Pekerjaan :
SPESIFIKASI TEKNIS
A. SYARAT-SYARAT TEKNIS
PASAL 1
PENJELASAN UMUM
2. Persyaratan Teknis Umum ini meliputi persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk
seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk pekerjaan Rehabilitasi dan
Renovasi Prasarana Pendidikan Sekolah Banten 2, Pekerjaan ini terdiri dari:
a. Rehabilitasi Bangunan Sekolah
b. Rekonstruksi Bangunan Sekolah
c. Pembangunan Bangunan Sekolah Baru
d. Rehabilitasi atau pembangunan Sarana Pendukung Sekolah
Page 1
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Referensi
1) Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan- persyaratan
teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI),Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan- peraturan setempat lainnya yang
berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain:
• Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-1990
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
• Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)
• Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)1987
• Standard Normalisasi Jerman (D.I.N)
• American Concrete Institute (A.C.I)
• American Socicty for Testing and Material (ASTM),JIS,AISC
• Pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok bertulang
untuk gedung 1983
• Pedoman beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988)
• Tata cara perhitungan Struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002
• Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung SNI 03-1726-2002
• Petunjuk perencanaan struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.5.3. 1987 UDC : 699.81:624.04)
• Peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3(1970)
• Persyataran umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
• PPI ( Pedoman Perpipaan Indonesia )
• BS ( British Standard )
• ASME ( American Society of Mechanical Engineer )
• FM ( Factory Manual )
• NPC ( National Plumbing Codes )
• AV 1941 (Algelemene Voorwaarden Voor de Uvitvoe ring bijaaneming van openvare
werken)
• Peraturan-peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia (PUBB) 1956
• Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan keselamatan kerja
• Peraturan semen Portland Indonesia NI -8 (1972)
• Mutu dan cara uji semen portland (SII 0013-81)
• Agregat halus (SII 0404-80)
• Agregat kasar (SII 0079-79/0087-75/0075-75)
• Baja tulangan beton (SII 0136-84)
• Air (AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974)
• Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton (SII 0784-83)
• Kayu (SII 0458-81)
• Keramik NI-129 (SII-0023-81)
• Glass Block (SII 0189/78)
• Cat ( NI-4 )
• Standard Nasional Indonesia 03-6197-2000
• Petunjuk dari pabrik produk/pembuat peralatan
• Peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat
• Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
pengguna jasa/konsultan pengawas/tim teknis
• Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerja
Page 2
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang disebut di atas
maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart internasional
yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart
persyaratan teknis dari Negara asal pembuat bahan/produk yang bersangkutan dan produk yang
ditentukan pabrik pembuatnya .
2) Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknis umum/ khususnya maupun salah
satu dari ketentuan yang di sebutkan dalam pasal 01 Ayat 2 point a dan b di atas, maka bagian
pekerjaan tersebut penyedia jasa harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan
berikut ini:
a. Standart/ normal /kode/ pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan bersangkutan
yang diterbitkan oleh instansi/institusi/Asosiasi profesi/Asosiasi produsen/lembaga
pengujian atau badan-badan lain yang berwenang/ berkepentingan atau badan-badan yang
bersifat internasional ataupun nasional dari negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut
diperoleh persetujuan dari PPK/Tim Teknik/Konsultan Pengawas.
b. Brosur teknik dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga penguji yang diakui
secara nasional/internasional
PASAL 2
LOKASI KEGIATAN
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.2.2. Kontraktor harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan dan harus
mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan-
bangunan lain yang berdekatan, dan harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan ingin memasuki tempat pekerjaan.
3.2.3. Untuk pekerjaan ini Kontraktor harus menambah jam kerja/lembur dan menambah
jumlah tenaga kerja dikarenakan waktu yang mendesak.
Page 4
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
3.4.4. Bouwplank
• Pemasangan bouwplank
o Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran pemasangan
bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan
Bench Mark diberikan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim Teknis/
Konsultan Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas
ketinggian, posisi, dimensi serta kelurusan bagian pekerjaan serta pengadaan
peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
o Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung
jawab Kontraktor serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-
akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari
Pihak PejabatPembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas.
o Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/
Tim Teknis/ Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung
jawab Kontraktor menjadi berkurang. Kontraktor wajib melindungi semua
Bench Mark, dan lain-lain atas seluruh referensi yang perlu pada pengukuran
pekerjaan ini.
• Bahan dan Pelaksanaan
o Tiang bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap jarak
2,00 m’, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 dari kayu meranti diketam
halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang dasar (waterpass)
o Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m dari
atas tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat,bouwplank tidak
boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga
dapat dimanfaatkan sehingga pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok
bawah.
3.5. Berdasarkan kondisi eksisiting, Kontraktor diwajibkan melakukan koordinasi dengan Dinas
Pertamanan terkait.
PASAL 4
DIREKSI KEET
4.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Penyedia harus membuat direksi keet dengan luasan mampu untuk
menampung rapat minimal 8 orang, berjendela cukup terang dan berventilasi
baik.
b. Penyedia diwajibkan membuat gudang yang tertutup yang dapat dikunci
dengan aman dan terlindung terhadap hujan dan panas, untuk menempatkan
material seperti PC dan alat-alat penting lainnya.
c. Penyedia juga harus membuat bangsal terbuka untuk pekerja supaya terhindar
Page 5
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
4.2. Umum
Pembersihan, penebasan / pembabatan dan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
4.2.1. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Penebasan /
pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar, sampah yang
tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang
akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun kemudian dibakar atau
dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh pengawas. Semua sisa-sisa
tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus
dihilangkan sampai kedalaman 0,5 m di bawah tanah dasar/permukaan.
