keluar proyek.
b. Pohon / semak / rerumputan yang tidak diperlukan lagi di area kerja harus disingkirkan
berikut pokok dan akar-akarnya. Sampah-sampah tanaman / kotoran-kotoran tanaman
merupakan tanggung jawab Kontraktor untuk pembersihannya.

3.2. PEMBENTUKAN DAN PENYELESAIAN TANAH


a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan galian, urugan tanah, perataan tanah. Tanah yang
dipergunakan adalah tanah subur / top soil yang bebas dari kotoran / akar- akar pohon.
b. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk / rencana grading, kemiringan /
kontur / peil yang tertera dalam gambar rencana lanskap.
c. Pekerjaan pananaman memerlukan pengurugan tanah yang mengandung bahan organis.

3.3. PEMBERSIHAN LAHAN


a. Lahan yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun yang telah selesai
digarap harus dibersihkan dari bekas tanah galian dan bahan bangunan.
b. Lahan yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman harus benar-benar dibersihkan dari
batu, kerikil, adukan, kapur, dan berbagai material bekas bangunan, plastik, dan bahan-
bahan organis. Bahan-bahan tersebut dibuang keluar dari lokasi proyek. Tanah untuk
urugan, pelapisan tanah (top soil) adalah tanah subur dan gembur.
c. Jenis tanaman yang ada pada lokasi pekerjaan dan tidak termasuk dalam rencana /
rancangan tapak harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan dengan cara ditebang / dicabut /
dipotong dan sebagainya.

3.4. PENGUKURAN DAN PEMATOKAN LOKASI TANAM


Semua titik lokasi penanaman pohon harus diberi tanda dengan patok-patok yang diberi cat sesuai
tanaman yang tertera pada Gambar Rencana. Titik lokasi penanaman perdu terluar sebagai batas
kelompok tanaman yang sejenis harus diberi tanda untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Pematokan harus dilaksanakan dengan benar dan tepat pada saat pengukurannya.
Apabila terjadi ketidak sesuaian pada kondisi lapangan, agar dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk menentukan lokasi patok yang disetujui.

PEKERJAAN LANSKAP - 22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3.5. PEKERJAAN PADA TANAH SUBUR


3.5.1. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk memperoleh hasil yang baik.
 Pekerjaan tanah subur ini dilakukan untuk semua area penanaman, termasuk area
penanaman di antara concrete barrier pada median jalan.
 Khusus untuk penanaman perdu dalam area concrete barrier dilakukan pengerukan tanah
sedalam 40 cm dari permukaan concrete barrier. Area pengerukan kemudian diisi kembali
dengan campuran tanah subur dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 sampai 10
cm di bawah permukaan bibir concrete barrier (setelah tanah disiram air).
 Khusus untuk penanaman rumput di dalam area concrete barrier, tanah ditambah pupuk
kandang setebal 5 cm yang kemudian diaduk dengan tanah urug yang ada.
 Khusus untuk penanaman pohon, tanah digali dengan ukuran 1m x 1 m x 1m dan atau
lebih kecil dari itu dengan persetujuan Consultan Pengawas. Tanah tersebut dicampur
dengan pupuk kandang untuk digunakan sebagai tanah subur / media tanam.

3.5.2. Persyaratan Bahan


 Tanah yang digunakan harus terdiri dari tanah gembur, tidak berbatu atau tidak terdapat
puing-puing bekas bangunan, tidak ada sampah dan rumput/ tanaman liar.
 Tanah yang digunakan harus bebas dari bibit hama, kutu maupun rayap.
 Digunakan pupuk kandang yang bermutu baik yang telah melalui masa penimbunan selama
minimum 6 bulan, sebagai campuran tanah gembur dengan perbandingan 2 : 1 (tanah :
pupuk), atau campuran tanah humus.
 Air siraman digunakan air tawar yang tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-
bahan organis lainnya.
 Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dan atau Pemimpin Proyek dapat meminta
kepada Kontraktor, untuk memeriksakan air ke Laboratorium Pemeriksaan Bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di atas
dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan atau Pemimpin Proyek

3.5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


 Tanah dan pupuk kandang yang digunakan, harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dan atau Pemimpin Proyek.
 Campuran tanah dan pupuk kandang harus merata, warna dan campurannya.
 Lapisan tanah subur harus sama ketebalannya sesuai yang disyaratkan dalam detail
gambar, diratakan dan disiram air.

PEKERJAAN LANSKAP - 23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Tebal lapisan tanah subur / topsoil, termasuk dalam area concrete barrier minimum 30 cm
atau sesuai dengan gambar.
 Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan dari pihak
Konsultan Pengawas dan atau Pemimpin Proyek.

3.6. PENGOLAHAN TANAH / PENINGKATAN PH TANAH


 Untuk meningkatkan pH menjadi netral perlu ditambahkan kapur / Dolomot, jumlah kapur
yang dibutuhkan tergantung dari masing-masing tingkat keasaman area tersebut.
 Untuk hasil yang terbaik dari proses pengkapuran memerlukan waktu dua minggu sebelum
waktu penanaman. Pengkapuran dilakukan dengan mencampurkan tanah subur, pupuk
kandang matang dan 1 (satu) sendok makan Dolomit secara merata untuk setiap 1 lubang
pohon.
 Untuk penanaman yang sudah selesai, pemberian kapur dapat diberikan dengan
mencampur kapur dengan tanah pada permukaan (ditabur merata) dengan dosis 300 kg/1
ha.
 Untuk tanaman semak/perdu dan rumput, ditebarkan menyeluruh dan merata pada
permukaan tanah. Setelah dilakukan penebaran kapur/Dolomit, harus dilakukan
pencangkulan secara merata diseluruh area, agar terjadi proses yang optimal.

