DIVISI 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 01.
PENJELASAN UMUM
1.2 Persyaratan Teknis Umum ini meliputi persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk
seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk Pekerjaan Desain Landskap
Embung Politeknik PU Semarang
SPESIFIKASI TEKNIS.
1). Pekerjaan persiapan : Direksi keet, barak kerja, air kerja, kelengkapan direksi
keet, pembersihan lapangan dan SMK3.
2). Pekerjaan beton struktur : Batu pecah mesin/split, pasir Cor, besi beton. Beton mutu
K-250 dan dilapisi Zat additive untuk mencegah korosi
tulangan, perancah/scaffolding, cetakan beton, plat baja,
vibrator.
3). Pekerjaan Beton bukan : Batu pecah mesin/split, pasir cor,besi beton. beton fc’ =
Struktur/praktis 14,5 Mpa
1.4 Kecuali disebut di atas secara khusus dalam dokumen-dokumen, lingkup pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja
b. Pengadaan bahan/material
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan.
PEKERJAAN PERSIAPAN - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
d. Biaya mob demob dibayarkan hanya minimum kebutuhan alat di lapangan sesuai daftar
dokumen lelang, apabila nanti penyedia jasa menambah alat, biaya mob demob tidak
diperhitungkan.
e. Koordinasi dengan pejabat pembuat komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas yang
berhubungan dengan pekerjaan .
f. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan area kerja.
g. Pembuatan as built drawing (gambar terlaksana)
h. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan persyaratan Teknis Pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan segi teknisbagi seluruh pekerjaan
sebagaimana tertulis dalam dokumen-dokumen berikut ini:
Gambar-gambar penunjukan pelaksanaan
Persyaratan teknis umum/pelaksanaan pekerjaan /bahan
Rincian volume pekerjaan/rincian penawaran
Bilamana ada bagian dari persyaratan Teknis Umum yang tidak dapat diterapkan pada
bagian pekerjaan, maka bagian dari persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.
Struktur bawah dengan kontrak unit price.
Pekerjaan Cut & Fill dengan kontrak unit price.
Kontraktor berkewajiban melakukan pengukuran kembali dan penyelidikan tanah sesuai
dengan kebutuham lapangan.
MK/Pengawas berkewajiban melakukan evaluasi & review desain terhadap kondisi lapangan
terbaru.
1.5 Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan, ketidakjelasan, ketidak sesuaian baik
ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya yaitu :
a. Pada Gambar Kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah gambar yang
skalanya kecil-kecil
b. Antara Gambar Kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS
c. Bila pada Gambar Kerja tertulis, sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka Gambar Kerja yang
mengikat
d. Bila dalam RKS disebutkan, sedang dalam Gambar Kerja tidak dituliskan, maka yang mengikat
adalah RKS
e. Penentuan bagian yang mengikat/ berlaku diatas harus mendapatkan persetujuan Pengawas
Kegiatan/ Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan.
Referensi
PEKERJAAN PERSIAPAN - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN PERSIAPAN - 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknis umum/ khususnya maupun
salah satu dari ketentuan yang di sebutkan dalam pasal 01 Ayat 2 point a dan b di atas, maka
bagian pekerjaan tersebut penyedia jasa harus mengajukan salah satu dari persyaratan-
persyaratan berikut ini:
a. Standart/ normal /kode/ pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan bersangkutan
yang diterbitkan oleh instansi/institusi/Asosiasi profesi/Asosiasi produsen/lembaga pengujian
atau badan-badan lain yang berwenang/ berkepentingan atau badan-badan yang bersifat
internasional ataupun nasional dari negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh
persetujuan dari PPK/Tim Teknik/Konsultan Pengawas
b. Brosur teknik dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga penguji yang diakui
secara nasional/ internasional
PASAL 02.
TEMPAT PROYEK
Pekerjaan ini dilaksanakan di Kota Semarang, Jawa Tengah, yaitu PEKERJAAN DESAIN LANDSKAP
EMBUNG POLITEKNIK PU SEMARANG.
PEKERJAAN PERSIAPAN - 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PASAL 03.
SHOP DRAWING DAN AS-BUILT DRAWING
dilokasi pekerjaan
PASAL 04.
SITE MANAGEMENT
Penyedia jasa/Kontraktor harus merencanakan site management yang baik yang efektif dan efesien
dalam pelaksanaan pekerjaan, mulai dari pengaturan site untuk kantor direksi keet, kantor proyek, lokasi
PEKERJAAN PERSIAPAN - 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
gudang, stock yard, parkir alat berat dan hal lainya yang terkait dengan site management, kontrakor
diminta untuk membuat penjelasan dan dokumen terkait hal ini pada waktu Pre Construction Meeting
(PCM)
PASAL 05.
DOKUMENTASI PROYEK
PASAL 06.
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PERSIAPAN - 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
6.2.3 Untuk pekerjaan ini bila diperlukan maka Kontraktor harus menambah jam kerja/lembur dan
menambah jumlah tenaga kerja dikarenakan waktu yang mendesak, untuk itu kontraktor
wajib menyediakan sarana prasarananya yang memadai bagi semua pihak yang terlibat.
PEKERJAAN PERSIAPAN - 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Konsultan Pengawas. BM (Bench Mark) / titik duga adalah titik tetap yang ditentukan
berdasarkan pengukuran dan dijadikan acuan pengukuran rencana bangunan.
- Letak dan Jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Tim
Teknis/Konsultan Pengawas, Tugu Patokan dasar dibuat dari beton bertulang
berpenampang sekurang-kurangnya 20x20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam
minimal satu (1) meter dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya
untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di
atas tanah.
- Tugu patokan dasar dibuat permanen, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya
sampai ada instruksi tertulis dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen /Tim Teknis/Konsultan
Pengawas untuk membokarnya.
- Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangannya termasuk tanggung jawab Kontraktor.
- Pada setiap tugu patok dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat dan ketinggian
(elevasi) nya.
- Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan.
Kontraktor harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak/ kedudukan
bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah ditentukan dengan memakai alat
waterpass instrument/theodolite. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai,
plafond dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku. Untuk mendapatkan titik peil
harap diperhatikan notasi-notasi Gambar lay out dengan kondisi lapangan. Kontraktor
harus melapor pada Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan
Pengawas/Konsultan Perencana apabila terjadi ketidaksesuaian gambar dengan kondisi
lapangan.
6.5.2 Bouwplank
- Pemasangan bouwplank
Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran pemasangan
bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan Bench
Mark diberikan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/ Konsultan Pengawas
secara tertulis, serta kontraktor bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi
serta kelurusan bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang
diperlukan.
Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal
keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor
serta kontraktor wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali
bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas.
PEKERJAAN PERSIAPAN - 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim
Teknis/ Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab
Kontraktor menjadi berkurang. Kontraktor wajib melindungi semua Bench Mark, dan
lain-lain atas seluruh referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
- Bahan dan Pelaksanaan
Tiang bouwplank menggunakan kayu klas IV ukuran 4/6 dipasang setiap jarak 1,00 m,
sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 dari kayu meranti diketam halus dan lurus
bagian atasnya dan dipasang dasar (waterpass)
Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m dari atas
tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouwplank tidak boleh
dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga dapat
dimanfaatkan untuk referensi.
PEKERJAAN PERSIAPAN - 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN PERSIAPAN - 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN PERSIAPAN - 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
DEVISI 2
PEKERJAAN BETON
PASAL 01
PEKERJAAN RABAT BETON
PEKERJAAN BETON - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PASAL 02.
PEKERJAAN BETON BERTULANG
2.1 UMUM
2.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
a. Penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan
perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan,
bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/ keahlian lain yang ada hubungannya dengan
itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
b. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung- selubung
dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku
penuh SNI 2847:2013 Pesyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
c. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-
gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran
yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi
beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran
yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau "pengawas
yang ditunjuk" guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
d. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan
maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat
lainnya yang termuat dalam SNI 2847:2013. Dalam hal ini "pengawas yang ditunjuk" harus
segera diberitahukan untuk persetujuannya.
e. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang berlangsung
dicor ditempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang dowel ditanamkan di
dalam beton seperti terlihat dan terperinci didalam gambar atau seperti petunjuk "pengawas yang
ditunjuk" dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
f. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua desain campuran
betondan test-test untuk menentukan kecocokan dari vahan dan proporsi dari bahan-bahan
terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/
berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang
diijinkan oleh "pengawas yang ditunjuk". Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai
Test Laboratorium.
g. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci diluar ini
- Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
- Mengatur benda-benda yang ditanam d idalam beton, kecuali tulangan beton
PEKERJAAN BETON - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN BETON - 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
- ASTM- D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubber and Cork
Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction
- ASTM- D1751 StandardSpecificationforPerformedExpansionJointFillersfor Concrete
Pavingand Structural Construction (Non-extrudingand Resilient
BituminousTypes)
- SII Standard Industri Indonesia
- ACI-315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
- ASTM-A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for Concrete
Reinforcement.
