Anda di halaman 1dari 83

PENGELOLAAN SECARA

TERPADU

DISAMPAIKAN OLEH :
Ir.ANDRIE LUCIANO,M.T
PEMATERI

Ir. ANDRIE LUCIANO, M.T


Instruktur / Narasumber/Asessor
BIODATA
NAMA LENGKAP : Ir. ANDRIE LUCIANO, M.T
TEMPAT TANGGAL LAHIR : TANJUNG KARANG, 24 SEPTEMBER 1956
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
INSTANSI : DEWAN PENGURUS DAERAH I A L K I PROVINSI LAMPUNG
STATUS : MENIKAH
NAMA ISTRI : RIDA YULIANNY NICOLAS, S.E.

NAMA ANAK : 1. MARIAM GISELLE ANDREA LUCIANO


: 2. MUHAMMAD GERALD ANDREW LUCIANO
ALAMAT RUMAH/ NO TELP : Jl. Panglima Polim Gg. Randu No. 50,Kel. Segala Mider,Kec. Tanjung Karang
Barat- Bandar Lampung ,
Telp.0721 780667/ Hp. 082179877887,082179880688
ALAMAT KANTOR : Jl. Kemuning Atas No. 08 , Rawalaut Bandar Lampung
ALAMAT E-MAIL : andrieluciano024@gmail.com
andrieluciano024@ymail.com
PENGALAMAN KERJA
Staff Adm. Teknik Proyek Pengembangan Jaringan Irigasi Lampung Dinas Pekerjaan Umum Lampung Tahun 1977
Staff Perencanaan Proyek Pengembangan Jaringan Irigasi Lampung Dinas Pekerjaan Umum Lampung Tahun 1984
Kaur. Perencanaan Proyek Pengembangan Jaringan Irigasi Lampung Dinas Pekerjaan Umum Lampung Tahun 1987
Pelaksana /Pengawas Utama Bidang Konstruksi BPJIL D.I. Way Tulung Mas Seluas 3.100 Ha. Tahun 1992
Pelaksana/Pengawas Utama Bidang Konstruksi BPJIL D.I. Way Bumi Agung Seluas 5.200 Ha. Tahun 1996
Pelaksana /Pengawas Utama Bidang Konstruksi PID Lampung Lampung Utara seluas 6000 Ha Tahun 1997
Ka. Sub. Urusan Teknik Bagian Proyek Jaringan Irigasi Wilayah Lampung Selatan Tahun 1998
Ka. Tata Usaha Bagian Proyek Pengembangan Air Tanah Lampung Tahun 1999
Pelaksana Konstruksi Bagian Proyek Jaringan Irigasi Wilayah Lampung SelatanTahun 2001
Staff Seksi O & P Waduk dan Sungai Sub. Din. O & P Dinas Pengairan Lampung Tahun 2003
Koordinator Pengawas / Pengawas Konstruksi Sub Din O P Dinas Pengairan Tahun 2004
Pelaksana/Pengawas Kegiatan O & P Irigasi / Rawa se Provinsi Lampung (1000 s.d. 3000 Ha) Tahun 2006
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / PPTK Pembangunan / Rehabilitasi Bantaran & Tanggul Tahun 2007
Ka. Seksi Konservasi & Pengendalian SDA Pada Bidang Konservasi & Pemanfaatan SDA Tahun 2008
Ka. Seksi Kemitraan Pada Bidang Jasa Konstruksi Dinas Bina Marga Prov Lampung Tahun 2011
Instruktur/Narasumber Terkait Pembinaan/Pemberdayaan Jasa Konstruksi Tahun 2009
Sekertaris Umum DPD IALKI Provinsi Lampung Tahun 2010 sampai dengan Sekarang
Ahli Madya Pengawas Jalan dan Ahli Madya Pengawas Jembatan Tahun 2013/Sumber Daya Air.
Ahli Pengdaan Barang Jasa Pemerintah Tahun 2006/Asesor Ahli Tenaga Kerja Konstruksi
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

1. Diklat Kepala Pengawas Jalan dan Jembatan


2. Diklat Kepala Pelaksana/Pengawas Utama Sumber Daya Air
3. Diklat Pembinaan Bimbingan Teknis Legar Jalan.
4. Diklat Keahlian Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah,
5. Diklat Standar Pendanaan Manual dan Launching Simpul Layanan
Informasi
6. Diklat Drainase Perkotaan
7. Diklat Fasilitasi Training of Trainer (TOT) Pemberdayaan Penanggungjawab
Badan Usaha Jasa Konstruksi,
8. Diklat Management of Training (MOT),
9. Diklat Bangunan Tahan Gempa dan Desain Drainase Jalan
10.Diklat Pengadaan Barang Jasa Konstruksi Secara Elektronik
11.Sosialisasi Pemanfaatan Data Iklim Untuk Jasa Konstruksi
12.Pelatihan Pelaksana dan Pengawas Utama Sumber Daya Air
13.Pelatihan Teknis Pelaksanaan Teknis Kegiatan Bidang Konstruksi
14.Keahlian Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah,Pengelolaan Sistem Sumber Daya
Air
15.Bimbingan Teknis Panitia Lelang / Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
16.Pembinaan dan Pelatihan Uji Mutu Konstruksi dan Konsultan
17.Pembinaan dan Pelatihan Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultan
18.Pelatihan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL)Bidang Pekerjaan Umum
19.Diklat Penyegaran Tata Cara Pengadaan Barang Jasa
20.Penataran Pelaksanaan Pedoman Penghayatan Pancasila (P4) Pola 120 Jam (Pola
Calon Penatar)
21.Pelatihan Pelaksana/Pengawas Utama Sumber Daya Air
22.Pra Jabatan II
PENYAJI/INSTRUKTUR/NARASUMBER/ASSESOR

1. Bimbingan Teknis Pemberdayaan Penanggungjawab Badan Usaha


(PJBU) Jasa Konstruksi
2. Sosialisasi Pemanfaatan Data Iklim Untuk Jasa Konstruksi
3. Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
4. Rapat Kerja Jasa Konstruksi Daerah
5. Uji Kopetensi Terkait Jasa Konstruksi Bidang Ke P U an
6. Workshop / Lokakarya Sistem Manajemen Mutu dan SMK 3 L
7. Bimbingan Teknis /Desiminasi/ Sosialisasi Terkait Jasa Konstruksi
8. Assessor Tehnik Sipil
9. Instruktur Terkait Jasa Konstruksi
Pengertian Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu
yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki.

