Anda di halaman 1dari 118

TUGAS AKHIR

STUDI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI
(BERDASARKAN PM PUPR NO.10 TAHUN 2021)

STUDY OF APPLICATION CONSTRUCTION SAFETY


MANAGEMENT SYSTEM IN CONSTRUCTION COMPANY
(BASED ON PM PUPR NO.10 IN 2021)

AFRIZAL SURYA ERLANGGA


D011 17 1533

PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
n. Porns Malino km. 6 Bontomarannu, 92172, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan
Qhttp://civiLunhas.ac.id 10civil@eng.unhas.ac. id

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul Tugas
STUDI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI (SMKK) PADA PERUSABAAN KONSTRUKSI
(BERDASARKAN PM PUPR NO.IO TAHUN 2021)

Disusun clan diajukan oleh

AFRIZAL SURYA ERLANGGA


D011171533

Telah memnuhi syarat untuk melaksanakan


SEMINAR BASIL
pada tanggal
2 Juli 2021

Telah diperiksa dan disetuju.i oleh dosen pembimbing

Pembimbing II

Dr.Rosmariani Arifuddin, ST, MT Dr. Eng. Irwan dwan Rahim, ST, MT


NIP: 197305301998022001 NIP: 197211192000121001

Mengetahu.i,
Ketua Departemen Teknik Sipil

Prof. Dr. H. M. w· ardi Tiaronge, ST, MEng


NIP: 196805292001121002

vcrsi 3.0
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, nama Afrizal Surya Erlangga,


dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Studi Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Pada Perusahaan
Konstruksi (Berdasarkan PM PUPR No.10 Tahun 2021)”, adalah karya
ilmiah penulis sendiri, dan belum pernah digunakan untuk mendapatkan
gelar apapun dan dimanapun.
Karya ilmiah ini sepenuhnya milik penulis dan semua informasi
yang ditulis dalam skripsi yang berasal dari penulis lain telah diberi
penghargaan, yakni dengan mengutip sumber dan tahun penerbitannya.
Oleh karena itu semua tulisan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penulis. Apabila ada pihak manapun yang merasa ada
kesamaan judul dan atau hasil temuan dalam skripsi ini, maka penulis siap
untuk diklarifikasi dan mempertanggungjawabkan segala resiko.

Makassar, Juni 2021

Yang membuat pernyataan,

Afrizal Surya Erlangga


NIM: D011 17 1533

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahi Rohmani Rohim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,atas berkat

rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir yang berjudul ”Studi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi (SMKK) Pada Perusahaan Konstruksi (Berdasarkan PM

PUPR No.10 Tahun 2021)” sebagai salah satu syarat yang diajukan

untuk menyelesaikan studi pada fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil

Universitas Hasanuddin.Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil

penelitian di lapangan dan data yang didapatkan dari beberapa

Perusahaan Jasa Konstruksi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas

dari bimbingan ,petunjuk dan perhatian dari berbagai pihak sehingga

dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini,penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Ir.H.Muhammad Arsyad Thaha,MT.,selaku Dekan

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

2. Bapak Prof.Dr.H.M WIhardi Tjaronge ST.,M.Eng selaku Ketua

Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

3. Dr. Rosmariani Arifuddin, S.T, M.T..selaku dosen pembimbing I

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan

iv
dan pengarahan mulai dari awal penelitian hingga selesainya

penulisan ini

4. Bapak Dr.Eng.Irwan Ridwan Rahim,ST,MT selaku dosen

pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis

5. Bapak Dr.M.Asad Abdurrahman,ST,M.Eng.PM selaku ketua KKD

Manajemen Konstruksi Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin yang telah memberikan izin atas segala fasilitas yang

digunakan

6. Ibu Evi Aprianti,ST,PhD selaku dosen yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan support,arahan,dan

motivasi mulai dari awal penulisan Tugas Akhir ini hingga selesai

7. Seluruh dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin

8. Seluruh staff dan karyawan Jurusan Teknik Sipil,staff dan karyawan

Fakultas Teknik serta staff Laboratorium dan asisten Jurusan

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Yang teristimewa penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua yang tercinta, yaitu ayahanda Drs. Bagus

Suryadi,dan ibunda Susi Mulyaningsih serta saudara-saudara

saya atas doa,serta kasih sayang yang tiada hentinya,dan segala

dukungan selama ini,baik spiritual maupun material,serta seluruh

keluarga besar atas dukungan dan doa yang telah diberikan.

v
2. Kepada sahabat seperjuangan, Wahyu Agung Ramadhan dan

Ikhlazul Amal yang selalu menemani,mendengarkan,dan memberi

semangat dalam menyelesaikan studi di Universitas Hasanuddin.

3. Kepada teman-teman KP Andin, Imam, Wana dan Resni ,yang

selalu menyemangati, dan memberi dukungan dengan segala

pengalamannya.

4. Kepada Angkatan TEKNIK SIPIL 2017 dan saudara-saudari

PLASTIS 2018 yang selama ini mulai dari maba sampai di detik-

detik terakhir menjadi mahasiswa senantiasa telah memberikan

pelajaran hidup bagi saya pribadi selama menjadi mahasiswa.

5. Yang terakhir, saya ingin berterima kasih kepada diri sendiri, terima

kasih telah menjadi insan yang kuat selama menjalani studi di

Universitas Hasanuddin. Terima kasih.

Penulis menyadari bahwa setiap karya buatan manusia tidak akan

pernah luput dari kekurangan.Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada kita dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberi

manfaat,khususnya dalam bidang Teknik Sipil

Makassar, Juni 2021

Penulis

vi
STUDI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI (SMKK) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI
(BERDASARKAN PM PUPR NO.10 TAHUN 2021)

Afrizal Surya Erlangga


Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik – Universitas Hasanuddin
Jalan Poros Malino Km 6
Gowa, Sulawesi Selatan – Indonesia

Dr. Rosmariani Arifuddin, ST, MT Dr. Eng. Ridwan Irwan Rahim, ST, MT
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jalan Poros Malino Km 6 Jalan Poros Malino Km 6
Gowa, Sulawesi Selatan – Indonesia Gowa, Sulawesi Selatan - Indonesia

ABSTRAK

Pemerintah Indonesia melalui menteri Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat baru-baru ini telah mengeluarkan peraturan Nomor 10
Tahun 2021 tentang pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK). Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh PM PUPR No. 10 Tahun 2021 terhadap peningkatan penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) di perusahaan
konstruksi dan menganalisis elemen-elemen mana saja yang dominan.
Metode penelitian menggunakan analisis regresi linear dengan software
IBM SPSS dan Metode Mean dan Ranking. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa PM PUPR No. 10 tahun 2021 berpengaruh terhadap peningkatan
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) di
perusahaan konstruksi. Dimana konstanta sebesar 0,179 artinya apabila
item pada PM PUPR No. 10 tahun 2021 (X) bila ditingkatkan 1 satuan,
maka penerapan SMKK juga mengalami peningkatan sebesar 0,179
satuan. Adapun 4 instrumen yang dominan berpengaruh terhadap
peningkatan penerapan SMKK di Perusahaan Konstruksi diantaranya
(X1.9) Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi, Pengguna Jasa
dapat dibantu oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi, ahli
Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli teknis yang terkait Keselamatan
Konstruksi, dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi, (X1.14) Hasil
peninjauan kembali harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
dan ahli teknik sesuai bidangnya yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi, (X1.17) Laporan berupa laporan harian; mingguan
dan akhir, (X1.21) Penyedia Jasa pelaksana konstruksi harus
melaksanakan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja
penerapan SMKK.

Kata Kunci : K2, SMKK, PM PUPR No.10 Tahun 2021

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
1.5 Batasan Masalah ........................................................................................ 8
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 11


2.1 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) ............................... 11
2.2 Perusahaan Konstruksi ............................................................................. 22
2.3 Kecelakaan Kerja ...................................................................................... 23
2.4 Dasar Hukum Program Keselamatan Konstruksi ..................................... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................................... 32


3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 32
3.2 Populasi .................................................................................................... 32
3.3 Sampel Data ............................................................................................. 33
3.4 Diagram Alir Penelitian .............................................................................. 34
3.5 Pemilihan Strategi Penelitian .................................................................... 37
3.6 Operasionalisasi Variabel .......................................................................... 39
3.7 Sumber Data ............................................................................................. 43

viii
3.8 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44
3.9 Uji Instrumen ............................................................................................. 46
3.10 Metode Analisis Data ................................................................................ 47

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 50


4.1 Profil Umum Responden .......................................................................... 50
4.2 Uji Instrumen Penelitian ............................................................................ 53
4.3 Analisis Data ............................................................................................. 59
4.4 Pembahasan ............................................................................................. 85

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 88


5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 88
5.2 Saran ........................................................................................................ 90

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pelaksanaan SMKK sesuai PM No.10 ............................... 18


Tabel 3.1 Skala Penilaian ................................................................................. 37
Tabel 3.2 Variabel Independen ......................................................................... 39
Tabel 3.3 Skor Variabel Y ................................................................................. 43
Tabel 4.1 Profil Umum Responden ................................................................... 50
Tabel 4.2 Uji Validitas ....................................................................................... 53
Tabel 4.3 Uji Reabilitas ..................................................................................... 55
Tabel 4.4 Reability Statistics ............................................................................. 56
Tabel 4.5 Uji Normalitas .................................................................................... 57
Tabel 4.6 Uji Linearitas ..................................................................................... 58
Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Regresi ........................................................ 59
Tabel 4.8 Uji F .................................................................................................. 61
Tabel 4.9 Hasil Identifikasi Penerapan SMKK ................................................... 61
Tabel 4.10 Nilai Mean dan Ranking Tiap Instrumen ............................................ 70
Tabel 4.11 Hasil Pengelompokan Elemen Dominan ........................................... 79
Tabel 4.12 Hasil Akhir Elemen Dominan ............................................................. 83

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 PDB Sektor Konstruksi 2019 ............................................................. 1


Gambar 1.2 Jumlah Kecelakaan Kerja 2019 ......................................................... 2
Gambar 1.3 Jumlah Kecelakaan Kerja 2020 ......................................................... 3
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ...................................................................... 34
Gambar 3.2 Diagram Alir Analisa Data ................................................................. 35
Gambar 3.3 Diagram Alir Mean dan Ranking ........................................................ 36
Gambar 4.1 Jabatan Responden .......................................................................... 51
Gambar 4.2 Pendidikan Responden ..................................................................... 52
Gambar 4.3 Pengalaman Kerja Responden .......................................................... 52

x
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan sektor konstruksi di Indonesia beberapa tahun terakhir

ini terus bertambah. Hal ini dapat terlihat pada Produk Domestik Bruto

(PDB) dimana sektor konstruksi pada tahun 2019 merupakan kontributor

terbesar keempat dengan presentase 10.75%. Berdasarkan data Badan

Pusat Statistik (BPS, 2019), saat ini tenaga kerja konstruksi berjumlah 8.5

juta dimana terjadi pertambahan setiap tahunnya.

Gambar 1.1 Produk Domestik Bruto Sektor Konstruksi Tahun 2019

Sumber : (PDB Sektor Konstruksi, 2019)

Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan perekonomian tidak

terlepas dari kebutuhan sektor konstruksi seperti infrastruktur. Akan

1
tetapi, selama proyek dalam sektor konstruksi berjalan akan selalu ada

risiko di setiap proses pekerjaannya. Hal ini yang disayangkan dalam

sektor konstruksi karena sektor ini merupakan salah satu penyumbang

angka kecelakaan kerja yang tertinggi dibandingkan dengan sektor

lainnya (Manihuruk, 2021).

Jumlah kecelakaan dalam proyek konstruksi di Indonesia merupakan

yang tertinggi di bidang industri lainnya. Dari data menunjukkan bahwa

kasus kecelakaan kerja di bidang konstruksi terus meningkat dari tahun

2012 hingga 2014. Sebagian besar jenis kecelakaan kerja berasal dari

kegiatan konstruksi dan proyek pembangunan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari 332 data yang diperoleh, kecelakaan pada

proyek gedung merupakan yang tertinggi (47%), disusul oleh perumahan

(42%) dan lain-lain (11%) (Toriq Ghuzdewan,UGM 2019).

Gambar 1.2 Jumlah Kecelakaan Kerja dalam Proyek Konstruksi

Sumber : Analysis of accident in Indonesian construction projects, 2019

2
Hal diatas juga relevan terhadap jumlah kecelaakaan kerja yang terjadi

pada bidang kosntruksi khususnya pada saat proses pembangunan

proyek konstruksi yang terjadi dalam kurun waktu terakhir ini dengan

jumlah kasus kecelakaan kerja yang terus bertambah seperti yang dapat

dilihat pada gambar 1.3 di bawah ini.

Gambar 1.3 Kecelakaan Kerja dalam Proyek Konstruksi tahun 2020

Sumber : (Komite Keselamatan Konstruksi, 2020)

Situasi ini muncul karena kurang maksimal dalam perencanaan serta

pelaksanaan dari SMKK. Pemerintah Indonesia melalui menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat baru-baru ini telah

3
mengeluarkan peraturan Nomor 10 Tahun 2021 tentang pedoman sistem

manajemen keselamatan konstruksi. Dalam aturan tersebut SMKK

(Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi) diwajibkan untuk

diterapkan pada saat pelaksanaan konstruksi karena juga merupakan

bagian dari perencanaan dan pengendalian proyek (BPSDM PUPR,

2021).

Upaya meningkatkan efektifitas dalam perlindungan keselamatan

kerja, diperlukan sebuah sistem untuk mengatur keselamatan kerja, yaitu

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang diatur pada

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10

Tahun 2021. Upaya mengatur keselamatan dan kesehatan kerja yang

terstruktur, terukur, terencana dan terintegrasi melalui Sistem Manajemen

Kesehatan Konstruksi dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja

(Manihuruk, 2021).