3.7. PEMUPUKAN
Untuk meningkatkan unsur mikro dan makro yang dikandung tanah, pupuk kandang yang telah
matang harus dicampur dengan Bokasi/EM 4 serta dapat pula ditambahkan Furadin.

3.8. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN DAN DASAR PEMBAYARAN


Tidak diadakan pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini.
Pengukuran hasil pekerjaan tersebut akan dibayar menurut Pasal SL.2.08. Harga Satuan dan
Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan yang sesuai dengan
Gambar, Spesifikasi dan Instruksi Konsultan Pengawas.
Biaya-biaya yang mungkin timbul atas pelaksanaan ketentuan pada pasal ini harus sudah
diperhitungkan sejak penawaran sampai dengan pelaksanaan kontrak oleh Kontraktor.
Apabila ternyata Kontraktor lalai untuk melaksanakan ketentuan pada pasal ini, padahal pekerjaan
tersebut dinilai sangat diperlukan, maka Konsultan Pengawas dapat menghentikan pekerjaan
yang sedang/akan dilaksanakan sampai dengan ketentuan pasal ini dipenuhi.

PEKERJAAN LANSKAP - 24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAB IV
PEKERJAAN PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN

4.1. PENGOLAHAN LAHAN DAN GALIAN LUBANG


1. Pengolahan lahan untuk penanaman pohon dan semak terdiri dari penggalian lubang tanam,
mengisi kembali dengan tanah yang subur dan mencampur / mengaduk top soil dengan
bahan organik sampai rata adukannya.
2. Perlu diperhatikan dalam membuat lubang tanaman adalah lapisan tanah top soil dan sub
soil.
3. Ukuran lubang minimal harus lebih besar dari bola akar (root ball) masing-masing tanaman,
untuk itu perlu diketahui spesifikasi bola akar masing-masing tanaman.
4. Lubang tanaman dibiarkan selama 1 (satu) minggu, kemudian diisi kembali dengan top soil
dan pupuk kandang yang matang (terdekomposisi) dengan perbandingan 2:1.

4.2. KRITERIA DAN KUALITAS TANAMAN


a. Tanaman yang akan ditanam harus berasal dari pembibitan (tampungan), dengan kualitas
yang baik dan dalam kondisi telah tumbuh.
b. Seluruh pohon dan tanaman yang diambil dari nursery / supplier tanaman perlu
diadaptasikan (aklimatisasi) dengan lingkungannya dengan cara menempatkan pada nursery
di lapangan.
c. Tanaman yang akan ditanam harus sesuai ukuran dan species sesuai dengan yang
tercantum dalam spesifikasi. Sebelum ditanam, tanaman harus diperiksa oleh Konsultan
Pengawas yang akan memberi persetujuan atau penolakan. Tanaman yang sudah OK dapat
diberi labelnya.
d. Penggantian spesies / jenis tanaman tidak diijinkan terkecuali bila dapat dibuktikan bahwa
spesies yang diminta tersebut tidak tersedia di pasaran. Permohonan penggantian tanaman
harus secara tertulis kepada Pemimpin Proyek melalui Konsultan Pengawas.
e. Kriteria kualitas tanaman.
1. Tanaman semak
 Tanaman semak adalah tanaman yang tidak mengandung zat kayu
 Tanaman semak yang akan ditanam adalah tanaman tampungan yang siap untuk
ditanam
 Tinggi tanaman  30 – 75 cm
 Kondisi tanaman baik, daun tidak layu dan kering.
 Struktur perakaran baik, tidak terserang hama dan penyakit baik daun maupun
akarnya

PEKERJAAN LANSKAP - 25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

 Mudah dalam pemeliharaan


2. Tanaman pohon
 Tanaman pohon yang akan ditanam adalah tanaman tampungan yang siap untuk
ditanam (instant trees)
 Tinggi tanaman  150 - 400 cm (lihat lampiran Spesifikasi tanaman).
 Kondisi tanaman baik, daun tidak layu dan kering.
 Struktur perakaran baik, tidak terserang hama dan penyakit baik daun maupun
akarnya
 Batang tanaman kuat dan tidak mudah patah
 Daun tidak mudah rontok
 Bunga yang berkembang dalam keadaan segar, tidak layu dan kering.

4.3. PENGADAAN BIBIT TANAMAN DARI NURSERY


a. Pada saat pengiriman tanaman harus benar-benar terlindung dan tertutup untuk mencegah
kerusakan tanaman selama pengiriman. Tanaman tidak boleh diikat dengan tali atau kawat
yang dapat mengakibatkan batang / cabangnya rusak dan patah. Untuk mencegah kerusakan
perakarannya, tanaman yang akan ditanam harus dalam polybag / pot.

b. Polybag adalah kantong plastik dengan bentuk khusus untuk membungkus akar dan ujung
bagian bawah tanaman beserta tanah yang melekat padanya. Tanaman yang dimaksudkan
adalah pohon atau perdu yang sedang dalam proses pemindahan untuk menuju penanaman
akhir. Bahan plastik tersebut tidak mudah hancur baik di atas atau di dalam tanah. Walaupun
ketebalan bahan polybag dapat ditembus oleh pertumbuhan akar pohon di dalam tanah,
tetapi akar perdu tidak cukup kuat menembusnya. Polybag memiliki ciri-ciri berupa kantong
berlubang yang memungkinkan air berlebihan di dalamnya dapat keluar sehingga akar tidak
membusuk. Polybag memiliki berbagai ukuran. Ukuran polybag yang dipergunakan dipilih
sesuai dengan ukuran besarnya akar dan tanah yang dibutuhkannya. Saat penanaman
tanaman di lapangan maka polybagnya dibuka/dicopot.