Efektif berarti tujuan dapat tercapai sesuai rencana, sedangkan efisien


artinya tugas dijalankan dengan benar, teroganisir, dan selesai sesuai
jadwal.
UBI 8
Hal-hal Yang Perlu Dikendalikan
Dalam Pelaksanan Pekerjaan Jalan dan Jembatan

1) Tepat Biaya ( Sesuai Gambar dan RAB )


2) Tepat Mutu ( Sesuai Spesifikasi )
3) Tepat Waktu ( Sesuai Jadwal )
4) Tepat Laku ( Sesuai Peraturan )
5) Bila semua tepat maka, HAP / Target Fisik
& sasaran fungsional akan tercapai
UBI 9
AGAR TEPAT BIAYA, MUTU DAN WAKTU
, MAKA PERLU PENGENDALIAN AL :

UBI 10
UBI 11
BAB XI
PENGELOLAAN TERPADU (TERINTEGRASI) PROYEK KONSTRUKSI
11.1 Umum
Proyek konstruksi merupakan suatu bentuk investasi yang berwujud bangunan
bangunan fisik. Investasi ini diharapkan dapat memberikan keuntungan yang
wajar kepada para investor. Bagi proyek-proyek pemerintah bentuk keuntungan
tersebut adalah tingkat manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat untuk
melakukan berbagai transaksi ekonomi dan proses produksi. Keuntungan atau
manfaat yang diharapkan dalam bentuk financial return dari suatu proyek yang
lebih besar dari uang yang diinvestasikannya.
Agar tujuan tersebut dapat diwujudkan, maka proyek harus dikelola oleh suatu
tim proyek yang dipimpin oleh seorang manajer proyek yang harus profesional
yang memiliki multi skill yang berhubungan dengan berbagai aspek pengelolaan
suatu proyek. Kemampuan tersebut merupakan keharusan yang dimiliki oleh
seorang manajer proyek karena yang bersangkutan harus mampu
mengintegrasikan berbagai fungsi yang terdapat di dalam suatu proyek, artinya
seorang manajer proyek harus mampu mengoordinasikan knowledge area
dalam project life cycle.
UBI 12
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka tangung jawab
manajer proyek meliputi:

(1) Mengoordinasikan seluruh sumber daya manusia dari berbagai


klasifikasi dan kualifikasi, merencanakan dan mengerjakan
berbagai bentuk pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu proyek.
(2) Fokus pada gambaran besar proyek dan mengendalikan tim proyek
untuk mencapai penyelesaian proyek dengan berhasil.
(3) Memberikan keputusan final bila terdapat konflik antara tujuan
proyek atau orang-orang yang terlibat dalam proyek.
(4) Mengomunikasikan informasi-informasi penting kepada top
manajemen.

UBI 13
Proses manajemen proyek terpadu mencakup:
(1) Mengembangkan Surat Perintah Kerja Proyek – proses
pengembangan suatu dokumen yang yang secara formal memberi
kuasa sebuah proyek, atau suatu tahapan proyek dan
mendokumentasikan persyaratan awal yang memberikan kepuasan
kepada kebutuhan pemangku kepentingan beserta harapanharapannya.
(2) Mengembangkan Rencana Manajemen Proyek – proses
pendokumentasian tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
menetapkan, menyiapkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan
seluruh turunan rencana yang telah dibuat.
(3) Memerintah dan Mengelola Pengerjaan Proyek – proses
penyelenggaraan pekerjaan yang ditetapkan dalam rencana
manajemen proyek untuk mencapai sasaran proyek.

UBI 14
Proses manajemen proyek terpadu mencakup:
(4) Memonitor dan Mengendalikan Pekerjaan Proyek – proses
pelacakan, peninjauan ulang, dan mengatur progres untuk memenuhi
sasaran kinerja yang ditetapkan dalam rencana manajemen proyek.
(5) Melaksanakan Pengendalian Perubahan Yang Terintegrasi – proses
peninjauan ulang seluruh permintaan perubahan, persetujuan
perubahan, dan mengelola perubahan untuk diantarkan, asset proses
organisasi, dokumen proyek, dan rencana manajemen proyek.
(6) Pengakhiran Proyek atau Tahapan Proyek – proses pengakhiran
seluruh aktivitas melintasi seluruh Kelompok Proyek Manajemen
Proyek untuk menyelesaikan proyek atau tahapan proyek secara
formal.

UBI 15
KODE UNIT : M.711000.011.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Cara-cara Pengelolaan Secara
Terpadu (Terintegrasi)
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup ruang lingkup
pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku untuk
menerapkan cara-cara pengelolaan secara terpadu
(terintegrasi).

UBI 16
1. Menerapkan integrasi seluruh fungsi
manajemen proyek
1.1.Surat perintah kerja internal (Pemberian tanggung
Jawab, Kewenangan) dibuat.
1.2.Rencana manajemen proyek yang sudah ada
dikembangkan sesuai dengan standar proses.
1.3.Seluruh fungsi manajemen proyek dikembangkan agar
memenuhi persyaratan mencapai hasil yang diinginkan
di dalam batasan waktu, biaya, dan mutu.
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan dirumuskan.

