SURAT EDARAN
NOMOR:
TENTANG
A. Umum
Sehubungan dengan implementasi PUPR 4.0, Direktorat Jenderal Cipta
Karya bermaksud menerapkan Building Information Modelling dalam proses
perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi. Building Information
Modelling (BIM) adalah proses membuat dataset digital yang membentuk
model tiga dimensi dan informasi yang melekat pada model, serta data
Bangunan Gedung dan infrastruktur ke-Cipta Karya-an lainnya secara
bersamaan.
Dalam tahap perencanaan teknis, proses tersebut dikolaborasikan antar
para pihak terkait, sejak proses pengumpulan data primer dan sekunder,
penyusunan konsep desain, pra rancangan desain, pengembangan
rancangan dan rancangan detail desain.
Penerapan BIM bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan
meminimalisasi kesalahan dalam perencanaan teknis Bangunan Gedung
dan infrastruktur ke-Cipta Karya-an lainnya secara keseluruhan. Adapun
lingkup pekerjaan yang akan diterapkan BIM mencakup
pembangunan Bangunan Gedung dan infrastruktur ke-Cipta Karya-an
khusus di Direktorat Jenderal Cipta Karya. Untuk mewujudkan
penerapan BIM yang baik dan terarah maka perlu disusun panduan
tahapan penerapan BIM di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya.
B. Dasar Pembentukan
1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Keinsinyuran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
61);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 251);
4. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6018);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang
Arsitek (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 179);
6. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 6573);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6494);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6626);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6626);
10. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 33);
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2019 tentang
Satu Data Indonesia (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 112);
12. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 40);
13. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 63);
14. Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2022 tentang Penugasan Khusus
dalam rangka Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 193);
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
22 Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1433);
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang Bangun Melalui
Penyedia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 98);
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 483);
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
di Kementerian PUPR (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 554);
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 25
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun 2020 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang
Bangun melalui Penyedia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 554);
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 9
Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi
Berkelanjutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
306);
21. Buku Standar dan Protokol Building Information Modeling PUPR;
C. Maksud dan Tujuan
Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan
penerapan BIM dalam perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi
Bangunan Gedung dan infrastruktur ke-Cipta Karya-an di lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya yang mencakup:
1. pembangunan atau rehabilitasi kantor pemerintahan;
2. pembangunan atau rehabilitasi asrama mahasiswa;
3. pembangunan, rehabilitasi, atau renovasi sarana dan prasarana
pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan tinggi;
4. pembangunan atau rehabilitasi gedung/bangunan umum;
5. pembangunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana serta utilitas
umum;
6. pembangunan, rehabilitasi, atau renovasi sarana dan prasarana
olahraga;
7. pembangunan atau rehabilitasi auditorium;
8. pembangunan atau rehabilitasi bangunan gedung fungsi sosial dan
keagamaan;
9. pembangunan atau rehabilitasi istana;
10. rehabilitasi bangunan cagar budaya atau penataan bangunan kawasan
cagar budaya;
11. pembangunan, rehabilitasi, atau renovasi sarana dan prasarana pasar;
12. pembangunan atau rehabilitasi rumah sakit; dan
13. penyelenggaraan kawasan permukiman.
Surat Edaran ini bertujuan untuk:
1. mempercepat penerapan teknologi BIM di lingkup Direktorat Jenderal
Cipta Karya sehingga dapat mendukung pembangunan Bangunan
Gedung dan infrastruktur ke-Cipta Karya-an secara efektif dan efisien;
2. mewujudkan prinsip satu data digital di Direktorat Jenderal Cipta
Karya;
3. mewujudkan transformasi digital di bidang konstruksi bangunan
gedung;
4. dan mewujudkan peningkatan mutu perencanaan pembangunan
Bangunan Gedung dan infrastruktur ke-Cipta Karya-an.