c. Bibit tanaman sampai di tempat penampungan (nursery) senantiasa harus dalam keadaan
sehat mulai dari akar, batang dan daun. Pemilihan tanaman harus rata keadaannya baik
tinggi tajuk maupun lebar tajuk. Semua jenis tanaman yang akan dipilih harus sesuai dengan
ukuran yang diberikan dalam daftar kuantitas.

d. Daftar Tanaman:

No Nama Lokal Nama Latin Spesifikasi Tanaman

PEKERJAAN LANSKAP - 26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1 Ketapang Kencana Terminalia mantaly T 3m, dia btg 0,06-0,08 m


2 Liang Liu Salix babylonica T 3m, dia btg 0,02-0,04 m
3 Sikat Botol Calisstemon T 3m, dia btg 0,02-0,04 m
4 Tabebuia Tabebuia crysantha T 3m, dia btg 0,06-0,08 m
5 Alang-alang Merah Pennisettum setaceum T 0.3m, dia tajuk 0.2m
6 Alang-alang Putih Pennisettum purpureum T 0.3m, dia tajuk 0.2m
7 Bunga Air Mancur Hymenocalis litoralis T 0.3m, dia tajuk 0.2m
Axonophus compressus
Rumput gajah mini
8 dwarf T.oa=0.05

Yang menjadi pedoman dalam penentuan jenis tanaman adalah nama latin atau botani dari
tanaman tersebut.

e. Dalam nursery, pohon yang dinyatakan sehat/baik dan memenuhi syarat diberi keterangan
tertulis yang diikatkan secara longgar pada masing-masing batang tanaman. Keterangan
menyebutkan jenis tanaman, nomor urut dan tanggal masuk nursery. Keterangan berupa
label dari kertas karton ukuran 5 x 10 cm. Keterangan ditulis dengan jelas dibungkus plastik
dan digantung menggunakan tali rapia. Label menggunakan kertas tahan cuaca.

f. Untuk penyimpanan sementara, tanaman harus diletakkan pada tempat yang teduh sekitar
lokasi penanaman (dibuatkan bedeng/nursery). Permukaan nursery datar dan bersih.
Tanaman yang datang harus segera disiram dan dipelihara di bedeng/nursery selama
minimal 14 hari sebelum dilakukan penanaman di lokasi.

g. Semua tanaman yang masuk atau keluar nursery harus dicatat. Semua jenis tanaman yang
akan ditanam harus berasal dari bedeng/nursery dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Pengiriman tanaman dari nursery ke lokasi tanam dicatat sesuai labelnya. Label
harus tetap tergantung sampai berakhirnya masa pemeliharaan.

h. Di dalam nursery, pemeriksaan terhadap kondisi tanaman menyangkut pertumbuhan dan


perkembangan dilakukan setiap minggu sekali.

i. Tanaman yang mati atau yang tidak sesuai dengan spesifikasi harus dikeluarkan dari nursery
selambat-lambatnya 2 hari. Semua sampah harus dibawa keluar lokasi nursery sehingga
terjaga kebersihannya.

j. Hasil pekerjaan pemeriksaan tanaman diamati dan dicatat untuk kemudian dilaporkan kepada

PEKERJAAN LANSKAP - 27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Konsultan Pengawas.

4.4. METODA PENANAMAN POHON


a. Pohon yang ditanam adalah pohon dari hasil tampungan, dalam kondisi hidup, baik dan
segar.
b. Setelah pekerjaan galian lubang tanaman dan media tanam siap, penanaman dapat
dilaksanakan dengan teknis dan cara sebagai berikut:
1. Tanaman dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia dengan kondisi tetap dalam
pembungkus akar (menggunakan karung goni). Bila pembungkus terbuat dari bahan
lain agar pembungkus dibuka terlebih dahulu.
2. Setelah ditanam, lubang diisi kembali sampai melebihi batas permukaan tanah, tetapi
tidak melebihi leher akar, kemudian dibentuk cekungan di sekelilingnya untuk
menampung air agar tidak melimpah keluar.
3. Segera dipancangkan penguat tanaman/steger dan diikat kuat. Untuk pohon besar
digunakan bambu utuh berdiameter 8 – 12 cm sebagai penguatnya. Cara pemasangan
sesuai dengan gambar rencana detil penanaman.
c. Pedoman Lokasi Penanaman
1. Jalur bebas pandangan terhadap rambu-rambu, penerangan dan jalur kendaraan harus
disediakan. Pohon dengan percabangan yang rendah atau merunduk tidak boleh
digunakan dekat area tersebut.
2. Apabila memungkinkan, pohon ditanam pada jarak terjauh dari kanstin/kerb, jalur
kendaraan dan pedestrian untuk mengurangi gangguan akar (mengacu pada Design
Standard 5 Driveways – Australia). Satu meter minimum jarak bebas (untuk
kenyamanan kedalaman atau kondisi perakaran yang baik untuk pohon yang lebih
kecil), dan pengaman akar dapat digunakan untuk mengurangi dampak sistim
perakaran yang kuat.
3. Pemilihan spesies yang seksama sangat penting untuk mengurangi dampak akar-akar
pohon pada jalur sepeda. Pembebasan area, baik di atas ketinggian kepala dan di
bawah tanah, diperlukan.
4. Untuk menghindarkan masalah, lokasi penanaman sebatang pohon yang berada di tepi
harus:
- Minimum 3 meter dari persilangan jalur kendaraan, tiang listrik, fire hydrant atau
box control
- Minimum 15 meter dari perkerasan/kerb sudut jalan pada setiap sisi persilangan
jalur/jalan
- Minimum 15 meter dari sisi terdekat persilangan pedestrian dan 5 meter dari sisi
keberangkatan