Hanya pada rentang tahun 2017 sampai 2019 sudah banyak terjadi

kecelakaan konstruksi di Indonesia yang mengakibatkan kerugian baik

dari pihak kontraktor maupun dari pihak owner. Berbeda halnya dengan

kecelakaan kerja yang berdampak hanya pada pekerja sedangkan

kecelakaan konstruksi ini ada empat aspek yang akan terkena efeknya

yaitu people, public, property dan environment. Untuk mengatasi itu

pemerintah Indonesia lewat menteri Pekerja Umum dan Perumahan

4
Rakyat telah mengeluarkan aturan tentang Sistem Manajemen

Keselamatan Konstruksi (SMKK) (Salmanir, 2020).

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)

merupakan bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan

Konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.

Keselamatan Konstruksi diartikan segala kegiatan keteknikan untuk

mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan

standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang

menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja keselamatan publik,

harta benda, material, peralatan, konstruksi dan lingkungan. SMKK ini

mengadopsi ISO 45001:2018 dengan beberapa penyesuaian, khususnya

di sektor jasa konstruksi Indonesia pasca-terbitnya Undang-Undang No. 2

Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017

tentang Jasa Konstruksi, mengamanatkan pada pasal 3, bahwa tujuan

penyelenggaraan jasa konstruksi diantaranya memberikan arah

pertumbuhan dan perkembangan Jasa Konstruksi untuk mewujudkan

struktur usaha yang kukuh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa

Konstruksi yang berkualitas (BPSDM PUPR, 2021).

Menurut Permen PUPR No.10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem

Manajemen Keselamatan konstruksi, keselamatan konstruksi adalah

segala kegiatan keteknikan untuk mendukung Pekerjaan konstruksi

dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan, keselamatan,

5
kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan keteknikan

konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik

dan lingkungan (Utami Dewi, 2021).

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi memerlukan

biaya yang perlu diperhitungkan antara pemilik dan pelaksana proyek,

yang kemudian akan menjadi bagian dari nilai kontrak pada proyek

konstruksi. Biaya yang timbul akibat dari kecelakaan kerja konstruksi

cukup tinggi sehingga sangat penting dilakukan tindakan pencegahan

terhadap kecelakaan kerja. Pencegahan yang baik akan mengakibatkan

biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis daripada dampak yang

ditimbulkan. Dalam merencanakan biaya tentunya terdapat banyak

rincian kegiatan apa saja yang perlu disediakan. Tetapi pada

kenyataannya, penerapan SMKK pada proyek-proyek konstruksi masih

belum terlaksana dengan baik secara menyeluruh, meskipun SMKK telah

memiliki dasar hukum yang kuat (Manihuruk, 2021).

Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik ingin mengidentifikasi

masalah tersebut dengan menuangkannya dalam sebuah tugas akhir

dengan judul : “Studi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi (SMKK) pada Perusahaan Konstruksi”.

6
1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diselesaikan dalam Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Sejauhmana pengaruh kebijakan PM PUPR No.10 Tahun 2021

terhadap peningkatan penerapan Sistem Manajemen K2 di perusahaan

konstruksi ?

2. Elemen kebijakan mana saja yang sangat dominan terhadap

peningkatan penerapan Sistem Manajemen K2 di perusahaan

konstruksi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis tingkat pengaruh kebijakan PM PUPR No. 10 Tahun

2021 terhadap peningkatan penerapan Sistem Manajemen K2 di

perusahaan konstruksi.

2. Menganalisis elemen kebijakan yang dominan terhadap peningkatan

penerapan Sistem Manajemen K2 di perusahaan konstruksi.

7
1.4 Manfaat Penelitian

Penyusunan tugas akhir ini diharapkan akan bermanfaat sebagai :

1. Bermanfaat bagi pemerintah terkait perbaikan kebijakan atau aturan

mengenai Sistem Manajemen K2 di Indonesia.

2. Bermanfaat bagi pihak-pihak dalam proyek konstruksi, dimana

diharapkan akan memudahkan pihak yang terkait dalam menerapkan

Sistem Manajemen K2 di perusahaan konstruksi.

3. Bermanfaat bagi penulis sebagai pengetahuan dan tambahan ilmu

mengenai penerapan Sistem Manajemen K2 di perusahaan

konstruksi,

4. Bahan refrensi bagi penilitian selanjutnya yang meniliti hal yang sama

di masa mendatang.

1.5 Batasan Masalah

1. Penelitian ini akan melibatkan para responden yang terlibat di

perusahan konstruksi yakni Manajer Proyek/Site Manager, Koordinator

dan Staff HSE, Quality Assurance/ Control, Ahli K3 dan Engineer/Staff

Engineer.

2. Penelitian ini akan berfokus pada PM PUPR No.10 Tahun 2021

tentang Pedoman Sistem Manajemen K2.

3. Objek penelitian ini adalah perusahaan jasa konstruksi.

8
1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir

ini adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diterangkan mengenai latar belakang studi yang

mendasari pengangkatan tema pada tugas akhir ini, permasalahan yang

berisi tentang masalah yang hendak dipecahkan oleh penulis, tujuan

yang ingin dicapai, manfaat yang diharapkan, batasan masalah untuk

mempersempit ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan yang

dipakai dalam tugas akhir ini.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis berpedoman pada beberapa

penelitian tentang kondisi penerapan SMKK di Indonesia.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang pendekatan teori yang telah dijabarkan dan cara

pengumpulan data dalam mengidentifikasi penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Konstruksi.

9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara

menganalisis hasil pengumpulan data kuesioner dan wawancara untuk

menentukan hal-hal yang menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi pada perusahaan konstruksi.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi penjelaskan hasil penelitian dan kesimpulan dari

penyelesaian masalah yang diangkat dan memberi saran bagi penelitian

selanjutnya.

10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)

Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk

mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan

standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang

menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan lingkungan. Sistem

Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) adalah bagian dari sistem

manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka menjamin

terwujudnya “keselamatan konstruksi”, yaitu pemenuhan standar

keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin

keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja, keselamatan publik dan lingkungan (Permen PUPR No 10 Tahun

2021).

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)

merupakan bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan

Konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.

Keselamatan Konstruksi diartikan segala kegiatan keteknikan untuk

mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan

11
standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang

menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja keselamatan publik,

harta benda, material, peralatan, konstruksi dan lingkungan. SMKK ini

mengadopsi ISO 45001:2018 dengan beberapa penyesuaian, khususnya

di sektor jasa konstruksi Indonesia pasca-terbitnya Undang-Undang No. 2

Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) sesuai

Permen PUPR No.10 Tahun 2021 terdiri dari 6 bab, yaitu: 1.Umum

2.Standar K4 (1.Umum 2.Rancangan Konseptual SMKK 3.Elemen SMKK

4.Penerapan SMKK 5.Unit Keselamatan Konstruksi 6.Risiko Keselamatan

Konstruksi) 3.Biaya Penerapan SMKK 4.Pembinaan dan Pengawasan

5.Peralihan 6.Penutup.

Terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan Keselamatan

Konstruksi sesuai dengan Permen PUPR No.10 tahun 2021 diantaranya :

a. Tahap Pengkajian dan perencanaan. Di tahap ini, pengguna perlu

menyusun Rancangan Konseptual SMKK. Pengguna dapat

meminta bantuan Konsultan Pengkajian dan Konsultan

Perencanaan. Isi dari Rancangan Konseptual SMKK berupa data

umum proyek, dan identifikasi keselamatan konstruksi mulai dari

aspek, deskripsi awal dan rekomendasi teknis.

12
b. Tahap Perancangan, dimana pada tahap perancangan sudah

muncul Detailed Engineering Design (DED) dan estimasi harganya.

Di sini harus disusun dokumen RKK Perancangan yang tentunya

lebih detil dari rancangan konseptual SMKK. Isinya antara lain

pernyataan pertanggungjawaban, metode pelaksanaan, identifikasi

bahaya, pengendalian risiko dan penetapan risiko pekerjaan,

rancangan panduan keselamatan, biaya keselamatan dan

kebutuhan personil.

c. Tahap Pengadaan, dimana pada tahap ini, RKK digunakan dalam

evaluasi teknis. Berdasarkan PM 14/2020, apabila peserta tidak

menyampaikan atau nilai perkiraan biaya penerapan SMKK

sebesar nol rupiah, maka dinyatakan gugur.

d. Tahap Pelaksanaan, dimana pada tahap ini, RKK dibahas oleh

penyedia jasa dan disetujui oleh pengguna jasa pada saat PCM.

Pengendalian RKK dilaksanakan melalui persyaratan dalam

pengajuan izin mulai kerja (job safety analysis dan rencana

pelaksanaan pekerjaan/method statement).

e. Tahap Pengawasan, dimana pada tahap ini, Konsultan Pengawas

atau Manajemen Konstruksi (MK) wajib menyusun RKK

Konsultansi, yang memuat antara lain:

13
• Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan

konstruksi.

• Perencanaan keselamatan konstruksi.

• Dukungan keselamatan konstruksi.

• Operasi keselamatan konstruksi

• Evaluasi kinerja keselamatan konstruksi.

SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Permen PUPR No 10

Tahun 2021 harus memenuhi standar keamanan, keselamatan,

kesehatan, dan keberlanjutan. Standar keamanan, keselamatan,

kesehatan, dan keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

harus memperhatikan:

a. keselamatan keteknikan konstruksi;

b. keselamatan dan kesehatan kerja;

c. keselamatan publik; dan

d. keselamatan lingkungan.

Keselamatan keteknikan konstruksi merupakan keselamatan terhadap

pemenuhan standar perencanaan, perancangan, prosedur dan mutu

hasil pelaksanaan, jasa konstruksi, mutu bahan, dan kelaikan peralatan.

mencakup pemenuhan terhadap:

14
a. standar perencanaan berupa pemenuhan semua aspek

persyaratan keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan

dalam hasil perencanaan;

b. standar perancangan berupa pemenuhan terhadap pedoman

teknis proses pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,

perawatan, dan pembongkaran yang telah ditetapkan;

c. standar prosedur dan mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi

merupakan persyaratan dan ketentuan tertulis khususnya aspek

Keselamatan Konstruksi yang dibakukan mengenai berbagai proses

dan hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi;

d. mutu bahan sesuai Standar Nasional Indonesia dan/atau standar

asing yang diakui oleh Pemerintah, dan telah ditetapkan dalam

kerangka acuan kerja; dan

e. kelaikan peralatan berdasarkan pedoman teknis peralatan sebagai

dasar pemenuhan kinerja operasi peralatan sesuai peruntukan

pekerjaan, baik peralatan yang beroperasi secara tunggal maupun

kombinasi.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja, termasuk tenaga kerja, penyedia jasa,

subpenyedia jasa, pemasok, dan pihak lain yang diizinkan memasuki

tempat kerja konstruksi yang mencakup pemenuhan terhadap:

15
a. hak tenaga kerja berupa perlindungan sosial tenaga kerja dalam

pelaksanaan Jasa Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

b. penjaminan dan pelindungan keselamatan dan kesehatan tenaga

kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja;

c. pencegahan penyebaran wabah penyakit dalam lingkungan kerja

dan sekitarnya;

d. pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS;

e. pencegahan penggunaan psikotropika; dan f. pengamanan

lingkungan kerja.

Keselamatan publik merupakan keselamatan masyarakat dan/atau

pihak yang berada di lingkungan dan sekitar tempat kerja yang

terdampak Pekerjaan Konstruksi yang mencakup pemenuhan tehadap :

a. standar keselamatan publik di sekitar tempat kegiatan

konstruksi;

b. upaya pencegahan kecelakaan kerja yang berdampak kepada

masyarakat di sekitar tempat kegiatan konstruksi; dan

c. pemahaman pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja di

sekitar tempat kegiatan konstruksi.

16
Keselamatan lingkungan merupakan keselamatan lingkungan yang

terdampak oleh Pekerjaan Konstruksi sebagai upaya menjaga kelestarian

lingkungan hidup dan kenyamanan lingkungan terbangun sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang mencakup pencegahan

terhadap:

a. terganggunya derajat kesehatan pekerja dan kesehatan

masyarakat di lingkungan sekitar Pekerjaan Konstruksi sebagai

akibat dampak pencemaran;

b. berubahnya dampak sosial masyarakat sebagai akibat kegiatan

konstruksi yang semakin padat di lingkungan Pekerjaan Konstruksi;

dan

c. rusaknya lingkungan sebagai akibat berkembangnya situasi

kepadatan kegiatan konstruksi yang menghasilkan limbah konstruksi

sehingga dapat menimbulkan pencemaran terhadap air, udara, dan

tanah.

Berdasarkan Permen PUPR No.10 Tahun 2021 bagian ketujuh

mengenai Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi,

dimana SMKK diterapkan pada tahapan :

17
a. Pemilihan Penyedia Jasa

b. Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi; dan

c. Serah terima pekerjaan

Penjabaran mengenai Penerapan SMKK pada tahap Pelaksanaan

Pekerjaan Konstruksi sesuai Permen PUPR No.10 Tahun 2021

dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


sesuai Permen PUPR No.10 Tahun 2021

No. Item Penerapan Sumber

Penerapan SMKK pada tahapan


pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pasal 24 ayat (1)
1 dilakukan dengan melaksanakan
Permen 10/2021
RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL,
dan RMLLP.
Pelaksanaan RKK, RMPK, Program
Mutu, RKPPL, dan RMLLP harus Pasal 24 ayat (2)
2
disesuaikan dengan lingkup pekerjaan Permen 10/2021
dan kondisi di lapangan.
RKK yang berupa RKK pelaksanaan,
RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan
RMLLP disampaikan oleh pelaksana
Pasal 24 ayat (3)
3 Pekerjaan Konstruksi untuk diperiksa,
Permen 10/2021
dibahas, atau direviu oleh konsultan
Pengawas/direksi teknis/Pengguna
Jasa.