Page 6
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
4.2.2. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan
atau bahan- bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
4.2.3. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setara
setebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8-10 cm
dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan
atasnya rata dan sipat datar (waterpas).
4.2.4. Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
4.2.5. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap
perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
4.2.6. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda
yang menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas
dan tidak mudah hilang jika terkena air/hujan.
g. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih
bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian
yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug
yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 100% kepadatan
kering maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.
Page 7
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
4.4.2. Bahan-bahan
a. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum diberi 10 cm urugan
pasir padat (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan
dibawah plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal.
b. Urugan yang dipakai di bawah lapisan pasir padat tersebut adalah dari jenis tanah
silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta
bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut
tidak boleh lebih besar dari 15 cm.
c. Pengawas mengharuskan agar supaya semua bahan urugan hanya terdiri dari mutu
yang terbaik yang dapat dipergunakan.
4.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis harus
dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
b. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat / compactor vibrator type yang disetujui oleh pengawas. Pemadatan
dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95%
kepadatan maksimum hasil laboratorium.
c. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor :
Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap
Page 8
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
kadar air optimum, minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di
lapangan.
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh,
kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya.
Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-70.
d. Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
e. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang
besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-
batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
f. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ke tempat pembuangan
yang ditentukan oleh pengawas.
g. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat
lain, tanpa tambahan biaya.
PASAL 5
PEKERJAAN CUT AND FILL
5.1. Lingkup Pekerjaan
Bab ini meliputi pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan penyediaan tenaga
kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan, dan kebutuhan-kebutuhan insidentil yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar
dan spesifikasi-spesifikasi teknis.
Pekerjaan pembentukan muka tanah ini meliputi
pekerjaan:
a. Pematokan (Stake out)
b. PekerjaanPembersihan (Clearing & Grubing)
c. Pekerjaan Galian (Cut)
d. Pekerjaan Urugan (Fill)
Page 9
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
b. Lubang-lubang bekas pohon dan lubang-lubang lain, harus segera diurug kembali
dengan bahan yang baik dan dipadatkan sesuai dengan pasal dari spesifikasi ini.
Page 10
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 12
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
PASAL 6
PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH
6.1. Umum
6.1.1. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2,
ACI 347, ACI
301, ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-
gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan "pengawas
yang ditunjuk" sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar
tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan
serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan
untuk struktur yang aman.
6.1.3. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bagian ini, kecuali telah ditentukan lain pada gambar atau
telah diperinci, berikut kontraktor harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-
standard atau spesifikasi sebagai berikut :
6.1.4. Penyerahan
Page 13
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
b. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada
"pengawas yang ditunjuk" dalam waktu 30 hari kerja setelah "Kontraktor"
menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk
kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris
serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.
c. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang,
metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi
cetakan.
d. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
6.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan penunjang
pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan
terperinci.
a. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk". Segala biaya
yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus
sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
b. Perancangan/Desain
1. Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli
resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
2. Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan
ACI-347.
3. Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih
basah, beban- beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar.
Penunjang-penunjang yang sepadan untuk penggetar dari luar, bila digunakan
harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin
Page 14
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
c. Acuan
1. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk,
garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
2. Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran
adukan.
3. Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu
dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
4. Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak
merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
5. Jangan memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan
tegak dari beton.
a. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven
dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari
mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-
perlemahan lain yang serupa.
b. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan
dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-
permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar dengan sambungan
ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan perubahan bidang.
c. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan
untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada
penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh "pengawas yang
ditunjuk".
Page 15
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
a. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan
lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu
harus dilapis setidak- tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya.
b. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan
dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.
Page 16
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih
baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti
dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk
mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.
6.3. Pelaksanaan
6.3.1. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang
dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum
atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda
penurunan yang berlebihan sehingga menurut pendapat "pengawas yang ditunjuk" hal
ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak
akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka "pengawas
yang ditunjuk" dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut
sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail
(termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk
disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar
tersebut disetujui.
Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung untuk
melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila
selama pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang dan pekerjaan perancah
memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan,
diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah diperkuat
seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh.
6.3.2. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari
beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings),
celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti
diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan
serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab
untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang
tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah
mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti
diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Page 18
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton
yang diekspose.
Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah
dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya
sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum
balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-
benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm.
6.3.5. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek
saja.
6.3.8. Pembersihan
Page 19
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari beton
yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada
bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan
untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama
untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan berdasar kepada
persetujuan "pengawas yang ditunjuk".
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan
pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan
ekspose tanpa persetujuan "pengawas yang ditunjuk".
6.3.10. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti
diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada
bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum
pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan
pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
6.3.11. Waterstops
Page 20
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih
dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan tanah atau
air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus
dilengkapi dengan waterstop.
PASAL 7
PEKERJAAN RABAT BETON
Page 22
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
PASAL 8
PEKERJAAN PONDASI DANGKAL DAN TALUD
8.1.2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan Gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.
8.3. Penggalian
8.3.1. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis tanah
keras (sesuai gambar).
8.3.2. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka
perlu konsultasi dengan Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
8.3.3. Lebar penggalian pada bagian bawah minimal lebar pondasi yang ditambahkan 2
x 10 cm.
8.3.4. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan
pengarahan "Hindarkan Kelongsoran".
8.3.5. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller hingga
mencapai kepadatan 90% Standard Proctor.
8.3.6. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah
yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam
tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan
95% atas beban Kontraktor pelaksana.