PEKERJAAN LANSKAP - 28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

- 7 meter dari jalur kendaraan melintas


- 6 - 15 meter antara pohon, tergantung ukuran akhir ketika pohon dewasa atau
umumnya pohon untuk setiap bangunan
- Umumnya sebagai pusat/di tengah untuk kebanyakan bangunan/kelompok
bangunan
- 10 – 15 meter dari sisi terdekat halte bis dan 5 meter dari sisi Keberangkatan.
Naungan pohon sangat nyaman pada halte bus dan kemungkinan untuk ditanam
di antaranya dan berdampingan dengan bangunan harus diselidiki
kemungkinannya.
- Jarak-jarak tersebut dapat bervariasi tergantung pada spesies dan tujuan
penanaman.

4.4.1. Pemupukan
Pupuk kandang yang bermutu baik, yang telah melalui masa penimbunan selama minimum 6
(enam) bulan, digunakan sebagai campuran tanah gembur dengan komposisi:
- 1 (satu) pohon digunakan 0.128 m3 atau ½ karung (10 kg) pupuk kandang/pohon
- penutup tanah digunakan ½ - 1 karung (10-20kg) pupuk kandang/m2
- rumput digunakan 0,1 m3 pupuk kandang/per m2 atau ½ karung (10 kg) pupuk kandang/m²
4.5. CARA PENANAMAN
a. Sebelum dilakukan pembuatan lubang galian maka setiap titik lokasi tanam terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Penggalian lubang tanam
Penggalian lubang tanam harus sesuai dengan ketentuan ukuran di bawah ini atau sesuai
dengan Gambar Rencana

Ukuran Lubang Galian (m)


No Nama Lokal Nama Latin
Panjang Lebar Dalam
1 Ketapang Kencana Terminalia mantaly 0.8 0.8 0.8
2 Liang Liu Salix babylonica 0.8 0.8 0.8
3 Sikat Botol Calisstemon 0.8 0.8 0.8
4 Tabebuia Tabebuia crysantha 0.8 0.8 0.8

Tanah hasil galian harus dibuang keluar site dan tidak diperkenankan digunakan lagi
sebagai media tanam.

c. Pengolahan tanah untuk penanaman pohon dan perdu


Pengolahan tanah merupakan awal dari suatu rangkaian kegiatan penanaman. Dengan

PEKERJAAN LANSKAP - 29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

menggunakan pengolahan tanah diharapkan tanaman akan mendapatkan tempat yang


menguntungkan untuk pertumbuhannya. Pengolahan tanah untuk penanaman
pohon/perdu, berupa pembuatan lubang-lubang tanam. Pada permulaan tumbuh akar
tanaman harus mendapat ruang yang cukup untuk tumbuh.
Setelah pembuatan lubang tanam selesai, perlu dibiarkan selama kurang lebih 1 (satu)
minggu untuk mendapatkan aerasi.

d. Pengujian pH tanah
Setiap 10 buah lubang tanam yang saling berdekatan, diuji pH (keasaman) tanah sebuah
dasar lubang dengan menggunakan pH meter. Hasil pengujian pH dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas. Penanaman diperkenankan bila pH 6,5 – 7,2. Bila pH < 6,5 harus
diberikan Dolomit secukupnya untuk menaikkannya dan sebaliknya bila pH > 7,2 diberikan
pupuk sulfat organik untuk menurunkannya. Penanaman yang dilakukan pada galian
lubang tanam yang mengalami perbaikan pH harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

e. Pengisian media tanam


Lubang tanam harus diisi kembali dengan tanah subur / tanah organik / top soil yang
dicampur dengan pupuk kandang yang sudah matang (berumur 2 bulan) dan pasir dengan
ukuran perbandingan campuran top soil 0,04 m³ - 0,144 m³/pohon, pupuk kandang /
kompos 10 kg, pasir = 0,004 m³ s/d 0,048 m³ /pohon.
Media tanam dicampur secara merata sesuai konsentrasi yang telah ditetapkan kemudian
dimasukkan ke masing-masing lubang tanam dengan volume cukup.

f. Pupuk yang dipakai adalah pupuk kandang yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
- Berasal dari kotoran hewan sapi, kerbau, atau kambing yang sudah mengalami
pelapukan dimana kotoran sudah menjadi tanah.
- Tidak berbau kotoran dan lebih ringan dari tanah biasa.
- Berwarna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan dan keabu-abuan.

g. Sebelum diisi dengan tanah, dasar lubang diberi Furadan/pembasmi rayap, dengan dosis
pemakaian 20 gram/m² atau sesuai petunjuk yang ada pada kemasannya.

h. Penanaman
Pada saat pengiriman menuju ke titik lokasi penanaman, tanaman harus benar-benar
terlindung untuk mencegah kerusakan tanaman. Tanaman tidak boleh diikat dengan tali