18
RKK yang berupa RKK pelaksanaan ,
RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan
RMLLP yang telah diperiksa, dibahas,
atau direviu disetujui oleh Konsultan Pasal 24 ayat (4)
4
Manajemen Konstruksi dan/atau Permen 10/2021
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
pada saat rapat persiapan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.
Program Mutu, RKK yang berupa
RKK pengawasan dan RKK
manajemen penyelenggaraan
konstruksi disampaikan oleh
konsultan Pengawas atau Konsultan
Manajemen Konstruksi, diperiksa,
Pasal 24 ayat (5)
5 dibahas, atau direviu oleh pelaksana
Permen 10/2021
Pekerjaan Konstruksi/Pengguna Jasa,
dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi dan/atau
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
pada saat rapat persiapan
pelaksanaan Pekerjaan.
Dalam tahap pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi, RKK, RMPK, Program
Mutu, RKPPL, dan RMLLP harus Pasal 25 ayat (1)
6
disesuaikan dengan perubahan Permen 10/2021
lingkup dan kondisi pada saat
pelaksanaan pekerjaan
Penyesuaian RKK, RMPK, Program
Mutu, RKPPL, dan RMLLP harus Pasal 25 ayat (2)
7
mendapatkan persetujuan dari Permen 10/2021
Pengguna Jasa.
Pengguna Jasa melakukan
pengawasan pelaksanaan RKK,
RMPK, Program Mutu, RKPPL dan Pasal 25 ayat (3)
8
RMLLP, serta mengevaluasi kinerja Permen 10/2021
penerapan SMKK yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa.

19
Dalam melakukan pengawasan dan
evaluasi, Pengguna Jasa dapat
dibantu oleh Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi, ahli Pasal 25 ayat (4)
9
Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli Permen 10/2021
teknis yang terkait Keselamatan
Konstruksi, dan/atau petugas
Keselamatan Konstruksi.
Penyedia Jasa harus menerapkan
AKK untuk pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko besar
Pasal 26 ayat (1)
10 dan/atau sedang dan pekerjaan
Permen 10/2021
bersifat khusus sesuai dengan
metode kerja Konstruksi yang
terdapat dalam RKK.
Pekerjaan bersifat khusus paling
sedikit terdiri atas pekerjaan panas,
pengangkatan, ruang terbatas,
Pasal 26 ayat (2)
11 menyelam, malam hari, ketinggian
Permen 10/2021
lebih dari 1.8, perancah, radiography,
bertegangan listrik, dan penggalian
atau kedalaman.
AKK disusun oleh Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi, Ahli
Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli Pasal 26 ayat (3)
12
teknis yang terkait Keselamatan Permen 10/2021
Konstruksi, dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi
AKK harus ditinjau kembali oleh Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi, Ahli Keselamatan
Konstruksi, dan/atau tenaga ahli yang Pasal 26 ayat (4)
13
membidangi Keselamatan Konstruksi Permen 10/2021
dalam hal terjadi perubahan metode
kerja, situasi, pengamanan, dan
sumber daya manusia.

20
Hasil peninjauan kembali harus
mendapatkan persetujuan dari
Pasal 26 ayat (5)
14 Pengguna Jasa dan ahli teknik sesuai
Permen 10/2021
bidangnya yang ditunjuk oleh
Penyedia Jasa pelaksana konstruksi.
Dalam tahap pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, Rencana metode
pelaksanaan kerja, AKK serta rencana
Pasal 27 Permen
15 pemeriksaan dan pengujian
10/2021
merupakan komponen yang
digunakan sebagai bagian dari
persyaratan izin kerja.
Penyedia Jasa pelaksana konstruksi
melaporkan pelaksanaan RKK,
Pasal 28 ayat (1)
16 RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan
Permen 10/2021
RMLLP kepada Pengguna Jasa
sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
Laporan berupa laporan harian; Pasal 28 ayat (2)
17
mingguan dan akhir. Permen 10/2021
Laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilengkapi dengan Pasal 28 ayat (3)
18
dokumentasi foto dan/atau audio Permen 10/2021
visual.
Berdasarkan hasil pengawasan
pelaksanaan RKK, RMPK, Program
Mutu, RKPPL, dan RMLLP dan Pasal 29 ayat (1)
19
laporan , Pengguna Jasa Permen 10/2021
melaksanakan evaluasi kinerja
penerapan SMKK setiap bulan.
Evaluasi dilakukan untuk menjamin
kesesuaian dan keefektifan
Pasal 29 ayat (2)
20 pelaksanaan dan penerapan RKK,
Permen 10/2021
RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan
RMLLP.
Penyedia Jasa pelaksana konstruksi
harus melaksanakan peningkatan Pasal 29 ayat (3)
21
kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja Permen 10/2021
penerapan SMKK .

Sumber : (Permen PUPR No.10 Tahun 2021)

21
2.2 Perusahaan Konstruksi

Perusahaan konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi

yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan

pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu

bangunan atau bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan

dan pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan

keselamatan masyarakat pengguna bangunan tersebut. Jasa pekerjaan

konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan

perencanaan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup

pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan

masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu

bangunan atau bentuk fisik lain (Undang-undang no.18 tahun 1999).

Menurut Ervianto (2002) definisi perusahaan kontraktor adalah orang

atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang ditetapkan

berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang

ditetapkan.

Saat ini persaingan di dalam dunia konstruksi semakin tinggi

dikarenakan maraknya kontraktor asing yang mengambil alih

pelaksanaan konstruksi nasional namun tidak diimbangi dengan

peningkatan kontraktor Indonesia di luar negri. Data terakhir jumlah

22
kontraktor nasional di Indonesia yang mencapai 182.800 sedangkan 2

kontraktor asing yang ada di Indonesia berjumlah 258 (Ketua Umum

Gapensi, Soeharsojo, 2012).

Terkadang kontraktor kecil sering berhadapan dengan kontraktor

besar, semisal kontraktor yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara.

Hal itu disebabkan oleh karena klasifikasi kontraktor tidak membedakan

segmentasi dalam suatu persaingan lelang proyek. Dalam

pengklasifikasian kontraktor menurut Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintahan, terdapat 7 tingkatan. Tingkat satu adalah

kontraktor perorangan dan belum berbadan hukum, Tingkat 2-4 masuk

kategori kontraktor kecil yang hanya boleh menggarap proyek dengan

nilai maksimal Rp 2,5 miliar, sedangkan tingkat 5-7 tergolong kontraktor

non kecil yang bisa mengerjakan proyek yang nilainya di atas Rp 2,5

miliar (Ketua Umum Gapensi, Jawa Tengah, Oryxahadi, 2012).

2.3 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki

dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia

dan atau harta benda (Permenaker No. 03/MEN/1998). Pengertian lain

kecelakaan kerja adalah semua kejadian yang tidak direncanakan

yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan,

kerusakan atau kerugian lainnya (Standar AS/NZS 4801:2001).

23
Sedangkan definisi kecelakaan kerja menurut OHSAS

18001:2007 adalah kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan

yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari

keparahannya) kejadian kematian atau kejadian yang dapat

menyebabkan kematian.

Berikut ini beberapa pengertian kecelakaan kerja dari beberapa

sumber buku:

1. Menurut Suma'mur (2009), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian

atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap

manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.

2. Menurut Gunawan dan Waluyo (2015), kecelakaan adalah suatu

kejadian yang (tidak direncanakan) dan tidak diharapkan yang

dapat mengganggu proses produksi/operasi, merusak harta

benda/aset, mencederai manusia, atau merusak lingkungan.

3. Menurut Heinrich (1980), kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat

kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak

terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek,

bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau

kemungkinan akibat lainnya.

4. Menurut Reese (2009), kecelakaan kerja merupakan hasil

langsung dari tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman, yang

24
keduanya dapat dikontrol oleh manajemen. Tindakan tidak aman

dan kondisi tidak aman disebut sebagai penyebab langsung

(immediate/primary causes) kecelakaan karena keduanya adalah

penyebab yang jelas / nyata dan secara langsung terlibat pada

saat kecelakaan terjadi.

5. Menurut Tjandra (2008), kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan

yang terjadi pada saat seseorang melakukan pekerjaan.

Kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak direncanakan

yang disebabkan oleh suatu tindakan yang tidak berhati-hati atau

suatu keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya.

2.3.1 Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja

Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan

kerja, yaitu:

1. Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan

kerugian baik bagi manusia maupun terhadap harta benda.

2. Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum

menimbulkan kerugian.

3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian

ini hampir menimbulkan kejadian incident ataupun accident.

Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi

25
empat jenis, yaitu (Sedarmayanti, 2011):

1. Kecelakaan kerja akibat langsung kerja.

2. Kecelakaan pada saat atau waktu kerja.

3. Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan

sebaliknya, melalui jalan yang wajar).

4. Penyakit akibat kerja.

Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Suma’mur,1981):

1. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu

pengobatan pada hari itu dan bisa melakakukan pekerjaannya

kembali atau istirahat < 2 hari. Contoh: terpeleset, tergores, terkena

pecahan beling, terjatuh dan terkilir.

2. Kecelakaan kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang

memerlukan pengobatan dan perlu istirahat selama > 2 hari.

Contoh: terjepit, luka sampai robek, luka bakar.

3. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami

amputasi dan kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang

2.3.2 Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku personel yang kurang

hati-hati atau ceroboh atau bisa juga karena kondisi yang tidak aman,

apakah itu berupa fisik, atau pengaruh lingkungan (Widodo, 2015).

26
Berdasarkan hasil statistik, penyebab kecelakaan kerja 85%

disebabkan tindakan yang berbahaya (unsafe act) dan 15%

disebabkan oleh kondisi yang berbahaya (unsafe condition).

Penjelasan kedua penyebab kecelakaan kerja tersebut adalah sebagai

berikut (Ramli, 2010):

1. Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor

lingkungan fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin

tanpa pengaman, penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung

Diri (APD) tidak efektif, lantai yang berminyak, dan lain-lain.

2. Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau

kesalahan-kesalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti

ceroboh, tidak memakai alat pelindung diri, dan lain-lain, hal ini

disebabkan oleh gangguan kesehatan, gangguan penglihatan,

penyakit, cemas serta kurangnya pengetahuan dalam proses kerja,

cara kerja, dan lain-lain.

Kecelakaan kerja juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor sebagai

berikut (Rachmawati, 2008):

1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban,

cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara,

dan lain-lain.

2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan

27
benda-benda padat.

3. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh-

tumbuhan.

4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.

5. Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara

pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan

sebagainya.

2.3.3 Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa

faktor, antara lain sebagai berikut (Suma’mur, 2009):

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan pencegahan

kecelakaan kerja, yaitu:

1. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi

udara, pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan

pengaturan suhu udara ruang kerja.

2. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat

kerja yang dapat menjamin keselamatan.

28
3. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi

pengaturan penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan

mesin, penggunaan tempat dan ruangan.

b. Faktor Mesin dan peralatan kerja

Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang

baik dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan

yang baik terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada

bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian

yang berputar. Bila pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus

diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar atau tutup pengaman

tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap

mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja

dilindungi.

c. Faktor Perlengkapan kerja

Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus

terpenuhi bagi pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja,

kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok ukurannya

sehingga menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.

d. Faktor manusia

29
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan

kerja, mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja,

meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan

disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan

serta menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.

Kecelakaan kerja juga dapat dikurangi, dicegah atau dihindari dengan

menerapkan program yang dikenal dengan tri-E atau Triple E, yaitu

(Sedarmayanti,2011):

1. Engineering (Teknik). Engineering artinya tindakan pertama adalah

melengkapi semua perkakas dan mesin dengan alat pencegah

kecelakaan (safety guards) misalnya tombol untuk menghentikan

bekerjanya alat/mesin (cut of switches) serta alat lain, agar mereka

secara teknis dapat terlindungi.

2. Education (Pendidikan). Education artinya perlu memberikan

pendidikan dan latihan kepada para pegawai untuk menanamkan

kebiasaan bekerja dan cara kerja yang tepat dalam rangka

mencapai keadaan yang aman (safety) semaksimal mungkin.

3. Enforcement (Pelaksanaan). Enforcement artinya tindakan

pelaksanaan, yang memberi jaminan bahwa peraturan

pengendalian kecelakaan dilaksanakan.

30
2.4 Dasar Hukum Program Keselamatan Konstruksi (K2)

Peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja juga sudah diatur

dalam dasar-dasar hukum konstruksi. Adapun peraturan-peraturan terkait

Keselamatan dan kesehatan Kerja adalah.

1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

2. UU No. 13 Tahun 2010 tentang ketenagakerjaan dimana di dalam UU

tersebut memuat seluruh tentang ketenagakerjaan termasuk

keselamatan dan kesehatan kerja.

3. PP. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014 tentang

pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

(SMK3) konstruksi bidang pekerjaan umum.

5. UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

6. Permen PUPR No.10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem

Manajemen Keselamatan Konstruksi.

31
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian survey. Menurut Kerlinger 1996, penelitian survey adalah

penelitian yang dilakukan pada polulasi besar maupun kecil, tetapi

data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari

populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Ada tiga karakteristik utama dari survey yaitu informasi dikumpulkan

dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek

atau karakteristik tertentu, informasi dikumpulkan melalui pengajuan

pertanyaan baik tertulis maupun lisan dari suatu populasi, informasi

diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.

3.2 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono,90:2010). Sesuai dengan ruang lingkup

32
penelitian, populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah

perusahaan-perusahaan jasa konstruksi.

