1. LATAR BELAKANG
Sebagai kota yang terus berkembang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki banyak urusan
dalam pelayanan kepada masyarakat yang penuh dinamika, sehingga Pemerintah Daerah Provinsi DKI
Jakarta harus mengantisipasinya melalui pengembangan sarana dan prasarana pendukung. Salah satu
instansi yang menyediakan pelayanan publik adalah Unit Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah
Provinsi DKI Jakarta, saat ini Pelayanan Pajak dilayani di tingkat kecamatan, sehingga dibutuhkan
gedung kantor di tiap kecamatan di Provinsi DKI Jakarta untuk mengakomodasi kebutuhan akan
gedung kantor yang representatif/memadai terhadap instansi tersebut sangatlah dibutuhkan, hal ini
merupakan upaya pemenuhan pelayanan prima Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Untuk meningkatkan kinerja pelayanan, kinerja petugas pelayanan dan Pimpinan UPPPD
dilingkungan Badan Pendapatan Daerah khususnya maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang
mendukung demi kelancaran terhadap proses pelayanan terhadap masyarakat dibidang perpajakan.
Oleh sebab itu kebutuhan akan gedung Kantor sangat diperlukan demi menunjang kinerja pemerintah
dalam pelayanan terutama pelayanan perpajakan. Adapun seluruh prosesnya adalah pembangunan
gedung baru.
Untuk mencapai Kriteria teknik konstruksi secara kwalitas yang disesuaikan dengan pembiayaan
yang ada diperlukan adanya kerjasama menyeluruh dalam proses Penyelenggaraan Kegiatan
Pembangunan Gedung UPPPD Cempaka Putih yaitu berupa Pembangunan Gedung UPPPD Cempaka
Putih.
Pembangunan Gedung UPPPD Cempaka Putih direncanakan dengan jumlah lantai sebanyak 6
lapis dan 1 lapis basement. Pada Tahun Anggaran 2023, pekerjaan konstruksi akan diselesaikan
meliputi pekerjaan struktur lantai 6 dan atap, pekerjaan arsitektur, pekerjaan ME, dan pekerjaan luar
bangunan dengan anggaran yang bersumber dari dana DPA SKPD APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun
Anggaran 2023.
Dalam konteks Kegiatan Pembangunan Gedung UPPPD Cempaka Putih yang tertuang dalam
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)-SKPD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2023,
fungsi Badan Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta selaku Pengguna Anggaran Kegiatan memiliki
keterbatasan waktu untuk memonitor dan mengendalikan kegiatan setiap hari di lapangan secara
optimal. Oleh karena itu keberhasilan pencapaian kegiatan pembangunan gedung tidak terlepas dari
peran Konsultan Pengawas sebagai perpanjangan tangan dari Badan Pendapatan Daerah Provinsi DKI
Jakarta menjadi sangat penting untuk memastikan agar pelaksanaan pembangunan yang
dilaksanakan Kontraktor Pelaksana dapat terlaksana dengan baik sesuai rencana.
Berkaitan dengan kondisi tersebut maka Konsultan Pengawas dalam hal pengendalian
pelaksanaan pembangunan harus dapat melaporkan berbagai masalah dan kendala serta perubahan-
perubahan yang perlu dilakukan, selanjutnya mengusulkan alternatif pemecahannya untuk
penyempurnaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan cq Sekretaris Badan Pendapatan
Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Di sisi lain dalam pelaksanaan jasa konsultansi, Badan Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta
selaku Pengguna Anggaran dari kegiatan tersebut di atas, berkeinginan untuk dapat melibatkan pihak
ketiga secara maksimal dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud, sehingga hal ini sesuai dengan apa
yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2.1 Maksud
Terlaksananya Pembangunan Gedung UPPPD Cempaka Putih sesuai dengan azas,
kriteria, dan keluaran yang diinginkan oleh pengguna jasa.
2.2 Tujuan
Penyedia jasa Konsultan Pengawas wajib mengendalikan waktu, biaya pencapaian
sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi dalam Pembangunan Gedung
UPPPD Cempaka Putih, pada tahap pelaksanaan konstruksi sampai dengan masa
pemeliharaan, sehingga hasil pelaksanaan pekerjaan fisik dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis dan administratif.
3. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2008 tentang Bangunan Gedung;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Kepalangmerahan;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi;
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/PRT/M/2014 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2011 Tentang Pembagian
Subklasifikasi Dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2017 Tentang
Kemudahan Bangunan Gedung;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat;
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
p. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2021
tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
q. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah RI Nomor 12 Tahun 2021
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
r. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan
5. SUMBER DANA
Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan jasa konsultansi pengawasan
Pembangunan Gedung UPPPD Cempaka Putih berasal dari anggaran keseluruhan pekerjaan yang
dibebankan pada dana APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2023, DPA Badan Pendapatan
Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan nilai DPA Rp 1.149.430.319,- (Satu Milyar Serratus Empat Puluh
Sembilan Juta Empat Ratus Tiga Puluh Ribu Tiga Ratus Sembilan Belas Rupiah) dan nilai Harga
Perkiraan Sendiri ( HPS) Rp. 1,018,536,000.00 (Satu Milyar Delapan Belas Juta Lima Ratus Tiga Puluh
Enam Ribu Rupiah).
7. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan Pembangunan Gedung UPPPD Cempaka Putih berada di Jl. Cempaka
Putih Barat. No.19, Rt.3/Rw.7,Kel. Cempaka Putih Barat, kec. Cemp. Putih, Jakarta Pusat.
Kondisi eksisting pada area lokasi yang akan dilakukan Pembangunan Gedung UPPPD
Cempaka Putih berupa lahan kosong.
Mobilisasi material proyek menuju lokasi Proyek Gedung UPPPD Cempaka Putih yang akan
dibangun dapat diakses melalui JL. Cempaka Putih Barat.
8. WAKTU PELAKSANAAN
a. Jika terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi, maka konsultan pengawas tetap
wajib melaksanakan pengawasan tanpa tambahan biaya pengawasan.
b. Waktu pelaksanaan kegiatan pengawasan harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan
konstruksi yaitu selama 8 bulan atau 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender sejak
dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang bersamaan dengan SPMK untuk kegiatan
pelaksanaan konstruksi oleh Kontraktor Pelaksana dengan jadwal sebagai berikut:
c. Kehadiran personil konsultan pengawas selama masa penugasan wajib dibuktikan dengan
hasil cetak rekam digital (finger print).
Jenis kontrak yang digunakan adalah kontrak waktu penugasan dengan cara pembayaran termin
kegiatan pengawasan ini mengikuti progress kegiatan konstruksi fisik.
B. Tenaga Pendukung
12. ANALISA KEBUTUHAN TENAGA AHLI, TENAGA SUB PROFESIONAL, DAN TENAGA
PENDUKUNG
13. WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI, TENAGA SUB
PROFESIONAL, DAN TENAGA PENDUKUNG
13.1 Tenaga Ahli
13.1.1 Team Leader
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di lapangan.
b. Membantu tugas-tugas Pejabat Pembuat Komitmen dalam menjamin pekerjaan
konstruksi/fisik gedung sesuai dengan dokumen kontrak.
c. Bertanggung jawab terhadap pengendalian mutu, volume dan waktu yang dilakukan oleh
koordinator lapangan.
d. Membuat Buku Harian Lapangan (BHL) dan catatan hasil pengukuran.
e. Menelaah dan mengevaluasi program, jadwal dan kemajuan pekerjaan serta kinerja
penyedia jasa pemborongan/kontraktor.
f. Memantau kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mempersiapkan Laporan Bulanan (Fisik
dan Keuangan), hasil pengujian mutu dan masalah-masalah yang dialami oleh Penyedia
Jasa Pemborongan/kontraktor.
g. Melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen terhadap critical path, mengevaluasi
penyebab-penyebabnya dan memberikan saran tindakan yang harus diambil agar
kemajuan kegiatan berjalan sesuai rencana dan jadwal.
h. Menelaah gambar dan desain yang ada dan memantau penerapannya di lapangan.
i. Mengesahkan semua dokumen pembayaran sesuai kemajuan pekerjaan.
j. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen atas keberatan, permintaan perubahan dan
claim pekerjaan yang diajukan oleh Penyedia jasa pemborongan/kontraktor.
k. Menelaah, mengevaluasi dan merekomendasikan persetujuan terhadap usulan
penggunaan bahan, peralatan dan pekerjaan yang disubkontrakkan oleh penyedia jasa
pemborongan/kontraktor.
l. Mempersiapkan notulen rapat koordinasi.
m. Membantu dan membuat rekomendasi PHO dan FHO setelah masa jaminan
pemeliharaan serta mempersiapkan daftar kekurangan dan kerusakan pekerjaan (check
list) yang harus diperbaiki.
13.3.2 Secretary
a. Membantu Team Leader/Tenaga Ahli/Pengawas dalam melaksanakan tugas administrasi
berupa surat-menyurat (korespondensi).
b. Menyampaikan informasi kepada pimpinan.
c. Mengatur pertemuan atau rapat-rapat dan menyusun notulen rapat.
d. Membuat laporan, menyusun data dan statistik.
e. Menyelenggarakan tata kearsipan, sehingga mempermudah proses surat-menyurat atau
mencari kembali bila arsip sewaktu-waktu diperlukan.
i.8 Laporan K3
Penyedia jasa manajemen konstruksi membuat laporan pengawasan
pelaksanaan program prosedur kerja dan instruksi kerja K3, penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi selama pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan.
ii. Laporan Teknis/ Technical Report
Laporan Teknis/Technical report meliputi antara lain (jika ada):
ii.1 Justifikasi teknis dalam hal terjadi perubahan pekerjaan (tambah kurang);
ii.2 Justifikasi teknis dalam hal terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan.
iii. Laporan Bulanan
16. PENUTUP
a. Apabila terdapat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan, peraturan dan pedoman,
maka segala yang tertera akan ditinjau kembali.
Jakarta, 2023
Sekretaris Badan Pendapatan Daerah
Selaku
Pejabat Penandatangan Kontrak,
Umiyati, SE, MM
NIP. 196905251989032004