Anda di halaman 1dari 74

RENCANA KERJA & SYARAT – SYARAT (RKS) – SPESIFIKASI TEKNIK

KEGIATAN PRASARANA STRATEGIS

Pekerjaan :

REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA PENDIDIKAN SEKOLAH BANTEN 2

Tahun Anggaran 2023-2024


Rencana Kerja & Syarat-Syarat

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT TEKNIS

PASAL 1
PENJELASAN UMUM

1. Pemberian pekerjaan meliputi :


Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan
semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk
didalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.
Juga dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun tidak
disebutkan didalam bestek tetapi masih berada didalam lingkungan pekerjaan haruslah dilaksanakan
sesuai petunjuk Direksi.

2. Persyaratan Teknis Umum ini meliputi persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk
seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk pekerjaan Rehabilitasi dan
Renovasi Prasarana Pendidikan Sekolah Banten 2, Pekerjaan ini terdiri dari:
a. Rehabilitasi Bangunan Sekolah
b. Rekonstruksi Bangunan Sekolah
c. Pembangunan Bangunan Sekolah Baru
d. Rehabilitasi atau pembangunan Sarana Pendukung Sekolah

3. Kegiatan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Pendidikan Sekolah Banten 2 adalah


pembangunan semua jenis pekerjaan harus menyesuaikan. Semua jenis pekerjaan harus sesuai
dengan PERSYARATAN TEKNIS.

4. lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut:


a. Pengadaan tenaga kerja
b. Pengadaan bahan/material
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan.
d. Koordinasi dengan pejabat pembuat komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas yang
berhubungan dengan pekerjaan .
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan area kerja.
f. Pembuatan as built drawing (gambar terlaksana)
g. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan persyaratan Teknis Pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan segi teknis bagi seluruh pekerjaan
sebagaimana tertulis dalam dokumen-dokumen berikut ini :
• Gambar-gambar penunjukan pelaksanaan
• Persyaratan teknis umum/pelaksanaan pekerjaan /bahan
• Rincian volume pekerjaan/rincian penawaran
• Dokumen-dokumen pelaksanaan yang lain
• Bilamana ada bagian dari persyaratan Teknis Umum yang tidak dapat diterapkan pada
bagian pekerjaan, maka bagian dari persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.
h. Perhitungan pekerjaan tambah & kurang.

Page 1
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Referensi
1) Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan- persyaratan
teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI),Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan- peraturan setempat lainnya yang
berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain:
• Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-1990
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
• Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)
• Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)1987
• Standard Normalisasi Jerman (D.I.N)
• American Concrete Institute (A.C.I)
• American Socicty for Testing and Material (ASTM),JIS,AISC
• Pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok bertulang
untuk gedung 1983
• Pedoman beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988)
• Tata cara perhitungan Struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002
• Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung SNI 03-1726-2002
• Petunjuk perencanaan struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.5.3. 1987 UDC : 699.81:624.04)
• Peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3(1970)
• Persyataran umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
• PPI ( Pedoman Perpipaan Indonesia )
• BS ( British Standard )
• ASME ( American Society of Mechanical Engineer )
• FM ( Factory Manual )
• NPC ( National Plumbing Codes )
• AV 1941 (Algelemene Voorwaarden Voor de Uvitvoe ring bijaaneming van openvare
werken)
• Peraturan-peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia (PUBB) 1956
• Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan keselamatan kerja
• Peraturan semen Portland Indonesia NI -8 (1972)
• Mutu dan cara uji semen portland (SII 0013-81)
• Agregat halus (SII 0404-80)
• Agregat kasar (SII 0079-79/0087-75/0075-75)
• Baja tulangan beton (SII 0136-84)
• Air (AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974)
• Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton (SII 0784-83)
• Kayu (SII 0458-81)
• Keramik NI-129 (SII-0023-81)
• Glass Block (SII 0189/78)
• Cat ( NI-4 )
• Standard Nasional Indonesia 03-6197-2000
• Petunjuk dari pabrik produk/pembuat peralatan
• Peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat
• Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
pengguna jasa/konsultan pengawas/tim teknis
• Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerja

Page 2
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang disebut di atas
maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart internasional
yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart
persyaratan teknis dari Negara asal pembuat bahan/produk yang bersangkutan dan produk yang
ditentukan pabrik pembuatnya .

2) Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknis umum/ khususnya maupun salah
satu dari ketentuan yang di sebutkan dalam pasal 01 Ayat 2 point a dan b di atas, maka bagian
pekerjaan tersebut penyedia jasa harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan
berikut ini:
a. Standart/ normal /kode/ pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan bersangkutan
yang diterbitkan oleh instansi/institusi/Asosiasi profesi/Asosiasi produsen/lembaga
pengujian atau badan-badan lain yang berwenang/ berkepentingan atau badan-badan yang
bersifat internasional ataupun nasional dari negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut
diperoleh persetujuan dari PPK/Tim Teknik/Konsultan Pengawas.
b. Brosur teknik dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga penguji yang diakui
secara nasional/internasional

PASAL 2
LOKASI KEGIATAN

Pekerjaan ini dilaksanakan di Kab. Lebak dan Kab. Pandeglang.

B. SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL DAN


ARSITEKTUR

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Sarana Kerja


3.1.1. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja untuk semua pekerjaan yang
dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta jadual
kerjanya.
3.1.2. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan pekerjaan.
3.1.3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala
kerusakan/kehilangan, dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang
berjalan.
3.1.4. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan fasilitas-
fasilitas lain yang dianggap perlu, misalnya air minum, toilet yang memenuhi syarat -
syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan perlengkapan
PPPK.
3.1.5. Segala biaya atas pekerjaan tersebut adalah beban Kontraktor.

3.2. Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja


3.2.1. Kontraktor harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan tenaga kerja,
pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/ Konsultan Pengawas.
Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja, dalam
pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku.
Page 3
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

3.2.2. Kontraktor harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan dan harus
mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan-
bangunan lain yang berdekatan, dan harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan ingin memasuki tempat pekerjaan.
3.2.3. Untuk pekerjaan ini Kontraktor harus menambah jam kerja/lembur dan menambah
jumlah tenaga kerja dikarenakan waktu yang mendesak.

3.3. Pekerjaan Penyediaan Air dan daya Listrik untuk Bekerja


3.3.1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
kegiatan atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur,
minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Tim Teknis/Konsultan Perencana.
3.3.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat atau jaringan eksisting selama masa pembangunan, atau
penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim
Teknis/Konsultan Pengawas. Daya listrik ini juga disediakan untuk suplai Kantor
Direksi Lapangan.
3.3.3. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah beban Kontraktor.

3.4. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


3.4.1. Pengukuran Tapak Kembali
• Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah diuji
kebenarannya.
• Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim
Teknis/Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
• Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
• Kontraktor harus menyediakan Theodolite/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas.
• Segala biaya pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab Kontraktor.
3.4.2. Tugu Patokan Dasar (Bench Mark) dibuat minimal 2 titik BM
Bench Mark (BM) / titik duga adalah titik tetap yang ditentukan berdasarkan
pengukuran.
• Letak dan Jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas, Tugu Patokan dasar dibuat dari
beton berpenampang sekurang-kurangnya 20x20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah
sedalam satu (1) meter dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya
setinggi 40 cm di atas tanah.
• Tugu patokan dasar dibuat permanen, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas untuk membokarnya.
• Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggung
jawabKontraktor.
• Pada setiap tugu patok dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat dan
ketinggian (elevasi) nya.

Page 4
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

3.4.3. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan.


Kontraktor harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak/
kedudukan bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah ditentukan dengan
memakai alat waterpass instrument/theodolite. Hal tersebut dilaksanakan untuk
mendapatkan lantai, plafond dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku. Untuk
mendapatkan titik peil harap diperhatikan notasi-notasi Gambar lay Out dengan kondisi
lapangan. Kontraktor harus melapor pada Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim
Teknis/Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana apabila terjadi tidak kesesuaian
gambar dengan kondisi lapangan.

3.4.4. Bouwplank
• Pemasangan bouwplank
o Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran pemasangan
bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan
Bench Mark diberikan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim Teknis/
Konsultan Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas
ketinggian, posisi, dimensi serta kelurusan bagian pekerjaan serta pengadaan
peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
o Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung
jawab Kontraktor serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-
akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari
Pihak PejabatPembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas.
o Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/
Tim Teknis/ Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung
jawab Kontraktor menjadi berkurang. Kontraktor wajib melindungi semua
Bench Mark, dan lain-lain atas seluruh referensi yang perlu pada pengukuran
pekerjaan ini.
• Bahan dan Pelaksanaan
o Tiang bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap jarak
2,00 m’, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 dari kayu meranti diketam
halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang dasar (waterpass)
o Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m dari
atas tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat,bouwplank tidak
boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga
dapat dimanfaatkan sehingga pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok
bawah.
3.5. Berdasarkan kondisi eksisiting, Kontraktor diwajibkan melakukan koordinasi dengan Dinas
Pertamanan terkait.

PASAL 4
DIREKSI KEET
4.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Penyedia harus membuat direksi keet dengan luasan mampu untuk
menampung rapat minimal 8 orang, berjendela cukup terang dan berventilasi
baik.
b. Penyedia diwajibkan membuat gudang yang tertutup yang dapat dikunci
dengan aman dan terlindung terhadap hujan dan panas, untuk menempatkan
material seperti PC dan alat-alat penting lainnya.
c. Penyedia juga harus membuat bangsal terbuka untuk pekerja supaya terhindar
Page 5
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

dari hujan dan panas.

4.2. BAHAN DIREKSI KEET


a. Bahan dinding dan pintu dari tripleks
b. Rangka bangunan dari kayu.
c. Lantai dari rabat beton.
d. Jendela naco.
e. Penutup atap seng gelombang BJLS 30 atau Asbes Gelombang.
f. Daun pintu dilengkapi dengan pengunci.

4.3. PERLENGKAPAN DIREKSI KEET


a. 4 (empat) buah meja ukuran 80 X 100 cm dilengkapi dengan laci yang bisa
dikunci.
b. 1 (satu) buah kursi untuk setiap meja tulis.
c. Satu set meja kursi untuk rapat koordinasi lapangan minimal 8 orang
d. Satu papan tulis white board ukuran 90 X 190 cm lengkap dengan alat tulis
dan penghapusnya.
e. Sebuah almari arsip yang bisa dikunci.
f. Computer dan printer untuk alat gambar.
g. Alat komunikasi.

4.4. SYARAT PELAKSANAAN


a. Direksi Keet didirikan pada tempat yang mudah dijangkau, diusahakan dekat
dengan pintu masuk.
b. Penempatan direksi keet harus mendapat persetujuan direksi.
c. Segala biaya pembuatan Direksi Keet, Gudang dan Bangsal Kerja menjadi
tanggung jawab dan beban penyedia.

4. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN

4.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua "pekerjaan tanah", seperti tertera pada
gambar rencana dan spesifikasi ini.
Juga termasuk semua pembersihan dan penebasan/pembabatan, galian dan urugan
untuk bangunan seperti yang ditentukan pengawas.

4.2. Umum
Pembersihan, penebasan / pembabatan dan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
4.2.1. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Penebasan /
pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar, sampah yang
tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang
akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun kemudian dibakar atau
dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh pengawas. Semua sisa-sisa
tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus
dihilangkan sampai kedalaman 0,5 m di bawah tanah dasar/permukaan.

Page 6
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

4.2.2. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan
atau bahan- bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
4.2.3. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setara
setebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8-10 cm
dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan
atasnya rata dan sipat datar (waterpas).
4.2.4. Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
4.2.5. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap
perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
4.2.6. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda
yang menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas
dan tidak mudah hilang jika terkena air/hujan.

4.3. Pekerjaan Galian


4.3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam gambar.
Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada
gambar rencana atau ditentukan oleh pengawas, tidak terganggu, jika terganggu
Kontraktor harus mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam
spesifikasi di bawah ini.
4.3.2. Syarat-syarat Pelaksanaan.
a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
b. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali
keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
c. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
d. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
e. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas petunjuk pengawas.

g. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih
bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian
yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug
yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 100% kepadatan
kering maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.

Page 7
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan


untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di
lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan
harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.
i. Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan
hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat
diketahui oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan,
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun
untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak
terganggu.
j. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.
k. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah
tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan
ke tempat yang disetujui oleh pengawas atas tanggungan Kontraktor.

4.4. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


Yang dimaksudkan di sini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat
khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban.

4.4.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat- alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk pengawas.
c. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung
jawab Kontraktor.

4.4.2. Bahan-bahan
a. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum diberi 10 cm urugan
pasir padat (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan
dibawah plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal.
b. Urugan yang dipakai di bawah lapisan pasir padat tersebut adalah dari jenis tanah
silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta
bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut
tidak boleh lebih besar dari 15 cm.
c. Pengawas mengharuskan agar supaya semua bahan urugan hanya terdiri dari mutu
yang terbaik yang dapat dipergunakan.
4.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis harus
dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
b. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat / compactor vibrator type yang disetujui oleh pengawas. Pemadatan
dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95%
kepadatan maksimum hasil laboratorium.
c. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor :
Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap

Page 8
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

kadar air optimum, minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di
lapangan.
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh,
kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya.
Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-70.
d. Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
e. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang
besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-
batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
f. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ke tempat pembuangan
yang ditentukan oleh pengawas.
g. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat
lain, tanpa tambahan biaya.

4.4.4. Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat dilaksanakan
untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.
b. Jika kepadatan di lapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum,
maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % kepadatan maksimum di
laboratorium.
Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D1556-70
atau prosedur lainnya yang disetujui pengawas.
Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan pengawas dan semua biaya
yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban Kontraktor.
c. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 300 meter persegi
dari daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh pengawas.
d. Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur
di bawah ini :
• Density of Soil Inplace by Sand-Cone Method, AASHTO.T.191.
• Density of Soil Inplace by Driven-Cylinder Method, AASHTO.T.204.
• Density of Soil Inplace by the Rubber Balloon Method, AASHTO.T.205.
• atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari pengawas.

PASAL 5
PEKERJAAN CUT AND FILL
5.1. Lingkup Pekerjaan
Bab ini meliputi pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan penyediaan tenaga
kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan, dan kebutuhan-kebutuhan insidentil yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar
dan spesifikasi-spesifikasi teknis.
Pekerjaan pembentukan muka tanah ini meliputi
pekerjaan:
a. Pematokan (Stake out)
b. PekerjaanPembersihan (Clearing & Grubing)
c. Pekerjaan Galian (Cut)
d. Pekerjaan Urugan (Fill)

Page 9
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

5.2. Jaminan Kualitas


Peraturan dan standarisasi yang tercantum di bawah ini merupakan perkara terakhir
yang menjadi bagian dari bab ini. Apabila terjadi perubahan dan perbedaan dengan
spesifikasi atau dokumen yang berhubungan, maka peraturan yang tercantum dari bab
ini yang akan menjadi pedoman.

Pengujian-Penguian menggunakan referensi melalui spesifikasi umum.

