TERPADU
DISAMPAIKAN OLEH :
Ir.ANDRIE LUCIANO,M.T
PEMATERI
UBI 10
UBI 11
BAB XI
PENGELOLAAN TERPADU (TERINTEGRASI) PROYEK KONSTRUKSI
11.1 Umum
Proyek konstruksi merupakan suatu bentuk investasi yang berwujud bangunan
bangunan fisik. Investasi ini diharapkan dapat memberikan keuntungan yang
wajar kepada para investor. Bagi proyek-proyek pemerintah bentuk keuntungan
tersebut adalah tingkat manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat untuk
melakukan berbagai transaksi ekonomi dan proses produksi. Keuntungan atau
manfaat yang diharapkan dalam bentuk financial return dari suatu proyek yang
lebih besar dari uang yang diinvestasikannya.
Agar tujuan tersebut dapat diwujudkan, maka proyek harus dikelola oleh suatu
tim proyek yang dipimpin oleh seorang manajer proyek yang harus profesional
yang memiliki multi skill yang berhubungan dengan berbagai aspek pengelolaan
suatu proyek. Kemampuan tersebut merupakan keharusan yang dimiliki oleh
seorang manajer proyek karena yang bersangkutan harus mampu
mengintegrasikan berbagai fungsi yang terdapat di dalam suatu proyek, artinya
seorang manajer proyek harus mampu mengoordinasikan knowledge area
dalam project life cycle.
UBI 12
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka tangung jawab
manajer proyek meliputi:
UBI 13
Proses manajemen proyek terpadu mencakup:
(1) Mengembangkan Surat Perintah Kerja Proyek – proses
pengembangan suatu dokumen yang yang secara formal memberi
kuasa sebuah proyek, atau suatu tahapan proyek dan
mendokumentasikan persyaratan awal yang memberikan kepuasan
kepada kebutuhan pemangku kepentingan beserta harapanharapannya.
(2) Mengembangkan Rencana Manajemen Proyek – proses
pendokumentasian tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
menetapkan, menyiapkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan
seluruh turunan rencana yang telah dibuat.
(3) Memerintah dan Mengelola Pengerjaan Proyek – proses
penyelenggaraan pekerjaan yang ditetapkan dalam rencana
manajemen proyek untuk mencapai sasaran proyek.
UBI 14
Proses manajemen proyek terpadu mencakup:
(4) Memonitor dan Mengendalikan Pekerjaan Proyek – proses
pelacakan, peninjauan ulang, dan mengatur progres untuk memenuhi
sasaran kinerja yang ditetapkan dalam rencana manajemen proyek.
(5) Melaksanakan Pengendalian Perubahan Yang Terintegrasi – proses
peninjauan ulang seluruh permintaan perubahan, persetujuan
perubahan, dan mengelola perubahan untuk diantarkan, asset proses
organisasi, dokumen proyek, dan rencana manajemen proyek.
(6) Pengakhiran Proyek atau Tahapan Proyek – proses pengakhiran
seluruh aktivitas melintasi seluruh Kelompok Proyek Manajemen
Proyek untuk menyelesaikan proyek atau tahapan proyek secara
formal.
UBI 15
KODE UNIT : M.711000.011.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Cara-cara Pengelolaan Secara
Terpadu (Terintegrasi)
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup ruang lingkup
pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku untuk
menerapkan cara-cara pengelolaan secara terpadu
(terintegrasi).
UBI 16
1. Menerapkan integrasi seluruh fungsi
manajemen proyek
1.1.Surat perintah kerja internal (Pemberian tanggung
Jawab, Kewenangan) dibuat.
1.2.Rencana manajemen proyek yang sudah ada
dikembangkan sesuai dengan standar proses.
1.3.Seluruh fungsi manajemen proyek dikembangkan agar
memenuhi persyaratan mencapai hasil yang diinginkan
di dalam batasan waktu, biaya, dan mutu.
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan dirumuskan.
UBI 17
1.1.Surat perintah kerja internal (Pemberian tanggung
Jawab, Kewenangan) dibuat.
a. Fungsi Surat Perintah Kerja Internal
Surat perintah kerja internal berfungsi sebagai media komunikasi di antara
berbagai orang yang memiliki latar belakang yang berbeda dan memiliki
kepentingan yang berbeda terhadap proyek yang sedang ditangani. Surat
perintah kerja internal secara jelas dan ringkas memuat lingkup proyek,
sasaran proyek, dan metode kerja dan juga produk akhir proyek yang telah
disetujui.