D. Ruang Lingkup
Lingkup Surat Edaran ini meliputi:
1. Definisi;
2. Organisasi pelaksana penerapan BIM;
3. Prinsip-prinsip penerapan BIM;
4. Jenis infrastruktur yang menerapkan BIM;
5. Jenis proyek yang menerapkan BIM;
6. Kebutuhan informasi organisasi;
7. Ketentuan penerapan metode BIM;
8. Platform kolaborasi (Common Data Environment/CDE);
9. Kebutuhan dan tingkat kedalaman informasi;
10. peran dan tanggung jawab;
11. pembiayaan; dan
12. pemantauan dan evaluasi.
D.1. Definisi
Dalam Surat Edaran ini yang dimaksud:
1. Bangunan gedung adalah Bangunan Gedung adalah wujud fisik
hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan
latau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus;
2. Building Information Modelling (BIM) adalah representasi digital
dari karakter fisik dan karakter fungsional pada suatu bangunan,
dimana didalamnya terkandung semua informasi mengenai
elemen-elemen bangunan tersebut yang digunakan sebagai basis
pengambilan keputusan dalam proses perencanaan, pelaksanaan
konstruksi dan masa operasi bangunan serta masa pembongkaran
dan pembangunan kembali yang membentuk aset digital yang
merupakan suatu kembaran dari kondisi fisik sesungguhnya
(digital twin);
3. Informasi digital adalah satu atau sekumpulan data elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf,
tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah
yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya;
4. Aset adalah sesuatu yang mempunyai nilai baik secara
potensi maupun secara aktual bagi sebuah organisasi;
5. Aset Digital adalah informasi digital yang mempunyai nilai baik
secara potensi maupun secara aktual bagi sebuah organisasi
yang dapat dikelola oleh sistem pemrosesan data untuk
menunjang kebutuhan informasi secara cepat;
6. Siklus Aset Digital adalah siklus pembuatan aset digital mulai dari
tahap perencanaan (Survei, Investigasi, Desain/SID), pengadaan
lahan (Land Acquisition/LA), pelaksanaan konstruksi
(Construction/C), operasi dan pemeliharaan (Operation and
Maintenance/OM) (SIDLACOM), termasuk proses pengadaan
(procurement) di dalamnya, serta pembongkaran dan
pembangunan kembali;
7. Tahap perencanaan (Survey, Investigasi, Desain/SID) dapat
dilakukan kembali pada pekerjaan pembongkaran sebagian
(demolisi parsial) dan atau pembangunan kembali;
8. Kebutuhan Informasi Organisasi (Organization Information
Requirement/OIR) adalah kebutuhan informasi pengguna jasa
pada siklus aset untuk mendukung sistem manajemen aset dalam
mencapai sasaran dan tujuan organisasi;
9. Platform kolaborasi (Common Data Environment / CDE) adalah
platform digital yang menjadi pusat sumber informasi dan
pertukaran informasi yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengolah dan menyebarkan informasi digital untuk seluruh tim
proyek (yaitu semua informasi proyek baik yang dibuat di
lingkungan BIM maupun di format data konvensional) serta dapat
memfasilitasi kolaborasi antara anggota tim proyek dan membantu
menghindari duplikasi dan kesalahan;
10. Aplikasi BIM adalah perangkat lunak (software) yang dapat
digunakan untuk menghasilkan dan/atau memanfaatkan model
gambar tiga dimensi (3D model) sebagai dasar pembuatan
informasi pada setiap tahapan pembangunan fisik yang memenuhi
prinsip penerapan BIM;
11. Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaan yang
menggunakan layanan Jasa Konstruksi yang dapat berupa
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat
Komitmen;
12. Penyedia jasa adalah Penyedia Jasa Konstruksi yang selanjutnya
disebut Penyedia adalah pelaku usaha yang menyediakan Jasa
Konstruksi berdasarkan Kontrak;
13. Konsultan Manajemen Konstruksi adalah pelaku usaha yang
menyediakan layanan usaha manajemen konstruksi berdasarkan
Kontrak.