5.3. Pematokan (stak e out)


a. Sebelum bagian pekerjaan grading lainnya dimulai, Kontraktor harus melakukan
pematokan untuk menetapkan kembali batas-batas tanah, batas dan peil rencana
kapling serta as dan peil rencana jalan (row).
b. Dalam pematokan ini, Kontraktor harus memperhatikan titik referensi/bench mark
yang telah ditentukan menurut gambaran dari Master Plan.
c. Pematokan dilakukan oleh Kontraktor kemudian diperiksa kembali sebelum
disetujui oleh Engineer/Direksi, atau dilakukan bersama oleh Kontraktir dan
Engineer/Direksi.
d. Patok-patok dar kayu dengan ukuran 5/7 cm, dipasang pada arah memanjang dan
melintang pada jarak setiap 25 meter dan pada setiapa batas kapling dengan tepi
jalan. Patok-patok tersebut harus diberi tanda dengan cat warna serta ditulis
angka-angka sebagai titik referensi dalam pekerjaan galian dan urugan (cut & fill).
e. Pada Daerah Galian, patok-patok harus dibuat sebagai pondasinya harus tetap ada
selama pelaksanaan pekerjaan.
f. Pada daerah urugan patok dibuat tinggi sehingga masih terdapat bagian yang
terlihat.
g. Bila Engineer/Direksi meragukan hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh
Kontraktor, Engineer/Direksi berhak untuk melakukan pengukuran pemeriksaan
ulang.

5.4. Pekerjaan Pembersihan (Clearing & Grubing)


a. Selama benda yang ada dipermukaan dan semua pohon dan tonjolan, dan
rintangan di dalam batas daerah yang tercantum dalam gambar dan yang tidak
direncanakan berada tetap pada tempatnya, harus dibersihkan dan/atau dibongkar
kecuali untuk hal-hal berikut:
i. Pembuangan sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar dan benda
yang tidak nudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter di bawah
“subgrade” atau lereng tanggul tidak perlu dilakukan.
ii. Dalam penggalian, Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan
selokan- selokan hanya dilakukan seperlunya menurut volume galian yang
ada.

b. Lubang-lubang bekas pohon dan lubang-lubang lain, harus segera diurug kembali
dengan bahan yang baik dan dipadatkan sesuai dengan pasal dari spesifikasi ini.

Page 10
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

c. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman


dan puing-puing ke tempat yang ditentuka oleh Direksi.
d. Kontraktor melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap berada pada
tempatnya. Cat yang diperlukan untuk pemotongan atau goresan-goresan pada
permukaan pohon atau semak-semak yang harus dipertahankan haruslah dengan
cat “aspa\haltum base point” yang dipersiapkan khusus untuk perawatan pohon.
Cat tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi.
e. Sebelum mulai pekerjaan penggalian dan pengurugan, lapisan humus dan rumput
harus dibersihkan dengan hati-hati dan bebas dari sisa-sisa tanah bawah (subsoil),
bekas-bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak atau menghambat pertumbuhan tanaman, tebal lapisan humus
yang dinamakan/dikupas minimal 20 cm.
f. Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus disimpan di tempat
penyimpanan yang dekat dengan lapangan. Penyimpanan humus tersebut harus
terlindung dari erosi dan kerusakan.

5.5. Pekerjaan Galian (Cut)


a. Pekerjaan akan meliputi penggalian semua bahan sesuai dengan garis-garis,
“grade” dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh
Direksi, pembuangan bahan-bahan yang tidak terpakai, dan penanganan kembali
dari tanah galian.
b. Selama proses penggalian, menggunakan excavator di lapangan harus dijaga agar
selalu mendapatkan sistem drainase yang baik.
c. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempat
dimana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda-benda yang
berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung,
dalam hal ini metode pengerjaan dengan tanganlah yang harus dilaksanakan.
d. Penopang sementara, perlindungan dan perawatan yang cukup untuk bagian-
bagian pekerjaan di atas maupun di bagian bawah tanah, drainase, saluran -saluran
pmbuangan dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan
harus disediakan dengan biaya sendiri oleh kontraktor dan sesuai dengan petunjuk
dari Direksi. Struktur yang mungkin terganggu harus diperbaiki oleh kontraktor
atas biaya sendiri pada saat penyelesaian pekerjaan.
e. Kemiringan harus dipotong dengan perbandingan 1,5 horizontal dengan 1
vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
f. Untuk kemiringan lebih tinggi dari 3 meter, pemotongan berbentuk trap harus
dibuat sepanjang permukaan kemiringan. Jarak vertikal antara trap sebaiknya
sama, tapi tidak lebih dari 3 meter. Lebar tarp sebaiknya 2,5 meter.
g. Pemotongan harus dibulatkan pada puncak dan sisi-sisinya untuk menyatu dengan
lingkungannya dan penyiapan lingkungan sebaiknya mungkin untuk penanaman
tumbuh-tumbuhan.
h. Suatu saluran pengumpul harus dibuat di atas kemiringan yang terpotong untuk
mengumpulkan dan membuang air hujan. Saluran yang sama harus dibangun
sepanjang trap.
i. Setiap permukaan kemiringan terpotong yang lepas, harus dipadatkan kembali
untuk membentuk permukaan padat.
j. Pada saat pekerjaan harian selesai, permukaan yang terlihat pada daerah yang
terpotong harus dipadatkan dengan baik dan terpotong untuk mengalirkan air ke
saluran sementara.
k. Kontraktor harus menjaga agar semua penggalian tersusun dengan baik selama
pelaksanaan agar tidak menghambat pekerjaan.
Page 11
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

l. Kontraktor harus melakukan tindakan-tindakan pencegahan atas kemungkinan


terjadinya keruntuhan pada sisi-sisi galian dan harus mengangkat, atas biaya
sendiri, bahan-bahan yang terjatuh ke dalam galian.
m. Tanah dari batuan hasil galian yang memenuhi persyaratan material untuk urugan,
dipakai untuk pekerjaan urugan.
n. Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk urugan harus dibuang ke
areal “open space”, bagian halaman yang tidak direncanakan untuk bangunan atau
ke tempat lain yang akan ditetapkan oleh Engineer/Direksi.
5.6. Pekerjaan Urugan (F i l l )
a. Pekerjaan urugan dilakukan pada daerah urugan (fill) sebagai yang tercantum
dalam gambar rencana dan daerah yang peil permukaan akhir (final grade) lebih
tinggi dari permukaan tanah setelah pembersihan.
b. Material untuk urugan disesuaikan dengan pekerjaan dan harus disetujui oleh
Engineer/Direksi.
c. Semua bahan urugan harus diambil dari daerah penggalian yang
diperlihatkan dalam gambar.
d. Bahan yang tidak cocok seperti tanag organis, tanah gemuk, puing, akar dan
lain-lain tidak boleh digunakan untuk urugan.
e. Direksi berhak untuk menolak/menyetujui bahan urugan yang akan dipergunakan
dalam pelaksanaan. Kontraktor harus melakukan pengujian- pengujian lapangan
dan pengujian-pengujian laboratorium yang diperlukan untuk membuktikan
bahwa urugan yang dipergunakan memenuhi gradasi yang dipadatkan sesuai
dengan yang telah diuraikan dalam bab ini. Kontraktor harus menyerahkan
program pengawasan pemadatan untuk mendapatkan persetujuan dari direksi yang
merupakan bagian dari spesifikasi ini.
f. Urugan untuk dalam air harus merupakan tanah yang tidak berkohesi dengan
tidak lebih dari 15% melewati saringan no. 200 (0.0074mm)
g. Semua sumber bahan, yang dipertimbangkan yang tidak terletak di dalam batas
lokasi, harus disetujui kualitas dan pantas tidaknya oleh direksi sebelum
dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan. Sumber- sumber ini harus
mengandung jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaan bahan dan
urugan yang terus menerus untuk bawah air tanpa kelambatan atau gangguan.
h. Bahan yang digunakan untuk lapisan “subgrade” setebal 30 cm di bawah permukaan
harus bersih, awet dan tidak boleh mengandung baha-bahan organic, debu ataupun
bahan-bahan yang berbahaya. Urugan “subgrade” harus memenuhi persyaratan
untuk kalsifikasi grup A-2 seperti tercantum dalam AASHTO M 145, “The
Classification of soil Aggregat Mixtures for Highway Construction Purposes”.
i. Bahan “subgrade” pada tempat galian apabila kurang baik maka harus dibuang
sampai kedalaman yang diminta oleh Direksi.
j. Urugan pasir, harus sesuai dengan ketentuan gradasi dari spsifikasi ini. Dan bahan
urugan boleh ditempatkan dengan truk dumping.
• “Sub Soil” lunak yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum
pekerjaan pengurugan dilanjutkan. Penggalian harus dilakukan sejauh
mungkin dapat dicapai dari penanggulangan.
• Kedalaman dari penggalian harus tidak boleh kurang dari 1,5 meter di bawah
permukaan dasar.
k. Prosedur untuk pelaksanaan penggalian tanah lembek, penimbunan dari bahan
sub base kelas C dan pemadatan-pemadatan yang dilakukan untuk memenuhi
persyaratan yang diminta pada pasal di atas haruslah dengan persetujuan
Direksi.

Page 12
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

l. Pemadatan tanah urugan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-


ketentuan berikut:
• Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan
pemadatan bahan-bahan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yangtidak cukup atau tepat.
• Kontraktor harus menentukan jenis ukuran berat dari alat yang paling
sesuai untuk memadatkan tanah liat yang ada. Alat-alat pemadatan tanah ini
harus menadapat persetujuan Direksi.
• Kepadatan maksimum dan kadar air optimum harus sesuai dengan
AASHTO T 99 dan AASHTO T 180.
• Kepadatan tanah setempat dan pada daerah urugan harus ditentukan sesuai
dengan ASTM D 1556 dan/atau ASTM 2167.

PASAL 6
PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH

6.1. Umum
6.1.1. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2,
ACI 347, ACI
301, ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-
gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan "pengawas
yang ditunjuk" sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar
tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan
serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan
untuk struktur yang aman.

6.1.2. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan
dan pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton
cor seperti diperlukan dan diperinci berikut ini.
b. Pekerjaan yang berhubungan
• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Beton

6.1.3. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bagian ini, kecuali telah ditentukan lain pada gambar atau
telah diperinci, berikut kontraktor harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-
standard atau spesifikasi sebagai berikut :

a. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971


b. SII Standard Industri Indonesia
c. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
d. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
e. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

6.1.4. Penyerahan

Page 13
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan


jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk menghindari
keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor lain.

a. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)


"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang
berpengalaman dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan
kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk ditinjau.

b. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada
"pengawas yang ditunjuk" dalam waktu 30 hari kerja setelah "Kontraktor"
menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk
kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris
serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.

c. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang,
metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi
cetakan.

Gambar kerja harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" sekurang-


kurangnya empat minggu hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa. Hanya
gambar kerja untuk cetakan beton ekspose yang perlu persetujuan dari arsitek.

d. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.

6.2. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan penunjang
pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan
terperinci.

6.2.1. Perancangan Perancah

a. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk". Segala biaya
yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus
sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.

b. Perancangan/Desain
1. Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli
resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
2. Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan
ACI-347.
3. Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih
basah, beban- beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar.
Penunjang-penunjang yang sepadan untuk penggetar dari luar, bila digunakan
harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin

Page 14
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi


berlebihan.

c. Acuan
1. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk,
garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
2. Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran
adukan.
3. Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu
dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
4. Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak
merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
5. Jangan memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan
tegak dari beton.

6.2.2. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.


a. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian dengan
Cat/Smooth Finish and Painted Finish) Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola
sambungan dan pola pengikat harus seragam dan simetris. Setiap sambungan
antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan- pertemuan bidang, harus
disetujui dahulu oleh "pengawas yang ditunjuk" untuk pola sambungannya.
b. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-panel
cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan
air semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat dengan rangka penunjang
untuk mempertahankan permukaan-permukaan yang berhubungan dengan panel-
panel yang bersebelahan pada bidang yang sama. Gunakan bahan penyambung
cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan panel- panel cetakan untuk
mencegah kebocoran dari grout atau butir- butir halus dari adukan beton baru ke
permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.

6.2.3. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan

a. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven
dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari
mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-
perlemahan lain yang serupa.
b. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan
dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-
permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar dengan sambungan
ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan perubahan bidang.
c. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan
untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada
penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh "pengawas yang
ditunjuk".

6.2.4. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)

Page 15
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

a. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan
lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu
harus dilapis setidak- tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya.
b. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan
dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.

6.2.5. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)


Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong
adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.

6.2.6. Jalur Kayu


Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.

6.2.7. Melapis Cetakan


a. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus tanpa
urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan
beton atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan
penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk permukaan beton.
b. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan minyak/gemuk (bahan
untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan
sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan dipasang atau sebelum
cetakan dipasang.

6.2.8. Pengikat Cetakan


a. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur
pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup
dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua beban hidup dari
pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan
perletakan yang memadai.
b. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat kontraktor.
c. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari
jenis dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm
maximum diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke
pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik mendatar
maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti
disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

6.2.9. Penyisipan Besi


Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada
pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.

a. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.


Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh "pengawas yang
ditunjuk".

b. Pemasangan langit-langit (ceiling).


Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung langit-
langit, konstruksi penggantung haruslah digalvanise, atau type yang diijinkan oleh
"pengawas yang ditunjuk".

c. Pengunci Model Ekor Burung.

Page 16
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih
baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti
dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk
mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.

6.2.10. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.


Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis
penggunaannya, dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara
memberi kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah).

6.2.11. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton


Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton :
i. Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam PBI
1971 NI-2 Bab 5.7.
ii. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian
struktur beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam beton
perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
iii. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
iv. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam
dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang,
maka kontraktor segera mengkonsultasikan hal ini dengan "pengawas yang
ditunjuk".
v. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan tersebut
dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut
tanpa ijin tertulis dari "pengawas yang ditunjuk".
vi. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti
angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan
pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
vii. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.
viii. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada
pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan
pengecoran beton.
ix. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut
diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas
nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

6.3. Pelaksanaan
6.3.1. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang
dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.

Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang


perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya
sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi
beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
Page 17
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum
atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda
penurunan yang berlebihan sehingga menurut pendapat "pengawas yang ditunjuk" hal
ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak
akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka "pengawas
yang ditunjuk" dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut
sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.

Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail
(termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk
disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar
tersebut disetujui.

Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung untuk
melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila
selama pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang dan pekerjaan perancah
memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan,
diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah diperkuat
seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh.

Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran untuk


mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.

Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama


dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.

6.3.2. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari
beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings),
celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti
diperlukan.

Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan
serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.

Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab
untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang
tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.

Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah
mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti
diperlihatkan lain pada gambar.

Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.

Page 18
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton
yang diekspose.

Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran


tidak mengalami kerusakan pada permukaan.

Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah
dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya
sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum
balok lantai dibawahnya bekerja penuh.

Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-
benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm.

6.3.3. Pengikat Cetakan


Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta
tekanan dari beton basah.

6.3.4. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)


Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya
seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil
dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan
paku untuk batang- batang kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan
pada permukaan beton dengan suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan
pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk melepaskan.

6.3.5. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek
saja.

6.3.6. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)


Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang.
Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari
cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan beton yang diperkeras
dimana beton basah akan dicor/dituangkan.

Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk


menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.

6.3.7. Pekerjaan Sambungan


Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton
ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan
sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja. Dimana
memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan
perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran.

6.3.8. Pembersihan
Page 19
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari beton
yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada
bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan
untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama
untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan berdasar kepada
persetujuan "pengawas yang ditunjuk".

Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan
pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan
ekspose tanpa persetujuan "pengawas yang ditunjuk".

Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan


permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-bagiannya
dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose, lokasi
harus
disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai dengan


metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan selama operasi
pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi,
perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang
berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan bila suatu
perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus menerus
melampaui yang dimungkinkan dari peraturan.

Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-tulangan,


bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam/merata
dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang
tercantum. Buanglah kelebihan dan jangan ijinkan pelapisan pada tempat dimana beton
ekspose akan dicor.

Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada "pengawas yang ditunjuk" setidaknya 24


jam sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.

6.3.9. Penyisipan dan Perlengkapan


Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-
perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan sisipan di dalam beton.
Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda. Tempatkan
expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.

6.3.10. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti
diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada
bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum
pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan
pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.

6.3.11. Waterstops
Page 20
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih
dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan tanah atau
air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus
dilengkapi dengan waterstop.

Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang


sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe waterstop
dapat digunakan produk Sika, Fosroc atau sejenisnya yang setara.

6.3.12. Cetakan untuk Kolom


Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada
gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari semua
cetakan- cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup
kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.

6.3.13. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok


Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk
lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan
dongkrak- dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk
mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum
ataupun pada waktu pengecoran dari beton.

6.3.14. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)


Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa
menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-
bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek
atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description
ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara
umum pertahankan keutuhan dari desain.
Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk
mencegah kerusakan pada bidang kontak.
Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan, topang/tunjang
kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai
dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap tinggal ditempatnya sampai
beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan
beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor.
Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus balok-
balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang
sementara sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton dan
selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja.
Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang
mencukupi.

6.3.15. Pemakaian Ulang Cetakan


Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan baik
dan dalam kondisi yang memuaskan bagi "pengawas yang ditunjuk". Cetakan-cetakan
yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh
dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh "pengawas yang
Page 21
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

ditunjuk", bagian pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan


dengan memindahkan lembaran-lembaran yang rusak.
Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara
menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang
plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat lapisan
damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari
penyelesaian permukaan.
Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan
membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan.
Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan yang lepas atau
rusak. Supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan
oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat
hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada
bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur
akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung oleh
struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan
perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah.

6.3.16. Hal Lain-lain


Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan
dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara
terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut
diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.

PASAL 7
PEKERJAAN RABAT BETON

7.1. Lingkup Pekerjaan


7.1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantú yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
7.1.2. Pekerjaan Rabat beton ini dilakukan di bawah finishing lantai serta sesuai detail
yang disebutkan /ditunjukkan dalam gambar.

7.2. Persyaratan Bahan


7.2.1. Semen Portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu hasil
produk yang disetujui Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, serta memenuhi
syarat-syarat dalam NII-8, SII 003-81
7.2.2. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 dan SII
0404-80
7.2.3. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982
7.2.4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam
NI-2,SNI-03-2847-2002,NI-8, dan PUBI 1982

7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


7.3.1. Pasangan rabat dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan
rabat dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug dibawahnya harus dikerjakan

Page 22
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaanya dan


telah mempunyai daya dukung maksimal
7.3.2. Pekerjaan Rabat beton merupakan campuran antara PC, pasir beton, dan Split
dengan campuran 1:3:5
7.3.3. Khusus pada Rabat beton lantai basement, ramp down, ramp up diberi tulangan
besi baja atau Wiremesh type M.8 atau yang setara diberi floor hardener.

PASAL 8
PEKERJAAN PONDASI DANGKAL DAN TALUD

8.1. Lingkup Pekerjaan


8.1.1. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi :
Pekerjaan pondasi batu kali, pagar tembok, dll.

8.1.2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan Gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.

8.2. Pedoman Pelaksanaan


8.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus
mengadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar
konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.
8.2.2. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan / Tim Teknis bila
ada perbedaan Gambar-gambar dari konstruksi dengan Gambar-gambar Arsitektur
atau bila ada hal-hal yang kurang jelas, maksimal 2 (dua) minggu setelah pekerjaan
dimulai.
8.2.3. Sebelum pelaksanaan pembangunan, kontraktor wajib untuk melakukan
penyelidikan tanah terlebih dahulu.

8.3. Penggalian
8.3.1. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis tanah
keras (sesuai gambar).
8.3.2. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka
perlu konsultasi dengan Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
8.3.3. Lebar penggalian pada bagian bawah minimal lebar pondasi yang ditambahkan 2
x 10 cm.
8.3.4. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan
pengarahan "Hindarkan Kelongsoran".
8.3.5. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller hingga
mencapai kepadatan 90% Standard Proctor.
8.3.6. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah
yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam
tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan
95% atas beban Kontraktor pelaksana.

8.4. Pengurugan Kembali


8.4.1. Semua bekas-bekas sumur/galian harus diurug dengan pasir pasang.
8.4.2. Lapisan pasir dibawah pondasi harus dipadatkan dengan vibro Roller / Stamper
sehingga mencapai kepadatan minimal 90% Standard Proctor.
Page 23
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

8.4.3. Pengurugan kembali dengan tanah :


a. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat persetujuan
dari Pengawas.
b. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing, sampah-
sampah harus disingkirkan.
c. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponen-komponen
yang kecil terlebih dahulu.
d. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max 30 cm lapis) dengan
vibro/stamper dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga memperoleh
kepadatan minimal 90% Standard Proctor.

8.5. Pelaksanaan Pondasi


8.5.1. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lubang pondasi kering.
8.5.2. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam
buku spesifikasi ini dan gambar pondasi.
8.5.3. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus
terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
8.5.4. Ketentuan mengenai pondasi batu gunung belah, lihat ketentuan pasangan batu
gunung belah, dengan catatan:
a. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
b. Batu gunung belah disusun satu persatu dengan penyangga mortar.
8.5.5. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan M.E, jika
ada kelainan / ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas
dan Tim Teknis.

8.6. Pondasi Pasangan Batu Kali


8.6.1. Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada pekerjaan
struktur, pagar, dan lain-lain sesuai gambar rencana.
8.6.2. Bahan-bahan yang digunakan :
a. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu dan disetujui Pengawas
Lapangan dan Tim Teknis.
b. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 - 1972.
c. Air yang dipakai harus bersih.
8.6.3. Syarat Pelaksanaan
a. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Adukan spesi mempunyai komposisi minimal 1Pc : 5Pasir dan diberaben
dengan adukan yang sama.

PASAL 9
PEKERJAAN BETON BERTULANG

9.1. UMUM
9.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan
mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan
pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap
sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
b. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang,
selubung- selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-
Page 24
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971
(PBI 1971).
c. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak
termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-
ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi
penulangannya ditetapkan dalam gambar- gambar struktur konstruksi beton
bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu,
maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
perencana atau "pengawas yang ditunjuk" guna mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya disetujui oleh perencana.
d. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam
hal ini "pengawas yang ditunjuk" harus segera diberitahukan untuk
persetujuannya.
e. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-
batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam
gambar atau seperti petunjuk "pengawas yang ditunjuk" dan, bila disyaratkan,
penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
f. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai
semua desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari
bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan
kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh
untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang
diijinkan oleh "pengawas yang ditunjuk". Kontraktor berkewajiban
mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
g. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
• Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
• Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
• Mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan
beton
• Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
• Landasan beton untuk peralatan M/E
• Penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding
bata dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat
beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh "pengawas yang ditunjuk".
h. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan
yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan :
Beton Bertulang Struktur bangunan (sloof, kolom, balok, plat) dengan mutu
beton rencana K225.

9.1.2. Referensi dan Standar-Standar


Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan
spesifikasi berikut ini :
a. PBI 1971 - Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971

Page 25
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

b. SKSNI – 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung


c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. ACI - 304 ACI 304.IR-79, Preplaced Aggregate Concrete for Structural and
Mass Concrete, Part 2ACI 304.2R-71, Placing Concrete by Pumping Methods,
Part 2ACI 304, 304-71, High Density Concrete : Meansuring, Mixing,
Transporting and Placing, Part 2
e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building
i. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1 ACI 212.2R-71,
Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
j. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens
in the Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores
and Sawed Beams of Concrete
p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete
q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand
Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction
r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers
for Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and
Resilient Bituminous Types)
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars
for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars, Grade
40, for stirrups and ties.
w. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

9.1.3. Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
"pengawas yang ditunjuk" sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan
pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada "pengawas yang ditunjuk" untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum
pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada "pengawas yang
ditunjuk" sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan

Page 26
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran


yang diperuntukan proyek ini.

9.1.4. Percobaan Bahan dan Campuran Beton


a. Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan
untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard
referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat
campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat : Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan),
penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat
kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
• Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan design mix masing-
masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada
minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji
tersebut dapat disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-
lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu
betonpun harus sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak
boleh dimulai sebelum diperiksa "pengawas yang ditunjuk" tentang
kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai
diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier
beton yang lain.
• Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen
terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari
ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui
oleh "pengawas yang ditunjuk".
• Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan
kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran
dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
• Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji
silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, atau ACI
304-73, ACI Committee - 304, ASTM C 94-78a.
• Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan
dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih
acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 5 m3.
• Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14
atau 21 dan 28 hari.
• Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di
lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh "pengawas yang ditunjuk".
Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa
(concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian
lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa
"concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.

Page 27
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

• Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan
dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji
bahan yang disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
• Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan
disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk
keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun
sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.

9.1.5. Pengujian slump


a. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai
slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971, kecuali
ditentukan lain oleh "pengawas yang ditunjuk".
b. "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton
dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil
akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari
persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh
untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian
yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di
pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 100 mm sampai
150 mm.
c. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi
normal :
Slump
pada
(c
Konstruksi Beton m Maksimum Minimum
Dinding, pelat fondasi dan fondasi) 12.50 10.00
telapak bertulang.

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison 9.00 7.50


dan konstruksi di bawah tanah.

Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50


Pembetonan massal. 7.50 7.50
Fondasi tiang bor 13.00 15,00

d. Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.

9.1.6. Percobaan tambahan


a. Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan
percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton
dan membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau
apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
b. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan
akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar

Page 28
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada "pengawas yang


ditunjuk" dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian
dilakukan.

9.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
9.2.1. Semen
a. Mutu semen
1. Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-
0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya
boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara
tegas oleh pihak "pengawas yang ditunjuk".
2. Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland
dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII
0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk
semen hidraulis campuran.
3. Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan
jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan
jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu.
b. Penyimpanan Semen
1. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan
dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang
utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi
secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen
yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
2. Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat
untuk melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
3. Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.
4. Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
5. "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk
semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan
tertulis dari "pengawas yang ditunjuk".

9.2.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
"Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80,
maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.

Page 29
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan


terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %,
maka agregat halus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2
% berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas
ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu- batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak
beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan
4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif
di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10
% berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
• Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
• Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung
dari pengotoran bahan-bahan lain.

9.2.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk
mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus
diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".

9.2.4. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)


Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala
macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh
"pengawas yang ditunjuk". Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak
boleh dipakai.

Page 30
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

9.2.5. Mutu dan Konsistensi dari Beton


Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua footplat, pelat lantai, balok, kolom : K-225
Tangga : K-225
Untuk semua beton non-struktural seperti
lantai kerja dan sebagainya : K-125

9.3. PELAKSANAAN BETON READY-MIX


9.3.1. Umum
a. Kecuali disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk", semua beton haruslah beton
ready- mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui "pengawas yang
ditunjuk", dengan takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya
harus memenuhi persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI
Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan
beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang
diadakan di laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi "pengawas yang ditunjuk" diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat
pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah
dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus
diperiksa oleh "pengawas yang ditunjuk" sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan
perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil
percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh "pengawas
yang ditunjuk". Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua
penyerahan disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak,
kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah
kekuatan yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan
laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak
melampaui 38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus
sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih
bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah.
Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63.
h. Air
Dalam selang waktu yang diijinkan untuk penambahan air di dalam
adukan, harus dilaksanakan dibawah pengawasan, baik selama tempat
pembuatan beton ready-mix maupun lokasi proyek.
Page 31
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Penambahan air untuk meningkatkan slump beton atas persetujuan dan


di bawah pengawasan "pengawas yang ditunjuk".
i. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan
pengukur air yang tepat.
j. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah
semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
k. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk
di kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5
jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas,
batas waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk "pengawas yang
ditunjuk". Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila
dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
l. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump
beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan
"pengawas yang ditunjuk" dalam menentukan apakah adukan beton tersebut
masih memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk
menambah air ke dalam adukan beton dalam kondisi tersebut.
m. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI
309-72 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete).

9.3.2. Pengecoran dan Pemadatan Beton


a. Persiapan
1. Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada
"pengawas yang ditunjuk" untuk disetujui sebelum memulai kegiatan
pembetonan.
2. Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot
dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan
beton, dan benda- benda yang ditanamkan atau di cor harus telah diperiksa
dan disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk". Permohonan untuk
pemeriksaan harus diserahkan kepada "pengawas yang ditunjuk" setidak-
tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton, puing,
butir-butir lepasan dan benda- benda asing lain harus disingkirkan dari
bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengaduk serta
perlengkapan pengangkutan.
3. Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di
sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor. Seluruh galian harus
dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air sepanjang waktu, baik
di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala perlengkapan dari kontraktor
yang berhubungan dengan listrik untuk pengadaan bagi maksud
penyempurnaan. Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian
manapun, kecuali bila galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
4. Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-
logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan
pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta
pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui
tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton

Page 32
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama,
masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
5. Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan
menjaga pelaksanaan beton.
6. Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan SKSNI 1991.
7. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton,
untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk
blok- blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan
jarak tersebut harus tersebar merata.

b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI 304-
73, ACI Committe 304 dan ASTM C94-78a.
1. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan
dan kehilangan bahan-bahan.
2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat
pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang
miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh "Pengawas yang
ditunjuk". Dalam hal ini, "Pengawas yang ditunjuk" mempertimbangkan
persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari
pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu.
3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan,
apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan
kontinue secara mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus
dipakai bahan- bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu
yang ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.

c. Pengecoran
1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971 ataupun ACI-304-73,
ACI Committee 304, ASTMC 94-78a.
2. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan
akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30
cm.
3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 2 m bila tidak disebutkan
lain atau disetujui "pengawas yang ditunjuk".
4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari
1,5 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong
pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa,
sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak

Page 33
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian


sehingga tidak terjadi segregasi/ pemisahan bahan-bahan.
5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan
asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
6. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa
tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi
ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah
diaduk.
7. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda
di luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan
yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka
"Kontraktor" harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk
mendapatkan persetujuan dari "pengawas yang ditunjuk" paling lambat 3
minggu sebelum pelaksanaan di mulai.

d. Pemadatan beton
1. Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil.
2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil
dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter
180 mm, semua dengan amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan
kepadatan yang memadai.
3. Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati
tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
4. Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
a) Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan
kira- kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring
sampai 45oC.
b) Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
c) Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat
dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-
bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
d) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal
harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat
dipadatkan dengan baik.
e) Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat),
yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan
jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
f) Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga
daerah- daerah pengaruhnya saling menutupi.

9.3.3. Penghentian/Kemacetan Pekerjaan


Page 34
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana telah diijinkan oleh


"pengawas yang ditunjuk".
Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah
bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.

9.3.4. Siar Pelaksanaan


a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus
direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya
lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-
gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh
"pengawas yang ditunjuk". Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan
daripada yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh
"pengawas yang ditunjuk".
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus
ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari
kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala
kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara
monolit dengan itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di
tengah- tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak
berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat
pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan
ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran
dan serpihan beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus
cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.

