Anda di halaman 1dari 67

KATA PENGANTAR

Merupakan suatu kehormatan bagi kami dapat menerima limpahan


kepercayaan pengelolaan paket pekerjaan ini. Dan sebagai timbal balik
pekerjaan yang telah diberikan kepada kami, maka akan kami wujudkan
dengan tanggung jawab kerja yang sepadan, yakni penyusunan Laporan
Akhir Pengawasan. Kami berharap semoga laporan ini membantu, guna
melancarkan proses pekerjaan dan sebagai penunjang kelengkapan
pekerjaan yang telah dilimpahkan kepada kami. Pada laporan ini terdiri
dari beberapa BAB yang nantinya akan menjelaskan tentang pekerjaan ini
dari bulan pertama hingga selesai dan akan dijelaskan pula tentunya
sesuai dengan data yang berada di lapangan pada setiap bulannya berikut
dengan penjelasannya. Adanya laporan ini juga bertujuan sebagai
Monitoring untuk pekerjaan ini yakni paket Pengawasan Pembangunan
PSU Permukiman wilayah 138.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua dan kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikanya penyusunan laporan ini.
Segalanya kami ucapkan terima kasih.

Serang, Desember 2022


CV. CITRA NUSA KONSULINDO

SYAFE’I
Direktur

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 1
Daftar isi
KATA PENGANTAR.......................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................2

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................3
1.1 Pendahuluan......................................................................3
1.2. Latar belakang....................................................................5
1.3. Pengertian jalan...............................................................7
1.4. Maksud dan Tujuan.............................................................12
1.4.1. Maksud....................................................................12
1.4.2. Tujuan.....................................................................13
1.4.3. Sasaran....................................................................14
1.5. Lingkup pekerjaan..............................................................14
1.6. Dasar pelaksanaan..........................................................19
1.7. Lokasi proyek.................................................................20

BAB 2. KINERJA KONSULTAN SUPERVISI/PENGAWAS.......................21


2.1. Struktur Organisasi...........................................................21
2.2. Lingkup Pekerjaan Konsultan Pengawas..................................22
2.3. Metode dan Pendekatan Pekerjaan Pengawasan.......................25

BAB 3. DATA DAN GAMBARAN PROYEK...........................................73


3.1. Data Proyek.......................................................................73
3.1.1. Daftar Penugasan Personil..............................................74
3.1.2. Pihak-Pihak yang Terlibat...............................................75
BAB V. KESIMPULAN,SARAN DAN LAMPIRAN...................................76

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 2
BAB. 1 PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang meliputi segala


bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah atau di bawah permukaan tanah. Saat ini jalan
merupakan infrastruktur transportasi yang penting bagi kehidupan baik
dari segi ekonomi, sosial, pertahanan keamanan dan lain
sebagainya.Setiap daerah memiliki kondisi wilayah dan karakteristik
masing-masingyang dapat membedakan kebutuhan pembangunan jalan
antara daerah yang satu dengan yang lain. oleh sebabitu setiap akan
melakukan pembangunan jalan perlu terlebih dahulu dilakukan studi yang
berkaitan dengan rencana pembangunan jalan serta memperhatikan
dasar-dasar pertimbangan yang mempengaruhi perencanaan jalan agar
dapat mengantisipasi dampak yang timbul akibat adanya pembangunan
jalan. Adapun beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan
perencanaan jalan, yaitu :

 Klasifikasi Jalan

 Karakteristik Lalu Lintas

 Karakteristik Jalan

 Dampak Lingkungan

 Ekonomi

Keselematan Lalu Lintas Beberapa pandangan yang berkembang di


masyarakat terkait rendahnya tingkat kepedulian masyarakat
terhadap menata lingkungannya sendiri, oleh karnanya peran
pemerintah sangatlah dibutuhkan guna menata permukiman –
permukiman yang masih dalam kategori tergolong kumuh.
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 3
Kegiatan Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman wilayah 138
dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana fisik baik secara
kualitas maupun kuantitas yang diharapkan mampu meningkatkan
kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara, serta peningkatan
kategori lingkungan yang tadinya kumuh menjadi desa bebas
kumuh.

Setiap Kegiatan Pembangunan Pemerintahan yang di biayai Negara


harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi ruang atau saranya, kita dapat
menjadi sebagai teladan bagi lingkungannya masing masing. Setiap
kegiatan perlu direncanakan dengan sebaik - baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan negara.

Pemberi jasa untuk sarana / bangunan milik negara dan prasarana


lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh,
sehingga mampu menghasilkan karya yang optimal dan tepat guna,
Pengawasan teknis yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Pengawasan harus


disiapkan secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan
karya Pengawasan yang sesuai dengan kepentingan proyek.

dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana fisik baik secara


kualitas maupun kuantitas yang diharapkan mampu meningkatkan
kenyamanan kerja dan peningkatan kapasistas Pelayanan yang
memadai sehingga dapat meningkatkan prodiktifitas.

Setiap bangunan negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya


sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi ruang atau
bangunannya.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 4
Pemberi jasa pengawasan untuk sarana atau bangunan milik negara
dan prasarana lingkungan perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya pengawasan
yang sesuai dengan kepentingan proyek.

1.2. LATAR BELAKANG

Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan pemerintah yang dilakukan

oleh kontraktor pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis

dilapangan, agar rencana dan spesifikasi teknis yang telah disiapkan

dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat

berlangsung operasional efektif. Pelaksanaan pengawasan lapangan

harus dilakukan secara penuh dengan menempatkan tenaga-tenaga

ahli pengawasan dilapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas

pekerjaan.

Konsultan pengawas bertugas secara umum mengawasi pekerjaan

konstruksi, dari segi biaya, mutu, dan waktu kegiatan pelaksanaan.

Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa

pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku

profesi yang berlaku.

Pemahaman atas maksud pelaksanaan pekerjaan Pengawasan

Pembangunan PSU Permukiman wilayah 138 adalah untuk mengetahui

lebih jelas hasil pelaksanaan program Pengawasan Pembangunan PSU

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 5
Permukiman wilayah 138, konsultan pengawas, melakukan peninjauan

langsung pada program yang dilakukan secara serentak Oleh kontraktor

pelaksana, kedepannya diharapkan bisa menjadi dasar dalam pelaksanaan

program Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman wilayah 138yang

lebih baik.

Oleh karena itu dibutuhkannya suatu pengawasan dimana didalamnya

meliputi kegiatan arahan teknis, konsultasi, monitoring, dan evaluasi

terhadap pelaksanaan pekerjaan terkait.

Dalam kaitannya dengan kegiatan Pengawasan Pembangunan PSU

Permukiman wilayah 138 yang diselenggarakan instansi terkait yaitu

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI

BANTEN,CV. CITRA NUSA KONSULINDO mendapat limpahan pekerjaan

JASA PENGAWASAN JALAN LINGKUNGAN. Salah satu tahap pekerjaan ini

adalah Laporan Akhir dengan tahap-tahap pekerjaan secara rinci akan

diuraikan dalam bahasan lebih lanjut.

Laporan Akhir Pengawasan ini disusun dan dipersiapkan oleh Manajemen

CV. CITRA NUSA KONSULINDOsebagai Konsultan Pengawas pada kegiatan

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman wilayah 138, yang meliputi

segala kegiatan-kegiatan pengawasan / monitoring kegiatan selama 1 (

Satu ) Bulan kalender pelaksanaan. Laporan ini diterbitkan pada saat

selesainya pekerjaan pengawasan sesuai jadwal dalam kontrak dan

sebagai syarat pencairan dana.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 6
Kegiatan yang dilaporkan dalam Laporan Akhir Pengawasan ini meliputi

pengawasan seluruh kegiatan pelaksanaan Pengawasan Jalan Lingkungan.

Yang mana penyajian yang kami sampaikan menyangkut kemajuan

pekerjaan di lapangan maupun pemecahan masalah yang timbul serta

rekomendasi yang diberikan selama masa pelaksanaan.

Salah satu aspek penting didalam pengelolaan Prasarana, Sarana dan

Utilitas Perumahan (PSU) adalah adanya suatu sistem pelaporan yang

secara kontinyu, tepat waktu dan akurat yang sangat diperlukan oleh para

pengambil keputusan di Provinsi Banten. Sistem pelaporan PSU ini dapat

dihasilkan apabila sudah tersedia suatu Sistem Informasi Data Base PSU

di Provinsi Banten.

1.3. Pengertian jalan

A. Status Jalan

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun


2004 tentang jalan dan peraturan pemerintah nomor 34 tahun 2006
tentang jalan, maka sesuai dengan kewenangan/status, maka jalan umum
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Jalan Nasional

2. Jalan Provinsi

3. Jalan Kabupaten

4. Jalan Kota

5. Jalan Desa

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 7
Pengertian dari masing-masing status jalan tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Jalan Nasional

Jalan Nasional terdiri dari:

a. Jalan Arteri Primer

b. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota


provinsi

c. Jalan Tol

d. Jalan Strategi Nasional

Penyelenggaraan Jalan Nasional merupakan Kewenangan Kementrian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu di Direktorat Jenderal
Bina Marga yang dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan jalan
nasional dibentuk Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional sesuai dengan
wilayah kerjanya masing-masing.

Sesuai dengan kewenangannya, maka ruas-ruas jalan nasional ditetapkan


oleh menteri pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat dalam bentuk Surat
Keputusan (SK) Menteri PUPR.

2. Jalan Provinsi

Penyelenggaraan Jalan Provinsi merupakan Kewenangan Pemrintah


Provinsi. Jalan Provinsi terdiri dari:

a. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan ibukota kabupaten


provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota

b. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota


kabupaten atau kota

c. Jalan Strategis Provinsi


Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 8
d. Jalan di Daerah Khusus ibukota Jakarta.

Ruas- ruas jalan provinsi ditetapkan oleh Gubernur dengan surat


Keputusan (SK) Gubernur.

3. Jalan Kabupaten

Penyelenggaraan Jalan Kabupaten merupakan kewenangan


Pemerintah Kabupaten, jalan kabupaten terdiri dari:

a. Jalan Kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan


jalan provinsi.

b. Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten


dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat
desa, dan antar desa.

c. Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan


sekunder dalam kota.

d. Jalan strategis kabupaten.

Ruas-ruas jalan kabupaten ditetapkan oleh Bupati dengan Surat


Keputusan (SK) Bupati.

4. Jalan Kota

Jalan Kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di


dalam kota, merupakan Kewenangan Pemerintah Kota. Ruas-ruas
jalan kota ditetapkan oleh walikota dengan Surat Keputusan (SK)
Walikota

5. Jalan Desa

Jalan Desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer
yang tidak termasuk jalan kabupaten didalam kawasan perdesaan,

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 9
dan merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan
dan/atau antar permukiman didalam desa.

B. Kelas Jalan

Kelas jalan diatur dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2009


tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Jalan dikelompokkan dalam
beberapa kelas berdasarkan:

a. Fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan


penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas angkutan jalan.

b. Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan


dimensi kendaraan bermotor.

Pengelompokkan jalan menurut kelas jalan terdiri dari:

a. Jalan kelas I

Jalan kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500
milimeter, ukuran paling panjang tidak melebihi 18.000
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan
sumbu terberat 10 ton.

b. Jalan kelas II

Jalan kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan


yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar
tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan
muatan sumbu terberat 8 ton.

c. Jalan kelas III

Jalan kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan
yang adapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 10
tidak melebihi 2.100 meter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000
milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 milimeter, dan muatan
sumbu terberat 8 ton.

Dalam keadaan tertentu daya dukung Jalan kelas III dapat


ditetapkan muatan sumbu terberat kurang dari 8 ton.

d. Jalan Kelas Khusus

Jalan Kelas Khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui


kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500
milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 milimeter, ukuran
paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih
dari 10 ton.

Penetapan kelas jalan pada setiap ruas jalan yang dinyatakan


dengan Rambu Lalu Lintas dilakukan oleh:

a. Pemerintah Pusat,untuk jalan nasional

b. Pemerintah provinsi, untuk jalan provinsi

c. Pemerintah kabupaten, untuk jalan kabupaten

d. Pemerintah kota, untuk jalan kota.

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN


Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 11
1.4.1 MAKSUD

 Merupakan rekaman atas segala kegiatan pengawasan

pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan kegiatan lain yang

terkait dalam pelaksanaan Pengawasan Pembangunan PSU

Permukiman wilayah 138.

 Mendukung program Pengadaan Konstruksi Pengawasan Jalan

Lingkungan. Konsep dan prinsip Pengawasan Pembangunan

PSU Permukiman wilayah 138bukan hanya menyentuh

perbaikan dari sisi perbaikan fisik saja, melainkan juga dari sisi

ekonomi, sosial budaya dan manajemen

 Laporan atas segala rencana, target, pengarahan sumber daya

baik alat, material maupun tenaga kerja, dan implementasi

pekerjaan yang telah disusun oleh Pelaksana Pekerjaan

(dengan persetujuan Tim Pengawas) untuk mencapai target

yang telah ditetapkan dalam kontrak.

 Menyusun suatu data base yang dapat digunakan oleh

pemerintah provinsi banten untuk mendukung vertifikasi

penyerahan,pengelolaan dan pemeliharaan.

 Data base yang disusun juga dapat menyimpan data termasuk

mencatat atributnya.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 12
 Menyusun format laporan yang fleksibel sesuai dengan tingkat

kebutuhan berdasarkan data yang tersimpan dalam sistem

database ,termasuk data-data dalam format spesial yang akan

digunakan dalam implementasi . selain hal tersebut diatas

beberapa point yang dapat ditambahkan untuk maksud dan

tujuan dalam kegiatan penyusunan Database .

1.4.2. TUJUAN

1. Tujuan Penyusunan Laporan Akhir Pengawasan ini adalah

untuk mendapatkan gambaran atas segala sesuatu yang

terjadi, berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dan rencana

pencapaian target.

2. Penyusunan dokumen pengawasan teknis.

3. Terlaksananya pekerjaan pembangunan fisik yang secara

tepat mutu, waktu dan biaya serta tertib administrasi

4. Laporan Akhir Pengawasan.

1.4.3. Sasaran
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 13
Dengan ini diharapkan adanya hasil perencanaan teknis yang dapat

diaplikasikan dengan baik dan tepat guna sehingga mendukung

tercapainya pelaksanaan fisik yang tepat waktu, konstruksi yang baik dan

dipertanggungjawabkan serta dapat dirasakan manfaatnya bagi

masyarakat.

1.5. LINGKUP PEKERJAAN

a. Umum

Konsultan harus bekerjasama sepenuhnya dengan Bidang

Perumahan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Provinsi Banten dalam melaksanakan Pengawasan Teknis serta

bertanggung jawab sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan-

ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah daerah

Provinsi Banten.

Lingkup kegiatan mencakup rangkaian tahapan kegiatan sebagai


berikut :

1. Melaksanakan pengumpulan data dan informasi lapangan

mengenai data kondisi & dimensi eksisting lokasi/lahan

yang menjadi obyek perencanaan;

2. Melakukan studi literatur dan konsultasi dengan

Pemerintah Daerah setempat mengenai peraturan daerah

dan peraturan perundangundangan yang berlaku secara

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 14
menyeluruh yang dapat memberikan gambaran yang

cukup jelas tentang tujuan perencanaan yang

akandilaksanakan;

3. Menyusun konsepperencanaan.

4. Mengembangkan konsep perencanaan;dan

5. Melakukan presentasi/pembahasan pada saat penyerahan

hasil Laporan Akhir/rencana detail perencanaan

Secara rinci lingkup kegiatan di atas terdiri atas tahap-

tahap sebagai berikut : Tahap persiapan perencanaan

mencakup :

a. Interpretasi secara garis besar terhadapKAK;

b. Melakukan studi literatur dan konsultasi dengan

Pemerintah Daerah setempat mengenai peraturan-

peraturan yang terkait ;

c. Menyusun program kerjaperencanaan;

d. Melaksanakan pengumpulan data dan


informasilapangan;

e. Membuat konsep perencanaan secara menyeluruh

yang dapatmemberikan gambaran yang cukup jelas

tentang tujuandesain;

Tahap penyusunan rencana detail antara lain :

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 15
a. Membuatpengembangan desain dari

konsep perencanaan secara keseluruhan;

b. Menyiapkan uraian konseprencana;

c. Membuat Gambar Teknis/DED (Detail Engineering

Design) sesuai dengan gambar rencana yang

telahdisetujui;

d. Menyusun dokumen Rencana Anggaran Biaya(RAB);

e. Menyusun dokumen Rencana Kerja dan SyaratSyarat

Teknis dan/atau SpesifikasiTeknis;

f. Menyusun DokumenLainnya;

g. Melakukan presentasi/pembahasan pada saat

penyerahan hasil Laporan Akhir/desain detail.

b. Tugas-tugas Tim Pengawasan Teknis

Tugas dan kewajiban tim Pengawasan Teknis akan mencakup hal-

hal sebagai berikut :

1. Membantu Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan dalam

melaksanakan tugas dan kewajiban untuk mengendalikan

pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan

sesuai dengan desain, persyaratan dan ketentuan-ketentuan

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 16
yang tercantum dalam dokumen kontrak serta jadwal waktu

yang telah ditetapkan.

2. Membantu Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan dalam

memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum

yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama

sehubungan dengan pemenuhan kewajiban Kontraktor

terhadap kontrak.

3. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan Contract

Change Order dan Adendum, sehingga perubahan kontrak

yang diperlukan dapat dibuat secara optimal dengan

mempertimbangkan aspek dana yang tersedia.

4. Melaksanakan pengumpulkan data di lapangan yang

diperlukan secara terinci untuk mendukung peninjauan desain,

membuat gambar redesain dan menyiapkan perintah-perintah

kepada kontraktor sehingga perubahan desain tersebut dapat

dilaksanakan.

5. Melaksanakan pengecekan secara cermat terhadap semua

hasil pengukuran, pemeriksaan mutu/Job Mix Formula dan

perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai

dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran pekerjaan,

perhitungan volume dan pembayaran berdasarkan ketentuan

yang tercantum dalam dokumen kontrak.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 17
6. Melaporkan kepada Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan

semua masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan

pekerjaan, termasuk keterlambatan pencapaian target fisik,

serta usaha-usaha penanggulangan dan tindakan turun tangan

yang diperlukan dengan terlebih dahulu

mengkonsultasikannya dengan Pengguna Jasa dan Pemimpin

Kegiatan.

7. Melakukan monitoring dan pengecekan terus menerus

terhadap segala kegiatan yang berhubungan dengan

pengendalian mutu dan volume pekerjaan, serta

menandatangi Sertifikat Bulanan / Monthly Certificate (MC)

apabila mutu dan pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi

semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku.

8. Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar

terlaksana (As-Built Drawing) yang menggambarkan secara

terinci setiap bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh

Kontraktor, serta membantu Pengguna Jasa dan Pemimpin

Kegiatan meneruskan gambar-gambar tersebut kepada Bidang

Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Tarakan.

9. Menyusun Laporan Bulanan (Monthly Report) dengan

Dokumentasi sebagai lampiran dan Laporan Akhir (Final

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 18
Report) yang mencakup laporan kemajuan pekerjaan dan

laporan keuangan serta masalah-masalah yang terjadi

dilapangan.

10. Membantu Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan

dalam melaksanakan Serah Terima Pertama Pekerjaan Fisik

(Provisonal Hand Over / PHO) dan Serah Terima Kedua

Pekerjaan Fisik (Final Hand Over / FHO), terutama dalam

menyusun daftar kerusakan dan penyimpangan yang perlu

diperbaiki.

1.6. DASAR PELAKSANAAN

a. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54


Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
terakhir diubah bengan peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
beserta petunjuk teknisnya.

b. Peraturan dan standar-standar teknis / seperti PBI, SKBI, SNI.

c. Spesifikasi Umum dan Teknis, Dll.

1.7. LOKASI PROYEK

Lokasi perkerjaan Pengawasan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan PSU

Permukiman Wilayah 138terletak dikabupaten serang dan tersebar

dibeberapa kecamatan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 19
1. PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU PERMUKIMAN
(JALAN LINGKUNGAN) KOMPLEK RSS PEMDA BANJARSARI,
CIPOCOK JAYA, KOTA SERANG

2. PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU PERMUKIMAN


(JALAN LINGKUNGAN), RT.003 RW.008 KSB PERMATA HIJAU
BLOK B NO. 147 KEL. BANJARSARI KEC. CIPOCOK JAYA, KOTA
SERANG

3. PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU PERMUKIMAN


(JALAN LINGKUNGAN) KP. SINGAPADU KEL. TINGGAR KEC.
CURUG, KOTA SETANG

4. PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU PERMUKIMAN


(JALAN LINGKUNGAN) KP. LOPANG GEDE RW. 01 KEL.
LOPANG KEC. SERANG KOTA

5. PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU PERMUKIMAN


(JALAN LINGKUNGAN) PERUM BUMI AGUNG PERMAI (BAP) 1,
BLOK KAVLING, KEL. UNYUR, KEC. SERANG, KOTA SERANG

6. PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU PERMUKIMAN


(JALAN LINGKUNGAN)PERUM GRIYA LOPANG INDAH,
KELURAHAN UNYUR KEC. SERANG, KOTA SERANG

BAB II

KINERJA KONSULTAN SUPERVISI/PENGAWAS

2.1 STRUKTUR ORGANISASI

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 20
2.2 LINGKUP PEKERJAAN KONSULTAN PENGAWAS

Selama masa kontrak, konsultan Supervisi telah melakukan kegiatan


antara lain sebagai berikut :

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Pengawas adalah


berpedoman pada
Perincian
ketentuan
Penawaran,
yang
Rencana Kerja
berlaku
dan

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman


serta Gambar
Syarat-Syarat
Kerja,
yang

Lap.
Pendahuluan | 21
1
s
n
2
ra
o
p
te
Ik
c
O
K
m
u
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Kontrak
Pemborongan Jasa Konstruksi.

A. Lingkup kegiatan tersebut antara lain meliputi:

1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan


konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan dilapangan.

2. Menyusun Fild Engineering kondisi awal dan rekayasa


lapangan (penyesuaian rencana awal dan kondisi/kebutuhan
lapangan), sebagai syarat utama tagihan I pekerjaan
Konsultan Pengawas.

3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,


kuantitas, dan laju pencapaian volume/realisasi fisik sampai
dengan Serah Terima Pekerjaan Konstruksi.

4. Memberhentikan (sementara) Pelaksanaan Pekerjaan yang tidak


sesuai/memenuhi spesifikasi.

5. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk


memecahkan persoalan yang terjadi selama pelaksanaan
konstruksi.

6. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala dengan


Pelaksana kontraktor dan unsur pengawas, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan
hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan
bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh kontraktor
konstruksi.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 22
7. Menyelenggarakan rapat secara berkala dengan PPTK Dinas
Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang, dan atau unsur lain yang
terkait.

8. Menyusun Laporan Kemajuan Pekerjaan dan perhitungan


volume pekerjaan (Back Up Data).

9. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drawings) yang


diajukan oleh kontraktor konstruksi untuk disahkan oleh PPTK
Kegiatan Konstruksi.

10. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan


pelaksanaan (As-Built Drawing) sebelum serah terima pertama.

11. Menyusun laporan secara periodik (Rekapitulasi


Pelaksanaan Pekerjaan Mingguan yang meliputi
permasalahan/kendala di lapangan dan resume pekerjaan)
kepada PPTK.

B. Data dan Fasilitas Penunjang

1. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Pengawas


harus mencari sendiri informasi yang dibutuhkan selain dari
informasi yang diberikan oleh Pemimpin Pelaksana Teknik
Kegiatan termasuk melalui Laporan Akhir ini.

2. Informasi pengawas antara lain:

a) Dokumen pelaksanaan yaitu ;

- Gambar-gambar pelaksanaan

- Rencana Kerja dan Syarat-syarat

- Dokumen Kontrak Pelaksanaan/Pemborong.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 23
b) S – Curve dari pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor
Konstruksi (setelah disetujui).

c) Kerangka Kerja Acuan (KAK) pengawasan.

d) Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk


pekerjaan pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk
teknis simak pengawasan mutu pekerjaan, dan lain-lain.

e) Informasi lainnya.

 PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
2.3 PENDEKATAN DAN PELAKSANAAN

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 24
Tata laksana pelaksanaan pekerjaan yang baik akan menghasilkan
pekerjaan yang tepat waktu, kualitas yang baik, sesuai dengan
maksud tujuan dan sasaran sesuai yang terkandung dalam KAK.
Dalam pelaksaanaan pekerjaan pengawasan ini, konsultan
memperhatikan beberapa hal, diantaranya;

 Organisasi pelaksana,
 Komunikasi,
 Tahapan pelaksanaan dan metodologi,
 Dana serta peralatan yang memadai.

E.2. ORGANISASI PERUSAHAAN

Untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal, PT. HAZA


MULTI INOVASI mengusulkan tenaga ahli maupun tenaga pendukung
dengan pengalaman yang memadai sesuai bidang masing-masing.

Dengan pengalaman PT. serta didukung dengan pengalaman proyek-


proyek yang pernah dikerjakan, manajemen beserta tenaga ahli
diharapkan mampu dan siap untuk melaksanakan pekerjaan ini.

E.3. KOMUNIKASI

Ketua Tim/Tenaga Ahli akan senatiasa melakukan komunikasi internal


maupun eksternal, termasuk dengan instansi terkait.

Team Leader bersama Tenaga Ahli terkait akan selalu melakukan fungsi
koordinasi baik intern maupun ekstern serta merumuskan kesimpulan
hasil akhir dari masing-masing topik bahasan serta mencari
alternative solusi pemecahan yang baik.

E.4. TAHAPAN PELAKSANAAN DAN METODOLOGI


Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 25
1. TAHAP PERSIAPAN PENGAWASAN
A.RAPAT PRAREKONSTRUKSI

 Rapat Pra Konstruksi (Pre Construction Meeting) adalah rapat awal


yang diadakan atas prakarsa / undangan dari Pemberi Tugas yang
dihadiri oleh Pemberi Tugas, konsultan pengawas dan kontraktor
palaksana. Tujuan dari rapat ini adalah untuk menyamakan
pengertian atau pemahaman mengenai dokumen kontrak dan
spesifikasi teknik yang dipakaid alam pelaksanaan pekerjaan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rapat ini adalah :

a. JadwalPelaksanaan

 Pada waktu pembahasan jadwal pelaksanaaan, Pemberi Tugas


dan konsultan pengawas haruslah betul-betul memahami jadwal
kerja yang dibuat oleh kontraktor dengan titik berat masalah pada
hal-hal

 sebagai berikut :

 Skala prioritas yang ada dalam jadwal pelaksanaan meliputi :


o Pekerjaan utama (major).
o Sumber daya manusia, peralatan dan material
 Detour untuk pekerjaan jalan dan jembatan.
 Waktu pelaksanaan, dibuat seefisien mungkin mengikuti
jaringan rencana akerja (network planning).
 Evaluasi dan selesaikan lebih dahulu critical pasth yang ada.
 Rencana kerja dan metode kerja yang tepat
b. Mobilisasi

 Untuk pekerjaan mobilisasi titik berat masalah terletak pada


masalah :

 Survey lokasi material (Quarry).


 Penetapan lokasi base camp.
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 26
 Pengukuran ulang lapangan (Field Engineering).
c. PemasanganPeralatanKonstruksi(Instalation)

 Pekerjaan ini meliputi pemasangan instalasi batching plant dan


pemasangan instalasi AMP jika diperlukan.

d. TataCaraPengukuranVolumePek erjaan(Opname)

 Cara pengukuran volume terhadap suatu hasil pekerjaan


(opname) harus mengikuti aturan yang ada dalam spesifikasi
teknik perihal cara pengukuran.

B.MOBILISASI

 Mobilisasi merupakan suatu tahapan dalam pelaksanaan kegiatan


konstruksiyangpalingawaluntukmempersiapkansemuasumberdayam
anusia,peralatanmaupunbahan,sehinggadalamtahapankegiatanselan
jutnyasemuasumberdayasiapuntukdioperasikan,sehinggadapatterca
paitepatmutu,waktu dankuantitas/biaya.

 Pada tahap mobilisasi awal adalah mobilisasi personil inti untuk


mempersiapkan :

 Pengkajianulangterhadapdesain(ReviewDesign).
 Pengukuran awal.
 Mempersiapkanprogramdetailyangakandilaksanakanpadamasakon
struksi.
 Mempersiapkan peralatan konstruksi untuk siap menjalani uji
coba danrunningwell.

Setelah mobilisasi awal, dilakukan mobilisasi personil, alat dan


material gunamendukung terlaksananya pelaksanaan pekerjaan
secara menyeluruh,yaitupelaksanaan fisik maupun administrasi
sesuai dengan persyaratan yang adadidalamkontrakdan spesifikasi.

Tahapan pada masa mobilisasi adalah :


Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 27
a. SetelahPemberiTugasmelakukanrapatprapelaksanaan(PreCons
tructionMeeting),kontraktordankonsultanpengawasmelakukan
mobilisasi awal dengan menempatkan personil-personil
intimerekadilapangan
b. Kontraktor menyiapkan segala sesuatunya yang berhubungan
denganpengendalian mutu misalnya base camp, peralatan
laboratorium,
sumbermaterial(quarry)yangdipilih,hasilpengujianawaldanpen
gukuranawal.
c. Konsultanmenyiapkanpengkajianulangterhadapdesain(Review
Design),mengawasi pengujian awal,pengukuranawal.
d. Menyiapkansysteminformasimanajemenuntukpengamatansec
aravisual(Visual Monitoring).
e. Mempersiapkan rumusan-rumusan pembuatan desain
campuran material(JobMix Design)
f. Setelahtahapmobilisasiawalkonsultandankontraktormelengkapiper
sonilsecara bertahapsesuai kebutuhan dilapangan

2. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN


A. PengendalianWaktu

Waktu pelaksanaan secara rutin dikontrol agar waktu pelaksanaan


berjalan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Pengendalian dilakukan dengan mengevaluasi dan mengesahkan
metode kerja dan jadwal pelaksanaan, memeriksa kemajuan dari
setiap item pekerjaan, memeriksa perencanaan konstruksi dan
peralatan serta tenaga kerja yang ada.

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. MenyusunProgramkerja

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 28
Program kerja disusun oleh kontraktor dan dibahas pada rapat
prakonstruksi. Tujuan penyusunan program kerja adalah untuk
mempermudah pengelolaan proyek dengan suatu system yang
teratur dan memberikan system informasi manajemen
(Management InformationSystem/MIS) secara jelas dan tepat guna
sehingga :

 Kontraktor dapat menyiapkan kebutuhan dana, kebutuhan


material,kebutuhanperalatandantenagakerjauntuk
setiapminggunya.
 Programiniharusdiperbaharui(update)setiapminggusesuaiden
gankenyataan dilapangan.
 Program ini berkaitan erat dengan metoda lintasan kritis
(criticalpathmethod/CPM).
 Jenispekerjaanataukegiatanapasajayangberadapadagarislinta
san kritis diprioritaskan untuk dilaksanakan, karena
ketinggalansatuharisajasecarakeseluruhanproyekketinggalan
satuhari.
 Penanganan yang dilakukan terhadap jenis pekerjaan yang
beradapadalintasankritisadalahmelaksanakankerjaekstraatau
lembur.
Selanjutnya pada tahap pelaksanaan pekerjaan, Quantity
Engineer/Project Control Specialist akan terus memonitor
kemajuan pekerjaan dengan tugas utama :
1. Memperhatikan metode lintasan kritis (Cricital Path) dengan
memberikan prioritas utama pada pekerjaan di lintasan
kritis.
2. Memperbaharui data (update) dan program setiap minggu.
3. Mendokumentasikan arsip secara tertib dan teratur.
b. PengendalianProyek

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 29
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan, Quantity Engineer/Project
Control Specialist akan terus memonitor kemajuan pekerjaan
dengan menggunakan perangkat lunak dengan tugas utama :

1. Memperhatikan metoda lintasan kritis (Critical Path Method)


denganmemberikanprioritasutamapada pekerjaandi
lintasankritis.
2. Memperbaharuidata(update)danprogramsetiapminggu

3. Mendokumentasikanarsipsecaratertibdanteratur.

Pemantauan kemajuan pekerjaan akan dilakukan dengan


menggunakan manajemen informasi system (MIS) untuk visual
monitoring. MISmerupakan perangkat lunak system informasi
manajemen (Management Information System) dimana prestasi
kerja kontraktor ditampilkan dalam bentuk gambar dan grafik atau
narasi secara akurat, terinci dan selalu diperbaharui.

Pembaharuan data akan dilakukan setiap hari, oleh karena itu


diperlukan kerjasama yang baik antara petugas lapangan dan
petugas pembaharuan data di kantor.

Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dari peroyek, maka


konsultan akan melakukan pengawasan dan mengamati
perkembangan proyek secara cepat, akurat dan terbaru, sehingga
permasalahan yang mungkin timbul dapat segera ditanggapi agar
sasaran proyek dapat dicapai, untukitu perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :

a. Pengembangan format pelaporan yang jelas, lengkap


daninformative.
b. Pelaporan progress pekerjaan kepada Pemberi Tugas secara
cepat,akurat dan terbaru.
c. Melakukan implementasi system informasi pemantauan proyek
yang berbasis computer dan mampu memberikan peringatan
dini terhadap permasalahan penyelesaian pekerjaan
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 30
Untuk keperluan tersebut disampaikan suatu sistem yang memiliki
kemampuan dalam pengendalian proyek dari pelaksanaan hingga
pelaporan (reporting).

Tujuan penggunaan system ini adalah agar proses ketiga fase


tersebut dapat dilakukan secara terintegrasi. Dengan system
tersebut maka berbagai indikasi dan informasi penting yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dapat diakomodir dan
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi
manajemen.

Selain hal diatas juga akan dibuat suatu format dan prosedur
standar pelaporan proyek. Dimana dengan format dan prosedur
yang standar akan lebih meningkatkan afisiensi, efektifitas dan
optimasi sinergi kerja.

Berikut ini diuraikan lebih rinci langkah-langkah diatas :


 PemilihanPerangkatLunak

Paket perangkat lunak manajemen proyek Digunakan software


project management yang menggunakan teknologi computer
seperti : Client/ Server Technology, Windows GUI dan Operator
SQL StandardDabase.

 Project Management Software ini mempunyai fasilitas dan


kemampuan untuk Project Management, dibawah ini diuraikan
fasilitas dan kebutuhannya sebagai berikut :

1.General Features

Mampu mengelola data dalam jumlah yang besar dengan menggunakan


Standard SQL Database.

Menyediakan fleksibilitas yang tinggi untuk kastemisasi (adanya tools


untuk pengembangan/window programming, baik untuk database
programming maupun grafhical tools)

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 31
sehingga pengembangan akan dilakukan dengan mudah untuk memenuhi
kebutuhan proyek.

Easy to use (Windows GUI).

Scalable (dapat dikembangkan untuk jaringan computer yang lebih


besar).

Planning and Schedule.

Mengelola proyek menggunakan metode CPM dalam bentuk Procedure


Network.

Mampu menyampaiakan dengan 99 versi dari semua plan


untukperbandingan laporan

Time Analysis

Construct Network menggunakan fasilitas grafhical editor (Interactive


Barchart Editor).

Fasilitas agregasi untuk roll up data berdasarkan struktur yangdiinginkan.

Multivel Planning.

Kapabilitas untuk mengidetifikasikan project data struktur dari banyak


view seperti PBS, WBS dan OBS.

Bias mengidentifikasikan sampai 20 views

Menyediakan fleksibilitas yang tinggi untuk kastemisasi (adanya tools


untuk pengembangan/window programming, baik untuk database
programming maupun grafhical tools)

sehingga pengembangan akan dilakukan dengan mudah untuk memenuhi


kebutuhan proyek.

Easy to use (Windows GUI).

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 32
Scalable (dapat dikembangkan untuk jaringan computer yang lebih
besar).

Planning and Schedule.

Mengelola proyek menggunakan metode CPM dalam bentuk Procedure


Network.

Mampu menyampaiakan dengan 99 versi dari semua plan


untukperbandingan laporan

Time Analysis

Construct Network menggunakan fasilitas grafhical editor (Interactive


Barchart Editor).

Fasilitas agregasi untuk roll up data berdasarkan struktur yangdiinginkan.

Multivel Planning.

Kapabilitas untuk mengidetifikasikan project data struktur


dari banyak view seperti PBS, WBS dan OBS.
 Bias mengidentifikasikan sampai 20 views
2. Data Base

 Database yang bias digunakan akan open SQL Standard data


base sehingga memudahkan untuk mengikuti perkembangan
dimasa depan.

a. CustomizedApplication

 Sampai dengan saat ini tidak ada paket program yang


langsung dapat memenuhi seluruh kebutuhan dari
pemakainya, untuk itu perlu adanya penyesuaian-
penyesuaian dengan kebutuhan agar pemanfaatan system
dapat optimal. Penyesuaian yang dimaksud terdapat di dalam
penambahan modul-modul antara lain :
 Modul Pembobotan dengan tujuan untuk menentukan
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 33
project progress.
 Proses roll up progress/bobot
 Inspection yang mencakup data pembukaan kualitas
daripekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan.

 Report-report tambahan yaitu bentuk dari jenis report


yang disesuaikan dengan system yang sudah
dikembangkan di Bina Marga
B. PengendalianMutu

 Pengendalian mutu yang akan dilakukan oleh konsultan adalah meliputi


: material yang akan digunakan, pengolahan metode kerja, peralatan
yang digunakan dan hasil pekerjaan. Sebagai dasar pengendalian
mutu akan dipakai spesifikasi teknik yang adadan setiap material
yang akan digunakan harus dilakukan pengetasan dilaboratorium
terlebih dahulu. Apabila hasil test tidak memenuhi syarat, maka
contoh material tersebut akan ditolak dan harus diganti dengan
material lain yang memenuhi syarat. Demikian juga material yang
dikirim ke lapangan akan diperiksa secara berkala untuk memastikan
apakah material yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan contoh
yang ada, yaitu dengan melakukan pengujian-pengujian terhadap
material yang dikirim ke lapangan secara acak. Hasil pekerjaan yang
dilaksanakan kontraktor merupakan aspek penting yang akan
menjadi perhatian konsultan dalam melakukan pengawasan agar
mutu hasil pekerjaan benar-benar sesuai dengan persyaratan yang
ada dalam spesifikasi teknik

1. Request

 Pada setiap akan dimulainya suatu tahapan pekerjaan, kontraktor


harus mengajukan permohonan pelaksanaan pekerjaan (Request)
kepada konsultan.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 34
 Request merupakan dokumen permohonan suatu kegiatan yang
diajukan oleh kontraktor kepada konsultan pengawas untuk
diperiksa dan isetujui oleh Pemberi Tugas, kegiatan ini dilakukan
dengan tujuan :

a. Supaya setiap pekerjaan yang dilakukan kontraktor dapat


diawasi dandimonitor oleh konsultan pengawas.
b. Supaya hasil pekerjaan kontraktor dapat dipertanggung
jawabkan dengan tepat mutu dan kuantitas sesuai dengan
rencana.
c. Kontraktor harus bekerja mengikuti prosedur yang sudah
ditentukan sesuai dengan dokumen kontrak dan spesifikasi
teknik.
d. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.
2. PemeriksaanMaterial

 Sumber material (quarry) dan bahan mentah yang akan


digunakan pada pembangunan harus melalui tahap pengujian
awal.Dengan ditentukan quarry pada suatu lokasi tertentu
diharapkan dapat mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan,
efisien waktu dan biaya,mempermudah pemeriksaan material
harian atau periodic dan perkiraan volume material. Kegiatan ini
dicatat pada sebuah Formulir.

 Selain itu pengujian material dilakukan agar material yang


akandipergunakan dapat dipertanggung jawabkan factor
kekerasan, keawetan, kebersihan dan lain-lain sesuai syarat-
syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknik. Pengujian yang
dilakuakan di dokumentasikan pada sebuah formulir.

 Yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi quarry adalah :

a. Jumlah bahan mentah yang ada.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 35
b. Jarak lokasi dari permukiman sebaiknya cukup
jauh untuk menghindari polusi udara dan suara.
c. Jarak dengan base camp diusahakan sedekat mungkin.
d. Jalan akses atau jalan sementara menuju lokasi.
e. Ijin penambangan dan pemakaian bahan peledak.
f. Sosialisasi ijin penambangan.

Pengawasan awal yang dilakukan pada lokasi quarry meliputi


sebagai berikut :

a. Batuan atau agregat : pengetesan kekuatan/keausan.


b. Tanah : pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah
sehingga diketahui sifat-sifat tanahnya.
c. Air : harus bersih dari kotoranorganic/kandungan Lumpur,
larutan kimia yang membahayakan, dan lain-lain.
3. PengujianBahanOlahandan BahanJadi.

Pengujian ini dilakukan untuk mencapai keseragaman mutu hasil


pekerjaan, sehingga hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan
yang disyaratkan. Selain itu mengevisiensikan waktu pelaksanaan
pekerjaan dilapangan karena keslahan-kesalahan akibat mutu
bahan yang tidak sesuai dapat dihindari.
4. LaporanKetidaksesuaian.

Yang dimaksud dengan laporan ketidak sesuaian adalah laporan


yang dibuat oleh konsultan kepada pemberi tugas mengenai
ketidaksesuaian suatu jenis pekerjaan di lapangan baik mengenai
mutu bahan, hasil pekerjaan, prosedur pembuatan, volume
pekerjaan maupun penampilan hasil pekerjaan.

5. PemeriksaanMutuPelaksanaan

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 36
Pemeriksaan mutu pelaksanaan dilakukan setiap jenis pekerjaan
sesuai dengan prosedurnya masing-masing. Adapun prosedur
pemeriksaan mutu pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Minimal 24 jam sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor


harus mengajukan requaest untuk setiap jenis pekerjaan yang
akan dilakukan
b. Konsultan dan staff lapangan dari pemberi tugas akan
mengecek
c. kesiapan kontraktor mengenai kesiapan pelaksanaan untuk
masing- masing jenis pekerjaan.
d. Hasil evaluasi lapangan secepatnya direkomendasikan atau
ditolak untuk dilengkapi kembali.
e. Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan pekerjaan setelah
mendapat rekomendasi dari konsultan pengawas.

Dalam program pengendalian mutu, konsultan akan


melaksanakan hal- hal sebagai berikut :

a. Melakukan pengetesan material secara rutin dengan


test di laboratorium maupun di lapangan.
b. Melakukan pemeriksaan terhadap semua material
yang akan digunakandi lapangan.
c. Membuat prosedur standard test beserta frekwensi test.
d. Melakukan pengetesan pada setiap tahap pekerjaan.
e. Menyiapkan prosedur pengawasan yang harus diikuti dalam
setiap aktivitas pekerjaan di lapangan.
f. Membuat laporan harian yang berisi tentang kegiatan
pekerjaan, masalah-masalah yang timbul berikut
penyelesaiannya, lokasi pekerjaan, kondisi iklim, jumlah
personil, jenis dan jumlah alat serta perkiraan kuantitas yang
telah dikerjakan.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 37
C. PengendalianBiaya

Pengendalian biaya akan dilakukan oleh konsultan agar biaya


konstruksi yang ada tidak mengalami perubahan dan diusahakan
tetap sesuai dengan nilai kontrak yang ada. Untuk dapat
mengamankan harga kontrak perlu diambil langkah-langkah tertentu
yaitu dengan melakukan monitoring terhadap kuantitas pekerjaan
dan perubahan-perubahan pekerjaan yang terjadi yang tidak diduga
sebelumnya.

Langkah-langkah konsultan untuk pengendalian biaya konstruksi


adalah sebagai berikut :

 Monitoringdanmengevaluasikuantitaspekerjaan.

Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantity


adalahkuantitas prakiraan yang dapat berubah setiap saat. Oleh
karena ituperlu dilakukan monitoring dari waktu ke waktu untuk
mengetahui apakah kuantitas pekerjaan yang ada mencukupi atau
tidak. Selanjunya mengambil langkah-langkah tertentu bila terjadi
penambahan atau pengurangan kuantitas sehubungan dengan hal-
hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat mempengaruhi
nilai kontrak yangada. Monitoring kuantitas pekerjaan dilakukan
dengan mengakumulasikan kuantitas pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan dan sisa pekerjaan. Bila terdapat satu item pekerjaan
yang diperkirakan kurang maka untuk mencukupi akan diambilkan
dari kuantitas item pekerjaan lain yang diperkirakan lebih atau
berprioritas lebih rendah. Sehingga dengan demikian nilai kontrak
secara keseluruhan tetap dapat dipertahankan.

 MelakukanChangeOrder

Dalam hal ini perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan


baikkarena keadaan lapangan ataupun mempertahankan biaya

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 38
secara keseluruhan maka change order dapat dilakukan. Konsultan
atas masukan dari kontraktor akan menyempaiakan lebih dahulu
kepada Pemberi Tugas tentang adanya change order yang harus
dilakukan disertai sengan data pendukung, gambar detail,
prakiraan kuantitas, kebutuhan alat dan personil serta waktu yang
dibutuhkan. Pada rapat prakualifikasi cara perhitungan volume
pekerjaan harus disepakati bersama antara Pemberi Tugas,
konsultan pengawas dankotraktor. Ini dilakukan untuk menghindari
kesalahpahaman dalam menghitung kemajuan volume pekerjaan
kontraktor dan sebagai dasaruntuk pembayaran pekerjaan yang
akan ditagihkan melalui Monthly Certificate.

D. PengendalianKeselamatankerja

Keselamatan kerja akan dikendalikan hari demi hari dengan


memeriksa metode kerja yang akan dipakai dan memeriksa kondisi
kerja actual.Program pengamanan pelaksanaan pekerjaan harus
dilaksanakan untuk menjamin dipenuhinya peraturan standar
keamanan kerja. Prosedur standar untuk pekerjaan pemeliharaan
peralatan, pengoperasian peralatan, pemadam kebakaran, alat
komunikasi dan fasilitas pertolongan pertama harus dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan termasuk pengaturan lalu lintas dengan
pemberian tanda peringatan seperti tanda jalan, marka jalan,
penghalang, lampu penerangan dan petugas pengatur lalu lintas.

Program keselamatan kerja ini diterapkan untuk seluruh personil


proyek, semua lalu lintas yang melewati loksi proyek, masyarakat
sekitarnya dan pada seluruh tahapan pekerjaan.

Kelestarian lingkungan akan dijaga dengan mengendalikan


bangunan- bangunan, tanah dan puing-puing dengan mengevaluasi

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 39
peralatan dan mesinguna mengurangi kebisingan dan getaran-
getaran.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamat kerja


adalah sebagai berikut :

a. Adanya informasi kepada pemakai jalan tentang adanya pekerjaan


yang sedang berlangsung.
b. Pemasangan rambu-rambu peringatan dan rambu-rambu
pentunjuk sebelum memasuki lokasi pekerjaan.
c. Pemasangan concrete barrier, traffic cone dan rambu-rambu
petunjuk pada lokasi pekerjaan.
d. Pemasangan lampu peringatan (flashing light) yang dinyalakan
padamalam hari/pada saat turun hujan, untuk memberi peringatan
kepada pengguna jalan.
e. Adanya petugas yang bertugas sepanjang siang dan malam hari
yang dilengkapi dengan alat komunikasi untuk membantu kondisi
arus lalulintas.
f. Kemungkinan tidak melakukan kerja disiang hari bila terjadi
lonjakan arus lalu lintas pada hari sabtu, minggu dan hari libur
3. TAHAP SERAH TERIMA
A. SerahTerimaSementara

Serah terima sementara hasil pekerjaan atau lazim disebut


Provisional Hand Over/PHO adalah suatu kegiatan serah terima
sementara terhadap hasil pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh kontraktor kepada Pemberi Tugas yang diwakili
oleh suatu tim yang dibentuk oleh pihak Pemberi Tugas yang
disebut tim PHO. Maksud dilaksanakannya PHO adalah untuk
memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah selesai dikerjakan
kontraktor telah selesai seluruhnya sesuai dengan gambar rencana
dan kualitas yang ditentukan pada spesifikasi teknik. Beberapa hal

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 40
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PHO adalah sebagai
berikut :

 Adanya surat pemberitahuan dari kontraktor bahwa pekerjaan


telah mencapai progress 97 % dengan pekerjaan uatama telah
selesai 100 %
 Rekomendasi konsultan pengawas kepada Satker/Pejabat
Pembuat Komitmen atas surat pemberitahuan penyelesaian
pekerjaan kontraktor bahwa progress pekerjaan telah mencapai
97 %.
 Pembentukan panitia serah terima yang anggotanya ditunjuk
oleh Pemberi Tugas/Pengguna Jasa.
 Penyerahan jaminan pemeliharaan dari pihak kontraktor kepada
Pemberi Tugas.
 Seluruh data yang ada (data quality control, laporan harian,
laporan mingguan, laporan bulanan, dokumen sertifikat bulanan,
foto pelaksanaan, dan lain-lain) sudah harus terdokumentasi
dengan baik.
B. ProsedurPelaksanaanPHO
 Kontraktor menyampaikan permohonan PHO kepada
Satker/Pejabat Pembuat Komitmen bahwa pekerjaan telah
mencapai 97 % dengan tembusan konsultan pengawas.
 Berdasarkan surat kontraktor pada point 1 diatas, konsultan
bersama- sama dengan staf Satker/PPK mengadakan
pemeriksaan lapangan.
 Berdasarkan hasil pemeriksaan point b, konsultan memberikan
rekomendasi kepada Satker/PPK (menerima atau menolak).
 Jika direkomendasikan maka Satker/PPK menyampaikan kondisi
ini
 kepada Pengguna Jasa/Kuasa Anggaran untuk dilaksanakan
serah terima sementara hasil pekerjaan.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 41
 Tim panitia PHO yang telah dibentuk oleh Pengguna Jasa/Kuasa
Anggaran mengadakan kunjungan pertama (First Visit) untuk
mengadakan pemeriksaan ke lapangan.
 Jika dalam pemeriksaan lapangan ditemukan beberapa
kerusakan atau ketidak sempurnaan pekerjaan maka panitia
PHO akan mencatat di dalam suatu daftar yang disebut Daftar
Kerusakan/Ketidaksempurnaan (List of Defect and Deficiencies)
untuk dilaksanakan perbaikan.
 Selanjutnya panitia PHO memberikan waktu untuk perbaikan
atas kerusakan atau ketidak sempurnaan pekerjaan tersebut
diatas.
 Setelah kontraktor melaksanakan pekerjaan perbaikan dan
selesai, makamelalui surat pemberitahuan kontraktor, panitia
PHO mengadakan kunjungan lapangan yang ke dua kalinya
(Second Visit) untuk mengecek hasil pekerjaan perbaikan.
 Apabila hasil pekerjaan perbaikan dinyatakan diterima oleh
panitia PHO,maka sejak tanggal ditanda tanganinya Berita Acara
PHO tersebut mulai diberlakukan masa pemeliharaan.
4. PROGRAM KERJA PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. PekerjaanHotmix
 Sebelumnya dilakukan pengukuran dan pematokan untuk
menentukan titik lokasi pekerjaan, pengukuran menggunakan
meteran panjang 50 m, dengan cara menarik meteran sepanjang 50
m dan terus bersambung sampai ujung lokasi pekerjaan. Pematokan
menggunakan patok dari kayu dengan panjang 50 cm, patok
ditancapkan ke titik – titik lokasi dengan jarak antar titik 50 m, dan
ujung patok diberi tanda/dicat warna kuning.
 Papan nama proyek terbuat dari bahan kayu dan seng dengan
ukuran yang sudah ditentukan, papan nama bertuliskan nama dinas
pemberi pekerjaan, nama kegiatan proyek, nama pekerjaan proyek,
lokasi, nilai pekerjaan, waktu pelaksanaan pekerjaan dan nama

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 42
pelaksana pekerjaan. Papan nama proyek dipasang di sepanjang
lokasi proyek.
 Pemeriksaan laboratorium dan pengendalian mutu dilakukan untuk
mendapatkan material/bahan yang sesuai dengan spek yang akan
dikerjakan.
 Dokumentasi dan pelaporan selama pelaksanaan pekerjaan dibuat
untuk data pekerjaan sesuai dengan progress yang direncanakan.
Untuk pelaporan dibuat laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan, sedangkan untuk dokumentasi dibuat foto
pekerjaan 0%, 50% dan 100%.
1. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan Sebelum mulai pekerjaan
terlebih dahulu dilakukan pembersihan badan jalan dari sampah,
kotoran yang mengganggu pekerjaan termasuk material lain yang
tidak terpakai selama pekerjaan, dibersihkan atau dipindahkan dari
lokasi, jika ada lubang-lubang di permukaan bila perlu dilakukan
pengurugan dan penimbunan.
2. Pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat Kelas A, t = 10 cm. Lapis
pondasi kelas A didatangkan ke lapangan dengan menggunakan
kendaraan dump truk, diturunkan dan disebar ke beberapa titik
lokasi untuk memudahkan perataannya. Lapis pondasi kelas A
dihampar merata dan dipadatkan menggunakan stamper sehingga
mencapai ketinggian 10 cm. pemadatan dilakukan dari tepi jalan
menuju ke tengah jalan.
3. Pekerjaan Lapisan Prime Coat Lapis resap pengikat dilaksanakan
pada permukaan jalan yang ada atau bahu jalan yang ada. Sebelum
penyemprotan lapis resap pengikat, permukaan harus dibersihkan
memakai sikat mekanis atau compressor, jika peralatan belum
dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih dikerjakan
penyapuan tambahan secara manual dengan memakai sikat yang
kaku. Pembersihan dilakukan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang
akan disemprot. Tonjolan yang disebabkan oleh benda asing lainnya
disingkirkan dari permukaan dengan menggunakan penggaru baja.
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 43
Untuk pelaksanaan lapis resap pengikat permukaan yang telah
disapu harus rata dan rapat, dan dilaksanakan pada kondisi cuaca
yang bagus, tidak pada saat kondisi hujan. Penyemprotan prime
coat dikerjakan dengan alat aspal sprayer.
4. Pekerjaan Hot Mix HRS tebal = 3 cm Pekerjaan lapis hot mix
dengan tebal 3 cm dikerjakan dengan cara dihampar dan diratakan
dengan alat aspal finisher, dipadatkan dengan tandem roller, untuk
pemadatan terakhir dengan alat tire roller. Hot mix didatangkan dari
AMP (asphalt mixing plant) menggunakan dump truk, sebelumnya
sudah disiapkan di lapangan alat/peralatan aspal sprayer, aspal
finisher, tandem roller dan tire roller. Hot mix dari dump truck
dimasukkan ke dalam bucket aspal finisher, sehingga volume hot
mix cukup memenuhi bucket. Aspal finisher mulai menghamparkan
hot mix dengan setting ketebalan 3 cm, bergerak perlahan kedepan,
setelah volume hot mix dalam backet terhampar semua aspal
finisher berhenti. Hotmix yang sudah terhampar kemudian digilas
dengan tandem roller dengan arah bolak-balik atau maju-mundur
sebanyak 8 kali gilas. Pemadatan terakhir menggunakan tire roller
dengan arah bolak-balik atau maju-mundur sebanyak 5 kali gilas.
Diulang dengan cara yang sama untuk pemadatan berikutnya
sampai semua lokasi pekerjaan yang memakai lapis hot mix
tertutup.

B. Pekerjaan Paving Blok


Perkerasan paving block sering diaplikasikan pada area carport,
halaman rumah, lahan parkir berbagai jenis bangunan, openyard di
pelabuhan maupun area pergudangan, taman, jalan lingkungan, dan
pedestrian / trotoar.
Secara umum metode pelaksanaan perkerasan paving block dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Pertama dilakukan pemeriksaan kepadatan tanah dasar, baik
galian / timbunan, sebagai dasar perletakan lapisan pondasi.
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 44
b. Kemudian dilakukan pekerjaan lapis pondasi diatas tanah
dasar ( lapisan base dan sub base ).
c. Setelah itu pasang beton penyokong yang diikuti beton
pembatas dan tambahkan adukan beton pada bagian belakang
/ punggung beton pembatas tsb.
d. Pasang pasir alas dg ketebalan 5 - 6 cm, ratakan dengan jidar
kayu (Pasir alas adalah pasir dg ketebalan tertentu sebagai
alas perletakan paving block).
e. Pasang benang pembantu searah & tegak lurus / 45° terhadap
jalan / area kerja.
f. Pemasangan paving block dilakukan setelah penentuan arah
dan bentuk pola dengan menggunakan benang pembantu,
pemasangan paving blok dimulai dari satu arah.
g. Lakukan pemadatan dengan plat getar / stamper plate / vibro,
supaya terjadi penguncian akibat pengisian celah dari pasir
alas yang terdesak ke atas & pasir pengisi yang dipasang
bersamaan dengan vibro. 8.
h. Pasang pasir pengisi, ratakan dg sikat ijuk dan penggetar /
vibro secara bersamaan.
i. Pemasangan paving dilakukan secara diagonal dari pinggir,
setelah 3–4 baris dapat dilakukan simultan di beberapa
bagian.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 45
Filler / pengisi nat
Pengisian nat tidak penuh memungkinkan paving akan mudah
bergerak dan air lebih mudah masuk ke dalam sela-sela
paving sehingga mengakibatkan abu batu jenuh air. Jika abu
batu jenuh air akan membuat permukaan paving
bergelombang dan mudah bergerak / bergeser.
Sand bedding / abu batu / pasir di bawah paving
Ketebalan abu batu padat untuk alas paving di atas beton
tidak boleh lebih dari 3–5 cm. Abu batu padat adalah setelah
paving di atas abu batu dipadatkan, bukan karena abu batu
dipadatkan terlebih dahulu sebelum paving dipasang. Saat
paving dipasang abu batu digelar dengan ketebalan 4-6 cm,
dan akan menjadi 3–5 cm setelah paving dipadatkan.
Tujuannya agar tidak ada penurunan lagi setelah perkerasan
paving block menerima beban atau dilintasi kendaraan.
Sebagai kontraktor paving block yang telah berpengalaman
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 46
dalam mengerjakan proyek pemasangan paving block/paving
stone, kami akan membagikan beberapa tips cara pasang
paving block yang baik kepada anda semua. Hal ini
dikarenakan sering sekali kami mendapatkan pertanyaan dari
konsumen tentang “Bagaimana Cara Pemasangan Paving
Block yang Baik”.Berikut adalah 10 Langkah yang harus
dilakukan dalam pekerjaan pemasangan paving block :
Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan
yang hendak di Paving dalam keadaan benar-benar padat.
Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan menggunakan
mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan
yang telah dipasang paving block tidak amblas.
5. PROSEDUR PENGAWASAN
A. PemeriksaanGambar–GambarKerja

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor harus


mengadakan pengukuran ulang. Pengukuran ini dimaksudkan untuk
mengecek apakah elevasi-elevasi yang ada dalam gambar desain
masih sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.

Selanjutnya hasil pengukuran tersebut diadakan evaluasi, apabila


elevasi-elevasi kondisi eksisting masih dapat menyiapkan gambar
kerja untuk diperiksa oleh konsultan. Tetapi kalau hasil pengukuran
tersebut menunjukan adanya perbedaan yang sangat jauh maka
perlu diadakan review terhadap gambar desain.

 Perubahan gambar desain yang dibuat oleh kontraktor selanjutnya


diserahkan ke konsultan untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi
Tugas.

 Gambar-gambar kerja yang sudah mendapat persetujuan dari


Pemberi Tugas selanjutnya oleh kontraktor dapat digunakan sebagai
dasar untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 47
B. PemeriksaanMetodeKerjaKontraktor

 Pada saat kontraktor akan memulai pekerjan di lapangan maka


sebelumnya harus mengajukan request pekerjaan yang dilampiri
dengan gambar kerja (shop drawing) dan metode kerja untuk
diperiksa oleh konsultan.

Dari hasil pemeriksaan apabila konsultan menyatakan setuju, maka


akan direkomendasikan ke Pemberi Tugas untuk mendapat
persetujuan. Tetapikalau tidak, maka metode kerja tersebut harus
direvisi kembali olehkontraktor.

Dari metode kerja yang sudah mendapat persetujuan oleh Pemberi


Tugas selanjutnya oleh kontraktor dapat digunakan sebagai dasar
pelaksanaan pekerjaan.

C. PemeriksaanMutuBahan

Semua material yang akan digunakan harus diambil contohnya


untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium, material-material
tersebut adalah sebagai berikut :

a. Materialtanahuntukkeperluantimbunan
b. Material agregat kasar (split) dan agregat halus (pasir) untuk
keperluan
c. pekerjaan lapis pondasi agregat.
d. Material agregat kasar (split), agregat halus (pasir), semen,
cement additive, air, besi beton, untuk keperluan pembuatan
konstruksi beton.
e. Material join seanlant, marka jalan, besi tie bar, dowel untuk
keperluan pembuatan konstruksi perkerasan kaku.
f. Material kabel prestress (PC Strand), Bearing Pad, Thorma Joint
untuk konstruksi jembatan.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 48
g. Material agregat kasar, agregat halus, aspal cair, untuk bahan
campuran aspal panas.
h. Material agregat halus, semen untuk bahan mortar untuk
pekerjaan drainase.
i. Material lain-lain seperti : guard rail, kayu, batu belah, bata
merah,paving block, baja siku.

Semua hasil pemeriksaan laboratorium harus memenuhi


persyaratan yang tercantum dalam spesifikasi.

D. PemeriksaanPersiapanPekerjaan

Pada saat kontraktor akan melaksanakan pekerjaan di lapangan


dengan dasar gambar kerja dan metode kerja yang sudah disetujui
oleh PemberiTugas, persiapan pekerjaan di lapangan yang telah
dilakukan oleh kontraktor juga harus mendapat pemeriksaan oleh
konsultan yang ditandai dengan pengajuan request kerja oleh
kontraktor.

Pemeriksaan persiapan pekerjaan meliputi :

1. Jumlah dan jenis peralatan yang akan digunakan.


2. Jumlah tenaga kerja yang ada.
3. Jumlah material yang akan digunakan.
4. Hasil pengetesan terhadap bahan yang akan digunakan.
5. Sarana pendukung lainnya bila ada.

Apabila persiapan pelaksanaan pekerjaan telah dinyatakan setuju


oleh konsultan, maka selanjutnya pelaksanaan pekerjaan dapat
dimulai oleh kontraktor.

E. PengawasanPelaksanaanPekerjaan

Ada beberapa metoda dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan,


antara lain sebagai berikut :

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 49
a. Metoda Pekerjaan Tanah
b. Metoda Pekerjaan Base
c. Metoda Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
d. Metoda Pekerjaan Drainase
e. Metoda Pekerjaan Median Concrete Barrier
f. Metoda Pekerjaan Struktur
g. Metoda Pekerjan Konstruksi Beton
h. Metoda Pekerjaan lain-lain (marka, pagar, rambu dan lain-lain)
 Metoda Pekerjaan Tanah ( Galian dan Timbunan)

Tanah hasil galian yang memenuhi syarat akan dipakai sebagai


bahan/material timbunan yang lokasinya berbatsan/berdekatan
dengan daerah galian, untuk memperpendek jarak pengangkutan
material (menghemat waktu dan biaya). Pekerjaan dilaksanakan
dengan menggunakan alat berat, antara lain : Backhoe, Bulldozer,
Motor Grader,Tangki Air, Alat pemadat seperti Sheep’s Foot Roller
dan Vibra Roller.

Apabila volume seluruh galian tersebut minus, maka akan dicarikan


kekurangannya dari borrow area yang lokasinya diusahakan tidak
terlalu jauh dari lokasi pekerjaan timbunan.

Tanah galian yang harus dibuang diusahakan dapat ditempatkan


pada koridor proyek yang dikemudian hari tidak menyulitkan
rencana pengembangan jalan serta tidak merusak lingkungan

 MetodaPekerjanBase

Pekerjaan Base (lapis pondasi agregat) dilaksanakan secara manual


atau dengan menggunakan alat/mesin penebar (paver) diatas
lapisan subgrade yang telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi
semua persyaratan dalam spesifikasi serta sesuai dengan gambar
kerja. Lapis pondasi agregat dipadatkan dengan alat pemadat

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 50
Smooth Drum Roller,alat lain yang harus disediakan adalah Motor
Grader dan Tangki Air.

 MetodaPekerjaan PerkerasanKaku(RigidPavement)

Pekerjaan perkerasan kaku di lapangan dilaksanakan dengan


menggunakan mesin penghampar yang dilengkapi dengan alat
pengaduk, alat perata, alat penggetar dan alat pembuat alur
(grooving). Campuran beton dituangkan dari truck mixer dengan
posisi truck mixer berada diluar/disamping area pengecoran, atau
diatas wet lean concrete yangsudah cukup umur, untuk
mengeleminir atau memperkecil kerusakan wetlean concrete.
Campuran beton diuat/disiapkan di Batching Plant dengan
menggunakan mesin pencampur beton yang dilengkapi dengan
Control Panel untuk mengatur perbandingan proporsi campuran
sesuai dengan design mix yang telah disetujui untuk masing-masing
mutu beton, kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi
pengecoran.

 MetodaPekerjaandrainase

Untuk saluran terbuka (saluran samping) dikerjakan secara manual.


Adukan mortar dibuat dengan menggunakan portable mixer.
Campuranadukan dinuat sesuai dengan proporsi hasil percobaan
campuran yang telah disetujui.Untuk drainase bentuk gorong-
gorong beton bertulang, digunakan gorong-gorong jadi/siap pakai
yang dipabrikasi ditempat pembuatan yang telah ditinjau dan telah
disetujui. Untuk drainase bentuk kotak (box culvert), dikerjakan
dengan menggunakan campuran beton yang dibuat di batching
plant, diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran talang
untuk mempertahan kantinggi jatuh penumpahan campuran beton
agar campuran tidak mengalami segregasi.

 MetodaPekerjaanMedianConcreteBarrier
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 51
Pekerjaan concrete barrier dilaksanakan dengan cara konvensional,
yaitu dicor ditempat dengan menggunakan formwork plat besi atau
multiplex,atau dengan menggunakan mesin pencetak weirgent yang
dilengkapidengan mesin/alat penggetar terpasang (mounted
vibrator). Bahan beton diproduksi di batching plant yang telah
ditinjau dandisetujui

dan campuran beton dibuat secara maksimal dengan


mesinpencampur. Campuran beton diangku dengan truck mixer
kelokasipengecoran dan dituangkan langsung dari truck mixer.

 MetodaPekerjaanStruktur

Pondasi menggunakan tiang pancang beton prestressed, dibuat


secara fabrikasi.

 MetodaPekerjaanKonstruksiBeton

Pekerjaan konstruksi beton dilaksanakan secara manual


(pengecoran dilakukan dituangkan langsung dari truck mixer atau
melalui alat Bantu talang/untuk konstruksi yang rendah). Untuk
konstruksi yang agak tinggi yang tidak terjangkau oleh alat penuang
truck mixer atau talang, digunakan concrete pump.

1. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Galian dan Timbunan :


 Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan.
 Mengambil contoh tanah dari bahan timbunan, baik yang
diambil dari tanah galian ataupun yang diambil dari borrow
area, guna keperluan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui jenis dan karakteristik bahan.
 Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium, untuk
menentukan apakah material tersebut layak untuk digunakan
sebagai bahan timbunan, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam spesifikasi.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 52
 Memberikan rekomendasi terhadap hasil evaluasi pemeriksaan
laboratorium.
 Melaksanakan percobaan pemadatan untuk pekerjaan timbunan
dilapangan dengan ketebalan penghamparan gembur dan
jumlah lintasan masing-masing alat berat yang bervariasi,
dengan jumlah lapis tertentu.
 Melaksanakan pengujian kepadatan lapangan (Field Density
Test)untuk setiap lapis tanah yang telah selesai dikerjakan,
dengan menggunakan metoda Sand Cone (Sand Cone Method),
atau alat Nuclear Density (Troxler) yang telah dikorelasikan
terhadap metoda Sand Cone yang menghasilkan persamaan
regressi, untuk mendapat nilai kepadatan metoda Sand Cone.
 Mengevaluasi data hasil percobaan pemadatan untuk
mendapatkan ketebalan gembur dan jumlah lintasan dari tiap
alat pemadat yang dipakai, yang paling efisien guna
mendapatkan ketebalan yang sesuai dengan gambar
rencana/gambar kerja dan nilai kepadatan
 lapangan minimum seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi
terpenuhi.
 Memberikan rekomendasi terhadap hasil ecaluasi percobaan
pemadatan.
 Mengawasi pekerjaan timbunan agar pelaksanaannya sesuai/
tidak menyimpang dari hasil evaluasi percobaan pemadatan,
baik ketebalan penghamparan gemburnya, jumlah lintasan
masing-
 masing alat pemadat yang digunakan maupun kadar air bahan
pada waktu pemadatan.
 Memeriksa bahan timbunan yang akan dipakai, harus bersih
dari material yang tidak berguna (deleterious materials),
sampah (garbage), akar-akaran (roots).
 Selalu mengontrol kadar air tanah dari bahan timbunan sesaat
sebelum pekerjaan pemadatan dimulai, agar sicapai
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 53
kepadatanyang maksimum. Kadar air bahan timbunan pada
saat pelaksnaaan pemadatan adalah sam dengan kadar air
optmum bahan hasil
 percobaan pemadatan (compaction test) yang dilakukan
dilaboratorium, dengan batasan toleransi ± 2 %.
 Pelaksanaan pengujian kepadatan lapangan untuk setiap
lapisan yang telah selesai dipadatkan.
 Pemeliharaan setiap lapis tanah yang telah selesai dikerjakan
dengan menutupnya dengan terpal sebelum lapisan/pekerjaan
berikutnya dilaksanakan. Untuk menjaga kestabilan kadar air
tanah akibat air hujan dan panas terik sinar matahari langsung.
 Mengambil contoh tanah secara berkala untuk setiap volume
pemakaian tertentu untuk pemeriksaan laboratorium.
 Mengevaluasi arahan-arahan, saran-saran dan jalan keluar atas
permasalahan yang terjasi di lapangan yang diperlukan selama
pelaksanaan pekerjaan.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan


pekerjaan tanah adalah :

a. Unti kondisi tanah dasar yang buruk sejenis Miocene Clay


(pelapukan lempung), harus diganti dengan material yang lebih
baik.
b. Untuk jenis tanah lembek biasa, tanah dasar sampai dengan
kedalaman tertentu, tidak perlu diganti, tapi bias diperbaiki
dengan mencampur tanah tersebut dengan semen denga
perbandingan tertentu, tergantung kepada jenis tanah yang ada
melalui percobaan pencampuran dan pengujian contoh
campuran, atau dengan dicerucuk dolken berdiameter 10 cm –
15 cm dengan jarak 50 cm (pusat ke pusat).
c. Kalau pekerjaan timbunan dilakukan pada musim hujan,
dimana pekerjaan perbaikan tanah sulit dilaksanakan,

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 54
sedangkan waktu pelaksanaan terbatas, konstruksi perkerasan
kaku bias diganti dengan konstruksi Piled Slab (disarankan).
d. Untuk menanggulangi air tanah yang tinggi (pada daerah
galian),yang bisa mempengaruhi lapis permukaan badan jalan
dibawah konstruksi perkerasan kaku, apabila elevasi dasar
saluran sampingt erbatas, dibawah dasar saluran samping
dapat dibuatkan subdrainase pada kedalaman tertentu, untuk
menurunkan permukaan air tanah.
e. Kalau ada aliran air dibawah permukaan subgrade, bisa
dibuatkan subdrainase dibawah permukaan sub grade untuk
membuang/ mengalirkan air tersebut ke pembuangan
samping/dataran rendah disekitar lokasi, dengan catatan aman
terhadap dampak lingkungan.
f. Pada daerah galian yang cukup dalam, kemiringan lereng galian
harus dievaluasi kembali. Kalau tidak memenuhi persyaratan
stabilitas lereng, kemiringan lereng galian harus diperbaiki
dengan membuatnya lebih landai, atau kalau ROW tidak cukup,
harus dibuatkan slope protection.
g. Apabila ada mata air yang keluar dari samping (lereng galian),
harus dibuatkan tali air dari pasangan batu, untuk mengalirkan
air kesaluran samping (side ditch).
Apabilatempatkeluarnyaairagak
lebar,dibawahsumbermataairharusdibuatkansemacamslope
protection,minimalsepanjang/selebartempatkeluarnyaair,
airdibuang ke saluran samping, agar lereng galian terhindar
dari gerusan air.
h. Untuk memelihara hasil pekerjaan pemadatan yang telah baik
danuntuk mempertahankan kestabilan kadar air lapisan
permukaan,setiap lapisan yang telah selesai dikerjakan dan
kepadatannya telah memenuhi syarat, lapisan yang telah
selesai dipadatkan harus ditutup dengan terpal, sampai
pekerjaan lapisan berikutnya dikerjakan.
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 55
i. Untuk perlintasan alat berat, dump truck pengangkut material,
harus melalui jalan kerja tersendiri diluar/disamping badan
jalan, agar tidak merusak lapisan tanah timbunan/sub grade
yang telah selesai dipadatkan.
2. Program Kerja Pengawasn Pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat :
a. Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
b. Mengambil contoh material yang akan digunakan sebagai bahan
lapispondasi agregat untuk keperluan pemeriksaan
laboratorium.
c. Mengawasi dan memberi arahan dalam pembuatan
pencampuran/ pembuatan design mix lapis pondasi agregat.
d. Memberikan rekomendasi terhadap hasil design mix yang
diajukan.
e. Memeriksa kesiapan lahan yang akan dihampar (sub grade),
baik dalam segi kerataan maupun kemiringan permukaannya.
f. Pekerjaan dilaksanakan secara manual, dibantu dengan alat
Motor Grader untuk pembentukan kemiringan dan perataan
permukaan lapis pondasi agregat dan tangki air untuk
membantu mengatur kadar airpada waktu pelaksanaan
pemadatan.
g. Pemeriksaan pemadatan lapangan untuk setiap lapis pondasi
agregatyang telah selesai dikerjakan.
h. Perawatan/pemeliharaan lapis permukaan dengan cara ditutup
terpal, agar terhindar dari kerusakan akibat air hujan, sebelum
pekerjaan diatasnya dilaksanakan.
i. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium secara
berkala.
j. Memberikan araha-arahan dan jalan keluar atas permasalahan
yang terjadi di lapangan yang diperlukan; selama pelaksanaan
pekerjaan

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 56
3. Program Kerja Pengawasan Pengawasan Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement).
a. Memeriksa gambar kerja sebagai acuanpelaksanaan
pekerjaandilapangan.
b. Mengambil contoh agregat kasar dan halus, untuk pemeriksaan
awal dilaboratorium.
c. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksanaan laboratorium.
d. Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan laboratorium.
e. Mengawasi dan memberi arahan dalam pembuatan design mix.
f. Mengevaluasi design mix campuran beton yang diajukan oleh
kontraktor.
g. Mengawasi serta memberi arahan dalam pelaksanaan
percobaan campuran beton (trial mix) dengan proporsi yang
sesuai dengan design mix yang telah disetujui, termasuk
pembuatan benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton pada
umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
h. Mengawasi pelaksanaan pengujian kuat tekan benda uji beton
hasil trial mix.
i. Mengevaluasi data-data hasil pengujian kuat tekan benda uji
beton hasil trial mix.
j. Memberikan rekomendasi atas hasil trial mix yang diajukan.
k. Mengawasi pelaksanaan pembuatan campuran beton di
batching plantagar proporsi campuran senantiasa sesuai
dengan design mix yang telahdisetujui.
l. Memeriksa kesiapan lahan yang akan dicor serta peralatan yang
akan digunakan, termasuk personil yang terlibat dan alat-alat
Bantu lainnya yang diperlukan, pemasangan formwork,
dimensi, perkuatan formwork, pemasangan dowel & tie-bar dan
jarak pemasangannya.
m. Mengawasi dan memberi arahan pada waktu pelaksanaan
percobaan penghamparan di lapangan, baik diluar lahan
pekerjaan (percobanawal), maupun yang dilaksanakan didalam
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 57
lokasi pekerjaan (percobaan kedua/terakhir apabila percobaan
awal berhasil dan disetujui).
n. Memeriksa dan mengevaluasi hasil percobaan penghamparan
awal maupun percobaan penghamparan kedua/akhir.
o. Memberi rekomendasi atas hasil percobaan penghamparan
p. Mengawasi pelaksanaan pengecoran, sejak penumpahan
campuran beton, sampai dengan finishing (perataan
permukaan, pembuatan alur, pelaksanaan curing), termasuk
juga pengawasan cycle time dari truck mixer, slump dan
pembuatan benda uji balok beton (beam) dilapangan.
q. Mengawasi pelaksanaan pengujian kuat tekan benda uji beton
yangdibuat di lapangan.
r. Mengevaluasi data-data hasil pengujian kuat tekan benda uji
hasil pengecoran.
s. Senantiasa memberi arahan, saran-saran dan jalan keluar kalau
ada permasalahan di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan


pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement) adalah sebagai
berikut :

a. Truck mixer/alat berat, tidak boleh melewati perkerasan kaku


yangbelum cukup umur.
b. Pelaksanaan pemadatan campuran beton dengan alat vibrator
harusdilakukan secara merata dan benar.
c. Curing beton dengan menggunakan bahan Curing Compound,
harusdilakukan secra merata dengan takaran yang tepat sesuai
dengan petunjukpabrik pembuat.
d. Curing dengan menggunakan karung goni yang dibasahi
dengan air, harusdijaga, agar karung goni jangan sampai
sempat kering, terutama padasiang hari (hari panas terik).
e. Curing yang terbaik, apabila kondisi konstruksi memungkinkan,
dilakukandengan cara membuat bendungan dengan
Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.
Pendahuluan | 58
menggunakan tanah liat ditepi konstruksi, lalu dituangkan air
agar bagian permukaan konstruksi (yangberoperasi datar)
terendam dengan air.
4. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Concrete Barrier :
a. Memeriksa gambar kerja sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
b. Mengawasi pelaksanaan pemasangan formwork dan pembesian,
sesuaidengan gambar kerja yang telah disetujui, termasuk
pemeriksaan perkuatan formwork.
c. Memeriksa kesiapan lahan yang akan dikerjakan oleh
kontraktor, antara lain dimensi formwork, pembesian,
kelurusan formwork, peralatan yang digunakan termasuk
personil yang terlibat.
d. Mengawasi pelaksanaan pengecoran beton, cycle time truck
mixer, pengecekan slump dan pembuatan benda uji untuk
pemeriksaan kuattekan beton pada umur 7 hari dan 28 hari.
e. Mengawasi pelaksanaan pengujian kuat tekan benda uji beton
yangdibuat di lapangan.
f. Mengevaluasi data-data pengujian kuat tekan benda uji beton
hasil pengecoran.
g. Memberikan arahan-arahan, saran-saran dan jalan keluar atas
permasalahan yang terjadi si lapangan selama pelaksanaan
pekerjaan.
5. Program Kerja Pengawasan Pekerjaan Drainase

 a.Memeriksa gambar kerja yang telah disetujui dan di


tandatangani oleh semua pihak (kontraktor, konsultan dan
Pemberi Tugas), sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.

 b.Mengawasi dan memberi arahan dalam pembuatan percobaan


campuran mortar dengan variasi proporsi campuran.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 59
 c.Mengevaluasi design mix yang diajukan oleh kontraktor.

 d.Memberikan rekomendasi terhadap design mix mortar yang


diajukan.

 e.Mengawasi pembuatan pencampuran mortar agar senantiasa


sesuai dengan proporsi yang telah disetujui.

 f.Mengawasi pekerjaan pasangan batu sesuai dengan gambar


kerja,tebal pasangan, dimensi saluran, trase saluran, center
line salurandan elevasi dasar saluran.

 g.Mengambil contoh benda uji mortar secara berkala, untuk


keperluan pemeriksaan laboratorium (pengujian kuat tekan
mortar).

 h.Mengevaluasi data-data hasil pengujian kuat tekan mortar.

 i.Mengambil contoh material untuk diperiksa di laboratorium


secara berkala.

 j.Mengevaluasi data-data hasil pengujian laboratorium.

 k.Memberikan rekomendasi kepada kontraktor berdasarkan


hasil evaluasi dan hasil pengujian

6. Program Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Beton


a. Memeriksa Gambar Kerja yang sudah ditandatangani oleh
semua pihak (kontraktor, konsultan dan pemberi tugas).
b. Mengambil contoh material yang akan digunakan sebagai bahan
campuran beton untuk pemeriksaan laboratorium.
c. Mengevaluasi data-data hasil pemeriksaan laboratorium.
d. Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan laboratorium
e. Mengawasi dan memberi pengarahan pembuatan Cocrete Mix
f. Design untuk tiap-tiap jenis mutu beton yang akan dipakai.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 60
g. Mengevaluasi tanggapan/rekomendasi atas Cocrete Mix Design
yangdiajukan.
h. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pembuatan Trial
Mix campuran beton untuk masing-masing mutu beton dan
pembuatan kubus/silinder benda uji untuk pengujian kuat tekan
beton.
i. Mengawasi pengujian kuat tekan beton hasil benda uji hasil
Trial Mix, pada umur beton 7 hari, 14 hari, 28 hari.
j. Mengawasi produksi pembuatan campuran beton di Batching
Plant sesuai dengan kebutuhan mutu beton, mengikuti proposal
campuran hasil Trial Mix yang telah disetujui.
k. Memeriksa kesiapan lahan yang akan di cor, peralatan yang
akan dipakai, pesonil dan jumlahnya yang terlibat, pembersihan
lahankerja yang akan di cor.
l. Mengawasi pemasangan perancah (formwork), besi beton,
perkuatan formwork.
m. Memeriksa dimensi, jumlah besi beton, jarak pemasangan
besi beton, pemasangan batu tahu untuk selimut beton.
n. Mengawasi pelaksanaan pengecoran (cycle time tuck mixer,
penumpah campuran beton, pemakaian vibrator, curing dan
finishing).
o. Membuat contoh benda uji kubus/silinder beton di lapangan.
p. Mengawasi pengujian kuat tekan beton yang dibuat dilapangan,
padaumur beton 7 hari dan 28 hari.
q. Memberi arahan dan jalan keluar atas permasalahan yang
terjadi dilapangan selama pelaksanaan pekerjaan.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 61
BAB III

DATA DAN GAMBARAN PROYEK

3.1. DATA PROYEK

a. Deskripsi Pekerjaan

Nama Pekerjaan : Jasa Konsultansi Pengawasan


Pembangunan PSU Permukiman Wilayah
138
Sumber Dana : APBD PROVINSI BANTEN TA. 2022
Waktu Pelaksanaan : 2 Bulan Kalender

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 62
3.1.1. Pihak-pihak yang Terlibat

Pengguna : DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN


Anggaran KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI
BANTEN
Alamat : Jl. Syeh Nawawi Al-Bantani, KP3B Provinsi
Banten.
Konsultan : CV. CITRA NUSA KONSULINDO
Pengawas
Alamat : Perum. Graha Asri I Blok. 1-3 no.1 kel.
Serang, Kec. Serang, Kota Serang,Banten.
Direktur : SYAFE’I

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 63
BAB IV

KESIMPULAN, SARAN DAN LAMPIRAN

KESIMPULAN

Peran Pengguna Anggaran dalam hal tindakanpengawasan, dengan

cara melakukan penyesuaian lokasi atau lapangandengan

perencanaan serta mobilitas yang terdiri atas peralatan dan

materialdilokasi kegiatan serta adanya tindakan pengawasan dengan

melakukan uji lab, danopname pekerjaan yang dilakukan oleh

konsultan pengawas beserta pihak dinas yang mewakili,

dalammelaksanakan tugas dan fungsinya dalam tindakan

pengawasan proyek, adapun faktor pendukung dalam dalam proses

pengawasan yaitu anggaran biaya proyek dan sumber daya

manusiasedangkan faktor penghambat yaitu sarana dan prasarana,

biaya pengawasankurang, kurangnya personil pengawas lapangan

dan keterlambatanpenyelesaian proyek oleh kontraktor diakibatkan

pengaturan biaya/pendanaan dengan system dana silang.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 64
SARAN-SARAN

Surat menyurat agar lebih ditegaskan dan cepat ditanggapi oleh

semua pihak yang taerkait dalam penyelesaian pekerjaan.

Diperlukan adanya perbaikan dan peningkatan mutu sarana dan

prasarana pekerjaan umum yang sudah ada saat ini.

Agar dalam pengawasan lebih ditingkatkan lagi supaya target

penyelesaian proyek dapat berjalan dengan baik.

Sebelum diakukannya pekerjaan Kontruksi sebaiknya pihak Dinas

terkait terlebih dahulu melalukan Review terhadap produk

perencanaan agar tidak terjadi perubahan lokasi pada saat

dilakukan mutual check pekerjaan.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Berikut lampiran Mutual Check dan Back-up Volume serta lampiran-


lampiran yang lain dari pekerjaan pengawasan dilapangan yang telah
kami susun.

Pengawasan Pembangunan PSU Permukiman Lap.


Pendahuluan | 66

Anda mungkin juga menyukai