Surat perintah kerja internaI dimaksudkan menjadi rujukan untuk seluruh
siklus hidup proyek. Surat perintah kerja internal dalam pelaksanaannya,
melibatkan seluruh pemangku kepentingan proyek pada lembaran yang
sama dan meminimalkan timbunya kesalahpahaman, kekacauan peran,
dan konflik kepentingan di antara para pemangku kepentigan.
UBI 18
b. Dasar Penyusunan Surat Perintah Kerja Internal
Untuk penyusunan surat perintah kerja internal diperlukan dokumen sbb :
1) Project Statement of Work (SOW), suatu dokumen yang menggambarkan produk atau jasa yang
harus dibuat dalam suatu proyek. Project statement of work memuat antara lain:
a) Tujuan proyek, mengapa proyek tersebut harus dikerjakan.
b) Lingkup proyek, menggambarkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan dan menetapkan
sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan proyek tersebut
c) Lokasi proyek, merujuk pada lokasi tempat proyek tersebut dilaksanakan.
d) Periode pelaksanaan, menetapkan alokasi waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proyek tersebut.
e) Jadwal pelaksanaan, jadwal pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan.
f) Standar-standar yang digunakan, merujuk pada standar-standar yang digunakan untuk proses atau
produk yang digunakan dalam pelaksanaan proyek tersebut.
g) Kriteria-kriteria, menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi bila produk dinyatakan dapat diterima
atau ditolak.
h) Syarat-syarat khusus, menetapkan hal-hal yang berhubungan spesifikasi material, syarat-syarat kerja
dan sumber daya manusia.
i) Bentuk Kontrak dan Jadwal Pembayaran, bentuk-bentuk kontrak dan jadwal pembayaran yang
dinegosiasikan pada tahap awal kesepakatan dibuat.
j) Dan lain-lain, berbagai item yang belum tercakup di atas yang mungkin belum termasuk dalam item-
item yang dinegosiasikan namun komponen penting bagi terlaksananya suatu proyek. Bila komponen-
komponen tersebut terlupakan akan berpotensi menimbulkan masalah terhadap proyek.
UBI 19
c. Tata Cara Penyusunan Surat Perintah Kerja Internal
Keahlian yang diperlukan dalam penyusunan surat perintah kerja internal diberikan
oleh beberapa kelompok atau individu dengan pengetahuan atau pelatihan yang
spesialis, dan tersedia dari berbagai sumber, mencakup:
Unit-unit lain dalam organisasi,
Konsultan
Pemangku kepentingan, termasuk pelanggan atau sponsor
Asosiasi profesi dan teknik
Kelompok industri,
Ahli dibidang tertentu, dan
Kantor manajemen proyek (PMO)
Walaupun disusun oleh tenaga ahli, baik pihak pemilik proyek maupun manajer
proyek beserta timnya perlu mencermati secara kritis isi dari surat perintah kerja
internal tersebut. Tindakan kritis tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
misinterpretasi atau mispersepsi terhadap klausul-klausul yang terdapat di dalam
surat perintah kerja tersebut.
UBI 20
d. Format Umum Surat Perintah Kerja Internal
1) Tujuan atau pembenaraan proyek,
2) Sasaran proyek yang dapat diukur dan kriteria sukses yang terkait,
3) Persyaratan tingkat tinggi,
4) Deskripsi proyek tingkat tinggi,
5) Risiko tingkat tinggi,
6) Ringkasan daftar kejadian-kejadian penting,
7) Ringkasan anggaran,
8) Persetujuan syarat-syarat proyek (apa yang mengangkat sebuah proyek
sukses, siapa yang memutuskan sebuah proyek berhasil, dan siapa
yang mengakhiri sebuah proyek).
9) Menugaskan manajer proyek, tanggung jawab, dan tingkat wewenang,
dan
10)Nama dan wewenang dari sponsor atau yang lainnya yang
mengesahkan surat perintah kerja proyek.
UBI 21
1.2.Rencana manajemen proyek yang sudah ada
dikembangkan sesuai dengan standar proses.
UBI 22
1.2.Rencana manajemen proyek yang sudah ada
dikembangkan sesuai dengan standar proses.
UBI 23
d. Langkah-langkah Proses Penyusunan Rencana Manajemen Proyek
Proses perencanaan manajemen proyek terdiri dari tugas-tugas pokok sebagai berikut:
1) Menetapkan pendekatan teknis yang digunakan untuk pemecahan masalah
2) Menetapkan dan menyusun urutan tugas-tugas yang akan dilaksanakan dan
mengidentifikasi hasil-hasil yang terkait dengan proyek.