PASAL 9
PEKERJAAN BETON BERTULANG
9.1. UMUM
9.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap
sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
b. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang,
selubung- selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-
Page 24
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971
(PBI 1971).
c. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak
termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-
ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi
penulangannya ditetapkan dalam gambar- gambar struktur konstruksi beton
bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu,
maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
perencana atau "pengawas yang ditunjuk" guna mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya disetujui oleh perencana.
d. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam
hal ini "pengawas yang ditunjuk" harus segera diberitahukan untuk
persetujuannya.
e. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-
batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam
gambar atau seperti petunjuk "pengawas yang ditunjuk" dan, bila disyaratkan,
penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
f. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai
semua desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari
bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan
kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh
untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang
diijinkan oleh "pengawas yang ditunjuk". Kontraktor berkewajiban
mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
g. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
• Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
• Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
• Mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan
beton
• Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
• Landasan beton untuk peralatan M/E
• Penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding
bata dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat
beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh "pengawas yang ditunjuk".
h. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan
yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan :
Beton Bertulang Struktur bangunan (sloof, kolom, balok, plat) dengan mutu
beton rencana K225.
Page 25
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
9.1.3. Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
"pengawas yang ditunjuk" sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan
pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum
pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada "pengawas yang
ditunjuk" sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan
Page 26
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 27
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
• Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan
dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji
bahan yang disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
• Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk
keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun
sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
d. Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
Page 28
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
9.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
9.2.1. Semen
a. Mutu semen
1. Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-
0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya
boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara
tegas oleh pihak "pengawas yang ditunjuk".
2. Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland
dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII
0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk
semen hidraulis campuran.
3. Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan
jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan
jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu.
b. Penyimpanan Semen
1. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan
dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang
utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi
secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen
yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
2. Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat
untuk melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
3. Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
4. Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
5. "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk
semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan
tertulis dari "pengawas yang ditunjuk".
9.2.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
"Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80,
maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Page 29
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
9.2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk
mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus
diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
Page 30
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 32
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama,
masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
5. Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan
menjaga pelaksanaan beton.
6. Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan SKSNI 1991.
7. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton,
untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk
blok- blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan
jarak tersebut harus tersebar merata.
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI 304-
73, ACI Committe 304 dan ASTM C94-78a.
1. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan
dan kehilangan bahan-bahan.
2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat
pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang
miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh "Pengawas yang
ditunjuk". Dalam hal ini, "Pengawas yang ditunjuk" mempertimbangkan
persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari
pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu.
3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan,
apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan
kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan- bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu
yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
c. Pengecoran
1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971 ataupun ACI-304-73,
ACI Committee 304, ASTMC 94-78a.
2. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan
akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30
cm.
3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 2 m bila tidak disebutkan
lain atau disetujui "pengawas yang ditunjuk".
4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari
1,5 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong
pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa,
sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak
Page 33
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
d. Pemadatan beton
1. Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil.
2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil
dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter
180 mm, semua dengan amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan
kepadatan yang memadai.
3. Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati
tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
4. Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
a) Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan
kira- kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring
sampai 45oC.
b) Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
c) Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat
dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-
bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
d) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal
harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat
dipadatkan dengan baik.
e) Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat),
yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan
jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
f) Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga
daerah- daerah pengaruhnya saling menutupi.
Page 36
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Apabila terjadi kebocoran atau rembesan kedap air tersebut adalah menjadi
tanggung jawab "Kontraktor".
f. Kontraktor harus memberikan jaminan sedikitnya untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun terhadap sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak
selesainya masa pelaksanaan pekerjaan. Jaminan terhadap sifat kedap air
meliputi bahannya maupun hasil pekerjaannya.
g. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu
tersebut dalam butir f, Kontraktor atas biaya sendiri harus segera memperbaiki
bagian yang mengalami kerusakan tersebut sampai permukaan akhir termasuk
juga memperbaiki peralatan-peralatan seperti peralatan listrik, pengatur udara
(AC) dan instalasi lainnya yang mengalami kerusakan akibat pengaruh tersebut
diatas.
Page 38
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 39
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers"
harus tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan
semen pasir dan campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596. Semua
grout harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).
9.4. PEMBESIAN
9.4.1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai
surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh "pengawas yang
ditunjuk".
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium independent seperti Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK
BPPT) Serpong atau laboratorium lainnya yang direkomendasi oleh "pengawas
yang ditunjuk" dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji
yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.
Page 40
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan
dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh "pengawas yang ditunjuk".
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
Page 41
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 42
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton
yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan- penahan jarak ini
harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus
ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok
beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan
letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi
tulangan balok yang berbatasan.
c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
• Balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
• Balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ±
12 mm
• Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
• Panjang batang : ± 50 mm
4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.
d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-
cara yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC
yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan
sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak
mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan
oleh perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak
8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan.
Page 43
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
PASAL 10
PEMASANGAN ATAP PELANA RANGKA ATAP BAJA CANAI DINGIN PROFIL C75 T
= 1MM
karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari
:
a. Rangka utama atas (top chord)
b. Rangka utama bawah (bottom chord)
c. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
d. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pekerjaan rangka atap baja canai dingin meliputi:
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
c. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
d. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
e. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku)
f. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).