9.3.5. Perawatan Beton


a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6.
dan ACI 301-72/75.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan
untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan
dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika
tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus
dipertahankan tidak melebihi 35 – 38 oC.
2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan
cara lain yang disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan
dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh "pengawas yang
ditunjuk".
d. Bahan Campuran Perawatan.
Page 35
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.

9.3.6. Toleransi pelaksanaan.


Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan
Bab1; PBI- '71; ACI-301 dan ACI-347.
Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.
a. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan pelat
lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk.
Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan diadakan
di antara pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen
kering, pasir atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.
b. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi
karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang
terjadi tidak kurang dari 6 m.
c. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0 mm dalam
3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari
6 m.
d. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur
keramik, batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 10
mm dalam 1 m.

9.3.7. Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)


Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti
yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum.
Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu
akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan
gambar.
Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak
mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengadakan pengaliran dari aliran.

9.3.8. Beton Kedap Air


a. Beton untuk tangki air, dinding penahan tanah untuk ruang di bawah tanah,
lubang galian (pit), dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan air
harus dibuat kedap air, antara lain dengan menambahkan bahan additive yang
sesuai dan atas persetujuan "pengawas yang ditunjuk".
b. Penggunaan bahan additive tersebut harus sesuai petunjuk dari pabrik membuat
serta adanya jaminan bahwa bahan additive tersebut tidak akan mempengaruhi
kekuatan maupun ketahanan beton apabila digunakan sesuai petunjuk.
Kontraktor harus mendapatkan persetujuan "pengawas yang ditunjuk" dalam
hal cara pengadukan, campuran beton, pengangkutan, pengecoran dan
perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat-sifat kedap air
pada bagian pekerjaan itu.
c. Nilai Slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin
pengecoran dan pemadatan beton yang sesuai untuk dilaksanakan.
d. Apabila kontraktor bermaksud menggunakan sistim lain seperti membrane
sheet, maka harus dari jenis non-wover polyester dan disetujui oleh Engineer.
e. Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat
kedap airnya.

Page 36
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Apabila terjadi kebocoran atau rembesan kedap air tersebut adalah menjadi
tanggung jawab "Kontraktor".
f. Kontraktor harus memberikan jaminan sedikitnya untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun terhadap sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak
selesainya masa pelaksanaan pekerjaan. Jaminan terhadap sifat kedap air
meliputi bahannya maupun hasil pekerjaannya.
g. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu
tersebut dalam butir f, Kontraktor atas biaya sendiri harus segera memperbaiki
bagian yang mengalami kerusakan tersebut sampai permukaan akhir termasuk
juga memperbaiki peralatan-peralatan seperti peralatan listrik, pengatur udara
(AC) dan instalasi lainnya yang mengalami kerusakan akibat pengaruh tersebut
diatas.

9.3.9. Cacat pada Beton (Defective Work)


Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, "pengawas yang
ditunjuk" mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat
sepeti berikut :
a. Konstruksi beton yang keropos
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum
dalam dokumen kontrak .
f. Atau yang menurut pendapat "pengawas yang ditunjuk" pada suatu pekerjaan
akhir, atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun
dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar
dan diganti dengan yang baru, kecuali "pengawas yang ditunjuk" atau
konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang
ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan usulan -usulan
perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan
tersebut dianggap memungkinkan.
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai
dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari "pengawas
yang ditunjuk". Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton
harus dilaksanakan dengan memuaskan.
i. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton
dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian
harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
j. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi
"pengawas yang ditunjuk".
k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, "pengawas yang ditunjuk" harus diberitahu
secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh
"pengawas yang ditunjuk". Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan
dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.

9.3.10. Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)


a. Selama pengadukan
Page 37
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es


sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan
yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah
campuran air.
b. Selama pengecoran dan pemeliharaan.
1. Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari
beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.
2. Dalam Cuaca Panas
Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun
membasahi permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran dan
pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari kerugian/kehilangan
bahan terhadap panas, matahari atau angin yang berlebihan.
3. Kelebihan Perubahan Suhu
Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang
seragam di dalam beton, tidak lebih dari 3 oC dalam setiap jamnya.
4. Perlindungan Bahan-bahan
Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk perlindungan
di lapangan dan siap untuk digunakan.

9.3.11. Pekerjaan Penyambungan Beton


a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan
udara bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
b. Sesegera mungkin sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang
sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan campuran air dan semen murni dalam
perbandingan 1:1 (dalam volume) yang disikatkan pada beton lama.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic concrete
bonding agent) seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement
base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh "pengawas yang ditunjuk".
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen
murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton
lama mengering.

9.3.12. Penyelesaian dari Beton Pelat (Concrete Slab Finishes)


a. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang
benar sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.
b. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai
merek lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat
menyebabkan terjadinya lekatan pada penyelesaian.
c. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah
selesai pengerjaan.
1. Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)
• Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose,
dimana permukaan agregat dikehendaki.
• Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan
kemiringan yang tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed
dengan power floating yang dilakukan secara merata. Permukaan harus
dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan beton telah

Page 38
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus ditrowel


dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.
• Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi untuk
kedua kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak
berlapis, padat, bebas dari segala tanda-tanda/bekas trowel dan
kerusakan- kerusakan lain.
2. Perkerasan Beton (Concrete Hardener)
Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan beban berat, perkerasan
beton harus diadakan dengan kepadatan sebagai berikut :
• Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 4.5 kg/m2.
• Ruang M/E : kepadatan normal 3 kg/m2.
• Loading dock/sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 6 kg/m2.

9.3.13. Perlindungan Terhadap Mekanik dan Kerusakan pada Masa Pelaksanaan


(Protection from Mechanical and Construction Injury).
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik,
tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran
yang berlebihan.

9.3.14. Percobaan Beton


a. Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.
Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh
"kontraktor" untuk menyimpan benda-benda uji kubus beton, selama
pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung
semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda uji kubus yang dimaksudkan.
Kontraktor harus menyerahkan detail dari gudang kepada "pengawas yang
ditunjuk" untuk persetujuan. Gudang harus dilengkapi dengan pintu yang kuat
dan kunci yang bermutu baik. "Pengawas yang ditunjuk" berhak untuk
langsung meninjau ruang/gudang penyimpanan contoh benda uji kubus
tersebut.
b. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71 NI-2,
ASTM C-172, ASTM C-31.
c. Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah Apabila mutu
benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus ternyata lebih rendah
dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-percobaan dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79.
Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-77. Apabila hasil dari
percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
3. Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-
318-89. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih
rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai.

9.3.15. Penyimpangan Maksimum dari Pekerjaan Struktur yang Diijinkan


Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (Specification
for Structural Concrete for Building). Apabila didapati beberapa toleransi yang

Page 39
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

dapat dipakai bersamaan, maka harus diambil/dipakai adalah yang


terhebat/terkeras.
9.3.16. Lain-lain
a. Grouting dan Drypacking
1. Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir
dengan sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan
pekerjaan beton boleh diberikan sesuai dengan pertimbangan "kontraktor"
melalui persetujuan "pengawas yang ditunjuk".
2. Drypack/Campuran Semen Kering
Satu bagian semen, 2 bagian air dengan air sekadarnya untuk mengikat
bahan-bahan menjadi satu.
3. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen
murni. Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah
dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian
pada permukaan beton expose dan adakan perawatan dengan
pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
b. Non-Shrink Grout
Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain
dimana non- shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi
yang tercantum dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh
perusahaan/pabrik.
Perusahaan/pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan
percobaan hasil yang memperlihatakan bahwa grout non-shrink tidak ada
penyusutan sejak awal pengecoran atau sambungan setelah pemasangan sesuai
CRD-C621-80 (susut); mempunyai kekuatan tekan 1 hari tidak kurang dari
3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari sesuai ASTM C109; mempunyai waktu
pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit sesuai ASTM C191,
memperlihatkan luasan bearing effective (EBA = Effective Bearing Area)
sebesar 90 sampai 100 persen.

Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers"
harus tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan
semen pasir dan campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596. Semua
grout harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).

9.4. PEMBESIAN
9.4.1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai
surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh "pengawas yang
ditunjuk".
Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium independent seperti Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK
BPPT) Serpong atau laboratorium lainnya yang direkomendasi oleh "pengawas
yang ditunjuk" dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji
yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.
Page 40
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan
dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh "pengawas yang ditunjuk".
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

9.4.2. Bahan-bahan / Produk


a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan
pada gambar- gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm harus
baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar dari 12 mm harus baja tegangan
tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
Diameter tulangan yang digunakan pada bangunan Pusdik adalah: Pekerjaan
Tie Beam :
• D16 untuk tulangan pokok (BJTD-40)
• D10 untuk tulangan sengkang (BJTD-40)
Pekerjaan Kolom :
• D16 untuk tulangan pokok (BJTD-40)
• D10 untuk tulangan sengkang (BJTD-40)
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
• M8 - 150 pada slab on ground dan plat lantai
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High
Chairs).
d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur
jarak.
• Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali
diperlihatkan lain pada gambar.
• Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak
direkomendasi.
• Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
• Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang
langsung berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan
jenis hat-dip- galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

Page 41
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

9.4.3. Jaminan Mutu


Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
"pengawas yang telah ditunjuk".
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan
untuk semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasil- hasil dari semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.

9.4.4. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan


Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga
posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
PBI 1971 atau A.C.I. 315.

9.4.5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di
atas tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung
dari lumpur, kotoran, karat dsb.

9.5. PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN


PEMOTONGAN
9.5.1. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan
sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk
menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

9.5.2. Pemasangan Tulangan


a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan
untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings)/ bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga
jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat
(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang

Page 42
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton
yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan- penahan jarak ini
harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus
ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok
beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan
letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi
tulangan balok yang berbatasan.
c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
• Balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
• Balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ±
12 mm
• Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
• Panjang batang : ± 50 mm
4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.
d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-
cara yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC
yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan
sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak
mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan
oleh perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak
8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan.

Page 43
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.


1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi
yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan
toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat- ayat berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25
mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk
jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm.
f. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
2. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
3. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan
terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan
di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus
ditunjang dimana memungkinkan.
4. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
5. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.

9.5.3. Pemasangan Wire Mesh


Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.
Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara
tumpuan balok atau tepat diatas balok dari struktur menerus.
Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan
untuk mencegah lewatan yan menerus. Wire mesh harus ditahan pada posisi
yang benar selama pengecoran.

PASAL 10
PEMASANGAN ATAP PELANA RANGKA ATAP BAJA CANAI DINGIN PROFIL C75 T
= 1MM

10.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan rangka atap baja canai dingin adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti
Page 44
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari
:
a. Rangka utama atas (top chord)
b. Rangka utama bawah (bottom chord)
c. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
d. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pekerjaan rangka atap baja canai dingin meliputi:
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
c. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
d. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
e. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku)
f. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).

10.2. Persyaratan Bahan


a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja canai dingin C75x1mm, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) .
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat
sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
e. Elemen utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen
dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil
perakitan (fabrikasi)
f. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
g. Sesuai daftar spesifikasi teknis

1. Lapisan anti karat :


Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua
jenis lapisan anti karat (coating): Sesuai daftar spesifikasi teknis
2. Alat Sambung (Screw) :
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi
screw sebagai berikut:
• Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
• Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
• Kepadatan Alur 16 alur/inci
• Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
• Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Page 45
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

3. Kekuatan Mekanikal
• Gaya geser satu baut 5,10 KN
• Gaya aksial 8,60 KN
• Gaya Torsi 6,90 KN (3) Persyaratan Pra-Konstruksi

10.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem
rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
f. Jaminan Struktural, dengan ketentuan sebagai berikut :
• Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
• Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New
Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan
• ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).
• Kontraktor WAJIB MENYAMPAIKAN SURAT JAMINAN/GARANSI
KONSTRUKSI rangka atap yang telah dipasang yang dikeluarkan penyedia jasa
instalator rangka atap baja ringan.

PASAL 11
PEMASANGAN LANTAI KERAMIK UKURAN 40 CM X 40 CM

11.1. Lingkup Pekerjaan.


11.1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja yang
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan
RKS.
11.1.2. Kontraktor pelaksana diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan
dipasang, khususnya untuk diseleksi kwalitas, warna, tesktur, bahan lantai untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan dan Tim Teknis.
11.1.3. Kontraktor pelaksana harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen/ sub-
kontraktor kepada Pemilik Proyek untuk setiap masing-masing penggunaan bahan
lantai dengan jangka waktu jaminan minimal 5 (lima) tahun.

Page 46
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

11.2. Pelaksanaan Pekerjaan.


11.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pemasangan lantai keramik sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi ini.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
antara lain:
• Keramik polish KW1 40 x 40 untuk bangunan
• Keramik unpolish KW1 40 x 40 untuk selasar
• Keramik unpolished KW1 25 x 25 untuk lantai kamar mandi
11.2.2. Pengendalian Pekerjaan
a. NI-2 BS-970
b. NI - 3 BS – 1449 (British Standard)
c. NI - 8 DIN-18515 (Germany Standard)
d. PBI - 1971
e. ASTM
11.2.3. Bahan-Bahan
a. Jenis keramik diproses pembuatannya di dalam negeri.
b. Compression breaking load : 2,000-2,400 Kg/Cm².
Ultimate tensile strength : 150-200 Kg/Cm²
Weight per unit volume : 2,600-2,650 Kg/Cm3
c. Ukuran : sesuai dalam gambar rencana.
Tebal : 20 mm
d. Tipe, warna dan pola sesuai gambar rencana.
e. Water repelent diperlukan untuk melindungi keramik sebelum terpasang agar
warna, corak tidak berubah karena terkena air semen.
f. Persyaratan bahan adukan pengikat :
• Semen Mortar untuk lantai kerja.
• Special additive tebal 2-3 mm.
g. Wet system :
• Pemasangan keramik pada lantai dan dinding agar menggunakan Special
additive produksi Mortar kualitas baik (Utama, ASA atau setara)
• Campuran adukan semen dengan tebal ± 30 mm.
• Penggunaan jenis bahan perekat dan pengisi (grouting) harus terdiri dari satu
merek yang telah disetujui oleh Pengawas/ Direksi Pekerjaan, dan untuk
pekerjaan Exterior/ daerah basah, pengisi nat disarankan agar menggunakan
liquit grout additive sebagai pengganti air.
11.2.4. Pelaksanaan
Pemasangan Lantai dan dinding keramik
a. Pemasangan lantai keramik dilakukan setelah pekerjaan atap selesai, sebelum
pekerjaan atap selesai tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan lantai Granit
natural stone, tanpa seijin dari direksi
b. Untuk pemasangan keramik diluar bangunan dilakukan dalam kondisi cuaca
kering, perlu disiapkan atap sementara untuk menghindari air hujan
c. keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik bentuk, motif
dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang rusak/gompal, retak
maupun cacat lainnya.
d. Pekerjaan pemasangan lantai keramik dapat dimulai apabila Penyedia Jasa telah
membawa contoh-contoh dan telah disetujui Pengawas/ Direksi Pekerjaan

Page 47
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

e. Bidang-bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul-betul bersih rata
dan sempurna
f. Untuk lantai yang akan dipasang diatas tanah, terlebih dahulu dihamparkan lapisan
pasir yang dipadatkan dengan disiram air sampai mencapai ketebalan sesuai
gambar rencana.
g. Kemudian dipasang lantai kerja campuran adukan beton K-125 atau campuran dan
ketebalan sesuai gambar rencana dan difinish dengan pukulan sapu lidi, agar
permukaan tidak licin
h. Bila terdapat kekurang sempurnaan konstruksi yang berada di bawah lantai, maka
Penyedia Jasa wajib menyempurnakannya. Apabila terdapat cacat atau kurang
baik yang diakibatkan kurang sempurnanya konstruksi-konstruksi yang berada di
bawah lantai maka Penyedia Jasa harus membongkar dan memperbaikinya dengan
biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
i. Pemasangan keramik menunggu setelah pekerjan cor plat lantai/ lantai kerja betul-
betul siap, barula keramik bisa dipasang
j. Pemasangan keramik untuk penutup lapisan-lapisan ini, harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar dan dikerjakan oleh tenaga yang betul-betul ahli
k. Sebelum dipasang seluruh permukaan keramik diberi water repelent agar
terlindung / tidak rusak warna dan coraknya.
l. Lapisan lantai keramik dipasang pada lantai dengan menggunakan perekat sejenis
Mortar dan adukan pengikat/ dasar pasangan digunakan special additive tebal 2-3
mm produksi Mortar.
m. Pola pemasangan dilakukan sesuai gambar rencana, tanpa nat, corak diatur agar
serat-seratnya dan warnanya menjadi satu kesatuan yang baik
n. Seluruh bagian dibawah keramik terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak
terdapat rongga udara terjebak dibawah keramik
o. Lay-out flame tepi keramik harus merupakan garis lurus
p. Setelah selesai, keramik dibersihkan dan difinishing couting
q. Selama 3x24 jam keramik yang telah terpasang harus dilindungi dari gangguan
pekerjaan-pekerjaan lain di sekitarnya
r. Penyedia Jasa harus menjamin tidak terjadi flek-flek pada permukaan keramik bila
terkena hujan.

PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN

12.1. Lingkup Pekerjaan :


Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

12.2. Persyaratan Bahan


a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : cat Produk Jotun / Propan atau setara
Cat dinding luar/exterior :
Cat Dasar/Primer :1 lapis, interval 2 jam.
Cat akhir untuk exterior : 2 lapis Weathershield A 918 setebal 2 x 30 micron,
interval 2 jam, semua lapis sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.
Cat dinding dalam/interior :
Cat Dasar/Primer : 1 lapis, interval 2 jam.
Cat akhir untuk interior : 2 lapis setebal 2 x 30 micron, dengan interval 2 jam, semua
lapis sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.

Page 48
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik


yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan yang berlaku.

12.3. Persyaratan Pelaksanaan


12.3.1. Pengecatan tembok baru
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran
lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat
dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas serta
pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor
harus menyerahkan/mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil
produk kepada Direksi Pengawas, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan
warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor
selama tidak lebih 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk
pemeriksaan/penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat
pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor
untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas sebelum pekerjaan
dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-
noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan
akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
l. Bila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan,
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya
tanpa adanya tambahan biaya.
m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya
mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

12.3.2. Pengecatan tembok lama (pengecatan ulang)


a. Bila daya lekat cat lama masih baik, cuci permukaan dengan air bersih sambil
digosok dengan kertas amplas/sikat. Bila perlu cuci dengan larutan ditergent,
kemudia bilas dengan air bersih.
b. Semua warna ditentukan kemudian bersama-sama antara Direksi dengan
Pelaksana dan contoh-contoh yang diberikan suplier
c. Bila permukaan cat lama masih baik daya lekatnya, tetapi berlumut/berjamur,
cuci dengan larutan kaporit sambil disikat. Bilas dengan air bersih.
d. Bila terjadi pengapuran, amplas atau bersihkan debu-debu pengapuran dengan
lap yang dibasahi air sampai kelapisan cat yang tidak mengapur

Page 49
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

e. Bila lapisan cat lama sudah tebal atau terkelupas, kerok seluruhnya sampai
kedasar tembok.
f. Bila lapisan lama berasal dari cat kualitas rendah dimana mudah larut dengan
air, sebaiknya dikerok seluruhnya sampai kedasar tembok.
g. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan kaporit 10-
15%.
h. Pengupasan lapisan cat eksisting dengan menggunakan cairan penpupas
cat eksisting.

PASAL 13
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN RAILLING

13.1. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela


13.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga-kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan pintu
rangka kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
13.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standard dalam :
a. NI-3-1970
b. NI-5-1961
c. SII- 0404 - 80.
d. Persyaratan teknis dan gambar-gambar.
13.1.3. Bahan-Bahan
a. Perekat dari bahan khusus untuk kayu tahan air setara Herferin dan harus disetujui
oleh Pengawas dan Direksi Lapangan.
b. Pengikat berupa paku, mur, baut sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai
dengan NI-5.
c. Profil :
ukuran : 4 inch, tebal 1,2 mm setara ALEXINDO
warna : Hitam atau coklat tua
d. Screw
Bahan = Stainless Steel.
e. Angkur & Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan aluminum dilapisi Galvanised s/d 18 micron.
Bagian lain diberi lapisan anti karat, Zinc Chromate, tipe alkyd.
f. Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun dari tipe campuran ('alloy')
dan 10 tahun untuk gloss resistance & colour fatness dan corrosion resistance.
13.1.4. Gambar Kerja
a. Gambar kerja yang lengkap, yang menjelaskan :
• Tipe dan tampak setiap jenis pintu / shop front.
• Detail sambungan baik exterior maupun interior.
• Detail pemasangan.
• Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang
berhubungan.
• Kelengkapan ukuran-ukuran.
b. Perhitungan struktur sesuai dengan kriteria desain yang ada (kalau diperlukan)
13.1.5. Fabrikasi dan Assembling
a. Semua jenis pintu difabrikasi di Work Shop / Pabrik, kecuali yang tidak bisa
dirakit di pabrik, dilaksanakan di job site.

Page 50
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

b. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan
bentuk sambungan yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan
air harus diberi sealant dari bagian yang tidak terlihat oleh mata.
c. Perakitan pintu dilaksanakan di Workshop / Pabrik sehingga selain kwalitas
perakitan sesuai standard yang disyaratkan juga mempercepat proses pemasangan
di lapangan.
d. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing yang
sudah disetujui oleh pemberi tugas.
13.1.6. Pemasangan Pada Struktur Bangunan
a. Semua unit pintu terpasang dengan patch fitting dengan hubungan siku-siku, tegak
lurus dan mengikuti patokan (bench mark) dari Kontraktor.
b. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan
koordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai
dengan shop drawing.
c. Pengerjaan (pemasangan pada struktur bangunan)
• Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik.
• Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
• Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis), halus dan rata, bersih dari
goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan aluminium.
• Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan Persyaratan Teknis ini.
• Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus
diberi "Sealant".
• Jika pada aluminium terdapat tanda-tanda dan cacat akibat proses coating yang
timbul pada permukaannya maka tidak boleh dipakai/harus diganti.
13.1.7. Pekerjaan Pintu dan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga-kerja, bahan-bahan dan peralatan untuk
pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pekerjaan pintu kaca/frameless seperti
yang ditunjukan dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada Pintu Interior, seperti yang tertera dalam gambar
rencana.
b. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan dari pabrik, persyaratan ini, dan
petunjuk Pengawas dan Direksi Lapangan.
c. Bahan-Bahan
• Untuk pintu kaca menggunakan kaca Clear Bening 8 mm.
• Accessories sesuai dengan Pekerjaan Alat Perlengkapan Pintu / Door Hardware.
d. Pelaksanaan
• Bagian Pintu / Door Hardware dipasang dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet serta angkur harus cocok.
• Detail-detail pada setiap pertemuan harus rapih, halus dan rata serta bersih dari
goresan.
13.1.8. Pekerjaan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca pada tempat-tempat
seperti dalam gambar-gambar, daun jendela kaca.
b. Pengendalian Pekerjaan
• NI - 3 - 1970, SII dan ASTM.
• Standar spesifikasi dari Pabrik dan Persyaratan Teknis.
c. Bahan-Bahan

Page 51
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

• Clear Glass, 5 mm untuk tempat-tempat sesuai dengan gambar pelaksanaan ex


ASAHIMAS atau setara.
• Toleransi ketebalan maksimum kaca yang diizinkan adalah 3%.
d. Pelaksanaan
• Kontraktor harus memberikan contoh kaca kepada Pengawas dan Direksi
Lapangan untuk persetujuannya. Kecuali dinyatakan lain oleh Pengawas dan
Direksi Lapangan, kaca-kaca didatangkan ke lapangan pekerjaan sudah dalam
keadaan siap pasang. (cut to size).
• Sebelum pemasangan, Kontraktor harus mengambil ukuran-ukuran yang tepat
dari lubang-lubang/bukaan-bukaan kosen yang bersangkutan, sehingga
perubahan ukuran kaca di lapangan yang harus dibuat, karena tidak
dilakukannya pengukuran terlebih dahulu, menjadi tanggung-jawab
Kontraktor sepenuhnya.
• Tepi kaca harus diberi sealant kwalitas terbaik (lihat Bab Pekerjaan Sealant)
dan disetujui oleh Pengawas dan Direksi Lapangan untuk menutupi rongga-
rongga yang terjadi. Pemasangan harus bersih, rapi dan tidak terjadi
kebocoran.
• Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan oleh tenaga yang mempunyai
pengalaman dan keahlian khusus dalam pekerjaan ini.
• Bahan kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan
yang mungkin terjadi serta diberi tanda agar mudah diketahui.
13.1.9. Pekerjaan Alat Penggantung / Hardware Pintu
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua alat-alat
penggantung dan kunci-kunci yang dipakai dalam pekerjaan ini.

b. Pengendalian Pekerjaan
1. Semua alat perlengkapan pintu yang akan dipakai harus sesuai dengan
persyaratan NI - 3 - 1970 pasal 48, PUBI - 1982 pasal 88 serta instruksi pabrik
/ produsen.
2. Kontraktor menyerahkan daftar penggunaan kunci door closer, stopper dan
lain-lain, merk dan brosur sesuai spesifikasi teknis ini untuk persetujuan
Pengawas dan Direksi Lapangan.
3. Kualitas pekerjaan :
• Seluruh penggantung/kunci dari tiap tipe harus berasal dari satu
merek/pabrik/sama warna dan kualitas finishingnya.
• Kontraktor harus memeriksa kembali seluruh denah/tata letak dan daftar
pintu dan menggunakan bagian ini sebagai acuan penyusunan kebutuhan
kunci.
• Kunci & penggantung disediakan lengkap dengan plat, baut, sekrup dan
segala perlengkapan sedapat mungkin sekrup tidak terlihat dari bagian luar.
• Pemasangan rangka, ke beton/pasangan bata/batu harus menggunakan bor
mesin.
c. Contoh
Setiap jenis kunci/pintu yang pertama dipasang, apabila sudah disetujui akan
menjadi contoh untuk pemasangan selanjutnya.
d. Pengiriman
Setiap jenis dipisahkan dengan tanda pengenal yang jelas, dan dijaga terhadap
keamanan dan kemungkinan kerusakan.
e. Garansi

Page 52
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

1. Garansi pabrik diberikan atas kerusakan sistem & pembuatan 10 tahun setelah
selesai proyek
2. Type-type yang dipergunakan harus mendapat rekomendasi pabrik bahwa
sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
f. Bahan-Bahan Dan Produk
1. Engsel
Engsel pintu (umum)
• Bahan anti karat stainless steel, terutama untuk yang terkena udara luar.
• Ball bearing: pintu dengan door closer & pintu dengan lebar lebih dari
1000 mm tanpa door closer.
• Plain bearing: pintu sampai dengan lebar 1000 mm tanpa door closer.
• Jumlah engsel :
o Tinggi sampai dengan 1650 mm : satu pasang
o Tinggi antara 1650 - 2500 mm : 1½ pasang
o Tinggi lebih dari 2500 mm : tambah satu pasang
setiap tambahan 800 mm
• Ukuran engsel :
o Pintu lebar sampai 1000 mm : 72x100x2,4 mm
o Pintu lebar sampai 1000 - 1100mm : 100x100x2,4 mm
o Pintu lebar diatas 1100 mm : 100x125x2,4 mm
o Pintu tahan api : 100x125 mm
2. Kunci
Cylinder :
Kunci Panic bar, shaft lock :
• Untuk pintu kayu : product kualitas I
• Untuk pintu besi + pintu tahan api : produk kualitas I
g. Pelaksanaan
1. Engsel
• Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu.
• Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm dari permukaan lantai.
• Engsel antara 1/3 jarak atas dari engsel atas-bawah.
2. Kunci dan handle pintu dipasang setinggi ± 100 cm (as) dari atas permukaan
lantai kecuali pintu-pintu utama atau disebutkan khusus.
3. Pengunci / Deadlock : 135 cm di atas permukaan lantai.
4. Bar handle : 100 cm dari permukaan lantai.
5. Door closers :
• Sudut, disesuaikan dengan kebutuhan
• Lokasi pada bagian dalam/interior dari pintu
• Pada tangga kebakaran, pada bagian tangga
• Pada daerah umum, di bagian ruangan/koridor.
6. Door stop dinding : 10 cm di atas permukaan lantai, kecuali untuk pintu wood
door (dipasang pada daun pintu bagian dalam).
7. Seluruh peralatan harus dipasang lurus dan sesuai dengan petunjuk pabrik.
8. Sekrup, baut diusahakan tidak terlihat.
9. Peralatan dipasang setelah pintu selesai finishing.

13.2. Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela.


13.2.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu / daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-alat bantu lainnya untuk

Page 53
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan


sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu alumunium dan daun jendela
alumunium seperti yang ditunjukkan / disyaratkan dalam detail gambar.
13.2.2. Bahan-bahan.
a. Lockcase : sekualitas Dorma,Discon,Epco,Kent
b. Cylinder : sekualitas Dorma,Discon,Epco,Kent
c. Handle : sekualitas Dorma,Discon,Epco,Kent
d. Back Plate : sekualitas Dorma,Discon,Epco,Kent
e. Engsel (Butt Hinges) : sekualitas Dorma,Discon,Epco,Kent
f. Handle pengunci daun jendela kaca : sekualitas Dorma,Discon,Epco,Kent
g. Wind warb : sekualitas Dorma,Discon,Epco,Kent
13.2.3. Persyaratan Bahan.
a. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi Teknis Bila terjadi perubahan atau penggantian "hardware"
akibat dari pemilihan merk, kontraktor pelaksana wajib melaporkan hal tersebut
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
c. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
d. Kontraktor pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap didalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan
standard spesifikasi pabrik.
e. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
Pengawas / Perencana dan Tim Teknis.
13.2.4. Contoh-contoh.
a. Setelah pekerjaan diberikan kontraktor pelaksana harus menyerahkan daftar alat
penggantung dan kunci untuk meminta persetujuan Tim Teknis seperti daftar
perlengkapan pintu terlampir.
b. Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No. referensi, Nama barang,
Nama Produsen dan No. katalog dari yang diusulkan berikut data mengenai
kekuatan engsel, kekuatan ayun dan lain-lain.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat alumunium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan
cincin nikel kesetiap anak kunci.
13.2.5. Pekerjaan Engsel.
Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel sekualitas MULLER,
warna Bronze, dipasang sekurang-kurangnya 4 buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel,
jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu,
tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
13.2.6. Persyaratan Pelaksanaan.
a. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah
dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
Page 54
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

c. Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila hal
tersebut tidak tercapai, Kontraktor pelaksana wajib memperbaiki tanpa tambahan
biaya.