3) Menetapkan hubungan yang saling tergantung di antara tugas-tugas
4) Menyusun estimasi sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
5) Menyusun jadwal seluruh tugas-tugas yang dilaksanakan
6) Menetapkan suatu anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
7) Menetapkan organisasi yang digunakan untuk melaksanakan tugas
8) Mengidentifikasi risiko-risiko yang dikenali dalam pelaksanaan proyek
9) Menetapkan proses yang digunakan untuk penjaminan mutu
10)Menetapkan proses yang digunakan untuk menentukan dan mengendalikan syarat-
syarat
Perencanaan manajemen proyek menggambarkan peralatan dasar yang diperlukan
untuk melaksanakan proyek secara berhasil.
UBI 24
1.3.Seluruh fungsi manajemen proyek dikembangkan agar
memenuhi persyaratan mencapai hasil yang diinginkan di dalam
batasan waktu, biaya, dan mutu.
a. Fungsi-fungsi Manajemen Dalam Proyek Konstruksi
1) Perencanaan
Membicarakan perencanaan pada proyek konstruksi akan mengarah pada seluruh
tahapan proyek konstruksi yang dimulai dari tahapan rencana investasi dalam suatu
bangunan. Dari rencana investasi tersebut arti perencanaan berlanjut pada conceptual
engineering, detailed engineering dan tahapan construction. Setiap tahapan dalam siklus
umur proyek membutuhkan perencanaan karena berkaitan dengan penentuan pilihan-
pilihan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
yang dikehendaki.
UBI 25
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam manajemen merupakan upaya untuk melakukan
langkah-langkah koordinasi diantara sistem peran dan tanggung jawab
tugas-tugas dalam suatu organisasi proyek. Peran dan tanggung jawab ini
distrukturkan dalam suatu struktur organisasi proyek yang dipilih.
3) Pengarahan (actuating)
Fungsi pengarahan mencakup penetapan kebijakan-kebijakan manajemen dalam
pelaksanaan pekerjaan proyek dan mendistribusikan dan menjelaskan kepada seluruh
anggota tim proyek. Dalam fungsi pengarahan setiap anggota tim proyek mendapatkan
kejelasan yang konkrit mengenai peran dan tanggung jawab yang harus mereka lakukan
pada pelaksanaan proyek atau tahapan proyek. Melalui fungsi pengarahan ini pula
dibangun pengertian dan keyakinan kepada setiap orang bahwa betapa pentingnya
kerjasama dan koordinasi antar individu dalam melaksanakan kegiatan proyek. Demikian
pula setiap individu akan memperoleh informasi yang lengkap mengenai reward dan
punishment terhadap setiap individu atau anggota tim proyek atas kinerja yang mereka
atas pelaksanaan kegiatan proyek.
UBI 26
4) Pengendalian
Pengendalian merupakan pasangan yang tidak terpisahkan dari fungsi
perencanaan, karena pengendalian merupakan upaya untuk memastikan
bahwa pekerjaan-pekerjaan proyek telah dikerjakan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian merupakan juga merupakan suatu
usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan
sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan efisien dan
efektif terkait dengan sasaran proyek yang telah ditetapkan (Adzuha Desmi,
2011).
UBI 27
Menurut Gunawan Logawa (2006) Perencanaan dan
Pengendalian Konstruksi akan mencakup dan tidak terbatas pada
hal-hal berikut:
(1) Membuat kerangka kerja secara total
(2) Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan
(3) Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke
semua pihak terkait
(4) Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat
dilaksanakan
(5) Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana,
dan
(6) Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang
paling awal
UBI 28
UBI 29
Persyaratan kunci bagi seorang manajer proyek, khususnya proyek
konstruksi adalah:
1) Memiliki pengetahuan tentang manajemen proyek
2) Memiliki pengetahuan dan keahlian dalam teknik konstruksi menurut
klasifikasi proyek yang ditangani.
3) Mampu mengelola berbagai kegiatan dan fungsi-fungsi proyek,
mengintegrasikan dan mensinkronisasikan fungsi-fungsi yang ada
menjadi satu kegiatan yang terpadu.
4) Mampu mengelola kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanan, dan
pengendalian untuk mencapai sasaran proyek.