PEKERJAAN LANSKAP - 30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

atau kawat yang dapat mengakibatkan batang / cabangnya rusak dan patah. Semua
tanaman yang akan ditanam harus masih dalam polybag / pot dan memiliki label. Bibit
tanaman yang ditanam harus dalam kondisi siap tanam, dalam arti komposisi baik dan
sudah mengalami masa penyesuaian (aklimatisasi). Semua pohon dan perdu ditanam
sebelum penanaman rumput. Penanaman pohon dapat dilakukan bersama dengan
polybagnya dan atau melepaskan polybagnya, sedangkan penanaman perdu setelah
polybagnya dilepas. Penanaman dilakukan dengan baik dan benar sehingga tanaman
setelah ditanam berada dalam kondisi baik.

i. Setiap tanaman harus dipegang di atas dasar lubang kemudian tanah (campur pupuk)
diisikan secara merata pada lubang dan di sekitar akar-akar. Kenudian tanah dipadatkan
sampai kepadatan yang diperlukan. Setelah akar tanaman menyebar batang ditarik
perlahan untuk memastikan tanah disekitarnya cukup padat untuk menopang akarnya dan
menghasilkan pertumbuhan yang sehat. Permukaan tanah urugan cukup 5 cm dibawah
permukaan tanah dipinggir lubang, agar air penyiraman tetap berada pada posisi lubang.

j. Kontraktor tidak diperkenankan melaksanakan penanaman apabila sarana untuk


penyiraman belum disiapkan.

4.6. PENYIRAMAN SAAT PENANAMAN


a. Setelah tanaman selesai ditanam, harus disiram sampai benar-benar basah perakarannya,
atau diperkirakan minimum untuk setiap pohon membutuhkan air sebanyak 10 liter dan
perdu sebanyak 3 liter.
b. Penyiraman tidak perlu dilakukan pada siang hari bersangkutan bila turun hujan lebat
c. Cara penyiraman dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan tanaman
rusak.
d. Untuk penyiraman digunakan air tawar yang tidak mengandung minyak, asam alkali dan
bahan-bahan organik lainnya.

4.7. STEGER / PENGUAT POHON


a. Steger untuk pohon dan perdu harus disiapkan sebelum penanaman dimulai.
b. Bentuk dan ukuran sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas atau Gambar.
c. Posisi steger harus kokoh / kuat, sehingga fungsinya sebagai penguat, berguna bagi
tanaman.

4.8. PEMANGKASAN DAN PERBAIKAN SAAT PENANAMAN

PEKERJAAN LANSKAP - 31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Sebagai penyempurnaan dari pekerjaan penanaman ini, semua tanaman dapat dipangkas /
diperbaiki dari kerusakan-kerusakan akibat proses pemindahan tanaman / penanaman.
Pemangkasan di sini harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak merubah bentuk dan sifat
tanaman.

4.9. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Satuan pengukuran hasil pekerjaan penanaman pohon adalah pohon dan perdu yang dinyatakan
tumbuh dan hidup dengan baik. Penanaman rumput adalah m² rumput yang tumbuh dan hidup.
Hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4.10. DASAR PEMBAYARAN


Jumlah yang diukur secara tersebut di atas, akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak seperti
daftar di bawah ini. Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
material, tenaga kerja, peralatan; termasuk pekerjaan persiapan, penanaman, perlindungan,
penyulaman, perawatan / pemeliharaan dan lain-lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan, sesuai dengan Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk Konsultan Pengawas.

Nomor dan Mata Pembayaran Satuan


No Nama Lokal Nama Latin Pengukuran
1 Ketapang Kencana Terminalia mantaly Pohon/Polibag
2 Liang Liu Salix babylonica Pohon/Polibag
3 Sikat Botol Calisstemon Pohon/Polibag
4 Tabebuia Tabebuia crysantha Pohon/Polibag
5 Alang-alang Merah Pennisettum setaceum M2
6 Alang-alang Putih Pennisettum purpureum M2
7 Bunga Air Mancur Hymenocalis litoralis M2
Axonophus compressus M2
Rumput gajah mini
8 dwarf

PEKERJAAN LANSKAP - 32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAB V
PEKERJAAN PERAWATAN

5.1. LINGKUP PEKERJAAN PERAWATAN


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk merawat semua tanaman
yang telah selesai ditanam maupun yang belum tertanam (masih di tempat penampungan
sementara) dari segala macam kerusakan untuk mendapatkan pertumbuhan dan bentuk
yang baik seperti yang dipersyaratkan sampai jangka waktu pemeliharaan berakhir.
c. Pekerjaan perawatan ini meliputi:
- Penyiraman
- Penyiangan
- Penggantian pohon / tanaman
- Pemangkasan
- Pemupukan
- Pemberantasan hama penyakit
- Penyulaman
- Perlakuan khusus

5.2. PERSYARATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN TANAMAN


a. Pemeliharaan tanaman pasca penanaman sangat diperlukan. Ikatan kontrak masa
pemeliharaan ini berlangsung selama dua bulan (60 hari) maksimum terhitung setelah
pekerjaan fisik selesai 100% ditanda tangani.
b. Selama masa itu Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara/ merawat tanaman.
Semua penggantian tanaman yang rusak / mati dengan tanaman yang baru adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
c. Pemeliharaan tanaman disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman yang tertanam.
d. Perbaikan:
1. Apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan dan hasilnya bertentangan dengan
permintaan Pemimpin Proyek dan bila dikehendaki oleh Pemberi Tugas, pekerjaan
tersebut harus dibongkar kembali dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
2. Kontraktor harus memperbaiki semua pekerjaan yang ditolak oleh Pemimpin Proyek
karena tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak atau permintaan Pemimpin Proyek baik
hal ini diketahui sebelum Serah Terima Pertama ataupun sesudahnya, baik disengaja