PASAL 14
PEKERJAAN PLAFOND
14.1. Lingkup Pekerjaan
14.1.1. Yang termasuk dalam pekerjaan langit-langit ini adalah penyediaan bahan, tenaga
dan peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pemasangan langit-
langit, yang tertera sesuai menurut Gambar Kerja.
14.1.2. Pekerjaan langit-langit meliputi :
a. Pekerjaan plafond PVC rangka hollow 2x4 dan 4x4 tebal 3mm.
b. Pekerjaan List Plafond PVC siku dan datar
14.2. Plafond Khusus.
14.2.1. Plafond khusus dipasang dengan macam-macam type, sesuai gambar.
14.2.2. Persyaratan pemasangan masing-masing type plafond khusus tersebut, harus sesuai
dengan rencana gambar, baik bentuk ukuran dan cara pelaksanaan.
Hasil akhir pemasangan plafond lurus betul-betul baik dimana cara pelaksanaannya
sesuai dengan rencana gambar dan petunjuk-petunjuk arsitek/pimpinan proyek
secara khusus.
14.3. Plafond PVC.
14.3.1. Plafond dipasang dengan letak pemasangan sesuai gambar.
14.3.2. Persyaratan pemasangan masing-masing type plafond tersebut harus sesuai rencana
gambar. Dengan hasil akhir pemasangan betul-betul plat, lurus dan disetujui tim
teknis dan konsultan pengawas. Pemasangan harus sesuai prosedur pabrik pembuat.
14.3.3. Bahan-bahan :
a. Rangka dari besi Hollow galvalum dengan ukuran sesuai gambar atau petunjuk
pabrik atau metal furring.
b. Penutup plafond tebal sesuai gambar yaitu 8 mm, dan disetujui tim teknis dan
konsultan pengawas.
14.3.4. Untuk menjaga kualitas pemasangan sebaiknya pemasangan diserahkan tenaga ahli
yang disetujui pemberi tugas.

PASAL 15
PEMASANGAN GENTENG METAL T=0,4 MM
15.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan baku, perlengkapan atap dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga diperoleh hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan atap meliputi seluruh pasangan pada rangka atap dan bubungan yang
ditentukan seperti yang ditunjukan/diisyaratkan dalam gambar kerja.
15.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan dasar Baja kualitas SESUAI DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS
b. Ukuran panjang bahan adalah sepanjang kemiringan atap, atau pada arah memanjang
tidak boleh ada sambungan dengan ketebalan 0,4mm.
c. Zincalume terdiri dari perpaduan antara 43.5% Seng, 55% Alumunium dan 1.5%
Silikon

Page 55
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

d. Ukuran Sekrup yang sesuai untuk dapat memegang atap meta sheet berikut isolasi
yang akan terpasang seperti tercantum pada Gambar Kerja. Jenis sesuai dengan
standard yang dikeluarkan pabrik pembuat, dilengkapi ring karet kedap air.
e. Pelengkap lain sesuai standard Pabrik
f. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan, brosur serta data teknis
kepadaKonsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
g. Penyimpanan semua bahan atap, harus memperhatikan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bahan atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk selama penyimpanan.
h. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas diantaranya rangka konsol, pekerjaan reng.
15.3. Pelaksanaan
a. Semua bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus tiba di Lapangan
dalam keadaan utuh, tanpa cacat, noda-noda yang dapat merusak bahan maupun
penampilannya dan harus disetujui Direksi/ Perencana.
b. Metal roof disimpan di dalam gudang yang beratap, tidak diperkenankan
bersentuhan dengan tanah dan/atau Lantai, dalam keadaan selalu kering. Apabila
terpaksa disimpan di tempat terbuka, maka harus ditutupi dengan Terpal atau Plastik
guna mencegah masuknya air hujan atau embun ke dalarn celah-celah tumpukan
lembaran, yang dapat membuat cacat permukaan akibat kondensasi.
c. Kontraktor harus memeriksa dan memastikan bahwa permukaan atas semua
Gording/Atap sudah satu bidang. Jika belum satu bidang, dapat menyetel atau
mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka penumpu/gording.
d. Dalam keadaan apapun juga, untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak boleh
dipasang langsung di bawah Plat Kait. Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-
sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan pengikatan terutama jika jarak penyangga kecil.
e. Tidak diperkenankan mematri atau menyolder.
f. Kemudian dipasang dahulu Fibreglass Blanket, Aluminium Foil d a n Z i n c
C o a t i n g dengan urutan dan persyaratan pemasangan seperti tercantum pada Gambar
Kerja.
g. Lembaran atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan dipasang. Pada
waktu pengangkatan dan siap akan dipasang, rusuk atas lembaran harus menghadap sisi
dimana pemasangan dimulai.
h. Pada lembaran akhir bagian atas, posisi tepi atas lernbaran tersebut yang berada di
bawah lembar pelindung / flashing atau penutup Bubungan/Capping harus ditekuk
ke atas. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air ke dalam Bangunan., dapat
dilaksanakan sebelum ataupun sesudah lembaran terpasang. Apabila lernbaran sudah
terpasang, harus tersedia ruang dengan jarak 50 mm dan tepi sisi atas untuk ruang gerak
alat penekuk.
i. Arah pemasangan lembaran dan bawah ke atas, kemudian dilanjutkan pemasangan
ke samping dengan arah tetap dan bawah ke atas dan seterusnya. Pada tumpangan akhir,
sebaiknya gunakanlah dua (2) lembar atau lebih dengan ukuran yang lebih pendek.
Tumpangan/overlap akhir yang disarankan minimal 150 mm.
j. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup Bubungan/Capping harus di takik sesuai
dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran Kliplok, setelah penutup
Bubungan/Capping terpasang. Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan
oleh pabrik khusus untuk pekerjaan tersebut. Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi
penutup Bubungan/Capping ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang disediakan
pabrik untuk pekerjaan tersebut, hirigga menutup sampai lembah antara dua (2)

Page 56
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

rusuk lernbaran Kliplok. Penutup Bubungan/Capping disekrupkan pada setiap rusuk


lembaran Kliplok.
k. Semua sambungan, khususnya turnpangan/overlap akhir, celah pada tepi sisi atas
lembaran harus ditutup dengan Sealant yang telah disyaratkan.
l. Pemasangan Flashing, Capping fixing strip dll harus dilakukan oleh Kontraktor
sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat, walaupun belum ataupun
tidak tercantum dalam gambar sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari
kemungkinan kebocoran.
m. Semua lembaran lapisan penutup atap yang telah terpasang secara menyeluruh dilapisi
dengan Polyester Paint sebagai bahan pelapis tambahan
m. Kontraktor harus mengerjakan dengan teliti dan rapi sehingga lembaran Kliplok setelah
terpasang rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak
bergelornbang ke arah horizontal maupun vertikal; menghasilkan penampilan yang
baik.
n. Bagian lembaran setelah terpasang yang boleh dhinjak hanyalah pada rusuk tepat di
atas sepanjang Gording.
o. Khusus untuk penutup bubungan/capping, Kontraktor harus sudah menyediakan lubang
pada ujung atas penutup bubungan/capping untuk Tiang Penangkal Petir, lengkap
dengan karet.

PASAL 16
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR

16.1. Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan semua fixtures pada ruang dapur dan toilet.
Kontraktor pelaksana minimal 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan pekerjaan harus
mengajukan ke Tim Teknis / Konsultan pengawas tentang warna sanitair.
16.2. Bahan-bahan sanitair (lihat daftar spesifikasi)
16.3. Pemasangan
16.3.1. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada tempat-tempat
yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur baut yang sesuai.
16.3.2. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode pelaksanaan
yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja.
16.3.3. Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari dari benturan-
benturan, serta dalam keadaan terpasang harus benar-benar bersih dari goresan-
goresan maupun kotoran-kotoran.
16.3.4. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran dan tiles
dilaksanakan.
16.4. Pekerjaan Pasangan antara lain :
16.4.1. Bak air mandi.
a. Untuk pekerjaan pemasangan alas/dudukan sanitair keseluruhan yang
ditentukan dari pasangan, digunakan pasangan batu merah 1Pc : 2Ps, bentuk
ukuran, penempatan harus sesuai dengan rencana gambar.
b. Persyaratan pemasangan.
c. Untuk pemasangan batu merah harus sesuai dengan persyaratan seperti uraian
terdahulu juga pemasangan ubin keramik harus dengan persyaratan yang sama.
d. Penggunaan pasangan diluar ketentuan-ketentuan dalam bab ini akan diatur /
dijelaskan kemudian.
16.4.2. Pekerjaan Septic tank + Peresapan.

Page 57
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Pekerjaan pembuatan septictank + peresapan harus menggunakan Biotank dengan


jumlah, bentuk ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan rencana gambar,
jumlah dan pelaksanaannya sesuai gambar dilengkapi dengan peresapan.
16.4.3. Pekerjaan Ground Water Reservoir / Ground water Tank :
a. Water reservoir terdiri dari ground water tank kapasitas sesuai gambar.
b. Ground water tank perletakannya sesuai dengan lay out pada gambar, terbuat
dari :
1. Alas dinding dan penutupnya dari beton bertulang dengan mutu beton fc’
33 Mpa ( K-400) dengan sisi dalam dilapisi porselin 20x20 cm ASIA TILE,
KIA atau setara.
2. Persyaratan pelaksanaan beton harus sesuai SNI 03-2847-2002.
3. Pada pertemuan dinding beton dengan lantai beton sesuai gambar dengan
penyekat karet (water-stop) dengan bentuk sesuai gambar.
c. Ground water tank dilengkapi dengan pipa supply dan pipa distribusi dari
ground ke pompa dengan kapasitas maksimum 30liter/menit, tangga dari
alumunium dengan penutup dan gembok untuk pengamanan, dan juga
disediakan lubang hawa.
d. System hidroofor untuk pengadaan air bersih dari ground water tank ke
bangunan digunakan 2 (dua) buah pompa yang bekerja secara bergantian
(sistem alternate), sesuai persyaratan ME.
Perlengkapan-perlengkapan pompa kapasitas maksimum 30 liter/menit
tersebut bekerja secara otomatis dengan dilengkapi :
1. Pressure tank (tanki tekan)
2. Pressure swicth lengkap dengan panel water level control.
3. Manometer
4. Check valve

PASAL 17
PEKERJAAN SALURAN BUIS BETON
17.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan saluran drainase batu miring dengan letak,
elevasi/kemiringan, ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar rencana, meliputi:
a. Persiapan
b. Galian tanah dan urugan kembali
c. Konstruksi saluran drainase batu kali
17.2. Pengendalian Pekerjaan
a. SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
b. SNI 15-3759-1995 : Semen Aduk Pasangan
c. Pekerjaan tanah sesuai pasal 08 spesifikasi ini.
d. Toleransi
• Perbedaan elevasi galian/ timbunan kemiringan tanah saluran yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap
titik, dan harus mempunyai permukaan kemiringan yang cukup rata..
• Alinyemen saluran drainase dan profil penampang melintang yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau disetujui
pada setiap titik.
e. Perbaikan Terhadap Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Page 58
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

• Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu miring yang tidak memenuhi kriteria


toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas/ Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan timbunan atau tibunan kembali yang tidak memenuhi ketentuan harus
diperbaiki.
f. Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadap
pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal. Penyedia Jasa juga harus
bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dan perbaikan, apabila diperlukan untuk
semua pemasangan batu miring yang telah selesai dan diterima, selama Periode
Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan.
17.3. Bahan-Bahan
a. Pasir urug, persyaratan bahan sesuai pasal 06 spesifikasi ini
b. Saluran beton U-20, persyaratan bahan sesuai pasal 10 spesifikasi ini.
17.4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan
• Lokasi, panjang, arah aliran, kelandaian dan kemiringan yang ditentukan untuk
pemasangan batu miring yang akan digali/ ditimbun harus diberi tanda dengan
cermat oleh pelaksana sesuai dengan gambar rencana.
• Pengukuran dilakukan untuk untuk menentukan lokasi, panjang dan profil
kemiringan yang akan dikerjakan. Penyedia jasa harus memasang patok-patok ukur
dari kayu ukuran 5 x 7 cm, patok-patok tersebut harus dipasang menonjol
dipermukaan tanah + 30 cm.
• Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat kedalam tanah dan
tidak dapat digerakkan. Bouwplank harus dipasang tiap maksimal 20 m.
b. Galian Tanah dan Urugan
• Penggalian tanah dan pengrugan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan
untuk membentuk penampang kemringan saluran baru sehingga memenuhi
kelandaian dan kemiringan yang ditunjukkan pada gambar yang rencana dan
memenuhi profil/ dimensi saluran yang ditunjukkan dalam gambar atau bilamana
diperintahkan lain oleh Pengawas/ Direksi Pekerjaan.
• Pelaksanaan pekerjaan tanah dan pemadatan sesuai dengan pasal 08 spesifikasi ini.
c. Konstruksi saluran batu miring dikerjakan menggunakan konstruksi batu kosong Ø 30
– 40 cm
d. Semua pekerjaan saluran batu kosong bisa dimulai setelah terlebih dahulu kedalaman
dan kemiringan galian dikontrol terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan
kedalaman, kelandaian dan lebar galian.
e. Setelah pekerjaan tanah selesai dan mendapatkan persetujuan dari Pengawas/ Direksi
Pekerjaan segera diteruskan dengan pekerjaan pemasangan/ penempatan batu kosong
pada dinding saluran secara rapi dan teratur sesuai yang tertera dalam gambar rencana.
f. Pada bagian dalam susunan batu yang tidak terlihat dari sisi luar diikat dengan perekat
spesi antar batu campuran 1 Pc : 2 Ps untuk memperkokoh hubungan antar batu agar
tidak terjadi pergeseran dan kelonsoran
g. Bentuk/ profil pemasangan batu kosong harus dibuat sesuai dengan gambar rencana.
h. Tidak diperkenankan pemasangan batu kosong dalam satu garis tegak lurus
i. Dalam pelaksanaan pemasangan batu kosong antara batu satu dengan lainnya
diusahakan serapat mungkin, rapi dan terpasang kuat dan kokoh pada dinding saluran
tanpa mengalami pergeseran dan kelongsoran.

Page 59
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

PASAL 18
MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING
18.1. KETENTUAN UMUM
Ketentuan-ketentuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
18.1.1. Ketentuan Kontraktor
Kontraktor atau Sub Kontraktor untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan
Elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :
1. Instalasi listrik dan penangkal petir.
• TDR(Tanda Daftar Rekanan)
• SIKA/SPI dari PLN
• Memiliki Surat Izin Usaha Penunjang ketenagalistrikan bidang
Pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik
• Ijin kerja dari Disnaker tentang instalasi penangkal petir
2. Instalasi Fire Protection Fire Hydrant
• TDR (Tanda Daftar Rekanan)
• Ijin dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau dari Dinas
Pemadam kebakaran
3. Instalasi Air/Plumbing/Deep Well
• TDR (Tanda Daftar Rekanan)
• Ijin Kerja dari PDAM
• Ijin kerja pembuatan sumur bor
4. Instalasi Listrik
• Ijin SIKA-PLN golongan yang masih berlaku
• Disetujui pemberi tugas
• Memiliki Surat Izin Usaha Penunjang ketenagalistrikan bidang
Pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik
5. Instalasi genset
• Memegang keagenan dari merk yang ditawarkan atau bekerjasama
dengan pemegang keagenan tertentu.
• Mempunyai SIKA-PLN golongan yang masih berlaku atau bekerjasama
dengan pemegang SIKA-PLN dalam pengerjaan instalasi listrik.
• Mempunyai SIUJK
b. Kontraktor atau sub Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan Instalasi
Mekanikal dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
1. Ketentuan Umum ini
2. Uraian dan Ketentuan teknis
3. Gambar-gambar bestek
4. Ketentuan administrasi
5. Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis maupun lisan.
18.1.2. Peraturan dan Syarat-Syarat Umum, Dasar Peraturan dan Persyaratan Untuk
Pemasangan Instalasi
a. Untuk Instalasi Listrik
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2011 (PUIL 2011)
2. Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978).
3. Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-PRT/1978).
4. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 59/PD/1980.