Page 45
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
3. Kekuatan Mekanikal
• Gaya geser satu baut 5,10 KN
• Gaya aksial 8,60 KN
• Gaya Torsi 6,90 KN (3) Persyaratan Pra-Konstruksi
PASAL 11
PEMASANGAN LANTAI KERAMIK UKURAN 40 CM X 40 CM
Page 46
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 47
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
e. Bidang-bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul-betul bersih rata
dan sempurna
f. Untuk lantai yang akan dipasang diatas tanah, terlebih dahulu dihamparkan lapisan
pasir yang dipadatkan dengan disiram air sampai mencapai ketebalan sesuai
gambar rencana.
g. Kemudian dipasang lantai kerja campuran adukan beton K-125 atau campuran dan
ketebalan sesuai gambar rencana dan difinish dengan pukulan sapu lidi, agar
permukaan tidak licin
h. Bila terdapat kekurang sempurnaan konstruksi yang berada di bawah lantai, maka
Penyedia Jasa wajib menyempurnakannya. Apabila terdapat cacat atau kurang
baik yang diakibatkan kurang sempurnanya konstruksi-konstruksi yang berada di
bawah lantai maka Penyedia Jasa harus membongkar dan memperbaikinya dengan
biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
i. Pemasangan keramik menunggu setelah pekerjan cor plat lantai/ lantai kerja betul-
betul siap, barula keramik bisa dipasang
j. Pemasangan keramik untuk penutup lapisan-lapisan ini, harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar dan dikerjakan oleh tenaga yang betul-betul ahli
k. Sebelum dipasang seluruh permukaan keramik diberi water repelent agar
terlindung / tidak rusak warna dan coraknya.
l. Lapisan lantai keramik dipasang pada lantai dengan menggunakan perekat sejenis
Mortar dan adukan pengikat/ dasar pasangan digunakan special additive tebal 2-3
mm produksi Mortar.
m. Pola pemasangan dilakukan sesuai gambar rencana, tanpa nat, corak diatur agar
serat-seratnya dan warnanya menjadi satu kesatuan yang baik
n. Seluruh bagian dibawah keramik terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak
terdapat rongga udara terjebak dibawah keramik
o. Lay-out flame tepi keramik harus merupakan garis lurus
p. Setelah selesai, keramik dibersihkan dan difinishing couting
q. Selama 3x24 jam keramik yang telah terpasang harus dilindungi dari gangguan
pekerjaan-pekerjaan lain di sekitarnya
r. Penyedia Jasa harus menjamin tidak terjadi flek-flek pada permukaan keramik bila
terkena hujan.
PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN
Page 48
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 49
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
e. Bila lapisan cat lama sudah tebal atau terkelupas, kerok seluruhnya sampai
kedasar tembok.
f. Bila lapisan lama berasal dari cat kualitas rendah dimana mudah larut dengan
air, sebaiknya dikerok seluruhnya sampai kedasar tembok.
g. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan kaporit 10-
15%.
h. Pengupasan lapisan cat eksisting dengan menggunakan cairan penpupas
cat eksisting.
PASAL 13
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN RAILLING
Page 50
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
b. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan
bentuk sambungan yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan
air harus diberi sealant dari bagian yang tidak terlihat oleh mata.
c. Perakitan pintu dilaksanakan di Workshop / Pabrik sehingga selain kwalitas
perakitan sesuai standard yang disyaratkan juga mempercepat proses pemasangan
di lapangan.
d. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing yang
sudah disetujui oleh pemberi tugas.
13.1.6. Pemasangan Pada Struktur Bangunan
a. Semua unit pintu terpasang dengan patch fitting dengan hubungan siku-siku, tegak
lurus dan mengikuti patokan (bench mark) dari Kontraktor.
b. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan
koordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai
dengan shop drawing.
c. Pengerjaan (pemasangan pada struktur bangunan)
• Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik.
• Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
• Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis), halus dan rata, bersih dari
goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan aluminium.
• Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan Persyaratan Teknis ini.
• Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus
diberi "Sealant".
• Jika pada aluminium terdapat tanda-tanda dan cacat akibat proses coating yang
timbul pada permukaannya maka tidak boleh dipakai/harus diganti.
13.1.7. Pekerjaan Pintu dan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga-kerja, bahan-bahan dan peralatan untuk
pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pekerjaan pintu kaca/frameless seperti
yang ditunjukan dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada Pintu Interior, seperti yang tertera dalam gambar
rencana.
b. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan dari pabrik, persyaratan ini, dan
petunjuk Pengawas dan Direksi Lapangan.
c. Bahan-Bahan
• Untuk pintu kaca menggunakan kaca Clear Bening 8 mm.
• Accessories sesuai dengan Pekerjaan Alat Perlengkapan Pintu / Door Hardware.
d. Pelaksanaan
• Bagian Pintu / Door Hardware dipasang dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet serta angkur harus cocok.
• Detail-detail pada setiap pertemuan harus rapih, halus dan rata serta bersih dari
goresan.
13.1.8. Pekerjaan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca pada tempat-tempat
seperti dalam gambar-gambar, daun jendela kaca.
b. Pengendalian Pekerjaan
• NI - 3 - 1970, SII dan ASTM.
• Standar spesifikasi dari Pabrik dan Persyaratan Teknis.
c. Bahan-Bahan
Page 51
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
b. Pengendalian Pekerjaan
1. Semua alat perlengkapan pintu yang akan dipakai harus sesuai dengan
persyaratan NI - 3 - 1970 pasal 48, PUBI - 1982 pasal 88 serta instruksi pabrik
/ produsen.
2. Kontraktor menyerahkan daftar penggunaan kunci door closer, stopper dan
lain-lain, merk dan brosur sesuai spesifikasi teknis ini untuk persetujuan
Pengawas dan Direksi Lapangan.
3. Kualitas pekerjaan :
• Seluruh penggantung/kunci dari tiap tipe harus berasal dari satu
merek/pabrik/sama warna dan kualitas finishingnya.
• Kontraktor harus memeriksa kembali seluruh denah/tata letak dan daftar
pintu dan menggunakan bagian ini sebagai acuan penyusunan kebutuhan
kunci.
• Kunci & penggantung disediakan lengkap dengan plat, baut, sekrup dan
segala perlengkapan sedapat mungkin sekrup tidak terlihat dari bagian luar.