14. Tim Kerja Penyedia Jasa (Delivery Team) adalah Tim yang dibentuk
oleh penyedia jasa dalam melaksanakan kegiatan pembuatan
informasi BIM, sekurang – kurangnya terdapat pembuat model
BIM (BIM Modeler) dan Manajer BIM (BIM Manager);
15. Pembuat model BIM (BIM Modeler) adalah seseorang atau tim
penyedia jasa yang memiliki keterampilan mengoperasikan
perangkat lunak (software) atau aplikasi BIM yang dibuktikan
dengan pengalaman atau sertifikat keahlian;
16. Manajer BIM (BIM Manager) adalah seseorang yang disiapkan oleh
penyedia jasa untuk mengatur dan membuat keputusan terhadap
implementasi BIM dalam memenuhi kebutuhan informasi
pengguna jasa pada sebuah proyek atau organisasi penyedia jasa;
17. Walidata adalah pengelola / administrator data di Direktorat
Jenderal Cipta Karya, yaitu Unit Kerja Teknis yang bersangkutan;
18. Platform Kolaborasi Unit Kerja (CDE Unker) adalah platform
kolaborasi (CDE) yang digunakan di internal Direktorat Jenderal
Cipta Karya yang dikelola oleh Tim Pelaksana BIM tiap unit kerja
dengan penyeragaman struktur pembagian ruang penyimpanan
(folder) di dalam CDE untuk seluruh platform kolaborasi (CDE) di
tiap unit organisasi, dimana dimungkinkan akses informasi lintas
unit organisasi;
19. Platform Kolaborasi Proyek (CDE Proyek) adalah platform
kolaborasi (CDE) yang dipakai di tiap paket proyek pekerjaan,
yang dapat disediakan oleh pengguna jasa melalui platform
kolaborasi unor (CDE Unor) atau dapat disediakan oleh penyedia
jasa melalui platform kolaborasi masing-masing penyedia jasa
(CDE Penyedia);
20. Rencana Implementasi BIM (BIM Execution Plan/BEP) adalah
dokumen rencana implementasi BIM yang dibuat oleh penyedia
jasa yang merupakan rencana penyedia jasa dalam memenuhi
kebutuhan informasi pengguna jasa sesuai dijabarkan dalam
dokumen KAK;
21. Jasa Konstruksi adalah layanan Jasa Konsultansi Konstruksi
dan/atau Pekerjaan Konstruksi;
22. Jasa Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau
sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan,
perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan
konstruksi suatu bangunan;
23. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan
yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan;
24. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design
and Build) adalah pekerjaan yang berhubungan dengan
pembangunan suatu bangunan, yang penyedia jasanya memiliki
satu kesatuan tanggung jawab perancangan dan pelaksanaan
konstruksi;
25. Proyek Strategis Nasional (PSN) adalah proyek yang dilaksanakan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang
memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah;
26. Tingkatan kedalaman pengembangan informasi (Level of
Development/LOD) adalah merupakan gambaran karakteristik
elemen dalam model bangunan, yang menggambarkan tingkat
kedalaman detail informasi grafis yang dibangun secara bertahap
pada tiap tahap pekerjaan dari tahap persiapan sampai dengan
konstruksi;
27. Internet untuk Segala (Internet of Things/IoT) adalah sebuah
konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari
konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus,
dengan kemampuan seperti berbagi data, kendali jarak jauh
(remote control) dan sebagainya, termasuk juga pada benda di
dunia nyata;
28. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre Construction Meeting /
PCM) adalah pertemuan awal yang dilaksanakan paling lambat 7
hari setelah terbitnya surat perintah mulai kerja (SPMK) yang
diikuti oleh penyedia dan pengguna jasa terkait pelaksanaan
pekerjaan;
29. BIM Level 1 adalah penggunaan teknologi BIM yang tidak
menerapkan fungsi kolaborasi melalui platform kolaborasi (CDE);
30. BIM Level 2 adalah penggunaaan teknologi BIM yang sudah
menerapkan fungsi kolaborasi melalui platform kolaborasi (CDE);
31. Perjanjian Kerahasiaan (Non-disclosure Agreement) adalah suatu
hukum kontrak atau perjanjian antara setidaknya dua pihak
untuk menjaga kerahasiaan informasi dan atau material tertentu
yang dibagi akses informasinya antara dua pihak tersebut namun
tidak diijinkan adanya akses informasi ke pihak ketiga.