3.3 Sampel Data

Sampel pada penelitian ini adalah 12 Perusahaan yang

beregrak dalam bidang Jasa Konstruksi. Adapun daftar 12

Perusahaan Konstruksi dalam penelitian ini terdiri dari :

a. PT. BK

b. PT. TPT

c. PT. P

d. CV. RC

e. PT. MBN

f. PT. NKE

g. PT. APM

h. PT. DAK

i. PT. ICD

j. PT. WKS

k. PT. PKM

l. PT. OMK

33
3.4 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

MULAI

Studi Literatur

Penyebaran
Kuisioner

Analisa Kuisioner :

 Coding
 Uji Validitas,
Reabilitas, Normalitas
dan Linearitas
 Uji Analisa Regresi
 Uji Anova
 Uji T

Pembahasan

Kesimpulan

SELESAI

34
Gambar 3.2 Diagram Alir Analisa Data

Coding

Uji Instrumen

Uji Analisis
Regresi Linear
Sederhana

Valid
Tidak Hilangkan Variabel
Valid Tidak Valid

Uji Anova

Uji T

Pembahasan

Berdasarkan tujuan penelitian, untuk melihat sejauh mana pengaruh

Permen 10 Tahun 2021 terhadap peningkatan penerapan SMKK pada

perusahaan konstruksi digunakan analisis regresi menggunakan software

35
IBM SPSS ver 25.

Untuk mengetahui elemen yang dominan digunakan metode analisis

deskriptif. Hasil mean nantinya akan menunjukkan rangking tiap

instrumen yang akan menjadi tolak ukur dominan berpengaruh atau tidak

dominan berpengaruh. Secara singkat, proses pengujian dapat dilihat

pada diagram alir dibawah ini :

MULAI

Menjumlahkan hasil tiap instrumen dan merataka-ratakan hasil tiap


instrumen

Menghitung mean 1 dari rata-rata hasil tiap instrumen

Menghitung rata-rata instrumen yang lebih tinggi dari mean 1

Memilih instrumen yang lebih tinggi dari nilai mean (1)

Merangking instrumen dominan dari terbesar hingga terkecil

SELESAI

Gambar 3.3 Diagram Alir Mean dan Rangking

36
3.5 Pemilihan Strategi Penelitian

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala likert. Skala likert merupakan jenis skala yang

digunakan untuk mengukur variabel peneitian seperti sikap,

pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang (Drs.

Ridwan, M.B.A, Metode dan Teknik Menyusun Tesis).

Tingkat pengaruh kebijakan terhadap penerapan Sistem

Manajemen K2 pada perusahaan konstruksi yang diukur

berdasarkan skala likert terdiri dari 4 tingkat dimana pernyataan

netral dihilangkan karena dalam penelitian ini hanya berfokus

pada jawaban yang pasti.

Tabel 3.1 Skala Pengaruh Kebijakan terhadap


Penerapan Sistem Manajemen K2 di Perusahaan Konstruksi
1 2 3 4

Sangat Sangat
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
Sumber : (Drs. Ridwan, M.B.A, 2004)

Berdasarkan tabel diatas ditentukan indikator kebijakan

terhadap penerapan SMKK yan diambil dari literatur Permen 10

Tahun 2021 tentang pedoman Sistem Manajemen dan

Keselamatan Konstruksi (SMKK).

37
Berikut penjabaran skala pengaruh kebijakan terhadap

peningkatan kinerja SMKK di perusahaan konstruksi:

1. Sangat Rendah

Elemen tidak berpengaruh terhadap peningkatan penerapan

SMKK sehingga tidak diterapkan.

2. Rendah

Elemen berpengaruh kecil terhadap peningkatan penerapan

SMKK namun tidak memiliki evidence (dokumentasi maupun

file) melainkan hanya konfirmasi dari pihak terkait.

3. Tinggi

Elemen berpengaruh besar terhadap peningkatan

penerapan SMKK dan diterapkan namun tidak memiliki

evidence (dokumentasi maupun file) melainkan hanya

konfirmasi dari pihak terkait.

4. Sangat Tinggi

Elemen berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan

penerapan SMKK sehingga diterapkan dengan baik dan

dibuktikan dengan evidence (dokumentasi maupun file).

38
3.6 Operasionalisasi Variabel

3.6.1 Variabel Independent

Tabel 3.2 Variabel Independent

Kode Indikator Sumber

Penerapan SMKK pada tahapan


pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pasal 24 ayat (1)
X1.1 dilakukan dengan melaksanakan
Permen 10/2021
RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL,
dan RMLLP.
Pelaksanaan RKK, RMPK, Program
Mutu, RKPPL, dan RMLLP harus Pasal 24 ayat (2)
X1.2
disesuaikan dengan lingkup pekerjaan Permen 10/2021
dan kondisi di lapangan.
RKK yang berupa RKK pelaksanaan,
RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan
RMLLP disampaikan oleh pelaksana
Pasal 24 ayat (3)
X1.3 Pekerjaan Konstruksi untuk diperiksa,
Permen 10/2021
dibahas, atau direviu oleh konsultan
Pengawas/direksi teknis/Pengguna
Jasa.
RKK yang berupa RKK pelaksanaan ,
RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan
RMLLP yang telah diperiksa, dibahas,
atau direviu disetujui oleh Konsultan Pasal 24 ayat (4)
X1.4
Manajemen Konstruksi dan/atau Permen 10/2021
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
pada saat rapat persiapan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

39
Program Mutu, RKK yang berupa
RKK pengawasan dan RKK
manajemen penyelenggaraan
konstruksi disampaikan oleh
konsultan Pengawas atau Konsultan
Manajemen Konstruksi, diperiksa,
Pasal 24 ayat (5)
X1.5 dibahas, atau direviu oleh pelaksana
Permen 10/2021
Pekerjaan Konstruksi/Pengguna Jasa,
dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi dan/atau
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
pada saat rapat persiapan
pelaksanaan Pekerjaan.
Dalam tahap pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi, RKK, RMPK, Program
Mutu, RKPPL, dan RMLLP harus Pasal 25 ayat (1)
X1.6
disesuaikan dengan perubahan Permen 10/2021
lingkup dan kondisi pada saat
pelaksanaan pekerjaan
Penyesuaian RKK, RMPK, Program
Mutu, RKPPL, dan RMLLP harus Pasal 25 ayat (2)
X1.7
mendapatkan persetujuan dari Permen 10/2021
Pengguna Jasa.
Pengguna Jasa melakukan
pengawasan pelaksanaan RKK,
RMPK, Program Mutu, RKPPL dan Pasal 25 ayat (3)
X1.8
RMLLP, serta mengevaluasi kinerja Permen 10/2021
penerapan SMKK yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa.
Dalam melakukan pengawasan dan
evaluasi, Pengguna Jasa dapat
dibantu oleh Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi, ahli Pasal 25 ayat (4)
X1.9
Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli Permen 10/2021
teknis yang terkait Keselamatan
Konstruksi, dan/atau petugas
Keselamatan Konstruksi.

40
Penyedia Jasa harus menerapkan
AKK untuk pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko besar
Pasal 26 ayat (1)
X1.10 dan/atau sedang dan pekerjaan
Permen 10/2021
bersifat khusus sesuai dengan
metode kerja Konstruksi yang
terdapat dalam RKK.
Pekerjaan bersifat khusus paling
sedikit terdiri atas pekerjaan panas,
pengangkatan, ruang terbatas,
Pasal 26 ayat (2)
X1.11 menyelam, malam hari, ketinggian
Permen 10/2021
lebih dari 1.8, perancah, radiography,
bertegangan listrik, dan penggalian
atau kedalaman.
AKK disusun oleh Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi, Ahli
Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli Pasal 26 ayat (3)
X1.12
teknis yang terkait Keselamatan Permen 10/2021
Konstruksi, dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi
AKK harus ditinjau kembali oleh Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi, Ahli Keselamatan
Konstruksi, dan/atau tenaga ahli yang Pasal 26 ayat (4)
X1.13
membidangi Keselamatan Konstruksi Permen 10/2021
dalam hal terjadi perubahan metode
kerja, situasi, pengamanan, dan
sumber daya manusia.
Hasil peninjauan kembali harus
mendapatkan persetujuan dari
Pasal 26 ayat (5)
X1.14 Pengguna Jasa dan ahli teknik sesuai
Permen 10/2021
bidangnya yang ditunjuk oleh
Penyedia Jasa pelaksana konstruksi.
Dalam tahap pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, Rencana metode
pelaksanaan kerja, AKK serta rencana
Pasal 27 Permen
X1.15 pemeriksaan dan pengujian
10/2021
merupakan komponen yang
digunakan sebagai bagian dari
persyaratan izin kerja.

41
Penyedia Jasa pelaksana konstruksi
melaporkan pelaksanaan RKK,
Pasal 28 ayat (1)
X1.16 RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan
Permen 10/2021
RMLLP kepada Pengguna Jasa
sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
Laporan berupa laporan harian; Pasal 28 ayat (2)
X1.17
mingguan dan akhir. Permen 10/2021
Laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilengkapi dengan Pasal 28 ayat (3)
X1.18
dokumentasi foto dan/atau audio Permen 10/2021
visual.
Berdasarkan hasil pengawasan
pelaksanaan RKK, RMPK, Program
Mutu, RKPPL, dan RMLLP dan Pasal 29 ayat (1)
X1.19
laporan , Pengguna Jasa Permen 10/2021
melaksanakan evaluasi kinerja
penerapan SMKK setiap bulan.
Evaluasi dilakukan untuk menjamin
kesesuaian dan keefektifan
Pasal 29 ayat (2)
X1.20 pelaksanaan dan penerapan RKK,
Permen 10/2021
RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan
RMLLP.
Penyedia Jasa pelaksana konstruksi
harus melaksanakan peningkatan Pasal 29 ayat (3)
X1.21
kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja Permen 10/2021
penerapan SMKK .

Sumber : (Olah Data, 2021)

42
3.6.2 Variabel dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah seberapa besar

peningkatan penerapan SMKK sesuai Permen 10 Tahun 2021

tentang SMKK. Berikut penjelasan mengenai skor pada variabel

dependel pada tabe 3.2 di bawah ini :

Tabel 3.3 Skor Variabel Y

1 2 3 4
Sangat
Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Rendah
Y≤5 5 < Y < 10 11 < Y < 20 Y ≥ 21

Sumber : (Tryandana, 2010)

3.7 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Sekunder

Data sekunder literatur-literatur yang berhubungan

dengan tentang Sistem Manajemen K2 dan Permen 10 Tahun

2021 seperti buku, modul, jurnal dan penelitian terdahulu.

2. Data Primer

Data primer diperoleh dari hadil observasi dengan cara

wawancara pengambilan dokumentasi, dan membagikan

43
kuisioner pada pihak-pihak perusahaan konstruksi yang dapat

memberikan data atau informasi yang berhubungan dengan

penulisan tugas akhir ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakuakan peneliti

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Yaitu proses pengumpukan informasi dari literatur-

literatur seperti buku, jurnal, penelitian terdahulu tentang

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dan Permen

PUPR No.10 Tahun 2021.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

wawancara langsung dengan responden. Wawancara yang

dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, menurut

Sugiyono (2008) wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya.

44
3. Angket.Kuisioner

Kuisioner dibagikan dan diberikan kepada pihak yang

terkait sesuai dengan populasi yaitu Site Manager, Koordinator

dan Staff HSE, Quality Assurance/Control, dan Engineer.

Daftar pertanyaan kuisioner dibuat berdasarkan kebijakan

Permen PUPR No.10 Tahun 2021. Secara garis besar

kuisioner ini diajukan kepada tenaga ahli yang telah

direkomendasikan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek

adalah sebagai berikut :

a. Profil umum pengisi kuisioner

Pada bagian ini pertanyaan mengarah pada perihal

umum terhadap responden seperti posisi pekerjaan dalam

proyek serta lama dan pengalaman bekerja di dunia

konstruksi.

b. Pertanyaan kuisioner

Bagian ini berisikan pertanyaan mengenai peraturan

kebijakan K2 pada perusahaan kosntruksi.

45
3.9 Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keandalan suatu alat ukur (Arikunto, 1995:63-69). Uji validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

keaslian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid memiliki

validitas yang tinggi, sebalikanya instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah. Dalam penentuan layak atau

tidaknya suatu item yang akan digunakan, pada penelitian ini

dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada tahap

signifikansi 0.05, artinya variabel penlitian dianggap valid jika

berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Suatu Instrumen dikatakan valid diketahui dengan cara

membandingkan angka r hitung dengan r tabel. Jika nilai r

hitung lebih besar dari nilai r tabel, maka datanya valid.

b. Uji Reabilitas

Menurut Arikunto (2002), reabulitas adalah suatu

instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang reliable diambil beberapa kalipun hasilnya

akan tetap sama dan instrumen harus cukup baik sehingga

46
mampu mengungkapkan data yang bias dipercaya. Menurut

Santos (2005:251) instrumebt dikatakan reliabel jika nilai

Crombach Alpha > 0,60.

c. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variable terikat dan bebas keduanya terdistribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal.

Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji

Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikasi dari uji Kolmogorov-

Smirnov lebih besar dari 0,05, maka terdistribusi normal dan

jika sebaliknya terdistribusi tidak normal.

3.10 Metode Analisis Data

Data dan informasi yang dikumpulkan dari kuisioner ini

diharapkan dapat menghasilkan analisis yang tepat yaitu

sejauhmana pemahaman perusahaan konstruksi terhadap

Permen PUPR No.10 Tahun 2021) tentang SMKK, elemen

kebijakan mana saja yang sangat dominan diketahui pada

47
perusahaan konstruksi terkait Permen PUPR No.10 Tahun

2021 tentang SMKK.

a. Analisis Regresi

Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu

menggunakan metode regresi linear sederhana. Menurut

Sugiyono (2013), uji regresi linear sederhana adalah pengujian

terhadap data yang mana terdiri dari dua variabel, yaitu

variabel independen dan satu variabel dependen, dimana

variabel tersebut bersifat kausal (berpengaruh). Persamaan

dari regresi linear sederhana adalah:

Y= 𝒂 + 𝒃𝑿 + 𝒆

Ket : Y = Peningkatan kinerja penerapan SMKK

(Variabel dependen)

X = Permen 10 Tahun 2021 (Variabel independen)

e = Error term

a = Konstanta

b = Angka arah koefisien regresi, yang menunjukkan

angka peningkatan atau penurunanvariabel dependen yang

didasaarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik,

dan b (-) maka terjadi peneurunan X = subjek pada variabel

independen yang mempunyai nilai tertentu.

48
b. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat

secara bersama-sama (Sugiyono, 2005:250) yaitu dengan

membandingkan antara F hitung dengan F tabel pada tingkat

kepercayaan 5% apabila F hitung > F tabel maka semua

variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel terikat. Analisis ini diolah dengan SmartPLS.

c. Analisa Deskriptif

Analisa Deskriptif adalah metode analisis yang digunakan

untuk mendapatkan nilai rata-rata, nilai minimum, dan nilai

maksimum, dari masing-masing variabel. Dari nilai rata-rata

nantinya maka diharapkan akan didapat kesimpulan

sementara dari pertanyaan penelitian.