UBI 17
1.1.Surat perintah kerja internal (Pemberian tanggung
Jawab, Kewenangan) dibuat.
a. Fungsi Surat Perintah Kerja Internal
Surat perintah kerja internal berfungsi sebagai media komunikasi di antara
berbagai orang yang memiliki latar belakang yang berbeda dan memiliki
kepentingan yang berbeda terhadap proyek yang sedang ditangani. Surat
perintah kerja internal secara jelas dan ringkas memuat lingkup proyek,
sasaran proyek, dan metode kerja dan juga produk akhir proyek yang telah
disetujui.
Surat perintah kerja internaI dimaksudkan menjadi rujukan untuk seluruh
siklus hidup proyek. Surat perintah kerja internal dalam pelaksanaannya,
melibatkan seluruh pemangku kepentingan proyek pada lembaran yang
sama dan meminimalkan timbunya kesalahpahaman, kekacauan peran,
dan konflik kepentingan di antara para pemangku kepentigan.
UBI 18
b. Dasar Penyusunan Surat Perintah Kerja Internal
Untuk penyusunan surat perintah kerja internal diperlukan dokumen sbb :
1) Project Statement of Work (SOW), suatu dokumen yang menggambarkan produk atau jasa yang
harus dibuat dalam suatu proyek. Project statement of work memuat antara lain:
a) Tujuan proyek, mengapa proyek tersebut harus dikerjakan.
b) Lingkup proyek, menggambarkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan dan menetapkan
sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan proyek tersebut
c) Lokasi proyek, merujuk pada lokasi tempat proyek tersebut dilaksanakan.
d) Periode pelaksanaan, menetapkan alokasi waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proyek tersebut.
e) Jadwal pelaksanaan, jadwal pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan.
f) Standar-standar yang digunakan, merujuk pada standar-standar yang digunakan untuk proses atau
produk yang digunakan dalam pelaksanaan proyek tersebut.
g) Kriteria-kriteria, menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi bila produk dinyatakan dapat diterima
atau ditolak.
h) Syarat-syarat khusus, menetapkan hal-hal yang berhubungan spesifikasi material, syarat-syarat kerja
dan sumber daya manusia.
i) Bentuk Kontrak dan Jadwal Pembayaran, bentuk-bentuk kontrak dan jadwal pembayaran yang
dinegosiasikan pada tahap awal kesepakatan dibuat.
j) Dan lain-lain, berbagai item yang belum tercakup di atas yang mungkin belum termasuk dalam item-
item yang dinegosiasikan namun komponen penting bagi terlaksananya suatu proyek. Bila komponen-
komponen tersebut terlupakan akan berpotensi menimbulkan masalah terhadap proyek.
UBI 19
c. Tata Cara Penyusunan Surat Perintah Kerja Internal
Keahlian yang diperlukan dalam penyusunan surat perintah kerja internal diberikan
oleh beberapa kelompok atau individu dengan pengetahuan atau pelatihan yang
spesialis, dan tersedia dari berbagai sumber, mencakup:
 Unit-unit lain dalam organisasi,
 Konsultan
 Pemangku kepentingan, termasuk pelanggan atau sponsor
 Asosiasi profesi dan teknik
 Kelompok industri,
 Ahli dibidang tertentu, dan
 Kantor manajemen proyek (PMO)
Walaupun disusun oleh tenaga ahli, baik pihak pemilik proyek maupun manajer
proyek beserta timnya perlu mencermati secara kritis isi dari surat perintah kerja
internal tersebut. Tindakan kritis tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
misinterpretasi atau mispersepsi terhadap klausul-klausul yang terdapat di dalam
surat perintah kerja tersebut.

UBI 20
d. Format Umum Surat Perintah Kerja Internal
1) Tujuan atau pembenaraan proyek,
2) Sasaran proyek yang dapat diukur dan kriteria sukses yang terkait,
3) Persyaratan tingkat tinggi,
4) Deskripsi proyek tingkat tinggi,
5) Risiko tingkat tinggi,
6) Ringkasan daftar kejadian-kejadian penting,
7) Ringkasan anggaran,
8) Persetujuan syarat-syarat proyek (apa yang mengangkat sebuah proyek
sukses, siapa yang memutuskan sebuah proyek berhasil, dan siapa
yang mengakhiri sebuah proyek).
9) Menugaskan manajer proyek, tanggung jawab, dan tingkat wewenang,
dan
10)Nama dan wewenang dari sponsor atau yang lainnya yang
mengesahkan surat perintah kerja proyek.
UBI 21
1.2.Rencana manajemen proyek yang sudah ada
dikembangkan sesuai dengan standar proses.

11.2.2 Mengembangkan Rencana Manajemen Proyek


Rencana proyek menetapkan kegiatan-kegiatan proyek dan produk akhir
yang akan dilaksanakan dan memberikan gambaran bagaimana
kegiatan-kegiatan tersebut diselesaikan. Tujuan rencana proyek adalah
untuk menetapkan masing-masing tugas utama, memperkirakan waktu
dan sumber daya yang dibutuhkan, dan memberikan sebuah kerangka
bagi manajemen untuk melakukan kajian ulang dan pengendalian
proyek.

UBI 22
1.2.Rencana manajemen proyek yang sudah ada
dikembangkan sesuai dengan standar proses.

Proses ini menghasilkan sebuah rencana manajemen proyek yang


dielaborasi secara progresif yang diperbarui dan dikontrol dan disetujui
melalui proses Kontrol Perubahan Pelaksanaan Yang Terintegrasi.
a. Bahan-bahan Untuk Pengembangan Rencana Manajemen Proyek
Surat perintah kerja internal ini memberikan banyak informasi yang
diperlukan untuk mengembangkan rencana manajemen proyek yaitu
yang berkaitan dengan lingkup pekerjaan proyek, estimasi biaya
proyek, perkiraan waktu penyelesaian proyek, perkiraaan sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, serta perkiraan
risiko di masing-masing tahapan pekerjaan proyek.

UBI 23
d. Langkah-langkah Proses Penyusunan Rencana Manajemen Proyek
Proses perencanaan manajemen proyek terdiri dari tugas-tugas pokok sebagai berikut:
1) Menetapkan pendekatan teknis yang digunakan untuk pemecahan masalah
2) Menetapkan dan menyusun urutan tugas-tugas yang akan dilaksanakan dan
mengidentifikasi hasil-hasil yang terkait dengan proyek.
3) Menetapkan hubungan yang saling tergantung di antara tugas-tugas
4) Menyusun estimasi sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
5) Menyusun jadwal seluruh tugas-tugas yang dilaksanakan
6) Menetapkan suatu anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
7) Menetapkan organisasi yang digunakan untuk melaksanakan tugas
8) Mengidentifikasi risiko-risiko yang dikenali dalam pelaksanaan proyek
9) Menetapkan proses yang digunakan untuk penjaminan mutu
10)Menetapkan proses yang digunakan untuk menentukan dan mengendalikan syarat-
syarat
Perencanaan manajemen proyek menggambarkan peralatan dasar yang diperlukan
untuk melaksanakan proyek secara berhasil.

UBI 24
1.3.Seluruh fungsi manajemen proyek dikembangkan agar
memenuhi persyaratan mencapai hasil yang diinginkan di dalam
batasan waktu, biaya, dan mutu.
a. Fungsi-fungsi Manajemen Dalam Proyek Konstruksi
1) Perencanaan
Membicarakan perencanaan pada proyek konstruksi akan mengarah pada seluruh
tahapan proyek konstruksi yang dimulai dari tahapan rencana investasi dalam suatu
bangunan. Dari rencana investasi tersebut arti perencanaan berlanjut pada conceptual
engineering, detailed engineering dan tahapan construction. Setiap tahapan dalam siklus
umur proyek membutuhkan perencanaan karena berkaitan dengan penentuan pilihan-
pilihan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
yang dikehendaki.