5) Mampu menerapkan pengetahuan manajemen proyek dan keahlian
teknik konstruksi.
6) Memiliki sifat kepemimpinan yang tegas dan berwibawa namun bijak
dalam bertindak serta memiliki pandangan yang luas.
7) Mampu memotivasi para pekerja.
UBI 30
Persyaratan kunci bagi seorang manajer proyek, khususnya proyek
konstruksi adalah:
UBI 31
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
1) Pengendalian Waktu, yaitu suatu perkiraan lamanya suatu
proyek dilaksanakan, pada tahap konstruksi lamanya waktu
pelaksanaan dimulai sejak penyerahan lapangan setelah
ditandatanganinya kontrak oleh wakil pemilik proyek dengan
pimpinan perusahaan kontraktor, sampai dengan batas akhir
penyelesaian pelaksanaan proyek yang ditandai dengan
penyerahan produk akhir proyek kepada pemilik proyek. Jangka
waktu pelaksanaan proyek berbeda-beda antara satu proyek
dengan proyek lainnya, tergantung pada skala besar kecilnya
proyek, tingkat kerumitan proyek dan teknologi yang digunakan
untuk pelaksanaan proyek.
UBI 32
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
2) Pengendalian Biaya, biaya dalam arti sempit merupakan sejumlah
uang atau dana yang dipakai untuk pelaksanaan proyek, dalam arti luas
biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu, dalam hal ini untuk melaksanakan proyek sampai selesai.
Biaya yang digunakan tersebut direncanakan sesuai dengan informasi
yang diperoleh dari detailed engineering. Rencana biaya tersebut
dihitung secara rinci, menurut Asiyanto (2003) dengan
mempertimbangkan berbagai hal, antara lain:
a) Metode konstruksi yang spesifik
b) Pekerjaan pendahuluan (preliminary work) yang dilakukan
c) Kondisi lokasi proyek
d) Penggunaan sumber daya tenaga, alat dan material serta
subkontraktor sesuai spesifikasi yang ada
UBI 33
e) Waktu pelaksanaan proyek yang telah ditetapkan.
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
3) Pengendalian mutu, ada tiga faktor yang
menjadi sasaran dari pengendalian mutu, yaitu
agar biaya yang digunakan tidak melampaui rencana
anggaran biaya proyek yang telah ditetapkan, kedua
adalah untuk membangun citra perusahaan atau
kinerja perusahaan, sedangkan yang ketiga adalah
kepuasan klien terpenuhi termasuk pengguna akhir
dari bangunan yang telah dikerjakan.
UBI 34
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
4) Pengendalian likuiditas, likuiditas merupakan darah bagi
suatu proyek konstruksi, likuiditas terkait dengan kelancaran arus
uang masuk dan arus uang keluar. Transaksi uang masuk dan uang
keluar ini sangat penting dikendalikan karena dapat mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
5) Pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, merupakan
upaya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan terhadap para
pekerja di tempat kerja dan/atau penyakit akibat kerja di tempat
kerja. Sebab bila hal-hal yang berhubungan dengan kecelakaan
dan penyakit itu terjadi akan berdampak terhadap biaya dan waktu
penyelesaian proyek.
UBI 35
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
Metode Pengendalian Kegiatan
Untuk melakukan pengendalian dibutuhkan seperangkat metode
yang sesuai dengan tujuan pengendalian, baik alat pengendalian
waktu, biaya maupun mutu hasil pekerjaan. Alat-alat pengendalian
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Metode pengendalian waktu, metode pengendalian waktu
yang umum digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi
adalah sebagai berikut:
a) Barchart atau Gantt chart method, adalah metode penjadwalan
kerja yang disusun dalam bentuk balok biasanya digunakan untuk
proyekproyek yang sederhana. dll
UBI 36
1.4.Mekanisme pengendalian kegiatan
dirumuskan.
2) Metode pengendalian biaya
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam pengendalian biaya,
yaitu dengan menggunakan:
a) Metode akuntansi, metode yang menggunakan biaya standar
untuk pengukuran terjadinya penyimpangan. Misalnya biaya-
biaya yang telah ditetapkan dalam rencana anggaran biaya
proyek sebagai biaya standar, maka setiap transaksi yang
dilakukan mengacu pada biaya standar tersebut. Untuk
mengendalikan biaya material dapat dideteksi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari harga satuan material yang
digunakan dan volume material yang digunakan. Begitu juga
dengan pembayaran upah tenaga kerja, dapat diukur dari
penyimpangan tarif yang dibayarkan per satuan waktu
UBI 37
c. Rumusan Mekanisme Pengendalian Kegiatan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan mekanisme
pengendalian kegiatan, yaitu:
1) Menyiapkan rencana-rencana, sistem kerja, prosedur kerja, standarstandar,
daftar simak, instruksi kerja, pedoman kerja, dan lain sebagainya yang dapat
dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan.