- ASTM-A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for
Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars,
Grade 40, for stirrupsandties.
- Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.
2.1.3 Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada "pengawas yang
ditunjuk" sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera
sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan
kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor kepada
"pengawas yang ditunjuk" untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7(tujuh) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton.
PEKERJAAN BETON - 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3 minggu
sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu beton pun harus sesuai dengan mutu
standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa "pengawas yang
ditunjuk" tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan
lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda
atau supplier beton yang lain.
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap agregat
berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau
perbandingan yang harus disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari berat
normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen
yang berbeda-beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton
diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, atau ACI 304-73, ACI Committee - 304,
ASTM C 94-78a.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada hari
yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-
rata tidak lebih dari 5 m3.
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28
hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi pengecoran
dan harus disaksikan oleh "pengawas yang ditunjuk". Apabila digunakan metoda pembetonan
dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam
jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa
"concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standard
Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh "pengawas
yang ditunjuk".
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan dengan baik
oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai
dilaksanakan.
e. Pengujian Slump
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam
batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971, kecuali ditentukan lain oleh "pengawas yang
ditunjuk".
PEKERJAAN BETON - 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Kontraktor harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu dan
kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos,
ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor"
bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan
penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa,
bukan di truk mixer. Maximum slump harus 100 mm sampai 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.
f. Percobaan tambahan
Kontraktor tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan percobaan
laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain
adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat
mencapai kekuatan spesifikasi.
Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan
dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah/
acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan
kepada "pengawas yang ditunjuk" dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah
pengujian dilakukan.
2.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang dipergunakan pada pekerjaan pembuatan beton bertulang harus memenuhi
ketentuan - ketentuan yang tercantum didalam Bab 3 PBI 1971.
Kontraktor diwajibkan untuk mematuhi setiap petunjuk yang diberikan oleh petugas ahli dan Direksi
Lapangan dan Kontraktor berkewajiban untuk membantu penuh Direksi Lapangan dan pengawas
ahli didalam melaksanakan pemeriksaan bahan-bahan.
2.2.1 Portland Cement
a.Mutu semen
PEKERJAAN BETON - 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN BETON - 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang ditentukan di
pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan
0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus dicuci. Sesuai
PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat; sisa
di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus
berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh
bahan-bahan lain.
b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-
batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih dari
5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih
maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang diartikan
lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur melalui
1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4 mm,
harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan
yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan
beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
o tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
o tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin
pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 % sesuai SII
0087-75, atau PBI-71
o Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengotoran bahan-bahan lain.
c. Air Kerja
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam
alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja
PEKERJAAN BETON - 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh "pengawas yang
ditunjuk".
2.2.3 Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh "pengawas yang
ditunjuk". Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
2.2.4 Besi beton (lihat spesifikasi pasal 3).
2.2.5 Penyimpanan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan
urutan pelaksana.
b. Cement harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh) tidak terdapat kekurangan berat
dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan disimpan dalam gudang yang
kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari
tanah.
c. Cement harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras) jika ada bagian yang
mulai mengeras bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas dan
jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat; dan kepada campuran tersebut diberi tambahan
cement baik dalam jumlah yang sama.
d. Semuanya dengan catatan kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
e. Besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan bantalan kayu dan bebas
dari lumpur atau zat-zat asing lainya (misal : minyak dan lain lain).
f. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasi nya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan
tanah.
2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pengawas dan pelaksana harus memastikan sudah membuat Mix Design jauh hari sebelum
pekerjaan dimulai . Sample material yang diambil adalah material yang akan dipakai untuk
pengecoran. Pembuatan Mix Design lebih cepat dilakukan untuk mengantisipasi jika material
yang akan digunakan tidak layak secara kualitas, sehingga dapat dicari material dari tempat
lain. Tidak semua material alam di suatu daerah layak dipergunakan sesuai kualitas material
yang disyaratkan.
b. Lokasi pengambilan material akan mempengaruhi schedule pelaksanaan pekerjaan.
Terkadang pelaksanaan pengecoran bisa tertunda karena stock material tidak ada, harga
terlalu tinggi atau jarak transportasi yang cukup jauh. Untuk itu pengawas harus
mendiskusikannya lebih awal dengan pihak pelaksana
c. Pengawas harus memeriksa spesifikasi dan kualitas material yang masuk ke lokasi, antara lain
: Semen ( dipastikan menggunakan Portland Semen Type1 ), Pasir Cor (ukuran dan gradasi
butir standar, pasir bersih dari kandungan lumpur dan bahan organik), Split/ Koral ( batu
PEKERJAAN BETON - 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
pecah ukuran ½ – 2/3, bukan batu bulat, gradasi butir standar, bersih dari lumpur dan bahan
organik).
d. Pengawas dan Pelaksana harus memeriksa jumlah material yang masuk disesuaikan dengan
Volume Beton yang akan dikerjakan. Kekurangan material sering akan mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
e. Pengawas harus mengingatkan pelaksana jangan sampai menambah/mengurangi campuran
beton sehingga mempengaruhi kekuatan beton yang direncanakan. Setiap pengawas harus
dapat mengestimasi volume beton, volume semen, pasir dan kerikil untuk beton yang
dikerjakan.
f. Jika material semen masuk jauh hari sebelum pelaksanaan pengecoran maka penyimpanan
material semen diusahakan terhindar dari hujan. (Disimpan diruang tertutup).
g. Pengawas dan pelaksana harus memeriksa ketersediaan air untuk pengecoran. Pengawas
menegaskan ke pelaksana bahwa air yang dipakai harus bersih dan bebas dari lumpur dan
minyak. Jika tidak ada persedian air dilokasi tersebut maka pelaksana harus membuat sumur
bor atau melakukan pembelian dari luar.
h. Pelaksana harus menyiapkan bak ukur (Dolak), dibuat sesuai dengan ukuran berdasarkan
perhitungan Mix Design. Pengawas harus memastikan ukuran dan jumlah bak ukur sesuai.
Bak ukur ini akan dipergunakan sebagai takaran pada proses pencampuran material beton.
i. Pelaksana harus mengatur penempatan material (Semen, pasir dan kerikil) dan juga
penempatan Mesin Molen sehingga memudahkan mobilisasi material campuran beton saat
pengecoran.
j. Pengawas dan Pelaksana memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan layak pakai,
seperti : mesin molen, ember cor, kereta sorong, concrete vibrator, mesin pompa, alat Slump
Test, cetakan Benda Uji. Kondisi mesin molen akan mempengaruhi kecepatan pelaksanaan
pengecoran. Pelaksana harus memastikan mesin molen berfungsi dengan baik untuk
mendapatkan kualitas beton yang baik dan waktu pengecoran yang tidak terlalu lama.
k. Pengawas mengingatkan pihak pelaksana untuk mempersiapkan jumlah pekerja sebaik
mungkin, diatur menurut fungsionalnya , antara lain : Tenaga pekerja untuk mobilisasi material,
Tenaga pekerja untuk pengisian material pasir, Tenaga pekerja untuk pengisian material kerikil
,Tenaga pekerja untuk pengisian semen, Operator mesin molen, Tenaga pekerja untuk
mobilisasi distribusi beton, Tukang untuk pengatur penempatan campuran beton , Operator
vibrator dan pompa air (jika diperlukan) dan Tenaga bantu (cadangan) lainnya.
l. Jika pekerjaan harus menggunakan penuangan dengan sistem penalangan, maka
pelaksana harus mempersiapkan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai. Talang yang baik
adalah talang yang dapat mengalirkan campuran beton dengan lancar, salah satunya dengan
dilapisi seng. Harus dipastikan penempatan talang beton tidak melebihi jarak jatuh maksimum
sebesar 60 cm.
PEKERJAAN BETON - 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
m. Sebelum pengecoran dimualai, pengawas dan pelaksana harus memeriksa ukuran besi dan
sistim penulangan yang akan dikerjakan sudah sesuai dengan gambar kerja . Semua area
yang akan di cor harus bersih dari kotoran, minyak dan genangan air. Khusus untuk pekerjaan
pondasi dimana kondisi galian pondasi penuh dengan air maka dilakukan pemompaan.