UBI 25
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam manajemen merupakan upaya untuk melakukan
langkah-langkah koordinasi diantara sistem peran dan tanggung jawab
tugas-tugas dalam suatu organisasi proyek. Peran dan tanggung jawab ini
distrukturkan dalam suatu struktur organisasi proyek yang dipilih.
3) Pengarahan (actuating)
Fungsi pengarahan mencakup penetapan kebijakan-kebijakan manajemen dalam
pelaksanaan pekerjaan proyek dan mendistribusikan dan menjelaskan kepada seluruh
anggota tim proyek. Dalam fungsi pengarahan setiap anggota tim proyek mendapatkan
kejelasan yang konkrit mengenai peran dan tanggung jawab yang harus mereka lakukan
pada pelaksanaan proyek atau tahapan proyek. Melalui fungsi pengarahan ini pula
dibangun pengertian dan keyakinan kepada setiap orang bahwa betapa pentingnya
kerjasama dan koordinasi antar individu dalam melaksanakan kegiatan proyek. Demikian
pula setiap individu akan memperoleh informasi yang lengkap mengenai reward dan
punishment terhadap setiap individu atau anggota tim proyek atas kinerja yang mereka
atas pelaksanaan kegiatan proyek.
UBI 26
4) Pengendalian
Pengendalian merupakan pasangan yang tidak terpisahkan dari fungsi
perencanaan, karena pengendalian merupakan upaya untuk memastikan
bahwa pekerjaan-pekerjaan proyek telah dikerjakan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian merupakan juga merupakan suatu
usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan
sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan efisien dan
efektif terkait dengan sasaran proyek yang telah ditetapkan (Adzuha Desmi,
2011).

UBI 27
Menurut Gunawan Logawa (2006) Perencanaan dan
Pengendalian Konstruksi akan mencakup dan tidak terbatas pada
hal-hal berikut:
(1) Membuat kerangka kerja secara total
(2) Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan
(3) Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke
semua pihak terkait
(4) Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat
dilaksanakan
(5) Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana,
dan
(6) Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang
paling awal

UBI 28
UBI 29
Persyaratan kunci bagi seorang manajer proyek, khususnya proyek
konstruksi adalah:
1) Memiliki pengetahuan tentang manajemen proyek
2) Memiliki pengetahuan dan keahlian dalam teknik konstruksi menurut
klasifikasi proyek yang ditangani.
3) Mampu mengelola berbagai kegiatan dan fungsi-fungsi proyek,
mengintegrasikan dan mensinkronisasikan fungsi-fungsi yang ada
menjadi satu kegiatan yang terpadu.
4) Mampu mengelola kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanan, dan
pengendalian untuk mencapai sasaran proyek.
5) Mampu menerapkan pengetahuan manajemen proyek dan keahlian
teknik konstruksi.
6) Memiliki sifat kepemimpinan yang tegas dan berwibawa namun bijak
dalam bertindak serta memiliki pandangan yang luas.
7) Mampu memotivasi para pekerja.
UBI 30
Persyaratan kunci bagi seorang manajer proyek, khususnya proyek
konstruksi adalah:

8) Memiliki strategi yang efektif untuk mengomunikasikan


informasiinformasi yang penting bagi pelaksanaan pekerjaan kepada
bawahan dan pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan dengan
informasi tersebut.
9) Memiliki teknik-teknik yang diperlukan untuk membangun tim proyek
yang andal.
10)Jujur, terbuka dan menyukai tantangan baru.
11)Mampu menyelesaikan masalah-masalah dengan tepat dan bijak.
12)Memiliki pengetahuan yang luas dalam mengelola suatu proyek
konstruksi baik dari aspek teknis, administratif, koordinatif dan responsif
terhadap berbagai masalah yang timbul selama pelaksanaan proyek.dll.

UBI 31
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
1) Pengendalian Waktu, yaitu suatu perkiraan lamanya suatu
proyek dilaksanakan, pada tahap konstruksi lamanya waktu
pelaksanaan dimulai sejak penyerahan lapangan setelah
ditandatanganinya kontrak oleh wakil pemilik proyek dengan
pimpinan perusahaan kontraktor, sampai dengan batas akhir
penyelesaian pelaksanaan proyek yang ditandai dengan
penyerahan produk akhir proyek kepada pemilik proyek. Jangka
waktu pelaksanaan proyek berbeda-beda antara satu proyek
dengan proyek lainnya, tergantung pada skala besar kecilnya
proyek, tingkat kerumitan proyek dan teknologi yang digunakan
untuk pelaksanaan proyek.

UBI 32
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
2) Pengendalian Biaya, biaya dalam arti sempit merupakan sejumlah
uang atau dana yang dipakai untuk pelaksanaan proyek, dalam arti luas
biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu, dalam hal ini untuk melaksanakan proyek sampai selesai.
Biaya yang digunakan tersebut direncanakan sesuai dengan informasi
yang diperoleh dari detailed engineering. Rencana biaya tersebut
dihitung secara rinci, menurut Asiyanto (2003) dengan
mempertimbangkan berbagai hal, antara lain:
a) Metode konstruksi yang spesifik
b) Pekerjaan pendahuluan (preliminary work) yang dilakukan
c) Kondisi lokasi proyek
d) Penggunaan sumber daya tenaga, alat dan material serta
subkontraktor sesuai spesifikasi yang ada
UBI 33
e) Waktu pelaksanaan proyek yang telah ditetapkan.
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
3) Pengendalian mutu, ada tiga faktor yang
menjadi sasaran dari pengendalian mutu, yaitu
agar biaya yang digunakan tidak melampaui rencana
anggaran biaya proyek yang telah ditetapkan, kedua
adalah untuk membangun citra perusahaan atau
kinerja perusahaan, sedangkan yang ketiga adalah
kepuasan klien terpenuhi termasuk pengguna akhir
dari bangunan yang telah dikerjakan.

UBI 34
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
4) Pengendalian likuiditas, likuiditas merupakan darah bagi
suatu proyek konstruksi, likuiditas terkait dengan kelancaran arus
uang masuk dan arus uang keluar. Transaksi uang masuk dan uang
keluar ini sangat penting dikendalikan karena dapat mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
5) Pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, merupakan
upaya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan terhadap para
pekerja di tempat kerja dan/atau penyakit akibat kerja di tempat
kerja. Sebab bila hal-hal yang berhubungan dengan kecelakaan
dan penyakit itu terjadi akan berdampak terhadap biaya dan waktu
penyelesaian proyek.