2) Melakukan evaluasi terhadap realisasi dengan membandingkannya dengan
rencana yang telah disusun, evaluasi ini dilakukan secara terus menerus
berdasarkan laporan harian, grafik dan hasil pemantauan.
3) Menganalisis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di
lapangan, termasuk menganalisis standar yang digunakan.
4) Melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan sesegera mungkin,
baik terhadap hasil pekerjaan maupun terhadap standarstandar yang tidak
sesuai dengan kondisi lapangan.
Mekanisme pengendalian dilakukan secara terus menerus selama proses
pelaksanaan konstruksi berlangsung, aspek pengendalian yang terpenting
adalah pada: 1) Biaya, 2) Mutu dan 3) Waktu
UBI 38
2. Mengoordinasikan lingkungan internal
dan eksternal
2.1.Pelaksanaan pekerjaan diterapkan sesuai dengan
arahan dan tujuan proyek.
2.2.Sasaran proyek dipantau agar senantiasa sesuai
dengan sasaran strategis organisasi.
2.3.Metode penyelesaian konflik yang akan mempengaruhi
sasaran atau hasil proyek dirumuskan dengan baik.
2.4.Perubahan yang akan mempengaruhi hasil pekerjaan
diidentifikasi sesuai dengan keperluan.
UBI 39
2.1.Pelaksanaan pekerjaan diterapkan sesuai dengan
arahan dan tujuan proyek.
c. Penerapan Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, seluruh arahan yang telah
dibuat baik dalam bentuk pedoman, standar prosedur operasi dan instruksi-
instruksi kerja harus diikuti dengan seksama.
Pedoman-pedoman tersebut umumnya dijabarkan dalam:
1) Jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule), secara praktek jangka
waktu pelaksanaan proyek dan waktu dimulainya proyek ditentukan oleh
pengguna jasa, namun dalam beberapa kasus proyek, kontraktor
(pelaksana proyek) kadang-kadang diberi kesempatan untuk membuat
alternatif baik total durasi maupun starting date-nya (Asiyanto, 2005).
UBI 40
2) Metode konstruksi merupakan suatu pedoman yang dirancang sedemikian
rupa agar pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan secara keseluruhan atau
bagian-bagian dari pekerjaan proyek. Metode konstruksi ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
a) Disain bangunan
b) Kondisi lingkungan
c) Lamanya pekerjaan harus diselesaikan (jadwal pelaksanaan kerja)
d) Peralatan yang tersedia atau dibutuhkan
e) Keahlian dan keterampilan tenaga kerja
Berkaitan dengan karakter masing-masing proyek konstruksi bersifat eksklusif,
maka metode konstruksi antara satu proyek dengan proyek lainnya mungkin
saja berbeda, bisa saja suatu metode konstruksi yang telah digunakan pada
proyek lain akan digunakan pada proyek yang lainnya lagi diperlukan beberapa
penyesuaian, terutama terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya,
seperti telah diungkap di atas. Metode konstruksi dirancang agar waktu, mutu
dan biaya yang telah direncanakan dapat dipenuhi secara efektif.
UBI 41
3) Rencana anggaran pelaksanaan proyek, rencana anggaran
pelaksanaan proyek bersumber dari estimasi biaya yang telah
direncanakan dalam cost estimate yang dijadikan dasar
penawaran harga. Kalau cost estimate disusun untuk keperluan
penawaran harga, maka rencana anggaran pelaksanaan proyek
disusun secara realistis agar dalam pelaksanaannya tidak
terjadi banyak penyimpangan.
Penyusunan rencana anggaran pelaksanaan proyek juga terkait
dengan mutu dan waktu penyelesaian Pembahasan lebih rinci
mengenai rencana anggaran pelaksanaan proyek ini dapat
dipelajari dalam modul Menerapkan Cara-cara Pengelolaan Biaya
Proyek.
UBI 42
4) Proyeksi cash flow proyek pada hakekat merupakan cash
budget yang menggambarkan rencana kebutuhan dan
pengeluaran kas secara periodik selama pelaksanaan proyek.