Page 60
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

5. Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah


yang berwenang dan telah diakui penggunaannya, diantaranya dari
Departemen Pekerjaan Umum, yaitu :
• Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
• Standar penerangan buatan didalam gedung-gedung 1978, Dit. Jen.
Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
• Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. Jen. Cipta Karya,
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
b. Untuk Instalasi Plambing
1. Pedoman Plambing Indonesia 1979 (PPI 1979)
2. SNI 03-7065-2005tentang tata cara perencanaan sistem plambing
3. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan :
rancangan 1968 (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik
Penyehatan).
4. Ketentuan dari PAM setempat.
c. Untuk Instalasi Pemadam Kebakaran dan Fire Detection
1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan
Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada bangunan
gedung.
2. Petunjuk perencanaan bangunan dan lingkungan untuk pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.53.1987/UDC 699
81 : 72.01).
3. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis, Departemen tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. 01/DP/1980.
4. Panduan Perencanaan System Hydrant untuk pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. (SKBI 3.4.53.1987/UDC
699.81.614.843).
5. Panduan Pemasangan Sprinkler untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung (SKBI 3.4.53.1987/UDC 699.81.614.844).
6. Panduan Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk gedung pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI
3.4.53.1987/UDC 699.81.614.845).
7. Panduan Pemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. (SKBI
3.4.53.1987/UDC 699.81.614.84) dari Departemen Pekerjaan Umum.
8. Standard NFPA, dimana sudah diakui penggunanaannya di Indonesia.
9. Standard FUC, dimana sudah diakui penggunaannya di Indonesia.
10. Pedoman Plambing Indonesia 1979 (PPI 1979).
d. Untuk Instalasi Penangkal Petir
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2011 (PUIL 2011)
2. Pedoman Instalasi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 28/DP/1978.
3. Pedoman Perencanaan Penangkal Petir SKB-1.5.53.1987/UDC 699.887.2.
4. SNI 03-7015-2004, tentang Sistem Proteksi Petirpada bangunan gedung
e. Untuk Instalasi Telepon
1. Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon
Langganan, Perum Telekomunikasi.
2. Pedoman pemasangan Saluran Rumah Gedung Bertingkat Perumtel.
3. Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/tidak otomat Litbangte lPT.
TELKOM.
4. Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat.

Page 61
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

f. Untuk Instalasi Sound System


1. Ketentuan yang berlaku umum mengenai arus lemah, sound system.
2. Petunjuk Pemasangan Sounds dari Pabrik.
g. Untuk Instalasi genset & uji genset
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2011 (PUIL 2011)
2. Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat.
3. Lampiran sertifikasi asal usul barang (country of origin), brand new,
setifikat keagenan merk di Indonesia dan hasil pengujian pabrik (FAT)
4. SNI 04-7018-2004, tentang sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga
5. SNI 04-7019-2004, tentang Sistem Pasokan Daya listrik Darurat
Menggunakan Energi Tersimpan.
18.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan
Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.
2. Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang diperlukan
kepada Badan / Jawatan yang berwenang untuk instalasi mekanikal dan
elektrikal PLN, PAM, Jawatan Keselamatan Kerja.
3. Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang terpasang.
4. Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas hingga
mengenal betul seluruh instalasi.
b. Penjelasan Umum Pekerjaan
1. Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum
dimana tidak ditentukan lain adalah tetap mengikat Kontraktor dianggap
mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
2. Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang
sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan
dengan Konsultan Pengawas.
3. Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,
Kontraktor diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari
apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada Konsultan
Pengawas.
c. Syarat Mengenai Bahan
1. Semua bahan disediakan oleh pihak Kontraktor.
2. Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi syarat
dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
3. Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan Pengawas tidak
memenuhi syarat, maka Pihak Kontraktor harus segera menyingkirkan
bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.
d. Syarat Keselamatan Kerja
Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja yang
memenuhi syarat-syarat / peraturan perburuhan, disamping syarat-syarat
indikator yang dapat mengukur / menunjukkan adanya tegangan / arus listrik.
e. Serah Terima Pekerjaan
1. Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam penyerahan
tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh Konsultan
Pengawas.
2. Pada waktu serah terima pekerjaan,Kontraktor harus menghadiri dan
memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan penerimaan
oleh pihak Pemberi Tugas.
f. Gambar Revisi
Page 62
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang


dipasang/as built drawing untuk :
1. Arsip Pemberi Tugas (3 set)
2. Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.

18.2. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK


18.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing
dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan
pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga
maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
a. Panel SDP
b. Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
c. Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN.
d. Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
e. Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency lightning).
f. Pentanahan (Grounding).
g. Testing dan Commissioning.
18.2.2. Elektrode Konduktor Pentanahan
Pipa Galvanized 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dan dimasukkan
dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada gambar. Kedalaman
elektroda tidak kurang dari 6 m dan tahanan pentanahan maksimal 1ohm.Kontrol
box dengan ukuran 40 x 40 cm dengan tutup beton, pentanahan untuk pengaman
harus terpisah dengan pentanahan netral trafo, generator maupun penangkal petir.

18.2.3. Persyaratan Teknis Sistem Distribusi Listrik Tegangan Tinggi dan Rendah
a. Panel distribusi utama tegangan menengah harus mengikuti Standard
VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIL.
b. Panel distribusi utama tegangan menengah cubicle PLN ini terdiri atas panel
incoming, outgoing, Lighting Arrester, dan metering
c. Panel distribusi utama tegangan menengah cubicle Pelanggan / konsumen ini
terdiri atas panel incoming, dan outgoing
d. Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama
tegangan rendah (MDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar Single line
diagram.
18.2.4. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik Tegangan Menengah
1. Panel-panel tersebut harus dibuat dari plat baja yang digalvanisasi
(galvanizedsheetsteel) dengan tebal minimum 2 mm dan dilengkapi dengan
doblecover yang ketebalan platsama yaitu 2 mm dengan rangka besi serta
dilengkapi dengan mimik diagram dan dicat Powder coating, texture type,
warna panel harus mendapat persetujuan dari Perencana Interior, Arsitek
dan pihak Direksi / Pengawas dan Direksi Lapangan. Type free standing,
serta harus dapat dilayani dari depan dan pintu-pintu harus dilengkapi
dengan handle yang dapat dikunci.
2. Panel TM harus sesuai dengan spesifikasi minimum sebagai berikut :
• 1 set busbar 630 A
• 1 LBS tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual :
o Arus Pengenal.630 A

Page 63
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

o Arus ketahanan waktu singkat 1 detik 14,5 kA


o Kapasitas Pemasukkan. 31,5 kA
o Kapasitas pemutusan beban aktif utama.630 A
o (faktor daya = 0,7 )
o Kapasitas pemutusan pengisian kabel 25 A
• 1 Sakelar pentanahan tiga kutub dengan kontrol manual
• 3 perlengkapan kontrol tegangan dengan lampu neon sebagai indikator
tegangan
• Ruangan dan penahan/penjepit kabel harus di sediakan pada bagian
bawah kubikel untuk pemasangan 3 terminal inti tunggal, untuk kabel
tegangan menengah yang di isolasi dengan bahan dieletrik padat
3. Panel-panel tersebut terdiri dari satu atau beberapa unit yang masing-masing
mempunyai satu ukuran standard yang sama serta mudah untuk dapat
disatukan dengan lainnya. Ukuran minimum dari masing-masing unit
adalah:
Tinggi, lebar, kedalaman sesuai dengan standard suatu product yang dipakai
4. Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari
pabrik pembuat serta harus diserahkan kepada Direksi / Pengawas dan
Direksi Lapangan sebelum dipasang.
b. Panel Listrik Tegangan Rendah
1. Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub panel,
dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
2. Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis
master key.
3. Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis
cat duco, warna cat akhir abu-abu.
4. Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
5. Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB ,Disconnecting switch,
Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan Schneider, ABB, Fuji atau
sederajat.
c. Kabel
1. Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Jenis kabel
* MDP NYFGBY, NYY
* MDP-Sub Panel NYY
* Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
* Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
* Kabel lampu luar bangunan NYY
2. Kabel lift, pemadam kebakaran dan pressure fan FRC (Fire Resistance
Cable) - Kabel produksi dalam negeri (Supreme, Kabel Metal, Kabelindo,
Tranka Kabel) yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN.
3. Penarikan kabel NYM dalam pipa conduit high impact ex Ega, Clipsal,
bosh ,diatas kabel Tray.
d. Lampu-lampu (Lighting Fixtures).
Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1. Lampu LED PANEL
2. Lampu tabung merk Philips tipe cool day light atau sederajat.
3. Ballast biasa dan Elektronik merk Philips, Osram atau sederajat.
4. Body lampu/ Armature dibuat dari flat baja dengan ketebalan minimal 0,7
mm dan dicat dengan cat bakar, warna putih merk Philip, Osram, Artolite,
atau setara.

Page 64
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

5. Lampu holder (fitting lampu) buatan Philips atau setara.


6. Lampu LED buatan Phillips atau setara.
e. Saklar dan Kotak-kontak
1. Merk yang dipergunakan adalah BROCCO, Panasonic.
2. Kapasitas kotak kontak 16 amp, dan untuk kotak kontak khusus 16 amp.
3. Sakelar harus model tanam, dipasang 150 cm diatas lantai, kapasitas 10
amp.
4. Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
5. Semua instalasi didalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah
(inbow).
6. Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai.
18.2.5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
1. Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang,
aman dan mudah diperbaiki.
2. Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal 2
Ohm diukur setelah tidak hujan, minimum selama dua hari.
b. Kabel
1. Kabel Utama
• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
• Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
• Sebelum penarikan kabel dimulai, Kontraktor harus menunjukkan
kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada
sambungan.
• Semua penyambungan kabel ke terminal busbar dipanel harus
menggunakan kabel schoen dengan sistem press dan dipatri.
• Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian
bangunan.
• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter kabel.
• Diameter kabel instalsi listrik mimimum berdiameter 1,5 mm².
2. Kabel dalam bangunan
• Kabel-kabel yang turun ke kotakkontak dan saklar harus menggunakan
konduit high impact Clipsal,Ega, Bosh atau setara.
• Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal
ex LICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las
dop/Three M.
• Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada
di atas rak kabel buatan Interack, Three Star, Tri abadi atau setara,
dengan lebar sesuai yang tertera dalam gambar.
3. Kabel diluar bangunan
• Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum,
dimana
• sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan
diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar
galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.

Page 65
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

• Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi


lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis medium dengan diameter 2 ½ kali penampang kabel.
• Semua kabel yang menuju / keluar dari panel- panel type outdoor harus
didalam pipa Sleeve GIP Medium /PVC Conduit dia. 2 ½ x dia.Cable.
• Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang
menuju kabel ladder harus dilengkapi /dilindungi dengan GIP Medium
sepanjang lebih kurang 1 m ketentuan 50 cm bagian yang berada
dibawah permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah.
4. Kabel yang dipergunakan adalah Kabelindo, Kabel Metal, Supreme,
Tranka Kabel atau sederajat.
5. Lampu-lampu
a. Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah
dibuka.
b. Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
c. Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada
arah vertikal maupun horizontal.
18.2.6. Commissioning dan Testing
a. Kabel-kabel distribusi sebelum disambung keperalatan harus diukur tahanan
isolasinya, menurut peraturan umum instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011).
b. Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan, maka
jaringan instalasi harus di-test terhadap grup-grup yang telah dipasang apakah
telah sesuai dengan gambar.
c. Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua bahan-
bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing
commission dan perbaikan, atas kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
18.2.7. Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas,
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sebagai
berikut:
3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
2 (dua) set : Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untukperalatan-
peralatan.
2 (dua) set : Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN.
2 (dua) set : Berita Acara hasil Testing.
18.2.8. Sertifikat Layak Operasi (SLO) instalasi listrik (pemanfaatan tenaga listrik),
Sertifikat Layak Operasi (SLO) genset, dan ijin operasi Genset

18.3. PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING


18.3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-
bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh instalasi
plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk
dipergunakan, yaitu terdiri dari :
a. Alat-alat Sanitair :
1. Closet duduk
2. Meja cuci tangan (washtafel)
3. Floor Drain
4. Floor Clean Out (tipe lantai)

Page 66
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

b. Sistem Air Bersih :


1. Pemipaan dari bak penampung bawah tanah melalui pompa penyalur (transfer
pump) sampai Tangki Air.
2. Pemipaan dari Tangki Air sampai alat-alat sanitair.
c. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci piring) dan
floor drain sampai ke septicktank dan rembesan.
d. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
e. Sistem pembuangan pipa penguras dan over flow dari Menara Air ke selokan
terdekat.
f. Pekerjaan Instalasi pipa PAM dari ground reservoir sampai ke meter air.
Pipa Air Hujan :
1. Pemipaan dari atap gedung sampai selokan air hujan.
2. Selokan air hujan.
18.3.2. Persyaratan Bahan Dan Peralatan
a. Alat-alat Sanitair : ex INA.
1. Closet duduk
2. Washtafel
3. Floor drain STAINLESS STEEL
4. Fixed Shower Head
5. Kran dinding
6. Clean Out plug
b. Sistem Air Bersih
1. Pemipaan air bersih
• Pipa
Pipa air bersih dipergunakan PPRN-PN 10 untuk air dingin,
• Fitting
Untuk fitting pipa menggunakan standar pipa PPRN.
• Valve
Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan bronze 150 spi,
screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron 150 spi,
flanged and ex Kitazawa.
c. Sistem air kotor dan air bekas
1. Pemipaan air kotor/air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-bahan sebagai
berikut :
• Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Rucika Klas AW, dengan
sambungan lem.
• Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan
merk pipa. Belokan pada saluran utama harus menggunakan long radius
bend.
• Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
• Semua junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali untuk
vent.
d. Talang air hujan
1. Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
• untuk pipa dipergunakan pipa PVC
• untuk fitting digunakan PVC.
18.3.3. Persyaratan pemasangan
a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan
pada arah horizontal maupun vertikal.
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik.

Page 67
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

c. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung dan


penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tidak
melentur.
d. Untuk semua pipa yang menembus konstruksi bangunan,Kontraktor harus minta
persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Kontraktor harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang menembus
bangunan.
f. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
g. Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah 0,5 - 1 % ke arah bioseptictank.
h. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir sehingga
kemiringan dapat rata.
i. Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang
sama.
18.3.4. Pengujian
a. Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian
kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik,
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tekanan uji Waktu Penurunan bahan tekanan.max.uji
5. Instalasi air bersih 8-10 kg/ cm2 24 jam 5 % air
6. Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air
b. Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian terhadap
sistem dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8 jam terus menerus
tanpa mengalami kerusakan.
c. Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda-tangani Konsultan
Pengawas.
d. Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan kepada
Kontraktor Plumbing.
18.3.5. Disinpeksi
a. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari seluruh instalasi
air bersih sebelum diserahkan kepada Pemilik.
b. Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada sistem pipa
dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.
c. Setelah 16 jam sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar
chlorine menjadi tidak lebih 0,2ppm.
18.3.6. Pembersihan
a. Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran. Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok sehingga bersih dan
mengkilap.
b. Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat dengan
warna berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya. Untuk ini
Kontraktor harus berkonsultasi dengan Pemilik.
18.3.7. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas,
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi - dokumentasi berikut :
a. 4 (empat) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang
telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
b. 2 ( dua ) set : Buku Instruksi pemakaian dan pemeli-haraan untuk
peralatan-peralatan.
c. 2 ( dua ) set : Brosur-brosur (1 asli + 1 foto copy).
d. 2 ( dua ) set : Berita Acara hasil testing pipa-pipa air.