Sebaiknya pengecoran juga jangan dilaksanakan saat hujan.
n. Ketika pengadukan beton sudah dimulai, pengawas dan pelaksana memerintahkan dan
mengingatkan secara tegas ke pekerja komposisi campuran material yang harus dituangkan
ke molen beton. Harus ditegaskan bahwa tidak boleh mengurangi volume komposisi material
apalagi mengurangi volume semen.
o. Setelah pengadukan pertama selesai lakukan pemeriksaan slump trest. Dari nilai pemeriksaan
slump test akan diketahui komposisi air optimal untuk campuran tersebut. Nilai Slump test yang
disyaratkan. Jika nilai slump test dibawah syarat, berarti adukan terlampau kering maka air
harus ditambah. Jika nilai slump test diatas syarat berarti adukan terlampau encer, maka
jumlah air harus dikurangi.
p. Lakukan pengujian slump test saat pengadukan kedua, jika sudah memenuhi syarat maka
dijadikan standar jumlah air dalam adukan. Jika belum dilakukan lagi pemeriksaan di
pengadukan ke tiga. Selanjutnya pengambilan nilai slump test dapat dilakukan dalam
beberapa tahap atau diacak jika dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton
dianggap kurang layak.
q. Pengawas berhak memerintahkan pelaksana untuk membuat Benda Uji Kubus/Silinder untuk
uji kekuatan tekan beton. Pengambilan campuran beton Benda Uji diambil dari adukan
secara acak dari beberapa pengadukan.
r. Kadangkala untuk mempercepat pengadukan, pekerja sering menambahkan air. Hal ini harus
secara tegas dilarang oleh pengawas.
s. Pengawas harus memerintahkan dan mengawasi pemakaian concrete vibrator. Setiap
penuangan campuran beton harus dilakukan pemadatan menggunakan concrete vibrator
sesuai standar pemakaiannya.
t. Jika pengecoran dilakukan secara bertahap oleh volume yang cukup besar , misalnya
pengecoran plat lantai maka penghentian pengecoran diatur pada posisi yang diisyaratkan.
Untuk penyambungan pengecoran selanjutnya terlebih dahulu harus dituangkan lem beton
(Cold Joint). Pemakaian cold joint harus mendapatkan persetujuan pengawas dimana sebelum
pekerjaan dimulai pelaksana harus memberitahukan jenis cold joint yang akan dipakai.
u. Pengawas harus memeriksa pelaksanaan pengecoran berjalan baik dan pastikan semua
bagian terisi oleh beton. Khusu elevasi ketinggian batas atas pengecoran di angkur harus
diperiksa jangan sampai melebihi batas pengecoran. Karena jika lebih harus dilakukan
pembobokan.
PEKERJAAN BETON - 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
v. Setelah pengecoran selesai, semua perkakas dan peralatan harus dibersihkan dan dicuci
supaya tidak terjadi pengikatan beton terhadap peralatan dan perkakas sehingga tidak bisa
terpakai lagi.
2.4 Pengukuran Pembayaran
Pekerjaan beton diukur berdasarkan jumlah meter kubik yang didasarkan atas realisasi yang
terpasang di lapangan yang disetujui Pemimpin Proyek setelah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas. Kuantitas meter kubik beton yang terpasang dilapangan merupakan dasar pengukuran
hasil pekerjaan beton.
2.5 Dasar pembayaran
Kuantitas beton yang diukur menurut ketentuan seperti uraian diatas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukan dalam daftar kuantitas harga untuk masing-masing mata
pembayaran yang terdaftar di bawah ini yang merupakan kompensasi penuh untuk seluruh proses
untuk penyelesaian pekerjaan beton termasuk pengadaan pekerja, peralatan, dan pengujian serta
pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan
seperti yang diuraikan dalam gambar dan spesifikasi ini.
PASAL 3
PEKERJAAN BAJA TULANGAN
PEKERJAAN BETON - 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. AASHTO
ASHTO M 284-03 : Epoxy-CoatedReinforcing Bar
AASHTO M 31M-03 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete
Reinforcement
A.C.I. 315 : Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced Concrete
Structures, American Concrete Institute
c. Toleransi
Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315
Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar
baja tulangan adalah sebagai berikut :
- 35 mm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah
atau terhadap bahaya kebakaran;
- Untuk beton yang terendam/tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau
timbunan tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan;
- 75 mm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai, atau untuk
beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat
menyebabkan berkurangnya umur atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan
langsung di atas tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan
kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya.
Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang
di las yang memenuhi SNI 07-0663-1995 tentang jaring kawat baja las untuk tulangan beton
dapat digunakan.
b. Tumpuan untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak
dengan mutu > fc' 21,7 MPa (K-250) seperti yang disyaratkan dari Spesifikasi ini, terkecuali
PEKERJAAN BETON - 13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak boleh digunakan
sebagai tumpuan.
Pada baja tulangan non prategang, untuk mencegah proses korosi pada tulangan beton
prategang, perlu diberikan tebal selimut beton yang cukup tebal. Tebal selimut minimum
ditentukan berdasarkan SNI 07-2052-2017 sebagai berikut:
Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah : 75 mm
Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca:
- Batang D-19 hingga D-56 : 50 mm
- Batang D-16 dan yang lebih kecil : 40 mm
b. Beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah atau cuaca:
Pelat, dinding dan pelat berusuk;
- Batang D-44 dan D-56 : 40 mm
- Batang D-36 dan yang lebih kecil : 25 mm
Balok dan kolom:
- Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral : 40 mm
Komponen struktur cangkang dan pelat:
- Batang D-19 dan yang lebih besar : 25 mm
- Batang D-16 dan yang lebih kecil : 20 mm
Tebal Selimut Beton Dari Baja Tulangan Untuk Beton Yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
Diameter Tebal Selimut
(mm) (mm)
< 16 35
19 - 22 50
> 25 60
PEKERJAAN BETON - 14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Cara lain dari perlindungan korosi boleh dilakukan dengan tulangan yang dilindungi dengan
epoxy (epoxy coated) harus sesuai dengan AASHTO M 284-03, pelapisan ulang beton, atau
membran rapat, atau suatu kombinasi dari cara-cara tersebut di atas.
PEKERJAAN BETON - 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak
tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup)
terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan;
Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar,
tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan
yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan
tarik minimum;
Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang tindih
minimum harus 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada
ujungnya;
Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam Gambar atau
secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana Direksi Pekerjaan
menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka sambungan dalam hal ini adalah
sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan dari AWS D 2.0.
Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan;
Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga
tidak akan terekspos;
Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan bagian
tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman. Anyaman harus
dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus dihentikan pada
sambungan antara pelat;
Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama,
maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian
(semen dan air saja) atau cara lain sehingga tulangan dapat terhindar dari bahaya korosi;
Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul
perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban
konstruksi lainnya.
3.5. Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/
memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus
sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan dalam spesifikasi ini
b. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala hal tidak
membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk memastikan ketelitian dari
PEKERJAAN BETON - 16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuai dengan daftar dan
diagram, untuk memenuhi rancangan dalam Gambar, menjadi tanggung jawab dan atas
biaya Penyedia Jasa;
Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam pekerjaan :
- Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi pembuatan yang
disyaratkan dalam ACI 315;
- Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau Gambar Kerja Akhir
(Final Shop Drawing);
- Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh sebab
lain.
Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang tulangan tidak
boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan atau
yang sedemikian sehingga akan merusak atau melemahkan bahan. Pembengkokan
kembali dari batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain
oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan
kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada
Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan kembali, atau
bilamana pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki
dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan
dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan dan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa
PEKERJAAN BETON - 17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Dasar Pembayaran
Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar
pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini, dan
terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,
perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang
memenuhi ketentuan.
Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
Baja Tulangan BJ 24 Polos Kilogram
Baja Tulangan BJ 32 Ulir Kilogram
PEKERJAAN BETON - 18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PASAL 4
PEKERJAAN CETAKAN DAN ACUAN/BEKISTING
4.1. Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan Perancah untuk
pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-
sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan
untuk struktur yang aman.
4.3. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan jadwal yang telah
disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya
sendiri maupun dari kontraktor lain
"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang berpengalaman dalam hal
cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk
ditinjau.
− Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada "pengawas yang
ditunjuk" dalam waktu 30 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja, juga harus
PEKERJAAN BETON - 19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
− Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang, metode dari
kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" sekurang-kurangnya empat
minggu hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa. Hanya gambar kerja untuk cetakan
beton ekspose yang perlu persetujuan dari arsitek.
4.4. Bahan
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan penunjang
pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan
terperinci
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor
harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh
"pengawas yang ditunjuk". Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
4.5.1. Perancangan/Desain
− Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang
bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
− Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah, beban-
beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan
untuk penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan
baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa
konsentrasi berlebihan.
4.5.2. Acuan
− Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi
komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat
teknis pelaksanaan.
− Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.
PEKERJAAN BETON - 20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
− Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan mampu
mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
− Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang
sudah selesai dikerjakan.
− Jangan memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak dari beton.
o Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus seragam dan
simetris.
o Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan- pertemuan
bidang, harus disetujui dahulu oleh "pengawas yang ditunjuk" untuk pola sambungannya.
− Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-panel cetakan harus
dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus
dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan
yang berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang sama.
o Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan panel-
panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir halus dari adukan beton
baru ke permukaan campuran beton sebelumnya.
− Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven dengan lebar
nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar,
takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
− Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari papan
haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang
sama tanpa sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut
dan perubahan bidang.
− Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk
mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang plywood
dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.
− Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
PEKERJAAN BETON - 21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
− Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan lain yang
disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak-
tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya.
− Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana beton
diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil dan
mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan
− Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus tanpa urat kayu dan
noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang
merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan
dipakai untuk permukaan beton.
− Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan minyak/gemuk (bahan untuk melepaskan
beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi
perusahaan sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
− Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat, atau model
yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian
sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai
penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
− Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis dengan
kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada
permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah
lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat pada gambar atau
seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan beton
haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan
PEKERJAAN BETON - 22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih baik/tebal, dibentuk
untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk mengeluarkan
gangguan dari mortar/adukan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis penggunaannya, dan
harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan untuk
pengeringan udara (alamiah).
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton :
− Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur beton bila
tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang selongsong pada
tempat-tempat yang dilewati pipa.
− Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak dibenarkan untuk
menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
− Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton
dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera
mengkonsultasikan hal ini dengan "pengawas yang ditunjuk".
PEKERJAAN BETON - 23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
− Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
− Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk
memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
− Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda/peralatan yang
akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi
dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.
4.6. Pelaksanaan
4.6.1. Umum
a. Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya
kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap
pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya
sentuhan yang mungkin ada.
c. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk.
Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama
pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan yang
berlebihan sehingga menurut pendapat "pengawas yang ditunjuk" hal ini akan menyebabkan
kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau
dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka "pengawas yang ditunjuk" dapat
memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan
mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup
kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
d. Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail
(termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk
disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut
disetujui.
e. Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung untuk
melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selama
PEKERJAAN BETON - 24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
g. Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama dimana
diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.
4.6.2. Pemasangan
a. Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari beton
seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings), celah-celah,
pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.
b. Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan
serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
c. Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab
untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat
dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.
d. Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah
mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti
diperlihatkan lain pada gambar.
e. Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1, Tolerances
for Reinforced Concrete Building.
f. Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton
yang diekspose.
g. Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak
mengalami kerusakan pada permukaan.
h. Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari
balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri.
Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai
dibawahnya bekerja penuh.
i. Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-benar
yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai "plumbness"/kemiringan
lebih atau kurang dari 10 mm.
PEKERJAAN BETON - 25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya memegang/menahan
cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.
a. Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya
seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil dan
permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku
untuk batang- batang kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada
permukaan beton dengan suatu cara tertentu.
b. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk
melepaskan.
4.6.5. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek saja
c. Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang.
Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan
sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan beton yang diperkeras dimana beton
basah akan dicor/dituangkan.
d. Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima
penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan
a. Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton
ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints.
4.6.8. Pembersihan
a. Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari beton yang
dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada bagian bawah
dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas
pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran
beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan "pengawas
yang ditunjuk".
PEKERJAAN BETON - 26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan pada
lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa
persetujuan "pengawas yang ditunjuk".
d. Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose, lokasi
harus disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
b. Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda. Tempatkan
expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.
4.6.10. Dinding-dinding
a. Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti diperlihatkan
pada gambar-gambar.
PEKERJAAN BETON - 27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
d. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-
lantai beton
4.6.11. Waterstops
a. Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih dari 4
(empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan tanah atau air di bawah
lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan
waterstop
a. Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada
gambar-gambar.
b. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari semua cetakan- cetakan kolom
untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat
sebelum pengecoran beton.
a. Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan
tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
b. Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-
dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak dan untuk
mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran
dari beton.
a. Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa
menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-bukaan
(reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan
beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan.
Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan
dari desain.
PEKERJAAN BETON - 28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
a. Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan baik dan
dalam kondisi yang memuaskan bagi "pengawas yang ditunjuk". Cetakan-cetakan yang
tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila
pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk", bagian pembersihan
cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaran-lembaran
yang rusak.
b. Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan
lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang plywood yang
mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada
permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian
permukaan.
c. Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan membersihkan
secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan
pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan yang lepas atau rusak.
d. Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh
perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat hanya boleh
dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang identik.
e. Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada bagian
permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari
plywood yang robek atau lepas seratnya.
f. Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung oleh
struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang
berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah.
PEKERJAAN BETON - 29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
a. Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan
dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara
terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
b. Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut diperlihatkan
pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.
Kuantitas bekisting diukur berdasarkan jumlah meter persegi terpasang dilapangan, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukan dalam daftar kuantitas harga untuk mata
pembayaran yang terdaftar di bawah ini yang merupakan kompensasi penuh untuk seluruh proses
untuk penyelesaian pekerjaan bekisting termasuk pengadaan pekerja, peralatan, serta pekerjaan
lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti
yang diuraikan dalam gambar dan spesifikasi ini.
Bekisting m2
PEKERJAAN BETON - 30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
DEVISI 3
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 01
PEKERJAAN PENGECATAN
1.1 Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel vernis, sealer sement-emulsion filter dan
pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
b. Pekerjaan finishing duco dilakasanakan sesuai dengan yang tertera pada gambar denga
mennggunakan cat duco kwalitas I.
c. Cat besi menggunakan merk Seiv atau yang setaraf. Untuk cat kayu menggunakan produk SEIV,
AVIAN atau Pinotex, Danapaint atau yang setaraf.
d. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang diencerkan.
e. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan MK/ Direksi.
PEKERJAAN PENGECATAN - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pengecatan m2
PEKERJAAN PENGECATAN - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
DEVISI 4
PEKERJAAN SANITASI
PASAL 01
PEKERJAAN SANITASI
1.1 Bahan
a. Toilet yang ditunjuk pada gambar menggunakan merk setara Toto
- Kloset duduk CW 600 J
- Paper Holder TX 703 AM
- Jet washer THX 20 NB
- Floordrain type TX 1B
b. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan dipasaran, kecuali bila
ditentukan lain.
c. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan
yang telah di sediakan oleh pabrik.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku ini.
DEVISI 5
PEKERJAAN SIGNAGE
PASAL 01
PEKERJAAN SIGNAGE
PEKERJAAN SIGNAGE - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
pekerjaan yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti yang diuraikan dalam gambar dan
spesifikasi ini.
Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran
PEKERJAAN SIGNAGE - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
DEVISI 6
PEKERJAAN HARDSCAPE
PASAL 01
PEKERJAAN STREET FURNITURE
a. Bench type 1
b. Bench type 2
c. Bench type 3
d. Bench type C
e. Bench type D
f. Totem
g. Signage
h. Lampu tipe A
i. Lampu tipe B
1.2. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan street furniture yang sifatnya fabrikasi Penyedia Jasa diharapkan mengajukan
brosur pekerjaan tersebut dan spesifikasi kepada Konsultan MK/ Direksi.
b. Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap metode pelaksanaan dan
jaminan dari pabrik.
1.3. Pelaksanaan Pekerjaan
Hollow + akrilik
Signage Unit
DEVISI 7
PEKERJAAN LANSKAP
BAB I
UMUM
PEKERJAAN LANSKAP - 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya:
a. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
b. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat
pula:
a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Perencana dan sudah disahkan, termasuk juga gambar-
gambar detil yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.
PEKERJAAN LANSKAP - 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan
grafik kemajuan (prestasi kerja).
4. Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan
Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
PEKERJAAN LANSKAP - 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
barang- barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-
alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan
ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
PEKERJAAN LANSKAP - 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
terhitung dari jam penolakan.
d. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
PEKERJAAN LANSKAP - 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan bersama-
sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan bersama-sama Kontraktor
dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan
dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.
1.17 DOKUMENTASI
Kontraktor harus menyimpan, menyediakan, dan membuat dokumentasi pekerjaan secara
lengkap, termasuk segala perubahan yang terjadi sejak awal sampai berakhirnya pekerjaan.
a. Dokumen kerja
Kontraktor harus menyimpan dokumen kontrak yang terdiri atas CCO, Addendum Kontrak
dan Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) beserta lampiran-lampirannya.
b. Bahan-bahan
Semua material: sampel tanaman, media tanam, pupuk, obat-obat tanaman, dan material
lain harus memperoleh persetujuan dari Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas. Seluruh
contoh material tersebut harus tetap disimpan di tempat kerja.
c. Foto-foto
Kontraktor harus membuat foto-foto pelaksanaan mulai dari 0% sampai dengan selesai
100 %. Dokumentasi ini merupakan lampiran laporan dan harus sudah diserahkan paling
lambat saat Serah Terima Sementara hasil pekerjaan.
Laporan tersebut diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk mendapatkan
persetujuannya. Persetujuan laporan tersebut akan digunakan sebagai persyaratan untuk
dokumen faktur.