Agar pelaksanaan proyek tidak terganggu maka diperlukan
adanya keseimbangan antara arus kas masuk dan arus kas
keluar. Cash flow dapat memberikan sinyal kepada para
pelaksana proyek mengenai kondisi likuiditas yang tersedia pada
suatu proyek yang diperlukan untuk membiayai kegiatan-kegiatan
proyek. Bila salah satu arus kas berhenti akan memberikan sinyal
bahwa kegiatan yang dilakukan juga akan berhenti, kecuali
berhentinya bersifat sementara.
UBI 43
2.2.Sasaran proyek dipantau agar senantiasa
sesuai dengan sasaran strategis organisasi.
a. Pengertian Sasaran Proyek
Sasaran proyek bila mencermati pengertian yang
dikemukakan Soeharto (1997) yang mengatakan bahwa
sasaran adalah titik-titilk tertentu yang perlu dicapai bila
organisasi tersebut ingin tercapai tujuannya.
UBI 44
c. Hubungan Sasaran Proyek dan Sasaran Strategis
Perusahaan
Dengan diketahuinya sasaran strategis organisasi, maka secara
berkala dilakukan pemantauan terhadap sasaran proyek.
Pemantauan terhadap sasaran proyek ini terkait dengan
pengendalian yang dilakukan terhadap biaya, waktu dan mutu
pekerjaan konstruksi.
Bagi perusahaan yang bergerak di sektor usaha jasa konstruksi,
apapun sasaran perusahaan tersebut, maka yang menjadi
sasaran proyek adalah triple constrain ( BMW ) tersebut karena
unsur tersebut sangat menentukan apakah sasaran strategis
perusahaan dapat dicapai.
UBI 45
2.3.Metode penyelesaian konflik yang akan mempengaruhi
sasaran atau hasil proyek dirumuskan dengan baik.
a. Bentuk-bentuk Konflik Dalam Organisasi
1)Potensi konflik antar personal atau konflik dengan diri sendiri
2)Potensi konflik interpersonal yaitu konflik yang dapat terjadi antara anggota-
anggota satu kelompok dalam tim proyek, atau seorang individu dengan
seluruh anggota kelompok
3)Potensi konflik antara group yaitu kemungkinan konflik yang dapat terjadi
antara seseorang dengan sekompok orang (seperti tim proyeknya).
4)Potensi konflik intergroup yaitu suatu potensi konflik yang dapat terjadi
antara kelompok yang terdapat dalam tim proyek atau antara tim proyek
dengan kelompok-kelompok yang berada di luar proyek.
5)Potensi konflik antar organisasi, potensi konflik yang dapat terjadi antara
organisasi pelaksana proyek dengan organisasi pengawas proyek atau
organisasi pemilik proyek atau dengan organisasi di luar lingkungan proyek
UBI 46
2.3.Metode penyelesaian konflik yang akan mempengaruhi
sasaran atau hasil proyek dirumuskan dengan baik.
b. Faktor-faktor Pemicu Konflik Dalam Organisasi
1) Adanya peran yang bersifat duplikasi, tidak jelasnya batas-batas tugas antara
satu individu dengan individu lainnya dalam satu kelompok atau antar
kelompok, adanya wewenang dan tanggung jawab yang tumpang tindih antara
satu individu dengan individu lainnya, antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya. Kondisi ini bisa juga membuat para pelaksana menjadi bingung,
karena instruksi yang mereka terima bisa berasal dari dua atau lebih atasan.
2) Adanya ketidaksamaan tujuan dalam satu organisasi, antara satu departemen
dengan departemen berbeda tujuan kadangkala bertentangan, ketidaksamaan
tujuan antara departemen dengan manajer proyek. Ketidaksamaan ini akan
memunculkan konflik yang cukup parah, tujuan yang mana yang lebih
memberi dampak kepada penyelesaian proyek konstruksi, yang menjadi
prioritas. dll
UBI 47
2.3.Metode penyelesaian konflik yang akan mempengaruhi
sasaran atau hasil proyek dirumuskan dengan baik.
d. Teknik Penyelesaian Konflik
Teknik yang digunakan dalam penyelesaian konflik adalah dengan teknikteknik
yang telah digunakan dengan baik dalam memecahkan konflik antar kelompok.
Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pemecahan masalah (problem solving) yaitu metode yang mempertemukan pihak-
pihak yang berkonflik secara tatap muka.