UBI 35
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
Metode Pengendalian Kegiatan
Untuk melakukan pengendalian dibutuhkan seperangkat metode
yang sesuai dengan tujuan pengendalian, baik alat pengendalian
waktu, biaya maupun mutu hasil pekerjaan. Alat-alat pengendalian
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Metode pengendalian waktu, metode pengendalian waktu
yang umum digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi
adalah sebagai berikut:
a) Barchart atau Gantt chart method, adalah metode penjadwalan
kerja yang disusun dalam bentuk balok biasanya digunakan untuk
proyekproyek yang sederhana. dll

UBI 36
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
2) Metode pengendalian biaya
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam pengendalian biaya,
yaitu dengan menggunakan:
a) Metode akuntansi, metode yang menggunakan biaya standar
untuk pengukuran terjadinya penyimpangan. Misalnya biaya-
biaya yang telah ditetapkan dalam rencana anggaran biaya
proyek sebagai biaya standar, maka setiap transaksi yang
dilakukan mengacu pada biaya standar tersebut. Untuk
mengendalikan biaya material dapat dideteksi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari harga satuan material yang
digunakan dan volume material yang digunakan. Begitu juga
dengan pembayaran upah tenaga kerja, dapat diukur dari
penyimpangan tarif yang dibayarkan per satuan waktu
UBI 37
c. Rumusan Mekanisme Pengendalian Kegiatan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan mekanisme
pengendalian kegiatan, yaitu:
1) Menyiapkan rencana-rencana, sistem kerja, prosedur kerja, standarstandar,
daftar simak, instruksi kerja, pedoman kerja, dan lain sebagainya yang dapat
dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan.
2) Melakukan evaluasi terhadap realisasi dengan membandingkannya dengan
rencana yang telah disusun, evaluasi ini dilakukan secara terus menerus
berdasarkan laporan harian, grafik dan hasil pemantauan.
3) Menganalisis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di
lapangan, termasuk menganalisis standar yang digunakan.
4) Melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan sesegera mungkin,
baik terhadap hasil pekerjaan maupun terhadap standarstandar yang tidak
sesuai dengan kondisi lapangan.
Mekanisme pengendalian dilakukan secara terus menerus selama proses
pelaksanaan konstruksi berlangsung, aspek pengendalian yang terpenting
adalah pada: 1) Biaya, 2) Mutu dan 3) Waktu
UBI 38
2. Mengoordinasikan lingkungan internal
dan eksternal
2.1.Pelaksanaan pekerjaan diterapkan sesuai dengan
arahan dan tujuan proyek.
2.2.Sasaran proyek dipantau agar senantiasa sesuai
dengan sasaran strategis organisasi.
2.3.Metode penyelesaian konflik yang akan mempengaruhi
sasaran atau hasil proyek dirumuskan dengan baik.
2.4.Perubahan yang akan mempengaruhi hasil pekerjaan
diidentifikasi sesuai dengan keperluan.

UBI 39
2.1.Pelaksanaan pekerjaan diterapkan sesuai dengan
arahan dan tujuan proyek.
c. Penerapan Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, seluruh arahan yang telah
dibuat baik dalam bentuk pedoman, standar prosedur operasi dan instruksi-
instruksi kerja harus diikuti dengan seksama.
Pedoman-pedoman tersebut umumnya dijabarkan dalam:
1) Jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule), secara praktek jangka
waktu pelaksanaan proyek dan waktu dimulainya proyek ditentukan oleh
pengguna jasa, namun dalam beberapa kasus proyek, kontraktor
(pelaksana proyek) kadang-kadang diberi kesempatan untuk membuat
alternatif baik total durasi maupun starting date-nya (Asiyanto, 2005).

UBI 40
2) Metode konstruksi merupakan suatu pedoman yang dirancang sedemikian
rupa agar pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan secara keseluruhan atau
bagian-bagian dari pekerjaan proyek. Metode konstruksi ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
a) Disain bangunan
b) Kondisi lingkungan
c) Lamanya pekerjaan harus diselesaikan (jadwal pelaksanaan kerja)
d) Peralatan yang tersedia atau dibutuhkan
e) Keahlian dan keterampilan tenaga kerja
Berkaitan dengan karakter masing-masing proyek konstruksi bersifat eksklusif,
maka metode konstruksi antara satu proyek dengan proyek lainnya mungkin
saja berbeda, bisa saja suatu metode konstruksi yang telah digunakan pada
proyek lain akan digunakan pada proyek yang lainnya lagi diperlukan beberapa
penyesuaian, terutama terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya,
seperti telah diungkap di atas. Metode konstruksi dirancang agar waktu, mutu
dan biaya yang telah direncanakan dapat dipenuhi secara efektif.
UBI 41
3) Rencana anggaran pelaksanaan proyek, rencana anggaran
pelaksanaan proyek bersumber dari estimasi biaya yang telah
direncanakan dalam cost estimate yang dijadikan dasar
penawaran harga. Kalau cost estimate disusun untuk keperluan
penawaran harga, maka rencana anggaran pelaksanaan proyek
disusun secara realistis agar dalam pelaksanaannya tidak
terjadi banyak penyimpangan.
Penyusunan rencana anggaran pelaksanaan proyek juga terkait
dengan mutu dan waktu penyelesaian Pembahasan lebih rinci
mengenai rencana anggaran pelaksanaan proyek ini dapat
dipelajari dalam modul Menerapkan Cara-cara Pengelolaan Biaya
Proyek.

UBI 42
4) Proyeksi cash flow proyek pada hakekat merupakan cash
budget yang menggambarkan rencana kebutuhan dan
pengeluaran kas secara periodik selama pelaksanaan proyek.
Agar pelaksanaan proyek tidak terganggu maka diperlukan
adanya keseimbangan antara arus kas masuk dan arus kas
keluar. Cash flow dapat memberikan sinyal kepada para
pelaksana proyek mengenai kondisi likuiditas yang tersedia pada
suatu proyek yang diperlukan untuk membiayai kegiatan-kegiatan
proyek. Bila salah satu arus kas berhenti akan memberikan sinyal
bahwa kegiatan yang dilakukan juga akan berhenti, kecuali
berhentinya bersifat sementara.

UBI 43
2.2.Sasaran proyek dipantau agar senantiasa
sesuai dengan sasaran strategis organisasi.
a. Pengertian Sasaran Proyek
Sasaran proyek bila mencermati pengertian yang
dikemukakan Soeharto (1997) yang mengatakan bahwa
sasaran adalah titik-titilk tertentu yang perlu dicapai bila
organisasi tersebut ingin tercapai tujuannya.

UBI 44
c. Hubungan Sasaran Proyek dan Sasaran Strategis
Perusahaan
Dengan diketahuinya sasaran strategis organisasi, maka secara
berkala dilakukan pemantauan terhadap sasaran proyek.
Pemantauan terhadap sasaran proyek ini terkait dengan
pengendalian yang dilakukan terhadap biaya, waktu dan mutu
pekerjaan konstruksi.
Bagi perusahaan yang bergerak di sektor usaha jasa konstruksi,
apapun sasaran perusahaan tersebut, maka yang menjadi
sasaran proyek adalah triple constrain ( BMW ) tersebut karena
unsur tersebut sangat menentukan apakah sasaran strategis
perusahaan dapat dicapai.