PEKERJAAN LANSKAP - 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
BAB II
PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1 UMUM
Untuk menjamin mutu pekerjaan (seperti ketepatan ukuran, kerapian pelaksanaan pekerjaan),
Kontraktor harus menempatkan tenaga-tenaga yang berkualitas, berpengalaman dan memahami
permasalahan teknis sesuai dengan tugasnya dalam pekerjaan. Tenaga-tenaga tersebut bila
diperlukan, harus melakukan pengukuran, menetapkan titik-titik tetap pada staking out,
melakukan penelitian/pengujian material, menggambar, penyusunan laporan dan dokumentasi
pekerjaan.
2.1.1 Persiapan
a. Kontraktor harus mempelajari gambar-gambar sebelum memulai pengukuran. Kontraktor
dan Konsultan Pengawas bersama-sama mengadakan penyesuaian dan koreksi terhadap
kenyataan di lapangan, terutama pada dimensi pekerjaan, lokasi pekerjaan serta
persesuaian dan kesepakatan atas hal tersebut di atas.
b. Kontraktor harus mempunyai informasi yang jelas tentang letak, lokasi, jenis pekerjaan,
gambar dan ukuran dari yang akan dikerjakan. Hasil pemeriksaan harus diukur dalam
buku ukur standar. Buku tersebut harus dijilid dan tidak berupa lembaran yang terlepas.
c. Kontraktor harus memeriksa letak patok koordinat dan station. Bila diperlukan, Kontraktor
dapat meletakkan pada lokasi yang benar (dipindahkan).
d. Pada tempat-tempat dimana terdapat lokasi pekerjaan, harus dibuat gambar-gambar
kondisi asli (misal profil melintang dari jalan yang asli).
PEKERJAAN LANSKAP - 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
yang diperlukan dalam pekerjaan ini apakah memenuhi persyaratan mutu, atau melebihi
dari yang disyaratkan.
b. Saat Pelaksanaan
1. Konsultan Pengawas berhak untuk menolak material, barang, pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan minimum yang disyaratkan.
2. Kontraktor bertanggungjawab untuk menyampaikan bukti-bukti yang diperlukan baik
bahan maupun hasil pekerjaan atau kedua-duanya yang diminta oleh Konsultan
Pengawas, atau disyaratkan dalam dokumen kontrak, bahwa bahan atau pekerjaan
tersebut memenuhi atau melampaui persyaratan standar yang diperlukan. Bukti
tersebut harus dalam bentuk tertulis dalam bentuk copy laporan hasil pengujian yang
disahkan.
2.1.3 Pengangkutan
a. Transportasi dan muatan lebih
1. Konsultan Pengawas akan mengatur batas muatan kendaraan yang diizinkan dalam
lingkungan pekerjaannya. Hal tersebut diperlukan demi keamanan terhadap
kerusakan struktur jalan dan jembatan dalam wilayah kerjanya.
2. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan jalan maupun jembatan yang
disebabkan oleh kegiatan transportasi yang dilakukannya. Untuk itu Kontraktor harus
memelihara dan memperbaiki kerusakan tersebut atas beban Kontraktor.
3. Bila menurut pandangan Konsultan Pengawas kegiatan pengangkutan yang
dilakukan oleh Kontraktor akan mengakibatkan kerusakan jalan, maka Pemimpin
Proyek / Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk menggunakan
jalan alternatif. Penggunaan jalan alternatif ini tanpa adanya pembayaran kompensasi
dan Kontraktor tidak mempunyai hak untuk menuntut kompensasi tersebut.
4. Kontraktor harus membuat rencana pengaturan pengangkutan materialdan alat-alat
yang digunakan serta jalur jalan yang akan dilalui. Rencana tersebut harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.
PEKERJAAN LANSKAP - 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Jadwal Keuangan
Jadwal keuangan diperlukan untuk membuat cash flow keuangan untuk penyelesaian
pekerjaan.
c. Analisa Jaring (net work planning) atau Precedence Diagram. Kontraktor wajib membuat
analisa jaring yang memperlihatkan awal mulai (early start) dan akhir penyelesaian
(latest finish) dari masing-masing kegiatan, dan ditunjukkan lintasan kritisnya (critical
path). Kontraktor juga wajib membuat secara terpisah, grafik atau diagram dari program
pelaksanaan pekerjaan kritisnya.
d. Jadwal Lainnya
Apabila diminta oleh Pemimpin Proyek atau Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib
membuat jadwal, gambar, denah (peta), lokasi dan lain-lain informasi yang diperlukan oleh
Pemimpin Proyek atau Konsultan Pengawas.
b. Selama Pelaksanaan
Pembersihan harus dilaksanakan untuk menjamin lokasi pekerjaan dipelihara, bebas dari
timbunan material sisa, dan dan kotoran lainnya.
Material yang kering serta sampah harus dilembabkan dengan air tidak terbawa
angin.
PEKERJAAN LANSKAP - 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Selama pekerjaan, tempat umum, dan tempat kerja harus selalu terjaga
kebersihannya. Material sisa dan sampah harus dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan drum penampung untuk mengumpulkan material sisa
dan sampah, kemudian dibuang dari lokasi pekerjaan. Material sisa, kotoran dan
sampah harus dibuang pada tempat penimbunan yang ditunjuk.
Barang-barang yang disimpan harus disusun secara teratur sehingga mudah untuk
digunakan, tidak mengganggu lalu lintas dan drainase serta menyediakan
perlindungan yang memadai terhadap barang tersebut.
Kontraktor wajib mengurug kembali seluruh lubang dan galian yang dibuat selama
pekerjaan. Kontraktor harus membuang dan membersihkan sampah serta material
yang sudah tidak dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Akhir Pelaksanaan
Pada akhir pelaksanaan Kontraktor harus meningggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan
bersih dan siap untuk digunakan oleh Pemilik Proyek.
Kontraktor harus mengembalikan ke keadaan semula bangunan tempat kerja yang
tidak ditetapkan untuk diubah.
Sebelum penyelesaian pekerjaan, jalan dan seluruh tempat yang telah digunakan
sehubungan dengan pekerjaan, harus dibersihkan dari sisa material dan sampah.
Tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan yang rapi, bersih dengan kelandaian
serta ketinggian yang baik. Seluruh sisa perkakas, material, sampah dan kotoran
harus dibawa ke luar dari tempat kerja.
Kontraktor harus mempekerjakan pekerja yang berpengalaman untuk pembersihan
akhir dan untuk penyiapan penyerahan pekerjaan kepada Pemilik Proyek. Kontraktor
wajib melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan dari kerusakan dan kotoran sebelum
pembersihan akhir.
PEKERJAAN LANSKAP - 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Apabila kantor lapangan berada di dalam wilayah jalan, Kontraktor harus memperhatikan
dan mentaati peraturan lalu lintas yang berlaku serta melaporkan kepada Permimpin
Proyek sebelum menetapkan lokasi dan melaksanakan pemasangan instalasi / bangunan.
Drainase pada komplek pusat kegiatan tersebut harus berfungsi dengan baik. Kontraktor
harus mengambil tindakan pengamanan yang memadai untuk pencegahan kebakaran
selama periode penanaman maupun periode pemeliharaan.
b. Persyaratan Bangunan
Kantor lapangan harus baik secara struktur, kedap terhadap cuaca, dengan lantai lebih
tinggi dari permukaan tanah. Luas dan dimensi bangunan mencukupi kebutuhan
Kontraktor. Pada saat selesainya pekerjaan, Kontraktor harus membongkar kantor
lapangan / sementara dan gudang sehingga kondisi lokasi kembali seperti semula
d. Bila untuk suatu keadaan yang tidak terelakkan, dimana saluran air minum / pembuangan,
aliran listrik dan sebagainya yang sifatnya digunakan oleh umum menjadi terganggu oleh
pekerjaan ini, maka Kontraktor wajib mengusahakan suatu cara penyelesaian sehingga
fasilitas-fasilitas umum tersebut tetap berjalan lancar sebagaimana mestinya.
2.2.3 Nursery
a. Umum
1. Nursery adalah lokasi yang cukup luas berbentuk bidang yang aman. Area ini
digunakan untuk memelihara dan mempersiapkan tanaman sehingga tanaman siap
dipindahkan ke tempat yang benar. Fungsinya termasuk menyimpan semua
peralatan, pupuk dan bahan pembantu pemeliharaan yang berkaitan dengan kegiatan
pertanaman, berbentuk bidang yang aman. Semua tanaman harus diletakkan pada
tempat yang teduh dengan keadaan tanah datar dan bersih.
2. Nursery dibangun oleh kontraktor dengan ukuran 500 m2 dengan persetujuan
konsultan pengawas. Nursery menggunakan konstruksi bambu dan dilengkapi
dengan paranet, instalasi selang penyiraman dan pompa air. Pada nursery juga
terdapat kantor dan gudang kontraktor. Kantor dilengkapi dengan ruang kerja dan
ruang rapat serta penginapan pekerja, sedangkan gudang digunakan untuk
penyimpanan peralatan kerja, peralatan perlindungan/pengaturan lalu lintas dan
material serta bahan lainnya sesuai dengan kebutuhannya dan ketentuan dalam
PEKERJAAN LANSKAP - 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
dokumen kontrak.