2) Pengembangan tujuan yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggali kerjasama
di antara kelompok yang berkonflik yaitu dengan melakukan pengembangan
terhadap serangkaian tujuan dan sasaran.
3) Menghindari konflik merupakan suatu metode penyelesaian konflik secara jangka
pendek. Metode penyelesaian konflik dapat menyingkirkan konflik sama sekali,
namun dengan metode ini konflik dapat diredam untuk sementara sehingga metode
merupakan alternatif terbaik untuk membuat konflik dapat dikendalikan dalam jangka
pendek.dsb
UBI 48
2.4.Perubahan yang akan mempengaruhi hasil
pekerjaan diidentifikasi sesuai dengan keperluan.
Mengidentifikasi Pengaruh Perubahan Terhadap Hasil Pekerjaan
Faktor lingkungan, baik internal maupun eksternal kadang-kadang menimbulkan dampak perubahan
terhadap pelaksanaan proyek, yaitu terjadinya perubahan terhadap rencana manajemen proyek.
a. Bentuk-bentuk Perubahan Lingkungan Proyek
Bentuk perubahan yang terjadi akibat adanya permintaan atau adanya permasalahan yang muncul di
lapangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan yang dapat merubah atau memperbarui rencana
semula yang tercantum dalam kontrak, antara lain
1) Standar pemerintah atau industri
2) Kebijakan pemerintah dalam perekonomian.
3) Sistem informasi manajemen proyek (misal, suatu peralatan yang otomatis, seperti perangkat lunak
untuk penjadwalan, suatu konfigurasi sistem manajemen, sebuah sistem pengumpulan dan
pendistribusian informasi, atau jaringan penghubung kepada sistem online yang otomatis lainnya).
4) Struktur dan budaya organisasi.
5) Adat istiadat tempat proyek beroperasi
6) Kelangkaan material yang dipersyaratkan
7) Prasarana (misal, fasilitas yang ada dan peralatan modal), dan
8) Administrasi kepegawaian (misal, pedoman perekrutan dan pemecatan, review kinerja pekerja, dan
catatan pelatihan).
UBI 49
2.4.Perubahan yang akan mempengaruhi hasil
pekerjaan diidentifikasi sesuai dengan keperluan.
b. Dampak Perubahan Lingkungan Terhadap Hasil Pekerjaan
Dari unsur perubahan lingkungan yang dikemukakan di atas, beberapa unsur di
antaranya dapat memengaruhi langsung hasil pekerjaan, yaitu antara lain:
1) Standar pemerintah atau industri, kalau terjadi perubahan standar baik yang
berasal dari pemerintah atau industri akan sangat berpengaruh terhadap hasil
pekerjaan, terutama adanya perubahan terhadap produk yang telah dihasilkan.
Perubahan ini tentunya akan mempengaruhi biaya dan waktu penyelesaian
proyek. Namun perubahan yang bersifat mandatory tentunya juga akan
merubah rencana manajemen proyek serta akan merubah pula syarat-syarat
kontrak yang ada, atau adanya perubahan spesifikasi yang terdapat dalam
kontrak. Bila kondisi ini terjadi, maka perubahan tersebut dapat dinegosiasikan
dengan pengguna jasa atau pemilik proyek melalui pengawas pekerjaan.dll
UBI 50
3.Menerapkan kegiatan proyek sesuai
dengan siklus hidup proyek
3.1.Fungsi pengawasan dan pengendalian
kemajuan pekerjaan termasuk pelaporan
diidentifikasi.
3.2.Pengaruh adanya perubahan diintegrasikan
secara terpadu ke semua unit kerja.
3.3.Finalisasi dari hasil pekerjaan disiapkan
untuk serah terima secara formal.
UBI 51
3.1.Fungsi pengawasan dan pengendalian kemajuan
pekerjaan termasuk pelaporan diidentifikasi.
a. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian Dalam Suatu Proyek Konstruksi
Fungsi pengawasan dan pengendalian dalam suatu proyek konstruksi meliputi antara lain hal-hal
sebagai berikut:
1) Membandingkan kinerja proyek sebenarnya dengan rencana manajemen proyek2)
Mengases kinerja untuk menetapkan apakah beberapa tindakan koreksi dan preventif
diindikasikan, dan kemudian merekomendasi tindakan-tindakan tersebut sebagai hal yang
penting;
2) Mengidentifikasi risiko baru dan menganalisa, pelacakan, dan memantau risiko proyek yang
ada untuk meyakinkan bahwa risiko sudah diidentifikasi, statusnya sudah dilaporkan, dan
bahwa rencana tanggap risiko yang tepat sedang dilaksanakan;
3) Memelihara suatu basis informasi tepat pada waktunya dan akurat berhubungan dengan
produk proyek dan dokumentasi terkait melalui penyelesaian proyek;
4) Memberikan informasi untuk mendukung laporan status, ukuran kemajuan, dan peramalan;
5) Memberikan telaah untuk memperbarui informasi biaya terkini dan jadwal terkini; dan
6) Pelaksanaan pengawasan dari perubahan yang disetujui sebagaimana mereka terjadi.
UBI 52
3.2.Pengaruh adanya perubahan diintegrasikan
secara terpadu ke semua unit kerja.
b. Prosedur Pengintegrasian Pengaruh Perubahan
Proses melakukan pengendalian perubahan yang terintegrasi meliputi aktivitas
manajemen perubahan sebagai berikut dalam level rincian yang berbeda, didasarkan
pada kemajuan pelaksanaan proyek:
1) Memengaruhi faktor-faktor yang mengelakan pengendalian perubahan yang
terintegrasi agar hanya perubahan yang disetujui yang dilaksanakan;
2) Meninjau ulang, menganalisa, dan menyetujui permintaan perubahan tepat pada
waktunya, yang esensial, seperti sebuah keputusan yang lambat mungkin secara
negatif mempengaruhi waktu, biaya atau kelayakan suatu perubahan;
3) Mengelola perubahan yang disetujui;
4) Memelihara keutuhan dasar-dasar dengan mewujudkan hanya perubahan yang
disetujui untuk dimasukan ke dalam rencana manajemen proyek dan dokumen
proyek;
5) Meninjau ulang, menyetujui, atau menolak seluruh tindakan koreksi dan preventif
UBI 53
yang direkomendasikan;
3.3.Finalisasi dari hasil pekerjaan disiapkan
untuk serah terima secara formal.
Persyaratan-persyaratan Penyerahan Hasil Pekerjaan
Dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 berkaitan dengan serah terima
pekerjaan diatur sebagai berikut:
1) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjan.
2) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan.
3) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-
kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya.
4) PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan.
. 54
UBI
5) Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari nilai
kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa
pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari
nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
6) Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga
kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
7) Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
8) PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua
kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan
pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan
Pemeliharaan.
9) Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
UBI 55
TERIMA KASIH
UBI 56
UBI 57
BIMBINGAN TEKNIS dan SERTIFIKASI TENAGA KERJA KONSTRUKSI
TINGKAT AHLI MUDA MANAJEMEN PROYEK
Menerapkan Manajemen Ruang Lingkup Proyek
Ir.ANDRIE LUCIANO,M.T
TUJUAN PEMBEKALAN
Setelah mengikuti pembekalan ini, peserta mampu :
1. Menerapkan ruang lingkup proyek design dengan lebih tepat pada tahapan
DED sedemikian rupa dengan biaya efektif dan efisien, namun hasil
maximal. (perencana)
• Definisi lingkup : Meninjau carta proyek dan pernyataan lingkup awal dan
menambahkan informasi lebih lanjut sebagai persyaratan dikembangkan dan
perubahan permintaan disetujui
. Perencanaan (Planning).
Kegiatan perencanaan mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan
proyek dan organisasi tim.
. Penjadwalan (Schedulling).
Kegiatan ini menghubungkan antara tenaga kerja, uang dan bahan yang
digunakan dalam proyek. .
. Pengendalian (Controlling).
Kegiatan ini mencakup pengawasan sumber daya, biaya, kualitas dan
budget jika perlu merevisi, mengubah rencana, menggeser atau mengelola
ulang sehingga tepat waktu dan biaya.
Menurut Project Management Book of Knowladge (PMBOK) Guide, terdapat
lima tahap siklus dalam manajemen proyek, yaitu sebagai berikut :
a. Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak
sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan
yang ingin diselesaikan akan diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk
menyelesaikan permasalahan juga diidentifikasikan. Sebuah studi
kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki
kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik
dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah
ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim
proyek dapat dibentuk.
b. Perencanaan dan desain
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk,
maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan.
Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci
sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung.
Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat
dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan,
acceptance plan, communication plan, procurement plan, contract
supplier dan perform phare review.
c. Pelaksanaan dan konstruksi
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek
siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada
tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun.
Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan
dieksekusi.