PEKERJAAN LANSKAP - 33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

atau tidak. Kontraktor diharuskan menanggung semua biaya yang ditimbulkan oleh
perbaikan ini termasuk biaya tambahan pekerjaan atas instruksi Pemimpin Proyek.
e. Pemeliharaan:
Pekerjaan pemeliharaan lanskap terbagi 2 (dua) yaitu:
1. Pemeliharaan di dalam masa pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
2. Pemeliharaan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, yaitu:
 Selama 2 (dua) bulan setelah serah terima Fisik 100 % ditandatangani dan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sesuai dengan Dokumen Kontrak.
 Pemeliharaan setelah PHO, yaitu 2 (dua) bulan pemeliharaan

5.3. BAHAN / MATERIAL


a. Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan pemeliharaan ini
harus benar-benar baik, memenuhi persyaratan kerja yang dibutuhkan dan tidak merusak
tanaman.
b. Pupuk maupun obat anti hama yang dipergunakan sesuai dengan Spesifikasi.
c. Penggantian tanaman harus sesuai jenis / bentuk / warna daun dan bunga dengan apa yang
telah ditentukan dalam Spesifikasi dan tertanam.

5.4. PENYIRAMAN
a. Jadwal penyiraman adalah sebagai berikut:
1. Penyiraman dilakukan dua (2) kali sehari secara teratur, terutama pada musim
kemarau, bagi semua jenis tanaman dan rumput yang baru ditanam dan semua
tanaman dalam penampungan sementara. Penyiram dilakukan sebelum pukul 10.00
(pukul 06.00 s/d 09.00) pada pagi hari dan sesudah pukul 14.00 (pukul 16.00 s/d 18.00)
pada sore hari sampai tanaman tersebut tumbuh sehat dan kuat.
2. Semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh baik dan kuat harus
disiram satu kali sehari pada sore hari setelah pukul 15.30.
3. Penyiraman dilakukan sampai cukup membasahi bawah permukaan tanah. Tanaman
yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore hari, tak perlu disiram lagi.
4. Penyiraman yang berlebihan tidak diijinkan. Air harus dapat terserap baik oleh tanah di
sekitar tanaman.

b. Penyiraman dilakukan dengan cara:


1. Penyiraman tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan truk tangki air untuk
lokasi yang mudah dijangkau. Sedangkan untuk lokasi yang jauh dari jangkauan
semprotan truk air, penyiraman dilakukan secara manual. Selama operasional truk air

PEKERJAAN LANSKAP - 34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

harus dilengkapi dengan lampu rotator yang ditempatkan di atas kap kendaraan serta
dilengkapi rambu kerja yang cukup.
2. Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat yang memiliki lubang
banyak pada ujung keluarnya air sehingga dapat menyebarkan air secara merata ke
seluruh permukaan tanah yang disiram.
3. Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan kran / sumber air yang
terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara memancarkan air menggunakan nozzle
atau sprinkler.
4. Penyiraman menggunakan air yang bebas dari segala pencemaran bahan kimia atau
sejenisnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Jumlah kebutuhan air
minimum untuk setiap kali penyiraman diperkirakan sebagai berikut:

No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Air


1 Ketapang Kencana Terminalia mantaly 10 lt/pohon
2 Liang Liu Salix babylonica 10 lt/pohon
3 Sikat Botol Calisstemon 10 lt/pohon
4 Tabebuia Tabebuia crysantha 10 lt/pohon

5.5. PENYIANGAN / PENDANGIRAN


Pekerjaan ini meliputi penggemburan tanah dan pembersihan tanaman/rumput liar/gulma di sekitar
tempat tumbuh tanaman. Penggemburan tanah harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak akar tanaman. Untuk pembersihan tanaman liar harus dicabut sampai ke akarnya.
Alat yang digunakan adalah alat khusus untuk pendangiran yaitu garpu, sekop, kape dll. Pekerjaan
ini dilakukan sebulan dua kali secara terus-menerus, atau apabila media tanam telah ditumbuhi
rumput. Kondisi media tanam tersebut harus selalu bersih dan gembur.

5.6. PENGGANTIAN TANAMAN


a. Kontraktor wajib mengganti setiap tanaman yang rusak atau mati. Semua penggantian
tanaman ini dengan tanaman yang baru adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor sampai
masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
b. Penggantian tanaman harus sesuai jenis / bentuk / warna daun dan bunga serta ukuran
yang sama dengan apa yang telah ditentukan dan tertanam.
c. Penggantian tanaman dilaksanakan dengan sebaik mungkin jangan sampai merusak
tanaman lain di sekitarnya pada saat mencabut dan menanam yang baru.
d. Penggantian tanaman dilakukan pada sore hari antara pukul 15.00 – 18.00, atau pagi hari
08.00 – 10.00 dan sesudah dilakukan penanaman baru harus segera disiram.