3. Peralatan dan bahan yang digunakan kontraktor diperiksa oleh konsultan pengawas,
untuk memastikan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan dalam kontrak. Bahan
dan material berupa pupuk, pestisida dan obat-obatan lainnya dalam keadaan kering
dan bersih. Kekurangan peralatan, bahan dan material harus dilengkapi agar tidak
menghambat pelaksaan pekerjaan dilapangan.
4. Aplikasi Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) seperti Rootane/Atonik dengan dosis 2-3
cc/liter dapat diaplikasikan pada bola akar tanaman pada saat tanaman distok di
Nursery. Selama tanaman disimpan di nursery tetap disiram rutin dan dirawat dengan
baik.
5. Tanaman yang disimpan di nursery diperiksa spesifikasinya oleh Konsultan
Pengawas. Pemeriksaan meliputi tinggi tanaman, diameter batang, kondisi bola akar,
percabangan dan daun serta dipastikan tanaman dalam keadaan instant. Tanaman
juga diperiksa jumlahnya dan selanjutnya diberi label tanaman. Tanaman yang ditolak
harus dikeluarkan dari nursery.
6. Tanaman di nursery disusun dengan rapi dikelompokkan per jenis tanaman dan
dilengkapi dengan ajir bambu utuh agar memudahkan dalam pemeriksaan, teratur
dan nursery dalam kondisi bersih (tidak berantakan).
7. Kontraktor harus mengantisipasi musim kemarau yang ekstrem dengan
menggunakan alcosorb dengan takaran 50-100 gram perpohon. Alcosorb ditanamkan
pada area sekitar akar tanaman. Kontraktor juga dapat memberikan mulsa dari
irisan/cacahan pelepah batang pisang yang atau dapat pula menggunakan tanaman
apu-apu dari empang. Aplikasi mulsa lainnya juga dapat diberikan apabila sudah
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. Antisipasi musim kemarau yang
ekstrem juga dapat dilakukan dengan mengintensifkan atau menambah armada
penyiraman.
8. Aplikasi Pupuk Kandang dengan takaran 5-10 kg per pohon dapat dilaksanakan pada
musim kemarau. Aplikasi pupuk kandang diharapkan dapat membantu penyerapan
air dalam tanah serta memperbaiki stuktur tanah. Pupuk Kandang dari kotoran sapi
dan atau ayam yang sudah matang atau jenis pupuk kandang lainnya yang sudah
mendapat persetujuan konsultan pengawas. Pupuk kandang diaplikasikan pada awal
penanaman dan pada masa perawatan, khususnya pada musim kemarau.
9. Dalam rangka perbaikan struktur tanah, kontraktor dapat melakukan aplikasi
EM4/BOKASHI dengan dosis 3-10 cc/liter. Aplikasi ini ditujukan untuk memperbaiki
struktur tanah dan menguntungkan bagi tanaman. Aplikasi dapat dilaksanakan pada
saat penanaman dan pada masa perawatan. Aplikasi EM4/BOKASHI dilaksanakan
setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
10. Aplikasi pupuk NPK/PHONSKA 15-15-15 dapat diaplikasikan pada masa perawatan
PEKERJAAN LANSKAP - 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
dengan takaran 50-100 gram perpohon. Pemupukan NPK dapat dilaksanakan pada
sore hari dan dipendamkan ke dalam tanah sekitar akar tanaman. Setelah
pemupukan segera dilakukan penyiraman untuk mengoptimalkan fungsi pupuk bagi
tanaman.
11. Pemangkasan tunas air dilakukan khususnya pada pohon seperti Tembusu, Meranti
dan putat agar daun mengumpul pada bagian tajuk tanaman dan tanaman terlihat
ideal, estetik dan proposional.
b. Lokasi
1. Terletak pada area yang cukup datar dan tidak dengan permukaan/lapisan batuan.
2. Mudah dicapai dari jalan
3. Dekat dengan kantor proyek / tidak jauh dari Pos/ gerbang proyek
4. Terdapat / dekat dengan sumber air
Di area nursery harus disediakan cukup air untuk penyiraman. Sumber air dari sumur
atau air sungai yang mutunya memenuhi syarat. Semua tanaman yang berada di
nursery harus disiram 2 (dua) kali sehari pada pagi dan sore hari.
5. Seluruh area nursery harus bebas dari genangan air / banjir.
c. Persyaratan
1. Harus memiliki keteduhan dengan cara:
Menggunakan pelindung paranet dengan kerapatan 50 %
Tiang penyangga dari bambu diameter 8 – 10 cm, tinggi 3 m dari permukaan
tanah, dipancang tegak lurus ke dalam tanah, dengan perkuatan dibuat pada
setiap sambungan
2. Luas cukup memadai
3. Maksimalisasi penggunaan material sehingga menghasilkan modul yang maksimal
(misal: memperhitungkan ukuran paranet, bambu yang ada di pasaran)
4. Harus mempunyai sirkulasi udara yang baik.
PEKERJAAN LANSKAP - 13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN LANSKAP - 14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
c. Pengaturan lalu lintas pada jalan (dengan jalur pemisah/median) harus dilaksanakan
untuk panjang tertentu dan menyediakan sarana pemisah jalur berupa rubber cone dan
sarana pengatur lalu-lintas lainnya sesuai dengan gambar.
d. Kontraktor harus selalu mengusahakan agar hambatan-hambatan, kesulitan-kesulitan dan
kelambatan-kelambatan lalu lintas dihindari.
Bila diperlukan, Konsultan Pengawas menghendaki, Kontraktor harus menyediakan
tenaga / pekerja untuk memastikan kontrol dan mengelola lalu lintas baik penggunaan
seketika maupun sepanjang pekerjaan
PEKERJAAN LANSKAP - 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
bulan untuk setiap kali permohonan pembayaran. Jumlah pembayaran terdapat pada Daftar
Kuantitas dan Harga untuk pekerjaan Pengaturan dan Pengamanan lalulintas.
Pembayaran berdasarkan mata pembayaran ini harus sudah mencakup biaya Kontraktor untuk
upaya memenuhi kewajibannya dalam Pasal ini beserta butir-butir pembayaran lain yang
diuraikan dalam Spesifikasi Khusus yang dinyatakan tercakup dalam pembayaran dalam Pasal
ini.
Harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk tenaga, material, peralatan dan
hal-hal lain yang perlu dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan sebaik-baiknya.
Apabila ternyata kebutuhan sarana pengatur lalu lintas tidak sesuai dengan ketentuan yang ada
(kebutuhan nyata di lapangan kurang), maka Kontraktor wajib memenuhi kekurangan tersebut
tanpa adanya tambahan biaya.
Bila Kontraktor gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini, maka Pemimpin Proyek / Konsultan
Pengawas melalui pihak lain dapat mengambil alih pekerjaan ini untuk pelaksanaannya, dan
kepada Kontraktor akan ditagihkan seluruh biaya pelaksanaannya ditambah 10 % dari seluruh
biaya tadi.
PEKERJAAN LANSKAP - 16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Rencana Mobilisasi
Rencana mobilisasi harus dilengkapi dengan:
- lokasi pusat-pusat kegiatan seperti: kantor, tempat-tempat penyimpanan bahan,
nursery disertai denahnya.
- Rencana pengangkutan alat dari dan kemana, jadwal pengiriman serta tahapan
menurut prioritasnya, cara pengiriman dan sebagainya.
- Perubahan yang terjadi, yang menyimpang dari hasil pembahasan, harus dilaporkan
dan mendapat persetujuan Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas.
c. Periode Mobilisasi
PEKERJAAN LANSKAP - 17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN LANSKAP - 18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Pengukuran hasil pekerjaan lebih tersebut harus dikerjakan, dicatat dan diperiksa oleh
Konsultan Pengawas serta disetujui oleh Pemimpin Proyek pada saat pekerjaan tersebut
selesai dilaksanakan. Pengukuran yang dilakukan oleh Kontraktor tidak akan dianggap sah.
c. Pemimpin Proyek dan Konsultan Pengawas akan membuat catatan tentang pelaksanaan
pekerjaan lebih tersebut, dan dicocokkan dengan catatan Kontraktor. Catatan untuk
menyelesaikan pekerjaan lebih tersebut meskipun telah disetujui, tidak akan membuat
Pemimpin Proyek terikat dalam menentukan nilai pekerjaan lebih. Nilai pekerjaan lebih
tersebut ditentukan dengan hasil pengukuran yang dilakukan sesuai dengan ketentuan di
atas.
PEKERJAAN LANSKAP - 19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Gambar terlaksana / terpasang (as built drawings) harus mendapat persetujuan dari
Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas. Seluruh gambar terlaksana tersebut harus
sudah disampaikan kepada Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas pada saat proses
serah terima sementara hasil pekerjaan.