• Pemasangan rangka, ke beton/pasangan bata/batu harus menggunakan bor
mesin.
c. Contoh
Setiap jenis kunci/pintu yang pertama dipasang, apabila sudah disetujui akan
menjadi contoh untuk pemasangan selanjutnya.
d. Pengiriman
Setiap jenis dipisahkan dengan tanda pengenal yang jelas, dan dijaga terhadap
keamanan dan kemungkinan kerusakan.
e. Garansi
Page 52
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
1. Garansi pabrik diberikan atas kerusakan sistem & pembuatan 10 tahun setelah
selesai proyek
2. Type-type yang dipergunakan harus mendapat rekomendasi pabrik bahwa
sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
f. Bahan-Bahan Dan Produk
1. Engsel
Engsel pintu (umum)
• Bahan anti karat stainless steel, terutama untuk yang terkena udara luar.
• Ball bearing: pintu dengan door closer & pintu dengan lebar lebih dari
1000 mm tanpa door closer.
• Plain bearing: pintu sampai dengan lebar 1000 mm tanpa door closer.
• Jumlah engsel :
o Tinggi sampai dengan 1650 mm : satu pasang
o Tinggi antara 1650 - 2500 mm : 1½ pasang
o Tinggi lebih dari 2500 mm : tambah satu pasang
setiap tambahan 800 mm
• Ukuran engsel :
o Pintu lebar sampai 1000 mm : 72x100x2,4 mm
o Pintu lebar sampai 1000 - 1100mm : 100x100x2,4 mm
o Pintu lebar diatas 1100 mm : 100x125x2,4 mm
o Pintu tahan api : 100x125 mm
2. Kunci
Cylinder :
Kunci Panic bar, shaft lock :
• Untuk pintu kayu : product kualitas I
• Untuk pintu besi + pintu tahan api : produk kualitas I
g. Pelaksanaan
1. Engsel
• Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu.
• Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm dari permukaan lantai.
• Engsel antara 1/3 jarak atas dari engsel atas-bawah.
2. Kunci dan handle pintu dipasang setinggi ± 100 cm (as) dari atas permukaan
lantai kecuali pintu-pintu utama atau disebutkan khusus.
3. Pengunci / Deadlock : 135 cm di atas permukaan lantai.
4. Bar handle : 100 cm dari permukaan lantai.
5. Door closers :
• Sudut, disesuaikan dengan kebutuhan
• Lokasi pada bagian dalam/interior dari pintu
• Pada tangga kebakaran, pada bagian tangga
• Pada daerah umum, di bagian ruangan/koridor.
6. Door stop dinding : 10 cm di atas permukaan lantai, kecuali untuk pintu wood
door (dipasang pada daun pintu bagian dalam).
7. Seluruh peralatan harus dipasang lurus dan sesuai dengan petunjuk pabrik.
8. Sekrup, baut diusahakan tidak terlihat.
9. Peralatan dipasang setelah pintu selesai finishing.
Page 53
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila hal
tersebut tidak tercapai, Kontraktor pelaksana wajib memperbaiki tanpa tambahan
biaya.
PASAL 14
PEKERJAAN PLAFOND
14.1. Lingkup Pekerjaan
14.1.1. Yang termasuk dalam pekerjaan langit-langit ini adalah penyediaan bahan, tenaga
dan peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pemasangan langit-
langit, yang tertera sesuai menurut Gambar Kerja.
14.1.2. Pekerjaan langit-langit meliputi :
a. Pekerjaan plafond PVC rangka hollow 2x4 dan 4x4 tebal 3mm.
b. Pekerjaan List Plafond PVC siku dan datar
14.2. Plafond Khusus.
14.2.1. Plafond khusus dipasang dengan macam-macam type, sesuai gambar.
14.2.2. Persyaratan pemasangan masing-masing type plafond khusus tersebut, harus sesuai
dengan rencana gambar, baik bentuk ukuran dan cara pelaksanaan.
Hasil akhir pemasangan plafond lurus betul-betul baik dimana cara pelaksanaannya
sesuai dengan rencana gambar dan petunjuk-petunjuk arsitek/pimpinan proyek
secara khusus.
14.3. Plafond PVC.
14.3.1. Plafond dipasang dengan letak pemasangan sesuai gambar.
14.3.2. Persyaratan pemasangan masing-masing type plafond tersebut harus sesuai rencana
gambar. Dengan hasil akhir pemasangan betul-betul plat, lurus dan disetujui tim
teknis dan konsultan pengawas. Pemasangan harus sesuai prosedur pabrik pembuat.
14.3.3. Bahan-bahan :
a. Rangka dari besi Hollow galvalum dengan ukuran sesuai gambar atau petunjuk
pabrik atau metal furring.
b. Penutup plafond tebal sesuai gambar yaitu 8 mm, dan disetujui tim teknis dan
konsultan pengawas.
14.3.4. Untuk menjaga kualitas pemasangan sebaiknya pemasangan diserahkan tenaga ahli
yang disetujui pemberi tugas.
PASAL 15
PEMASANGAN GENTENG METAL T=0,4 MM
15.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku, perlengkapan atap dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap dan bubungan yang
ditentukan seperti yang ditunjukan/diisyaratkan dalam gambar kerja.
15.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan dasar Baja kualitas SESUAI DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS
b. Ukuran panjang bahan adalah sepanjang kemiringan atap, atau pada arah memanjang
tidak boleh ada sambungan dengan ketebalan 0,4mm.
c. Zincalume terdiri dari perpaduan antara 43.5% Seng, 55% Alumunium dan 1.5%
Silikon
Page 55
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
d. Ukuran Sekrup yang sesuai untuk dapat memegang atap meta sheet berikut isolasi
yang akan terpasang seperti tercantum pada Gambar Kerja. Jenis sesuai dengan
standard yang dikeluarkan pabrik pembuat, dilengkapi ring karet kedap air.
e. Pelengkap lain sesuai standard Pabrik
f. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data teknis
kepadaKonsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
g. Penyimpanan semua bahan atap, harus memperhatikan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bahan atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk selama penyimpanan.
h. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas diantaranya rangka konsol, pekerjaan reng.
15.3. Pelaksanaan
a. Semua bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus tiba di Lapangan
dalam keadaan utuh, tanpa cacat, noda-noda yang dapat merusak bahan maupun
penampilannya dan harus disetujui Direksi/ Perencana.
b. Metal roof disimpan di dalam gudang yang beratap, tidak diperkenankan
bersentuhan dengan tanah dan/atau Lantai, dalam keadaan selalu kering. Apabila
terpaksa disimpan di tempat terbuka, maka harus ditutupi dengan Terpal atau Plastik
guna mencegah masuknya air hujan atau embun ke dalarn celah-celah tumpukan
lembaran, yang dapat membuat cacat permukaan akibat kondensasi.
c. Kontraktor harus memeriksa dan memastikan bahwa permukaan atas semua
Gording/Atap sudah satu bidang. Jika belum satu bidang, dapat menyetel atau
mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka penumpu/gording.
d. Dalam keadaan apapun juga, untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak boleh
dipasang langsung di bawah Plat Kait. Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-
sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan pengikatan terutama jika jarak penyangga kecil.
e. Tidak diperkenankan mematri atau menyolder.
f. Kemudian dipasang dahulu Fibreglass Blanket, Aluminium Foil d a n Z i n c
C o a t i n g dengan urutan dan persyaratan pemasangan seperti tercantum pada Gambar
Kerja.
g. Lembaran atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan dipasang. Pada
waktu pengangkatan dan siap akan dipasang, rusuk atas lembaran harus menghadap sisi
dimana pemasangan dimulai.
h. Pada lembaran akhir bagian atas, posisi tepi atas lernbaran tersebut yang berada di
bawah lembar pelindung / flashing atau penutup Bubungan/Capping harus ditekuk
ke atas. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air ke dalam Bangunan., dapat
dilaksanakan sebelum ataupun sesudah lembaran terpasang. Apabila lernbaran sudah
terpasang, harus tersedia ruang dengan jarak 50 mm dan tepi sisi atas untuk ruang gerak
alat penekuk.
i. Arah pemasangan lembaran dan bawah ke atas, kemudian dilanjutkan pemasangan
ke samping dengan arah tetap dan bawah ke atas dan seterusnya. Pada tumpangan akhir,
sebaiknya gunakanlah dua (2) lembar atau lebih dengan ukuran yang lebih pendek.
Tumpangan/overlap akhir yang disarankan minimal 150 mm.
j. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup Bubungan/Capping harus di takik sesuai
dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran Kliplok, setelah penutup
Bubungan/Capping terpasang. Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan
oleh pabrik khusus untuk pekerjaan tersebut. Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi
penutup Bubungan/Capping ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang disediakan
pabrik untuk pekerjaan tersebut, hirigga menutup sampai lembah antara dua (2)
Page 56
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
PASAL 16
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR
Page 57
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
PASAL 17
PEKERJAAN SALURAN BUIS BETON
17.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan saluran drainase batu miring dengan letak,
elevasi/kemiringan, ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar rencana, meliputi:
a. Persiapan
b. Galian tanah dan urugan kembali
c. Konstruksi saluran drainase batu kali
17.2. Pengendalian Pekerjaan
a. SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
b. SNI 15-3759-1995 : Semen Aduk Pasangan
c. Pekerjaan tanah sesuai pasal 08 spesifikasi ini.
d. Toleransi
• Perbedaan elevasi galian/ timbunan kemiringan tanah saluran yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap
titik, dan harus mempunyai permukaan kemiringan yang cukup rata..
• Alinyemen saluran drainase dan profil penampang melintang yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau disetujui
pada setiap titik.
e. Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Page 58
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 59
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
PASAL 18
MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING
18.1. KETENTUAN UMUM
Ketentuan-ketentuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
18.1.1. Ketentuan Kontraktor
Kontraktor atau Sub Kontraktor untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan
Elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :
1. Instalasi listrik dan penangkal petir.
• TDR(Tanda Daftar Rekanan)
• SIKA/SPI dari PLN
• Memiliki Surat Izin Usaha Penunjang ketenagalistrikan bidang
Pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik
• Ijin kerja dari Disnaker tentang instalasi penangkal petir
2. Instalasi Fire Protection Fire Hydrant
• TDR (Tanda Daftar Rekanan)
• Ijin dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau dari Dinas
Pemadam kebakaran
3. Instalasi Air/Plumbing/Deep Well
• TDR (Tanda Daftar Rekanan)
• Ijin Kerja dari PDAM
• Ijin kerja pembuatan sumur bor
4. Instalasi Listrik
• Ijin SIKA-PLN golongan yang masih berlaku
• Disetujui pemberi tugas
• Memiliki Surat Izin Usaha Penunjang ketenagalistrikan bidang
Pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik
5. Instalasi genset
• Memegang keagenan dari merk yang ditawarkan atau bekerjasama
dengan pemegang keagenan tertentu.
• Mempunyai SIKA-PLN golongan yang masih berlaku atau bekerjasama
dengan pemegang SIKA-PLN dalam pengerjaan instalasi listrik.
• Mempunyai SIUJK
b. Kontraktor atau sub Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan Instalasi
Mekanikal dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
1. Ketentuan Umum ini
2. Uraian dan Ketentuan teknis
3. Gambar-gambar bestek
4. Ketentuan administrasi
5. Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis maupun lisan.