Page 68
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

PASAL 19
PEKERJAAN TAMAN
19.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengukuran tata letak tanaman,
penyiapan tanah dasar atau bagian-bagian yang akan ditanami dan penanaman pohon dan
rumput sesuai dengan gambar rencana, termasuk penyediaan bahan/material dan peralatan
pembantu.
19.1.1. Pengadaan bibit
19.1.2. Pengolahan Tanah
19.1.3. Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
19.1.4. Pemberian air (pengairan yang baik )
19.1.5. Penggunaan dosis pupuk yang tepat.
19.1.6. Pemerantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman
19.1.7. Perawatan tanaman sampai tumbuh subur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
19.2. Persyaratan
19.2.1. Kontraktor harus menyediakan contoh tanaman sesuai dengan jenis dan ukurannya
untuk disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas, dan tanaman yang ditanam
harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui.
19.2.2. Kontraktor harus memenuhi masa pemeliharaan dan perawatan selama dua bulan
dan apabila terjadi pohon/tanaman yang hilang, mati dan tidak tumbuh maka
kontraktor harus segera mengganti dengan pohon yang baru dengan biaya
kontraktor.
19.3. Pelaksanaan
19.3.1. Pada lokasi penanaman pohon dibuatkan lubang dengan ukuran sesuai dengan
ukuran lubang tanam atau sesuai dengan gambar rencana.
19.3.2. Tanah urugan pada lubang penanaman harus dibersihkan dahulu, bebas dari bekas-
bekas puing, rumput liar dan tanah di daerah tersebut sudah disesuaikan dengan
rencana serta dicampur dengan pupuk kandang/organik 10 kg/lubang, NPK 0,25
kg/lubang dan Furadan 0,1 kg/lubang.
19.3.3. Untuk jenis pohon kelapa sawit dan kelapa lokal setelah penanaman diberi
perkuatan agar pohon dapat berdiri tegak dan menghindari tumbang.
19.4. Tanaman Pepohonan / Berkayu
Pelaksanaan :
19.4.1. Pengolahan tanah untuk jenis tanaman pepohonan / berkayu yaitu dengan
mencangkul dan membuat lubang penanaman dengan kedalaman sesuai dengan
panjang akar, sekitar 40 – 60 cm dimana tanah digemburkan dan diberi unsur hara.
19.4.2. Jarak tanam antara tanaman sesuai dengan gambar rencana.
19.4.3. Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada pagi hari dan waktu sore hari setelah
matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) dan menjaga
kisaran Ph tanah antara 5,5 – 6,5
19.4.4. Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk kandang, dan dengan memakai pupuk
urea dan TSP/DAP sesuai dengan dosis.
19.4.5. Pemberantasan hama / penyakit yang menyerang pada tanaman pepohonan
umumnya dilakukan dengan memotong bagaian-bagian tanaman yang terserang
hama / penyakit dan atau menyemprotnya dengan fungisida, dan dilakukan pula
pada musim panen / kemarau.
19.5. Tanaman Perdu / Semak
Pelaksanaan :
19.5.1. Pengolahan tanah untuk jenis tanaman Perdu / semak yaitu dengan mencangkul dan
membuat lubang penanaman dengan kedalaman sesuai panjang akar, sekitar 25 – 45
cm, dimana tanah dibalik dan digemburkan dan diberi unsur hara.

Page 69
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

19.5.2. Jarak tanam antara tanaman rata-rata berkisar 24 - 40 cm atau sesuai dengan gambar
rencana.
19.5.3. Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada pagi hari dan waktu sore hari setelah
matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) dan menjaga
kisaran Ph tanah antara 6,0 – 7,5
19.5.4. Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea, pupuk NPK atau TSP/DAP
sesuai dengan dosis:
• Pupuk Urea : 0,5 sdt/pohon sehari sebelum ditanam
0,5 sdt/pohon setelah berumur 21 hari
• Pupuk NPK : 7,5 gr/pohon sehari sebelum ditanam
• Pupuk TSP : 2,5 gr/pohon setelah berumur 1 bulan
19.5.5. Pemberantasan hama / penyakit yang menyerang pada tanaman pepohonan
umumnya dilakukan dengan memotong bagaian-bagian tanaman yang terserang
hama / penyakit dan atau menyemprotnya dengan fungisida.
19.6. Tanaman Rerumputan / Penutup tanah
Pelaksanaan :
19.6.1. Pengolahan tanah untuk jenis tanaman rerumputan/penutup tanah, yaitu dengan
mencangkul dan membuat lubang penanaman dengan kedalaman sesuai panjang
akar, sekitar 10 – 25 cm, dimana tanah digemburkan dan diberi unsur hara.
19.6.2. Jarak tanam antara tanaman dapat dibuat rapat
19.6.3. Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada pagi hari dan waktu sore hari setelah
matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) dan menjaga
kisaran Ph tanah antara 6,5 – 7,5
19.6.4. Pemberian pupuk dianjurkan memakai pupuk urea dan TSP/DAP sesuai dengan
dosis:
• Pupuk Urea : 0,5 sdt/5 tanaman setiap minggu
• Pupuk TSP : 1,0 gr/5 tanaman setiap minggu
19.6.5. Pemberantasan hama / penyakit yang menyerang pada tanaman pepohonan
umumnya dilakukan dengan memotong bagaian-bagian tanaman yang terserang
hama / penyakit dan atau menyemprotnya dengan fungisida.

PASAL 20
PEKERJAAN PAVING BLOCK
20.1. Pekerjaan Paving
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi :
20.1.1. Pekerjaan pengukuran/penetapan peil-peil
20.1.2. Pekerjaan tanah dasar
20.1.3. Pekerjaan lapisan dasar
20.1.4. Pekerjaan lapisan perkerasan/ paving
20.1.5. Pekerjaan lain-lain
20.2. Persyaratan Bahan :
20.2.1. Ukuran : 10X20 cm Tebal 6 cm
20.2.2. Produksi : HOLYWOOD / UNIVERSAL, setara
20.2.3. Warna : abu - abu / ditentukan kemudian
20.2.4. Kualitas : Kuat tekan 250 kg/cm2
20.2.5. Pola : Sesuaikan dengan gambar.
20.2.6. Type : Sesuai dengan gambar atau mengajukan sample
untuk disetujui oleh perencana.
20.3. Persyaratan lain :
20.3.1. Estetis

Page 70
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

20.3.2. Awet tahan terhadap cuaca dan keausan


20.3.3. Pemeliharaan mudah
20.3.4. Pemasangan mudah, cepat dan dapat segera digunakan.
20.3.5. Pembuatan dengan menggunakan mesin
20.3.6. Mempunyai bentuk yang bermacam-macam, sesuai dengan fungsi / kebutuhan
penggunaan (bagian tepi, tengah dan sudut) sehingga dapat menghasilkan hubungan
yang kompak dan tidak terjadi celah- celah.
20.3.7. Anti selip ( tidak licin)
20.3.8. Blok yang rusak mudah diangkat dan diganti dengan yang baru tanpa meninggalkan
bekas.
20.4. Pekerjaan Pengukuran / Penetapan Peil-Peil
20.4.1. Kontraktor diwajibkan memberitahukan kepada Direksi setiap kali suatu bagian
pekerjaan akan dimulai untuk dicek terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan
ukurannya.
20.4.2. Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai Kontraktor wajib membuat serta memasang
patok-patok ukur dibuat dari kayu keras yang kuat dengan ukuran 5 x 7 cm panjang
di atas permukaan tanah minimal 30 cm, dicat dengan warna merah.
20.4.3. Patok-patok tersebut harus ditanam kuat dan tidak boleh berubah selama pekerjaan
berlangsung dan sampai dengan penyerahan pertama.
20.5. Pekerjaan Tanah Dasar
Sepanjang tidak ditentukan lain oleh Direksi, pekerjaan tanah dan material tanah sesuai
dengan uraian pada Bab sebelumnya pada RKS ini.
20.6. Pekerjaan Lapisan Dasar
20.6.1. Lapisan dasar dibuat dari konstruksi sirtu dipadatkan lapis demi lapis dengan
penjelasan sebagai berikut :
20.6.2. Setelah lapisan tanah dasar dipadatkan dan dipasang mencapai peil yang
ditentukan dan seluruhnya disetujui Direksi, Sirtu dihamparkan dengan kondisi
CBR 30% sebagai LPB ketebalan 30 cm
20.6.3. Setelah lapisan Sirtu ini selesai dihampar, dihamparkan lagi pasir di atasnya yang
disiram air secukupnya hingga lapisan dasar ini betul-betul rapat dan penuh (rata).
20.6.4. Selanjutnya lapisan ini digilas dengan mesin wals seberat 8 - 10 ton sampai kondisi
sirtu tersebut betul-betul tidak dapat bergerak lagi dan permukaan rata hingga
Direksi menyatakan cukup secara tertulis di buku harian.
20.6.5. Penggilasan dilakukan dari tepi, setelah tepi cukup padat berpindah di tengah.
20.6.6. Setelah Sirtu dalam keadaan padat dan rata kemudian lapis permukaan / paving
dapat dipasang sesuai dengan pola yang ada pada gambar kerja
20.7. Pemasangan paving
20.7.1. Paving block dipasang saling mengikat
20.7.2. Pada bagian tepi paving block dibatasi oleh Kansteen beton ukuran (10x20x50)
cm (penghalang) yang dicetak dengan ukuran tertentu / standard.
20.7.3. Pemasangan kansteen ini sedemikian hingga sebaiknya tidak terjadi pemotongan.
Bilamana ternyata diperlukan juga pemotongan kansteen, maka harus dilakukan
dengan alat pembelah hydraulic.
20.7.4. Bidang permukaan paving kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat
vibrator plat yang mempunyai spesifikasi :
a. Luas plat : 0,35 - 0,50 M2
b. Gaya sentrifugal : 16,00 - 20,00 kN
c. Frekuensi putaran : 75,00 - 100,00 Hz
d. Jumlah lintasan (passing) : 3,00 - 4,00 Kali
20.7.5. Pemadatan ini berhenti pada jarak 1 meter dari pasangan paving yang belum ada
penahannya. Bila ada paving block yang retak pada pemadatan ini, maka harus
segera diganti.
Page 71
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

20.7.6. Setelah pemadatan selesai dengan baik, pasir halus (filler sand) disapukan kedalam
celah-celah yang terjadi sehingga celah-celah terisi dengan pasir dan pasangan
paving menjadi kuat /kokoh.
20.7.7. Bila terjadi penurunan setempat (rutting), maka harus segera dicari penyebabnya
dan diperbaiki.
20.7.8. Sebelum, selama dan sesudah pemasangan paving block harus diperhatikan agar
tidak ada air yang tergenang pada daerah yang dipasang paving block.
20.7.9. Untuk pemasangan paving pada daerah yang telah terdapat paving lama, daerah
tersebut harus sudah dicabuti dari paving yang rusak. Paving baru harus dipilih
untuk mencocokkan tipe dan warna dari paving yang tertinggal.
20.7.10. Permukaan perkerasan yang selesai harus merupakan suatu penampilan halus yang
seragam dengan tidak ada paving-paving atau blok-blok yang menonjol di atas
atau bawah posisi permukaan rata-rata lebih dari 6mm, sebagaimana diukur
dengan suatu 3 m - straight edge, digunakan dimana saja pada perkerasan jalan
tersebut. Pola pasang harus benar-benar ditepati.
20.7.11. Perkerasan jalan harus dibuat dengan suatu kemiringan melintang minimum 2 %
atau diarahkan lain oleh Direksi.
20.8. Pemotongan Blok atau Paving
Paving dan blok harus dipotong untuk mencocokkan rintangan berbentuk bulat seperti tiang
atau pohon, dan antara kerb dan tepian jalan, dan sebagainya.
20.9. Pengujian
Contoh-contoh, bersama dengan sertifikat dari pabrikan dari setiap blok atau paving yang
diusulkan untuk digunakan harus diajukan kepada Direksi Teknik dan disetujui olehnya
sebelum bahan seperti itu digunakan dalam pekerjaan. Blok-blok berwarna abu-abu kecuali
sebagian atau seluruhnya berwarna khusus yang biasanya disesuaikan dengan tuntutan
keindahan.

PASAL 21
PEKERJAAN-PEKERJAAN KHUSUS
21.1. Pekerjaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh tenaga ahli/Sub Kontraktor
berpengalaman yang sesuai dengan bidangnya.
21.2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus membuat shop drawing yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana perancang.
21.3. Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas, dengan masa pemeliharaan sesuai dengan jenis pekerjaan tersebut.
21.4. Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan Sub kontraktor
yang telah direkomendasikan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
21.5. Jenis Pekerjaan yang di sub kontraktorkan harus sesuai dengan gambar rencana yang
tercantum dalam gambar kerja.
21.6. Kontraktor utama harus menyediakan contoh pekerjaan khusus tersebut sesuai dengan jenis
pekerjaannya untuk mendapat persetujuan dari Pengawas dan Direksi Lapangan dan
Konsultan Perencana
21.7. Lingkup Pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi :
a. Pembuatan shop Drawing
b. Pengadaan bahan
c. Pengolahan pelaksanaan
d. Pemeliharaan

PASAL 22
LAIN-LAIN
Page 72
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

22.1. Papan Nama Proyek lengkap dengan tulisan.


22.2. Jalan masuk dibuat sesuai arahan Direksi Pekerjaan.
22.3. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini dijelaskan di dalam aanwijzing dan atau akan
diberikan petunjuk Direksi.
22.4. Bila jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB ternyata terdapat
kekurangan, maka kekurangannya dapat ditambahkan menurut pos-posnya masing-masing
dengan cara menambah huruf alpabet pada nomor terakhir dari pos yang bersangkutan,
misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka penambahannya tidak nomor 5, tetapi nomor
4a, 4b, dan seterusnya.
22.5. Contoh BQ yang diberikan, VOLUME MENGIKAT, Penyedia Jasa Konstruksi harus
meneliti apabila terdapat ketidaksamaam antara gambar dan BQ yang diberikan.
22.6. Surat permintaan ijin bangunan dari pihak Proyek, sedang pengurusannya ke kantor / Kota
diserahkan kepada pihak Penyedia Jasa Konstruksi.
22.7. Besarnya ijin bangunan Penyedia Jasa Konstruksi supaya menghubungi kantor pemerintah
setempat, pembiayaan yang timbul untuk pengurusan IMB menjadi beban Penyedia Jasa
Konstruksi.

Pasal 23
PENUTUP
23.1. Sehubungan dengan adanya Bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar / bestek, daftar kwantitas
barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
23.2. Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk
dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen ini,
dan harus diikuti / dilaksanakan oleh kontraktor sebagai bagian dari penawarannya, agar
diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan.

Page 73

Anda mungkin juga menyukai