PEKERJAAN LANSKAP - 20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
c. Kontraktor harus membuat gambar hasil pelaksanaan di atas kertas ukuran A-1 atau
ukuran yang lain sesuai perintah Pemimpin Proyek / Konsultan Pengawas. Gambar hasil
pelaksanaan pekerjaan penananam pohon terdiri dari gambar denah tanaman yang
menunjukkan juga jenis tanaman dan jumlahnya.
e. Seluruh data dalam gambar terlaksana harus benar-benar akurat dan lengkap dengan
rincian sesungguhnya seperti:
- Perubahan yang dibuat oleh "Change Order" atau Perintah Lapangan
- Rincian yang tidak ada pada kontrak yang semula
- Dimensi tanaman dan dibedakan sesuai jenis tanamannya
Gambar hasil pelaksanaan ini harus disetujui oleh Pemimpin Proyek / Konsultan
Pengawas.
Bila Kontraktor gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini, maka Pemimpin Proyek / Konsultan
Pengawas melalui pihak lain dapat mengambil alih pekerjaan ini untuk dilaksanakannya, dan
kepada kontraktor akan ditagihkan seluruh biaya pelaksanaannya ditambah 50 % dari seluruh
biaya tadi.
PEKERJAAN LANSKAP - 21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
BAB III
PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN LANSKAP - 22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN LANSKAP - 23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Tebal lapisan tanah subur / topsoil, termasuk dalam area concrete barrier minimum 30 cm
atau sesuai dengan gambar.
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat persetujuan dari pihak
Konsultan Pengawas dan atau Pemimpin Proyek.
3.7. PEMUPUKAN
Untuk meningkatkan unsur mikro dan makro yang dikandung tanah, pupuk kandang yang telah
matang harus dicampur dengan Bokasi/EM 4 serta dapat pula ditambahkan Furadin.
PEKERJAAN LANSKAP - 24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
BAB IV
PEKERJAAN PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
PEKERJAAN LANSKAP - 25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
b. Polybag adalah kantong plastik dengan bentuk khusus untuk membungkus akar dan ujung
bagian bawah tanaman beserta tanah yang melekat padanya. Tanaman yang dimaksudkan
adalah pohon atau perdu yang sedang dalam proses pemindahan untuk menuju penanaman
akhir. Bahan plastik tersebut tidak mudah hancur baik di atas atau di dalam tanah. Walaupun
ketebalan bahan polybag dapat ditembus oleh pertumbuhan akar pohon di dalam tanah,
tetapi akar perdu tidak cukup kuat menembusnya. Polybag memiliki ciri-ciri berupa kantong
berlubang yang memungkinkan air berlebihan di dalamnya dapat keluar sehingga akar tidak
membusuk. Polybag memiliki berbagai ukuran. Ukuran polybag yang dipergunakan dipilih
sesuai dengan ukuran besarnya akar dan tanah yang dibutuhkannya. Saat penanaman
tanaman di lapangan maka polybagnya dibuka/dicopot.
c. Bibit tanaman sampai di tempat penampungan (nursery) senantiasa harus dalam keadaan
sehat mulai dari akar, batang dan daun. Pemilihan tanaman harus rata keadaannya baik
tinggi tajuk maupun lebar tajuk. Semua jenis tanaman yang akan dipilih harus sesuai dengan
ukuran yang diberikan dalam daftar kuantitas.
d. Daftar Tanaman:
PEKERJAAN LANSKAP - 26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Yang menjadi pedoman dalam penentuan jenis tanaman adalah nama latin atau botani dari
tanaman tersebut.
e. Dalam nursery, pohon yang dinyatakan sehat/baik dan memenuhi syarat diberi keterangan
tertulis yang diikatkan secara longgar pada masing-masing batang tanaman. Keterangan
menyebutkan jenis tanaman, nomor urut dan tanggal masuk nursery. Keterangan berupa
label dari kertas karton ukuran 5 x 10 cm. Keterangan ditulis dengan jelas dibungkus plastik
dan digantung menggunakan tali rapia. Label menggunakan kertas tahan cuaca.
f. Untuk penyimpanan sementara, tanaman harus diletakkan pada tempat yang teduh sekitar
lokasi penanaman (dibuatkan bedeng/nursery). Permukaan nursery datar dan bersih.
Tanaman yang datang harus segera disiram dan dipelihara di bedeng/nursery selama
minimal 14 hari sebelum dilakukan penanaman di lokasi.
g. Semua tanaman yang masuk atau keluar nursery harus dicatat. Semua jenis tanaman yang
akan ditanam harus berasal dari bedeng/nursery dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Pengiriman tanaman dari nursery ke lokasi tanam dicatat sesuai labelnya. Label
harus tetap tergantung sampai berakhirnya masa pemeliharaan.
i. Tanaman yang mati atau yang tidak sesuai dengan spesifikasi harus dikeluarkan dari nursery
selambat-lambatnya 2 hari. Semua sampah harus dibawa keluar lokasi nursery sehingga
terjaga kebersihannya.
j. Hasil pekerjaan pemeriksaan tanaman diamati dan dicatat untuk kemudian dilaporkan kepada
PEKERJAAN LANSKAP - 27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Konsultan Pengawas.
PEKERJAAN LANSKAP - 28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
4.4.1. Pemupukan
Pupuk kandang yang bermutu baik, yang telah melalui masa penimbunan selama minimum 6
(enam) bulan, digunakan sebagai campuran tanah gembur dengan komposisi:
- 1 (satu) pohon digunakan 0.128 m3 atau ½ karung (10 kg) pupuk kandang/pohon
- penutup tanah digunakan ½ - 1 karung (10-20kg) pupuk kandang/m2
- rumput digunakan 0,1 m3 pupuk kandang/per m2 atau ½ karung (10 kg) pupuk kandang/m²
4.5. CARA PENANAMAN
a. Sebelum dilakukan pembuatan lubang galian maka setiap titik lokasi tanam terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Penggalian lubang tanam
Penggalian lubang tanam harus sesuai dengan ketentuan ukuran di bawah ini atau sesuai
dengan Gambar Rencana
Tanah hasil galian harus dibuang keluar site dan tidak diperkenankan digunakan lagi
sebagai media tanam.
PEKERJAAN LANSKAP - 29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
d. Pengujian pH tanah
Setiap 10 buah lubang tanam yang saling berdekatan, diuji pH (keasaman) tanah sebuah
dasar lubang dengan menggunakan pH meter. Hasil pengujian pH dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas. Penanaman diperkenankan bila pH 6,5 – 7,2. Bila pH < 6,5 harus
diberikan Dolomit secukupnya untuk menaikkannya dan sebaliknya bila pH > 7,2 diberikan
pupuk sulfat organik untuk menurunkannya. Penanaman yang dilakukan pada galian
lubang tanam yang mengalami perbaikan pH harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
f. Pupuk yang dipakai adalah pupuk kandang yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
- Berasal dari kotoran hewan sapi, kerbau, atau kambing yang sudah mengalami
pelapukan dimana kotoran sudah menjadi tanah.
- Tidak berbau kotoran dan lebih ringan dari tanah biasa.
- Berwarna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan dan keabu-abuan.
g. Sebelum diisi dengan tanah, dasar lubang diberi Furadan/pembasmi rayap, dengan dosis
pemakaian 20 gram/m² atau sesuai petunjuk yang ada pada kemasannya.
h. Penanaman
Pada saat pengiriman menuju ke titik lokasi penanaman, tanaman harus benar-benar
terlindung untuk mencegah kerusakan tanaman. Tanaman tidak boleh diikat dengan tali
PEKERJAAN LANSKAP - 30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
atau kawat yang dapat mengakibatkan batang / cabangnya rusak dan patah. Semua
tanaman yang akan ditanam harus masih dalam polybag / pot dan memiliki label. Bibit
tanaman yang ditanam harus dalam kondisi siap tanam, dalam arti komposisi baik dan
sudah mengalami masa penyesuaian (aklimatisasi). Semua pohon dan perdu ditanam
sebelum penanaman rumput. Penanaman pohon dapat dilakukan bersama dengan
polybagnya dan atau melepaskan polybagnya, sedangkan penanaman perdu setelah
polybagnya dilepas. Penanaman dilakukan dengan baik dan benar sehingga tanaman
setelah ditanam berada dalam kondisi baik.
i. Setiap tanaman harus dipegang di atas dasar lubang kemudian tanah (campur pupuk)
diisikan secara merata pada lubang dan di sekitar akar-akar. Kenudian tanah dipadatkan
sampai kepadatan yang diperlukan. Setelah akar tanaman menyebar batang ditarik
perlahan untuk memastikan tanah disekitarnya cukup padat untuk menopang akarnya dan
menghasilkan pertumbuhan yang sehat. Permukaan tanah urugan cukup 5 cm dibawah
permukaan tanah dipinggir lubang, agar air penyiraman tetap berada pada posisi lubang.