49
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Umum Pengisi Kuisioner

Penyebaran kuisioner dilakukan ke perusahaan-perusahaan jasa

konstruksi dimana penyebaran kuisioner ini dilakukan dengan wawancara

langsung. Perusahaan-perusahaan jasa konstruksi yang menjadi sebaran

kuisioner diberikan inisial diantaranya PT. BK, PT. TPT, PT. P, CV. RC,

PT. MBN, PT. NKE, PT. APM, PT. DAK, PT. ICD, PT. WKS, PT. PKM,

PT. OMK. Sehingga didapatkan total seluruh responden sebaran

kuisioner yakni 12 responden perusahaan jasa konstruksi.

Berikut adalah uraian data-data profil responden berdasarkan jabatan

dan pendidikan terakhir.

Tabel 4.1 Profil Umum Responden

Pengalaman
Pendidikan
Responden Kerja Jabatan
R1 S2 >10 tahun Project Manajer
R2 S2 >10 tahun OHSE Manager
R3 S1 >10 tahun OHSE Manager
R4 S2 >10 tahun Project Manajer
R5 S1 >10 tahun Project Manajer
R6 S1 >10 tahun OHSE Manager
R7 S1 >10 tahun OHSE Officer
R8 S1 >10 tahun Project Manajer
R9 S1 >10 tahun Ahli Staff K3
R10 S1 ≤ 5 tahun Ahli Staff K3
R11 S1 >10 tahun Ahli Staff K3
R12 S1 ≤ 5 tahun Ahli Staff K3
Sumber : Olah Data, 2021

50
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 12

responden, melalui penyebaran kuisioner yang terdiri dari 21 variabel,

maka dapat diperoleh gambaran umum tentang karakterisitik responden.

Analisis ini dilahat dari pendidikan, pengalaman kerja dan jabatan.

a. Berdasarkan Jabatan Responden

Project Manajer OHSE Manajer


OHSE Officer Ahli Staff K3

33% 34%

8% 25%

Gambar 4.1 Jabatan Responden

Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa sebaran data yang

dikelompokkan berdasarkan jabatan responden, diketahui bahwa 34 %

responden memiliki jabatan Project Manajer, 33% responden dengan

jabatan Ahli Staff K3, 25% responden dengan jabatan OHSE Manajer

dan sebanyak 8 % responden dengan jabatan OHSE Officer. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa sebanyak 67% (Project Manajer & Ahli Staff

K3) responden ini benar-benar valid untuk menjadi representatif dari

perusahaan konstruksi untuk dimintai keterangan.

51
b. Berdasarkan Pendidikan Responden

S2 S1

25%
75%

Gambar 4.2 Pendidikan Responden

Gambar 4.2 menunjukann bahwa responden sebagian besar

berpendidikan S1 yakni sebesar 75%, sedangkan sebesar 25%

responden berpendidikan S2.

c. Berdasarkan Pengalaman Kerja Responden

≤ 5 tahun > 10 tahun


17%

83%

Gambar 4.3 Pengalaman Kerja Responden

Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa sebaran data yang

dikelompokkan berdasarkan pengalaman kerja responden, diketahui

52
bahwa sebanyak 17% responden memiliki pengalaman kerja kurang dari

5 tahun dan sebanyak 83% responden memiliki pengalaman kerja lebih

dari 10 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memang

terdiri dari pihak-pihak yang cukup berpengalaman di perusahaan

konstruksi.

4.2 Uji Instrumen Penelitian

4.2.1 Uji Validitas

Untuk uji validitas, pengujian menggunakan taraf signifikansi 0,05.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut (Dr. Ridwan,M.B.A,2004) :

a. Jika r hitung ≥ r tabel (sig. 0.05) maka instrument atau item-item

pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan

valid).

b. Jika r hitung < r tabel (sig 0.05) maka instrument atau item-item

pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan

tidak valid).

Tabel 4.2 Uji Validitas

Variabel r hitung r tabel Ket


X1.1 0.803 0.576 Valid
X1.2 0.734 0.576 Valid
X1.3 0.595 0.576 Valid
X1.4 0.763 0.576 Valid
X1.5 0.711 0.576 Valid
X1.6 0.534 0.576 Tidak Valid

53
X1.7 0.958 0.576 Valid
X1.8 0.860 0.576 Valid
X1.9 0.672 0.576 Valid
X1.10 0.734 0.576 Valid
X1.11 0.034 0.576 Tidak Valid
X1.12 0.958 0.576 Valid
X1.13 0.849 0.576 Valid
X1.14 0.672 0.576 Valid
X1.15 0.849 0.576 Valid
X1.16 0.711 0.576 Valid
X1.17 0.682 0.576 Valid
X1.18 0.687 0.576 Valid
X1.19 0.958 0.576 Valid
X1.20 0.711 0.576 Valid
X1.21 0.626 0.576 Valid
Sumber : Olah Data SPSS, 2021

Berdasarkan Uji Validitas diatas, mengacu pada ketentuan r tabel dan

r hitung, dimana r tabel harus lebih besar dari r hitung maka dari tabel

diatas, terdapat 20 intrumen yang dikatakan valid dan terdapat 2

instrumen yang tidak valid yaitu X1.6 Dalam tahap pelaksanaan

Pekerjaan Konstruksi, RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP

harus disesuaikan dengan perubahan lingkup dan kondisi pada saat

pelaksanaan pekerjaan dan X1.11 Pekerjaan bersifat khusus paling

sedikit terdiri atas pekerjaan panas, pengangkatan, ruang terbatas,

menyelam, malam hari, ketinggian lebih dari 1.8, perancah, radiography,

bertegangan listrik, dan penggalian atau kedalaman.

54
Adanya ketidakvalidan data diatas disebabkan karena kondisi setiap

perusahaan konstruksi yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya

perbedaan hasil jawaban responden. Beragamnya jawaban responden

dari 2 instrumen diatas menyebabkan kedua instrument tersebut tidak

valid secara statistik. Instrumen yang dinyatakan tidak valid, maka tidak

dapat digunakan untuk analisa lebih lanjut.

4.2.2 Uji Reabilitas

Uji Reabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari

alat ukut yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut akurat,

stabil, dan konsisten. Intrument yang digunakan dalam penelitian ini

dikatakan reliable apabila memiliki cronbach’s alpha lebih dari 0,6.

Tabel 4.3 Uji Reabilitas

Cronbach’s Alpha If
Variabel Item Deleted
X1.1 0.952
X1.2 0.953
X1.3 0.955
X1.4 0.952
X1.5 0.953
X1.6 0.956
X1.7 0.950
X1.8 0.951
X1.9 0.954
X1.10 0.953

55
X1.11 0.959
X1.12 0.950
X1.13 0.951
X1.14 0.954
X1.15 0.951
X1.16 0.953
X1.17 0.954
X1.18 0.954
X1.19 0.950
X1.20 0.953
X1.21 0.954
Sumber : Olah Data SPSS, 2021

Tabel 4.4 Reability Statistics

Reability Statistics
Cronbach’s N of Items
Alpha
0.955 21
Sumber : Olah Data SPSS, 2021

Berdasarkan tabel 4.4 ditunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach

menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan

bahwa reabilitas kuisioner untuk masing-masing instrument dapat

diandalkan atau dapat dipercaya.

4.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variable terikat dan bebas terdistribusi normal atau tidak. Metode yang

digunakan untuk menguji normalitas adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Jika

56
nilai signifikasi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05 maka model

regresi terdistribusi normal.

Tabel 4.5 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 12
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 3.84241189
Most Extreme Differences Absolute .161
Positive .152
Negative -.161
Test Statistic .161
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Olah Data SPSS, 2021

Dari tabel diatas diketahui nilai signifikasi uji Kolmogorov-Smirnov 0,200

> 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi variabel terikat

dan bebas terdistribusi normal.

57
4.2.4 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui model yang dibuktikan

merupakan model linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan

menggunakan curve estimate, yaitu gambaran hubungan linear antara

variabel X dengan variabel Y. jika nilai signifikansi f > 0.05, maka variabel

X tersebut memiliki hubungan linear dengn Y, dengan hasil ditunjukkan

sebagai tabel berikut.

Tabel 4.6 Uji Linearitas

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
YBetween (Combined) 21.167 6 3.528 35.278 .001
Groups Linearity 20.721 1 20.721 207.209 .000
* Deviation from .446 5 .089 .892 .549
Linearity
XWithin Groups .500 5 .100
Total 21.667 11

Sumber : Olah Data SPSS, 2021

Dari tabel 4.5 diketahui nilai Sig. Deviation from Linearity sebesar

0.549 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

linear antara variabel X dan variabel Y.

58
4.3 Analisis Data

4.3.1 Hasil Analisa Regresi

Pengujian regresi linear bertujuan untuk mengukur seberapa

besar pengaruh PM PUPR No.10 Tahun 2021 (X) terhadap

peningkatan penerapan SMKK (Y) seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Regresi

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 5.965 .874 6.825 .000
X .179 .012 .978 14.802 .000
a. Dependent Variable: Y

Sumber : Olah Data SPSS, 2021

Dari hasil tabel 4.7 Tabel koefisien regresi menunjukkan nilai

koefisien dalam persamaan regresi linear. Nilai persamaan yang

diapakai adalah yang berada pada kolom B (koefisien). Standart

persamaan regresi linear sederhana adalah dapat diperoleh hasil

sebagai berikut :

Y = 5,965 + 0,179 + 0,05

59
Dari hasil analisis regresi linear diperoleh hasil bahwa variabel

X (PM PUPR No.10 Tahun 2021) berpengaruh terhadap variabel Y

(peningkatan penerapan SMKK) secara linear.

Konstanta sebesar 0,179 artinya apabila item pada PM PUPR

No. 10 tahun 2021 (X) ditingkatkan 1 satuan, maka penerapan SMKK

juga mengalami peningkatan sebesar 0,179 satuan. Koefisien bernilai

positif artinya ada hubungan yang searah antara item di PM PUPR No.

10 Tahun 2021 dan penerapan SMKK. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap peningkatan pada PM PUPR No.10 Tahun 2021, akan diikuti

oleh peningkatan penerapan Sistem Manajemen K2 di Perusahaan

Konstruksi.

Hasil analisis diatas menunjukkan keseluruhan variabel bernilai

positif artinya setiap peningkatan penerapan SMKK sesuai dengan PM

PUPR No. 10 Tahun 2021 akan diikuti oleh Peningkatan Sistem

Manajemen K2 di Perusahaan Konstruksi.

a. Uji F (Uji Koefisien Regresi Secara Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

60
Hasil uji pengaruh variabel X secara bersama-sama terhadap

variabel Y dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1Regression 20.721 1 20.721 219.085 .000
Residual .946 10 .095
Total 21.667 11
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X

Sumber : Olah Data SPSS, 2021

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh nilai F hitung sebesar 7,467

dengan nilai Sig. sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai nilai

Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Artinya, variabel-variabel PM

PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang SMKK berpengaruh secara

simultan terhadap peningkatan Penerapan Sistem Manajemen K2 di

Perusahaan Konstruksi.

Adapun berdasarkan hasil identifikasi rekapitulasi dari

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) pada

12 perusahaan konstruksi dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

61
Tabel 4.9 Hasil Identifikasi Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Kosntruksi (SMKK) di Perusahaan Kosntruksi

Penerapan
Kode Indikator Keterangan
Ya Tidak
Penerapan
SMKK pada
tahapan
pelaksanaan
Pekerjaan
Konstruksi
X1 12 0
dilakukan dengan
melaksanakan
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL, dan
RMLLP.
Pelaksanaan
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL, dan
RMLLP harus
X2 11 1
disesuaikan
dengan lingkup
pekerjaan dan
kondisi di
lapangan.
RKK yang berupa
RKK
pelaksanaan,
RMPK, Program
Mutu, RKPPL,
dan RMLLP
disampaikan oleh
X3 pelaksana 12 0
Pekerjaan
Konstruksi untuk
diperiksa,
dibahas, atau
direviu oleh
konsultan
Pengawas/direksi

62
teknis/Pengguna
Jasa.

RKK yang berupa


RKK
pelaksanaan ,
RMPK, Program
Mutu, RKPPL,
dan RMLLP yang
telah diperiksa,
dibahas, atau
direviu disetujui
oleh Konsultan
X4 11 1
Manajemen
Konstruksi
dan/atau
Pengguna Jasa
dan Penyedia
Jasa pada saat
rapat persiapan
pelaksanaan
Pekerjaan
Konstruksi.
Program Mutu,
RKK yang berupa
RKK
pengawasan dan
RKK manajemen
penyelenggaraan
konstruksi
X5 12 0
disampaikan oleh
konsultan
Pengawas atau
Konsultan
Manajemen
Konstruksi,
diperiksa,

63
dibahas, atau
direviu oleh
pelaksana
Pekerjaan
Konstruksi/Pengg
una Jasa, dan
disetujui oleh
Konsultan
Manajemen
Konstruksi
dan/atau
Pengguna Jasa
dan Penyedia
Jasa pada saat
rapat persiapan
pelaksanaan
Pekerjaan.
Dalam tahap
pelaksanaan
Pekerjaan
Konstruksi, RKK,
RMPK, Program
Mutu, RKPPL,
dan RMLLP
X6 harus 9 3
disesuaikan
dengan
perubahan
lingkup dan
kondisi pada saat
pelaksanaan
pekerjaan

Penyesuaian
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL, dan
X7 12 0
RMLLP harus
mendapatkan
persetujuan dari
Pengguna Jasa.

64
Pengguna Jasa
melakukan
pengawasan
pelaksanaan
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL dan
X8 RMLLP, serta 11 1
mengevaluasi
kinerja
penerapan SMKK
yang
dilaksanakan
oleh Penyedia
Jasa.
Dalam
melakukan
pengawasan dan
evaluasi,
Pengguna Jasa
dapat dibantu
oleh Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
X9 Konstruksi, ahli 8 4
Keselamatan
Konstruksi,
tenaga ahli teknis
yang terkait
Keselamatan
Konstruksi,
dan/atau petugas
Keselamatan
Konstruksi.
Penyedia Jasa
harus
menerapkan AKK
untuk pekerjaan
X10 10 2
yang mempunyai
tingkat risiko
besar dan/atau
sedang dan

65
pekerjaan bersifat
khusus sesuai
dengan metode
kerja Konstruksi
yang terdapat
dalam RKK.