18.1.2. Peraturan dan Syarat-Syarat Umum, Dasar Peraturan dan Persyaratan Untuk
Pemasangan Instalasi
a. Untuk Instalasi Listrik
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2011 (PUIL 2011)
2. Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978).
3. Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-PRT/1978).
4. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 59/PD/1980.
Page 60
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 61
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
18.2.3. Persyaratan Teknis Sistem Distribusi Listrik Tegangan Tinggi dan Rendah
a. Panel distribusi utama tegangan menengah harus mengikuti Standard
VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIL.
b. Panel distribusi utama tegangan menengah cubicle PLN ini terdiri atas panel
incoming, outgoing, Lighting Arrester, dan metering
c. Panel distribusi utama tegangan menengah cubicle Pelanggan / konsumen ini
terdiri atas panel incoming, dan outgoing
d. Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama
tegangan rendah (MDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar Single line
diagram.
18.2.4. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik Tegangan Menengah
1. Panel-panel tersebut harus dibuat dari plat baja yang digalvanisasi
(galvanizedsheetsteel) dengan tebal minimum 2 mm dan dilengkapi dengan
doblecover yang ketebalan platsama yaitu 2 mm dengan rangka besi serta
dilengkapi dengan mimik diagram dan dicat Powder coating, texture type,
warna panel harus mendapat persetujuan dari Perencana Interior, Arsitek
dan pihak Direksi / Pengawas dan Direksi Lapangan. Type free standing,
serta harus dapat dilayani dari depan dan pintu-pintu harus dilengkapi
dengan handle yang dapat dikunci.
2. Panel TM harus sesuai dengan spesifikasi minimum sebagai berikut :
• 1 set busbar 630 A
• 1 LBS tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual :
o Arus Pengenal.630 A
Page 63
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 64
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 65
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 66
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 67
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Page 68
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
PASAL 19
PEKERJAAN TAMAN
19.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengukuran tata letak tanaman,
penyiapan tanah dasar atau bagian-bagian yang akan ditanami dan penanaman pohon dan
rumput sesuai dengan gambar rencana, termasuk penyediaan bahan/material dan peralatan
pembantu.
19.1.1. Pengadaan bibit
19.1.2. Pengolahan Tanah
19.1.3. Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
19.1.4. Pemberian air (pengairan yang baik )
19.1.5. Penggunaan dosis pupuk yang tepat.
19.1.6. Pemerantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman
19.1.7. Perawatan tanaman sampai tumbuh subur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
19.2. Persyaratan
19.2.1. Kontraktor harus menyediakan contoh tanaman sesuai dengan jenis dan ukurannya
untuk disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas, dan tanaman yang ditanam
harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui.
19.2.2. Kontraktor harus memenuhi masa pemeliharaan dan perawatan selama dua bulan
dan apabila terjadi pohon/tanaman yang hilang, mati dan tidak tumbuh maka
kontraktor harus segera mengganti dengan pohon yang baru dengan biaya
kontraktor.
19.3. Pelaksanaan
19.3.1. Pada lokasi penanaman pohon dibuatkan lubang dengan ukuran sesuai dengan
ukuran lubang tanam atau sesuai dengan gambar rencana.
19.3.2. Tanah urugan pada lubang penanaman harus dibersihkan dahulu, bebas dari bekas-
bekas puing, rumput liar dan tanah di daerah tersebut sudah disesuaikan dengan
rencana serta dicampur dengan pupuk kandang/organik 10 kg/lubang, NPK 0,25
kg/lubang dan Furadan 0,1 kg/lubang.
19.3.3. Untuk jenis pohon kelapa sawit dan kelapa lokal setelah penanaman diberi
perkuatan agar pohon dapat berdiri tegak dan menghindari tumbang.
19.4. Tanaman Pepohonan / Berkayu
Pelaksanaan :
19.4.1. Pengolahan tanah untuk jenis tanaman pepohonan / berkayu yaitu dengan
mencangkul dan membuat lubang penanaman dengan kedalaman sesuai dengan
panjang akar, sekitar 40 – 60 cm dimana tanah digemburkan dan diberi unsur hara.
19.4.2. Jarak tanam antara tanaman sesuai dengan gambar rencana.
19.4.3. Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada pagi hari dan waktu sore hari setelah
matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) dan menjaga
kisaran Ph tanah antara 5,5 – 6,5
19.4.4. Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk kandang, dan dengan memakai pupuk
urea dan TSP/DAP sesuai dengan dosis.
19.4.5. Pemberantasan hama / penyakit yang menyerang pada tanaman pepohonan
umumnya dilakukan dengan memotong bagaian-bagian tanaman yang terserang
hama / penyakit dan atau menyemprotnya dengan fungisida, dan dilakukan pula
pada musim panen / kemarau.
19.5. Tanaman Perdu / Semak
Pelaksanaan :
19.5.1. Pengolahan tanah untuk jenis tanaman Perdu / semak yaitu dengan mencangkul dan
membuat lubang penanaman dengan kedalaman sesuai panjang akar, sekitar 25 – 45
cm, dimana tanah dibalik dan digemburkan dan diberi unsur hara.
Page 69
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
19.5.2. Jarak tanam antara tanaman rata-rata berkisar 24 - 40 cm atau sesuai dengan gambar
rencana.
19.5.3. Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada pagi hari dan waktu sore hari setelah
matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) dan menjaga
kisaran Ph tanah antara 6,0 – 7,5
19.5.4. Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea, pupuk NPK atau TSP/DAP
sesuai dengan dosis:
• Pupuk Urea : 0,5 sdt/pohon sehari sebelum ditanam
0,5 sdt/pohon setelah berumur 21 hari
• Pupuk NPK : 7,5 gr/pohon sehari sebelum ditanam
• Pupuk TSP : 2,5 gr/pohon setelah berumur 1 bulan
19.5.5. Pemberantasan hama / penyakit yang menyerang pada tanaman pepohonan
umumnya dilakukan dengan memotong bagaian-bagian tanaman yang terserang
hama / penyakit dan atau menyemprotnya dengan fungisida.
19.6. Tanaman Rerumputan / Penutup tanah
Pelaksanaan :
19.6.1. Pengolahan tanah untuk jenis tanaman rerumputan/penutup tanah, yaitu dengan
mencangkul dan membuat lubang penanaman dengan kedalaman sesuai panjang
akar, sekitar 10 – 25 cm, dimana tanah digemburkan dan diberi unsur hara.
19.6.2. Jarak tanam antara tanaman dapat dibuat rapat
19.6.3. Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada pagi hari dan waktu sore hari setelah
matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) dan menjaga
kisaran Ph tanah antara 6,5 – 7,5
19.6.4. Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea dan TSP/DAP sesuai dengan
dosis:
• Pupuk Urea : 0,5 sdt/5 tanaman setiap minggu
• Pupuk TSP : 1,0 gr/5 tanaman setiap minggu
19.6.5. Pemberantasan hama / penyakit yang menyerang pada tanaman pepohonan
umumnya dilakukan dengan memotong bagaian-bagian tanaman yang terserang
hama / penyakit dan atau menyemprotnya dengan fungisida.
PASAL 20
PEKERJAAN PAVING BLOCK
20.1. Pekerjaan Paving
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi :
20.1.1. Pekerjaan pengukuran/penetapan peil-peil
20.1.2. Pekerjaan tanah dasar
20.1.3. Pekerjaan lapisan dasar
20.1.4. Pekerjaan lapisan perkerasan/ paving
20.1.5. Pekerjaan lain-lain
20.2. Persyaratan Bahan :
20.2.1. Ukuran : 10X20 cm Tebal 6 cm
20.2.2. Produksi : HOLYWOOD / UNIVERSAL, setara
20.2.3. Warna : abu - abu / ditentukan kemudian
20.2.4. Kualitas : Kuat tekan 250 kg/cm2
20.2.5. Pola : Sesuaikan dengan gambar.
20.2.6. Type : Sesuai dengan gambar atau mengajukan sample
untuk disetujui oleh perencana.
20.3. Persyaratan lain :
20.3.1. Estetis
Page 70
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
20.7.6. Setelah pemadatan selesai dengan baik, pasir halus (filler sand) disapukan kedalam
celah-celah yang terjadi sehingga celah-celah terisi dengan pasir dan pasangan
paving menjadi kuat /kokoh.
20.7.7. Bila terjadi penurunan setempat (rutting), maka harus segera dicari penyebabnya
dan diperbaiki.
20.7.8. Sebelum, selama dan sesudah pemasangan paving block harus diperhatikan agar
tidak ada air yang tergenang pada daerah yang dipasang paving block.
20.7.9. Untuk pemasangan paving pada daerah yang telah terdapat paving lama, daerah
tersebut harus sudah dicabuti dari paving yang rusak. Paving baru harus dipilih
untuk mencocokkan tipe dan warna dari paving yang tertinggal.
20.7.10. Permukaan perkerasan yang selesai harus merupakan suatu penampilan halus yang
seragam dengan tidak ada paving-paving atau blok-blok yang menonjol di atas
atau bawah posisi permukaan rata-rata lebih dari 6mm, sebagaimana diukur
dengan suatu 3 m - straight edge, digunakan dimana saja pada perkerasan jalan
tersebut. Pola pasang harus benar-benar ditepati.
20.7.11. Perkerasan jalan harus dibuat dengan suatu kemiringan melintang minimum 2 %
atau diarahkan lain oleh Direksi.
20.8. Pemotongan Blok atau Paving
Paving dan blok harus dipotong untuk mencocokkan rintangan berbentuk bulat seperti tiang
atau pohon, dan antara kerb dan tepian jalan, dan sebagainya.
20.9. Pengujian
Contoh-contoh, bersama dengan sertifikat dari pabrikan dari setiap blok atau paving yang
diusulkan untuk digunakan harus diajukan kepada Direksi Teknik dan disetujui olehnya
sebelum bahan seperti itu digunakan dalam pekerjaan. Blok-blok berwarna abu-abu kecuali
sebagian atau seluruhnya berwarna khusus yang biasanya disesuaikan dengan tuntutan
keindahan.
PASAL 21
PEKERJAAN-PEKERJAAN KHUSUS
21.1. Pekerjaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh tenaga ahli/Sub Kontraktor
berpengalaman yang sesuai dengan bidangnya.
21.2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus membuat shop drawing yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana perancang.
21.3. Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas, dengan masa pemeliharaan sesuai dengan jenis pekerjaan tersebut.
21.4. Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan Sub kontraktor
yang telah direkomendasikan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
21.5. Jenis Pekerjaan yang di sub kontraktorkan harus sesuai dengan gambar rencana yang
tercantum dalam gambar kerja.
21.6. Kontraktor utama harus menyediakan contoh pekerjaan khusus tersebut sesuai dengan jenis
pekerjaannya untuk mendapat persetujuan dari Pengawas dan Direksi Lapangan dan
Konsultan Perencana
21.7. Lingkup Pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi :
a. Pembuatan shop Drawing
b. Pengadaan bahan
c. Pengolahan pelaksanaan
d. Pemeliharaan
PASAL 22
LAIN-LAIN
Page 72
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Pasal 23
PENUTUP
23.1. Sehubungan dengan adanya Bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar / bestek, daftar kwantitas
barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
23.2. Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk
dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen ini,
dan harus diikuti / dilaksanakan oleh kontraktor sebagai bagian dari penawarannya, agar
diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan.
Page 73