PEKERJAAN LANSKAP - 35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

5.7. PEMANGKASAN
a. Pemangkasan dilakukan apabila pertumbuhan tanaman sudah tidak teratur dan
mengganggu lingkungan / penglihatan pemakai jalan.
b. Pemangkasan dilaksanakan untuk membuang cabang/ranting liar atau untuk menjaga atau
memperbaiki bentuk pertumbuhan yang diinginkan. Cabang/ranting yang mati atau layu
harus dibuang dengan cara dipotong.
c. Semua pekerjaan pemangkasan harus dilakukan dengan gunting pangkas untuk memotong
cabang dan ranting dari arah bawah, membuat potongan miring menjauh (30 – 50) dari
tunas yang berada pada cabang/ranting yang tersisa jika memungkinkan, sehingga
pertumbuhan baru dapat muncul dari tunas tersebut. Tidak dibenarkan melakukan
pemangkasan cabang/ranting tanpa menggunakan alat pemotong yang cukup tajam.
d. Bekas pemotongan cabang/ranting yang permukaannya terbuka lebar harus ditutup dengan
cat atau ter (aspal) atau penutup luka untuk mencegah infeksi yang disebabkan jamur
pembusuk kayu atau serangga yang dapat membunuh tanaman. Pemangkasan dilakukan
secara teratur pada masa perawatan & pemeliharaan.
e. Pemangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk dilakukan bilamana
ketinggian komposisi kelompok tanaman tidak lagi beraturan dan dipotong sesuai petunjuk
ketinggian yang diminta dalam gambar.
f. Pada tanaman rambat pemangkasan dilakukan untuk cabang yang tumbuh tidak teratur
arahnya dan yang menutupi tanaman-tanaman hias sekelilingnya.

5.8. PEMUPUKAN
5.8.1. Jenis Pupuk
a. Pupuk Buatan:
1. Pupuk N, misalnya: Za, Urea (ZA = Zwavelzure Ammonis)
 Penggunaannya:
- 25 gram ZA untuk setiap m2 luas tanah
- 14 gram Urea untuk setiap m2 luas tanah
 Kegunaannya:
- mempercepat pertumbuhan
- menyuburkan daun
 Digunakan pada lokasi:
- rumput, dengan ditaburkan merata sesuai dosis di atas
- Kelompok tanaman hias, di seputar tanah-tanah gundukan (ditanam sedalam 10
cm) ditimbun, disiram air secukupnya.
2. Pupuk P, misalnya: DS, TSP (DS = Double super pospat)
 Penggunaannya:

PEKERJAAN LANSKAP - 36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

- 12 gram DS untuk setiap m2 luas tanah


- 10 gram TSP untuk setiap m2 luas tanah
 Kegunaannya:
- merangsang pembentukan akar
- pembungaan dan pembuahan
 Digunakan pada lokasi:
- hamparan bunga, pada kelompok tanaman hias
3. Pupuk K, misalnya: Za
 Penggunaannya:
- 10 gram untuk setiap m2 luas tanah
 Kegunaannya:
- menambah daya tahan tanah terhadap beberapa penyakit
 Penggunaan pada lokasi:
- untuk tanaman keras
- Pemakaian adalah 5 kg/m2 dan atau 5 kg/pohon.
4. Pupuk NPK,
 Penggunaannya:
- 100 gram/pohon.
- 100 gram/m²
b. Pupuk Alami:
1. Pupuk Kandang terdiri dari:
Kotoran ayam, kambing, kuda, kelinci, sapi. Dengan catatan bahwa pupuk kandang
tersebut sudah membusuk menjadi tanah kompos (sudah matang).

5.8.2. Jadwal Pemupukan


Pemupukan tanaman dijadwalkan setiap interval 3 bulan sekali dengan diselang
penggunaannya yaitu pupuk kandang dan pupuk buatan.

Bulan Ke
Catatan
1 . 2 . 3 4 . 5 . 6 7 . 8 . 9 10 . 11 . 12
:
PK PB PK PB
PB
 Pupuk buatan, NPK dengan komposisi khususnya untuk tanaman keras ditanam di
sekeliling tanaman kemudian disiram dengan air secukupnya agar supaya cepat meresap
dalam tanah.

5.8.3. Cara Pemberian Pupuk


a. Pohon

PEKERJAAN LANSKAP - 37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. Dibuat lubang mengelilingi pohon pada radius 50 – 100 cm dari batang pohon
dengan lebar dan kedalaman 10 – 20 cm, sekitar bola akar.
2. Pupuk dimasukan kedalam lubang, kemudian ditutup lagi
3. Banyaknya pupuk NPK tergantung besarnya pohon, lebih kurang 100 gram per
pohon
4. Pupuk kandang yang dipakai harus yang sudah masak dan dicampur merata
dengan tanah sekitar perakaran tanaman.
5. Kemudian lubang tersebut ditutupi di atasnya kemudian disiram air secukupnya.

b. Semak
1. Tanah disekitar perdu dibersihkan dari rumput – rumput liar atau tanaman yang tidak
diinginkan
2. Kemudian tanah digali dengan lebar dan kedalaman 10 cm pada ujung daun yang
paling luar.
3. Pupuk NPK ditabur di atas tanah 100 gram/m² dan atau ditanamkan kedalam tanah
100 gram/pohon. Setiap sesudah pemupukan diakhiri dengan penyiraman.
4. Pupuk kandang dicampur dengan tanah secara merata dengan takaran 5 kg/m² dan
atau 5 kg/pohon.

c. Pemupukan awal
1. Pemupukan awal dilakukan bila bibit tanaman yang ditanam telah tumbuh dengan
baik lebih kurang 3 bulan setelah penanaman. Pada penanaman awal tanah sudah
diberi pupuk kandang, maka pada pemupukan ini hanya berupa pupuk (KCL, NPK
atau Urea) sesuai kebutuhan tanaman. Dosis yang diberikan sebanyak 100
gram/pohon atau 100 gram/m², sedangkan untuk perdu 100 gram/ pohon.
2. Pemupukan ini diberikan secara taburan, yang ditaburkan pada keliling pokok
tanaman dengan jarak 40 cm dari pokok tanaman yang sebelumnya. Gali lubang
dengan lebar dan dalam 10 cm, masukkan pupuk ke dalamnya kemudian ditutup
kembali
3. NPK diberikan kepada pohon peneduh setelah melampaui masa tanam 3 (tiga)
bulan. NPK diberikan pada setiap tanaman sesuai petunjuk yang tertera pada
kemasan, untuk mendorong pembentukan akar dan pembuahan. Pemupukan
dilakukan dengan menanamkannya di dalam tanah

d. Pemupukan lanjutan
Pemupukan selanjutnya dipakai pupuk organik, sedangkan pemupukan dilakukan selang 3
bulan sekali

PEKERJAAN LANSKAP - 38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

e. Pupuk daun/bunga
Pupuk daun/bunga dapat dilakukan untuk membantu merangsang percepatan tumbuh
daun/bunga.

5.9. PEMBERANTASAN HAMA PENYAKIT


a. Pemberantasan hama penyakit dilakukan sebelum tanaman terserang penyakit
b. Bahan yang dipakai adalah pestisida yang memenuhi ketentuan dari Pemerintah Republik
Indonesia. Jumlah pemakaian harus sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
c. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida dengan alat sprayer ke arah
batang dan semua percabangan dengan Supracide/ Diazinon / Curaccon/ Bayrusil 250 EC,
Sevin, Malathion atau Indovin dengan dosis 2 cc/liter air atau sesuai dengan petunjuk yang
ada pada kemasan.
d. Untuk mencegah jamur dan sejenisnya digunakan fungiosida (Dithane M-45, Antracol) yang
dicampur dengan air dengan dosis 3 gram/liter yang disemprotkan ke seluruh bagian
tanaman yang terserang jamur dan sejenisnya. Penyemprotan dilakukan sebulan sekali
dengan menggunakan fungisida yang berbeda-beda. Alat yang digunakan: sprayer, masker
dan sarung tangan
e. Untuk memberantas binatang pengerek batang, digunakan BHC dan untuk memberantas
siput darat digunakan Metadex yang disebarkan di sekitar pohon.
f. Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian. Untuk penyemprotan dari
jenis obat yang berbeda jangan dilakukan sekaligus tetapi berselang 2 minggu.
g. Kutu-kutu bunga / buah, kumbang diberantas dengan Fosforeno atau matador, dengan
dosis 1 – 2 cc/liter air segar, disemprotkan dengan sprayer bertekanan.
h. Penyemprotan hama penyakit dilakukan pada semua jenis tanaman dan dilakukan menurut
kebutuhan dan faktor eksternal dan tiap-tiap jenis tanaman yang ada. Penyemprotan
jangan dilakukan pada waktu matahari bersinar dengan terik karena dapat menimbulkan
terbakarnya daun. Usahakan agar penyemprotan merata pada seluruh bagian tanaman.

5.10. PENYULAMAN
Penyulaman adalah penggantian tanaman mati. Tanaman yang mati atau rusak harus diganti
dengan tanaman yang sama jenis dan ukurannya sesuai dengan persyaratan yang diminta.
Kerusakan / kematian pada tanaman sebagai akibat dari kelalaian / ketidak cermatan Kontraktor
dalam melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan merupakan tanggung jawab Kontraktor dan harus
secepatnya diganti yaitu selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja terhitung sejak tanaman tersebut
dinyatakan rusak / mati oleh Konsultan Pengawas lapangan.

PEKERJAAN LANSKAP - 39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

5.11. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Pengukuran hasil pekerjaan adalah bulan, dimana setiap bulannya kontraktor harus melaksanakan
seluruh item pekerjaan perawatan sebagai diatur dalam Bab IV Pekerjaan Perawatan. Bila
Kontraktor tidak melaksanakan salah satu dan atau seluruh item pekerjaan perawatan, maka tidak
dilaksanakan pembayaran atas item pekerjaan perawatan tersebut sebagaimana tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dan atau Analisa Terinci Harga Satuan. Pemotongan pembayaran
pekerjaan perawatan dibuatkan dalam berita acara yang semestinya.

5.12. DASAR PEMBAYARAN


Pekerjaan ini dibayarkan setiap bulannya yang tercakup dalam harga Kontrak untuk pelaksanaan
pekerjaan yang tercakup dalam Pasal SL 4.01 (lingkup perawatan).
Biaya-biaya yang mungkin timbul atas pelaksanaan ketentuan pada pasal ini harus sudah
diperhitungkan sejak penawaran sampai dengan pelaksanaan kontrak oleh Kontraktor.
Apabila ternyata Kontraktor lalai untuk melaksanakan ketentuan pada pasal ini, padahal pekerjaan
tersebut dinilai sangat diperlukan, maka Konsultan Pengawas dapat mengambil alih pekerjaan
yang sedang/akan dilaksanakan dengan sepenuhnya biaya oleh Kontraktor.

PEKERJAAN LANSKAP - 40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Anda mungkin juga menyukai