REKAYASA JALAN
BERLIANTA B.
D1
MAKASSAR
2023
Lembar Asistensi Rekayasa Jalan
Tahun 2023
Nama : Berlianta B
Stambuk : 031 2020 0087
Kelas : C1
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan |
KATA PENGANTAR
Dalam laporan ini, kami akan membahas tentang proyek rekayasa jalan yang
kami teliti secara mendalam. Laporan ini merupakan hasil dari penelitian dan kerja
keras kami dalam mempelajari berbagai aspek terkait rekayasa jalan, termasuk
pemilihan lokasi, perencanaan geometrik, perhitungan struktur jalan, serta
pemilihan material yang tepat. Melalui tugas besar ini, kami berharap dapat
mengaplikasikan pengetahuan yang kami peroleh untuk menghasilkan sebuah
desain jalan yang sesuai dengan kebutuhan dan standar yang berlaku.
Tugas besar ini tidak hanya memberikan kami kesempatan untuk mendalami
ilmu rekayasa jalan, tetapi juga mengasah kemampuan berkolaborasi dan
berkomunikasi . Dalam proses pengerjaannya, kami saling berbagi pengetahuan,
pemikiran, serta pengalaman untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kami
juga berterima kasih kepada dosen dan pembimbing yang telah memberikan arahan
dan dukungan selama penulisan laporan ini.
Tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, tugas besar ini tidak akan
terwujud. Kami berharap laporan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik mengenai rekayasa jalan serta menginspirasi perbaikan dan pengembangan
infrastruktur jalan di masa depan. Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat
memberikan manfaat dan menjadi kontribusi positif bagi pengembangan bidang
rekayasa jalan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta dalam
proses pengerjaan tugas besar ini.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | iii
2.4 Kriterian Design dan Standard Perancangan Geometrik Jalan................. 8
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | iv
5.5.1 Jarak pandangan henti (Jh) .............................................................. 43
9.1.2 Rambu Lalu Lintas yang digunakan dalam perencanaan Jalan ...... 67
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | v
10.1 Kesimpulan ............................................................................................. 72
LAMPIRAN .......................................................................................................... 74
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 16 Jari - jari Minimum Lengkung Vertikal Cembung dan Cekung ...... 16
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | iv
Tabel 3. 1 Rekapitulasi Koordinat tiap Patok ...................................................... 18
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | v
DAFTAR GAMBAR
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | v
Gambar 9. 1 Jarak Penempatan Rambu Kiri ....................................................... 64
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | vi
BAB I
PENDAHULUAN
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 1
dirancang dengan baik dapat meningkatkan kapasitas jalan dan
memungkinkan kendaraan melintas dengan lancar tanpa mengalami
kemacetan.
Terakhir, perencanaan geometri jalan transportasi juga penting untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi. Jalan yang dibangun dengan baik dapat
meningkatkan konektivitas antar daerah dan mempermudah aksesibilitas
masyarakat terhadap berbagai kebutuhan, seperti pekerjaan, pendidikan, dan
kesehatan. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah
tersebut dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu,
perencanaan geometri jalan transportasi harus menjadi prioritas dalam
pembangunan infrastruktur transportasi.
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 2
bagian jalan atau tikungan, pada alignment vertikal meliputi jarak
mendatar, kelandaian, tanjakan atau turunan, dan pajang lengkungan
vertikal. Diketahui pula jarak pandang menyiap dan jarak pandang
henti yang dilihat dari tinggi awal dan akhir jalan.
b. Perencanaan yang ekonomis sebab pembuatan jalan telah ditetapkan
dengan akurat sehingga biaya yang dikeluarkan dapat sesuai hasil yang
diinginkan dan dapat mendukung pengembangan sektor ekonomi dan
sektor- sektor lain pada suatu wilaya dalam penyaluran segala bentuk
kegiatan masyarakat.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 3
f. Penentuan galian dan timbunan
Meliputi pekerjaan tanah, volume dan menentukan kurva massa.
g. Penentuan Penggunaan Rambu dan Marka
Meliputi penentuan rambu lalu lintas dan marka yang akan digunakan
pada jalan yang direncanakan sesuai dengan peruntukan dan kebutuhan
untuk menjaga aspek keamanan dan keselamatan pengguna jalan.
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
sistematika penulisan laporan.
Bab II Kriteria Perancangan
Meliputi Klasifikasi medan (terrain), penentuan kelas dan fungsi
jalan, tipe daerah, criteria desain dan standar perancangan
geometric jalan.
Bab III Perhitungan Awal
Meliputi Penetapan titik awal dan akhir beserta koridor jalan,
penentuan Trase Alignment Horizontal, Perhitungan Koordinat,
Azimuth, dan Sudut Tikungan.
Bab IV Perancangan Alignment Horizontal
Terdiri atas perhitungan tikungan, stationing, dan pelebaran
samping.
Bab V Perancangan Alignment Vertikal
Meliputi Profil Tanah Asli, Perhitungan Alignment Vertikal Dan
Elevasi Titik Penting, Koordinasi Trase Alignment Horizontal dan
Vertikal, Pengukuran ketersediaan jarak pandang tiap 100 meter.
Bab VI Diagram Superelevasi
Berisi tabelisasi penentuan nilai superelevasi untuk potongan
melintang pada tikungan beserta gambar diagram superelevasinya.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 4
Bab VII PotonganMelintang (Cross Section)
Dijelaskan mengenai tipikal potongan melintang beserta
ukurannya, damaja, damija,dawasja serta drainase jalan.
Bab VIII Perhitungan Galian Dan Timbunan
Dijelaskan mengenai pekerjaan tanah, volume galian dan
timbunan.
Bab IX Rambu dan Marka
Meliputi penetuan rambu lalu lintas dan marka yang akan
digunakan.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 5
BAB II
KRITERIA PERANCANGAN
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 6
c. Menghitung kemiringan setiap garis dengan menggunakan rumus:
0⁄ Kemiringan= Elevasi 25 m Kiri - Elevasi 25 m Kanan x 100 %
0 Jarak Antar Titik
d. Menghitung nilai rata-rata persentase kemiringan jalan
e. Menetapkan klasifikasi medan jalan dengan membandingkan antara nilai
rata-rata yang diperoleh dengan nilai yang sesuai pada tabel standar
penentuan kelandaian jalan.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 7
2.2.2 Fungsi Jalan
Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan,
fungsi jalan dibedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan. Fungsi
jalan terdapat pada sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder.
Fungsi jalan yang akan direncanakan adalah jalan arteri primer. Jalan
kolektor primer menghubungkan secara berdaya guna antara pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan
wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 8
ketentuan yang berlaku. Adapun spesifikasi umum jalan yang akan
direncanakan adalah sebagai berikut.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 9
No Parameter Geometrik Satuan KRIT Acuan
5. Parameter Alinemen Vertikal
▪ Landai Maksimum % 8 Tabel 2.15
▪ Jari-jari Minimum Lengkung
Vertikal :
- Cembung M 2000 Tabel 2.16
- Cekung M 1500 Tabel 2.16
▪ Panjang Minimum Lengkung M 60 Tabel 2.17
Vertikal
Lampiran Referensi
Jalan sedang (road) adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang
dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur
untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 10
1. SMP Kendaraan
VLHR2021 : VLHR2017 ( 1 + I )n
: 9980 ( 1 + 0.056 )20
: 4987 smp / hari
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 11
Jumlah VLHR2021 yang didapatkan adalah 4987 smp/hari dengan jenis
klasifikasi jalan kolektor ideal sehingga didapatkan lebar jalur 7,0 meter dan
lebar bahu 2,0 meter.
a a
h
b b
H : 5.10 m untuk Jalan type I dan Type II Kelas I, Kelas II, dan Kelas III,
Untuk jalan Type II Kelas III dimana bus tingkat tidak boleh,
H dapat diperkecil menjadi 4.6 m
4.6 m untuk jalan Type II Kelas IV
a : 1.0 m atau lebih kecil dari lebar bahu
b : 4.6 m, bila H 4.6 m maka dapat diambil = 4.1 m
d : 0.75 m untuk jalan - jalan type I
: 0.50 M untuk jalan – jalan type II
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 12
Menentukan Jarak Pandang Henti Minimum
Tabel 2. 8 Jarak Pandang Henti (JH) minimum
Vr, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 13
Menentukan Jari-Jari Tikungan Minimum dengan Kemiringan Normal
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 14
minimum keadaan standard adalah 700/a dan keadaan terpaksa adalah 100
meter.
20
30
40 10 20 15 25 15 25 25 30 35 40
50 15 25 20 30 20 30 30 40 40 50
60 15 30 20 35 25 40 35 50 50 60
70 20 35 25 40 30 45 40 55 60 70
80 30 55 40 60 45 70 65 90 90 120
90 30 60 40 70 50 80 70 100 10 130
100 35 65 45 80 55 90 80 110 0 145
110 40 75 50 85 60 100 90 120 11 -
120 40 80 55 90 70 110 95 135 0 -
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 15
Menentukan Kemiringan Permukaan Relatif Maksimum
Tabel 2. 14 Kemiringan Permukaan Relatif Maksimum Antar Tepi dan AS Jalan
Dengan Perkerasan 2 Lajur
Kecepatan Rencana Kemiringan
( Km / Jam ) Relatif
100 1/225
80 1/200
60 1/175
50 1/150
40 1/125
30 1/100
20 1/75
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 16
Cembung 1400 2000
60
Cekung 1000 1500
Cembung 800 1200
50
Cekung 700 1000
Cembung 450 1200
40
Cekung 450 1000
Cembung 250 400
30
Cekung 250 400
Cembung 100 200
20
Cekung 100 200
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 17
BAB III
PERHITUNGAN AWAL
2000 A
P1 C
P3 B
Koordinat Y
1500 P2
1000
P4
P7
500
P5
P6
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Koordinat x
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 18
3.2 Perhitungan Jarak Lurus (d)
2
d = √(x2 -x1 )2 + (y2-y1 )
- Patok A – P1
d = √( 1820 - 1449 )2 + ( 1490 - 1840 )2
= 510.04 meter
- Patok P1 – P2
d = √( 2200 - 1820 )2 + ( 1310 - 1490 )2
= 420.48 meter
- Patok P2 – P3
d = √( 2680 - 2200 )2 + ( 1450 - 1310 )2
= 500 meter
- Patok P3 – B
d = √( 3047 - 2680 )2 + ( 1400 - 1450 )2
= 370.39 meter
- Patok B – P4
d = √( 3045 - 3047 )2 + ( 760 - 1400 )2
= 640 meter
- Patok P4 – P5
d = √( 2685 - 3045 )2 + ( 280 - 760 )2
= 600 meter
- Patok P5 – P6
d = √( 3075 - 2685 )2 + ( 370 - 280 )2
= 400.25 meter
- Patok P6 – P7
d = √( 3587 - 3075 )2 + ( 720 - 370 )2
= 620.20 meter
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 19
- Patok P7 – C
d = √( 3547 - 3587 )2 + ( 1550 - 720 )2
= 830.96 meter
𝛼 = arc tan ( X2 - X1 )
( Y2 - Y1 )
- Titik A
- Titik P1
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 20
= arc tan ( 380 ) ( Kuadran II )
( - 180 )
O
= - 64.7
𝛼P1 = 115 O
= 115O 20` 46``
- Titik P2
- Titik P3
- Titik B
- Titik P4
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 21
= arc tan ( - 360 ) ( Kuadran III )
( - 480 )
O
= 36.87
𝛼P4 = 217 O
= 216O 52` 12``
- Titik P5
- Titik P6
- Titik P7
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 22
3.4 Perhitungan Sudut Tikungan ( Δ )
Sudut tikungan adalah selisih antara sudut azimuth dari titik sebelum dan
sudut azimuth dari titik sesudah
Δ1 = 𝛼1 - 𝛼2 Δ5 = 𝛼5 - 𝛼6
= 17.99 O = 36.69 O
Δ2 = 𝛼2 - 𝛼3 Δ6 = 𝛼6 - 𝛼7
= 41.61 O = 140 O
Δ3 = 𝛼3 - 𝛼4 Δ7 = 𝛼7 - 𝛼8
= 24.02 O = 21.4 O
Δ4 = 𝛼4 - 𝛼5 Δ8 = 𝛼8 - 𝛼9
= 82.42 O = 307S O
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 23
Tabel 3. 2 Tabel Rekapitulasi Perhitungan
Koordinator Jarak 𝛼 Δ
Patok o
x y (m) () (o)
A 1449 1840 133
510.0 18
P1 1820 1490 115
420.5 42
P2 2200 1310 74
500.0 24
P3 2680 1450 98
370.4 82
B 3047 1400 180
640.0 140
P4 3045 760 217
600.0 140
P5 2685 280 77
400.2 21
P6 3075 370 56
620.2 307
P7 3587 720 363
831.0
C 3547 1550
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 24
BAB IV
ALIGNMENT HORIZONTAL
Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur
peralihan, busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja.
Tidak
Tidak
Tidak
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 25
4.2 Perhitungan Properti Tikungan
T Δ
T C
Rc
1/2 Δ 1/2 Δ
Tikungan yang termasuk dalam Full Circle (FC) adalah P1,P2, P3, B,
P4, P5, P6, P7
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 26
Contoh Perhitungan
Ditinjau titik P1
Diketahui :
VR : 60 Km / Jam
Δ : 18 O
Rd : 510 m
Dihitung :
Tc = Rd tan ½ Δ
= 510 x tan ( ½ x 18 )
= 80.7 m
Δ
Lc = x π x Rd
180
Δ
= x 3.14 x 510
180
= 160 m
Ec = Tc x tan ( ¼ Δ )
= 80.7 x tan ( ¼ . 18 )
= 6.35 m
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 27
Tabel 4. 2 Rekapitulasi Perhitungan Properti Tikungan Full Circle
O
Ts Δ
E
SLs
Δ `c
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 28
4.2.3 Tikungan Spiral – Circle – Spiral ( SCS )
IP
Δ
Es
θc
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 29
Contoh Perhitungan
Ditinjau titik P1
Diketahui :
VR : 60 Km / Jam Ls : 36.5 m
Δ : 18 O
𝜃s : 36.5 O
Rd : 510 m K : 188.1 m
e : 0.098 Lc : 160.0 m
p : 22.24m Δc : 46.996 O
Dihitung :
Es = ( Rd + p )
Cos ( 1 / 2 𝛽 )
= ( 510 + 22.24 ) – 510.0
Cos ( 18 / 2 )
= 28.8641 m
Ts = ( Rd + p ) tan ( ½ 𝛽 ) + k
= ( 510 + 22.24 ) tan ( 18 / 2 ) + 188.098
= 272.334 m
L = Lc + 2 x Ls
= 160.0 + 2 ( 36.5 )
= 233.0 m
Ls2
Es = Ls-
40 x Rd2
( 36.5 ) 2
= 36.5- 40 x 510 2
= 36.4347 m
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 30
Tabel 4. 4 Rekapitulasi Perhitungan Properti Tikungan SCS
R e Ls Δc Lc Xs k p Ts Es L
510 0.068 36.5 46.9 160 36.4 188.098 22.24 272.33 28.864 233.02
420 0.068 29.5 46.9 305 29.4 152.863 14.072 317.96 44.378 364.18
500 0.068 29.5 46.9 209 29.5 152.863 14.072 262.22 25.575 268.49
370 0.068 27.9 46.9 533 27.8 144.599 12.482 479.9 138.55 588.29
640 0.068 29.0 46.9 410 29 150.322 13.571 367.05 48.567 467.63
600 0.068 28.0 46.9 1464 28 121.028 10.512 1792.2 1179.2 1519.92
400 0.068 28.0 46.9 149 28 145.233 12.688 223.12 19.968 205.15
620 0.068 32.5 46.9 3263 32.5 152.863 14.072 201.6 1347 3327.98
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 31
Tabel 4. 5 Rekapitulasi Dimensi Pelebaran Samping
VR Rd Lebar jalan
Tikungan
(km/jam) (m) (m)
P1 510.0
P2 420.5
P3 500.0
B 370.4
60 7,0
P4 640.0
P5 600.0
P6 400.2
P7 620.2
Catatan : Nilai dari dimensi pelebaran samping didapatkan dari hasil interpolasi
antar lebar lajur lalu lintas 7 m dan 6 m
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 32
CT 2+678
TC 2+887
P5 S-C-S 3+040
CT 3+114
TC 3+365
P6 S-C-S 3+440
CT 3+669
TC 3+823
P7 S-C-S 4+060
CT 4+121
TC 4+512
S-C-S
C 4+891
CT 0+314
TC S-C-S 0+510
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 33
BAB V
ALIGNMENT VERTIKAL
Data profil tanah asli diperoleh dari alignment horizontal dimana garis as
jalan yang memotong kontur diplot pada kertas berskala setelah itu
dihubungkan titik-titik tersebut dengan garis sehingga garis yang
menghubungkan titik-titik itu dapat membentuk cekungan atau cembung
dengan demikian profil tanah asli tersebut mendekati profil yang sebenarnya.
Selanjutnya untuk kebutuhan perencanaan alignment vertikal maka ditarik
garis dengan asumsi tidak melampaui kelandaian maksimum yang sudah
ditentukan.
Profil tanah asli dari topografi lokasi perencanaan jalan dari stasiun
0+000 hingga statiun 4 + 822,100 memiliki perubahan kelandaian tidak
ekstrim (datar). Elevasi tertinggi profil berada pada statiun 3+823,600 yaitu
setinggi 306,667 m, sedangkan elevasi terendah berada pada statiun 0+000
yaitu setinggi 287,143 m.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 34
Gambar 5. 1 Profil Tanah Asli
Contoh Perhitungan
Diketahui
Ditinjau titik A
Station : 0+000 m
Elevasi : 290 m
Ditinjau titik P1
Station : 0+510 m = 510 m
Elevasi : 285 m
Ditinjau titik P2
Station : 0+930 m = 930 m
Elevasi : 280 m
o Perhitungan Jarak Antar Titik
( 290 - 285 ) m
g A-P1 = ×100 % = 0 %
510
( 310 - 310 ) m
g P1-P2 = ×100 % = 0 %
420
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 35
o Perhitungan Nilai Perbedaan Aljabar untuk Kelandaian ( A ) untuk
tiap titik
A = g ( i ) – g ( ii – 1 )
Patok P1
A P1 = ( g P1-P2 ) – ( g A-P1 ) = 0% - 0% = 0%
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 36
5. Panjang Lengkung minimum untuk Kebutuhan Drainase
Lv = 40 x A
Lv untuk P1 = 40 x 0 = 0 m
Tabel 5. 1 Rekapitulasi Tabel Pemilihan panjang lengkung vertikal maksimum dari beberapa
kriteria
A Lv Lv.
Titik g
(%) Min Ktr. II Ktr. III Ktr. IV Ktr. V Max
P1 0.0098 % 0.0021 % 60 36 0.02626 0.02 % 0.08 % 60
P2 0.0119 % 0.0081 % 60 36 0.10119 0.07 % 0.32 % 60
P3 0.02 % 0.007 % 60 36 0.08784 0.06 % 0.28 % 60
B 0.027 % -0.027 % 60 36 0.3378 0.25 % 1.1 % 60
P4 0% 0% 60 36 0 0% 0% 60
P5 0% 0.0125 % 60 36 0.15625 0.12 % 0.5 % 60
P6 0.0125 % 0.004 % 60 36 0.0554 0.04 % 0.2 % 60
P7 0.0081 % 0.002 % 60 36 0.0256 0.02 % 0.1 % 60
C 0.006 % 0.002 % 60 36 0.0256 0.02 % 0.1 % 60
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 37
Tabel 5. 2 Rekapitulasi Tabel Perhitungan Jarak, Gradient, Nilai A ( Perbedaan Aljabar untuk
Kelandaian ), dan Panjang Lengkung ( Lv )
Elevasi Jarak Gradient A Lv Type
Titik Station
(m) (m) % % (m) Lengkungan
A 0+0 290
510 0.0098 0.002
P1 0 + 510 285 60 Cembung
420 0.0119 0.0081
P2 0 + 930 280 60 Cembung
500 0.02 0.007
P3 1 + 430 270 60 Cembung
370 0.027 -0.027
B 1 + 800 280 60 Cembung
640 0 0
P4 2 + 440 280 60 Cembung
600 0 0.0125
P5 3 + 040 280 60 Cekung
-
400 0.0125
0.004
P6 3 + 440 275 60 Cembung
620 0.0081 0.002
P7 4 + 060 270 60 Cembung
-
831 0.006
0.002
C 4 + 891 275 60 Cembung
Diketahui Lv PI9 = 60 m
A = 0.0125 %
g1 = 0,013 %
g2 = 0,008 %
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 38
Ev = 1/8 x A x Lv = 1/8 x (0.0125/100) x 60 = 0.0009375 m
x = ¼ x Lv = ¼ x 60 = 15 m
y = (½ . A) Lv = ½ x (0.0125/100) x 60 = 0.00375 m
= 2913.13 m = 2 + 913.13
= 2957.56 m = 2 + 957.56
= 305 m
= 305 m
P7 P6 P5
620.19 m 400.25
m
STA 4 + 060 STA 3 + 440 STA 3 + 040
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 39
Tabel 5. 3 Tabelisasi Perhitungan Statiun dan Elevasi Titik-Titik Penting
Properti Lengkung
Vertikal Elevasi
Titik Stationing
(m)
Ev x y
A 0 - - - 310.000
BCP1 0 310.000
P1 0+881 0,0000 15 0.0000 310.0000
ECP1 1+002 310.000
BCP2 1+124 310.000
P2 1+060 0,0000 15 0.0000 310.0000
ECP2 1+152 310.000
BCP3 1+245 310.000
P3 1+485 0,0000 15 0.0000 310.0000
ECP3 1+578 310.000
BCB 1+670 310.000
B 1+621 0,0000 15 0.0000 310.0000
ECB 1+708 310.000
BCP4 1+794 310.000
P4 2+687 0,0000 15 0.0000 310.0000
ECP4 2+927 310.000
BCP4 3+014 309.943
P5 3+495 0,0573 15 0.2290 309.9427
ECP5 3+582 309.943
BCP6 3+669 314.489
P6 3+823 0,2818 15 1.1272 314.7182
ECP6 3+916 314.947
BCP7 4+008 303.655
P7 4+254 -0,4482 29.9401 -1.7928 305
ECB 4+319 306.3464
BCP4 4+383 305.0000
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 40
5.4 Koordinasi Trase Alinement Horizontal dan Vertikal
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 41
Tabel 5. 4 Tabelisasi Koordinasi Alignment Vertikal dan Horizontal
Selain itu, beberapa tikungan memiliki jari-jari yang relatif kecil (tikungan
tajam) sehingga lengkung vertikal tidak ditempatkan pada tikungan tersebut
mengingat persyaratan koordinasi ideal adalah lengkung horizontal lebih panjang
daripada lengkung vertikal.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 42
pada lokasi tertentu pada rencana jalan ini. Hal ini dilakukan untuk menjaga faktor
safety pengendara.
𝑉
𝑉𝑅 ( 𝑅 )2
3.6
Jh = 3.6 . 𝑇 + .......................pers(1)
2𝑔𝑓
Dimana :
VR = Kecepatan rencana (km/jam)
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
g = percepatan grafitasi 9,8 m/det2
f = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal,
ditetapkan 0,3 - 0,55.
Pers.(1) disederhanakan :
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 43
𝑉𝑅 2
Jh = 0,694 Vr + 0,004 ...................pers.(2)
𝑓
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 44
BAB VI
DIAGRAM SUPERELEVASI
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 45
Tikungan PI₁ (Spiral-Circle-Spiral)
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 46
Tikungan PI₃ (Spiral-Circle-Spiral)
Tikungan B (Spiral-Circle-Spiral)
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 47
Tikungan PI4 (Spiral-Circle-Spiral)
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 48
Tikungan PI6 (Spiral-Circle-Spiral)
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 49
P1 Tugas Besar
Rekayasa Jalan
Diperiksa Oleh
Hamdan Kadir, S.T., M.T
Dbuat Oleh
Berlianta, B.
Keterangan Gambar
1 : 50 1
P2 Tugas Besar
Rekayasa Jalan
Diperiksa Oleh
Hamdan Kadir, S.T., M.T
Dbuat Oleh
Berlianta, B.
Keterangan Gambar
1 : 50 1
P3 Tugas Besar
Rekayasa Jalan
Diperiksa Oleh
Hamdan Kadir, S.T., M.T
Dbuat Oleh
Berlianta, B.
Keterangan Gambar
1 : 50 1
B Tugas Besar
Rekayasa Jalan
Diperiksa Oleh
Hamdan Kadir, S.T., M.T
Dbuat Oleh
Berlianta, B.
Keterangan Gambar
1 : 50 1
P4 Tugas Besar
Rekayasa Jalan
Diperiksa Oleh
Hamdan Kadir, S.T., M.T
Dbuat Oleh
Berlianta, B.
Keterangan Gambar
1 : 50 1
P5 Tugas Besar
Rekayasa Jalan
Diperiksa Oleh
Hamdan Kadir, S.T., M.T
Dbuat Oleh
Berlianta, B.
Keterangan Gambar
1 : 50 1
P6 Tugas Besar
Rekayasa Jalan
Diperiksa Oleh
Hamdan Kadir, S.T., M.T
Dbuat Oleh
Berlianta, B.
Keterangan Gambar
1 : 50 1
P7 Tugas Besar
Rekayasa Jalan
Diperiksa Oleh
Hamdan Kadir, S.T., M.T
Dbuat Oleh
Berlianta, B.
Keterangan Gambar
1 : 50 1
BAB VII
1. Jalur lalu lintas. Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan
untuk lalu lintas kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan.
2. Lajur lalu lintas. Lajur lalu lintas adalah bagian jalur lalu lintas yang
memanjang, dibatasi oleh marka lajur jalan, memiliki lebar yang cukup
untuk dilewati suatu kendaraan bermotor sesuai kendaraan rencana.
Lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kendaraan rencana
3. Bahu jalan. Bahu jalan adalah bagian jalan yang terletak ditepi jalur
lalu lintas yang berfungsi untuk :
a. Lajur lalu lintas darurat, tempat berhenti sementara, atau tempat
parker darurat
b. Ruang bebas samping bagi lalu lintas
c. Penyangga samping untuk kestabilan perkerasan jalur lalu lintas.
4. Median (dalam perencanaan ini tidak diperlukan).Median adalah
bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan dua jalur lalu
lintas yang berlawanan arah.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 50
o Bagian yang berguna untuk draina sejalan, terdiri dari:
1. Saluran samping
2. Kemiringan melintang jalur lalu lintas
3. Kemiringan melintang bahu
4. Kemiringan lereng
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 51
2) Ruang Milik Jalan (Rumija)
Dibatasi oleh lebar yang sama dengan Rumaja ditambah ambang
pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5 meter dan kedalaman 1,5
meter.
3) Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja)
Ruwasja adalah ruang sepanjang jalan diluar Rumaja yang dibatasi oleh
tinggi dan lebar tertentu, diukur dari sumbu jalan, sebagai berikut:
- Jalan Arteri, minimum 20 meter
- Jalan Kolektor, minimum 15 meter
- Jalan Lokal, minimum10 meter
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 52
Jalan yang direncanakan adalah jalan kolektor primer 2 lajur 2 arah tak
terbagi dengan criteria perencanaan sebagai berikut:
a. Jalur lalu lintas dengan lebar 3.5 m tiap lajur. Kemiringan normal = 2 %
dengan super elevasi maksimum = 10%.
b. Bahu Jalan dengan lebar 1.5m dengan kemiringan rencana = 4%
- Saluran samping
Untuk drainase jalan dalam perencanaan ini telah ditentukan dengan
menggunakan penampang melintang trapesium, dengan lebar sisi bawah = 50
cm dan tinggi saluran = 1 m
a. Tinggi saluran samping = 1 m
b. Lebar sisi bawah saluran = 0.5 m
Potongan Melintang jalan dibuat setiap jarak 100 m untuk daerah lurus
dan setiap jarak 50 m untuk daerah tikungan. Selain itu, potongan melintang
juga dibuat pada titik-titik penting ditikungan yaitu TC dan CT untuk tipe Full
Circle, TS, SC, CS dan ST untuk tipe S-C-S, serta TS dan SS untuk tipe
tikungan Spriral-Spiral.
Berikut ini contoh potongan melintang yang diambil pada beberapa station
dengan tipikal potongan yang berbeda yaitu tipikal potongan melintang pada
daerah galian, tipikal potongan melintang pada daerah timbunan, tipikal
potongan melintang pada jalan lurus, tipikal potongan melintang pada daerah
peralihan, dan tipikal potongan melintang pada daerah lengkung.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 53
TIPIKAL POTONGAN MELINTANG
PADA DAERAH TIMBUNAN STA 4+088,252
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 54
Gambar 7. 6 Typical Jembatan
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 55
BAB VIII
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 56
sesuai dan menciptakan dasar yang kuat. Dengan melakukan pekerjaan tanah
dengan cermat, konstruksi dapat dibangun dengan baik, lebih tahan lama, dan
lebih aman bagi penggunaannya.
Pekerjaan tanah dalam konstruksi meliputi beberapa hal berikut
1. Penggalian
Proses penggalian dilakukan untuk menghilangkan tanah yang tidak
diperlukan atau untuk menciptakan bentuk tanah yang sesuai dengan
desain. Hal ini melibatkan penggunaan alat berat seperti ekskavator.
2. Pemadatan
Pemadatan tanah dilakukan untuk mengurangi kepadatan dan
menghilangkan kelebihan udara dalam tanah. Tujuannya adalah mencapai
kepadatan yang optimal yang dapat menahan beban struktur yang akan
dibangun.
3. Pengeringan
Jika tanah terlalu basah, pekerjaan pengeringan dilakukan untuk
menghilangkan kelebihan air dalam tanah. Ini dapat melibatkan
penggunaan saluran drainase, pompa air, atau pengeringan dengan
bantuan alat khusus.
4. Pemindahan Tanah
Kadang-kadang diperlukan pemindahan tanah dari satu tempat ke
tempat lain. Hal ini bisa terjadi saat ada penambahan tanah yang
dibutuhkan untuk memperbaiki tingkat tanah yang tidak memadai atau
saat tanah harus dipindahkan untuk keperluan lain di lokasi konstruksi.
5. Finishing Permukaan Tanah
Setelah pekerjaan tanah utama selesai, langkah terakhir adalah
penyelesaian permukaan tanah. Ini melibatkan pemadatan permukaan,
perataan, dan pengaturan kemiringan yang sesuai sesuai dengan
perencanaan konstruksi yang ada.
Kelima hal tersebut adalah beberapa contoh pekerjaan tanah yang umum
dilakukan dalam konstruksi. Setiap langkah ini penting untuk menciptakan
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 57
tapak konstruksi yang sesuai dengan persyaratan teknis, memastikan
stabilitas, dan menciptakan dasar yang kokoh untuk pembangunan struktur
yang akan dilakukan.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 58
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam menghitung volume galian
dan timbunan antara lain:
1. Design dan Spesifikasi : Volume galian dan timbunan akan ditentukan
berdasarkan desain dan spesifikasi proyek yang telah ditetapkan.
Persyaratan tingkat tanah, profil permukaan, dan dimensi konstruksi akan
menjadi acuan dalam perhitungan volume.
2. Kebutuhan Struktur: Volume galian dan timbunan akan bergantung pada
kebutuhan struktur yang akan dibangun. Jenis bangunan, dimensi, dan
beban yang diperkirakan akan mempengaruhi volume tanah yang harus
digali atau ditimbun.
3. Drainase dan Stabilitas: Perhitungan volume juga mempertimbangkan
aspek drainase dan stabilitas. Kebutuhan pengaturan kemiringan, saluran
drainase, dan pengendalian air tanah akan mempengaruhi volume galian
dan timbunan.
4. Ketersediaan Sumber Daya: Ketersediaan tanah di lokasi proyek dan
sumber daya yang tersedia seperti alat berat, bahan bakar, dan tenaga kerja
akan mempengaruhi volume galian dan timbunan yang dapat dilakukan.
5. Biaya dan Waktu: Perhitungan volume juga harus mempertimbangkan
aspek biaya dan waktu. Estimasi biaya bahan, alat, dan tenaga kerja yang
diperlukan, serta penjadwalan pekerjaan berdasarkan waktu yang tersedia,
akan menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung
volume galian dan timbunan.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 59
BAB IX
Rambu jalan adalah tanda atau simbol yang ditempatkan di sepanjang jalan
untuk memberikan informasi, peringatan, atau larangan kepada pengendara.
Fungsinya adalah sebagai sarana komunikasi visual yang penting untuk menjaga
keamanan dan disiplin lalu lintas. Rambu jalan berperan dalam memberikan
informasi mengenai kondisi jalan, seperti tikungan tajam, zona sekolah, atau jalan
berbahaya. Selain itu, rambu jalan juga memberikan instruksi kepada pengendara,
seperti larangan parkir, larangan berbelok ke kanan, atau batas kecepatan.
Sementara itu, marka jalan adalah tanda atau garis yang terdapat di permukaan jalan
yang berfungsi untuk mengatur alur lalu lintas dan memberikan petunjuk kepada
pengendara. Fungsinya adalah memandu pengendara agar tetap berada pada jalur
yang benar, memisahkan arus lalu lintas, serta memberikan informasi mengenai
zona berhenti, jarak aman antara kendaraan, atau batas kecepatan. Rambu dan
marka jalan bekerja sama sebagai sistem tanda jalan yang penting dalam pengaturan
lalu lintas, meningkatkan keselamatan, dan menjaga kelancaran pergerakan di jalan
raya.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 60
- Posisi dan Ketinggian
Rambu jalan harus ditempatkan pada posisi yang strategis dan mudah
terlihat oleh pengendara. Mereka harus dipasang pada ketinggian yang tepat
untuk memastikan jelasnya visibilitas dan mudah dibaca.
- Penempatan yang Konsisten
Rambu jalan harus ditempatkan secara konsisten sesuai dengan pedoman
yang telah ditetapkan. Mereka harus ditempatkan di lokasi yang sesuai dengan
informasi atau instruksi yang ingin disampaikan kepada pengendara.
- Kekuatan dan Ketahanan
Rambu jalan harus cukup kuat dan tahan lama untuk menahan kondisi cuaca
ekstrem, seperti hujan, panas, dan angin kencang. Marka jalan juga harus tahan
terhadap lalu lintas kendaraan dan abrasi.
- Visibilitas dan Refleksivitas
Rambu dan marka jalan harus memiliki tingkat visibilitas yang baik,
terutama dalam kondisi cahaya rendah atau malam hari. Mereka harus
menggunakan bahan reflektif atau memiliki lapisan reflektif untuk
meningkatkan visibilitas saat disinari oleh lampu kendaraan.
- Kepatuhan Hukum
Penggunaan rambu dan marka jalan harus sesuai dengan peraturan hukum
yang berlaku di wilayah tersebut. Pengendara harus mematuhi instruksi dan
peringatan yang diberikan oleh rambu dan marka jalan.
- Pemeliharaan dan Penggantian
Rambu dan marka jalan harus dipelihara secara teratur untuk memastikan
visibilitas dan keberfungsian yang baik. Jika ada kerusakan atau keausan yang
signifikan, mereka harus diganti atau diperbaiki sesuai kebutuhan.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 61
9.1 Rambu Lalu Lintas
a.) Rambu Perintah , Yaitu bentuk peraturan yang jelas dan tegas tanpa ada
interpretasi lain yang wajib dilaksanakan oleh pengguna jalan
b.) Rambu Larangan, Yaitu untuk memberikan instruksi kepada pengendara
jalan agar tidak melakukan perilaku yang dapat membahayakan
keselamatan, menjaga keteraturan lalu lintas, dan mencegah terjadinya
kecelakaan. Rambu larangan membatasi tindakan seperti parkir di lokasi
tertentu, berbelok ke arah yang ditentukan, melewati batas kecepatan yang
ditetapkan, atau melakukan tindakan yang dapat mengganggu alur lalu
lintas. Dengan mematuhi rambu larangan, pengendara jalan dapat
berkontribusi dalam menciptakan lingkungan jalan yang aman, teratur,
dan efisien.
c.) Rambu Peringatan, Yaitu untuk memberikan informasi kepada
pengendara jalan tentang kondisi atau bahaya di sepanjang jalan. Rambu
peringatan digunakan untuk memberikan peringatan terhadap situasi atau
keadaan yang mungkin memerlukan tindakan pengendara untuk
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 62
mengurangi risiko kecelakaan. Contohnya termasuk rambu peringatan
tikungan tajam, penyeberangan pejalan kaki, zona sekolah, atau
keberadaan hewan liar di jalan. Dengan adanya rambu peringatan,
pengendara dapat memperhatikan situasi yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang tepat untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan pengguna
jalan lainnya.
d.) Rambu Petunjuk, Yaitu untuk memberikan arahan atau informasi
kepada pengendara jalan mengenai rute, tujuan, atau lokasi tertentu.
Rambu petunjuk membantu pengendara dalam menavigasi jalan dan
memastikan mereka mencapai tujuan dengan tepat. Contohnya termasuk
rambu penunjuk arah, rambu penunjuk jarak tempuh ke suatu tujuan,
rambu penunjuk lokasi fasilitas umum seperti pom bensin, rumah sakit,
atau pusat perbelanjaan. Rambu petunjuk membantu pengendara jalan
dalam mengambil keputusan yang tepat dan meminimalkan kesalahan
penunjukan rute, sehingga mempermudah perjalanan dan meningkatkan
efisiensi transportasi.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 63
• Jarak Penempatan
- Rambu Disebelah Kiri
a. Rambu ditempatkan di sebelah k iri menurut arah lalu lintas,
di luar jarak tertentu dan tepi paling luar bahu jalan atau
jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas
kendaraan atau pejalan kaki.
b. Jarak penempatan antara rambu
yang terdekat dengan bagian tepi
paling luar bahu jalan atau jalur
lalu lintas kendaraan minimal 0,60
meter.
c. Penempatan rambu harus mudah Gambar 9. 1 Jarak Penempatan
Rambu Kiri
dilihat dengan jelas oleh pemakai
jalan.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 64
jalan.
• Tinggi Rambu
- Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75
meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan
sampai dengan sisi daun rambubagian bawah, atau papan
tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan
tambahan.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 65
- Ketinggian penempatan rambu di atas daerah manfaat jalan
adalah minimum 5,00 meter diukur dari permukaan jalan sampai
dengan sisi daun rambu bagian bawah.
• Posisi Rambu
- Pada kondisi jalan yang lurus atau melengkung ke kiri, rambu
yang ditempatkan pada sisi jalan, pemasangan posisi rambu
digeser 3° (derajat) searah jarum jam dan posisi tegak lurus sumbu
jalan
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 66
lurus terhadap sumbu jalan.
- Rambu jalan yang ditempatkan pada awal pemisah jalan dan di
atas daerah manfaat jalan pada jalan 1 arah, pemasangan posisi
rambu tegak lurus terhadap sumbu jalan dan ditempatkan
ditengah-tengah dari lebar median.
- Posisi rambu tidak boleh terhalangi oleh bangunan, pepohonan
atau benda-benda lain yang dapat berakibat mengurangi atau
menghilangkan arti rambu tersebut.
- Daun rambu harus dipasang pada tiang yang khusus disediakan
untuk pemasangan daun rambu
- Pemasangan daun rambu pada satu tiang maksimum 2 (dua) buah
daun rambu
9.1.2 Rambu Lalu Lintas yang digunakan dalam perencanaan Jalan
Tanjakan
Station 2+927,290 s.d 3+582,290
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 67
Station 3+582,290 s.d 3+916,290
Turunan
Station 1+270,865 s.d 1+623,389
Secara umum ada dua jenis marka yaitu marka membujur dan marka
melintang.Pada perencanaan jalan ini yang digunakan adalah marka
membujur yang terdiri atas dua jenis yaitu marka membujur garis utuh
dan marka membujur garis putus-putus.
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 68
a. Menjelang persimpangan sebagai pengganti garis putus-putus
pemisah arah lajur. Garis utuh harus didahului dengan garis putus-
putus sebagai peringatan
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 69
Marka membujur berupa garis putus-putus berfungsi untuk : mengarahkan
lalu lintas dan memperingatkan akan ada marka membujur berupa garis utuh di
depan dan pembatas jalur pada jalan 2 ( dua) arah,
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 70
4+210,846s.d 5+195,726
0+000 s.d0+255,291
0+821,294s.d1+270,865
1+623,389 s.d1+534,960
Marka membujur
2+210,919 s.d2+137,055
3+095,266 s.d3+111,408
3+698,355 s.d3+618,931
3+902,191 s.d3+818,620
garis putus-putus
4+138,252 s.d4+210,846
5+195,726 s.d5,435,100
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 71
BAB X
10.1 Kesimpulan
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 72
10.2 Saran
Berlianta B.
Tugas Besar Rekayasa Jalan | 73
LAMPIRAN
Δ1 Δ3
Δ4
Δ2
Δ5 Δ8
Δ7
Δ6