UBI 45
2.3.Metode penyelesaian konflik yang akan mempengaruhi
sasaran atau hasil proyek dirumuskan dengan baik.
a. Bentuk-bentuk Konflik Dalam Organisasi
1)Potensi konflik antar personal atau konflik dengan diri sendiri
2)Potensi konflik interpersonal yaitu konflik yang dapat terjadi antara anggota-
anggota satu kelompok dalam tim proyek, atau seorang individu dengan
seluruh anggota kelompok
3)Potensi konflik antara group yaitu kemungkinan konflik yang dapat terjadi
antara seseorang dengan sekompok orang (seperti tim proyeknya).
4)Potensi konflik intergroup yaitu suatu potensi konflik yang dapat terjadi
antara kelompok yang terdapat dalam tim proyek atau antara tim proyek
dengan kelompok-kelompok yang berada di luar proyek.
5)Potensi konflik antar organisasi, potensi konflik yang dapat terjadi antara
organisasi pelaksana proyek dengan organisasi pengawas proyek atau
organisasi pemilik proyek atau dengan organisasi di luar lingkungan proyek
UBI 46
2.3.Metode penyelesaian konflik yang akan mempengaruhi
sasaran atau hasil proyek dirumuskan dengan baik.
b. Faktor-faktor Pemicu Konflik Dalam Organisasi
1) Adanya peran yang bersifat duplikasi, tidak jelasnya batas-batas tugas antara
satu individu dengan individu lainnya dalam satu kelompok atau antar
kelompok, adanya wewenang dan tanggung jawab yang tumpang tindih antara
satu individu dengan individu lainnya, antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya. Kondisi ini bisa juga membuat para pelaksana menjadi bingung,
karena instruksi yang mereka terima bisa berasal dari dua atau lebih atasan.
2) Adanya ketidaksamaan tujuan dalam satu organisasi, antara satu departemen
dengan departemen berbeda tujuan kadangkala bertentangan, ketidaksamaan
tujuan antara departemen dengan manajer proyek. Ketidaksamaan ini akan
memunculkan konflik yang cukup parah, tujuan yang mana yang lebih
memberi dampak kepada penyelesaian proyek konstruksi, yang menjadi
prioritas. dll

UBI 47
2.3.Metode penyelesaian konflik yang akan mempengaruhi
sasaran atau hasil proyek dirumuskan dengan baik.
d. Teknik Penyelesaian Konflik
Teknik yang digunakan dalam penyelesaian konflik adalah dengan teknikteknik
yang telah digunakan dengan baik dalam memecahkan konflik antar kelompok.
Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pemecahan masalah (problem solving) yaitu metode yang mempertemukan pihak-
pihak yang berkonflik secara tatap muka.
2) Pengembangan tujuan yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggali kerjasama
di antara kelompok yang berkonflik yaitu dengan melakukan pengembangan
terhadap serangkaian tujuan dan sasaran.
3) Menghindari konflik merupakan suatu metode penyelesaian konflik secara jangka
pendek. Metode penyelesaian konflik dapat menyingkirkan konflik sama sekali,
namun dengan metode ini konflik dapat diredam untuk sementara sehingga metode
merupakan alternatif terbaik untuk membuat konflik dapat dikendalikan dalam jangka
pendek.dsb
UBI 48
2.4.Perubahan yang akan mempengaruhi hasil
pekerjaan diidentifikasi sesuai dengan keperluan.
Mengidentifikasi Pengaruh Perubahan Terhadap Hasil Pekerjaan
Faktor lingkungan, baik internal maupun eksternal kadang-kadang menimbulkan dampak perubahan
terhadap pelaksanaan proyek, yaitu terjadinya perubahan terhadap rencana manajemen proyek.
a. Bentuk-bentuk Perubahan Lingkungan Proyek
Bentuk perubahan yang terjadi akibat adanya permintaan atau adanya permasalahan yang muncul di
lapangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan yang dapat merubah atau memperbarui rencana
semula yang tercantum dalam kontrak, antara lain
1) Standar pemerintah atau industri
2) Kebijakan pemerintah dalam perekonomian.
3) Sistem informasi manajemen proyek (misal, suatu peralatan yang otomatis, seperti perangkat lunak
untuk penjadwalan, suatu konfigurasi sistem manajemen, sebuah sistem pengumpulan dan
pendistribusian informasi, atau jaringan penghubung kepada sistem online yang otomatis lainnya).
4) Struktur dan budaya organisasi.
5) Adat istiadat tempat proyek beroperasi
6) Kelangkaan material yang dipersyaratkan
7) Prasarana (misal, fasilitas yang ada dan peralatan modal), dan
8) Administrasi kepegawaian (misal, pedoman perekrutan dan pemecatan, review kinerja pekerja, dan
catatan pelatihan).
UBI 49
2.4.Perubahan yang akan mempengaruhi hasil
pekerjaan diidentifikasi sesuai dengan keperluan.
b. Dampak Perubahan Lingkungan Terhadap Hasil Pekerjaan
Dari unsur perubahan lingkungan yang dikemukakan di atas, beberapa unsur di
antaranya dapat memengaruhi langsung hasil pekerjaan, yaitu antara lain:
1) Standar pemerintah atau industri, kalau terjadi perubahan standar baik yang
berasal dari pemerintah atau industri akan sangat berpengaruh terhadap hasil
pekerjaan, terutama adanya perubahan terhadap produk yang telah dihasilkan.
Perubahan ini tentunya akan mempengaruhi biaya dan waktu penyelesaian
proyek. Namun perubahan yang bersifat mandatory tentunya juga akan
merubah rencana manajemen proyek serta akan merubah pula syarat-syarat
kontrak yang ada, atau adanya perubahan spesifikasi yang terdapat dalam
kontrak. Bila kondisi ini terjadi, maka perubahan tersebut dapat dinegosiasikan
dengan pengguna jasa atau pemilik proyek melalui pengawas pekerjaan.dll

UBI 50
3.Menerapkan kegiatan proyek sesuai
dengan siklus hidup proyek
3.1.Fungsi pengawasan dan pengendalian
kemajuan pekerjaan termasuk pelaporan
diidentifikasi.
3.2.Pengaruh adanya perubahan diintegrasikan
secara terpadu ke semua unit kerja.
3.3.Finalisasi dari hasil pekerjaan disiapkan
untuk serah terima secara formal.

UBI 51
3.1.Fungsi pengawasan dan pengendalian kemajuan
pekerjaan termasuk pelaporan diidentifikasi.
a. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian Dalam Suatu Proyek Konstruksi
Fungsi pengawasan dan pengendalian dalam suatu proyek konstruksi meliputi antara lain hal-hal
sebagai berikut:
1) Membandingkan kinerja proyek sebenarnya dengan rencana manajemen proyek2)
Mengases kinerja untuk menetapkan apakah beberapa tindakan koreksi dan preventif
diindikasikan, dan kemudian merekomendasi tindakan-tindakan tersebut sebagai hal yang
penting;
2) Mengidentifikasi risiko baru dan menganalisa, pelacakan, dan memantau risiko proyek yang
ada untuk meyakinkan bahwa risiko sudah diidentifikasi, statusnya sudah dilaporkan, dan
bahwa rencana tanggap risiko yang tepat sedang dilaksanakan;
3) Memelihara suatu basis informasi tepat pada waktunya dan akurat berhubungan dengan
produk proyek dan dokumentasi terkait melalui penyelesaian proyek;
4) Memberikan informasi untuk mendukung laporan status, ukuran kemajuan, dan peramalan;
5) Memberikan telaah untuk memperbarui informasi biaya terkini dan jadwal terkini; dan
6) Pelaksanaan pengawasan dari perubahan yang disetujui sebagaimana mereka terjadi.
UBI 52
3.2.Pengaruh adanya perubahan diintegrasikan
secara terpadu ke semua unit kerja.
b. Prosedur Pengintegrasian Pengaruh Perubahan
Proses melakukan pengendalian perubahan yang terintegrasi meliputi aktivitas
manajemen perubahan sebagai berikut dalam level rincian yang berbeda, didasarkan
pada kemajuan pelaksanaan proyek:
1) Memengaruhi faktor-faktor yang mengelakan pengendalian perubahan yang
terintegrasi agar hanya perubahan yang disetujui yang dilaksanakan;
2) Meninjau ulang, menganalisa, dan menyetujui permintaan perubahan tepat pada
waktunya, yang esensial, seperti sebuah keputusan yang lambat mungkin secara
negatif mempengaruhi waktu, biaya atau kelayakan suatu perubahan;
3) Mengelola perubahan yang disetujui;
4) Memelihara keutuhan dasar-dasar dengan mewujudkan hanya perubahan yang
disetujui untuk dimasukan ke dalam rencana manajemen proyek dan dokumen
proyek;
5) Meninjau ulang, menyetujui, atau menolak seluruh tindakan koreksi dan preventif
UBI 53
yang direkomendasikan;
3.3.Finalisasi dari hasil pekerjaan disiapkan
untuk serah terima secara formal.
Persyaratan-persyaratan Penyerahan Hasil Pekerjaan
Dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berkaitan dengan serah terima
pekerjaan diatur sebagai berikut:
1) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjan.
2) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan.
3) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-
kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya.
4) PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan.
. 54
UBI
5) Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari nilai
kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa
pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari
nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
6) Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga
kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
7) Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
8) PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan
pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan
Pemeliharaan.
9) Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.

UBI 55
TERIMA KASIH

UBI 56
UBI 57
BIMBINGAN TEKNIS dan SERTIFIKASI TENAGA KERJA KONSTRUKSI
TINGKAT AHLI MUDA MANAJEMEN PROYEK
Menerapkan Manajemen Ruang Lingkup Proyek

Ir.ANDRIE LUCIANO,M.T
TUJUAN PEMBEKALAN
Setelah mengikuti pembekalan ini, peserta mampu :
1. Menerapkan ruang lingkup proyek design dengan lebih tepat pada tahapan
DED sedemikian rupa dengan biaya efektif dan efisien, namun hasil
maximal. (perencana)

2. Melaksanakan Pekerjaan sipil konstruksi membuat gambar kerja,


menyiapkan material serta peralatan yang akan digunakan untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan, menginvertarisir hasil kerja dan
membuat progress kemajuan pekerjaan dengan memperhatikan ruang
lingkup proyek ( Pelaksana)

3. Mengawasi proses pelaksanaan, sesuai gambar kerja, dan mengesahkan


hasil kerja, sehingga sesuai dengan ruang lingkup proyek (Pengawas)
Tujuan Manajemen
- Efisien dalam menggunakan sumber daya.
- Efektif dalam pencapaian tujuan.
Manajemen Lingkup Proyek
• Lingkup mengacu pada semua pekerjaan yang terlibat dalam menciptakan
produk-produk dari proyek dan proses yang digunakan untuk
menciptakannya.
• Hasil (deliverable) adalah produk yang dihasilkan sebagai bagian dari suatu
proyek, seperti perangkat keras atau perangkat lunak, dokumen
perencanaan, atau notulen rapat.
• Manajemen lingkup proyek mencakup proses-proses yang terlibat dalam
mendefinisikan dan mengendalikan apa yang disertakan atau tidak dalam
proyek.
Proses Manajemen Lingkup Proyek
• Perencanaan lingkup : Menentukan bagaimana ruang lingkup akan
didefinisikan, diverifikasi, dan dikendalikan.

• Definisi lingkup : Meninjau carta proyek dan pernyataan lingkup awal dan
menambahkan informasi lebih lanjut sebagai persyaratan dikembangkan dan
perubahan permintaan disetujui

• Membuat WBS (Work Breakdown Structure) : membagi hasil proyek besar


menjadi komponen yang lebih kecil, sehingga lebih mudah ditangani.

• Verifikasi lingkup : Memformalkan penerimaan lingkup proyek.

• Pengendalian lingkup : Mengendalikan perubahan lingkup proyek.


Perencanaan Lingkup dan Rencana Manajemen Lingkup

Rencana manajemen lingkup merupakan dokumen yang mencakup deskripsi


tentang bagaimana tim akan menyiapkan pernyataan lingkup proyek,
membuat WBS, memverifikasi selesainya hasil proyek,dan mengendalikan
perubahan terhadap lingkup proyek.
Masukan utamanya mencakup carta proyek, pernyataan lingkup awal, dan
rencana manajemen proyek.
Contoh Carta Proyek

Project Title :..................


Project Strat Date :..................
Projected Finish Date :..................
Project Manager :..................
Project Objectives :..................
Approach :..................
Sign Off :..................
Comments :..................
Definisi Lingkup dan Pernyataan Lingkup Proyek
• Pernyataan lingkup awal, carta proyek, aset proses organisasi, dan
permintaan perubahan yang disetujui menyediakan dasar untuk membuat
pernyataan lingkup proyek.
• Seiring waktu, ruang lingkup sebuah proyek harus menjadi lebih jelas dan
lebih spesifik..

Membuat Work Breakdown Structure (WBS)


• WBS merupakan pengelompokan pekerjaan proyek yang berorientasi hasil
yang menetapkan lingkup total proyek.
• WBS adalah dokumen dasar yang memberikan landasan bagi perencanaan
dan pengelolaan jadwal proyek, biaya, sumber daya, dan perubahan.
• Dekomposisi merupakan pembagian hasil proyek menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil.
Verifikasi
• Sangat sulit untuk membuat pernyataan lingkup dan WBS yang baik bagi
suatu proyek.
• Bahkan lebih sulit lagi untuk memverifikasi lingkup proyek dan
meminimalkan perubahan lingkup.
• Banyak proyek yang sengsara karena scope creep dan verifikasi lingkup
yang buruk.
Pengendalian Lingkup
• Pengendalian lingkup melibatkan pengendalian perubahan terhadap
lingkup proyek.
• Sasaran pengendalian lingkup adalah untuk:
 Mempengaruhi faktor yang menyebabkan perubahan lingkup
. Memastikan bahwa perubahan diproses berdasarkan prosedur yang
dikembangkan dan sebagai bagian dari pengendalian perubahan.
 Varians adalah perbedaan antara rencana dan kinerja
aktual.
Husen (2009), manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,
keahlian dan keterampilan, cara teknik yang terbaik dan dengan sumber
daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya,
mutu dan waktu, serta keselamatan kerja.

Ismael (2013), manajemen proyek memiliki tujuan sebagai berikut:


. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, tidak terjadi
keterlambatan penyelesaian proyek.
. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar
dari perencanaan biaya yang telah direncanakan.
. Kualitas sesuai dengan persyaratan.
. Proses kegiatan sesuai persyaratan.
Manfaat adanya manajemen proyek adalah sbb :
. Efisiensi, baik dari segi biaya, sumber daya maupun waktu.
. Kontrol terhadap proyek lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai dengan
scope, biaya, sumber daya dan waktu yang telah ditentukan.
. Meningkatkan kualitas.
. Meningkatkan produktivitas.
. Bisa menekan risiko yang timbul sekecil mungkin.
. Koordinasi internal yang lebih baik.
Bakhtiyar, dkk (2012), manajemen proyek terdiri dari tiga fase atau tahap,
yaitu:

. Perencanaan (Planning).
Kegiatan perencanaan mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan
proyek dan organisasi tim.
. Penjadwalan (Schedulling).
Kegiatan ini menghubungkan antara tenaga kerja, uang dan bahan yang
digunakan dalam proyek. .
. Pengendalian (Controlling).
Kegiatan ini mencakup pengawasan sumber daya, biaya, kualitas dan
budget jika perlu merevisi, mengubah rencana, menggeser atau mengelola
ulang sehingga tepat waktu dan biaya.
Menurut Project Management Book of Knowladge (PMBOK) Guide, terdapat
lima tahap siklus dalam manajemen proyek, yaitu sebagai berikut :
a. Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak
sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan
yang ingin diselesaikan akan diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk
menyelesaikan permasalahan juga diidentifikasikan. Sebuah studi
kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki
kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik
dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah
ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim
proyek dapat dibentuk.
b. Perencanaan dan desain
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk,
maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan.
Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci
sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung.
Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat
dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan,
acceptance plan, communication plan, procurement plan, contract
supplier dan perform phare review.
c. Pelaksanaan dan konstruksi
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek
siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada
tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun.
Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan
dieksekusi.

d. Pemantauan dan sistem pengendalian


Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses
manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol
penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
e. Penyelesaian
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil
akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan
kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek
dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang
menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah
akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post
implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek
dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek
berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek di masa yang akan
datang.
Kapan Suatu proyek dikatakan berakhir ?
Sebuah proyek berakhir jika tujuannya telah tercapai atau kebutuhan
terhadap proyek itu tidak ada lagi sehingga proyek tersebut dihentikan. Unik
artinya bahwa setiap proyek menghasilkan suatu produk, solusi, service atau
output tertentu yang berbeda-beda satu dan lainnya.

Kapan manajemen proyek digunakan ?


Manajemen proyek adalah yaitu suatu metode pengelolaan yang
dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20
untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. Hal ini
merupakan usaha agar tujuan kegiatan dapat tercapai secara efisien dan
efektif.
Contoh Manajemen Proyek :
1. Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi adalah proyek yang berhubungan dengan
pembangunan sarana publik, seperti pembangunan bendungan, gedung,
kawasan pembangkit listrik, jembatan, pabrik, jalan raya, jalan tol, dan
sebagainya.
2. Proyek Penelitian
Proyek penelitian pada dasarnya adalah suatu proyek yang dilakukan
untuk kepentingan penelitian dan pengembangan. Hasil dari penelitian
tersebut nanti digunakan untuk meningkatkan kualitas dari suatu barang
atau jasa, atau hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan saja.
3. Proyek Padat Modal
Proyek padat modal adalah proyek produksi besar dengan bantuan
mekanik (robot). Proyek ini disebut “padat” karena pada eksekusinya
membutuhkan modal yang banyak. Banyaknya modal yang diperlukan
membuatnya hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar.
4. Proyek Manufaktur
Proyek manufaktur adalah proyek yang melakukan rancangan untuk
memproduksi suatu produk secara menyeluruh.
KESIMPULAN
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
MERUPAKAN KUNCI UTAMA DALAM MENCAKUP KINERJA SUPERVISI,
MELAKUKAN EVALUASI YANG TERUS PROGRAM MUTU DAN PENGELOLAAN
MENERUS UNTUK MENINGKATKAN RISIKO.
KUALITAS

Dari pengertian pengawasan dan pengendalian merupakan hal yang saling


berterkaitan yang satu dengan yang lain.
Rangkuman
Manajemen lingkup proyek mencakup proses-proses yang diperlukan untuk
memastikan bahwa proyek melakukan semua pekerjaan yang diperlukan
dan hanya pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dengan
sukses.

Proses utama manajemen Ruang Lingkup proyek mencakup:


 Perencanaan lingkup
 Definisi lingkup
 Pembuatan WBS
 Verifikasi lingkup
 Pengendalian lingkup
Supaya suatu proyek bisa berjalan lancar menuju tujuan proyek dengan
spesifikasi yang telah ditentukan di awal, diperlukan manajemen proyek
yang baik.
Pada proses ini, banyak hal seperti anggaran, tenggat waktu, dan lingkup
proyek harus direncanakan.
Pada setiap proyek terdapat risiko. Terlebih lagi pada proyek-proyek besar,
banyaknya keputusan yang harus diambil membuat banyaknya
kemungkinan hambatan dan risiko yang akan muncul. Untuk menghindari
risiko-risiko tersebut, Anda bisa mencari jalan keluar dengan
mempertimbangkan segala kemungkinan yang dapat terjadi.
Keberhasilan sebuah proyek juga didasarkan oleh sistem penghitungan
anggaran yang baik dan detail pada pembukuan bisnis Anda.
Terima kasih,
semoga bermanfaat ! ! !

Anda mungkin juga menyukai