Pekerjaan
bersifat khusus
paling sedikit
terdiri atas
pekerjaan panas,
pengangkatan,
ruang terbatas,
menyelam,
X11 malam hari, 11 1
ketinggian lebih
dari 1.8,
perancah,
radiography,
bertegangan
listrik, dan
penggalian atau
kedalaman.
AKK disusun
oleh Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Konstruksi, Ahli
Keselamatan
Konstruksi,
X12 10 2
tenaga ahli teknis
yang terkait
Keselamatan
Konstruksi,
dan/atau Petugas
Keselamatan
Konstruksi

66
AKK harus
ditinjau kembali
oleh Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Konstruksi, Ahli
Keselamatan
Konstruksi,
dan/atau tenaga
ahli yang
X13 10 2
membidangi
Keselamatan
Konstruksi dalam
hal terjadi
perubahan
metode kerja,
situasi,
pengamanan,
dan sumber daya
manusia.
Hasil peninjauan
kembali harus
mendapatkan
persetujuan dari
Pengguna Jasa
X14 dan ahli teknik 12 0
sesuai bidangnya
yang ditunjuk
oleh Penyedia
Jasa pelaksana
konstruksi.
Dalam tahap
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi,
Rencana metode
X15 pelaksanaan 12 0
kerja, AKK serta
rencana
pemeriksaan dan
pengujian
merupakan

67
komponen yang
digunakan
sebagai bagian
dari persyaratan
izin kerja.

Penyedia Jasa
pelaksana
konstruksi
melaporkan
pelaksanaan
RKK, RMPK,
X16 Program Mutu, 11 1
RKPPL, dan
RMLLP kepada
Pengguna Jasa
sesuai dengan
kemajuan
pekerjaan.

Laporan berupa
laporan harian;
X17 10 2
mingguan dan
akhir.

Laporan
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2)
X18 dilengkapi 12 0
dengan
dokumentasi foto
dan/atau audio
visual.

68
Berdasarkan
hasil
pengawasan
pelaksanaan
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL, dan
X19 9 3
RMLLP dan
laporan ,
Pengguna Jasa
melaksanakan
evaluasi kinerja
penerapan SMKK
setiap bulan.
Evaluasi
dilakukan untuk
menjamin
kesesuaian dan
keefektifan
X20 9 3
pelaksanaan dan
penerapan RKK,
RMPK, Program
Mutu, RKPPL,
dan RMLLP.
Penyedia Jasa
pelaksana
konstruksi harus
melaksanakan
X21 peningkatan 12 0
kinerja sesuai
hasil evaluasi
kinerja
penerapan SMKK

Sumber : Olah Data, 2021

69
4.3.2 Mean dan Ranking

Nilai akhir didapatkan dari jumlah dan rata-rata dari hasil

kuisioner yang disebarkan. Penyusunan sesuai peringkatnya, dari

yang terbesar hingga terkecil untuk mengetahui Elemen kebijakan PM

PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang SMKK mana saja yang sangat

dominan terhadap peningkatan penerapan Sistem Manajemen K2 di

perusahaan Konstruksi. Lalu langkah berikutnya adalah mencari

elemen-elemen (instrument) yang berada di atas nilai rata-rata (mean)

dari nilai akhir faktornya.

Tabel 4.10 Nilai Mean dan Ranking Tiap Instrumen

Kode Indikator Mean Rank Keterangan

Penerapan
SMKK pada
tahapan
pelaksanaan
Pekerjaan
Konstruksi
X1 3,417 7
dilakukan dengan
melaksanakan
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL, dan
RMLLP.

70
Pelaksanaan
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL, dan
RMLLP harus
X2 3,417 8
disesuaikan
dengan lingkup
pekerjaan dan
kondisi di
lapangan.
RKK yang berupa
RKK
pelaksanaan,
RMPK, Program
Mutu, RKPPL,
dan RMLLP
disampaikan oleh
pelaksana
X3 Pekerjaan 3,417 9
Konstruksi untuk
diperiksa,
dibahas, atau
direviu oleh
konsultan
Pengawas/direksi
teknis/Pengguna
Jasa.
RKK yang berupa
RKK
pelaksanaan ,
RMPK, Program
Mutu, RKPPL,
dan RMLLP yang
telah diperiksa,
X4 dibahas, atau 3,333 15
direviu disetujui
oleh Konsultan
Manajemen
Konstruksi
dan/atau
Pengguna Jasa
dan Penyedia

71
Jasa pada saat
rapat persiapan
pelaksanaan
Pekerjaan
Konstruksi.

Program Mutu,
RKK yang berupa
RKK
pengawasan dan
RKK manajemen
penyelenggaraan
konstruksi
disampaikan oleh
konsultan
Pengawas atau
Konsultan
Manajemen
Konstruksi,
diperiksa,
dibahas, atau
X5 direviu oleh 3,417 10
pelaksana
Pekerjaan
Konstruksi/Pengg
una Jasa, dan
disetujui oleh
Konsultan
Manajemen
Konstruksi
dan/atau
Pengguna Jasa
dan Penyedia
Jasa pada saat
rapat persiapan
pelaksanaan
Pekerjaan.

72
Dalam tahap
pelaksanaan
Pekerjaan
Konstruksi, RKK,
RMPK, Program
Mutu, RKPPL,
dan RMLLP
X6 harus 3,583 2
disesuaikan
dengan
perubahan
lingkup dan
kondisi pada saat
pelaksanaan
pekerjaan

Penyesuaian
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL, dan
X7 3,250 17
RMLLP harus
mendapatkan
persetujuan dari
Pengguna Jasa.

Pengguna Jasa
melakukan
pengawasan
pelaksanaan
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL dan
X8 RMLLP, serta 3,333 16
mengevaluasi
kinerja
penerapan SMKK
yang
dilaksanakan
oleh Penyedia
Jasa.

73
Dalam
melakukan
pengawasan dan
evaluasi,
Pengguna Jasa
dapat dibantu
oleh Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
X9 Konstruksi, ahli 3,583 3
Keselamatan
Konstruksi,
tenaga ahli teknis
yang terkait
Keselamatan
Konstruksi,
dan/atau petugas
Keselamatan
Konstruksi.
Penyedia Jasa
harus
menerapkan AKK
untuk pekerjaan
yang mempunyai
tingkat risiko
besar dan/atau
X10 3,417 11
sedang dan
pekerjaan bersifat
khusus sesuai
dengan metode
kerja Konstruksi
yang terdapat
dalam RKK.
Pekerjaan
bersifat khusus
paling sedikit
terdiri atas
X11 pekerjaan panas, 3,917 1
pengangkatan,
ruang terbatas,
menyelam,
malam hari,

74
ketinggian lebih
dari 1.8,
perancah,
radiography,
bertegangan
listrik, dan
penggalian atau
kedalaman.
AKK disusun
oleh Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Konstruksi, Ahli
Keselamatan
Konstruksi,
X12 3,250 18
tenaga ahli teknis
yang terkait
Keselamatan
Konstruksi,
dan/atau Petugas
Keselamatan
Konstruksi
AKK harus
ditinjau kembali
oleh Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Konstruksi, Ahli
Keselamatan
Konstruksi,
dan/atau tenaga
ahli yang
X13 3,167 20
membidangi
Keselamatan
Konstruksi dalam
hal terjadi
perubahan
metode kerja,
situasi,
pengamanan,
dan sumber daya
manusia.

75
Hasil peninjauan
kembali harus
mendapatkan
persetujuan dari
Pengguna Jasa
X14 dan ahli teknik 3,583 4
sesuai bidangnya
yang ditunjuk
oleh Penyedia
Jasa pelaksana
konstruksi.
Dalam tahap
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi,
Rencana metode
pelaksanaan
kerja, AKK serta
rencana
X15 3,167 21
pemeriksaan dan
pengujian
merupakan
komponen yang
digunakan
sebagai bagian
dari persyaratan
izin kerja.
Penyedia Jasa
pelaksana
konstruksi
melaporkan
pelaksanaan
RKK, RMPK,
X16 Program Mutu, 3,417 12
RKPPL, dan
RMLLP kepada
Pengguna Jasa
sesuai dengan
kemajuan
pekerjaan.

76
Laporan berupa
laporan harian;
X17 3,500 6
mingguan dan
akhir.

Laporan
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2)
X18 dilengkapi 3,417 13
dengan
dokumentasi foto
dan/atau audio
visual.
Berdasarkan
hasil
pengawasan
pelaksanaan
RKK, RMPK,
Program Mutu,
RKPPL, dan
X19 3,250 19
RMLLP dan
laporan ,
Pengguna Jasa
melaksanakan
evaluasi kinerja
penerapan SMKK
setiap bulan.
Evaluasi
dilakukan untuk
menjamin
kesesuaian dan
keefektifan
X20 3,417 14
pelaksanaan dan
penerapan RKK,
RMPK, Program
Mutu, RKPPL,
dan RMLLP.

77
Penyedia Jasa
pelaksana
konstruksi harus
melaksanakan
X21 peningkatan 3,583 5
kinerja sesuai
hasil evaluasi
kinerja
penerapan SMKK

Sumber : Olah Data, 2021

Dari perhitungan di atas, didapatkan peringkat masing-masing

instrumen. Langkah berikutnya mencari instrumen yang berada di atas

nilai rata-rata (mean) dari nilai akhir. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui elemen apa saja yang memang dominan atau di atas rata-

rata terhadap peningkatan penerapan SMKK di Perusahaan

Konstruksi.

Setelah menghitung rata-rata seluruh instrumen, maka

dikelompokkan instrumen yang memiliki nilai rata rata di atas rata-rata

keseluruhan. Hasil pengelompokan tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut :

78
Tabel 4.11 Hasil Pengelompokan Elemen Dominan

Kode Indikator Rank Keterangan


Mean

Penerapan SMKK pada


tahapan pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi
X1 dilakukan dengan 5
3,417
melaksanakan RKK,
RMPK, Program Mutu,
RKPPL, dan RMLLP.

Pelaksanaan RKK,
RMPK, Program Mutu,
RKPPL, dan RMLLP
X2 harus disesuaikan 6
3,417
dengan lingkup
pekerjaan dan kondisi di
lapangan.
RKK yang berupa RKK
pelaksanaan, RMPK,
Program Mutu, RKPPL,
dan RMLLP
disampaikan oleh
X3 pelaksana Pekerjaan 7
3,417
Konstruksi untuk
diperiksa, dibahas, atau
direviu oleh konsultan
Pengawas/direksi
teknis/Pengguna Jasa.

79
Program Mutu, RKK
yang berupa RKK
pengawasan dan RKK
manajemen
penyelenggaraan
konstruksi disampaikan
oleh konsultan
Pengawas atau
Konsultan Manajemen
Konstruksi, diperiksa,
X5 dibahas, atau direviu 8
3,417
oleh pelaksana
Pekerjaan
Konstruksi/Pengguna
Jasa, dan disetujui oleh
Konsultan Manajemen
Konstruksi dan/atau
Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa pada
saat rapat persiapan
pelaksanaan Pekerjaan.
Dalam melakukan
pengawasan dan
evaluasi, Pengguna
Jasa dapat dibantu oleh
Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Konstruksi, ahli
X9 1
Keselamatan 3,583
Konstruksi, tenaga ahli
teknis yang terkait
Keselamatan
Konstruksi, dan/atau
petugas Keselamatan
Konstruksi.
Penyedia Jasa harus
menerapkan AKK untuk
pekerjaan yang
X10 mempunyai tingkat 9
3,417
risiko besar dan/atau
sedang dan pekerjaan
bersifat khusus sesuai

80
dengan metode kerja
Konstruksi yang
terdapat dalam RKK.

Hasil peninjauan
kembali harus
mendapatkan
persetujuan dari
X14 Pengguna Jasa dan ahli 2
3,583
teknik sesuai bidangnya
yang ditunjuk oleh
Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi.

Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi
melaporkan
pelaksanaan RKK,
X16 RMPK, Program Mutu, 10
3,417
RKPPL, dan RMLLP
kepada Pengguna Jasa
sesuai dengan
kemajuan pekerjaan.

Laporan berupa laporan


X17 harian; mingguan dan 4
3,500
akhir.

81
Laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
X18 dilengkapi dengan 11
3,417
dokumentasi foto
dan/atau audio visual.

Evaluasi dilakukan
untuk menjamin
kesesuaian dan
X20 keefektifan pelaksanaan 12
3,417
dan penerapan RKK,
RMPK, Program Mutu,
RKPPL, dan RMLLP.

Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi
harus melaksanakan
X21 peningkatan kinerja 3
3,583
sesuai hasil evaluasi
kinerja penerapan
SMKK .

Sumber : Olah Data, 2021

Setelah dilakukan pengelompokan instrumen dominan di atas,

didapatkan 12 instrumen yang nilainya berada di atas nilai rata-rata

(mean) dari nilai akhir instrumen secara keseluruhan. Maka akan dicari

lagi nilai rata-rata dari 12 instrumen di atas untuk mendapatkan

82
elemen yang lebih berpengaruh atau dominan terhadap peningkatan

penerapan SMKK.

Setelah dikelompokkan instrumen yang memiliki nilai rata rata di

atas rata-rata keseluruhan (3,465). Sehingga didapatkan 4 elemen

dominan yang berpengaruh terhadap peningkatan penerapan SMKK di

Perusahaan Konstruksi sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hasil Akhir Elemen Dominan

Kode Indikator Rank Keterangan


Mean
Dalam melakukan
pengawasan dan
evaluasi, Pengguna Jasa
dapat dibantu oleh Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
X9 Konstruksi, ahli 1
3,583
Keselamatan Konstruksi,
tenaga ahli teknis yang
terkait Keselamatan
Konstruksi, dan/atau
petugas Keselamatan
Konstruksi.

83
Hasil peninjauan kembali
harus mendapatkan
persetujuan dari
Pengguna Jasa dan ahli
X14 2
teknik sesuai bidangnya 3,583
yang ditunjuk oleh
Penyedia Jasa pelaksana
konstruksi.

Laporan berupa laporan


X17 harian; mingguan dan 4
3,500
akhir.

Penyedia Jasa pelaksana


konstruksi harus
melaksanakan
X21 3
peningkatan kinerja 3,583
sesuai hasil evaluasi
kinerja penerapan SMKK

Sumber : Olah Data, 2021

84
4.4 Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian yang bersumber dari PM PUPR No.

10 Tahun 2021, yang terdiri dari 21 instrumen pada tahap pelaksanaan

konstruksi, terdapat 19 instrumen yang valid dan 2 instrumen yang tidak

valid. Dimana seluruh instrumen valid menjadi variabel (X) dalam

pengujian. Variabel Y dalam pengujian diperoleh dari kuisioner pada tabel

skala penerapan. Untuk mengetahui hubungan variabel indepen (X) dan

dependen (Y) digunakan analisis regresi dengan menggunakan software

IBM SPSS ver 25.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi,

meggunakan IBM SPSS ver 25 menunjukkan bahwa setiap peningkatan

dari variabel PM PUPR No. 10 Tahun 2021 akan diikuti oleh peningkatan

penerapan Sistem Manajemen K2 di Perusahaan Konstruksi. Hal tersebut

dapat dilihat dari persamaan regresi yang menunjukkan variabel bernilai

positif.

Berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan nilai F dan

signifikan untuk melihat apakah variabel secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penerapan SMKK di

Perusahaan Konstruksi, menunjukkan bahwa benar semua variabel

berpengaruh secara bersama-sama terhadap peningkatan penerapan

SMKK di Perusahaan Konstruksi.

85
Tujuan penerapan SMKK adalah untuk menciptakan suatu kondisi

kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas

pekerja, yang tentunya melalui pengelolaan K2 secara yang terukur,

terstruktur dan sistematis. Secara teori salah satu faktor yang dapat

meningkatkan penerapan SMKK di Perusahaan Konstruksi ialah adanya

keteraturan serta pengelolaan yang baik sejak awal sesuai PM PUPR No.

10 Tahun 2021.

Selanjutnya dilakukan pengujian analisis deskriptif yakni Mean dan

Ranking. Hasil mean akan menunjukkan rangking mulai terbesar hingga

terkecil. Analisis ini digunakan untuk mengetahui elemen yang

berpengaruh dominan dan tidak dominan terhadap peningkatan

penerapan SMKK di Perusahaan Konstruksi.

Dari hasil Mean dan Rangking diperoleh 4 instrumen yang paling

dominan berpengaruh terhadap peningkatan penerapan SMKK atau yang

paling mudah diterapkan sesua dengan PM PUPR No. 10 Tahun 2021.

Instrument tersebut ialah (X1.9) Dalam melakukan pengawasan dan

evaluasi, Pengguna Jasa dapat dibantu oleh Ahli Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Konstruksi, ahli Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli

teknis yang terkait Keselamatan Konstruksi, dan/atau petugas

Keselamatan Konstruksi, (X1. 14) Hasil peninjauan kembali harus

mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa dan ahli teknik sesuai

bidangnya yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa pelaksana konstruksi,

86
(X1.17) Laporan berupa laporan harian; mingguan dan akhir dan (X1.21)

Penyedia Jasa pelaksana konstruksi harus melaksanakan peningkatan

kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja penerapan SMKK.

87
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Mengacu pada tujuan penelitian :

- Menganalisis tingkat pengaruh kebijakan Permen No. 10 Tahun 2021

terhadap peningkatan penerapan Sistem Manajemen K2 di

perusahaan konstruksi.

- Menganalisis elemen kebijakan yang dominan terhadap peningkatan

penerapan Sistem Manajemen K2 di perusahaan konstruksi.

Berdasarkan analisis dan pembahasan data yang diuraikan dalam

bab 4, maka kesimpulan penelitian yang diperoleh sebagai berikut :

1. Sesuai dengan tujuan penelitian 1, hasil analisis regresi menggunakan

software IBM SPSS ver 25 menunjukkan bahwa setiap peningkatan

dari variabel di PM PUPR No. 10 Tahun 2021 akan diikuti oleh

Peningkatan Penerapan Sistem Manajemen K2 di Perusahaan

Konstruksi, dengan persamaan seperti di pbawah ini :

Y = 5,965 + 0,179 + 0,05

Dimana konstanta sebesar 0,179 artinya apabila item pada PM PUPR

No. 10 tahun 2021 (X) ditingkatkan 1 satuan, maka penerapan SMKK

juga mengalami peningkatan sebesar 0,179 satuan.

88
Hasil Uji F dari seluruh instrumen valid secara bersama-sama

berpengaruh terhadap peningkatan penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Konstruksi di Perusahaan Konstruksi.

Hasil Pengujian Analisis Regresi dan Uji F membuktikan bahwa

PM PUPR No. 10 Tahun 2021 sangat berpengaruh terhadap

peningkatan penerapan SMKK di Perusahaan Konstruksi. Setiap

Peningkatan variabel dari PM PUPR No. 10 Tahun 2021 akan diikuti

oleh peningkatan penerapan SMKK di Perusahaan Konstruksi.

2. Untuk tujuan penelitian 2, berdasarkan hasil Analisis Deskriptif yang

digunakan untuk mengetahui satu atau lebih instrumen yang dominan

berpengaruh, diperoleh 4 instrumen yang dominan berpengaruh

terhadap peningkatan penerapan SMKK di Perusahaan Konstruksi,

yaitu :

- (X1.9) Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi, Pengguna Jasa

dapat dibantu oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi,

ahli Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli teknis yang terkait

Keselamatan Konstruksi, dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi.

- (X1.14) Hasil peninjauan kembali harus mendapatkan persetujuan dari

Pengguna Jasa dan ahli teknik sesuai bidangnya yang ditunjuk oleh

Penyedia Jasa pelaksana konstruksi.

89
- (X1.17) Laporan berupa laporan harian; mingguan dan akhir.

- (X1.21) Penyedia Jasa pelaksana konstruksi harus melaksanakan

peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja penerapan SMKK.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan dari

hasil peenelitian ini sebagai berikut :

1. Lebih memperbanyak jumlah responden perusahaan jasa kosntruksi

untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.

2. Melakukan penelitian lanjutan mengenai seberapa besar pengaruh

variabel pengaturan terhadap peningkatan penerapan SMKK di

Perusahaan Konstruksi.

90
DAFTAR PUSTAKA

Mahinuruk, El Grace. 2021. “Pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan


Konstruksi terhadap Pengendalian Kecelakaan Kerja pada
Proyek Konstruksi Jalan Tol”. Tangerang : Fakultas Sains dan
Teknologi, UPH.
Paundra, Dhimas Bagus. 2020. “Perencanaan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK) pada pekerjaan Erection Girder
Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Seksi 6IC Ramp 3 dengan
Metode HIRARC”. Surabaya : Departemen Teknik Infrastruktur
Sipil, ITS.
Arman, Utami Dewi. 2021. “Analisis Resiko Keselamatan Konstruksi Pada
Proyek Pembangunan Gedung Asrama Haji Padang Pariaman”.
Padang : Universitas Putra Indonesia.
Mazaya, Attiqi. 2021. “Tingkat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Kosntruksi (SMKK) Penyedia Jasa pada Proyek Konstruksi di
Jakarta dan Sekitarnya”. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
Parinduri, Luthfi. 2020. “Implementasi Manajemen Keselamatan Konstruksi
dalam Pandemi Covid-19”. Universitas Islam Sumatera Utara.
Salmanir, 2020. “Analisis Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Girder
Jembatan”. Padang : Universitas Andalas.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10 Tahun


2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21 Tahun


2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.

91
Lampiran 1. Format Kuisioner

Petunjuk Pengisian:

1. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda checklist (V) atau


silang (X) pada checkbox .
2. Angka 1 bernilai paling rendah (-), sedangkan angka 4 bernilai paling
tinggi.(+).
3. Nilai yang menjauhi angka 1 dan mendekati angka 4 bernilai semakin baik,
dan sebaliknya.

Kuesioner mohon diisi mengacu pada tinjauan awal kuesioner/proyek yang


serupa menurut pengalaman responden.

Skor Kategori Rubrik

Elemen berpengaruh besar terhadap peningkatan penerapan


Sangat
4 SMKK sehingga diterapkan dengan baik dan dibuktikan
Tinggi
dengan evidence (dokumentasi maupun file).

Elemen berpengaruh besar terhadap peningkatan penerapan


SMKK dan diterapkan namun tidak memiliki evidence
3 Tinggi
(dokumentasi maupun file) melainkan hanya konfirmasi dari
pihak terkait.

Elemen berpengaruh kecil terhadap peningkatan penerapan


2 Rendah SMKK namun tidak memiliki evidence (dokumentasi maupun
file) melainkan hanya konfirmasi dari pihak terkait.

Sangat Elemen tidak berpengaruh terhadap peningkatan penerapan


1
Rendah SMKK sehingga tidak diterapkan.
PROFIL RESPONDEN (mohon diisi)

Nama Responden :

Jabatan :

Nama Perusahaan :

Email Responden :

Paraf Stempel

DATA UMUM (mohon diisi)

1. Pendidikan Terakhir

SD/SMP/SMA Sarjana (S1) Pascasarjana (S3)

Diploma Pascasarjana (S2)

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu bekerja pada perusahaan ini ?

5 tahun > 10 tahun


5 - 10 tahun

3. JenisKelamin:

Pria Wanita

4. Umur :

< 26 Tahun 31-35 Tahun

26- 30 Tahun ≥ 36 Tahun


Penerapan Skala Pengaruh
Kode Indikator Keterangan
Ya Tidak 1 2 3 4

Penerapan SMKK pada tahapan pelaksanaan


Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan
X1.1 melaksanakan RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL,
dan RMLLP.

Pelaksanaan RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL,


X1.2 dan RMLLP harus disesuaikan dengan lingkup
pekerjaan dan kondisi di lapangan.

RKK yang berupa RKK pelaksanaan, RMPK, Program


Mutu, RKPPL, dan RMLLP disampaikan oleh
X1.3 pelaksana Pekerjaan Konstruksi untuk diperiksa,
dibahas, atau direviu oleh konsultan Pengawas/direksi
teknis/Pengguna Jasa.

RKK yang berupa RKK pelaksanaan , RMPK,


Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP yang telah
diperiksa, dibahas, atau direviu disetujui oleh
X1.4 Konsultan Manajemen Konstruksi dan/atau Pengguna
Jasa dan Penyedia Jasa pada saat rapat persiapan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

Program Mutu, RKK yang berupa RKK pengawasan


dan RKK manajemen penyelenggaraan konstruksi
X1.5 disampaikan oleh konsultan Pengawas atau
Konsultan Manajemen Konstruksi, diperiksa, dibahas,
atau direviu oleh pelaksana Pekerjaan
Konstruksi/Pengguna Jasa, dan disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi dan/atau Pengguna

Jasa dan Penyedia Jasa pada saat rapat persiapan


pelaksanaan Pekerjaan.

Dalam tahap pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi,


RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP
X1.6 harus disesuaikan dengan perubahan lingkup dan
kondisi pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Penyesuaian RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL,


X1.7 dan RMLLP harus mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Jasa.

Pengguna Jasa melakukan pengawasan pelaksanaan


RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL dan RMLLP,
X1.8 serta mengevaluasi kinerja penerapan SMKK yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.

Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi,


Pengguna Jasa dapat dibantu oleh Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi, ahli Keselamatan
X1.9 Konstruksi, tenaga ahli teknis yang terkait
Keselamatan Konstruksi, dan/atau petugas
Keselamatan Konstruksi.

Penyedia Jasa harus menerapkan AKK untuk


X1.10 pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko besar
dan/atau sedang dan pekerjaan bersifat khusus
sesuai dengan metode kerja Konstruksi yang terdapat
dalam RKK.

Pekerjaan bersifat khusus paling sedikit terdiri atas


pekerjaan panas, pengangkatan, ruang terbatas,
X1.11 menyelam, malam hari, ketinggian lebih dari 1.8,
perancah, radiography, bertegangan listrik, dan
penggalian atau kedalaman.

AKK disusun oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan


Kerja Konstruksi, Ahli Keselamatan Konstruksi,
X1.12 tenaga ahli teknis yang terkait Keselamatan
Konstruksi, dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi

AKK harus ditinjau kembali oleh Ahli Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Konstruksi, Ahli Keselamatan
Konstruksi, dan/atau tenaga ahli yang membidangi
X1.13
Keselamatan Konstruksi dalam hal terjadi perubahan
metode kerja, situasi, pengamanan, dan sumber daya
manusia.

Hasil peninjauan kembali harus mendapatkan


persetujuan dari Pengguna Jasa dan ahli teknik
X1.14 sesuai bidangnya yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi.

Dalam tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi,


X1.15
Rencana metode pelaksanaan kerja, AKK serta
rencana pemeriksaan dan pengujian merupakan
komponen yang digunakan sebagai bagian dari
persyaratan izin kerja.

Penyedia Jasa pelaksana konstruksi melaporkan


pelaksanaan RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL,
X1.16 dan RMLLP kepada Pengguna Jasa sesuai dengan
kemajuan pekerjaan.

X1.17 Laporan berupa laporan harian; mingguan dan akhir.

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


X1.18 dilengkapi dengan dokumentasi foto dan/atau audio
visual.

Berdasarkan hasil pengawasan pelaksanaan RKK,


RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP dan
X1.19 laporan , Pengguna Jasa melaksanakan evaluasi
kinerja penerapan SMKK setiap bulan.

Evaluasi dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan


X1.20 keefektifan pelaksanaan dan penerapan RKK, RMPK,
Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP.

Penyedia Jasa pelaksana konstruksi harus


X1.21 melaksanakan peningkatan kinerja sesuai hasil
evaluasi kinerja penerapan SMKK .
Lampiran 2. Input Data Kuisioner

Kode X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 Total Y
R1 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 67 18
R2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 21
R3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 21
R4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 67 18
R5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65 17
R6 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 71 19
R7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 21
R8 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 70 18
R9 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 72 19
R10 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 66 18
R11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 65 18
R12 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 67 18
Lampiran 3. R Tabel
Lampiran 4. Output SPSS

1. Uji Validitas 2. Uji Reabilitas

Cronbach’s Alpha If
Variabel r hitung r tabel Ket
Variabel Item Deleted
X1.1 0.803 0.576 Valid
X1.1 0.952
X1.2 0.734 0.576 Valid
X1.2 0.953
X1.3 0.595 0.576 Valid
X1.3 0.955
X1.4 0.763 0.576 Valid
X1.4 0.952
X1.5 0.711 0.576 Valid
X1.5 0.953
X1.6 0.534 0.576 Tidak Valid
X1.6 0.956
X1.7 0.958 0.576 Valid
X1.7 0.950
X1.8 0.860 0.576 Valid
X1.8 0.951 Reability Statistics
X1.9 0.672 0.576 Valid Cronbach’s N of Items
X1.9 0.954
X1.10 0.734 0.576 Valid Alpha
X1.10 0.953
X1.11 0.034 0.576 Tidak Valid 0.955 21
X1.11 0.959
X1.12 0.958 0.576 Valid
X1.12 0.950
X1.13 0.849 0.576 Valid
X1.13 0.951
X1.14 0.672 0.576 Valid
X1.14 0.954
X1.15 0.849 0.576 Valid
X1.15 0.951
X1.16 0.711 0.576 Valid
X1.16 0.953
X1.17 0.682 0.576 Valid
X1.17 0.954
X1.18 0.687 0.576 Valid
X1.18 0.954
X1.19 0.958 0.576 Valid
X1.19 0.950
X1.20 0.711 0.576 Valid
X1.20 0.953
X1.21 0.626 0.576 Valid
X1.21 0.954
3.Uji Normalitas 4.Uji Linearitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ANOVA Table


Unstandardized Residual
N 12 Mean
a,b
Normal Parameters Mean .0000000 Sum of Squar
Std. Deviation 3.84241189 Squares df e F Sig.
Most Extreme Differences Absolute .161 YBetween (Combined) 21.167 6 3.528 35.27 .001
Positive .152 Groups 8

Negative -.161 * Linearity 20.721 1 20.72 207.2 .000

Test Statistic .161 1 09

Asymp. Sig. (2-tailed) .200


c,d X Deviation from .446 5 .089 .892 .549

a. Test distribution is Normal. Linearity

b. Calculated from data. Within Groups .500 5 .100

c. Lilliefors Significance Correction. Total 21.667 11


d. This is a lower bound of the true significance.
5. Analisis Regresi Linear dengan Menggunakan IBM SPSS ver 25

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 5.965 .874 6.825 .000
X .179 .012 .978 14.802 .000
a. Dependent Variable: Y

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1Regression 20.721 1 20.721 219.085 .000
Residual .946 10 .095
Total 21.667 11
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X
6. Tabel Correlations

Correlations
X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 Total
X01 Pearson 1 .657* 0,314 0,478 0,314 .714** .683 * 0,478 .714** .657 * 0,255 .683 * .663 * .714** .663* 0,314 .845** 0,314 .683* 0,314 .714** .803 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,020 0,320 0,116 0,320 0,009 0,014 0,116 0,009 0,020 0,424 0,014 0,019 0,009 0,019 0,320 0,001 0,320 0,014 0,320 0,009 0,002
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* * ** * * * ** *
X02 Pearson .657 1 0,314 0,478 0,314 0,371 .683 0,478 0,371 1.000 0,255 .683 .663 0,371 .663 0,314 .845 0,314 .683 0,314 0,371 .734 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,020 0,320 0,116 0,320 0,235 0,014 0,116 0,235 0,000 0,424 0,014 0,019 0,235 0,019 0,320 0,001 0,320 0,014 0,320 0,235 0,007
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
X03 Pearson 0,314 0,314 1 .837 ** * * * * * * 0,314 0,029 .595 *
.657 0,029 .683 0,478 0,371 0,314 0,255 .683 0,357 0,029 0,357 .657 0,169 .657 .683
Correlatio
n
Sig. (2- 0,320 0,320 0,001 0,020 0,930 0,014 0,116 0,235 0,320 0,424 0,014 0,255 0,930 0,255 0,020 0,599 0,020 0,014 0,320 0,930 0,041
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
** ** ** * * ** ** **
X04 Pearson 0,478 0,478 .837 1 .837 0,239 .816 .625 .598 0,478 0,213 .816 0,426 0,239 0,426 .837 0,354 0,478 .816 0,478 0,239 .763 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,116 0,116 0,001 0,001 0,454 0,001 0,030 0,040 0,116 0,506 0,001 0,167 0,454 0,167 0,001 0,260 0,116 0,001 0,116 0,454 0,004
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
X05 Pearson 0,314 *
0,314 .657 .837 ** 1 0,029 * ** ** 0,314 -0,357 * 0,357 0,371 0,357 1.000 ** 0,169 * * * 0,371 .711 **
.683 .837 .714 .683 .657 .683 .657
Correlatio
n
Sig. (2- 0,320 0,320 0,020 0,001 0,930 0,014 0,001 0,009 0,320 0,255 0,014 0,255 0,235 0,255 0,000 0,599 0,020 0,014 0,020 0,235 0,010
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
X06 Pearson .714** 0,371 0,029 0,239 0,029 1 0,488 0,239 0,314 0,371 0,357 0,488 0,561 .657
*
0,561 0,029 0,507 0,029 0,488 0,371 0,314 0,534
Correlatio
n
Sig. (2- 0,009 0,235 0,930 0,454 0,930 0,108 0,454 0,320 0,235 0,255 0,108 0,058 0,020 0,058 0,930 0,092 0,930 0,108 0,235 0,320 0,074
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* * * ** * ** * ** ** ** * * * ** *
X07 Pearson .683 .683 .683 .816 .683 0,488 1 .816 0,488 .683 0,174 1.000 .870 0,488 .870 .683 .577 .683 1.000 .683 0,488 .958 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,014 0,014 0,014 0,001 0,014 0,108 0,001 0,108 0,014 0,588 0,000 0,000 0,108 0,000 0,014 0,049 0,014 0,000 0,014 0,108 0,000
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* ** ** * ** ** * ** ** ** ** ** * **
X08 Pearson 0,478 0,478 0,478 .625 .837 0,239 .816 1 .598 0,478 -0,426 .816 .746 .598 .746 .837 0,354 .837 .816 .837 .598 .860
Correlatio
n
Sig. (2- 0,116 0,116 0,116 0,030 0,001 0,454 0,001 0,040 0,116 0,167 0,001 0,005 0,040 0,005 0,001 0,260 0,001 0,001 0,001 0,040 0,000
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
X09 Pearson .714** 0,371 0,371 .598* .714
**
0,314 0,488 .598
*
1 0,371 -0,255 0,488 0,255 .657
*
0,255 .714
**
0,507 0,371 0,488 0,371 .657
*
.672
*

Correlatio
n
Sig. (2- 0,009 0,235 0,235 0,040 0,009 0,320 0,108 0,040 0,235 0,424 0,108 0,424 0,020 0,424 0,009 0,092 0,235 0,108 0,235 0,020 0,017
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* ** * * * *
X10 Pearson .657 1.000 0,314 0,478 0,314 0,371 .683 0,478 0,371 1 0,255 .683 .663 0,371 .663 0,314 .845** 0,314 .683
*
0,314 0,371 .734 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,020 0,000 0,320 0,116 0,320 0,235 0,014 0,116 0,235 0,424 0,014 0,019 0,235 0,019 0,320 0,001 0,320 0,014 0,320 0,235 0,007
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
X11 Pearson 0,255 0,255 0,255 0,213 -0,357 0,357 0,174 -0,426 -0,255 0,255 1 0,174 0,091 -0,255 0,091 -0,357 0,302 -0,357 0,174 -0,357 -0,255 0,034
Correlatio
n
Sig. (2- 0,424 0,424 0,424 0,506 0,255 0,255 0,588 0,167 0,424 0,424 0,588 0,779 0,424 0,779 0,255 0,341 0,255 0,588 0,255 0,424 0,916
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* * * ** * ** ** * ** ** * * * ** *
X12 Pearson .683 .683 .683 .816 .683 0,488 1.000 .816 0,488 .683 0,174 1 .870 0,488 .870 .683 .577 .683 1.000 .683 0,488 .958 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,014 0,014 0,014 0,001 0,014 0,108 0,000 0,001 0,108 0,014 0,588 0,000 0,108 0,000 0,014 0,049 0,014 0,000 0,014 0,108 0,000
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

X13 Pearson .663* .663* 0,357 0,426 0,357 0,561 .870** .746 ** 0,255 .663 * 0,091 .870 ** 1 0,561 1.000 ** 0,357 .603* .663 * .870** .663* 0,561 .849 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,019 0,019 0,255 0,167 0,255 0,058 0,000 0,005 0,424 0,019 0,779 0,000 0,058 0,000 0,255 0,038 0,019 0,000 0,019 0,058 0,000
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
X14 Pearson .714** 0,371 0,029 0,239 0,371 .657* 0,488 .598 *
.657 *
0,371 -0,255 0,488 0,561 1 0,561 0,371 0,507 0,371 0,488 .714 **
.657 *
.672 *
Correlatio
n
Sig. (2- 0,009 0,235 0,930 0,454 0,235 0,020 0,108 0,040 0,020 0,235 0,424 0,108 0,058 0,058 0,235 0,092 0,235 0,108 0,009 0,020 0,017
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* * ** ** * ** **
X15 Pearson .663 .663 0,357 0,426 0,357 0,561 .870 .746 0,255 .663 0,091 .870 1.000 0,561 1 0,357 .603* .663
*
.870
**
.663
*
0,561 .849 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,019 0,019 0,255 0,167 0,255 0,058 0,000 0,005 0,424 0,019 0,779 0,000 0,000 0,058 0,255 0,038 0,019 0,000 0,019 0,058 0,000
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
X16 Pearson 0,314 0,314 .657 * .837** 1.000 ** 0,029 .683 *
.837 **
.714 **
0,314 -0,357 .683 *
0,357 0,371 0,357 1 0,169 .657 *
.683 *
.657 *
0,371 .711 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,320 0,320 0,020 0,001 0,000 0,930 0,014 0,001 0,009 0,320 0,255 0,014 0,255 0,235 0,255 0,599 0,020 0,014 0,020 0,235 0,010
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
X17 Pearson .845** .845** 0,169 0,354 0,169 0,507 .577 * 0,354 0,507 .845 ** 0,302 .577 * .603 * 0,507 .603* 0,169 1 0,169 .577* 0,169 0,507 .682 *
Correlatio
n
Sig. (2- 0,001 0,001 0,599 0,260 0,599 0,092 0,049 0,260 0,092 0,001 0,341 0,049 0,038 0,092 0,038 0,599 0,599 0,049 0,599 0,092 0,015
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
X18 Pearson 0,314 0,314 .657 * 0,478 *
.657 0,029 .683
*
.837
**
0,371 0,314 -0,357 .683
*
.663
*
0,371 .663
* *
.657 0,169 1 .683
*
.657
*
0,371 .687 *
Correlatio
n
Sig. (2- 0,320 0,320 0,020 0,116 0,020 0,930 0,014 0,001 0,235 0,320 0,255 0,014 0,019 0,235 0,019 0,020 0,599 0,014 0,020 0,235 0,013
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* * * ** * ** ** * ** ** ** * * * *
X19 Pearson .683 .683 .683 .816 .683 0,488 1.000 .816 0,488 .683 0,174 1.000 .870 0,488 .870 .683 .577 .683 1 .683 0,488 .958 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,014 0,014 0,014 0,001 0,014 0,108 0,000 0,001 0,108 0,014 0,588 0,000 0,000 0,108 0,000 0,014 0,049 0,014 0,014 0,108 0,000
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* * ** * * ** * * * *
X20 Pearson 0,314 0,314 0,314 0,478 .657 0,371 .683 .837 0,371 0,314 -0,357 .683 .663 .714 .663 .657 0,169 .657 .683 1 0,371 .711 **
Correlatio
n
Sig. (2- 0,320 0,320 0,320 0,116 0,020 0,235 0,014 0,001 0,235 0,320 0,255 0,014 0,019 0,009 0,019 0,020 0,599 0,020 0,014 0,235 0,010
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

X21 Pearson .714** 0,371 0,029 0,239 0,371 0,314 0,488 .598
*
.657
*
0,371 -0,255 0,488 0,561 .657
*
0,561 0,371 0,507 0,371 0,488 0,371 1 .626 *
Correlatio
n
Sig. (2- 0,009 0,235 0,930 0,454 0,235 0,320 0,108 0,040 0,020 0,235 0,424 0,108 0,058 0,020 0,058 0,235 0,092 0,235 0,108 0,235 0,029
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Total Pearson .803** .734** .595 * .763** .711 ** 0,534 .958** .860 ** .672* .734 ** 0,034 .958 ** .849 ** .672* .849** .711 ** .682* .687 * .958** .711** .626* 1
Correlatio
n
Sig. (2- 0,002 0,007 0,041 0,004 0,010 0,074 0,000 0,000 0,017 0,007 0,916 0,000 0,000 0,017 0,000 0,010 0,015 0,013 0,000 0,010 0,029
tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 5. Hasil Pengujian Mean dan Rangking Elemen Dominan

Kode Indikator Rank Keterangan


Mean

Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi, Pengguna


Jasa dapat dibantu oleh Ahli Keselamatan dan
X9 Kesehatan Kerja Konstruksi, ahli Keselamatan 1
3,583
Konstruksi, tenaga ahli teknis yang terkait Keselamatan
Konstruksi, dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi.

Hasil peninjauan kembali harus mendapatkan


persetujuan dari Pengguna Jasa dan ahli teknik sesuai
X14 2
bidangnya yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa pelaksana 3,583
konstruksi.

X17 Laporan berupa laporan harian; mingguan dan akhir. 4


3,500

Penyedia Jasa pelaksana konstruksi harus


X21 melaksanakan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi 3
3,583
kinerja penerapan SMKK .
Lampiran 6. Dokumentasi Penyebaran Kuisioner

Anda mungkin juga menyukai