PEKERJAAN LANSKAP - 31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Sebagai penyempurnaan dari pekerjaan penanaman ini, semua tanaman dapat dipangkas /
diperbaiki dari kerusakan-kerusakan akibat proses pemindahan tanaman / penanaman.
Pemangkasan di sini harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak merubah bentuk dan sifat
tanaman.
PEKERJAAN LANSKAP - 32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
BAB V
PEKERJAAN PERAWATAN
PEKERJAAN LANSKAP - 33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
atau tidak. Kontraktor diharuskan menanggung semua biaya yang ditimbulkan oleh
perbaikan ini termasuk biaya tambahan pekerjaan atas instruksi Pemimpin Proyek.
e. Pemeliharaan:
Pekerjaan pemeliharaan lanskap terbagi 2 (dua) yaitu:
1. Pemeliharaan di dalam masa pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
2. Pemeliharaan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, yaitu:
Selama 2 (dua) bulan setelah serah terima Fisik 100 % ditandatangani dan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Pemeliharaan setelah PHO, yaitu 2 (dua) bulan pemeliharaan
5.4. PENYIRAMAN
a. Jadwal penyiraman adalah sebagai berikut:
1. Penyiraman dilakukan dua (2) kali sehari secara teratur, terutama pada musim
kemarau, bagi semua jenis tanaman dan rumput yang baru ditanam dan semua
tanaman dalam penampungan sementara. Penyiram dilakukan sebelum pukul 10.00
(pukul 06.00 s/d 09.00) pada pagi hari dan sesudah pukul 14.00 (pukul 16.00 s/d 18.00)
pada sore hari sampai tanaman tersebut tumbuh sehat dan kuat.
2. Semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh baik dan kuat harus
disiram satu kali sehari pada sore hari setelah pukul 15.30.
3. Penyiraman dilakukan sampai cukup membasahi bawah permukaan tanah. Tanaman
yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore hari, tak perlu disiram lagi.
4. Penyiraman yang berlebihan tidak diijinkan. Air harus dapat terserap baik oleh tanah di
sekitar tanaman.
PEKERJAAN LANSKAP - 34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
harus dilengkapi dengan lampu rotator yang ditempatkan di atas kap kendaraan serta
dilengkapi rambu kerja yang cukup.
2. Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat yang memiliki lubang
banyak pada ujung keluarnya air sehingga dapat menyebarkan air secara merata ke
seluruh permukaan tanah yang disiram.
3. Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan kran / sumber air yang
terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara memancarkan air menggunakan nozzle
atau sprinkler.
4. Penyiraman menggunakan air yang bebas dari segala pencemaran bahan kimia atau
sejenisnya yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Jumlah kebutuhan air
minimum untuk setiap kali penyiraman diperkirakan sebagai berikut:
PEKERJAAN LANSKAP - 35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
5.7. PEMANGKASAN
a. Pemangkasan dilakukan apabila pertumbuhan tanaman sudah tidak teratur dan
mengganggu lingkungan / penglihatan pemakai jalan.
b. Pemangkasan dilaksanakan untuk membuang cabang/ranting liar atau untuk menjaga atau
memperbaiki bentuk pertumbuhan yang diinginkan. Cabang/ranting yang mati atau layu
harus dibuang dengan cara dipotong.
c. Semua pekerjaan pemangkasan harus dilakukan dengan gunting pangkas untuk memotong
cabang dan ranting dari arah bawah, membuat potongan miring menjauh (30 – 50) dari
tunas yang berada pada cabang/ranting yang tersisa jika memungkinkan, sehingga
pertumbuhan baru dapat muncul dari tunas tersebut. Tidak dibenarkan melakukan
pemangkasan cabang/ranting tanpa menggunakan alat pemotong yang cukup tajam.
d. Bekas pemotongan cabang/ranting yang permukaannya terbuka lebar harus ditutup dengan
cat atau ter (aspal) atau penutup luka untuk mencegah infeksi yang disebabkan jamur
pembusuk kayu atau serangga yang dapat membunuh tanaman. Pemangkasan dilakukan
secara teratur pada masa perawatan & pemeliharaan.
e. Pemangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk dilakukan bilamana
ketinggian komposisi kelompok tanaman tidak lagi beraturan dan dipotong sesuai petunjuk
ketinggian yang diminta dalam gambar.
f. Pada tanaman rambat pemangkasan dilakukan untuk cabang yang tumbuh tidak teratur
arahnya dan yang menutupi tanaman-tanaman hias sekelilingnya.
5.8. PEMUPUKAN
5.8.1. Jenis Pupuk
a. Pupuk Buatan:
1. Pupuk N, misalnya: Za, Urea (ZA = Zwavelzure Ammonis)
Penggunaannya:
- 25 gram ZA untuk setiap m2 luas tanah
- 14 gram Urea untuk setiap m2 luas tanah
Kegunaannya:
- mempercepat pertumbuhan
- menyuburkan daun
Digunakan pada lokasi:
- rumput, dengan ditaburkan merata sesuai dosis di atas
- Kelompok tanaman hias, di seputar tanah-tanah gundukan (ditanam sedalam 10
cm) ditimbun, disiram air secukupnya.
2. Pupuk P, misalnya: DS, TSP (DS = Double super pospat)
Penggunaannya:
PEKERJAAN LANSKAP - 36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Bulan Ke
Catatan
1 . 2 . 3 4 . 5 . 6 7 . 8 . 9 10 . 11 . 12
:
PK PB PK PB
PB
Pupuk buatan, NPK dengan komposisi khususnya untuk tanaman keras ditanam di
sekeliling tanaman kemudian disiram dengan air secukupnya agar supaya cepat meresap
dalam tanah.
PEKERJAAN LANSKAP - 37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
1. Dibuat lubang mengelilingi pohon pada radius 50 – 100 cm dari batang pohon
dengan lebar dan kedalaman 10 – 20 cm, sekitar bola akar.
2. Pupuk dimasukan kedalam lubang, kemudian ditutup lagi
3. Banyaknya pupuk NPK tergantung besarnya pohon, lebih kurang 100 gram per
pohon
4. Pupuk kandang yang dipakai harus yang sudah masak dan dicampur merata
dengan tanah sekitar perakaran tanaman.
5. Kemudian lubang tersebut ditutupi di atasnya kemudian disiram air secukupnya.
b. Semak
1. Tanah disekitar perdu dibersihkan dari rumput – rumput liar atau tanaman yang tidak
diinginkan
2. Kemudian tanah digali dengan lebar dan kedalaman 10 cm pada ujung daun yang
paling luar.
3. Pupuk NPK ditabur di atas tanah 100 gram/m² dan atau ditanamkan kedalam tanah
100 gram/pohon. Setiap sesudah pemupukan diakhiri dengan penyiraman.
4. Pupuk kandang dicampur dengan tanah secara merata dengan takaran 5 kg/m² dan
atau 5 kg/pohon.
c. Pemupukan awal
1. Pemupukan awal dilakukan bila bibit tanaman yang ditanam telah tumbuh dengan
baik lebih kurang 3 bulan setelah penanaman. Pada penanaman awal tanah sudah
diberi pupuk kandang, maka pada pemupukan ini hanya berupa pupuk (KCL, NPK
atau Urea) sesuai kebutuhan tanaman. Dosis yang diberikan sebanyak 100
gram/pohon atau 100 gram/m², sedangkan untuk perdu 100 gram/ pohon.
2. Pemupukan ini diberikan secara taburan, yang ditaburkan pada keliling pokok
tanaman dengan jarak 40 cm dari pokok tanaman yang sebelumnya. Gali lubang
dengan lebar dan dalam 10 cm, masukkan pupuk ke dalamnya kemudian ditutup
kembali
3. NPK diberikan kepada pohon peneduh setelah melampaui masa tanam 3 (tiga)
bulan. NPK diberikan pada setiap tanaman sesuai petunjuk yang tertera pada
kemasan, untuk mendorong pembentukan akar dan pembuahan. Pemupukan
dilakukan dengan menanamkannya di dalam tanah
d. Pemupukan lanjutan
Pemupukan selanjutnya dipakai pupuk organik, sedangkan pemupukan dilakukan selang 3
bulan sekali
PEKERJAAN LANSKAP - 38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
e. Pupuk daun/bunga
Pupuk daun/bunga dapat dilakukan untuk membantu merangsang percepatan tumbuh
daun/bunga.
5.10. PENYULAMAN
Penyulaman adalah penggantian tanaman mati. Tanaman yang mati atau rusak harus diganti
dengan tanaman yang sama jenis dan ukurannya sesuai dengan persyaratan yang diminta.
Kerusakan / kematian pada tanaman sebagai akibat dari kelalaian / ketidak cermatan Kontraktor
dalam melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan merupakan tanggung jawab Kontraktor dan harus
secepatnya diganti yaitu selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja terhitung sejak tanaman tersebut
dinyatakan rusak / mati oleh Konsultan Pengawas lapangan.
PEKERJAAN LANSKAP - 39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN LANSKAP - 40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT